Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

SISTEM PENANGGULANGAN BENCANA TERPADU

OLEH :

KELOMPOK III

NAMA NPM

DIRK S PAPILAYA (12114201200052) DORCI AMATINE LUTURMAS (12114201200053)

EIDEN AERIN AKTAWALORA (12114201200054) FFERNANDO SATUMALAY (12114201200071)

JENIVIER PATTIPEILUHU (12114201200103) GEBY TIVANA MANUHUWA (12114201200083)

IVANDA KRISELDA MAITIMU (12114201200099) HANY ROBERT ENTAMOIN (12114201200090)

GABRIELLA CLAUDIA DASLETTY (12114201200082) MICHEEL ESTER SIAUTA (12114201200148)

NATALIA LIDIA PAPILAYA (12114201200154) NINA HEVRINDA PETLELY (12114201200156)

NIBA JAINAN REFIALI (12114201200155) NINING ANGGEL APALEM (12114201200157)

WIDARI ODE JALIL (12114201200205)

FAKULTAS KESEHATAN, PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU

2023

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan Rahmatnya
kami sudah boleh menyelesaikan tugas Makalah kelompok kami yang berjudul SISTEM
PENANGGULANGAN BENCANA TERPADU.

Kamu sadar bahwa tugas makalah yang kami buat ini masih sangat jauh dari kata sempurnah,
makah dari itu kami dengan senang hati menerima saran, kritik, masukan dari teman-teman
semua terhadap makalah yang kami buat ini,agar kedepannya kami bisa membuat makalah
yang lebih baik lagi.

DAFTAR ISI
COVER

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I (PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

B.TUJUAN

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

BAB III

PEMBAHASAN

BAB IV PENUTUP

A.SARAN

B.KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULU
A.LATAR BELAKANG

Kelembagaan dapat ditinjau dari sisi formal dan non formal. Secara formal, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) merupakan focal point lembaga pemerintah di tingkat pusat.
Sementara itu, focal point penanggulangan bencana di tingkat provinsi dan kabupaten/kota
adalah Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

Penanggulangan bencana dapat didefinisikan sebagai segala upaya atau kegiatan yang


dilaksanakan dalam rangka upaya pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat dan
pemulihan berkaitan dengan bencana yang dilakukan pada tahapan sebelum, saat dan
setelah bencana.

Bencana adalah rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan masyarakat
baik yang disebabkan oleh faktor alam atau non alam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan
dampak psikologis.

Sedangkan menurut UU No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, bencana alam
adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan
oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin
topan, dan tanah longsor, kekeringan, kebakaran hutan/lahan karena faktor alam, hama
penyakit tanaman, epidemi, wabah,kejadian luar biasa, dan kejadian antariksa/benda-benda
angkasa.

B.TUJUAN

 Mengetahui pengertian bencana


 Mengetahui Bencana dengan jelas
 Mengetahui cara mengatasi bencana
 Mengetahui prinsip-prinsip penanggulangan Bencana

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
University of Wisconsin

Menurut University of Wisconsin, Manajemen Bencana adalah serangkaian kegiatan yang


didesain untuk mengendalikan situasi bencana dan darurat untuk mempersiapkan kerangka
untuk membantu oang yang renta bencana untuk menghindari atau mengatasi dampak
bencana tersebut.

Universitas British Columbia

Menurut Universitas British Columbia, Manajemen Bencana adalah proses pembentukan atau
penetapan tujuan bersama dan nilai bersama (common value) untuk mendorong pihak-pihak
yang terlibat (partisipan) untuk menyusun rencana dan menghadapi baik bencana potensial
maupun akual.

Manajemen bencana terdiri dari 2 mekanisme yaitu mekanisme internal atau informal dan
mekanisme eksternal atau informal.

a. Mekanisme internal atau informal, yaitu unsur-unsur masyarakat di lokasi bencana yang
secara umum melaksanakan fungsi pertama dan utama dalam manajemen bencana dan
seringkali disebut mekanisme manajemen bencana alamiah, ini terdiri dari keluarga, organisasi
sosial informal (pengajian, pelayanan kematian, kegiatan kegotong royongan, arisan dan
sebagainya) serta masyarakat lokal.

b. Mekanisme eksternal atau formal, yaitu organisasi yang sengaja dibentuk untuk tujuan
manajemen bencana, contoh organisasi manajemen bencana di Indonesia diantaranya seperti
BAKORNAS PB, SATKORLAK PB, SATLAK PB dan BNPB maupun BPBD.

Bencana adalah peristiwa atau kejadian potensial yang merupakan ancaman terhadap
kesehatan, keamanan atau kesejahteraan masyarakat atau fungsi ekonomi masyarakat maupun
kesatuan organisasi pemerintah yang lebih luas (Fitriadi et al. 2017).Bencana merupakan suatu
peristiwa alam yang mengakibatkan dampak besar bagi populasi manusia. Peristiwa ini dapat
berupa banjir, gempa bumi, letusan gunung api, tanah longsor, tsunami (Wiarto, 2017).

BAB III

PEMBAHASAN

A.Definisi
SISTEM PENANGGULANGAN BENCANA TERPADU

Secara periodik, Indonesia membangun sistem nasional penanggulangan bencana. Sistem


nasional ini mencakup beberapa aspek antara lain :

Legislasi

Dari sisi legislasi, Pemerintah Indonesia telah mengesahkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun
2007 Tentang Penanggulangan Bencana. Produk hukum di bawahnya antara lain Peraturan
Pemerintah , Peraturan Presiden, Peraturan Kepala Kepala Badan, serta peraturan daerah.
(Lebih detail lihat Produk Hukum).

Kelembagaan

Kelembagaan dapat ditinjau dari sisi formal dan non formal. Secara formal, Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) merupakan focal point lembaga pemerintah di tingkat pusat.
Sementara itu, focal point penanggulangan bencana di tingkat provinsi dan kabupaten/kota
adalah Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

Dari sisi non formal, forum-forum baik di tingkat nasional dan lokal dibentuk untuk
memperkuat penyelenggaran penanggulangan bencana di Indonesia. Di tingkat nasional,
terbentuk Platform Nasional (Planas) yang terdiri unsur masyarakat sipil, dunia usaha,
perguruan tinggi, media dan lembaga internasional. Pada tingkat lokal, kita mengenal Forum
PRB Yogyakarta dan Forum PRB Nusa Tenggara Timur.

Pendanaan

Saat ini kebencanaan bukan hanya isu lokal atau nasional, tetapi melibatkan internasional.
Komunitas internasional mendukung Pemerintah Indonesia dalam membangun manajemen
penanggulangan bencana menjadi lebih baik. Di sisi lain, kepedulian dan keseriusan Pemerintah
Indonesia terhadap masalah bencana sangat tinggi dengan dibuktikan dengan penganggaran
yang signifikan khususnya untuk pengarusutamaan pengurangan risiko bencana dalam
pembangunan.

Definisi Bencana Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana


menyebutkan definisi bencana sebagai berikut :

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau
faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
Definisi tersebut menyebutkan bahwa bencana disebabkan oleh faktor alam, non alam, dan
manusia. Oleh karena itu, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tersebut juga mendefinisikan
mengenai bencana alam, bencana nonalam, dan bencana sosial.

 Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung
meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.
 Bencana nonalam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian
peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi,
dan wabah penyakit.
 Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antarkelompok
atau antarkomunitas masyarakat, dan teror.

B. Manajemen Bencana

Bencana di Indonesia Minimnya kemampuan antisipasi bencana di Indonesia diungkap oleh


Wijaya (2007) bahwa yang menjadi masalah tidak hanya bencana dan beberapa penyebabnya,
melainkan antisipasi bencana itu juga menjadi sebuah masalah tersendiri. Sebagai misal, sistem
peringatan dini memerlukan struktur yang jelas, institusi yang fleksibel dan sigap, serta
sosialisasi yang dapat menyentuh ke seluruh lapisan sosial. Tujuannya, membangun sebuah
masyarakat yang selalu waspada menghadapi bencana sebagai konsekuensi dari kondisi hidup
di daerah rawan bencana (disaster-prone area).

Menurut Nurjanah dkk. (2012), kapasitas yang kuat untuk menghadapi ancaman bencana
berkaitan dengan program / kegiatan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat. Tujuan
utamanya adalah masyarakat yang mampu mengantisipasi bencana, mampu menangani
keadaan darurat dan mampu pulih dari bencana.

* Manajemen Bencana.

1. Manajemen Risiko Bencana


Adalah pengaturan/manejemen bencana dengan penekanan pada faktor-faktor yang
bertujuan mengurangi risiko saat sebelum terjadinya bencana.

2. Manajemen Kedaruratan

Adalah pengaturan upaya penanggulangan bencana dengan penekanan pada faktor-


faktor pengurangan jumlah kerugian dan korban serta penanganan pengungsi saat terjadinya
bencana
3.Manajemen Pemulihan

Adalah pengaturan upaya penanggulangan bencana dengan penekanan pada faktor-


faktor yang dapat mengembalikan kondisi masyarakat dan lingkungan hidup yang terkena
bencana dengan memfungsikan kembali kelembagaan, prasarana, dan sarana secara terencana,
terkoordinasi, terpadu dan menyeluruh setelah terjadinya bencana

* Tujuan dari manajemen bencana:

1. Mengurangi atau menghindari kerugian secara fisik, ekonomi maupun jiwa yang dialami oleh
perorangan, masyarakat negara.

2. Mengurangi penderitaan korban bencana

3. Mempercepat pemulihan

4. Memberikan perlindungan kepada pengungsi atau masyarakat yang kehilangan tempat


ketika kehidupannya terancam

* Tahap- tahap manajemen bencana

Dalam upaya menerapkan manajemen penanggulangan bencana, dilaksanakan Melalui


3 (tiga) tahapan sebagai berikut:
1. Tahap pra-bencana yang dilaksanakan ketika tidak terjadi bencana dan terdapat Potensi
bencana
2. Tahap tanggap darurat yang diterapkan dan dilaksanakan pada saat sedang Terjadi
bencana.
3. Tahap pasca bencana yang diterapkan setelah terjadi bencana.

C. Kriteria Bencana.

1. Kriteria Bencana alam pada skala Tingkat Nasional.

Bencana yang terjadi menyebabkan mekanisme sistem pemerintahan di daerah tersebut, baik
dalam kawasan satu provinsia tau lebih tidak berfungsi.

Infrastruktur di kawasan daerah yang terkena bencana mengalami rusak berat dan tidak
berfungsi.
Korban manusia baik yang meninggal maupun luka, serta kerusakan bangunan dan rumah
tempat tinggal sangat banyak sehingga menyebabkan unsur-unsur BPBD Provinsi/BPBD
Kabupaten/Kota tidak mampu mengatasi akibat bencana tersebut.

Hasil data korban dan kerusakan daerah yang sangat banyak, selanjutnya Presiden menetapkan
Bencana Nasional.

2. Kriteria Bencana alam pada Skala Tingkat Provinsi.

 Bencana alam yang terjadi tidak menyebabkan lumpuhnya mekanisme sistem


pemerintahan di kawasan daerah yang terkena bencana.
 Infrastruktur hanya sebagian kecil yang tidak berfungsi.
 Korban manusia dan kerusakan daerah yang timbul, unsur-unsur BPBD Provinsi masih
mampu mengatasi.
 Unsur-unsur BPBD Provinsi masih mampu mengatasi terhadapkorban manusia dan
kerusakan daerah yang timbul.

3. Kriteria Bencana alam pada skala Tingkat Kabupaten/Kota.

 Bencana yang terjadi tidak menyebabkan lumpuhnya mekanis mesistem pemerintahan


di kawasan daerah yang terkena bencana.
 Infrastruktur yang ada di kawasan tersebut semua berfungsi.
 Unsur-unsur BPBD Kabupaten/Kota mampu mengatasi terhadap timbulnya korban
manusia maupun kerusakan daerah.

D. Korban Bencana

1. Manusia, Korban manusia akibat suatu bencana baik yang mengalami luka ringan, luka
berat dan meninggal dunia.
2. Harta Benda, Korban harta benda akibat bencana dapat berupa hilangnya atau
rusaknya harta benda, tempat tinggal, hewan sertasarana dan prasarana umum lainnya.
3. Lingkungan hidup, Kerusakan ataupun hilangnya sarana prasarana lingkungan yang
menyangkut kepentingan hidup masyarakat secara umum.

E. Hakekat Penanggulangan Bencana.

a. Penanggulangan bencana merupakan salah satu wujud dari upaya untuk melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.

b. Penanggulangan bencana adalah kewajiban bersama antara Pemerintah dan


masyarakat yang didasarkan pada partisipasi, dukungan dan prakarsa masyarakat
serta Pemerintah Daerah.
c. Penanggulangan bencana dititik beratkan pada tahap sebelum terjadinya bencana
yang meliputi kegiatan pencegahan, penjinakan dan kesiapsiagaan untuk memperkecil,
mengurangi dan memperlunak dampak yang ditimbulkan oleh bencana.

d. Penanggulangan bencana adalah bagian dari kegiatan pembangunan yang


bertujuan untuk mengurangi penderitaan masyarakat dan meningkatkan kehidupan
dan penghidupan masyarakat secara lahir batin.

F. Prinsip-prinsip Penanggulangan Bencana.

1. Cepat dan tepat. Dalam penanggulangan harus dilaksanakan secara cepat dan tepat
sesuai dengan tuntunan keadaan.
2. Prioritas. Apabila terjadi bencana, kegiatan penanggulangan harus mendapat prioritas
dan diutamakan pada kegiatan penyelamatan manusia.
3. Koordinasikan dan keterpaduan. Penanggulangan bencana didasarkan pada koordinasi
yang baik dan saling mendukung. Sedangkan keterpaduan adalah penanggulangan
bencana dilakukan oleh berbagaisektor secara terpadu yang didasarkan pada kerja sama
yang baik dan saling mendukung.
4. Berdaya guna dan berhasil guna. Yang dimaksud dengan berdaya guna adalah dalam
mengatasi kesulitan masyarakat dilakukan dengan tidak membuang waktu, tenaga dan
biaya yang berlebihan. Sedangkan berhasil guna adalah kegiatan penanggulangan
bencana harus berhasilguna dalam mengatasi kesulitan masyarakat.
5. Transparansi dan akuntabilitas. Yang dimaksud dengan transparansi pada
penanggulangan bencana dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggung jawabkan,
sedangkan akuntabilitas berarti dapat di pertanggung jawabkan secara etik dan hukum.
6. Kemandiriaan. Bahwa penanggulangan bencana utamanya harus dilakukan oleh
masyarakat didaerah rawan bencana secara swadaya.
7. Nondiskriminasi. Bahwa negara dalam penanggulangan bencana tidak memberikan
perlakuan yang berbeda terhadap jenis kelamin, suku, agama, ras dan aliran politik
apapun.
8. Nonproletisi. Dalam penanggulangan bencana dilarang menyebarkan agama atau
kenyakinan terutama pada saat pemberian bantuan dan pelayanan darurat bencana.

G. Potensi bencana

1. Bencana banjir.
Banjir baik yang berupa genangan atau banjir bandang bersipat merusak, aliran arus air
yang tidak terlalu dalam tetapi cepat dan bergolak (turbulent) dapat menghanyutkan
manusia, hewan dan tumbuhan.

2. Bencana tanah longsor


Gerakan tanah atau tanah longsor yang merusak lingkungannya baik akibat gerakan tanah
mampu dibawahnya atau karena penimbunan akibat longsor tersebut.

3. Bencana letusan gunung api.

4. Bencana Gempa Bumi.

Adalah getaran partikel batuan atau goncangan pada kulit bumi yang disebabkan oleh
pelepasan energi secara tiba-tiba akibat aktivitas tektonik (gempa bumi tektonik) dan rekahan
akibat naiknya fluida (magma, gas uap dll) dari dalam bumi menuju kepermukaan, disekitar
gunung api, getaran tersebut menyebabkan kerusakan dan runtuhnya struktur bangunan yang
menimbulkan keruntuhan, disamping itu pula dampak lain yang ditimbulkan adalah kebakaran,
kecelakaan industri dan transfortasi, banjir akibat runtuhnya bendungan dan tanggul.

5. Bencana Tsunami.

Gelombang air laut yang membawa material baik berupa sisa-sisa bangunan, tumbuhan dan
material lainnya menghempas segala sesuatu yang berdiri didatran pantai dengan kekuatan
dahsyat. Bangunan-bangunan yang mempunyai dimensi lebar dinding sejajar dengan garis
pantai atau tegak lurus dengan arah datangnya gelombang akan mendapat tekanan yang paling
kuat sehingga akan mengalami kerusakan yang paling parah.

6.Bencana Kebakaran.

Kebakaran yang terjadi dipengaruhi oleh faktor alam berupa cuaca yang kering serta faktor
manusia baik yang disengaja maupun tidak, sedangkan kerusakan yang ditimbulkan

H. PENYEBAB DAN DAMPAK BENCANA

 Penyebab

Penyebab bencana alam dibagi 2 yaitu sifat dari alam itu sendiri dan juga ulah manusia, seperti
gempa bumi penyebab alaminya adalah pergeseran/tabrakan lempeng bumi. Seperti di
Indonesia yang sering terjadi letusan gunung berapi, hal itu dikarenakan Indonesia berada
dalam lingkaran cincin api pasifik atau yang biasa disebut ring of fire.

Bencana alam tidak hanya disebabkan oleh sifat alami dari alam saja, melainkan juga
disebabkan oleh ulah manusia yang semena-mena terhadap lingkungan nya. Seperti banjir yang
disebabkan kelalaian manusia membuang sampah di sungai, longsor yang disebabkan
penebangan sembarangan oleh manusia.
 Dampak

Terdapat Dampak Negatif Dan Positif Pada Bencana, Yang Di jabarkan Sebagai Berikut:

Bencana alam Negatif dapat mengakibatkan dampak yang merusak pada bidang ekonomi,
sosial, dan lingkungan. Kerusakan infrastruktur dapat mengganggu aktivitas sosial, korban jiwa,
kerusakan ekosistem, dan hilangnya tempat tinggal.

Bencana Alam Positif bagi kehidupan. Seperti:

1. Gempa bumi yang membuat mineral dan batu mulia naik ke permukaan sehingga lebih
mudah untuk ditambang
2. Lesan gunung berapi yang membuat tanah menjadi lebih subur karena abu vulkanik
yang mengendap
3. Gempa bumi yang membuat daratan-daratan baru dan pelebaran pantai
4. Meningkatkan kewaspadaan manusia
5. Memicu ilmuwan-ilmuwan untuk menciptakan teknologi baru yang bisa meminimalisir
kemungkinan terjadinya bencana alam.

I. Asas Penanggulangan Bencana.

 Kemanusiaan. Memberikan perlindungan dan penghormatan hak-hak azasi manusia,


harkat dan martabat setiap warga negara dan penduduk Indonesia secara proporsional.
 Keadilan. Setiap materi muatan ketentuan dalam penanggulangan bencana harus
mecerminkan keadilan secara proporsional bagi setiap warga negara tanpa kecuali.
 Kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan. Penanggulangan bencana tidak
boleh berisi hal-hal yang membedakanlatar belakang antara lain, agama, suku,
golongan, gender atau status sosial.
 Keseimbangan, Keselarasan dan Keserasian. Dalam penanggulangan bencana harus
mencerminkan keseimbangan kehidupan sosial dan lingkungan, keselarasan tata
kehidupan dan lingkungan serta mencerminkan keserasian lingkungan dan kehidupan
sosial masyarakat.
 Ketertiban dan kepastian hukum. Penanggulangan bencana harus dapat menimbulkan
ketertiban dalam masyarakat melalui jaminan adanya kepastian hukum.
 Kebersamaan. Penanggulangan bencana pada dasarnya menjadi tugas dan tanggung
jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat yang dilakukan secara gotong
royong.
 Kelestarian lingkungan hidup. Materi muatan ketentuan dalam penanggulangan
bencana mencerminkan kelestarian lingkungan untuk generasi sekarang dan untuk
generasi yang akan datang demi untuk kepentingan bangsa dan negara.
 Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Penanggulangan bencana harus memanfaatkan ilmu
pengetahuan dan teknologi secara optimal sehingga mempermudah dan mempercepat
proses penanggulangan bencana baik pada tahap pencegahan, pada saat terjadi
bencana maupun pada tahap pasca bencana.

J. Kompetensi Tenaga Kesehatan dalam Kondisi Bencana

Kompetensi seorang tenaga kesehatan dalam manajemen bencana merupakan kemampuan


mengarahkan dan memobilisasi (respon eksternal multisektoral), dengan mengakses kebutuhan
sumber daya lintas instansi kesehatan secara cepat, tepat dan terpadu dalam kondisi bencana.

K. Perencanaan Penanggulangan Bencana melalui pendekatan Manajemen Risiko.Inisiatif


dan Komitmen Pemerintah

Pengelolaan risiko bencana harus dimulai dari inisiatif dan komitmen Pemerintah dengan
mengajak seluruh stakeholder untuk berpartisipasi. Untuk itu BPBD sebagai penanggung jawab
dan leading sektor penanggulangan bencana berdasarkan Perda Nomor 4 Tahun 2011 telah
melakukan beberapa inisiatif strategis untuk menjamin terwujudnya sistem penanggulangan
bencana yang handal. Beberapa inisiatif strategis tersebut adalah pertama, penyusunan
regulasi yang kuat khususnya terkait dengan penanggulangan bencana dan pengurangan risiko
bencana. Meski peraturan hukum yang secara spesifik mengatur tentang pengurangan risiko
bencana belum ada, akan tetapi proses ke arah sana terus diusahakan melalui kegiatan yang
erat kaitannya dengan penguatan kelembagaan dan pemberdayaan masyarakat. Kedua,
Peningkatan Komitmen Stakeholder, kebijakan ini merupakan langkah strategis untuk
merangkul, memberdayakan serta meningkatkan peran serta seluruh pelaku utama dalam
Penanggulangan Bencana mulai dari Pemerintah, masyarakat (civil society) serta dunia usaha.

Komitmen dan peran pemerintah daerah tentang masalah kebencanaan ini diwujudkan dengan
pembentukkan BPBD kelas A, yang kepala pelaksananya dijabat esselon 2b sehingga bisa sejajar
dengan SKPD lain. Pada tataran praktis, Pemerintah Daerah dan BPBD melalui kepala badan
yang dijabat rangkap oleh Sekretaris Daerah mampu berperan sangat besar untuk membangun
komitmen stakeholder khususnya di jajaran birokrasi. Hal ini sejalan dengan pendapat
Tjokroamidjojo (1996 : 49) bahwa ciri-ciri dari suatu perencanaan pembangunan adalah adanya
usaha untuk mencapai tujuan-tujuan pembangunan (development objectives) yang berkait
dengan peranan pemerintah sebagai pendorong pembangunan (agent of development).
BAB IV

PENUTUP
A.KESIMPULAN

Bencana alam memang tidak selalu bisa dicegah kemunculannya, begitu juga dengan kerugihan
materi maupun korban jiwa yang ditimbulkannya, namun penting untuk disadari bahwa
kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan mengenai bencana sejak dini, merupakan
kunci utama mengurangi dampak bencana alam. Berbagai cara telah diupayakan petugas
bencana maupun relawan untuk menanggulangi masalah ini, tidak sedikit membawakan hasil
yang baik, tidak sedikit pula yang kurang berdampak.

kesadaran masyarakat berperan aktif dalam sebuah gerakan kepedulian sosial bagi sesama,
gerakan yang menjangkau banyak jiwa di berbagai daerah, terdekat hingga pelosok.
Penyebaran informasi dan sosialisasi secara langsung maupun menggunakan media, dapat
menjadi tradisi yang baik di tengah masyarakat modern saat ini yang sering kali acuh tak acuh
kepada sesama.

B.SARAN

Perlu ketegasan dari pihak pemerintah terkait kesadaran masyarakat dalam berperan aktif
dalam sebuah gerakan kepedulian sosial bagi sesama, gerakan yang menjangkau banyak jiwa di
berbagai daerah, terdekat hingga pelosok.

Memperbanyak dan memperbesar lagi Penyebaran informasi dan sosialisasi secara langsung
menggunakan media, atau apapun itu demi agar masyarakat mengetahui tentang bencana dan
penyebab terjadinya bencana.

DAFTAR PUSTAKA
BNPB (2010). Buku Panduan Pengenalan Karakteristik Bencana Dan Upaya Mitigasi-nya di
Indonesia.BAKORNAS PBP dan Gempa bumi dan Tsunami, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi
Bencana Geologi (2010). Buku Panduan Pengenalan Karakteristik Bencana Dan Upaya
Mitigasinya di Indonesia.Ballay C, 2006, Hospital Incident Command System : Guide book, EMSA
: California Burley, D. (2011). Better Communication in The Emergency Department. Journal of
Emergency Nurse, 19,2, 32-36.DepKes. (2002). Pedoman Koordinasi Penanggulangan Bencana
di Lapangan. Sekertariat Jendral

Departemen Kesehatan: Jakarta.Gugus Tugas Pengarusutamaan Pengurangan Risiko Bencana


dalam Sistem Pendidikan Nasional. 2010. Strategi Pengarusutamaan Pengurangan Risiko
Bencana Di Sekolah. Jakarta : KEMENDIKNAS

Ali, Mohamad. 1984. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
Cipta.Barri, Adhitya. 2009. Muhammadiyah dan Kesiapsiagaan Bencana. Bandung. Risalah
MDMC.BPS Klaten. 2013. Kecamatan Cawas Dalam Angka Tahun 2013.Data Monografi Desa /
Kelurahan Bawak Kecamatan Cawas Kabupaten Klaten. Tahun 2012.

Anda mungkin juga menyukai