Anda di halaman 1dari 4

Rangkuman Hal 23-44

Kekuatan Platform “In the world of network effects, ecosystems of users are the new
source of competitive advantage and market dominance.” Menurut Bill Gurley, Uber bukanlah
product-based company melainkan platform-based company. Platform diukur tidak hanya
melalui brand effect dan price effect, melainkan juga melalui kemampuannya dalam
menciptakan net-work effect kepada user, baik itu kepada produsen maupun konsumen (two-
sided network). Pada medio 2014, faktor network effects menyebabkan market size Uber tumbuh
tiga kali lipat melampaui perusahaan taksi sejenis di San Fransisco.

The Positive Network Effect, contoh lain adalah Threadless.com. Platform e-commerce
ini dibuat sebagai ekosistem bagi para desainer untuk menampilkan sketsa produknya. Model
bisnis ini menggambarkan bagaimana network effect bekerja. Network effect adalah dampak
yang dihasilkan oleh platform, dari value creation yang dilakukan para dilakukannya.

Demands economies of scale, sumber daya utama platform dalam menciptakan net-work
effect adalah demand driven economies of sale, dimana plat-form bergerak dalam network yang
sesuai dengan kebutuhan (demand) konsumen.

Same-side effects, interaksi yang dilakukan tidak terbatas pada local area network saja.
Network effect akan semakin besar dan luas dengan teknologi internet. Begitu juga bagaimana
same-side effects terjadi pada platform media sosial seperti Instagram, Line, Wechat, Telegram
WhatsApp, dan lainnya. Semakin besar jaringan, semakin tinggi pula value yang tercipta.

Cross-side effects, semakin banyak apps developer yang terlibat platform, semakin besar
jumlah aplikasi yang tersedia, dan semakin tinggi pula angka pengguna sistem operasi tersebut.
Tentu saja platform tidak hanya mempertemukan aktor-aktor ekonomi, tetapi juga
mempertemukan segala supply terkait kehidupan dan sosial dengan demand-nya. Dengan
kekuatan teknologi informasi, platform mempertemukan dua atau lebih pasar, menggantikan
vendor dan user-nya sebagai beberapa kekuatan pasar, menciptakan kebutuhan, dan
menjadikannya pelanggan baru lewat algoritma harga dan gaya hidup.

Platform-Based Competition, basisinya adalah informasi dan masalahnya adalah regulasi


membatasi “produk” serta teknologi cepat berubah dan gaya hidup mengikuti keterikatan pada
aset tidak ada (Jejaring-Platform-Jejaring). Choudary, Parker, dan Van Alstyne (2016)
mengemukakan bahwa definisi platform sebagai a business on enabling value creating
interactions between external producers and consumers. Platform yang baik menawarkan
infrastruktur yang canggih, terbuka, dan bersifat partisipatif untuk memfasilitasi interaksi dengan
sistem tata kelola yang mumpuni. Platform yang seperti itu bukan saja mempertemukan supply-
demand, tetapi juga social currency yang akhirnya dapat menebalkan value creation di antara
partisipan.

Dari bounded nation ke boundaryless of everything, perekonomian konvensional pada


masa lalu masih sangat sederhana yang menuntut kontrol sumber daya (bahan-bahan baku,
energi, logistik) dan pasar dari hulu ke hilir demi mencapai kondisi skala ekonomis dan Break
Even Point (BEP). Bahkan, demi kendali itu, negara-negara kapitalis membangun armada perang
agar sistem kapitalisme ala revolusi industri bisa menjamin kesejahteraan dan kepentingan para
pemilik modal (Kennedy, 1994).

Shifting ke Platform, dunia digital menghadirkan cara baru yang sifatnya multisided dan
melahirkan network effect. Bukan lagi sekadar hubungan supply-demand satu dengan satu,
melainkan kolaborasi banyak hal (of many) pada waktu yang bersamaan. Apa perbedaan antara
produk dan platform? Sampere (2016) mengatakan bahwa “produk” adalah “sebuah platform
yang dipakai untuk satu atau beberapa jenis barang”, sedangkan “platform” adalah “sebuah
struktur yang dijalani sekaligus untuk mempertemukan beragam kebutuhan”.

Digital startup pada dasarnya memiliki karakternya sendiri dan harus dihadapi dengan
pola pikir baru. Lantas, apa saja perbedaan keduanya? Tabel berikut akan menjelaskannya.

Produk Platform
Ada produk (barang atau jasa) yang Tidak membuat dan menjual produk,
diperdagangkan melainkan mempertemukan supply-demand,
mengelola interaksi yang jangkauannya luas
(dapat diperluas)
Menguasai mata rantai pasokan (supply-chain) Tidak menguasai supply-chain
Memperoleh bisnis melalui value creation Memperoleh bisnis melalui value creation
yang dikerjakan (value created) yang dikerjakan pihak lain (value others
create)
Business model dengan menguasai aset Business model melalui transaction fee
Dengan dukungan produk/aset yang Tidak memerlukan dukungan aset
dilipatgandakan
Mendapat manfaat dari skala ekonomis Mendapatkan manfaat dari efek jejaring sosial
(networks)

The shifting value, platform beroperasi berdasarkan demand driven economies of scale.
Ini berbeda dengan perusahaan-perusahaan yang selama ini kita kenal, yang dibangun dengan
prinsip supply driven economies of scale. Jadi, platform meletakkan konsumen (demand)-bukan
supply-sebagai subjek utama.

Mengubah value creation dengan ekosistem user, platform menciptakan value dengan
mengikis peran “penghalang-penghalang” (gatekeeper) yang menyulitkan akses atau membuat
distorsi harga. Hal ini diwujudkan dengan menciptakan ekosistem baru. Sebut saja AirBnb yang
menjadi wadah bagi para pemilik kamar (rumah atau apartemen) yang tidak terpakai untuk
disewakan kepada orang yang lebih membutuhkan. Bisnis-bisnis platform ini bergerak membuka
produsen-produsen “baru” yang mengubah model produksi perusahaan-perusahaan berbasiskan
produk.

BAB 2

Teknologi mengubah interaksi manusia

Teknologi dan platform mengubah pola hubungan interaksi manusia. Jika dalam bisnis ia
menimbulkan kontribusi yang sangat besar untuk pemerataan, kecepatan, dan layanan, sejumlah
psikolog telah menemukan gejala-gejala efek negatif yang perlu kita renungkan dan atasi
bersama. Demikian pula industri online dating, hoaks politik, dan hal-hal lain yang tumbuh dari
semak-semak gelap. Semua itu berawal dari informasi yang sangat dibutuhkan oleh kedua pihak,
baik supplier maupun user. Platform selalu dimulai dari informasi. Jelas, dunia ini tengah
berubah.

Empat jenis industri yang menjadi sasaran platform. Meskipun belum semua industri
pindah menuju platform dengan menumbangkan para incumbent, kiranya terdapat empat tipe
(1)
bisnis yang akan masuk ke dalam revolusi platform pada masa mendatang. Industri kental
informasi. Industri yang menggunakan model bisnis berbasis platform mampu mengolah dan
(2)
menyajikan berbagai informasi yang dibutuhkan oleh penggunanya. Industri dengan Non-
Scable Gatekeepers. Platform digital sebagai suatu ekosistem yang dapat diperbesar (scalable)
dapat menggantikan pekerjaan manusia yang bersifat non-scable . industri yang dikuasai oleh
para gatekeepers, apakah sebagai perantara yang berlapis-lapis maupun pekerjaan yang
bertumpu pada satu dua orang dapat digantikan oleh platform yang dilengkapi oleh robot dan
(3)
teknologi. Industri-industri yang datanya berserakan. Platform bekerja menjalankan fungsi
market aggregator, yakni fungsi untuk mengumpulkan data perusahaan yang tersebar dalam
suatu industri yang memiliki fragmentasi tinggi. Efeknya, mampu menekan biaya yang
dibutuhkan untuk melakukan pencarian terhadap barang atau jasa yang dibutuhkan.

Anda mungkin juga menyukai