Anda di halaman 1dari 3

Nama : Giovanny Ferdinandus

NIM : 201899015
Prodi : Teknik Geologi

PERAN GEOLOGI TEKNIK DALAM KEGIATAN KONSTRUKSI

Pembahasan mengenai peran geologi teknik dalam kegiatan konstruksi dimulai dari beberapa
contoh kegagalan konstruksi yang diakibatkan oleh ketidakpedulian aspek geologi dalam
membangun konstruksi tersebut.
Dapat dikatakan sebagai tsunami darat yang hebat akibat runtuhnya suatu Dam di San
Fransisco (1927). Runtuhnya Dam tersebut diakibatkan oleh sandaran kiri konstruksi ini
bertumpuh pada Laminated Mica Schist yang mana searah dengan arah foliasi. Sementara itu,
pada sandaran kanan Dam, terdapat tanda sesar dengan bidang yang besar serta dijumpai
endapan lepas seperti konglomerat yang belum sepenuhnya terkompaksi. Dapat disimpulkan
bahwa konstruksi Dam ini dibangun tanpa memperhitungkan aspek geologi sama sekali.
Berikutnya adalah konstruksi P3SON, Hambalang, Jawa Barat, yang biasanya dikenal dengan
proyek Hambalang. Konstruksi ini juga dibangun di atas formasi yang secara geologi sangat
tidak menguntungkan. Konstruksi ini dibangun di atas Formasi Jatiluhur dengan litologi
batulempung yang dapat mengalami degradasi. Kemudian ada juga potensi kelongsoran
karena perbedaan jenis batuan yang didominasikan oleh batuan vulkanik. Dan juga terdapat
proses rock swelling dan slaking processes.
Kemudian ada masalah pada Jembatan Cisomang pada Ruas Tol Cipularang, yaitu adanya
deformasi pada batuan sehingga menyebabkan pilar jembatan bergeser. Juga terdapat zona
yang tidak stabil antara batuan vulkanik dan batulempung pada formasi Jatiluhur. Selain itu,
Jembatan Cisomang ini juga terletak pada suatu sistem sesar naik.
Peran seorang geolog adalah bagaimana geolog dapat menerjemahkan seluruh data dan
informasi geologi yang ada untuk mendukung pembangunan suatu rekayasa yang baik.
Peran batu dan tanah dalam kegiatan rekayasa dapat digolongkan menjadi 3 bagian, yaitu :
1. Batu dan tanah menopang satu jenis kegiatan konstruksi;
2. Batu dan tanah ditempatkan menjadi bagian dari kegiatan kontruksi, dan
3. Batu dan tanah menjadi material dari kegiatan konstruksi
Dalam melakukan kegiatan pembangunan konstruksi, geologi sangat berperan penting dalam
kaitannya dengan kegiatan investigasi atau penyelidikan, yang mana ada 2 hal yang sangat
mempengaruhi kegiatan investigasi yaitu :
1. Dapat menetapkan dan menyatakan bahwa investigasi yang dilakukan merupakan
suatu investigasi kompleks atau sederhana.
2. Dapat memperhitungkan aspek dari kegiatan konstruksi itu sendiri.
Ada beberapa hal yang penting dan perlu diperhatikan oleh seorang geolog dalam menangani
sebuah kegiatan kontruksi, yaitu :
1. Dapat mendeskripsikan batuan baik secara megaskopis maupun mikroskopis.
2. Dapat melihat aspek geologi maupun potensi bahaya geologi yang dapat
mempengaruhi proses kegiatan konstruksi saat sebelum dibangun maupun setelah
dibangun.
Berikut ini adalah beberapa contoh dari pembangunan konstruksi yang ada di Indonesia :
1. Elevated Road di Maros, Sulawesi Selatan.

Pembangunan Elevated Road di Maros, Sulawesi Selatan ini harus diperhatikan. Hal yamg
harus diamati adalah perkembangan pelapukan dan/atau karstifikasi, juga mengamati batas-
batas serta arah bidang diskontinuitas terhadap arah lereng (yang mempengaruhi fondasi).

Dalam geologi Teknik, kita mengenal 3 longsoran, yaitu longsoran planar atau planar sliding,
longsoran baji, dan longsoran jungkiran.

2. Tol Semarang-Solo
Pada Tol Semarang-Solo, pada suatu area ditemukan paleo landslide dan juga batulempung
dengan karakteristik yang sama di sepanjang jalan tol Semarang-Solo yaitu Formasi Kerek.
Analisis dengan seksama juga dilakukan guna memilih parameter untuk melakukan desain
pada batuan yang memiliki perilaku swelling dan slakin, dan penyebab terjadinya.
Ada 2 hal yang menjadi perhatian, yaitu :
1. Apakah batuan pernah mengalami retakan-retakan yang tidak kasat mata, akan
tetapi setelah terekspos, retakan-retakan itu terbuka dan dapat dilihat. Hal ini
dikenal dengan stress relief.
2. Adanya proses ekspansif pada mineral
Untuk mengatasi masalah diskontinuitas atau bidang-bidang lemah pada batuan maka akan
digunakan Discontinuity Survey Data Sheet. Data pertama yang perlu diambil adalah jenis-
jenis diskontinuitas, juga berbagai parameter-parameter yang penting.
Terkait dengan masalah MRT Jakarta pada bagian underground, hal yang harus diperhatikan
adalah jenis batuan yang pada umumnya berumur Kuarter, dan control permukaan muka air
tanah yang sering dijumpai.
Tantangan-tantangan yang akan dijumpai kedepannya yaitu :
- Kereta Cepat Jakarta sampai Bandung
- Pembangunan bendungan dan PLTA
- Pembangunan Jalan Tol dan Jembatan Bentang Panjang
- Kereta Trans Sulawesi
- Jalan Nasional Trans Papua
- Jembatan atau Terowongan Selat Sunda
Peran geologi teknik itu menjadi kunci dalam suatu kegiatan konstruksi itu harus dapat
direalisasikan dengan baik. Untuk menghasilkan konstruksi yang “Harmony with Nature”
yang mana suatu konstruksi memang bisa dengan baik menyesuaikan dengan kondisi
alamnya. Tiidak hanya kondisi yang mendukung, tetapi juga kondisi yang sering kali
menghambat atau membahayakan konstruksi itu sendiri. Akan tetapi itu semua bisa ditangani
dengan baik kalau kita mengenal dengan baik aspek geologi dengan secepat dan seakurat
mungkin.
Sumber ringkasan : https://www.youtube.com/watch?v=G_UCQg0BGdE

Anda mungkin juga menyukai