Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Semangkin meningkatnya kebutuhan terhdap bahan bakar yang alami, atau


dengan kata lain tidak membahayakan, baik secara Global maupun secara
Individu. Dengan melihat hal tersebut makabanyak pihak atau lembaga yang terus
mencari bahan bakar Alternatif lain yang alami dalam hal ini Ethanol masih
sangat mudah untuk di proses dalam sekala Industri maupun dalam sekala
Rumahan.

Ketergantungan terhadap bahan Bakar ini sangat lah berdampak terhadap


kelangsungan hidup umat manusia. Manusia dalam memnuhi kebutuhan sehari-
hari selalu mengunakan bahan bakar yang berasal dari Fosil atau Gas Ala mini
berdampak sangat buruk bagi lingkungan, pencemaran selalu menjadi masalah
yang tidak akan pernah berhenti mengahantui. Semakin banyak mengunakan
semkain banyak pencemaran terjadi. Maka dengan makalah ini penulis inging
sedikit mengurangi pengunaan bahan bakar yang berasal dari pertambangan.

B. Sejarah destilasi

Distilasi pertama kali ditemukan oleh kimiawan Yunani sekitar abad pertama
masehi yang akhirnya perkembangannya dipicu terutama oleh tingginya
permintaan akan spritus. Hypathia dari Alexandria dipercaya telah menemukan
rangkaian alat untuk distilasi dan Zosimus dari Alexandria-lah yang telah berhasil
menggambarkan secara akurat tentang proses distilasi pada sekitar abad ke-4
Bentuk modern distilasi pertama kali ditemukan oleh ahli-ahli kimiaIs lam pada
masa kekhalifahan Abbasiah, terutama olehA l-Razi pada pemisahanalkohol
menjadi senyawa yang relatif murni melalui alatalembik, bahkan
desain ini menjadi semacam inspirasi yang memungkinkan rancangan distilasi
skala mikro, The Hickman Stillhead dapat terwujud.

i
C. Tujuan

untuk mengetahui konsentrasi maksimun destilat yang dapat diperoleh,


menentukan HETP (height equivalent to a theoretical plate) pada refluks total,
serta menentukan jumlah tahap minimum (Nmin) pada refluks total. HETP adalah
panjang isian (panjang kolom) dibagi dengan jumlah kepingan teoritis, ditentukan
untuk mengetahui efesiensi kolom destilasi. Prinsipnya berdasarkan pada Hukum
Roult yaitu tekanan uap pada larutan ideal pada suhu tertentu sebanding dengan
tekanan uap murni dikali dengan fraksi murni. Dan Hukum Dalton yaitu tekanan
ideal dalam suatu campuran gas sama dengan tekanan parsial masing-masing
komponennya.

sebagai bahan tambahan yang bersifat jangka panjang, dengan membuat makalah ini
itu juga berarti Mahasiswa berlatih dalam pembuatan Skripsi, hala ini akan
mempermudah Mahasiswa karena terus belajar dan berlatih dalam pembuatan-pembuatan
makalah. Sebagai ilmu pengetahuan dalam Destilasi Methanol dalam air.

ii
BAB II

1. Distilasi Etanol Dalam Air


A. Pengertian

Secara sederhana distilasi adalah proses pemisahan bahan cairan berdasarkan


perbedaan titik didihnya. Distilasi etanol berarti memisahkan etanol dengan air.

Air mendidih pada suhu 100oC. Pada suhu ini air yg berada pada
bentuk/fase cair akan berubah menjadi uap/fase gas. Meskipun kita panaskan terus
suhu tidak akan naik (asal tekanan sama). Air akan terus berubah jadi uap dan
lama kelamaan habis. Etanol mendidih pada suhu 79oC. Seperti halnya air, etanol
berubah dari cair menjadi uap. Ada perbedaan suhu cukup besar dan ini dijadikan
dasar untuk memisahkan etanol dari air.

Jadi prinsip kerja distilasi etanol kurang lebih seperti ini.

Pertama cairan fermentasi dipanaskan sampai suhu titik didih etanol.


Kurang lebih 79oC, tapi biasanya pada suhu 80-81oC. Etanol akan menguap dan
uap etanol ditampung/disalurkan melalui tabung. Di tabung ini suhu uap etanol
diturunkan sampai di bawah titik didihnya. Etanol akan berubah lagi dari fase gas
ke fase cair. Selanjutnya etanol yang sudah mencair ditampung di bak-bak
penampungan.

Kalau kita perhatikan, termometer akan bergerak ke suhu kesetimbangan air-


etanol, sekitar 80oC. Jarum termometer akan tetap pada suhu ini sampai kadar
etanolnya berkurang. Jarum termometer akan bergerak naik, ini menunjukkan
kalau kadar etanolnya mulai berkurang.

Dalam proses ini pengaturan suhu adalah bagian paling penting. Kalau kita bisa
mempertahankan suhu pada titik didih etanol, kadar etanol yang diperoleh akan
semakin tinggi.

iii
Meskipun kita sudah mempertahankan suhu sebaik mungkin. Uap air akan delalu
terbawa, ada sedikit air yang ikut menguap. Ini yang menyebabkan distilasi tidak
bisa menghilangkan semua air. Kadar maksimal yang bisa diperoleh sekitar 95%.
Ini dikerjakan oleh tenaga yang sudah trampil. Kalau operatornya belum
berpengalaman bisa lebih rendah dari itu. Sisa air yang 5% bisa dihilangkan
dengan proses dehidrasi.

Meskipun tampaknya prinsip distilasi etanol tampak sederhana, pada prakteknya


tidaklah mudah. Apalagi dalam skala yang besar. Mendesain distilator merupakan
tantangan tersendiri. Saat ini banyak desain distilator di pasaran. Distilator yang
baik adalah distilator yang bisa menghasilkan etanol dengan tingkat kemurnian
tinggi. Selain itu lebih efisien dalam penggunaan energi.

1. Volatile

Adalah cairan yang mudah menguap apa bila campuran air dengan Methanol
dipanaskan akan lebih dulu menguap karena titik didihnya lebih rendah dari pada
air. Hal memudahkan Proses destilasi karena perbedaan suhu yang sangat
signifikan.

Bagian-bagian caran yang lebih dulu menguap biasanya mengandung konsentrasi


methanol yang lebih tinggi disebabkan suatu campuran yang mengandung
methanol lebih tinggi dapat di peroleh dengan cara mendinginkan dan
mengembunkan uap tersebut. Cairan ini disebut juga destilat. Cairan-cairan yang
tertinggal di dalam tabung mengandung konsentrasi air air yang lebih tinggi dan
titik didih yang lebih rendah. Cairan ini disebut produk dasar.

iv
2. Sieve Tray
Di dalam kolom destilasi di pasang beberapa baqi, ,Plat Baqi di lengkapi
dengan sejumlah tabung uap. Sieve Tray adalah sebuah Plat Baqi yang dibor guna
mengemboran ini adalah untuk membuat lubang-lubang dengan diameter 4-30
mm.
Alat ini sangat sering di gunakan karena dalam Aplikasinya sangat mudah
dengan struktur yang sangat sederhana ini membuat Efisiensinya sangat maksimal
sehingga produk yang dihasilkan akan sangat Maksimal.
Pada salah satu sisi Plat Baqi ini di pasang Weir (Empang) yang di gunanya
sebagai menampung cairan dengan jumlah yang cukup. Cairan yang telah tumpah
dari Wier ini akan menuju ke baqi di bawah.
Sieve tray merupakan jenis tray yang paling sederhana dibandingkan jenis tray
yang lain dan lebih murah daripada jenis bubble cap. Pada Sieve tray uap naik ke
atas melalui lubang-lubang pada plate dan terdispersi dalam cairan sepanjang
plate. Cairan mengalir turun ke plate di bawahnya melalui down comer dan weir.
Meskipun sive tray mempunyai kapasitas yang lebih besar pada kondisi
operasi yang sama dibandingkan dengan bubble cap, namun sieve tray
mempunyai satu kekurangan yang cukup serius pada kecepatan uap yang relatif
lebih rendah dibandingkan pada kondisi operasi normal. Pada sieve tray, aliran
uap berfungsi mencegah cairan mengalir bebas ke bawah melalui lubang-lubang,
tiap plate di desain mempunyai kecepatan uap minimum yang mencegah
terjadinya peristiwa dumps atau shower yaitu suatu peristiwa dimana cairan
mengalir bebas mengalir ke bawah melalui lubang-lubang pada plate.

Kecepatan uap minimum ini yang harus amat sangat diperhatikan dalam
mendesain sieve tray dan menjadi kesulitan tersendiri dalam kondisi operasi
sesungguhnya.Efisiensi sieve tray sama besarnya dengan bubble cap pada kondisi
desain yang sama, namun menurun jika kapasitasnya berkurang di bawah 60%
dari desain.

v
3. Sectional construction
Seksi plate dipasang pada cincin yang dilas di sekeliling dinding kolom bagian
dalam dan pada balok-balok penyangga. Lebar balok penyangga dan cincin sekitar
50 mm, dengan jarak antar satu balok dengan yang lainnya sekitar 0.6 m. Balok
penyangga dipasang horizontal sebagai penyangga plate, biasanya di bentuk dari
lembaran yang dilipat atau dibentuk. Satu bagian dari plate di desain bisa di
pindahkan yang berfungsi sebagai manway. Hal ini bertujuan untuk mengurangi
jumlah manway yang dapat mengurangi biaya konstruksi.

4. Downcomers
Downcomer terdapat pada semua equilibrium-stage trays, bertujuan sebagai media
cairan untuk mengalir dari tray atas ke tray di bawahnya. Downcomer di desain
untuk menyediakan kapasitas penanganan cairan yang cukup untuk kolom
distilasi dan pada waktu yang sama untuk memenuhi luas minimum dari area
cross-sectional, sehingga area aktif dari pada tray akan maksimum. Jenis-jenis
downcomer dapat dilihat pada gambar di bawah ini.Merupakan jenis yang paling
sederhana dan murah dalam konstruksi dan paling memuaskan untuk berbagai
macam tujuan. Channel downcomer dibentuk dari plat rata yang kemudian disebut
apron yang dipasang dengan posisi ke bawah dari outlet weir. Apron biasanya
vertikal, namun bisa juga agak miring untuk meningkatkan area plate untuk
perforation.

vi
5. Flooding
Flooding terjadi jika busa pada plate berakumulasi melebihi penyangga
downcomer. Downcomer kemudian mengandung campuran yang mempunyai
densitas yang lebih rendah dari cairan murni, kapasitasnya berkurang, level cairan
meningkat pada downcomer sampai akhirnya mencapai tray di atasnya dan
selanjutnya akan mencapai keadaan dimana cairan memenuhi kolom

6. Weep Point.
Weep point bisa diartikan sebagai kecepatan minimum uap yang dapat
memberikan kestabilan kondisi operasi.

7. Tray spacing
Tray spacing merupakan jarak antara satu tray dengan tray yang lainnya. Biasanya
sekitar 6 inci lebih pendek dari bubble cap tray. Sieve tray beroperasi pada
spacing sekitar 9 inci sampai 3 inci. Yang biasa digunakan adalah sekitar 12-16
inci.

8. Hole Size, arrangement and Spacing


Diameter lubang dan pengaturannya bervariasi tergantung kebutuhan dan
keinginan dari yang mendesain. Yang biasa dipakai untuk kegiatan komersil yaitu
diameter dan 1 inci. Diameter lubang direkomendasikan untuk self cleaning yaitu
3/16 inci. Diameter inci bisa digunakan untuk berbagai macam kebutuhan
termasuk yang melibatkan fouling dan cairan yang mengandung solid tanpa
kehilangan efisiensi. Diameter 1/8 inci sering digunakan untuk kondisi vakum

Pengaturan posisi lubang atau arrangement bisa berupa triangular pitch (segitiga)
atau square pitch (segiempat), lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar di bawah
ini.Jika jarak antar lubang dua kali diameter maka cenderung akan mengalami
unstable operation. Jarak lubang yang direkomendasikan adalah 2.5 do sampai 5
do, dan yang paling direkomendasikan 3.8 do.

vii
9. Active Hole Area

Ialah luasan total pada plate termasuk di dalamnya ialah perforated area dan
calming zone.

10. Perforated Area


Perforated area atau hole area ialah area pada plate dimana masih terdapat lubang-
lubang tempat kontaknya cairan dan uap.

11. Calming Zone


Ialah area pada plate yang tidak terdapat lubang-lubang.

12. Height of Liquid Over Outlet Weir, how


Batas minimum tinggi weir adalah 0.5 inci, dengan 1-3 inci yang paling
irekomendasikan. Untuk lebih jelasnya biasa dilihat pada gambar di bawah ini.
Untuk menentukan jumlah tahap yang dibutuhkan pada distilasi multi komponene
diperlukan dua kunci, yaitu Light Key Component (LK) dan Heavy Key
Component (HK) komponen. Light Key Component adalah komponen fraksi
ringan pada produk bawah dalam jumlah kecil tapi tidak dapat diabaikan. Heavy
Key Component adalah komponen fraksi berat pada produk atas dalam jumlah
kecil yang tidak dapat diabaikan. LK dan HK diperlukan untuk mengetahui
distribusi komponen lain. Jumlah tahap yang diperlukan untuk pemisahan juga
tergantung pada rasio refluks (perbandingan refluks) yang digunakan.

R=

Dengan menaikkan reflux akan menurunkan jumlah tahap yang dibutuhkan dan
menurunkan capital cost tetapi hal ini akan menaikkan kebutuhan steam serta
operating cost. Sehingga diperlukan nilai rasio optimum yang memberikan biaya
operasi yang rendah. Untuk mendapatkan beberapa sistem nilai rasio optimum
antara 1,2 sampai 1,5 kali refluks minimum.

viii
13. Efisiensi Tray
Efisiensi tray adalah pendekatan fraksional terhadap kondisi kesetimbangan yang
dihasilkan oleh tray aktual. Untuk itu dibutuhkan pengukuran terhadap
kesetimbangan seluruh uap dan cairan yang berasal dari tray, namun karena
kondisi dari beberapa lokasi pada tray berbeda antara tray sartu dengan yang lain,
digunakan pendekatan titik efisiensi akibat perpindahan massa tray

Untuk menghitung efisiensi dari pemisahan umpan menjadi produk atas dan
produk bawah digunakan tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Menentukan jumlah plate minimum dengan metode Fenske.
2. Menetukan jumlah refluk minimum dengan metode Underwood.
3. Menentukan jumlah plate teoritis dengan metode:
a. Grafik Gilliland
a. Bubble Cap Tray
Alat ini biasanya terdapat dalam Sieve Tray

ix
BAB III

A. Unit Destilasi.
Suatu unit destilasi pada dasarnya terdiri dari kolom (menara) yaitu :
 Destilasi.
 Reboiler
 Overhead Condenser
 Reflak Drum
Campuran umpan akan mengalir dan masuk ke dalam Baqi Umpan dan seterusnya
mengalir ke bagian dasar menara.

1. Kolom Destilasi
Adalah sebuah menara tinggi di mana di pasang sejumlah baqi dengan jarak 30-70
cm. didalam kolom tersebut terjadi pemisahan antara detilasi dengan produk dasar
karena perbedaan titik didih di antara komponen-komponen cairan tersebut.
1. Merangkaikan distilasi yang menggunakan kolom-kolom sederhana,
Kolom sederhana :
o memisahkan 1 umpan menjadi 2 produk;
o menggunakan komponen2 kunci yang kemudahan menguapnya
berdampingan;
o memiliki 1 pendidih-ulang dan 1 kondensor.
2. Untuk campuran biner hanya ada 1 kemungkinan rangkaian.
3. Untuk campuran terner (3 komponen) ada 2 kemungkinan rangkaian.

2. Reboiler.
Reboiler ini juga di gunakan sebagai memanaskan cairan yang keluar dari dasar
kolom dan menguapkannya. Pemanasan tersebut menghasilkan sejumlah uap yang
cukup untuk memisahkan cairan karena adanya perbaedaan titik didih.
Suatu penukar panas vertikal jenis

x
Dalam konfigurasi ini, jumlah vapor yang dihasilkan dikontrol dengan cara
mengatur aliran panas ke reboiler, dalam hal ini aliran steam/uap.  Jumlah produk
bawah (bottom product) yang diuapkan menjadi vapor ditentukan dari besarnya
setpoint steam flow control (FC). Semakin besar setpoint FC, semakin banyak
vapor yang dihasilkan.  Jumlah produk bawah yang dikeluarkan/dihasilkan
dikontrol dengan menggunakan level control (LC).

Konfigurasi diatas digunakan pada kettle type reboiler. Sedangkan untuk reboiler
tipe thermo-syphon atau forced-circulation, konfigurasi berikut bisa digunakan.

Konfigurasi lainnya adalah aliran uap (steam flow) diatur oleh reboiler level
control (LC), sedangkan aliran produk dikontrol oleh flow controller (FC) seperti
gambar berikut.

Selain menggunakan pemanas steam seperti beberapa konfigurasi diatas, reboiler


juga terkadang menggunakan pemanas yang berasal dari produk kolom distilasi
(kolom utama seperti CDU atau FCCU). Konfigurasi kontrol reboiler yang
menggunakan pemanas jenis ini diperlihatkan pada gambar berikut.

Pada konfigurasi ini, selain digunakan untuk reboiler, media pemanas juga
digunakan untuk menghasilkan steam pada steam generator. Flow control (FC)
yang terletak sesudah tie, digunakan untuk menstabilkan steam yang dihasilkan
pada steam generator. Konfigurasi lainnya yang mirip dengan ini seperti pada
gambar berikut.

 Pada konfigurasi terakhir ini, flow control ditempatkan sebelum tie, sehingga
steam generator lebih stabil dibandingkan dengan konfigurasi sebelumnya (letak
flow control sesudah tie).

Pada konfigurasi yang sudah dibahas diatas, reboiler dikontrol dengan


menggunakan flow control maupun temperature control.  Selain itu, reboiler juga
bisa dikontrol dengan menggunakan heat input control. Pada jenis kontrol ini, 
yang dikontrol adalah jumlah panas/heat yang diberikan ke sistem reboiler.
Jumlah panas tersebut dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

xi
Q = DeltaT x Cp x roh x F

Q adalah panas  yang diberikan, DeltaT adalah perbedaan temperature fluida


pemanas yang masuk dan keluar reboiler, Cp adalah specific heat medium
pemanas dan roh adalah density medium pemanas.  Konfigurasi heat input control
pada reboiler dapat dilihat pada gambar berikut.

Selain pemanas jenis heat exchanger (HE) seperti diatas, tidak jarang furnace/fire
heater juga digunakan sebagai reboiler.  Apabila menggunakan heater, maka
sistem kontrol yang digunakan adalah temperature control dengan konfigurasi
seperti dijelaskan pada pembahasan mengenai sistem kontrol fire heater.

3. Over Head Condenser

Overhead condenser adalah alat penukar panas untuk mendinginkan dan


mengembunkan uap yangkeluaar dari puncak kolom dan lebih banyak
mengandung komponen bertitik didih rendah. Untuk overhead condenser sering
digunakan penukaran panas jenis rogga dan tabung (shell and tube) untuk medium
pendingin dapat digunakan refrigerant atau air karena biaya lebuh murah , biaanya
air pendingin sering digunakan Fraksi over head mengembun didalam overhead
conedensor untuk selanjutnya di tamping alam reflux drum.

4. Revlux Drum

Sebagai pencampur dari reflux drum di kembalikan ke kolom destilasi (disebut


reflux) , dan sisanya di kirim ke tangki produk. Pompa yang digunakan untuk
pengeembaliandisebut reflux pum (pompa efflux) Untuk menjamin kemantapan
oprasi pompa , harus ada cairan yang cukup dalam reflux drum itu. Sebagian dari
produk overhead yang terkumpul di reflux drum di alirkan ketangki pruduk atau
keperoses selanjutnya sebagai distilat, sedangkan sebagiab lagi dikembalikan
kepuncak menara.

xii
a. Reflux dan reflux ratio

Bagan dari produk puncak yang di kemaliakan ke kolom dstilat disbut refluks.
Reflux akan mengakibatkan bertambahnya aliran cairan yang dibutuhkan intuk
pemisahan di baki-baki. Reflux akan meningkatkan kemurnian produk
puncak.jumlah reflux merupakan variabel oprai yang penting dalam kolom
destilasi , ratio dari jumlah refluks dari jumlah distilat disebut reflux ratio.
reflux ratio ini merupakan index index penting dalam perencanaan dan
pengoprasian suatu kolom distilasi . dengan menambahkan reflux raio , efisiensi
pemisahan akakn meningkat. Kosentrasi komponen bertitik dididh rendah dalam
distilah akan bertambah, dan konsentrasi komponen bertitik didih tinggi akan
berkurang.
Pada waktu bersamaan komponen bertitik didih rendah di dalam produk dasar
akan turun dankonsentrasi komponen bertitik didih tinggi dalam produk dasar
akan naik jadi dengan menambahkan reflux ratio dpat diperoleh produk daar den
distilat dengan kemurnian lebih tinggi.

b. Reflux dan reflux ratio

Bagan dari produk puncak yang di kemaliakan ke kolom dstilat disbut refluks.
Reflux akan mengakibatkan bertambahnya aliran cairan yang dibutuhkan intuk
pemisahan di baki-baki. Reflux akan meningkatkan kemurnian produk
puncak.jumlah reflux merupakan variabel oprai yang penting dalam kolom
destilasi , ratio dari jumlah refluks dari jumlah distilat disebut reflux ratio.

reflux ratio ini merupakan index index penting dalam perencanaan dan
pengoprasian suatu kolom distilasi . dengan menambahkan reflux raio , efisiensi
pemisahan akakn meningkat. Kosentrasi komponen bertitik dididh rendah dalam
distilah akan bertambah, dan konsentrasi komponen bertitik didih tinggi akan
berkurang.
Pada waktu bersamaan komponen bertitik didih rendah di dalam produk dasar
akan turun dankonsentrasi komponen bertitik didih tinggi dalam produk dasar

xiii
akan naik jadi dengan menambahkan reflux ratio dpat diperoleh produk daar den
distilat dengan kemurnian lebih tinggi.

B. Distilasi Skala Industri

Umumnya proses distilasi dalam skala industri dilakukan dalam menara, oleh
karena itu unit proses dari distilasi ini sering disebut sebagai menara distilasi
(MD). MD biasanya berukuran 2-5 meter dalam diameter dan tinggi berkisar
antara 6-15 meter. Masukan dari MD biasanya berupa cair jenuh (cairan yang
dengan berkurang tekanan sedikit saja sudah akan terbentuk uap) dan memiliki
dua arus keluaran, arus yang diatas adalah arus yang lebih volatil (lebih
ringan/mudah menguap) dan arus bawah yang terdiri dari komponen berat. MD
terbagi dalam 2 jenis kategori besar:

1. Menara Distilasi tipe Stagewise, MD ini terdiri dari banyak plate yang
memungkinkan kesetimbangan terbagi-bagi dalam setiap platenya, dan
2. Menara Distilasi tipe Continous, yang terdiri dari packing dan
kesetimbangan cair-gasnya terjadi di sepanjang kolom menara

xiv
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Destilasi merupakan suatu teknik pemisahan larutan yang berdasarkan pada


perbedaan titik didihnya. Destilasi terfraksi dugunakan untuk larutan yang
mempunyai perbedaan titik didih yang tidak terlalu jauh yaitu sekitar 30oC atau
lebih. Dasar pemisahan suatu campuran dengan destilasi adalah adanya perbedaan
titik didih dua cairan atau lebih yang jika campuran tersebut dipanaskan, maka
komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih dulu. Dengan
mengatur suhu secara cermat, kita dapat menguapkan dan kemudian
mengembunkan komponen-komponen secara bertahap.

B. Saran.

* Hendaklah Mahasiswa melakukan Praktek agar lebih mudah mengerti


tentang proses destilasi ini.
* Melakukan Studi Tour ke pabrik pengolahan Methanol Dalam Air
* Melakukan kerja Kelompok dalam membuat makalah.

xv

Anda mungkin juga menyukai