Anda di halaman 1dari 18

BIOLOGI SEL

“KLOROPLAS”
OLEH :

ALFINA MU’MINAH
NIM : 1901140022

ELVINA INDRIANY
NIM : 1901140032

SRI HARIANTY
NIM : 1901140040

RASIMAH
NIM : 1901140039

MISBAH NORRAHMAH
NIM : 1901140011
1. Ultrastruktur dan Komposisi Kimia Membran
Kloroplas

2. Jalur Fosforilasi : Fotosistem I dan Fotosistem II

PEMBAHASAN
3. Jalur Fosforilasi : Aliran Elektron dan Transport
Elektron Siklik dan Non Siklik

4. Reaksi Gelap Fotosintesis : Pengikatan CO2, Jalur


C3, Jalur C4 dan Jalur CAM
A. Ultrastruktur dan Komposisi Kimia Membran
Kloroplas

Ciri-ciri umum ;
❖ Bagian plastida berwarna hijau
❖ Berbentuk lensa, garis tengah : 2-6
mµ, tebal : 0,5 – 1,0 mµ
❖ Dengan mikroskop bentuk seperti
butiran
- hijau tua ; grana
- hijau muda ; stroma
❖ Terdapat 30-50 butir/sel mesofil daun
❖ Bentuk : - jala : cladophora
- spiral : spyrogira
- bintang : zygnema
Komposisi Kimia Membran Kloroplas :

-Karbohidrat : jumlah sedikit (terdapat pati dan gula fosfat)


-Lipid : 20-30% (50% lemak, 20% sterol, 16% waxes, 7-20% fosfolipid)
-Protein : 35-55% (80% bentuk membran, 20% bentuk enzim)
-Klorofil : (klorofil a 75%, klorofil b 25%)
-Karotenoid : (karoten dan santofil), yang merupakan povitamin A
-DNA, RNA, enzim, koenzim
-Mineral ( Fe, Cu, Mn, Zn)
B. Jalur Fosforilasi
Cahaya memacu reaksi fotosintesis dengan menghasilkan dua bahan
penting yakni ATP dan koenzim tereduksi NADPH. Pembentukan ATP dalam
fotosintesis ini disebut fotofosforilasi. Koenzim tereduksi (NADPH) yang
dihasilkan dalam proses ini sering disebut dengan reducing power. Reaksi kimia
yang dipacu oleh cahaya ini disebut reaksi terang dan terjadi di tilakoid. Terdapat
dua sistem fotokimia yang terlibat dalam reaksi terang yaitu fotosistem I (PS. I)
dan fotosistem II (PS. II).
1. Fotosistem I
Pada fotosistem I ini penyerapan energi cahaya dilakukan oleh
klorofil a yang sensitif terhadap cahaya dengan panjang gelombang
700 nm sehingga klorofil a disebut juga P700. Jika cahaya
mengenai PS. I, klorofil akan mengalami eksitasi yang menjalar di
antara klorofil ke P700. Pengaktifan P700 menyebabkan terjadinya
transfer sebuah elektron ke akseptor elektron (X). Dari akseptor X
melalui ferridoksin 540 dipakai untuk mereduksi NADP+ dan H+
menjadi NADPH (nonsiklik). Jika terjadi ekses NADPH elektron
akan kembali melalui Fd 590 dan sitokrom b6 ke P700 (siklik).
Pada waktu P700 melepaskan elektronnya akan segera kembali
seperti semula dengan menerima elektron dari plastosianin (Pc).
Pc dengan sitokrom f berdekatan dengan P700, berfungsi untuk
transpor elektron yang berasal dari PS. II.
2. Fotosistem II
Adapun pada fotosistem II penyerapan energi cahaya dilakukan oleh klorofil a
yang sensitif terhadap panjang gelombang 680 nm sehingga disebut P680.
Akseptor elektron diberi nama Q, akseptor ini dapat menghilangkan fluoresensi
klorofil a pada PS. II. Akseptor ini dapat berupa plastoquinon. Setelah elektron
diterima Q, elektron tersebut bergerak menurunkan potensialnya melalui sitokrom
b559 dan plastoquinon ke P700. Pusat reaksi fotokimia P680 direduksi kembali
dengan elektron yang berasal dari air, yang bagan reaksinya adalah sebagai
berikut.
2H2O ---> 4e + 4H+ + O2
REAKSI FOTOSISTEM I DAN FOTOSISTEM II
Perbedaan antara fotosistem I (non siklik) dan fotosistem II
(siklik) yakni terdapat pada tabel berikut ini.
3. Aliran Elektron
Tahapan ini merupakan gabungan antara rantai transpor elektron
yang diikuti dengan proses kemiosmosis yang hasil akhirnya adalah ATP.
Rantai transpor elektron adalah proses perubahan NADH dan FADH2
hasil dari proses sebelumnya yang dikonversi menjadi gradien atau
perbedaan konsentrasi ion hidrogen antara matriks dengan ruang
intermembran mitokondria. Perubahan konsentrasi ini kemudian
digunakan sebagai sumber energi dalam proses kemiosmosis yang hasil
akhirnya adalah ATP.
SAMBUNGAN...
Rantai transpor elektron melepas begitu banyak energi. Energi ini didapat
dari proses reaksi redoks dimana secara agregat terjadi perpindahan
elektron dari molekul dengan affinitas elektron lemah yaitu NADH sampai
ke oksigen yang merupakan molekul dengan affinitias elektron tinggi.
Secara umum dalam proses ini setiap perpindahan elektron melepas
energi bebas (ΔG°) sebesar -26,2 kkal/mol (110 kJ/mol).
4. Transport Elektron Siklik dan Non Siklik
Fotofosforilasi siklik adalah proses sintesis ATP secara siklik dalam
transport elektron yang bergerak dengan pola melingkar yang tertutup.
Sedangkan fotofosforilasi non-siklik adalah proses sintesis ATP yang
menghasilkan oksigen secara sampingan dan elektronnya bergerak dalam pola
linear yang terbuka.
Fotofosforilasi siklik terjadi pada membran tilakoid pada kloroplas yang
terisolasi dan juga bakteri fotosintetik. Sedangkan fotofosforilasi non-siklik
terjadi pada cyanobacteria, alga, dan tumbuhan hijau.
D. Reaksi Gelap Fotosintesis

Reaksi gelap yaitu reaksi fotosintesis yang tidak membutuhkan cahaya dan
merupakan reaksi lanjutan dari reaksi terang dalam fotosintesis yang merupakan reaksi
pembentukan gula dari bahan dasar CO2 dan energi. Pada reaksi ini terjadi proses
pembentukan karbohidrat melalui konversi CO2 dan air.
Berdasarkan tipe fotosintesis, tumbuhan dibagi ke dalam tiga kelompok besar yaitu
C3, C4 dan CAM (Crassulacean Acid Metabolism).
1. Jalur C3
Tanaman C3 lebih adaptif pada kondisi kandungan CO2 atmosfer tinggi. Sebagian besar tanaman pertanian, seperti gandum, kentang,
kedelai, kacangkacangan, dan kapas merupakan tanaman dari kelompok C3. Pada tanaman C3, enzim yang menyatukan CO2 dengan RuBP
(RuBP merupakan substrat untuk pembentukan karbohidrat dalam proses fotosintesis) dalam proses awal assimilasi (enzim rubisco), juga dapat
mengikat O2 pada saat yang bersamaan untuk proses fotorespirasi (Sitompul, 1995).
2. Jalur C4
Tumbuhan C4 dan CAM lebih adaptif di daerah panas dan kering. Pada tanaman C4,
CO2 diikat oleh PEP (phosphoenolpyruvate ) carboxylase (enzym pengikat CO2 pada
tanaman C4) yang tidak dapat mengikat O2 sehingga tidak terjadi kompetisi antara CO2 dan
O2 (Sulisbury, 1995). Lokasi terjadinya assosiasi awal ini adalah di sel-sel mesofil
(sekelompok sel-sel yang mempunyai klorofil yang terletak di bawah sel-sel epidermis daun).
CO2 yang sudah terikat oleh PEP carboxylase kemudian ditransfer ke sel-sel “bundle sheath”
(sekelompok sel-sel di sekitar xylem dan phloem) dimana kemudian pengikatan oleh RuBP
terjadi.
3. Jalur CAM
Pada tumbuhan CAM, tanaman ini mengambil CO2 pada malam hari, dan mengunakannya untuk fotosistensis pada siang harinya
(Gardner, 1991). Tumbuhan CAM yang dapat mudah ditemukan adalah nanas, kaktus, dan bunga lili. Tanaman CAM , pada kelompok ini
penambatan CO2 seperti pada tanaman C4, tetapi dilakukan pada malam hari dan dibentuk senyawa dengan gugus 4-C. Pada hari berikutnya (
siang hari ) pada saat stomata dalam keadaan tertutup terjadi dekarboksilase senyawa C4 tersebut dan penambatan kembali CO2 melalui
kegiatan Rudp karboksilase.
Perbedaan antara jalur C3 , C4 dan CAM tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.2 berikut (Prasetyo,
2008):
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai