Kerjanya hanya diam mematung dalam satu dahan saja, tatkala istirahat siang hari sehabis mencari
makan tikus buruannya dimalam hari dalam hutan.
Pada suatu hari yang sangat cerah tatkala sedang tidur mendengkur, bertengger di sebuah dahan
pohon yang sangat besar, sekoyong-koyong di atas dahan lain di pohon tersebut buru pelatuk
datang.
Serta merta sang burung pelatuk mematuk-matuk pohon tersebut dengan cepatnya mencari ulat kayu
yang tersimpan di dalam dahan kayu tersebut.
Tentu saja sang burung hantu pun marah, namun dengan malasnya dia pun mengusir burung pelatuk
tersebut dengan kata-kata yang sangat kasar.
"Enyahlah burung jahat! apakah engkau sudah tidak punya mata ataukah engkau sengaja
menantangku untuk berkelahi!" seru burung hantu penuh amarah.
"Maaf aku hanya mencari makanan yang terletak di dalam dahan yang aku patuk tadi," menjawab
burung pelatuk.