Anda di halaman 1dari 2

REVIEW BUKU 1

Dunia Maya
Judul Buku : Dunia Maya

Penulis : Jostein Gaarder

Penerbit : Mizan

Tahun terbit : Januari 2008

 Alasan:
Salah satu karya dari penulis favorit saya, Jostein Gaarder. Sama seperti buku Mr. Gaarder
sebelumnya yang bernuansa fiksi-filsafat, buku Maya ini berisi gagasan mengenai penciptaan
alam semesta dan manusia, evolusi kehidupan serta tujuan keberadaan manusia. Sangat
menarik.

 Isi:
Frank Andersen merupakan ahli biologi revolusioner dari Norwegia, ia melakukan berbagai
penelitian di pulau-pulau sekitar samudra Pasifik. Ketika Frank sedang berlibur di Pulau Taveuni,
Kepulauan Fiji, Ia bertemu dengan John-seorang penulis novel berkebangsaan Inggris, Ana dan
Jose-sepasang kekasih dari Spanyol, dan beberapa orang lainnya. Mereka seringkali berkumpul
untuk berdiskusi mengenai penciptaan, yang mereka sebut sebagai “Konfrensi Tropis”.

Suatu ketika, Frank mendengar kalimat-kalimat ganjil yang dilontarkan oleh Ana dan Jose dalam
bahasa spanyol yang dipahami Frank. Kalimat-kalimat tersebut sangatlah ganjil-mengenai
penciptaan manusia, Joker dan para peri. Sehingga Frank diam-diam mencuri dengar dan
menyelidiki keduanya. Bagi Frank, Ana sangatlah familiar dan pernah ia temui sebelumnya.

Ketika Frank meneruskan perjalanannya ke Madrid untuk menghadiri pertemuan sekaligus


bertemu dengan mantan istrinya, ia bertemu kembali dengan Jose. Peristiwa buruk menimpa
Ana. Dengan keingintahuan Frank mengenai sosok Ana, Jose mengajak ia mengunjungi Museum
Del Prada. Betapa terkejutnya Frank ketika melihat salah satu lukisan Fransisco Goya-yaitu Maja
atau Maya. Lukisan tersebut sangat mirip dengan Ana yang ternyata memiliki nama lengkap Ana
Maria Maya. Fakta tersebut kemudian menjadi teka-teki besar.

 Amanat:
Diperlukan waktu bermiliar-miliar tahun untuk menciptakan seorang manusia. Dan diperlukan
hanya beberapa detik untuk mati.

Kita melahirkan dan dilahirkan oleh sebuah jiwa yang tak kita kenal. Ketika teka-teki itu berdiri
pada kedua kakinya tanpa dapat terpecahkan. Itulah giliran kita. Ketika impian mencubit
lengannya sendiri tanpa terbangun, itulah kita. Karena kita adalah teka-teki yang tak teterka
siapapun. Kita adalah dongeng yang terperangkap dalam khayalannya sendiri. Kita adalah apa
yang terus berjalan tanpa pernah tiba pada pengertian.

IDENTITAS

Nama : Alya Zahra Sabira

Peran : Siswa

Sekolah: SMAN 4 Sukabumi

Anda mungkin juga menyukai