Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

" Peran Mahasiswa & Generasi Muda untuk Mengatasi & Mencegah
Penyelewengan Rezim Orde Lama dan Baru di masa Modernisasi"

1. Eiden Aktawalora 6. Lerry Benjamin Antony


2. Finesia Syaranamual 7. Febrolina Lumuly

3. Getreda Gerkora 8. Gabriella Claudia

4. Imanuel Jansael Batlayery 9. Hardiani Lotusyera

5. Junistia Parera 10. Jesly Niak

11. Landy Hehalatu

Prodi : Keperawatan

Fakultas : Kesehatan

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU ( UKIM )

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
anugerah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan makalah
tentang Peran Mahasiswa & Generasi Muda untuk Mengatasi &
Mencegah Penyelewengan Rezim Orde Lama dan Baru di masa
Modernisasi.

Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan Makalah ini selain


untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Dosen pengajar, juga untuk
lebih memperluas pengetahuan para mahasiswa khususnya bagi para
penulis.

Para penulis telah berusaha untuk dapat menyusun Makalah ini


dengan baik, namun kami pun menyadari bahwa kami memiliki
keterbatasan sebagai manusia biasa. Oleh karena itu jika didapati adanya
kesalahan-kesalahan baik dari segi teknik penulisan, maupun dari isi, maka
kami memohon maaf dan kritik serta saran dari dosen pengajar bahkan
semua pembaca sangat diharapkan oleh kami untuk dapat menyempurnakan
makalah ini terlebih juga dalam pengetahuan kita bersama.

Ambon, 23 April 2021

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................ ii

Daftar Isi........................................................................................... iii

A. BAB I PENDAHULUAN....................................................... 1
1. Latar Belakang............................................................ 1
2. Tujuan.......................................................................... 2
B. BAB II PEMBAHASAN......................................................... 3
a. Penyelewengan Rezim Orde Lama dan Baru............... 3
b. Peran Mahasiswa & Generasi Muda untuk Mengatasi
& Mencegah Penyelewengan Rezim Orde Lama dan
Baru.............................................................................. 9
C. BAB III PENUTUP................................................................... 12
1. Kesimpulan.................................................................. 12
2. Saran............................................................................ 12

Daftar Pustaka................................................................................. 14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejak proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, Indonesia telah mengalami


berbagai periode dan perubahan dalam sistem pemerintahan. Era pemerintahan
pertama setelah proklamasi adalah Orde Lama. Orde lama adalah era dalam sejarah
politik Indonesia yang merujuk pada masa pemerintahan Soekarno yang berlangsung
mulai tahun 1945 hingga 1965. Istilah ini baru mengemuka pada masa pemerintahan
Soeharto yang disebut dengan Orde Baru.

Walaupun Orde Lama adalah era pemerintahan yang membawa Indonesia semakin
maju dari belenggu penjajahan sebelum kemerdekaan, tetapi pada periode ini juga
banyak penyimpangan yang dilakukan dalam pemerintahannya. Penyimpangan –
penyimpangan ini juga tidak luput dari sejarah NKRI dan perlu kita ketahui sebagai
bagian dari sejarah Indonesia yang turut memberi makna proklamasi kemerdekaan
Indonesia.

Orde Baru merupakan salah satu era pemerintahan di Indonesia yang berlangsung
setelah masa Orde Lama pada tahun 1959 – 1965. Pada masa Orde Lama yang juga
dikenal dengan sebutan Demokrasi Terpimpin, terjadi banyak penyimpangan dari
sistem pemerintahan yang telah ditetapkan dan juga terhadap rencana yang sudah
ditetapkan. Orde Baru hadir dengan memperbaiki dan meluruskan berbagai
penyimpangan yang terjadi di masa Orde Lama dengan dipimpin oleh Presiden
Soeharto. Di masa Orde Baru yang berlangsung sejak tahun 1965 – 1998 atau sejak
dikeluarkannya Surat Perintah Sebelas Maret 1966, perekonomian Indonesia
berkembang dengan pesat.

Ketika pertama kali Soeharto menggantikan Soekarno, ia menyatakan akan


menerapkan nilai – nilai Pancasila dan UUD 1945 sebagai kritikan kepada Orde Lama
dengan menggunakan P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) atau

1
Ekaprasetia Pancakarsa. Walaupun demikian, tetap saja ada beberapa penyimpangan
masa Orde Baru yang tidak dapat diabaikan, yang membuatnya tidak jauh berbeda
dengan pemerintahan pada masa Orde Lama.

Masa rezim orde baru dan orde lama, meski memiliki tujuan untuk membangun
kembali Indonesia ke arah yang lebih baik, tetapi tetap saja masih ada penyimpangan
yang dilakukan oleh pemerintahan, sehingga membuat kedudukan ideologi Pancasila
menjadi tidak berarti. Oleh karena itu harus ada upaya untuk mengatasi dan mencegah
masalah penyelewengan yang dilakukan pada masa rezim orde lama dan orde baru,
pada masa modernisasi sehingga penyelewengan tersebut tidak akan terjadi kembali.

B. Tujuan
Untuk dapat mengetahui peran mahasiswa dan generasi muda untuk mencegah dan
mengatasi masalah tersebut sehingga masalah itu tidak terjadi lagi di masa moder-
nisasi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Penyelewengan Rezim Orde Lama dan Baru


a. Penyelewengan Rezim Orde Lama

Beberapa bentuk penyimpangan pada masa orde lama di era Presiden Soekarno
menyimpang dari UUD 1945 terjadi adalah seperti berikut ini.

1. Penetapan Presiden (Penpres)

Yang mana Presiden Soekarno mengeluarkan Penetapan Presiden (PenPres) yang


mempunyai kedudukan yang setara dengan undang-undang tanpa persetujuan dari
DPR, dan hal ini jelas sangat bertentangan dengan UUD 1945 karena, menurut UUD
1945, undang-undaang harus disahkan, dan diberlakukan oleh pemerintah (presiden)
dengan persetujuan dari DPR. Dan dalam pelaksanaannya, penpres yang hanya dibuat
oleh presiden justru dikeluarkan untuk mengatur hal-hal yang seringkali di luar
kewenangan presiden.

Melalui penpres Presiden Soekarno secara sepihak mengeluarkan banyak


keputusan tentang hal-hal kenegaraan yang berdasarkan UUD 1945 di luar
wewenangnya. Penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan presiden terkait dengan
penpresnya, antara lain, sebagai berikut:
 Penpres No. 2 Tahun 1959 dikeluarkan presiden untuk membentuk MPRS.
 Penpres No. 3 Tahun 1959 dikeluarkan untuk membentuk DPAS (Dewan
Pertimbangan Agung Sementara).
 Penpres No. 7 Tahun 1959 dikeluarkan untuk membubarkan partai politik.
 Penpres No. 13 Tahun 1959 dikeluarkan untuk membentuk Front Nasional.
 Penpres No. 3 Tahun 1960 dikeluarkan untuk membubarkan DPR.
 Penpres No. 4 Tahun 1960 dikeluarkan untuk membentuk DPR-GR (Gotong
Royong).

2. Krisis Kedudukan dan Fungsi MPRS dan DPR

3
MPRS yang menurut UUD 1945 ketika itu berkedudukan sebagai lembaga
tertinggi negara juga mengalami krisis kedudukan dan fungsi . Pada saat itu
kedudukan MPRS secara menyimpang telah dibuat lebih rendah dibandingkan dengan
presiden. Hal ini terlihat jelas dari pembentukan MPRS yang dilakukan melalui
penpres, sementara para anggota dan pemimpin MPRS juga ditunjuk oleh presiden.

Praktis, MPRS berubah kedudukan dan fungsinya sebagai alat kepentingan


presiden. Ketetapan-ketetapan MPRS banyak dikeluarkan untuk kepentingan presiden
daripada untuk kepentingan rakyat.  Beberapa contoh penyimpangan yang dilakukan
MPRS dapat dilihat dari kasus-kasus berikut ini.

 Dengan Tap. No. I/MPRS/1960, MPRS mengukuhkan Manipol (Manifesto


Politik Republik Indonesia) menjadi GBHN.
 Dengan Tap. No. III/MPRS/1963, MPRS mengangkat Soekarno menjadi
presiden seumur hidup.

Realitas politik menunjukkan keadaan yang jungkir balik: presiden tidak tunduk
kepada MPR, melainkan MPR-lah yang tunduk dan dikendalikan presiden. Hal serupa
terjadi juga pada DPR (DPR-GR) dan DPA (DPAS). Kedua lembaga tinggi negara ini,
menurut UUD 1945, memiliki kedudukan yang sama dengan presiden. Namun, akibat
presiden telah menjadi diktator yang bertindak otoriter, keduanya berada di bawah
kedudukan dan kendali presiden. Pembentukan DPR dan DPA dilakukan presiden
melalui penpres, sementara keanggotaannya juga dipilih oleh presiden. Maka, seperti
halnya MPR, keputusan-keputusan DPR dan DPA juga lebih bersifat memperjuangkan
kehendak dan kepentingan presiden daripada kepentingan rakyat dan negara.

3. Ketiadaan Demokrasi

Yang mana penyimpangan Demokrasi yang terjadi diakibatkan oleh


kepemimpinan Presiden Soekarno yang diktator dan otoriter, telah menyisihkan
demokrasi yang telah dijanjikan lewat sistem Demokrasi Terpimpin yang sama sekali

4
tidak dirasakan oleh rakyat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Penyimpangan
yang terjadi telah membuat kehidupan politik, hukum, ekonomi, sosial, dan
sebagainya menjadi tidak sehat. Sehingga akibat dari penyimpangan dengan sistem
kepemimpinan Soekarno ini telah mengundang PKI (Partai Komunis Indonesia) dan
angkatan darat yang merasa diuntungkan oleh kepemimpinan presiden dan tergoda
untuk memanfaatkan keadaan yang ada. Sehingga muncul peristiwa tragis G30S-PKI
(Gerakan 30 September 1965) yang mengguncang negara.

Peristiwa G30S-PKI, yang diduga kuat didalangi oleh PKI, menyebabkan


kehidupan berbangsa dan bernegara makin kacau. Terjadi krisis politik, ekonomi, dan
sosial. Presiden Soekarno dan pemerintahan Orde Lama yang dipimpinnya akhirnya
jatuh akibat desakan kuat dari rakyat, yang sebagian besarnya dilakukan oleh
mahasiswa dan pelajar.

b. Penyelewengan Rezim Orde Baru

Ketika pertama kali Soeharto menggantikan Soekarno, ia menyataka akan menerapkan


nilai – nilai Pancasila dan UUD 1945 sebagai kritikan kepada Orde Lama dengan
menggunakan P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) atau Ekaprasetia
Pancakarsa. Walaupun demikian, tetap saja ada beberapa penyimpangan masa Orde
Baru yang tidak dapat diabaikan, yang membuatnya tidak jauh berbeda dengan
pemerintahan pada masa Orde Lama. Penyimpangan ini terjadi dalam berbagai
bidang, termasuk pada konstitusi negara yaitu Undang  – Undang Dasar 1945.
Beberapa penyimpangan pada masa Orde Baru adalah:

1. Memusatkan kekuasaan di tangan Presiden

Adanya pemusatan kekuasaan pada Presiden di masa Orde Baru telah


menyebabkan korupsi merajalela, ditambah dengan kolusi dan nepotisme. Akibatnya
terjadi kesenjangan sosial yang semakin besar, hutang luar negeri yang semakin

5
membesar dan juga terjadinya krisis multi dimensi. Semua lembaga negara yang ada
dikendalikan oleh Presiden, juga tidak ada rencana suksesi kekuasaan ke presiden
selanjutnya. Kekuasaan kehakiman juga dicampuri sehingga tidak dapat membuat
keputusan sendiri.

2. Penyimpangan Pancasila

Adanya penafsiran terhadap Pancasila sesuai dengan kepentingan pemerintah


merupakan satu lagi penyimpangan pada masa Orde Baru. Beberapa penyimpangan
yang berkaitan dengan Pancasila yaitu:

 Pancasila disalah gunakan sebagai simbol kekuasaan.

 Pancasila dijadikan sebagai alat untuk menguasai rakyat sehingga


kelanggengan masa jabatan pada Orde Baru dapat dilegitimasi.

 Nilai – nilai Pancasila menjadi kabur karena banyak praktek yang menyimpang
diklaim sebagai fungsi pokok Pancasila, sehingga siapapun yang menentang kebijakan
tersebut dianggap juga menentang Pancasila.

 Hanya orang – orang terdekat Soeharto yang dipercaya untuk menguasai


perusahaan – perusahaan besar negara dan pengelolaan sumber daya alam di Indonesia
merupakan penyimpangan dari kelima sila Pancasila.

 Kelompok – kelompok minoritas disingkirkan dengan menggunakan Fungsi


Pancasila sebagai alasannya.

3. Hak politik dibatasi

Penyimpangan pada masa Orde Baru lainnya adalah membatasi hak politik rakyat,
yang sebenarnya melanggar hak warga negara sebagaimana tercantum pada Undang –
Undang Dasar 1945. Pembatasan ini terlihat pada tiga partai politik yang diizinkan
oleh pemerintah yaitu PPP, Golkar dan PDIP. Kondisi ini sangat menyimpang dari
UUD 1945 mengenai hak dan kewajiban warga negara. Pemilu bahkan tidak

6
dilakukan secara demokratis karena hanya menjadi alat untuk mengukuhkan
kekuasaan Presiden untuk terus menerus dipilih menjadi Presiden seterusnya.

4. Kebebasan pers dibatasi

Penyimpangan pada masa Orde Baru juga terlihat dari kebebasan pers yang
diawasi dengan ketat dan dibelenggu sehingga tidak dapat mengapresiasikan suara
rakyat atau bahkan dapat menyampaikan kritiknya kepada umum. Pada masa ini
banyak sekali koran dan majalah yang mengalami pembredelan. Pancasila juga diberi
tafsir hanya sesuai keinginan pemerintah untuk membenarkan tindakan – tindakannya.
Ketahui juga mengenai biografi Soeharto, biografi Habibie dan sejarah pemilu pada
masa Orde Lama.

5. Pembangunan tidak merata

Pemerintah memang telah merencanakan untuk membangun di daerah tertentu


tetapi di saat yang bersamaan juga tidak dilakukan secara merata. Sehingga terjadi
kesenjangan antara pembangunan di pusat dengan pusat di daerah, karena aset berupa
dana yang didapatkan dari masing – masing daerah banyak diberikan ke pusat untuk
pembangunan. Hal ini banyak menimbulkan kecemburuan sosial antara lain yang
terjadi pada penduduk pribumi dan para pendatang transmigran yang mendapatkan
tunjangan cukup besar dari pemerintah pada tahun pertamanya. Pembangunan yang
tidak merata juga menimbulkan kesenjangan ekonomi.

6. Pelanggaran HAM

Pelanggaran hak asasi manusia banyak terjadi pada masa orde baru dengan alasan
keamanan dan terhadap pihak – pihak yang menunjukkan kritik kepada pemerintah.
Kekerasan digunakan untuk menciptakan suasana yang aman misalnya dengan adanya
‘Penembakan Misterius’ dan penculikan yang menyasar orang – orang yang mencoba
mengeluarkan pendapatnya terhadap pemerintah. Pelanggaran HAM juga terjadi

7
ketika hak rakyat untuk berpendapat, berpolitik dan berserikat ditiadakan, juga dialami
oleh warga non pribumi dan warga Tionghoa sehingga isu SARA kerap mengemuka.

7. Menurunnya Kualitas Birokrasi

Pada zaman orde baru terjadi penurunan pada kualitas birokrasi yang
mengutamakan prinsip ‘asal bapak senang’ sehingga banyak mengabaikan prosedur –
prosedur yang harusnya diikuti dengan benar. Penyimpangan masa Orde Baru ini
menjadi kesalahan yang sangat fatal karena tanpa adanya birokrasi yang efektif dapat
menghancurkan tatanan suatu negara. Birokrasi pada masa ini juga kerap dikaitkan
dengan korupsi, kolusi dan nepotisme dan sudah umum diketahui oleh rakyat. Ketahui
juga beberapa peristiwa terkait Orde Baru seperti sejarah peristiwa Malari di tahun
1974, kerusuhan Mei 1998 dan sejarah Peristiwa Trisakti.

8. Tekanan Terhadap Warga Tionghoa

Penyimpangan pada masa Orde Baru lainnya adalah adanya tekanan yang diterima
para keturunan Tionghoa. Mereka dianggap sebagai warga asing sejak tahun 1967 dan
berkedudukan di bawah pribumi. Secara tidak langsung, hak – hak asasi mereka juga
dihapuskan, dengan melarang perayaan hari raya Imlek, kesenian Barongsai, juga
melarang penggunaan bahasa Mandarin, begitu juga dengan agamanya.

Waktu itu agama Konghucu tidak lagi diakui pemerintah dengan alasan mereka
akan menyebarkan pengaruh komunisme pada tanah air.  Mereka sampai harus
menghadap Mahkamah Agung hingga akhirnya diizinkan oleh Jaksa Agung dengan
catatan bahwa bangsa Tionghoa tidak akan mengumpulkan kekuatan untuk
memberontak. Hanya ada satu surat kabar berbahasa Mandarin yang diizinkan terbit
dan sebagian artikelnya ditulis dalam bahasa Indonesia.

8
B. Peran Mahasiswa & Generasi Muda untuk Mengatasi & Mencegah
Penyelewengan Rezim Orde Lama dan Baru Agar Tidak Terjadi di masa
Modernisasi

Peran mahasiwa dan generasi muda dalam menghadapi masalah Rezim orde lama dan
orde baru dengan mengatasi serta mencegah masalah tersebut agar tidak terjadi di
masa modernisasi, memang sangatlah sulit, karena mahasiswa dan generasi muda
harus memiliki peran serta keyakinan yang kuat dalam mempertahankan ideologi
Pancasila.

Mahasiswa memiliki lima peran penting untuk bangsa, yaitu sebagai iron stock, agent
of change, guardian of value, moral force dan social control. Mahasiswa diharapkan
dapat berperan secara nyata dalam kehidupan bermasyarakat.

Berikut adalah beberapa peran yang dapat dilakukan oleh mahasiswa pada masa
modernisasi ini :

1. Iron Stock

Mahasiswa sebagai iron stock berarti mahasiswa sebagai pengganti generasi-


generasi sebelumnya, tentu dengan kemampuan, keterampilan dan akhlak mulia yang
melekat dalam dirinya. Dengan kata lain, mahasiswa adalah aset, cadangan, dan
harapan bangsa di masa depan.

Untuk itu mahasiswa diharapkan memiliki kepribadian dan akhlak yang mulia,
dimana mahasiswa nantinya akan menjadi pengganti generasi-generasi sebelumnya.
Jika mahasiswa tidak siap memulai dengan membangun jiwanya sendiri, lantas
bagaimana mahasiswa mampu membangun Bangsa Indonesia kedepannya yang lebih
baik. Untuk mencapai dan memenuhi peran iron stock tersebut, kita sebagai
mahasiswa dapat memperkaya diri kita dengan ilmu yang bermanfaat, mempelajari
kesalahan yang terjadi pada generasi pendahulu agar kesalahan tersebut tidak terulang

9
dan tak lupa memperkuat iman, agar kita sebagai mahasiswa mampu berkembang
menjadi pribadi yang bertanggung jawab

2. Agent Of Change

Agent of change yang dimaksud adalah mahasiswa diharapkan sebagai agen


perubahan untuk masyarakat yang dimana kita sebagai mahasiswa hendaknya
bersungguh-sungguh dalam mencari dan mengamalkan ilmu agar nantinya ketika
sudah lulus, ilmu tersebut dapat diaplikasikan dan membantu masyarakat untuk
kehidupan yang lebih maju. Maka dari itu pentingnya mahasiswa sebagai agent of
change agar dapat mewujudkan kebangkitan bangsa yang lebih maju dan sejahtera.

Itulah agen perubahan (agent of change), individu yang bertugas


mempengaruhi target / sasaran perubahan agar mereka mengambil keputusan yang
baik dengan arah yang organisasi kehendaki.

3. Guardian Of Value

Guardian of value dapat diartikan bahwa mahasiswa menjadi penjaga nilai-


nilai yang berlaku dimasyarakat. Nilai tersebut merupakan nilai positif yang dapat
membawa Bangsa Indonesia lebih maju dalam artian nilai-nilai positif ini adalah nilai-
nilai dari Pancasila. Ketika mahasiswa telah memahami konsep nilai itu sendiri maka
mahasiswa dapat menjaga nilai positifnya dan dapat mengarahkan bangsa kearah yang
lebih baik.

4. Moral Force

Moral force (kekuatan moral) adalah gerakan yang bertumpu pada nurani


luhur dalam menegakkan keadilan dan kebenaran (Dadang, 2005)

Moral force ini dapat diartikan bahwa adanya kekuatan moral yang dimiliki
oleh mahasiswa. Kita sebagai mahasiswa dapat menjadikan moral force ini sebagai
acuan dasar dalam berperilaku. Dasar-dasar yang harus dimiliki yaitu bagaimana cara

10
bersikap, cara berbicara, cara berpikir dan lain sebagainya yang berhubungan dengan
moral yang baik. Pada peran ini, intelektualitas kita dituntut untuk memiliki kekuatan
moral yang mengarahkan kita untuk hidup dalam masyarakat dengan baik.

5. Social Control

Social control adalah suatu mekanisme untuk mencegah penyimpangan sosial


serta mengajak dan mengarahkan masyarakat untuk berperilaku dan bersikap sesuai
norma dan nilai yang berlaku. Dengan adanya kontrol sosial yang baik diharapkan
mampu meluruskan anggota masyarakat yang berperilaku menyimpang / memban-
gkang.

Mahasiswa memiliki peran sebagai pengontrol kehidupan sosial dalam


masyarakat. Dalam hal ini mahasiswa dapat menjadi jembatan antara masyarakat
dengan pemerintah. Fungsi jembatan tersebut yaitu mahasiswa dapat menyampaikan
aspirasi masyarakat kepada pemerintah dan mahasiswa juga memiliki hak untuk
mengkritisi pemerintahan, dari segi kebijakan yang telah pemerintah buat apakah
sudah menyejaterahkan masyarakat atau malah kebijakan tersebut menyengsarakan.

Pengendalian sosial atau kontrol sosial merupakan suatu tindakan baik


direncanakan maupun tidak, yang bersifat mengajak, mengawasi, dan mencegah agar
masyarakat di lingkungan dapat terkendali.

Dari kelima peran dan fungsi itulah yang sejatinya harus dapat diamalkan oleh
mahasiswa. Dengan menerapkan peran dan fungsi tersebut maka bukan hal yang tidak
mungkin nantinya bangsa Indonesia akan bergerak lebih maju dan merubah citra
bangsa Indonesia menjadi lebih baik.

11
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Beberapa bentuk penyimpangan pada masa orde lama yaitu penetapan presiden
(Penpres), krisis kedudukan dan fungsi MPRS dan DPR, dan juga ketiadaan
demokrasi. Kemudian beberapa bentukpenyimpangan pada masa orde baru yaitu
pemusatan kekuasaan di tangan presiden, penyimpangan pancasila, hak politik di
batasi, kebebasan pers di batasi, pembangunan tidak merata, pelanggaran HAM,
menurunnya kualitas birokrasi, serta terjadinya tekanan pada warga Tionghoa.

Kemudian Peran mahasiwa dan generasi muda dalam menghadapi masalah


Rezim orde lama dan orde baru dengan mengatasi serta mencegah masalah tersebut
agar tidak terjadi di masa modernisasi yaitu dengan memiliki lima peran penting untuk
bangsa, yaitu sebagai iron stock, agent of change, guardian of value, moral force dan
social control. Mahasiswa diharapkan dapat berperan secara nyata dalam kehidupan
bermasyarakat.

Jadi dengan lima peran ini, jika seorang mahasiswa telah memahami dan
mendalami betul-betul ke lima peran ini, maka dia pasti akan mampu membuat
perubahan, bukan hanya bagi dirinya sendiri, tetapi juga bagi masyarakat, bangsa dan
negara.

Saran

Dalam masa modernisasi, para mahasiswa dan generasi muda harus mampu
mengemban tanggung jawab para leluhur untuk dapat mengembangkan dan
mempertahankan ideologi Pancasila. Dalam hal ini maka pribadi dari seorang
mahasiswa dan generasi muda perlu dikuaktkan dengan kelima peran yang telah
dibahas yaitu iron stock, agent of change, guardian of value, moral force dan social

12
control. Dengan demikian mahasiswa dan para generasi muda dapat berperan dalam
mempertahankan ideologi Pancasila.

13
DAFTAR PUSTAKA

Zamroni Akhmad. 2017. Penyimpangan Rezim Orde Lama dan Orde Baru terhadap
Undang-Undang Dasar 1945. http://teladan-tokoh.blogspot.com/2017/09/oleh-
akhmad-zamroni-sumber-sepertikita.html?m=1. (Diakses tanggal 23 april 2021)

Naelil. 2013. Penyimpangan Orde Lama dan Orde Baru. https://naeliltheclimber.w-


ordpress.com/2013/10/16/penyimpangan-orde-lama-dan-orde-baru/. (diakses
tanggal 23 april 2021)

Candra Hardiany Doni. 2016. Ayo Mahasiswa, Bangun Politik Cerdas Berintegritas.
https://www.kpk.go.id/id/berita/publik-bicara/155-ayo-mahasiswa-bangun-
politik-cerdas-berintegritas. (Diakses tanggal 23 april 2021)

Febriyanti Fitria. 2018. 9 Bentuk Penyimpangan Pancasila pada Masa Orde Baru
yang Wajib Anda Ketahui. https://guruppkn.com/bentuk-penyimpangan-
pancasila-pada-masa-orde-baru. (Diakses tanggal 23 april 2021)

Retno Devita. 2020. 8 Penyimpangan Pada Masa Orde Baru dalam Bidang Politik.
https://sejarahlengkap.com/indonesia/kemerdekaan/pasca-
kemerdekaan/penyim-pangan-pada-masa-orde-baru. (Diakses tanggal 23 april
2021)

Devita Retno. 2020. 10 Penyimpangan Pada Masa Orde Lama Terhadap Pancasila.
https://sejarahlengkap.com/indonesia/kemerdekaan/pasca-
kemerdekaan/penyim-pangan-pada-masa-orde-lama. (Diakses tanggal 23 april
2021)

R. Farra. 2017. Lima Peran Mahasiswa (yang sebenarnya). https://kognisia.co/lima-


peran-mahasiswa-yang-sebenarnya/. (Diakses tanggal 23 april 2021)

14
15

Anda mungkin juga menyukai