Anda di halaman 1dari 2

Pengaruh Imperfection dan Temperatur terhadap Konduktivitas dan Resistivitas

Thermal

Konduktivitas suatu bahan adalah kemampuan suatu bahan untuk menghantarkan arus


listrik. Sedangkan Resistivitas adalah kebalikan dari konduktivitas, yakni kemampuan suatu
bahan untuk menahan arus listrik. Kebanyakan logam adalah konduktor listrik yang sangat
baik karena banyaknya elektron bebas. Karena cacat kristal berfungsi sebagai pusat hamburan
untuk elektron konduksi dalam logam, peningkatan jumlahnya akan meningkatkan resistivitas
(atau menurunkan konduktivitas). Konsentrasi imperfections ini bergantung pada suhu,
komposisi, dan derajat cold work suatu spesimen logam. Telah diamati secara eksperimental
bahwa resistivitas total logam adalah jumlah kontribusi dari getaran termal, impurities, dan
deformasi plastis. Hal tersebut dapat direpresentasikan dengan persamaan :

di mana ρth, ρimp dan ρdef


masing-masing mewakili kontribusi resistivitas thermal, pengotor, dan deformasi.

Untuk penambahan single impurity yang membentuk solid solution, resistivitas


pengotor ρimp terkait dengan konsentrasi pengotor Cimp dalam hal fraksi atom adalah
sebagai berikut:

dimana A adalah
koefisien resistivitas pengotor.
Sebagai contoh, pengaruh
penambahan nikel pada
resistivitas suhu kamar dari
tembaga ditunjukkan pada
kurva komposisi vs resistivitas
berikut (atom nikel dalam
tembaga bertindak sebagai
pusat hamburan, dan
meningkatkan konsentrasi nikel dalam tembaga; sehingga menghasilkan penurunan
konduktivitas/peningkatan resistivitas).
Sifat termal mewakili respons suatu material terhadap penerapan panas. Saat benda
padat menyerap energi dalam bentuk panas, suhunya naik dan dimensinya bertambah.
Konduktivitas termal adalah sifat yang mencirikan kemampuan material untuk mentransfer
panas, dan ini didefinisikan sebagai laju perpindahan panas per satuan luas. Konduktivitas
termal adalah properti nonequilibrium yang biasanya ditentukan dalam eksperimen steady-
state yang menggunakan hukum Fourier untuk perpindahan panas searah dalam zat isotropik
yang homogen. Hukum Fourier adalah sebagai berikut :

dimana Q adalah laju perpindahan energi panas (W), k adalah termal konduktivitas (W/mK),
A adalah luas penampang (m2) tegak lurus dengan arah aliran panas, dan dT/dx adalah
gradien suhu (K/m).

Resesistivitas thermal sangat bergantung pada suhu. Ketergantungan komponen


resistivitas termal pada suhu disebabkan oleh peningkatan suhu dalam getaran termal dan
ketidakteraturan kisi (misalnya vacancy), yang berfungsi sebagai pusat hamburan elektron.

Deformasi plastik dan / atau teknik pemrosesan logam mempengaruhi sifat listrik
logam dengan cara yang berbeda, yaitu dengan meningkatkan resistivitas listrik sebagai
akibat dari meningkatnya jumlah dislokasi hamburan elektron. Namun, pengaruhnya jauh
lebih lemah dibandingkan dengan peningkatan suhu atau adanya impurities.

Referensi :

https://uomustansiriyah.edu.iq/media/lectures/5/5_2016_05_01!04_07_34_PM.pdf

https://www.researchgate.net/publication/267763902_Influence_of_temperature_and_
moisture_content_on_the_thermal_conductivity_of_wood-based_fibreboards

Anda mungkin juga menyukai