Penggunaan alat berat pada proyek konstruksi didasari
karena volume pekerjaan yang sangat besar dan tingkat
kesulitan pekerjaan yang mengharuskan menggunakan alat berat. Tujuan penggunaan alat-alat berat pada proyek konstruksi adalah untuk memudahkan manusia di dalam mengerjakan pekerjaannya sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai dengan lebih mudah pada waktu yang relatif singkat. Klasifikasi alat berat dapat ditentukan berdasarkan: Klasifikasi fungsional Klasifikasi operasional Klasifikasi penggerak utama KLASIFIKASI FUNGSIONAL Yang dimaksud dengan klasifikasi fungsional adalah pembagian alat berat berdasarkan fungsi-fungsi utama alat. Klasifikasi fungsional alat berat terdiri dari: Alat pengolah lahan, seperti: dozer, scraper, motor grader. Alat penggali, seperti: backhoe, power shovel, dragline, clamshell. Alat pengangkut material, horisontal dan vertikal, seperti: dump truck, crane. Alat pemindah material, seperti loader, dozer, forklift. Alat pemadatan, seperti: smooth steel roller, vibration roller, pneumatic tired roller. Alat pemroses material, seperti: crusher, concrete batch plant, asphalt mixing plant. Alat penempatan akhir material, seperti: concrete spreader, asphalt paver. KLASIFIKASI OPERASIOANAL Yang dimaksud dengan klasifikasi operasional adalah pembagian alat berat berdasarkan pergerakannya. Klasifikasi operasional alat berat terdiri dari: Alat dengan penggerak, seperti: crawler/roda kelabang, ban karet, belt. Alat statis, seperti: tower crane, batching plant.
KLASIFIKASI PENGGERAK UTAMA (PRIME MOVER)
Klasifikasi penggerak utama alat berat terdiri dari: Traktor, seperti: bulldozer, ripper, scrapper, motor graders, loader. Excavator, seperti: backhoe, clamshell, shovel, dragline, crane. Selain traktor dan excavator, seperti: truck, alat pemadat, alat pneumatis, compressor, stone crusher. Tabel 6. Perbandingan Alat Beroda Ban dan Beroda Crawler
Roda Ban Karet Roda Crawler
Digunakan pada permukaan yang baik Digunakan pada bermacam-macam jenis
(misalnya pada permukaan beton atau permukaan tanah padat) Bekerja baik pada permukaan yang Dapat bekerja pada berbagai jenis menurun dan datar permukaan Cuaca yang basah dapat menyebabkan Dapat bekerja pada tanah yang basah slip atau berlumpur Bekerja baik untuk jarak tempuh yang Mempunyai jarak tempuh yang pendek panjang Dipakai untuk mengatasi tanah lepas Dapat dipakai untuk mengatasi tanah keras Kecepatan alat dalam keadaan kosong Kecepatan alat dalam keadaan kosong tinggi rendah Sumber: Construction Planning, Equipment, and Methods, 1996 FAKTOR PEMILIHAN ALAT BERAT Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan alat berat sehingga tidak terjadi kesalahan adalah: Fungsi yang harus dilaksanakan. Kapasitas dan produktivitas alat. Cara operasi (arah dan jarak gerakan, kecepatan, dll). Pembatasan dari metode yang dipakai (peraturan lalu lintas, biaya, pembongkaran, dll). Ekonomi (biaya investasi, sewa, operasional dan pemeliharaan). Jenis proyek. Lokasi proyek (dataran tinggi, rendah, rawa, dll). Jenis dan daya dukung tanah. Kondisi lapangan (medan sulit, baik, dll.). ALAT BERAT PADA MACAM-MACAM PROYEK KONSTRUKSI Proyek gedung, seperti: pile driving, backhoe, crane, truck, concrete mixer, dll. Proyek jalan, seperti: backhoe, truck, dozer, grader, alat pemadat, loader, asphalt mixing plant, asphalt finisher, dll. Proyek jembatan, seperti: pile driving, backhoe, crane, truck, concrete mixer, alat pemadat, dll. Proyek bendungan, seperti: backhoe, crane, truck, concrete mixer, dozer, grader, alat pemadat, loader, conveyor belt, dll.