Anda di halaman 1dari 39

Teknik Pemeriksaan hidung,

sinus paranasalis dan


Transluminasi

OLEH : ROHIMATUL JANNAH


18710111
ANATOMI
DORSUM NASI
Batang hidung (dorsum nasi ) yang terdiri dari
:
1. bagian yang keras (kranial)
◦ - os. Nasalis kanan/kuru, pros.frontalis osid
maksila
2. Bagian yang lunak (kaudal)
- kartilago lateralis dan kartilago alaris.

Pada kartilago alaris kulit dihubungkan dengan


perikondrium oleh jaringan ikat yang keras (juga
dalam vestibulum nasi). Dalam vestibulum
didapati rambut-rambut.
Septum nasi
Septum nasi menopang dorsum nasi dan
membagi dua kovum nasi yang terdiri dari :
1. bagian posterior terdiri atas tulang : lamina
perpendikularis os ethmoidalis, vomer
2. bagian anterior terdiri darai atas tulang
rawan : kartilago quadrangularis
Dimasa cranium masih dalam pertumbuhan,
maka bagian-bagian dari septum tidak sama
cepet tumbuhnya, akibatnya septum letaknya
miring/deviation septi yang dapat berbentuk
septum brngkok dengan pembentukan krist
septi dan spina septi.
KOVUM NASI
Batas-batasnya :
◦ Medial : septum nasi
◦ Lateral : konka superior, medius, inferior
dan meatus superior, medius, inferior
◦ Anterior : introitus kovun nasi, disebut nares
◦ Posterior : koane
◦ Superior : lamina kribrosa
◦ Inferior : palatum dursum
Semua dilapisi oleh mukosa.
Mukosa pada septum didapati lebih anterior dari
pada dikonka inferior.
Mukosa dekat atap kavum nasi (medial dan lateral
) mengandung serabut-serabut N. OLFAKTORIUS
SINUS PARANASALIS
1. Golongan anterior, terdiri dari :
◦ - sinus maksilaris, sinus etmoidalis anterior, sinus frontalis
◦ - ostio dari sinus ini didapati dalam meatus medius
◦ - ous dalam meatus medius mengalir ke vestibulum nasi

2. Golongan posterior terdiri dari :


◦ - sinus etmoidalis posterior, sinus sfenoidalis.
◦ - Ostio dari sinus ini didapati dalam meatus superior
◦ - pus dalam meatus superior mengalir kedalam faring
Jenis pemeriksaan
1. Pemeriksaan dari luar
2. Rinoskopia anterior
3. Rinoskopia posterior
4. Transiluminasi – diaphanoscopia
5. X-foto
6. Pungsi percobaan
7. Biopsi
1. Pemeriksaan dari luar
A. inspeksi :
◦ Kerangka dorsum nasi :

- lebar (polip nasi )


- miring ( fraktur)
- saddle nise (pada lues )
- lorgnette rose (pada abses septum nasi)
Luka-luka, warna, udem, ulkus naso labial
Bibir atas : maserasi akibat dari sinusitis, adenoiditis
B. palpasi
Dorsum nasi : krepitasi, deformitas (tanda fraktur os nasalis )
Ala nasi : sangat sakit pada furunkel vestibulum nasi
Regio fromtalis umtuk sinus frontalis
▪ Menekan lantai sinus frontalis, dengan ibu jari tekan ke arah mediasuperior dengan yang optimal dan
simetris.
▪ Menekan dinding muka sinus frontalis, dengan ibu jari tekan ke arah medial dengan tenanga yang
optimal dan simetris pada tempat yang simetris dan tidak boleh pada foramen supra orbitalis sebab
disana ada N. supraprbitalis.

Fosa kanina (untuk sinus maksilaris ) syarat-syarat seperti di atas tetapi jangan tekan pada
fpramen intra-orbitalis sebab ada N. infraorbitalis.
C. perkusi
◦ Bila palpasi menimbulkan reaksi yang hebat maka dapat diganti dengan
perkusi
◦ Syarat-syarat buat palpasi juga berlaku buat perkusi
2. RINOSKOPIA ANTERIOR
ALAT-ALAT
1. speculum hidung hatmann
2. pinset (angulair ), bayonet (lucae)
3. amplikator
4. pipa penghisap
5. kaca rinoskopi posterior
2. Pemeriksaan
1. SPEKULUM Rhinoskopi
HIDUNG Anterior
HARTMANN

Mulut
Spekulum

Tangkai
spekulum
2. Pinset
a. Knee Pinset (Angulair)

b. Pinset bayonet (Lucae)


5. Lampu kepala
3. Aplikator 4. Pipa hisap
Van Hasselt
Posisi Pasien dan Pemeriksa
1. Pasien duduk didepan pemeriksa
2. lutut kiri pemeriksa berdempetan dengan lutut kiri penderita
3. Badan pasien condong kedepan dengan posisi kepala pasien
sedikit lebih tinggi dibandingkan kepala pemeriksa.
4. Atur fokus lampu kepala van hasselt 30cm dari jarak pemeriksaan
menggunakan tangan kanan, dengan diameter cahaya kurang
dari 1cm.
CARA PENGUNAAN SPEKULUM HIDUNG

1. Cara memegang speculum


• Pemeriksa memegang
spekulum menggunakan
tangan kiri secara mendatar.
Tangkai spekulum sebelah
lateral, mulut spekulum
yang akan dimasukan ke
hidung di sebelah medial.
2. Cara memasukan spekulum
kedalam hidung
Mulut spekulum dimasukan dalam
keadaan tertutup ke dalam kavum
nasi kemudian setelah masuk kavum
nasi spekulum dibuka secara pelan
pelan.
3. Cara mengeluarkan spekulum dari
hidung
Mulut spekulum ditutup 90% baru
kemudian dikeluarkan.
5 TAHAP PEMERIKSAAN RHINOSKOPI
ANTERIOR

1. Pemeriksaan vestibulum nasi


2. Pemeriksaan kavum nasi bagian
bawah
3. Pemeriksaan fenomena palatum mole
4. Pemeriksaan kavum nasi bagian atas
5. Pemeriksaan septum nasi
1. PEMERIKSAAN VESTIBULUM NASI

a. Tanpa spekulum
Teknik pemeriksaan: Menekan ujung hidung ke arah
superior
Dievaluasi:
Maserasi pada bibir atas ,
krustae dan kemerahan pada
pinggir lubang hidung.

Apakah ada perubahan Posisi


dari septum
b. Pemeriksaan Dengan Spekulum
Teknik pemeriksaan : Mengarahkan
speculum hidung ke arah superior,
inferior, medial, dan lateral

Devaluasi :
1.Secret
2. Krusta
3. Bisul
4.reghaden
2. PEMERIKSAAN KAVUM NASI BAGIAN
BAWAH
Teknik pemeriksaan:
Arahkan cahaya lampu kepala Van hasselt sampai sejajar dengan
konka inferior.

Dievaluasi
Warna mukosa
Lantai septum
dan konka inferior
nasi

Besar lumen
Deviasi septum
kavum nasi
nasi
3. Pemeriksaan fenomena palatum mole
Teknik pemeriksaan:
1. Arahkan cahaya lampu kepala van hasselt ke dinding belakang
nasofaring.
2. Keadaan normal tampak nasofaring terang benderang.
3. Pasien disuruh mengucapkan huruf “iiii”
Dievaluasi :
Apakah saat pasien mengucapkan huruf
“iiii” tampak benda gelap(palatum mole)
yang bergerak ke atas.

Positif (+) jika Negatif (-) tak tampak


tampak benda gelap benda gelap bergerak
bergerak ke atas. ke atas, nasofaring
tetap terang.
Intepretasi
Terlihat gelap :
1. Cahaya lampu tidak tegak lurus pada palatum mole
2. Selesai mengucapkan huruf iii palatum mole bergerak kebawah.
3. Dinding nasofaring dikecilkan dari jurusan bawah.
Negatif :
1. Paralisa post difteri
2. Spasme palatum mole
3. Sikatrik
4. Tumor pada nasofaring
4. PEMERIKSAAN KAVUM NASI BAGIAN
ATAS
Teknik pemeriksaan :
Arahkan cahaya lampu kepala van hasselt ke kavum nasi bagian
atas dengan cara menengadahkan kepala pasien.

Dievaluasi
Fissura
Kaput konka
olfactoria
media
Mukosa, deviasi
Meatus medius
septum bagian atas
5. SEPTUM NASI

Dievaluasi apakah terdapat deviasi, dapat berupa Spina septi,


Krista Septi dan berbentuk huruf S.

(a) Slight deviation


(b) Deviation with
swollen mucosa
(c)S-shaped deviation
(d) Angular deviation
with swollen mucosa
3. Pemeriksaan Rhinoskopi posterior
Tujuan pemeriksaan : menyinari koane dan dinding-dinding nasofaring dengan cahaya
yang dipantulkan oleh suatu cermin yang ditempatkan dalam nasofaring .
Syarat yang harus dipenuhi :
1. Harus ada tempat yang luas untuk menempatkan kaca, untuk itu lidah tetap
didalam mulut dan ditekan kebawah menggunakan spatula
2. Harus ada jalan yang lebar antara uvula dan faring supaya cahaya yang
dipantulkan oleh cermin dapat masuk kedalam nasofaring
3. Penderita harus bernafas dari hidung, sehingga palatum mole bergerak ke
arah bawah Untuk memberi jalan kepada udara yang dari kavum nasi ke
paru-paru dan sebaliknya
4. Perlu diperhatikan kaca tidak boleh menyentuh dinding posterior faring
supaya penderita tidak terangsang untuk muntah.
Alat-alat :
1. cermin yang kecil, spatula penekan lidah, lampu spiritus.
2. solusio tetrakain (-efedrin) 1%
Teknik Pemeriksaan
1. Pada penderita yang sangat sensitif pemeriksaan baru dapat dimulai 5 menit setelah ke dalam
faring di berikan tetrakain 1% (3-4x). Spatula dipegang dengan tangan kiri, cermin dipegang
dengan tangan kanan.
2. Punggung cermin dipanasi pada lampu spritus. Sebelum digunakan di uji dulu pada punggung
tangan kiri pemeriksa (panasnya harus lebih sedikit dari 37˚C). Memegang tangkai cermin
seperti memegang pensil dan cermin diarahkan ke atas
3. Mulut dibuka lebar-lebar, Lidah ditarik kedalam mulut, tak boleh digerak-gerakkan dan tidak
boleh dikeraskan, penderita diminta bernafas melalui hidung
-Ujung spatula diletakkan paramedian kanan depan uvula, lalu lidah ditekan kebawah
-Memasukkan cermin antara faring dan palatum mole , Lalu cermin disinari
Tahap-tahap pemeriksaan:

Tahap 1 : Pemeriksaan septum nasi (margo


posterior), koane dan tuba kanan
Tahap 2 : Pemeriksaan septum nasi (margo
posterior), koane dan tuba kiri
Tahap 3 : Memeriksa atap nasofaring
Tahap 4 : Memeriksa kauda konka inferior
Rinoskopia posterior untuk melihat koane

1. Meatus superior
2. Meatus medius
3. Meatus inferior
4. Koana
5. Konka Superior
6. Konka medius
7. Konka inferior
8. Palatum mole
9. Uvula
• Rinoskopia posterior untuk melihat ostium tuba
1. Lipatan anterior dari ostium tuba
2. Ostium tuba
3. Fosa Rosenmuller
4. Lipatan posterior dari ostium tuba
Tahap-tahap pemeriksaan :
Tahap 1 : memeriksa bagian kanan penderita
◦ Karena cermin letaknya para median, maka kelihatan kauda konka
media kanan.
◦ Putar tangkai cermin ke medial sehingga kelihatan margo posterior
septum nasi di tengah-tengah cermin.
◦ Putar tangkai cermin ke kanan sehingga kelihatan konka, konka yang
paling besar ialah kauda dari konka inferior.
◦ Perhatikan kauda konka superior dan meatus medius, tangkai cermin
diputar terus ke kanan sehingga kelihatan ostium dan dinding tuba.
Tahap 2: memeriksa bagian kiri
• Putar tangkai cermin ke medial, hingga tampak margo
posterior dari septum nasi.
• Putar terus tangkai cermin ke kiri sehingga tampak berturut-
turut konka media kiri dan tuba kiri.

Tahap 3: memeriksa atap nasofaring


• Tangkai cermin mulai putar kembali ke medial sehingga pada
cermin kelihatan kembali margo posterior septum nasi.
• Sesudah itu tangkai cermin dimasukkan sedikit atau cermin
direndahkan sedikit.
Tahap 4 : memeriksa kauda konka inferior
• Tangkai cermin direndahkan atau cermin
dinaikkan. Biasanya kauda konka inferior tak
dapat dilihat. Dapat dilihat bila konka inferior
hipertrofi, bentuknya seperti murbei
(berdungkul-dungkul).

Perhatikan :
Radang : pus pada meatus medius dan meatus
superior, adenoiditis, ulkus pada dinding-
dinding nasofaring (tbc ).

Tumor : poliposis, karsinoma.


Pemeriksaan Transluminasi
Dikerjakan dalam kamar gelap

Alat : lampu listrik 6 volt bertangkai panjang (Heyman)


Sinus frontalis Sinus maksilaris Sinus maksilaris
cara 1 cara 2

Hasil : normal Hasil : normal


Hasil : normal
bila dinding bila palatum
bila dinding
depan terlihat durum
depan bawah
terang homolateral
orbita terang
tampak terang
seperti bulan
sabit
Penilaian

Kedua sinus Kedua sinus


terang gelap

Pria Wanita Pria

Sinus normal
Sinus Sinus normal / (karena tulang
normal keduanya berisi cairan tebal)
(karena tulang tipis)

Anda mungkin juga menyukai

  • Dermatologi & Venereologi (KKT CBT B.4 2021)
    Dermatologi & Venereologi (KKT CBT B.4 2021)
    Dokumen19 halaman
    Dermatologi & Venereologi (KKT CBT B.4 2021)
    medy zalman alfarizy
    Belum ada peringkat
  • Referat Vertigo
    Referat Vertigo
    Dokumen30 halaman
    Referat Vertigo
    medy zalman alfarizy
    Belum ada peringkat
  • DHF Lapsus
    DHF Lapsus
    Dokumen19 halaman
    DHF Lapsus
    Pramana Yogi
    Belum ada peringkat
  • Refarat Epilepsi
    Refarat Epilepsi
    Dokumen28 halaman
    Refarat Epilepsi
    Ayu Ermellya Tetta
    Belum ada peringkat
  • Lapsus Neuro
    Lapsus Neuro
    Dokumen29 halaman
    Lapsus Neuro
    medy zalman alfarizy
    Belum ada peringkat
  • CVST Neurologi
    CVST Neurologi
    Dokumen21 halaman
    CVST Neurologi
    medy zalman alfarizy
    Belum ada peringkat
  • Refrat Perikondritis
    Refrat Perikondritis
    Dokumen23 halaman
    Refrat Perikondritis
    medy zalman alfarizy
    Belum ada peringkat
  • Penulisan Resep Kacamata
    Penulisan Resep Kacamata
    Dokumen4 halaman
    Penulisan Resep Kacamata
    Chanifah Siti
    Belum ada peringkat
  • DMK Jantung
    DMK Jantung
    Dokumen18 halaman
    DMK Jantung
    medy zalman alfarizy
    Belum ada peringkat
  • MR 2
    MR 2
    Dokumen20 halaman
    MR 2
    medy zalman alfarizy
    Belum ada peringkat
  • Lapsus Anak
    Lapsus Anak
    Dokumen29 halaman
    Lapsus Anak
    medy zalman alfarizy
    Belum ada peringkat
  • FGD Leptospirosis Bab IV NEW
    FGD Leptospirosis Bab IV NEW
    Dokumen5 halaman
    FGD Leptospirosis Bab IV NEW
    medy zalman alfarizy
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Jantung
    Jurnal Jantung
    Dokumen29 halaman
    Jurnal Jantung
    medy zalman alfarizy
    Belum ada peringkat
  • Respirologi
    Respirologi
    Dokumen103 halaman
    Respirologi
    medy zalman alfarizy
    Belum ada peringkat
  • (Mantap) Slide Materi THT Batch 3 2018 PDF
    (Mantap) Slide Materi THT Batch 3 2018 PDF
    Dokumen119 halaman
    (Mantap) Slide Materi THT Batch 3 2018 PDF
    Sahar Untad
    Belum ada peringkat
  • 5957 - Radiologi Ektremitas
    5957 - Radiologi Ektremitas
    Dokumen29 halaman
    5957 - Radiologi Ektremitas
    medy zalman alfarizy
    Belum ada peringkat
  • DMK Acne Vulgaris
    DMK Acne Vulgaris
    Dokumen4 halaman
    DMK Acne Vulgaris
    medy zalman alfarizy
    Belum ada peringkat
  • Perawatan Endodontik
    Perawatan Endodontik
    Dokumen22 halaman
    Perawatan Endodontik
    medy zalman alfarizy
    Belum ada peringkat
  • Referat Cardiac Arrest
    Referat Cardiac Arrest
    Dokumen25 halaman
    Referat Cardiac Arrest
    Gwendry Ramadhany
    Belum ada peringkat
  • DMK Scabies
    DMK Scabies
    Dokumen4 halaman
    DMK Scabies
    medy zalman alfarizy
    Belum ada peringkat
  • BAB IV New Leptospirosis
    BAB IV New Leptospirosis
    Dokumen2 halaman
    BAB IV New Leptospirosis
    medy zalman alfarizy
    Belum ada peringkat
  • DMK Candidiasis Cutis
    DMK Candidiasis Cutis
    Dokumen4 halaman
    DMK Candidiasis Cutis
    medy zalman alfarizy
    Belum ada peringkat
  • PJB Kelp B
    PJB Kelp B
    Dokumen96 halaman
    PJB Kelp B
    medy zalman alfarizy
    Belum ada peringkat
  • Pediatri Mita
    Pediatri Mita
    Dokumen5 halaman
    Pediatri Mita
    medy zalman alfarizy
    Belum ada peringkat
  • SDGs
    SDGs
    Dokumen8 halaman
    SDGs
    medy zalman alfarizy
    Belum ada peringkat
  • Pediatri
    Pediatri
    Dokumen5 halaman
    Pediatri
    medy zalman alfarizy
    Belum ada peringkat
  • Makalah Permasalahan BPJS Faris
    Makalah Permasalahan BPJS Faris
    Dokumen21 halaman
    Makalah Permasalahan BPJS Faris
    Revika Syaqilah
    Belum ada peringkat
  • Gizi Buruk
    Gizi Buruk
    Dokumen17 halaman
    Gizi Buruk
    medy zalman alfarizy
    Belum ada peringkat
  • SDGs
    SDGs
    Dokumen8 halaman
    SDGs
    medy zalman alfarizy
    Belum ada peringkat