TUGAS PERPAJAKAN Amelia Kurnia Mutiarani 201910315119 3A01
TUGAS PERPAJAKAN Amelia Kurnia Mutiarani 201910315119 3A01
Npm : 201910315119
Kelas : 3A01
9. Beasiswa
yang
memenuhi
persyaratan
tertentu dan
ketentuannya
berdasar pada
Peraturan
Menteri
Keuangan.
Ketentuan umum dan 1. Orang pribadi Wajib pajak, Badan UU No. 9 Tahun PT B menyampaikan
tatacara perpajakan usaha, pengusaha, 1994 tentang surat pemberitahuan
2. Warisanyang pekerja. Ketentuan Umum tahunan pajak
belum terbagi dan Tata Cara penghasilan tahun
sebagai satu Perpajakan 2016 yang
kesatuan menyatakan:
menggantikan
yang berhak Penghasilan neto
Rp300.000.000
3. Bentuk usaha Rugi fisikal
tetap. berdasarkan SPT PPh
2015
Rp200.000.000 (-)
Penghasilan kena
pajak
Rp100.000.000
Terhadap surat
pemberitahuan
tahunan pajak
penghasilan tahun
2015 dilakukan
pemeriksaan dan pada
tanggal 6 Januari 2018
di terbitkan surat
ketetapan pajak yang
menyatakan rugi
physical sebesar
Rp250.000.000.
Berdasarkan surat
ketetapan pajak
tersebut
direkturjenderal pajak
akan mengubah
penghitungan
penghasilan kena pajak
tahun 2016 menjadi
sebagai berikut.
Penghasilan neto
Rp300.000.000
Rugi physical menurut
surat ketetapan pajak
Rp250.000.000 (-)
Penghasilan kena
pajak
Rp50.000.000
6. bunga termasuk
premium,
diskonto, dan
imbalan karena
jaminan
pengembalian
utang;
7. dividen, dengan
nama dan dalam
bentuk apapun,
termasuk
dividen dari
perusahaan
asuransi kepada
pemegang polis,
dan pembagian
sisa hasil usaha
koperasi;
8. royalti atau
imbalan atas
penggunaan
hak;
9. dan
penghasilan lain
sehubungan
dengan
penggunaan
harta;
14. tambahan
kekayaan neto
yang berasal
dari penghasilan
yang belum
dikenakan
pajak;
15.imbalan bunga;
dan
Pajak penghasilan Subjek PPh adalah objek pajak atas Secara umum, menghitung PPh
final orang atau pihak PPH bersifat final ketentuan PPh Final / pajak UKM
yang 0,5% adalah final tercantum yang terutang dan
bertanggungjawab penghasilan dari dalam Pasal 4 harus dibayar adalah:
atas pajak usaha yang ayat (2) UU PPh
penghasilan yang diterima atau yang menyatakan 0,5% x Omzet dalam
diterima atau diperoleh wajib setidaknya ada 5 sebulan
diperoleh dalam pajak dalam negeri kelompok
tahun pajak maupun dengan penghasilan penghasilan yang Misalnya dalam 1
bagian tahun pajak. tertentu. dikenakan PPh bulan, omset penjualan
penghasilan final. usaha Anda adalah Rp
1. Orang tertentu yang 10.000.000, -. Maka
pribadi dalam negeri dimaksud adalah jumlah pajak final
dan luar negeri peredaran bruto terutang / harus
usaha tidak dibayar:
2. Warisan melebihi Rp4,8 M
yang belum terbagi. dalam setahun 0,5% x Rp 10.000.000,
- = Rp 50.000
3. Badan usaha
tetap.
Pajak penghasilan penerima pensiun PER-16/PJ/2016 Undang-Undang Tercatat sebagai
pasal 21 maupun pesangon, menjabarkan Nomor 36 tahun seorang pegawai tetap
anggota dewan penghasilan yang 2008 yang di sebuah perusahaan.
komisaris, mantan dipotong pajak mengatur tentang Pada Januari 2016, ia
pekerja dan peserta penghasilan pasal pajak penghasilan memperoleh gaji
kegiatan. 21 sebagai berikut: yang harus dalam mata uang asing
dibebankan sebesar $2.000
1.penghasilan yang kepada setiap sebulan. kurs
diterima atau warga negara berdasarkan keputusan
diperoleh Indonesia yang menteri Keuangan
pegawai tetap, memiliki sebesar Rp13.000 per
baik berupa penghasilan atas $1. berstatus menikah
penghasilan yang profesinya. dengan 1 anak.
bersifat teratur
maupun tidak Perhitungan PPh pasal
teratur; 21 adalah:
Gaji sebulan: $2.000 *
2. penghasilan yang Rp 13.000 =
diterima atau Rp26.000.000
diperoleh
penerima pensiun
secara teratur
berupa uang
pensiun atau
penghasilan
sejenisnya;
3. penghasilan
berupa uang
pesangon, uang
manfaat
pensiun,
tunjangan hari
tua, atau
jaminan hari tua
yang
dibayarkan
sekaligus, yang
pembayarannya
melewati jangka
waktu 2 tahun
sejak pegawai
berhenti
bekerja;
4. penghasilan
Pegawai Tidak
Tetap atau
Tenaga Kerja
Lepas, berupa
upah harian,
upah mingguan,
upah satuan,
upah borongan
atau upah yang
dibayarkan
secara bulanan;
5. imbalan kepada
bukan pegawai,
antara lain
berupa
honorarium,
komisi, fee, dan
imbalan
sejenisnya
dengan nama
dan dalam
bentuk apapun
sebagai imbalan
sehubungan jasa
yang dilakukan;
6. imbalan kepada
peserta
kegiatan, antara
lain berupa
uang saku, uang
representasi,
uang rapat,
honorarium,
hadiah atau
penghargaan
dengan nama
dan dalam
bentuk apapun,
dan imbalan
sejenis dengan
nama apapun;
7. penghasilan
berupa
honorarium atau
imbalan yang
bersifat tidak
teratur yang
diterima atau
diperoleh
anggota dewan
komisaris atau
dewan
pengawas yang
tidak
merangkap
sebagai pegawai
tetap pada
perusahaan
yang sama;
8. penghasilan
berupa jasa
produksi,
tantiem,
gratifikasi,
bonus atau
imbalan lain
yang bersifat
tidak teratur
yang diterima
atau diperoleh
mantan
pegawai;
9. penghasilan
berupa
penarikan dana
pensiun oleh
peserta
program
pensiun yang
masih berstatus
sebagai
pegawai, dari
dana pensiun
yang
pendiriannya
telah disahkan
oleh Menteri
Keuangan.
Pajak penghasilan Badan Usaha 1. Impor barang Pasal 22 ayat (1) Pada 26 April 2019,
pasal 22 meliputi industri UU PPH. bagian umum setde
semen, kertas, baja, 2. Ekspor Kab. X melakukan
otomotif, dan farmasi komoditas pembelian snack dari
Agen Tunggal tambang toko jam pasar
Pemegang Merek batubara sebanyak 150 kotak
(ATPM) mineral logam dengan harga
Produsen atau dan mineral Rp20.000 per kotak
importir bahan bakar bukan logam ( tidak termasuk PPN).
minyak Toko jajan pasar tidak
Badan usaha yang 3. Pembelian memiliki NPWP.
bergerak dalam barang PPh pasal 22 yang
bidang usaha industri dipungut oleh
baja 4. Pembelian bendaharawan bagian
Pedagang pengumpul barang bahan- umum setda tersebut
(pengumpul hasil bahan untuk pada saat pembayaran
hutan, perkebunan, kegiatan usaha dihitung sebagai
pertanian, dsb). oleh badan berikut.
usaha tertentu
Dasar pengenaan
5. Penjualan hasil pajak: 200× Rp20.000
produksi kepada Rp4.000.000
distributor di Besarnya PPh pasal 22
dalam negeri. adalah 1,5% ×
Rp4.000.000
6. Penjualan Rp 60.000
kendaraan Tambahan karena
bermotor dalam rekanan (toko jajan
negeri. pasar) tidak memiliki
NPWP: 100%× 1,5%
7. Penjualan × Rp4.000.000.
barang yang Rp 60.000 (+)
tergolong Rp120.000
sangat mewah.
8. Pembelian
bahan-bahan
hasil alam yang
belum diproses.
9. Penjualan emas
batang
Pajak penghasilan 1. Wajib Pajak dalam Penghasilan yang UU No.7 tahun Dividen 15% × jumlah
pasal 23 negeri (Orang pribadi dikenakan PPh 1983 bruto
dan badan). pasal 23 (Objek PPh sebagaimana Sewa 2% × jumlah
2. Bentuk Usaha pasal 23) sesuai telah beberapa bruto
Tetap (BUT) dengan pasal 23 kali diubah Contoh:
UU No. 36 Tahun terakhir dengan Dividen
2008, yaitu: UU No.36 tahun CV Andi merupakan
1. Dividen 2000 tentang PPh salah satu pemegang
2. Bunga termasuk pasal 23 saham PT angkasa.
premium, diskonto Pada bulan Maret
dan imbalan 2019 PT angkasa
sehubungan membagi dividen tunai
dengan jaminan Rp 1.000 perlembar.
pengembalian CV Andi memiliki
utang saham pada PT
3. Royalti angkasa sebanyak
4. hadiah, 5.000 lembar.
penghargaan, PPh pasal 23 dihitung
bonus, dan sebagai berikut:
sejenisnya selain Dasar pengenaan
yang telah pajak = jumlah bruto
dipotong pajak dividen = Rp1.000 ×
penghasilan adalah 5.000 = Rp 5.000.000
penghasilan yang PPh pasal 23 = 15% ×
diterima atau Rp5.000.000 =
diperoleh wajib Rp750.000
pajak dalam negeri Contoh sewa
orang pribadi yang Pembayaran sewa
berasal dari kendaraan kepada
penyelenggara Andika rental sebesar
kegiatan Rp6.000.000 dipotong
sehubungan PPh pasal 23 sebesar:
dengan Tarif 2% × penghasilan
pelaksanaan suatu bruto
kegiatan. = 2% × Rp6.000.000
5. sewa dan = Rp120.000 -> bukti
penghasilan lain pemotongan PPh pasal
sehubungan 23 nomor 06/Ps-
dengan 23/10/2016
penggunaan harta,
kecuali sewa dan
penghasilan lain
sehubungan
dengan
penggunaan harta
yang telah dikenai
pajak penghasilan
sebagaimana
dimaksud dalam
pasal 4 ayat (2) UU
PPh
6. imbalan
sehubungan
dengan jasa teknik
jasa manajemen
jasa konstruksi jasa
konsultan dan jasa
lain selain jasa yang
telah dipotong
pajak penghasilan
sebagaimana
dimaksud dalam
PPh pasal 21
Pajak Penghasilan wajib Pajak dalam objek PPh Pasal 24 Pasal 24 Ayat Contoh:
Pasal 24 negeri yang terutang adalah penghasilan (1,2,3,4,5,6) UU PT putra jaya yang
pajak atas seluruh yang berasal dari PPH. beralamat di
penghasilan, luar negeri. Yogyakarta
termasuk memperoleh
penghasilan yang penghasilan neto pada
diterima atau tahun 2016 sebagai
diperoleh dari luar berikut.
negeri • penghasilan dari
dalam negeri
Rp500.000.000
• penghasilan dari luar
negeri Rp500.000.000
(Tarif pajak yang
berlaku adalah 20%).
Berikut ini
perhitungan kredit
pajak luar negeri
diperbolehkan (PPh
pasal 24)
1. Menghitung total
PKP
Penghasilan dari
dalam negeri Rp
500.000.000
Penghasilan dari luar
negeri Rp500.000.000
Jumlah penghasilan
neto Rp1.000.000.000
Peredaran bruto dari
kegiatan usaha
melebihi
Rp50.000.000.000
Jumlah penghasilan
neto sama dengan PKP
karena tidak terdapat
kompensasi kerugian
atau pengurangan
yang lainnya.
2.Menghitung total
PPH terutang
Tarif PPH pasal 17 ayat
(1)b × penghasilan
kena pajak
25% ×
Rp1.000.000.000 =
Rp250.000.000
3. Menghitung PPH
maksimum dikreditkan
sesuai perbandingan
penghasilan
Penghasilan luar
negeri ÷ penghasilan
kena pajak × total PPh
terutang
Rp500.000.000 ÷
Rp1.000.000.000 ×
Rp250.000.000 =
Rp125.000.000
4. Menghitung PPH
yang dipotong atau
dibayar di luar negeri.
Tarif pajak di luar
negeri × penghasilan
luar negeri
20% × Rp500.000.000
= Rp100.000.000
Kredit pajak luar
negeri diperbolehkan
(PPh pasal 24) adalah
Rp100.000.000 atau
sebesar PPh yang
terutang atau dibayar
di luar negeri. jumlah
ini diperoleh dengan
membandingkan
perhitungan total PPh
terutang PPh
maksimum dikreditkan
sesuai perbandingan
penghasilan dan PPh
terutang atau dibayar
di luar negeri.
Kemudian, dipilih nilai
terendah di antara
2ketiganya.
Pajak Penghasilan 1. Perusahaan Wajib pajak (WP), UU No.7 Tahun PT angkasa terdaftar
Pasal 25 pelayaran baik berupa orang 1983 sebagai wajib pajak
2. Perusahaan pribadi ataupun sebagaimana pada KPP Yogyakarta
pelayaran dalam badan yang telah diubah pada tanggal 1
negeri melakukan suatu terakhir dengan Februari 2016.
3. Perusahaan kegiatan usaha UU No.36 Tahun Peredaran usaha bruto
pelayaran asing dikenai pajak 2008 tentang menurut pembukuan
penghasilan (PPh) pajak. bulan Februari 2016
pasal 25 sebesar
Rp500.000.000.
setelah dikurangi
dengan pengurangan
atau biaya yang
dikenakan,
perhitungan PPh pasal
25 bulan Februari
2016 sebagai berikut
Penghasilan neto
bulan Februari 2016
Rp100.000.000
Penghasilan neto
disetahunkan = 12 ×
Rp100.000.000 =
Rp1.200.000.000
Total peredaran bruto
setahun = 12 ×
Rp500.000.000 =
Rp6.000.000.000
PPH yang terutang
sebagai dasar
perhitungan PPh pasal
25 =
12,5% ×
(Rp4.800.000.000/Rp6
.000.000.000) ×
Rp1.200.000.000 =
Rp120.000.000
25% ×
(Rp1.200.000.000 -
Rp960.000.000) =
Rp60.000.000
Rp120.000.000 +
Rp60.000.000 =
Rp180.000.000
Angsuran PPh pasal 25
sebulan =
Rp180.000.000 ÷ 12 =
Rp15.000.000
Pajak Penghasilan 1. Individu yang tak 1. Royalti UU No.36 Tahun 1.PPh pasal 26 = 20% ×
Pasal 26 tinggal di Indonesia, 2. Sewa dan 2008 penghasilan bruto
individu bertempat penghasilan lain Contoh:
tinggal tak lebih dari sehubungan PT perdana adalah
183 hari selama satu dengan penerbit buku cerita
tahun atau 12 bulan penggunaan harta, anak-anak. Pada bulan
di Indonesia, serta 3. Imbalan Maret 2016,
peru sahaan yang tak sehubungan perusahaan
dibangun atau dengan jasa membayarkan royalti
berada di Indonesia, 4. Pekerjaan sebesar
yang menjalankan 5. Kegiatan Rp100.000.000kepada
usaha dengan BUT di 6. Hadiah dan Akira toriyama sebagai
Indonesia. penghargaan pengarang buku cerita
2. Individu yang tak 7. Pensiun anak-anak dragon ball.
tinggal di Indonesia, 8. Pembayaran Akira toriyama adalah
individu bertempat berkala lainnya wajib pajak luar
tinggal tidak lebih negeri. PPh pasal 26
dari 183 hari selama yang dipotong oleh PT
satu tahun atau 12 perdana adalah:
bulan, serta 20% × Rp100.000.000
perusahaan yang tak = Rp20.000.000
dibangun atau
berada di Indonesia, 2. PPh pasal 26 = 20%
tidak mendapat × penghasilan neto
pendapatan dari Penghasilan neto
Indonesia melalui sama dengan
BUT di Indonesia. perkiraan penghasilan
neto × penghasilan
bruto
Contoh:
PT Amanda
merupakan
perusahaan
persewaan gedung
kantor. Pada tahun
2016, perusahaan
mengasuransikan
bangunan bertingkat
ke perusahaan
asuransi di luar negeri
building life inc, premi
yang dibayarkan oleh
PT Ananda kepada
building life inc
sebesar Rp
1.000.000.000
PPh pasal 26 yang
dipotong oleh PT
Ananda adalah =
20% × 50% ×
Rp1.000.000.000 =
Rp100.000.000