Diterbitkan Oleh Komisi Nasional Hak Asa
Diterbitkan Oleh Komisi Nasional Hak Asa
Diterbitkan oleh:
KOMISI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA
©2012
Editorial
Jurnal HAM
KOMISI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA
Alamat Redaksi
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM)
Jalan Latuharhary No. 4B Menteng, Jakarta Pusat 10310
Telepon (021) 392 5230, Faksimili (021) 391 2026
Penerbitan ini dibagikan secara gratis, tidak diperjualbelikan. Penggandaan penerbitan ini untuk
kepentingan penyebarluasan nilai-nilai HAM harus mendapat persetujuan tertulis dari Komnas HAM.
Hak Cipta dilindungi oleh Undang-Undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi jurnal ini tanpa
izin tertulis dari penerbit.
Kutipan Pasal 72, Ayat 1 dan 2, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta.
(1) Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana di maksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal
49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara m asing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling
sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling b
anyak Rp
5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
(2) Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu Ciptaan
atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan
pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
Daftar Isi
Editorial
Hari Reswanto ........................................................................................................................................................... vii
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Grafik 1:
Non Communicable Deseases (NCDs), WHO 2011
.................................................................................................................................................................................. 98
Grafik 2:
Proporsi Kematian (% total kematian, semua tingkatan umur) di Indone-
sia. WHO, 2011.
.................................................................................................................................................................................. 99
Grafik 3:
Prevalensi perokok remaja menurut Susenas 1995, 2001, 2004 dan Ris-
kesdas 2007
.................................................................................................................................................................................. 100
Grafik 4:
Perokok usia 10 – 14 tahun Susenas 1995, 2001, 2004 dan Riskesdas 2007
.................................................................................................................................................................................. 100
Grafik 5:
Proporsi Pengeluaran Rumah Tangga Keluarga Miskin, data BPS
.................................................................................................................................................................................. 104
Grafik 6:
Rata-rata pengeluaran rumah tangga untuk rokok tahun 2003-2006
.................................................................................................................................................................................. 105
Editorial
Oleh Hari Reswanto1
Hari Reswanto1
P
ersoalan terkait hak tersebut terletak di Kabupaten Langkat
masyarakat adat – biasanya dan Deli Serdang.
terkait hak tanah ulayat -- dari
tahun ke tahun terus terjadi. Tercatat Di Papua, ada kasus pembangunan
ada kasus Mesuji yang terjadi antara Bandara Wamena di Kecamatan
2009-2011 di Lampung yang diadukan Wamena. Kasus ini muncul karena
masyarakat ke DPR RI pada Desember ketidakjelasan soal ganti rugi tanah
2011. Warga Mesuji mengadukan ulayat milik Suku Wamena yang dipakai
peristiwa pembunuhan sekira 30 untuk pembangunan bandara. Di
warga desa di sekitar perkebunan Kalimantan, muncul kasus Suku Dayak
sawit di Kabupaten Mesuji, Lampung di Kabupaten Suriyan, Kalimantan
dan Sumatera Selatan. Lainnya, kasus Tengah. Mereka menuntut hak tanah
Badan Perjuangan Rakyat Penunggu ulayatnya karena tanah yang mereka
Indonesia (BPRPI) / Aliansi Masyarakat tinggali dan hidup turun menurun
Adat Nusantara (AMAN) yang meminta diserobot oleh pengusaha bermodal
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara besar dan oknum pemerintah. Di
mendistribusikan 9.085 hektar tanah Pulau Sulawesi ada sengketa tanah
adat ke masyarakat seperti yang telah adat di Luwu Timur, Sulwaesi Selatan
disepakati pada masa pemerintahan yang melibatkan masyarakat setempat
Gubernur Sumut EWP Tambunan pada melawan perusahaan tambang asing PT.
24 Mei 1980. Tanah yang dijanjikan Internasional Nikel Indonesia (INCO).
1 Staf Fungsional Penyuluh HAM Komnas HAM
Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau- terhadap eksistensi dan hak tradisional
Pulau Kecil, UU No. 32 tahun 2009 masyarakat hukum adat dari 1960 –
tentang Lingkungan. 1999. Tulisan ini juga memaparkan
tentang perlindungan hak masyarakat
Kita memerlukan sebuah Undang- hukum adat di tingkat internasional,
Undang yang mengatur secara utuh reaksi terorganisasi masyarakat hukum
pengakuan dan penghormatan atas adat sejak 1999 – 2007 serta memuat
keberadaan dan hak-hak masyarakat catatan kronologis tentang pengakuan,
adat. Mereka adalah bagian penting penghormatan, dan perlindungan
dari Negara. Penghampiran atas negara terhadap eksistensi dan hak
masyarakat adat yang hanya sesaat dan masyarakat hukum adat.
terjadi bila terjadi konflik dengan mereka Persoalan lain yang dibahas
adalah cara yang salah. Pengakuan dan dalam tulisan ini adalah soal definisi
penghormatan secara utuh keberadaan dan indikator masyarakat hukum
dan hak-hak masyarakat adat dalam adat, perkembangan mutakhir
sebuah undang-undang adalah cara hukum internasional tentang istilah
terbaik menyelesaikan dan mencegah Indigenous Peoples dan Right of
terjadinya kembali konflik dan kasus Self Determination, serta perspektif
yang melibatkan masyrakat adat. pembentukan dasar hukum untuk
Mencermati arti penting eksistensi pengakuan, penghormatan, dan
masyarakat adat bagi kelangsungan perlindungan terhadap eksistensi dan
dan keberlanjutan hidup rakyat hak masyarakat hukum adat.
Indonesia, maka tulisan Jurnal HAM Jurnal HAM edisi ini juga menampilkan
kali ini salah satunya membahas tulisan dari Erna Ratnaningsih yang
tentang hak masyarakat adat di berjudul ”Perlindungan HAM Terhadap
Indonesia. Saafroedin Bahar dan Anak Indonesia Yang Ditahan di
Ruswiati Suryasaputra menyampaikan Penjara Dewasa Australia.” Tulisan ini
tulisan berjudul ”Arah Politik Hukum membahas Indonesia sebagai negara
Nasional Terhadap Upaya Perlindungan yang memiliki kedekatan secara
Hukum Bagi Masyarakat (Hukum geografis dengan Australia yang
Adat) Berdasarkan UUD NKRI.” memiliki kerentanan khusus berkaitan
Tulisan ini membahas tentang latar dengan transnational organized crimes
belakang global terkait persoalan khususnya perdagangan manusia
yang dihadapi masyarakat adat sejak (human trafficking). Pelibatan anak
zaman penjajahan Portugis dan Indonesia dalam aktifivas penggelapan
Belanda di Indonesia. Membahas sikap orang (people smuggling) merupakan
dasar para pendiri negara terhadap salah satu bentuk perdagangan manusia
masyarakat hukum adat, dinamika perdagangan (trafficking) melalui
pengakuan konstitusional negara eksploitasi tenaga kerja.
RIWAYAT HIDUP
HARI RESWANTO
ARAH POLITIK
HUKUM NASIONAL
TERHADAP UPAYA
PERLINDUNGAN HUKUM
BAGI MASYARAKAT
[HUKUM ADAT]
BERDASARKAN UUD NKRI
2
Saafroedin Bahar 3
Ruswiati Suryasaputra 4
1 Dalam naskah ini telah ditambahkan informasi dan gagasan yang berkembang selama serta setelah workshop,
tanpa mengubah keseluruhan materi yang telah dipaparkan.
2 Judul asli naskah ini adalah “Kebijakan Negara dalam Rangka Pengakuan, Penghormatan, dan Perlindungan
Masyarakat Hukum Adat di Indonesia, pertama kali disajikan pada tahun 2009, disajikan kembali tanpa revisi dalam
Seminar Badan Pembinaan Hukum Nasional tentang “Arah Perlindungan Hukum bagi Masyarakat Adat dalam Sistem
Hukum Nasional”, tanggal 12 Mei 2011 di Malang, Jawa Timur.
3 Ketua Dewan Pakar Sekretariat Nasional Masyarakat Hukum Adat (Seknas MHA); Komisioner Komnas HAM 1995-
2007.
4 Wakil Ketua Umum dan Anggota Dewan Pakar Sekretariat Nasional Masyarakat Hukum Adat; Komisioner Komnas
HAM 2002-2007; Ketua Sub Komisi Perlindungan Kelompok Khusus Komnas HAM, 2004-2007; Komisioner Hak
Perempuan Komnas HAM, 2004-2007.
Pengantar
I
zinkanlah saya memulai paparan menyumbang suatu alternatif dan visi
ini dengan meminta perhatian masa depan tentang solusi yang dapat
kita, bahwa masalah pengakuan, dipilih untuk menyelesaikan masalah itu,
penghormatan, dan perlindungan khususnya dalam rangka Perserikatan
masyarakat adat – yang dalam Bangsa Bangsa 6. Seperti kita ketahui
Undang-Undang Dasar 1945 juga bersama, pada tanggal 13 September
2007 yang lalu, untuk pertama kalinya
disebut sebagai ‘masyarakat hukum
dalam sejarah dunia, Sidang Umum
adat’ atau ‘masyarakat tradisional’ – di
Perserikatan Bangsa Bangsa telah
Indonesia bukanlah suatu fenomena
mensahkan The U.N. Declaration on the
khusus Indonesia 5. Fenomena ini
Rights of the Indigenous Peoples, yang
bersifat global. Oleh karena itu sebelum
juga didukung oleh perutusan Republik
kita membahas setting Indonesianya,
Indonesia di badan dunia tersebut 7.
marilah kita luangkan waktu sejenak
Pengalaman menunjukkan bahwa
untuk mengulas seperlunya setting
globalnya. Pemahaman terhadap 6 Lihat, Jannie Lasimbang, et.al. 2007, Bridging
nthe Gap:Policies and Practices on Indigenous
setting global ini bukan saja akan Peoples’ Natural Resource Management in Asia,
UNDP,RIPP,AIPP Foundation, Chiang Mai, Thailand;
memberi kita pemahaman tentang latar
dan UNDP, 2007, Indigenous Peoples and the Human
belakang masalahnya, tetapi juga akan Rights-Based Approach to Development: Engaging in
Dialogue. DINTEG and UNDP RIPP. Bangkok. Thailand.
5 Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) memilih 7 Sampai saat ini belum ada suatu definisi resmi
istilah ‘masyarakat adat’, sedangkan Mahkamah tentang apa yang dimaksud dengan the indigenous
Konstitusi, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia peoples ini. Secara historis, lazimnya yang dimaksud
(Komnas HAM), dan Sekretariat Nasional Masyarakat dengan istilah ini adalah seluruh penduduk yang
Hukum Sadat (Seknas MHA) memilih istilah mendiami suatu daerah pada saat kedatangan orang
‘masyarakat hukum adat’ yang sering disingkat Eropa ke daerah yang bersangkutan. Sehubungan
sebagai ‘MHA’. Penulis memilih istilah ‘masyarakat dengan belum adanya kesepakatan tersebut di
hukum adat’. atas, lembaga-lembaga Perserikatan Bangsa Bangsa
mempergunakan tolok ukur subyektif, yaitu mereka
yang merasa dirinya sebagai the indigenous peoples.
Dekrit ini membagi dunia dalam dua asas domein verklaring dalam system
bagian besar, yaitu sebelah Barat pulau hukumnya, yang menyatakan bahwa
Tordesilas di Lautan Atlantik tersebut seluruh tanah yang tidak dapat
merupakan ‘jatah’ Spanyol, dan sebelah dibuktikan adanya kepemilikan atasnya,
Timurnya sebagai ‘jatah’Portugis. merupakan milik Kerajaan Belanda.
Sebagai kita ketahui, pada akhir abad Dengan satu kali pernyataan, maka
ke-15 dan awal abad ke-16 tersebut seluruh wilayah masyarakat hukum
Spanyol dan Portugis adalah dua super adat berada di bawah kekuasaan
power dunia, yang menguasai sebagian Kerajaan Belanda, walaupun bukannya
besar samudera dan lautan. tanpa perlawanan.
Berdasar semangat Dekrit itu Seyogyanya, posisi masyarakat
kedua super power tersebut mengirim hukum adat akan jauh lebih baik dalam
ekspedisi ke berbagai bagian dunia, suatu negara nasional, khususnya
dan menyatakan daerah-daerah yang oleh karena negara nasional lazimnya
didatanginya sebagai bagian dari didasarkan pada faham kebangsaan
wilayah kekuasaan negaranya masing- dan asas kedaulatan rakyat. Warga
masing. Demikianlah, pada tahun masyarakat hukum adat yang hidup
1511, ekspedisi Portugis di bawah secara turun temurun pada tanah ulayat
komando Alfonso d’Albuquerque di kampung halamannya masing-
menaklukkan kota dagang Melaka, dan masing adalah bagian menyeluruh dari
meneruskan ekspedisinya ke bagian- rakyat negara yang bersangkutan.
bagian lain kepulauan Indonesia. Namun kenyataannya tidak selalu
Seperti kita ketahui, hegemoni Spanyol demikian. Salah satu faktor penyebabnya
dan Portugis ini kemudian dipatahkan adalah hukum transitoir yang masih
oleh persaingan dengan negara Eropa membolehkan berlakunya aturan-
lainnya seperti Inggris, Prancis, Belanda, aturan hukum yang ada selama belum
dan Jerman. ada aturan hukum yang baru, termasuk
Oleh karena berbagai faktor, hukum-hukum yang berasal dari zaman
termasuk oleh karena kepiawaiannya kolonial. Selain dari itu – dan ini yang
dalam menggunakan strategi devide lebih penting – adalah oleh karena
et impera, secara bertahap kepulauan munculnya berbagai kepentingan
Indonesia berada di bawah kekuasaan dalam negara nasional tersebut, untuk
Kerajaan Belanda. Sesuai dengan menguasai sumber daya alam yang ada
semangat Dekrit Tordesilas serta di wilayah masyarakat hukum adat.
berbagai doktrin hukum internasional Sama sekali tidak ada jaminan bahwa
yang berkembang setelah itu – seperti dalam negara nasional masyarakat
doktrin mare liberum dan res nullius hukum adat akan memperoleh
– Kerajaan Belanda ini mencantumkan pengakuan, penghormatan, serta
perlindungan yang lebih baik dari era Penjelasan Pasal 18 tersebut diberikan
imperium sebelumnya. Kecenderungan contoh-contoh tentang satuan-satuan
tersebut juga terlihat jelas di Indonesia. masyarakat hukum adat seperti desa di
Marilah kita telaah bagaimana dinamika Jawa, dan nagari di Minangkabau, yang
perkembangannya dalam sejarah dinyatakan mempunyai hak asal usul
nasional kita. yang harus dihormati negara. Dalam
literatur adat recht yang dikembangkan
Sikap Dasar para Pendiri Negara oleh Universitas Leiden, dengan
terhadap Masyarakat Hukum Adat istilah adat rechtgemeenschappen
dan Masalah Tindaklanjutnya memang dimaksudkan desa atau
satuan masyarakat yang setingkat.
Dalam konteks kesejarahan Seluruh masyarakat hukum adat
sesungguhnya kita amat beruntung, ini dikelompokkan dalam 18 adat
karena perancang Undang-Undang rechtskringen.
Dasar 1945 — Prof. Mr. Dr. R. Soepomo Namun, walaupun hanya tercantum
– adalah seorang pakar hukum dalam Penjelasan Pasal 18 Undang-
adat, yang benar-benar mengetahui Undang Dasar 1945, sikap para Pendiri
posisi masyarakat hukum adat di Negara tersebut merupakan original
Indonesia, dan sehubungan dengan intent yang harus dirujuk dalam
itu mencantumkan pengakuan Negara melakukan tafsiran historis (historische
terhadap masyarakat hukum adat interpretatie) terhadap norma hukum
(‘volksgemeenschappen’) dalam positif yang terkait dengan eksistensi
rancangan konstitusi yang sedang dan hak-hak tradisional masyarakat
disusunnya. hukum adat ini, paling sedikit selama
Sudah barang tentu sekarang kita masih mempergunakan Undang-
kita dapat menyayangkan bahwa Undang Dasar 1945.
pengakuan tersebut tidak tercantum Ada suatu kendala konseptual
secara lugas dalam dictum Undang- yang sekarang kita sadari amat
Undang Dasar 1945, tetapi ‘hanya’ menghambat upaya untuk secara
dalam Penjelasan Pasal 18 8. Dalam sistematik menindaklanjuti original
8 Pada angka II Penjelasan Pasal 18 tersebut termaktub intent para Pendiri Negara tersebut ke
kalimat ini : “Dalam territoir Negara Indonesia dalam kebijakan negara dan peraturan
terdapat lebih kurang 250 “Zelfbesturende
Landschappen” dan ‘Volksgmeenschappen” seperti perundang-undangan nasional. Kendala
desa di Jawa dan Bali, nagari di Minangkabau, konseptual tersebut adalah tidak – atau
dusun dan marga di Palembang dan sebagainya.
Daerah-daerah itu mempunyai susunan asli, dan kurang – berkembangnya pengetahuan
oleh karenanya dapat dianggap sebagai daerah kita terhadap perkembangan masya-
yang bersifat istimewa. Negara Republik Indonesia
memghormati kedudukan daerah-daerah istimewa rakat hukum adat ini. Tidaklah akan
tersebut dan segala peraturan negara yang
mengenai daerah itu akan mengingati hak-hak asal-
berkelebihan jika dikatakan bahwa pada
usul daerah itu”.
nya, yang tersebar di berbagai daerah lagi oleh karena Republik masih sibuk
di Indonesia. dengan perang kemerdekaan.
Sudah barang tentu bisa dipersoalkan Namun perlindungan terhadap
bagaimanakah hubungan antara eksistensi dan hak masyarakat hukum
masyarakat hukum adat, etnik, dan ras adat ini merosot tajam sejak tahun
ini, khususnya dalam hubungan dengan 1960, seiring dengan meningkatnya
penghormatan, perlindungan, dan kepentingan negara terhadap sumber
pemenuhan hak asasi manusia yang daya alam, yang bagaimanapun juga
bersifat kolektif, sesuai dengan berbagai berada dalam wilayah ulayat masyarakat
instrumen hukum internasional hak asasi hukum adat, terutama di luar pulau Jawa.
manusia. Menjelang dikembangkannya Dengan berbagai peraturan perundang-
rujukan hukum yang lebih mengikat, undangan, Negara mengembangkan
sejak tahun 2005 Komisi Nasional berbagai kebijakan, yang intinya
Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) adalah mengurangi, menghalangi,
mengadakan serangkaian seminar dan membatasi, dan atau mencabut hak-
lokakarya untuk membahas masalah ini hak tradisional serta hak sejarah
dan menyimpulkan adanya hubungan masyarakat hukum adat yang ada,
konseptual antara ketiga kategori nota bene tanpa memberikan ganti rugi
komunitas primordial ini yang pada sama sekali. Secara retrospektif dapat
dasarnya adalah: masyarakat hukum dikatakan bahwa sengaja atau tidak
adat adalah bagian dari suatu etnik, sengaja, seluruh kebijakan Negara yang
sedangkan etnik adalah bagian dari ras 11. mengurangi, menghalangi, membatasi,
dan atau mencabut hak-hak tradisional
Dinamika Pengakuan Konstitusional serta hak sejarah masyarakat hukum
Negara terhadap Eksistensi dan Hak adat tersebut merupakan pelanggaran
Tradisional Masyarakat Hukum Adat, terhadap hak asasi manusia. 12
1960 – 1999. Secara khusus perlu kita catat sikap
ambivalen yang dianut oleh Undang-
Sampai sekitar tahun 1960, undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang
pengakuan konstitusional terhadap
12 Dalam Pasal 1 angka 6 Undang-undang Nomor
masyarakat hukum adat ini tidak 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia
banyak dipersoalkan, apalagi digugat. terdapat penjelasan bahwa: “Pelanggaran hak asasi
manusia adalah setiap perbuatan seseorang atau
Sebagian faktor penyebabnya adalah sekelompok orang termasuk aparat negara baik
oleh karena jaminan tersebut dianggap disengaja maupun tidak disengaja, atau kelalaian
yang secara melawan hukum mengurangi,
sudah seyogyanya demikian, sebagian menghalangi,membatasi, dan atau mencabut
hak asasi manusia seseorang atau sekelompok
11 The Republic of Indonesia. 2006. Indigenous orang yang dijamin oleh Undang-undang ini, dan
Peoples: The Structural Relationship among Tribal tidak mendapatkan , atau dikhawatirkan tidak
Groups, Nations and the State, From A Human Rights akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil
Perspective. The Indonesian National Commission of dan benar,berdasarkan mekanisme hukum yang
Human Rights, Jakarta. berlaku.
hukum adat, baik oleh karena telah UNDP dalam mengadakan kajian
tercantum rencana pembahasan masyarakat hukum adat 37 .
tiga rancangan undang-undang 2. Rancangan Ratifikasi Konvensi ILO
tentang masyarakat hukum adat Nomor 169 Tahun 1989.
dalam Program Leglislasi Nasional Dalam waktu dekat, adalah lebih
di Badan Legislasi DPR RI maupun realistik untuk mendorong ratifikasi
oleh karena telah adanya kehendak Konvensi ILO 169 Tahun 1989,
bukan saja oleh karena telah adanya
politik dari Presiden Republik
kemauan politik Pemerintah untuk
Indonesia untuk penyusunan
menyusun sebuah landasan hukum
rancangan undang-undang itu.
yang kuat bagi perlindungan,
Namun lumayan panjang jalan
pengakuan, dan penghormatan
yang harus ditempuh sebelum hal
masyarakat hukum adat, tetapi
itu dapat diwujudkan, jika harus
juga oleh karena selama ini sudah
mengikuti prosedur yang tercantum
cukup intensif dilakukan kerja sama
dalam Undang-undang Nomor 10
pendahuluan oleh Komnas HAM
Tahun 2004. masa bhakti 2002-2007 dengan
Apalagi jika diingat, bahwa kantor pusat ILO di Jenewa untuk
walaupun sudah ada seluruh materi terselenggaranya ratifikasi tersebut.
yang dibutuhkan untuk penyusunan Kantor pusat ILO di Jenewa sudah
sebuah naskah akademik dan lebih dari siap untuk memberikan
rancangan undang-undang terse- bantuan yang diperlukan untuk
but, namun belum ada sebuah ratifikasi ini.
langkah konkrit ke arah itu, baik Pada saat ini, dengan bantuan
oleh Pemerintah sendiri maupun penuh dari Dr. Enny Soeprapto
oleh Dewan Perwakilan Rakyat – mantan komisioner Komnas
RI. Menurut pandangan penulis, HAM periode 2002-2007 – telah
sebaiknya naskah akademik serta selesai disiapkan sebuah naskah
rancangan undang-undang tersebut akademik, rancangan undang-
undang ratifikasi, dan terjemahan
diprakarsai oleh Departemen
Sosial, yang selain selama ini 37 Penulis berterima kasih terhadap Sdr Suparman
Marzuki, S.H. , M.Si, Direktur Pusham UII, yang secara
secara fungsional telah menangani spontan menyambut baik ajakan penulis agar
Pusham UII – beserta Pusham-pusham lainnya –
sebagian masyarakat hukum adat bersedia membantu Seknas MHA untuk menyusun
ini, yaitu komunitas adat terpencil, Naskah Akademik dan Rancangan Undang-undang
Hak Masyarakat Hukum Adat. Menurut beliau
juga telah bekerjasama dengan di Yogyakarta ada dua orang pakar dalam legal
drafting.
BURNS, Dr Peter
2005. KNuPKA: Sebuah
1999. The Leiden Legacy:
Keniscayaan. Komnas HAM.
Concepts of Law in Indonesia. PT Jakarta.
Pradnya Paramita, Jakarta.
2005. Masyarakat Hukum Adat:
Kartika, Sandra dan Chandra Gautama, Inventarisasi dan Perlindungan
eds. Hak. Komnas HAM, Mahkamah
1999. Menggugat Posisi Konstitusi. Departemen Dalam
Masyarakat Adat terhadap Negeri.
Negara: Prosiding Sarassehan
Masyarakat Adat Nusantara 2006. Masyarakat Hukum Adat:
Jakarta, 15-16 Maret 1999. Hubungan Struktural dengan
Sekretariat Aliansi Masyarakat Suku Bangsa, Bangsa, dan Negara,
Adat Nusantara (AMAN). Jakarta. Ditinjau dari Perspektif Hak Asasi
Manusia. Komisi Nasional Hak
LASIMBANG, Jannie et al Asasi Manusia. Jakarta.
2007. Bridging the Gap: Policies
and Practices on Indigenous 2007. Mewujudkan Hak
Peoples’ Natural Resources Konstitusional Masyarakat Hukum
Management in Asia. UNDP – Adat: Himpunan Dokumen
SIMARMATA, Rikardo
2006. Pengakuan Hukum
terhadap Masyarakat Adat
di Indonesia. UNDP Regional
Initiative on Indigenous Peoples
Rights and Development (RIPP).
UNDP Regional Centre in
Bangkok.
RIWAYAT HIDUP
Saafroedin Bahar
Saafroedin Bahar lahir pada 10 Agustus 1937 di Padang Panjang, Sumatra Barat.
Latar belakang pendidikan dan karier penulis adalah di bidang pemerintahan, baik
sipil maupun militer. Bersamaan dengan menunaikan tugas pokoknya di bidang
pemerintahan tersebut, penulis juga aktif dalam bidang sosial kemasyarakatan. Pada
tahun 1992 penulis memperoleh Bintang Mahaputera Pratama dari Pemerintah
Republik Indonesia. Lulus program S3 di Bidang llmu-Ilmu Sosial pada Universitas
Gadjah Mada di Yogyakarta tahun 1996. Pada tahun 1997 memperoleh kenaikan
pangkat kehormatan sebagai Brigadir Jenderal. Selama berdinas di Sekretariat
Negara -- dari tahun 1989-1999 - penulis antara lain menjadi penyunting peryelia
Risalah Sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)
dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), 28 Mei - 22 Agustus 1945.
Saat ini, di samping mengabdi secara penuh sebagai Komisioner Bidang Hak
Masyarakat Hukum Adat di Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM),
penulis juga menjadi Widyaswara Integrasi Nasional dan Ancaman Disintegrasi
pada Lembaga Ketahanan Nasional; dan Dosen Masalah Etnisitas dan Ketahanan
Nasional pada Program S2 Kajian Ketahanan Nasional pada Universitas Gadjah
Mada.
RIWAYAT HIDUP
RUSWIATI SURYASAPUTRA
Guru besar dari Universitas Wijaya Kusuma Surabaya ini lahir di Bogor, tanggal 28
Februari 1944. Beliau menjabat sebagai anggota Komnas HAM periode 2002-2007
dan menjadi Ketua Sub Komisi Perlindungan Kelompok Khusus yang terdiri dari
perempuan, anak, buruh termasuk buruh migran, petani dan nelayan, pengungsi
dan fakir miskin, penyandang cacat dan lansia serta kelompok minoritas. Perempuan
yang telah dikaruniai tujuh orang anak ini tinggal di Surabaya, semenjak tahun
1982 sampai sekarang masih aktif mengajar sebagai dosen tetap di Universitas
Wijaya Kusuma Surabay. Selain itu sebagai dosen tidak tetap pada perguruan
Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) dan beberapa universitas negeri dan swasta sebagai
dosen luar biasa. Terakhir menjadi focal Point pada Asia Pacific Forum on Human
Right, untuk Women and Children Trafficking, tahun 2005. Community Social
Responsibility (CSR) menjadi salah satu isu yang ia tekuni selain isu hak-hak (asasi)
Kelompok Khusus. Beberapa laporan hasil penelitian dan tulisannya berupa artikel
telah dibukukan, salah satunya Perlindungan Hak Asasi: Bagi Kelompok Khusus
Terhadap Diskriminasi dan Kekerasan yang diterbitkan oleh PTIK Press tahun 2006.
PERLINDUNGAN HAM
TERHADAP ANAK INDONESIA
YANG DITAHAN DI PENJARA
DEWASA AUSTRALIA
Erna Ratnaningsih 1
Abstract
Abstrak
Indonesia sebagai negara yang memiliki kedekatan secara geografis dengan Australia
memiliki kerentanan khusus berkaitan dengan transnational organized crimes
khususnya perdagangan manusia (human trafficking). Pelibatan anak Indonesia
dalam aktivitas penggelapan orang (people smuggling) merupakan salah satu
bentuk perdagangan manusia (trafficking) melalui eksploitasi tenaga kerja. Artikel
ini menggambarkan potret anak Indonesia yang berhadapan dengan hukum di
Australia, Kewajiban Internasional Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Australia
yang telah meratifikasi berbagai Konvensi Hak -hak Sipil dan Politik, United Nation
Convention untuk Mencegah, Menindak dan Menghukum Perdagangan Orang
terutama Perempuan dan Anak-Anak serta Konvensi Hak Anak disertai dengan
hukum nasional yang mengatur perdagangan orang. Diakhiri dengan berbagai
kerja sama yang dapat dilakukan antara Indonesia dan Australia dalam penanganan
kasus anak-anak Indonesia yang ditahan di penjara Australia berdasarkan prinsip-
prinsip dan pedoman hukum internasional.
PERLINDUNGAN HAM
TERHADAP ANAK INDONESIA
YANG DITAHAN DI PENJARA
DEWASA AUSTRALIA
P
eperangan yang terjadi di penentuan status refugee dilakukan
beberapa negara seperti oleh UNHCR (Komisi Tinggi PBB bidang
Afganistan, Irak menyebabkan Pengungsi) yang memerlukan waktu
pengungsian besar-besaran ke negara- yang lama. Kondisi ini menyebabkan
negara lain. Baru-baru ini Indonesia para pengungsi mencari jalan pintas
juga menjadi tempat persinggahan dengan menggunakan kapal dari wilayah
pengungsi dari Rohingya, Myanmar. Hal Indonesia ke Australia. Para sindikat
ini menimbulkan permasalahan yang perdagangan orang memanfaatkan
sangat pelik bagi negara-negara yang situasi ini dan kemudian mempekerjakan
menjadi tempat persinggahan sementara anak-anak Indonesia sebagai awak
atau tujuan akhir. kapal pencari suaka yang akan ke
Indonesia sebagai negara yang Australia. Anak-anak Indonesia inilah
memiliki posisi strategis menjadi tempat yang dituduh melakukan tindak pidana
persinggahan sementara pencari suaka penyelundupan manusia ke Australia
yang akan menuju Australia. Indonesia dengan menghadapi ancaman pidana
sendiri belum meratifikasi Konvensi yang berat. Mereka adalah korban
Internasional 1951 dan Protokol 1967 sindikat perdagangan orang karena
tentang Status Pengungsi, maka mereka ditipu untuk dipekerjakan
pemerintah tidak bisa menetapkan dengan gaji yang besar di kapal tanpa
pembebasan tiga orang anak Indonesia Indonesia karena masa tahanan anak-
minggu lalu, jika tidak ada Schapelle anak Indonesia di rumah tahanan orang
Corby di penjara Bali, kami akan dewasa Australia tanpa melalui proses
membebaskan anak Indonesia yang hukum dan belum jelas dibarter dengan
berlayar dengan perahu yang digunakan seorang pelaku tindak pidana narkoba
untuk menggelapkan orang. 7 yang extra ordinary crime sehingga grasi
Kebijakan Presiden Susilo Bambang bagi Corby melecehkan warga negara
Yudoyono memberikan grasi kepada Indonesia. 9
terpidana kasus narkotika asal Australia Bandingkan dengan upaya yang
mendapat kecaman dari berbagai pihak. dilakukan oleh pemerintah Australia
Pakar Hukum Internasional Universitas terhadap satu orang anak Australia
Indonesia, Juana menyatakan yang ditahan di Indonesia di mana
pertukaran tersebut tidak setimpal diplomasi dilakukan disetiap lini baik
dengan alasan sebagai berikut : Pertama, melalui perwakilan Australia di Bali,
Nelayan yang diberi upah tidak seberapa Kementrian Luar Negeri Australia
melakukan penyebrangan imigran bahkan oleh Perdana Menteri Australia.
gelap ke Australia bukanlah pimpinan Pembelaan dilakukan oleh Pemerintah
sindikat atau aktor intelektual sehingga Australia terhadap warga negaranya
kejahatan yang dilakukan tidak sepadan yang menghadapi permasalahan hukum
dengan kejahatan yang dilakukan dengan menyatakan LM masih di bawah
Corby yang dapat merusak generasi umur sehingga perlu dipertimbangkan
muda. Kedua, tanpa pemberian Grasi kondisi kejiwaannya dan berharap
terhadap Corby, Pemerintah Australia segera dipulangkan ke Australia. 10
akan mengembalikan para nelayan. Bahkan Perdana Menteri Australia, Julia
Hal ini dikarenakan jumlah nelayan Gilard, turun langsung dan berjanji akan
telah mencapai ratusan orang dan akan memulangkan bocah itu dari Indonesia.
menjadi beban Australia. Ketiga, Seorang Menteri Hukum dan HAM meresponnya
Corby dibarter dengan ratusan tahanan dengan membuat kebijakan khusus
asal Indonesia. Artinya seorang warga untuk memindahkan LM dari Rutan
Australia berharga sama dengan ratusan Polda Bali ke rumah tahanan Imigrasi
warga Indonesia. Pemerintah melakukan Denpasar Jimbaran, Bali. 11 Pengadilan
transaksi namun tidak sebanding. 8 Komisi 9 KPAI Protes Corby Dibarter dengan Anak Indonesia,
http: www.balipost.co.id/mediadetai;.php?module
Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) juga +detailberita&kid=33&id=65773, diakses pada 2 Juli
melayangkan protes kepada pemerintah 2012
10 Dubes Australia Ingin Bocah Pembawa
7 Australian denies deal with Indonesia on Schapelle Ganja Dipulangkan, http:m.okezone.com/
Corby, http: www.bbc.co.au/world-asia-18170610, read/2011/10/08/340/512560/dubes-australia-
diakses pada 2 Juli 2012 ingin-bocah-pembawa-ganja-dipulangkan, diakses
8 Grasi Corby – Pertukaran Dengan Ekstradisi Nelayan pada 2 Juli 2012
Tak Setimpal, http: www.bisnis.com/articles/grasi- 11 Kebijakan Amir Syamsuddin Ulasan Utama di Media
corby--pertukaran-dengan-ektradisi-nelayan-tak- Australia, http:www.tibunnews.com/2011/10/23/,
setimpal, diakses pada 2 Juli 2012 diakses pada 1 Juli 2012.
Dari jumlah anak tersebut di atas, sementara (bail) dari penjara dan mereka
dua remaja Indonesia yang berusia 15 ditempatkan di bawah pengasuhan
(lima belas) tahun dan 17 (tujuh belas) petugas kesejahteraan (welfare officers)
tahun dituduh sebagai penyelundup dari Departemen Imigrasi hingga sidang
orang (people smuggling) dan berikutnya mengenai penentuan umur
dijebloskan ke penjara di Australia. ketiga remaja tersebut. Pengacara anak-
Mereka bekerja sebagai awak buah anak Indonesia akan mengundang para
kapal dan tidak mengetahui bahwa saksi ahli untuk menyatakan metodology
mereka akan membawa pencari suaka wrist x-ray adalah ketinggalan Zaman
menuju Australia. Mereka berasal dari dan tidak dipercaya. 16 Ketiga anak NTT
daerah kumuh di Indonesia. Pemerintah tersebut telah dipenjara bersama dengan
Australia dengan menggunakan metode paedophiles, pemerkosa dan pembunuh
x-ray di pergelangan tangan menyatakan karena Polisi Federal (AFP) telah
keduanya dewasa dan di tempatkan di mengabaikan penilaian Departemen
penjara dengan dakwaan penyelundupan Imigrasi dan salinan Akta Kelahiran bahwa
orang. Mereka ditahan dan menjadi anak-anak tersebut berusia di bawah 18
sasaran penggunaan narkoba dan (delapan belas) tahun.17 Kedua kasus
pelecehan seksual di penjara Silverwater di atas, menunjukkan potret kondisi
Sydney. Setelah lebih dari satu tahun rentan anak-anak Indonesia di penjara
dalam tahanan, mereka divonis hakim dewasa Australia di mana metode wrist
bahwa mereka tidak dewasa atau tidak x-ray yang digunakan oleh Pemerintah
melakukan penyelundupan manusia. 15 Australia telah mengakibatkan anak-
Kasus lainnya, 3 (tiga) remaja Ako anak tersebut dikategorikan dewasa yang
Lani, Ose Lani dan John Ndollu dari pulau menimbulkan pelanggaran terhadap
Rote ditahan sejak 14 (empat belas) bulan hak-hak anak antara lain dipenjara
lalu di penjara dewasa atas dakwaan bersama dengan orang dewasa yang
people smuggling. Pemerintah federal memiliki latar belakang kejahatan yang
telah melakukan kesalahan dengan tinggi serta mendapatkan pelecehan
memenjarakan mereka di penjara high seksual di penjara.
security Arthur Gorrie di Brisbane atas Dalam rangka perlindungan terhadap
keyakinan bahwa mereka adalah laki-laki anak-anak berkewarganegaraan
dewasa berdasarkan metodologi wrist Indonesia yang berhadapan dengan
x-ray. Mereka di penjara dewasa tersebut hukum tersebut di Australia dengan
berdasarkan Undang-Undang Mandatory tuduhan penyelundupan orang yang
Sentencing. Pengacara Ose Lani, David 16 Jailing of Boys an ‘Abuse of Rights, http:/skynews.
Svoboda dan pengacara Ndollu, Terry com.au/topstories/article.aspx?id+626578&vId=,
diakses pada 26 September 2012.
Fisher mengupayakan pembebasan 17 Australia Imprisons Indonesia Boys, http://www/
theage.com.au/national/australia-imrprisons-
15 www.abc.net.au/lateline/content/2012/s3555508. indonesian-boys-20110613-lg)il.html, diakses pada
html, diakses pada 3 Agustus 2012. 26 September 2012.
Australia tidak menyepakati untuk 22 Fact Sheet 7 : Australia and Human Rights Treaties,
www.hreoc.gov.au/education/hr_explained/7_
terikat dengan suatu perjanjian hak asasi australia_treaties.html., diakses pada 20 Agustus
2012.
1. The Act Migrasi 1958 (Cth), dan 5. Imaging gigi individu menggunakan
jika sesuai dengan Undang-undang radiasi (dental x-ray) harus
Kejahatan 1914 (Cth), harus diubah tidak ditentukan untuk tujuan s
untuk membuat jelas bagi seorang 3ZQA (2) dari The Crimes Act/
individu yang mengaku berada di Undang-Undang Kejahatan 1914
bawah usia 18 tahun harus dianggap (Cth) sebagai ditentukan Prosedur
sebagai anak kecuali ada keputusan untuk penentuan usia.
relevan yang memuaskan atau 6. Setiap orang yang diduga
dalam kasus keputusan di pengadilan penyelundupan manusia yang
bahwa seseorang berusia di atas 18 mengatakan bahwa ia adalah
tahun. seorang anak dan yang tidak
2. Seorang individu yang diduga nyata dewasa harus menawarkan
menyelundupkan manusia yang akses untuk mendapatkan nasihat
mengatakan bahwa dia adalah hukum sebelum berpartisipasi
seorang anak, dan secara nyata tidak dalam wawancara penilaian usia
dewasa, harus disediakan dengan dimaksudkan untuk diandalkan
wali independen dengan tanggung dalam proses hukum.
jawab untuk diadvokasi untuk 7. Jika keputusan dibuat untuk menye-
melindungi kepentingan terbaik. lidiki atau mengadili seseorang dicurigai
3. Tidak ada prosedur yang melibatkan penyelundupan orang yang tidak
pencitraan manusia menggunakan mengakui bahwa ia berusia lebih dari
radiasi harus ditetapkan sebagai 18 tahun pada tanggal pelanggaran
REFERENSI http:m.okezone.com/
ad/2011/10/08/340/512560/
1. Buku/Article dubes-australia-ingin-bocah-
pembawa-ganja-dipulangkan.
• ABG Ganja Asal Australia Dibui
2 Bulan, http:nasional.news. • Fact Sheet 6: How Nation States
viva.co.id/news/read/267227- Commit to Human Rights
abg-ganja-australia. Treaties, www.hreoc.gov.au/
hr_explained/6_states.html.
• Age of Uncertainty, Inquiry into
the Treatment of Individuals • Fact Sheet 7 : Australia and
Suspected of People Smuggling Human Rights Treaties, www.
Offences who Say that They are hreoc.gov.au/education/hr_
Children www.humanrights. explained/7_australia_treaties.
gov.au/ageassessment/report/ html.
an_age_of_uncertainty.pdf.
• Farhana, Human Trafficking :
• Australia Imprisons Indonesia Aspek Hukum Perdagangan
Boys, http://www/theage. Orang di Indonesia, Sinar
com.au/national/australia- Grafika, Jakarta, 2010, h. 138
imrprisons-indonesian-boys- – 140
20110613-lg)il.html.
• Grasi Corby – Pertukaran
• Australian denies deal with Dengan Ekstradisi Nelayan Tak
Indonesia on Schapelle Corby, Setimpal, http: www.bisnis.
http: www.bbc.co.au/world- com/articles/grasi-corby--
asia-18170610. pertukaran-dengan-ektradisi-
nelayan-tak-setimpal.
• Australian Human Rights
Commission, An Age of • Grasi Corby, Australia
Uncertainty, Inquiry into Diminta Bersikap Adil,
the Treatment of Individuals http.tempo.co/read/
Suspected of People Smuggling ws/2012/05/24/063405778/.
Offences who Says that They
are Children, Lihat URL: http:// • Indonesia, Australia Differ On
Whether Corby Deal Reciprocal,
www.humanrights.gov.au/
h t t p : w w w. a b c . n e t . a u / a m /
ageassessment/report/.
content/2012/s35058792.htm.
• Dubes Australia Ingin Bocah
• International Human
Pembawa Ganja Dipulangkan,
Rights Law, www.ohcr.org/
• Tersangka Penyeludupan
Manusia Tinggalkan
RIWAYAT HIDUP
Erna Ratnaningsih
DATA PRIBADI
PENDIDIKAN FORMAL
TAHUN TAHUN NAMA UNIVERSITAS TEMPAT
MULAI SELESAI
2008 2009 University of Canberra Canberra, Australia
1991 1995 Universitas Sebelas Maret Surakarta, Jawa Tengah
Juli Saat ini Komnas Perem- Jl. Latuharhari 4B, Tim Ex- 1. Menyusun position paper/
2012 puan Menteng, Jakarta pert kertas kerja “Menggagas
Pusat. Kewenangan Pengaduan
Konstitusioanal Oleh
Mahkamah Konstitusi”.
2. Mempresentasikan
hasil kertas kerja tersebut
kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.
3. Membantu Komnas
Perempuan di dalam
melakukan advokasi pen-
tingnya kewenangan MK
diperluas untuk mengadili
pengaduan konstitusional.
PENGHARGAAN
Nama Penghargaan Lembaga Tempat Waktu
Finalist Distinguished University of Canberra Canberra, Australia 2011
Alumni Awards for Prof-
fesional Achievement
Penerima beasiswa dari Australian Development Canberra, Australia 2008-2009
AusAID (Australian Go- Scholarship (ADS)
vernment)
LAINNYA
Hal Waktu
Izin Praktik sebagai Advokat PERADI 1998 s/d saat ini
Pengacara Publik untuk kasus-kasus pelang- 1997 s/d saat ini
garan HAM
Wakil Sekretaris Jendral Serikat Pengacara 2006 s/d 2012
Indonesia
Dosen mata kuliah “ Hukum Acara Peradilan 2010
Pidana” di Universitas Al-Azhar, Jakarta
Guest Researcher di Institute for Human Rights, 2008
Turku, Finland
Pengajar dalam Pendidikan Khusus Profesi 2005-2006
Advokat yang diselenggarakan oleh Universitas
Mpu Tantular dan Serikat Pengacara Indone-
sia dalam bidang Hukum Acara Mahkamah
Konstitusi
Pembicara di South East Asian Legal Aid Net- 26 Mei 2011
work Workshop (SEALAW) tentang Legal Aid
in Indonesia.
Pembicara di Asian People Forum on Civil 4 Mei 2011
Liberties tentang “ Situation of Fair Trial and
Torture in Indonesia”.
Tanda Tangan
( Erna Ratnaningsih)
PEMENUHAN HAK-HAK
ATAS PENDIDIKAN
Darmaningtyas
Heranisty Nasution
Abstrak
Pemerintah sebagai representasi negara memiliki kewajiban untuk memenuhi dan
memajukan hak warga negara atas pendidikan. Pemenuhan hak pendidikan tersebut
diyakini akan berdampak pada pemenuhan hak-hak dasar lainnya seperti hak sipil dan
politik. Pemerintah perlu menyelenggarakan pendidikan berbasis HAM melalui berbagai
strategi pendekatan, seperti misalnya mewujudkan pendidikan gratis, pendidikan inklusif,
dan metode pengajaran tanpa kekerasan.
PEMENUHAN HAK-HAK
ATAS PENDIDIKAN
P
bahasan dalam tulisan ini. Tulisan ini
endidikan adalah salah satu
akan lebih fokus berbicara tentang
hak dasar yang dimiliki
pemenuhan hak-hak atas pendidikan
oleh setiap warga. Dengan
oleh negara.
demikian, pendidikan merupakan
salah satu bentuk hak asasi yang Wacana tentang “Pendidikan
melekat pada setiap orang dan negara Berbasis HAM” di Indonesia dapat
wajib memenuhinya. Oleh karena dikatakan terlambat bergaung karena
itulah, berbicara mengenai pendidikan pada masa Orde Baru, dengan sistem
yang berbasis HAM berarti berbicara kekuasaan yang amat otoriter, perhatian
pendidikan ditinjau dari aspek hak, publik tidak tertuju ke sana, tapi lebih
bukan dari aspek filosofis, sosiologis, tertuju pada pemenuhan hak-hak sipil
apalagi metodologis. Penjernihan dan politik (Sipol). Maklum pada saat
pengertian semacam ini penting itu, dengan kekuasaan yang bercorak
mengingat ada banyak isu yang muncul militeristik, hak-hak sipil warga amat
dalam bidang pendidikan, tapi tidak lemah, seseorang dapat ditangkap dan
dipenjarakan kapan saja tanpa proses tersebut merupakan salah satu bagian
hukum yang jelas. Demikian pula hak dari penegakan HAM di negeri ini.
politik pun terkekang, kebebasan pers Saatnya, masyarakat tidak hanya perlu
dan berorganisasi tidak ada, partai memenuhi hak sipil dan politik saja,
politik hanya dikunci menjadi tiga saja, tapi juga hak Ekosob. Keduanya itu
yaitu Golkar, PPP, dan PDI. Wajar bila tidak perlu dipertentangkan mana yang
konsentrasi perjuangan pada masa lebih penting; karena keduanya sama-
Orde Baru itu lebih condong pada sama penting. Hanya saja, kadang
pemenuhan hak Sipol saja. Tapi pasca perwujudannya amat tergantung pada
reformasi politik, yaitu sejak Presiden situasi politik suatu negara, seperti
Suharto mundur pada tanggal 21 Mei sudah dijelaskan di atas.
1998, muncul perhatian baru pada
Rumusan tujuan pendidikan di
pemenuhan hak ekonomi, sosial, dan
sebuah negara selalu mengalami
budaya (Ekosob). Pendidikan termasuk
perubahan dari waktu ke waktu,
di dalamnya. Itu sebabnya perhatian
tergantung pada rezim yang berkuasa.
kita terhadap pemenuhan hak-hak
Tujuan pendidikan pada suatu
atas pendidikan atau pendidikan yang
masa akan menentukan ke arah
berbasis HAM itu jadi terlambat dan
mana anak didik dibawa ke masa
baru muncul sekarang.
depan. Haryatmoko berpandangan
1. Tujuan dan Fungsi Pendidikan bahwa tujuan pendidikan yang jelas
Pendidikan merupakan salah pada gilirannya akan mengarahkan
satu pilar utama untuk mewujudkan ke pencapaian kompetensi yang
masyarakat yang demokratis dan dibutuhkan serta metode pembelajaran
sejahtera. Sebab melalui pendidikan yang efektif sehingga akhirnya
yang baik itulah seseorang akan pendidikan akan bermanfaat bagi
dibukakan wawasannya, diteguhkan pengembangan kualitas kehidupan
keyakinan kemanusiaannya, serta manusia, kemandirian dan kebudayaan
dibukakan akses terhadap sumber- (Haryatmoko, 2008). Di samping itu,
sumber daya ekonomi yang mampu Bapak Pendidikan Nasional Indonesia,
membawa dirinya pada kemakmuran Ki Hajar Dewantara, sendiri pernah
dan kesejahteraan. Kesemuanya itu akan berkata, “Mendidik anak itulah
menjadi dasar untuk membangunan mendidik rakyat. Keadaan dalam hidup
tatanan kehidupan yang demokratis dan penghidupan kita pada zaman
dan menghargai kemanusiaan. Oleh sekarang, itulah buahnya pendidikan
karena itulah pemenuhan hak-hak yang kita terima dari orang tua pada
atas pendidikan yang dimiliki warga waktu kita masih kanak-kanak.”
menjadi tidak dapat ditawar lagi. Pada masa sebelum masuknya
Pemenuhan hak-hak atas pendidikan pengaruh Hindu ke negeri ini,
HAM agar mampu melahirkan orang- Contoh isi materi ajar yang tidak
orang yang menghargai HAM. Perlu berspektid pada HAM itu justru sering
disadari bahwa sampai saat ini banyak ditemukan dalam pelajaran di SD.
materi pelajaran kita dari SD hingga Bacaan di SD yang berbunyi : “Ini ibu
PT kurang memperhatikan substansi Budi, ini bapak Budi, Bapak Budi pergi
tentang HAM, terutama menyangkut ke kantor, ibu Budi memasak di dapur”
hak-hak Ekosob. Corak buku-buku itu jelas amat bias Jawa dan kelas
pelajaran kita masih sangat bias menengah (priyayi). Padahal jelas, di
Jawa, gender, dan kelas perkotaan; Papua, Maluku, atau NTT tidak dikenal
sehingga kurang mengadakomodasi dengan istilah “ibu” atau “bapak”.
persoalan-persoalan budaya di luar Nama “Budi” juga bukan nama
Jawa, pedesaan, dan pesisir. Ini sebagai yang popular bagi anak-anak yang
dampak dari keberadaan para penulis lahir dan asli sana. Dengan kata lain,
buku pelajaran yang terdiri dari orang- substansi materi pembelajaran tersebut
orang Jawa semua, tinggal di Jawa, dan sebetulnya mencerabut anak-anak
kurang memiliki pengalaman hidup di dari lingkungan budaya mereka sendiri
luar Jawa. akibat dari adanya kolonialisasi materi
Isi materi pembelajaran yang sangat dari Jawa. Kondisi yang demikian
bias Jawa, bias gender, dan bias kota jelas tidak sejalan dengan semangat
tersesebut secara sistematis tidak deklarasi HAM yang memberikan
memberikan ruang hidup bagi tumbuh kebebasan kepada setiap orang atau
dan berkembangnya budaya-budaya budaya setempat untuk berkembang
lokal yang dianut oleh suatu daedah sesuai dengan kodratnya.
atau komunitas. Bahkan bahasa ibu
pun tidak mendapatkan tempatnya lagi
3.2. Praksis Pendidikan yang
di sekolah-sekolah formal kita. Itulah
Mengekslusikan Pihak Lain
yang memunculkan keresahan pada
sejumlah kalangan mengenai ancaman Praksis pendidikan, atau mungkin
musnahnya bahasa-bahasa ibu di lebih mudah dimengerti sebagai
seluruh wilayah Indonesia, terutama proses (meskipun pengertiannya
di Indonesia bagian Timur yang setiap tidak sama persis) berkontribusi besar
komunitas memiliki bahasa komunitas terhadap pembentukan watak yang
sendiri. Boleh jadi, Bahasa Jawa, menghargai HAM atau tidak. Hal
Madura, Sunda, Minang, dan Batak yang amat sederhana tapi secara
merupakan bahasa ibu yang masih evolutif besar pengaruhnya terhadap
banyak penuturnya. Tapi selebihnya, sikap masyarakat dalam memandang
bahasa ibu tersebut makin kehilangan perbedaan adalah terlihat dari ucapan
penuturnya. salam dan doa di dalam kelas.
Pada masa saya sekolah pada keyakinan lain di luar agama formal
dekade 1970-an hingga awal decade yang ditentukan oleh pemerintah.
1980-an dan sampai masa akhir Orde Tapi sekarang, praksis pendidikan
Baru, salam yang diucapkan oleh yang seperti itu tidak ada lagi. Para
guru pada saat masuk/meninggalkan guru akan mengajak berdoa menurut
ruang kelas adalah “Selamat pagi/ agama mayoritas yang dianut oleh
siang/sore”, tergantung pada kondisi daerah tersebut, tanpa mempedulikan
waktunya. Ucapan salam tersebut bagaimana kondisi psikologi anak yang
sifatnya universal, dapat dimengerti berbeda agama, apalagi yang memiliki
oleh semua murid di dalam kelas keyakinan berbeda.
tersebut, meskipun mereka berbeda- Apa implikasi dari praksis pendidikan
beda agama dan latar belakang seperti di atas? Praksis pendidikan
budaya. kita secara sistematis mengajarkan
kita untuk melakukan eksklusivisme
Namun, sejak berakhirnya masa
dalam tindakan sehari-hari. Ketika
Orde Baru, ucapan salam itu berubah
ucapan salam dan berdoa itu menurut
menjadi mengacu pada idiom agama
agama mayoritas di daerah tersebut,
mayoritas yang dianut masyarakat
maka sesungguhnya ada pihak-pihak
setempat. Di daerah-daerah yang
yang merasa terekslusifkan, yaitu
mayoritas masyarakatnya beragama
para penganut agama minoritas atau
Islam akan mengucapkan salam
bahkan mereka yang menganut paham
“Assalamualaikum WW..”. Pada
Kepercayaan Kepada Tuhan Yang
daerah yang masyarakatnya beragama
Maha Esa, mereka menjadi orang lain
Kristen akan mengucapkan salam
dalam kelas tersebut. Perasaan sebagai
dengan kata “Syaloom”. Sedangkan di
orang lain itu terjadi terus menerus
daerah yang mayoritas masyarakatnya
sejak TK hingga Perguruan Tinggi.
beragama Hindu akan mengucapkan
Padahal, semestinya praksis pendidikan
“Om Swastyastu” atau kata penutup
itu justru harus menumbuhkan
“Om Santih, Santih Santih Om”.
inklusivisme di kalangan murid-murid.
Hal yang senada terjadi ketika Adalah suatu kekeliruan besar bila
guru mengajak berdoa kepada dalam lingkungan kelas/sekolah murid
murid-muridnya. Pada masa saya justru merasa tereksklusifkan oleh
sekolah dulu hingga awal dekade yang lain akibat dari praksis pendidikan
1990-an, guru selalu akan berkata: yang keliru. Dan ironisnya, praksis
“Mari kita berdoa menurut agama pendidikan seperti itu justru terjadi di
dan kepercayaan/keyakinan kita sekolah-sekolah negeri, suatu institusi
masing-masing”. Di sini jelas bahwa yang pada masa lalu (sejak awal
penghormatan juga diberikan kepada kemerdekaan hingga akhir Orde Baru)
mereka yang menganut kepercayaan/ menjadi institusi pendidikan yang
yang muncul dalam konsep pemenuhan yang berbeda dalam melihat masalah
hak atas pendidikan ini. Hambatan keyakinan, yaitu bahwa yang di luar
pemenuhan hak pendidikan yang sana itu sesat sehingga hak-haknya
disebabkan oleh kemiskinan, berbeda pun boleh diabaikan.
dengan hambatan yang disebabkan
Prinsip penyelenggaraan pendidikan
oleh faktor geografis, berbeda pula
nasional sebagaimana dirumuskan
dengan hambatan karena faktor
pada Pasal 4 ayat (1) UU Sisdiknas
fisik (difable) atau keyakinan (para
adalah “pendidikan diselenggarakan
penganut paham Aliran Kepercayaan
secara demokratis dan berkeadilan
kepada Tuhan Yang Maha Esa),
serta tidak diskriminatif dengan
atau faktor budaya, yang melihat
menjunjung tinggi hak asasi manusia,
laki-laki lebih diutamakan daripada
nilai keagamaan, nilai kultural, dan
perempuan atau sebaliknya. Adanya
kemajemukan bangsa.” Pasal ini
beberapa karakter persoalan itu pula
memberikan landasan yang kuat bagi
yang menuntut adanya perbedaan
penyelenggaraan pendidikan yang
pendekatan dalam penyelesaiannya.
berbasis pada HAM. Boleh jadi, pasal
Pendekatan yang paling sederhana
ini merujuk pada Pasal 60 UU No. 39
justru pada hambatan yang disebabkan
Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
oleh kemiskinan, karena solusinya
yang terdapat pada Bagian Kesepuluh
lebih jelas, yaitu menggratiskan
yang mengatur soal Hak Anak.
biaya pendidikan dan memberikan
Kebijakan tersebut menyatakan, “(1)
subsidi biaya hidup kepada mereka.
Setiap anak berhak untuk memperoleh
Tapi hambatan yang disebabkan
pendidikan dan pengajaran dalam
oleh faktor geografis, terutama ini
rangka pengembangan pribadinya
banyak terjadi di luar Jawa, tidak bisa sesuai dengan minat, bakat, dan
dipecahkan dengan satu pendekatan tingkat kecerdasannya; (2) Setiap
saja, seperti misalnya menggratiskan anak berhak mencari, menerima,
seluruh biaya operasional sekolah. dan memberikan informasi sesuai
Perlu ada pendekatan lain, yaitu dengan tingkat intelektualitas dan
menyediakan infrastruktur transportasi usianya demi pengembangan dirinya
yang mudah dijangkau (accessible), sepanjang sesuai dengan nilai-nilai
berikut sarananya yang baik. Dan yang kesusilaan dan kepatutan.”
lebih rumit lagi justru memenuhi hak Hak itu tidak hanya berlaku bagi
bagi mereka yang memiliki keyakinan anak-anak yang tidak mengalami
berbeda dengan warga pada hambatan fisik saja, tapi anak-anak yang
umumnya yang menganut agama mengalami hambatan fisik (difable)
formal. Hak mereka belum tentu dapat dan mental pun berhak memperoleh
terpenuhi, karena sering ada mindset pelayanan pendidikan yang memadai,
seperti yang diamanatkan dalam Pasal siswa difabel yang memiliki kebutuhan
54 UU tentang HAM yang menyatakan khusus tersebut. Penelitian mengenai
“Setiap anak yang cacat fisik dan praktik pelaksanaan pendidikan inklusi
atau mental berhak memperoleh pernah dilakukan di sekolah-sekolah
perawatan, pendidikan, pelatihan, formal inklusif di Yogyakarta. Dalam
dan bantuan khusus atas biaya negara, penelitian tersebut ditemukan berbagai
untuk menjamin kehidupannya sesuai hambatan dalam mewujudkan sekolah
dengan martabat kemanusiaan, inklusif.
meningkatkan rasa percaya diri, dan
Pertama, prinsip Kebhinneka-
kemampuan berpartisipasi dalam
tunggal-ikaan dalam sistem pendidikan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa
inklusi di Indonesia tidak tercermin
dan bernegara.”
dalam penyediaan sarana pendidikan
UU No. 23 Tahun 2002 tentang yang cenderung berorientasi pada
Perlindungan Anak (UU PA) semakin kebutuhan mayoritas siswa. Anak-
memberikan penegasan lagi mengenai anak dengan kebutuhan khusus
pentingnya pendidikan yang berbasis masih dianggap sebagai kelompok
pada HAM. Pasal 9 ayat (1) menyatakan minoritas dan kurang diperhatikan
“Setiap anak berhak memperoleh kebutuhannya. Kedua, para pengurus
pendidikan dan pengajaran dalam lembaga pendidikan dan para birokrat
rangka pengembangan pribadinya dan belum sepenuhnya memahami
tingkat kecerdasannya sesuai dengan konsep pendidikan inklusi. Ketiga,
minat dan bakatnya. Sedangkan program-program pendidikan di
ayat (2) berbunyi “Selain hak anak sekolah inklusif dan Anggaran
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Sekolah tidak merencanakan atau
khusus bagi anak yang menyandang memperhitungkan kebutuhan anak-
cacat juga berhak memperoleh anak difabel. Keempat, anak-anak
pendidikan luar biasa, sedangkan dengan kekurangan kecerdasan atau
bagi anak yang memiliki keunggulan kesulitan belajar yang ringan masih
juga berhak mendapatkan pendidikan dapat diterima di SD reguler. Akan
khusus.” tetapi, mereka pada umumnya tidak
Hak pendidikan untuk difabel diterima di SLTP atau SLTA. Kelima,
tercantum pada Pasal 24 Konvensi sebagian besar sekolah negeri yang
Internasional tentang Hak-Hak melaksanakan program inklusif tidak
Difabel (CRPD). Indonesia sendiri memiliki sistem deteksi dini untuk
telah menandatangani instrumen menilai kondisi fisik dan psikologis
tersebut pada tanggal 30 Maret 2007 siswa-siswanya.
lalu. Tidak sedikit sekolah yang telah Keenam, kurikulum sekolah dibuat
menerapkan pendidikan inklusi bagi oleh setiap sekolah dan terpusat
RIWAYAT HIDUP
DARMANINGTYAS
Yeni Rosdianti2
Abstract
The right to health is part of human rights. State has obligation to respect, protect,
and fulfill human rights. As a duty bearer, state has to assure that the right to health
1 Penulisan Ulang (Re-write) hasil Penelitian Penyusunan Naskah Akademik Rancangan Undang-Undang Pengesahan Konvensi
Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization), Framework Convention on Tobacco Control (Konvensi Kerangka Kerja
Pengendalian Tembakau), Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, tahun 2012.
2 Penulis Adalah Koordinator Tim Peneliti pada Penelitian Penyusunan Naskah Akademik Rancangan Undang-Undang Pengesahan
Konvensi Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization), Framework Convention on Tobacco Control (Konvensi Kerangka
Kerja Pengendalian Tembakau), Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, tahun 2012.
to citizen. Adressing this theme, the Government should use their authority in
making policies in order to control the tobacco in Indonesia.
Abstrak
I
ndustri tembakau di Indonesia panjang akibat konsumsi rokok telah
telah berjalan sejak dahulu. Dari berakibat pada menurunnya kesehatan
waktu ke waktu, produksinya masyarakat secara umum. Karena
semakin meningkat. Tahun 1970 dampak rokok ini tidak hanya dirasakan
tingkat produksi rokok sebesar 30 bagi perokoknya sendiri, tetapi juga oleh
Miliar batang, meningkat menjadi 270 orang-orang yang terpapar asap rokok
Miliar batang pada tahun 2011, terjadi (atau disebut juga sebagai perokok
peningkatan drastis sebesar 700% pasif). Belum lagi dampak ikutannya
dalam kurun waktu 40 tahun. berupa menurunnya kesejahteraan
Selama kurun—paling tidak— masyarakat diakibatkan oleh biaya
empatpuluh tahun di mana produksi mengkonsumsi rokok yang cukup
rokok meningkat berlipat ganda, tinggi.
permasalahan mulai muncul diakibatkan Negara sebagai pemegang
oleh dampak rokok bagi kesehatan. kewajiban (duty bearer) pemenuhan
Dampak jangka pendek dan jangka dan perlindungan Hak Asasi Manusia
Grafik 3: Prevalensi perokok remaja menurut Susenas 1995, 2001, 2004 dan
Riskesdas 2007
Grafik 4: Perokok usia 10 – 14 tahun Susenas 1995, 2001, 2004 dan Riskesdas
2007
37 % tahun 2010, meningkat 2 kali lipat dari 71.126 orang pada tahun
lipat. Sedangkan prevalensi perokok 1995 menjadi 426.214 orang pada
pada remaja perempuan adalah 0.3 % tahun 2007. Prevalensi perokok pada
pada 1995 menjadi 1,6 % pada 2010, masyarakat rentan dari tahun 2001-
meningkat 5 kali lipat. 2007 juga mengalami kenaikan yang
Dari data yang sama jumlah perokok cukup signifikan dengan tingginya
anak (usia 10 – 14) meningkat 6 kali tingkat pertumbuhan penduduk.
juta anak usia 0-4 tahun terpapar asap penyakit yang di akibatkan oleh
rokok. Sedangkan pada data GATS tembakau, antara lain adalah kanker
2011 menunjukkan jumlah perokok paru. Kanker paru telah menjadi
pasif sebanyak 133,3 juta terpapar asap penyebab utama kematian yang dapat
rokok di rumah. dicegah di dunia (Albert and Samet,
AROL/SHS atau lebih umum dikenal 2003). Pada populasi yang dicirikan
dengan perokok pasif diperkirakan oleh perilaku merokok yang sangat luas,
dapat menyebabkan 600.000 kematian dapat menyebabkan 90% kasus kanker
dini setiap tahunnya di dunia. Korban paru pada laki-laki dan 70% kasus
kematian tersebut dirasakan oleh pada wanita, dengan tingkat kematian
perokok pasif di mana 31% korbannya melebihi 85%. Suryanto (1989)
adalah anak-anak dan 64% korban menemukan bahwa risiko kanker paru
lainnya adalah perempuan (WHO, 7,8 kali lebih besar pada perokok aktif
2009). Di Indonesia, hampir 85% dibandingkan dengan bukan perokok.
rumah tangga terpapar dari asap Penyakit Paru Obstruksi Kronik
rokok (Depkes, 2007). Estimasi (PPOK). Sekitar 56-80% dari semua
perhitungannya adalah delapan penyakit pernapasan kronik disebabkan
perokok meninggal karena perokok oleh tembakau, termasuk bronchitis
aktif dan satu perokok pasif meninggal kronik dan emfisema. Karena bronchitis
karena terpapar asap rokok orang dikaitkan dengan kesakitan jangka
lain. Berdasarkan perhitrungan rasio panjang, konsekuensinya adalah beban
ini, maka sedikitnya 25.000 kematian biaya tinggi pada sistem kesehatan
dikarenakan paparan asap rokok orang dalam jangka panjang. Penyakit
lain. Jantung dan Pembuluh Darah (CVD).
Dewasa ini diperkirakan satu dari Secara global, tembakau bertanggung
dua perokok jangka panjang akan jawab untuk 22% seluruh penyakit
meninggal dunia. Faktor utama jantung dan pembuluh darah.
dalam memperkirakan besarnya beban Tembakau juga dihubungkan, dengan
penyakit antara penggunaan tembakau kejadian arteriosclerosis, hipertensi dan
dan terjadinya penyakit kronik gangguan pembuluh darah otak.
adalah lamanya penggunaan rokok. Dari informasi di atas, maka
Terdapat selang 20-25 tahun di antara upaya pengendalian penggunaan
dimulainya waktu kebiasaan merokok tembakau sangat diperlukan guna
dan mulai timbulnya penyakit, seperti menurunkan jumlah perokok dan
kanker paru. Bila lamanya penggunaan mencegah masyarakat dari kecanduan
rokok menjadi dua kali, insiden kanker kebiasaan merokok, sehingga mereka
paru meningkat sebanyak dua puluh terhindar dari penyakit-penyakit yang
kali (Stanley K:1993). Beberapa jenis sangat membahayakan. Pengendalian
Dari hasil penelitian yang dilakukan yang dikeluarkan untuk membeli rokok
oleh Balitbangkes Kementerian sebesar 138 Triliun rupiah (116 miliar
Kesehatan RI pada tahun 2010 USD) sehingga total kerugian ekonomi
didapatkan kematian akibat penyakit pada tahun 2010 sebesar 245,41 Triliun
yang terkait tembakau sebesar 190.260 rupiah (28,52 miliar USD) yang lebih
jiwa yang merupakan 12,7% dari tinggi daripada pendapatan cukai yang
total kematian pada tahun yang sama. diperoleh oleh pemerintah yaitu sebesar
Total tahun produktif yang hilang 55 Triliun rupiah (6,16 miliar USD).
karena tembakau yang disebabkan
oleh kematian prematur, kesakitan dan E. BEBERAPA KENDALA DALAM
disabilitas sebesar 3.533.000 tahun. PRAKSIS PENGENDALIAN
Jadi kehilangan secara makro ekonomi TEMBAKAU DI INDONESIA
tahun 2010 dengan perhitungan
pendapatan perkapita 3465 USD Meskipun secara teoritis dan
mencapai 12,24 miliar USD atau 105,3 empiris, bahaya rokok telah menjadi
Triliun. Total biaya rawat inap rumah kemafhuman bersama yang telah cukup
sakit karena penyakit yang terkait tersosialisasi di berbagai kalangan,
tembakau mencapai 1,85 Triliun rupiah kenyataannya permasalan yang
(0,21 miliar USD). Sedangkan untuk ditimbulkan oleh rokok tidak berhenti
rawat jalan mencapai 0,26 Triliun rupiah sampai di sini. Pergulatan mengenai
(0,03 miliar USD). upaya pengendalian tembakau sebagai
Dari penelitian yang sama, biaya bentuk pemenuhan dan perlindungan
pembelian rokok dengan asumsi 10 negara terhadap hak atas kesehatan
batang perkapita perhari maka biaya warga-nya, harus berhadapan dengan
industri besar yang berada di balik menjadi regulasi nasional ataupun lokal,
“sukses” konsumsi rokok di Indonesia. seperti Peraturan Pemerintah, Peraturan
Sampai dengan hari ini, Framework Menteri Bersama, di tingkat lokal
Convention on Tobacco Control seperti Peraturan daerah, peraturan
(FCTC) belum juga diaksesi oleh gubernur, peraturan walikota/bupati.
Pemerintah RI. Meskipun, pada saat Regulasi nasional ataupun lokal dinilai
pembuatan rancangan FCTC sampai sangat lemah karena masih tingginya
dengan jadinya, delegasi Indonesia tingkat konsumsi rokok dan semakin
ketika itu mengambil peran aktif dan rendahnya usia inisiasi merokok.
strategis. Namun karena tarik ulur yang Landasan hukum di atas tidak
berkepanjangan dan menjadi begitu cukup kuat dan memberikan jaminan
sarat muatan politis, membuat FCTC perlindungan kesehatan warga negara
belum juga diaksesi. Indonesia. Banyaknya negara lain
Adapun beberapa hal yang turut yang telah berhasil menekan tingkat
memberikan andil bagi lambatnya konsumsi rokok dengan meratifikasi
Pemerintah RI dalam mengambil hukum internasional khusus untuk
keputusan strategis pengendalian pengendalian jumlah konsumsi
tembakau, di antaranya: tembakau, yaitu FCTC. FCTC atau
Framework Convention on Tobacco
1. Komitmen Politik Control sering disebut sebagai kerangka
Walau ancaman penyakit akibat konvensi pengendalian tembakau telah
merokok sudah diketahui oleh khalayak membuktikan keberhasilannya dalam
umum dan bahkan para pemangku menekan jumlah konsumsi rokok
kebijakan, tetapi perlindungan kepada di berbagai negara. FCTC ini telah
masyarakat tidak dapat diberikan diratifikasi oleh 175 Negara dan hanya
secara maksimal. Penjaminan kesehatan 11 Negara yang belum meratifikasi
dan perlindungan warga negara dari FCTC, Indonesia menjadi salah satunya.
bahaya asap rokok belum dapat Salah satu contoh negara tetangga
diberikan oleh negara melalui hukum yang telah meratifikasi FCTC, Thailand,
yang komprehensif mengatur masalah berhasil melaksanakan Article 11 yang
kawasan tanpa rokok dan pembatasan tertera di FCTC dengan memberikan
konsumsi rokok. Instrumen hukum gambar dampak rokok bagi kesehatan
lokal atau tingkat nasional menjadi sebesar 50% di bungkus rokok pada
dasar untuk pengendalian konsumsi tahun 2006. Hal ini meningkatkan
rokok yang disebutkan dalam berbagai kesadaran perokok terhadap bahaya
Undang-Undang dari mulai UUD rokok dan meningkatkan keinginan
1945, UU Perlindungan HAM, UU mereka untuk berhenti merokok.
Kesehatan, UU Perlindungan Anak. Indonesia yang tidak meratifikasi
Dasar hukum di atas dikembangkan FCTC mengalami kerugian yang cukup
1. 1948 Deklarasi UN Universal Pasal 25: Setiap orang memiliki hak untuk mendapat-
pada Hak Asasi Manusia kan kehidupan untuk hidup layak dan sehat untuk
dirinya dan termasuk keluarga.
2. 1957 Perjanjian Roma Masyarakat Eropa diberikan mandat untuk mendapat-
kan derajat perlindungan kesehatan masyarakat yang
tinggi.
3. 1959 Konvensi UN untuk Hak Mempertahankan hak sehat untuk anak-anak.
Anak
4. 1966 Perjanjian Internasional Referensi memiliki hak untuk situasi kerja yang aman
untuk Ekonomi, Sosial dan sehat.
dan Hak Budaya
5. 1966 Perjanjian Internasional Pasal 19: Mempertahankan pembatasan kebebasan
pada Hak Sipil dan Politik berbicara dalam hal kesehatan publik.
(ICCPR)
6. 1979 Konvensi untuk Meng- Pasal 11: Mempertahankan hak kesehatan untuk
hilangkan Diskriminasi perempuan, termasuk hak dalam perlindungan
Perempuan (CEDAW) kesehatan dan keamanan saat bekerja.
7. 1995 World Trade Organization Pembukaan: Diganti dengan Kesepakatan Umum 1947
(WTO) pada Tarif dan Perdagangan (GATT). Secara umum,
liberalisasi perdagangan, tanpa perlindungan, dapat
meningkatan penggunaan tembakau di negara ber-
pendapatan rendah dan menengah.
8. 1995 Perjanjian WTO terhadap Memperbolehkan anggota WTO dapat mengadopsi
Perdagangan yang ber- program yang dibutuhkan untuk melindungi kesehatan
hubungan dengan Aspek masyarakat
Intellectual Property
Rights (TRIPS)
9. 1995 Perjanjian WTO pada Memperbolehkan anggota WTO untuk memastikan
Hambatan teknis pada bahwa semua peraturan teknis tidak lebih dari perda-
Perdagangan (Perjanjian gangan terbatas yang diperlukan untuk mendapat-
TBT) kan tujuan yang sah seperti perlindungan kesehatan
manusia.
10. 1995 WTO General Agreement Menyatakan bahwa tidak akan ditafsirkan untuk
on Trade and Services melindungi dari adopsi atau penegakan tindakan yang
(GATS) dibutuhkan untuk melindungi manusia, hewan atau
tanaman hidup atau kesehatan.
11. 1995 Perjanjian WTO pada Mencakup semua produk pertanian, termasuk tem-
Pertanian bakau, dan semua akses pasar, dukungan domestik dan
subsidi ekspor.
12. 1995 Perjanjian WTO pada Digunakan untuk subsidi tembakau mentah dan mem-
Subsidi dan pengukuran berikan anggota WTO alur untuk mencari menghilang-
tandingan (SCM) kan subsidi atau memberikan tugas-tugas tandingan.
13. 2003 Norma-norma UN pada Perusahaan transnasional dan bisnis lainnya tidak di-
tanggung jawab ats peru- perbolehkan untuk “memproduksi, mendistribusi, me-
sahaan transnasional dan masarkan atau mengiklankan produk yang berbahaya
perusahaan bisnis lainnya atau memiliki potensi yang berbahaya saat digunakan
yang berhubungan deng- oleh konsumen”
an Hak Asasi Manusia
14. 2005 WHO Kerangka Kon- Perjanjian yang berisi sepenuhnya mengenai pengen-
vensi pada Pengendalian dalian tembakau.
Tembakau (Framework
Convention on Tobacco
Control)
15. 2011 Pertemuan UN Tingkat • Hanya 28 sesi khusus sejak 1945, dan sebelumnya
Tinggi pada Penyakit ada satu sesi tentang kesehatan (AIDS).
Tidak Menular • 34 pemimpin dunia menghadiri pertemuan.
(NCDs) • Persetujuan untuk menghadapi permasalahan
besar dunia , NCDs, telah disetujui oleh semua
anggota dunia.
• Aliansi NCD terbentuk dari empat federasi yang
menyatukan lebih dari 2.000 organisasi
Langkah selanjutnya:
• WHO, sebagai sekretariat, mempersiapkan
langkah selanjutnya (termasuk rekomendasi untuk
target global, merencanakan untuk melakukan
aliansi dengan agen-agen UN, dsb)
• Negara-negara untuk mengembangkan kebijakan
NCD pada tahun 2013
• Masyarakat sipil mendukung dengan berbagai cara
adiktif yang penggunaannya dapat anak bermain; (4) tempat ibadah; (5)
menimbulkan kerugian bagi dirinya angkutan umum; (6) tempat kerja; dan
dan/atau masyarakat sekelilingnya. (7) tempat umum dan tempat lainnya
Pada UU No.23 Tahun 1992, yang ditetapkan. Pada penjelasan
tembakau secara implisit tidak disebutkan bahwa khusus tempat kerja
disebutkan sebagai zat adiktif pada (6) dan tempat umum serta tempat
pasal 44 ayat 1-3, yaitu: lainnya (7) dapat menyediakan tempat
(1) Pengamanan penggunaan bahan khusus untuk merokok.
yang mengandung zat adiktif Turunan dari UU No.23 Tahun 1992
diarahkan agar tidak mengganggu adalah Peraturan Pemerintah (PP) No.
dan membahayakan kesehatan 81 Tahun 1999 mengenai Pengamanan
perorangan, keluarga, masyarakat, Rokok bagi Kesehatan. PP No.81 tahun
dan lingkungannya. 1999 mengamankan rokok dengan
(2) Produksi, peredaran, dan pengaturan: kadar kandungan nikotin
penggunaan bahan yang dan tar; persyaratan produksi dan
mengandung zat adiktif harus penjualan rokok; persyaratan iklan dan
memenuhi standar dan atau promosi rokok; dan penetapan kawasan
persyaratan yang ditentukan tanpa rokok. Akan tetapi, pada PP No.
(3) Ketentuan mengenai pengamanan 81 ini tidak mendukung penjaminan
bahan yang mengandung zat adiktif warga negara mendapatkan kesehatan
sebagaimana dimaksud dalam ayat yang paling tinggi dan hak perlindungan
(1) dan ayat (2) ditetapkan dengan dari bahaya asap rokok untuk
Peraturan Pemerintah. perempuan, wanita hamil dan anak-
anak. Hal ini dapat dibuktikan dengan
Oleh karena itu, perubahan UU pada beberapa kelemahan perlindungan
tahun 2009 ini telah meningkatkan hukum, yaitu tidak adanya pelarangan
perlindungan kesehatan warga negara penjualan kepada anak-anak di bawah
Indonesia terhadap bahaya rokok. 18 tahun dan diperbolehkannya
Penjaminan hak kesehatan dan hak penjualan rokok dengan mesin layan diri
perlindungan perempuan dan anak- di beberapa tempat. Selain itu, kawasan
anak disebutkan juga pada UU No.36 dilarang merokok di angkutan umum,
Tahun 2009 ini pada pasal 115 dan hanya dipisahkan saja dan berada di
pasal 199 ayat (2) mengenai Kawasan tempat angkutan yang sama serta hanya
Tanpa Rokok dan ketentuan pidana jika dilengkapi dengan alat penghisap udara
melanggarnya. Kawasan Tanpa Rokok di kawasan merokoknya.
yang dimaksud, terdiri dari (1) fasilitas Perubahan dan penambahan PP
pelayanan kesehatan; (2) tempat No.81 Tahun 1999 menjadi PP No.38
proses belajar mengajar; (3) tempat
Tahun 2000 yang tidak berpihak dalam
Badan Pusat Statistik. 2011, Keadaan Fichtenberg CM dan Glantz SA. 2002.
Angkatan Kerja di Indonesia (Sakernas) Effect of smoke-free workplaces on
1996-2011. Jakarta : BPS. smoking behavior: systematic review.
Britis Medical Journal, 325(7357):188.
Badan Pusat Statistik. 2006. Survey
Sosial Ekonomi Nasional (Susenas). FIK Uhamka, 2007, Studi Dampak
Jakarta : BPS. Keterpajanan Iklan Rokok dan Kegiatan
yang Disponsori Industri rokok terhadap
Barber, S., dkk. 2008, Ekonomi Tembakau aspek kognitif, afektif dan Perilaku
di Indonesia. Paris: International Union Merokok Remaja, Jakarta : Uhamka
Against Tuberculosis and Lung Disease.
Global Smoke Free Partnership. 2009.
Bonat, C., ‘European Court of Human Global Voices Status Report 2009
Rights’, the Federalist Society for Law Rebutting Tobacco Industry Winning
and Public Studies Smoke Free Air. dalam http://www.
globalsmokefreepartnership.org/
British Medical Association (BMA).
ficheiro/GV_report_09.pdf dunduh 16
2004. Smoking and Reprodutive Life.
Mei 2011.
Dalam http://www.bma.org.uk/images/
smoking_tcm4121289.pdf diunduh Heather Wipfli, dkk., 2008, Secondhand
November 3, 2010. Smoke Exposure Among Women and
Children: Evidence From 31 Countries,
Center for Disease Control and
American Journal of Public Health | April
Prevention, Smoking and Tobacco Use,
2008, Vol 98, No. 4
dalam http://www.cdc.gov/tobacco/
global/gtss/index.htm diakses 10 Juli International Agency for Research
2012 on Cancer. 2004. IARC Monographs
consumption. Journal of Health Semba, R. D., Pee, D. S., Sun, K., Best,
Econonomics, 19:1117–1137. M. C., Sari, M., & Bloem, M. W. 2008.
Paternal Smoking and Increased Risk of
Saffer H. 2000. Tobacco advertising Infant and Under-5 Child Mortality in
and promotion. In: Jha P, Chaloupka Indonesia. AM J Public Health, 98 (10),
FJ, eds. Tobacco Control In Developing 1824-1826.
Countries. Oxford : Oxford University
Press. Shafey, O., Eriksen, M., Ross, H., &
Mackay, J. 2009. The Tobacco Atlas,
SEARO WHO. 2009. Indonesia (Ages 3rd Edition. Atlanta : American Cancer
13-15) Global Youth Tobacco Survey Society.
(GYTS) Fact Sheet. Dalam: http://
www.searo.who.int/LinkFiles/GYTS_ Shibuya K, Ciecierski C, Guindon E,
IndonesiaFactsheet2009.pdf dunduh Bettcher D, Evans D and Murray C.
26 November 2010, 2003. WHO Framework Convention
on Tobacco Control: development of
South East Asia Tobacco Control an evidence based global public health
Alliances, Health Warning Labels on treaty. BMJ 327;154-157.
Brunei Cigarette Packs to be Asia’s
Biggest, dari http://www.seatca.org/ Soewarta Kosen, 2012. Current Burden
And Economic Costs of Major tobacco
index.php?option=com_content&vie
Attributed Diseases in Indonesia.
w=article&id=1170:health-warning-
Presentasi pada the 15th WCTOH, 24
labels-on-brunei-cigarette-packs-to-be-
– 25 March 2012, Singapore.
asias-biggest&catid=123:general-news
diakses pada 13 Juli 2012 Soewarta Kosen,. 2009. Beban biaya
kesehatan penyakit akibat rokok.
SEATCA, 2010. Health warning labels
Jakarta : Kementrian Kesehatan.
on Brunei cigarette packs to be Asia’s
Puslitbang Kemenkes RI.
biggest, dalam http://www.seatca.org/
index.php?option=com_content&vie Stanley K. 1993. Control of Tobacco
w=section&layout=blog&id=22&Item Production and Use. pp 703-724 dalam
id=76 diakses 15 Juli 2012. Jamison DT, Mosley WH, Measham AR,
& Bobadilla JL (Eds). Disease Control
SEATCA, 2007. Prottecting the Right to
Priorities in Developing Countries.
Life, Bangkok : SEATCA
Oxford : Oxford University Press.
RIWAYAT HIDUP
Yeni Rosdianti
Yeni Rosdianti, lahir di Jakarta, 15 Maret 1975. Studi S1 di jurusan ilmu administrasi
FISIP UI (lulus 1999) dan Jurusan S2 Hukum Tata Negara Universitas Indonesia
(lulus 2008). Bekerja sebagai Peneliti pada Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Sejak
2004.
Pendekatan Berbasis
HAM dalam Penanganan
Bencana: Kasus Erupsi
Gunung Merapi
Abstract
This paper examines the relationship between human rights, power dynamics,
and the interaction among the stake holders associated with the rehabilitation
and reconstruction policy after Mount Merapi eruption that occurred in 2010.
The rehabilitation and reconstruction policy is very fundamental in the process of
rebuilding the affected people’s livelihoods and increase community resilience to the
disasters, hence human rights-based approach has very important role in ensuring
community participation and empowerment (rights holder) and enforcement the
principle of non-discrimination and accountability of the state (duty bearers).
Human rights-based approach serves to address, redress, and provide solutions to
the human rights issues during the disaster assistance so as to assist stake holders to
formulate and implement an effective, sustainable, and accountable rehabilitation
and reconstruction policy.
1 Staf Biro Penegakan HAM, Komnas HAM, alumnus Universitas Brandeis USA, alumnus Harvard Summer School 2011
dan Associate Student pada tahun 2011-2012 di Massachusetts Institute of Technology (MIT).
Abstrak
Tulisan ini menguji hubungan antara hak asasi manusia, dinamika kekuatan,
dan interaksi di antara para pemangku kepentingan terkait dengan kebijakan
rehabilitasi dan rekonstruksi pasca erupsi Gunung Merapi yang terjadi pada tahun
2010. Kebijakan rehabilitasi dan rekonstruksi adalah bagian yang sangat mendasar
dalam proses untuk membangun kembali penghidupan, mata pencaharian, dan
meningkatkan daya tahan masyarakat terhadap bencana, maka pendekatan
berbasis hak asasi manusia berperan sangat penting untuk memastikan adanya
partisipasi dan pemberdayaan individu dan masyarakat (penyandang hak) dan
ditegakkannya prinsip non-diskriminasi dan akuntabilitas penyelenggara negara
(pengemban kewajiban). Pendekatan berbasis hak asasi manusia berfungsi
untuk mengatasi, memulihkan, dan memberikan solusi terhadap isu-isu hak asasi
manusia dalam penanganan bencana sehingga mampu membantu para pemangku
kepentingan untuk merumuskan dan mengimplementasikan kebijakan rehabilitasi
dan rekonstruksi yang efektif, berkelanjutan, dan akuntabel.
Pendekatan Berbasis
HAM dalam Penanganan
Bencana: Kasus Erupsi
Gunung Merapi
E
rupsi Gunung Merapi Keputusan Presiden Nomor 16 Tahun
terjadi beberapa kali pada 2011 tentang pembentukan Tim
tanggal 26 Oktober sampai Koordinasi untuk Program Rehabilitasi
5 November 2010. Erupsi terbesar dan Rekonstruksi pasca Erupsi Gunung
dalam seabad terakhir ini berdampak Merapi di Provinsi DIY dan Jateng
luar biasa terhadap sekitar sembilan untuk tahun 2011-2013. Program
desa di Provinsi Daerah Istimewa tersebut terdiri atas lima sektor utama,
Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah, yaitu perumahan dan infrastruktur
meluluhlantahkan 2.856 rumah, permukiman, infrastruktur publik,
melukai 453 orang, menewaskan sosial, ekonomi, dan lintas sektor,
339 orang, dan nilai kerugian sosial dengan total anggaran yang
ekonomi mencapai Rp 3,5 triliun.2 dikucurkan sebesar Rp1,3 triliun.
Tujuannya adalah untuk membangun
2 BNPB (2011). Rencana Aksi Rehabilitasi dan
Rekonstruksi Wilayah Pasca Bencana Erupsi kembali penghidupan masyarakat dan
GunungMerapi di Provinsi DI. Yogyakarta dan
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011-2013. BNPB,
meningkatkan daya tahan masyarakat
Jakarta. terhadap erupsi di masa mendatang,
masyarakat setempat, Gunung Merapi sangat cepat dan skala letusan yang
adalah bagian dari Kraton Yogyakarta luar biasa. Pada tanggal 25 Oktober
yang dijaga oleh roh-roh halus. Raja 2010, BPPTK menetapkan status
Yogyakarta mengangkat abdi dalem “Awas” di mana sekitar 40.000 orang
dari tokoh masyarakat setempat sebagai yang tanggal dalam radius 10 km
juru kunci Gunung Merapi. Masyarakat dari kawah Gunung Merapi untuk
setempat percaya bahwa juru kunci mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Gunung Merapi memiliki kemampuan Satu hari kemudian, 26 Oktober 2010,
untuk memprediksi aktivitas Gunung Gunung Merapi meletus sehingga
Merapi. Mbah Maridjan adalah juru menewaskan 28 orang, termasuk Mbah
kunci Gunung Merapi sejak tahun 1982 Maridjan. Letusan kedua pada tanggal
hingga tewas oleh letusan gunung 3 November 2010 menewaskan lebih
yang dengan setia dijaganya pada banyak orang dan mengubur beberapa
tahun 2010. Mbah Maridjan ditunjuk dusun. Letusan terbesar terjadi pada
langsung oleh almarhum Sri Sultan 5 November 2010 yang membakar
Hamengku Buwono IX. Pada tahun wilayah hingga radius 18 km dari puncak
2011, Sri Sultan Hamengku Buwono X sehingga zona bahaya diperluas sampai
menunjuk putra Mbah Maridjan, Asih, 20 km sehingga 350.000 orang harus
dengan gelar Mas Anom Suraksosihono diungsikan. Masyarakat yang paling
Bekel, sebagai juru kunci Gunung terdampak adalah 2.856 keluarga di
Merapi. sembilan desa karena kehilangan tempat
Sebelum GunungMerapi meletus, tinggal dan penghidupan mereka.
pemerintah telah beberapa kali Dampak ekonomi dan kerusakan secara
mengadakan pertemuan dengan total adalah sekitar Rp 3,5 triliun, terdiri
masyarakat untuk menjelaskan atas perumahan, infrastruktur publik,
perkembangan aktivitas Gunung sosial, ekonomi dan multi-sektor.
Merapi dengan tujuan untuk
membangun kesiapsiagaan sejak dini. PENDEKATAN BERBASIS HAM:
Sebelum Gunung Merapi meletus, ada PEMBANGUNAN DAN BENCANA
indikasi awal yang memungkinkan ALAM
masyarakat untuk mempersiapkan
diri dan mengungsi sementara untuk Kantor Komisioner Tinggi Hak Asasi
menghindari situasi yang berbahaya. Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa
Pemerintah menetapkan aktivitas (OHCHR) menegaskan keterkaitan
vulkanik Gunung Merapi dalam yang erat antara hak asasi manusia
beberapa tingkat, yaitu aktif, waspada, dan bencana, di mana dampak
siaga, dan awas. Namun, letusan dari bencana telah meningkatkan
Gunung Merapi pada tahun 2010, kerentanan di dalam masyarakat dan
perubahan tingkat aktivitas berubah mengurangi kondisi penikmatan hak
asasi manusia.13 Oleh karena itu, hak memfasilitasi proses pemberdayaan bagi
asasi manusia sangat penting dalam masyarakat miskin dan terpinggirkan.16
setiap tahap penanganan bencana, dari Pada akhirnya, pendekatan berbasis
mitigasi, penyelamatan, pemulihan, dan hak asasi manusia bertujuan untuk
rekonstruksi. Hak asasi manusia tidak menciptakan kondisi di mana setiap
hanya penting untuk pemenuhan hak- orang bisa hidup bermartabat dan damai
hak dasar, seperti air, pangan, tempat sehingga dapat mengembangkan aset,
tinggal, obat-obatan, tetapi juga potensi, dan kemampuannya secara
untuk melindungi orang-orang dari penuh.17Pendekatan berbasis hak
segala bentuk pelanggaran hak asasi asasi manusia menempatkan rakyat
manusia, seperti perdagangan manusia, sebagai agen pembangunan di mana
pelecehan seksual, diskriminasi, dan pembangunan adalah sarana untuk
pengabaikan atas partisipasi dan akses memberdayakan rakyat dan untuk
atas informasi.14 membangun kapasitas rakyat dalam
Pendekatan berbasis hak asasi mempengaruhi kebijakan publik dan
manusia adalah pengakuan eksplisit mengklaim hak-haknya.18 Pendekatan
dari kerangka normatif yang mengikat berbasis hak asasi manusia adalah proses
secara hukum berkaitan dengan hak- untuk mengubah relasi kekuasaan
hak, tugas, tanggung jawab, dan dengan menciptakan kondisi yang
akuntabilitas yang mengintegrasikan memungkinkan orang untuk semakin
norma, standar, dan prinsip-prinsip mengenal dan menegaskan hak-hak
hak asasi manusia internasional ke mereka, dan mempergunakan secara
dalam rencana, kebijakan, dan proses efektif pengetahuan, sumber daya,
pembangunan.15 Pendekatan berbasis dan kemampuannya untuk terlibat
hak asasi manusia dijalankan dengan dalam proses pengambilan keputusan
membangun kapasitas penyandang yang berdampak pada kehidupannya
hak dalam mengklaim hak-haknya sehingga dapat hidup secara lebih
dan kemampuan pengemban tugas bermartabat.19
untuk memenuhi kewajibannya melalui Perbedaan antara pendekatan
analisis kebijakan, advokasi, capacity tradisional, pendekatan berbasis
building, dan untuk membantu
16 Rand, Jude and Watson (2007). Rights-based
Approaches: Learning Project. Boston: Oxfam
13 Abebe, A. M. (2011). Special Report-Human Rights America and CARE USA.
in the Context of Disasters: The Special Session 17 Ibid.
of the UN Human Rights Council on Haiti. Journal of 18 Jochnick, Chris and Garzon Paulina (2002). Rights-
Human Rights, 10(1), 99-111. based Approaches to Development: An Overview
14 Ibid. of the Field. A paper prepared for CARE and Oxfam-
15 Jochnick, Chris and Garzon Paulina (2002). Rights- America funded bythe Ford Foundation.
based Approaches to Development: An Overview 19 Boesen, Jakob Kirkemman and Martin Tomas
of the Field. A paper prepared for CARE and Oxfam- (2007). Applying a Rights-based Approach: An
America funded bythe Ford Foundation. Inspirational Guide for Civil Society. Copenhagen:
Danish Institute for Human Rights.
kebutuhan, dan pendekatan berbasis hubungan antara hak asasi manusia dan
hak asasi manusia adalah sebagai penanganan bencana alam.21 Pedoman
berikut: 20 Operasional IASC berdiri di atas
nilai-nilai dasar bahwa masyarakat yang
Sphere tahun 2011 memasukkan peran mendasar dan tidak dapat dikurangi
penting dari negara dalam penanganan dalam kondisi apapun dan/atau
bencana. Prinsip-prinsip perlindungan untuk alasan apapun. Kategori hak
di dalam Proyek Sphere adalah sebagai ini terdiri atas hak untuk hidup, hak
28 Ibid.
27 Ibid.
29 Ibid.
Tabel 3. Kewajiban dan peran para pemangku kepentingan dalam respon kemanusiaan
bijaksana dan kontra produktif dengan Isu penting lainnya adalah usulan untuk
maksud dari kebijakan rehabilitasi mendirikan Kawasan Strategis Nasional
dan rekonstruksi. Pemerintah harus TNGM yang diproses tanpa partisipasi
meningkatkan dialog dan menjaga masyarakat dan tidak transparan.
hubungan baik dengan masyarakat. Dengan demikian, untuk mencegah
Gubernur DIY menggarisbawahi potensi masalah lebih lanjut atas usulan
pentingnya dialog terus menerus ini, pemerintah harus berkomunikasi
dengan masyarakat. Kebijakan ini harus dan berkonsultasi dengan masyarakat
diterjemahkan ke dalam program oleh dan stake holder terkait (LSM / media).
jajaran pemerintahan daerah untuk Kewajiban untuk memenuhi
terus membangun saling pengertian hak asasi manusia tercermin dalam
antara pemerintah dan masyarakat. Rencana Aksi RR Gunung Merapi yang
Sedangkan atas kewajiban menjelaskan bahwa dalam waktu tiga
untuk melindungi, seorang warga tahun (2011-2013), rekonstruksi akan
dikriminalisasi oleh petugas Taman selesai dengan beberapa indikator
Nasional Gunung Merapi (TNGM). Oleh output, dan hasil. Namun, rencana aksi
karena itu, BNPB harus menetapkan tersebut tidak menunjukkan indikator
kebijakan yang lebih komprehensif output, dan hasil yang memadai untuk
dan meminta otoritas taman nasional pengembangan kapasitas manusia dan
atau institusi lainnya untuk mendukung aspek sosial ekonomi. Kewajiban untuk
proses pemulihan warga dengan cara mengambil langkah yang diperlukan
menghindari tindakan hukum yang akan dengan menggunakan sumber daya
mempengaruhi kebijakan rekonstruksi secara maksimum mengharuskan
secara keseluruhan. Selain itu, karena pemerintah untuk mengambil tindakan
rekonstruksi akan berlangsung sampai yang diperlukan untuk memenuhi hak
2013, negara seharusnya membuat asasi manusia, seperti merealisasikan
peraturan yang mampu melindungi perumahan secara cepat, memulihkan
warga dari setiap potensi pelanggaran mata pencaharian, dan menyediakan
hak asasi manusia, seperti kegiatan fasilitas kesehatan. Namun, kewajiban
penambangan pasir yang sebagian ini tidak ditampilkan secara memadai
besar dioperasikan oleh perusahaan- dan jelas dalam kebijakan rekonstruksi.
perusahaan besar. Penambangan pasir
adalah isu utama di sekitar Gunung E. Analisis pengaruh eksternal
Merapi karena pasca erupsi, Gunung
Merapi menghasilkan pasir berkualitas Beberapa organisasi internasional,
tinggi yang dijual di luar daerah. seperti UNDP dan UNOCHA,
Pemerintah harus mampu mengelola mempunyai program untuk
sumber daya pasir yang berlimpah untuk meningkatkan koordinasi antar para
mendukung proses pemulihan warga. pemangku kepentingan, membangun
berkomunikasi secara efektif dan dalam tujuan dari kebijakan rehabilitasi dan
membangun partisipasi masyarakat. rekonstruksi dengan implementasinya,
Menurut Undang-Undang tentang dikarenakan oleh beberapa hal.
Perumahan dan Permukiman, mereka Pertama, pengabaian hak masyarakat
yang tinggal di “daerah terlarang” untuk berpartisipasi. Kebijakan relokasi
bisa dipidanakan. Padahal, masyarakat dirumuskan secara sepihak oleh
kembali ke daerahnya adalah pemerintah pusat dan daerah sehingga
sebagai akibat lambannya kebijakan gagal menangkap perspektif dan aspirasi
rekonstruksi. Kebijakan rekonstruksi masyarakat. Negara telah mengabaikan
dimulai pada 23 Juli 2011, sedangkan hak untuk berpartisipasi yang dijamin di
masyarakat mulai membangun kembali dalam Kovenan Internasional Hak Sipil
rumah dan mata pencaharian mereka dan Politik (ICCPR) pada Pasal 25 (a)
pada bulan Februari 2011. Di samping dan (b) yang akibatnya menghasilkan
itu, minimnya penyediaan kebutuhan kebijakan relokasi yang tidak legitimate
dasar di tempat hunian sementara di mata masyarakat. Dikarenakan
dan tidak adanya partisipasi dan akses kebijakan rehabilitasi dan rekonstruksi
terhadap informasi sejak proses awal akan berlaku hingga tahun 2013,
kebijakan rekonstruksi dirumuskan. negara harus memperbaiki kebijakan
Kesenjangan antara kebijakan dan rehabilitasi dan rekonstruksi dengan
kebutuhan masyarakat menyebabkan partisipasi masyarakat secara substansial
diskriminasi dan konflik yang dan bermakna dalam setiap langkah
menghambat kebijakan rekonstruksi proses perumusan kebijakan. Partisipasi
dan tujuan dari pengurangan resiko yang berarti akan menciptakan rasa
bencana yaitu meminimalkan dampak kepemilikan yang kuat atas sebuah
serta korban dan membangun kembali kebijakan publik karena masyarakat
kehidupan masyarakat secara lebih baik berkontribusi dan memutuskan
dan lebih kuat. Selain itu, kurangnya kebijakan tersebut sehingga dengan
koordinasi antar instansi pemerintah demikian mempunyai tanggung jawab
juga menciptakan kebijakan yang untuk melaksanakan, memantau, dan
tidak efektif dan inefisiensi anggaran mengevaluasinya.
yang menyebabkan lemahnya kinerja Kedua, negara juga mengabaikan
negara dalam memenuhi hak-hak dasar hak atas informasi yang sangat penting
masyarakat.berkembang. untuk menciptakan kebijakan yang
transparan dan akuntabel. Hak atas
KESIMPULAN informasi dijamin dalam UUD 1945 di
dalam Pasal 28 (f) dan UU No. 39 Tahun
Sebagai kesimpulan, terdapat 1999 tentang HAM di dalam Pasal 14.
kesenjangan yang lebar antara Masyarakat berhak untuk mengetahui
setiap kebijakan publik karena akan ini harus diterjemahkan secara tepat
mempengaruhi kehidupan dan masa sesuai dengan konteks peristiwanya,
depan mereka. Oleh karena itu, negara di mana masyarakat kembali pulang ke
wajib untuk memberikan informasi dan dusunnya adalah bukan dengan tujuan
berkonsultasi dengan masyarakat dalam atau niat untuk melanggar hukum,
setiap proses pembuatan kebijakan namun untuk mempertahankan hidup
rehabilitasi dan rekonstruksi. Meskipun dan penghidupan mereka. Hak untuk
Peta KRB Gunung Merapi adalah produk mengejar taraf kehidupan yang lebih
yang sangat teknis, namun masyarakat baik dijamin di dalam Undang-Undang
berhak untuk mengetahui dan diajak No. 39 Tahun 1999 tentang HAM
berkonsultasi karena peta tersebut di Pasal 9 ayat (1) dan (2). Selain itu,
mengakibatkan perubahan pola hidup meskipun pemerintah tahu bahwa
dan berdampak atas kehidupan dan masyarakat secara bergelombang
masa depan masyarakat. kembali ke tanah mereka, namun
Ketiga, proses pembuatan kebijakan pemerintah mengabaikan dan tidak
rehabilitasi dan rekonstruksi yang terlalu ada upaya untuk menangguhkan
sentralistis dan birokratis. Hal ini jelas kegiatan masyarakat yang mem-
ditunjukkan dengan konsep “hidup bangun rumahnya sejak Februari
harmonis dengan bencana” yang 2011. Kebijakan pemerintah yang
mengabaikan pandangan pemerintah menetapkan beberapa dusun sebagai
daerah sehingga pemerintah daerah, “daerah terlarang” sangat terlambat
seperti diungkapkan oleh Gubernur karena masyarakat sudah menetap
DIY tidak mampu untuk menjelaskan dan mendirikan rumahnya beberapa
konsep ini ke masyarakat, apalagi bulan sebelum kebijakan tersebut
menerapkannya. Pemerintah ber- diputuskan. Kebijakan rehabilitasi dan
alasan bahwa justifikasi untuk tidak rekonstruksi baru secara resmi dimulai
mendukung dan melakukan diskriminasi pada tanggal 23 Juli 2011, sementara
kebijakan terhadap masyarakat yang proses rehabilitasi dan rekonstruksi
menolak relokasi adalah amanat dari berbasis masyarakat telah dimulai sejak
Undang-Undang tentang Perumahan Februari 2011.
dan Permukiman dan Undang-Undang Selanjutnya, Rencana Aksi Reha-
tentang Penataan Ruang. Padahal, bilitasi dan Rekonstruksi Pasca
Undang-Undang tentang Perumahan Erupsi Gunung Merapi tidak secara
dan Permukiman baru secara resmi memadai menunjukkan komitmen
berlaku sejak Januari 2011 sehingga dan kewajiban negara untuk me-
masih membutuhkan langkah-langkah menuhi hak masyarakat atas
lebih lanjut untuk pelaksanaan di tingkat perumahan, pendidikan, kesehatan,
lokal. Oleh karena itu, undang-undang dan penghidupan sosial dan ekonomi.
RIWAYAT HIDUP
Mimin Dwi Hartono
Pendidikan:
Pengalaman:
Pelatihan:
Training on UPR and Public Participation, Denmark, 2012
Training on Peace Building, Amerika Serikat, 2011
Training on Humanitarian Law and Human Rights, Bangkok, 2007
KONFIGURASI PERTARUNGAN
ABOLISIONISME VERSUS RETENSIONISME
DALAM DISKURSUS KEBERADAAN
LEMBAGA Pidana mati
DI TINGKAT GLOBAL DAN NASIONAL
Saharuddin Daming
Abstrak
Menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan hak asasi manusia (HAM) atau sebaliknya
menegakkan HAM berbasis hukum dan keadilan merupakan cita-cita masyarakat
demokratis. Namun harapan tersebut belum dapat terwujud secara penuh akibat
tantangan secara multi dimensional datang silih berganti. Salah satu persoalan HAM
versus keadilan yang kini menjadi polemik besar adalah pidana mati. Isu ini membelah
pendapat publik antara pro dan kontra dengan masing-masing argumentasi disandarkan
pada dalil yang bersifat rasional dan empiris.
Kubu yang menolak pidana mati, merujuk pada prinsip HAM khususnya hak hidup sebagai
hak yang tidak dapat dikurangi, dicabut apalagi dirampas oleh siapapun dan dalam
keadaan apapun. Hak tersebut merupakan anugerah Tuhan yang Maha Esa sehingga
manusia tak dapat mencabut atas nama hukum sekalipun seperti yang tercermin dalam
lembaga pidana mati. Melalui gerakan abolisionis, mereka menggalang kekuatan untuk
berjuang menghapus pidana mati dalam sistiem hukum di seluruh dunia termasuk
Indonesia.
Sebaliknya kubu yang mendukung pidana mati juga mengacu pada prinsip HAM terutama
pada aspek kewajiban asasi yang melekat pada setiap manusia. Ketika seseorang
melakukan kejahatan yang sangat keji dan sadis misalnya maka ia telah melanggar
hak asasi orang lain sekaligus melanggar kewajiban asasinya. Jika ia dijatuhi pidana
mati oleh pengadilan berdasarkan hukum yang berlaku, maka hal tersebut merupakan
tanggungjawab yang harus ia tunaikan demi keadilan sebagai bagian penting dari HAM.
Dalam hal ini bukan hanya terpidana yang perlu mendapat perlindungan HAM tetapi
korban dan keluarganya maupun masyarakat secara luas juga memiliki HAM yang
harus ditegakkan secara adil. Kubu ini juga melakukan gerakan retensionisme untuk
mempertahankan lembaga pidana mati dalam sistem hukum yang berlaku. Menghapus
pidana mati menurut mereka berarti membiarkan terjadinya pelanggaran HAM baru
yang lebih serius sekaligus mencabut perasaan keadilan dari akar budaya hukum yang
harus dihormati oleh siapapun.
KONFIGURASI PERTARUNGAN
ABOLISIONISME VERSUS RETENSIONISME
DALAM DISKURSUS KEBERADAAN
LEMBAGA Pidana mati
DI TINGKAT GLOBAL DAN NASIONAL
A. PENDAHULUAN lainnya, terkesan mendelegitimasi
sejumlah putusan MA tentang pidana
P
ro dan kontra tentang pidana mati kepada Astini, Sumarsih, dan Amrozi
mati kembali menjadi polemik dkk yang kesemuanya telah dieksekusi
hangat dalam wacana publik Hebohnya lagi karena putusan MA
dewasa ini menyusul putusan Mahkamah tersebut dengan tiba-tiba merujuk norma
Agung (MA) No 39 K/Pid.Sus/2011 HAM dalam konstitusi, menimbulkan
membebaskan Hengky Gunawan kerancuan hukum. Selain terkesan
(gembong narkoba) yang sebelumnya menjadi pahlawan kesiangan dalam
telah divonis dengan pidana mati. Majelis membela keadilan terpidana atas nama
hakim yang terdiri dari Imron Anwari, HAM, putusan MA tersebut juga telah
Achmad Yamanie dan hakim Nyak memasuki wilayah ultra competentie (di
Pha berani mengambil putusan seperti luar batas kewenangan). Betapa tidak
itu dengan dalil bahwa pidana mati karena dalam putusan MA tersebut
bertentangan dengan hak asasi manusia dalam tingkat Peninjauan Kembali (PK),
(HAM). Pandangan majelis hakim seperti terkesan menguji putusan sebelumnya
itu dinilai sejumlah kalangan sebagai pada tingkat Kasasi dengan norma HAM
putusan yang inkonsisten. Selain karena dalam konstitusi. Hal ini tentu saja tidak
menodai semangat untuk memerangi lazim dalam ruang lingkup kewenangan
narkoba dan berbagai kejahatan sadis MA, karena tugas tersebut justru
Begitu juga dalam hukum Kanonik yang 30 November 2007 yang menolak
secara tegas mencantumkan bahwa penghapusan pidana mati bagi para
gereja tidak haus darah, namun pidana pelaku tindak pidana narkotika. Reaksi
mati tidak dilarang dalam kekuasan dunia. yang sama muncul pula pada tahun
(Andi Hamzah dan Sumangelipu, 1985) 2003 ketika Presiden Megawati menolak
Dalam sejarah hukum Indonesia, pada permohonan grasi dari enam orang
zaman Mojopahit (abad 13-16) misalnya terpidana mati. Reaksi yang tidak kalah
keberadaan pidana mati sudah dikenal. sengit dan dibicarakan secara luas, ketika
Bahkan dikategorikan sebagai pidana Kusni Kasdut dijatuhi pidana mati dan
pokok di samping pidana potong anggota permohonan grasinya ditolak presiden
badan, denda serta penggantian kerugian. pada bulan November 1979.
Begitu juga dalam hukum pidana Islam Berdasarkan hasil penelitian
yang mengakui adanya asas keadilan, asas menunjukkan bahwa mereka yang
kepastian hukum, asas kemanfaatan, asas setuju dicantumkannya pidana mati
pemaafan, eksistensi pidana mati masih dalam hukum pidana positif, dilihat
dibenarkan. Secara normatif pidana mati dari sudut Pancasila cukup beralasan
diterapkan di negara-negara modern bahwa pidana mati masih perlu
khususnya Indonesia atas kejahatan yang dipertahankan di Indonesia dengan
mempunyai implikasi luas dalam tata alasan demi perlindungan masyarakat,
kehidupan berbangsa, bernegara dan untuk mencegah kejahatan berat, demi
bermasyarakat. (Dhityo Sudarmadi dan keadilan dan persatuan Indonesia. Begitu
Muchamad Choirul Anam) juga yang menolak pidana mati selalu
Sejak keluarnya Putusan Mahkamah mendasarkan diri pada alasan bahwa,
Konstitusi (MK) atas gugatan uji materiil yang berhak mencabut nyawa manusia
terhadap penerapan pidana mati dalam adalah Tuhan Yang Maha Esa dan
Undang-Undang Nomor 22 Tahun atas sila perikemanusiaan, pidana mati
1997 tentang Narkotika, pada satu sisi dipandang tidak benar. Pendapat ini
menunjukkan eksistensi pidana mati di pun dilihat dari sudut Pancasila cukup
Indonesia semakin memiliki legalitas. beralasan.
Namun pada sisi lain putusan MK tersebut
telah menjadi causa celebre (pemicu) B. RUANG LINGKUP DAN SEJARAH
munculnya kembali polemik yang tidak
akan pernah tuntas tentang pro dan Menurut Ivan Potas dan John
kontra pidana mati dalam hukum pidana Walker bahwa etimologi pidana mati
positif di Indonesia. dalam Bahasa Inggris adalah “Capital
Di kalangan para aktivis HAM, punish-ment” yang tergali dari
perdebatan tentang penerapan istilah Latin:“Caput:” dengan makna
pidana mati di Indonesia bukan saja harfiah adalah “Kepala”. Namun
karena adanya putusan MK tanggal kini istilah tersebut telah mengalami
Ada peraturan hukum bela diri 1989 9. Yaman. Statistik: 80 orang dieksekusi
yang memungkinkan pihak militer mati pada tahun 2001, 10 orang
untuk menjatuhkan pidana mati dieksekusi mati pada tahun 2002,
pada orang-orang yang menentang 7 orang ditembak mati pada tahun
pemerintah secara sepihak dan 2003,13 orang dieksekusi mati pada
langsung. tahun 2007, 53 orang dieksekusi mati
7. Pakistan: Statistik: 135 orang pada 2010.
dieksekusi pada tahun 2007 (sebagian Kejahatan: Perzinahan, murtad,
besar untuk pembunuhan) perdagangan narkoba, pemerkosaan
Kejahatan: Penghujatan, perzinahan, dan pembunuhan.
pembunuhan, dan 27 kejahatan lain. Keterangan: Pidana mati dila-
Keterangan: Semua pidana mati kukan dengan cambuk dan
dilakukan dengan digantung, kecuali rajam di depan khalayak ramai.
perzinahan. Hukuman untuk zina Negara ini juga dikenal karena telah
adalah rajam. Pakistan memiliki mengeksekusi anak-anak, termasuk
rekor tinggi pembunuhan demi pada tahun 1993 seorang anak
kehormatan di mana anggota berusia 13 tahun juga telah dieksekusi
keluarga membunuh anggota mati. Mereka memilih menentang
keluarga lain karena dianggap telah resolusi PBB untuk melarang pidana
mengkhianati dan tidak menghormati mati pada tahun 2008.
mereka. Sistem peradilan undang- 10. Libya. Statistik: sedikitnya 18 orang
undang mencegah pemerintah untuk dieksekusi mati pada 2010. Ini
mengeksekusi orang di bawah 18 tidak termasuk orang-orang yang
tahun pada tahun 2000. meninggal akibat kekerasan militer
8. Syria, Statistik: Tidak jelas statistik dan tindakan keras pemerintah pada
untuk negara yang satu ini, namun pemrotes terhadap pemerintahan
setidaknya 17 eksekusi mati telah Khadaffi.
dilaksanakan pada tahun 2010. Dan Kejahatan: Pengkhianatan, perubah-
Amnesti Internasional menempatkan an paksa pemerintah, merencanakan
Syria dalam posisi ke-8. pembunuhan.
Kejahatan: Pengkhianatan, Keterangan: Dalam beberapa tahun
pembunuhan, tindakan politik terakhir, Libya telah memiliki eksekusi
terhadap pemerintah, perampokan, lebih dari negara Afrika lainnya. (Sumber
pemerkosaan, oposisi politik. Amnesty Internasional)
Keterangan: Syiria menentang Tata cara pelaksanaan pidana mati,
larangan PBB untuk mengakhiri berbeda-beda di setiap bangsa,atau
pidana mati. Mereka masih masyarakat dari masa ke masa. Berikut ini
melakukan eksekusi mati dengan disajikan beberapa metode pelaksanaan
penggantungan dan penembakan di pidana mati yang masih berlaku hingga
depan publik .
eksekusi yang paling menonjol dengan supplay listrik 2.450 volt listrik.
sampai pertengahan 1980-an ketika Kekhawatiran baru timbul mengenai
suntik mati menjadi diterima secara protokol 2004 membuahkan hasil,
luas sebagai metode yang lebih pada bulan April 2007, dalam
mudah dan lebih manusiawi untuk mengantarkan dari protokol Nebraska
melakukan eksekusi peradilan. saat ini,untuk menggunakan aplikasi
Negara-negara lain tampaknya dengan durasi 20 detik dari suplay
telah mempertimbangkan untuk arus listrik sebesar 2.450 volt listrik.
menggunakan metode ini, kadang- (Sebelum perubahan protokol 2004,
kadang untuk alasan khusus. Risalah aplikasi 8 detik awal 2.450 volt
Kabinet Perang Inggris dirilis pada diberikan, diikuti dengan jeda satu
tahun 2006 menunjukkan bahwa detik, maka aplikasi 22-detik pada
pada bulan Desember 1942, 480 volt. Setelah istirahat 20 detik,
Winston Churchill mengusulkan siklus itu diulang lebih dari tiga kali
bahwa Adolf Hitler - jika tertangkap lebih.)
- harus dieksekusi di kursi listrik, yang Pada tahun 1946 terjadi insiden
diperoleh dari Amerika Serikat. di mana kepala seseorang terbakar
Penggunaan kursi listrik mulai di atas api, dari sebuah transformator
menurun, setelah menemukan listrik. Kursi listrik gagal mengeksekusi
suntikan mati yang diyakini sebagai Willie Francis, yang dikabarkan
eksekusi mati yang lebih manusiawi. menjerit saat ia sedang dieksekusi.
Suntik mati menjadi metode yang Ternyata kursi listrik telah dirancang
paling populer, akibat laporan media seorang pemabuk (intoxicated
dari electrocutions yang gagal trustee). Kasus ini kemudian dibawa
mengemban misinya pada awal ke hadapan Mahkamah Agung AS
tahun 1980. dengan perdebatan sengit oleh para
Kursi listrik telah dikritik advokat bahwa meskipun Francis
berdasarkan fakta karena di mana tidak mati, pada kenyataannya, ia
terpidana baru tewas setelah telah dieksekusi. Argumen itu ditolak
disetrum beberapa menit. Hal inilah oleh Mahkamah Agung AS dengan
yang mengundang keinginan kuat dalih bahwa re-eksekusi tidak
untuk mengakhiri metode kursi listrik melanggar klausul double jeopardy
karena dianggap kejam dan tidak dari Amandemen ke-5 Konstitusi
patut. Untuk mengatasi masalah AS, sehingga akhirnya Francis
tersebut, Nebraska memperkenalkan dikembalikan ke kursi listrik dan
protokol listrik baru pada tahun 2004, berhasil dieksekusi pada tahun 1947.
yang menyerukan pemasangan Seperti tahun 2008, satu-
aplikasi yang mampu mematikan satunya tempat di dunia yang masih
hanya dalam waktu 15 detik, cukup menggunakan kursi listrik sebagai
diancam dengan pidana mati. Cara berlaku pidana mati oleh keluarga
melaksanakan pidana mati juga perempuan kecuali jika sipelaku
bermacam- macam; ditusuk dengan berlindung di rumah kediaman
keris, ditenggelamkan, dijemur pemangku adat atau melakukan
di bawah matahari hingga mati, A’pa’baji yaitu upacara penebusan
ditumbuk kepalanya dengan alu dan dan perdamaian.
lain-lain. Di Sulawesi Tengah seorang
Di Aceh seorang istri yang wanita kabisenya yaitu wanita yang
berzinah dibunuh. Di Batak, jika berhubungan dengan seorang pria
pembunuh tidak membayar uang batua yaitu budak, maka tanpa
salah dan keluarga dari yang melihat proses dipidana mati.
terbunuh menyerahkan untuk
Di Pulau Bonerate, pencuri-
pidana mati, maka pidana mati
pencuri dipidana mati dengan jalan
segera dilaksanakan. Demikian pula
tidak diberi makan, pencuri itu diikat
bila seseorang melanggar perintah
kaki tangannya kemudian ditidurkan
perkawinan yang eksogami.
di bawah matahari hingga mati. Di
Kalau di Minangkabau menurut
Nias bila dalam tempo tiga hari belum
pendapat konservatif dari Datuk
memberikan uang sebagai harga
Ketemanggungan dikenal hukum
darah pada keluarga korban, maka
membalas, siapa yang mencurahkan
pidana mati diterapkan.
darah juga dicurahkan darahnya.
Di pulau Timor, tiap-tiap kerugian
Sedangkan di Cirebon penculik-
dari kesehatan atau milik orang harus
penculik atau perampok wanita
apakah penduduk asli atau asing yang dibayar atau dibalaskan. Balasan itu
menculik atau menggadaikan pada dapat berupa pidana mati. Sedangkan
orang Cirebon dianggap kejahatan di Lampung terdapat beberapa delik
yang dapat dipidana mati. Di Bali yang diancamkan dengan pidana mati
pidana mati juga diancamkan bagi yaitu pembunuhan, delik salah putih
pelaku Kawin Sumban. Dikalangan (zinah antara bapak atau ibu dengan
suku dari Tenggara Kalimantan orang anaknya atau antara mertua dengan
yang bersumpah palsu dipidana menantu dsb) dan berzinah dengan
mati dengan jalan ditenggelamkan. istri orang lain. Dengan melihat uraian
Di Sulawesi Selatan pemberontakan di atas dapat disimpulkan bahwa
terhadap pemerintah kalau yang suku-suku bangsa Indonesa telah
bersalah tak mau pergi ke tempat mengenal pidana mati jauh sebelum
pembuangannya, maka ia boleh bangsa Belanda datang. Jadi bukan
dibunuh oleh setiap orang.Demikian bangsa Belanda dengan WvS-nya
pula laki-laki yang membawa lari yang memperkenalkan pidana mati
perempuan yang disebut A’nyala itu pada bangsa Indonesia.(Andi
hal ini memang layak dipersoalkan ketentuan Pasal 6 ayat (2) dan Pasal
konstitusionalitas ketentuan pidana 6 ayat (6), yaitu:
mati tersebut, mengingat bahwa hak 1. Pembatasan pertama, pidana
untuk hidup menurut Pasal 28 I ayat mati tidak bisa diterapkan kecuali
(2) UUD 1945 juncto Pasal 4 UU pada kejahatan paling serius dan
No. 39 tahun 1999 Tentang HAM sesuai dengan hukuman yang
merupakan hak yang bersifat non berlaku pada saat kejahatan
derogable rights; berlangsung. Jadi, meskipun Pasal
6 ICCPR tidak menghapuskan
b.
Bahwa ditinjau dari hukum pidana mati, tetapi ia membatasi
internasional, patut dicatat bahwa peranannya pada kejahatan yang
semakin banyak negara di dunia paling serius;
ini yang tidak lagi menerapkan 2. Pembatasan kedua, pidana
atau membatasi hukuman mati mati dalam Pasal 6 ICCPR ialah
untuk hal-hal tertentu saja, seperti keharusan tiadanya perampasan
keadaan perang atau keadaan gawat kehidupan yang bertentangan
lainnya. Protokol Optional Kedua dengan ketentuan-ketentuan
ICCPR tahun 1989 pada prinsipnya kovenan, sehingga misalnya,
melarang pidana mati kecuali dalam mesti ada jaminan pemeriksaan
keadaan tertentu. Namun masih yang adil, mesti tidak ada
harus dipertanyakan apakah pidana diskriminasi dalam hukuman
mati merupakan pelanggaran HAM berat dan metode eksekusi yang
menurut hukum internasional. tidak sampai menjadi penyiksaan
Konvensi Internasional Hak atau hukuman yang kejam, tidak
Sipil dan Politik (ICCPR) tahun manusiawi, atau merendahkan
1966 yang sudah diratifikasi oleh martabat;
Indonesia menyatakan bahwa hak 3. Pembatasan ketiga, bahwa pidana
atas hidup adalah hak yang mendasar mati hanya bisa dilaksanakan
dan tidak dapat dilanggar dalam sesuai dengan putusan akhir yang
keadaan apapun. Pengecualian dijatuhkan oleh pengadilan yang
hak untuk hidup oleh ICCPR terkait berwenang;
dengan pidana mati ada beberapa 4. Pembatasan keempat, bahwa
pasal yang mengaturnya, yakni siapa saja yang dihukum mati
Pasal 6 ayat (1) tidak melarang berhak meminta pengampunan
hukuman mati, tetapi Pasal 6 ayat atau keringanan hukuman dan
(2) dan ayat (6) meletakkan sejumlah bisa diberi amnesti, pengampunan
pembatasan dalam penerapannya. atau keringanan hukum;
Lima pembatasan spesifik terhadap 5. Pembatasan kelima ialah bahwa
pidana mati dapat diidentifikasi dari hukuman mati tidak bisa
karena pidana mati berdasarkan hukum berat itu penting,hanya saja untuk
adalah suatu viktimisasi oleh manusia menjatuhkan sanksi dengan pidana mati
terhadap sesama manusia, merugikan karena bersalah melanggar Pasal 8 atau
dan menimbulkan korban satu sama 9 jo Pasal 36 atau 37 UU Nomor 26
lain, tidak melindungi manusia; Indonesia Tahun 2000, harus ekstra hati-hati karena
masih mempertahankan pidana mati, orang yang sudah dieksekusi mati tidak
karena meskipun memiliki Pancasila dan mungkin hidup kembali (2000 :33-38
UUD 1945 tetapi tidak menghayatinya dan 2003:85-87).
dengan baik. Oleh karena itu, jika hukum Mengacu pada Pasal 28 huruf A
Indonesia harus sesuai dengan Pancasila dan Pasal 28 huruf I ayat (1)UUD
dan UUD 1945, pidana mati harus 1945, bahwa setiap orang berhak
dihapuskan, demi 4K, yakni kebenaran, untuk mempertahankan hidup dan
keadilan, kerukunan, dan kesejahteraan kehidupannya sehingga Ifdal Kasim tidak
rakyat; (Muhammad Akbar,2004). menyetujui pranata pidana mati, karena
Menurut Usman Hamid,bahwa United ia merupakan HAM yang bersifat non
Nations Hight Commission on Human derogable rights yaitu HAM yang tidak
Rights tahun 1997, mempertegas kembali dapat dikurangi dalam keadaan apapun
seruannya untuk menghapuskan pidana dan oleh siapapun (Kompas, 28 February
mati dengan suatu deklarasi menyatakan 2003:4).
bahwa abolition of the death penalty Karena itu, KontraS, di berbagai
contributes to the echament of human kesempatan selalu menyatakan
dignity and to the progress development penolakan atas pidana mati sebagai
of human right (Kompas, 28 February ekspresi hukuman paling kejam dan tidak
2003 :4). manusiawi. Penghapusan pidana mati
Berkenaan dengan pro dan kontra -baik melalui mekanisme hukum atau
terhadap penerapan pidana mati dalam politik- di Indonesia pasti meninggikan
kaitannya dengan penegakan hukum dan martabat Indonesia di mata komunitas
perlindungan HAM, lebih lanjut Indrianto internasional.
Seno Adji mempertanyakan apakah Selain itu dalam konteks politik hukum
pidana mati yang diatur dalam KUHPid di Indonesia, pidana mati harus ditolak
bertentangan dengan Amandemen kedua karena:
Pasal 28 A dan Pasal 28 I UUD.1945? 1. Karakter reformasi hukum positif
Kemudian oleh Usman Hamid,antara lain Indonesia masih belum menunjukkan
menyatakan...masih ingin mengasingkan sistem peradilan yang independen,
diri atas nama kesetiaan pada hukum imparsial, dan aparatusnya yang
positif? (Kompas,28-2-2003 bersih. Bobroknya sistem peradilan
Menurut Ifdhal Kasim dkk, bisa memperbesar peluang pidana
mengungkapkan bahwa penghukuman mati lahir dari sebuah proses yang
bagi pelaku pelanggaran HAM yang salah. Kasus pidana mati Sengkon
dan Karta pada tahun 1980 lalu di narkoba juga diakui oleh Polda
Indonesia bisa menjadi pelajaran pahit Metrojaya. Angka kasus narkotika,
buat kita. Hukum sebagai sebuah psikotropika, dan bahan adiktif lainnya
institusi buatan manusia tentu tidak (narkoba) tahun 2004 naik hingga
bisa selalu benar dan selalu bisa salah. 39,36 persen jika dibandingkan
2. Dari kenyataan sosiologis, tidak ada dengan angka kasus narkoba tahun
pembuktian ilmiah pidana mati akan 2003. Selama tahun 2004 Polda
mengurangi tindak pidana tertentu. Metrojaya telah menangani 4.799
Artinya pidana mati telah gagal kasus narkoba, atau meningkat
menjadi faktor determinan untuk 1.338 kasus jika dibandingkan kasus
menimbulkan efek jera, dibanding- narkoba tahun 2003 yang hanya
kan dengan jenis hukuman lainnya. 3.441 kasus.
Kajian PBB tentang hubungan pidana Bahkan untuk kejahatan terorisme
mati (capital punishment) dan angka pidana mati umumnya justru menjadi
pembunuhan antara 1988-2002 faktor yang menguatkan berulangnya
berujung pada kesimpulan pidana tindakan di masa depan. Pidana mati
mati tidak membawa pengaruh justru menjadi amunisi ideologis
apapun terhadap tindak pidana untuk meningkatkan radikalisme
pembunuhan dari hukuman lainnya dan militansi para pelaku. sampai
seperti hukuman seumur hidup. saat ini bahkan kejahatan terorisme
Meningkatnya kejahatan narkoba, masih menjadi momok dan negara
terorisme, atau kriminal lainnya sama sekali tidak punya jawaban
tidak semata-mata disebabkan oleh efektif atas persoalan ini. Terakhir kali
ketiadaan pidana mati, namun oleh pada 1 Oktober 2005 lalu terjadi lagi
problem struktral lainnya seperti kasus bom bunuh diri di Bali. Satu
kemiskinan atau aparat hukum/ pernyataan pelaku kasus pemboman
negara yang korup. di depan Kedubes Australia, Jakarta (9
Di tahun 2005 ini misalnya September 2004), Iwan Dharmawan
ditemukan pabrik pil ekstasi berskala alias Rois, ketika divonis pidana mati
internasional di Cikande, Serang, oleh majelis hakim Pengadilan Negeri
Banten. Pabrik ini dianggap sebagai Jakarta Selatan pada 13 November
pabrik ekstasi terbesar ketiga di dunia 2005:
dengan total produksi 100 kilogram “Saya tidak kaget dengan vonis
ekstasi per minggu dengan nilai ini karena saya sudah menyangka
sekitar Rp 100 miliar. Ternyata operasi sejak awal saya menjadi terdakwa.
ini melibatkan dua perwira aparat Saya menolak vonis ini karena
kepolisian; Komisaris MP Damanik dijatuhkan oleh pengadilan setan
dan Ajun Komisaris Girsang21. yang berdasarkan hukum setan,
Meningkatnya angka kejahatan bukan hukum Allah. Kalaupun saya
dihukum mati, berarti saya mati hidup. Pasal 28I ayat (1) UUD ’45
syahid”. (Amandemen Kedua) menyatakan:
Sikap ini juga ditunjukkan “Hak untuk hidup, hak untuk tidak
terdakwa kasus bom lainnya yang disiksa, hak kemerdekaan pikiran
umumnya menolak meminta grasi dan hati nurani, hak beragama, hak
atau pengampunan atas perbuatan untuk tidak diperbudak, hak untuk
yang telah dilakukan. Penerapan diakui sebagai pribadi di hadapan
pidana mati jelas tidak berefek positif umum, dan hak untuk tidak dituntut
untuk kejahatan terorisme semacam atas dasar hukum yang berlaku surut
ini. adalah hak asasi manusia yang tidak
3. Praktik pidana mati di Indonesia dapat dikurangi dalam keadaan
selama ini masih bias kelas dan apapun”.
diskriminasi, di mana pidana mati 5. Sikap politik pemerintah terhadap
tidak pernah menjangkau pelaku pidana mati juga bersifat ambigu.
dari kelompok elit yang tindak Beberapa waktu lalu pemerintah
kejahatannya umumnya bisa mengajukan permohonan secara
dikategorikan sebagai kejahatan gigih kepada pemerintah Arab Saudi,
serius/luar biasa. Para pelaku korupsi, Malaysia, dan Singapura untuk tidak
pelaku pelanggaran berat HAM menjalankan pidana mati kepada
dengan jumlah korban jauh lebih warga negara Indonesia, dengan
masih dan merugikan ekonomi orang alasan kemanusiaan. Namun hal ini
banyak tidak pernah divonis mati. tidak terjadi pada kasus pidana mati
Padahal janji Presiden SBY pidana WNA di Sumatra Utara tahun lalu
mati diprioritaskan buat kejahatan dan kasus-kasus lainnya baru-baru
luar biasa seperti narkoba, korupsi, ini.
dan pelanggaran berat HAM.
4. Penerapan pidana mati juga Menyambut satu dekade Peringatan
menunjukkan wajah politik hukum Hari Anti Pidana Mati Sedunia yang jatuh
Indonesia yang kontradiktif. Salah pada 10 Oktober 2012 Koalisi Masyarakat
satu argumen pendukung pidana mati Sipil Indonesia mengeluarkan statement
adalah karena sesuai dengan hukum tertanggal 9 Oktober 2012 yang menolak
positif Indonesia. Padahal semenjak pidana mati dan menyambut baik adanya
era reformasi/transisi politik berjalan tren global penghapusan pidana mati
telah terjadi berbagai perubahan yang berkembang secara signifikan.
hukum dan kebijakan negara. Meski Dalam catatan yang dikeluarkan Hands
pidana mati masih melekat pada Off Cain Info menegaskan bahwa
beberapa produk hukum nasional, sekitar 155 negara telah menghapus
namun reformasi hukum juga kebijakan pidana mati dalam sistem
menegaskan pentingnya hak untuk hukum maupun praktiknya, di mana 99
Julian Anthony Ponder dan Lindsay June Berdasarkan hal-hal tersebut, Koalisi
Sandiford, 2012). Selain itu, ancaman Masyarakat Sipil Menolak Pidana mati
pidana mati juga mengancam buruh mendesak:
migran Indonesia di berbagai negara juga 1. Pemerintah dan Dewan Perwakilan
masih belum menjadi perhatian krusial Rakyat untuk menghapuskan pidana
bersama, termasuk jumlah pasti terpidana mati sebagai salah satu bentuk pidana
mati beserta data rincinya. Bahkan dalam dalam sistem hukum di Indonesia
kasus terdakwa terorisme Aceh Usria atau, paling tidak, memberlakukan
dan Muhammad Sulaiman, keduanya moratorium pidana mati;
diancam vonis pidana mati dengan Pasal 2. Seluruh badan peradilan dan
15 jo. Pasal 6, 7, dan 9 UU No. 15 Tahun para hakim di Indonesia untuk
2003 tentang Tindak Pidana Terorisme menghentikan penjatuhan pidana
yang masih menggunakan pidana mati. mati dan memasukkan pertimbangan
Himbauan moratorium global melalui hak asasi manusia sesuai dengan
Majelis Umum PBB yang digelar sejak
standar internasional di dalam perkara-
tahun 2007, 2008 dan 2010, yang
perkara pidana yang diperiksa; atau
kemudian kelak akan diselenggarakan
setidak-tidaknya,
kembali pada Desember 2012 adalah
Selama belum dihapuskannya pidana
salah satu upaya untuk mendorong
realisasi komitmen bersama untuk mati dari sistem pemidanaan di
menghapus praktik pidana mati bersama. Indonesia, pemerintah perlu memastikan
Indonesia sebagai salah satu negara yang pemenuhan hak setiap terpidana
masih menerapkan kebijakan pidana mati mati atas proses grasi yang bermakna.
pada kategori kasus kejahatan pidana Ketentuan di dalam UU No. 5 tahun 2010
terorisme, narkotika, korupsi dan lain yang menjadikan proses permohonan
sebagainya harus membuat terobosan grasi menjadi terlalu terbatas harus
positif dan tidak terjebak pada jargon diubah sesuai dengan standar hak
politik praktis pejabat negara maupun asasi manusia internasional. (Jakarta, 9
politisi yang masih kerap menggunakan Oktober 2012, Koalisi Masyarakat Sipil
pendekatan pidana mati untuk meraih Menolak Pidana Mati)
simpati publik.
Publik juga harus bisa memahami E. PRO Pidana mati DAN
bahwa efek jera yang ingin dihadirkan JUSTIFIKASINYA
melalui putusan-putusan pidana mati
juga tidak serta merta efektif mencegah Pro kontra pidana mati telah
ataupun mengurangi angka kriminalitas di berlangsung berabad-abad lamanya,
tengah masyarakat. Pencabutan hak atas dengan beraneka ragam argumentasi,
hidup melalui legalisasi pidana mati tidak baik yang pro maupun yang kontra.
akan pernah menjadi solusi penegakan Namun hal yang merupakan klaim
hukum. berlebihan jika kelompok kontra pidana
sekaligus inkonstitusional. Itu sebabnya, HAM untuk hidup, selain para pelaku
dengan keberadaan Mahkamah Kons- kejahatan berat tersebut, dan bukannya
titusi Republik Indonesia, sebagai pengadilan yang sah dan sesuai hukum
“penjaga” konstitusi, maka kelompok yang telah menjatuhkan vonis pidana
yang anti pidana mati melihat celah untuk mati terhadap dirinya. Pidana mati
berupaya menghapuskan pidana mati dengan sendirinya bukan merupakan
dengan alasan, pidana mati bertentangan sesuatu yang diinginkan, tetapi pidana
dengan UUD 1945 khususnya Pasal 28 A yang mengerikan ini dipaksakan oleh
yang menyatakan: realitas yang brutal sedingin es dari para
Setiap orang berhak untuk pelaku kejahatan berat. Pandangan
hidup, mernpertahankan hidup dan tersebut di atas dikukuh-kan oleh kepala
kehidupannya. Badan Narkotika Nasional (BNN) dalam
Kemudian Pasal 28 A dihubungkan sidang MK tentang perkara No. 2-3/
oleh mereka lagi dengan Pasal 28 I (1) PUU-V/2007 mengenai judicial review
yang berbunyi: terhadap UU No. 22/1997 berikut inti
Hak untuk hidup, hak untuk tidak sari pandangannya:
disiksa, hak kemerdekaan berpikir dan a. Bahwa hukuman mati dalam UU
hati nurani, hak beragama, hak untuk Narkotika diperuntukkan kepada
tidak diperbudak, hak untuk diakui pihak pengedar, produsen narkotika,
sebagai pribadi di hadapan hukum, dan psikotropika golongan I, baik
dan hak untuk tidak dituntut atas dasar yang terorganisasi maupun yang
hukum yang berlaku surut adalah hak tidak terorganisasi;
asasi manusia yang tidak dapat dikurangi b. Bahwa kejahatan tersebut huruf
dalam keadaan apa pun. a merupakan tindak pidana yang
Benarkah pidana mati melanggar digolongkan sebagai extra ordinary
HAM untuk hidup dari si terpidana crime, maka dalam penanganannya
mati? Masalahnya, mengapa per- juga harus dilakukan secara ekstra
tanyaannya tidak di balik menjadi, keras sebagai bentuk prevensi negara
apakah kejahatan-kejahatan berat terhadap dampak ancaman destruktif
seperti pengedaran narkoba, terorisme, dari kejahatan itu sendiri dan untuk
pembunuhan berencana yang sadis itu deterrent effect bagi yang lainnya;
bukan merupakan bagian dan kejahatan- c. Bahwa pelaku kejahatan narkotika
kejahatan paling kejam, paling tidak tidak hanya menghilangkan “hak
manusiawi, dan melecehkan nyawa serta untuk hidup” orang lain (kematian
harkat hidup kemanusiaan dan seluruh pecandu sebesar 15.000 per tahun
rakyat dan anak manusia, melanggar atau 41 orang per hari), namun
hak para korban untuk hidup. Kalau juga meresahkan masyarakat,
jawabannya: “Ya!”, dan memang benar merusak generasi muda/anak
“Ya”, maka tak ada yang lebih melanggar bangsa. Narkotika/narkoba dapat
ini terjadi, maka prinsip ‘hak untuk hidup’ untuk menyelamatkan nyawa
akan diubah menjadi prinsip yang tidak bayinya, ataupun sebaliknya.
rnanusiawi bagi pembela si penjahat itu, c. Jika rumah kita disatroni penjahat
dan kemudian prinsip ini telah menjadi bersenjata dan siap membunuh kita,
semacam musuh kemanusiaan’... atau keluarga kita, maka karena kita
Dengan demikian ‘hak- untuk hidup’ tidak punya hak untuk menghilangkan
tidak berlaku secara tanpa syarat kepada orang lain secara absolut, maka kita
semua orang di bawah semua kondisi. pasrahkan saja diri atau keluarga kita
Terdapat pengecualian-pengecualian dibunuh oleh penjahat tersebut.
untuk aturan-aturan dan prinsip-prinsip d. Harus segera dihapus Pasal 48
tersebut” . dan Pasal 49 KUH Pidana, yang
Achmad Ali sependapat dengan membenarkan seseorang berhak
pandangan David Anderson tersebut. untuk menghilangkan nyawa orang
Oleh karena itu, kita tidak bisa memahami lain, dalam keadaan terpaksa dan/
makna Pasal 28A dan Pasal 28I UUD atau dalam pembelaan diri (sepanjang
1945 secara tanpa batas sama sekali, ancaman serangannya berimbang).
karena jika kita mengabsolutkan bahwa
apa pun dan bagaimanapun situasinya, Lebih lanjut Achmad Ali
seseorang tidak bisa dan tidak berhak mengingatkan, bahwa Pasal 28 i tidak
untuk menghilangkan nyawa orang lain, hanya menyebutkan “hak untuk
karena bertentangan dengan Hak Asasi hidup”, tetapi juga “hak untuk tidak
Manusia khususnya hak untuk hidup, dituntut atas dasar hukum yang berlaku
surut. Kalau ini mau dimaknakan secara
maka konsekuensinya akan sangat luar
tanpa batas, maka juga harus segera
biasa, yaitu antara lain :
dihapuskan ketentuan yang ada dalam
a. Tentara Nasional Indonesia dan
Undang-Undang Pengadilan HAM baik
Kepolisian Republik Indonesia harus
yang berlaku di Indonesia maupun di
dibubarkan, dan semua senjata yang negara lain di dunia yang membolehkan
dapat digunakan membunuh dalam penuntutan yang berlaku surut terhadap
bentuk apa pun harus dimusnahkan; kasus Pelanggaran HAM yang berat.
bahkan kaum antipidana mati itu Achmad Ali mengkritik secara keras
harus sesegera mungkin menyurat Kerajaan Belanda, yang menghapuskan
kepada Perserikatan Bangsa- pidana mati, kecuali untuk kejahatan
Bangsa (PBB) untuk membubarkan perang harus tetap diberlakukan pidana
seluruh tentara dan polisi di seluruh mati. Kebijakan seperti itu jelas kebijakan
negara yang ada di dunia, dan juga yang sangat inkonsisten karena “hak
musnahkan seluruh senjata yang ada untuk hidup” adalah hak mutlak yahg
di muka bumi ini. tidak dapat ditawar-tawar lagi. Maka,
b. Dokter-dokter dilarang keras terhadap perang pun mestinya Kerajaan
membunuh seorang ibu, meskipun Belanda menghapuskan pidana mati.
Dan lebih konsisten lagi kalau Kerajaan orang lain dan untuk memenuhi
Belanda dan negara-negara yang telah tuntutan yang adil sesuai dengan
menghapuskan pidana mati, juga segera pertirnbangan moral, nilai-nilai agama,
membubarkan tentara dan polisi mereka, kearnanan, dan ketertiban umum
serta memusnahkan seluruh persenjataan dalam suatu masyarakat demokratis.
yang mereka miliki, karena suka atau Pasal 28 j inilah yang menjadi dasar
tidak suka, senjata telah diproduk untuk utama pembenaran pidana mati,
merenggut “hak untuk hidup” dari sepanjang pidana mati itu memenuhi
musuh mereka. kriteria yang ada dalam Pasal 28 j. Apalagi
Dalam teori hukum, khususnya pembenaran atau kekecualian yang diatur
tentang berbagai metode penemuan oleh Pasal 28 j, khususnya yang berkaitan
hukum oleh hakim, kita tahu bahwa salah dengan “untuk memenuhi tuntutan yang
satu jenis interpretasi adalah interpretasi adil sesuai dengan pertimbangan moral
sistematis, yang pada pokoknya adalah dan nilai agama”, tidak bisa dilepascan
bahwa suatu pasal atau sub-pasal dalam dari lima (5) Sila yang terdapat dalam
perundang-undangan, tidak bisa hanya Pancasila, khususnya Sila Ketuhanan
dipahami secara parsial, tetapi harus Yang Maha Esa, yang merupakan bagian
dipahami dalam kaitannya dengan pasal tak terpisahkan dari UUD 1945 yang ada
lain atau sub-pasal lain atau bahkan dalam Pembukaan UUD 1945.
dengan perundang-undangan lain. Pandangan tersebut di atas didukung
Hukum senantiasa harus dilihat sebagai penuh oleh Nahdatul Ulama melalui
“satu sistem yang utuh”, dan tidak musyawarah tgl 17 September 2012 di
parsial. Cirebon, mereka mengeluarkan fatwa,
Dengan demikian, Pasal 28 a dan pidana mati khusus bagi koruptor kelas
Pasal 28 i UUD 1945 harus dihubungkan kakap. Hal ini merupakan respon atas
dengan Pasal 28 j yang merupakan korupsi di Indonesia yang sudah berada
kekecualian dan lex specialist yang pada titik nadir. Posisi Indonesia yang
menentukan: masih berada di peringkat teratas,
• Setiap orang wajib menghormati dalam kasus korupsi, untuk kelas Asia,
hak asasi manusia orang lain dalam masalahnya tidak terletak pada perangkat
tertib kehidupan bermasyarakat, ber- perundang-undangan, melainkan pada
bangsa, dan bernegara. tidak adanya komitmen yang kuat dari
• Dalam menjalankan hak dan para penegak hukum. Kita bisa lihat
kebebasannya, setiap orang wajib contohnya, dalam penanganan kasus-
tunduk kepada pembatasan yang kasus korupsi, tetapi sangat jarang
ditetapkan dengan undang-undang tersangka koruptornya ditahan. Belum
dengan rnaksud semata-mata lagi, sekalipun awalnya ditahan, dengan
untuk menjamin pengakuan serta macam-macam dalih, akhirnya dilakukan
penghormatan atas hak kebebasan penangguhan penahanan.
inspirasi secara beragam oleh hampir biji-biji benih dan engkau pulalah
berbagai ajaran agama. Berikut diuraikan yang akan merasakan dari padanya”.
inti sari pandangan agama terhadap Hukum karma merupakan hukum
pidana mati : sebab dan akibat dari perbuatan. Jika
1. Hindu orang berbuat baik, maka keadaan
Dalam ajaran Agama Hindu misalnya yang menyenangkanlah yang
dikenal konsep non kekerasan yang akan dialaminya. Sebaliknya, jika
disebut “ahimsa”. Konsep ini juga orang berbuat jahat, maka keadaan
mengajarkan bahwa tiap-tiap jiwa yang tidak menyenangkanlah
tidak boleh dibunuh, kematian yang akan diterima. Keadaan yang
hanya terbatas pada tubuh fisik. menyenangkan atau yang tidak
Sesudah itu, jiwa terlahir kembali menyenangkan yang merupakan
ke tubuh lainnya setelah kematian akibat dari perbuatannya itu dapat
(hingga mencapai Moksha). Hal timbul atau datang dari bermacam-
ini tak ubahnya seperti manusia macam segi, misalnya datang
berganti pakaian. Hukum pidana dari dirinya sendiri, dari alam
dalam Agama Hindu diatur dalam lingkungannya, dari makhluk –
Dharmasastras dan Arthasastra. Pada makhluk halus, dari orang lain, dari
Dharmasastras menghimpun aturan pemerintah, dan lain–lain.
tentang kejahatan dan hukumannya Sebenarnya, apa yang disebut
yang mereka sebut sebagai pidana “ hukuman “ yang harus diterima
mati. Hal ini biasa diterapkan pada oleh orang yang berbuat jahat itu,
pembunuhan, percampuran kasta, terutama yang datangnya dari
dan perang yang mengabaikan nilai- negara atau pemerintah itu tidak lain
nilai kemanusiaan. daripada suatu bentuk pendidikan
2. Budha yang bertujuan untuk menyadarkan
Dalam ajaran Agama Budha, orang yang jahat agar berhenti
pidana mati tidak secara tegas berbuat kejahatan. Oleh karena itu,
disebut dalam kitab Dhammapada, hukuman tersebut, baik yang ringan
melainkan tersirat melalui proses maupun yang berat, merupakan
sebab dan akibat yang disebut kebutuhan pendidikan yang darurat
hukum karma.Dalam Samyutta dan mendesak bagi orang yang
Nikaya I : 227, Sang Budha bersabda jahat untuk mempercepat evolusi
sebagai berikut: “Sesuai dengan kejiwaannya dan menyelamatkan
benih yang telah ditabur, begitulah lingkungan yang dirusak oleh
buah yang di petiknya, pembuat kejahatannya.
kebaikan akan mendapatkan Setiap orang jahat pasti pada
kebaikan, pembuat kejahatan akan suatu saat akan menerima hukuman
memetik kejahatan pula. Taburlah itu, baik hukuman yang berat
maupun yang ringan, ataupun pidana “Lebih baik dan lebih memuaskan
mati, karena hukuman itu sebenarnya untuk membebaskan seribu orang
memang dibutuhkan oleh mereka bersalah daripada menghukum mati
dalam perjalanan kehidupannya satu orang yang tidak bersalah.
untuk perkembangan batinnya Eksekusi-satunya dalam sejarah
menuju kebaikan dan kesempurnaan. Israel terjadi pada tahun 1961,
Sesungguhnya, hukuman atau ketika Adolf Eichmann, salah satu
penderitaan itu memang sudah ada, penyelenggara prinsip Shoah tersebut,
yang pada hakekatnya diciptakan dipidana setelah diadili di Yerusalem.(
oleh orang – orang jahat itu sendiri Jerusalem Talmud, Sanherdin 41 a)
melalui karmanya yang jahat. Ya… 4. Kristen
orang jahat pasti akan menerima Hukum Perjanjian Lama
akibat dari perbuatan jahatnya itu. memerintahkan pidana mati untuk
(Mettadewi W, SH,Ag, 1999) berbagai perbuatan: pembunuhan
3. Yahudi (Keluaran 21:12), penculikan
Agama yahudi, pada prinsipnya (Keluaran 21:16), hubungan seks
mengakui keberadaan pidana dengan binatang (Keluaran 22:19),
mati meski diperketat pada perzinahan (Imamat 20:10),
tingkat pelaksanaannya. Dalam homoseksualitas (Imamat 20:13),
perkembangan kemudian pidana menjadi nabi palsu (Ulangan 13:5),
mati oleh keputusan Talmudi. pelacuran dan pemerkosaan (Ulangan
Sejumlah upaya dilakukan untuk 22:4) dan berbagai kejahatan lainnya.
memberlakukan kembali pidana Pada akhirnya semua dosa yang kita
mati, namun hanya berlaku untuk perbuat sepantasnyalah diganjar
kasus-kasus tertentu di mana hakim dengan pidana mati (Roma 6:23).
yang mengadili perkara pidana Ketika orang-orang Farisi
mati, tidak boleh dari unsur Din Beit membawa kepada Yesus seorang
melainkan hanya dapat dilakukan wanita yang tertangkap basah
oleh Sanhedrin yang diputus sementara berzinah dan bertanya
minimal oleh 3 hakim pilihan dari kepadaNya apakah wanita itu
23 hakim yang ada. Empat puluh perlu dirajam, Yesus menjawab
tahun sebelum penghancuran Bait “Barangsiapa di antara kamu
Allah di Yerusalem pada tahun 70 tidak berdosa, hendaklah ia yang
Masehi, yaitu pada 30 CE, Sanhedrin pertama melemparkan batu kepada
secara efektif menghapuskan perempuan itu” (Yohanes 8:7).
hukuman mati, lalu ia menyusun Yesus akan mendukung pidana mati
batas tentang berat ringannya dalam kasus-kasus lain. Yesus juga
hukuman. Sarjana abad ke-12 hukum menunjukkan anugrah ketika pidana
Yahudi, Maimonides mengatakan: mati seharusnya dijatuhkan (Yohanes
Paul J. Surlis menulis bahwa ajaran bernilai ibadah. Tentu dengan alas
Gereja atas pidana mati sedang dalam hak yang shahih. Hal tersebut dapat
peralihan. Katekismus Gereja Katolik ditarik dari firman Allah dalam Al-
menyatakan bahwa pidana mati quranul karim Surah Almaidah ayat
diperbolehkan dalam kasus-kasus 33 yang artinya : “Sesungguhnya
yang sangat parah kejahatannya. pembalasan terhadap orang-orang
Gereja mengajarkan bahwa pidana yang memerangi Allah dan Rasul-Nya
mati diperbolehkan hanya apabila dan membuat kerusakan di muka
“identitas dan tanggung-jawab bumi, mereka harus dibunuh atau
pihak yang bersalah telah dipastikan disalib, atau dipotong tangan dan
sepenuhnya” dan apabila pidana mati kaki mereka dengan bertimbal balik,
tersebut adalah satu-satunya jalan atau dibuang dari negeri (tempat
untuk melindungi pihak-pihak lain kediamannya). Yang demikian itu
dari kejahatan pihak yang bersalah (sebagai) suatu penghinaan untuk
ini.(anonym , 1913) mereka di dunia, dan di akhirat
6. Islam mereka mendapat siksaan yang
Dalam ajaran agama Islam yang besar” (Muhadir , 1998).
bersumberkan Alqur-an dan hadist, Dalam terminologi Islam pranata
tidak hanya berisi tentang ibadah hukum yang berbalas setimpal disebut
dan prinsip-prinsip spiritual, tetapi qishash. Hal ini terlegitimasi dalam
mencakup juga aspek kehidupan quran Surah Al Baqarah:178:” Hai
lainnya termasuk hukum. Tidak orang-orang yang beriman diwajibkan
heran jika H.A.R. Gibb (orientalis dari kepadamu untuk memberlakukan
Amerika) mengagumi Islam dengan hukum qishash yang berkenaan
mengatakan : “I indeed much more dengan orang-orang yang dibunuh
than a sistem of teology it is a complete ; orang merdeka dengan orang
civilization”. Sedemikian lengkapnya merdeka; hamba dengan hamba;dan
Islam mengatur kehidupan, maka wanita dengan wanita. Maka barang
hubungan antara manusia (hablun siapa yang mendapat suatu pemaafan
minannas) telah dilembagakan dalam dari saudaranya, hendaklah (yang
bentuk aturan hukum yang tunduk memaafkan) mengikuti dengan cara
pada kaidah fiqih yaitu fardhu (wajib), yang baik dan hendaklah yang (diberi
sunnah (anjuran), makruh (dicela), maaf) membayar (diat) kepada yang
mubah (netral), halal (sah), haram memberi maaf dengan cara yang
(terlarang). baik (pula). Yang demikian itu adalah
Pidana mati dalam kaidah Islam, suatu keringanan dari Tuhan kamu
bukan saja sekadar dibolehkan malah dan suatu rahmat. Barang siapa yang
dalam kejahatan tertentu penerapan melampaui batas sesudah itu, maka
pidana mati menjadi wajib bahkan baginya siksa yang sangat pedih:.
Albaqarah 179 : “Dan dalam hukum boleh lagi makan daging maupun
qishash itu, ada jaminan kelangsungan sayur mayur karena bukankah semua
hidup bagimu, hai orang-orang yang itu berasal dari makhluk Allah yang
berakal , agar kamu bertaqwa”. bernyawa.
(Quraish Shihab, 2002) Jika pencabutan nyawa manusia
Berdasarkan rujukan agama menjadi wewenang absolute sang
tersebut, penulis menolak dalil Khalik, di mana manusia tidak memiilki
penyingkiran lembaga pidana kewenangan sama sekali untuk
mati dengan argumentasi bahwa melaksanakan pidana mati, maka
penghilangan nyawa manusia harusnya logika tersebut berlaku juga
adalah hak prerogatif Tuhan dan untuk hewan dan tumbuhan maupun
manusia sama sekali tidak berwenang makhluk bernyawa lainnya. Mungkin
melakukannya. Dalil ini terkesan ingin ada bantahan dari kontra pidana mati
mensejajarkan Tuhan dengan manusia bahwa perintah larangan membunuh
padahal dalam kemahakuasaan pada manusia dan tidak pada makhluk
Tuhan atas hidup matinya manusia, lain, maka logika juga yang harus
Tuhan tidak pernah datang langsung menjawab secara terbalik bahwa jika
mengeksekusi/mencabut nyawa membunuh hewan dan tumbuhan
manusia maupun sebaliknya. Jika halal dilakukan dengan syarat yang
pidana mati diterapkan dengan sah. Itu berarti membunuh manusia
legitimasi hukum dan moral maka dengan alasan yang sah tentu juga
itu tidak dapat diartikan manusia halal.
mengambil alih kewenangan Tuhan. Seorang muslim sejati yang
Sebab sekalipun seorang bersemayam nilai keimanan dan
terhukum mati dieksekusi di tiang ketaqwaan dalam dirinya tentulah
gantungan, di depan regu tembak, senantiasa menjunjung tinggi segala
di atas kursi listrik, disuntik dan lain- perintah dan larangan dari Allah
lain jika Tuhan menakdirkannya tidak berdasarkan Quran dan hadist
mati, maka yang bersangkutan pasti tanpa sedikitpun dihinggapi keragu-
tidak akan mati. Dalam konteks raguan. Ketika Allah menetapkan
inilah hak prerogatif Tuhan dimaksud suatu hukum seperti qishash, maka
melekat tetapi tidak bias hingga orang-orang yang beriman hanya
kedudukan Tuhan dan manusia perlu berkomitmen “ kami dengar
tiba-tiba disejajarkan. Seandainya dan kami pasti mentaatinya” (Al
pun benar atas klaim bahwa Baqarah: 285).Jika nyata dalam
manusia tidak berhak mencabut pengetahuan dan kesadaran kita
nyawa manusia karena hal tersebut bahwa Allah memerintahkan hukum
merupakan kewenangan Tuhan, itu qishash termasuk pidana mati, lalu
berarti manusia mulai sekarang tidak mengapakah manusia terutama dari
non retroaktif yang dijamin oleh HAM, menjalani eksekusi mati mereka semua
ternyata justru dianggap sebagai hal yang bersikap bungkam bahkan cenderung
berlaku sebaliknya khusus terhadap kasus mendukung.Konyolnya karena pidana
pelanggaran HAM yang berat. mati yang dijatuhkan oleh aparat penegak
Hal serupa juga terjadi pada hukum kepada Amrozi Cs menggunakan
kebebasan pribadi sebagai non derogable UU No. 15 tahun 2003 tentang Pidana.
rights. Bahwa tindakan penangkapan, Disinilah terjadi kerancuan karena
penahanan, hingga pemenjaraan peristiwa bom Bali 1 yang membawa
seseorang dengan alasan hukum, Amrozi Cs duduk sebagai pesakitan justru
merupakan tindakan legal menurut terjadi pada tahun 2001 sedangkan
sistem hukum pada semua bangsa saat aturan hukum yang dikenakan adalah
ini termasuk ICC. Padahal bukankah UU No. 15 tahun 2003.Ini bukan saja
secara common sense tindakan seperti melabrak aturan hukum khususnya pasal
itu merupakan bentuk perampasan hak 1 ayat 1 KUHPidana tentang asas legalitas
kebebasan pribadi yang tidak lain adalah juga melanggar konstitusi sekaligus
pelanggaran HAM yang bersifat non melanggar HAM.
derogable rights. Dalam pasal 28 I ayat 1 UUD 1945
Jika demikian halnya lalu mengapa maupun pasal 15 ayat 1 kovenan tentang
hanya hak hidup tiba-tiba diabsolutekan hak sipil dan politik antara lain telah
sebagai hak yang tak boleh dikurangi, ditegaskan larangan pemberlakuan asas
dihapus atau dirampas? Bukankah Barat hukum yang berlaku surut (retroaktif),tapi
dipimpin AS yang diamini PBB merestui mengapa para praktisi dan akademisi
eksekusi pidana mati terhadap pelaku hukum hingga human rights defenders
kejahatan terorisme sebagaimana tidak ada yang mempersoalkannya?
diinspirasikan oleh Convention Against Padahal vonis tersebut telah
Transnational Organized Crime? menggunakan semua upaya hukum
Herannya karena Barat dan sebagian biasa maupun luar biasa, namun hakim
aktifis HAM di Indonesia justru bersikap agung pada tingkat kasasi dan peninjauan
mendua dalam soal ini. Mereka lantang kembali tetap membenarkan putusan
berteriak jika terpidana mati adalah figur pidana mati yang dijatuhkan sebelumnya
yang berkorelasi dengan primordialisme oleh hakim pengadilan yang ada di
Barat seperti ketika Tibo Cs dieksekusi. bawahnya kepada Amrozi Cs.
Tidak kurang Paus Sri Paulus II yang Bentuk kerancuan lain yang terkait
mengirim surat khusus kepada dengan penggunaan HAM sebagai
Presiden agar eksekusi mati Tibo, Cs landasan abolisi pidana mati, tampak
dibatalkan, sejumlah kepala negara dan dari klaim yang mengabsolutkan hak
pemerintahan di barat juga melakukan hidup sebagai hak yang bersifat non
hal yang sama. derogable yaitu hak yang tak dapat
Namun ketika Amrozi Cs siap siap dikurangi, dirampas, atau diganggu oleh
siapapun dan dalam keadaan apapun. waktu setelah pengadilan tingkat pertama
Klaim tersebut menurut hemat penulis menjatuhkan vonis pidana mati.
melampaui batas kewajaran karena Semua ini merupakan bukti yang tak
mengingkari fakta empiris tentang terbantahkan bahwa absolutisme HAM
peran yang kini masih terus berlangsung ternyata tidak dapat dipertahankan
dibeberapa wilayah. Semua orang tahu secara konsisten dalam melegitimasi
bahwa salah satu konsekuensi terjadinya penghapusan pidana mati. Penulis sendiri
perang adalah dibunuh atau membunuh. tidak setuju pidana mati jika dilakukan
Dalam hukum humaniter menetapkan tanpa alasan yang sah berdasarkan
halalnya saling bunuh antar sesama peraturan perundang-undangan yang
combatan berlaku. Tetapi penulis lebih tidak setuju
Jika statement ini harus dijalankan lagi jika pidana mati di hapus secara total
secara konsisten maka itu berarti hanya karena justifikasi HAM seperti
semua hal yang mengandung resiko
diuraikan di atas. Karena penerapan
bagi kematian manusia seperti segala
pidana mati dalam kasus kejahatan
bentuk perlengkapan militer hingga
berat yang bereskalasi dan berimplikasi
polisi maupun tentara harus dilarang
luas di masyarakat, selain merupakan
atau dibubarkan. Bukankah karakter
amanat pasal 6 ayat 2 kovenan hak sipil
dasar militer dalam melaksanakan tugas
dan politik, ia mengemban misi hukum
defensifnya, senantiasa berpegang pada
sebagaimana pandangan Roscoe Pound
doktrin: semua lawan diperlakukan
: “The law as a tool of sosial control and
sebagai musuh dan musuh harus
the law as a tool of sosial engineering”.
dihancurkan.
Hal itu perlu dilakukan karena salah
Argumentasi lain yang sering muncul
menjadi polemik dalam memperkuat satu fungsi hukum memang adalah
gagasan abolisi pidana mati adalah karena “punishment” (fungsi penghukuman)
sebelum menjalani eksekusi, terpidana yaitu : retribution or vengeance against
mati umumnya sudah menghuni LP perceived wrongdoers, reinforcement
dalam waktu yang cukup lama, sehingga of existing sosial value- by courts and
terkesan bahwa terpidana mati menjalani penal institutions”. Sedangkan beberapa
hukuman ganda. Meski tidak salah, fungsi hukum lainnya yang juga tak
namun penulis menilai pandangan seperti kalah pentingnya adalah Guidance or
itu terlalu menonjolkan kepentingan educations (fungsi mendidik) serta
terpidana dan mengabaikan korban. fungsi maintaining sosial peace (fungsi
Jika seorang terpidana mati akhirnya mempertahankan perdamaian sosial). Di
menjalani hukuman ganda bukankah itu dalam fungus penghukuman misalnya,
disebabkan oleh ulah yang bersangkutan juga tercakup fungsi untuk menakut-
sendiri dengan penggunaan berbagai nakuti warga masyarakat lain agar tidak
upaya hukum untuk mengulur-ulur melakukan kejahatan serupa dan fungsi
membuat jera sekaligus mendidik kepala dan nilai keadilan yang dianut
pelaku kejahatan. negara masing-masing. Sebaliknya
Pidana mati bagi kejahatan-kejahatan Negara-negara yang menganut
luar biasa sama sekali bukan dengan nilai moralitas dan keadilan dalam
tujuan “pembalasan dendam” seperti konteks budaya maupun keagamaan
yang selalu dituduhkan oleh kaum seperti di Indonesia, maka pidana
penentang pidana mati , melainkan
mati justru merupakan bagian dari
berdasarkan keyakinan moral bahwa
HAM yang harus dihormati dan
kejahatan yang mereka lakukan, secara
dijalani oleh pelaku yang menurut
moral adalah kejahatan yang sangat berat
hukum memang pantas diretensi dan
dan meresahkan serta melukai perasaan
diterapkan.
moral keadilan masyarakatnya.
3. Kedudukan pidana mati dalam
prinsip-prinsip hukum dan keadilan
F. PENUTUP
di Indonesia sangat kuat dan
mengakar. Sebab sampai saat ini
Kesimpulan
sistem hukum kita menyediakan
Dengan merujuk pada pokok bahasan
pranata pidana mati sebagai bagian
yang terurai di atas, maka kini tibalah
dari sistem pemidanaan yang ada.
penulis pada kesimpulan:
Bahkan pidana mati dalam prinsip
1. Pidana mati masih merupakan
keadilan justru dipandang sebagai
isu kontroversial sehingga upaya
sarana keseimbangan dan pemulihan
untuk melakukan abolisi atau
martabat bangsa dan masyarakat
retensi, diwarnai pro kontra dengan
yang tercemari akibat merajalelanya
argumentasi masing-masing. Disatu
tingkat kriminalitas yang mempunyai
sisi kelompok penentang pidana
implikasi sedemikian rupa dalam
mati secara substansial dianggap
masyarakat .
bertentangan dengan HAM dan
4. Pengaruh pidana mati terhadap
konstitusi. Namun kelompok yang
tingkat kriminalitas yang terjadi di
mendukung pidana mati justru
Indonesia cukup signifikan baik
berpendapat sebaliknya. Akan tetapi
dengan sepinya premanisme akibat
keduanya mengakui bahwa terpidana
pemberlakuan Petrus maupun
mati juga melakukan perbuatan yang
dengan berkurangnya pelaku
bertentangan dengan HAM dan
kejahatan terpidana mati akibat
konstitusi.
eksekusi. Jika ada kecenderungan
2. Negara-negara abolisianisme seperti
angka kriminalitas meningkat, maka
di Eropa, Afrika, Australia dan lain-
salah satu penyebabnya adalah
lain, pidana mati memang sudah timbulnya keberanian hingga pe-
dihapuskan sesuai dengan prinsip remehan pelaku kejahatan terhadap
hukum akibat law enforcement yang implikasi yang serius bagi kehidupan
mencakup punishment khususnya berbangsa dan bermasyarakat seperti
pidana mati, tidak tegas dan tidak korupsi, terorisme, narkoba tentu
konsisten. dengan kategori dan pensyaratan
5. Posisi pidana mati dalam konsep ketat. Sedangkan kejahatan lainnya
perlindungan HAM masih menim- cukup diterapkan hukuman penjara
bulkan pro-kontra. Bagi negara seumur hidup atau pidana penjara
seperti Barat dan negara yang sementara. Kalaupun ada yang
sepaham dengannya, pidana mati menentang pidana mati, maka jalan
memang sudah dihapuskan karena tengahnya ialah tindakan yang dapat
dianggap melanggar HAM. Namun membuat terpidana tidak berdaya
bagi negara yang menganut nilai secara permanen (poena proxima
moralitas dan keadilan dalam konteks morti) yaitu pidana yang berada
budaya maupun keagamaan seperti paling dekat dengan pidana mati.
di Indonesia, maka pidana mati 2. Agar kontroversi terhadap pidana
justru merupakan bagian dari HAM mati dalam konsep perlindungan
yang harus dihormati dan dijalani HAM dapat direduksi setidaknya
oleh pelaku yang menurut hukum diseimbangkan , maka selain perlu
memang pantas diterapkan. dilakukan sosialisasi secara sistematis
6. Kedudukan pidana mati dalam prinsip dan akademik tentang pidana mati,
kebebasan dan nilai keagamaan manfaat dan justifikasinya, pranata
khususnya di Indonesia secara pidana mati juga perlu semakin
umum, sangat akomodatif. Tidak ada diperkuat dalam konstitusi kita
satupun ajaran agama yang mayoritas sendiri. Sebaliknya penentang pidana
dianut di Indonesia menolak pidana mati yang mendasarkan pada HAM
mati. Bahkan pemberlakuan pidana dan konstitusi perlu terus melakukan
mati sesungguhnya merupakan pendalaman secara cermat terhadap
manifestasi dari kewajiban asasi HAM dan konstitusi, mengingat
manusia dan keadilan yang dijustifikasi keduanya mempunyai daya
oleh hukum . interpretasi dan keberlakuan secara
kontekstual.
Saran 3. Agar kedudukan pidana mati dalam
1. Memperhatikan tata nilai keadilan prinsip-prinsip hukum dan keadilan
masyarakat maupun amanat pasal 6 di Indonesia dapat lebih kuat dan
ayat 2 kovenan hak sipil dan politik mengakar antara lain perluasan
yang kita ratifikasi melalui UU N0 pidana mati pada delik-delik yang
12/2005, maka pidana mati perlu mengoyak-ngoyak perasaan ke-
diretensi, tetapi khusus diterapkan adilan dan martabat individu,
pada kejahatan yang menimbulkan masyarakat maupun negara seperti
Kompas, Jakarta.
Utrecht,E,1986,Hukum Pidana I,
Pustaka Tinta Mas, Surabaya
RIWAYAT HIDUP
SAHARUDDIN DAMING
Kebebasan Beragama,
Mungkinkah?
Antara Fakta
atau Takdir Sosial
1
Abstract
When religion compete to find more community in this opened century, they do
be conflict each other continued with violation physically and bodily. The question
is can the religious leader reserve the merciful to every people as such a human?
If they can do that stuffs, likewise KH. Ahmad Dahlan with al-Ma’un principle of
movement, therefore religions would enter to the era of new enlightenment.
God revealed His religion because of His Mercy in order every human being able
to feel secure and prosper. God revealed His statements to and with human being
(Messenger) or sent His angels. Though, unfortunately, people always arrogant.
Only God who has right to be arrogant, because He is a Master of authority.
Our believes to God’s authority is needed to be convinced with giving freewill for
everyone to decide what religion that they will choose to God’s authority His self.
Do religious leaders still believe in God Will? Or factually, do they use God as mask
of their worldly motives?
1 Naskah ini semula disusun untuk acara “Annual Conference and International Seminar on Islam and Contemporary
Issues” dengan Tema “The Meaning of Religious Freedom in Islamic and Human Right Perspective (Makna Kebebasan
Beragama dalam Perspektif Islam dan HAM)” diselenggarakan oleh Program Pascasarjana IAIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi pada tanggal 1 November 2008 di Grand Hotel Jambi.
2 Dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Anggota Komnas HAM 2007-2012, Wk Sekretaris Pimpinan Pusat
Muhammadiyah 2000-2005.
Kebebasan Beragama,
Mungkinkah?
Antara Fakta
atau Takdir Sosial
Pendahuluan sehingga lebih mendahulukan pen-
P
rinsip-prinsip HAM sebe- dekatan dakwah sebagai relasi budaya.
narnya merupakan media Dengan demikian maka pendekatan
tampilan keberagaman yang politik kekuasaan yang seringkali
lebih smart, cerdas, dan lebih arif. berkolaborasi dengan pendekatan
Kegiatan dakwah dan pendidikan hukum (fikih) lebih kemudian sesudah
Islam yang dilakukan berbasis HAM masyarakat matang seperti periodisasi
akan menjadi lebih humanis, lebih kenabian.
menyenangkan, lebih berorientasi Karena itu perlu dilakukan transfor-
pada kemajuan, lebih berorientasi masi kenabian dalam pembentukan
pada kebagusan (khairu ummah), masyarakat masa lalu ke masa kini yang
dan lebih berorientasi pada masa lebih terbuka, demokratis, dan global
depan, serta lebih bernilai kompetitif dengan mobilitas yang tinggi.
(fastabiqul khairat). Dalam hubungan Kebebasan beragama bagi setiap
itu maka perlu selalu dilakukan usaha orang merupakan salah satu prinsip
penafsiran ulang atas tradisi masa lalu HAM yang tidak boleh dicabut dengan
untuk dihidupkan kembali pada saat alasan apa pun (non derogable right).
ini dan di masa depan. Berdasar prinsip HAM ini, seseorang
Dengan prinsip HAM, keberagamaan bebas memeluk atau tidak memeluk
tampil sebagai mitra dialog budaya suatu agama, bebas pindah menjadi
pemeluk agama lain dari agama semula. Hasil telaah tersebut di atas diharap-
Demikian pula kebebasan dalam kan berguna bagi pengembangan
memahami dan melakukan ritual suatu kebijakan sosialisasi HAM. Sekurangnya
ajaran agama. berguna bagi pengembangan kebijakan
Praktik kekebasan demikian me- sosialisasi bagi kalangan komunitas
mungkinkan memunculkan perbedaan pemeluk agama, khususnya pemeluk
penafsiran atas ajaran agama dalam agama Islam. Lebih jauh hasil penelitian
satu agama yang sama. Perbedaan ini bisa dipergunakan bagi perumusan
serupa juga muncul dalam kaitan kebijakan pengembangan penegakan
dengan wilayah, ruang lingkup, dan HAM di negeri dengan beratus etnis
apa yang dimaksud dengan kekebasan dan beragam pemeluk agama ini.
beragama tersebut. Walaupun demikian
secara umum pemeluk Islam di negeri Tuhan pun Berdialog dengan Setan3
ini bisa menerima prinisp-prinsip HAM Komunitas Muslim cenderung
termasuk kebebasan bergama. berbeda-beda dalam memandang dan
Dari hasil pembacaan awal terhadap meletakkan HAM dalam perspektif
praktik kebebasan beragama, terdapat keber-Islam-annya. Hal itu ditentukan
paling kurang dua pandangan yang cara pandangnya tentang esensi ajaran
saling berbeda dalam komunitas antara bentuk legal-formal dalam
Muslim di Indonesia. Ini terlihat dalam konstruksi syariah, dan fungsi hakiki
kasus Ahmadiyah yang terjadi beberapa (substantif) ajaran. Cara pandang legal,
waktu lalu. Kasus ini kemudian berulang sesuai karakternya, bersifat eksklusif
pada peristiwa serupa di Sampang bahwa hak (kebenaran) itu jelas
Madura. Bagaimana perbedaan tentang dan tunggal tak berbagi tidak dapat
kebebasan beragama, mengapa, dan disepadankan dan disandingkan dengan
apa yang mendasari perbedaan tersebut, batil. Sementara fungsi hakiki ajaran itu
merupakan permasalahan yang menarik bersifat inklusif meletakkan keluhuran
ditelaah di tengah gencarnya pemajuan kemanusiaan universal sebagai nilai
HAM di Indonesia. hakiki ajaran yang kompatibel dengan
Penelaahan tentang persoalan pengalaman budaya banyak bangsa di
tersebut bisa dilakukan melalui studi sepanjang sejarah.
lapangan dan atau studi kepustakaan. Sesuai karakternya, cara pandang
Telaah kepustakaan mengandalkan data pertama hampir tidak memberi
yang diperoleh melalui dokumentasi ruang toleransi sehingga seringkali
yang dipergunakan sebagai alat bisa memicu berbagai konflik antara
pengumpul data. Selanjutnya, dari data 3 Semula disusun dan disampaikan dalam acara FGD
yang terkumpul kemudian diinterpretasi Pembelajaran HAM dan Syariah di Perguruan Tinggi
Agama Islam dengan topik “Kekerasan, Agama, dan
dan selanjutnya dilakukan penyimpulan HAM”, diselenggarakan oleh PSI-UII bekerjasama
atas hasil analisis tersebut. dengan Norwegian Centre for Human Rights
(NCHR) tanggal 24 Oktober 2009 di Jogjakarta Plaza.
HAM, atau menuduh bahwa pembela yang cukup berarti walaupun belum
HAM bisa berarti keluar dari Islam dan memuaskan apalagi sampai pada posisi
pro peradaban Barat yang kafir. Di sini ideal. Jika di masa lalu masih banyak
Islam kemudian diletakkan sebagai orang yang menentang pluralisme atau
representasi peradaban bangsa-bangsa meragukan kebebasan beragama dan
kawasan Timur dan HAM diletakkan berkeyakinan, maka saat ini publik sudah
sebagai simbol peradaban mewakili semakin terbuka memajukan pluralisme
cara pandang peradaban bangsa- dan atau kebebasan beragama dan
bangsa Barat. berkeyakinan.
Di sisi lain, kurang disadari bahwa Berbagai lembaga yang mengusung
penegakan, pemajuan, perlindungan, dan mempromosikan pluralisme
dan promosi HAM bukanlah soal dan kebebasan beragama dan
apakah yang dibela, dihukum, berkeyakinan dari komunitas muslim
dimajukan itu benar atau salah dalam lahir dan berkembang selama periode
keberagamaan, tapi bagaimana setiap ini. Di masa lalu, orang memandang
pihak kaum beragama itu bersedia wajar komunitas Kristiani mendukung
dan bisa menghormati kelompok pluralisme dan kebebasan beragama
orang yang berbeda keyakinan, beda dan berkeyakinan karena minoritas,
penafsiran atau pemahaman atas suatu kini tampak ada semacam kebutuhan
ajaran agama. Persoalan HAM seringkali di kalangan Muslim. Kini lahir Wahid
muncul pada saat suatu pandangan Institut dan Jaringan Islam Liberal (JIL)
mainstream secara langsung atau tidak dari komunitas anak muda NU. Hampir
langsung “memaksakan” pendapat bersamaan kemudian lahir Ma’arif
kepada para pihak yang minoritas. Institut dan Jaringan Intelektual Muda
Argumen yang sering muncul ialah Muhammadiyah (JIMM) dari generasi
bahwa suatu pandangan tidak muda Muhammadiyah.
mainstream harus tahu diri dan bisa Sementara itu, patut dicatat kelahiran
mengambil tempat yang tepat sesuai ICIS (International Conference of Islam
posisi sosialnya yang tidak mainstream. Scholars) dengan komandan Hasyim
Di sini nampak bahwa kebebasan dan Muzadi (Ketua PBNU) dan World
pluralisme beragama lebih berkait Peace Forum yang dikomandani Din
dengan persoalan politik daripada Syamsudin (Ketum PP Muhammadiyah),
epistemologi tentang benar atau salah. di luar ICIP (Syafii Anwar) dan ICRP
(Indonesian Conference on Religion and
Debat Tafsir Kebebasan Peace; kini Musdah Mulia, dulu Johan
Jika kita perhatian perjalanan Efendi). Namun, patut dicatat kelahiran
pluralisme dan kebebasan beragama di berbagai lembaga itu tidak terlepas dari
Indonesia sepuluh tahun terakhir, kita gelontoran dana dari negara-negara
bisa menyimpulkan adanya kemajuan Eropa dan Amerika atau pihak ketiga.
7 Hamim Fahmy Zarkasyi, 2008, Hak Dan Kebebasan 8 Hamim Fahmy Zarkasyi, 2008, Hak Dan Kebebasan
Beragama (Dalam Perspektif Islam, DUHAM dan Beragama (Dalam Perspektif Islam, DUHAM dan
KeIndonesiaan), Lokakarya Nasional VII HAM KeIndonesiaan), Lokakarya Nasional VII HAM
10 Tahun Reformasi Quo Vadis Pemajuan dan 10 Tahun Reformasi Quo Vadis Pemajuan dan
Penegakan HAM di Indonesia, Jakarta. Penegakan HAM di Indonesia, Jakarta.
pihak stake holder di negeri ini. Perlu menyelenggarakan World Peace Forum
dicari upaya membedah kebuntuan di akhir Juni lalu, sementara NU sedang
hubungan keberagamaan yang menyelenggarakan International
cenderung semakin sempit saat politik Conference of Islam Scholars (ICIS).
melakukan intervensi besar-besaran Dalam kesempatan demikian
terhadap wilayah agama pada masa seringkali pemimpin gerakan
sepuluh tahun terakhir ini. keagamaan menyatakan bahwa ajaran
agamanya lebih mencintai perdamaian
Menembus Kebuntuan daripada kekerasan. Namun fakta di
Pemicu konflik sosial-politik dan lapangan tidaklah seindah pernyataan-
budaya mulanya sering tampil dalam pernyataan demikian. Mengapa?
bentuk yang sepele atau sederhana. Karena dalam praktiknya, banyak
Seringkali pula bentuk ketegangan kesulitan bagi pemeluk suatu agama
atau konflik demikian sama sekali menerima kehadiran pemeluk agama
tidak ada kaitan dengan perbedaan lain, oleh berbagai sebab dan faktor.
ajaran keagamaan atau perbedaan Pertama, ajaran agama yang formal
pemahaman keagamaan dalam agama yang pada umumnya disusun elite
yang sama. Namun bila ditelusuri keagamaan ribuan tahun lalu lebih
kejadian konflik berbasis keagamaan bersifat legalistis dengan standar baku
yang sudah berulang-ulang terjadi, yang terbatas. Kehidupan dunia seolah
tampak berkait dengan kesediaan para hanya dapat dibagi ke dalam dua
pihak dari komunitas pemeluk agama ekstrim yaitu: benar-salah, halal-haram,
untuk menerima dan menghormati setan-malaikat, musuh-sahabat, surga-
perbedaan keyakinan dalam dan antar neraka.
kepemelukan keagamaan seperti Kedua, tingkat religiusitas seorang
tersebut di atas. pemeluk suatu agama lebih banyak
Peristiwa konflik keberagamaan diukur dari pemihakan yang standar,
selalu muncul kembali bagai gelombang baku, dan terbatas tersebut. Semakin ia
air yang kadang riak-riak kecil untuk bersih dari singgungan atas yang salah
tiba-tiba besar menghancurkan atau batal, yang haram, setan, atau
seperti soal keberadaan Ahmadiyah musuh maka semakin tinggi tingkat
dari dan dalam komunitas Muslim. religiusnya atau kesalehannya.
Ironisnya bentrokan antar komunitas Ketiga , pemeluk agama yang
beda keyakinan keagamaan dan antar saleh, cenderung lebih memandang
pemeluk satu agama beda paham keterselesaian atau kesempurnaan
itu berlangsung di tengah gencarnya suatu agama yang diyakininya ditandai
promosi toleransi, pluralisme, dan oleh tidak diperlukannya pemikiran
hidup damai antar pemeluk beda baru atau kritik atas ajaran agama
agama. Muhammadiyah baru saja yang disusun elite agama di masa lalu.
yang kadang memicu berbagai bentuk (Hadits).11 Inilah fungsi kenabian dalam
konflik (ekonomi, politik, budaya) penciptaan kewelas-asihan bagi sesama
bisa dipecahkan. Dari sini peradaban dan bagi semua kehidupan di muka
global akan bisa tumbuh menjadi lebih bumi yang disebut sebagai rahmatan
manusiawi, dan menjadi lebih dialogis, lil-alamien (kesejahteraan bagi seluruh
sehingga peradaban global itu menjadi alam), seperti tertera dalam wahyu
lebih kreatif dan dinamis. Tuhan surat Al-Anbiya ayat 107 berikut
Ajaran hakiki semua agama ialah ini:
derajat martabat manusia dan berhak serta Deklarasi Universal Hak Asasi
memperoleh suaka politik dari negara Manusia; dan b. meningkatkan
lain.” perlindungan dan penegakan hak asasi
Pasal 28 I ayat 1: “Hak hidup, hak manusia guna berkembangnya pribadi
untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan manusia Indonesia seutuhnya, dan
pikiran dan hati nurani, hak beragama, kemampuannya berpartisipasi dalam
hak untuk tidak diperbudak, hak untuk berbagai bidang kehidupan.”
diakui sebagai pribadi di hadapan Pasal 22 ayat 1: “Setiap orang bebas
hukum, dan hak untuk tidak dituntut memeluk agamanya masing-masing
atas dasar hukum yang berlaku surut dan untuk beribadat menurut agamanya
adalah hak asasi manusia yang tidak dan kepercayaanya itu.” Ayat 2:
dapat dikurangi dalam keadaan apa “Negara menjamin kemerdekaan setiap
pun.” Ayat 2: Setiap orang berhak orang memeluk agamanya masing-
bebas dari perlakuan yang bersifat masing dan untuk beribadat menurut
diskriminatif atas dasar apa pun dan agama dan kepercayaannya itu.”
berhak mendapatkan perlindungan Sesuai tugas dan fungsinya, Komnas
terhadap perlakuan yang bersifat HAM tidak memasuki wilayah benar-
diskriminatif itu.” salah suatu penafsiran sumber ajaran
UU No. 39/ 1999 Tentang HAM agama atau keyakinan keagamaan.
pasal 1 menjelaskan apa yang dimaksud Komnas HAM lebih bekerja melaporkan
dengan HAM: “Dalam undang-undang hasil pencarian fakta dan kajian atau
ini yang dimaksud dengan: 1. Hak Asasi mengeluarkan rekomendasi agar
Manusia adalah seperangkat hak yang setiap pihak yang berbeda penafsiran
melekat pada hakikat dan keberadaan tidak melakukan tindakan yang bisa
manusia sebagai makhluk Tuhan Yang membuat pihak lain yang berbeda itu
Maha Esa dan merupakan anugerah- merasa terancam, merasa tertindas.
Nya yang wajib dihormati, dijunjung Walaupun demikian, Komnas
tinggi dan dilindungi oleh negara, HAM tidak berwenang mengeksekusi
hukum, pemerintah, dan setiap orang kesimpulan atau rekomendasi bahwa
demi kehormatan serta perlindungan seseorang atau sekelompok, aparat
harkat dan martabat manusia.” (pejabat) atau institusi pemerintahan
Peran dan fungsi Komnas HAM bisa diduga telah melakukan pelanggaran
dibaca pada beberapa pasal berikut. HAM. Eksekutornya lembaga terkait
Pasal 75: “Komnas HAM bertujuan: atau lembaga pengadilan ad hoc yang
a. mengembangkan kondisi yang dibentuk untuk maksud mengeksekusi
kondusif bagi pelaksanaan hak asasi atau mengadili kesimpulan awal dan
manusia sesuai dengan Pancasila, rekomendasi tersebut.
Undang-Undang Dasar 1945, dan Pada periode sebelumnya pem-
Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa, bagian kerja komisioner terbagi
RIWAYAT HIDUP
ABDUL MUNIR MULKHAN
Pendidikan:
1953-1959 : SR Negeri, Wuluhan, Jember
1959-1962 : SMP Pancasila, Wuluhan, Jember
1959-1963 : PGAP Muhammadiyah, Wuluhan, Jember
1963-1965 : PGAAN Malang
1967-1968 : Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Cabang Jember
1971-1974 : Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Intan Cabang Metro
1974-1975 : Fakultas Hukum Universitas Negeri Lampung
1979-1980 : Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
1979-1982 : Fakultas Filsafat UGM
1986-1988 : S-2 Sosiologi UGM
1995-1999 : S-3 Sosiologi UGM
2000-2001 : Program Post Doktoral pada McGill University, Montreal,
Canada
2006-2007 : Research Fellow pada Nanyang Teknological
University of Singapore
Pekerjaan:
1965-1966 : Guru Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) Ampel,
Jember
1966-1967 : Guru PGAP Muhammadiyah Kalirejo, Lampung Tengah
1967-1968 : Guru Agama Negeri SD Muhammadiyah Gumelar, Jember
Guru Agama Negeri Madrasah Ibtidaiyah Sti’biyah, (MIS)
Gugut, Jember
Guru Agama Negeri SD Negeri Wirolegi, Jember
1968-1971 : Guru Agama Negeri Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah
(MIM) Hadimulyo, Metro, Lampung Tengah
1970-1971 : Wk Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah Hadimulyo,
Metro, Lampung.
1971-1973 : Guru Negeri PGA YPI Metro, Lampung Tengah
1973-1974 : Pegawai pada Kantor Depag Kab Lampung Tengah
1974-1976 : Kasubsi Doktik Seksi Urusan Agama Islam Depag
Kab Lampung Tengah
1976-1978 : Kepala Urusan Umum Kantor Depag Kab Lampung Tengah
1978-1979 : Kepala KUA Kecamatan Sekampung Kab Lampung Tengah
1978-1984 : Pegawai pada Kanwil Depag Provinsi DIY
1984-1985 : Pegawai Humas Kanwil Depag Provinsi DIY
1985-1987 : Kasi Kemasjidan Bidang Urais Kanwil Depag Provinsi DIY
1987-1991 : Kasi Publikasi Dakwah & Tamadun Penais Kanwil Depag
Prov DIY
1991- kini : Dosen Fakultas Tarbiyah & Keguruan UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta
2005-2012 : Anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia RI.
Abstrak
Semestinya iuran itu dibayar atau ditanggung oleh pemerintah, karena memang
sudah menjadi kewajiban negara. Hasil kekayaan negara seharusnya digunakan
untuk menyejahterakan rakyat Indonesia.
K
esalahpahaman mengenai dan budaya sebagai hak asasi. Kalau
hak ekonomi, sosial, dan memang pemenuhannya harus
budaya adalah salah satu dilakukan secara bertahap tidak berarti
sebab pokok adanya pelanggaran hak hak ekonomi, sosial, dan budaya bukan
ekonomi, sosial, dan budaya. Hak-hak hak asasi manusia.
ini dianggap hanya dapat dilakukan Hak ekonomi, sosial, dan budaya
melalui kebijakan pembangunan (tidak sesungguhnya merupakan hak-hak
mempunyai efek langsung). Pemikiran positif yang membutuhkan campur
ini dilandasi anggapan bahwa realisasi tangan negara. Hal demikian oleh
hak-hak tersebut memerlukan waktu sebagian orang dianggap sebagai
dan dilakukan secara bertahap.1 dasar untuk tidak memperlakukan hak
Ada juga argumentasi bahwa hak sosial ekonomi sebagai hak asasi. Bagi
ekonomi, sosial, dan budaya hanya kelompok yang memiliki pemahaman
berlaku dalam sistem politik tertentu seperti ini, hak asasi hanyalah hak sipil
atau di negara-negara kaya saja. dan politik yang mensyaratkan negara
Pemikiran ini tidak seluruhnya benar, untuk melakukan campur tangan
karena beberapa alasan. Antara lain, tesebut. Akan tetapi dikotomis ini sangat
menyesatkan, karena realisasi dari hak
1 Lihat Pasal 2 Kovenan Internasional tentang Hak
Ekonomi, Sosial, dan Budaya, UNGA Res. 2200 A sipil dan politik maupun hak ekonomi,
(XXI), 16 Des. 1966.
Hak-Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya hak-hak manusia. Kewajiban ini juga
diikuti dengan kewajiban pemerintah
Pada 30 September 2005 Indonesia yangh lain, yaitu untuk membuat
meratifikasi dua perjanjian internasional laporan yang bertalian dengan
tentang hak-hak manusia, yaitu penyesuaian hukum, langkah, kebijakan
Kovenan Internasional tentang Hak- dan tindakan yang dilakukan.
hak Ekonomi, Sosial dan Budaya Setelah ratifikasi ICESCR, pemerintah
(International Covenant on Economic, Indonesia memiliki kewajiban yang
Sosial and Cultural Rights – ICESCR) mengikat secara hukum untuk
dan Kovenan Internasional tentang melakukan beberapa hal. Antara lain
Hak-hak Sipil dan Politik (International negara, dalam hal ini pemerintah, harus
Covenant on Civil and Political Rights segera melakukan reformasi hukum
– ICCPR). dengan menerjemahkan prinsip dan
Pada 28 Oktober 2005, pemerintah ketentuan yang terkandung dalam
Indonesia mengesahkan ICESCR ICESCR ke dalam hukum nasional.
menjadi UU No. 11/2005 dan ICCPR Pemerintah juga harus segera melakukan
menjadi UU No. 12/2005. Ratifikasi harmonisasi hukum nasional dengan
ini menimbulkan konsekuensi terhadap menggunakan kerangka ICESCR.
pelaksanaan hak-hak manusia, karena Semua peraturan perundang-undangan
negara Indonesia telah mengikatkan diri yang tak sesuai dengan ICESCR harus
secara hukum. Antara lain pemerintah dicabut dan direvisi. Begitu juga dengan
telah melakukan kewajiban untuk RUU yang telah dibahas dan disiapkan
mengadopsi perjanjian yang telah hingga proses ratifikasi.
diratifikasi ini ke dalam perundang- Selain itu pemerintah harus
undangan, baik yang dirancang maupun melakukan sosialisasi ICESCR yang
yang telah diberlakukan sebagai UU. telah diratifikasi, sehingga banyak
Yang lain adalah pemerintah memiliki orang akan mengetahui apa saja hak-
kewajiban mengikat untuk mengambil hak ekonomi, sosial, dan budaya yang
berbagai langkah dan kebijakan seharusnya dinikmati warganegara.
dalam melaksanakan kewajiban untuk Dengan telah diratifikasinya ICESCR,
menghormati (to respect), melindungi pemerintah Indonesia mempunyai
(to protect) dan memenuhi (to fulfill) kewajiban untuk membuat laporan
pekerja dan keluarga mereka, dan individu atau
mengenai upaya dan capaian
kelompok manapun yang menerima bantuan pelaksanaan hak-hak ekonomi, sosial,
berbasis kebutuhan dari dana umum, dikumpulkan
melalui perolehan pajak. Lihat Martin Scheinin, “Hak dan budaya yang harus disampaikan
Atas Jaminan Sosial” dalam Asbjorn Eide, Catarina pada Komite di PBB.
Krause, dan Allan Rosas (ed), Hak Ekonomi, Sosial
dan Budaya, Raoul Wallenberg Instutute of Human Obligasi negara dalam Pasal 2
Rights and Humanitarian Law bekerja sama dengan ayat (2) Kovenan adalah menjamin
Departemen Hukum dan HAM Indonesia, Jakarta,
2008, hal. 225 -235. hak-hak dalam Kovenan Hak Ekosob
2 Pasal 7 Hak untuk menikmati kondisi kerja yang adil dan menyenangkan
Hak atas perlindungan dan bantuan yang seluas mungkin bagi keluarga, ibu, anak, dan
5 Pasal 10
orang muda
yang terkandung dalam Kovenan jelas hak yang diakui dalam Kovenan;
merupakan pelanggaran terhadap • gagal menyampaikan laporan
Kovenan. Pelanggaran terhadap sebagai ditentukan dalam Kovenan.
Kovenan tersebut, dapat dimaknai,
dalam situasi dan kondisi di mana
negara Peserta: Jaminan Sosial Sebagai HAM
III PEMENUHAN
I PENGHORMATAN (tidak II PERLINDUNGAN
(penyediaan
ada gangguan dalam (mencegah pelanggaran
sumberdaya dan hasil-
pelaksanaan hak) oleh pihak ketiga)
hasil kebijakan)
Enabling Inputs yang mendukung realisasi hak-hak publik dan kesejahteraan manusia
Referensi:
• Adi Fahrudin, Ph.D, Pengantar
Kesejahteraan Sosial, PT Refika
Aditama, Bandung, 2012
• Asbjorn Eide, Catarina Krause, dan
Allan Rosas (ed), Hak Ekonomi,
Sosial dan Budaya, Raoul Wallenberg
Instutute of Human Rights and
Humanitarian Law bekerja sama
dengan Departemen Hukum dan
HAM Indonesia, Jakarta, 2008.
• Edi Suharto, Ph.D., Kemiskinan &
Perlindungan Sosial di Indonesia:
Menggagas Model Jaminan Sosial
Universal Bidang kesehatan,
Penerbit Alfaabeta, Bandung, 2009.
• Rudy Hendra Pakpahan dan Eka
N.A.M. Sihombing, “Tanggungjawab
Negara dalam Pelaksanaan Jaminan
Sosial” dalam Jurnal Legislasi
Indonesia, Vol. 9 No 2 Juli 2012, hal.
163-174.
• Komite Hak Ekonomi, Sosial dan
Budaya lihat Komentar Umum No. 3
[UN Doc.e/1991/23].
RIWAYAT HIDUP
Yosep Adi Prasetyo
Pria kelahiran Malang, 20 Juni 1959, ini menjadi anggota K omnas HAM p eriode
2007-2012. Sebelum bergabung di Komnas HAM, lelaki yang akrab d ipanggil
Stanley ini berkarier sebagai jurnalis. Karier di media massa, antara lain menjadi
konsultan UNOTIL (2006), ombudsman tabloid Suara Perempuan Papua (2004-
kini), o
mbudsman Acehkita (2003-kini), dan Direktur Komersial dan Umum PT
Melin/Radio 68H (2000-2004). Sedangkan karier organisasinya, yaitu tercatat
sebagai anggota Majelis Etik AJI Jakarta (2003-2005), pendiri dan a nggota Board
Institute for Media and Social Studies (2003-kini), anggota IRIP Board (Melbourne),
serta penerbit majalah Inside Indonesia (2001-2002). Selain itu, ia juga menjadi
anggota Tim Pokja Reformasi Polri (2003-kini), anggota Pokja Defence Reform
dan anggota tetap FGD Pro-Patria (2002-kini), serta Board Yayasan Kippas Medan.
MENGINTEGRASIKAN HAM
KE DALAM KEBIJAKAN DAN
PRAKTIK PERUSAHAAN
Oleh Asep Mulyana
ABSTRAct
The debate on business and human rights in international diplomacy burst in
the 1990s. The debate was fueled by the increasingly strong role and position of
the political economy of multinational companies, especially companies engaged
in the extractive sector. On the other hand, state control on the operation of these
companies are also increasingly weakened. Multinational companies operating in
different parts of the world can give a positive effect for economic progress, but
also have a negative impact on the enjoyment of human rights. This phenomenon
pushed the initiative of the United Nations (UN) to develop a framework and
guidance to the business community in the respect, protection, and remedy of the
rights. The UN framework is a tool that guides the company to integrate human
rights in the policies and practices of companies that, in the future, the company is
not only able to minimize the risks and impacts on human rights in its operations,
but it can even contribute positively to the enjoyment of human rights.
KATA KUNCI:
Human Rights r Business and Human Rights Corporation John Ruggie Human Rights
Due Diligent Human Rights Impact Assesment.
PAPER
ABSTRAK
KATA KUNCI:
Hak Asasi Manusia Bisnis dan HAM Perusahaan John Ruggie Uji Tuntas HAM
Penilaian Dampak HAM.
MENGINTEGRASIKAN HAM
KE DALAM KEBIJAKAN DAN
PRAKTIK PERUSAHAAN
P
eran perusahaan, khu- bermuara pada tercerabutnya hak-hak
susnya perusahaan multi- asasi manusia. 2
nasional, di suatu negara Sampai pertengahan 1990-an,
sangatlah penting. Ia diskusi yang mengaitkan bisnis dengan
merupakan aktor unik yang acapkali wacana HAM belum mendapatkan
dipandang sebagai salah satu perhatian serius dari komunitas
sumber yang mendorong kemajuan internasional. Wacana itu mulai muncul
ekonomi di suatu negara karena ketika pada 1995 terjadi insiden di
kemampuannya mengelola dan Nigeria yang melibatkan Royal Dutch
mengeksploitasi Sumber Daya Alam Shell. Perusahaan multinasional yang
(SDA), membuka lapangan kerja bagi bergerak di sektor ekstraksi minyak ini
warga, meningkatkan pemasukan dinilai terlibat dalam eksekusi terhadap
pajak bagi negara, serta merangsang sastrawan dan aktivis lingkungan
naiknya daya beli warga.1 Namun Nigeria, Ken Saro-Wiwa dan delapan
demikian, selain efek positif tersebut, pengikutnya.3 Saro-Wiwa mendirikan
kebijakan dan operasi perusahaan juga Gerakan Pertahanan Hidup orang
seringkali dipandang sebagai sumber
2 Jennifer Westaway, “Globalization, Transnational
Corporations and Human Rights – A New Paradigm”,
1 John Gerard Ruggie, 2012, Prinsip-Prinsip Panduan
International Law Research; Vol. 1, No. 1; 2012.
untuk Bisnis dan Hak Asasi Manusia: Kerangka
3 Florian Wettstein, 2009, Multinational Corporations
Perserikatan Bangsa-Bangsa “Perlindungan,
and Global Justice: Human Rights of a Quasi-
Penghormatan, dan Pemulihan” (Jakarta: Elsam).
Governmental Institution, Stanford University Press,
California.
Ogoni pada 1990. Melalui LSM yang terlibat dalam operasi keamanan
dipimpinnya itu, Saro-Wiwa mengritik di beberapa bagian Ogoniland dan
keras operasi Shell di Delta Sungai menyewa pasukan pemerintah
Niger yang dinilai telah mencemari yang menembak warga desa yang
lingkungan. Ia juga memperjuangkan memprotes pipa minyak.7 Shell
pembagian kekayaan minyak yang kemudian mengakhiri kasus ini di
lebih adil dan menuntut diakhirinya pengadilan dengan membayar uang
perusakan tanah milik orang Ogoni.4 damai sebesar 15,5 juta dolar AS,
Kejadian yang menimpa Saro-Wiwa meski Shell tetap bersikukuh bahwa
belasan tahun silam itu kemudian pihaknya tidak bertanggung jawab
memicu gelombang protes dari atas kejadian tersebut.8
komunitas internasional. Ahli waris Kejadian tersebut menjadi
Saro-Wiwa melakukan gugatan ke momentum baru bagi komunitas
pengadilan di Amerika.5 Mereka internasional untuk mendiskusikan
memperkarakan eksekusi terhadap relasi bisnis dan HAM. Lembaga-
Saro-Wiwa dan pengikutnya yang lembaga internasional yang fokus
memperjuangkan hak-hak warga pada isu HAM, seperti Human Rights
Ogoni atas kawasan kaya minyak di Watch dan Amnesty International,
Delta Sungai Niger. Pada 1995 mereka secara sistematis mulai meletakkan isu
digantung berdasarkan hukuman mati bisnis dan HAM dalam agenda mereka
yang dijatuhkan Mahkamah Militer dan meningkatkan tekanan mereka
Nigeria. Penggugat menuduh Shell terhadap tanggung jawab perusahaan
berperan di balik kasus itu.6 atas terjadinya tindakan pelanggaran
Selain menuding para pejabat HAM akibat operasi perusahaan.9
Shell memasok persenjataan kepada
polisi Nigeria selama tahun 1990-an, Perusahaan dan Pelanggaran HAM
penggugat juga menuduh Shell telah
membantu pemerintah menangkap Dampak kegiatan perusahaan,
dan menggantung Saro-Wiwa dan khususnya perusahaan multinasional
beberapa sejawatnya. Shell dikatakan yang bekerja di sektor ekstraktif, dari
tahun ke tahun mulai menampakkan
4 LIhat http://www.dw.de/shell-bayar-kompensasi-
korban-ham/a-4313775, diunduh pada 17 wajahnya yang tidak bersahabat ter-
Desember 2012.
5 Gugatan tersebut diajukan mengikuti hukum
hadap penikmatan HAM. Sebuah studi
federal 1789 yang memungkinkan pengadilan
Amerika menyidangkan kasus pelanggaran HAM 7 Lihat tautan ini http://www.bbc.co.uk/indonesian/
yang diajukan oleh warga asing atas tindakan yang news/story/2009/06/090609_shellagreement.
berlangsung di luar negeri. Lihat http://www.bbc. shtml diunduh pada 17 Desember 2012.
co.uk/indonesian/news/story/2009/06/090609shell 8 LIhat tautan ini http://www.rnw.nl/bahasa-
agreement.shtml diunduh pada 17 Desember 2012. indonesia/article/shell-selesaikan-kasus-tapi-
6 Lihat tautan ini http://www.dw.de/shell-bayar- hadapi-yang-baru diunduh pada 17 Desember
kompensasi-korban-ham/a-4313775 diunduh pada 2012.
17 Desember 2012. 9 Florian Wettstein. op.cit.
TABEL 1
Operasi perusahaan multinasional yang berdampak negatif terhadap HAM,
khususnya hak masyarakat adat di berbagai negara
Total, Unocal [Union Oil Terlibat dalam pelanggaran hak-hak buruh dan menggu-
Burma
Company of California] nakan budak.
Tabel 2
Tipologi pelanggaran HAM oleh korporasi
3 Perusakan lingkungan 72
5 Penggusuran 15
7 Lain-lain 196
Total 1009
tetapi juga dapat melahirkan “sisi gelap” (Sesjen) PBB kemudian menginisiasi
dalam bentuk pelanggaran HAM. 13 dan mengeluarkan United Nations
Investasi yang dilakukan perusahaan Global Compact (UNGC) pada Forum
multinasional, khususnya di industri Ekonomi Dunia 1999. UNGC ini
minyak dan pertambangan, dapat mengharuskan perusahaan untuk
dilakukan di wilayah-wilayah yang mengadopsi isu HAM, standar
selama ini terhalang oleh alasan perburuhan, dan perlindungan
ideologi dan politik. Kesempatan ini lingkungan, dan sikap antikorupsi
membuat negara-negara penerima dalam kebijakan perusahaannya.
investor asing berada dalam resiko- Inisiatif yang mendorong perusahaan
resiko akibat operasi perusahaan untuk mengikuti UNGC membantu
multinasional. Rantai pasokan dapat dalam perbaikan perusahaan. Namun
melibatkan eksploitasi buruh anak, dan komitmen terhadap prinsip-prinsip
diskriminasi. Namun perusahaan juga dalam UNGC masih bersifat lip service
dihadang resiko ketika bekerja di negara dan belum menjadi aplikasi yang efektif
yang dikendalikan oleh pemerintahan pada tataran praktis. 15
yang tidak demokratis dan sangat lekat Pada akhir 1990-an juga muncul
dengan korupsi, ketidakadilan, konflik istilah Tanggung Jawab Sosial
internal, dan pelanggaran HAM.14 Perusahaan (CSR). Istilah ini lahir dari
Kesadaran tentang pentingnya perdebatan panjang tentang peran
tanggung jawab perusahaan atas perusahaan di dalam masyarakat.
dampak yang ditimbulkannya Sekarang istilah ini menjadi agenda
meningkat cepat pada akhir 1990- utama para akademisi, pembicaraan
an. Revolusi teknologi informasi di banyak pertemuan dan konferensi,
yang ditandai oleh kehadiran yang diinisiasi oleh perusahan, Ornop,
internet memudahkan komunikasi dan pemerintah. Gagasan tentang CSR
dan penyebaran informasi terkait makin mendekatkan wacana bisnis
pelanggaran HAM oleh perusahaan. dengan HAM.
Inisiatif-inisiatif baru untuk mengikat Ada beberapa factor yang
perusahaan terhadap tanggung jawab mendorong komunitas bisnis
HAM mulai menjadi perhatian publik internasional menggeser perhatian ke
internasional. Komunitas internasional isu HAM, 16 di antaranya:
memandang bahwa cakupan pasar yang 1. Meningkatnya kesadaran konsumen
meningkat menyediakan kesempatan dan tuntutan publik atas transparansi
besar bagi komunitas bisnis untuk pemerintah dan perusahaan
berkontribusi bagi pembangunan 2. Minat yang besar dari para
berkelanjutan. Sekretaris Jenderal pemangku kepentingan untuk
hak-hak dasar yang disusun dalam HAM. (2) Proses yang sungguh-
Deklarasi Umum Hak-hak Asasi sungguh untuk mengidentifikasi,
Manusia (DUHAM). Tanggung mencegah, mengurangi, dan meng-
jawab tersebut mensyaratkan hitung dampak dan penyelesaian
perusahaan untuk menghindari masalah HAM yang timbul atas
dampak negatif aktivitas mereka kegiatan mereka; (3) Proses yang
terhadap HAM, menyelesaikan memungkinkan pemulihan atas
dampak negatif itu (jika terjadi), dampak negatif yang timbul karena
serta mencegah atau mengurangi aktivitas mereka.
dampak langsung terhadap HAM 6. Perusahaan harus mengekspresikan
yang terjadi karena operasi, produk, komitmen mereka untuk memenuhi
dan pelayanan oleh hubungan tanggung jawab melalui pernyataan
bisnis mereka—bahkan jika mereka kebijakan HAM.
tidak menyumbang atas dampak
7. Dalam semua konteks, perusahaan
tersebut.
harus: (1) mematuhi dan meng-
3. Perusahaan harus mengeluarkan hormati semua hukum HAM
kebijakan dan proses yang internasional di mana mereka
layak sesuai keadaan yang bekerja; (2) mencari jalan untuk
memungkinkan mereka meng- menghormati prinsip-prinsip HAM
identifikasi, mencegah, mengurangi, internasional ketika menghadapi
dan memulihkan dampak negatif konflik.
terhadap HAM di mana mereka
8. Prinsip ini mengenalkan instrumen
menjadi faktor penyebab atau
“human rights due diligence”,
berkontribusi atas dampak negatif
yang berarti setiap perusahaan
tersebut melalui aktivitas yang
wajib melakukan penilaian ter-
mereka lakukan. Hal ini penting
hadap resiko, dampak aktual,
untuk mengukur komitmen dan
maupun potensi negatif terhadap
performance mereka terhadap
penikmatan HAM dalam ope-
HAM.
rasinya.
4. Tanggung jawab ini berlaku untuk
9. Untuk meningkatan kesadaran atas
semua perusahaan menurut
resiko HAM dalam aktivitasnya,
ukuran, sektor, konteks operasional,
perusahaan harus mengidentifikasi
kepemilikan, dan struktur.
dan menilai dampak aktual dan
5. Untuk menghormati HAM, potensial negatif dengan melibatkan
perusahaan harus memiliki (1) ahli HAM internal dan eksternal
komitmen kebijakan yang menjamin serta membangun keterlibatan yang
pelaksanaan tanggung jawab berarti dari pemangku kepentingan
mereka terhadap penghormatan atau kelompok masyarakat di mana
Prinsip Dasar dan Hak di Tempat Kerja, 3. Dialog dan kerja sama. Ini sebetulnya
Global Compact Sekjen PBB). langkah pertama bagi banyak
Di samping langkah dasar di atas, perusahaan. Beberapa perusahaan
ada aksi-aksi yang harus dilakukan melibatkan kalangan akademik dan
perusahaan dalam rangka mendukung para pemangku kepentingan yang
Ruggie Principles, yaitu:26 mengekspresikan perhatian dan
1. Mengidentifikasi isu HAM. Penting kepentingan perusahaan terhadap
bagi perusahaan untuk memfokus- isu-isu HAM dalam setting kebijakan
kan perhatian pada standar mereka. Konsultasi dengan kelom-
perburuhan dan HAM. Menelaah pok-kelompok HAM dan mitra
dampak negatif dari operasi mereka sosial mereka dapat meningkatkan
terhadap HAM sangat membantu komitmen mereka terhadap HAM
mereka untuk fokus pada setting dan membangun sistem akuntabilitas
dan pelaksanaan kebijakan. publik.
27 Ibid. 28 Ibid.
Website
http://www.bbc.co.uk/indonesian/
news/story/2009/06/090609_
shellagreement.shtml
h t t p : / / w w w. d w. d e / s h e l l - b a y a r-
kompensasi-korban-ham/a-4313775
http://www.rnw.nl/bahasa-indonesia/
article/shell-selesaikan-kasus-tapi-
hadapi-yang-baru
RIWAYAT HIDUP
ASEP MULYANA
Asep Mulyana mendapatkan gelar Sarjana Ilmu Politik (SIP) pada Program Studi
Ilmu Pemerintahan, Universitas Gadjah Mada (UGM), Jogjakarta, pada 2001.
Semasa mahasiswa, Asep Mulyana aktif di Majalah Mahasiswa Balairung UGM.
Setelah lama bekerja di dunia media, sejak 2006 hingga sekarang Asep Mulyana
bekerja di Bagian Pengkajian dan Penelitian, Komisi Nasional Hak-hak Asasi Manusia
(Komnas HAM). Pada 2008, Asep Mulyana menjadi salah seorang penerima
beasiswa EQUITAS untuk International Human Rights Training Programme (IHRTP)
di Montreal, Kanada. Program ini diselenggarakan oleh EQUITAS, sebuah lembaga
pendidikan HAM internasional yang berkedudukan di Montreal, Kanada. Pada
tahun yang sama (2008), Asep Mulyana meraih NORAD’s Programme for Master
Studies (NOMA) Scholarship (program beasiswa pascasarjana yang didanai oleh
Norwegian Agency for Development Cooperation). Beasiswa ini memberikan
kesempatan kepada Asep Mulyana untuk memperoleh Master of Arts (MA)
pada Studi Pascasarjana (S2) Jurusan Ilmu Politik, Konsentrasi Human Rights and
Democracy, di Universitetet i Oslo (Norway) dan UGM (Indonesia). Asep Mulyana
bisa dihubungi via e-mail: asmul234@yahoo.com
UPAYA NON-YUDISIAL
PENYELESAIAN SENGKETA
TANAH ANTARA
MASYARAKAT VS Negara
Yhodhisman Soratha
Abstract
The Indonesian constitution stated that natural resources (including land) only “shall
be under the powers of state”, but later, this mandate has been broader modified
by the government, by provide authority for the state to own land. State ownership
of land has become a source of conflict with the communities, which often last very
long and end in violence. Existing law does not provide chances for the resolution
of land disputes between States with the communities, except through the judiciary
process (which usually avoided by the communities). Therefore, we need to provide
the equitable mechanism to settle the disputes.
Abstrak
UPAYA NON-YUDISIAL
PENYELESAIAN SENGKETA
TANAH ANTARA
MASYARAKAT VS Negara
T
anah merupakan sumber dalamnya. Untuk konteks Indonesia,
kehidupan. Sepanjang hi- sengketa tanah tergolong sebagai isu
dupnya, setiap manusia yang rentan menimbulkan dampak
memiliki ketergantungan dengan sosial yang luar biasa, yang tidak
tanah. Dengan makin kompleksnya jarang berujung dengan konflik fisik
kehidupan manusia dari waktu seperti perusakan fasilitas di sekitar
ke waktu, fungsi tanah kemudian lokasi sengketa, bentrokan massal,
berkembang mengikuti kebutuhan kerusuhan, dan lain sebagainya. Oleh
yang semakin variatif, tidak lagi karena itu, sangat masuk akal jika
sekedar sebagai sarana tempat tinggal sengketa-sengketa tanah dimaknai
dan bercocok tanam, tetapi juga sebagai ‘bom waktu’ yang dapat
sebagai sarana perluasan usaha yang meledak sewaktu-waktu di berbagai
bersifat ekspansif, seperti perkebunan wilayah di Indonesia. Pemahaman akan
besar dan pertambangan. sensitifnya isu sengketa tanah ini secara
Betapa pentingnya arti tanah bagi resmi juga diakui oleh negara, yang
manusia, sehingga permasalahan tanah melihat bahwa pengelolaan sumber
juga seringkali menjadi sumber konflik daya agraria yang berlangsung selama
atau sengketa, baik sengketa untuk ini telah menimbulkan penurunan
menguasai wilayah permukaannya saja, kualitas lingkungan, ketimpangan
secara eksplisit bahwa Menteri Keuangan peralihan hak atas tanah yang diklaim
adalah pengelola BMN yang memiliki sebagai milik negara.
mandat untuk mengambil berbagai
kebijakan substantif dalam pengelolaan 2. Belum meratanya pengetahuan/
BMN/D, pada praktiknya jajaran pemahaman jajaran Pengadilan
Kementerian Keuangan (melalui Ditjen Negeri tentang mandat serta
Kekayaan Negara) selalu menyatakan kewenangan mediasi yang dimiliki
bahwa Kementerian hanya sebatas oleh Komnas HAM.
pengelola. Sedangkan yang lebih
berwenang mengambil keputusan Permasalahan yang dihadapi terkait
dan mengetahui persis tentang dengan belum meratanya pengetahuan
kondisi suatu aset BMN adalah pihak atau pemahaman tentang mediasi
pengguna, dalam hal ini lembaga/ berdasarkan Undang-Undang Nomor
kementerian terkait. 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi
Di sisi lain, jajaran lembaga/ke- Manusia pernah dihadapi oleh Komnas
menterian (termasuk institusi militer HAM dalam sejumlah penanganan
dan BUMN), ketika dikonfirmasi kasus. Kendala utama yang ditemui
untuk diposisikan sebagai pihak dalam ialah pada saat Komnas HAM
berbagai sengketa tanah dengan hendak mendaftarkan kesepakatan
warga masyarakat, kerap menyatakan mediasi (keputusan mediasi) kepada
bahwa pihaknya hanyalah sebagai Panitera Pengadilan Negeri setempat
pengguna yang diberi mandat untuk sebagaimana yang diatur dalam
memakai dan menjaga aset negara Pasal 96 ayat (3) Undang-Undang
(termasuk tanah) yang berada di Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak
bawah penguasaannya, serta tidak Asasi Manusia. Kondisi tersebut
diberi kewenangan memutuskan pada akhirnya dapat menyebabkan
pelepasan dan atau peralihan atas suatu tidak terpenuhinya mandat Undang-
BMN/D. Dengan kondisi demikian, Undang Nomor 39 Tahun 1999
maka sangat sulit diharapkan dapat Tentang Hak Asasi Manusia terkait
tercapai penyelesaian sengketa tanah dengan pendaftaran hasil kesepakatan
antara warga masyarakat dengan mediasi. Untuk itu, diharapkan
negara, yang sedang ditangani oleh pimpinan Mahkamah Agung RI dapat
Komnas HAM. Sebagai solusinya, para memberikan pedoman kepada jajaran
pemangku kepentingan dari jajaran pengadilan negeri di seluruh Indonesia
eksekutif seharusnya secara bersama- tentang keterkaitan antara mekanisme
sama membahas tentang kewenangan mediasi oleh Komnas HAM dengan
definitif masing-masing lembaga Pengadilan Negeri, terutama dalam hal
dalam hal penguasaan, pelepasan dan pendaftaran kesepakatan mediasi.
RIWAYAT HIDUP
YHODHISMAN SORATHA
PENDIDIKAN FORMAL
1983 – 1989 : Lulus SD Muhammadiyah 41, Jakarta
1989 – 1992 ` : Lulus SMP Negeri 236, Jakarta
1992 – 1995 : Lulus SMA Negeri 21, Jakarta
1995 – 2001 : Lulus Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Padjadjaran, Bandung
2006 - 2008 : Lulus Program Pasca Sarjana Fakultas Hukum Universitas
Indonesia, Jakarta
PENGALAMAN ORGANISASI
1995 – 2001 : Keluarga Aktivis Universitas Padjadjaran, Bandung;
organisasi kemahasiswaan
1997 – 1999 : Front Indonesia Muda – Bandung; organisasi kemahasiswaan
2000 – 2001 : Forum Mahasiswa Nasional (FMN); organisasi
kemahasiswaan
1999 – 2001 : Lembaga Pengkajian & Pengabdian untuk Masyarakat
Demokratis (LPPMD – Unpad); organisasi kemahasiswaan
2010 – sekarang : Anggota Pusat Mediasi Nasional (PMN)
Aktif pada Subkomisi Mediasi Komisi Nasional Hak Asasi Manusia RI (Komnas HAM)
Membangkitkan Harapan
Orang Dengan Kusta
Oleh Rusman Widodo1
Rusman Widodo 1
Abstract
This paper discusses about the leprosy, the condition of leprosy in Indonesia, and the
problems faced by people affected by leprosy. Discuss the responsibilities of the state
and of the United Nations resolution on the Elimination of Discrimination against
Persons Affected by Leprosy and Members of Their Families. ODK has complex
problems. They bear the burden of medical, economic and sosial burden. ODK is
also affected by stigma and discrimination of concern. Several non-governmental
organizations, individuals have sought to ODK hope and passion for life through
a variety of ways and program activities. The government has also taken various
actions and programs in order to remove leprosy, stigma and discrimination against
ODK in Indonesia. But such efforts are still not enough for ODK still scattered all
over the country. It takes a national task force that is able to control leprosy ensure
all related program leprosy can walk synergistic, comprehensive, non-overlapping,
on target and reach all ODK in the country.
1 Staf Fungsional Penyuluh Hak Asasi Manusia, Komisi Nasional (Komnas) Hak Asasi Manusia (HAM).
Abstrak
Tulisan ini membahas tentang penyakit kusta, kondisi kusta di Indonesia, dan
permasalahan yang dihadapi oleh orang-orang yang terkena kusta atau Orang
Dengan Kusta (ODK). Membahas tentang tanggungjawab negara dan resolusi
Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Penghapusan Diskriminasi terhadap Orang-
Orang yang Terkena Kusta dan Anggota Keluarga Mereka. ODK memiliki
permasalahan yang kompleks. Mereka menanggung beban medis, beban ekonomi
dan sosial. ODK juga terkena stigma dan diskriminasi yang memprihatinkan.
Beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat, individu telah berupaya membangkitkan
harapan dan gairah hidup ODK melalui beragam cara dan program kegiatan.
Pemerintah juga telah melakukan berbagai tindakan dan program dalam rangka
menghapus penyakit kusta, stigma dan diskriminasi terhadap ODK di Indonesia.
Tapi upaya-upaya tersebut masih belum cukup karena ODK masih bertebaran
di seluruh pelosok tanah air. Dibutuhkan gugus tugas nasional penanggulangan
kusta yang mampu memastikan semua program terkait kusta bisa berjalan sinergis,
komprehensif, tidak tumpang tindih, tepat sasaran dan menjangkau seluruh ODK
di tanah air.
MEMBANGKITKAN HARAPAN
ORANG DENGAN KUSTA
I
stilah kusta berasal dari bahasa pada tahun 2008, yang menyebabkan
Sansekerta, yakni kushtha endemik sejenis kusta di Meksiko dan
berarti kumpulan gejala-gejala Karibia, yang dikenal lebih khusus
kulit secara umum. Penyakit dengan sebutan diffuse lepromatous
kusta atau lepra disebut juga Morbus leprosy. Sedangkan bakteri Myco-
Hansen, sesuai dengan nama yang bacterium leprae ditemukan oleh
menemukan kuman yaitu Dr. Gerhard seorang ilmuwan Norwegia bernama
Armauwer Hansen pada tahun 1874 Gerhard Henrik Armauer Hansen pada
sehingga penyakit ini disebut Morbus tahun 1873 sebagai patogen yang
Hansen.2 menyebabkan penyakit yang telah
Penyakit Hansen atau Penyakit lama dikenal sebagai lepra. Saat ini
Morbus Hansen yang dahulu dikenal penyakit lepra lebih disebut sebagai
sebagai penyakit kusta atau lepra penyakit Hansen, bukan hanya untuk
adalah sebuah penyakit infeksi menghargai jerih payah penemunya,
kronis yang sebelumnya, diketahui melainkan juga karena kata leprosy
hanya disebabkan oleh bakteri dan leper mempunyai konotasi yang
begitu negatif, sehingga penamaan
2 Sumber: http://doktersehat.com/informasi-kusta- yang netral lebih diterapkan untuk
dan-gejalanya/. Unduh: 3 Agustus 2012.
mengurangi stigma sosial yang tak bakteriologis negatif (-). Tipe kusta ini
seharusnya diderita oleh pasien kusta. tidak menular.
Penyakit ini adalah tipe penyakit
Sedangkan Kusta tipe Multi
granulomatosa pada saraf tepi dan
Bacillary (MB) atau disebut juga kusta
mukosa dari saluran pernapasan
basah adalah bilamana bercak putih
atas; dan lesi pada kulit adalah tanda
kemerahan yang tersebar satu-satu
yang bisa diamati dari luar. Bila tidak
atau merata diseluruh kulit badan,
ditangani, kusta dapat sangat progresif,
terjadi penebalan dan pembengkakan
menyebabkan kerusakan pada kulit,
pada bercak, bercak pada kulit lebih
saraf-saraf, anggota gerak, dan mata.
dari 5 tempat, kerusakan banyak saraf
Tidak seperti mitos yang beredar di
tepi dan hasil pemeriksaan bakteriologi
masyarakat, kusta tidak menyebabkan
positif (+). Tipe seperti ini sangat
pelepasan anggota tubuh yang
mudah menular.4
begitu mudah, seperti pada penyakit
tzaraath.3
Kelompok yang berisiko tinggi Gejala
terkena kusta adalah yang tinggal Tanda-tanda atau ciri-ciri penyakit
di daerah endemik dengan kondisi kusta bermacam-macam, tergantung
yang buruk seperti tempat tidur yang dari tingkat atau tipe dari penyakit
tidak memadai, air yang tidak bersih, tersebut. Gejala – tanda-tanda --
asupan gizi yang buruk, dan adanya penyakit kusta adalah sebagai berikut: 5
penyertaan penyakit lain seperti HIV
yang dapat menekan sistem imun. Pria Tanda pada kulit :
memiliki tingkat terkena kusta dua kali
a. Adanya kelainan kulit berupa
lebih tinggi dari wanita.
bercak merah/putih atau
Terdapat dua jenis tipe kusta yaitu benjolan.
kusta tipe kering dan kusta tipe basah.
Kusta tipe Pausi Bacillary (PB) atau b. Kulit mengkilap;
disebut juga kusta kering adalah
bilamana ada bercak keputihan seperti c. Bercak yang tidak gatal;
panu dan mati rasa atau kurang merasa,
d. Adanya bagian kulit yang tidak
permukaan bercak kering dan kasar
berkeringat atau tidak berambut;
serta tidak berkeringat, tidak tumbuh
rambut/bulu, bercak pada kulit antara e. Lepuh yang tidak nyeri.
1-5 tempat. Ada kerusakan saraf tepi
pada satu tempat, hasil pemeriksaan 4 Sumber: http://doktersehat.com/informasi-kusta-
dan-gejalanya/. Unduh: 3 Agustus 2012.
3 Sumber:h ttp://id.wikipedia.org/wiki/Penya-kit_ 5 http://dinkes.tabalongkab.go.id/2012/04/05/kusta/.
Hansen. Unduh: 3 Agustus 2012. Unduh: 3 Agustus 2012.
yakni selaput lendir hidung. Tetapi ada tubuh manusia antara 1-9 hari
yang mengatakan bahwa penularan tergantung pada suhu atau cuaca,
penyakit kusta adalah melalui sekresi dan diketahui hanya kuman kusta
hidung, basil yang berasal dari yang utuh (solid) saja yang dapat
sekresi hidung penderita yang sudah menimbulkan penularan.
mengering, di luar masih dapat hidup
2 - 7 x 24 jam. Kontak kulit dengan 3. Faktor Daya Tahan Tubuh
kulit. Syarat-syaratnya adalah harus
Sebagian besar manusia kebal
di bawah umur 15 tahun, keduanya
terhadap penyakit kusta (95 %).
harus ada lesi baik mikroskopis maupun
Dari hasil penelitian menunjukkan
makroskopis, dan adanya kontak yang
gambaran sebagai berikut:
lama dan berulang-ulang.9
Dari 100 orang yang terpapar:
Pendapat lain mengatakan penyakit
kusta dapat ditularkan dari penderita 95 orang tidak menjadi sakit;
kusta tipe Multi Basiler (MB) kepada
orang lain dengan cara penularan 3 orang sembuh sendiri tanpa
langsung. Cara penularan yang pasti obat;
belum diketahui, tetapi sebagian
2 orang menjadi sakit, hal ini
besar para ahli berpandapat penyakit
belum lagi memperhitungkan
kusta dapat ditularkan melalui saluran
pengaruh pengobatan.10
pernafasan dan kulit.
Pengobatan Kusta
Timbulnya penyakit kusta bagi
seseorang tidak mudah, dan tidak Pada akhir 1940-an, pengobatan
perlu ditakuti tergantung dari beberapa penyakit kusta ditemukan dengan
faktor antara lain: menggunakan dapson dan derivatnya.
Namun lambat laun, bakteri
1. Faktor Sumber Penularan
mycobacterium leprae menjadi
Sumber penularan adalah penderita kebal terhadap dapson secara
kusta tipe MB. Penderita MB inipun bertahap karena penyakit kusta tetap
tidak akan menularkan kusta, apabila menyebar karena dapson hanyalah
berobat teratur. obat bakterisidal (pembasmi bakteri)
yang lemah terhadap mycobacterium
2. Faktor Kuman Kusta leprae. Penggunaan tunggal dapson
hanya sampai pada tahun 1960-an
Kuman kusta dapat hidup di luar
karena populasi bakteri menjadi kebal.
9 Informasi Kusta dan Gejalanya. Sumber: http://
10 BAB II Penyakit Kusta. D. Cara Penularan.
doktersehat.com/informasi-kusta-dan-gejalanya/.
Sumber:www.penyakitmenular.info/userfiles/
Unduh: 3 Agustus 2012.
pedomankusta.pdf. Unduh: 31 Agustus 2012.
melekat sejak manusia lahir ke dunia Agar dapat memahami HAM maka
– bahkan ketika si jabang bayi masih setiap orang harus memperhatikan
di dalam kandungan. Hak itu melekat sejumlah hal prinsip terkait dengan
artinya hak itu muncul tanpa harus HAM. Hal prinsip tersebut adalah
diperjanjikan, tanpa harus menunggu sebagai berikut:
munculnya aturan atau undang-undang. Pertama, HAM bersifat universal.
Kedua, hanya dengan melakukan Artinya, HAM tidak dapat dipindahkan.
penghormatan, perlindungan dan Semua orang dimanapun di dunia ini
pemenuhan terhadap hak asasi memiliki hak. Manusia tidak dapat
manusia maka hak tersebut dapat memberikan hak tersebut. Demikian
terjaga yang artinya martabat manusia pula, seseorang tidak dapat mencabut
juga bisa tetap terjaga. Manusia akan hak tersebut dari orang lain.
tetap mulia manakala martabat atau Kedua, HAM itu indivisibility
kehormatannya tetap terjaga. Itulah (tidak dapat dibagi). Artinya, hak sipil
sebabnya hak yang melekat sejak lahir politik (Sipol) dan ekonomi, sosial dan
ini lebih dikenal dengan sebutan Hak
budaya (Ekosob) adalah satu kesatuan
Asasi Manusia (HAM).
yang tak dapat dibagi-bagi. Hak-hak
Lebih jelasnya tentang pengertian
tersebut inheren terhadap martabat
HAM dapat dilihat di Pasal 1 UU
setiap manusia.
No.39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Ketiga, HAM itu inter-dependence
Manusia sebagai berikut: “Hak Asasi
Manusia adalah seperangkat hak yang and Inter-relatedness (Saling
melekat pada hakikat dan keberadaan Bergantung dan Saling Terkait). Artinya,
manusia sebagai makhlukTuhan Yang realisasi dari satu hak tergantung
Maha Esa dan merupakan anugerah- sepenuhnya atau sebagian, terhadap
Nya yang wajib dihormati, dijunjung realisasi dari hak yang lain. Sebagai
tinggi dan dilindungi oleh negara, contoh, realisasi hak atas kesehatan
hukum, pemerintah, dan setiap orang dapat tergantung, dalam keadaan
demi kehormatan serta perlindungan tertentu, terhadap realisasi hak atas
harkat dan martabat manusia.” informasi.
TAP MPR No. XVII tahun Keempat, HAM itu equality and
1998 tentang Hak Asasi Manusia non-discrimination (Kesetaraan dan
merumuskan bahwa hak asasi manusia Non Diskriminasi). Artinya, semua
adalah hak-hak dasar yang melekat orang adalah setara sebagai manusia.
pada diri manusia secara kodrati, Dengan demikian, tidak seorangpun,
universal, dan abadi sebagai anugerah harus menderita karena diskriminasi
Tuhan Yang Maha Esa. Semua hak itu berdasarkan ras, warna kulit, etnis,
tidak boleh diabaikan atau dirampas gender, umur, bahasa, orientasi
oleh siapapun. seks, agama, pendapat politik atau
Indah berhasil mendapat tempat untuk hanyalah projek yang ditugaskan oleh
penyuluhan penyakit kusta di berbagai pihak rektorat UI melalui kegiatan
tempat. Seperti di balai desa, sekolah, ILDP, namun setelah program
termasuk di antaranya di pondok pelatihan yang diberikan selesai, kami
pesantren. Tujuannya hanya satu terus melanjutkan kegiatan ini hingga
demi memperkecil angka penyebaran sekarang.24
dan jumlah kasus penderita kusta Melalui NF, Hafiza memberdayakan
serta melakukan pencegahan sedini ODK yaitu para ibu-ibu di Sitanala
mungkin. untuk membuat jilbab manik.
Langkah untuk mengangkat Meskipun awalnya susah, tapi
martabat para penyandang penyakit dengan pendekatan terus menerus
kusta tidak hanya terhenti sampai di akhirnya para ODK tersebut mampu
situ. Indah juga mengajarkan mereka menghasilkan jilbab manik yang
berbagai keterampilan seperti merajut, bagus dan berhasil dipasarkan ke
menjahit dan membuat kerajinan. Hasil berbagai tempat. Sementara para
penjualan karyanya selain menambah ODK di Sitanala tampak bahagia
pemasukan yang terpenting dapat karena melalui usaha ini mereka bisa
menjauhkan mereka dari rasa minder.23 mendapat tambahan penghasilan.
Individu lain yang juga aktif Sejumlah ODK tetap optimis
memberdayakan ODK adalah Hafiza menjalani hidupnya. Mereka tidak
Elfira Novitarini, lulusan Sarjana Ilmu putus asa, mereka terus berusaha
Keperawatan UI. Mahasiswi berprestasi mencari nafkah agar tetap bisa hidup
(Mapres) UI 2010 ini aktif melakukan mandiri tanpa harus merepotkan orang
pembinaan dan pengajaran wirausaha lain. Nuriyah – ODK yang tinggal
kepada ODK di Sitanala, Tangerang di Jongaya (salah satu kompleks
melalui Nalacity Foundationm(NF). perkampungan untuk penderita
NF adalah program sosial kusta di Makassar, Sulawesi Selatan0
yang terbentuk melalui Indonesia – sangat tegar dalam menghadapi
Leadership Development Program kehidupan. Dia tidak pernah menyesal
(ILDP) UI. Program ini berkembang dan menyerah karena penyakit kusta.
mulai dari proyek sosial menjadi projek Nuriyah tak hanya diam dan
kewirausahaan sosial yang bertujuan menunggu uluran tangan orang lain
memberdayakan masyarakat marjinal yang kasihan dan iba kepada dirinya.
penyandang difabel untuk dapat Dia mencoba belajar dan mendapat
memiliki kehidupan yang lebih baik penghasilan dari menjahit. Meski
dan mandiri. Awalnya Nalacity tangannya tak lagi sempurna, dia
23 http://news.liputan6.com/read/394098/indah- 24 Sumber: http://fimadani.com/hafiza-elfira-ajarkan-
pemberdaya-penderita-kusta. Unduh: 14 Desember kreasi-jilbab-kepada-mantan-penderita-kusta/.
2012. Unduh: 14 Desember 2012.
terlihat terampil menggunakan mesin ! Kusta itu bisa sembuh, ada obatnya
jahit. Namun, kini mesin jahit itu bahkan obatnya gratis di puskesmas.
mulai rusak dan kadang tidak bisa Namun seolah mereka tidak peduli dan
dipergunakan. Dan sekarang dia hanya belum juga menerima kami.
bisa memperbaiki pakaian dengan Aku juga pernah mendapatkan
tangannya saja. Dan jika memang tidak pengalaman tidak enak di sekolah.
ada order memperbaiki pakaian, dia Waktu awal – awal sekolah kelas I dan
berusaha membantu untuk bersih— II, aku pernah di ejek oleh beberapa
bersih di rumah tetangga. Tak pernah kakak kelas VI. Anak orang kusta !
ada kata menyerah untuk bertahan Pergi kamu ! Kamu itu nggak bisa apa –
hidup.25 apa ! Sedih sekali waktu denger ejekan
Anny Handayani, begitulah kedua mereka. Aku juga sempat takut dan
orang tuaku memberiku sebuah nama malu untuk bersekolah lagi. Bahkan 2
yang indah. Teman – teman dan orang hari aku tidak mau sekolah dan hanya
di sekitar rumah memanggilku Anny. bisa menangis di rumah. Syukurlah,
Bapakku Sabar namanya, sedangkan kedua orang tuaku selalu memberikan
Ibuku bernama Kusyanti. Kami tinggal semangat untuk berani dan kembali
di Wisma Rehabilitasi Katolik (Wireskat) bersekolah. Dan akhirnya aku berani
Blora, Jawa Tengah. Ya, bapak dan untuk bersekolah kembali.
ibuku adalah mantan penderita kusta Aku bertekad untuk membalas
dan sudah lebih dari 10 tahun tinggal mereka yang mengejekku, dengan
di Wireskat. Sekarang aku duduk di prestasi setinggi – tingginya. Biar
bangku kelas 3 SDN II Sendang Harjo mereka juga tahu bahwa anak mantan
Blora. Kakakku satu – satunya, Sonny, penderita kusta juga sama dengan
sudah kelas V SD dan sekarang berada anak – anak yang lain,bahkan bisa
di Panti Asuhan Don Bosko Surabaya. lebih. Bahkan mulai tahun ini aku
Sejak kelas II, Aku selalu mendapat mendapatkan beasiswa dari sekolah.
ranking 3 besar, bahkan sekarang aku Senangnya hatiku bisa sedikit
bisa meraih ranking I di kelas III. Senang meringankan beban kedua orang
rasanya bisa sedikit membuat kedua tuaku. Dan kini, ejekan dari teman –
orang tuaku bangga, meski hanya teman sudah jarang aku dengar meski
prestasi kecil. Apalagi masyarakat kadang masih ada juga satu dua orang
sekitar tempat tinggal kami masih yang masih kurang suka dengan
belum mau menerima keberadaan keberadaanku.26
mantan penderita kusta dan juga Apa yang telah dilakukan
keluarganya. Padahal Kusta itu bukan pemerintah? Menurut Direktur
penyakit kutukan ataupun keturunan 26 http://www.transformasilepra.org/Anny.html.
Unduh: 14 Desember 2012.
25 Sumber: http://www.transformasilepra.org/Ibu%20
Nuriyah.html. 14 DES 2012.
Referensi: http://fimadani.com/hafiza-elfira-
ajarkan-kreasi-jilbab-kepada-mantan-
BAB II Penyakit Kusta. D. Cara penderita-kusta/. Unduh: 14 Desember
Penularan. Sumber: 2012.
www.penyakitmenular.info/userfiles/
pedomankusta.pdf.Unduh: 31 Agustus http://id.wikipedia.org/wiki/Penyakit_
2012. Hansen. Unduh: 3 Agustus 2012.
http://dompetkustaindonesia. http://www.transformasilepra.org/
blogspot.com/2012/02/dompet- Program%20rehabilitasi.html. Unduh:
kusta-indonesia.html. Unduh: 14 14
Desember 2012. Desember 2012.
RIWAYAT HIDUP
Rusman Widodo
Pria yang kini aktif mengampanyekan pemenuhan HAM untuk orang dengan
masalah kejiwaan (ODMK) dan penghapusan stigma dan diskriminasi terhadap
Orang Dengan Kusta (ODK) ini telah menghasilkan beberapa karya, antara
lain, buku antologi puisi Forum Wartawan Berpuisi, Maka Gumamku Adalah
Bahasa (2002), tim pembuat komik dan film animasi HAM Petualangan di
Dunia 1012 (2006-2007); tim pembuat buku Potret Buram HAM Indonesia
(2006), tim pembuat komik Petualangan di Dunia 1012 (2005), tim pembuat
buku Panduan Buruh Migran di Malaysia, Arab Saudi, dan Taiwan (2005).
Editor buku “Marjinalisasi Hak Politik Penyandang Disabilitas” (2011), tim
penulis buku “Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Kiai Terkait Kusta: Studi Kasus
di Kabupaten Sampang” (2012) serta aktif menulis artikel di media massa.
Terhitung sejak 2012 - kini menjabat sebagai staf fungsional penyuluh HAM
Komnas HAM.
1. Isi naskah tidak bertentangan dengan visi, misi, tugas dan fungsi Komnas HAM.
2. Isi naskah mempunyai arti ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan.
3. Isi naskah mampu menampilkan sesuatu yang baru terkait dengan teori dan/atau
metode ilmu terbaru yang terkait dengan persoalan hak asasi manusia.
4. Naskah disusun secara sistematis, dapat dan mudah dimengerti oleh pembaca.
5. Naskah yang dimuat sepenuhnya menjadi tanggungjawab pribadi penulis yang
bersangkutan.
6. Isi naskah disesuaikan dengan topik yang telah ditetapkan oleh Komnas HAM atau
topik yang tidak ditetapkan Komnas HAM tapi isinya tetap membahas persoalan
HAM.
7. Naskah belum pernah diterbitkan atau tidak sedang dalam proses pengajuan
untuk diterbitkan di media lain.
8. Naskah bisa berasal dari ringkasan hasil penelitian, survai, hipotesis atau gagasan
orisinal yang kritis, mencerahkan dan membuka wawasan
9. Penulis jurnal HAM dapat berasal dari internal Komnas maupun eksternal Komnas
HAM.
10. Dengan mempublikasikan karyanya melalui Jurnal HAM Komnas HAM maka
penulis otomatis menyerahkan hak cipta (copyright) artikel secara utuh (termasuk
abstrak, tabel, gambar, bagan, ilustrasi) termasuk hak untuk menerbitkan ulang
dalam semua bentuk media kepada Komnas HAM.
11. Penulis wajib menyertakan curriculum vitae dan foto diri (kalau bisa foto yang
terbaru).
12. Naskah dikirim dalam 2 bentuk file yaitu: 1) File elektronik, 2) File naskah tercetak
yang ditujukan ke alamat Redaksi Jurnal HAM Komnas HAM: Subkomisi Pendidikan
& Penyuluhan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Jalan Latuharhary
No. 4B Menteng, Jakarta Pusat 10310. Telepon (021) 392 5230, Faksimili (021) 391
2026, Email: jurnalham@gmail.com
13. Setiap penulis akan mendapat 2 buah jurnal yang telah terbit sebagai tanda bukti.
14. Ketentuan Teknis:
a. Naskah ditulis dengan format penulisan ilmiah (dilengkapi dengan catatan
kaki dan daftar pustaka) menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Naskah diketik dengan menggunakan program microsoft word (windows).
b. Panjang naskah antara 50 ribu sampai 70 ribu character (no spaces) atau
sekitar 8 ribu sampai 10 ribu kata termasuk catatan kaki (footnote).
c. Ukuran spasi penulisan naskah adalah 1,5 spasi.
d. Naskah dilengkapi dengan abstrak dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa
Inggris. Abstrak hanya terdiri dari satu paragraf yang menggambarkan esensi
isi tulisan secara jelas dan lengkap. Panjang abstrak sekitar 1000 sampai 1250
character (no spaces).
e. Catatan Kaki. Semua rujukan pada tubuh tulisan, baik sumber yang merujuk
langsung maupun tidak langsung, harus diletakkan di dalam catatan kaki
dengan urutan nama lengkap pengarang, judul lengkap sumber, tempat
terbit, penerbit, tahun terbit dan nomor halaman. Rujukan dari internet harap
mencantumkan halaman http secara lengkap serta tanggal pengaksesannya.
f. Tabel, gambar, bagan, dan ilustrasi harus mencantumkan dengan jelas
nomor tabel/gambar/bagan/ilustrasi secara berurutan, judul serta sumber
data. Keterangan tabel/gambar/bagan/ilustrasi diletakkan persis di bawah
tabel/gambar/bagan/ilustrasi yang bersangkutan.
g. Judul artikel harus spesifik dan efektif:
l 12 kata dalam tulisan Bahasa Indonesia
l 10 kata dalam tulisan Bahasa Inggris; atau
l 90 ketuk/spasi pada papan kunci (keyboard).
h. Sistematika pembaban (hindari pembaban mirip penulisan skripsi dgn
mencantumkan kerangka teori, pernyataan masalah, kegunaan penulisan,
saran tindak lanjut dan sejenisnya).
i. Penulis mencantumkan namanya di naskah tanpa disertai gelar akademis atau
indikasi jabatan dan kepangkatan.