Anda di halaman 1dari 17

Kusnendi\/conversion/tmp/scratch/518515423.

doc\2002

1 MAKROEKONOMI
DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT ILMU

oleh: Kusnendi
Manusia, dia adalah homo sapiens, mahluk berpikir!
Apa yang ingin diketahui, bagaimana memperolehnya, dan apa nilai guna
dari yang diketahui. Karena berpikir manusia memanusiakan dirinya.
“Seluruh ilmu pengetahuan tidak lebih dari pembaharuan pemikiran setiap hari.”
– Albert Einstein dalam Mankiw, 2000

 HAKEKAT ILMU
“Apa yang dipelajari, bagaimana mempelajarinya,
dan apa nilai guna ilmu?”

 Apa Ilmu itu?

Ilmu

Proses Metode Hasil


Upaya manusia Prosedur sistematis Akumulasi pengetahuan
bersifat kognitif- bersifat deduktif- mengenai suatu obyek
rasional induktif tertentu yang disusun
secara sistematis

Ilmu: upaya manusia yang bersifat kognitif-rasional, menggunakan


metode tertentu sehingga diperoleh kumpulan pengetahuan yang sistematis
yang menjelaskan kausalitas mengenai suatu obyek tertentu yang
berhubungan dengan gejala-gejala alam maupun sosial. Karakteristik:
rasional, empirik, sistematis, obyektif, verifikatif, dan terbuka untuk
koreksi. Fungsi: mendeskripsikan, menjelaskan, memprediksi, dan
mengendalikan. Ilmu menjalankan fungsinya melalui teori yang
dikandungnya. Teori: himpunan konsep/konstruk, variabel, asumsi, dan
proposisi-proposisi yang telah teruji secara empirik. Komponen ilmu:
fenomena, konstruk, variabel, proposisi, fakta, dan teori.

 Pokok Masalah Keilmuan


Apa yang dipelajari atau apa obyek studi ilmu (aspek ontologi), bagaimana ilmu
mempelajari obyek studinya (aspek epistemologi), dan apa nilai guna ilmu (aspek
aksiologi).
 Aspek Ontologi Ilmu
Obyek studi ilmu bersifat empiris. Asumsinya: (1) dunia itu ada, (2) manusia
melalui panca indera mampu mengetahuai dunia, dan (3) fenomena-fenomena

1
Kusnendi\/conversion/tmp/scratch/518515423.doc\2002

yang terjadi di dunia satu sama lain saling berhubungan (Herman Soewardi,
2000).
 Aspek Epistemologi Ilmu
Ilmu mempelajari obyek studinya dengan menggunakan metode tertentu, yaitu
metode keilmuan atau metode ilmiah. John Dewey seorang filsuf dari Amerika
Serikat (1859-1952) memformulasikan metode keilmuan itu sebagai gabungan
antara cara berpikir deduktif (yang dikembangkan aliran filsafat rasionalisme)
dan cara berpikir induktif (yang dikembangkan aliran filsafat empirisme), yang
sering juga disebut sebagai proses logico-hypothetico-verifikatif. Prosedurnya
terdiri dari enam langkah utama: merumuskan masalah, menyusun kerangka
berpikir, merumuskan hipotesis, mengumpulkan dan analisis data, menguji
hipotesis, dan terakhir menarik kesimpulan.

METODE KEILMUAN/METODE ILMIAH


(Proses logico-hypothetico-verifikatif)

RUMUSAN Logika
MASALAH Matematika

Dunia rasional
(Proses berpikir deduktif)
KHASANAH Kebenarannya bersifat koherensi PENYUSUNAN
PENGETAHUAN KERANGKA
ILMIAH BERPIKIR

HIPOTESIS
(Jawaban tentatif)

Dunia empiris (Proses berpikir induktif)


Kebenarannya bersifat korespondensi

Statistika DATA, ANALISIS


dan
PENGUJIAN HIPOTESIS

Direrima KESIMPULAN Ditolak

GAMBAR 1
Metode Keilmuan: Gabungan Proses Berpikir Deduktif-Induktif

 Aspek Aksiologi Ilmu


Ilmu sebagai produk berpikir keilmuan dapat bersifat positif dan normatif. Ilmu
bersifat positif, berkenaan dengan fungsi ilmu sebagai alat untuk
mendeskripsikan, menjelaskan dan memprediksi berbagai gejala dari obyek studi
yang dipelajari sebagimana apa adanya. Ilmu bersifat normatif, berkenaan

2
Kusnendi\/conversion/tmp/scratch/518515423.doc\2002

dengan fungsi ilmu sebagai alat untuk mengendalikan berbagai gejala dari obyek
studi yang dipelajari ke arah yang diinginkan. Ke arah yang diinginkan
mengandung arti apa yang seharusnya dan bukan apa adanya. Jadi secara
normatif, ilmu diaplikasikan sebagai alat untuk mencapai tujuan, yaitu
menjadikan hidup manusia menjadi lebih mudah dalam mencapai kesejahteraan.
Dalam konteks ini, etika, moral dan nilai menjadi pertimbangan utama. Tanpa
pertimbangan etika, moral, dan nilai, aplikasi ilmu yang seharusnya membawa
berkat dan penyelamatan justru akan membawa malapetaka, sebagaimana
dikeluhkan Albert Einstein (Jujun S. Suriasumantri, 1981: 248), “Mengapa
ilmu yang sangat indah ini, yang menghemat kerja dan membikin hidup lebih
mudah, hanya memberikan kebahagiaan yang sedikit kepada kita? Jawabannya
yang sederhana adalah – karena kita belum lagi belajar bagaimana
menggunakan secara wajar.” Jadi, aspek aksiologi ilmu berkenaan dengan sifat
normatif ilmu, apa nilai guna ilmu untuk kehidupan manusia.

 ASPEK ONTOLOGI MAKROEKONOMI


Apa yang dipelajari, di mana dan
siapa yang terlibat dalam makroekonomi?

 Obyek Studi Makroekonomi


Mempelajari perilaku kehidupan ekonomi secara agregatif atau secara nasional.
Fokus masalah: inflasi, pengangguran, ketimpangan neraca pembayaran, dan
masalah pertumbuhan ekonomi. Inflasi, pengangguran, dan ketimpangan neraca
pembayaran disebut sebagai masalah makroekonomi jangka pendek atau disebut
juga sebagai masalah stabilitas, sedang masalah pertumbuhan ekonomi disebut
sebagai masalah makroekonomi jangka panjang. Disebut demikian karena,
masalah pertumbuhan erat berkaitan faktor-faktor yang hanya bisa dianalisis dan
dikendalikan dalam perspektif waktu jangka panjang (lima, sepuluh tahun, atau
bahkan lebih). Faktor-faktor yang dimaksud adalah pertumbuhan penduduk,
kapasitas produksi nasional, maupun tingkat kemajuan teknologi. Dalam jangka
pendek, para ekonom menempatkan faktor-faktor tersebut sebagai sesuatu yang
given, konstan atau tidak berubah. Sejalan dengan itu, maka teori makroekonomi
dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu teori fluktuasi ekonomi
jangka pendek, dan teori fluktuasi ekonomi jangka panjang. Perbedaan jangka
pendek dan jangka panjang, tidak hanya dilihat dari perspektif waktu, tetapi lebih
penting dari itu adalah berkenaan dengan perilaku harga. Dalam jangka pendek para
ekonom mengasumsikan adanya market rigidity. Artinya, harga dan upah dalam
jangka pendek cenderung tidak fleksibel (sticky) mengikuti kekuatan permintaan dan
penawaran. Sedang dalam jangka panjang para ekonom bekerja atas dasar asumsi
market clearing. Artinya, perilaku harga dan upah cenderung fleksibel mengikuti
kekuatan permintaan dan penawaran.

TEORI
MAKROEKONOMI

3
Kusnendi\/conversion/tmp/scratch/518515423.doc\2002

TEORI FLUKTUASI TEORI FLUKTUASI


EKONOMI JANGKA EKONOMI JANGKA
PENDEK PANJANG
Asumsi: Asumsi:
Perilaku harga-upah Perilaku harga-upah
kaku fleksibel
Fokus masalah: Fokus masalah:
pengangguran, inflasi, pertumbuham
dan ketimpangan ekonomi
neraca pembayaran

 Model Keynesian Teori Pertumbuhan


Cross Analysis Ekonomi
 Model IS – LM  Model Klasik
 Model Permintaan
 Model Keynesian
dan Penawaran
Agregat  Model Neo Klasik
 Real Business
 New Growth Theory
Cycles Model

GAMBAR 2
Teori Makroekonomi: Model Fluktuasi Ekonomi Jangka Pendek
dan Model Fluktuasi Ekonomi Jangka Pangjang

 Teori Makroekonomi
Himpunan dari definisi, asumsi, serta proposisi yang dapat digunakan sebagai
kerangka berpikir untuk menjelaskan, memprediksi, dan mengendalikan berbagai
gejala atau perilaku kehidupan ekonomi secara agregatif.
 Variabel
“is some magnitude that can take on different posibble values.” (Lipsey &
Steiner, 1981: 22), atau “besaran yang dapat diukur (atau yang dapat
diskalakan), yang nilainya dapat berubah-ubah” (Ackley, 1978: 6). Beberapa
variabel ekonomi agregatif yang dipelajari teori makroekonomi di antaranya:
pendapatan nasional, (Y), pengeluaran konsumsi rumah tangga I, pengeluaran
konsumsi pemerintah (G), pengeluaran investasi (I), tingkat harga agregat atau
tingkat harga umum (P), jumlah uang beredar (M s), ekspor (X), impor (M),
permintaan uang (L), pajak (TX), tabungan nasional (S), tingkat suku bunga (i),
kurs valuta asing (E), permintaan dan penawaran tenaga kerja (Nd dan Ns), tingkat
upah agregat (W) maupun volume kesempatan kerja (N). Dalam teori
makroekonomi, semua variabel yang dipelajari sekurang-kurangnya diukur dalam
skala interval (dapat dikuantitatifkan secara interval). Variabel yang tidak dapat
diukur secara interval atau yang tidak dapat dikuantitatifkan, para ekonom
mengklasifikasikannya sebagai dummy variable. Di samping hal tersebut, para
ekonom juga sering mengklasifikasikan variabel ekonomi agregatif itu menjadi

4
Kusnendi\/conversion/tmp/scratch/518515423.doc\2002

variabel stok dan variabel arus. Variabel stok adalah variabel yang dinyatakan
pada waktu tertentu, sedang variabel arus adalah variabel yang dinyatakan
menurut satuan waktu tertentu. Tabungan A pada tahun 1999 sebesar xxx adalah
variabel stok, tetapi apabila dinyatakan tabungan A per tahun adalah xxx, maka
tabungan sebagai variabel arus. Pendapatan adalah suatu arus, kekayaan adalah
variabel stok. Investasi atau tambahan stok kapital adalah variabel arus, tetapi
stok kapital adalah variabel stok. Ringkasnya, variabel stok tidak memiliki
dimensi waktu sedang variabel arus memiliki dimensi waktu.
 Hubungan Antarvariabel
Dinyatakan dengan menggunakan fungsi-fungsi. Fungsi adalah konsep matematis
yang menunjukan bagaimana variabel bebas (independent variable)
mempengaruhi variabel tidak bebas (dependent variable). Contoh: C = F(Y) atau
C = C(Y) di mana dC/dY > 0. Artinya, jumlah pengeluaran konsumsi agregat
dipengaruhi secara positif oleh besar kecilnya pendapatan nasional. Secara positif
berarti jika Y naik maka C juga naik. Contoh lain: I = I(i) dan di/dI < 0. Artinya,
pengeluaran investasi agregat dipengaruhi secara negatif oleh tingkat suku bunga.
Secara negatif berarti jika suku bunga naik maka pengeluaran investasi akan
turun.
 Asumsi
Asumsi memiliki kedudukan sebagai syarat untuk keberlakuannya teori. Contoh:
hukum permintaan yang dirumuskan sebagai Qdx = f(Px) di mana dQdx/dPx < 0.
Keberlakuan bahwa jika Px naik akan menyebabkan Qdx turun hanya apabila
asumsinya terpenuhi, yaitu jika harga barang lain, selera dan juga pendapatan
tidak berubah. Teori ekonomi dan demikian juga teori makroekonomi selalu
didasarkan pada asumsi-asumsi tertentu. Karena itu, keberlakuan teori
makroekonomi adalah bersyarat. Artinya, jika asumsi-asumsinya terpenuhi. Bagi
sebagian besar ekonom, atribut terpenting dari suatu teori adalah kemampuan
teori itu untuk memberikan penjelasan dan membuat prediksi.

 Model Makroekonomi
 Model
Para ekonom memahami dunia ekonomi nyata dengan menggunakan model.
Model makroekonomi adalah konstruksi teoritik dari teori makroekonomi yang
dirumuskan secara kuantitatif. Karena dinyatakan secara kuantitatif, maka model-
model makroekonomi memiliki sekelompok persamaan matematis.
(1) Persamaan identitas
Menggambarkan sebuah definsi atau kesamaan yang menunjukan arti
suatu variabel dinyatakan dalam satu atau lebih variabel lainnya. Contoh: Y =
C + I, pendapatan nasional adalah pengeluaran konsumsi ditambah
pengeluaran investasi, tabungan adalah sisa pendapatan yang tidak
dikonsumsi atau S = Y – C.
(2) Persamaan perilaku
Menggambarkan hubungan kausalitas antar variabel yang dirumuskan dalam
bentuk fungsi. Contoh di atas, C = C(Y) atau I = I(i) menunjukan persamaan
perilaku.
(3) Persamaan syarat keseimbangan

5
Kusnendi\/conversion/tmp/scratch/518515423.doc\2002

Menggambarkan syarat untuk tercapainya suatu posisi keseimbangan


antarvariabel yang terdapat dalam suatu model. Suatu model dikatakan
mencapai posisi keseimbangan jika tidak terdapat dorongan atau kekuatan
yang akan menimbulkan perubahan dalam nilai-nilai variabel penting yang
ada dalam suatu model. Contoh: model permintaan dan penawaran.
Qdx = f(Px), dQdx/dPx < 0
Qsx = f(Px), dQsx/dPx > 0
Syarat keseimbangan: Qdx = Qsx
Artinya, harga dan jumlah akan seimbang jika jumlah barang yang diminta
sama dengan jumlah barang yang ditawarkan. Jika kondisi ini tercapai, maka
nilai variabel Qdx, Qsx dan Px cenderung tidak akan berubah.
 Variabel Eksogen dan Endogen
Dalam suatu model, variabel yang terdapat di dalamnya, di samping dapat
dikelompokan mana variabel bebas dan mana veriabel tidak bebasnya, juga dapat
dikelompokan menjadi dua kelompok besar lain, yaitu kelompok variabel
eksogen dan kelompok variabel endogen. Variabel eksogen (exogenous
variables) adalah variabel yang nilainya ditentukan oleh variabel-variabel yang
ada di luar model. Nilai-nilai dari variabel ini diberlakukan sebagai sesuatu yang
sudah tertentu (given). Berbeda dengan variabel eksogen, maka variabel
endogen (endogenous variables) adalah variabel yang nilainya ditentukan oleh
variabel yang ada dalam model. Suatu model makroekonomi bertujuan untuk
menjelaskan bagaimana kelompok variabel ekonomi agregatif yang diberlakukan
sebagai variabel eksogen mempengaruhi kelompok variabel agregatif yang
diberlakukan sebagai variabel endogen. Perlu dicatat, keberlakuan satu variabel
sebagai eksogen atau endogen dalam satu model belum tentu berlaku untuk
model lain. Perubahan satu variabel dari eksogen menjadi endogen atau
sebaliknya akan ditentukan oleh banyak hal, diantaranya adalah kedalaman
maupun tujuan pembuatan model itu sendiri. Contoh: misalnya satu model
disusun sebagaimana diragakan Gambar 3. Dari model tersebut tempak jelas
perbedaan antara variabel eksogen dan endogen.

Jumlah uang
beredar
(Ms) Tingkat suku Pengeluaran Kesempatan
bunga investasi kerja
(i) (I) (N)
Permintaan i = f(Ms, L) I = f(i) N = f(I)
uang
(L)

Kelompok variabel eksogen Kelompok variabel endogen

GAMBAR 3 Variabel Eksogen dan Variabel Endogen

 Analisis dalam Makroekonomi

6
Kusnendi\/conversion/tmp/scratch/518515423.doc\2002

Teori makroekonomi mempelajari hubungan antarvariabel ekonomi agregatif.


Untuk memahami hubungan yang terjadi antarvariabel ekonomi agregatif
tersebut, ada tiga ancangan (pendekatan) analisis yang biasa digunakan ekonom.
 Pendekatan analisis statik
Analisis statik memfokuskan pada upaya untuk memahami bagaimana nilai-nilai
variabel endogen yang terkandung dalam suatu model ditentukan oleh nilai
variabel eksogen sehingga terjadi satu posisi kesimbangan tertentu, tanpa
mempersoalkan bagaimana proses terjadinya keseimbangan itu. Ringkasnya,
analisis statik hanya menganalisis hubungan antarvariabel ekonomi agregatif
pada satu posisi keseimbangan tertentu, tanpa memasukan perubahan variabel
eksogen dan juga tanpa mempersoalkan proses (unsur waktu) terjadinya
keseimbangan tersebut.
 Pendekatan Analisis Statik Komparatif
Analisis statik komparatif mencoba memahami bagaimana dampak perubahan
variabel eksogen terhadap nilai variabel endogen. Disebut sebagai analisis statik
komparatif karena analisis ini berusaha membandingkan nilai-nilai variabel
endogen pada dua posisi keseimbangan setelah ada perubahan variabel eksogen,
tetapi masih tetap tanpa memperhatikan proses berlangsungnya perubahan
tersebut.
 Pendekatan Analisis Dinamik
Berbeda dengan dua pendekatan analisis di atas, analisis dinamik mencoba
mempelajari hubungan antarvariabel yang terdapat dalam suatu model dengan
memasukan unsur perubahan variabel eksogen dan unsur waktu. Singkatnya,
analisis dinamik mencoba memahami proses terjadinya perubahan keseimbangan
yang sifatnya terus menerus. Karena sifatnya yang terus menerus, maka analisis
dinamik sering juga disebut sebagai analisis ketidakseimbangan (disequlibrium)
dan perubahan (Ackley, 1978).

 Aktor dan Pasar dalam Makroekonomi


Aktor makroekonomi terdiri dari empat kelompok pelaku utama sebagai berikut:
 Sektor rumahtangga
 Produsen
 Pemerintah
 Lembaga keuangan, dan
 Sektor luar negeri.
Sedang pasar sebagai tempat berlangsungnya aktivitas makroekonomi terdiri dari
tiga kelompok pasar besar, yaitu:
 Pasar barang
 Pasar uang atau loanable funds market, dan
 Pasar tenaga kerja
Gambar 4 berikut menjelaskan kegiatan kelima aktor serta hubungannya dengan
tiga pasar makroekonomi utama.

suplai tenaga kerja permintaan tenaga kerja


Pasar Tenaga
Kerja
7
Kusnendi\/conversion/tmp/scratch/518515423.doc\2002

pendapatan pembayaran permintaan balas


transfer tenaga jasa faktor
kerja
pajak
Rumah pajak Pemerintah Produsen
tangga
suplai permintaan
uang dana
bunga tabungan kartal permintaan
dana
Pasar Uang
Lembaga suplai (Loanable funds pengeluaran
Keuangan dana market) investasi

suplai pengeluaran
dana konsumsi
Sektor pemerintah
pengeluaran Luar impor
konsumsi Negeri
ekspor
Pasar
Barang

penerimaan
produsen

GAMBAR 4
Interaksi Antaraktor dalam Tiga Pasar Makroekonomi Utama

 Perkembangan Pemikiran Makroekonomi

T eori makroekonomi telah mengalami perkembangan dengan cukup pesat.


Perkembangan awal dimulai oleh pandangan para ekonom Klasik, yang
melahirkan teori makroekonomi Klasik. Depresi besar yang terjadi selama tahun
1930-an telah melahirkan teori ekonomi baru, yaitu teori makroekonomi Keynes.
Semenjak teori makroekonomi Keynes lahir, teori makroekonomi terus berkembang.
Perkembangan tersebut secara ringkas diragakan dalam tampilkan berikut ini.

TEORI MAKROEKONOMI KLASIK

8
Kusnendi\/conversion/tmp/scratch/518515423.doc\2002

(Sampai tahun 1930-an)


TEORI MAKROEKONOMI
KEYNES (1936)
NEOCLASSICAL SYNTHESIS
(Akhir tahun 1940)

The Golden Age


of Macroeconomics
(1940-1970)
KEYNESIANS MONETARISTS
John R. Hick  The IS-LM Model Milton Friedman
 Theories of Consumption,
Alvin H. Hansen Invesment and Money Demand Edmund Phelps
R. G. Harrod  Growth Theory Anna Schwartz
E. D. Domar  Macroeconometric Models
(MIT-Penn-SSRC: MPS Model)
Dudley Dillard
Lawrence Klein Debat
Keynesians vs Monetarists
(1960)
 Monetary vs Fiscal Policy
 The Phillips Curve
 The Role of Policy
The Lucas Critique
The Phillips Curve
Optimal Control and Game Theory
Stagflasi (1970)

RATIONAL EXPECTATIONS, RATEX, 1970


(John Muth, Robert Lucas, Thomas Sargent, Neil Wallace, Robert Barro)

Telaah empiris (1970-1980)


Robert Hall: Random Walk of Consumption
Rudiger Dornbusch: Overshooting Model of Exchange Rate
Stanley Fischer dan John Taylor: Wage and Price Setting

Kecenderungan perkembangan selanjutnya (1980-sekarang)

NEW KEYNESIAN NEW GROWTH NEW CLASSICAL


MACROECONOMICS THEORY MACROECONOMICS
(George Akerlof : Efficiency (Robert Lucas (Edward Prescott: Real
Wage dan Menu Cost dan Paul Romer) Business Cycle, RBC
Models) Models)

GAMBAR 5
Perkembangan Teori Makroekonomi
 ASPEK EPISTEMOLOGI MAKROEKONOMI

9
Kusnendi\/conversion/tmp/scratch/518515423.doc\2002

“Bagaimana makroekonomi mempelajari


obyek studinya?”

M akroekonomi mempelajari obyek studinya dengan mengaplikasikan metode


keilmuan atau metode ilmiah (scientific methode). Bagaimana prosedurnya?
Gambar 6 berikut menjelaskan hal yang dimaksud.

DUNIA NYATA

abstraksi

KEHIDUPAN
Statistik KEHIDUPAN EKONOMI
NONEKONOMI
Makroekonomi
abstraksi lebih lanjut

MASALAH KHASANAN
MAKRO ILMU
EKONOMI EKONOMI

analisis
PERUMUSAN MODEL deduktif
 Asumsi
 Variabel
 Hubungan antarvariabel
dan prediksi (hipotesis)

analisis
induktif

DATA, ANALISIS ditolak


DAN
PENGUJIAN MODEL
diterima
Ekonometrika
KESIMPULAN

GAMBAR 6 Aspek Epistemologi Makroekonomi

 ASPEK AKSIOLOGI MAKROEKONOMI


“Apa nilai guna makroekonomi?”
Teori ekonomi tidak memberikan kesimpulan mapan yang langsung dapat diterapkan

10
Kusnendi\/conversion/tmp/scratch/518515423.doc\2002

pada kebijakan. Teori ekonomi bukan doktrin tetapi lebih merupakan metode,
sarana berpikir yang membantu memprosesnya untuk memberikan kesimpulan yang benar.
John Maynard Keynes, 1936

 Dari Teori Menuju Kebijakan Makroekonomi

TEORI MAKROEKONOMI

Mempelajari keajegan hubungan antarvariabel


ekonomi agregatif – MODEL MAKROEKONOMI

HUKUM, GENERALISASI TEORITIS

diaplikasikan sebagai kerangka berpikir

SECARA POSITIF: SECARA NORMATIF:


menjelaskan dan memperdiksi mengendalikan dalam bentuk
KEBIJAKAN MAKROEKONOMI

MASALAH MAKROEKONOMI
Inflasi, pengangguran, ketimpangan neraca
pembayaran dan pertumbuhan ekonomi

PRESTASI MAKROEKONOMI
inflasi dan pengangguran relatif rendah, neraca pembayaran
tidak timpang, PDB tumbuh relatif tinggi dan stabil

GAMBAR 7 Aspek Aksiologi Makroekonomi

T eori makroekonomi mempelajari keajegan hubungan antarvariabel ekonomi


agregatif. Hubungan antarvariabel tersebut dirumuskan secara kuantitatif,
sehingga terbentuk model-model makroekonomi. Model-model makroekonomi,
melalui aplikasi metode keilmuan, diuji dengan data. Diuji, dan teruji jadilah prinsif,
dalil, hukum atau generalisasi teoritis makroekonomi. Aspek aksiologi
makroekonomi berkenan dengan aplikasi dari dalil-dalil makroekonomi, baik secara
positif maupun normatif. Secara positif, aplikasi dalil makroekonomi dinyatakan
dalam bentuk penjelasan dan prediksi mengenai masalah makroekonomi yang
muncul, sedang secara normatif, berkenaan dengan aspek pengendalian, yang
diimplemantasikan dalam bentuk kebijakan makroekonomi tertentu, dan akhirnya

11
Kusnendi\/conversion/tmp/scratch/518515423.doc\2002

output dari kebijakan makroekonomi ini menghasilkan kinerja atau prestasi


makroekonomi.

 Kebijakan dan Prestasi Makroekonomi


Kebijakan makroekonomi terdiri dari dua kebijakan utama. Kebijakan fiskal dan
kebijakan moneter.
 Kebijakan fiskal, semua tindakan pemerintah untuk mengendalikan jalannnya
kehidupan ekonomi nasional ke arah yang diinginkan, yang diimplementasikan
melalui APBN. APBN memiliki dua sisi:
 Sisi penerimaan bersumber terutama dari penerimaan pajak (Tx),
 Sisi pengeluaran terdiri dari berbagai pos pengeluaran, yang apabila
disederhana meliputi pengeluaran konsumsi pemerintah (G) dan pembayaran
transfer (Tr).
Karena itu, Tx, G, dan Tr disebut variabel kebijakan fiskal. Jika Tx > (G+Tr),
APBN dikatakan surplus, dan jika sebaliknya APBN defisit. Apabila Tx = G +
Tr, dikatakan APBN berimbang.
 Kebijakan moneter, semua tindakan bank sentral untuk mengendalikan
jalannya kehidupan ekonomi nasional ke arah yang diinginkan melalui
pengendalian jumlah uang beredar (Ms). Karena itu Ms disebut sebagai variabel
kebijakan moneter. Untuk mengendalikan jumlah uang beredar, bank sentral
memiliki tiga instrumen:
 Open market operation, penjualan dan pembelian obligasi pemerintah oleh
bank sentral.
 Reserve requirement, adalah peraturan bank sentral yang menentapkan bank-
bank umum untuk memiliki rasio deposit-cadangan minimum.
 Discount rate, adalah tingkat bunga pinjaman bank sentral kepada bank-bank
umum.
 Melalui kedua instrumen kebijakan makroekonomi itu, pemerintah berusaha
mengelola dan mengendalikan jalannya kehidupan perekonomian nasional.
Tujuannya adalah mencapai prestasi makroekonomi sebagaimana yang
diharapkan. Apa prestasi makroekonomi itu? Untuk melihat prestasi
makroekonomi suatu perekonomian, para ekonom biasa menggunakan empat
indikator utama, yaitu laju inflasi, tingkat pengganguran, ketimpangan
neraca pembayaran, dan laju pertumbuhan ekonomi (LPE). Jika laju infalasi
dan tingkat pengguran relatif rendah, neraca pembayaran tidak timpang, serta
LPE relatif tinggi (melebihi laju pertumbuhan penduduk) dan stabil dikatakan
bahwa prestasi makroekonomi baik, dan dikatakan buruk bila sebaliknya.

 Sistem Makroekonomi
Makroekonomi dapat dilihat sebagai suatu sistem: input, proses, dan output.
 Input, terdiri dari variabel kebijakan fiskal (Tx, G, dan Tr) dan variabel
kebijakan moneter (Ms). Input lainnya adalah kuantitas dan kualitas sumberdaya
manusia dan alam, tingkat teknologi, serta stok kapital. Input lainnya ini oleh
para ekonomi biasa diklasifikasikan sebagai variabel ekstern.
 Proses, adalah interaksi antara permintaan dan penawaran ageregat (AD dan
AS). Permintaan agregat menunjukan jumlah output yang akan dibeli, sedang

12
Kusnendi\/conversion/tmp/scratch/518515423.doc\2002

penawaran agregat menunjukan jumlah output yang ditawarkan oleh


perekonomian pada berbagai kemungkinan tingkat harga dan pendapatan.
 Output, adalah prestasi makroekonomi.
Makroekonomi sebagai sistem dapat diragakan dalam tampilan berikut ini.

INPUT PROSES OUTPUT


(Variabel kebijakan (Interaksi Permintaan- (Prestasi
dan Ekstern) Penawaran Agregat) Makroekonomi

VARIABEL
P
KEBIJAKAN

Pajak (Tx)

Pengeluaran INFLASI
pemerintah
(G)

Pembayaran
transfer (Tr)
AD

Jumlah uang
Y
beredar (Ms) Kurva PhilIips
P
AS

PENGANGGURAN

AD

Y
Hukum Okun
VARIABEL P
EKSTERN AS

SDM

SDA

Teknologi PDB DAN LPE

Stok
kapital

Iklim Y

GAMBAR 7 Makroekonomi sebagai Sistem

 Kurva Phillips, menjelaskan hubungan antara inflasi dan pengangguran.


Hubungan tersebut bersifat trade-of. Artinya, mengandung pilihan yang saling
berlawanan. Jika inflasi ingin ditekan, maka harus mau menerima tingkat
pengangguran yang lebih tinggi, dan sebaliknya. Disebut kurva Phillips, karena
yang menemukan hubungan tersebut adalah seorang ekonom kelahiran New
Zealand bernama A.W. Phillips (1958).

13
Kusnendi\/conversion/tmp/scratch/518515423.doc\2002

 Hukum Okun, menjelaskan hubungan negatif antara pertumbuhan PDB riel


dengan tingkat pengangguran. Jika pertumbuhan PDB riel turun maka
kecenderungannya tingkat pengangguran akan meningkat. Adalah Arthur M.
Okun yang pertama menemukan hubungan tersebut. Karena itu, para ekonom
menyebut hubungan itu sebagai hukum Okun (Okun’s law).

RANGKUMAN

1. Ilmu adalah upaya manusia yang bersifat kognitif rasional, menggunakan metode
tertentu sehingga diperoleh kumpulan pengetahuan yang sistematis yang
berfungsi mendeskripsikan, menjelaskan, memprediksi, dan mengendalikan
mengenai suatu obyek tertentu yang berhubungan dengan fenomena alam
maupun sosial.
2. Pokok masalah keilmuan mencakup tiga hal utama, yaitu aspek ontologi,
epistemologi, dan aspek aksiologi. Aspek ontologi ilmu berkenaan dengan apa
yang dipelajari (obyek studi) ilmu, aspek epistemologi berkenaan dengan
bagaimana ilmu mempelajari obyek studinya, dan aspek aksiologi berkenaan
dengan apa nilai guna ilmu bagi manusia.
3. Obyek studi makroekonomi berhubungan dengan perilaku kehidupan
perekonomian secara keseluruhan dengan fokus masalahnya adalah inflasi,
pengangguran, ketimpangan neraca pembayaran, dan pertumbuhan ekonomi.
Tiga masalah yang pertama dikategorikan sebagai masalah jangka pendek atau
disebut juga sebagai masalah stabilitas, sedang masalah yang terakhir
dikategorikan sebagai masalah jangka panjang.
4. Sesuai dengan fokus masalahnya, teori makroekonomi dapat dibedakan ke dalam
dua kelompok besar, yaitu teori fluktuasi ekonomi jangka pendek dan teori
fluktuasi ekonomi jangka panjang. Teori fluktuasi ekonomi jangka pendek
dibangun atas dasar asumsi market rigidity, sedang teori fluktuasi ekonomi
jangka panjang dibangun atas dasar asumsi market clearing.
5. Untuk memahami perilaku kehidupan perekonomian, para ekonom
makroekonomi menggunakan metode keilmuan. Dengan berpikir secara deduktif,
para ekonom makro membangun model-model tertentu. Model-model tersebut
berfungsi sebagai jawaban tentatif yang menunjukan bagaimana variabel-
variabel eksogen mempengaruhi variabel-variabel endogen. Dengan
menggunakan alat analisis ekonometrika, para ekonom menguji model dengan
data. Model-model yang telah teruji dengan data para ekonom menyebutnya
sebagai hukum atau generalisasi teoritis. Hukum atau generalisasi teoritis ini
merupakan sumbangan para ekonom terhadap perkembangan teori
makroekonomi.
6. Secara positif, nilai guna teori makroekonomi adalah untuk menjelaskan dan
memprediksi berbagai fenomena dalam perilaku kehidupan perekonomian.
Secara normatif, nilai guna teori makroekonomi adalah untuk mengendalikan
jalannya kehidupan perekonomian yang diimplementasikan dalam bentuk
kebijakan makroekonomi tertentu dengan tujuan meraih prestasi makroekonomi
yang ditandai oleh laju inflasi dan pengagguran yang relatif rendah, neraca

14
Kusnendi\/conversion/tmp/scratch/518515423.doc\2002

pembayaran tidak timpang, serta laju pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi
dan stabil.

KONSEP- KONSEP PENTING

Makroekonomi (Macroeconomics) Mikroekonomi (Microeconomics)


Teori (Theory) Model (Models)
Variabel bebas (Independent variables) Variabel tidak bebas (Dependent variables)
Variabel eksogen (Exogenous variables)
Variabel kebijakan (Policy variables) Variabel endogen (Endogenous variables)
Variabel arus (Flow variables) Variabel ekstern (extern variables)
Pengangguran (Unemployment) Variabel stok (Stock variables)
Asumsi (Assumtion) Inflasi (Inflation)
Deduktif (Deductive) Generalisasi (Generalization)
Kurva Phillips (Phillips curve) Induktif (Inductive)
Rigiditas pasar (Market rigidity) Hukum Okun (Okun’s law)
Kebijakan fiskal (Fiscal policy) Kliring pasar (Market clearing)
Permintaan agregat (Aggregate demand) Kebijakan moneter (Monetary policy)
Hipotesis (Hypothesis) Penawaran agregat (Aggregate supply)
Metode ilmiah (Scientific methods)

PERTANYAAN UNTUK KAJI ULANG

1. Jelaskan perbedaan antara makroekonomi Buatlah suatu model yang kira-kira dapat
dan mikroekonomi. Bagaimana kedua bidang menjawab masalah tersebut. Dalam penjelasan
ini berkaitan? Anda, tentukan variabel eksogen dan variabel
2. Menurut Anda apakah makroekonomi endogennya.
dapat disebut sebagai ilmu? Mengapa? 6. Perhatikan model permintaan dan penawaran
3. Bacalah surat kabar beberapa hari yang berikut ini. DX = f(PX, PY, Y, T) dan SX = f(PX).
lalu. Isu makroekonomi apa yang dapat Anda Variabel PY, Y, dan S masing-masing
tangkap? Apakah menurut Anda isu-isu menunjukan harga barang lain, pendapatan,
tersebut dapat diklasifikasikan sebagai dan selera. Ketiga variabel tersebut adalah
masalah makroekonomi? eksogen. Gambarkan apa yang terjadi dengan
4. Jelaskan bagaimana para ekonom bekerja keseimbangan jika: (a) Pendapatan konsumen
dalam upaya memahami masalah naik, sedang harga barang lain dan selera tidak
makroekonomi? berubah. (b) Selera konsumen terhadap barang
5. Perkembangan harga beras akhir-akhir ini X turun, sedang pendapatn dan harga barang
cenderung naik. Pertanyaan yang relevan lain tidak berubah.
adalah mengapa harga beras cenderung naik? Menurut Anda, termasuk analisis statik,
komparatif-satik, atau analisis dinamik kasus
di atas? Mengapa?

DAFTAR RUJUKAN

Ackley, Gardner. (1978). Teori Ekonomi Makro. Terjemahan. Jakarta: Yayasan


Penerbit Universitas Indonesia.
Barro, Robert J., (1998). Macroeconomics. Cambride, MA: MIT Press.

15
Kusnendi\/conversion/tmp/scratch/518515423.doc\2002

Begg, David., Stanley Fischer., & Rudiger Dornbusch. (2000). Economics. Sixth
Edition. England: McGraw-Hill Publishing Company.
Boediono. (1992). Ekonomi Makro. Yogyakarta: BPFE.
Blanchard, Oliver. (2000). Macroeconomics. 2nd. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Branson, William H. (1989). Macroeconomic Theory and Policy. Singapore: Harper
& Row, Publishers.
Branson, William H. (1989). Macroeconomic Theory and Policy. 3rd edition.
Singapore: Harper & Row, Publishers.
Burrow, Paul dan Theodore Hitiris. (1984). Macroeconomic Theory, A
Mathematical Introduction. New York: John Wilwy & Sons.
Caldwell, Bruce. (1984). Appreisal and Criticism in Economics. Boston: Allen &
Unwin, Inc.
Crouch, Robert L. (1992). Macroeconomics. New York: Harcourt Brace
Jovanovich., Inc.
Dernburg, Thomas F., dan D. M. McDougall. (1990). Macroeconomics The
Measurement, Analysis, and Control of Aggregate Economic Activity.
Singapore: McGraw-Hill International Book Company.
Dornbusch, Rudiger., dan Stanley Fischer. (1984). Makroekonomi. Edisi Bahasa
Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Froyen, Richard T. (1990). Macroeconomics Thoery and Policies. 3rd. New York:
Macmillan Publishing Company.
Froyen, Richard T. (2002). Macroeconomics Thoery and Policies. 7th. New York:
Macmillan Publishing Company.
Friedman, Milton. (1953). Essay in Positive Economics. Chicago: Phoenix Book.
Glage, Fred, R. (1997). Macroeconomics, Theory and Policy. New York: Harcourt
Brace Jovanovich., Inc.
Glassburner, Bruce dan A. Chandra. (1981). Teori dan Kebijaksanaan Ekonomi
Makro. Jakarta: LP3ES.
Gwartney, James D., R.L. Stroup., dan R.S. Sobel. (2000). Economics Private and
Public Choice. Ninth Edition. Orlando: The Dryden Press.
Holland, Struat. (1997). The Global Economy From Meso to Macroeconomics.
London: Weidnfeld and Nicholson.
Keiser, Norman F. (1995). Macroeconomics. New York: Random Hause, Inc.
Kelly, William A. Jr. (1991). Macroeconomics. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Mankiw, N. Gregory. (2000), Teori Makroekonomi. Edisi Keempat-Edisi Bahasa
Indonesia. Jakarta: Erlangga.
---------------------------. (2001). Principles of Macroeconomics. 2nd Edition. USA:
Harcourt Colege Publishers.
Reksoprayitno, Soediyono. (1981). Ekonomi Makro: Analisis Pendapatan
Nasional. Yogyakarta: Liberty.
Romer, David. (1996). Advanced Macroeconomics. Singapore: McGraw-Hill Book
Company.
Sadono Sukirno. (2000). Makroekonomi Modern Perkembangan Pemikiran Dari
Klasik Hingga Keynesian Baru. Jakarta: Rajawali Press.
Samuelson, Paul A. & William D. Nordhaus. (2001). Macroeconomics. 17nd Edition.
New York: The McGraw-Hill Company, Inc.

16
Kusnendi\/conversion/tmp/scratch/518515423.doc\2002

Slavin, Stephen L. (1999). Macroeconomics. 5th Edition. New York: The McGraw-
Hill Company, Inc.
Suriasumantri, Jujun S. (1985). Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta:
Sinar Harapan.
----------------------------. (1978). Ilmu dalam Perspektif Sebuah Kumpulan
Karangan Tentang Hakekat Ilmu. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Soewardi, Herman. (2000). Roda Berputar Dunia Bergulir Kognisi Baru Tentang
Timbul-Tenggelamnya Sivilisasi. Bandung: Bakti Mandiri.
The Liang Gie. (2000). Pengantar Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Penerbit Liberty.
Wijaya M, Faried. (1995). Ekonomikamakro Aneka Model Baku. Yogyakarta:
BPFE.

17

Anda mungkin juga menyukai