Anda di halaman 1dari 13

Kata Pengantar

Puji syukur kami ucapkan atas kehadiran Allah SWT, karena berkat
rahmat dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Integumen Degeneratif Penyakit Alopecia (Kebotakan).
kami mengucapakan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini.  Akhir kata semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan sebagai penulis kami
menyadari bahwa dalam  pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk
itu saya menerima saran  dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan 
kearah yang lebih baik. Atas perhatiannya  kami mengucapkan terima kasih.

Malang, 22 September 2018


Penulis
           

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ i

DAFTAR ISI........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................ 1

1.3 Tujuan.............................................................................................. 1

1.4 Manfaat............................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Alopecia............................................................................. 3

2.2 Epidemiologi Alopecia..................................................................... 3

2.3 Etilogi Alopecia.…........................................................................ 4

2.4 Patofisiologi…................................................................................ 4

2.5 Klasifikasi Alopecia….................................................................... 7

2.6 Manifestasi klinis…........................................................................ 8

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN ALOPECIA

A. Pengkajian Keperawatan.................................................................. 9

B. Diagnosa Keperawatan.................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rambut adalah struktur solid yang terdiri atas sel yang mengalami
kreatinisasi padat.Berasal dari folikel epidermal yang berbentuk seperti kantong
yang tumbuh kedalam dermis.Alopecia adalah salah satu penyakit kulit yang
masih merupakan masalah dalam menentukan penyebab maupun cara
mengobatinya.Alopecia dapat memberikan dampak negatif terhadap penderita,
baik secara fisik psikologic maupun kosmetik
Rambut merupakan salah satu adneksa kulit yang terdapat pada seluruh tubuh
kecuali telapak tangan,telapak kaki,kuku dan bibir.Alopecia adalah kerontokan
rambut yang dapat disebabkan oleh faktor penuaan,suatu penyakit,obat – obatan
atau gaya hidup tertentu.Penyebab rambut rontok bisa dinilai dari waktu dan
tahap- tahap kerontokannya.Misalnya, rambut yang rontok secara tiba –tiba
mungkin disebabkan oleh suatu penyakit, diet tertentu, atau karena sedang
menjalani suatu perawatan medis, seperti kemoterapi dan radiasi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi dari penyakit Alopecia?
2. Epidemologi
3. Etilogi
4. Patofisiologi
5. Klasifikasi
6. Manifestasi klinis

1.3 Tujuan
1) Untuk mengetahui definisi penyakit Alopecia
2) Untuk mengetahui epidermologi penyakit Alopecia
3) Untuk mengetahui etiologi penyakit Alopecia
4) Untuk menggetahui klasifikasi penyakit Alopecia
5) Untuk menggetahui manifestasi klinis penyakit Alopecia

1
1.4 Manfaat
Manfaat makalah ini adalah untuk menggetahui tanda dan gejala penyakit
Alopecia serta penangananya. Selain itu juga dengan mempelajari makalah
ini pembaca bisa menggetahui tinggat keparahan pada penderita penyakit
alopecia

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Alopecia


Kebotakan (alopesia) adalah hilangnya sebagian atau seluruh rambut. Sejalan
dengan pertambahan usia, pada pria dan wanita akan terjadi penurunan kepadatan
rambut. Pria memiliki pola kebotakan khusus yang berhubungan dengan hormon
testosteron. Jika seorang pria tidak menghasilkan testosteron (akibat kelainan
genetik atau dikebiri), maka dia tidak akan memiliki pola kebotakan tersebut.
Wanita juga memiliki pola kebotakan yang khusus. Alopesia paling sering terjadi
pada kulit kepala, biasanya terjadi secara bertahap dan bisa seluruh kulit kepala
kehilangan rambutnya (alopesia totalis) atau hanya berupa bercak-bercak di kulit
kepala. Sekitar 25% pria mulai mengalami kebotakan pada usia 30 tahun dan
sekitar duapertiga pria menjadi botak pada usia 60 tahun.
Rata-rata kulit kepala mengandung 100.000 helai rambut dan setiap harinya, rata-
rata sebanyak 100 helai rambut hilang dari kepala. Setiap helai rambut berumur
4,5 tahun, dengan pertumbuhan sekitar 1 cm/bulan. Biasanya pada tahun ke 5
rambut akan rontok dan dalam waktu 6 bulan akan diganti oleh rambut yang baru.
Kebotakan yang diturunkan terjadi akibat kegagalan tubuh untuk membentuk
rambut yang baru, bukan karena kehilangan rambut yang berlebihan.

2.2 Epidemiologi Alopecia


Alopecia adalah masalah umum yang mempengaruhi semua jenis kelamin
semua ras,dan segala usia. Berbagai penyakit menyebabkan alopecia, masing-
masing dengan usia yang berbeda, jenis kelamin, dan karakteristik ras sendiri dan
pola morbiditas.Penyebab paling umum dari Alopecia adalah alopecia
androgenetik dan telogen effulvium.

3
2.3 Etilogi Alopecia
Penyebab penyakit Alopecia (kebotakan) masih belum diketahui meski begitu,
para ahli medis menyatakan bahwa kondisi ini berhubungan dengan beberapa
faktor yang meliputi :
1. Riwayat keluarga
Jika anggota keluarga ada yang mengalami kebotakan maka akan beresiko
mengembangkan kondisi yang serupa
2. Hormon
Perubahan dan ketidakseimbangan hormon dapat menyebabkan
kebotakan sementara
3. Kondisi kulit
Infeksi kulit kepala atau penyakit kulit seperti lupus,licheng,planus dapat
menyebabkan rambut rontok yang berpotensi kebotakan.
4. Kebiasaan mencabut rambut
Kondisi ini disebut juga dengan trikotilomania, yang menyebabkan
seseorang terdorong untuk mencabut rambut pada kulit kepala, alis atau
bagian lain dari tubuh

2.4 Patofisiologi

Stadium kebotakan pria distandarisasi menggunakan tabel yang disebut


NORWOOD-HAMILTON SCALE. Di tabel ini kita dapat melakukan assessment
terhadap tingkat keparahan kebotakan yang telah terjadi serta metoda
penanganannya. Semakin lanjut stadium yang terlalui, semakin intensif pula terapi
yang harus dilakukan. Proses kebotakan berjalan secara gradual seiring dengan
waktu. Tanpa pengobatan yang tepat guna dan tepat sasaran, konsentrasi DHT di
dalam sistem tubuh akan semakin menumpuk dan semakin menggerus folikel-
folikel aktif yang masih tersisa. Berikut adalah table skala Norwood Hamilton :
Berikut ini adalah penjelasan skala Norwood Hamilton :
• Norwood 2-3V,
adalah kondisi dimana kebotakan berada pada stadium awal. Pada stadium ini
fase/siklus pertumbuhan rambut mulai kacau dan tubuh mempunyai kadar
konsentrasi DHT yang mulai meninggi. Pada stadium inilah sebenarnya

4
penanganan perlu dilakukan agar kadar DHT di dalam tubuh menjadi NOL dan
tidak sampai mengganggu folikel. Tingkat keberhasilan pada stadium ini sangat
besar sekali (90%+)mengingat masih banyaknya papilla-papilla reseptor yang
masih hidup dan siap untuk menumbuhkan kembali rambut-rambut baru. Estimasi
waktu pertumbuhan rambut secara merata (80% coverage) antara 8-12 bulan.
• Norwood 4-4V,
adalah kondisi dimana kebotakan pada stadium tengah [medium] yang progresnya
sudah mulai bergerak cepat menuju kebotakan berpola (MPB). Pada stadium ini
fase/siklus pertumbuhan rambut sudah kacau dan konsentrasi DHT sudah sangat
berlebih. Pada stadium ini pengobatan harus dilakukan secara intensif selama 18-
24 bulan. Tingkat keberhasilan pada stadium ini +/- 80%, dengan syarat
penggunaan produk farmasi yang tepat guna dan tepat sasaran (bukan trial-error).
• Norwood 5-7,
adalah kondisi dimana kebotakan adalah pada stadium yang sudah akhir
[terminal]. Kondisi ini terjadi karena adanya konsentrasi DHT yang sangat tinggi
dan tidak ada penanganan sama sekali selama lebih dari 15 tahun. Pada kondisi ini
sebagian besar papilla reseptor dan folikel sudah dorman dan opsi yang tersisa
hanyalah transplantasi rambut.

Patofisiologi lainya folikel rambut terpapar menyebabkan perubahan pola


intregritas kulit kemudian terjadi kebotakan, gangguan konsep diri, rambut
menjadi rontok, fase anagen memendek dan telogen memanjang menyebabkan
pengecilan batang rambut kemudian transkripsi gen yang meregulasi yang
menyebabkan pertumbuhan rambut tidak optimal menggalami polimorfisme
region poliglutamin. Meningkatnya transkripsi gen-gen yang meregulasi
pertumbuhan rambut. Produksi gen reseptor androgen (RA) berkaitan membentuk
DHT-RA Dihydro tertosteron (DHT). Hormon tertosterone menggalami
percepatan konvensi.

5
Pathway Alopecia (Kebotakan)
Folikel Rambut Terpapar

Perubahan Pola Intregitas kulit

Kebotakan Gangguan konsep diri Fase Anagen memendek dan Rambut rontok
Telogen memanjang

Pengecilan batang rambut

Transkripsi gen yang meregulasi

Pertumbuhan rambut optimal Gen reseptor androgen (RA)

Polimorfisme region glutamin


DHT-RA Hormon Testosteron

Percepatan konveksi

6
2.5 Klasifikasi Alopecia
Beberapa Jenis Macam Macam Alopecia / Kebotakan - Kerontokkan
rambut anagen terjadi karena aktivitas umbi rambut terhenti misalnya karena
pengaruh obat-obatan sitostatik yang menghambat reproduksi sel.Dikenal
beberapa jenis alopecia: berikut Beberapa Jenis Macam Macam Alopecia /
Kebotakan
a. Alopecia symtomatica
Pada alopecia symtomatica terjadi kerontokkan rambut secara mendadak
dan merata setelah mengalami penyakit sitemik yang disertai demam
tinggi, karena penyakit-penyakit menahun, setelah kehamilan, setelah
mengalami rekasi alergi yang hebat, setelah mengalami goncangan jiwa,
dan pada keadaan gizi yang buruk. Kerontokkan rambut secara
berlebihan demikian terjadi karena kerusakan sementara papil rambut.
Setelah papil rambut pulih keadaannya, maka pertumbuhan rambut akan
menjadi baik.
b. Alopecia areata
Pada kelainan ini terdapat daerah atau daerah-daerah kulit kepala yang
pitak. Daerah yang tidak berambut berbatas jelas, kulitnya tipis, bersih,
mengkilat, tanpa ujung patahan rambut. Sebab alopecia areata kadang-
kadang jelas, tetapi kadang-kadang tidak diketahui. Ada kalanya kelainan
ini sembuh, tetapi dapat juga memburuk, menjadi alopecia totalis. Nama
lain untuk alopecia areata adalah pelade.

Dikenal beberapa jenis alopecia areata:

 Alopecia liminaris atau alopecia marginalis: kegundulan di dahi


dibelakang kepala karena tekanan penggulung rambut logam, topi atau
helm.
 Pressure alopecia: kegundulan yang terjadi karena tekanan. Pada bayi
terjadi di aderah belakang kepala dan leher karena tekanan bantal pada
bagian tersebut.
 Ophiasis: suatu bentuk alopecia areata yang menjalar secara memanjang
dengan melingkar-lingkar seperti ular.

7
 Kegundulan menurut pola laki-laki: suatu keadaan yang diturun
temurunkan, dan juga dipengaruhi faktor endokrin. Jenis alopecia ini
dijumpai pada laki-laki yang berusia lanjut. Kerontokan rambut mulai
menjelas umur 30 tahun di dahi dan puncak kepala, sehingga batas
rambut lambat laun mundur. Jika ada rambut yang tertinggal biasanya
rambut ini halus.
c. Alopedia totalis atau alopecia universalis atau alopecia areata maligna.
Pada kelainan ini terjadi kerontokan rambut yang menyeluruh, sehingga
semua rambut di kulit kepala, wajah dan tubuh hilang.
d. Alopecia seborrhoica
Terjadi sebagai akibat seborrhoe kulit kepala. Kerontokan rambut terjadi
secara menahun dan merata, mulai di daerah pelipis, lalu meliputi dahi
dan puncak kepala, sehingga hanya di daerah belakang kepala dan di atas
telinga tersisa rambut. Kadang-kadang seluruh kepala menjadi botak,
namun ini hanya terjadi pada laki-laki. Pada perempuan alopecia
seborrboica tidak berakibat kebotakan, hanya berupa pengurangan
lebatnya rambut. Kerontokan rambut pada seborrhoe terjadi karena
senyawa-senyawa tertentu (skualen) dalam palit. Senyawa-senyawa ini
berkhasiat depilatorik.
e. Alopecia cicatrizata atau pseudopelade brocq
Ini adalah kelainan yang jarang dijumpai. Folikel-folikel rambut
meradang, kemudian menjadi jaringan parut yang tidak berambut lagi.

2.6 Manisfestasi klinis


Sebagian besar kasus alopecia disebabkan oleh alopecia androgenik atau
telogen effluvium. Diagnosis dan intervensi dini dapat penting dalam kasus yang
disebabkan oleh gangguan tiroid, karsinoma, adenokarsinoma metastatik,
melanoma, sifilis, atau virus HIV. Rambut rontok permanen dapat dicegah atau
dibatasi oleh terapi awal. Jika alopecia disebabkan oleh obat, rambut rontok bisa
menjadi reversibel jika obat dihentikan pada awal proses. Pengobatan, jika
diinginkan, untuk alopecia androgenik bekerja baik jika dimulai pada awal rambut
rontok.

8
BAB III

Asuhan Keperawatan Alopecia

A. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas
2. Keluhan utama
3. Riwayat penyakit sekarang
a) Kapan pasien pertama kali mengetahui masalah rambut ini?
b) Apa ada gejala yang lain?
c) Pada rambut bagian mana tempat pertama kali terkena?
d) Apakah terdapat kerontokan?
e) Apakah masalah tersebut menjadi bertambah parah pada waktu tertentu?
f) Apakah pasien dapat menjelaskan bagaimana kelainan tersebut berawal?
g) Obat-obatan apa yang anda gunakan?
4. Riwayat penyakit dahulu
Apakah masalah penyakit rambut yang dideritanya pernah terjadi
sebelumnya?
5. Riwayat penyakit keluarga
Apakah ada diantara anggota keluarga anda yang mengalami masalah rambut
seperti ini?
6. Riwayat psikososial
7. Kebiasaan sehari-hari
8. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
Pasien berada dalam ruangan dalam penerangan yang baik.
1) Catat warna rambut klien
2) Lesi yang abnormal
3) Mobilitas kondisi rambut
4) Gejala gatal-gatal
5) Kerontokan rambut

9
b. Palpasi
Dalam melakukan tindakan ini pemeriksa harus menggunakan sarung tangan.
Tindakan ini dimaksudkan untuk memeriksa:
1) Sibak rambut klien untuk melihat distribusi
2) Tekstur rambut
3) kerontokan
B. Diagnosa keperawatan
1. Gangguan konsep diri (body image) b.d perubahan penampilan fisik
2. Resiko kerusakan integritas kulit b.d penyakit
3. Kurang pengetahuan terhadap penyakit, prognosis dan kebutuhan
pengobatan b.d kurang pemajanan, kesalahan interpretasi, kurang
informasi.
4. Perilaku bimbang b.d gangguan citra tubuh
5. Perubahan dalam keterlibatan sosial b.d perubahan presepsi diri

10
DAFTAR PUSTAKA

Buxton Paul K.2003.ABC of Dermatology Fourth Edition.London:Publishing


Group Ltd.

E.Doenges,Marilynn dan Mary Frances, dkk.2000.Rencana Asuhan Keperawatan


Edisi 3.Jakarta.EGC.

Forum sains Indonesia. (2008,09,10). Alternative masalah kebotakan rambut.


Diunduh tanggal 5 Desember 2009 http://www.bintang-
indolab.com/templates/drug/images/body.jpg

Purwana, Reinhard. (januari 19 2009). Kebotakan dini? Bukan masalah. Diunduh


tanggal 5 Desember 2009 dari http://medicastore.com/favicon.ico?a

Setiawan, Felisia. (januari 21 2009). Ada apa dengan kebotakan?. Diunduh


tanggal 5 Desember 2009 dari http://www.tanyadokteranda.com/ketentuan-
penggunaan-situs

Anda mungkin juga menyukai