Modul Good Governance Aclc KPK
Modul Good Governance Aclc KPK
MODUL MATERI
06 MO DU L MA TERI
GOOD GOVERNANCE DAN
PELAYANAN PUBLIK
MODUL MATERI
GOOD GOVERNANCE DAN PELAYANAN PUBLIK
M O D UL MAT ERI
06 GOOD GOVERNANCE
D A N P E LAYANAN PUBLIK
MODUL MATERI
Pengarah
Pimpinan KPK
Deputi Bidang Pencegahan
Penanggung jawab
Direktur Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat
Supervisi
David Sepriwasa
Sandri Justiana
M. Rofie Hardianto
M. Jhanattan
Penyusun
PT. Multi Area Desentralisasi Pembangunan (MADEP) :
Abdul Manaf, MBA, Psikolog
Editor
Teguh Handoko
Hafizhah Muharrani
M. Abdurrahman Al Fikri
Nurul Aini Agustina
Diterbitkan oleh
Direktorat Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat
Kedeputian Bidang Pencegahan
Komisi Pemberantasan Korupsi
Jl. H. R. Rasuna Said Kav C-1 Jakarta Selatan 12920
www.kpk.go.id
www.acch.kpk.go.id
Buku ini boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya, diperbanyak untuk tujuan
pendidikan dan non-komersial lainnya, serta bukan untuk diperjualbelikan
GOOD GOVERNANCE DAN PELAYANAN PUBLIK
DAFTAR ISI
Daf tar Isi
Daftar Isi . ...................................................................................................................................................... i
A. PENDAHULUAN ................................................................................................................................ 01
B. HASIL BELAJAR (LEARNING OUTCOMES) ......................................................................................... 02
C. KEGIATAN BELAJAR
Kegiatan Belajar 1 GOOD GOVERNANCE
1. Definisi Good Governance ............................................................................... 05
2. Perbandingan Istilah Government Dengan Governance ............................... 05
3. Arti Good dalam Istilah Good Governance ..................................................... 06
4. Sembilan Prinsip Good Governance ............................................................... 06
5. Stakeholder Good Governance ....................................................................... 07
6. Indeks Persepsi Korupsi .................................................................................. 08
i
MODUL MATERI
ii
GOOD GOVERNANCE DAN PELAYANAN PUBLIK
A. PENDAHULUAN
Berdasarkan praktek pemerintahan di berbagai Negara ditenggarai adanya Bad Government
yang ditandai dengan banyaknya korupsi, kolusi dan nepotisme yang membuat negara mengarah
ke kebangkrutan. Oleh karena itu, diperlukan konsep baru mengenai cara berpemerintahan yang
baik yang dinamakan Good Governanace (Kedudukan dan Kelembagaan DPRD dalam Konteks
Good Governance, 2008).
Pada tahun 2011 pemerintah memprakarsai lahirnya Open Government Indonesia (OGI). OGI
merupakan gerakan yang bertujuan membangun pemerintahan yang lebih terbuka, partisipatif
dan inovatif. Pemerintah mengajak masyarakat untuk aktif memperhatikan dan memberi
masukan dalam pembuatan kebijakan publik. (http: //setkab.go.id/transformasi-partisipasi-
publik-dalam-perumusan-kebijakan-di-era-reformasi)
Bahwa membangun kepercayaan masyarakat atas pelayanan publik yang dilakukan
penyelenggara pelayanan publik merupakan kegiatan yang harus dilakukan seiring dengan
harapan dan tuntutan seluruh warga negara dan penduduk tentangpeningkatan pelayanan
publik; (Konsideran UU RI No 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik)
Salah satu faktor pendorong terjadinya tindak pidana korupsi adalah konflik kepentingan (conflict
of interest). Situasi tersebut berpotensi berpengaruh pada kualitas keputusan yang diambil oleh
Penyelenggara Negara yang bersangkutan dan dapat mendorong terjadinya tindak pidana
korupsi. (Kata Pengantar Panduan Penanganan Konflik Kepentingan Bagi Penyelenggara Negara,
2009).
Studi yang dilakukan oleh Direktorat Penelitian dan Pengembangan KPK (2009) mengungkapkan
bahwa pemberian hadiah atau gratifikasi yang diterima oleh penyelenggara negara adalah salah
satu sumber penyebab timbulnya konflik kepentingan. (Pengantar Gratifikasi, 2015).
Amanat dalam aturan perundang-undangan tentang LHKPN, Penyelenggara Negara harus aktif
melaporkan harta kekayaannya sebagai wujud dukungan terhadap pemberantasan korupsi.
(Pengantar Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara, 2015).
Keterkaitan antara materi Good Governance dan Pelayanan Publik dalam modul ini digambarkan
sebagai berikut:
01
MODUL MATERI
Good
Governance
Open
LHKPN Government
Indonesia
Good
Governance
dan
Pelayanan
Publik
Pelayanan
Gratifikasi
Publik
Konflik
Kepentingan
(COI)
02
GOOD GOVERNANCE DAN PELAYANAN PUBLIK
Kegiatan Belajar 1
GOOD GOVERNANCE
MODUL MATERI
GOOD GOVERNANCE DAN PELAYANAN PUBLIK
Dikutip dari buku : Kedudukan dan Kelembagaan DPRD dalam Konteks Good Governance, KPK,
2008
05
MODUL MATERI
2) Penegakan Hukum (Rule of Law): Kerangka aturan hukum dan perundang-undangan harus
berkeadilan, ditegakkan dan dipatuhi secara utuh, terutama aturan hukum tentang hak
asasi manusia.
4) Daya tanggap (Responsiveness): Setiap institusi dan prosesnya harus diarahkan pada
upaya untuk melayani berbagai pihak yang berkepentingan (stakeholders).
7) Efektifitas dan efisiensi (Effectiveness & Efficiency): Setiap proses kegiatan dan
kelembagaan diarahkan untuk menghasilkan sesuatu yang sesuai kebutuhan melalui
pemanfaatan yang sebaik-baiknyaberbagai sumber yang tersedia.
8) Akuntabilitas (Accountabiity): Para pengambil keputusan dalam organisasi sektor publik,
swasta dan masyarakat madani memiliki pertanggungjawaban (akuntabilitas) kepada
publik masyarakat umum sebagaimana halnya kepada para pemilik.
06
GOOD GOVERNANCE DAN PELAYANAN PUBLIK
9) Visi Strategis (Strategic Vision): Para pimpinan dan masyarakat memiliki perspektif yang
luas dan jangka panjang tentang penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan
pembangunan mansuai bersamaan dengan dirasakannya kebutuhan untuk pembangunan
tersebut.
(Sumber: Kedudukan dan Kelembagaan DPRD dalam Konteks Good Governance, KPK, 2008)
2) Sektor swasta
Pelaku sektor swasta mencakup perusahaan swasta yang aktif dalam interaksi dalam
sistem pasar, seperti: industri pengolahan perdagangan, perbankan, koperasi termasuk
kegiatan sektor informal. Dalam bidang pendidikan, sektor swasta meliputi yayasan-
yayasan yang mengelola sekolah swasta.
3) Masyarakat madani
Kelompok masyarakat dalam konteks kenegaraan pada dasarnya berada diantara atau di
tengah-tengah antara pemerintah dan perseorangan, yang mencakup baik perseorangan
maupun kelompok masyarakat yang berinteraksi secara sosial, politik dan ekonomi. Dalam
bidang pendidikan ada yang dinamakan Dewan Pendidikan yang merupakan lembaga
independent yang memiliki posisi sejajar dengan Bupati/ Walikota dan DPRD.
Good governance memungkinkan adanya kesejajaran peran antara ketiga aktor di atas.
Sebagaimana dalam pengembangan kapasitas good governance, ada yang disebut dengan
perubahan dalam distribusi kewenangan yaitu telah terjadi distribusi kewenangan yang
tadinya menumpuk di pusat untuk didesentralisasikan kepada daerah, masyarakat,
asosiasi dan berbagai kelembagaan yang ada di masyarakat. Artinya saat ini pemerintah
bukanlah satu-satunya aktor dalam pengambilan keputusan, masyarakat dan juga pihak
swasta pun berkesempatan untuk terlibat dalam pengambilan keputusan.
*) Sumber: (Prof DR. Hj. Sedarmayanti, M.Pd., APU, 2012)
07
MODUL MATERI
08
GOOD GOVERNANCE DAN PELAYANAN PUBLIK
Tahun 2015 Indonesia merupakan satu-satunya negara di ASEAN yang mengalami kenaikan
kembar, yakni naik skor dan naik peringkat yang mengindikasikan adanya progres
pemberantasan korupsi di Indonesia
Sumber :
http: //www.kpk.go.id/id/berita/berita-sub/3460-indeks-persepsi-korupsi-diharapkan-2016, “Indeks Persepsi Korupsi
Diharapkan Meningkat”, Suara Karya, 27 Mei 2016
http: //www.ti.or.id/index.php/publication/2016/01/27/corruption-perceptions-index-2015, “Corruption Perceptions
Index 2015 - Perbaiki Penegakan Hukum, Perkuat KPK, Benahi Layanan Publik” Publikasi oleh Wahyudi dan Ilham
Saenong, pada 27 Januari
http: //nasional.sindonews.com/read/1080708/13/indeks-persepsi-korupsi-indonesia-m, “Indeks Persepsi Korupsi
Indonesia Membaik”, dipublikasikan oleh Adam Prawira pada 27 Januari 2016
09
MODUL MATERI
10
GOOD GOVERNANCE DAN PELAYANAN PUBLIK
Kegiatan Belajar 2
OPEN GOVERNMENT
INDONESIA
MODUL MATERI
GOOD GOVERNANCE DAN PELAYANAN PUBLIK
13
MODUL MATERI
persepsi di benak masyarakat dan sedikit banyak turut memberikan pengaruh pada sikap
pemerintah. Fenomena ini menjadi gambaran bahwa ruang partisipasi publik telah terbuka
begitu lebarnya, tak hanya di dalam dunia nyata, namun juga di dunia maya.
(http : //setkab.go.id/transformasi-partisipasi-publik-dalam-perumusan-kebijakan-di-era-reformasi)
14
GOOD GOVERNANCE DAN PELAYANAN PUBLIK
• Mempercepat implementasi UU
Penguatan dan percepatan
1 program berjalan
Keterbukaan Informasi (KIP)
• Pelaksanaan Inpres yang ada
15
MODUL MATERI
Keseluruhan gerakan dan program implementasi diatas menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi sebagai media salurannya. Pemanfaatan website, social media, smartphone dengan
berbagai aplikasinya akan mendorong masyarakat secara individu maupun kelompok untuk
berpartisipasi langsung dalam mempengaruhi kebijakan pemerintah. Upaya partisipasi dan
kontribusi masyarakat ini pada akhirnya akan menjadi masukan, evaluasi dan pertimbangan
dalam upaya perumusan setiap kebijakan dan perbaikan tata kelola penyelenggaraan pelayanan
publik yang berintegritas dan akuntabel.
Selanjutnya perkembangan teknologi komunikasi dan informasi saat ini mewadahi upaya
menjangkau masyarakat secara luas. Penggunaan internet lewat website dan social media
memungkinkan semua pihak untuk ikut terlibat, penyebaran informasi kepada masyarakat luas
hingga level grassroot. Justru internet merupakan media penyaluran program dan rencana aksi
yang paling banyak dimanfaatkan, seperti rencana aksi LAPOR!, sat upemerintah.org layanan
transparansi keuangan kementrian, dll. Website Open Government Indonesia
(www.opengovindonesia.org) berisi informasi lengkap tentang definisi dan latar belakang OGI,
detail kegiatan yang telah dan akan dilakukan, dan cara untuk ikut berkontribusi dalam
sekretariat Open Government Indonesia. Selain itu, di dalam portal ini juga ada blog yang berisi
tulisan dari para pendukung OGI. (Kekuatan Jaringan Informasi Global (KJIG) Peran Teknologi.
(Open Government Indonesia. 2012. Laporan pelaksanaan Open Government Indonesia 2012)
16
GOOD GOVERNANCE DAN PELAYANAN PUBLIK
Kegiatan Belajar 3
P EL AYA N AN P U B L I K
MODUL MATERI
18
GOOD GOVERNANCE DAN PELAYANAN PUBLIK
Bersamaan dengan arus globalisasi yang memberikan peluang sekaligus tantangan bagi
perbaikan ekonomi, pemerintah harus memahami arti pentingnya suatu kualitas pelayanan serta
pentingnya dilakukan perbaikan mutu pelayanan. Hal ini karena penyediaan pelayanan
pemerintah yang berkualitas akan memacu potensi sosial ekonomi masyarakat yang merupakan
bagian dari demokratisasi ekonomi.
Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 63 tahun 2003 bahwa
hakikat pelayanan adalah pemberian pelayanan prima kepada masyarakat yang merupakan
perwujudan kewajiban aparatur pemerintah sebagai abdi masyarakat (Dr. H. Zaenal Mukarom,
M.Si; Muhibudin Wijaya Laksana, S. Sos., M.Si, “Manajemen Pelayanan Publik”, 2015).
Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan
penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik.
Undang-undang tentang pelayanan publik dimaksudkan untuk memberikan kepastian hukum
dalam hubungan antara masyarakat dan penyelenggara dalam pelayanan publik. (UU RI No 25
tahun 2009).
1. Pendahuluan
Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan
penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik.
Undang-undang tentang pelayanan publik dimaksudkan untuk memberikan kepastian hukum
dalam hubungan antara masyarakat dan penyelenggara dalam pelayanan publik. (UU RI No 25
tahun 2009)
19
MODUL MATERI
5) Kesamaan Hak: Tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan suku, ras, agama,
golongan, gender dan status ekonomi.
6) Keseimbangan Hak dan Kewajiban: Pemberi dan penerima pelayanan publik harus
memenuhi hak dan kewajiban masing-masing pihak.
20
GOOD GOVERNANCE DAN PELAYANAN PUBLIK
4. Permenpan No. 13 Tahun 2009 - Pedoman Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Dengan
Partisipasi Masyarakat
Bahwa peningkatan kualitas pelayanan publik diperlukan untuk membangun kepercayaan
masyarakat terhadap aparatur sebagai penyedia pelayanan publik dalam rangka peningkatan
21
MODUL MATERI
Hasil survei:
Indeks 2013 2014 2015
Indeks Persepsi 3,66 3,71 3,73
Indeks Pengalaman 3,58 3,49 3,39
22
GOOD GOVERNANCE DAN PELAYANAN PUBLIK
23
MODUL MATERI
24
GOOD GOVERNANCE DAN PELAYANAN PUBLIK
Kegiatan Belajar 4
KO N F LIK KE PE NTINGAN/
CONFLICT OF INTEREST
( CO I )
MODUL MATERI
26
GOOD GOVERNANCE DAN PELAYANAN PUBLIK
27
MODUL MATERI
28
GOOD GOVERNANCE DAN PELAYANAN PUBLIK
Legislatif
Jenis konflik kepentingan yang terjadi dalam lingkungan legislatif antara lain:
• Proses pembuatan peraturan perundangundangan, penganggaran, dan pembuatan
keputusan yang berpihak kepada suatu pihak karena adanya lobby, pengaruh, hubungan
afiliasi dan kepentingan politik suatu golongan;
• Proses pengawasan yang tidak profesional karena adanya hubungan afiliasi/pengaruh
dengan eksekutif;
• Berperan aktif menjadi eksekutif di suatu perusahaan atau masih aktif dalam profesi
tertentu selama menjabat sebagai anggota legislatif;
• Kepemilikan saham perusahaan yang masih beroperasi dan memiliki hubungan dengan
Lembaga Negara.
BUMN/BHMN/BLU/BUMD
Jenis konflik kepentingan yang terjadi di lingkungan BUMN, BHMN, BLU dan BUMD antara lain:
• Proses pembuatan kebijakan Direksi yang berpihak kepada suatu pihak akibat
pengaruh/hubungan dekat/ketergantungan;
• Proses pengangkatan/mutasi/promosi personil pegawai berdasarkan hubungan
dekat/balas jasa/rekomendasi/pengaruh dari pejabat terkait;
• Proses pemilihan partner/rekanan kerja perusahaan berdasarkan keputusan pejabat
terkait yang tidak profesional.
Pengawas
Jenis konflik kepentingan yang dialami oleh pengawas antara lain:
• Menjadi bagian dari pihak yang diawasi;
• Menjadi bawahan pihak yang diawasi;
29
MODUL MATERI
Penilai
Jenis konflik kepentingan yang dialami oleh penilai antara lain:
• Menjadi bagian dari pihak yang memiliki kepentingan atas sesuatu yang dinilai;
• Menjadi bawahan pihak yang dinilai;
• Proses penilaian yang tidak profesional karena adanya hubungan afiliasi/pengaruh
dengan pihak lain.
Komisioner
Jenis konflik kepentingan yang dialami oleh Komisioner antara lain:
• Hubungan afiliasi dengan anggota DPR yang memilihnya;
• Kepemilikan saham di perusahaan yang masih beroperasi yang berpotensi
bersinggungan dengan pelaksanaan tugasnya;
• Proses pembuatan kebijakan dan putusan karena adanya kepentingan dengan
penyelenggara negara lainnya;
• Proses pengangkatan/mutasi/promosi personil pegawai berdasarkan hubungan
dekat/balas jasa/rekomendasi/pengaruh dari pejabat terkait.
30
GOOD GOVERNANCE DAN PELAYANAN PUBLIK
• Penyelenggara Negara tidak boleh mencari atau menerima keuntungan yang tidak
seharusnya sehingga dapat mempengaruhi pelaksanaan tugasnya. Penyelenggara
Negara juga tidak boleh mengambil keuntungan yang tidak seharusnya dari jabatan
yang pernah dipegangnya, termasuk mendapatkan informasi tertentu dalam jabatan
tersebut pada saat pejabat yang bersangkutan tidak lagi duduk dalam jabatan
tersebut
4) Menciptakan dan Membina Budaya Organisasi yang Tidak Toleran terhadap Konflik
Kepentingan
• Tersusun dan terlaksananya kebijakan dan praktek manajamen yang mendorong
pengawasan dan penanganan konflik kepentingan secara efektif;
• Terciptanya iklim yang mendorong Penyelenggara Negara untuk mengungkapkan dan
membahas konflik kepentingan yang terjadi;
31
MODUL MATERI
32
GOOD GOVERNANCE DAN PELAYANAN PUBLIK
Kegiatan Belajar 5
G R A T IFIK A S I
MODUL MATERI
GOOD GOVERNANCE DAN PELAYANAN PUBLIK
1. Arti Gratifikasi
Arti Gratifikasi dapat diperoleh dari Penjelasan Pasal 12B Undang Undang Nomor 20 Tahun
2001, yaitu pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat (discount),
komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata,
pengobatan cuma-cuma dan fasilitas lainnya. Gratifikasi tersebut baik yang diterima di dalam
negeri maupun di luar negeri dan yang dilakukan dengan menggunakan sarana elektronik atau
tanpa sarana elektronik. (Pengantar Gratifikasi, KPK, 2015 hal 16).
35
MODUL MATERI
36
GOOD GOVERNANCE DAN PELAYANAN PUBLIK
37
MODUL MATERI
38
GOOD GOVERNANCE DAN PELAYANAN PUBLIK
39
MODUL MATERI
40
GOOD GOVERNANCE DAN PELAYANAN PUBLIK
Kegiatan Belajar 6
LAPO RAN HARTA
K E KA Y A A N PE NYE LE NG G ARA
NE GARA (LHKPN)
MODUL MATERI
GOOD GOVERNANCE DAN PELAYANAN PUBLIK
Penyelenggara Negara adalah Pejabat Negara yang menjalankan fungsi eksekutif, legislatif, atau
yudikatif, dan pejabat lain yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan
negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Penyelenggara Negara yang bersih adalah Penyelenggara Negara yang menaati asas-asas umum
penyelenggaraan negara dan bebas dari praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta perbuatan
tercela lainnya.
1. Kewajiban Penyelenggara Negara
Setiap Penyelenggara Negara berkewajiban untuk :
1. Mengucapkan sumpah atau janji sesuai dengan agamanya sebelum memangku
jabatannya;
2. Bersedia diperiksa kekayaannya sebelum, selama, dan setelah menjabat;
3. Melaporkan dan mengumumkan kekayaannya sebelum dan setelah menjabat;
4. Tidak melakukan perbuatan korupsi, kolusi, dan nepotisme;
5. Melaksanakan tugas tanpa membeda-bedakan suku, agama, ras, dan golongan;
6. Melaksanakan tugas dengan penuh rasa tanggung jawab dan tidak melakukan
perbuatan tercela, tanpa pamrih baik untuk kepentingan pribadi, keluarga, kroni, maupun
kelompok. Dan tidak mengharapkan imbalan dalam bentuk apapun yang bertentangan
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan
7. Bersedia menjadi saksi dalam perkara korupsi, kolusi, dan nepotisme serta dalam
perkara lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(Sumber: Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih
dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme).
43
MODUL MATERI
Penyelenggara Negara melaporkan harta kekayaannya dengan mengisi formulir LHKPN yang
ditetapkan oleh KPK.
44
GOOD GOVERNANCE DAN PELAYANAN PUBLIK
Selain orang-orang yang telah disebutkan sebelumnya, berdasarkan Inpres No. 5 Tahun
2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi yang ditindaklanjuti dengan Surat Edaran
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : SE/03/M.PAN/01/2005 tentang
Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara pelaporan LHKPN juga diwajibkan bagi :
1. Pejabat Eselon II dan pejabat lain yang disamakan di lingkungan instansi pemerintah
dan atau lembaga negara;
2. Semua Kepala Kantor di lingkungan Departemen Keuangan;
3. Pemeriksa Bea dan Cukai;
4. Pemeriksa Pajak;
5. Auditor;
6. Pejabat yang mengeluarkan perijinan;
7. Pejabat/Kepala Unit Pelayanan Masyarakat; dan
8. Pejabat pembuat regulasi
Sumber: http: //www.kpk.go.id/id/layanan-publik/lhkpn/mengenai-lhkpn, “Mengenai LHKPN”
45
MODUL MATERI
Daftar Pustaka
46
GOOD GOVERNANCE DAN PELAYANAN PUBLIK
47
MODUL MATERI
GOOD GOVERNANCE DAN PELAYANAN PUBLIK
MODUL MATERI