Anda di halaman 1dari 23

PRAKTEK ETIKET DAN

KEPROTOKOLAN PAMONG
PRAJA I

ETIKET DAN KEPROTOKOLAN PAMONG PRAJA


FEVI HAVIANTY,S.IP,M.Si
PERTEMUAN KE 1
ETIKET KEPROTOKOLAN
 Dalam pengertian umum kata etiket dapat diartikan dengan tata cara atau
tingkah laku yang baik. Etiket berasal dari “Etiquette” (Perancis) yang berarti
dari awal suatu kartu undangan yang biasanya dipergunakan semasa raja-raja
di Perancis mengadakan pertemuan resmi, pesta dan resepsi untuk kalangan
para elite kerajaan atau bangsawan. Dalam pertemuan tersebut telah ditentukan
atau disepakati berbagai peraturan atau tata krama yang harus dipatuhi, seperti
cara berpakaian (tata busana), cara duduk, cara bersalaman, cara berbicara, dan
cara bertamu dengan sikap serta perilaku yang penuh sopan santun dalam
pergaulan formal atau resmi.
 Bermacam-macam tafsiran dapat diberikan terhadap etiket ini seperti sopan
santun, tata krama, tata pergaulan, perilaku. Kesemuaanya itu dapat dimasukan
dalam suatu kesimpulan yaitu mendidik/menjadikan manusia lebih baik lagi.
 Definisi Etiket menurut Para Pakar ada beberapa pengertian, yaitu merupakan
kumpulan tata cara dan sikap baik dalam pergaulan antar manusia yang
beradab.
 Pendapat lain mengatakan bahwa etiket adalah tata aturan sopan santun yang
disetujui oleh masyarakat tertentu dan menjadi norma serta panutan dalam
bertingkah laku sebagai anggota masyarakat yang baik dan menyenangkan.
 Dasar-dasar Etiket antara lain : sopan dan ramah kepada siapa saja, memberi
perhatian kepada orang lain, ingin membantu, memiliki rasa toleransi, dapat
menguasai diri dan mengendalikan emosi dalam situasi.
Lanjutan
 Etika dalam bahasa latinnya adalah “Ectica “, dalam bahasa yunani
yaitu “ethos” yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan
(custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang
merupakan istilah bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk
jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup
seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan
menghindari hal-hal tindakan yang buruk.
 Etika dan moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam
kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas
untuk penilaian perbuatan yang dilakukan sedangkan etika adalah
untuk pengkajian sistem nilai-nilai baru.
 Moral adalah adat kebiasaan/cara hidup dengan melakukan
perbuatan yang baik (kesusilaan) dan menghindari perbuatan yang
jelek. Pengertian Imoral dan Amoral merujuk pada perlakuan
seseorang yang tidak bermoral, hanya saja tergantung pelakunya.
Amoral adalah sebuah tindakan tidak bermoral yang dilakukan oleh
seseorang karena kurang pengetahuan, memiliki kelainan atau belum
cukup umur. Imoral adalah tindakan tidak bermoral yang dilakukan
oleh seseorang walaupun orang tersebut sudah tahu bahwa hal
tersebut memang salah dan tetap melakukannya.
Lanjutan

 Pengertian Etika menurut Para Ahli :


 Drs. O.P. Simorangkir (2003), Etika atau Etik sebagai
pandangan manusia dalam berperilaku menurut ukuran dan
nilai yang baik.
 Drs.Sidi Gajalba (1973) dalam sistematika filsafat, Etika adalah
teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari
segi baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.
 Drs. H. Burhanudin Salam (2004), Etika adalah cabang filsafat
yang berbicara mengenai nilai dan norma moral yang
menentukan perilaku manusia dalam hidupnya.
 Dari beberapa pengertian di atas, Etika adalah ilmu tentang
kesusilaan yang menentukan bagaimana sepatutnya manusia
hidup di dalam masyarakat yang menyangkut aturan-aturan
atau prinsip-prinsip yang menentukan tingkah laku yang
benar, yaitu :
- Baik dan buruk
- Kewajiban dan tanggung jawab
ETIKA DAN ETIKET KEPROTOKOLAN
ETIKA
 Berasal dari kata Yunani Ethos, artinya adat, tata akhlak, watak, sikap,

cara berpikir, lebih mengarah ke moral


 Menyangkut apakah suatu perbuatan boleh dilakukan
 Berlaku kapan saja walaupun tidak ada saksi
 Bersifat absolut
 Memandang manusia dari lahir dan batin

ETIKET
 Berasal dari kata Inggris Ethics dan Perancis Etiquette, yang artinya

sopan santun.
 Menyangkaut cara melakukan sesuatu kepada orang lain
 Berlaku hanya kalau ada saksi di sekitar
 Bersifat relatif
 Memandang manusia dari lahirnya
PERSAMAAN ETIKA DAN ETIKET
 Mengkaji prilaku manusia secara normatif
yang etis.
 Mengatur prilaku manusia secara normatif,

aritnya memberikan pedoman atau norma


norma tertentu yaitu bagaimana seharusnya
seseorang itu melakukan perbuatan atau
tidak melakukan sesuatu perbuatan dengan
demikian menyatakan apa yang harus
dilakukan dan tidak dilakukan.
ETIKA DAN ETIKET
Etika
1. Selalu berlaku walaupun tidak ada saksi mata. 
Contoh : larangan untuk mencuri tetap ada walaupun tidak ada yang melihat kita mencuri.
2. Bersifat jauh lebih absolut atau mutlak.
Contoh : “Jangan Mencuri” adalah prinsip etika yang tidak bisa ditawar-tawar lagi.
3. Memandang manusia dari segi dalam.
Contoh : Walaupun bertutur kata baik, pencuri tetaplah pencuri. Orang yang berpegang teguh
pada etika tidak mungkin munafik.
4. Memberi norma tentang perbuatan itu sendiri.
Contoh : Mengambil barang milik orang lain tanpa izin orang tersebut tidak diperbolehkan.
 
Etiket
1. Hanya berlaku dalam pergaulan. Etiket tidak berlaku saat tidak ada orang lain atau saksi mata
yang melihat.
Contoh : Sendawa di saat makan melakukan perilaku yang dianggap tidak sopan. Namun, hal
itu tidak berlaku jika kita makan sendirian, kemudian sendawa dan tidak ada orang yang melihat
sehingga tidak ada yang beranggapan bahwa kita tidak sopan.
2. Bersifat relatif.
Contoh : Yang dianggap tidak sopan dalam suatu kebudayaan bisa saja dianggap sopan dalam
kebudayaan lain.
3. Hanya memandang manusia dari segi lahiriah saja.
Contoh : Banyak penipu dengan maksud jahat berhasil mengelabui korbannya karena
penampilan dan tutur kata mereka yang baik.
4. Etiket menyangkut cara suatu perbuatan harus dilakukan oleh manusia.
Misalnya : Memberikan sesuatu kepada orang lain dengan menggunakan tangan kanan.
PENGERTIAN DAN DEFINISI
KEPROTOKOLAN
 Protokol berarti halaman pertama yang dilekatkan pada sebuah
manuskrip atau naskah.
 Protokol pengertiannya berkembang semakin luas, yakni keselurahan
naskah yang isinya terdiri dari catatan, dokumen persetujuan, perjanjian,
dan lain-lain dalam lingkup  secara nasional maupun internasional.
 Protokol berarti kebiasan-kebiasan dan peraturan-peraturan yang
berkaitan dengan formalitas, tata urutan dan etiket diplomatik.
 Istilah protokol tidak merujuk pada manusia atau orang. Protokol bukan
orang, tapi “sistem” atau “aturan”.
 Aturan aturan protokoler menjadi acuan Institusi Pemerintahan dan
berlaku secara universal.  
 Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengartikannya sebagai:
“peraturan upacara di istana kepala negara atau berkenaan dengan
penyambutan tamu-tamu negara dsb.,” dan “tata cara (upacara dsb)
yang secara internasional berlaku dalam hubungan diplomatik”. 
Lanjutan
 Menurut Encyclopedia Britannica (1962), “Protokol adalah serangkaian
aturan-aturan keupacaraan dalam segala kegiatan resmi yang diatur
secara tertulis maupun dipraktekkan, yang meliputi bentuk-bentuk
penghormatan terhadap negara, jabatan kepala negara/jabatan menteri
yang lazim dijumpai dalam seluruh kegiatan antar bangsa.”
 Menurut Pasal 1 ayat (1) UU No.8 Tahun 1987, Protokol adalah
serangkaian aturan dalam acara kenegaraan atau acara resmi yang
meliputi aturan mengenai tata tempat, tata upacara, dan tata
penghormatan, sehubungan dengan penghormatan kepada seseorang
sesuai dengan jabatan dan/atau kedudukannya dalam negara,
pemerintahan atau masyarakat.
 Protokol ialah (a) surat-surat resmi yang memuat hasil-hasil
perundingan atau persetujuan, (b) peraturan-peraturan upacara di
istana kepala negara dan (c) berkenaan dengan penyambutan tamu-
tamu negara (W.J.S. Poerwadarminta, 1986)
 Ialah : (a) lampiran pada perjanjian negara, (b) laporan penelitian
tentang rapat politik (An English-Indonesian Dictionary)
 Menurut Badan Litbang Deplu RI, Pedoman Tertib Diplomatik dan tertib
Protokol II, Protokol adalah dokumen yang berisi hak-hak dan
kewajiban, kelonggaran-kelonggaran dan kekebalan yang dimiliki oleh
seseorang diplomat, yang dalam bahasa Indonesia dapat dalam “”tata
tertib pergaulan internasional, sopan santun diplomatik”.
PENGERTIAN PROTOKOLER
 Protokoler adalah seluruh hal yang mengatur pelaksanaan suatu kegiatan
baik dalam kedinasan/kantor maupun masyarakat. Aturan-aturan protokoler
ini  menjadi acuan institusi pemerintahan dan berlaku secara universal.
 Protokoler adalah suatu julukan yang bersifat filosofis terhadap
seseorang/institusi yang melaksanakan ketentuan keprotokolan
sebagaimana mestinya dan julukan terhadap sesuatu kegiatan yang
mengaplikasikan ketentuan-ketentuan keprotokolan yang meliputi aturan
mengenai tata tempat, tata upacara dan tata penghormatan.
 Kedudukan protokoler Menurut PP No. 24 Tahun 2004 Psl 1 (6): “Kedudukan
yang diberikan kepada seseorang untuk mendapatkan penghormatan,
perlakuan dan tata tempat dalam acara resmi dan pertemuan resmi”.
 Hak Protokoler Menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2003: Hak
seseorang untuk memperoleh penghormatan berkenaan dengan jabatannya
dalam acara kenegaraan atau acara resmi maupun dalam melaksanakan
tugasnya”.
 Menurut KBBI, protokoler artinya “berhubungan (berkaitan) dengan protokol”
atau “bersifat keprotokolan”.
 Sebagai tata acara, protokol bersifat internasional. Ia mengatur bagaimana
seharusnya hubungan antar negara dan acara yang melibatkan pejabat
negara yang berbeda dilakukan.
PENGERTIAN KEPROTOKOLAN
 Dalam Rapat Kerja Nasional-Rakernas Protokol tanggal
7-9 Maret 2004 di Jakarta disepakati keprotokolan
adalah ”Norma-norma atau aturan-aturan atau
kebiasaan yang dianut atau diyakini dalam kehidupan
bernegara, berbangsa, pemerintah dan masyarakat”.
 Keprotokolan adalah serangkaian kegiatan yang
berkaitan dengan aturan dalam acara kenegaraan atau
acara resmi yang meliputi Tata Tempat, Tata Upacara,
dan Tata Penghormatan sebagai bentuk penghormatan
kepada seseorang sesuai dengan jabatan dan/atau
kedudukannya dalam negara, pemerintahan, atau
masyarakat. (UU No.9 tahun 2010 Tentang
Keprotokolan)
METODE KEPROTOKOLAN
Metode keprotokolan di indonesia adalah undang-undang protokol
yaitu peraturan perundang-undangan dibidang “domain”
keprotokolan dan yang berkaitan “related” dengan keprotokolan.
Ketentuan perundangan tersebut anatara lain:
 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa,
Lambang Negara dan Lagu Kebangsaan.
 Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2010 tentang Keprotokolan.
 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah.
 PP Nomor 39 Tahun 2018 tentang Pelaksanaan UU Nomor 9 Tahun
2010.
 Perpres Nomor 16 Tahun 2016 tentang Tata Cara Pelantikan Kepala
Daerah.
 Perpres Nomor 71 Tahun 2018 tentang Tata Pakaian.
Lanjutan
 Berdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2018, Beberapa Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia yang masih dirujuk sebagai
peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang Nomor 9 Tahun
2010, adalah sebagai berikut:
 Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 1951 tentang
Lambang Negara
 Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1958 tentang
Bendera Kebangsaan Republik Indonesia;
 Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1958 tentang
Penggunaan Bendera Kebangsaan Asing;
 Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1958 tentang
Penggunaan Lambang Negar
 Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1958 tentang Lagu
Kebangsaan Indonesia Raya; dan
 Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 1990 tentang
Ketentuan Keprotokolan mengenai Tata Tempat, Tata
Upacara, dan Tata Penghormatan.
TAHAPAN PROTOKOLER
 Tahap perencanaan merupakan tahapan yang mencakup
kegiatan memilih dan mengaitkan fakta guna menciptakan
dan memformulasikan serangkaian kegiatan yang diusulkan
dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu, sesuai
dengan kehendak yang telah ditetapkan bersama.
 Tahapan persiapan merupakan tahapan menyusun rangkaian
atau kerangka kegiatan yang akan dilakukan dengan tujuan
agar waktu dan pekerjaan yang akan dilakukan bisa efektif.
 Tahap pelaksanaan adalah suatu tindakan atau pelaksanaan
dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan
terperinci, implementasi biasanya dilakukan setelah
perencanaan sudah dianggap siap.
 Tahapan evaluasi adalah suatu tahapan identifikasi untuk
mengukur/ menilai apakah suatu kegiatan yang
dilaksanakan sesuai dengan perencanaan atau tujuan yang
ingin dicapai.
PERBEDAAN DAN PERSAMAAN ETIKET
DAN PROTOKOLER
 Perbedaan antara etiket dan protokoler adalah
Etiket digunakan di dalam masyarakat itu sendiri,
yang mengatur hubungan antara sesama
anggotanya sedangkan Protokoler digunakan antar
negara dan kalangan resmi. Selanjutnya Persamaan
etiket dan protokoler :
 Untuk menghormati sesamanya;
 Untuk menempatkan seseorang sesuai dengan
pangkat dan kedudukannya;
 Untuk lancarnya hubungan sosial;
 Kedua-duanya membawa sangsi, protokoler :
mengurangi kewibawaan dan kepercayaan, etiket :
sangsi sosial.
PROFIL SEORANG PROTOKOLER
◦ Protokol profesi terdiri dari :
a. Protocol official; seseorang yang memangku jabatan di
bidang keprotokolan atau pejabat protokol, seperti kepala
protokol negara yang dijabat dirjen protokol dan konsuler
deplu RI, kepala biro, kepala bagian atau kepala sub bagian
protokol dalam suatu organisasi pemerintahan atau lembaga
negara;
b. Protocol officer; seseorang yang melaksanakan tugas
dibidang keprotokolan, seperti protocol advance, protocol
guide, mc/announcer, pemandu/penerima tamu dalam suatu
upacara.
◦ Protokol fungsi; seseorang yang memangku suatu jabatan
atau memiliki tugas dan/atau pekerjaan yang berkaitan
dengan keprotokolan seperti; sespri, adc, tata usaha,
pengamanan, pengawalan, pendoa, rohaniwan, penata lay out
ruangan, akomodasi, transportasi, perjamuan, dll.
PERSYARATAN PROTOKOLER
 Mempunyai pengetahuan dan pengalaman luas terutama
dalam hubungan antar manusia
 Bermental kuat dan kepribadian tangguh
 Trampil dan cekatan menguasai situasi
 Mampu mengambil keputusan dengan cepat tetapi cermat
 Sangat peka terhadap permasalahan yang timbul
 Sangat memahami perasaan orang lain
 Sederhana dan sopan serta hormat pada setiap orang
 Pandai membawa diri dan selalu mawas diri
 Rendah hati tetapi tidak rendah diri
 Penampilan menarik
 Pandai berbusana sesuai dengan suasana
 Berbahasa dengan tekanan dan suara yang baik
 Memiliki pengetahuan tentang ketatausahaan dan unsure-

unsur manajemen
 Menguasai istilah-istilah baru dan bahasa asing
CIRI CIRI PROTOKOL PROFESIONAL
 Menguasai pengetahuan, keterampilan, dan kode etik;
 Komitmen dan konsisten;
 Integritas (sikap moral yang mewujudkan tekad untuk memberikan yang
terbaik);
 Exellence service, satisfaction;
 Peduli (peka, tanggap, bertindak);
 Memamahi peran, tugas, Fungsi Protokol.
 Sementara itu, Kiat Menuju Protokol yang Profesional, meliputi:
 Knowledge dan self confidence;
 Komunikasi yang efektif;
 Emotional maturity;
 Soul (mind/pikiran & mood/suasana hati);
 Spirit diwujudkan melalui kemauan, kemampuan (olah pikir) dan
kesempatan;
 Good Appearance;
 Cara berdandan/berhias;
 Cara berpakaian (cocok, serasi, tepat);
 Estetika menciptakan kerapian “tidiness” dan cemerlang “cleanliness”;
 Sources of value.
PENGERTIAN DAN DEFINISI PAMONG
PRAJA
 Asal kata "pamong" berasal dari bahasa Jawa
"among", atau emong" yang artinya adalah mengasuh
atau membimbing atau mendidik. Dari kata among
atau emong kemudian menjadi pangamong atau
pangemong artinya orang yang mengasuh atau orang
yang membimbing atau orang yang mendidik.
Adapun istilah “praja" berasai dari bahasa Jawa kuno
yang diartikan kerajaan atau negara, misalnya Praja
Ngamarto artinya Kerajaan Ngamarto atau Pendovvo.
Jadi secara asal kata pamong praja diartikan sebagai :
a. pembimbing kerajaan,
b. pengasuh negara,
c. pendidik negara.
Lanjutan
 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pamong
Praja berarti pegawai Negeri yang mengurus
pemerintahan Negara. Dalam Kamus Indonesia-
Inggris diterjemahkan Pamong Praja sebagai Civil
Service. Jadi Pamong Praja dapat diartikan sebagai
pengasuh pemerintahan, atau abdi mayarakat. Dari
peristilahan dan makna pamong praja di atas dapat
disimpulkan bahwa pengertian pamong praja
meliputi :
1. Pembimbing kerajaan artinya pembimbing
masyarakat kerajaan;
2. Pengasuh negara artinya pengasuh masyarakat
negara;
3. Pendidik negara artinya pendidik masyarakat negara
Lanjutan
 “Pamong Praja adalah Aparatur (pusat maupun Daerah) yang
dididik secara khusus untuk menjalankan tugas-tugas
pemerintahan dengan kompetensi dasar Koordinasi,
Kolaborasi dan Konsensus (3K) dalam rangka memberikan
pelayanan umum serta menjaga keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia”.(menurut Saadu Wasistiono:1999)
 Korps Pamong Praja juga harus melakukan reposisi, dalam arti
menata ulang kedudukan dan hubungannya dengan
pemerintah serta partai yang berkuasa, sejalan dengan
kebijakan pemerintah nasional sebagaimana yang tertuang
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 1999 yang
diperbaiki dengan Peraturan Pemerintah Nornor 12 Tahun
1999 Tentang Netralitas Pegawai Negeri Sipil.
 Korps Pamong Praja harus melakukan refungsionalisasi, yaitu
menata lagi fungsi-fungsi yang selama ini dijalankan oleh
pamong praja, karena belum dijalankan secara jelas masih
campur aduk karena adanya pengembangan karier secara
lintas keahlian.
Lanjutan
 Pamong praja adalah sektor pemerintah terutama
terdiri dari birokrat karier yang diangkat berdasarkan
cara profesional daripada ditunjuk atau dipilih,
dimana masa jabatan institusional biasanya bertahan
dalam transisi kepemimpinan politik.
 Seorang pegawai negeri adalah orang yang bekerja di
sektor publik pada sebuah departemen atau instansi
pemerintah.
 Sejauh mana pegawai negeri sipil suatu negara
dianggap sebagai bagian dari "civil service" bervariasi
dari negara ke negara. Di Inggris, misalnya, hanya
pegawai Crown (pemerintah nasional) yang disebut
sebagai pegawai negeri sipil sedangkan pegawai
kabupaten atau kota, tidak.
 Secara kolektif pegawai negeri sipil suatu negara
membentuk pamong praja atau pelayanan publik.
SYARAT SEBUAH PROFESI UTUH DAN
MANDIRI

 Disiapkan melalui pendidikan khusus;


 Mengembangkan pekerjaan dan kariernya

melalui kegiatan-kegiatan yang bersifat


khusus berkaitan dengan pendidikannya;
 Tergabung dalam sebuah organisasi profesi;
 Terikat pada kode etik (Sadu Wasistiono :

1999)

Anda mungkin juga menyukai