Anda di halaman 1dari 13

Kediri-Syuu Masa Pendudukan Jepang: Pengaruh Kebijakan Pemerintah

Militer Jepang Terhadap Kehidupan Sosial Tahun 1942-1945

Wiretno1)
2)
Edy Budi Santoso

Abstrak
Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh kebijakan pemerintah militer
Jepang terhadap dinamika sosial yang di dalamnya mencakup masalah ekonomi,
pemerintahan, sosial, pendidikan hingga militer di Kediri-Syuu. Sumber
penelitian berupa arsip baik tekstual ataupun gambar, surat kabar sezaman, buku
dan karya ilmiah lain. Karasidenan Kediri atau Kediri-Syuu menjadi bagian
penting pada masa pendudukan Jepang di Indonesia. Kediri-Syuu yang terdiri dari
Kediri, Blitar, Nganjuk dan Tulungagung ini selain memiliki topografi yang kaya
akan hasil alam juga merupakan salah satu daerah pemasok tenaga kerja dan
pasukan bagi pemerintah militer Jepang. Masa pendudukan Jepang dipandang
sebagai masa-masa kelam yang identik dengan penyiksaan, kematian dan
kesengsaraan, hingga hal ini menimbulkan pemberontakan besar di Kediri-Syuu.
Pemberontakan ini dipimpin oleh Supriyadi dan dikenal sebagai aksi heroik dalam
sejarah. Melalui penelitian ini, dapat diketahui bahwa pendudukan Jepang di
Kediri-Syuu tidak hanya meninggalkan aspek negatif saja melainkan juga aspek
positif salah satunya pada pendidikan dan militer. Kedisiplinan dalam militer yang
diterapkan oleh Jepang secara tidak langsung dapat membentuk semangat
nasionalisme tinggi. Hal ini dapat dilihat dengan pembentukan pasukan Kamikaze
atau pasukan berani mati di Kediri.

Kata Kunci: Kediri-Syuu, pendudukan Jepang, kebijakan militer


Abstract
This article aims to explain the influence of the Japanese military policy towards
the social dynamics which include economic issues, governance, social,
education and military policy in Kediri-Syuu. This article used either textual or
image archives, contemporary newspapers, books and other scientific works.
Kediri Residence or Kediri-Syuu be an important part during the Japanese
occupation in Indonesia. Kediri-Syuu consist of Kediri, Blitar, Tulungagung and
Nganjuk which have a wonderful topography, abundance in nature also is one of
the suppliers of labor and government forces for the Japanese military. Japanese
occupation has seen as the dark age for Kediri's citizen which are synonymous
with torture, death and misery, so that it trigger a rebellion in Kediri-Syuu. The
rebellion is led by Supriyadi and is known as the heroic action in history. Through
this research, it is known that the Japanese occupation in Kediri-Syuu not just
leave negative impacts but also the positive impacts such as on education and the
military aspects. In military discipline which imposed by the Japanese indirectly
to form a high spirit of nationalism, this can be seen with the formation of
Kamikaze forces in Kediri.

Keywords: Kediri-Syuu, Japanese occupation, military policy

1) Mahasiswa Jurusan Ilmu Sejarah Angkatan 2013, NIM. 121311433018, Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Airlangga. e-mail: sikiwir@gmail.com
2) NIP. 196810251998021001, e-mail: edy.sejarah@gmail.com. Dosen Ilmu Sejarah
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga.

23
PENDAHULUAN pendudukan Kediri-Syuu oleh pemerintah
Masa pendudukan Jepang Jepang memiliki babak baru dalam
seringkali dianggap sebagai zaman krisis historiografi masyarakat Kediri. Banyak
penuh ketidakpastian, namun sekaligus dinamika dan peristiwa selama masa
membuka banyak kesempatan bagi yang pendudukan Jepang di Kediri-Syuu,
dapat memanfaatkannya. Selama tiga utamanya pada bidang ekonomi, sosial,
setengah tahun (1942-1945), rezim militer politik, militer dan administrasi-
Jepang kerapkali bertindak sewenang- pemerintahan. Sedikitnya pembahasan
wenang dan dianggap lebih kejam mengenai bab ini seakan menimbulkan
daripada pemerintahan kolonial Hindia- 'lubang' pada sejarah Kediri. Banyak
Belanda (Mestika Zed, 2005:6) . Pada masyarakat beranggapan bahwa
bulan Agustus 1942 muncul pengumuman pendudukan Jepang hanya diidentikkan
tentang pengaktifan kembali dengan kesengsaraan dan kematian,
pemerintahan sipil setingkat keresidenan padahal disisi lain Jepang juga
yang disebut Shu (Marwati Djoened dan memperkenalkan berbagai inovasi dalam
Notosusanto, 1979: 40). Syuu adalah pertanian, pengairan dan teknologi
satuan pemerintahan-administratif lainnya. Untuk itulah, tulisan ini hadir
bentukan Jepang setingkat Karasidenan, sebagai penutup 'lubang' tersebut dengan
yang terdiri dari Shi (Kota) dan Ken berdasarkan data sejarah yang penulis
(Kabupaten). Kediri-Syuu terdiri dari telusuri agar tidak menimbulkan kesan
beberapa Shi. Syuu ialah tingkat memihak pada sisi manapun. Tulisan ini
pemerintahan seperti karasidenan yang akan membahas terkait kondisi Kediri-
terdiri dari beberapa kota atau kabupaten. Syuu pada masa pendudukan Jepang dan
Kediri-Syuu terdiri dari Kediri-Shi , pengaruh kebijakan pemerintah
Kediri-Ken, Nganjuk-Ken, Blitar-Shi, pendudukan Jepang terhadap kondisi
Blitar-Ken dan Tulungagung-Ken (Asia sosial di Kediri-Syuu.
Raya, 22 Februari 1944). METODE PENELITIAN
Kediri-Syuu memiliki peranan Metode yang digunakan dalam
penting dalam sejarah pendudukan Jepang tulisan ini memakai metode sejarah yang
di Indonesia. Banyak potensi yang bisa terdiri dari pengumpulan data (heuristik),
digali di dalamnya, baik potensi alam k r i t i k s u m b e r, i n t e r p r e t a s i , d a n
maupun potensi manusia. Dalam potensi historiografi. Sumber penelitian terutama
alam, letak Kediri-Syuu yang dilewati berupa arsip dari lembaga-lembaga
sungai besar yaitu sungai Brantas terpercaya yakni Perpusnas, Perpustakaan
menjadikan pertanian dan perikanan Daerah Kota Kediri, Perpustakaan
berkembang pesat (Asia Raya, 1 Juni Medayu Agung dan Arsip provinsi Jawa
1943). Di Kediri-Syuu, ada sebuah badan Timur, dipadu dengan buku, surat kabar
militer baru yang dibentuk pada tahun sezaman dan jurnal yang mendukung
1944 disebut “Pasukan Berani Mati” atau penelitian ini.
Kamikaze (Soeara Asia, 2 Desember PEMBAHASAN
1944). Kamikaze adalah barisan militer Di Kediri, Jepang menggunakan
baru yang pembentukannya diusulkan sungai sebagai jalur untuk melakukan
oleh anggota dewan Kediri pada masa pendaratan. Tentara Jepang mendarat
pendudukan Jepang kepada pemerintah pertama kali pada 5 Maret 1942 yang
militer pusat. Urgensi di bentuknya ditandai dengan pertempuran sengit
pasukan ini adalah untuk mengantisipasi dengan Belanda. Pertempuran ini terjadi
pergolakan masa karena kebijakan di sekitar jembatan brantas (sekarang
pemerintah militer Jepang dinilai semakin disebut dengan jembatan lama). Jembatan
memberatkan warga Kediri. itulah tempat pertama yang diserbu tentara
Berdasarkan pemaparan diatas, Jepang sebelum menguasai seluruh Kota

24
VERLEDEN: Jurnal Kesejarahan, Vol.10 No.1, Juni 2017

Kediri (Kompas, 30 April 2002). Setelah Alasan pemerintah militer Jepang


berhasil memukul mundur pasukan menunjuk Kediri-Shi sebagai pusat
Belanda dan menguasai kantor-kantor pemerintahan Syuu karena Kediri-Shi
strategis di Kediri, Jepang secara resmi memiliki keunggulan lebih daripada
menguasai Kediri. Ada dua sebab yang daerah-daerah lain. Salah satunya dapat
melandasi sahnya kekuasaan Jepang. dilihat dari peninggalan arsitektur dan
Pertama, penyerahan kekuasaan Belanda bangunan oleh pemerintah kolonial
ke Jepang di Kalijati, dan kedua adalah sebelumnya. Terdapat gedung-gedung dan
dikeluarkannya Undang-Undang (UU) benteng pertahanan peninggalan Belanda
Nomor 1 oleh Jepang. Dalam Pasal 1 UU berada pada kompleks yang memusat dan
itu disebutkan, bala tentara Jepang memanjang pada sungai Brantas di Kediri-
melangsungkan pemerintahan militer Shi. Hal ini akan memudahkan urusan
administrasi. Fasilitas lain juga nampak
untuk sementara waktu di daerah yang
pada keberadaan infrastruktrur penting
ditempatinya.
seperti stasiun besar Kediri, sarana
Sampai pada bulan Agustus 1942, pendidikan yang lebih banyak dan maju
Jawa berada di bawah struktur-struktur daripada daerah lain serta kemajuan
pemerintahan sementara, tetapi kemudian industri yang masih bertahan sejak masa
dibentuklah suatu pemerintahan yang kolonial seperti industri tahu.
dikepalai oleh seorang gubernur militer Kediri-Syuu yang terdiri dari
atau gunseikan (M.C. Ricklefs, 2005:411). Blitar, Nganjuk, Kediri dan Tulungagung
Pada bulan dan tahun yang sama, muncul memiliki kharakteristik geografis yang
pengumuman tentang pengaktifan sama. Keberadaan sungai Brantas yang
kembali pemerintahan sipil yang setingkat mampu menunjang perairan baik pada
keresidenan yang disebut Shu. Shu atau persawahan, perkebunan dan perikanan
Syuu dikepalai oleh Syucho atau Shutyoo menjadikan daerah ini berpotensi untuk
dengan sebutan jabatan Shutyo-kan. dikembangkan dan dieksploitasi hasil
Munculnya pemerintahan baru, baik Shi alamnya oleh Jepang. Dalam bidang
maupun Syuu telah menghapus tumpang perikanan, Blitar adalah daerah yang
tindih antara pemerintahan tradisional dan sangat berpotensi. Perikanan di Blitar
pemerintahan Barat sebagaimana terjadi sudah digalakkan semenjak pemerintahan
pada masa penjajahan Belanda. Untuk Hindia Belanda mulai tahun 1931.
wilayah administratif Kediri, pemerintah Kemajuan perikanan di Kediri-Syuu
militer Jepang memilih kota Kediri atau mengalami peningkatan pada medio 1943,
Kediri-Shi sebagai pusat pemerintahan di Kediri menjadi daerah perikanan No.8 di
Kediri-Syuu. Unit administrasi Kediri- Indonesia dan Priangan sebagai pemegang
Syuu terdiri dari beberapa kota/ peringkat pertama (Asia Raya, 28 Oktober
kabupaten. Kota atau kabupaten tersebut 1943). Ikan Mujair adalah salah satu
adalah Kediri-Shi, Kediri-Ken, Blitar-Shi, komoditas utama dari Kediri-Syuu yang
Blitar-Ken, Tulungagung-Ken dan dikembangkan oleh Jepang, berasal dari
Nganjuk-Ken (Asia Raya, 22 Februari Blitar. Pemerintah Jepang kemudian
1944). Pemerintah militer Jepang juga memperkenalkan varietas Mujair pada
membentuk Dewan Rakyat Daerah atau seluruh daerah yang didudukinya. Hingga
Sangikai. Bedanya dengan masa saat ini identitas Blitar masih lekat
kolonialisme Belanda ialah Sangikai terhadap pesona ikan Mujair.
hanya berkedudukan pada tingkat Syuu Di bidang pertanian, Kediri-Syuu
atau Karasidenan sedangkan Dewan adalah salah satu daerah penghasil padi
Rakyat Daerah masa kolonialisme terbesar masa pendudukan Jepang, hal ini
Belanda atau Gemeenteraad dibuktikan dengan adanya surplus padi
berkedudukan pada tingkat kota. pada bulan April-Agustus 1943 dengan

25
alokasi ekspor sebesar 3000 ton (Aiko semangat kebanggaan sebagai bangsa
Kurasawa, 2015:111). Di Kediri-Syuu Asia pada masyarakat non-pribumi di
juga banyak didirikan pabrik kertas. Kediri serta agar mereka satu suara untuk
Jepang membentuk sebuah lembaga mendukung penuh pemerintah Jepang
bernama “Halkyu Syo” yang bertugas dalam PerangAsia Timur Raya.
sebagai perantara yang menjual hasil Pemerintah militer Jepang juga
produksi kertas pabrik-pabrik tersebut. memberikan peraturan tegas terkait
Tidak semua perusahaan kertas yang ada perkawinan khususnya perkawinan
di Kediri Syuu saat itu (sebanyak 85 campuran. Dibentuknya badan khusus
perusahaan) tergabung dalam badan ini yang diberi nama Haminte menunjukkan
(Soeara Asia, 22 Juni 1944). Lembaga ini bahwa perkawinan campuran adalah hal
adalah salah satu alat monopoli Jepang penting yang harus ditangani secara
untuk mendapatkan keuntungan. Potensi
sungguh-sungguh. Haminte bertugas
alam lain yang mampu dijadikan Jepang
sebagai badan catatan sipil yang
sebagai bahan eksploitasi lainnya di
menangani perkawinan perempuan
Kediri-Syuu adalah kebun Kapas, tanaman
obat, marmer, dan peternakan (Aiko Indonesia yang menjadi istri lelaki bangsa
Kurasawa, 2015:213). asing atau perempuan bangsa asing yang
Masyarakat Kediri terkenal menjadi istri lelaki berdarah Indonesia
dengan struktur masyarakat agraris (Asia Raya, 24 Mei 1943). Kediri-Syuu
dengan struktur penduduk yang homogen. termasuk karasidenan yang mengalami
Pada masa pendudukan Jepang penduduk surplus padi pada bulan April-Agustus
mayoritas di Kediri adalah suku Jawa 1943. Namun kenyataannya beras yang
dengan beberapa penduduk minoritas dijatah oleh pemerintah militer Jepang
seperti entis Tionghoa, dan Madura terhadap para petani dan masyarakat lain
(Syachrial Basri, 2006:12). Meskipun ada di Kediri-Syuu tetap sama yaitu sebesar
beberapa etnis minoritas di Kediri-Syuu, 250 gram bagi orang dewasa dan 150 gram
keberagaman yang ada dapat terjalin bagi anak-anak setiap harinya (Asia Raya,
secara harmonis mengingat tidak ada 14 Juni 1944) tidak peduli berapapun
konflik antar-etnis yang terjadi pada masa besarnya padi yang disetorkan oleh para
pendudukan Jepang di Kediri. Selain etnis petani kepada Kuchoo dan Kumichoo.
Tionghoa, Peranakan (eropa), dan orang- Jika dihitung sesuai dengan kadar
orang Jepang yang tinggal di Kediri-Syuu konsumsi beras penduduk Jawa
juga menjadi minoritas dan menjadi khususnya anak-anak, beras yang dijatah
bagian dari demografi penduduk oleh pemerintah militer Jepang sangat
meskipun mereka tidak menetap untuk tidak sesuai mengingat rata-rata konsumsi
waktu yang lama. Pemerintah Jepang beras per hari sekitar 230 gram(Aiko
menyebut orang-orang Tionghoa, Kurasawa, 2015:112) sedangkan jatah
Peranakan dan orang-orang Jepang beras untuk anak-anak di Kediri-Syuu
sebagai bangsa “Asia di Kediri”. Ada rasa hanya sebesar 150 gram. Masalah juga
nasionalisme tersendiri dibalik ditambah dengan sering terlambatnya
penyebutan bangsa “Asia di Kediri”, distribusi beras akibat minimnya
sehingga pada Agustus 1944 didakan transportasi pengangkut. Wabah kelaparan
sebuah rapat yang diadakan oleh Kediri- dan kurang gizi saat itu adalah hal yang
Shi dan Kediri-Ken Hookokai dengan tidak dapat dihindarkan. Memburuknya
tujuan untuk menumbuhkan rasa cinta dan kesejahteraan sosial yang menuai puncak
bangga sebagai bangsa Asia (Tjahaja, 24 pada 1944 (Aiko Kurasawa, 2015:112)
Agustus 1944). Hal ini membuktikan sehingga menyebabkan angka kematian
bahwa Jepang berupaya menumbuhkan melebihi angka kelahiran dan memiliki

26
VERLEDEN: Jurnal Kesejarahan, Vol.10 No.1, Juni 2017

peningkatan yang signifikan dari tahun penyuntikan rutin kepada para penderita
sebelumnya. Wabah kelaparan dan gizi dan juga dibantu dengan para tabib
buruk melanda pada hampir semua Shi keliling untuk menjangkau daerah-daerah
atau Ken di Kediri-Syuu. pada tahun 1943 pedalaman di Kediri-Syuu. Meskipun
angka kematian hampir sebesar 50% dari ditangani dengan bantuan medis, wabah
angka kelahiran. Sedangkan di tahun penyakit patek sulit untuk ditangani
1944, angka kematian mengalami karena para penderita tidak diisolasi
kenaikan yang signifikan dari tahun 1943 terlebih dahulu sehingga penularan
(42 ribu kematian dari 91 ribu kelahiran) berlangsung secara cepat. Permasalahan
menjadi 71 ribu kematian dari 68 ribu sosial di Kediri-Syuu pada masa
kelahiran (Archief van Koloniaal, Vb. 30- pendudukan Jepang tidak hanya seputar
12-50-91). masalah lingkungan, transportasi,
Angka kematian yang tinggi di kesehatan, ekonomi dan pangan;
Kediri-Syuu tidak hanya disebabkan oleh melainkan juga memuat permasalahan
kelaparan dan kelangkaan padi, melainkan yang lebih kompleks yaitu seputar
juga wabah penyakit kulit yang mencapai pendidikan, propaganda terkadang
memakan korban terbesar pada tahun mengatasnamakan agama, mobilisasi
1944. Maraknya wabah penyakit kulit tenaga kerja dan masalah sosial-budaya.
disebabkan karena minimnya pakaian Di bidang pendidikan, awalnya
yang beredar bahkan penduduk pemerintah militer Jepang menutup segala
menggunakan bahan seadanya untuk akses pendidikan bagi pribumi. Namun,
menutupi anggota tubuh. Pada tahun 1944 mereka menyadari bahwa pendidikan
pemerintah militer Jepang mengeluarkan adalah sarana mobilisasi masa guna
aturan agar penduduk menyerahkan kepentingan Jepang (Anton Haryono,
pakaian yang dimiliki dengan alasan untuk 1994:33). Berdasarkan Oendang-
diberikan kepada para buruh dan petani Oendang No.12 (Aiko Kurasawa,
(Tjahaja, 10 Juni 1944). Kewajiban 2015:399) yang dikeluarkan pada 29 April
penyerahan pakaian ini tidak begitu jelas 1942; seluruh sekolah pribumi yaitu bekas
urgensi dan penggunaanya mengingat volks school (sekolah desa), vervolg
school (sekolah lanjutan), volledige
kenyataannya hampir semua petani dan
tweede klas school (sekolah pribumi
buruh tidak menerima pakaian dari
lengkap), dan meisje vervolg school
pemerintah militer Jepang. Petani dan
(sekolah lanjutan putri) diizinkan untuk
buruh, yang dijanjikan akan diberi pakaian dibuka kembali. Namun sekolah-sekolah
hasil penyerahan penduduk tetap kesulitan yang masih memakai nama Belanda
untuk mendapatkan pakaian sebagaimana diganti dengan nama-nama Indonesia dan
penduduk lain sehingga pakaian yang Jepang seperti meisje vervolg school
minim, kotor ditambah dengan menjadi sekolah “Kepandaian Poetri” dan
lingkungan yang lembab adalah pemicu penyebutan kokumin gakkoo sebagai
utama munculnya penyakit kulit. Di pengganti nama volks school atau sekolah
Kediri-Syuu wabah ini disebut dengan rakyat.
“patek”. Berdasarkan catatan Haminte
Menurut pencatatan yang Kediri, hingga Desember 1942
dilakukan oleh Poesat Kantor Kesehatan pemerintah militer Jepang telah membuka
Djawa, sebanyak 20.300 orang di Kediri- sebanyak 26 Sekolah Pertama Negeri, 10
Syuu mengidap penyakit patek yang parah Sekolah Rakyat Negeri, dan 11 Sekolah
(Tjahaja, 26 Februari 1944). Dalam Partikelir ( Pewarta Perniagaan, 2
mengatasi wabah ini, pemerintah militer Desember 1942). Sebanyak 865 murid
Jepang mengadakan imunisasi dan lulus dari sekolah rakyat di seluruh Kediri-
Syuu. Dari 865 murid yang lulus, hanya

27
105 murid yang mampu melanjutkan pada dikerahkan untuk membantu pekerjaan
jenjang SMP (Asia Raya, 29 Maret 1943). romusha seperti menanam jarak sekaligus
Sedikitnya jumlah siswa yang membasi hama ulat jarak (Badru, 2015),
melanjutkan pendidikan ke jenjang SMP memintal serat nanas untuk diadikan
disebabkan oleh beberapa hal. Salah bahan pakaian dan kegiatan perkebunan
satunya, banyak sekolah yang berpusat di lain (Koesmani, 2015) yang sanggup
Kediri-Shi sedangkan. Jumlah sekolah dilakukan oleh anak-anak usia sekolah
terus bertambah dan beranekaragam, rakyat.
banyak sekolah khusus didirikan. Salah Masa pendudukan Jepang selalu
satunya yaitu sekolah keputrian, sekolah dikaitkan dengan keberadaan romusha di
pertukangan dan beberapa sekolah Indonesia. Hampir semua rakyat
partikelir lain. Pada bulan Desember 1944, Indonesia sependapat bahwa perlakuan
sebanyak tiga sekolah “Kepandaian Jepang terhadap romusha dianggap
Poeteri” partikelir di Kediri-Shi didirikan. sebagai sebuah kejahatan perang dalam
Sekolah-sekolah tersebut antara lain: sejarah. Pembentukan romusha oleh
Sekolah Roemah Tangga Dhoho, Sekolah pemerintah militer Jepang disebabkan
Kepandaian Poetri Dandangan, dan oleh kondisi untuk memperoleh sumber-
Pergoeroean Taman Rini dari Taman sumber ekonomi demi kelangsungan
Siswa (Borneo Shimboen, 15 Desember perang (Aiko Kurasawa, 2015:132).
1944). Pemenuhan sumber-sumber ekonomi
Di Kediri-Syuu, sekolah-sekolah tidak hanya berfokus pada kegiatan
seakan terpusat di Kediri-Shi sedangkan di produksi melainkan juga kegiatan
Blitar, Nganjuk dan Tulungagung; jumlah pembangunan infrakstruktur yang
sekolah tidak sebanyak di Kediri. Untuk menunjang pembangunan ekonomi.
itu, di Blitar diadakan pertemuan untuk Jepang melihat potensi demografi yang
membahas gagasan mengenai ada di Jawa yang berlebih sebagai salah
p e m b e n t u k a n s e k o l a h p a r t i k e l i r. satu potensi yang penting. Dengan surplus
Pertemuan atau sidang ini diberi nama tenaga kerja yang tinggi, Jawa mampu
“Blitar Si Hookookai” (Pembangoenan, memenuhi kebutuhan pemerintah militer
13 Maret 1943). Putusan yang dihasilkan Jepang akan tenaga kerja untuk proyek
dalam sidang Blitar Si Hookokai ini yaitu “pembangunan” di seluruh kawasan
mendirikan Sekolah Menengah Partikelir “kemakmuranAsia Timur Raya”.
Pertama Blitar-Shi (Blitar Si Siritu Tyuu Nasib yang menimpa para
Gakkoo adalah keputusan sah yang romusha di Kediri-Syuu juga hampir sama
disetujui oleh semua peserta. Meskipun dengan para romusha lain. Salah satu
semua peserta menyetujui akan keputusan peran romusha yang paling nampak di
ini, namun keputusan akhir tetap ada di Kediri-Syuu adalah dalam pembuatan dan
tangan Syuutyookan. Hal ini membuktikan penyelesaian “mega proyek” drainase
bahwa minat masyarakat akan pendidikan pada tahun 1943 yang ada di daerah
cukup tinggi meskipun tekanan dari Campurdarat, Tulungagung. Proyek ini
pemerintah militer Jepang semakin berat membutuhkan tenaga kerja mencapai
dari waktu ke waktu. Sekalipun berbagai 1.800.000 orang ( Djawa Baroe, 1
kebijakan terkait sistem pendidikan Desember 1943). Tenaga kerja ini belum
disusun dan disahkan oleh pemerintah termasuk para Seinendan, Keibodan,
militer Jepang, namun kenyataannya tentara Peta dan pasukan militer lain
pelaksanaan pendidikan di Kediri-Syuu karena pasukan militer Jepang tidak
belum optimal. Berdasarkan wawancara dihitung sebagai “tenaga kerja”. Romusha
dengan beberapa narasumber, banyak tersebut didatangkan dari berbagai daerah
sekolah yang tidak berfungsi sebagai di seluruh Kediri-Syuu. Mega proyek
lembaga pendidikan. Para siswa pembangunan waduk “Neyama” ini

28
VERLEDEN: Jurnal Kesejarahan, Vol.10 No.1, Juni 2017

selesai dalam kurun waktu satu sengah adalah Seinendan, Keibodan, Kamikaze
tahun dan diresmikan pada tanggal 31 Juli (Pasukan Berani Mati), Giyuugun (Peta), dan
1944 ( Tjahaja edisi 4 Agustus Fujinkai (Barisan Perempuan).
1944).Tidak ada catatan resmi terkait Pemuda adalah salah satu
kondisi para tenaga kerja di daerah proyek komponen penting pertahanan negara,
drainase di Campurdarat, yang pasti maka dari itu pemerintah militer Jepang
proyek ini hanya diberi anggaran sebesar f membentuk barisan pemuda atau
750 dengan jumlah tenaga kerja 1.800.00 Seinendan. Seinendan ialah barisan
orang. Dapat disimpulkan bahwa para pemuda dengan usia 14 tahun hingga 22
romusha tersebut tidak mendapatkan gaji tahun. Pasukan ini memiliki tugas yang
atau upah bahkan tidak ada jaminan dalam sama yaitu membantu melipatgandakan
hal pemenuhan gizi melalui makanan. hasil bumi, industri, membantu pekerjaan
Kondisi romusha dalam pembangunan umum, melakukan penjagaan terhadap
proyek inilah yang juga menjadi salah satu bahaya udara, dan membantu
faktor pemberontakan tentara Peta di pembangunan Asia Timur Raya (Djawa
Blitar yang dipimpin oleh Soeprijadi pada Baroe, 1943:8). Sejak diresmikan sebagai
14 Februari 1945. organisasi militer oleh pemerintah militer
Selain mengeluarkan peraturan Jepang pada 29 April 1943, Seinendan di
tentang romusha, Jepang membentuk Kediri-Syuu diklasifikasikan dalam dua
beraneka gerakan militer mulai dari kelompok yaitu golongan k Ô yang
pelajar, lelaki hingga wanita. Tujuan dari merupakan kelompok elit dan golongan
dibentuknya gerakan militer ini adalah otsu yang merupakan kelompok biasa
untuk membantu pasukan Jepang dalam (Djawa Shinbun, 31 Oktober 1944)
perang Pasifik menghadapi Sekutu. Penggolongan kelompok ini
Hampir tidak ada perbedaan mendasar membuktikan adanya tingkatan tugas
dari segi tujuan, teknis organisasional yang berbeda meskipun berada dalam satu
maupun peran yang dimainkan pada wadah militer yang sama. Pasukan elit
periode kemudian (Mestika Zed, 2005:8). diberi tingkat latihan yang lebih intensif
Pembentukan gerakan-gerakan militer dan lebih tinggi. Peranan Seinendan
oleh pemerintah Jepang bersifat serentak sangat besar karena mereka dibutuhkan
dan memiliki pola yang sama di seluruh dalam setiap kegiatan, mulai dari kegiatan
Indonesia meskipun mungkin ada seperti pekerjaan umum hingga kegiatan
beberapa gerakan militer yang memiliki yang bersifat non-seremonial.
nama yang berbeda di setiap daerahnya Sebagaimana yang terhimpun
(Haryanto, 1994:59). dalam Asia Raya edisi 23 Juli 1943,
Sebelumnya, Jepang membagi sebanyak 250 Pemuda Kediri-Shi
pusat pemerintahan militer menjadi 3 berangkat ke Campurdarat (Tulungagung)
bagian, yaitu: tentara ke XXV di Sumatra, guna membantu penyelesaian
dengan pusatnya di Bukittinggi; armada megaproyek pembangunan waduk yang
Selatan ke II dari angkatan laut (Kaigun) memindahkan air dari rawa Campurdarat
di Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan ke Laut Selatan untuk menghindari bahaya
Irian Barat dengan Makassar sebagai b a n j i r. K e m u d i a n d i s u s u l p u l a
pusatnya; tentara ke XVI di Jawa dan keberangkatan pasukan Seinendan dari
Madura, dengan pusatnya di Jakarta Kediri-Ken, Nganjuk-Ken dan Blitar.
(Marwati Djoened Poeponegoro dan Nugroho Dalam sumber yang sama keberangkatan
Notosusanto, 1990:19). Secara otomatis pasukan ini dianggap sebagai “sukarela”
Kediri-Syuu berada di bawah pemerintahan meskipun dalam kenyataannya tidak
militer jepang “tentara ke XVI”. Adapun sedikit dari mereka yang dipaksa dan
gerakan militer bentukan Jepang di Kediri- diancam oleh pemerintah militer Jepang.
Syuu yang akan dibahas dalam penelitian ini Dalam pelaksanaannya, Seinendan juga

29
memperoleh anggaran dana dari Pasifik melawan sekutu mendorong
pemerintah militer Jepang yang dikelola banyak aksi protes dan konflik-konflik
oleh masing-masing Syuu. Pada tahun kecil untuk melepaskan diri dari Jepang di
1943, Kediri-Ken menyediakan f 2000 Kediri-Syuu. Kondisi ini meresahkan
untuk keperluan tahunan Seinendan di pemerintah Jepang sehingga menugaskan
Kediri-Ken (Asia Raya,28 Juni 1943). anggota dewan Kediri-Syuu atau Kediri-
Bagaimanapun, pembentukan Seinendan Syuu Sangikai untuk mencari solusi guna
di Kediri-Syuu memunculkan babakan menyelesaikan permasalahan ini. Para
baru pada remaja usia pelajar mengingat anggota dewan yang beranggotakan enam
selama ini pelatihan kepanduan dan orang mengadakan rapat secara rutin.
kemiliteran di usia ini jarang dilakukan Melalui Poetoesan Sidang Kediri-Syuu
pada masa sebelumnya. Sangikai ke-8 ketua Sangikai
Berbeda denga KeibÔdan, pasukan mengeluarkan maklumat untuk
ini ialah pasukan pembantu polisi yang membentuk “Pasukan Berani Mati” atau
bertugas menjaga keamanan penduduk. Kamikaze. Pembentukan pasukan
KeibÔdan terdiri dari laki-laki dengan Kamikaze atau pasukan berani mati
rentang usia antara 23 tahun hingga 30 sangatlah diperlukan. Aturan
tahun. Barisan ini dibentuk pada 29 April pembentukan militer yang menuntut
1943, bertepatan dengan pembentukan latihan yang semakin keras menunjukkan
Seinendan. Pembentukan organisasi bahwa Jepang benar-benar membutuhkan
tersebut dilakukan pada satu waktu, bantuan balatentara dengan kualitas dan
sehingga keduanya sering disebut dan kuantitas yang semakin bagus. Putusan
diperlakukan sebagai dua organisasi yang sidang ini sekaligus sebagai penanda
memiliki sifat yang sama, namun terbentuknya pasukan Kamikaze di
sebenarnya fungsi KeibÔdan berbeda Kediri-Syuu mengingat usulan ini
dengan Seinendan (Aiko Kurasawa, langsung disetujui oleh Shutyoo
2015:387). (pimpinan tertinggi Syuu).
Pada dasarnya KeibÔdan adalah Kamikaze memiliki artian sebagai
organisasi keamanan dibawah kontrol barisan-barisan menyerang yang
departemen kepolisian, sedang Seinendan menempati posisi terdepan dalam sebuah
dibawah kantor Pengadjaran Departemen serdadu perang angkatan Jepang.
dalam Negeri. KeibÔdan memiliki peran Penyerangannya juga dilakukan dengan
sebagai tenaga bantu kepolisian yang “menumbukkan diri”. Dalam barisan
bekerja untuk menjaga keamanan, penyerang istimewa Kamikaze ini terdiri
sedangkan Seinendan lebih mengarah dari pasukan darat, air dan udara. Pada
pada pemanfaatan bagi pekerjaan pasukan udara, pesawat memuat bom
produktif. Di Kediri-Syuu, beban kerja istimewa yang kemudian melakukan
KeibÔdan tidak terlepas dari pasukan penyerangan terhadap kapal-kapal induk,
Seinendan. Kendati demikian, kinerja para kapal-kapal penempur, dan kapal-kapal
pasukan KeibÔdan di Kediri-Syuu mampu pengangkut yang besar dengan
mendapatkan apresiasi dari Gunseikan “menumbukkan” diri pada sasarannya
mengingat mereka adalah pasukan yang ( D j a w a B a ro e , 1 9 4 3 : 2 7 ) . Pelatihan
sigap, berani dan berdisiplin tinggi Kamikaze dirasa lebih berat karena
sehingga pada 26 Oktober 1943 menuntut pasukan untuk menguasai
melakukan kunjungan ke Kediri-Syuu dan semua medan perang.
memberikan apresiasi langsung kepada Sebagai pihak yang mengeluarkan
para pasukan KeibÔdan (Sinar Matahari,5 aturan pembentukan Kamikaze, para
November 1943) anggota Sangikai bersedia untuk turut
Meskipun telah dibentuk barisan serta tergabung dalam keanggotaan
keamanan Seinendan dan Keibodan, Kamikaze (Asia Raya,3 April 1945:2). Hal
melemahnya posisi Jepang dalam perang ini dimaksudkan untuk menunjukkan

30
VERLEDEN: Jurnal Kesejarahan, Vol.10 No.1, Juni 2017

kepada masyarakat Kediri bahwa setinggi berkaitan dengan administrasi, sekaligus


apapun kedudukan kewajiban membela beliau adalah Kyai yang merupakan tokoh
tanah air adalah hal yang utama sekaligus informal yang bisa dimanfaatkan untuk
menghapuskan isu yang saat itu beredar propaganda. Puncaknya, beliau
bahwa para pegawai pemerintahan Jepang dimasukkan ke dalam daftar Kamikaze
terbebas dari kewajiban dan keanggotaan (Wawancara dengan Bapak Zainuddin
pasukan berani mati yang baru dibentuk (tukang becak dan mantan romusha, 86
ini. Dalam memilih keanggotaan tahun) pada Jumat 25 Desember 2015 di
Kamikaze, Jepang tidak memandang Bandar Lor Kediri). Banyak aksi protes
profesi masyarakat. Mulai dari kyai, dan perlawanan oleh santri terhadap
pribumi hingga priyayi dapat ditunjuk Jepang. Salah satunya pengorbanan Sa'idu
untuk menjadi pasukan Kamikaze. Siroj lurah pondok pertama sekaligus
Sebelumnya, Jepang menaruh curiga
pemuda dari Tulungagung ini tampil
terhadap pondok-pondok pesantren
dengan berani untuk mewakili Kyai,
sekaligus para Kyainya. Oleh karena itu
gurunya yang diagungkan.
pondok pesantren sangat diawasi dan
Pasukan Kamikaze dibubarkan
dipaksa untuk menjalankan
secara otomatis pasca menyerahnya
kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah
Jepang kepada Sekutu. Pada 13 Agustus
Jepang. Penguasa Jepang tahu bahwa yang
1945 diadakan sebuah upacara penutupan
paling gigih melawan penjajah Belanda
dan pembubaran pasukan Kamikaze.
adalah golongan Ulama dan basis-basis
Dengan dihadiri oleh Kediri-Shutyoo,
Islam seperti pondok pesantren.
dan para giin Syuu Sangikai. Penutupan
Di Kediri-Syuu, konflik kecil ini sekaligus penutupan pasukan
terkait pembentukan Kamikaze muncul Kamikaze angkatan ke-12 yang terdiri dari
dari pondok Ploso. Banyak santri baru 176 wanita. Sebelumnya wanita ini telah
yang datang ke pondok Ploso, takut dilatih dengan keras selama 15 hari (Sinar
dijadikan sebagai romusha (barisan kerja Baroe,13 Agustus 1945:4). Disisi lain,
paksa), sehingga jumlah santri mencapai pelatihan militer bagi para perempuan
2 5 0 o r a n g juga menunjukkan adanya implikasi
(pemkabkediri.go.id/PenjajahanJepangSe bahwa jumlah pasukan tentara laki-laki
umurJagung, diakses pada 20 desember mengalami penurunan yang signifikan
2015 pukul 13.00). Akan tetapi santri- sedangkan di satu sisi pemerintah militer
santri pondok Ploso juga dikerahkan dihadapkan pada kebutuhan akan pasukan
sebagai romusha di daerah kecamatan sehingga melatih perempuan dalam
Semen Kediri. Bertepatan dengan militer dianggap sebagai solusi.
datangnya bulan Romadlon para santri Gerakan militer lain yang tidak
beserta Kyai dipaksa untuk berjalan terlepas dari pendudukan Jepang di Kediri
berpuluh-puluh kilometer menuju ke adalah Giyuugun atau Pasukan Pembela
gunung-gunung. Mereka berangkat Tanah Air. Pembentukan Peta diatur
selepas sholat maghrib dan baru sampai di dalam Osamu Seirei No.44 pada 3 Oktober
gunung menjelang pagi. Praktis mereka 1943 mengenai “Pembentukan Pasukan
tak dapat tarawih dan tadarus atau Sukarela untuk Membela Jawa”. Peta
menikmati hidangan hidangan bulan tumbuh menjadi organisasi militer yang
puasa secara santai bersama-sama. dipandang elit bagi sebagian besar
Jepang mengetahui bahwa Kyai masyarakat Indonesia. Sekalipun pada
Djazuli adalah orang yang mempunyai awalnya memperoleh antusiasme yang
pendidikan umum yang cukup tinggi. tinggi bagi masyarakat, banyak anggota
Pengetahuan umum cukup tinggi Peta yang merasa kecewa terhadap
dianggap mampu untuk menjalankan pemerintah militer Jepang. Peristiwa
tugas tugas kepemimpinan formal yang pemberontakan para pasukan Peta

31
terhadap pemerintah militer Jepang yang para romusha sebagai “pahlawan
hingga kini masih tercatat rapi dalam pekerja”, namun faktanya mereka
historiografi adalah peristiwa diperlakukan seperti budak. Hal inilah
pemberontakan Peta di Kediri-Syuu yang yang menambah kekecewaan para prajurit
terjadi di Blitar-Ken. Peristiwa ini Peta terhadap kediktatoran pemerintah
memunculkan Soeprijadi (Suriyatun, militer Jepang (Zainuddin, 2015).
2009:53) dengan pangkat pemimpin Notosusanto juga menambahkan
kompi (shodancho) sebagai tokoh besar. pada kwartal terakhir tahun 1944, prajurit
Bibit permasalahan bermula saat Peta Blitar diperintahkan untuk membuat
periode proses awal proses pelatihan, para kubu-kubu lagi di Lembah Ngantang
anggota Peta di Blitar secara sistematis antara gunung Kelud, Kawi dan Arjuno.
diisolasi dari masyarakat luas. Sejak Pemandangan penyiksaan para romusha
matahari terbit hingga terbenam mereka yang datang kemudian mati adalah hal
harus mengikuti bagan waktu yang keras. yang menakutkan bagi mereka. Susunan
Minimnya waktu istirahat ditambah tidak demografi penduduk laki-laki pada 1944
diberikannya hari libur menyebabkan mengalami penurunan yang signifikan
mereka tidak mengetahui kondisi di luar sehingga mulai dikerahkan romusha
kamp-kamp pelatihan. Sejak kwartal perempuan. Soeprijadi yang berpangkat
kedua tahun 1944, anggota Peta Blitar shodancho saat itu menggerakkan teman-
mulai diberi cuti untuk mengunjungi temannya untuk bangkit melawan
keluarga dan para kerabat. Sejak itulah kediktatoran pemerintah militer Jepang.
para anggota mengetahui kondisi sosial- Peristiwa yang akan dikenang
ekonomi masyarakat yang semakin sepanjang sejarah ini akhirnya meletus
mengenaskan (Notosusanto, 1979:117). pada 14 Februari 1945. Soeprijadi
Kediktatoran pemerintah militer Jepang bersama rekannya, Moeradi secara
menyebabkan besarnya angka kematian, terbuka menyampaikan kepada
wabah dan kelaparan menjadi anggotanya perihal rencana
pemandangan biasa kala itu. pemberontakan. Untuk mengahadapi
Fakta lain yang ditemukan para pemberontakan pasukan Peta, Jepang
anggota Peta ialah pemerintah militer mengerahkan barisan militer lain yang
Jepang menyalahi berbagai aturan yang merupakan saudara se-bangsa bagi tentara
dibuatnya sendiri. Salah satunya yaitu Peta yaitu para pasukan Keibodan,
petani dipaksa menjual berasnya kepada Kamikaze, heiho, dan para anggota lain
kumiai melebihi kuota yang ditetapkan yang tidak tergabung dalam
hingga mengakibatkan para petani tidak pemberontakan yang dimobilisasi oleh
memiliki sisa beras untuk dimakan atau Soeprijadi baik dari Blitar sendiri maupun
digunakan sebagai benih untuk ditanam. dari daerah lain. Pemerintah militer
Telur-telur dibeli dengan jumlah besar Jepang juga menawarkan perjanjian untuk
dengan harga murah atas perintah Jepang membujuk para pasukan Peta meskipun
dengan dalih untuk kepentingan Peta, tapi pada kenyataannya dalam pertemuan
pada kenyataannya prajurit Peta tidak perjanjian ini para pemimpin
pernah diberi telur sebagai makanannya. pemberontakan tetap ditangkap untuk
Di tambah maraknya pengiriman kemudian diadili oleh Mahkamah pusat
perempuan-perempuan sebagai jugun (Notosusanto, 1979: 200). Selain itu,
ianfu atau gadis penghibur tentara Jepang Kempeitai ternyata sudah mengetahui
yang kemudian tidak diketahui nasibnya. rencana aksi Shodancho Soeprijadi dan
Dalam periode yang lebih akhir, para kawan-kawan sehingga menyebabkan
prajurit Peta dipekerjakan untuk aksi ini mudah dipatahkan.
membangun kubu-kubu. Kerja keras Pemberontakan Peta tidak berjalan
dilakukan oleh para romusha. Sekalipun sesuai rencana. Shodancho Soeprijadi
pemerintah militer Jepang menganggap gagal menggerakkan satuan lain untuk

32
VERLEDEN: Jurnal Kesejarahan, Vol.10 No.1, Juni 2017

memberontak dan rencana dalam perang melawan sekutu (Mariana,


pemberontakan ini pun terbukti telah 2015:23). Selain barisan Kamikaze,
diketahui oleh pihak Jepang. Dalam waktu barisan militer perempuan bentukan
singkat, pemberontakan yang dipimpin pemerintah militer Jepang juga tergabung
oleh Soeprijadi dan rekannya, Moeradi dalam Fujinkai. Fujinkai memiliki artian
dapat dipadamkan. Tanggal 22 bulan sebagai barisan perempuan. Berbeda
Maret, semua yang dianggap terlibat dengan pasukan Kamikaze, keberadaan
berhasil ditangkap dan menyerahkan diri Fujinkai masih mengutamakan fungsi
kecuali Soeprijadi ( Tjahaja, 1945). perempuan sebagai seorang “ibu”
Soeprijadi berhasil meloloskan diri sehingga pelatihan yang diberikan adalah
sedangkan Moeradi bersama 5 orang seputar dunia pengobatan yang berguna
lainnya dihukum mati bersama dengan saat perang, membuat kerajinan tangan
beberapa orang (Asia Raya,13 Juni 1945:1). yang hasilnya dijual untuk dimasukkan ke
Dalam peristiwa ini diantaranya ada 68 dalam khas pemerintah, dan juga kegiatan
orang terdakwa, sebanyak 12 orang yang wirausaha.
dibebaskan dari hukuman karena Anggota Fujinkai juga aktif
kesalahan mereka dianggap tidak terlalu mengajarkan dan menyebarluaskan menu
besar. dan bahan pangan baru pada masa
Hilangnya Shodancho Soeprijadi kelangkaan beras dan bahan pangan. Para
adalah suatu misteri sejarah nasional anggota Fujinkai juga tidak terlepas dari
Indonesia yang belum jelas hingga saat ini. berbagai kegiatan yang berkaitan dengan
Setelah Indonesia merdeka, Shodancho perempuan, hal ini dapat didapati pada
Soeprijadi diangkat oleh Presiden kongres dalam memperingati hari Ibu
Soekarno sebagai Menteri Pertahanan dan pada 22 Desember 1943 yang diadakan di
Keamanan Republik Indonesia yang Balai Kediri. Dalam kongres ini
pertama. Namun, Soeprijadi ternyata tidak menghasilkan sebuah pemahaman
pernah muncul lagi untuk selama- mengenai istilah “ibu”:“Ibu sejati ialah
lamanya, hingga saat pelantikan para kaum wanita yang tangannya kasar”,
menteri. Kemudian, saat para menteri artinya bekerja berat ikut andil dalam
dilantik oleh Presiden Soekarno, tertulis masa perang (Asia Raya,25 Desember
"Menteri Pertahanan belum diangkat". 1943).
Pada tanggal 18 Agustus telah dikeluarkan Dapat diketahui bahwa selama
perintah kepada komandan-komandan masa pendudukan Jepang, terjadi
bawahan Jepang untuk membubarkan perluasan makna terhadap istilah “ibu”,
daidan-daidan PETA, dan pada tanggal 19 selama ini “ibu” dianggap sebagai sosok
Agustus Letnan Jenderal NaganoYuichiro, yang berpiawai halus dan lemah lembut.
panglima terakhir Tentara Keenam belas Tetapi pada saat itu, sosok Ibu ialah
di Jawa, telah mengucapkan pidato perempuan yang berani bekerja keras,
perpisahan kepada para anggota PETA berani mengangkat senjata demi
yang dibubarkan. melindungi siapapun yang dicintainya
Pada masa pendudukan Jepang, termasuk keluarga dan negara. Peringatan
perempuan juga dilibatkan dalam kegiatan hari Ibu oleh Fujinkai di Kediri-Syuu
militer. Meskipun banyak menuai reaksi dipelopori oleh Ny. Joesoef Modjo, Ny.
masyarakat, pemerintah militer Jepang Soeselotomo dan Ny. Alie Archam. Kedua
seakan tidak peduli. Barisan perempuan tokoh dianggap sebagai perempuan yang
pada masa pendudukan Jepang tidak tangguh saat itu, terbukti dengan keaktifan
hanya berperan di dapur-dapur umum saat mereka dalam berbagai organisasi dan
kondisi perang saja, namun mereka juga penggerak tonarigumi atau Rukun
dilatih memegang senjata, berperang Tetangga. Seperti halnya pasukan militer
hingga mengumpulkan bantuan untuk lain, kekalahan Jepang atas sekutu dalam
membantu pemerintah militer Jepang perang Pasifik menyebabkan berakhirnya

33
pendudukan Jepang di Indonesia. Asia Raya, "Pemoeda Seinendan
Berbagai kebijakan dan peraturan yang Bekerdja Goena Oemoem"
pernah dikeluarkan ditinggalkan, edisi 23 Juli 1943.
termasuk pasukan Fujinkai. Sebagaimana
pembentukannya yang tidak diketahui Asia Raya, "Peratoeran oentoek
kapan secara resmi dibentuk, pembubaran mendjalankan Oendang-
pasukan Fujinkai juga tidak diperingati oendang tentang Syu dan
secara seremonial. Kendati demikian, Tokubetu Si Saxgi-kai" edisi
pembentukan Fujinkai di Kediri-Syuu 05 September 1943.
memberikan pemahaman baru bagi
perempuan Kediri bahwa letak perempuan Asia Raya,"Tingkat ke IVdari Kediri-
tidak hanya seputar di dapur dan rumah Sjoe" edisi 22 Februari 1944.
melainkan juga medan perang. Asia Raya, "Barisan Keibodan Sanggoep
Memanggoel Senapan Djoega"
KESIMPULAN ,02 Mei 1944.
Asia Raya,"Atoeran Penjerahan Padi
Masa pendudukan Jepang
Kediri Shuu" edisi 14 Juni
seringkali dianggap sebagai zaman krisis
penuh ketidakpastian, namun sekaligus 1944.
membuka banyak kesempatan bagi yang Asia Raya,"Hari Iboe di Kediri" edisi 25
dapat memanfaatkannya. Selama tiga Desember 1943.
setengah tahun (1942-1945), rezim militer
Jepang kerapkali bertindak sewenang- Asia Raya,"Keroesoehan di Blitar" edisi
wenang dan dianggap lebih kejam 13 Juli 1945.
daripada pemerintahan kolonial Hindia- Asia Raya,"Mendirikan Sekolah
Belanda. Namun, tidak semua kebijakan
Menengah Partikelir" edisi 28
yang dikeluarkan oleh pemerintah militer
Jepang memiliki dampak buruk. Aspek Juni 1945
positif dari pendudukan Jepang di Kediri Djawa Baroe,“Keibodan dan
dapat dilihat dari bidang pendidikan Seinendan" edisi 1943.
misalnya, pemerintah Jepang
membebaskan siapapun untuk Djawa Baroe, "Kamikaze Tokubetsu
mengenyam pendidikan bahkan juga Koogeki-Tai (Barisan
mendirikan banyak sekolah kejuruan. Di Penyerang Istimewa
Kediri-Syuu, pemerintah militer Jepang Kamikaze)" tahun 1943.
menambah sekolah kejuruan untuk
perempuan. Disisi lain, juga tampak pada Tjahaja, “Soempah Bangsa
pembentukan beragam pasukan militer Asia di Kediri” edisi
memberikan kesadaran nasionalisme pada 24 Agustus 1944.
masyarakat Kediri bahwa membela negara
Anna Mariana. 2015. Perbudakan
adalah harga mati.
Seksual: Perbandingan
Antara Masa Fasisme Jepang
DAFTAR PUSTAKA dan Neofasisme Orde Baru.
Asia Raya,"865 Pemoeda Ingin Masoek Tangerang: Marjin Kiri.
SMP" edisi 29 Maret1943. Anton Haryono. 1994. “Militansi
Asia Raya,"Tanah dan Batoe-Batoe jang Pemuda Pejuang Bersenjata
Berharga" edisi 26 Mei 1943. R.I: Dari Pendudukan Menuju
Pertempuran” dalam Politik

34
VERLEDEN: Jurnal Kesejarahan, Vol.10 No.1, Juni 2017

Penguasa dan Siasat Pemuda. Penjajahan Jepang” dalam


Yogyakarta: Kanisius. http://basundoro-
C. Lebra, Joyce. Nasionalisme, Tentara fib.web.unair.ac.id/ diakses pada
dan Peranan Jepang” dalam 15 Oktober 2015 pukul 23.00.
Prisma edisi Desember 1980. http://pemkabkediri.go.id/PenjajahanJepa
. ngSeumurJagung diakses pada 20
Inogouchi, Rikihie. 2008. Kisah Para desember 2015, pukul 13.00
Pilot Kamikaze: Pasukan
Udara Berani Mati Jepang
pada Perang Dunia II. Depok:
Komunitas Bambu.
Lucas, Anton. 2007. Radikalisme Lokal:
Oposisi dan Perlawanan
terhadap Pendudukan Jepang
di Jawa. Yogyakarta: Syarikat.
Kurasawa, Aiko. 2015. Kuasa Jepang di
Jawa: Perubahan Sosial di
Pedesaan 1942-1945. Depok: Komunitas Bambu.
Marwati Djoened Poeponegoro dan
Nugroho Notosusanto. 1993.
Sejarah Nasional Indonesia
VI. Jakarta: Balai Pustaka.
Mestika Zed. 2005. Giyugun: Cikal-
bakal Tentara Nasional di
Sumatera. Jakarta: LP3S.
Nugroho Notosusanto. 1979. Tentara
Peta pada Jaman
Pendudukan Jepang di
Indonesia. Jakarta:
Gramedia.
Ricklefs, M.C. 2005. Sejarah Indonesia
Modern tahun 1200-2004.
Jakarta: Serambi.
Syachrial Basri. 2006. Kediri City of
Tomorrow. Kediri: Jenggala.
Suriyatun. Pemberontakan Peta di Blitar
1942-1945. Skripsi Universitas
Islam
Purnawan Basundoro, “Pemerintah Kota
Surabaya Masa Kolonial
Belanda Sampai Masa

35

Anda mungkin juga menyukai