Askep DMG Lengkap
Askep DMG Lengkap
Askep DMG Lengkap
PENDAHULUAN
1
glukosa darah sewaktu melebihi 200 mg%. Jika didapatkan nilai di bawah 100 mg%
berarti bukan DM dan bila nilainya diantara 100-200 mg% belum pasti DM. Pada wanita
hamil, sampai saat ini pemeriksaan yang terbaik adalah dengan test tantangan glukosa
yaitu dengan pembebanan 50 gram glukosa dan kadar glukosa darah diukur 1 jam
kemudian. Jika kadar glukosa darah setelah 1 jam pembebanan melebihi 140 mg% maka
dilanjutkan dengan pemeriksaan test tolesansi glukosa oral. Gangguan DM terjadi 2%
dari semua wanita hamil, kejadian meningkat sejalan dengan umur kehamilan, tetapi tidak
merupakan kecenderungan orang dengan gangguan toleransi glokusa , 25% kemungkinan
akan berkembang menjadi DM.
Diabetes Mellitus Gestasional merupakan keadaan yang perlu ditangani dengan
professional, karena dapat mempengaruhi kehidupan janin/ bayi dimasa yang akan
datang, juga saat persalinan. Sebagai perawat, kita harus mengetahui tugas yang harus
dilakukan dengan tepat dan efektif dalam perawatan pasien dengan diabetes melitus
gestational. Perawatan yang tepat dan efektif dapat dilakukan dengan mengetahui
diabetes melitus gestational secara utuh sehingga asuhan keperawatan dapat dilaksanakan
sesuai kriteria yang diinginkan.
2
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai konsep penyakit dan bagaimana cara
asuhan keperawatan yang harus diberikan kepada pasien ibu hamil dengan
penyakit Diabetes Mellitus Gestasional.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi pengertian Diabetes Mellitus Gestasional.
2. Mengidentifikasi etiologi dan faktor resiko penyakit Diabetes Mellitus
Gestasional.
3. Mengidentifikasi klasifikasi dari penyakit Diabetes Mellitus Gestasional.
4. Menguraikan patofisiologi dari penyakit Diabetes Mellitus Gestasional.
5. Mengidentifikasi manifestasi klinis penyakit Diabetes Mellitus Gestasional.
6. Mengidentifikasi pengaruh Diabetes Mellitus Gestasional terhadap kehamilan.
7. Mengidentifikasi pemeriksaan diagnostik penyakit Diabetes Mellitus Gestasional.
8. Mengetahui bagaiamana penatalaksanaan penyakit Diabetes Mellitus Gestasional.
9. Mengidentifikasi komplikasi yang terjadi pada penyakit Diabetes Mellitus
Gestasional.
10. Mengidentifikasi prognosis penyakit Diabetes Mellitus Gestasional.
11. Mengidentifikasi masalah keperawatan yang sering muncul pada kasus Diabetes
Mellitus Gestasional
12. Menjabarkan WOC dari penyakit Diabetes Mellitus Gestasional
13. Mengetahui dan memahami bagaimana asuhan keperawatan pada pasien ibu hamil
dengan penyakit Diabetes Mellitus Gestasional.
1.4 Manfaat
Dapat menjadi bahan pembelajaran bagi mahasiswa mengenai konsep tentang
penyakit diabetes mellitus gestasional pada ibu hamil serta mengetahui asuhan
keperawatan yang harus diterapkan pada klien dengan diabetes mellitus gestasional pada
ibu hamil secara komprehensif.
3
BAB II
DIABETES MELLITUS GESTASIONAL
4
2. Faktor autoimun
Adanya respons autoimun yang merupakan respons abnormal dimana antibodi
terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut
yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing, yaitu suatu autoantibodi
terhadap sel-sel pulau langerhans dan insulin endogen.
3. Kerusakan / kelainan pangkreas sehingga kekurangan produksi insulin
Infeksi mikroorganisme dan virus pada pankreas juga dapat menyebabkan
radang pankreas yang otomatis akan menyebabkan fungsi pankreas turun sehingga
tidak ada sekresi hormon-hormon untuk proses metabolisme tubuh termasuk insulin.
Penyakit seperti kolesterol tinggi dan dislipidemia dapat meningkatkan resiko terkema
diabetes mellitus.
4. Wanita obesitas
Sebenarnya DM bisa menjadi penyebab ataupun akibat. Sebagai penyebab,
obesitas menyebabkan sel beta pankreas penghasil insulin hipertropi yang pada
gilirannya akan kelelahan dan “jebol” sehingga insulin menjadi kurang prodeksinya
dan terjadilah DM. Sebagai akibat biasanya akibat penggunaan insulin sebagai terapi
DM berlebihan menyebabkan penimbunan lemak subkutan yang berlebihan pula.
5. Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autoimun yang menimbulkan
destruksi sel beta pada pankreas.
Adapun yang menjadi faktor resiko dari terjadinya Diabetes Mellitus Gestasional
yaitu :
1. Usia tua saat hamil
2. Kelebihan berat badan/obesitas
3. Riwayat DM pada keluarga (ayah dan ibu)
4. Pernah menderita DM gestasional sebelumnya
5. Ada sejarah pernah melahirkan anak besar > 4000 gram
6. Keguguran kehamilan abortus
7. Meningkatnya hormon antiinsulin seperti GH, glukogen, ACTH, kortisol, dan
epineprin
8. Adanya glukosuria
.
5
2.3 Klasifikasi Penyakit Diabetes Mellitus Gestasional
Pada diabetes mellitus gestasional ada 2 kemungkinan yang dialami oleh ibu
hamil yaitu apakah ibu hamil tersebut memang telah menderita DM sejak sebelum hamil
atau ibu hamil tersebut menderita DM saat sedang hamil.
Klasifikasi DM dengan Kehamilan menurut Cunningham (2007) :
1. Kelas I : Gestasional diabetes, yaitu diabetes yang timbul pada waktu hamil dan
menghilang setelah melahirkan.
2. Kelas II : Pregestasional diabetes, yaitu diabetes mulai sejak sebelum hamil dan
berlanjut setelah hamil.
3. Kelas III : Pregestasional diabetes yang disertai dengan komplikasi penyakit
pembuluh darah seperti retinopati, nefropati, penyakit pembuluh darah panggul dan
pembuluh darah perifer, 90% dari wanita hamil yang menderita Diabetes termasuk ke
dalam kategori DM Gestasional (Tipe II).
Pengaruh Diabetes Mellitus Gestasinal (DMG) pada janin adalah sebagai berikut :
1. Kematian hasil konsepsi dalam kehamilan muda mengakibatkan abortus
2. Cacat bawaan
3. Dismaturitas
4. Janin besar
5. Kelainan neurologis
8
kunjungan prenatal pertama jika terdapat faktor resiko. Ulangi pada minggu ke-24
sampai ke-28 jika hasil uji sebelumnya negatif.
2) Prosedur
Kadar glukosa darah dilakukan 1 jam setelah diberikan beban glukosa oral
50g.
3) Interpretasi
Abnormal jika kadarnya 140 mg/dl atau lebih. Meskipun kadar di bawah 140
mg/dl memiliki nilai prediktif negatif yang tinggi, tetapi ada beberapa yang
hasilnya positif palsu. Uji toleransi glukosa 3 jam puasa harus dilakukan jika GCT
>130 mg/dl.
3. Adanya kadar glukosa darah yang tinggi secara abnormal. Kadar gula darah pada
waktu puasa > 140 mg/dl. Kadar gula sewaktu >200 mg/dl.
4. Glukosa darah: darah arteri / kapiler 5-10% lebih tinggi daripada darah vena,
serum/plasma 10-15% daripada darah utuh, metode dengan deproteinisasi 5% lebih
tinggi daripada metode tanpa deproteinisasi.
5. Glukosa urin: 95% glukosa direabsorpsi tubulus, bila glukosa darah > 160-180%
maka sekresi dalam urin akan naik secara eksponensial, uji dalam urin: + nilai
9
ambang ini akan naik pada orang tua. Metode yang populer: carik celup memakai
GOD/glukooksidase.
6. Benda keton dalam urin: bahan urin segar karena asam asetoasetat cepat
didekarboksilasi menjadi aseton. Metode yang dipakai Natroprusid, 3-hidroksibutirat
tidak terdeteksi.
7. Pemeriksan faal ginjal (ureum, kreatinin) dan faal hepar.
8. Tes lemak darah: (kolesterol, HDL, LDL, trigleserida).
9. Tes antibodi anti sel insulin langerhaens (ishlet cell antibody).
10. Pemeriksaan alfa feto protein untuk mencari kemungkinan kelainan kongenital atau
neurologis.
11. USG untuk mendeteksi adanya kelainan bawaan dan makrosomia
12. Hemoglobin glikosida (HbA1c) yang menunjukkan kontrol diabetik (HbA1c lebih besar
dari 6% khususnya sebelum kehamilan, membuat janin berisiko anomali kongenital)
13. Pemeriksaan gula darah di atas 140 mg/lt.
Hasil glukosa toleransi tes abnormal:
1) Puasa kurang dari 90.
2) Jam 1 kurang dari 165
3) Jam 2 kurang dari 145
4) Jam 3 kurang dari 125
2. Risiko Sedang:
10
Dilakukan tes gula darah pada kehamilan 24-28 minggu terutama pada wanita
dengan ras Hispanik, Afrika, Amerika, Asia Timur, dan Asia Selatan.
3. Risiko Tinggi:
Wanita dengan obesitas, riwayat keluarga dengan diabetes, mengalami
glukosuria (air seni mengandung glukosa).
Dilakukan tes gula darah secepatnya. Bila diabetes gestasional tidak terdiagnosis
maka pemeriksaan gula darah diulang pada minggu 24-28 kehamilan atau kapanpun
ketika pasien mendapat gejala yang menandakan keadaan hiperglikemia (kadar gula di
dalam darah berlebihan).
Jika dengan terapi diet selama 2 minggu kadar glukosa darah belum mencapai
normal atau normoglikemia, yaitu kadar glukosa darah puasa di bawah 105 mg/dl dan
2 jam pp masih dibawah 120 mg/dl, maka terapi insulin harus segera dimulai.
2. Terapi insulin
Menurut Prawirohardjo (2010), yaitu sebagai berikut : Daya tahan terhadap
insulin meningkat dengan makin tuanya kehamilan, yang dibebaskan oleh kegiatan
antiinsulin plasenta. Pada DMG, insulin yang digunakan adalah insulin dosis rendah
dengan lama kerja intermediate dan diberikan 1-2 kali sehari. Pada DMG, pemberian
insulin mungkin harus lebih sering, dapat dikombinasikan antara insulin kerja pendek
11
dan intermediate, untuk mencapai kadar glukosa yang diharapkan. Obat hipoglikemik
oral tidak digunakan dalam DMG karena efek teratogenitasnya yang tinggi dan dapat
diekskresikan dalam jumlah besar melalui ASI.
3. Latihan fisik/Olahraga
Latihan fisik dianjurkan untuk pasien diabetes bukan hanya untuk menurunkan
berat badan, namun untuk menjaga metabolisme glukosa dalam tubuh. Oleh karena
itu latihan fisik juga berguna untuk mencegah diabetes. Contoh latihan fisik yang
dianjurkan adalah jalan santai, bersepeda santai dan yoga. Kecuali kontraindikasi,
aktivitas fisik yang sesuai direkomendasikan untuk memperbaiki sensitivitas insulin
dan kemungkinan memperbaiki toleransi glukosa. Olahraga juga dapat membantu
menaikkan berat badan yang hilang dan memelihara berat badan yang ideal ketika
dikombinasi dengan pembatasan intake kalori.
12
Adapun komplikasi yang dapat terjadi pada ibu, yaitu :
1. Hipoglikemia, terjadi pada enam bulan pertama kehamilan
2. Hiperglikemia, terjadi pada kehamilan 20-30 minggu akibat resistensi insulin
3. Infeksi saluran kemih
4. Preeklampsi
5. Hidramnion
6. Retinopati
7. Trauma persalinan akibat bayi besar
Sedangkan komplikasi yang dapat terjadi pada bayi, yaitu:
1. Abortus
2. Kelainan kongenital seperti sacral agenesis, neural tube defect
3. Respiratory distress
4. Neonatal hiperglikemia
5. Makrosomia
6. Hipokalsemia
7. Kematian perinatal akibat diabetic ketoasidosis
8. Hiperbilirubinemia
13
Wanita yang terdiagnosa dengan diabetes melitus gestasional memiliki
peningkatan resiko diabetes melitus dikemudian hari. Resiko semakin meningkat pada
wanita yang membutuhkan terapi insulin, wanita yang hamil lebih dari dua kali dan
obesitas. Wanita yang mendapatkan terapi insulin untuk menangani diabetes melitus
gestasional memiliki resiko 50% berkembangnya diabetes saat 5 tahun kedepan.
14
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PENYAKIT YANG MENYERTAI KEHAMILAN :
PENYAKIT DIABETES MELLITUS GESTASIONAL
KASUS:
Ny. T G3P20002, usia kehamilan 6 bulan (26 minggu), usia 42 th dibawa ke poli
kandungan pkl 12.00 WIB oleh keluarganya karena yang bersangkutan mengeluh
badannya lemas sejak tadi malam. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan klien tampak
lemah, GCS 4-5-6, hasil pemeriksaan TTV TD: 90/60 mmHg, N: 102 x/mnt, RR: 28
x/mnt, S: 37,2 oC. Klien mengatakan BB sebelum hamil 75 kg, terakhir timbang 5 hari
yang lalu, berat badannya 82 kg. Sekarang BB klien 85 kg, TB 161 cm, lila 30 cm. Klien
mengatakan badan terasa lemah, porsi makan berkurang karena pasien cepat merasa
kenyang. Membran mukosa bibir tampak kering dan pucat. Klien juga mengatakan
sebelumnya sering kencing, tetapi sekarang frekuensi BAK berkurang. Klien menjadi
sering haus. Turgor kulit menurun. CRT 3 detik.
Dokter menyarankan untuk dilakukan pemeriksaan darah dan urine. Dari hasil
pemeriksaan darah didapatkan GDS: 250 mg/dl, Hb 9 g/dl dan dari pemeriksaan urine
didapatkan reduksi urine +++. Klien mengatakan kedua orangtuanya memiliki riwayat
penyakit kencing manis.
A. PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian : 22/09/16
Sumber pengkajian : pasien
I. Biodata
Nama : Ny. T
Usia : 42 tahun
Status gravida : G3P20002
Pekerjaan : PNS
Status : Menikah
Alamat : Jl. Mulyorejo
15
II. Keluhan Utama
Klien mengatakan badannya terasa lemas
V. DATA PSIKOSOSIAL
Klien mengatakan ia merasa cemas karena memikirkan kondisi janinnya akibat dari
penyakit yang ia derita.
16
VII. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : lemah
Kesadaran : Compos Mentis
GCS : 4-5-6
TTV : TD = 90/60 mmHg
N = 102 x/mnt
RR = 28 x/mnt
S = 37,2 oC
Antropometri : BB = 85 kg
TB = 161 cm
Lila = 30 cm
a. Sistem Pencernaan
Pasien mengatakan badan terasa lemah
b. Sistem Perkemihan
Produksi urine 1200 cc/24 jam
c. Sistem Reproduksi
Status gravida G3P2A0
Usia kehamilan 6 bulan (26 minggu)
d. Sistem Integumen
Turgor kulit menurun (2 detik). Membran mukosa bibir kering dan pucat.
e. System Sirkulasi
CRT 3 detik
f. Sistem Muskuloskeletal
Pasien tampak lemah
g. Pemeriksaan Leopold
Leopold I : setinggi pusat
Leopold II : punggung kanan
Leopold III : presentasi bokong
Leopold IV : belum masuk PAP
DJJ : 150 kali/menit
17
VIII. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan darah : GDS = 250 mg/dl
Hb = 9 g/dl
Pemeriksaan urine : reduksi urine +++
B. ANALISA DATA
No.
Analisa data Problem Etiologi
dx
1 DS : Ketidakseimbangan Faktor biologis
- Klien mengatakan porsi nutrisi kurang dari
makan berkurang karena kebutuhan tubuh
pasien cepat merasa kenyang.
- Klien mengatakan BB 5 hari
yang lalu (18/09/16) 82 kg.
DO :
- k/u lemah
- Porsi makan ¼ porsi 3x sehari
- Membran mukosa bibir pucat
- BB tgl 22/09/16 : 80 kg
Penurunan BB : 2 kg
- Hasil pemeriksaan darah:
Hb : 9 g/dl
18
- k/u lemah
- TTV
TD : 90/60 mmHg
S : 37,2 oC
N : 102 x/mnt
GCS : 4-5-6
- Produksi urine 1200 cc/24 jam
- Turgor kulit : 2 detik
- CRT : 3 detik
- Mukosa bibir kering
3 DS : Ansietas Stressor
- Klien mengatakan khawatir
jika kehamilannya terganggu
karena menderita kencing
manis.
- Klien mengatakan takut
anaknya lahir cacat
- Klien mengatakan sulit tidur,
sering terbangun saat tidur
DO :
- k/u lemah
- Klien tampak gelisah
- Wajah tegang
- Membran mukosa kering
- TTV
TD : 90/60 mmHg
RR : 28 x/mnt
19
3.2 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa 1:
Ketidakseimbangan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan faktor
biologis
Batasan karakteristik :
- Menghindari makanan
- Bb 20% atau lebih dibawah BB ideal
- Kurang makanan
- Kurang informasi
- Kurang minat pada makanan
- Penurunan BB dengan asupan makanan adekuat
- Membran mukosa pucat
- Tunos otot menurun
- Mengeluh gangguan sensasi rasa
- Cepat kenyang setelah makan
- Kelemahan otot pengunyah dan otot untuk menelan
NOC :
a. Pasien mampu mempertahankan berat badan
b. Pasien mampu menjelaskan komponen diet bergizi adekut
c. Pasien mengungkapkan tekad untuk mematuhi diet yang dianjurkan
d. Mempertahankan masa tubuh dan berat badan dalam batas normal
e. Memiliki nilai laborat (misalnya transferrin, albumin, elektrolit) dalam batas normal
f. Pasien mampu menghindari kadar gula darah yang terlalu ekstrim (hipoglikemi atau
hiperglikemi)
NIC :
Nutrion Management
- Anjurkan pasien untuk meningkatkan asupan protein dan vitamin C
- Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
- Ajarkan pasien untuk membuat catatan makanan harian
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan pasien.
Nutrion Monitoring
- Monitoring lingkungan selama makan
- Monitor mual dan muntah
20
- Monitor kadar albumin, total protein, kadar Hb.
Konseling Gizi
- Tentukan asupan makan dan kebiasaan makan pasien
- Identifikasi perilaku makan yang perlu diubah
- Tentukan tujuan jangka pendek dan jangka panjang untuk perubahan status gizi
- Berikan informasi dan alasan klien harus memodifikasi diet misalnya tentang
penurunan berat badan, berat badan, pembatasan natrium, penurunan kolesterol,
pembatasan cairan
- Beri informasi kepada klien tentang diet yang dianjurkan, tanyakan makanan yang
disukai dan tidak disukai klien
- Diskusikan tentang pentingnya makanan gizi seimbang dengan klien
Diagnosa 2 :
Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kegagalan mekanisme regulasi
Batasan karakteristik :
- Penurunan TTV
- Penurunan turgor kulit
- Penurunan haluaran urine
- Penurunan pengisian vena
- Membran mukosa kering
- Kulit kering
- Peningkatan hematokrit
- Peningkatan suhu tubuh
- Penurunan BB tiba-tiba
- Haus
- Kelemahan
NOC :
a. Kekurangan volume cairan akan teratasi, dibuktikan oleh Keseimbangan elektrolit
dan asam basa, keseimbangan cairan, hidrasi yang adekuat, dan status nutrisi:
asupan makanan dan cairan yang adekuat
b. Keseimbangan elektrolit dan asam basa akan dicapai
c. Memiliki konsentrasi urin yang normal. Sebutkan nilai dasar berat jenis urin
d. Memiliki Hb dan Ht (Hematokrit) dalam batas normal untuk pasien
e. Memiliki tekanan vena sentral dan pulmonal dalam rentang normal
21
f. Tidak mengalami haus yang tidak normal
g. Memiliki keseimbangan asupan dan haluaran yang seimbang dalam 24 jam
h. Menampilkan hidrasi yang baik
i. Memiliki asupan cairan oral atau intravena yang adekuat
NIC :
- Pertahankan intake dan output yang adekuat
- Monitor status hidrasi (kelembaban membrane mukosa, nadi adekuat)
- Monitor vital sign
- Kolaborasikan pemberian cairan IV
- Monitor hasil lab yang sesuai dengan retensi cairan (BUN, Osmolalitas urine,
albumin, total protein)
Diagnosa 3 :
Ansietas berhubungan dengan stressor
Batasan karakteristik :
- Gelisah
- Agitasi
- Insomnia
- Kontak mata yang buruk
- Mengekspresikan kekhawatiran karena perubahan dalam peristiwa hidup
- Penurunan produktivitas
- Ketakutan
- Kesedihan yang mendalam
- Sangat khawatir
- Gemetar
- Peningkatan keringat
- Jantung berdebar-debar
- Mulu kering
- Peningkatan denyut nadi dan pernafasan
- Mual
- Penurunan tekanan darah
NOC :
- Dapat beristirahat/tidur
- Tidak gelisah
22
- Wajah rileks
- TTV normal
NIC :
- Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
- Menyatakan dengan jelas harapan terhadap perilaku klien
- Jelaskan semua prosedur termasuk sensai yang akan dirasakan yang mungkin akan
dialami klien selama prosedur
- Pahami situasi krisis yang terjadi dari perspektif klien
- Berikan informasi factual terkait diagnosis, perawatan, dan prognosis.
- Dorong keluarga untuk mendampingi klien dengan cara yang tepat
- Lakukan usapan pada punggung atau leher dengan cara yang tepat
- Dengarkan klien
- Puji perilaku yang baik secara tepat.
- Kaji untuk tanda verbal dan non verbal kecemasan.
23
BAB IV
4.1 Kesimpulan
Diabetes mellitus gestasional adalah gangguan dari glukosa yang dipicu oleh
kehamilan, biasanya menghilang setelah melahirkan. Penyakit diabetes mellitus yang
terjadi selama kehamilan disebabkan karena kurangnya jumlah insulin yang dihasilkan
oleh tubuh yang dibutuhkan untuk membawa glukosa melewati membran sel. Dalam
kehamilan terjadi perubahan metabolisme endokrin dan karbohidrat untuk makanan janin
dan persiapan untuk menyusui.
Adapun etiologi DMG berdasarkan tipe DM antara lain adalah faktor genetik,
faktor autoimun, Kerusakan / kelainan pangkreas sehingga kekurangan produksi insulin,
wanita obesitas, faktor lingkungan.
Adapun manifestasi klinis yang terjadi pada ibu hamil yang mengalami penyakit
Diabetes Mellitus Gestasional (DMG), yaitu poliuri (banyak kencing), polidipsi (banyak
minum), polipagi (banyak makan), penurunan berat badan, ketoasidosis, hiperglikemia,
glukosuria, pruritus vulva, ketonemia.
4.2 Saran
Setelah mengetahui secara jelas mengenai diabetes melitus gestasional, sebagai
perawat kita dapat memberikan penyuluhan kepada ibu hamil sebagai pencegahan
terhadap penyakit tersebut. Jika penyakit itu sudah diderita ibu hamil maka kita
memberikan asuhan keperawatan yang tepat pada klien.
24
DAFTAR PUSTAKA
Gibney, Michael J., et all. Gizi Kesehatan Masyarakat. 2008. Jakarta: EGC
Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika.
Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka.
Cunningham, Pyke. 2007. Obstetri Patologi: Ilmu Kesehatan Reproduksi edisi 2. Jakarta:
EGC
Kenneth J. Leveno. 2009. Obstetri Williams edisi 1. ECG. Jakarta.
Herdman, T. Heather.2015. Nanda Internacional Diagnosis Keperawatan 2015-2017.
Jakarta: EGC
Bulechek, M. Gloria, Butcher, K. Howard. 2013. Nursing Intervensions Classification (NIC)
6th edition. United Kingdom: Elsevier Inc.
Moorhead,Sue. Johnson,Marion. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC) 5th edition.
United Kingdom: Elsevier Inc.
Masjoer,Arif. Triyanti,Kuspuji. 2006. Kapita Selekta Jilid III.Jakarta. Media Aesculapius
http://www.depkes.go.id/article/view/414/tahun-2030-prevalensi-diabetes-melitus-di-
indonesia-mencapai-213-juta-orang.html. Diakses tanggal 22 September 2016 pukul
14.00 WIB
http://www.scribd.com/doc/81299017/PENATALAKSANAAN-KEHAMILAN-DAN-
PERSALINAN-PADA-DIABETES-MELITUS-GESTASIONAL-pptx Diakses tanggal
12 Septembar 2016 pukul 12.16 WIB
http://www.news-medical.net/health/Gestational-Diabetes-Prognosis.aspx Diakses tanggal 12
September 2016 pukul 12.20 WIB
25