Anda di halaman 1dari 41

MODUL PPJFP

PENULISAN ILMIAH

PUSAT PEMBINAAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN


LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA
2019
Bentuk penerbitan tulisan ilmiah mencakup:
1. Buku ilmiah

2. Bunga rampai
3. Majalah/jurnal ilmiah
4. Prosiding

Struktur Penulisan Ilmiah


1. Struktur Tulisan Ilmiah
2. Strategi Penulisan Ilmiah

Etika Publikasi Ilmiah


1. Dalam melakukan penelitian, peneliti harus dapat memastikan bahwa
asal perolehan material atau sampel adalah legal, sesuai dengan standar
prosedur dan etika baik terhadap manusia dan hewan, teknik perolehan
data benar, dan data diinterpretasi secara obyektif.
2. Etika penulisan mewajibkan tulisan untuk belum pernah diterbitkan, bersifat
orisinal dan bebas dari fabrikasi, falsifikasi, plagiasi, duplikasi, fragmentasi/
salami dan pelanggaran hak cipta/isi, memasukkan pihak-pihak yang ber-
kontribusi sebagai penulis atau sebaliknya tidak memasukkan pihak-pihak
yang tidak berkontribusi dalam penelitian, serta memberikan urutan/
pengakuan pada penulis sesuai dengan kontribusi dan mencantumkan
afiliasi tempat bekerja.
3. Kredibilitas penerbit atau jurnal ilmiah perlu dicermati oleh penulis. Penerbit
yang disasar harus kredibel (terakreditasi untuk jurnal nasional, terindeks
untuk jurnal internasional). Penerbit juga harus bebas dari pelanggaran hak
cipta, penerbit predator, dan hijacked journal.

Strategi Publikasi di Jurnal Ilmiah


1. Memahami ruang lingkup, kualitas dan persyaratan jurnal ilmiah yang
disasar.
2. Memahami langkah-langkah teknis dalam mempersiapkan manuskrip KTI.
3. Memahami teknis dari proses mitra bestari.

Modul PPJFP Penulisan dan Publikasi ilmiah | 2


DAFTAR ISI, DAFTAR INFORMASI VISUAL, DAN DAFTAR LAMPIRAN

Pokok Bahasan 1: Konsep Penulisan Ilmiah .................................................... 4


1. Konsep Penulisan KTI ................................................................................. 4
2. Kriteria KTI yang Berkualitas dan Berintegritas ....................................... 6
Rangkuman ............................................................................................................. 7
Latihan ...................................................................................................................... 8
Pokok Bahasan 2: Jenis, Format dan Bentuk Tulisan Ilmiah ............................ 10
1. Jenis Tulisan Ilmiah .................................................................................... 10
2. Format Tulisan Ilmiah ...... ..... .....................................................................10
3. Bentuk Tulisan Ilmiah .................................................................................12
Rangkuman ........................................................................................................... 14
Latihan ........................................................................................................... 14
Pokok Bahasan 3: Struktur Penulisan Ilmiah ............................ .......................16
1. Struktur Tulisan Ilmiah ...........................................................................16
2. Strategi Penulisan Ilmiah ...........................................................................19
Rangkuman ............................................................................................................ 20
Latihan ............................................................................................................ 20
Pokok Bahasan 4: Etika Publikasi Ilmiah.............................................................. 22
1. Etika Penelitian ...................................................................................... 22
2. Etika Penulisan ...................................................................................... 23
3. Kredibilitas Penerbit .......................................................................... 24
Rangkuman ............................................................................................................ 25
Latihan ............................................................................................................ 26
Pokok Bahasan 5: Strategi Publikasi di Jurnal Ilmiah ......................................... 27
1. Ruang Lingkup Jurnal Ilmiah yang Disasar ......................................... 27
2. Memahami Kualitas dan Persyaratan Publikasi Jurnal yang Disasar ..
................................................................................................................................... 27
3. Proses Mitra Bestari: Single Blind, Double Blind dan Open Review ..
................................................................................................................................... 28
4. Melihat Proses Mitra Bestari dari Kacamata Editor dan Mitra Bestari ..
................................................................................................................................... 29
5. Mitra Bestari yang Obyektif dan Tanpa Konflik Kepentingan ............... 29
6. Menanggapi Hasil Ulasan Mitra Bestari ................................................... 30
Rangkuman ............................................................................................................ 30
Latihan ............................................................................................................ 31
Daftar Pustaka ................................................................................................. 32
Referensi Pengayaan ...................................................................................... 32

Modul PPJFP Penulisan dan Publikasi ilmiah |3


Konsep Penulisan Ilmiah

Indikator Keberhasilan:
Peserta mampu untuk:
1. Memahami konsep penulisan KTI dengan benar
2. Menjelaskan kriteria KTI yang berkualitas dan berintegritas dengan benar

KONSEP PENULISAN KTI


Perkembangan ilmu pengetahuan yang pesat selama satu abad terakhir baik di
bidang ilmu pengetahuan dasar, teknik, medis maupun sosial - menegaskan
pentingnya diseminasi hasil penelitian yang dituangkan dalam sebuah tulisan
ilmiah. Karya tulis ilmiah atau yang biasa disingkat sebagai KTI berperan sebagai
dokumentasi hasil penelitian, dimana hasil tersebut ke depannya akan dapat
(i) dikembangkan secara keilmuan oleh komunitas ilmiah, (ii) dimanfaatkan
untuk kesejahteraan masyarakat, dan/atau (iii) diterapkan sebagai bahan
rekomendasi bagi pembuat kebijakan (policy makers). Oleh karena itu, peran
para peneliti dalam menuliskan hasil penelitian mereka dalam tulisan ilmiah
memiliki manfaat yang luas.

Gambar 1. Jumlah publikasi KTI di majalah/jurnal ilmiah Nature dan


Science oleh peneliti dari negara Asia Pasifik di tahun 2015. Nature Index
(2016)

Modul PPJFP Penulisan dan Publikasi ilmiah | 4


Dalam arena perkembangan dunia ilmiah yang semakin pesat, kuantitas dan
kualitas KTI menjadi cerminan produktifitas dan daya saing peneliti, lembaga
bahkan bangsa. “Publish or Perish! (menulis atau tersingkir)” adalah sebuah
istilah dalam komunitas ilmiah yang menekankan pentingnya penulisan KTI
bagi kemajuan karir seorang peneliti. Saat ini, faktanya peneliti Indonesia perlu
lebih menggiatkan upayanya dalam menghasilkan publikasi ilmiah. Apalagi bila
mengingat tingginya kekayaan alam dan aspek sosial budaya Indonesia yang
layak diangkat sebagai topik penelitian. Nature Index 2016 yang merangkum
jumlah publikasi sepanjang tahun 2015 di dua majalah/jurnal ilmiah bergengsi
bagi komunitas ilmiah internasional yaitu Nature dan Science, tidak menempat-
kan Indonesia dalam 50 negara teratas. Di kawasan Asia-Pasifik, Indonesia
berada di ranking 16, diungguli oleh enam negara Asia Tenggara lainnya
(Gambar 1). Untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas publikasinya, peneliti
perlu mendalami dan menerapkan teknik-teknis penulisan KTI yang berkualitas
dan berintegritas.
Karya tulis ilmiah bukan hanya hasil akhir dari sebuah penelitian, tetapi juga
bagian dari rangkaian metode ilmiah (scientific methods) yang berkelanjutan.
Perka LIPI No. 4 Tahun 2012 mendefinikasikan KTI sebagai:

“tulisan hasil litbang dan/atau tinjauan, ulasan (review), kajian, dan pemikiran
sistematis yang dituangkan oleh perseorangan atau kelompok yang memenuhi
kaidah ilmiah.”

Dengan kata lain, KTI adalah inti dari kegiatan penelitian yang ditujukan
untuk menyebarluaskan hasil penelitian yang melibatkan hipotesis, data, dan
kesimpulan. Rangkaian metode ilmiah diawali dengan sebuah pengamatan
yang menimbulkan pertanyaan yang dapat berupa “apa”, “kenapa” atau
“bagaimana” akan suatu fenomena alam atau sosial di sekitar kita (Gambar 2).
Sebagai kajian ilmiah, tentu pertanyaan tersebut harus ditinjau dengan studi
literatur yang komprehensif untuk mengidentifikasi scientific gap yang ada
dan mendesain penelitian yang hasilnya akan membawa kebaharuan. Setiap
penelitian dibangun dengan hipotesis yang dituangkan ke dalam research
questions. Sehingga, proses pengumpulan data yang dilakukan akan menjawab
seluruh research questions guna memperoleh kesimpulan. Tidak ada kegagalan
dalam proses ilmiah, karena kesimpulan yang dihasilkan baik mendukung
hipotesis awal atau sebaliknya merupakan informasi baru yang perlu di-
sampaikan kecuali apabila terjadi kesalahan metodologi atau pendekatan
(approach). KTI yang telah dipublikasikan selanjutnya dapat dimanfaatkan
sebagai bahan kajian literatur oleh penelitian-penelitian berikutnya, baik yang
dilakukan oleh peneliti itu sendiri maupun peneliti lainnya.

Modul PPJFP Penulisan dan Publikasi ilmiah |5


Gambar 2. Penulisan KTI sebagai bagian dari rangkaian metode ilmiah (scientific method).

Apa yang membedakan tulisan ilmiah dengan tulisan lainnya? Yang


membedakan KTI dengan tulisan lainnya adalah adanya proses mitra
bestari (peer review) yang harus dilalui setiap manuskrip KTI sebelum layak di-
terbitkan di penerbitan ilmiah. Sehingga, fungsi dari penerbitan ilmiah adalah
untuk “meregistrasi kegiatan kecendekiaan, mensertifikasi hasil kegiatan yang
memenuhi persyaratan ilmiah minimum, mendiseminasikannya secara meluas
kepada khalayak ramai, dan mengarsipkan semua temuan hasil kegiatan
kecendekiaan ilmuwan dan pandit yang dimuatnya” (Lukman, 2016).

KRITERIA KTI YANG BERKUALITAS DAN BERINTEGRITAS


Lalu, apa kriteria tulisan yang sesuai dengan kaidah ilmiah sehingga dapat
memenuhi persyaratan proses mitra bestari? Dari segi substansi, Perka LIPI
No. 4 Tahun 2012 menguraikan kaidah penulisan KTI yang benar yaitu memiliki
sifat-sifat sebagai berikut:
Logis, berarti kerunutan penjelasan dari data dan informasi yang
masuk ke dalam logika pemikiran kebenaran ilmu.
Obyektif, berarti data dan informasi sesuai dengan fakta sebenarnya.
Sistematis, berarti sumber data dan informasi yang diperoleh dari
hasil kajian dengan mengikuti urutan pola pikir yang sistematis atau
litbang yang konsisten/berkelanjutan.
Andal, berarti data dan informasi yang telah teruji dan sahih serta
masih memungkinkan untuk terus dikaji ulang.

Modul PPJFP Penulisan dan Publikasi ilmiah | 6


Desain, berarti terencanakan dan memiliki rancangan.
Akumulatif, berarti kumpulan dari berbagai sumber yang diakui
kebenaran dan keberadaannya serta memberikan kontribusi bagi
khasanah iptek yang sedang berkembang.

Kualitas data hasil penelitian sebagai intisari dari sebuah KTI menjadi faktor
krusial dalam proses mitra bestari. Seluruh data penelitian yang disajikan harus
bersifat valid dan reliable. Atau dalam istilah teknisnya, memiliki tingkat akurasi
(validitas) dan presisi (reliabilitas) yang tinggi. Akurasi adalah tingkat kedekatan
pengukuran terhadap nilai sebenarnya, sedangkan presisi adalah sejauh mana
pengulangan pengukuran dalam kondisi yang tidak berubah mendapatkan
hasil yang sama (Gambar 3). Salah satu implikasi penting dari sebuah KTI
adalah penelitian yang telah dilakukan dapat diulang kembali oleh peneliti lain
agar topik penelitian tersebut dapat terus berkembang. Oleh karena itu, data
dengan akurasi dan presisi yang tinggi yang didapatkan melalui metodologi
penelitian yang benar akan memudahkan peneliti lain untuk menghasilkan data
yang sama atau mendekati sama.

Akurasi Tinggi Akurasi Rendah Akurasi Tinggi Akurasi Rendah


Presisi Tinggi Presisi Tinggi Presisi Rendah Presisi Rendah

Gambar 3. Ilustrasi tingkat akurasi dan presisi dari data penelitian. Data dengan
akurasi dan presisi yang tinggi adalah standar ideal dari sebuah hasil penelitian.
Sebagai bentuk diseminasi hasil penelitian, KTI yang berkualitas juga memiliki
tingkat keterbacaan yang tinggi. Sebuah KTI yang ditulis dengan cermat akan
mudah dipahami oleh pembacanya, baik oleh peneliti dengan latar belakang
kepakaran yang sama, peneliti dengan latar belakang kepakaran yang berbeda,
maupun masyarakat awam yang tertarik dengan ide yang dimunculkan di dalam
tulisan tersebut. Tingkat keterbacaan yang tinggi dapat tercapai apabila tulisan
tersebut memiliki struktur penyampaian ide yang runut, pemilihan kata (diksi)
yang mudah dipahami serta ketatabahasaan yang benar. Misalnya, salah satu
strategi untuk menyampaikan ide dengan runut dalam sebuah tulisan adalah
dengan membuat kerangka penulisan (outline) yang kemudian dikembangkan
dalam paragraf-paragraf yang memiliki kalimat topik yang mewadahi bahasan
paragraf tersebut. Pemilihan diksi yang bersifat teknis atau biasa dikenal
dengan jargon seringkali tidak dapat dihindari dalam beberapa jenis tulisan.
Oleh karena itu, layaknya singkatan yang digunakan dalam tulisan, kata-kata
teknis pun perlu dijelaskan di bagian awal sebelum dapat digunakan secara

Modul PPJFP Penulisan dan Publikasi ilmiah |7


luas dalam sebuah tulisan ilmiah. Dan dalam hal ketatabahasaan, peneliti harus
menguasai kaidah ketatabahasaan yang berlaku, baik dalam Bahasa Indonesia
untuk penulisan di jurnal nasional terakreditasi maupun Bahasa Inggris untuk
bagian Abstrak selain untuk penerbitan di jurnal internasional terindeks. Dengan
menulis KTI yang memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi, seorang peneliti
dapat menyampaikan hasil penelitiannya kepada komunitas yang lebih luas,
dan hasil penelitiannya dapat dijadikan sebagai acuan bagi karya-karya tulis
ilmiah lainnya. Di dalam dunia penelitian, KTI yang memiliki sitasi tinggi dan di-
publikasikan dalam jurnal ilmiah nasional terakreditasi atau jurnal internasional
terindeks yang ber-impact factor tinggi merupakan salah satu indikator kinerja
dan prestise bagi para penulisnya.
Pada akhirnya, sebuah KTI yang baik tidak hanya unggul dalam segi kualitas,
tetapi juga memenuhi standar KTI yang berintegritas. Setiap karya tulis ilmiah
harus memenuhi kaidah etika penulisan ilmiah, mulai dari tahap penelitian
(misalnya, karya yang dihasilkan menggunakan sampel yang didapatkan secara
legal, interpretasi data berdasarkan hasil yang diperoleh tanpa dipilah-pilah
sesuai keinginan peneliti untuk mendukung suatu kesimpulan, dsb.) sampai
tahap penulisan manuskrip (tidak mengandung plagiarisme, dsb.) maupun
aspek kredibilitas pihak penerbit (jurnal yang disasar adalah jurnal yang
tepercaya, dsb.). Mengingat luasnya dan pentingnya pembahasan ini, etika
penulisan ilmiah menjadi pokok bahasan modul terpisah dalam diklat ini.

Modul PPJFP Penulisan dan Publikasi ilmiah | 8


RANGKUMAN
Karya tulis ilmiah (KTI) berperan sebagai dokumentasi hasil penelitian,
dimana hasil tersebut akan dapat (i) dikembangkan oleh komunitas ilmiah, (ii)
dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat, dan/atau (iii) diterapkan
sebagai bahan rekomendasi kebijakan. Dalam konteks perkembangan dunia
ilmiah yang semakin pesat, kuantitas dan kualitas KTI menjadi cerminan
produktifitas dan daya saing peneliti, lembaga bahkan bangsa.
Karya tulis ilmiah bukan hanya hasil akhir dari sebuah kegiatan penelitian,
tetapi juga bagian dari rangkaian metode ilmiah (scientific methods) yang ber-
kelanjutan yang meliputi hipotesis, data dan kesimpulan. Yang membedakan
KTI dengan tulisan lainnya adalah adanya proses mitra bestari (peer review)
yang harus dilalui setiap manuskrip KTI sebelum layak diterbitkan di jurnal atau
penerbitan ilmiah.
Dari segi substansi, KTI yang baik memiliki kriteria logis, obyektif, sistematis,
andal, desain dan akumulatif. Sebagai intisari dari setiap KTI, data yang
memiliki tingkat akurasi dan presisi yang tinggi menjadi aspek penting dalam
proses publikasi ilmiah dan perkembangan ilmu pengetahuan. Suatu KTI harus
memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi yang dapat tercapai dengan struktur
penyampaian ide yang runut, pemakaian diksi yang mudah dipahami, serta
ketatabahasaan yang sesuai kaidah.
KTI yang baik tidak hanya unggul dalam kualitas, tetapi juga memenuhi
kaidah etika penulisan ilmiah. Hal ini meliputi tahap penelitian, penulisan
manuskrip, dan kredibilitas pihak penerbit.

Modul PPJFP Penulisan dan Publikasi ilmiah |9


LATIHAN
1. Jelaskan manfaat dari tulisan ilmiah yang telah dipublikasikan.
2. Jelaskan secara terperinci pengertian penulisan ilmiah menurut anda.
3. Sebutkan dan jelaskan kriteria tulisan ilmiah yang baik.
4. Buatlah contoh kerangka penulisan (outline) ilmiah. Topik dapat disesuaikan
dengan bidang penelitian anda.

Modul PPJFP Penulisan dan Publikasi ilmiah | 10


KUNCI JAWABAN

Modul PPJFP Penulisan dan Publikasi ilmiah |11


Jenis, Format dan Bentuk Tulisan Ilmiah

Indikator Keberhasilan:
Peserta mampu:
1. Membedakan jenis, format dan bentuk tulisan ilmiah dengan tepat.
2. Memilih jenis, format dan bentuk tulisan ilmiah yang sesuai dengan hasil
penelitiannya.
3. Menulis karya tulis ilmiah sesuai dengan jenis, format dan bentuk tulisan
ilmiah yang telah dipilih

JENIS TULISAN ILMIAH


Tujuan dari setiap KTI adalah untuk memberikan kontribusi ilmiah yang baru
dalam bidang keilmuannya. Kontribusi tersebut dapat berupa pelaporan:
a. Hasil litbang, yang mengikuti kaidah metode ilmiah dengan uraian
mengenai metodologi, hasil dan kesimpulan.
b. Tinjauan, ulasan (review), kajian, dan pemikiran sistematis. KTI
dalam bentuk ini perlu memiliki pendekatan kajian yang obyektif dan
sistematis serta studi literatur yang komprehensif. Sehingga, karya
tulis ilmiah tersebut selain dapat memberikan informasi yang bersifat
rangkuman dari hasil-hasil penelitan yang ada, juga dapat menarik
sebuah benang merah mengenai arah kemajuan di bidang keilmuan
tersebut seperti pengetahuan yang belum dan perlu dipahami ke
depannya.

FORMAT TULISAN ILMIAH


Karya tulis ilmiah juga dapat dipublikasikan dalam berbagai macam jenis
penulisan misalnya dalam format artikel ilmiah maupun kajian kebijakan (policy
review). Pada prinsipnya, format penulisan ilmiah dapat berkembang seiring
dengan perkembangan masa dan menyesuaikan dengan kebutuhan agar dapat
membawa kebaruan bagi bidang keilmuan.

Artikel Ilmiah
Artikel ilmiah dengan format yang seringkali disebut makalah lengkap adalah
tulisan ilmiah yang disusun berdasarkan analisis dan sintesis data hasil litbang
dan/atau tinjauan, ulasan (review), kajian, dan pemikiran sistematis yang belum
pernah ditulis dan dipublikasikan oleh orang lain serta topik yang dibahas beru-
pa topik baru yang menambah informasi baru dan/atau memperkuat temuan/
topik sebelumnya. Pada umumnya, artikel ilmiah memiliki sistematika sebagai
berikut: judul, nama dan alamat penulis, abstrak dan kata kunci, pendahuluan,

Modul PPJFP Penulisan dan Publikasi ilmiah | 12


metode, hasil dan pembahasan, kesimpulan, saran (opsional), ucapan terima
kasih, dan daftar acuan.
Beberapa majalah/jurnal ilmiah mengadopsi alur yang sedikit berbeda dan
lebih ringkas, yang seringkali disebut sebagai komunikasi pendek. Majalah/
jurnal ilmiah tersebut, seperti misalnya Kyoto Review of Southeast Asia, Nature
dan Science, memuat informasi penting dan memiliki nilai ilmiah tinggi serta
perlu segera diketahui oleh dunia litbang, yang dapat berupa laporan awal
yang ringkas dan independen serta berkontribusi secara signifikan dan relevan
untuk dipublikasikan, atau tulisan sederhana tetapi lengkap dengan maksud
untuk menjelaskan hasil dari investigasi suatu masalah atau penjelasan
mengenai model/hipotesis baru, inovasi metode, teknik, atau peralatan. Majalah/
jurnal ilmiah jenis ini memiliki sistematika yang hampir sama dengan makalah
lengkap namun formatnya dapat tidak mencantumkan kata-kata “Pendahuluan”,
“Hasil”, dsb secara eksplisit, melainkan terkadang menggunakan topik bahasan
sebagai sub-heading, dan menaruh bagian metode di akhir sebagai sisipan.
Dalam majalah/jurnal ilmiah di bidang medis juga terdapat artikel ilmiah
yang dikenal dengan studi Clinical Case, yang isinya memaparkan detail
mengenai kondisi seorang pasien dimana kasus medis tersebut memberikan
pengetahuan baru yang signifikan. Studi tersebut umumnya mendiskusikan
kondisi, gejala, diagnosis dan pengobatan akan suatu penyakit. Tulisan ilmiah
dalam format clinical case dianggap sepadan dengan artikel ilmiah dan umum-
nya ditulis oleh peneliti atau praktisi medis yang sudah sangat berpengalaman.

Gambar 4. Daftar isi sebuah edisi majalah ilmiah yang memuat beberapa
artikel Comment dengan sebuah artikel Reply to Comment.

Modul PPJFP Penulisan dan Publikasi ilmiah |13


Artikel ilmiah yang telah dipublikasikan dalam perkembangannya dapat
mendapat pengembangan dengan artikel lainnya yang berformat Correction,
Comment dan Reply to Comments yang melibatkan argumentasi secara ilmiah.
Correction ditulis oleh peneliti yang sama untuk mengkoreksi bagian dari
tulisan ilmiah yang telah dipublikasikan. Artikel correction dapat memiliki format
yang ringkas ataupun komrehensif yang dapat mengandung kontribusi ilmiah
tersendiri di dalamnya. Artikel ilmiah yang telah dipublikasikan dapat ditanggapi
oleh peneliti lain dengan artikel berformat comment untuk mengungkapkan
kesangsian atas KTI yang telah dipublikasikan tersebut, baik dari aspek metode,
hasil maupun kesimpulan yang dibentuk. Artikel berbentuk comment kemudian
perlu dijawab oleh penulis awal dengan artikel berformat reply to comment
untuk menjawab kesangsian yang diungkapkan berdasarkan argumentasi ilmiah.
Seringkali artikel berformat comment dan reply to comment disatukan dalam
satu edisi (Gambar 1).

Kajian Kebijakan (Policy Brief)


Kajian kebijakan adalah tulisan yang dibuat atas respon terhadap suatu kebijakan
yang dikeluarkan oleh suatu instansi pemerintah maupun non-pemerintah
dengan tujuan untuk memberikan informasi dan pandangan lain bagi pengambil
kebijakan dan pihak-pihak yang terkait atas kebijakan yang dibuat serta bagi
masyarakat umum.
Kajian kebijakan merupakan dokumen yang berdiri sendiri, memfokuskan
pada satu topik dan tidak lebih dari 2-4 halaman (atau berisi sekitar 1500
kata). Sistematika dari kajian kebijakan adalah sebagai berikut: Ringkasan
eksekutif (Executive Summary), Pendahuluan (Introduction), Pendekatan dan Hasil
(Approaches and Results), Kesimpulan (Conclusion), Implikasi dan Rekomendasi
(Implications and Recommendations).
Dalam penulisannya, kajian kebijakan sebaiknya mempertimbangkan hal-
hal sebagai berikut:
• Untuk siapa kajian kebijakan dibuat? Seberapa dalam pemahaman pembaca
akan topik yang ditulis? Seberapa terbuka pembaca akan pesan yang akan
disampaikan?
• Penulis juga harus mempertimbangkan bagaimana cara untuk menyentuh
pembaca, dengan memperhatikan pertanyaan yang perlu dijawab, topik
yang menjadi ketertarikan (interests) dan perhatian (concerns) pembaca,
serta pendekatan segmen yang spesifik.
• Menggunakan kekuatan persuasi, dengan mendeskripsikan urgensi dari
situasi yang ada serta memperhatikan nilai atau keuntungan yang akan
ditawarkan untuk pembaca.
• Dalam hal pemilihan konten atau isi, sebaiknya memilih satu fokus yang
spesifik dengan mendefinisikan tujuan, mengidentifikasi poin utama untuk
mendukung tujuan dan menyaring poin-poin agar hanya menampung
informasi yang esensial.

Modul PPJFP Penulisan dan Publikasi ilmiah | 14


BENTUK TULISAN ILMIAH
Karya tulis ilmiah dapat dipublikasikan dalam berbagai bentuk penerbitan
ilmiah, yang meliputi:

Buku Ilmiah
Buku ilmiah berisi pembahasan mendalam tentang masalah kekinian suatu
keilmuan dengan merangkum hasil-hasil penelitian yang terbaru dengan
menekankan pada aspek teori, panduan penjelasan filosofis atas suatu langkah
panduan atau suatu bentuk kajian yang dicetak dalam format buku serta
susunan dalam bagian per bagian atau bab per bab yang dibuat secara
berkesinambungan dan bertautan.
Sistematika buku ilmiah memiliki
unsur-unsur sebagai berikut: Sampul &
nama penulis, karya cipta, pengantar, daftar
isi, pendahuluan, batang tubuh, ucapan
penghargaan (opsional), indeks, glosarium
(opsional), daftar acuan/bibliografi, dan
lampiran (opsional).
Buku ilmiah harus memenuhi be-
berapa persyaratan, yaitu: diterbitkan oleh
Scientific Publishing House (SPH), memiliki
International Standard Book Number (ISBN),
telah melewati proses editorial yang
mencakup pemeriksaan kebenaran
keilmuan dan tata bahasa, dan berisi
paling sedikit 49 halaman.

Bunga Rampai
Bunga rampai adalah kumpulan tulisan
ilmiah dengan satu topik permasalahan
dengan pendekatan dari beberapa aspek/
sudut pandang keilmuan. Masing-masing
bab dapat berdiri sendiri dengan susunan
tulisan ilmiah lengkap dan ada benang
merah yang mengkaitkan keseluruhan
bab. Tulisan ilmiah yang dikeluarkan
dalam bentuk bunga rampai mempunyai
makna yang mandiri dan jelas. Sistematika
bunga rangkai memiliki unsur-unsur yang
sama dengan buku ilmiah, tetapi memiliki
perbedaan dalam hal prakata/prolog yang
mengantarkan keseluruhan isi dan dalam
hal penutup/epilog yang merupakan
analisis atas keseluruhan isi.

Modul PPJFP Penulisan dan Publikasi ilmiah |15


Dengan format tersebut, nama penulis menyertai judul bab (Gambar 2) dan
nama editor dicantumkan dalam sampul bunga rampai. 
Bunga rampai harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu: diterbitkan
oleh SPH, memiliki ISBN, dan melewati proses editorial yang mencakup
pemeriksaan kebenaran keilmuan dan tata bahasa.

Jurnal/Majalah Ilmiah
Jurnal/majalah ilmiah adalah publikasi yang memuat tulisan ilmiah yang secara
nyata mengandung data dan informasi yang memajukan iptek dan ditulis sesuai
dengan kaidah-kaidah penulisan ilmiah serta diterbitkan secara berkala.
Jurnal/majalah ilmiah harus
memenuhi beberapa persyaratan
yaitu: memiliki International Standard
Serial Number (ISSN), memiliki mitra
bestari paling sedikit empat orang, di-
terbitkan secara teratur paling sedikit
dua kali per tahun (kecuali yang me-
miliki cakupan keilmuan spesialisasi),
menerbitkan minimal 300 eksemplar
bagi majalah ilmiah non-elektronik,
dan memuat artikel utama tiap kali
terbit minimal 5 artikel.

Prosiding
Prosiding adalah kumpulan tulisan ilmiah yang diterbitkan sebagai hasil suatu
pertemuan ilmiah. Prosiding harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu:
mencantumkan tema dan institusi pelaksana seminar, memiliki paling sedikit
dua orang editor, telah melalui proses editing, dan memiliki ISSN (untuk seminar
berkala) dan ISBN (untuk seminar tidak berkala) kecuali seminar internasional.

RANGKUMAN
Setiap karya tulis ilmiah bertujuan untuk memberikan kontribusi ilmiah yang
baru dalam bidang keilmuannya dalam bentuk pelaporan hasil litbang atau
tinjauan, ulasan (review), kajian, dan pemikiran sistematis.
Berdasarkan formatnya, tulisan ilmiah dapat dituangkan sebagai artikel
ilmiah (yang dapat memiliki format makalah lengkap, komunikasi pendek, clinical
case atau pengembangan dalam bentuk correction, comment, reply to comment)
dan kajian kebijakan. Pada prinsipnya, format penulisan ilmiah dapat berkembang
dengan waktu dan kebutuhan bidang keilmuan agar dapat memberikan
informasi ilmiah yang memiliki kebaharuan.
Tulisan ilmiah dapat dipublikasikan dalam berbagai bentuk yang dapat
dipilih berdasarkan hasil penelitian dan kedalaman topik yang diinginkan oleh
seorang peneliti. Pada prinsipnya, terdapat empat bentuk tulisan ilmiah, yaitu
buku ilmiah, bunga rampai, majalah/jurnal ilmiah, dan prosiding.

Modul PPJFP Penulisan dan Publikasi ilmiah | 16


LATIHAN
1. Jelaskan tujuan dan jenis-jenis tulisan ilmiah.
2. Sebutkan format-format tulisan ilmiah beserta pengembangannya yang
saat ini dikenal.
3. Sebutkan perbedaan mendasar dari buku ilmiah dengan bunga rampai,
serta majalah/jurnal ilmiah dengan prosiding.
4. Jelaskan beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam penulisan kajian
kebijakan (policy brief).
5. Pilih jenis, format dan bentuk tulisan ilmiah yang sesuai dengan hasil
penelitian anda dan jelaskan pilihan tersebut.

Modul PPJFP Penulisan dan Publikasi ilmiah |17


KUNCI JAWABAN

Modul PPJFP Penulisan dan Publikasi ilmiah | 18


Struktur Penulisan Ilmiah

Indikator Keberhasilan:
Peserta mampu:
Mengaplikasikan struktur dan strategi penulisan ilmiah dengan benar

STRUKTUR TULISAN ILMIAH


Format penulisan ilmiah secara umum mencakup Pendahuluan (Introduction),
Bahan dan Metode (Materials and Method), Hasil dan Pembahasan (Results dan
Discussion) dan Kesimpulan (Conclusion), dengan spesifikasi tertentu yang dapat
dipersyaratkan oleh penerbit yang disasar. Sistematika KTI secara lengkap pada
umumnya adalah sebagai berikut. Namun, beberapa tulisan ilmiah terutama di
bidang ilmu sosial dapat memiliki penulisan dengan sistematika yang berbeda
dengan menjaga runut penyampaian yang logis.

Judul (Title)
Sebagai hal yang pertama kali dibaca oleh pembaca, judul artikel harus menarik
minat para pembaca dengan memberikan gambaran yang ringkas dan informatif
mengenai isi artikel yang sesungguhnya. Judul tidak perlu diawali dengan kata
penelitian, analisis, studi, dll, dan sebaiknya menghindari pemilihan judul yang
terlalu umum. Abstrak di bidang ilmu eksakta sebaiknya mampu menjelaskan
mengenai apa, kapan, dan tergolong spesies/grup apa (jika relevan) mengenai
penelitian yang dilakukan (Carraway, 2009). Bidang ilmu tertentu dapat memiliki
judul yang berseri bila penelitian yang dilakukan merupakan sebuah rangkaian.
Dan, penulis perlu menyesuaikan panjang judul dengan aturan penerbit yang
disasar.

Abstrak dan Kata Kunci (Abstract and Keywords)


Abstrak merupakan ringkasan dari tulisan ilmiah (umumnya satu paragraf berisi
150-250 kata) yang mencerminkan garis besar tulisan tersebut. Sebagai intisari
dari tulisan ilmiah, abstrak harus mampu berdiri sendiri dengan meliputi latar
belakang (perumusan masalah, research gap, alasan penelitian), bagaimana
penelitian tersebut memberikan solusi melalui metodologi yang digunakan,
serta hasil dan kesimpulan dengan menjelaskan implikasinya dalam konteks
yang luas. Mengingat ringkasnya ruangan yang disediakan untuk menulis
abstrak, pada umumnya abstrak tidak mengandung referensi kecuali di beberapa
majalah/jurnal ilmiah yang dapat mencantumkan referensi dalam abstrak
ditulis ringkas dengan angka sebagai superscript.
Kata kunci merupakan istilah dalam tulisan ilmiah yang mengandung
informasi untuk indeks dan tujuan penelusuran. Kata-kata kunci dapat berupa

Modul PPJFP Penulisan dan Publikasi ilmiah |19


kata tunggal atau majemuk, terdiri dari 3-5 kata, dan penulisannya dipisahkan
dengan tanda koma.

Pendahuluan (Introduction)
Pendahuluan memiliki peran penting dalam meyakinkan editor dan mitra
bestari mengenai latar belakang dan motivasi kenapa penelitian tersebut
penting dilakukan, serta ditutup dengan tujuan penulisan artikel dan hipotesis
secara singkat dan jelas. Pendahuluan memberikan ruang yang lebih luas bagi
penulis untuk menjelaskan lebih detail mengenai fenomena dan rumusan
masalah yang diangkat, research gap dengan ulasan studi literatur yang
komprehensif, research questions yang menjadi motivasi penelitian tersebut,
hipotesis dan rancangan penelitian (research design) sehingga dapat menjelaskan
bagaima penelitian tersebut membawa kebaharuan.
Turabian (2013) menekankan bahwa research questions yang solid bukan
hanya mencari sebuah jawaban (why?), tetapi juga menjelaskan implikasi dari
terjawabnya research questions tersebut dan mengapa pembaca perlu peduli
(so what?).
Kajian literatur yang dipaparkan harus menggunakan referensi yang
berkaitan langsung dan menghindari detail lain agar tidak mengalihkan
perhatian pembaca dari intisari artikel. Penulis harus memahami substansi dan
memastikan ketepatan referensi yang dikutip. Penulis juga harus cermat agar
tidak terlalu mensitasi hasil penelitiannya sendiri, karena pemilihan referensi
yang tidak obyektif justru dapat berdampak negatif bagi kredibilitas peneliti.
Apabila suatu metode atau hasil penelitian sudah sering dilakukan, penulis
sebaiknya memilih referensi yang mewakili dan kuat.

Metodologi (Methodology)
Metodologi menjelaskan desain dan proses pengumpulan data termasuk di
dalamnya detail mengenai objek penelitian, metode/instrumen yang digunakan
dan prosedur pengolahan data. Bagian ini harus memiliki informasi yang utuh
sehingga hasil penelitian dapat dipertahankan dan metode yang digunakan
dapat ditiru di kemudian hari. Dalam beberapa bidang keilmuan terutama ilmu
sosial, kata metodologi tidak harus dituliskan secara eksplisit dan dapat di-
tuliskan misalnya sebagai deskripsi. Pada beberapa majalah/jurnal ilmiah
terutama bidang eksakta, bagian Metodologi berada di belakang sebagai
lampiran. Dan pada beberapa penerbit ilmiah, persetujuan dari dewan
penelitian harus diberikan oleh peneliti di bagian Metodologi.

Hasil (Results)
Bagian hasil adalah menjelaskan hasil penelitiannya secara obyektif sesuai
dengan data dan fakta yang ada, tanpa melibatkan interpretasi dari hasil
tersebut. Pemaparan hasil analisis dapat didukung dengan ilustrasi (gambar,
diagram, dsb) dan tabel, sesuai dengan efektifitas penyampaian. Proses
penyajian data sebaiknya dilakukan secara logis agar mempermudah pembaca

Modul PPJFP Penulisan dan Publikasi ilmiah | 20


untuk memahami hasil yang disajikan dan memungkinkan peneliti lain untuk
mengulang penelitian tersebut. Bagian hasil merupakan inti dari prinsip karya
tulis ilmiah dimana fakta digunakan sebagai kenyataan yang dapat diterima
pembaca, terlepas dari pendapat pribadi pembaca dalam hal tersebut.

Diskusi (Discussion)
Bagian diskusi mempunyai fungsi untuk menginterpretasikan dan menjelaskan
implikasi hasil analisis di bagian hasil. Penulisan diskusi dapat dimulai dengan
mendiskusikan hasil temuan dalam konteks hipotesis yang telah dibuat sebelum-
nya. Dalam penjelasan hasil analisis data, kesimpulan yang dihasilkan perlu
didiskusikan dengan hasil penelitian sebelumnya untuk mengidentifikasi
kebaharuan dari hasil penelitian yang baru dilakukan. Apabila terdapat
persamaan hasil dan kesimpulan dengan penelitian-penelitian sebelumnya, hal
ini dapat meningkatkan tingkat reliabilitas hasil penelitian. Dalam hal adanya
perbedaan, peneliti harus mampu menjelaskan perbedaan yang ada. Acuan
pustaka juga harus dimunculkan dalam membandingkan hasil atau pembahasan
dengan publikasi sebelumnya. Pada bagian diskusi, penting untuk menyatakan
kelebihan dan batasan/asumsi dari penelitian yang telah dikerjakan,
Beberapa penerbit ilmiah menggabungkan bagian hasil dengan diskusi.
Meskipun demikian, penulis tetap harus membedakan penulisan hasil yang
obyektif dengan interpretasi hasil sebagai komponen bagian diskusi. Hal ini
penting karena hasil yang sama dapat diintrepetasikan berbeda tergantung
dari paradigma ilmu yang diaplikasikan.

Kesimpulan (Conclusion)
Kesimpulan merupakan bagian terakhir dari penulisan sebuah tulisan ilmiah,
berisi tentang rangkuman ringkas beserta saran yang berguna untuk
memberikan pedoman bagi penelitian serupa yang akan dilaksanakan.
Dalam penulisan kesimpulan, penulis dapat mengingatkan kembali mengenai
perumusan masalah dan tujuan dari penelitian.

Ucapan Terima Kasih (Acknowledgment)


Ucapan terima kasih ditulis untuk pihak-pihak non-penulis yang telah membantu
berjalannya penelitian dan proses penulisan artikel. Umumnya penyandang
dana penelitian mewajibkan untuk menuliskan program dan nomer grant
dalam bagian ini. Terkadang penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
mitra bestari yang telah membantu meningkatkan kualitas manuskrip selama
proses mitra bestari, terutama apabila mitra bestari tersebut mengungkapkan
nama mereka dalam hasil review.

Daftar Acuan atau Bibliografi (References or Bibliography)


Daftar acuan atau referensi merupakan daftar sumber kutipan yang dipakai di
dalam suatu artikel yang terletak pada bagian akhir suatu artikel. Komunikasi
pribadi (personal communication) dapat menjadi acuan, tetapi tidak termasuk

Modul PPJFP Penulisan dan Publikasi ilmiah |21


acuan primer dan tidak dicantumkan dalam daftar acuan. Gaya kutipan dan
penulisan referensi harus konsisten dan mengikuti format yang dipakai oleh
penerbit ilmiah yang disasar. Terdapat beberapa gaya selingkung/kutipan
memiliki, yang paling banyak dipakai adalah American Psychological Association
(APA), Modern Language Association (MLA), Chicago Manual of Style (CMS) dan
lainnya. Penulis harus mencermati gaya selingkung pengutipan yang diminta
oleh jurnal/penerbit ilmiah yang disasar untuk menghindari penolakan dengan
sebab yang bersifat teknis. Penggunaan software pengutipan seperti Mendeley,
EndNote, dan Zotero dapat membantu penulis karena penulisan referensi
secara manual rentan untuk menimbulkan kesalahan penulisan sumber
referensi.

Lampiran (Appendix) - opsional


Tulisan ilmiah dapat pula menambahkan bagian lampiran apabila ternyata
masih memerlukan ruang yang merupakan hasil-hasil analisis penguat.
Hasil-hasil analisis penguat tersebut dapat dituangkan ke dalam bagian lampiran
dengan beberapa alasan, yaituhasil-hasil tersebut diminta oleh mitra bestari
dan dianggap penting untuk ditunjukkan namun tidak pas untuk dimasukkan
dalam artikel utama karena dapat mengganggu alur penulisan artikel; atau jurnal
dan/atau penerbit yang disasar memiliki format yang singkat (3-4 halaman).

STRATEGI PENULISAN ILMIAH


Beberaga strategi dapat diadopsi oleh peneliti untuk menulis dengan efektif
sesuai dengan bidang keilmuannya, seperti berikut ini:

Preferensi Urutan Penulisan


Pada praktiknya, proses penulisan ilmiah tidak harus mengikuti alur sistematika
tulisan ilmiah itu sendiri, namun disesuaikan sesuai efektifitas cara kerja penulis.
Pada umumnya, beberapa bidang dapat menerapkan urutan penulisan sesuai
dengan sistematika: Introduction, Methods, Results, and Discussion (atau dikenal
dengan pendekatan IMRAD), sedangkan penulis di bidang lainnya dapat juga
menggunakan urutan: Methods, Result, Discussion dan Introduction (MRDAI).
Setelah bagian artikel selesai ditulis, penulisan judul artikel dan abstrak perlu
disempurnakan kembali agar selaras dengan isi yang disampaikan.

Penyajian Informasi (Gambar, Grafik, Foto, Diagram, Tabel)


Ilustrasi (yang dapat berupa grafik, gambar atau tabel) merupakan
representasi dari hasil dan analisis penelitian sehingga perlu disampaikan
secara profesional. Salah satu strategi proses penulisan ilimiah yang efektif
adalah dengan menyiapkan ilustrasi yang akan ditampilkan terlebih dahulu.
Misalnya, gambar pertama menginformasikan lokasi penelitian, kemudian
gambar kedua menggambarkan pola iklim di lokasi penelitian, dan gambar-
gambar berikutnya memaparkan hasil-hasil penelitian. Mayoritas bidang
keilmuan umumnya memiliki konsesus mengenai cara menampilkan data dan

Modul PPJFP Penulisan dan Publikasi ilmiah | 22


bahkan perangkat lunak (software) khusus untuk mengakomodasi kebutuhan
bidang keilmuan tersebut.

Kerangka Penulisan (outline) dan Kalimat Topik


Proses penulisan dimulai dengan membuat sebuah kerangka mengenai alur
penyampaian ide-ide yang akan dipaparkan. Struktur kerangka tersebut
mengikuti sistematika tulisan ilmiah yang dilengkapi dengan pesan-pesan
yang ingin disampaikan. Kerangka tersebut kemudian dikembangkan dengan
kalimat-kalimat topik (topic sentences), yaitu kalimat pertama dalam tiap
paragraf yang menjiwai isi paragraf tersebut yang kemudian diikuti oleh kalimat
pelengkap. Karya tulis ilmiah yang berstruktur akan memudahkan pembacanya
untuk memahami alur dan pesan-pesan yang ingin disampaikan oleh penulis.

Kaidah Bahasa & Kesalahan Ketik


Tulisan ilmiah harus ditulis mengikuti kaidah bahasa yang dipakai baik dalam
bahasa Indonesia maupun asing. Untuk penulisan dalam Bahasa Indonesia,
penggunaan bahasa daerah dan asing diperbolehkan sepanjang kata tersebut
belum memiliki padanan katanya dalam Bahasa Indonesia. Hal ini dikarenakan
masih seringnya terdapat kata-kata yang menunjukkan alat yang lebih mudah
dikenali dalam bahasa asing, misalnya kata earphone yang lebih mudah di-
kenali daripada kata pelantang telinga. Sebagai bahasa yang masih
berkembang, Bahasa Indonesia masih terus menambah jumlah perbendaharaan
kata baik yang berupa serapan dari bahasa daerah (contoh: langka = jarang ada),
bahasa asing (contoh: prestise – dari Bahasa Inggris prestige), maupun bahasa
yang sama sekali baru (contoh: penyintas, petahana, dsb.). Untuk menentukan
apakah kata yang dipilih termasuk ke dalam bahasa baku atau tidak, peneliti
dapat mengecek kata-kata tersebut ke dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI). Untuk penulisan dalam Bahasa Inggris, penulis harus memerhatikan
pemakaian grammar yang benar.

Modul PPJFP Penulisan dan Publikasi ilmiah |23


RANGKUMAN
Format penulisan ilmiah secara umum mencakup Pendahuluan (Introduction),
Bahan dan Metode (Materials dan Method), Hasil dan Pembahasan (Results
dan Discussion) dan Kesimpulan (Conclusion), dengan spesifikasi tertentu yang
dapat dipersyaratkan oleh penerbit. Sistematika tulisan ilmiah pada umumnya
adalah: Judul, Abstrak dan Kata Kunci, Pendahuluan, Metodologi, Hasil, Diskusi,
Kesimpulan, Ucapan Terima Kasih, Daftar Acuan atau Bibliografi, dan Lampiran
(opsional).
Dalam perkembangan karirnya, peneliti perlu mempelajari strategi-strategi
penulisan ilmiah yang efektif sesuai dengan bidang keilmuannya. Secara umum,
peneliti perlu memperhatikan urutan penulisan yang efektif, profesionalitas
dalam menampilkan ilustrasi dan tabel sebagai representasi data hasil peneli-
tian, struktur dan alur yang logis yang dapat terbantu dengan kerangka penu-
lisan dan kalimat topik, serta penggunaan kaidah bahasa yang benar.

Modul PPJFP Penulisan dan Publikasi ilmiah | 24


LATIHAN
1. Jelaskan sistematika penulisan ilmiah.
2. Jelaskan hal-hal yang perlu dicermati dalam menulis bagian Pendahuluan.
3. Jelaskan perbedaan mendasar antara bagian Hasil dengan Diskusi.
4. Dengan kerangka penulisan (outline) yang telah dibuat sebelumnya, tulis
satu paragraf yang untuk mengembangkan kerangka penulisan tersebut
dengan kalimat topik yang cermat.

Modul PPJFP Penulisan dan Publikasi ilmiah |25


KUNCI JAWABAN

Modul PPJFP Penulisan dan Publikasi ilmiah | 26


Etika Publikasi Ilmiah
Indikator Keberhasilan:
Peserta mampu:
1. Memahami etika publikasi ilmiah
2. Mengidentifikasi bentuk-bentuk pelanggaran etika publikasi ilmiah

Setiap tulisan ilmiah harus berpegang pada kaidah etika penelitian yang
menjaga nilai-nilai integritas, kejujuran dan keadilan. Kaidah etika tersebut
perlu diterapkan dari tahap penelitian dan penulisan serta kredibilitas jurnal
yang disasar.

ETIKA PENELITIAN

Asal perolehan material atau sampel adalah legal, sesuai dengan standar
prosedur dan etika baik terhadap manusia dan hewan
Material atau sampel penelitian yang diperoleh dari suatu tempat yang
memerlukan perizinan harus mengikuti ketentuan yang berlaku. Kolaborasi
penelitian dengan peneliti asing yang melakukan kegiatan penelitian di
Indonesia harus memiliki izin riset dari Kemenristekdikti. Sampel yang diperoleh
dan perlu dibawa ke luar negeri untuk analisis perlu didampingi oleh dokumen
material transfer agreement agar sampel tersebut digunakan sesuai dengan
tujuan riset yang disetujui.
Dalam bidang keilmuan sosial, peneliti juga perlu menerapkan
pertimbangan etis akan dampak sosial dari hasil penelitan mereka, misalnya
dengan menyamarkan sumber informan dan lokasi yang akan berdampak
sosial apabila diungkapkan, melaporkan hasil survey yang dapat merubah
persepsi masyarakat untuk kepentingan politik tertentu, dsb.
Pada akhirnya, aturan-aturan yang mewajibkan perolehan sampel secara
legal bertujuan juga untuk melindungi peneliti, selain asal dan material/
sampel tersebut. Saat ini, jurnal-jurnal ilmiah mengharuskan penulis untuk
memberikan penyataan bahwa material dan sampel yang digunakan diperoleh
secara sah, dimana publikasi ilmiah dapat ditarik kembali oleh penerbit jurnal
apabila dikemudian hari ditemukan pelanggaran.

Teknik perolehan data yang benar


Data dalam tulisan ilmiah harus bersifat valid dan reliable yang diperoleh
melalui proses penelitian yang memenuhi baku ilmiah agar hasilnya dapat di-
percaya dan dipertanggungjawabkan. Data peneletian dapat bersifat kualitatif,
kuantitatif, maupun campuran yang didapatkan melalui beberapa metode.
Metode tersebut diantaranya adalah survey, interview, focused group
discussion, pengambilan sampel di lapangan, analisa laboratorium dan

Modul PPJFP Penulisan dan Publikasi ilmiah |27


sebagainya. Metode pengambilan data harus dilakukan melalui perlakuan yang
terukur dan sistematis.

Interpretasi data yang obyektif


Ketelitian seorang peneliti diperlukan dalam menginterpretasikan hasil
secara obyektif agar tidak terbawa dengan kecenderungan untuk mendukung
hipotesis yang ada. Contohnya, hal ini dapat terjadi ketika data yang dihasil-
kan mengandung datapoint yang nilainya di luar nilai kewajaran dan dianggap
sebagai keterpencilan (outlier) apabila ditilik dengan kacamata hipotesis tertentu.
Namun bisa saja data tersebut bukan merupakan keterpencilan tetapi memiliki
arti tersendiri. Pemilahan data untuk menggunakan hasil yang mendukung
suatu hipotesis atau kesimpulan tertentu dikenal dengan istilah cherrypicking
dalam komunitas ilmiah.

ETIKA PENULISAN

Tulisan belum pernah diterbitkan. Bersifat orisinal dan bebas dari


fabrikasi, falsifikasi, plagiasi, duplikasi, fragmentasi/salami, dan
pelanggaran hak cipta/isi
Suatu tulisan ilmiah harus berasal dari hasil penelitian penulis itu sendiri, baik
yang berasal dari ide asli penulis maupun berupa pengembangan dari ide
terdahulu yang sudah terlebih dahulu ada. Tulisan ilmiah harus bebas dari
fabrikasi, falsifikasi, plagiasi, duplikasi, fragmentasi/salami, dan pelanggaran
hak cipta. Salah satu syarat utama dari tulisan ilmiah yang akan diterbitkan
adalah tulisan itu belum pernah diterbitkan pada penerbit atau jurnal manapun
sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya penerbitan ganda
dan praktek self-plagiarism dimana hal tersebut merupakan pelanggaran hak
cipta terhadap jurnal atau penerbit ilmiah. Untuk menghindari hal tersebut,
penulis wajib mencantumkan sumber asli dari suatu tulisan yang disitasi.
Fabrikasi: Pemalsuan hasil penelitian dengan mengarang, mencatat
dan/atau mengumumkan hasil penelitian tanpa pembuktian telah
melakukan proses penelitian.
Falsifikasi: Pemalsuan data penelitian dengan memanipulasi bahan
penelitian, peralatan, atau proses, mengubah atau tidak mencantumkan
data, sehingga hasil penelitian tidak akurat.
Plagiasi: Pencurian proses dan/atau hasil dalam mengajukan usul
penelitian, melaksanakannya, menilainya dan melaporkan hasil
penelitian sebagai milik sendiri.
Duplikasi: Penggunaan hasil/data penelitian sebelumnya tanpa
mengutip.
Fragmentasi/salami: Rekayasa memecah-mecah naskah dari satu ke-
satuan utuh, tanpa tambahan informasi atau pengetahuan ilmiah baru

Modul PPJFP Penulisan dan Publikasi ilmiah | 28


Selain masalah sitasi, keorisinalitasan ide juga sangat penting di dalam
menghasilkan tulisan ilmiah yang baik. Ide yang orisinal akan memacu para
peneliti untuk mengadakan penelitian yang mendalam dan menyeluruh sehingga
diperoleh hasil yang maksimal yang kemudian dituangkan ke dalam suatu
tulisan ilmiah. Bagaimanapun, apabila seorang peneliti ingin mengembangkan
suatu ide yang sudah dikenal, hal tersebut juga diperbolehkan. Pengembangan
ide lama akan memberikan dampak hasil penelitian yang memiliki sifat
kebaruan sesuai dengan perkembangan zaman. Hasil dari penelitian ini
kemudian dapat dituangkan ke dalam tulisan ilmiah dengan tetap
mencantumkan pemilik ide asli dan sumber referensi yang dikutip.

Memasukkan pihak-pihak yang berkontribusi sebagai penulis, atau


sebaliknya, tidak memasukkan pihak-pihak yang tidak berkontribusi
dalam penelitian. Serta memberikan urutan/pengakuan pada penulis
sesuai dengan kontribusi
Kolaborasi antara peneliti maupun dengan siswa harus mengikuti kaidah
keadilan. Pihak-pihak yang telah berkontribusi secara substansi (misalnya
melakukan penelitian, berpartisipasi dalam membuat desain penelitian dan/
atau menganalisis data) dan dalam proses penulisan wajib dimasukkan sebagai
penulis yang menghindari praktik ghost author dalam penelitian. Dan sebalik-
nya, penulis tidak boleh memasukkan nama seseorang yang kurang atau tidak
sama sekali berkontribusi dalam pekerjaan/penelitian atau dikenal dengan
“guest author”.
Kontribusi dari para penulis juga perlu diapresiasi dengan sistem penulisan
urutan peneliti yang sesuai dan dengan mencantumkan kontributor utama
sebagai corresponding author. Pada umumnya, urutan penulis diurutkan
berdasarkan tingkat kontribusi dimana peneliti dengan kontribusi terbesar bagi
penelitan menjadi penulis pertama. Sebagian peneliti ada juga yang berpendapat
bahwa pembimbing utama ditaruh di urutan paling akhir. Sistem urutan
dalam penulisan perlu dikomunikasikan dan disetujui oleh semua kontributor.
Beberapa jurnal atau penerbit ilmiah bahkan meminta penulis untuk memapar-
kan dengan detail kontribusi dari masing-masing penulis yang dicantumkan.

Penulisan afiliasi tempat bekerja


Terkadang penulisan ilmiah ditulis ketika peneliti baru saja mengalami per-
pindahan institusi (umum terjadi pada mereka yang baru saja menyelesaikan
studi) ataupun ketika seorang peneliti melakukan penelitian sabatikal. Dalam
hal ini, afiliasi pertama yang dicantumkan adalah lembaga tempat peneliti
tersebut melakukan penelitiannya.

Modul PPJFP Penulisan dan Publikasi ilmiah |29


KREDIBILITAS PENERBIT

Penerbit yang kredibel, terakreditasi (jurnal nasional) atau terindeks


(internasional). Penerbit bebas dari pelanggaran hak cipta, penerbit
predator dan hijacked journal
Kredibilitas penerbit mempunyai peran yang penting dalam menyampaikan
hasil tulisan ilmiah kepada komunitas ilmiah dan masyarakat, karena KTI yang
diterbitkan oleh penerbit yang kredibel dapat lebih dipercaya dan memiliki
dampak yang lebih besar.
Penerbit yang kredibel memiliki beberapa karakteristik. Pada prinsipnya,
jurnal yang kredibel adalah jurnal yang memiliki kontrol yang ketat terhadap
proses mitra bestari tulisan. Saat ini, seluruh penerbitan buku ilmiah dilakukan
oleh Scientific Publishing House yang telah memenuhi persyaratan untuk
menerbitkan tulisan ilmiah. Jurnal ilmiah yang kredibel harus terdaftar,
memiliki International Standard Serial Number (ISSN), memiliki transparansi
tentang article processing charge (APC) dan tidak pernah melakukan pelanggaran
hak cipta. Di dalam negeri, jurnal yang kredibel adalah jurnal yang telah
terakreditasi, baik terakreditasi oleh KemenristekDikti maupun LIPI. Sedangkan
untuk tingkat internasional, jurnal-jurnal terindeks dan memiliki impact factor
yang tinggi dengan kontributor penulis oleh peneliti-peneliti ternama dapat
menjadi acuan dalam menilai kredibilitas suatu penerbit atau jurnal ilmiah.
Di lain pihak, para peneliti harus waspada akan keberadaan penerbit atau
jurnal yang tidak berintergritas yang menawarkan peneliti kemudahan publikasi
dengan meniadakan atau memalsukan proses mitra bestari. Praktik seperti
ini dikenal juga dengan istilah jurnal predator yang disusun untuk pertama
kalinya oleh Jeffrey Beall, seorang pustakawan dari University of Colorado,
Amerika Serikat, pada tahun 2009. Salah satu ciri utama dari jurnal predator
adalah jurnal ini mengharuskan para peneliti untuk membayar sejumlah uang
yang sangat besar agar tulisan ilmiah mereka diterbitkan oleh jurnal tersebut
meskipun jurnal tersebut memiliki impact factor yang sangat kecil atau bahkan
tidak memiliki impact factor sama sekali. Sebagian besar jurnal-jurnal tersebut
meng-klaim bahwa mereka memiliki reputasi yang bagus dan terindeks di
Scopus, walaupun pada kenyataannya mereka hanya terindeks di Google Scholar.
Karena tidak menerapkan proses mitra bestari, jurnal predator sering
menawarkan waktu terbit KTI yang jauh lebih singkat. Selain jurnal predator,
terdapat juga kategori hijacked journal, yaitu jurnal yang membajak jurnal
asli yang memiliki reputasi bagus dan memiliki impact factor yang tinggi. Cara
pembajakannya adalah dengan membuat alamat website palsu bagi jurnal yang
dibajak (misalnya mengganti ekstensi .com dengan .id). Sama dengan jurnal
predator, hijacked journal juga akan meminta peneliti untuk membayar biaya
yang tinggi agar tulisannya diterbitkan, dan tulisan tersebut tidak melewati
proses mitra bestari.
Keberadaan jurnal-jurnal tidak berintegritas tersebut terkait dengan
kebutuhan para peneliti akan adanya jurnal untuk menerbitkan tulisan ilmiah
mereka. Orang-orang yang memiliki resiko paling tinggi terhadap keberadaan

Modul PPJFP Penulisan dan Publikasi ilmiah | 30


jurnal predator adalah peneliti baru yang sedang memupuk curriculum vitae (CV)
mereka (Beall, 2012). Misalnya, peneliti baru/muda terutama di negara-negara
berkembang dan lingkungan akademisi yang mensyaratkan penerbitan tulisan
ilmiah sebagai salah satu syarat kelulusan. Keberadaan jurnal-jurnal tidak
berintegritas ini merupakan ancaman bagi perkembangan ilmu pengetahuan,
akademik, dan kaum intelektual. Pada akhirnya, penerbit yang tidak kredibel
akan merugikan peneliti baik material maupun immaterial.
Oleh karena itu, diharapkan para peneliti dapat menyediakan waktu mereka
untuk menyelidiki tentang persyaratan dasar dari jurnal yang mereka sasar,
alamat website asli jurnal tersebut, dan selalu mengecek daftar impact factor
yang terdapat di Thomson Reuters sebelum mengirimkan tulisan ilmiah mereka
ke jurnal tersebut agar terhindar dari jurnal predator maupun hijacked journal.

RANGKUMAN
Dalam menerbitkan suatu tulisan ilmiah, terdapat beberapa etika yang harus
dipenuhi oleh seorang peneliti, baik dari tahap penelitian, penulisan, maupun
kredibilitas jurnal yang disasar. Dalam melakukan penelitian, peneliti harus
dapat memastikan bahwa asal perolehan material atau sampel adalah legal,
sesuai dengan standar prosedur dan etika baik terhadap manusia maupun
hewan, teknik perolehan data yang benar, dan data diinterpretasi secara
obyektif.
Etika Penulisan mewajibkan tulisan untuk belum pernah diterbitkan,
bersifat orisinal dan bebas dari fabrikasi, falsifikasi, plagiasi, duplikasi,
fragmentasi/salami, dan pelanggaran hak cipta/isi, memasukkan pihak-
pihak yang berkontribusi sebagai penulis, atau sebaliknya, tidak memasukkan
pihak-pihak yang tidak berkontribusi dalam penelitian, serta memberikan
urutan/pengakuan pada penulis sesuai dengan kontribusi dan mencantumkan
afiliasi tempat bekerja.
Kredibilitas penerbit atau jurnal ilmiah menjadi hal yang perlu diverifikasi
oleh penulis. Penerbit yang dituju harus kredibel (terakreditasi untuk jurnal
nasional, terindeks untuk jurnal internasional). Penerbit juga harus bebas
dari pelanggaran hak cipta penerbit/lembaga, penerbit predator dan hijacked
journal.

Modul PPJFP Penulisan dan Publikasi ilmiah |31


LATIHAN
1. Jelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menjaga etika penelitian dan
penulisan.
2. Mengapa penulis sangat disarankan untuk memublikasikan tulisan
ilmiahnya di penerbit yang memiliki kredibilitas tinggi?
3. Jelaskan apa yang perlu diperhatikan peneliti dalam memilih jurnal untuk
mempublikasikan karya tulis mereka.

Modul PPJFP Penulisan dan Publikasi ilmiah | 32


KUNCI JAWABAN

Modul PPJFP Penulisan dan Publikasi ilmiah |33


Strategi Publikasi di Jurnal Ilmiah

Indikator Keberhasilan:
Peserta mampu:
1. Memahami ruang lingkup, kualitas dan persyaratan jurnal ilmiah yang
disasar
2. Memahami langkah-langkah teknis dalam mempersiapkan manuskrip
KTI
3. Memahami teknis dari proses mitra bestari

PENDAHULUAN

Ruang Lingkup Jurnal Ilmiah yang Disasar


Peneliti harus cermat dalam memilih jurnal ilmiah yang tepat untuk mem-
publikasikan karya tulis mereka, agar meningkatkan kemungkinan manuskrip
mereka diterima dan kemudian KTI tersebut dibaca oleh pembaca/peneliti
dengan tepat sasaran. Menurut ruang lingkupnya, mayoritas jurnal ilmiah
memiliki ruang lingkup topik yang spesifik atau seringkali disebut dengan
single journal, sedangkan beberapa jurnal ilmiah memiliki ruang lingkup yang
menampung beragam topik dalam payung keilmuan yang lebih luas atau
seringkali disebut dengan multi journal.
Jenis medium penyampaian jurnal ilmiah juga dapat membantu proses
publikasi bagi peneliti, dimana saat ini terdapat tiga macam jurnal yaitu:
electronic journal, online jornal dan printed journal. Mayoritas jurnal ilmiah
telah mengadopsi format elektronik (electronic journal) dimana seluruh proses
pengerjaan sampai hasil terbitan sudah dilakukan via online. Hal ini
mempermudah komunikasi antara penulis, dewan redaksi dan mitra bestari,
dan juga penulis dapat menelusuri sudah sejauh mana proses penerbitan
tulisannya melalui akun mereka. Online journal adalah jurnal yang seluruh proses
pengerjaannya masih menggunakan metode manual, tetapi hasil akhirnya
sudah dimuat dalam satu website khusus. Sedangkan printed journal atau
jurnal tercetak merupakan jurnal yang seluruh proses pengerjaannya dilakukan
secara manual dan diterbitkan dalam bentuk cetak minimum sebanyak 300
oplah. Karena seluruh komunikasi untuk jurnal cetak masih dilakukan dengan
terpisah (melalui telepon, email), proses mitra bestari dapat memakan waktu
lebih lama dan penulis sulit untuk menelusuri sampai sejauh mana tulisannya
telah diproses tanpa menghubungi pihak redaksi. Beralihnya bentuk jurnal
dari jurnal tercetak ke jurnal elektronik memberikan peluang yang lebih besar
kepada peneliti untuk menerbitkan hasil tulisan mereka.

Modul PPJFP Penulisan dan Publikasi ilmiah | 34


Memahami Kualitas dan Persyaratan Publikasi Jurnal yang Disasar
Tingkat kesulitan publikasi karya tulis di jurnal ilmiah akan berbeda antara satu
jurnal dengan jurnal yang lain yang mencerminkan kualitas dari masing-masing
jurnal. Jurnal nasional terakreditasi maupun jurnal internasional terindeks
yang memiliki high impact akan menerapkan proses mitra bestari yang ketat
terhadap setiap manuskrip KTI yang masuk sebelum dapat diterbitkan. Dalam
proses penerbitan artikel, tidak semua manuskrip KTI yang masuk (received) akan
diterbitkan (accepted). Jurnal yang memiliki impact factor tinggi akan semakin
selektif dalam memilih artikel yang diterbitkan, sehingga tinggi rendahnya
nilai impact factor suatu jurnal berkaitan erat dengan kualitas yang dimiliki oleh
jurnal tersebut. Meskipun jurnal berimpact factor tinggi lebih sulit untuk di-
tembus, artikel yang diterima di jurnal tersebut akan memiliki sitasi yang
lebih cepat berkembang di kemudian hari dibandingkan dengan publikasi di
jurnal yang kurang kompetitif. Hal ini perlu menjadi bahan pertimbangan para
peneliti dalam menginvestasikan waktu mereka untuk menuliskan dan
mendiseminasikan hasil penelitian mereka dalam karya tulis ilmiah.

Gambar 6. Penggunaan line numbers dalam manuskrip KTI.

Sebelum mengirim tulisan ilmiah ke jurnal yang disasar, peneliti harus


memahami setiap persyaratan yang diminta oleh dewan redaksi jurnal tersebut
untuk menghindari naskah dikembalikan dikarenakan masalah teknis. Peneliti
perlu mengecek format manuskrip dan gaya selingkung yang diminta oleh
penerbit. Misalnya, saat ini umumnya penerbit meminta format penulisan
dengan mencantumkan line numbers dibagian kiri dari sejak manuskrip
dimasukkan untuk memudahkan mitra bestari dalam memberikan masukan
(Gambar 1). Sehingga dalam prosesnya, mitra bestari dapat dengan cepat
menunjuk pada bagian di dalam manuskrip ketika menyarankan hal yang perlu
dikoreksi. Misalnya, “Line 5: Maksud kalimat perlu diperjelas. Line 9: Mohon
memasukkan referensi,“ dan sebagainya.

Modul PPJFP Penulisan dan Publikasi ilmiah |35


Peneliti juga perlu memperhatikan biaya publikasi yang perlu dibayar-
kan apabila artikel mereka diterima. Untuk mendukung operasional jurnal,
mayoritas jurnal ilmiah mengharuskan peneliti untuk membayar bagi KTI yang
telah lolos proses mitra bestari dan layak untuk diterbitkan. Beberapa penerbit
memilki biaya publikasi yang sama bagi semua artikel, sedangkan penerbit
lainnya menggunakan jumlah halaman, gambar dan jenis warna gambar
(hitam-putih atau berwarna) dalam menentukan biaya publikasi. Beberapa
jurnal juga memiliki skema harga khusus bagi para peneliti dari negara ber-
kembang. Dengan mengetahui perkiraan biaya publikasi, peneliti akan dapat
mengalokasikan biaya yang diperlukan dan mempercepat proses publikasi
apabila manuskrip mereka diterima.

Proses Mitra Bestari: Single Blind, Double Blind dan Open Review
Setiap jurnal atau penerbit ilmiah memilki aturan yang berbeda mengenai
proses mitra bestari yang diterapkan, yang dapat berbentuk single blind,
double blind ataupun open review. Mayoritas jurnal mengadopsi single blind
review dimana mitra bestari mengetahui identitas penulis namun penulis tidak
mengetahui identitas mitra bestari (tetapi mitra bestari boleh saja
mengungkapkan identitas mereka dalam proses mitra bestari kepada penulis).
Keunggulan dari sistem ini adalah mitra bestari dapat menilai kredibilitas penulis
karena dapat mengetahui portfolio dan institusi penelitian para penulis. Dalam
double blind review, baik pihak penulis dan mitra bestari saling tidak mengetahui
identitas masing-masing. Keunggulan dari sistem ini adalah obyektifitas absolut
dari proses mitra bestari. Open review mulai digunakan di beberapa jurnal
ilmiah dimana identitas penulis dan mitra bestari sailng terbuka. Keunggulan
dari sistem ini adalah adanya akuntabilitas dalam proses mitra bestari.

Melihat Proses Mitra Bestari dari Kacamata Editor dan Mitra Bestari
Layaknya melamar pekerjaan, dimana calon pekerja perlu memahami kriteria
yang dicari oleh perusahaan yang disasar, peneliti pun perlu memahami apa
yang diinginkan oleh dewan editor dan mitra bestari dari jurnal yang disasar.
Editor akan terbantu dengan hal-hal yang telah dibahas sebelumnya,
seperti kesesuaian topik antara manuskrip dan jurnal, penulis menyiapkan
manuskrip dalam format yang diminta oleh penerbit, kualitas dan originalitas
hasil penelitian dapat menjadi kontribusi menarik bagi jurnal tersebut, serta
saran penulis mengenai mitra bestari yang dapat membantu proses mitra
bestari bagi manuskrip tersebut dengan objektif dan substantif.
Dari kacamata mitra bestari, peneliti perlu mengingat bahwa mitra bestari
adalah kolega sesama peneliti yang memiliki jadwal yang padat. Oleh karena
itu, cara penampilan manuskrip yang apik seperti tampilan gambar yang
profesional, penulisan yang dilakukan dengan cermat selain data yang menarik
dan meminimalisir kesalahan penulisan (typos), dapat meningkatkan kesempatan
bagi manuskrip untuk diterima. Apabila kita berada di posisi mitra bestari,
tentu kita pun akan merasa lebih semangat dalam memberikan masukan yang
baik dan mendalam apabila manuskrip yang dibaca telah dipersiapkan dengan

Modul PPJFP Penulisan dan Publikasi ilmiah | 36


sungguh-sungguh oleh para penulis. Sebaliknya, bila manuskrip tersebut masih
mengandung banyak kesalahan ketik, maka layaknya hal tersebut harus diatasi
terlebih dahulu oleh penulis agar mitra bestari dapat menfokuskan ulasan
mereka lebih pada hal-hal yang bersifat substantif.

Mitra Bestari yang Obyektif dan Tanpa Konflik Kepentingan


Dalam proses mitra bestari, editor menginginkan proses yang obyektif dan
substantif bagi setiap manuskrip yang diterima. Oleh karena itu dalam proses
submission manuskrip, dimana penulis mengunduh manuskrip mereka ke
dalam portal jurnal, beberapa jurnal ilmiah juga meminta saran dari penulis
mengenai mitra bestari yang akan dapat memberikan ulasan dan masukkan
dengan baik. Tentunya penulis yang lebih mengetahui bidang keilmuan
mereka juga mengetahui nama-nama peneliti lain dengan bidang kepakaran
yang sama dan dapat membantu meningkatkan kualitas manuskrip yang
dikirimkan, sehingga dapat menyediakan informasi kontak mereka. Dalam
hal ini, penulis harus dapat memberikan nama-nama calon mitra bestari
secara obyektif, misalnya dengan tidak menyarankan bawahan mereka apabila
dirasakan akan tidak obyektif. Sebaliknya, penulis juga dapat mencantumkan
nama-nama peneliti lain yang dirasakan tidak akan dapat memberikan ulasan
secara obyektif, misalnya peneliti dari lab-lab lain yang saat itu juga tengah
melakukan kegiatan yang sama yang dapat dianggap sebagai kompetitor.
Namun pada akhirnya, siapapun peneliti yang diminta untuk mengulas sebuah
manuskrip KTI harus juga dapat menyatakan kemampuannya untuk memberi-
kan ulasan secara obyektif.
Beberapa jurnal juga mengharuskan penulis untuk menyiapkan surat
pengantar (cover letter) dalam proses submission. Surat pengantar tersebut
sebaiknya memiliki kop surat, mencantumkan judul dan spesifikasi manuskrip,
intisari manuskrip, serta saran untuk mitra bestari yang potensial dengan
informasi kontak mereka maupun potensi mereka untuk memiliki konflik
kepentingan untuk mereview manuskip tersebut.

Menanggapi Hasil Ulasan Mitra Bestari


Peneliti perlu mengingat bahwa proses mitra bestari tidak hanya ditujukan
untuk menseleksi manuskrip tetapi yang lebih penting lagi adalah untuk
memberikan masukan-masukan yang membangun bagi sebuah manuskrip.
Oleh karena itu, apapun keputusan yang diambil oleh editor dengan masukkan
para mitra bestari (accept, major revision, minor revision, resubmit, reject), penulis
perlu memperhatikan pada saran-saran yang diterima. Apabila hasilnya berupa
revisi, saran-saran dari mitra bestari perlu ditanggapi, baik diterima maupun
tidak diterima dengan suatu argumen yang logis. Dan, penulis harus merespon
hasil ulasan mitra bestari tersebut dengan tepat waktu sesuai dengan tenggat
waktu yang diberikan oleh editor dan pihak penerbit. Manuskrip KTI yang
belum diterima bukan akhir dari upaya penulisan karya tulis. Saran-saran yang
diberikan oleh mitra bestari akan dapat membantu peneliti dalam memperbaiki

Modul PPJFP Penulisan dan Publikasi ilmiah |37


manuskrip tersebut untuk dapat dimasukkan lagi dalam proses mitra bestari
baik di jurnal yang sama maupun berbeda yang lebih sesuai.

RANGKUMAN
Jurnal-jurnal ilmiah memiliki ruang lingkup yang berbeda, baik yang spesifik
maupun lebih luas, dimana peneliti perlu mencermatinya sebelum mengirim-
kan manuskrip KTI mereka ke jurnal yang disasar. Selain itu, jurnal-jurnal ilmiah
juga dapat dibagi berdasarkan metode penyampaiannya, yaitu electronic journal,
online journal dan printed journal. Kepraktisan yang ditawarkan oleh electronic
journal dapat membantu peneliti dalam proses publikasi.
Peneliti juga harus memperhatikan kualitas dan persyaratan yang diminta
oleh dewan editor agar menghindari dikembalikannya manuksrip mereka
dengan alat teknis. Jurnal nasional terakreditasi dan jurnal internasional
terindeks yang memiliki impact factor yang tinggi lebih sulit untuk ditembus,
namun merupakan investasi waktu yang sepadan bagi peneliti karena ke
depannya akan lebih memiliki sitasi yang tinggi dengan lebih tingginya
keterbacaan jurnal tersebut. Persyaratan teknis yang diminta oleh jurnal
seperti format manuskrip (misalnya saat ini umum diminta mencantumkan line
numbers untuk memudahkan para mitra bestari, penggunaan gaya selingkungan
tertentu) juga perlu diperhatikan. Selain itu, peneliti juga perlu mengantisipasi
biaya publikasi yang akan diperlukan apabila manuskrip mereka diterima untuk
diterbitkan oleh dewan editor, agar dapat mempercepat proses publikasi.
Proses publikasi manuksrip akan terbantu dengan pemahaman peneliti
mengenai proses mitra bestari. Peneliti harus paham dengan sistem mitra
bestari yang diadopsi oleh jurnal yang disasar (single blind review, double blind
review atau open review), memberikan saran bagi peneliti-peneliti yang dapat
memberikan masukkan yang obyektif dan substantif dalam proses mitra
bestari, memahami apa yang diharapkan oleh editor dan para mitra bestari dari
sebuah manuskrip KTI, serta memberikan respon yang baik dan tepat waktu
dari hasil ulasan oleh para mitra bestari.

Modul PPJFP Penulisan dan Publikasi ilmiah | 38


LATIHAN
1. Sesuai dengan tema tulisan anda, berikan kandidat jurnal tujuan. dan
jelaskan ruang lingkup dan medium penyampaian jurnal tesebut.
2. Jelaskan perbedaan antara single blind review, double blind review dan open
review, beserta keunggulannya.
3. Jelaskan hal-hal yang pada umumnya diharapkan oleh editor dan mitra
bestari.

Modul PPJFP Penulisan dan Publikasi ilmiah |39


KUNCI JAWABAN

Modul PPJFP Penulisan dan Publikasi ilmiah | 40


DAFTAR PUSTAKA
Beall, J. (2012). Predatory Publishers are Corrupting Open Access. Nature,
489(4715), 179. http://doi.org/10.1038/489179a
Carraway, L. N. (2009). Improve Scientific Writing and Avoid Perishing. The
American Midland Naturalist, 161(2), 361–370. http://doi.org/10.1674/0003-
0031-161.2.361
Lukman. (2016). Finding and Assessing Journal. In Lokakarya Finding dan As-
sessing Journal (pp. 1–29). Jakarta: Universitas Indonesia. Retrieved from
http://www.farmasi.ui.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/Finding-Assess-
ing-Journal-Final_10-Agustus-2016.pdf
Nature Index. (2016). 2016 Tables. Retrieved from http://www.natureindex.com
Perka LIPI No. 4/2012. (2012). Pedoman Karya Tulis Ilmiah. Jakarta. Retrieved
from http://pusbindiklat.lipi.go.id/wp-content/uploads/Perka-LIPI-No-
4E2012-ttg-KTI.pdf
Turabian, K. L. (2013). A manual for writers of research papers, theses, and disser-
tations. (W. C. Booth, G. G. Colomb, & J. M. Williams, Eds.) (8th ed.). Chicago:
The University of Chicago Press.

REFERENSI PENGAYAAN
Cals, J. W., & Kotz, D. (2013). Effective writing and publishing scientific papers,
part III: Introduction. Journal of Clinical Epidemiology, 66, 702.
Hoogenboom, B. J., & Manske, R. C. (2012). How to write a scientific article. The
International Journal of Sports Physical Therapy, 7(5).
Hrynaszkiewicz, I., Norton, M. L., Vickers, A. J., & Altman, D. G. (2010). Preparing
raw clinical data for publication: guidance for journal editors, authors, and
peer reviewers. BMJ, 340, c181–c181.
Kiefer, J. C. (2010). Science communications: Publishing a scientific paper. Devel-
opmental Dynamics, 239(2), 723–726.
Körner, A. M. (2008). Guide to publishing a scientific paper. Biochemistry. Abing-
don, Oxon: Routledge.
Kotsis, S. V, & Chung, K. C. (2010). A Guide for Writing in the Scientific Forum.
Plastic and Reconstructive Surgery, 126(5), 1763–1771.
Kotz, D., Cals, J. W., Tugwell, P., & André Knottnerus, J. (2013). Introducing a new
series on effective writing and publishing of scientific papers.
Whitesides, G. M. (2004). Whitesides’ Group: Writing a Paper. Advanced Materials,
16(15), 1375–1377.

Modul PPJFP Penulisan dan Publikasi ilmiah |41

Anda mungkin juga menyukai