Anda di halaman 1dari 46

BAB II

STUDI PUSTAKA

2.1 Teori Definisi

2.1.1 Definisi Eksisting

Sneakers berasal dari kata 'sneak' yang berarti mengendap-endap. Tidak seperti

high heels atau boots, karena terbuat dari sol karet maka saat memakai sepatu ini, tidakakan

terdengar langkah kaki ketika berjalan. Jadi karena sepatu ini tak menimbulkan suara, maka

orang mengasosiasikan bahwa orang yang memakai sneakers bisa menyelinap, mengendap-

endap atau mengikuti orang secara diam-diam (Suwarni, 2017).

2.1.2 Jenis dan Fasilitas Eksisting

Sepatu sneakers yang seringkali diidentikkan dengan kegiatan olahraga ini,

kini dapat dikenakan untuk menunjang tampilan yang lebih fashionable. Berikut

adalah jenis sneakers yang sering dijumpai :

1. Basic Sneakers

Sneakers jenis ini merupakan kombinasi dengan flat shoes. Kendati demikian,

kesan sporty tetap ditinggalkannya. Basic sneakers dapat dikenakan di mana pun dan

matching dengan berbagai busana (Jocelyn, 2018).

Sumber: www.stockx.com

Gambar 2. 1 Basic Sneakers


2. Statement Sneakers

Untuk jenis ini pertama kali dipopulerkan oleh merek ternama Chanel pada 2014

silam. Dan sekarang, sudah banyak merek-merek ternama yang mengeluarkan jenis

sepatu ini. Jenis yang satu ini merupakan yang paling fashionable. Karena paling unik

dengan banyak sentuhan sequins dan warna (Jocelyn, 2018).

Sumber: www.stockx.com

Gambar 2. 2 Statement Sneakers

3. Slip-On Sneakers

Slip-on pada dasarnya merupakan sepatu yang hampir mirip dengan sepatu

loafers. Bentuknya lonjong, namun biasanya lebih lancip dari loafers. Biasanya, loafers

memiliki jahitan dengan pola khas yang berada di bagian atas sepatu. Bentuk bagian

depan sepatu lebih pipih dan lebar. Sedangkan, Slip-on tidak dijahit sama sekali (Pandi,

2018).
Sumber: www.flipkart.com

Gambar 2. 3 Slip-On Sneakers

4. Running Sneakers

Sepatu running memang dirancang khusus untuk berlari. Terdapat beberapa tipe

lagi dalam sepatu lari, seperti trail running atau lari di permukaan off road dan

marathonrunning atau lari dipermukaan datar seperti aspal (Cahaya, 2017).

Sumber: sneakernews.com

Gambar 2. 4 Running Sneakers

5. High Tops Sneakers

Untuk jenis ini, terlihat tampilannya seperti sepatu boots. Tetapi, boots seringkali

terasa kurang nyaman dikenakan, sehingga high tops menjadi substitusi yang pas untuk

sepatu boots. Sneakers jenis ini dapat dengan seketika membuat kesan berbusana

menjadi lebih edgy (Jocelyn, 2018).


Sumber: sneakernews.com

Gambar 2. 5 High Top Sneakers

2.1.3 Studi Eksisting Sepatu Ulap Doyo

Sumber: Rahayu, 2018

Gambar 2. 6 Sepatu Ulap Doyo

Pada studi eksisting yang sudah ada, Rahayu (2018) memilih motif Limar /

Perahu sebagai motif yang diaplikasikan pada sepatu Ulap Doyo yang diperuntukan

untuk kaum wanita. Motif tersebut memiliki makna yaitu Kerja sama dalam usaha.
Perahu dalam kehidupan sehari–hari masyarakat Dayak Benuaq merupakan alat

transportasi yang di sungai dan di dana.

2.1.4 Studi Eksisting Antropometri untuk Sepatu

Penelitian yang dilakukan oleh Warih Wilianto dan Agus M. Algozi tentang

Perkiraan Tinggi Badan Berdasar Panjang Telapak Kaki Pada Populasi Mongoloid

Dewasa di Indonesia (2010) menghasilkan :

Tabel 2. 1 Tabel Studi Eksisting Antropometri

Variabel N Max Min. Rata-rata SD

Usia pria (tahun) 70 26 20 22,6 1,2

Usia wanita (tahun) 82 26 20 22,7 1,2

TB pria (cm.) 70 183 155,4 168,9 6,2

TB wanita (cm.) 82 166,5 143,5 155,4 5,1

PTK ka pria (cm) 70 28,2 22,6 25,4 1,1

PTK ki pria (cm.) 70 28 23 25,4 1,2

PTK ka wanita (cm) 82 25,2 20,6 23,1 1,1

PTK ki wanita (cm.) 82 25,9 20,7 23 1.1

PTK ka (cm.) 152 28,2 20,6 24,1 1,6

PTK ki (cm.) 152 28 20,7 24,1 1,6

PTK (cm.) 304 28,2 20,6 24,1 1,6

Sumber: Majalah Kedokteran Forensik Indonesia Vol.12 No.4

Dari sini menunjukkan bahwa Rata-rata panjang telapak kaki kanan pria adalah

25,4 ± 1,1 cm, rata-rata panjang talapak kaki kiri pria adalah 2 5,4 ± 1,2 cm. Tidak ada

perbedaan antara panjang rata-rata telapak kaki kanan pria dan panjang rata-rata telapak

kaki kiri pria, namun ukuran ratarata telapak kaki kiri lebih variatif panjangnya karena

stándar deviasinya lebih besar. Sehingga jika dibuat menjadi sebuah ukuran sepatu, jika
rata – rata panjang kaki pria adalah 25,4 cm, menggunakan ukuran yang digunakan oleh

pria rata–rata adalah ukuran 40.

2.2 Teori Segmentasi Pasar

Segmentasi pasar adalah tindakan membagi-bagi pasar ke dalam kelompok-

kelompok pembeli yang berbeda yang mungkin menghargai variabel untuk mendapatkan

kelompok mana yang mengungkapkan peluang segmentasi terbaik. (M. Suyanto, 2007)

Pengertian lain dari segmentasi pasar adalah proses membagi pasar keseluruhan

suatu produk atau jasa yang bersifat heterogen kedalam beberapa segmen, yang setiap

segmennya cenderung bersifat homogen dalam segala aspek (Wijayanta &

Widyaningsih 2012:62).

2.2.1 Beberapa Pendekatan Segmentasi Pasar

A. Segmentasi Demografi

Segmentasi demografis membagi pasar menjadi kelompok berdasarkan variabel

seperti usia, jenis kelamin, ukuran keluarga, siklus hidup keluarga, pendapatan,

pekerjaan, pendidikan, agama, ras, generasi dan kebangsaan. Faktor-faktor demografis

tersebut adalah dasar paling umum yang digunakan untuk menetapkan segmentasi

kelompok pelanggan. Salah satu alasannya adalah bahwa tingkat variasi kebutuhan,

keinginan dan penggunaan konsumen sering berhubungan erat dengan variabel

demografis. Variabel demografis merupakan variabel yang paling mudah diukur di

bandingkan dengan variabel lainnya (Philip Kotler, 2008).

B. Segmentasi Geografi

Segmentasi geografis membutuhkan pembagian pasar menjadi unit geografis

yang berbeda seperti negara, wilayah, negara bagian, daerah, kota atau bahkan lingkungan

sekitar. Suatu perusahaan mungkin memutuskan untuk beroperasi disatu atau beberapa

wilayah geografis atau beroperasi di seluruh wilayah tetapi memberi perhatian pada

perbedaan geografis dalam kebutuhan dan keinginan (Philip Kotler, 2008).


C. Segmentasi Psikografis

Segmentasi psikografis membagi pembeli menjadi kelompok berbeda

berdasarkan kelas sosial, gaya hidup atau karakteristik kepribadian. Orang-orang dalam

kelompok demografis yang sama bisa memiliki komposisi psikografis yang sangat

berbeda (Philip Kotler, 2008).

D. Segmentasi Prilaku

Segmentasi prilaku membagi pembeli menjadi kelompok berdasarkan

pengetahuan, sikap, penggunaan atau respons terhadap sebuah produk. Banyak pemasar

percaya bahwa variabel perilaku adalah titik awal terbaik untuk membangun segmen

pasar (Philip Kotler, 2008).

E. Segmentasi Manfaat

Segmentasi manfaat mengklarifikasi pasar berdasarkan atribut/nilai atau manfaat

yang terkandung dalam suatu produk.

2.3 Teori Anthopometri dan Ergonomi

2.3.1 Anthopometri

Istilah antropometri berasal dari “anthro” yang berarti manusia dan “metri” yang

berarti ukuran. Secara definitif antropometri dapat dinyatakan sebagai suatu studi yang

berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Antropometri secara luas akan

digunakan sebagai pertimbangan ergonomi dalam proses perancangan produk maupun

sistem kerja yang akan memerlukan interaksi manusia. Data antropometri yang berhasil

diperoleh akan diaplikasikan secara luas antara lain dalam hal (Wignjosoebroto, 2008).

1. Perancangan area kerja (work station, mobile, interior, dll)

2. Perancangan peralatan kerja seperti mesin, equipment, perkakas dan

sebagainya

3. Perancangan produk-produk konsumtif seperti pakaian, kursi, meja dan

sebagainya.
4. Perancangan lingkungan kerja fisik Antropometri diartikan sebagai suatu

ilmu yang secara khusus berkaitan dengan pengukuran tubuh manusia yang
digunakan untuk menentukan perbedaan pada individu, kelompok, dan

sebagainya. Perbandingan fungsional individual orang dewasa dan anak-anak

dapat diketahui dengan sistem proporsi anthromorfis didasarkan pada

dimensidimensi tubuh manusia. Salah satu caranya adalah dengan mengukur

tubuh dalam berbagai posisi standar dan tidak bergerak ( static

anthropometry ), serta saat melakukan gerakan tertentu yang berkaitan

dengan kegiatan yang harus diselesaikan (dynamic anthropometry).

Misalnya, perancangan kursi mobil (gerakan mengoperasikan kemudi, pedal,

tangkai pemindah gigi). Gerakan yang biasa dilakukan anggota tubuh dapat

dibagi dalam bentuk range/rentangan gerakan, kekuatan, ketahanan,

kecepatan, dan ketelitian. (Liliana, dkk 2007) Data antropometri merupakan

data ukuran dimensi tubuh manusia. Data antropometri sangat berguna dalam

perancangan suatu produk dalam perancangan suatu produk dengan tujuan

mencari keserasian produk dengan manusia yang memakainya. Dengan

demikian tidak hanya memberikan kepuasan pada pemakai produk saja,

tetapi pada pembuat produk (Gempur Santoso, 2004)

Ada 3 filosofi dasar untuk suatu desain yang digunakan oleh ahli-ahli

ergonomi sebagai data antropometri yang diaplikasikan (Sutalaksana, Teknik

Tata Cara Kerja, 1979) yaitu:

1. Perancangan produk bagi individu dengan ukuran yang ekstrim. Contoh:

penetapan ukuran minimal dari lebar dan tinggi dari pintu darurat.

2. Perancangan produk yang bisa dioperasikan di antara rentang ukuran tertentu.

Contoh: perancangan kursi mobil yang letaknya bisa digeser maju atau

mundur dan sudut sandarannya pun bisa dirubah-rubah.


3. Perancangan produk dengan ukuran rata-rata. Contoh: desain fasilitas umum

seperti toilet umum, kursi tunggu dan lain-lain.

2.3.2 Dimensi Antropometri dan Pengukurannya

Pengukuran disini dilakukan terhadap posisi tubuh pada saat berfungsi

melakukan gerakan-gerakan tertentu yang berkaitan dengan kegiatan yang harus

dilakukan. Hal pokok yang ditekankan pada pengukuran dimensi ini adalah

mendapatkan ukuran tubuh yang berkaitan dengan gerakan-gerakan nyata yang

diperukan tubuh untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu. Berbeda dengan cara

pengukuran yang pertama (structural body dimensions) yang mengukur tubuh dalam

posisi tetap atau statis, cara pengukuran kali ini dilakukan pada saat tubuh melakukan

gerakan-gerakan kerja atau dalam posisi yang dinamis. Cara pengukuran semacam ini

dihasilkan data dynamic anthropometry. Antropometri dalam posisi tubuh gerakan

kerja yang dinamis akan banyak diaplikasikan dalam proses perancangan fasilitas

ataupun ruang kerja. Sebagai contoh perancangan kursi mobil dimana posisi tubuh

pada saat melakukan gerak mengoperasikan kemudi, tangkai pemindah gigi, pedal,

dan jarak antara pengemudi dengan atap dan dashboard harus mempergunakan data

dynamic antropometri (Cahyadi, 2014).

Sumber : Christine, 2011

Gambar 2. 7 Antropometri Kaki


Tabel 2. 2 Antropometri Kaki

Sumber : Christine, 2011

2.3.3 Ergonomi

Ergonomi berasal dari dua kata bahasa yunani: ergon dan nomos, ergon berarti

kerja, dan nomos berarti aturan, kaidah atau prinsip. Pendapat lain diungkapkan oleh

Sutalaksana (1979) Ergonomi adalah ilmu yang menemukan dan mengumpulkan

informasi tentang tingkah laku, kemampuan, keterbatasan dan karakteristik manusia

untuk perancangan mesin, peralatan, sistem kerja dan lingkungan yang produktif, aman,

nyaman dan efektif bagi manusia. Ergonomi merupakan suatu cabang ilmu yang

sistematis untuk memanfaatkan informasi mengenai sifat manusia, kemampuan

manusia dan keterbatasannya untuk merancang suatu sistem kerja yang baik agar tujuan

dapat dicapai dengan efektif, aman dan nyaman (Sutalaksana, 1979). Manusia dengan

segala sifat dan tingkah lakunya merupakan makhluk yang sangat kompleks. Proses

mempelajari manusia tidak cukup hanya ditinjau dari segi keilmuan. Berdasarkan hal

tersebut, dapat dipahami bahwa untuk mengembangkan ergonomi diperlukan dukungan

dari berbagai disiplin, antara lain psikologi, antropologi, faal kerja, biologi, sosiologi,

perencanaan kerja, fisika dan lain-lain (Sutalaksana, 1979). Maksud dan tujuan disiplin

ergonomi adalah mendapatkan pengetahuan yang utuh tentang

permasalahanpermasalahan interaksi manusia dengan lingkungan kerja. Dengan

memanfaatkan informasi mengenai sifat-sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia


yang dimungkinkan adanya suatu rancangan sistem manusia mesin yang optimal,

sehingga dapat dioperasikan dengan baik oleh rata-rata operator yang ada (Susihono,

2012).

Ergonomi sebenarnya merupakan suatu ilmu yang multidisiplin yang didukung

oleh banyak pengembangan disiplin ilmu yang lain. Ruang lingkup tentang ilmu

ergonomi diuraikan berdasarkan perbedaan permasalahan dan aplikasinya secara

spesifik, yaitu (Karl H.E.Kroemer, 2001).

a. Biomekanika

b. Antropometri

c. Fisiologi Kerja

d. Kesehatan Kerja

e. Manajemen

f. Hubungan Pekerja

Maksud dan tujuan disiplin ergonomi adalah mendapatkan pengetahuan yang

utuh tentang permasalahan-permasalahan interaksi manusia dengan lingkungan kerja.

Dengan memanfaatkan informasi mengenai sifat-sifat, kemampuan dan keterbatasan

manusia yang dimungkinkan adanya suatu rancangan sistem manusia mesin yang

optimal, sehingga dapat dioperasikan dengan baik oleh rata-rata operator yang ada

(Susihono Wahyu, 2012)

Penerapan ergonomi pada umumnya merupakan aktivitas rancang bangun

ataupun rancang ulang. Hal ini meliputi perangkat keras seperti misalnya perkakas kerja

(tools), bangku kerja (benches), platform, kursi, pegangan alat kerja (workholders), sistem

pengendali (control), alat peraga (display), jalan/lorong (acces ways), pintu (door),

jendela (windows) dan sebagainya. Ergonomi dapat berperan pula sebagai desain

pekerjaan pada suatu organisasi, seperti dalam penentuan jumlah jam istirahat,
pemilihan jadwal pergantian waktu kerja, meningkatkan variasi pekerjaan dan lain-

lain. Ergonomi juga dapat berperan sebagai desain perangkat lunak karena dengan

semakin banyaknya pekerjaan yang berkaitan erat dengan komputer. Disamping itu

ergonomi juga dapat memberikan peran dalam peningkatan keselamatan dan

kesehatan kerja, seperti dalam mendesain suatu sistem kerja untuk mengurangi rasa

nyeri dan ngilu pada sistem kerangka dan otot manusia, mendesain stasiun kerja untuk

alat peraga visual. (Nugroho, 2008).

2.4 Teori Sistem

2.4.1 Konstruksi Sepatu

Konstruksi sepatu di sini maksudnya adalah sebuah metode dimana sol sepatu

disatukan dengan bagian atas atau upper-nya.

Upper: Bagian ini dibuat dari kanvas atau kulit yang merupakan bagian

secarakeseluruhan menutupi kaki bagian atas. Meskipun bagian upper bisa dibagi

lagi menjadi beberapa anatomi seperti vamp, heel, eyelet, dll,

Insole: Bagian yang terletak di dalam sepatu, tepatnya bagian injakan kaki.

Padakebanyakan sepatu, insole bisa dilepas dan diganti.

Outsole: Bagian bawah sepatu yang mana menjadi tulang punggung

dalammelindungi telapak kaki. Atau sering juga disebut sol sepatu.

Welt: Strip kulit yang membentang di sepanjang sol luar & terletak diantara sol

luardan sol dalam.

a. Goodyear Welting Construction

Goodyear welted secara luas dianggap sebagai konstruksi yang terbaik yang

dibangun di daerah sekitar. Ini adalah metode konstruksi tertua dan paling padat

karya yang telah ada. Dibuat dengan sedemikian rupa sehingga tukang sepatu apa

pun dapat membuat konstruksi sepatu ini berulang kali, dan konstruksi sepatu ini
sangat tahan lama. Biasanya dibuat dengan sol ganda dengan sol luar yang

menonjol keluar dari atas, metode konstruksi ini banyak digunakan di sepatu

Inggris khususnya.

Pro : Bagian atas melekat ke bilur melalui satu jahitan, sedangkan sol luar

melekat ke bilur melalui jahitan terpisah kedua. Sangat mudah untuk dijahit

kembali secara berulang sebagai hasilnya, ini memperpanjang umur sepatu.

Kontra : Beberapa fleksibilitas hilang dengan semua lapisan ini. Juga, karena

prosesnya padat karya, sepatu Goodyear Welted seringkali lebih mahal daripada

jenis lainnya (Banville, 2019).

Sumber : Bespokeunit.com

Gambar 2. 8 Goodyear Welting Construction

b. Blake Construction ( The McKay Method )

Mesin untuk konstruksi Blake ditemukan pada tahun 1856 oleh Lyman Reed

Blake. Dia kemudian menjual patennya ke Gordon MCKay, yang menjadi nama

alternatifnya. Anak lain dari Revolusi Industri, sering disebut sebagai "Blake Stitch"

dan kurang diminati daripada Goodyear (Banville, 2019)

Pro : Lebih murah daripada sepatu Goodyear Welted tetapi masih bisa diatasi.

Juga lebih fleksibel dan ringan daripada Goodyear karena tidak adanya lapisan welt.
Juga bagus untuk sepatu yang membutuhkan sol berpotongan pendek yang rata

dengan bagian atas karena tidak ada jahitan eksterior.

Kontra : Sol tidak terlalu kedap air karena jahitan memungkinkan air meresap

dan ketipisan sol air kedalam sepatu. Namun sol karet akan menghilangkan masalah

ini. (Banville, 2019).

Sumber : Bespokeunit.com

Gambar 2. 9 Blake Construction

c. Blake-Rapid Construction

Konstruksi Blake-Rapid untuk sepatu adalah campuran dari konstruksi Blake dan

Goodyear. Ia menambahkan lapisan tengah lapisan yang ditemukan dalam

konstruksilapisan Goodyear tetapi tetap menggunakan teknik menjahit Blake. Ini

biasanya terlihat pada sepatu yang lebih besar dan lebih kasar.

Pro : Lebih tahan air dan tahan lama dibandingkan sepatu yang dijahit

Blake, lebih murah daripada Goodyear.

Kontra : Tidak sefleksibel sepatu Blake yang dijahit, tidak sekonstruktif

sepatu Goodyear welted (Banville, 2019).


Sumber : Bespokeunit.com

Gambar 2. 10 Blake-Rapid Construction

d. Bologna Construction

Ini terlihat sangat mirip dengan konstruksi Blake. Digunakan untuk sepatu dengan

sol fleksibel seperti mokasin yang memiliki desain sederhana. Pada dasarnya, kulit

bagian atas dililitkan di bagian bawah dan dijahit. Pada titik ini, sol dijahit langsung

ke atas.

Pro : Nyaman, mudah dibuat.

Kontra : Tidak kedap air, kurang tahan lama dibandingkan metode Blake atau

Goodyear (Banville, 2019).

Sumber : Bespokeunit.com

Gambar 2. 11 Bologna Construction


e. Norwegian Construction ( Storm Welt )

Juga dikenal sebagai sepatu dengan "storm welt" atau "waterproof welt," metode

Norwegia biasanya digunakan pada sepatu salju dan sepatu ski yang perlu tahan air

mungkin. Ini mirip dengan Goodyear bilur dalam banyak hal. Tidak seperti

Goodyearwelt, welt Norwegia sepenuhnya eksterior. Jahitan yang menyatukan

bagian atas,bilur, dan insole terlihat di bagian luar sepatu. Ini mencegah air

memasuki sepatu di jahitan antara bagian atas dan bilur.

Pro : Konstruksi yang murah dan cepat berarti penghematan biaya bagi

konsumen. Sangat cocok untuk sepatu kets, dolar dan sepatu bersol karet lainnya.

Kontra : Dapat aus dengan sangat cepat dan tidak dapat diatasi. Setelah dipakai,

mereka harus diganti (Banville, 2019).

Sumber : Bespokeunit.com

Gambar 2. 12 Norwegian Construction

2.4.2 Jenis Jahitan

Sistem jahit adalah pekerjaan sistem menyambung kain, bulu, kulit binatang,

dan bahan-bahan lain yang bisa dilewati jarum jahit dan benang. Menjahit dapat

dilakukan dengan tangan memakai jarum tangan atau dengan mesin jahit.
a. Jahitan Kunci

Jahitan kunci merupakan jahitan dasar yang paling banyak digunakan. Jahitan ini

sesuai untuk menjahit kain yag cukup tebal karena jahitan jenis ini cukup kuat.

Jahitan jenis ini memeberikan bentuik yang sama pada sisi atas dan bawahnya.

Jahitan kunci merupakan jahitan yang sulit untuk dilepas (Zaeniah, 2015).

Sumber : Language.coatindustrial.com

Gambar 2. 13 Jahitan Kunci

b. Jahitan Rantai

Jahitan jenis ini memiliki bentuk berbeda pada kedua sisinya. Pada sisi atas hasil

jahitan sama seperti jahitan kunci, namun pada bagian bawah hasil berupa ikatan

seperti rantai. Jahitan jenis ini mudah untuk terlepas namun jahitannya elastis sangat

sesuai diaplikasikan pada bahan yang fleksibel dan ringan. Untuk jahit rantai ini

terdapat kain atau yang disebut bis yang berfungsi sebagai penutup jahitan obrasan

pada pundak agar terlihat rapi. Jenis jahitan ini merupakan turunan dari jahit rantai

(Diany, 2018).

Sumber : Language.coatindustrial.com

Gambar 2. 14 Jahitan Rantai


c. Jahitan Tumpang (superimpose)

Jahitan ini pada umumnya mulai dengan dua helai kain atau lebih yang di

tumpang satu sama lain dan disambung didekat bagian pinggir dengan satu baris

jahitan atau lebih (Comlaude, 2018).

Sumber : Language.coatindustrial.com

Gambar 2. 15 Jahitan Tumpang

d. Jahitan Terikat (Bound)

Jahitan dibentuk dengan cara melipat bagian penyambung di atas pinggiran kain

dan menyambung kedua pinggiran bagian penyambung ke kain dengan satu baris

setikan atau lebih. Ini akan menghasilkan pinggiran jahitan yang rapi dan terlihat dari

luar (Comlaude, 2018).

Sumber : Language.coatindustrial.com

Gambar 2. 16 Jahitan Terikat


e. Jahitan Susun (Lapped)

Dalam jahitan jenis ini, dua helai kain atau lebih ditumpuk (misalnya dengan

pinggiran yang saling tumpuk, plain atau ditekuk) dan disambung dengan satu baris

setikan atau lebih. Salah satu jenis yang terkenal dalam kelompok ini adalah jenis

Lapfelled, yang menggunakan hanya satu operasi setikan–jenis jahitan kuat pada

bagianpinggir kain yang biasanya digunakan untuk melindungi denim atau kain sejenis

supaya tidak terburai seratnya. Jenis jahitan Perancis yang hampir serupa menggunakan

dua operasi setikan yang termasuk operasi pelipatan intervensi– jahitan rata, tertekuk

hanya dengan satu baris setikan yang tampak pada bagian permukaan. Kelompok

jahitan ini terdiri dari setidaknya dua komponen dan bisa memiliki variasi yang berbeda

dalam jumlah baris setikan. (Comlaude, 2018).

Sumber : Language.coatindustrial.com

Gambar 2. 17 Jahitan Susun

2.4.3 Shoe Embelishment

a. Snap Fastener

Pengikat snap (juga disebut snap, popper atau tombol tekan) adalah sistem

penutupan yang digunakan untuk mengikat dua lembar material secara bersamaan.

Ini biasanya digunakan sebagai alternatif resleting dan tombol karena mudah dibuka

dan ditutup.
Sumber : www.romefast.com

Gambar 2. 18 Snap Fastener

b. Zipper (Ritsleting)

Zipper atau yang biasa kita kenal dengan resleting digunakan untuk bukaan pada

tas guna memudahkan aktivitas membuka dan menutup. Ada beberapa jenis

resletting yang ditentukan dari bahan dasar pembuatannya.

Sumber : Indozipper.com

Gambar 2. 19 Zipper / Risleting

Zipper atau yang biasa kita kenal dengan resleting digunakan untuk bukaan

padatas guna memudahkan aktivitas membuka dan menutup. Ada beberapa jenis

resletting yang ditentukan dari bahan dasar pembuatannya.

1. Coil Zipper

Dinamakan Coil Zipper dikarenakan bentuk gigi resleting berbentuk gulungan

panjang yang terbuat dari poliester atau nilon.


2. Metal Zipper

Sesuai dengan namanya, gigi reslesting jenis ini terbuat dari bahan metal. Bahan

metal yang biasa digunakan adalah bahan kuningan, alumunium dan nikel.

3. Plastic Zipper

Resleting jenis ini memiliki bentuk gigi yang sama dengan jenis metal zipper

namun bahan yang digunakan resleting jenis ini adalah bahan yang terbuat dari resin.

4. Invisible Zipper

Kebanyakan orang menyebut jenis ini sebagai resleting Jepang. Tidak tahu pasti

mengapa disebut seperti itu. Resleting jenis ini sangat mirip dengan Coil Zipper tapi

gigi pada resleting jenis ini tersembunyi dibalik tape. Pada umumnya digunakan pada

rok dan gaun. Resleting jenis ini hanya tersedia dalam ukuran #3 saja.

Sumber : Indozipper.com

Gambar 2. 20 Jenis Resleting

Keterangan :

1. Coil Zipper

2. Metal Zipper

3. Plastic Zipper

4. Invisible Zipper
Zipper/resleting pada umumnya memiliki 2 tipe yaitu :

Close End : Jenis resleting yang bagian bawahnya terkunci oleh kawat (button

stop) Resleting tipe close end ini banyak diaplikasikan pada kantong.

Open End : Resleting yang bagian bawahnya tidak terkunci oleh kawat sehingga

antara tape kiri dan kanan dapat terpisah sepenunhnya. Tipe open end

ini umumnya digunakan pada bagian depan pakaian.

Sumber : Indozipper.com

Gambar 2. 21 Tipe Resleting

Terdapat kode yang menyatakan lebar elemen atau gigi resleting. Ukuran tersebut

antara #2 - #10. Berikut tabel yang menjelaskan kode ukuran dalam satuan ukur mm :

Tabel 2. 3 Kode Ukuran Resleting Dalam mm

Jenis #2 #3 #4 #5 #8 #10

Coil 3mm 3mm 4mm 6mm 7mm 10mm

Plastic 3mm 4mm 4,5mm 5mm 7mm 8mm

Metal 3,1mm 4mm 5mm 6mm 7mm 8mm

Sumber : www.textileschool.com
b. Hook and Lopp Tape

Sumber : www.textileschool.com

Gambar 2. 22 Hook and Loop Tape

Hook and Loop berasal dari bahasa inggris yang berarti kaitan dan putaran.

Hook and Loop Tape terdiri dari 2 bagian yang berupa lembaran. Lembaran

pertamamerupakan lembaran kain yang di permukaannya terdapat deretan pengait

kecil. Sedangkan pada lembaran yang kedua terdapat benang-benang halus yang

membentuk lingkaran sehingga saat kedua bagian dihubungkan maka pengait akan

mengunci dan merekat pada bagian benang-benang sehingga bagian tersebut

merekat (Deddy, 2018).

c. Karet Elastis

Karet Elastis adalah bahan yang berbentuk pita yang fleksibel. Terbuat

dari karet inti yang dibungkus polyster, katun, nilon atau campuran serat benang.

Serat pembungkus dikepang tenun atau dirajut bersama untuk memberikan berbagai

ketebalan dan lebar dengan elastis. Benang elastis bisa menyempit dan jika ditarik

bisa menjadi ekstra lebar. Karet elastis terbuat dari zat yang diperoleh dari getah

lateks dari pohon karet. Namun saati ini karet elastis sudah dibuat dengan teknologi

dan bahan yang lebih modern (Diany, 2018).


Sumber : Fitinline.com

Gambar 2. 23 Karet Elastis

2.5 Teori Bentuk

2.5.1 Pengertian Bentuk

Bentuk merupakan keseluruhan rupa sebuah rancang, walaupun raut merupakan

unsur pengenal yang utama. Selain raut pengenalan bentuk bisa dari ukuran, warna dan

barik. Dengan kata lain, semua unsur rupa sekaligus disebut bentuk (Wong, 1972).

2.5.2 Pendekatan Bentuk

Bentuk merupakan bagian integral dalam desain. Bentuk mempunyai arti secara

universal dan bisa dirunut hingga kedalam batas kesadaran alam pikir manusia.

Bentuk adalah hal yang menyusun persepsi kita akan dunia baik secara visual maupun

secara psikologis. Bentuk digunakan untuk menegaskan pesan yang hendak

disampaikan sehingga pemilihan dan penggunaan bentuk yang tepat amatlah penting

dalam menentukan berhasil tidaknya penyampaian pesan tersebut.

Bentuk merupakan titik temu antara massa dan ruang. Bentuk juga dapat

dihubungkan pada penampilan luar yang dapat dikenali seperti sebuah meja atau

seseorang yang biasa menggunakannya. Tas dalam perkembangannya memiliki

beberapa bentuk, berdasarkan gaya desain yang dapat diterapkan pada produk sepatu

antara lain :
1. Modern

Gaya modern merupakan terapan dari kesedeerhanaan bentu yang tidak memiliki

banyak ornamen dan mengutamakan prinsip from follow function (bentuk mengikuti

fungsi). Gaya desain modern merupakan gaya desain up-to-date yang mengikuti gaya

hidup serta keadaan yang sedang berkembang dan dibutuhkan saat ini (Sari, 2015).

Sumber : Kixify.com

Gambar 2. 24 Sepatu Bergaya Modern

2. Klasik

Klasik dalam gaya desain sendiri diartikan kuno yang bernilai, berkelas dan

mempunyai nilai jual yang berbeda dengan gaya desain kuno yang diaplikasikan (Sari,

2015).

Sumber : www.vans.co.uk

Gambar 2. 25 Sepatu Bergaya Classic


3. Modern Vintage

Modern vintage muncul setelah gaya desain vintage yang terangkat kembali pada

awal abad 21. Modern vintage merupakan percampuran gaya vintage dengan gaya-gaya

yang sedang berkembang pada masa kini. Gaya desain vintage dikolaborasikan dengan

gaya modern baik dari segi material maupun ornamen sederhana.

Sumber : Kixify.com

Gambar 2. 26 Sepatu Bergaya Modern Vintage

2.5.3 Ragam Hias Kain Tenun Ulap Doyo

Ragam hias pada kain tenun doyo pada umumnya hampir sama dengan ragam hias yang

diterapkan pada kain tenun di daerah lain di Nusantara. Motif – motif yang paling

menonjol pada tenun doyo adalah motif dengan gaya swastika, misalnya pada motif

timang atau harimau (Achmad, 2016) Pada dasarnya, kain tenun Ulap Doyo banyak

terinspirasi dari flora dan fauna khas pesisir sungai Mahakam, yaitu salah satu sungai

terkenal di Kalimantan. Kini tenun doyo memiliki puluhan jenis ragam hias atau motif

yang sudah banyak dikenal oleh masyarakat luas. Ragam hias atau motif – motif

tersebut sebagai berikut :


Tabel 2. 4 Motif dan Makna Hias Ulap Doyo

No Motif Makna

1 Motif Naga

Keayuan seorang wanita

2 Motif Limar / Perahu Kerja sama dalam usaha. Perahu


dalam kehidupan sehari–hari
masyarakat Dayak Benuaq
merupakan alat transportasi yang di
sungai dan di danau
3 Motif Kimas / Ikan
Suatu pertanda atau peringatan
berupa nasehat dari leluhur kepada
generasi penerusnya

4 Motif Timang Nuat / Harimau


Suatu harapan agar keperkesaan atau
kebencian seseorang tidak boleh
lemah atau pudar

5 Motif Tengkulut / Patung


Penjaga sawah. Motif ini terinspirasi
dari orang-orangan sawah yang
dimana patung ini banyak
diandalkan untuk menjaga sawah
milik masyarakat Benuaq
6 Motif Blengkung Kepercayaan masyarakat setempat
tentang kehidupan di alam lain
setelah manusia mengalami
kematian. Oleh karena itu, patung itu
memegang peranan penting dalam
upacara kwangkai

7 Motif Berabang / Senduk


bersusun

Kemewahan dan kesenangan


seseorang

8 Motif Wahi Nunuk / Akar


Pohon Beringin Keberhasilan suatu pekerjaan yang
tergantung pada kerjasama di dalam
masyarakat

9 Motif Rakang / Kembang


Penggerek Kelapa Suatu masalah kecil yang lama
kelamaan akan membawa petaka
besar

10 Motif Pupu / Kupu – kupu

Harapan dan Kesuburan


11 Motif Anggrek
Melambangkan kesuburan dari
generasi muda untuk mencapai
cita-cita

12 Motif Lesung

Bekerjasama dan berusaha

Sumber : Rahayu, 2018

Lebba Suasa
Corak labba suasa adalah corak yang pertama kali
dibuat oleh para pengerajin tenun Samarinda.
Namun kini corak lebba suasa tidak dikeluarkan
lagi, hal tersebut dikarenakan corak lebba suasa
jarang yang menggemari dipasaran, didaerah
asalnyapun (Sulawesi Selatan) sorak ini jarang lagi
terlihat. corak labba suasa terdiri dari 2 warna,
yaitu warna hitam dan putih. pada tepi atau sisi
sarung diberi corak warna merah.

Kamummu (Hatta)
Corak Kamummu (Hatta) yaitu warna biru yang
dikombinasikan dengan warna hitam. corak
kamummu disebut juga corak Hatta, penamaan
corak Hatta ini tidak terlepas dari faktor sejarah.
Dimana pada saat Dr. Mohammad Hatta menjabat
sebagai Wakil Presiden Indonesia pada saat itu
berkunjung ke Samarinda, dan oleh Koperasi
RUWI (Rukun Wanita Indonesia) Cabang
Samarinda menyerahkan sarung samarinda
bercorak Kamummu kepada Moh. Hatta. sejak saat
itulah corak Kamummu disebut juga corak Hatta.

Anyaman Palupuh (Tabba)


Corak anyaman palupuh disebut juga corak tabba.
corak ini terdiri dari 2 macam: yaitu tabba biasa
dan tabba galak. disebut anyaman palupuh karena
corak ini menyerupai bambu. Tabba atau palupuh
artinya bambu.
Assepulu Bolong
Pulu atau pulut artinya ketan. bolong artinya
hitam. Assepulu bolong artinya Ketan Hitam.
Disebut demikian karena corak ini warnanya
hitam, sehitam beras pulut hitam. Warna hitam
yang bersih dan bercahaya indah.

Rawa-Rawa Masak
Rawa-rawa yaitu nama sejenis buah jambu. Rawa-
rawa yang masak berwarna merah muda atau
lembayung. Dinamakan demikian karena corak ini
berwarna lembayung seperti warna rawa-rawa
masak.

Coka Manippi
Corak ini mempunyai latar belakang cerita tentang
putri bangsawan Kutai yang suatu hari bermimpi
masuk kedalam surga loka. di dalam mimpi
tersebut sang putri melihat warna-wani yang
sangat menawan hatinya, dan ketika terbangun
dari mimpinya sang putri sangat gundah dan
merindukan warna yang ada dalam mimpi
tersebut. Kemudian sang putri memanggil penenun
untuk menenun sarung dengan warna-wani yang
ada dalam mimpinya. Corak tersebut selanjutnya
disebut Coka Manippi yang artinya ditaklukkan
oleh mimpi. Menurut riwayatnya bahwa pada
zamanya dulu corak Coka Manippi dilarang
dipakai oleh masyarakat biasa. Corak ini khusus
untuk dipakai oleh keluarga bangsawan Kutai.

Billa Takkajo
Corak ini dalam bahasa Indonesia artinya cahaya
kilat. Billa Takkajo artinya kilat memintas.
Dengan dominan warna merah, biru dengan garis
putih.

Garanso
Corak ini hanya terdiri dari 2 warna yaitu warna
hitam dan biru tua. Garanso artinya garang atau
galak. Paduan warna hitam biru merupakan warna
yang galak.
Burica
Corak Burica artinya merica atau sahang. Corak
ini seperti butir-butir sahang, bunga bulat-bulat
kecil sebesar sahang, oleh sebab itu disebut corak
burica.

Siparape
Siparape artinya merapat yang artinya merapat.
Corak ini sengaja dibuat untuk penganting baru.
Kedua pengantin saling merapat dan berkasih
mesra dalam masa-masa bulan madu mereka.

Kudara
Sama dengan corak hatta, corak ini adalah corak
yang awalnya adalah sebuah corak sarung yang
dihadiahkan kepada Presiden Soekarno ketika
berkunjung ke Samarinda. Kudara artinya negara.
Dinamakan demikian karena corak ini adalah
corak yang diberikan kepada Negara.

Sabbi
Corak ini merupakan corak kreasi baru. corak
sabbi dibuat untuk dipakai untuk wanita. Untuk
kelengkapannya ditambahkan dengan selendang
dengan corak yang sama.

Pucuk
Sama dengan corak sabbi. corak pucuk adalah
hasil kreasi baru dan dibuat khusus untuk wanita
lengkap dengan selendangnya.

https://budaya-indonesia.org/

2.6 Teori Warna


Warna merupakan salah satu elemen pendukung yang diperlukan makhluk

hidup. Selain manusia membutuhkan cahaya dan udara, sandang, papan dan pangan,

rasa aman dan rasa cinta, telah dibuktikan manusia tidak dapat jauh dari sensasi yang

ditimbulkan oleh warna.

Pada jaman pra sejarah ditemukan lukisan pada dinding gua dengan

mengunakan material alam dalam membedakan warna suatu objek, dan seiring waktu

manusia sudah mulai mengolah bahan sandang dengan warna yang berbeda-beda,

selain menambah ukiran atau hiasan suatu objek alat rumah tangga atau senjata,

penambahan warna juga turut membedakan status si pemilik.

Warna adalah gelombang elektromagnetik yang berasal dari cahaya. Percobaan

Newton (1660) dengan prisma kacanya yang dilewati cahaya putih membuktikan bahwa

cahaya matahari terdiri dari spektrum mejikuhibiniu (merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila

dan ungu). Jadi tanpa cahaya, manusia tidak dapat melihat warna. (Aritonang, 2018).

Adanya warna subtractive adalah warna yang berasal dari bahan dan disebut pigmen,

serta warna additive yaitu warna yang berasal dari cahaya dan disebut spektrum. Pada
skema 3 dimensional yang disebut dengan Munsell Color System, memperlihatkan

ketiga unsur utama, yakni :

a. Brightness (gelap-terang)

b. Saturation (kepekatan)

c. Hue (warna komplementer)

Sumber : www.academia.edu

Gambar 2. 27 Munsell Color Syster

Didalam ilmu warna, hitam dianggap sebagai ketidakhadiran seluruh jenis

gelombang warna. Sementara putih dianggap sebagai representasi kehadiran seluruh

gelombang warna dengan proporsi seimbang. Secara ilmiah, keduanya bukanlah warna,

meskipun bisa dihadirkan dalam bentuk pigmen.

Setiap warna mampu memberikan kesan dan identitas tertentu, sesuai kondisi

sosial, pendidikan serta faktor-faktor lain si pengamatnya. Misalnya : warna putih akan

memberi kesan suci dan dingin di daerah Barat karena identik dengan salju (Aritonang,

2018).
Warna Primer dan Warna Sekunder

a. Warna Primer

Sumber : www.academia.edu

Gambar 2. 28 Warna Primer

Merupakan warna dasar yang tidak merupakan campuran dari warna-warna lain.

Warna yang termasuk dalam golongan warna primer adalah merah, biru, dan kuning

(Aritonang, 2018).

b. Warna Sekunder

Sumber : www.academia.edu

Gambar 2. 29 Warna Sekunder

Merupakan hasil pencampuran warna-warna primer dengan proporsi 1:1.

Misalnya warna jingga merupakan hasil campuran warna merah dengan kuning, hijau

adalah campuran biru dan kuning, dan ungu adalah campuran merah dan biru

(Aritonang, 2018).
1. Warna Tersier dan Warna Netral

a. Warna Tersier

Merupakan campuran salah satu warna primer dengan salah satu warna sekunder.

Misalnya warna jingga kekuningan didapat dari pencampuran warna kuning dan jingga.

Warna coklat merupakan campuran dari ketiga warna merah, kuning dan biru.

(Aritonang, 2018).

b. Warna Netral

Warna netral merupakan hasil campuran ketiga warna dasar dalam proporsi

1:1:1. Warna ini sering muncul sebagai penyeimbang warna-warna kontras di alam.

Biasanya hasil campuran yang tepat akan menuju hitam. (Aritonang, 2018)

Sumber : www.academia.edu

Gambar 2. 30 Warna Netral

Warna netral adalah warna hitam dan putih yang bisa dipadukan dengan warna

apapun. Dari berbagai jenis warna, warna netral juga mempunyai karakter masing-

masing (Aritonang).

Warna-warna yang bersifat hangat, contoh : merah, jingga, kuning

Warna-warna yang besifat sejuk dan dingin : hijau, biru, putih

Warna-warna yang bersifat netral, contoh : hitam, putih, abu-abu, coklat

1. Coklat
Melambangkan daya tahan, suka merebut, kurang toleran, tidak suka member

hati, kenyamanan, pesimis terhadap kesejahteraan dan kebahagiaan masa depan.


2. Abu-Abu

Melambangkan intelek, futuristic, millennium, kesederhanaan, sedih.

 Abu-abu paling gampang dilihat mata.

 Warna ini tiidak menunjukkan arti yang jelas,

 Netral dan sama sekali bebas dari kecenderungan psikologi.

3. Putih

Melambangkan suci, bersih, tepat, tidak bersalah.

 Putih melambangkan perkawinan (gaun pengantin).

 Di India dan Cina, warna putih menjadi simbol kematian.

4. Hitam

Melambangkan jahat, canggih, kematian, ketakutan, sedih, anggun.

 Di budaya barat, warna hitam menjadi simbol kematian dan kesedihan.

 Sebagai warna kemasan, hitam melambangkan keanggunan (Elegance)

kemakmuran (Wealth) dan kecanggihan (Sophiscated).

(Aritonang, 2018).

2.7 Teori Material

27.1 Full Grain Leather

Full Grain Leather adalah jenis material kulit yang tetap

mempertahankankarakteristik alami dari kulit itu sendiri, baik tekstur maupun pola.

Jenis kulit ini digunakan sebagai material sepatu tanpa melalui proses modifikasi untuk

menghilangkan guratan-guratan alami yang terdapat pada kulit.

Full Grain Leather merupakan jenis kulit yang memiliki kualitas dan

durabilitaspaling tinggi, membuat sepatu bermaterial ini memiliki harga yang tinggi pula.

Sebagai jenis kulit paling baik, Full Grain Leather tentunya memiliki banyak kelebihan,

selain sangat kuat dan tahan lama, sepatu dengan jenis kulit ini mudah dirawat dan

dibersihkan
serta tidak mudah tergores, sobek, dan mengelupas. Seiring bertambahnya usia,

material Full Grain Leather akan semakin terlihat bagus dan membentuk patina jika

dirawatdengan baik (Irvandi, 2017).

Sumber: www.sepatukulitmagelang.net

Gambar 2. 31 Full Grain Leather

2.7.2 Kulit Sintetis

Bahan kulit sintetis adalah kulit imitasi yang tidak menggunakan kulit hewan,

kulit imitasi telah dibuat berbagai macam jenis yang sangat mirip dengan kulit aslinya.

Mulai dari glossy, motif, warna bahkan bisa jauh lebih baik dengan mengembangkan

motif sesuai selera.

Bahan sintetis plastik merupakan sintetis yang terbuat dari plastik. Jenis kulit

sintetis yang paling umum adalah yang disebut pleather, merupakan singkatan dari

‘plastic leather’. pleather ini juga mempunyai permukaan yang sangat mengkilap,

mirip dengan kulit lainnya. Akan tetapi ini cenderung lebih kaku daripada kulit asli.

Awalnya pleather ini sebagian besar terbuat dari PVC, akan tetapi seiring

perkembangan jaman, sekarang telah dibuat dari polyurethane. Kulit sintetis ini lebih

ringan dan lebih fleksibel, sealin juga lebih mudah diwarnai dengan warna yang lebih

bervariasi. Ada berbagai jenis kulit imitasi dengan kualitas berbeda selain pleather,

jenis kulit sintetis lainnya adalah leatherette dan vegan leather (Reza, 2017).
Sumber: Giorgioagnelli.com

Gambar 2. 32 Kulit Sintetis

2.7.3 Kanvas

Kain kanvas adalah sejenis kain buatan pabrik yang berserat tebal dan sangat

kuat. Bahan ini awalnya digunakan untuk membuat lukisan. Pada perkembangannya

kain kanvas mulai digunakan untuk membuat tas, sepatu, jaket, tenda, terpal, penutup

truk, payung taman dan berbagai macam aksesoris. Kain kanvas memiliki ketebalan

yang sempurna untuk dijadikan jahitan yang menarik.

Bahan kanvas yang pada jaman dahulu terbuat dari jerami memang terkenal

sebagai kain yang sangat kuat dan kokoh. Walaupun saat ini kanvas banyak terbuat dari

kapas atau linen, namun tidak mengurangi kekuatan dari kain kanvas itu sendiri.

Terdapat juga kain kanvas yang terbuat dari bahan sintetis misalnya dari polyester,

namun biasanya bahan polyester tersebut dicampur dengan katun. (Diany, 2018).

Sumber: Fitinline.com

Gambar 2. 33 Kanvas
2.7.4 Suede Leather

Jenis kulit Suede adalah jenis bahan kulit yang diproses secara terbalik, yaitu

disamak dari bagian dalam kulit binatang. Jenis kulit Suede meiliki tekstur yang lebih

lembut. Sepatu dengan bahan jenis kulit Suede umumnya lebih digemari oleh anak-

anak muda. Sepatu kulit dengan jenis bahan kulit suede terkesan lebih santai dan tidak

formal. Kelemahan sepatu dengan bahan jenis kulit Suede adalah mudah kotor, akan

berubah warna jika terkena air, dan jahitannya lebih mudah tertarik (Supardi, 2013).

Sumber: sepatukulitmagetan.net

Gambar 2. 34 Suede Leather

2.7.5 Rubber Sole

Rubber sole atau yang biasa kita sebut sole karet ini sering di gunakan

untuksepatu safety atau sepatu lapangan, sole berbahan rubber ini tidak ada

kadaluarsanya, rubber sole ini selain kuat dan lentur, sole ini juga bisa kita tambah

jahitan disampingdilem dan di-press. Namun ada juga kekurangan dari sole ini yaitu

lebih berat dan lebih licin. Kelebihan dari sole ini adalah lebih kuat dan juga lebih

lentur dibandingkan dengan bahan yang lain. (Bandros, 2017).


Sumber: Sneakernews.com

Gambar 2. 35 Rubber Sole

2.7.6 Ulap Doyo

Ulap Doyo merupakan jenis tenun ikat berbahan serat daun doyo

(Curliglialatifolia). Daun ini berasal dari tanaman sejenis pandan yang berserat kuat

dantumbuh secara liar di pedalaman Kalimantan, salah satunya di wilayah Tanjung

Isuy, Jempang, Kutai Barat.

Agar dapat digunakan sebagai bahan baku tenun, daun ini harus dikeringkan

dan disayat mengikuti arah serat daun hingga menjadi serat yang halus. Serat-serat

ini kemudian dijalin dan dilinting hingga membentuk benang kasar.

Benang daun doyo kemudian diberi warna menggunakan pewarna alami dari

tumbuhan. Warna yang umum ditemukan antara lain merah dan cokelat. Warna

merah berasal dari buah glinggam, kayu oter dan buah londo. Adapun warna cokelat

diperoleh dari kayu uwar (Adree, 2011).


Sumber : www.indonesiakarya.com

Gambar 2. 36 Ulap Doyo

2.7.7 Satin

Kain satin merupakan kain yang memiliki ciri khas permukaan yang mengkilap

dan licin, tetapi pada bagian belakang atau dalam permukaan satin tidak licin dan tidak

mengkilap. Kain satin ditenun dengan serat buatan seperti poliester, astetat, nilon dan

rayon.

Kain satin sendiri mulai terkenal di Eropa pada awal abad ke-20, setelah lebih

dahulu mengenal kain sutera yang berasal dari Tiongkok. Sutra dengan satin memiliki

berapa ciri khas yang mirip, tetapi keduanya menggunakan bahan serat yang berbeda.

Satin memiliki permukaan yang lebih mengkilap dan licin, sementara sutera lebih halus

dan ringan (Subagio, 2009).

Sumber : bahankain.com

Gambar 2. 37 Kain Satin


2.7.8 Nilon

Nilon dibuat dari rangkaian unit yang ditautkan dengan ikatan peptida (ikatan

amida) dan sering diistilahkan dengan poliamida (PA). Nilon merupakan polimer

pertama yang sukses secara komersial, dan merupakan serat sintetik pertama yang

dibuat seluruhnya dari bahan anorganik: batu bara, air dan udara. Elemen-elemen ini

tersusun menjadi monomer dengan berat molekular rendah, yang selanjutnya

direaksikan untuk membentuk rantai polimer panjang. Bahan ini ditujukan untuk

menjadi pengganti sintetis dari sutra yang diwujudkan dengan menggunakannya untuk

menggantikan sutra sebagai bahan parasut setelah Amerika Serikat memasuki Perang

Dunia II pada 1941 (Edozelle, 2018).

Sumber : bahankain.com

Gambar 2. 38 Nilon

2.7.9 Karet

Karet adalah elastomer yang pada mulanya berawal dari lateks yang berbentuk

seperti susu yang ditemukan dalam getah sebuah tanaman. Bentuk yang telah

dimurnikan dari karet alam yaitu polyisoprene kimia, yang secara sintesis juga bisa

diproduksi. Secara luas karet alam telah digunakan dalam bermacam-macam aplikasi

dan juga produk, seperti halnya dengan karet sintetik. Karet alam
merupakan sebuah polimer yang ideal untuk aplikasi teknik dinamis atau sintesis dalam

pemakaian sehari-hari.

Sifat alami yang terkandung dari karet antara lain adalah ; tahan terhadap suhu

rendah, bisa menempel pada logam, mempunyai ketahanan robek dan gesek yang

tinggi, mudah untuk diproses dan diproduksi, kekerasan bisa diatur dari yang sangat

lembut hingga sangat keras atau ebonit, penampilan warna yang bisa diatur berkisar

tembus pandang hingga ke hitam pekat, kemampuan untuk melakukan isolasi listrik

atau yang sifatnya konduktif, meredam atau menyerap getaran suara.

Dalam beberapa kondisi yang diharapkan produk karet alam memerlukan

beberapa bagian pengisi yang lain seperti karbon black, aditif-aditif yang lain seperti

aging dan juga filter lainnya yang tujuannya yaitu untuk menambah kekerasan serta sifat-

sifat yang khusus lainnya (Kartika, 2015).

Sumber: www.temukanpengertian.com

Gambar 2. 39 Karet

2.7.10 Sarung Samarinda

Sarung Samarinda atau Tajong Samarinda adalah jenis kain tenunan

tradisional yang bisa didapatkan di Kota Samarinda, Kalimantan Timur. Sarung ini

ditenun dengan menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) yang disebut Gedokan.

Produk yang dihasilkan untuk satu buah sarung memakan waktu 15 hari. Ciri khas

Sarung Samarinda adalah bahan bakunya yang menggunakan sutera yang khusus
didatangkan dari Cina. Sebelum ditenun, bahan baku sutera masih harus menjalani

beberapa proses agar kuat saat dipintal.

Sehelai sarung yang dihasilkan pengrajin biasanya memiliki lebar 80 centimeter dan

panjang 2 meter. Dengan ukuran sarung sebesar itu pasti ada jahitan sambungan di

bagian tengahnya yang dibuat dengan menggunakan tangan. Sarung asli tidak pernah

disambung dengan menggunakan mesin jahit. Inilah salah satu cara untuk membedakan

kain yang asli dari yang palsu atau buatan mesin pabrik.

Kerajinan tenun sarung ini pada mulanya dibawa oleh pendatang suku Bugis dari

Sulawesi yang berdiam di kawasan Tanah Rendah (sekarang bernama Samarinda

Seberang) pada tahun 1668. Meskipun Samarinda berada di Kalimantan Timur, rupanya

kebudayaan menenun sarung di Samarinda tersebut dibawa oleh masyarakat Bugis yang

mencari suaka di Kerajaan Kutai Kartanegara akibat perjanjian Bungaja antara Kerajaan

Gowa dan Belanda sekitar abad ke-16. Orang Bugis pendatang inilah yang

mengembangkan corak asli tenun Bugis menjadi tenun Samarinda.

Sumber: http://potretborneoku.blogspot.com/

Gambar 2. 40 Sarung Samarinda

Anda mungkin juga menyukai