Anda di halaman 1dari 23

Bahan Kimia yang  

Incompatible adalah bahan kimia yang dalam


penyimpanannya tidak boleh bercampur atau berinteraksi satu sama lain dalam
pemakaian, pengiriman dan penyimpanan seperti asam dengan basa atau zat
beracun dan bahan mudah terbakar dengan oksidator, dan sebagainya. Harus di
simpan secara terpisah, Berikut adalah beberapa contoh campuran yang harus
dihindari:
• Asam dengan garam sianida atau larutan sianida. Bisa menghasilkan gas yang
sangat beracun.

• Asam dengan garam sulfida atau larutan sulfida. Menghasilkan gas hidrogen


sulfida sangat beracun.

• Asam dengan pemutih (bleach). Menghasilkan gas klorin yang sangat beracun.


seperti mencampur pemutih dan cuka.

• Amonia dengan pemutih.Bisa melepaskan uap chloramine yang beracun.

• Asam pengoksidasi (misalnya, asam nitrat, asam perklorat) dengan bahan yang
mudah terbakar (misalnya, kertas, alcohol, solvent). Dapat mengakibatkan
kebakaran.
• Solid oxidizer(misalnya, permanganates, iodat, nitrat) dengan bahan yang mudah
terbakar (misalnya, kertas, alcohol, solvent ). Dapat mengakibatkan kebakaran.

• Hidrida (misalnya, natrium hidrida) dengan air. Dapat membentuk gas hidrogen
yang mudah terbakar.

• Fosfida (misalnya, natrium phosphide) dengan air. Dapat membentuk gas fosfin
yang sangat beracun.

• Garam perak dengan amonia dengan kehadiran basa yang kuat. Dapat


menghasilkan bahan eksplosif unstabil solid.

• Logam alkali (misalnya natrium, kalium) dengan air.Dapat membentuk gas


hidrogen yang mudah terbakar.
• Oksidator (misalnya, asam nitrat) dengan pereduksi (misalnya, hidrazin). Dapat
menyebabkan kebakaran atau ledakan.

• Senyawa tak jenuh (misalnya, zat yang mengandung karbonil atau ikatan ganda)
dengan adanya asam atau basa, bisa terjadi proses polimerisasi yang keras.

• Hidrogen peroksida/ campuran aseton bila dipanaskan dengan adanya


suatu asam, dapat menyebabkan ledakan.

• Hidrogen peroksida / campuran asam asetat. Dapat meledak pada pemanasan.

• Hidrogen peroksida / campuran asam sulfat. Dapat secara spontan meledak.

Kelompok A Kelompok B Bahaya yang timbul


bila dicampur
1.Sianida 1.Asam 1.Asam sianida

2.Hipoklorit 2.Asam 2. Klor dan asam


hipoklorit

3.Nitrat 3.Asam Sulfat 3.Nitrogendioksida

4.Asam Nitrat 4.Tembaga Logam berat 4.Nitrogendioksida

5.Nitrit 5. Asam 5.Nitrogendioksida


(Asap)

6.Asida 6.Asam 6.Hidrogen Asida

7.Senyawa Arsenik 7.Reduktor Arsin

8. Sulfida 8. Asam 8. Hidrogen

3
Tabel baham – bahan reaktif bila tercampur menghasilkan reaksi hebat
yang berupa kebakaran/ledakan

Bahan Kimia Hindarkan kontak dengan


Ammonium nitrat (NH4NO3) Asam, cairan yang mudah terbakar,
serbuk logam, belerang (S),
klorat,serbuk organik
Mg atau serbuk Al Karbon tetraklorida atau alkll
halogenida, halogen, karbon dioksida
Logam alkali seperti Na, K Karbon tetraklorida (CCl4), karbon
dioksida (CO2), air
Brom (Br2), klor (Cl2) Amoniak (NH3), gas petroleum,
hidrogen (H2), natrium, benzena, logam
halus (serbuk), garam ammonium,
asam, serbuk logam, belerang, senyawa
organik halus atau yang mudah terbakar
Hidrogen peroksida (H2O2) Gas oksidator, asam nitrat berasap
Hidrogen sulfide (H2S) Hampir semua logam serta garamnya,
alkohol, zat organik, zat yang mudah
terbakar
Hidrokarbon, seperti propana, benzena, Fluor (F2), klor (Cl2), brom (Br2),
bensin, terpentin, butana. natrium peroksida (Na2O2),asam
kromat,hydrogen,peroksida
Iodium (I2) Gas asetilena (C2H2), amoniak (NH3),
hidrogen (H2)
Air raksa (Hg) Gas asetilena (C2H2), amoniak (NH3)
Kalium Permanganat Gliserin, etilen glikol, asam sulfat
Asam Asetat Asam kromat,asam nitrat,
perklorat,peroksida,permanganate.
Asam nitrat pekat (HNO3) Asam asetat, hidrogen sulfida, gas dan
cairan mudah terbakar
Kalium klorat (KClO3) Asam sulfat, gliserol, glikol
Natrium peroksida (Na2O2) Etanol atau metanol, asam asetat pekat,
karbon disulfida, gliserol, etil asetat
Asam sulfat (H2SO4) Kalium klorat, kalium perklorat, klorat
dan perklorat dari logam-logam ringan
lainnya.
Cairan mudah terbakar Ammonium nitrat,asam
kromat,perokida

Sumber-Sumber Kerusakan Bahan Kimia

Tidak dapat dielakkan lambat laun akan mengalami kerusakan karena lama
pemakaian maupun lama disimpan, atau disebabkan oleh keadaan lingkungan.
Sumber-sumber kerusakan yang disebabkan keberadaan dan bahan-bahan kimia di
dalam lingkungannya dapat digolongkan menjadi tujuh golongan, yaitu sebagai
berikut:

1. Udara: mengandung oksigen dan uap air, bahan-bahan kimia yang sifatnya
higroskopis harus disimpan di dalam botol yang dapat ditutup rapat. Bahan-bahan
kimia semacam ini jika menyimpannya tidak benar, maka akan berair, bahkan
dapat berubah menjadi larutan. Bahan-bahan yang mudah dioksidasi, dengan
adanya oksigen di udara akan mengalami oksidasi. Misalnya bahan kimia kristal
besi (II) sulfat yang berwarna hijau muda, akan segera berubah menjadi besi (III)
sulfat kristal berwarna coklat muda. Hal itu terjadi bila botol tempat penyimpanan
tidak segera ditutup atau tidak rapat menutupnya.

2. Cairan: air, asam, basa, cairan lainnya Usahakan semua bahan kimia dalam
keadaan kering dan tempatkan bahan dalam tempat yang kering. Bahan mudah
rusak bila dibiarkan dalam keadaan basah. Bahan-bahan kimia harus disimpan
dalam tempat yang kering. Apalagi bahan kimia yang reaktif terhadap air. Logam-
logam seperti Na, K, dan Ca bereaksi dengan air menghasilkan gas H2 yang
langsung terbakar oleh panas reaksi yang terbentuk. Zat-zat lain yang bereaksi
dengan air secara hebat, seperti asam sulfat pekat, logam halide anhidrat, oksida
non logam halide harus dijauhkan dari air atau disimpan dalam ruangan yang
kering dan bebas kebocoran di waktu hujan. Kebakaran akibat zat-zat di atas tak
dapat dipadamkan dengan penyiraman air. Cairan yang bersifat asam mempunyai
daya merusak lebih hebat dari air.

Asam yang sifatnya gas gas, misalnya asam klorida lebih ganas lagi.
Sebab bersama udara akan mudah berpindah dari tempat asalnya. Cara yang
paling baik adalah dengan mengisolir asam itu sendiri, misalnya menempatkan

3
botol asam yang tertutup rapat dan ditempatkan dalam lemari khusus, atau di
lemari asam.

3. Panas/temperature: Pengaruh temperatur akan menyebabkan reaksi atau


perubahan kimia terjadi, dan juga mempercepat reaksi. Panas yang cukup tinggi
dapat memacu terjadinya reaksi oksidasi. Keadaan temperatur yang terlalu rendah
juga mempunyai akibat yang serupa.

4. Mekanik Benturan, Bahan-bahan kimia yang harus dahindarkan dari benturan


maupun tekanan yang besar adalah bahan kimia yang mudah meledak, seperti
ammonium nitrat, nitrogliserin, trinitrotoluene (TNT).

5. Sinar: terutama sinar ultra violet (UV) sangat mempengaruhi bahan-bahan


kimia. Sebagai contoh larutan kalium permanganat, apabila terkena sinar UV akan
mengalami reduksi, sehingga akan merubah sifat larutan itu. Oleh karena itu
untuk menyimpan larutan kalium permanganat dianjurkan menggunakan botol
yang berwarna coklat. Kristal perak nitrat juga akan rusak jika terkena sinar UV,
oleh sebab itu dalam penyimpanan harus dihindarkan dari pengaruh sinar UV,
sehingga dianjurkan untuk memasang tirai-tirai pada jendela laboratorium.

6. Api/kebakaran: Dapat terjadi bila tiga komponen berada bersama-sama pada


suatu saat, dikenal dengan “segitiga api” Gambar: Segitiga Api Ketiga komponen
itu ialah:

a. Adanya bahan bakar (bahan yang dapat dibakar)

b. Adanya panas yang cukup tinggi, yang dapat mengubah bahan baker
menjadi uap yang dapat terbakar (mencapai titik bakarnya)

c. Adanya oksigen (di udara, di sekitar kita) Maka pada saat yang
demikian itulah, oksigen yang mudah bereaksi dengan bahan baker
yang berupa uap yang sudah mencapai titik bakarnya akan
menghasilkan api. Api inilah yang selanjutnya dapat mengakibatkan
kebakaran. Maka untuk menghindari terjadinya kebakaran haruslah
salah satu dari komponen segitiga api tersebut harus ditiadakan. Cara
termudah ialah menyimpan bahan-bahan yang mudah terbakar di
tempat yang dingin, sehingga tidak mudah naik temperaturnya dan
tidak mudah berubah menjadi uap yang mencapai titik bakarnya.

7. Sifat bahan kimia: Bahan-bahan kimia mempunyai sifat khasnya masing-


masing. Misalnya asam sangat mudah bereaksi dengan basa. Reaksi-reaksi kimia
dapat berjalan dari yang sangat lambat hingga ke yang spontan. Reaksi yang
spontan biasanya menimbulkan panas yang tinggi dan api. Ledakan dapat terjadi
bila reaksi terjadi pada ruang yang tertutup. Contoh reaksi spontan: asam sulfat
pekat yang diteteskan pada campuran kalium klorat padat dan gula pasir seketika
akan terjadi api. Demikian juga kalau kristal kalium permanganate ditetesi dengan
gliserin.

Penyimpanan Bahan-Bahan Kimia

Mengingat bahwa sering terjadi kebakaran, ledakan, atau bocornya bahan-


bahan kimia beracun dalam gudang, maka dalam penyimpanan bahan-bahan
kimia selain memperhatikan ketujuh sumber-sumber kerusakan di atas juga perlu
diperhatikan faktor lain, yaitu: · Interaksi bahan kimia dengan wadahnya., bahan
kimia dapat berinteraksi dengan wadahnya dan dapat mengakibatkan kebocoran. ·
Kemungkinan interaksi antar bahan dapat menimbulkan ledakan, kebakaran, atau
timbulnya gas beracun Dengan mempertimbangkan faktor-faktor dan syarat
penyimpanan bahan secara singkat adalah sebagai berikut:

1. Bahan kimia yang beracun, yang paling keras dan sering dijumpai di
laboratorium sekolah antara lain: sublimate (HgCl2), persenyawaan sianida, arsen,
gas karbon monoksida (CO) dari aliran gas. Syarat penyimpanan: - ruangan dingin
dan berventilasi - jauh dari bahaya kebakaran - dipisahkan dari bahan-bahan yang
mungkin bereaksi - kran dari saluran gas harus tetap dalam keadaan tertutup rapat
jika tidak sedang dipergunakan - disediakan alat pelindung diri, pakaian kerja,
masker, dan sarung tangan

2. Bahan korosif Contoh bahan korosif, misalnya asam-asam, anhidrida asam, dan
alkali. Bahan ini dapat merusak wadah dan bereaksi dengan zat-zat beracun.

3
Syarat penyimpanan: - ruangan dingin dan berventilasi - wadah tertutup dan
beretiket - dipisahkan dari zat-zat beracun.

3. Bahan mudah terbakar Banyak bahan-bahan kimia yang dapat terbakar sendiri,
terbakar jika terkena udara, terkena benda panas, terkena api, atau jika bercampur
dengan bahan kimia lain. Fosfor (P) putih, fosfin (PH 3), alkil logam, boran (BH3)
misalnya akan terbakar sendiri jika kena udara. Pipa air, tabung gelas yang panas
akan menyalakan karbon disulfide (CS2). Bunga api dapat menyalakan bermacam-
macam gas. Dari segi mudahnya terbakar, cairan organik dapat dibagi menjadi 3
golongan:

a) Cairan yang terbakar di bawah temperatur -4℃, misalnya karbon


disulfida (CS2), eter (C2H5OC2H5), benzena (C5H6, aseton
(CH3COCH3).

b) Cairan yang dapat terbakar pada temperatur antara -4℃ -21℃, misalnya
etanol (C2H5OH), methanol (CH3OH).

c) Cairan yang dapat terbakar pada temperatur 21℃ – 93,5℃, misalnya


kerosin (minyak lampu), terpentin, naftalena, minyak baker. Syarat
penyimpanan: - temperatur dingin dan berventilasi - jauhkan dari sumber
api atau panas, terutama loncatan api listrik dan bara rokok - tersedia alat
pemadam kebakaran

4. Bahan mudah meledak Contoh bahan kimia mudah meledak antara lain:
ammonium nitrat, nitrogliserin, TNT. Syarat penyimpanan: - ruangan dingin dan
berventilasi - jauhkan dari panas dan api - hindarkan dari gesekan atau tumbukan
mekanis Banyak reaksi eksoterm antara gas-gas dan serbuk zat-zat padat yang
dapat meledak dengan dahsyat. Kecepatan reaksi zat-zat seperti ini sangat
tergantung pada komposisi dan bentuk dari campurannya. Kombinasi zat-zat yang
sering meledak di laboratorium pada waktu melakukan percobaan misalnya:

• natrium (Na) atau kalium (K) dengan air - ammonium nitrat (NH4NO3), serbuk
seng (Zn) dengan air.
• kalium nitrat (KNO3) dengan natrium asetat (CH3COONa) - nitrat dengan eter.

• peroksida dengan magnesium (Mg), seng (Zn) atau aluminium (Al)

• klorat dengan asam sulfat.

• asam nitrat (HNO3) dengan seng (Zn), magnesium atau logam lain

• halogen dengan amoniak

• merkuri oksida (HgO) dengan sulfur (S)

• Fosfor (P) dengan asam nitrat (HNO3), suatu nitrat atau klorat

5. Bahan Oksidator Contoh: perklorat, permanganat, peroksida organik Syarat


penyimpana:

• temperatur ruangan dingin dan berventilasi

• jauhkan dari sumber api dan panas, termasuk loncatan api listrik dan bara rokok
• jauhkan dari bahan-bahan cairan mudah terbakar atau reduktor

6. Bahan reaktif terhadap air Contoh: natrium, hidrida, karbit, nitrida. Syarat
penyimpanan:

• temperatur ruangan dingin, kering, dan berventilasi

• jauh dari sumber nyala api atau panas

• bangunan kedap air

• disediakan pemadam kebakaran tanpa air (CO2, dry powder)

7. Bahan reaktif terhadap asam Zat-zat tersebut kebanyakan dengan asam


menghasilkan gas yang mudah terbakar atau beracun, contoh: natrium, hidrida,
sianida. Syarat penyimpanan:

• ruangan dingin dan berventilasi

3
• jauhkan dari sumber api, panas, dan asam

• ruangan penyimpan perlu didesain agar tidak memungkinkan terbentuk kantong-


kantong hidrogen

• disediakan alat pelindung diri seperti kacamata, sarung tangan, pakaian kerja.
Gas bertekanan Contoh: gas N2, asetilen, H2, dan Cl2 dalam tabung silinder. Syarat
penyimpanan:

• disimpan dalam keadaan tegak berdiri dan terikat

• ruangan dingin dan tidak terkena langsung sinar matahari

• jauh dari api dan panas

• jauh dari bahan korosif yang dapat merusak kran dan katub-katub.

Faktor lain yang perlu dipertimbangkan dalam proses penyimpanan adalah


lamanya waktu pentimpanan untuk zat-zat tertentu. Eter, paraffin cair, dan olefin
akan membentuk peroksida jika kontak dengan udara dan cahaya. Semakin lama
disimpan akan semakin besar jumlah peroksida. Isopropil eter, etil eter, dioksan,
dan tetrahidrofuran adalah zat yang sering menimbulkan bahaya akibat
terbentuknya peroksida dalam penyimpanan. Zat sejenis eter tidak boleh disimpan
melebihi satu tahun, kecuali ditambah inhibitor. Eter yang telah dibuka harus
dihabiskan selama enam bulan. Batas waktu penyimpanan adalah 5 tahun mulai
dari tanggal diterima, kecuali untuk bahan kimia yang sudah mempunyai
daluwarsa dari pabrik pembuatnya. Bahankimia yang telah melewati batas waktu
tersebut harus dibuang walaupun masih tersisa. Setiap awal tahun dilakukan
pemeriksaan terhadap seluruh bahan kimia, jika sudah melewati batas waktu
penyimpanan ditarik dari penyimpanan untuk dilakukan pemusnahan.
Pemeriksaan label juga harus dilakukan setiap kali hendak digunakan.Semua
pelarut organik baik yang mudah terbakar ataupun yang tidak mudah terbakar,
pelarut khusus untuk plating, semua bahan kimia padat baik toxic maupun
nontoxic disimpan dalam ruang bahan kimia khusus yang tersedia sesuai dengan
sifat dan karakteristik bahan kimia tersebut.
Bahan kimia asam seperti: Asam Klorida/HCL (p), Asam Sulfat/H 2SO4
(p), Asam Nitrat/HNO3 (p) dan basaseperti : NH 4OH pekat disimpan dalam lemari
khusus sesuai sifat dan karakteristik bahan kimia. Bahan kimia yang mudah
terurai disimpan dalam lemari es ( suhu 2 – 80℃), contoh Solder paste. Untuk zat
– zat tertentu seperti eter,parafin cair, olefin, waktu harus diperhatikan karena
senyawa – senyawa tersebut mudah membentuk peroksida. Contoh eter: tidak
boleh disimpan lebih dari 1 tahun (harus habis dalam 6 bulan setelah dibuka).
Maka angka peroksida (PR) harus dicek sebelum bahan digunakan.

Prosedur Penanganan Bahan Kimia Khusus

1. Mudah terbakar (Flammable)

• Pada saat menggunakan bahan kimia yang mudah terbakar, harus bekerja di
dalam lemari asam yang ventilasinya bekerja dengan baik.

• Hindari bekerja dekat dengan sumber api. - Perhatikan flash point (titik nyala).

• Jangan membuang solvents (pelarut) ke saluran bak cuci

2. Pengoksidasi (Oxidizing)

• Hindari campuran dengan bahan yang mudah terbakar.

• Hindari sumber api.

• Tutup botol/wadah bahan kimia dengan rapat. Beracun (Toxic)

• Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai

• Bekerja di dalam lemari asam yang berventilasi baik.

• Hindari tertelan, terhirup dan kontak dengan kulit dan mata Korosif (Corrosive)
• Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai

• Bekerja di lemari asam dengan ventilasi baik

3
• Antisipasi tumpahan bahan kimia

• Lepas semua pakaian dan sepatu yang terkontaminasi

Pemakaian

1) Saat memakai bahan kimia, gunakan Alat Pelindung Diri (APD).

2) Beri tanggal pada label (tanggal pemakaian) apabila bahan kimia yang hendak
dipergunakan belum pernah dibuka (dipergunakan).

3) Bahan kimia yang telah selesai dipakai segera dikembalikan ke tempat semula.
Tidak dibenarkan ditinggal di meja timbangan, di meja kerja, di meja alat-alat, di
ruang asam dan lain - lain.

4) Semua bahan kimia yang mudah terbakar sama sekali tidak dibenarkan dibuka
di ruang asam di mana terdapat nyala api atau hot plate.

5) Gunakan beaker glass/wadah untuk menuang pelarut yang akan dipakai. Tidak
dibenarkan memipet langsung dari wadah/ botol.

6) Letakkan etiket/ label dari bahan kimia larutan pada posisi atas apabila hendak
menuang bahan kimia tersebut agar etiket/ label dari bahan kimia tersebut tidak
terbasahi.

7) Semua yang melibatkan pelarut organik yang mudah terbakar atau pun asam
kuat, basa kuat yang sangat berbau dilakukan di dalam ruang asam.

8) Alat-alat gelas/wadah yang dipergunakan untuk asam kuat, basa kuat dan lain
lain harus dibilas/ dinetralkan dahulu sebelum dibawa keluar dari ruang asam
untuk dicuci. Untuk menetralkan bahan kimia dapat dilihat pada MSDS

Penyediaan

1. Pemesanan/ pembelian bahan kimia dilakukan oleh Laboran, teknisi TFME dan
Kepala Lab berdasarkan kebutuhan pertahun sesuai hasil meeting yang dilakukan
di awal tahun . Pemesanan dilakukan secukupnya agar tidak terjadi stok bahan
kimia yang berlebihan.

2. Formulir Permintaan Pembelian Barang yang telah disetujui oleh Kepala Lab
TFME, dikirimkan kepada pengadaan untuk pembuatan PO.

3. Daftar minimum stok berada pada daftar bahan kimia yang ditempelkan pada
tiap-tiap rak.

4. Pemakai bahan kimia harus memperhatikan daftar tersebut, melihat stok fisik
bahan kimia dan melakukan pemesanan apabila bahan kimia sudah mencapai
minimum stok.

Keterangan gambar / symbol dari sifat- sifat bahan kimia:

Simbol Tipe bahan berbahaya


E = Explosive (Mudah meledak)

Keterangan :

Bahan yang mudah meledak


Bahan-bahanyang reaktif dengan
sendirinya.
O = Oxidizing (Pengoksidasi)

Keterangan :

Bahan tersebut mengakibatkan


kebakaran saat bertemu dengan api
atau bahan lain yang mengandung api
(flammable).
C = Corrosive (Korosif)

Keterangan :

 Merusak total, meliputi korosi kulit

3
dan kerusakan mata serius.

Mengakibatkan terjadi kerusakan


peralatan laboratorium apabila
terkontaminasi bahan tersebut.
F = Flammable

Keterangan:

Spontan terbakar; gas, gas jenuh di


udara cairan dengan titik nyala “flash
point” di bawah 21°C.

 Bahan-bahan atau campuran-


campuran bila kontak/bereaksi dengan
air menimbulkan gasgas yang mudah
terbakar/menyala.

Bahan-bahan yang reaktif dengan


sendirinya.

Bahan-bahan yang mengalami


pemanasan dengan sendirinya.
T = Toxic (Beracun)

Keterangan :

Terhirup, tertelan atauter kontaminasi


melalui kulit dapat mengakibatkan
timbulnya sakit dan pada kumulasi
waktu tertentu mengakibatkan
kematian.
N = Damaging to Environment
(Berbahaya bagi lingkungan)
Keterangan :

Berbahaya bagi lingkungan akuatis


Xi = Irritant (Iritasi)

Keterangan :

Iritasi kulit

 Iritasi mata

 Sensitifitas terhadap kulit

Iritasi saluran pernafasan

 Efek-efek narkotika
Gas Cylinder/Gas under pressure =
Gas-gas di bawah tekanan

Keterangan :

 Gas-gas termampatkan

 Gas-gas tercairkan

 Gas-gas tercairkan refrigerasi

 Gas-gas terlarutkan
Xn = Harmful (berbahaya)

Keterangan :

Sensitifitas terhadap kesehatan dan


toksisitas terhadap reproduksi

3
National Fire Protection
Association(NFPA) Code

• Merah = bahaya kebakaran

• Biru = bahaya kesehatan

• Kuning = reaktifitas

• Putih = informasi lain seperti


Bereaksi dgn air, tidak cocok dengan
air,alat pelindung diri.

Nilai untuk semua warna adalah

0 = tidakadabahaya

1 = slight (sedikit)

2 = menengah

3 = keras

4 = extreme

Aturan penyimpanan bahan kimia (dalam jumlah kecil)


Keterangan : + : Penyimpanan kombinasi dariproduk yang dapat
disimpan bersama - sama : Tidak dapat disimpan bersama-sama.
Tabel Matriks Bahan Kimia yang incompatable (tidak boleh disimpan
bersamaan)

3
Asam Asam
Asam Anorgani Organi Reaktif Pela
  An- Organi Basa Oksidator
Oksidator k Racun k racun air org
organik k
Asam
An-     X X   X X X X
organik
Asam
    X X   X X X X
oksidator
Asam
X X   X X X X X  
organik
Basa X X X       X X X
Oksidato
    X       X X X
r
An-
organik X X X       X X X
racun
Organik
X X X X X X      
racun
Reaktif
X X X X X X      
air
Pelarut
X X   X X X      
organik

x = tidak boleh disimpan bersamaan

Tabel Klasifikasi Penyimpanan Bahan Kimia

Bahan Kimia Tidak Boleh Bercampur dengan


Asam asetat Asam kromat, H2Cr2O4; Asam nitrat, HNO3;
Senyawa hidroksil, -OH; Etilen glikol, C2H6O2;

CH3COOH Asam perklorat, HClO4; Peroksida, H2O2, Na2O2;

Permanganat, KMnO4
Aseton
Campuran asam nitrat dan asam sulfat pekat, (HNO 3 pkt +
H2SO4 pkt); Basa kuat, NaOH, KOH
CH3COCH3
Asetilen
Flor, F2; Klor, Cl2; Brom, Br2; Tembaga, Cu; Perak, Ag; Raksa,
Hg
C2H2
Logam alkali
Air, H2O; Karbon tetraklorida, CCl4; Hidrokarbon terklorinasi,
CH3Cl; Karbon dioksida, CO2; halogen, F2, Cl2, Br2, I2
Li, Na, K
Amonia anhidros,
Raksa, Hg; Kalsium, Ca; Klor, Cl 2; Brom, Br2; Iod, I2; Asam
florifa, HF; Hipoklorit, HClO, Ca(ClO)2
NH3
Amonium nitrat,
Asam; serbuk logam; cairan dapat terbakar; Klorat, ClO3– ;
Nitrit, NO2–; belerang, S8; serbuk organik; bahan dapat terbakar
NH4NO3
Anilin Asam nitrat, HNO3;

C6H5NH2 Hidrogen proksida, H2O2


Bahan arsenat, AsO3– Bahan reduktor
Azida, N3– Asam
Amonia, NH3; Asetilen, C2H2; butadiena, C4H6; butana, C4H10;
metana, CH4; propana, C3H8 ( atau gas minyak bumi),
Brom, Br2
hidrogen, H2; Natrium karbida, NaC; terpentin; benzen, C6H6;
serbuk logam
Kalsium oksida, CaO Air, H2O
Karbon aktif, C Kalsium hipoklorit, Ca(ClO)2; Semua oksidator
Karbon tetraklorida, Natrium, Na

3
CCl4
Garam amonium; asam; Serbuk logam; Belerang, S 8; Bahan
Klorat, ClO3–
organik serbuk; Bahan dapat terbakar
Asam kromat, Asam asetat, CH3COOH; Naftalen, C10H8; Kamper, C10H16O;
H2Cr2O4; Krom gliserol, HOCH2CH(OH)CH2OH; Gliserin; terpentin; alkohol;
trioksida, Cr2O3 cairan mudah terbakar
Ammonia, acetylene, butadiene, butane, methane, propane (or
Klor, Cl2 other petroleum gases), hydrogen, sodium carbide, turpentine,
benzene, finely divided metals
Klor dioksida, ClO2  Ammonia, metana, fosfin, Asam sulfida
Tembaga Asetilen, hidrogen peroksida
Cumene
Asam, organik atau anorganik
hidroperoksida
Sianida Asam
Amonium nitrat, Asam kromat, hidrogen peroksida, Asam
Cairan dapat terbakar 
nitrat, Natrium peroksida, halogen
Hidrokarbon Flor, klor, brom, ASam kromat, Natrium peroksida
Asam sianat  Asam nitrat, Basa
Asam florida  Ammonia, aqueous or anhydrous
Tembaga, Krom, Besi, Kebanyakan logam atau garamnya,
Hidrogen peroksida Alkohol, Aseton, bahan organik, Anilin, Nitrometan, Cairan
dapat terbakar
Asam nitrat berasap, Asam lain, Gas oksidator, Asetilen,
Asam sulfide
Amonia (berair atau anhidros), Hidrogen
Hipoklorit Asam, Karbon aktif
Iod Asetilen, Amonia (berair atau anhidros), Hidrogen
Raksa Asetilen, Asam fulmanat, Amonia
Nitrat Asam sulfat
Asam asetat, Anilin, Asam kromat, Asam sianat, Asam sulfida,
Asam nitrat (pekat) Cairan dapat terbakar,   Gas dapat terbakar, Tembaga,
Kuningan, Logam berat
Nitrit Asam
Nitroparafin Basa anorganik, Amina
Asam oksalat  Perak, Raksa
Oksigen  Oli, Lemak, hidrogen; Cairan, padatan, dan Gas dapat terbakar
Asetat anhidrid, Bismut dan aliasinya, Alkohol, Kertas, Kayu,
Asam perklorat 
Lemak dan oli
Asam (organik atau mineral), Hindari gesekan, Simpan di
Peroksida, organic
tempat dingin
Fosfor (putih)  Udara, Oksigen, Basa, Bahan reduktor
Kalium Karbon tetraklorida, Karbon dioksida, Air
Kalium klorat dan
Asam sulfat dan asam lain
Perklorat
Kalium permanganat Gliserin, Etilen glikol, Benzaldehid, Asam sulfat
Selenida  Bahan reduktor
Asetilen, Asam oksalat, Asam tartrat, Senyawa amonium,
Perak
Asam fulmanat
Natrium Karbon tetraklorida, Karbon dioksida, Air
Natrium Nitrit Amonium nitrat dan Garam amonium lain
Etil atau metil alkohol, Asam asetat glacial, Asetat anhidrida,
Natrium peroksida Benzaldehid, Karbon disulfida, Gliserin, Etilen glikol, Etil
asetat, Metil asetat, furfural
Sulfida Asam
Kalium klorat, Kalium perklorat, kalium permanganat (atau
Asam sulfat  
senyawa dari logam ringan seperti natrium, litium, dll.)
Telurida Bahan reduktor
From: Manufacturing Chemists’ Association, Guide for Safety in the Chemical
Laboratory, pp. 215-217, Van Nostrand Reinhold

Pemberian Label dan Wadah Penyimpanan Bahan Kimia


Keamanan informasi sangat penting untuk keamanan peralatan dan bahan. Wadah
bahan kimia dan lokasi penyimpanan harus diberi label yang jelas. Label wadah
harus mencantumkan nama bahan, tingkat bahaya, tanggal diterima dan dipakai.
Alangkah baiknya jika tempat penyimpanan masing-masing kelompok bahan
tersebut diberi label dengan warna berbeda. Misalnya warna merah untuk

3
bahan flammable, kuning untuk bahan oksidator, biru untuk bahan toksik, putih
untuk bahan korosif, dan hijau untuk bahan yang bahayanya rendah.
          Di samping pemberian label pada lokasi penyimpanan, pelabelan pada botol
reagent jauh lebih penting. Informasi yang harus dicantumkan pada botol reagen
diantaranya:
         Nama kimia dan rumusnya

         Konsentrasi

         Tanggal penerimaan

         Tanggal pembuatan

         Nama orang yang membuat reagen

         Lama hidup

         Tingkat bahaya

         Klasifikasi lokasi penyimpanan

         Nama dan alamat pabrik

Sebaiknya bahan kimia ditempatkan pada fasilitas penyimpanan secara


tertutup seperti dalam kabinet, loker, dsb. Tempat penyimpanan harus bersih,
kering dan jauh dari sumber atau kena sengatan sinar matahari. Disamping itu
tempat penyimpanan harus dilengkapi dengan ventilasi yang menuju ke luar
ruangan. Bahan kimia cair yang berbahaya harus disimpan pula dalam wadah
sekunder seperti baki plastic untuk mencegah timbulnya kecelakaan akibat bocor
atau pecah.Wadah sekunder yang diperlukan harus didasarkan atas ukuran wadah
yang langsung diisi bahan kimia, tidak atas dasar volume bahan cair yang ada
dalam wadahnya. Ukuran wadah bahan primer yang perlu disediakan wadah
sekundernya yaitu:
1.   Cairan radioaktif ketika wadah berukuran ≥  250 mL
2.   Semua cairan berbahaya lain untuk wadah ≥ 2,5 L
Secara umum pengelompokkan bahan berbahaya yang memerlukan wadah
sekunder adalah:
1. Cairan flammable dan combustible serta pelarut terhalogenasi misalnya
alkohol, eter, trikloroetan, perkloroetan dsb.
2. Asam-asam mineral pekat misalnya asam nitrat, asam klorida, asam
sulfat, asam florida, asam fosfat dsb.
3. Basa-basa pekat misalnya amonium hidroksida, natrium hidroksida,
dan kalium hidroksida.
4. Bahan radioaktif
Bahan kimia kadaluarsa, bahan kimia yang tidak diperlukan, dan
bahan kimia yang rusak harus dibuang melalui unit pengelolaan
limbah. Ingat bahwa biaya pembuangan bahan kimia akan meningkat
jika ditunggu sampai waktu cukup lama, oleh karena itu limbah kimia
harus dibersihkan setiap saat.

Tempat Cairan Bahan Kimia

Semua cairan kimia berbahaya harus disimpan dalam tray (nampan) untuk
meminimalkan efek karena tumpahan atau bocoran. Kapasitas tray 110 % volume
botol terbesar atau 10% dari seluruh volume.

Rak penampung disesuaikan dengan sifat bahan (cairan) yang disimpan dalam
botol. Jangan menggunakan bahan aluminium.

Chemical Storage Cabinets

         Approved corrosive cabinets berfungsi untuk penyimpanan asam dan basa.

         Flammable storage cabinets berfungsi untuk menyimpan cairan flammable


liquids.

3
DAFTAR PUSTAKA
Zulfiah,Arrida.2017. Penyimpanan-Dan-Penataan-Bahan-Kimia.
Juanda,Agus. 2011.kesehatan kerja.
Soemanto Imamkhasani. 1990. Keselamatan Kerja dalam Laboratorium
Kimia.Jakarta: Penerbit PT. Gramedia

Anda mungkin juga menyukai