Anda di halaman 1dari 7

DISKUSI 5 (Novita Cahyaningrum_044742923)

Soal 1:
Sebutkan perbedaan mendasar dari pengertian administrasi perpajakan dalam arti sempit dan administrasi
perpajakan dalam arti luas yang anda ketahui !
Jawab:
Berikut tanggapan saya mengenai perbedaan administrasi perpajakan secara sempit dan luas:
1. Yang dimaksud administrasi perpajakan dalam arti sempit adalah terbatas dalam kegiatan
penatausahaan dan pelayanan terhadap kewajiban-kewajiban dan hak-hak wajib pajak yang dilakukan
di kantor baik kantor fiskus (Kantor Pajak) maupun kantor wajib pajak, kegiatan penatausahaan
tersebut meliputi pencatatan, penggolongan dan penyimpanan. Contohnya: kegiatan permohonan
pembuatan NPWP di kantor pajak, pembayaran pajak yang dilakukan oleh wajib pajak, pelaporan SPT
Tahunan, dan lain sebagainya
2. Administrasi dalam arti luas yaitu meliputi berbagai aspek seperti:
a. Fungsi
Sebagai fungsi, administrasi perpajakan berfungsi sebagai perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan, dan pengawasan.
1) Fungsi perencanaan
Dalam fungsi perencanaan, administrasi perpajakan digunakan dalam merencanakan apa yang
akan dicapai oleh fiskus. Misalkan target penerimaan pelaporan SPT dalam 1 tahun
2) Fungsi pengorganisasian
Administrasi perpajakan digunakan dalam mengelompokkan tugas, tanggung jawab, dan
wewenang sehingga dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pembagian jabatan seperti
kepala kantor, kepala seksi, fungsional pemeriksa, Account Representative, dan pelaksana
yang mempunyai tugas masing-masing sesuai dengan jabatannya.
3) Fungsi penggerakan
Kegiatan untuk mempengaruhi pegawai agar dapat menjalankan tugas sesuai dengan apa yang
telah direncanakan, dapat berupa pemberian motivasi, penilaian, pengembangan. Kegiatan
morning activity untuk memberikan motivasi kepada para pegawai
4) Fungsi pengawasan
Administrasi pajak terlibat dalam melakukan pengawasan agar proses yang telah dilakukan
dapat sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya. Pembuatan laporan bulanan
atau triwulanan untuk melihat perkembangan apakah sesuai dengan rencana.
b. Sitem
Administrasi pajak merupakan seperangkat unsur yang saling berkaitan yang memiliki fungsi
masing-masing untuk mencapai tujuan dalam melaksanakan tugas tertentu, misalnya: Undang-
undang dan peraturan pelaksanaannya, orang-orang atau pegawai DJP, Gedung, mesin, dan wajib
pajak
c. Lembaga
Sebagai lembaga, administrasi pajak tercermin dalam suatu lembaga sebagai salah satu Direktorat
Jenderal pada Kementerian Keuangan RI.
d. Manajemen Publik
Administrasi pajak terdiri dari pimpinan, staf, peralatan, pengetahuan dan sistem yang ada.
Jadi perbedaan adminisrasi dalam arti sempit dan luas adalah administrasi pajak dalam arti sempit hanya
terbatas pada kegiatan penatausahaan, sedangkan dalam arti luas administrasi pajak dapat dilihat dari
berbagai aspek baik dari fungsi, sistem, lembaga, dan manajemen publik atau dengan kata lain administrasi
perpajakan ada dalam semua aspek perpajakan.
Soal 2:
Hukum pajak formal memuat tentang hak-hak dan kewajiban wajib pajak. Sebutkan yang termasuk kedalam
hak-hak dan kewajiban wajib pajak yang saudara/i ketahui ! Silahkan saudara sebutkan apa yang membedakan
aturan pajak yang terdapat di UU Cipta Kerja dengan aturan sebelumnya ! !

Jawab:
Dalam Hukum pajak formal memuat tentang hak-hak dan kewajiban wajib pajak dan yang termasuk dalam
kewajiban wajib pajak, antara lain berikut ini:
a. Melakukan pendaftaran NPWP secara langsung di KPP atau melalui online di ereg.pajak.go.id,
b. Mengambil formulir SPT (Surat Pemberitahuan) di KPP atau mendownload formulir Surat Pemberitahuan
di laman pajak.go.id,
c. Mengisi dan menandatangani SPT dengan benar,
d. Menyampaikan SPT ke KPP dalam jangka waktu yang telah ditentukan, misalkan SPT Tahunan Orang
pribadi paling lambat 3 bulan berikutnya setelah berakhirnya tahun pajak,
e. Melunasi pajak yang terutang tepat pada waktunya,
f. Mengadakan pembukuan bagi orang atau badan yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas,
g. Membayar sanksi perpajakan apabila melanggar kewajiban perpajakan.

Yang termasuk dalam hak-hak wajib pajak, antara lain:


a. Menerima NPWP dari KPP,
b. Mengajukan permohonan untuk memperpanjang batas waktu penyampaian SPT,
c. Melakukan pembetulan SPT,
d. Menerima kelebihan bayar pajak (restitusi) atau menerima kembali pembayaran pajak yang seharusnya
tidak terutang,
e. Memperhitungkan kelebihan bayar pajak dengan utang pajak lainnya (kompensasi),
f. Mengajukan permohonan pengangsuran atau penundaan pembayaran pajak,
g. Mengajukan permohonan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi,
h. Mengajukan permohonan pengurangan atau pembatalan Surat Tagihan Pajak yang tidak benar,
i. Mengajukan keberatan dan banding.
Membedakan aturan pajak yang terdapat dalam UU Cipta Kerja dengan aturan sebelumnya:
1. Terkait Undang-undang PPH
Perbedaan UU PPh NO 36 Tahun 2008 UU Cipta Kerja
Terkait definisi Subjek pajak dalam negeri adalah: Subjek pajak dalam negeri adalah:
subjek pajak orang a. orang pribadi yang bertempat a. orang pribadi, baik yang merupakan Warga
pribadi tinggal di Indonesia, orang pribadi Negara
yang berada di Indonesia lebih dari Indonesia maupun warga negara asing yang:
183 (seratus delapan puluh tiga) hari 1. bertempat tinggal di Indonesia;
dalam jangka waktu 12 (dua belas) 2. berada di Indonesia lebih dari 183 (seratus
bulan, atau orang pribadi yang dalam delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu
suatu tahun pajak berada di Indonesia 12 (dua belas) bulan; atau
dan mempunyai niat untuk bertempat
tinggal di Indonesia
sistem pemajakan sistem word wide income sistem territorial (WNA yang telah menjadi SPDN
dikenai Pajak Penghasilan hanya atas penghasilan
yang diterima atau diperoleh dari Indonesia,
dengan ketentuan memiliki keahlian tertentu dan
berlaku selama 4 Tahun Pajak yang dihitung sejak
menjadi subjek pajak dalam negeri)
perlakuan  Tarif yang dikenakan atas dividen yang dikecualikan dari Objek Pajak adalah
perpajakan atas penghasilan berupa dividen yang yang diterima oleh Wajib Pajak dalam negeri orang
dividen dan dibagikan kepada Wajib Pajak pribadi sepanjang di investasikan di Indonesia dan
penghasilan lain dari orang pribadi dalam negeri adalah Wajib Pajak dalam negeri Badan serta Pendapatan
luar negeri paling tinggi sebesar 10% (sepuluh atau dividen yang diterima Wajib Pajak dalam
persen) dan bersifat final. negeri dari luar negeri dengan syarat
 Pemajakan atas dividen yang diinvestasikan di indonesia paling sedikit 30% dari
diperoleh dari luar negeri laba setelah pajak
merupakan pemajakan yang
dikenakan kepada WP OP yang
tinggal di luar negeri dan
perusahaan di luar negeri yang
mengoperasikan usahanya melalui
BUT di Indonesia. Pemajakan
tersebut diatur dalam PPh Pasal 26
dengan tarif sebesar 20% dari
penghasilan bruto.
Tambahan Objek -  Dana setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah
pajak yang Haji dan hasil investasinya,
dikecualikan  Sisa lebih yang diperoleh badan atau lembaga
sosial dan keagamaan yang ditanamakan
dalam prasarana paling lama 4 tahun dan
keuntungan karena pengalihan harta orang
pribadi, harta anggota firma, perseroan
komanditer atau kongsi kepada perseroan
terbatas dalam negeri sebagai pengganti
saham.
PPh Pasal 26 atas Tarif 20% dapat diturunkan lebih kecil dari 20% yang akan
pemotongan diatur dalam Peraturan Pemerintah.
pendapatan bunga
termasuk premium,
diskonto, dan
imbalan sehubungan
dengan jaminan
pengembalian utang

2. Undang-undang PPN
PERBEDAAN UU PPN NO 42 TAHUN 2009 UU CIPTA KERJA
Penyerahan secara Penyerahan secara konsinyasi tidak termasuk dalam penyerahan Barang Kena
konsinyasi termasuk dalam pengertian Pajak sehingga tidak terutang PPN.
penyerahan Barang Kena Pajak
Pengalihan Barang Dikenakan PPN tidak termasuk dalam pengertian penyerahan BKP
Kena Pajak untuk
tujuan setoran
modal pengganti
saham
Hasil pertambangan Tidak kena PPN Dikenai PPN
batu bara
Pajak Masukan yang dapat melakukan restitusi setiap masa tidak dapat melakukan restitusi setiap masa pajak
dikreditkan oleh pajak
PKP yang belum
berproduksi
Pajak masukan dapat PM atas:  Perolehan BKP/JKP sebelum Pengusaha
dikreditkan  perolehan Barang Kena Pajak dikukuhkan sebagai PKP Dapat dikreditkan
atau Jasa Kena Pajak sebelum yaitu sebesar 80%,
pengusaha dikukuhkan  pemanfaatan BKP Tidak Berwujud atau
sebagai Pengusaha Kena pemanfaatan JKP dari luar Daerah Pabean
Pajak, sebelum Pengusaha dikukuhkan sebagai
 pemanfaatan Barang Kena PKP Dapat dikreditkan sebesar 80%,
Pajak Tidak Berwujud atau  perolehan BKP/JKP yang Pajak Masukannya
pemanfaatan Jasa Kena Pajak ditagih dengan penerbitan ketetapan pajak
dari luar Daerah Pabean Dapat dikreditkan sebesar pokok pajak
sebelum pengusaha yang sudah dibayar,
dikukuhkan sebagai  perolehan BKP/JKP yang Pajak Masukannya
Pengusaha Kena Pajak, tidak dilaporkan dalam SPT masa PPN yang
 perolehan Barang Kena Pajak ditemukan pada waktu dilakukan
atau Jasa Kena Pajak yang pemeriksaan,
Pajak Masukannya ditagih  perolehan BKP selain barang modal atau
dengan penerbitan ketetapan Jasa Kena Pajak sebelum Pengusaha Kena
pajak, Pajak berproduksi.
 perolehan Barang Kena Pajak PM dapat dikreditkan
atau Jasa Kena Pajak yang
Pajak Masukannya tidak
dilaporkan dalam Surat
Pemberitahuan Masa Pajak
Pertambahan Nilai, yang
ditemukan pada waktu
dilakukan pemeriksaan,
 perolehan Barang Kena Pajak
selain barang modal atau Jasa
Kena Pajak sebelum
Pengusaha Kena Pajak
berproduksi
tidak dapat dikreditkan

3. Undang-undang KUP
PERBEDAAN UU KUP NO 28 TAHUN 2007 UU CIPTA KERJA
Bunga karena kurang bayar karena bunga sebesar 2% (dua persen) per prosentase bunga acuan
pembetulan SPT Tahunan bulan atas jumlah pajak yang kurang Menkeu ditambah 5% dibagi
dibayar, dihitung sejak saat 12 dan paling lama 24
penyampaian Surat Pemberitahuan
berakhir sampai dengan tanggal
pembayaran
Bunga karena kurang bayar karena bunga sebesar 2% (dua persen) per prosentase bunga acuan
pembetulan SPT Masa bulan atas jumlah pajak yang kurang Menkeu ditambah 5% dibagi
dibayar, dihitung sejak jatuh tempo 12 paling lama 24
pembayaran sampai dengan tanggal
pembayaran
Denda karena Pengungkapan sanksi administrasi berupa denda sepanjang mulainya
ketidakbenaran yang telah dilakukan sebesar 150% (seratus lima puluh Penyidikan belum
tindakan pemeriksaan bukti permulaan persen) dari jumlah pajak yang kurang diberitahukan kepada
dibayar Penuntut Umum dikenakan
sanksi administrasi berupa
denda sebesar 100%.
Bunga karena Pengungkapan kenaikan sebesar 50% (lima puluh prosentase bunga acuan
ketidakbenaran sebelum SKP Terbit persen) dari pajak yang kurang dibayar Menkeu ditambah 10% dibagi
12 dan paling lama 24 bulan.
keterlambatan Pembayaran PPh Pasal Bunga sebesar 2% (dua persen) per dikenakan bunga dengan
29 SPT Tahunan bulan yang dihitung mulai dari prosentase bunga acuan
berakhirnya batas waktu penyampaian Menkeu ditambah 5% dibagi
Surat Pemberitahuan Tahunan sampai 12 dan paling lama 24 bulan.
dengan tanggal pembayaran
Keterlambatan Pembayaran SPT Masa sanksi administrasi berupa bunga dikenakan bunga dengan
sebesar 2% (dua persen) per bulan yang prosentase bunga acuan
dihitung dari tanggal jatuh tempo Menkeu ditambah 5% dibagi
pembayaran sampai dengan tanggal 12 dan paling lama 24 bulan.
pembayaran
Sanksi atas SKPKB bunga sebesar 2% (dua persen) per dikenakan bungan dengan
bulan paling lama 24 (dua puluh prosentase bunga acuan Menkeu
empat) bulan, dihitung sejak saat ditambah 15% dibagi 12 dan
terutangnya pajak atau berakhirnya maksimal 24 bulan.
Masa Pajak, bagian Tahun Pajak,
atau Tahun Pajak sampai dengan
diterbitkannya Surat Ketetapan
Pajak Kurang Bayar
Sanksi setelah 5 tahun saat terutangnya bunga sebesar 48% (empat puluh tidak dikenakan sanksi.
pajak terdapat tindak pidana delapan persen) dari jumlah pajak
yang tidak atau kurang dibayar
Sanksi karena kealpaan yang pertama Sanksi administrasi berupa kenaikan dalam pasal 38 tidak memisahkan
dihapus dalam Pasal 13A dan sebesar 200% (dua ratus persen) dari antara perbuatan pertama
selanjutnya di atur dalam 38 jumlah pajak yang kurang dibayar dengan setelah perbuatan yang
yang ditetapkan melalui penerbitan pertama kali.
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Sanksi Penerbitan STP atas Pengusaha Sanksi administrasi berupa bunga dihapus
Kena Pajak yang melaporkan faktur sebesar 2% (dua persen) per bulan
pajak tidak sesuai dengan masa untuk paling lama 24 (dua puluh
penerbitan faktur pajak dan Pengusaha empat) bulan
Kena Pajak yang gagal berproduksi dan
telah diberikan pengembalian Pajak
Masukan
Sanksi atas penerbitan STP yaitu Tidak diatur Terdapat tambahan ketentuan.
imbalan bunga yang seharusnya tidak
diberikan kepada Wajib Pajak
Sanksi atas STP karena PPh kurang sanksi administrasi berupa bunga dikenakan bunga dengan
dibayar dan karena kesalahan hitung sebesar 2% (dua persen) per bulan prosentase bunga acuan Menkeu
dan tulis ditambah 5% dibagi 12
dan paling lama 24
Sanksi dalam STP karena PKP tidak dikenakan sanksi 1% DPP.
menerbitkan faktur atau menerbitkan
faktur tidak lengkap
Sanksi atas SKPKBT setelah jangka sanksi administrasi berupa kenaikan dihapus
waktu 5 tahun sebesar 100% (seratus persen) dari
jumlah kekurangan pajak
STP Keterlambatan pembayaran SKPKB, sanksi administrasi berupa bunga dikenakan dengan bunga acuan
SKPKBT, SK Pembetulan, SK Keberatan, sebesar 2% (dua persen) per bulan Menkeu dibagi 12 dan maksimal
Banding dan Pengajuan Kembali 24 Bulan.
Bunga Penundaan pembayaran karena bunga sebesar 2% (dua persen) per dikenakan dengan prosentase
mengangsur bulan dari jumlah pajak yang masih bunga acuan Menkeu dibagi 12,
harus dibayar maksimal 24 Bulan.
Bunga atas SPT penundaan yang nilai dikenai bunga sebesar 2% (dua dikenakan bunga dengan
lebih kecil persen) per bulan yang dihitung dari prosentase bunga acuan Menkeu
saat berakhirnya batas waktu dibagi 12 dan maksimal 24 Bulan.
penyampaian Surat pemberitahuan
Tahunan sampai dengan tanggal
bayar
Penghentian Penyidikan denda sebesar 4 (empat) kali jumlah Penghentian Penyidikan
pajak yang tidak atau kurang dikenakan sanksi 3 kali.
dibayar, atau yang tidak seharusnya
dikembalikan
Imbalan bunga karena keterlambatan imbalan bunga sebesar 2% (dua diberikan bunga dengan
pengembalian SPT Lebih Bayar persen) per bulan atas prosentase bunga acuan Menkeu
keterlambatan pengembalian dibagi 12 dan paling lama 24
kelebihan pembayaran pajak
Keterlambatan Penerbitan SKPLB bunga sebesar 2% (dua persen) per diberikan bunga dengan
bulan dihitung sejak berakhirnya prosentase bunga acuan Menkeu
jangka waktu sebagaimana dimaksud dibagi 12 dan maksimal 24 bulan
pada ayat (2) sampai dengan saat
diterbitkan Surat Ketetapan Pajak
Lebih Bayar
Imbalan bunga karena SPT LB yang bunga sebesar 2% (dua persen) per diberikan bunga dengan
dilakukan Buper bulan untuk paling lama 24 (dua prosentase bunga acuan
puluh empat) bulan, dihitung sejak Menkeu dibagi 12 dan maksimal
berakhirnya jangka waktu 12 (dua 24 bulan.
belas) bulan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) sampai dengan saat
diterbitkan Surat Ketetapan Pajak
Lebih Bayar
Wajib Pajak diberikan imbalan bunga imbalan bunga sebesar 2% (dua Diberikan bunga dengan
dalam hal pengajuan keberatan, persen) per bulan untuk paling lama prosentase bunga acuan Menkeu
permohonan banding, atau 24 (dua puluh empat) bulan dibagi 12 dan maksimal 24 bulan
permohonan peninjauan kembali,
dikabulkan sebagian atau seluruhnya
sehingga menyebabkan kelebihan
pembayaran pajak. Imbalan bunga
diberikan terhadap kelebihan
pembayaran pajak paling banyak
sebesar jumlah lebih bayar yang
disetujui Wajib Pajak dalam
pembahasan akhir hasil pemeriksaan
atas Surat Pemberitahuan yang
menyatakan lebih bayar yang telah
diterbitkan:
a. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar;
b. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Tambahan;
c. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar;
atau
d. Surat Ketetapan Pajak Nihil.
Sumber:
1. PAJA3345 MODUL
2. https://www.ssas.co.id/pokok-pokok-perubahan-uu-perpajakan-dalam-uu-cipta-kerja/
3. UU KUP No 42 Tahun 2009
4. UU PPN NO 28 Tahun 2007
5. UU PPh NO 36 Tahun 2008

Anda mungkin juga menyukai