Panduan Kerja Teknik Aplikasi Hatch and Carry Versi Lawas
Panduan Kerja Teknik Aplikasi Hatch and Carry Versi Lawas
GAMBAR KETERANGAN
1. Persiapan Kotak Penangkaran • Kotak penangkaran Ellaeidobius
kamerunicus dibuat menggunakan
triplek dan dibuat swadaya oleh
masing-masing Estate dengan
ukuran yang diseragamkan yaitu :
Tinggi Kotak : 60 cm
Lebar Kotak : 60 cm
Panjang Kotak : 120 cm
Tinggi Kaki-kaki : 40 cm
• Bagian atas kotak / Tutup kotak
dibuat menggunakan engsel
sehingga dapat dilakukan buka tutup
yang berfungsi untuk memasukkan
dan mengeluarkan E. Kamerunicus
serta bunga jantan lewat anthesis dan
pada tutup kotak tersebut diberikan
kain kasa dengan ukuran diameter
yang kecil.
@ranggagunawi
GAMBAR KETERANGAN
4. Pemasangan Bunga Jantan Pada Kotak • Setelah 1 hari didiamkan, bunga
jantan lewat anthesis kemudian
dimasukan kedalam kotak
penangkaran.
• 2 Hari setelah tandan bunga jantan
dimasukan kedalam kotak maka
akan memunculkan kumbang E.
kamerunicus yang akan berkumpul
diatas pada kain kasa karena
perilaku kumbang yang tertarik pada
cahaya.
• Penggantian tandan bunga jantan
lewat anthesis dilakukan setiap 8-9
Hari sekali.
• 1 kotak dapat berisi 6 – 8 bunga
jantan lewat anthesis.
5. Persiapan Serbuk Sari / Pollen • Pollen atau serbuk sari diambil dari
bunga jantan yang sedang anthesis
dengan tingkat kemekaran 75 – 100
%. Bunga jantan yang sedang
anthesis ditandai dengan terdapatnya
serbuk sari yang bewarna kuning
dan biasanya terdapat populasi E.
kamerunicus yang menempel.
• Serbuk sari pada bunga jantan
mengeluarkan bau khas seperti adas
yang sangat kuat.
• Bunga jantan dipotong untuk
diambil serbuk sarinya, dimasukkan
kedalam plastik dan digoyang-
goyangkan sehingga semua polen
berguguran.
• Polen yang sudah dikumpulkan
kemudian disaring menggunakan
saringan dengan diameter 250 µm.
• Keringanginkan polen menggunakan
oven selama 12 – 14 jam pada suhu
37 -40 ̊C. Bertujuan untuk
menurunkan kadar air.
• Simpan polen dalam plastik kedap
udara untuk kemudian di pakai pada
alat semprot keesokan harinya.
@ranggagunawi
GAMBAR KETERANGAN
6. Penyemprotan Pollen • Penyemprotan polen kelapa sawit
murni pada tubuh E. kamerunicus
dilakukan setiap hari pada saat pagi,
mulai pukul 07.00 WIB
• Botol semprot yang digunakan
memiliki daya semprot dan sebar
yang cukup baik seperti botol
semprot yang biasa digunakan untuk
penyemprotan nyamuk.
• Penyemprotan dilakukan pada sisi
atas kotak 2-3 semprotan.
• Tutup kotak kemudian dibuka dan
dilakukan penyemprotan pada
bagian bawah tutup sebanyak 15-20
semprotan dan didalam kotak
sebanyak 2-4 semprotan.
• Pastikan polen yang disemprotkan
menempel pada tubuh E.
kamerunicus
• Biarkan kotak terbuka hingga pukul
12.00 WIB sehingga E. kamerunicus
yang telah membawa polen, terbang
ke lapangan.
• Tutup kembali kotak pada pukul
12.00 WIB
7. Siklus Hidup E. kamerunicus • 1 Ekor kumbang E. kamerunicus betina
dapat meletakkan telur rata-rata 57 Butir
yang diletakkan pada bunga jantan kelapa
sawit. Pada umumnya telur menetas menjadi
larva 2-3 hari setelah diletakkan.
• Larva berkembang dalam 3 instar, larva
bewarna putih kekuningan sampai kuning
terang dan berkembang selama 7-13 Hari
untuk menjadi kepompong / pupa.
• Warna kepompong kuning terang dengan
sayap yang mulai terbentuk dan bewarna
putih. Periode kepompong berlangsung
dalam waktu 2-6 hari menuju dewasa.
• Perbandingan jumlah kumbang jantan dan
betina dilapangan 1 :2. Lama hidup
kumbang betina dapat mencapai 65 hari dan
kumbang jantan 46 hari.
Kumbang jantan memiliki moncong lebih
pendek, 2 benjolan pada pangkal sayap
(elitra) dan lebih banyak bulu pada elitra
dengan ukuran tubuh 3-4 mm.
Kumbang betina memiliki moncong lebih
pendek, tidak terdapat benjolan pada elitra
dan memiliki lebih sedikit bulu dengan
ukuran tubuh 2-3 mm.
@ranggagunawi