Anda di halaman 1dari 7

Nama : Reynaldi Ilham Agung Pratama

NPP : 31.0227

Resume
Praktek Etiket dan Keprotokolan Pamong Praja

 Dalam pengertian umum kata etiket dapat diartikan dengan tata cara atau tingkah laku
yang baik.Definisi Etiket menurut Para Pakar ada beberapa pengertian, yaitu merupakan
kumpulan tata cara dan sikap baik dalam pergaulan antar manusia yang beradab.
 Dasar-dasar Etiket antara lain : sopan dan ramah kepada siapa saja, memberi perhatian
kepada orang lain, ingin membantu, memiliki rasa toleransi, dapat menguasai diri dan
mengendalikan emosi dalam situasi.
 Etika dalam bahasa latinnya adalah “Ectica “, dalam bahasa yunani yaitu “ethos” yang
berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom).
 Moral adalah adat kebiasaan/cara hidup dengan melakukan perbuatan yang baik
(kesusilaan) dan menghindari perbuatan yang jelek.
 Etika dan moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari
terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang
dilakukan sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai baru.
 Jadi , Etika adalah ilmu tentang kesusilaan yang menentukan bagaimana sepatutnya
manusia hidup di dalam masyarakat yang menyangkut aturan-aturan atau prinsip-prinsip
yang menentukan tingkah laku yang benar, yaitu :
- Baik dan buruk
- Kewajiban dan tanggung jawab

ETIKA
 Berasal dari kata Yunani Ethos, artinya adat, tata akhlak, watak, sikap, cara berpikir,
lebih mengarah ke moral
 Menyangkut apakah suatu perbuatan boleh dilakukan Berlaku kapan saja walaupun
tidak ada saksi
 Bersifat absolut
 Memandang manusia dari lahir dan batin

ETIKET

 Berasal dari kata Inggris Ethics dan Perancis Etiquette, yang artinya sopan santun.
 Menyangkaut cara melakukan sesuatu kepada orang lain
 Berlaku hanya kalau ada saksi di sekitar

Persamaan Etika & Etiket , mengkaji perilaku manusia secara normatif, dan mengatur
perilaku secara normatif.

Etika
1. Selalu berlaku walaupun tidak ada saksi mata.
Contoh : larangan untuk mencuri tetap ada walaupun tidak ada yang melihat kita mencuri.
2. Bersifat jauh lebih absolut atau mutlak.
Contoh : “Jangan Mencuri” adalah prinsip etika yang tidak bisa ditawar-tawar lagi.
3. Memandang manusia dari segi dalam.
Contoh : Walaupun bertutur kata baik, pencuri tetaplah pencuri. Orang yang berpegang teguh
pada etika tidak mungkin
munafik.
4. Memberi norma tentang perbuatan itu sendiri.
Contoh : Mengambil barang milik orang lain tanpa izin orang tersebut tidak diperbolehkan.
Etiket
1. Hanya berlaku dalam pergaulan. Etiket tidak berlaku saat tidak ada orang lain atau
saksi mata yang melihat.
Contoh : Sendawa di saat makan melakukan perilaku yang dianggap tidak sopan. Namun, hal
itu tidak berlaku jika kita makan sendirian, kemudian sendawa dan tidak ada orang yang
melihat sehingga tidak ada yang beranggapan bahwa kita
tidak sopan.
2. Bersifat relatif.
Contoh : Yang dianggap tidak sopan dalam suatu kebudayaan bisa saja dianggap sopan dalam
kebudayaan lain.
3. Hanya memandang manusia dari segi lahiriah saja.
Contoh : Banyak penipu dengan maksud jahat berhasil mengelabui korbannya karena
penampilan dan tutur kata mereka yang baik.
4. Etiket menyangkut cara suatu perbuatan harus dilakukan oleh manusia.
Misalnya : Memberikan sesuatu kepada orang lain dengan menggunakan tangan kanan.

Protokol

 Menurut Pasal 1 ayat (1) UU No.8 Tahun 1987, Protokol adalah serangkaian aturan
dalam acara kenegaraan atau acara resmi yang meliputi aturan mengenai tata tempat, tata
upacara, dan tata penghormatan, sehubungan dengan penghormatan kepada seseorang
sesuai dengan jabatan dan/atau kedudukannya dalam negara, pemerintahan atau
masyarakat.
 Protokol berarti kebiasan-kebiasan dan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan
formalitas, tata urutan dan etiket diplomatik.

Protokoler

 Protokoler adalah seluruh hal yang mengatur pelaksanaan suatu kegiatan baik dalam
kedinasan/kantor maupun masyarakat. Aturan-aturan protokoler ini menjadi acuan
institusi pemerintahan dan berlaku secara universal.
 Kedudukan protokoler Menurut PP No. 24 Tahun 2004 Psl 1 (6): “Kedudukan yang
diberikan kepada seseorang untuk mendapatkan penghormatan, perlakuan dan tata
tempat dalam acara resmi dan pertemuan resmi”.
 Hak Protokoler Menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2003: Hak seseorang untuk
memperoleh penghormatan berkenaan dengan jabatannya dalam acara kenegaraan atau
acara resmi maupun dalam melaksanakan tugasnya”.

Keprotokolan

 Keprotokolan adalah serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan aturan dalam acara
kenegaraan atau acara resmi yang meliputi Tata Tempat, Tata Upacara, dan Tata
Penghormatan sebagai bentuk penghormatan kepada seseorang sesuai dengan jabatan
dan/atau kedudukannya dalam negara, pemerintahan, atau masyarakat. (UU No.9 tahun
2010 Tentang Keprotokolan).

Tahapan Protokoler

1. Tahapan perencanaan
2. Tahapan persiapan
3. Tahapan pelaksanaan
4. Tahapan evaluasi
Profil seorang protokoler
1. Protocol officier
2. Protocol official
3. Protocol fungsi

Persyaratan protokoler

1. Mempunyai pengetahuan dan pengalaman luas terutama dalam


2. hubungan antar manusia
3. Bermental kuat dan kepribadian tangguh
4. Trampil dan cekatan menguasai situasi
5. Mampu mengambil keputusan dengan cepat tetapi cermat
6. Sangat peka terhadap permasalahan yang timbul
7. Sangat memahami perasaan orang lain
8. Sederhana dan sopan serta hormat pada setiap orang
9. Pandai membawa diri dan selalu mawas diri
10. Rendah hati tetapi tidak rendah diri
11. Penampilan menarik
12. Pandai berbusana sesuai dengan suasana
13. Berbahasa dengan tekanan dan suara yang baik

Definisi Pamong Praja


 Asal kata "pamong" berasal dari bahasa Jawa "among", atau emong" yang artinya adalah
mengasuh atau membimbing atau mendidik. Dari kata among atau emong kemudian
menjadi pangamong atau pangemong artinya orang yang mengasuh atau orang yang
membimbing atau orang yang mendidik.

 Jadi Pamong Praja dapat diartikan sebagai pengasuh pemerintahan, atau abdi mayarakat.
Dari peristilahan dan makna pamong praja di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian
pamong praja meliputi :
1. Pembimbing kerajaan artinya pembimbing masyarakat kerajaan;
2. Pengasuh negara artinya pengasuh masyarakat negara;
3. Pendidik negara artinya pendidik masyarakat negara

Pamong praja adalah sektor pemerintah terutama terdiri dari birokrat karier yang diangkat
berdasarkan cara profesional daripada ditunjuk atau dipilih, dimana masa jabatan institusional
biasanya bertahan dalam transisi kepemimpinan politik.

Pendekatan & strategi perprotokolan

 Berdasarkan UU Nomor 9 Tahun 2010 tentang Keprotokolan, diatur mengenai tata


tempat dan urutan bagi pejabat negara, pejabat pemerintahan dan tokoh masyarakat
tertentu dalam Acara Kenegaraan dan Acara Resmi agar terdapat keserasian dalam
pengaturannya.
 Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2018 tentang Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2010 tentang Keprotokolan.

Pengaturan keprotokolan

1. Apa/Siapa yang diatur?


⚫ Lambang Kehormatan NKRI yang terdiri dari lambang negara, bendera kebangsaan,
Presiden dan Wakil Presiden RI serta lagu kebangsaan.
2. Kenapa harus diatur?
⚫ Mengatur Pejabat Negara, Pejabat Pemerintah, Tokoh masyarakat tertentu yang sesuai
dengan kedudukan/martabatnya berdasarkan ketentuan yang berlaku dalam penyelenggaraan
keprotokolan dimaksud untuk menciptakan ketertiban dalam Tata tempat, Tata Upacara dan
Tata Penghormatan, bertujuan memelihara kehormatan diri, kedudukan dan atau jabatannya
agar dapat melaksanakan tugas secara lebih berhasil guna “efektif” & berdaya guna “efisien”.

3. Siapa yang harus mengatur?


⚫ Yang mengatur keprotokolan adalah setiap pemimpin dengan wewenang kepemimpinanya
dengan melalui penerbitan, instruksi atau peraturan dan ketentuan lainnya yang resmi yang
dalam tataran operasionalnya dilaksanakan oleh Pejabat protokol yang berkompeten dalam
penyelenggaraan keprotokolan. Adapun pejabat protokol terdiri dari dua unsur :
1) Protokol Profesi adalah seseorang yang memangku tugas atau jabatan di bidang
keprotokolan seperti Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler Departemen Luar Negeri
yang berkedudukan sebagai kepala protokol negara,kepala biro/bagian/sub bagian
protokol dalam organisasi pemerintahan, baik di tingkat pusat maupun daerah.
2) Protokol Fungsi ialah seseorang yang memamgku jabatan bukan dalam keprotokolan,
namun tugas dan fungsinya berkaitan dengan keprotokolan seperti biro/bagian umum,
hubungan masyarakat, tata usaha, kesekretariatan, pengamanan, lalu lintas,
kepegawaian,kepemerintahan, ajudan dan lain-lainnya.

4. Bagaimana cara mengaturnya?


 tata cara mengatur penyelenggaraan keprotokolan dengan harus memiliki: tata cara, tata
krama dan aturan-aturan tertentu.
 Tata cara, yaitu setiap kegiatan apakah acara yang bersifat kenegaraan atau acara resmi
harus dilakukan dengan tertib, khidmat, dan memenuhi nuansa keagungan, serta setiap
perbuatan atau tindakan dilakukan menurut urutan-urutan tertentu.
 Tata krama yaitu etiket dalam pemberian penghormatan dan perlakuan serta pelayanan
dan penggunaan ungkapan yang simpatik, agar seseorang menyadari akan rasa harga
dirinya sesuai dengan kedudukan atau jabatannya masing-masing
 Aplikasi aturan-aturan yaitu menerapkan segala ketentuan peraturan perundang-
undangan di bidang keprotokolan yang berlaku harus selaras dengan situasi dan kondisi
setempat.

5. Dimana harus diatur?

Pengaturan keprotokolan adalah pada setiap penyelenggaraan kegiatan yang bernuansa


keprotokolan, yaitu :
⚫ Acara yang bersifat acara kenegaraan, acara resmi, atau acara kemasyarakatan.
⚫ Pertemuan-pertemuan yang bersifat resmi yang dihadiri oleh pejabat negara dan atau
pejabata pemerintah,
⚫ Pelaksanaan kunjungan baik yang bersifat kunjungan kenegaraan, kunjungan resmi atau
kunjungan kerja.
⚫ Audensi dan penerimaan tamu-tamu pimpinan,

Asas - asas keprotokolan

 Berdasarkan UU Nomor 9 Tahun 2010 Pasal (2) disebutkan bahwa Keprotokolan diatur
berdasarkan: asas kebangsaan, asas ketertiban dan kepastian hukum, asas keseimbangan,
kesesuaian dan keselarasan, dan asas timbal balik.

 Asas Kebangsaan adalah keprotokolan harus mencerminkan sifat dan watak bangsa
Indonesia yang pluralistik (kebinekaan) dengan tetap menjaga prinsip negara kesatuan
Republik Indonesia.
⚫ Asas ketertiban dan kepastian hukum adalah keprotokolan harus dapat menimbulkan
ketertiban dalam masyarakat melalui adanya kepastian hukum.
⚫ Asas keseimbangan, kesesuaian dan keselarasan yang dimaksud dengan adalah
keprotokolan harus mencerminkan keseimbangan, kesesuaian, dan keselarasan, antara
individu dan masyarakat dengan kepentingan bangsa dan Negara.
⚫ Asas Timbal balik adalah keprotokolan diberikan setimpal atau adanya balas jasa terhadap
keprotokolan dari negara lain

Pendekatan protokoler

a) The Leadership Approach


b) The Management Approach
c) The Etiquette Approach

Strategi keprotokolan

 Peran protokol sangat strategis karena tidak hanya memberikan pelayanan prima
terhadap internal pegawai dalam suatu organisasi atau instansi tetapi juga dapat
memberikan pelayanan prima kepada para tamu. Pelayanan adalah suatu usaha untuk
membantu menyiapkan /mengurus apa yang diperlukan oleh orang lain. definisi pelayanan
prima mengandung tiga hal pokok, yaitu:
⚫ Adanya pendekatan sikap yang berkaitan dengan kepedulian kepada pelanggan,
⚫ Upaya melayani dengan tindakan terbaik
⚫ Adanya tujuan untuk memuaskan pelanggan dengan berorientasi pada standar layanan
tertentu.

 suatu pernyataan mengenai arah dan tindakan yang diinginkan meliputi rencana program
dan tindakan manajemen untuk mencapai tujuan yang diinginkan yang menumbuhkan
kepuasan baik dari pimpinan, pengamat dan masyarakat
Sejarah kata protokol

 Awalnya, istilah protokol berarti halaman pertama yang dilekatkan pada sebuah
manuskrip atau naskah. Sejalan dengan perkembangan zaman, pengertiannya
berkembang semakin luas tidak hanya sekadar halaman pertama dari suatu naskah, melainkan
keselurahan naskah yang isinya terdiri dari catatan, dokumen
persetujuan, perjanjian, dan lain-lain dalam lingkup secara nasional maupun internasional.
 Protokol berarti kebiasan-kebiasan dan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan
formalitas, tata urutan dan etiket diplomatik. Aturan-aturan protokoler ini menjadi acuan
institusi pemerintahan dan berlaku secara universal.
 Masalah protokoler ditujukan pada keberhasilan pelaksanaan suatu kegiatan dan pada
hal-hal yang mengatur seluruh manusia yang terlibat dalam pelaksanaan suatu kegiatan.
 Keprotokolan di Indonesia pertama kali diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun
1987 dan Saat ini keprotokolaan diatur dalam Undang-Undang Nomor 9 tahun 2010
tentang Keprotokoan, ialah “serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan aturan dalam
acara kenegaraan atau acara resmi yang meliputi Tata Tempat, Tata Upacara, dan Tata
Penghormatan sebagai bentuk penghormatan kepada seseorang sesuai dengan jabatan
dan/atau kedudukannya dalam negara, pemerintahan, atau masyarakat”.

Sejarah keprotokolan

 Sejarah protokol sama tuanya dengan sejarah bangsa-bangsa di dunia, berawal dari tata
krama pemerintahan dimasa lalu;
⚫ Secara internal, Protokol mengatur tentang hirarki. Sebuah kebiasaan yang akhirnya
berkembang menjadi hukum kebiasaan yang harus dipatuhi karena hirarki menyangkut harga
diri;
⚫ Pentingnya protokol secara eksternal karena kebiasaan antara satu pemerintah dengan
pemerintah lainnya berbeda, sehingga jika berkunjung ke pemerintah lain harus mengikuti
aturan dan tatakrama. Hal itu dimaksudkan agar masing-masing pihak merasa nyaman.

Tujuan keprotokolan

 Memberikan penghormatan kepada Pejabat Negara, Pejabat Pemerintahan, perwakilan


Negara asing dan/atau organisasi internasional, serta Tokoh Masyarakat Tertentu,
dan/atau Tamu Negara sesuai dengan kedudukan dalam negara, pemerintahan, dan
masyarakat;
⚫ Memberikan pedoman penyelenggaraan suatu acara agar berjalan tertib, rapi, lancar, dan
teratur sesuai dengan ketentuan dan kebiasaan yang berlaku, baik secara nasional maupun
internasional; dan
⚫ Menciptakan hubungan baik dalam tata pergaulan antarbangsa.

Ruang lingkup keprotokolan

⚫ Tata Tempat
⚫ Tata Upacara
⚫ Tata Penghormatan
⚫ Pengaturan Keprotokolan Tamu Negara, Tamu
Pemerintah dan Tamu Lembaga Negara Asing dan
⚫ Pengaturan kunjungan dan jamuan

Anda mungkin juga menyukai