PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penilaian dan pengukuran tidak dapat dilepaskan dari dunia
kependidikan. Penilaian dan pengukuran ini dibutuhkan untuk mendapatkan
gambaran tentang situasi sekolah. Penilaian dan pengukuran ini dapat
dilakukan oleh guru, kepala sekolah, pengawas sekolah dan sebagainya.
Untuk pembelajaran di kelas, evaluasi peserta didik sangat dibutuhkan
untuk memberikan gambaran tentang kondisi peserta didik. Gambaran yang
diperoleh oleh pendidik kemudian akan dipelajari oleh guru. Gambaran peserta
didik yang diperoleh guru harus memiliki tingkat keakuratan yang tinggi.
Artinya data yang diperoleh guru tentang keadaan peserta didik harus memiliki
kesalahan yang kecil.
Untuk memperoleh data tentang peserta didik, diperlukan adanya
instrumen penilaian. Menurut Sappaile (2007: 379), instrumen merupakan
suatu alat yang memenuhi persyaratan akademis sehingga dapat dipergunakan
sebagai alat untuk mengukur suatu objek ukur atau mengumpulkan data
mengenai suatu variabel. Instrumen penilaian dapat berupa instrumen tes,
maupun instrumen non tes. Instrumen tes dapat berupa tes objektif dan tes non
objektif sedangkan instrumen non tes dapat berupa wawancara, kuesioner,
observasi, dan sebagainya.
Penyusunan instrumen sebaiknya mengikuti langkah-langkah atau
kaidah- kaidah yang berlaku secara umum. Gunanya adalah instrumen yang
diberikan kepada siswa mudah dipahami baik oleh responden maupun pemberi
responden sehingga data yang diperoleh dari responden merupakan data yang
akurat. Selain itu instrumen yang disusun harus sesuai dengan tujuan yang
hendak dicapai, sehingga harusnya sebelum mengedarkan instrumen terlenih
dahulu harus ada tujuan yang ditetapkan oleh guru.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teknik Tes
1. Pengertian Tes
Mardapi (2012: 108) menjelaskan bahwa tes merupakan salah satu
instrumen yang digunakan untuk melakukan pengukuran. Tes terdiri atas
sejumlah pertanyaan yang memiliki jawaban benar atau salah, atau semua
benar atau sebagian benar. Tujuan melakukan tes adalah untuk mengetahui
pencapaian belajar atau kompetensi yang telah dicapai peserta didik untuk
bidang tertentu. Hasil tes merupakan informasi tentang karakteristik
seseorang atau sekelompok orang. Karakteristik ini dapat berupa
kemampuan kognitif atau keterampilan seseorang.
Sedangkan Arifin (2012: 129) menyatakan bahwa Tes merupakan
suatu teknik atau cara yang digunakan dalam rangka melaksanakan kegiatan
pengukuran, yang didalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan atau
serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh peserta didik
untuk mengukur aspek perilaku peserta didik.
Sedangkan menurut Silvirius dalam Sappaile (2007: 382) menyatakan
bahwa tes adalah suatu prosedur sistematis untuk mengamati dan
mencandrakan satu atau lebih karakteristik seseorang dengan menggunakan
skala numerik atau sistem kategori.
Menurut Azhar dalam Sappaile (2007: 382) tes adalah prosedur yang
sistematis, karena butir-butir dalam tes disusun menurut cara dan aturan
tertentu, prosedur administrasi tes dan pemberian angka (scoring) terhadap
hasilnya harus jelas dan dispesifikasi secara terperinci, dan setiap orang
yang mengam.
Dari pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa tes
merupakan alat penilaian yang memiliki prosedur sistematis yang tersusun
dari berbagai pertanyaan, pernyataan dan tugas yang harus dikerjakan oleh
peserta didik untuk mengetahui karakteristik peserta didik. Karakteristik
peserta didik tersebut dapat berupa perilaku siswa, pengetahuan siswa,
minat siswa, dan aspek-aspek lainnya.