Keseimbangan caira dan elektrolot berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan
elektrolit kedalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu
dengan yang lainnya, jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh padaa yang lainnya.
1.intraseluler (CIS)
b.Plasma darah: 5%
7.Mempermudah eliminasi
1.Air
Adalah senyawa utma dari tubuh manusia. Rata-rata pria dewasa hampir 60% dari berat badannya
adalah air dan rata-rata wanita mengandung 55% air dari berat badannya.
2.Solute (terlalut)
Cairan tubuh mengandung dua jenis substrat terlalut (zat terlalut) elektrolit dan non elektrolit.
a.Elektrolit
Substansi yang berdiasosiasi (terpisah) didalam larutan dan akan menghantarkan arus listrik. Elektrolot
berdisosiasi menjadi ion positif dan negatif
Kation: ion-ion yang membentuk muatan positif dalam larutan. Kation ekstaseluler utama adalah
natrium (Na), sedangkan kation intraseluler utama adalah kalium (K)
Anion: ion-ion yang membentuk muatan negatif dalam larutan. Anion ekstaseluler utama adalah klorida
(Cl), sedangkan anion intraseluler utama adalah ion fosfat (PO43)
b.Non elektrolit
Substansi seperti glukosa dan urea yang tidak berdisosiasi dalam larutan. Larutan non elektrolit lainnya
yang secara klinis penting mencakup kreatinin dan bilirubun.
1.Usia
2.Jenis kelemin
3.Sel-sel lemak
4.Stress
5.Sakit
6.Temperature lingkungan
7.Diet
1.Cairan hipotonik
Adalah osmolaritasnya lebih redang dibandungkan serum (konsentrasi ion Na+ lebih randah
dibandingkan serum. Cairan ini digunakan apda keadaan sel mengalami dehidrasi misalnya pada pasien
cuci darah (dialisis) dalam terapi diuretik, juga pada pasien hiperglkemia (pada gula dara tinggi) dengan
ketoaksidosis diabetic.
2.Isotonic
Adalah osmoaritas (tingkat kepekatan) cairannya mendekati serum (bagian cair dari komponen darah)
sehingga terus berada dipembuluh darah. Bermanfaat bagi pasien yang mengalami hipervolemi
(kekurangan cairan tubuh sehingga tekanan darah terus terus menurun). Memiliki resiko overload
contohnya RL dan NaCL 0.9%.
3.Cairan hipertonik
Adalah osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum sehingga menarik cairan dan elektrolit dari
jaringan dan sel kedalam pembuluh darah. Mampu menstabilkan tekanan dararh menstabilkan,
meningkatkan produksi urin, dan menguru edema (bengkaak).
Tindakan keperawatan ini dilakukan pada klien yang memerlukan masukan cairan melalui intravena
(infus). Pemberian infus dapat diberikan pada pasien yang mengalami pengeluaran cairan atau nutrisi
yang berat. Tindakan ini memerlukan kesterilan mengingat langsung berhubungan dengan pembuluh
darah.
Pemberian melalui infus dengan memasukan kedalam vena (pembuluh darah pasien) diantara vena
lengan (vena cefalisa basilica dan mediana cubitti) atau vena yang ada dikepala seperti vena temporalis
frontalis (khususnya untuk anak-anak). selain pemberian infus pada pasien yang mengalami pengeluaran
cairan juga dapat dilakukan pada pasien schock, intoksikasi berat, pra dan pasca bedah, sebelum tranfusi
darah atau pasien yang membutuhkan pengobatan tertentu.
a.Alat
Bengkok
Tiang infus
Tourniquet
Kapas alcohol
Infus set
Abocat
Plester
Kasa steril
Gunting plester
Betadin
b.Persiapan pasien
Identifikasi pasien
Menyiapkan lingkungan
Pasang perlak dan pengalasnya dibawah daerah yang akan dipasang infus
c.Langkah langkah
Mencuci tangan
Atur klem rol sekitar 2-4 cm dibawah bilik drip dan tutup klem yang ada pada saluran infus
Tusukan pipa saluran infus kedalam botol cairan dan tabung tetesan diisi setengah dengan cara
memencet tabung tetesan infuse
Buka klem dan alirkan cairan keluar sehingga tidak ada udara pada selang infuse lalu tutup kembali
(klem)
Tusukan jarum abocath ke vena dengan lubang jarum menghadap keatas (bila berhasil darah akan
keluar dan dapat dilihat dipipa abocath
Dorong pelanpelan abocath masuk kedalam vena, tarik pelan-pelan jarum abocath sehingga semua
pelastik abocath masuk semua kedalam vena
Lepaskan tourniquet dan longgarkan tourniquet untuk melihat kelancaran tetesan sudah lancer,
pangkal jarum direkatkan pada kulit dengan plester(piksasi)
Cuci tangan
2.Micro
Sumber : buku saku praktikum (kebutuhan dasar manusia) ( A. Azis Alimul Hidayat, S.Kp dan Musrifatul
Uliyah, S.Kp) dan fotokopian mata kuliah KDM