Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Geologi merupakan ilmu yang memperlajari tentang bumi, meliputi penyusun


bumi, perubahan-perubahan fisik dan kimiawi yang terjadi pada permukaan dan bagian
dalam bumi, serta sejarah bumi sebagai planet dan bentuk-bentuk kehidupan di
dalamnya (Amin Nugroho, 2019).

Sejarah bumi merupakan aspek penting dalam ilmu geologi. Seperti doktrin yang
dikemukakan oleh James Hutton (1795) yaitu, law of uniformitarianism yang kemudian
dipupolerkan oleh Charles Lyell (1830) yang terkenal sebagai The Present is the key to
the past. Yang berarti gaya-gaya atau proses-proses yang membentuk permukaan bumi
seperti yang dilihat saat ini telah berlangsung sejak terbentuknya bumi (Amin Nugroho,
2019). Oleh sebab itu, sejarah bumi sangatlah penting karena dengan memperlajari
sejarah bumi, maka kita dapat memecahkan setiap pertanyaan mengenai hal-hal yang
kita lihat di bumi sekarang. Karena segala sesuatu yang kita lihat sekarang merupakan
cerminan apa yang terjadi pada masa lampau.

Dalam memperlajari sejarah bumi, kita membutuhkan jejak atau produk masa
lampau sebagai petunjuk untuk menyingkapkan masa lampau itu sendiri. Di dalam
geologi, media atau produk yang digunakan untuk mempelajari masa lampau adalah
batuan. Batuan dapat menceritakan tentang proses-proses yang terjadi pada masa
lampau, kapan, dimana, dan bagaimana proses-proses itu berlangsung. Dengan adanya
batuan, maka para ahli dapat menyusun suatu skala waktu geologi seperti yang tertera
pada tabel 1.

Skala Waktu Geologi berbeda dengan penanggalan yang kita kenal sehari-hari.
Skala waktu geologi dapat diumpamakan sebagai sebuah buku yang tersusun dari
halaman-halaman, dimana setiap halaman dari buku tersebut diwakili oleh batuan.
Beberapa halaman dari buku tersebut kadang kala hilang dan halaman buku tersebut
tidak diberi nomor, namun demikian kita masih dapat membaca buku tersebut karena
ilmu geologi menyediakan alat kepada kita untuk membantu membaca buku tersebut
(Djauhari Noor, 2012).
Tabel 1. Skala Waktu Geologi

Pada tugas ini, kami akan membahas tentang ciri-ciri batuan zaman Prakambrium
di Indonesia dan Australia serta membahas hubungan diantara keduanya.

B. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam tugas ini adalah sebagai berikut :

1. Apa itu Zaman Pra-kambrium serta ciri-ciri umum batuan pada Zaman
Prakambrium?
2. Dimana lokasi penemuan batuan pra-kambrium di Indonesia?
3. Bagaimana ciri-ciri batuan pra-kambrium di Indonesia?
4. Dimana lokasi penemuan batuan pra-kambrium di Australia?
5. Bagaimana ciri-ciri batuan pra-kambrium di Australia?
6. Bagaimana hubungan tektonik Indonesia dan Australia dalam pembentukan batuan
pra-kambrium tersebut?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Kita dapat mengetahui apa itu zaman pra-kambrium serta mengenali ciri-ciri umum
batuan pada zaman pra-kambrium.
2. Kita dapat mengetahui lokasi penemuan batuan pra-kambrium di Indonesia.
3. Kita dapat mengetahui ciri-ciri batuan pra-kambrium di Indonesia.
4. Kita dapat mengetahui lokasi penemuan batuan pra-kambrium di Australia.
5. Kita dapat mengetahui ciri-ciri batuan pra-kambrium di Australia.
6. Kita dapat memahami hubungan tektonik di Indonesia dan Australia sehingga dapat
terbentuk batuan pra-kambrium tersebut.

D. Metode Penulisan

Penulis menggunakan metode studi literatur yaitu dengan memperlajari setiap studi
kasus yang telah dilakukan terlebih dahulu oleh para ahli dan juga mengumpulkan
informasi lainnya dari berbagai artikel-artikel penunjang.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Zaman Pra-kambrium

1. Pengertian Zaman Pra-kambrium

Zaman Pra-kambrium adalah kurun Ketika bumi terbentuk sekitar 4,6 miliar
tahun yang lalu hingga 540 atau 570 juta tahun yang lalu. Menurut para geolog,
rentan waktu pra-kambrium yang berlangsung lebih dari 4 miliar tahun merupakan
85% dari seluruh perjalanan sejarah bumi. Kurun awal ini berlangsung sejak saat
terbentuknya bumi hingga datangnya zaman kambrium pada masa Paleozoikum,
570 juta tahun yang lalu. Secara geologis, bumi pada kurun pra-kambrium berasal
dari lapisan batuan tertua yang berumur 3,5 sampai 3,7 miliar tahun yang lalu
(Amin Nugroho, 2019).
Pra-kambrium adalah zaman tertua di bumi dan lapisan Pra-Kambrium selalu
terdapat di bawah batuan yang mengandung fosil (Kambrium).

2. Ciri-ciri Umum Batuan Pra-Kambrium

Penampakan batuan Pra-kambrium sangat jarang sekali ditemukan di


permukaan bumi. Hanya di beberapa daerah atau terbatas pada tempat tertentu saja.
Diperkirakan, munculnya batuan Pra-kambrium di permukaan bumi diakibatkan dari
sejak terbentuknya, tidak pernah tertutup oleh sedimen yang lebih muda atau
sedimen-sedimen yang menutupinya sudah habis terkikis oleh erosi.

Umumnya daerah-daerah tempat ditemukannya batuan Pra-kambrium


merupakan bagian dari pusat benua. Bentuk umum dari batuan Pra-kambrium adalah
bentuknya yang agak melingkar dan permukaannya sedikit cembung sehingga inti-
inti dari batuan Pra-kambrium tersebut diberi nama Perisai Benua. Disekitar bagian
pusat yang berbentuk perisai itu, lapisan Pra-kambrium tertutup oleh lapisan-lapisan
yang lebih muda, makin jauh dari bagian pusat akan semakin tebal.

Batuan Pra-kambrium umunya berhablur, baik yang berasal dari pembekuan


magma atau peleburan dan penghabluran kembali sedimen-sedimen dan batu lainnya
yang disebabkan oleh perubahan kimia dan fisis pada sedimen-sedimen dan batuan
beku. Berikut ini adalah sebaran batuan Pra-kambrium :

1. Grand Canyon Colorado, terlihat lapisan di bagian bawah dan makin ke


atas terdapat tumpukan sedimen yang semakin muda.
2. Perisai Kanada di sekitar Danau Besak.
3. Perisai Fenoskandia di Finlandia.
4. Perisai Australia.
Penelitian geologi membuktikan bahwa pada era Pra-Kambrium tidak
ditemukan bentuk kehidupan dan tidak ada fosil yang ditemukan bentuk kehidupan
dan tidak ada fosil yang ditemukan karena bumi masih dalam masa pembentukkan
awal.

B. Lokasi Batuan Pra-Kambrium di Indonesia serta Ciri-cirinya

Menurut beberapa sumber literatur yang kami dapatkan, sampai saat ini batuan
Pra-Kambrium ditemukan pada salah satu formasi penyusun stratigrafi wilayah Papua.
Paleozoic Basement (Pra-Kambrium Paleozoicum) merupakan salah satu penyusun
stratigrafi wilayah Papua, tepatnya di daerah sekitar Pegunungan Tengah tersingkap
Formasi Awigatoh sebagai batuan tertua di Papua yang berumur Pra-Kambrium.

Formasi ini juga disebut Formasi Nerewip oleh Parris (1994) di dalam lembar
Peta Timika. Formasi ini terdiri dari batuan metabasalt, metavulkanik dengan sebagian
kecil batugamping, batuserpih dan batulempung. Formasi Awigatoh ini ditindih secara
tidak selaras oleh Formasi Kariem. Formasi Kariem tersusun oleh perulangan batupasir
kuarsa berbutir halus dengan batuserpih dan batulempung.

Umur formasi ini diperkirakan sekitar Awal Paleozoikum atau pre-Kambrium


yang didasarkan pada posisi stratigrafinya yang berada di bawah Formasi Modio yang
berumur ilur Devon. Didaerah Gunung Bijih Mining Access (GBMA) dijumpai
singkapan Formasi Kariem yang ditutupi secara disconformable oleh Formasi Tuaba.
Formasi Tuaba tersusun oleh batupasir kuarsa berlapis sedang dengan sisipan
konglomerat dan batuserpih yang diperkirakan berumur Awal Paleozoikum atau pre-
Kambrium.

C. Lokasi Batuan Pra-Kambrium di Australia serta Ciri-cirinya

Menurut sumber literatur yang kami peroleh, batuan Pra-Kambrium di Benua


Australia ditemukan pada dasar Danau Rowallan yang terletak pada utara Tasmania.
Ahli Geologi dari Universitas Tasmania berhasil menerima keberuntungan yang sangat
Langkah dikarenakan dapat memperlajari formasi batuan fosil yang berusia 1 miliar
tahun ini dengan mudah.

Batuan fosil ini ditemukan ketika danau tersebut tengah dikeringkan pada awal
tahun 2015 sebagai bagian dari proyek peningkatan pembangkit listrik di Rowallan dan
kemudian diketahui bahwa ternyata batuan tersebut merupakan situs pra sejarah dari era
Pra-Kambrium.

Diketahui bahwa dasar dari danau tersebut merupakan formasi batuan Pra-
Kambrium yang berusia sekitar 1 miliar tahun dan belum pernah dilihat sebelumnya
selama 20.000 tahun. Dr. Rob Scott, peneliti dari Universitas Tasmania mengatakan
bahwa formasi batuan Pra-Kambrium yang terakhir ditemukan berasal dari zaman es.
Dr. Scott juga berkata bahwa batuan Pra-Kambrium yang ditemukan dapat dikatakan
merupakan hasil dari peristiwa geologi yang terbesar dan paling signifikan yang pernah
terjadi di Tasmania. Para peneliti geologi akan memperlajari proses perubahan bentuk
dan sejarah metamorfosis dari batuan fosil ini.

Era Pra-Kambrium merupakan zaman paling awal dari geologi, dengan kata lain
mencakup Sebagian besar sejarah bumi. Namun, para ilmuwan hanya memiliki waktu
singkat untuk mempelajari formasi situs Pra-Kambrium di Danau Rowallan
dikarenakan proyek peningkatan infrastruktur pembangkit listrik sudah mulai
dirampung untuk dikerjakan sehingga mereka sudah kembali mengairi danau tersebut.

Sejak dikeluarkannya literatur situs geologi Pra-Kambrium pada dasar Danau


Rowallan di Tasmania tahun 2015, hingga saat ini belum dilakukan penelitian lebih
lanjut mengenai formasi fosil batuan Pra-Kambrium tersebut.

D. Hubungan Tektonik Indonesia dan Australia dalam Pembentukan Batuan


Prakambrium

Menurut studi literatur yang kami lakukan, tektonik antara Indonesia dan
Australia memiliki hubungan yang sangat berkesinambungan, sehingga sangat
memungkinkan keduanya memiliki kesamaan dari litologi dan aspek lainnya.

Pada awalnya, sebagian pulau Papua berada di dasar lautan Pasifik yang paling
dalam, mulai zaman Cretaceous (zaman kapur) sekitar 55 jutaan tahun lalu, dan juga
sebagiannya, berasal dari bebatuan sedimen Australia bagian utara. Namun, melalui
proses orogenesa dan tektonogenesa, sehingga terjadi pengangkatan, maka terbentuk
pulau-pulau kecil di dasar lautan coastal Australia Utara, selama jutaan tahun.
Buktinya, kita bisa tahu melalui pembentukan sebuah paparan yang sering disebut
dengan paparan Saul di peta rupabumi paleo-oseanik.

Beberapa juta tahun kemudian, muncul beberapa jajaran gunungapi, akibat


adanya, proses pergerakan tumbukan lempeng (convergent) antara lempeng Benua
Australia bagian utara dan lempeng Samudera Pasifik, (pergerakan tumbuhkan antara
lempeng benua dan lempeng samudera), sehingga terjadi letusan gunungberapi sangat
aktif di sepanjang pegunungan Papua pada Miosen Awal sampai Pliosen Akhir.
Namun, beberapa jutaan tahun kemudian, letusan gunungberapi yang aktif itu, ditutupi
oleh es (ice) akibat pencairan es secara besar-besaran pada kedua kutub bumi, yaitu
sekitar pada Pleistocene Akhir, kira-kira 0,5 milyar tahun yang lalu. Maka dari itu, saat
ini para ilmuan geologi dunia yang pernah melakukan ekspedisi yang difasilitasi oleh
PT.Freeport menyatakan bahwa “kawasan pegunungan Gresberg Papua, disebut daerah
kawasan busur gunungapi purba (paleovolcanic arc)”.

Buktinya, terlihat seperti pengayaan asosiasi mineral logam yang batuannya


berasal dari dapur magma primer, material batuannya sedang dieksploitasi oleh
PT.Freeport Indonesia. Secara geologi, sedikit rumit untuk mendeskripsikan batuan-
batuan itu secara keseluruhan dan mendetail, oleh karena bantuan magma itu di
atasnya, ditutupi oleh penyebaran batugamping New Guinea serta gumpalan es selama
jutaan tahun. Sementara itu ahli geologi menyatakan bahwa adanya pertemuan secara
tumbukan (convergent) pada kedua lempeng inilah yang mengakibatkan sehingga
terbentuklah gugusan Pegunungan Tengah dan gugusan Pegunungan di wilayah Kepala
Burung (Hamilton, 1979; Dow et al., 1988).

Akibat pengangkatan yang terjadi ini, maka dapat diperkirakan bahwa pulau
Papua mulai terhubung dengan benua Australia, sehingga sangat muda untuk terjadi
migrasi hewan dan manusia dari daratan Australia ke wilayah New Guinea, selama
proses pencairan es terjadi.

Hubungan yang terlihat pada tektonik Indonesia (khususnya bagian Papua)


dengan Benua Australia yang sudah dijelaskan diatas, dapat menjadi alasan kuat
mengapa kita dapat menemukan satu atau bahkan lebih formasi litologi yang sama,
dalam hal ini batuan Pra-Kambrium di Papua, Indonesia dan Benua Australia.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Setelah membaca dan menganalisis setiap data yang diperoleh dari setiap studi literatur
yang dilakukan, maka ada beberapa hal yang dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Zaman Pra-Kambrium merupakan waktu paling awal pada kurun waktu geologi,
yang mana pada masa ini belum ditemukan tanda-tanda kehidupan apapun di bumi.

2. Batuan pada zaman Pra-Kambrium jarang sekali ditemmukan pada permukaan


bumi dikarenakan telah tertutupi oleh sedimen-sedimen yang lebih muda diatasnya.
Jika batuan zaman Pra-Kambrium tersingkap di permukaan bumi, berarti
kemungkinan besar batuan tersebut tidak setutupi sedimen yang lebih muda sejak
terbentuknya, atau sedimen-sedimen yang lebih muda telah terkikis oleh erosi
sehingga batuan tersebut dapat terlihat. Ciri-ciri umum batuan pada zaman Pra-
Kambrium adalah memiliki bentuk agak melingkar dan cembung sehingga disebut
sebagai Perisai Benua.

3. Batuan Pra-Kambrium di Indonesia ditemukan di Pulau Papua, dengan nama


Formasi Awigatoh. Formasi Awigatoh merupakan formasi batuan tertua di Papua
yang ditutupi oleh formasi batuan lainnya yang mengandung fosil dan lebih muda.
Formasi Awigatoh merupakan salah satu penyusun dari stratigrafi wilayah Papua.

4. Batuan Pra-Kambrium di Australia ditemukan di Tasmania, tepatnya di dasar


Danau Rowallan di bagian utara Tasmania. Namun data lebih lengkap mengenai
formasi batuan fosil ini belum diperoleh dikarenakan belum ada penelitian lebih
lanjut dari para ilmuwan mengingat waktu yang diberikan bagi para ilmuwan sangat
singkat.

5. Menurut data-data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa Tektonik Indonesia


(khususnya Papua) dan Australia memiliki kesinambungan, sehingga sangat
memungkinkan keduanya memiliki kesamaan dalam berbagai aspek, salah satunya
ialah litologinya.

B. SARAN

Dalam membuat makalah ini, kami sangat terbatas dalam hal memperoleh referensi,
sehingga kami sangat minim dalam memperoleh informasi serta data yang akan kami
pergunakan sebagai bahan pembahasan dalam makalah ini.

Anda mungkin juga menyukai