Anda di halaman 1dari 15

P E T A

K O N S E P

SEL

Sel Prokariotik Sel Eukariotik


- bakteri (Bacteria) - Sel Hewan.
- Sianobakteri (Cyanobacteria). - Sel Tumbuhan.

a. Dinding Sel a. Membran Sel (Selaput Plasma).


b. Membran Plasma b. Sitoplasma.
c. Sitoplasma c. Organel- Organel Sel.
d. Mesosom (ada 7 organel utama + 2)
f. DNA 1. Nukleus
g. RNA 2. Retikulum Endoplasma
e. Ribosom 3. Ribosom
4. Kompleks Golgi
5. Lisosom
6. Badan Mikro
7. Mitokondria
8. Sentriol (hewan)
9. Kloroplas (tumbuhan)
d. Dinding Sel (tumbuhan).

Ringkasan Materi PB. Sel

Strukur Membran plasma terdiri atas 2 lapisan yaitu berupa:


Lapisan lipid rangkap dua (lipid bilayer).

Lipida bilayer penyusun membrane

Membran Sel berdasarkan analisis kimiawi terdiri 2 lapisan yaitu :


1. Lapisan protein
Lapisan protein terdiri dari glikoprotein, yang membentuk dua macam lapisan, yaitu lapisan yaitu :
a. Lapisan protein perifer (ekstrinsik)
protein perifer membungkus bagian kepala (polar head) lapisan lipid rangkap dua bagian luar.
b. Lapisan protein integral (intrinsik).
protein integral membungkus bagian kepala (polar head) lipid rangkap dua bagian dalam.
2. Lapisan lipid (lipoprotein).
Lapisan Lipid disusun oleh fosfolipid yaitu lipid yang mengandung gugus fosfat.
Fosfolipid terdiri atas 2 bagian yaitu :
a. Bagian kepala (polar head), bersifat hidrofilik (suka air)
b. Bagian ekor (nonpolar tail), bersifat hidrofobik (tidak suka air).

Struktur fosfolipid

Lest’Bio-2018
\

1. Sitosol adalah Cairan seperti gel (agar-agar/jeli).


Sitoplasma 2. sitoskeleton yang berfungsi sebagai kerangka sel.
(cairan sel) 3. Organel-organel sel
(ada 7 organel utama yang semuanya ditemuakan pada sel hewan dan tumbuhan).

Dinding Sel
Dinding sel merupakan bagian terluar sel tumbuhan. Dinding sel ini bersifat kaku dan tersusun atas polisakarida. Polisakarida ini
terdiri atas selulosa, hemiselulosa, dan pektin. Dinding sel dibentuk oleh diktiosom. Dinding sel bersama-sama dengan vakuola
berperan dalam turgiditas sel atau kekakuan sel.

Plastida
Plastida merupakan organel yang hanya terdapat pada sel tumbuhan. Plastida berasal dari perkembangan proplastida di daerah
meristematik. Berdasarkan pigmen yang dikandungnya terdapat tiga jenis plastida sebagai berikut.
1) Kloroplas
Kloroplas yaitu plastida yang mengandung pigmen hijau disebut klorofil, karotenoid, dan pigmen fotosintetik lainnya.
Kloroplas hanya dijumpai pada sel autotrof yang eukariotik. Kloroplas dimiliki oleh sel-sel yang berklorofil misalnya Algae,
lumut, tumbuhan paku, dan tumbuhan bunga. Kloroplas mempunyai bentuk beraneka ragam, tetapi pada umumnya berbentuk
bulat atau lonjong (oval). Kloroplas pada sel tumbuhan tingkat tinggi mempunyai ukuran sekitar 4–6 µm.
Setiap sel mengandung 20–40 kloroplas permilimeter persegi. Apabila jumlahnya masih kurang mencukupi, kloroplas dapat
membelah diri. Namun, jika jumlahnya berlebihan maka sejumlah kloroplas akan rusak.
Berdasarkan panjang gelombang (spektrum warna) yang diserap, jenis klorofil dibedakan sebagai berikut.
a) Klorofil a menyerap spektrum warna hijau-biru.
b) Klorofil b menyerap spektrum warna hijau-kuning.
c) Klorofil c menyerap spektrum warna hijau-cokelat.
d) Klorofil d menyerap spektrum warna hijau-merah.

2) Leukoplas
Leukoplas yaitu plastida yang tidak berwarna, umumnya terdapat pada tempat yang tidak terkena sinar, misalnya organ
penyimpan makanan cadangan seperti biji dan umbi. Berdasarkan fungsinya dibedakan tiga jenis leukoplas sebagai berikut.
a) Amiloplas : untuk menyimpan amilum.
b) Elaioplas/lipidoplas : untuk membentuk dan menyimpan lemak.
c) Proteoplas : untuk menyimpan protein.

3) Kromoplas
Kromoplas yaitu plastida yang mengandung pigmen nonfotosintetik (merah dan oranye atau kuning). Kromoplas banyak
terdapat pada mahkota bunga. Pigmen yang terkandung dalam kromoplas sebagai berikut.
a) Karoten : mengakibatkan warna kuning, misalnya pada wortel.
b) Xantofil : mengakibatkan warna kuning kecokelatan, misalnya pada daun tua.
c) Fikosianin : mengakibatkan warna biru, misalnya pada ganggang biru.

Standar Kompetensi : 1. Memahami struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan
Kompetensi Dasar : 1.1 Mendeskripsikan komponen kimiawi sel, struktur dan fungsi sel sebagai unit
terkecil kehidupan.
Tujuan : 1. Siswa mampu membuat preparat pengamatan sel hewan dan sel tumbuhan,
mengamati, dan menggambar hasil pengamatan. (nilai yang ditanamkan:
Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai
prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);
2. Siswa mampu menjelaskan perbedaan sel mati dan sel hidup, sel hewan dan
sel tumbuhan, serta sel prokariotik dan sel eukariotik. (nilai yang
ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif,
Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);
 Karakter siswa yang diharapkan :
 Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai
prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan.
 Kewirausahaan / Ekonomi Kreatif :
 Percaya diri, Berorientasi tugas dan hasil.

Lest’Bio-2018
1
Standar Kompetensi : 1. Memahami struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan
Kompetensi Dasar : 1.1 Mendeskripsikan komponen kimiawi sel, struktur dan fungsi sel sebagai unit
terkecil kehidupan.
Tujuan : 1. Siswa mampu membuat preparat pengamatan sel hewan dan sel tumbuhan,
mengamati, dan menggambar hasil pengamatan. (nilai yang ditanamkan:
Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai
prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);
2. Siswa mampu menjelaskan perbedaan sel mati dan sel hidup, sel hewan dan
sel tumbuhan, serta sel prokariotik dan sel eukariotik. (nilai yang
ditanamkan: Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif,
Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan);
 Karakter siswa yang diharapkan :
 Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai
prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan.
 Kewirausahaan / Ekonomi Kreatif :
 Percaya diri, Berorientasi tugas dan hasil.

Secara struktural, sel merupakan penyusun makhluk hidup, baik makhluk hidup bersel satu atau bersel
banyak pada tumbuhan ataupun hewan. Sel merupakan unit terkecil dari makhluk hidup. Hal ini karena sel tidak dapat
dibagi-bagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil dan dapat berdiri sendiri. Sel juga merupakan kesatuan fungsional
kehidupan. Ini berarti sel dapat melakukan proses kehidupan seperti perombakan, sintesis, respirasi, dan lain-lain.

A. SEJARAH PENEMUAN SEL


Sebelum kita mempelajari secara mendalam mengenai struktur dan fungsi sel, kita akan mempelajari terlebih
dahulu mengenai sejarah penemuan sel dan cara mengamati sel.

1. Penemuan Sel
Pada tahun 1665, Robert Hooke mengamati sayatan gabus dari batang Quercus suber menggunakan
mikroskop. Dalam pengamatannya, ia menemukan adanya ruang-ruang kosong yang dibatasi dinding tebal. Robert
Hooke menyebut ruang-ruang kosong tersebut dengan istilah cellulae artinya sel. Sel yang ditemukan Robert Hooke
merupakan sel-sel gabus yang telah mati. Sejak penemuan itu, beberapa ilmuwan semakin berlomba untuk mengetahui
lebih banyak tentang sel.
Seorang ahli mikroskop Belanda bernama Antonie van Leeuwenhoek (1632–1723) merancang sebuah
mikroskop kecil berlensa tunggal. Mikroskop itu digunakan untuk mengamati air rendaman jerami. Ia menemukan
organisme yang bergerak-gerak di dalam air, yang kemudian disebut bakteri. Antonie van Leeuwenhoek merupakan
orang pertama yang menemukan sel hidup.

2. Teori Sel
Perkembangan penemuan tentang sel mendorong berkembangnya persepsi tentang sel yang melahirkan teori-
teori sel. Beberapa teori sel yang penting sebagai berikut.

a. Sel merupakan kesatuan/unit struktural makhluk hidup


Teori ini dikemukakan oleh Jacob Schleiden (1804–1881) dan Theodor Schwan (1810–1882).
Tahun 1839, Schleiden ahli botani berkebangsaan Jerman, mengadakan pengamatan mikroskopis
terhadap sel tumbuhan. Pada waktu yang bersamaan, Theodor Schwan melakukan pengamatan yang
sama terhadap sel hewan. Dari hasil pengamatannya mereka menarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Tiap makhluk hidup terdiri dari sel.
2. Sel merupakan unit struktural terkecil pada makhluk hidup.
3. Organisme bersel tunggal terdiri dari sebuah sel, organisme lain yang tersusun
lebih dari satu sel disebut organisme bersel banyak.

b. Sel sebagai unit fungsional makhluk hidup


Max Schultze (1825–1874) menyatakan bahwa protoplasma merupakan dasar fisik kehidupan.
Protoplasma bukan hanya bagian struktural sel, tetapi juga merupakan bagian penting sel sebagai
tempat berlangsung reaksi-reaksi kimia kehidupan. Berdasarkan hal ini muncullah teori sel yang
menyatakan bahwa sel merupakan kesatuan fungsional kehidupan.

c. Sel sebagai unit pertumbuhan makhluk hidup


Rudolph Virchow (1821–1902) berpendapat bahwa omnis cellula ex cellulae (semua sel berasal

Lest’Bio-2018
dari sel sebelumnya).

d. Sel sebagai unit hereditas makhluk hidup


Ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong penemuan unit-unit penurunan sifat yang terdapat
dalam nukleus, yaitu kromosom. Dalam kromosom terdapat gen yang merupakan unit pembawa sifat.
Dengan penemuan ini muncullah teori bahwa sel merupakan unit hereditas makhluk hidup.

Penemuan-penemuan yang mendukung perkembangan teori sel sebagai berikut.


1. Robert Brown (1812), Biolog Skotlandia, menemukan benda kecil terapung dalam cairan sel yang ia
sebut nukleus.
2. Felix Durjadin (1835), beranggapan bahwa bagian terpenting sel adalah cairan sel yang sekarang
disebut protoplasma.
3. Johanes Purkinye (1787–1869), orang pertama yang mengajukan istilah protoplasma untuk
menamai bahan embrional sel telur.

3. Cara Mengamati Sel


Saat ini telah dikenal beberapa jenis mikroskop dari yang sederhana hingga yang canggih. Jenis-jenis
mikroskop tersebut yaitu mikroskop cahaya dan mikroskop elektron.

a. Mikroskop cahaya
Mikroskop cahaya adalah mikroskop yang menggunakan cahaya sebagai sumber penyinaran. Oleh
karena itu, diperlukan lensa untuk memperbesar bayangan benda. Bayangan Objek dapat diperbesar
hingga mencapai 100×, 400×, dan 1.000×.

b. Mikroskop Elektron
Mikroskop elektron merupakan perkembangan yang lebih maju dari mikroskop cahaya. Mikroskop
elektron menggunakan elektron sebagai pengganti cahaya dan medan magnet sebagai pengganti lensa.
Bayangan ditampilkan di layar monitor. Bayangan yang diperoleh dapat diperbesar hingga mencapai
1.000.000×.
Mikroskop elektron ada 2 macam, yaitu mikroskop electron skaning (SEM : Scanning Electron
Microscope) dan mikroskop elektron transmisi (TEM : Transmission Electron Microscope). Mikroskop
elektron skaning digunakan untuk mengamati secara detail permukaan sel, sedangkan Mikroskop
elektron transmisi digunakan untuk mengamati struktur internal sel.

Mikroskop electron Mikroskop Cahaya

4. Ukuran Sel
Sebagian besar sel memiliki ukuran yang sangat kecil. Umumnya, sel berdiameter 1-100 µm (mikrometer)
atau memiliki vulome 1-1000 µm (mikrometer). 0,1 mm = 100 µm.

B. STRUKTUR DAN FUNGSI BAGIAN-BAGIAN SEL


Berdasarkan jenisnya, sel; dibedakan menjadi dua macam yaitu sel prokariotik dan eukariotik.

1. Struktur Sel Prokariotik


Sel prokariotik tidak memiliki membran inti sehingga bahan inti yang berada dalam sel mengadakan kontak
langsung dengan protoplasma. Contoh sel prokariotik adalah bakteri (Bacteria) dan Sianobakteri (Cyanobacteria).
Struktur sel prokariotik sebagai berikut.

a. Dinding Sel
Dinding sel tersusun atas peptidoglikan (polimer dari asam amino dan asam glutamat), lipid, dan
protein. Dinding sel berfungsi sebagai pelindung dan pemberi bentuk tubuh.

b. Membran Plasma
Membran sel atau membran plasma tersusun atas molekul lipid dan protein. Membran plasma
berfungsi sebagai pelindung molecular sel terhadap lingkungan disekitarnya.
Lest’Bio-2018
c. Sitoplasma
Sitoplasma tersusun atas air, protein, lipid, mineral, dan enzim-enzim. Enzim-enzim digunakan
untuk mencerna makanan secara ekstraselular dan untuk melakukan proses metabolisme sel.
Metabolisme sel meliputi proses penyusunan (anabolisme) dan penguraian (katabolisme) zat-zat.

d. Mesosom
Berfungsi sebagai penghasil energi. Pada membran mesosom terdapat enzim-enzim pernapasan
yang berperan dalam reaksi-reaksi oksidasi untuk menghasilkan energi.

e. Ribosom
Ribosom merupakan organel tempat berlangsungnya sintesis protein. Ukurannya sangat kecil,
berdiameter antara 15–20 nm (1 nanometer = 10-9 meter).

f. DNA
DNA atau asam deoksiribonukleat merupakan persenyawaan yang tersusun atas gula
deoksiribosa, fosfat, dan basa-basa nitrogen. DNA berfungsi sebagai pembawa informasi genetik, yakni
sifat-sifat yang harus diwariskan kepada keturunannya. Oleh sebab itu, DNA disebut pula sebagai materi
genetik. Pembahasan lebih mendetail akan Anda jumpai di SMA, kelas XII.

g. RNA
RNA atau asam ribonukleat merupakan persenyawaan hasil transkripsi DNA.
Jadi, bagian tertentu DNA melakukan transkripsi membentuk RNA. RNA membawa \
kode-kode genetik sesuai pesanan DNA. Selanjutnya, kode-kode genetik itu akan
diterjemahkan dalam bentuk urutan asam amino dalam proses sintesis protein.

2. Struktur Sel Eukariotik


Semua sel eukariotik memiliki membran inti, sedangkan sel prokariotik tidak. Selain itu, sel eukariotik
memiliki sistem endomembran, yakni memiliki organel-organel bermembran seperti reticulum endoplasma, kompleks
Golgi, mitokondria, dan lisosom. Sel hewan dan sel tumbuhan tergolong sel eukariotik. Struktur sel eukariotik terdiri
atas tiga komponen utama yaitu membran plasma, sitoplasma, dan organel-organel sel.

a. Membran Sel (Selaput Plasma)


Membran sel merupakan bagian terluar sel yang membatasi bagian dalam sel dengan lingkungan luar.
Membran sel merupakan selaput selektif permeabel, artinya hanya dapat dilalui moleku-lmolekul tertentu seperti
glukosa, asam amino, gliserol, dan berbagai ion.
Membran sel mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut:
1). Sebagai reseptor (penerima) rangsang dari luar, seperti hormon dan bahan kimia lain, baik dari
lingkungan luar maupun dari bagian lain dalam organisme itu sendiri.
2). Melindungi agar isi sel tidak keluar meninggalkan sel.
3). Mengontrol zat-zat yang boleh masuk maupun keluar meninggalkan sel. Hal inilah yang menyebabkan
membrane plasma bersifat semipermeabel (selektif permeabel).
4). Sebagai tempat terjadinya kegiatan biokimiawi, seperti reaksi oksidasi dan respirasi.
Perhatikan struktur membran plasma berikut!

Struktur membran sel

Berdasarkan analisis kimiawi dapat diketahui bahwa membran sel terdiri atas lapisan protein dan lapisan
lipid (lipoprotein).

Lest’Bio-2018
Lapisan lipid disusun oleh fosfolipid. Fosfolipid adalah lipid yang mengandung gugus fosfat dan terdiri atas
bagian kepala (polar head) dan bagian ekor (nonpolar tail). Bagian kepala bersifat hidrofilik (suka air), sedangkan
bagian ekor bersifat hidrofobik (tidak suka air). Lipid terdiri atas fosfolipid, glikolipid, dan sterol.

Lapisan protein membran sel terdiri atas glikoprotein. Lapisan protein membentuk dua macam lapisan,
yaitu lapisan protein perifer (ekstrinsik) dan lapisan protein integral (intrinsik).

Membran Permeabel : dapat dilalui oleh semua molekul.


Membara selektif permeable : hanya dapat dilalui molekul-molekul tertentu.
Membran Impermeabel : Tidak dapat dilalui oleh semua molekul.

Perpindahan molekul atau ion melewati membran ada dua macam, yaitu transpor pasif dan transpor aktif.

1. Transpor pasif
Transpor pasif adalah perpindahan molekul atau ion tanpa menggunakan energi sel. Perpindahan
molekul tersebut secara spontan dari konsentrasi tinggi ke rendah. Contoh: transpor pasif adalah
difusi dan osmosis.

a. Difusi
Difusi adalah perpindahan molekul-molekul dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah
baik melalui membran plasma atau pun tidak. Difusi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu difusi
sederhana dan difusi terbantu.
1). Difusi Sederhana
Secara spontan, molekul zat dapat berdifusi hingga dicapai kerapatan yang sama dalam
suatu ruangan. Sebagai contoh, setetes parfum akan menyebar ke seluruh ruangan (difusi gas di
dalam medium udara) dan molekul dari sesendok gula akan menyebar ke seluruh volume air
dalam gelas meskipun tanpa diaduk (difusi zat padat di dalam medium air), sehingga kerapatan
zat tersebut merata. Perhatikan gambar proses terjadinya difusi di samping.
Peristiwa difusi sederhana dapat diamati ketika kita memasukan satu sendok gula ke
dalam air (a), molekul-molekulnya terlarut (b), dan tersebar (berdifusi) (c), pada akhirnya proses
difusi menyebabkan gula tersebar merata ke dalam air (d) perhatikan gambar di bawah ini.

Penyebarnya molekul gula pada difusi

2). Difusi Terbantu


Difusi terbantu merupakan proses difusi dengan perantara protein pembawa (carrier
protein). Arah gerakan seperti halnya pada difusi biasa, yaitu dari konsentrasi tinggi konsentrasi
rendah, hanya saja protein pembawa membantu proses ini.
Pada proses ini,molekul diikat oleh reseptor pada sisi luar sel dan dilewatkan melalui
membrane plasma oleh protein transmembran yang telah mengalami perubahan susunan.
Setelah itu, protein pembawa kembali pada susunan semula. Protein pembawa juga dapat
membuat celah yang dapat dilalui oleh ion-ion seperti Cl– dan Na+. Perhatikan skema difusi
terbantu di bawah ini.

Skema difusi terbantu

b. Osmosis
Osmosis adalah perpindahan molekul air melalui membran semipermeabel dari larutan
yang konsentrasi airnya tinggi ke larutan yang konsentrasi airnya rendah. Dengan kata lain,
osmosis juga berarti perpindahan molekul dari larutan berkepekatan rendah (hipotonis) ke
larutan berkepekatan tinggi (hipertonis) melalui selaput (membran) semipermeabel.
Perhatikan skema osmosis di bawah ini:
1). Lubang bawah tabung gelas yang berisi larutan garam ditutup dengan membran selektif
permeabel, yang dapat dilewati molekul air tetapi tidak dapat dilewati garam.

2). Ketika tabung dimasukkan dalam gelas beker berisi akuades, molekul air berosmosis ke
dalam tabung sehingga volume larutan dalam tabung bertambah.

Lest’Bio-2018
3). Larutan berhenti naik ketika tekanan berat akuades mampu mengimbangi tekanan osmotik.

(1) (2) (3)

Skema osmosis
Peristiwa osmosis terjadi dalam sel. Bila konsentrasi larutan dalam sel tinggi, air akan masuk sel
dan terjadi endosmosis. Hal ini menyebabkan tekanan osmosis sel menjadi tinggi. Keadaan yang demikian
dapat memecahkan sel (lisis).
Jadi, lisis adalah hancurnya sel karena rusaknya atau robeknya membran plasma.
Sebaliknya, apabila konsentrasi larutan di luar sel lebih tinggi, air dalam sel akan keluar dan terjadi
eksosmosis. Eksosmosis pada hewan akan menyebabkan pengerutan sel yang disebut Krenasi, dan pada
tumbuhan akan menyebabkan terlepasnya membran dari dinding sel yang disebut Plasmolisis. Perhatikan
gambar di bawah ini.

Osmosis pada sel hewan dan sel tumbuhan

2. Transpor aktif
Transpor aktif adalah perpindahan molekul atau ion menggunakan energi dari sel itu. Contoh:
transpor aktif adalah pompa natrium (Na+), kalium (K+), endositosis, dan eksositosis.

a. Pompa Natrium-Kalium
Berbeda dengan difusi terbantu yang termasuk transport pasif karena mengikuti gradien
konsentrasi, maka transpor aktif ini bersifat melawan gradien konsentrasi. Pada transpor aktif terjadi
pemompaan molekul melewati membran dan melawan gradien konsentrasi. Pada transpor aktif diperlukan
energi untuk melawan gradien konsentrasi. Transpor aktif ini sebenarnya berfungsi
memelihara konsentrasi molekul kecil dalam sel yang berbeda dengan konsentrasi molekul lingkungannya.
Sebagai contoh ion K+ penting untuk mempertahankan kegiatan listrik di dalam sel saraf dan
memacu transpor aktif zat-zat lain. Meskipun ion Na + dan K+ dapat melewati membran, karena kebutuhan
akan ion K+lebih tinggi maka diperlukan lagi pemasukan ion K+ ke dalam sel dan pengeluaran ion Na+ keluar
sel. Konsentrasi ion K+ di luar sel rendah, sedangkan di dalam sel tinggi. Sebaliknya, konsentrasi ion Na + di
dalam sel rendah dan di luar sel tinggi.
Perhatikan mekanisme pompa natrium-kalium berikut ini!

Mekanisme pompa natrium-kalium

Untuk melawan gradien kadar itu diperlukan energi ATP dengan pertolongan protein yang ada
dalam membran. Setiap pengeluaran 3 ion Na+ dari dalam sel diimbangi dengan pemasukan 2 ion K+ dari luar
sel. Oleh sebab itu disebut pompa natrium-kalium.

Lest’Bio-2018
Isotonik : Larutan yang konsentrasinya sama dengan sitoplasma sel.
Hipotonik : Jika konsentrasi air yang lebih tinggi daripada di dalam sel.
Hipertonik : Apabila larutan diluar sel lebih tinggi sel hewan akan mengalami krenasi.

b. Endositosis dan Eksositosis


Endositosis dan eksositosis merupakan transpor yang memerlukan energi. Endositosis merupakan
proses masuknya senyawa melalui membran dengan cara pembungkusan senyawa dan cairan ekstraselular
dengan pelekukan ke dalam sebagian membran. Hal ini terjadi pada organisme uniselular dan sel darah putih.
Jika yang dimasukkan berupa senyawa padat disebut fagositosis, sedangkan jika berupa larutan disebut
pinositosis.
Eksositosis merupakan proses pengeluaran zat dari dalam sel keluar sel. Sekret terbungkus kantong
membran yang selanjutnya melebar dan pecah. Eksositosis terjadi pada beberapa sel kelenjar atau sel sekresi.
Perhatikan skema endositosis dan eksositosis di bawah ini.

Tabel ringkasan mekanisme transpor pasif dan transpor aktif melalui membra.

b. Sitoplasma
Sitoplasma merupakan materi yang mengisi antara inti dan selaput plasma. Sitoplasma yang berada
dalam nukleus disebut nukleoplasma. Pada Sel Tumbuhan, sitoplasma dibedakan menjadi dua, yaitu yang berbatasan
dengan selaput plasma disebut ektoplasma dan yang di bagian dalam disebut endoplasma.
Ektoplasma lebih jernih dan kompak. Pada Sel Hewan ektoplasma berupa selaput plasma itu sendiri.
Endoplasma sel tumbuhan banyak mengandung plastida (zat warna).

Komponen utama penyusun sitoplasma sebagai berikut.


1. Sitosol yaitu cairan seperti gel (agar-agar/jeli).
2. Sitoskeleton yaitu jaringan yang strukturnya seperti filamen (benang) dan serabut yang saling
berhubungan yang berfungsi sebagai kerangka sel.
3. Organel-organel sel ( ada 7 organel utama sel)

1. Sitosol
Matriks sitoplasma (bahan dasar) sitoplasma disebut sitosol. Sitoplasma dapat berubah dari fase sol ke gel
dan sebaliknya. Matriks sitoplasma tersusun atas oksigen 62%, karbon 20%, hidrogen 10%, dan nitrogen 3% yang
tersusun dalam senyawa organik dan anorganik. Unsur-unsur lain adalah: Ca 2,5%; P 1,14%; Cl 0,16%; S 0,14%; K
0,11%; Na 0,10%; Mg 0,07%; I 0,014%; Fe 0,10%; dan unsur-unsur lain dalam jumlah yang sangat kecil.

Sifat-sifat fisikawi matriks sitoplasma sebagai berikut.


a. Efek Tyndal yaitu kemampuan matriks sitoplasma memantulkan cahaya.
b. Gerak Brown yaitu gerak acak (zig-zag) partikel penyusun koloid.
c. Gerak Siklosis yaitu gerak matriks sitoplasma berupa arus melingkar.
d. Memiliki tegangan permukaan.

Lest’Bio-2018
e. Elektrolit yaitu kemampuan molekul-molekul menghantarkan arus listrik.

Matriks sitoplasma dapat bertindak sebagai larutan penyangga (buffer). Sifat biologis matriks sitoplasma
adalah mampu mengenali rangsang (iritabilitas) dan mengantar rangsang (konduktivitas). Adapun fungsi sitosol
sebagai berikut:
a. Sumber bahan kimia penting bagi sel karena di dalamnya terdapat senyawa-senyawa organik terlarut,
ion-ion, gas, molekul kecil seperti garam, asam lemak, asam amino, nukleotida, molekul besar seperti
protein, dan RNA yang membentuk koloid.
b. Tempat terjadinya reaksi metabolisme, seperti glikolisis, sintesis protein, dan sintesis asam lemak.

2. Sitoskeleton
Sitoskeleton atau rangka sel tersusun atas 3 jenis serabut yang berbeda, yaitu mikrofilamen, mikrotubulus,
dan filamen intermediar.
a. Mikrofilamen
Mikrofilamen adalah rantai ganda protein yang bertaut dan tipis. Mikrofilamen tersusun atas dua
macam protein, yaitu aktin dan miosin. Mikrofilamen banyak terdapat pada sel-sel otot. Mikrofilamen
mempunyai diameter 7 µm sehingga pengamatannya harus menggunakan mikroskop elektron.

b.Mikrotubulus
Mikrotubulus adalah rantai-rantai protein yang membentuk spiral. Spiral ini membentuk tabung
berlubang yang panjangnya mencapai 2,5 µm dengan diameter 25 nm. Mikrotubulus tersusun atas protein
yang dikenal sebagai tubulin. Mikrotubulus merupakan penyusun sitoskeleton yang terbesar.
Mikrotubulus terdapat pada gelendong sel, yaitu berupa benang-benang spindel yang
menghubungkan dua kutub sel pada waktu sel membelah. Gerakan kromosom dari daerah ekuator ke kutub
masing-masing pada anafase dikendalikan oleh mikrotubulus dari sentriol, flagela, dan silia. Dengan
demikian, mikrotubulus mempunyai fungsi mengarahkan gerakan komponen-komponen sel,
mempertahankan bentuk sel, serta membantu dalam pembelahan mitosis.

c. Filamen Intermediar ( filament antara atau filament tengah)


Filamen intermediar adalah rantai molekul protein yang
membentuk untaian yang saling melilit. Filamen ini berdiameter 8 – 10 nm. Disebut serabut intermediar
karena ukurannya di antara ukuran mikrofilamen dan mikrotubulus. Serabut ini tersusun atas protein yang
disebut fimentin, tetapi tidak semua sel filamen intermidiarnya tersusun atas fimentin. Misalnya sel kulit
filamennya tersusun atas protein keratin.

Posisi sitoskeleton dalam sel

3. Organel-Organel Sel
Organel-organel sel terdapat dalam sitoplasma. Macam-macam organel penyusun sel sebagai
berikut.

a. Nukleus
Nukleus merupakan organel terbesar yang berada dalam sel dengan diameter sekitar 10 µm.Nukleus
berfungsi sebagai pengatur pembelahan sel, pengendali seluruh kegiatan sel, dan pembawa informasi genetik.

Berdasar jumlah nukleus, sel dapat dibedakan sebagai berikut.


1. Sel mononukleat (berinti tunggal), misalnya sel hewan dan tumbuhan.
2. Binukleat (inti ganda), contohnya Paramaecium.
3. Multinukleat (inti banyak), misalnya Vaucheria (sejenis alga) dan beberapa jenis jamur.

Di dalam nukleus terdapat matriks yang disebut nukleoplasma, nukleolus, RNA, dan kromosom.
Kromosom tersusun atas protein dan DNA.

Lest’Bio-2018
Struktur Nukleus

b. Retikulum Endoplasma
Organel yang tersusun oleh membranyang terbentuk seperti jala. Retikulum sendiri berasal dari kata
retikular yang berarti anyaman benang atau jala. Letaknya memusat pada bagian dalam sitoplasma (endoplasma),
sehingga disebut sebagai retikulum endoplasma (RE). Membran RE merupakan kelanjutan dari membran
nukleus hingga ke membran plasma. Dengan kata lain, RE merupakan saluran penghubung antara nukleus dengan
bagian luar sel. Terdapat 2 tipe retikulum endoplasma, yaitu RE kasar dan RE halus. RE kasar adalah RE yang
permukaannya diselubungi oleh
ribosom sehingga tampak berbintil-bintil. RE halus adalah RE yang tidak ditempeli ribosom sehingga
permukaannya halus.
Retikulum endoplasma mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut.
1). Mensintesis lemak dan kolesterol (RE kasar dan RE halus).
2). Menampung protein yang disintesis oleh ribosom (RE kasar).
3). Transportasi molekul-molekul (RE kasar dan RE halus).
4). Menetralkan racun (detoksifikasi), misalnya RE yang ada di dalam sel-sel hati.

Retikulum endoplasma
c. Ribosom
Ribosom merupakan struktur
unit gabungan protein dengan RNA-
ribosom (RNA-r). Ribosom terdiri
dari dua subunit, yaitu subunit kecil
dan subunit besar. Ribosom
berperan dalam sintesis protein.
Struktur ribosom
d. Kompleks Golgi
Kompleks Golgi tersebar dalam sitoplasma dan merupakan salah satu komponen terbesar dalam
sel. Kompleks Golgi dan RE mempunyai hubungan erat dalam sintesis protein. Selain itu, kompleks Golgi juga
mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut.
1). Tempat sintesis polisakarida seperti mukus, selulosa, hemiselulosa, dan pektin (penyusun dinding
sel tumbuhan).
2). Membentuk membran plasma.
3). Membentuk kantong sekresi untuk membungkus zat yang akan dikeluarkan sel, seperti protein,
glikoprotein, karbohidrat, dan lemak.
4). Membentuk akrosom pada sperma, kuning telur pada sel telur dan lisosom.

Lest’Bio-2018
Kompleks Golgi

e. Lisosom
Lisosom berasal dari kata lyso = pencernaan, soma = tubuh,
merupakan membran kantong kecil yang berisi enzim hidrolitik (lisozim)
seperti protease, lipase, nuklease, fosfatase, dan enzim pencerna yang
lain. Enzim lisosom merupakan protein yang diproduksi oleh ribosom dan
yang disimpan didalam ruangan Retikulum Endoplasma. Lisosom
terdapat hampir pada semua sel eukariotik.
Lisosom mempunyai fungsi sebagai berikut.
1). Melakukan pencernaan intrasel.
2). Autofagi yaitu menghancurkan struktur yang tidak dikehendaki,
misalnya organel lain yang sudah tidak berfungsi.
3). Eksositosis yaitu pembebasan enzim keluar sel, misalnya pada
pergantian tulang rawan pada perkembangan tulang keras.
4). Autolisis yaitu penghancuran diri sel dengan membebaskan
isi lisosom ke dalam sel, misalnya terjadi pada saat berudu
menginjak dewasa dengan menyerap kembali ekornya. Lisosom

f. Badan Mikro
Badan mikro hampir menyerupai lisosom, berbentuk agak bulat, diselubungi membran tunggal, dan di
dalamnya berisi enzim katalase dan oksidase. Disebut badan mikro karena ukurannya kecil, hanya bergaris tengah
0,3 – 1,5 µm.
Badan mikro terdiri atas dua tipe, yaitu Peroksisom dan Glioksisom. Peroksisom terdapat pada sel
hewan, fungi, dan daun tanaman tingkat tinggi. Peroksisom berperan dalam oksidasi substrat menghasilkan H2O2
(bersifat racun bagi sel) yang selanjutnya dipecah menjadi H2O + O2. Peroksisom juga berperan dalam perubahan
lemak menjadi karbohidrat dan perubahan purin dalam sel. Glioksisom terdapat pada sel tanaman yang berfungsi
dalam metabolisme asam lemak.

g. Mitokondria
Mitokondria memiliki dua jenis membran yaitu membran luar dan membran dalam.berbentuk bulat panjang
atau seperti tongkat terdapat pada sel eukariotik aerob. Kedua membrane ini bersifat kuat, fleksibel, dan stabil,
serta tersusun atas lipoprotein. Membran dalam membentuk tonjolan-tonjolan yang disebut Krista. Tonjolan-
tonjolan tersebut berfungsi untuk memperluas permukaan agar penyerapan oksigen lebih efektif. Ruangan dalam
mitokondria berisi cairan, disebut matriks mitokondria. Matriks ini kaya enzim pernapasan (sitokrom), DNA,
RNA, dan protein.
Mitokondria berfungsi dalam oksidasi makanan, respirasi sel, dehidrogenasi, fosforilasi oksidasif, dan
sistem transfer elektron. Secara sederhana reaksinya dapat ditulis sebagai berikut.

Berkaitan dengan fungsi tersebut mitokondria sering disebut the power house of cell (pemberi daya
dari sel).

Tabel ringkas fungsi beberapa organel sel

Lest’Bio-2018
C. PERBEDAAN SEL TUMBUHAN DAN SEL HEWAN
Sel tumbuhan dan sel hewan tergolong sel eukariotik. Kedua sel tersebut mempunyai banyak kemiripan.
Namun dalam perkembangannya, sel hewan memiliki beberapa perbedaan dengan sel tumbuhan. Sel tumbuhan
memiliki organel tertentu yang tidak terdapat pada sel hewan, demikian pula sebaliknya. Sel tumbuhan memiliki
dinding sel, plastida, dan vakuola yang tidak dimiliki sel hewan. Sementara itu, sel hewan memiliki sentriol yang
tidak dimiliki oleh sel tumbuhan.

1. Sel Tumbuhan
Organel-organel sel tumbuhan yang tidak terdapat pada sel hewan dijelaskan sebagai berikut.

a. Dinding Sel
Dinding sel merupakan bagian terluar sel tumbuhan yang tersusun atas selulosa, hemiselulosa, dan pektin.
Dinding sel berfungsi sebagai penyokong dan pelindung selaput plasma serta memelihara keseimbangan sel
dari tekanan (turginitas sel). Adanya dinding sel menyebabkan bentuk sel tumbuhan relatif tetap.
Di antara dua dinding sel yang berdekatan terdapat lamela tengah. Dua sel yang berdekatan dihubungkan
oleh saluran yang di dalamnya terdapat benang-benang plasma yang disebut plasmodesmata. Dinding sel dapat
dibedakan menjadi dinding sel primer dan dinding sel sekunder.
Ciri-ciri dinding sel primer yaitu dibentuk pada waktu sel membelah, serta tersusun atas selulosa antara 9–
25%, hemiselulosa, pektin, serta beberapa senyawa lainnya. Ciri-ciri dinding sel sekunder yaitu dimiliki oleh sel-
sel dewasa serta tersusun atas selulosa antara 41–45%, hemiselulosa, dan lignin.
Dinding sel dapat mengalami penebalan (lignifikasi) yang mengakibatkan xilem dan sklerenkim mengayu (keras
dan kaku). Dinding sel yang tidak mengalami penebalan disebut noktah.

b. Vakuola
Vakuola atau rongga sel ialah organel sitoplasmik yang berisi cairan yang dibatasi membran tonoplas. Sel
dewasa hanya memiliki satu vakuola tengah berukuran besar.
Vakuola mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut.
1). Tempat menyimpan zat makanan. Amilum dan gula disimpan dalam vakuola dan jika diperlukan
dapat digunakan kembali. Misalnya di akar ketela pohon (tepung) dan batang tebu (gula).
2). Memasukkan air melalui tonoplas untuk membangun turgiditas (kekakuan) sel bersama dinding
sel.
3). Menyimpan pigmen. Pada vakuola sel-sel mahkota bunga, terdapat pigmen warna merah, biru,
kuning, dan warna lain. Itulah sebabnya mahkota bunga mempunyai berbagai macam warna yang
menarik serangga.
5). Menyimpan minyak seperti minyak kayu putih, pepermin, dan aroma harum pada bunga.
6). Tempat penimbunan sisa metabolisme dan metabolit sekunder seperti Ca-oksalat, tanin, getah
karet, dan alkaloid. Ca-oksalat berbentuk kristal dan banyak terdapat pada sayuran, misalnya pada
daun bayam dan daun pepaya. Alkaloid banyak dijumpai pada tumbuhan untuk jamu tradisional
misalnya kunyit, jahe, dan temulawak.

c. Plastida
Plastida berasal dari perkembangan proplastida di daerah meristematik. Terdapat 3 tipe plastida
berdasarkan kandungan pigmen di dalamnya.

1. Kloroplas
Kloroplas yaitu plastida yang mengandung klorofil, karotenoid, dan pigmen fotosintetik lainnya. Kloroplas
tersusun atas membran luar dan membran dalam. Membran luar berfungsi mengatur keluar masuknya zat.
Membran dalam membungkus cairan kloroplas yang disebut Stroma. Membran dalam yang melipat kearah dalam
sehingga membentuk lembaran-lembaran disebut Tilakoid. Pada tempat-tempat tertentu tilakoid bertumpuk-
tumpuk membentuk grana, dan tilakoid tempat terjadinya proses Fotosintesis. Pada umumnya sebuah kloroplas
mengadung 40 – 60 grana. Fungsi kloroplas sebagai tempat berlangsungnya proses Fotosintesis.

Berdasarkan panjang gelombang (spektrum warna) yang diserap, jenis klorofil dibedakan sebagai berikut.
a) Klorofil a menyerap spektrum warna hijau-biru.
Lest’Bio-2018
b) Klorofil b menyerap spektrum warna hijau-kuning.
c) Klorofil c menyerap spektrum warna hijau-cokelat.
d) Klorofil d menyerap spektrum warna hijau-merah.

Struktur kloroplas

2. Kromoplas
Kromoplas yaitu plastida yang mengandung pigmen nonfotosintetik (merah dan oranye atau kuning).
Kromoplas banyak terdapat pada mahkota bunga. Pigmen yang terkandung dalam kromoplas sebagai berikut.
a) Karoten : mengakibatkan warna kuning, misalnya pada wortel.
b) Xantofil : mengakibatkan warna kuning kecokelatan, misalnya pada daun tua.
c) Fikosianin : mengakibatkan warna biru, misalnya pada ganggang biru.

3. Leukoplas
Leukoplas yaitu plastida yang tidak berwarna, umumnya terdapat pada tempat yang tidak terkena sinar,
misalnya organ penyimpan makanan cadangan seperti biji dan umbi. Berdasarkan fungsinya leukoplas dibedakan
menjadi 3 tipe sebagai berikut.
a) Amiloplas : untuk menyimpan amilum.
b) Elaioplas/lipidoplas : untuk membentuk dan menyimpan lemak.
c) Proteoplas : untuk menyimpan protein.

2. Sel Hewan
Berbeda dengan sel tumbuhan, sel hewan tidak memiliki dinding sel, tidak memiliki plastida, dan bentuk
tidak tetap seperti sel tumbuhan. Namun, hewan-hewan uniselular biasanya memiliki vakuola. Ada dua tipe vakuola
yaitu sebagai berikut.
a. Vakuola kontraktil yang berperan dalam menjaga tekanan osmotik sitoplasma
(disebut juga osmoregulator).
b. Vakuola nonkontraktil/vakuola makanan untuk mencerna makanan.

Sel hewan memiliki dua Sentriol di dalam sentrosom. Sentriol berfungsi dalam proses pembelahan sel. Saat
pembelahan sel, tiap-tiap sentriol saling memisahkan diri menuju kutub yang berlawanan dan memancarkan benang-
benang gelendong pembelahan yang akan menjerat kromosom. Pada sel tumbuhan tidak memiliki sentrosom dan
sentriol, kecuali tumbuhan tingkat rendah.

Lest’Bio-2018
Struktur sentriol

Sel Hewan

Lest’Bio-2018
Lest’Bio-2018

Anda mungkin juga menyukai