Anda di halaman 1dari 10

2.

Analisis kebenaran pernyataan bahwa suatu elektron dapat dipastikan


berada tepat pada jarak 10 pm dari inti atau memiliki momentum tepat
sebesar 10 kg.m.s-1.
Jawab:

h
Δx . Δp ≥

6,626 x 10−34
Δx . 10 ≥

6,626 x 10−34
Δx ≥
4 π .10
Δx ≥ 5,90681818 x 10-36
Δx ≈ 0
3313
Δx ≥
2000 π . 1035
Δx ≥ 0,52 x 10-35 m
Δx ≥ 5,2 x 10-36 m

Sehingga apabila elektron berada tepat pada jarak 10 pm (10 x 10-12


m) dari inti maka kebolehjadiannya ada atau dapat terjadi karena jarak
elektron dari inti atom harus lebih dari 5,2 x 10-36 m. Dan untuk
momentum harus lebih besar dari jarak elektron ke inti atom karena pada

h
perhitungan tersebut ∆x ≥ , maka ∆p harus lebih besar daripada
4 π .∆ p
∆x. Karena ∆x dan ∆p berbanding terbalik, jika ∆x adalah 5,2 x 10 -36 m
maka momentumnya harus lebih dari ∆x, apabila momentum elektron
adalah 10 kg.m/s yang berarti lebih besar daripada ∆x maka
kebolehjadiannya ada dan dan pernyataan tersebut benar.

4. Perhatikan senyawa CH3CHCHCH3 dan CH2CHCHCH2


a. Analisis berdasarkan prinsip stabilitas energi, yang mana dari
kedua senyawa tersebut yang lebih stabil.
Jawab:
Kedua senyawa memiliki 2 atom penyusun yang sama yaitu
atom C (karbon) dan H (hidrogen) sehingga untuk kestabilan
berdasarkan ion atau atomnya tidak memiliki perbedaan. Perbedaan
kestabilan yang dimiliki kedua senyawa bergantung pada ikatan kimia
yang ada di dalam masing-masing senyawa tersebut.Pada ikatan kimia
diena terkonjugasi lebih stabil dibandingkan dengan alkena dan juga
struktur yang mempunyai ikatan kovalen lebih banyak adalah struktur
yang paling stabil. Struktur 1,3-Butadiene paling stabil, karena
mempunyai lebih dari satu ikatan rangkap, sedangkan 2 butena hanya
ada satu ikatan rangkap.

b. Tentukan Panjang gelombang maksimum dari masing-masing


senyawa tersebut dan identifikasi masing-masing berada pada
kelompok daerah cahayanya.
Jawab:
CH3CHCHCH3

H H H H

H–C–C=C–C–H

H H
1 1
L total : x 1,54 + 1,54 + 1,35 + 1,54 + x 1,54
2 2
: 5,97
h2 2 2
∆E = 2
( 2 −1 )
8mL
(6,626 ×10¿ ¿−34)2 x 3
= ¿
8× ( 9,1 ×10−31 ) ¿ ¿
131,7 x 10−68
=
2594,68× 10−51
= 0,050 x 10−17
= 50,7 x 10-20
hc (6,626 ×10¿ ¿−34)(3 x 108 )
λ= = ¿
∆E 50,7 ×10−20
19,878× 10−26
=
50,7× 10−20
= 0,39 × 10-6 m
= 3,9 × 102 nm
= 390 nm
Dari data di atas senyawa tersebut termasuk pada kelompok daerah cahaya
nila-ungu.
 CH2CHCHCH2

HC = CH CH= CH

H H
1 1
L total = (1,54) + 1,35 + 1,54 + 1,35 + (1,54)
2 2
= 5,78
h2 (32−22 )
∆E =
8 m L2
(6,626 ×10¿ ¿−34)2 . 5
= ¿
8 × ( 9,1× 10−31 ) ¿¿
(4,39× 10¿¿−67). 5
= ¿
243,152× 10−50
21,95 × 10−67
=
243,152×10−50
= 0,09 × 10-17

hc (3 × 10¿¿ 8)
λ= = (6,626 ×10¿ ¿−34) ¿¿
∆E 0,09 ×10−17
19,878× 10−26
=
0,09× 10−17
= 220,86 × 10-9 m
= 220,86 nm
Dari data di atas, senyawa tersebut termasuk ke dalam daerah cahaya
sinar ultra ungu dekat.

6. Analisis pengisian dan pelepasan elektron menurut aturan konfigurasi


elektron,

a. Mengapa Cr memiliki konfigurasi semacam itu


Jawab:
Menurut aturan Hund berbeda dengan konfigurasi elektron Cr
dari hasil percobaan. Berdasarkan percobaan Ternyata, subkulit d
lebih stabil pada keadaan tepat terisi penuh atau tepat setengah penuh.

maka atom 24 Cr akan lebih stabil dengan subkulit d terisi tepat


setengah penuh dan tepat terisi penuh. seperti gambar dibawah:

Dapat kita lihat bahwa semua orbital 3d akan menjadi lebih


seimbang karena terisi secara merata, Pengisian elektron dari sub kulit
tingkat energi rendah menuju tingkat energi yang tinggi.

1s < 2s < 2p < 3s < 3p < 4s < 3d < 4p < 5s < 4d < 5p < 6s < 4f < 5d
< 6p < 7s < 5f < 6d < 7p
Jumlah maksimal elektron setiap sub kulit

sub kuli s maksimal 2 elektron


sub kulit p maksimal 6 elektron
sub kulit d maksimal 10 elektron
sub kulit f maksimal 14 elektron
maka,
konfigurasi elektron 24Cr =  1s² 2s² 2p6 3s² 3p6 4s² 3d4
pada orbital 4s yang penuh dan bersifat stabil. Sedangkan orbital 3d
bukan merupakan orbital penuh atau pun setengah penuh maka
bersifat tidak stabils. Oleh karena itu, konfigurasi elektron Cr
menjadi :
24Cr = 1s² 2s² 2p6 3s² 3p6 4s¹ 3d5

lebih stabil (4s¹ 3d5 setengah penuh - setengah penuh) dari pada
konfigurasi elektron Cr :

24 Cr = 1s² 2s² 2p6 3s² 3p6 4s² 3d4

Sehingga dapat disimpulkan konfigurasi elektron Cr tidak mengikuti


aturan Aufbau. Dari, konfigurasi elektron Cr dapat disimpulkan
Periode = bilangan kuantum utama (n) paling besar = 4

Golongan = 4s¹ 3d5 = ns¹ (n-1)d5= VIB


b. Bisakah Cr memiliki bilangan oksidasi selain 0 adalah +1, +2,
+3, +4, +5, +6 dan mengapa yang umum muncul adalah Cr
dengan bilangan oksidasi +3 dan +6?

Ya bisa. Cr memang memiliki bilangan oksidasi mulai dari 0


samapi +6 hal ini bisa terjadi karena sub kulit d yang belum terisi
sehingga untuk mengisinya digunakan pelepasan elektorn sehingga
Cr memiliki lebih dari satu bilangan oksidasi. Hal ini bukan hanya
berlaku untuk Cr, tetapi sebagian besar unsur transisi.

Lalu yang umum adalah biloks +3 dan +6, karena ion Cr valensi 3
dan valensi 6 lebih stabil dari pada valensi laiinya

Konfigurasi umum Cr adalah

[ Ar ] 3 d 4 4 s2

Karena ada keadaan setengah penuh dan penuh sehingga


konfigurasinya menjadi

[ Ar ] 3 d 5 4 s 1

Dari konfigurasi tersebut didapat mengapa C r 3 +¿¿ dan C r 6 +¿¿ lebih


stabil dari valensi lainnya karena konfigurasinya
3 1
C r 3 +¿¿ konfiurasinya [ Ar ] 3 d 4 s dimana konfigurasi di dx, dy, dz
terisi secara tepatsehingga akan menjadi lebih stabil daripada
kondisi setengah penuh 3 d 5

Sedangkan di konfigurasi C r 6 +¿¿ konfigurasinya adalah [ Ar ]


sehingga stabil dengan menyesuaikan konfigurasi gas mulia.
Sehingga kestabilannya terjaga.

Sedangkan di valensi lain, Cr tidak stabil dan akan


menyetabilkannya sehingga menjadi stabil

c. Tuliskan term symbol dasar dari Cr dengan bilangan oksidasi


masing-masing 0, +1, +2, +3, +4, +5, +6
Jawab:
 24 Cr = [18Ar] 4s1 3d5

↑ ↑ ↑ ↑ ↑ ↑
4 s ❑ ❑ 3d ❑ ❑

S= 6 x ½ = 3

2s + 1 = 7

L = 0 + (-2) + (-1) + 0 + 1 + 2 = 0

=L+S=3

7
S3

 Cr+ = [18Ar] 3d5

↑ ↑ ↑ ↑ ↑
❑ ❑ 3d ❑ ❑

ML = ml+ ml + ml + ml + ml = -2 + (-1) + 0 + 1 + 2

L =0

Ms = ½ x 5 = 5/2
S = 5/2

J = L + S = 0 + 5/2 = 5/2

2s + 1 = 6

6
S5/2

 Cr2+ = [18Ar] 3d4

↑ ↑ ↑ ↑ ↑ ❑
❑ ❑ 3d ❑ ❑ ❑

MS = ½ + ½ + ½ + ½ = 2

S=2

ML = ml + ml + ml + ml

= -2 + (-1) + 0 + 1

= -2

L= 2

J= L + S = 4 |L−S| = 0

2s + 1 = 5

5
D4 , 5D0

 Cr3+ = [Ar] 3d3

↿ 1 1
3d

1 1 1 3
MS = 2 + 2 + 2 = 2

3
S = 2

ML = -2 + (-1) + 0 = -3
L =3

3 9
J =L+S =3+ 2 = 2

9 7
=L+S-1 = 2 -1 = 2

9 5
=L+S-2 = 2 -2 = 2

9 3
=L+S-3 = 2 -3 = 2

2S + 1 = 4

4 4 4 4
F9 F7 F5 F3
2 , 2 , 2 , 2

 Cr4+ = [Ar] 3d2

↿ 1
3d

1 1
MS = 2 + 2 =1

S =1

ML = -2 + (-1) = -3

L =3

J =L+S = 3 + 1= 4

=L+S-1 =3+1-1=3

= │L - S│= 2
2S + 1 = 5

5
F4 , 5F3 , 5F2

 Cr5+ = [Ar] 3d1


3d

1
MS = 2

1
S = 2

ML = -2 = -2

L =2

5
J =L+S = 2

1
= │L - S│= │2 - 2 │

3
= 2

2S + 1 = 2

2 2
D5 D3
2 , 2

 Cr6+ = [Ar]

Orbital tersebut telah penuh, maka tiak mempengaruhi kombinasi susunan


electron

Anda mungkin juga menyukai