Anda di halaman 1dari 21

6

BAB II
PRELIMINARY DESIGN
II.1 DATA BANGUNAN
Bahan yang dipakai untuk struktur gedung ini adalah beton bertulang dengan data-data
sebagai berikut :
 Type bangunan : Perpustakaan ( 3 tingkat )
 Letak bangunan : Dekat pantai
 Lokasi pembangunan : Aceh
 Jenis Tanah : SD
 Lebar bangunan : 26 m
 Panjang bangunan : 30 m
 Mutu beton (f’c) : 40 MPa
 Mutu baja (fy) : 350 Mpa

II.2 PERATURAN
Adapun peraturan-peraturan yang dipakai dalam perencanaan gedung ini adalah :
1. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung tahun 1983 (PPIUG 1983)
2. Tata Cara Perencanaan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung 2013 (SNI 03 – 2847
– 2013)
3. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa ntuk Bangunan Gedung 2012 (SNI 03 –
1726 – 2012)

II.3 METODE YANG DIGUNAKAN


Metoda perhitungan beton yang digunakan adalah metoda kapasitas (kekuatan batas),
dengan tingkat daktilitas penuh.

II.4 ITEM PEMBEBANAN


Bangunan gedung diperhitungkan untuk memikul beban-beban sebagai berikut :
Beban Gravitasi (PPIUG 1983 Tabel 2.1)
a. Beban Mati :
- Berat sendiri beton bertulang : 2400 Kg/m3
- Adukan finishing lantai/1 cm : 21 Kg/m2
- Tegel : 24 Kg/m2
- Tembok setengah bata : 250 Kg/m2
6

- Plafond : 11 Kg/m2.
- Penggantung plafon : 7 Kg/m2.
- Ducting Plumbing : 40 Kg/m2.
- Sanitasi : 20 Kg/m2
- Partisi : 40 Kg/m2
b. Beban Hidup (PPIUG 1983 Tabel 3.1)
- Air Hujan : 20 Kg/m2 (PPUIG 1983 pasal 3.2)
- Lantai atap : 100 Kg/m2 (PPUIG 1983 tabel 3.1)
- Lantai Rumah Perpustakaan : 400 Kg/m2 (PPUIG 1983 tabel 3.1)
- Pelat Tangga : 300 Kg/m2 (PPUIG 1983
tabel 3.1)
- Beban Angin dekat dari pantai : 40 Kg/m2 (PPUIG 1983 pasal 4.2)
- Beban Gempa :
Perencanaan dan perhitungan struktur terhadap gempa dilakukan berdasarkan SNI
03-1726-2012 untuk zone gempa kota Aceh, jenis tanah SD.

II.5 PERENCANAAN DIMENSI BALOK


 afy = 350 MPa
 af’c = 40 MPa
Penentuan tinggi balok minimum (hmin) dihitung berdasarkan SNI 03-2847-2013 Ps. 9.5.2.1
(tabel 9.5(a) . Tebal minimum balok non prategang atau pelat satu arah bila lendutan tidak
dihitung) H min =( 1¿ ¿16) L¿ , L untuk panjang bentang balok.
Untuk fy selain 420 MPa, nilainya harus dikalikan dengan (0,4 + fy/700)

1. Balok Induk (Arah Memanjang ) : L = 600 cm


L 600
hmin = = =37. 5
16 16 ( SNI 2847-2013 tabel 9.5 (a) )
350
[
h=37 .5× 0 . 4+
700 ]
=33. 75≈35 cm

Di asumsikan bahwa b = 2/3 h, maka :


2 2
b= h= ×35=23 .3≈25
3 3 cm
Jadi digunakan balok induk arah memanjang ukuran 25/35 cm.
6

2. Balok Induk (Arah Memanjang ) : L = 550 cm


L 550
hmin = = =34 .375
16 16 ( SNI 2847-2013 tabel 9.5 (a) )
350
[
h=34 .375× 0 . 4 +
700 ]
=30 .3375≈35 cm

Di asumsikan bahwa b = 2/3 h, maka :


2 2
b= h= ×35=23 .3≈25
3 3 cm
Jadi digunakan balok induk arah memanjang ukuran 25/35 cm.
3. Balok Induk (Arah Memanjang ) : L = 400 cm
L 400
hmin = = =25
16 16 ( SNI 2847-2013 tabel 9.5 (a) )
350
[
h=25× 0. 4 +
700]=22 .5≈25 cm

Di asumsikan bahwa b = 2/3 h, maka :


2 2
b= h= ×35=23 .3≈20
3 3 cm
Jadi digunakan balok induk arah memanjang ukuran 20/25 cm.
 Dalam perencanaan struktur bangunan beton ini, digunakan beberapa dimensi balok
induk memanjang
B1 = Direncanakan dimensi balok induk memanjang 25/35
B2 = Dimensi balok exterior digunakan 30/40 cm, penambahan selimut setebal 5cm
sebagai perlindungan terhadap korosi (berdasarkan SNI pasal 7.7.1)
4. Balok Induk (Arah Melintang ) : L = 550 cm
L 550
hmin = = =34 .375
16 16 ( SNI 2847-2013 tabel 9.5 (a) )
350
[
h=34 .375× 0 . 4 +
700 ]
=30 .3375≈35 cm

Di asumsikan bahwa b = 2/3 h, maka :


2 2
b= h= ×35=23 .3≈25
3 3 cm
Jadi digunakan balok induk arah melintang ukuran 25/35 cm.
5. Balok Induk ( Arah Melintang) L = 500 cm
L 500
hmin = = =31 , 25
16 16
6

350
h=31, 25 x ( 0,4+ )=28 . 12
700 ¿ 35 cm
Di asumsikan bahwa b = 2/3 h, maka :
2 2
b= ⋅h= × 30
3 3 = 20 cm
Jadi digunakan balok balok induk melintang 25/35
6. Balok Induk (Arah Melintang ) : L = 400 cm
L 400
hmin = = =25
16 16 ( SNI 2847-2013 tabel 9.5 (a) )
350
[
h=25× 0. 4 +
700 ]
=22 .5≈35 cm

Di asumsikan bahwa b = 2/3 h, maka :


2 2
b= h= ×35=23 .3≈25
3 3 cm
Jadi digunakan balok induk arah melintang ukuran 25/35 cm.
 Dalam perencanaan struktur bangunan beton ini, digunakan beberapa dimensi balok
induk memanjang
B1 = Direncanakan dimensi balok induk melintang 25/35
B2 = Dimensi balok exterior digunakan 30/40 cm, penambahan selimut setebal 5cm
sebagai perlindungan terhadap korosi (berdasarkan SNI pasal 7.7.1)

7. Balok Anak arah Memanjang dan melintang (L=550):


L 550
hmin = = =26 . 19 cm
21 21 ( SNI 2847-2013 tabel 9.5 (a) )
350
h=26 .19 x ( 0,4+ )=23 , 57 cm
700  35cm
Di asumsikan bahwa b = 2/3 h, maka :
2 2
b= ⋅h= × 35
3 3 = 25 cm
Jadi digunakan balok anak dengan ukuran 25/35 cm
8. Balok Plat Leuvel : L = 125 cm
L 125
h= = =18 .5
8 8 cm  20 cm ( SNI 2847-2013 tabel 9.5 (a) )
Di asumsikan bahwa b = 2/3 h, maka :
6

2 2
b= h= ×20
3 3 = 13.33 cm  15 cm
Direncanakan dimensi balok luivel 15/20. Karena balok luivel letak nya diluar bangunan,
menurut SNI pasal 7.7.1, perlu ditambah 5cm untuk tebal selimutnya. Sehingga dimensi
balok luivel yang digunakan adalah 20/25.
Rekapitulasi Preliminari desain dimensi balok yang di gunakan :
Tabel 2.1 rekapitulasi pelimineri desain balok
No Elemen Interior Exterior
1. Balok induk memanjang 25/35 (cm) 30/40 (cm)
2. Balok induk melintang 25/35 (cm) 30/40 (cm)
3. Balok anak 25/35 (cm) -
4. Balok luivel - 20/25 (cm)

II.6 PERENCANAAN TEBAL PLAT


II.6.1 DASAR PERHITUNGAN DIMENSI PLAT
Perhitungan dimensi plat berdasarkan SNI 03-2847-2013 pasal 9.5.3.3 bagi tebal plat
sebagai berikut :

a. Untuk
α m≤0,2 menggunakan pasal 9.5(3(2))

b. Untuk
0,2<α m< 2 ketebalan minimum plat harus memenuhi .
fy
h1 =
[
Ln × 0. 8+
1500 ]
36+5 β [ α m−0. 2 ]

dan tidak boleh kurang dari 120 mm

c, Untuk
α m≥2 ketebalan minimum plat harus memenuhi

fy
h2 =
(
Ln× 0 . 8+
1500 )
36+9 β

dan tidak boleh kurang dari 90 mm


keterangan :
6

Ln = Panjang bentang bersih


Sn = Lebar bentang bersih
fy = Tegangan Leleh Baja
β = Rasio bentang bersih dalam arah memanjang terhadap arah memendek dari
pelat 2 arah
αm = Nilai rata-rata untuk semua balok pada tepi – tepi dari suatu panel

Harga
α m didapat dari
E balok I balok 1
α= I balok= ×K ×b×h3
E plat I plat 12
Ln hf
3
β=
Sn
I plat=Ly × 
12
hf hf hf 2 hf 3
be
( ) () [ () () be
1+ −1  x x  4−6 +4  + −1  x
bw hw hw hw bw hw ( ) ( )]
be h

K=
1+ ( )
bw ()
−1  x f
hw

Perumusan untuk mencari lebar flens pada balok : be


Balok Tengah :
hf
Nilai be :
hw
be =1/4 Ly
bw
be = bw + 16 hf
dari kedua nilai be tersebut diambil yang terkecil.
6

II.6.2 DATA PERENCANAAN TEBAL PLAT LANTAI DAN ATAP


 Mutu bahan baja (fy = 350MPa)
 Mutu bahan beton (fc’ = 40 MPa)
 Tebal pelat rencana : untuk atap = 10 cm dan untuk lantai = 12 cm
II.6.3 Kontrol tebal Plat
( Semua jenis Pelat Lantai dan Atap sama untuk semua sisi)
β < 2tulangan dua arah
β = rasio bentang bersih dalam arah memanjang terhadap arah memendek dari pelat 2
arah.

 PLAT TYPE A (5m x 4m)

Ln = 500 cm -
(252 +252 ) = 475 cm

Sn = 400 cm -
(252 +252 ) = 375 cm
Lyn 475
= =1, 26< 2
β = Lxn 375 (Pelat 2 arah)

1. Balok induk Memanjang (250 x 350), Ly = 475 cm


be

hf = 12 cm
hw=45cm

bw = 25cm

1 1
Ly= (475 )=118. 75
 be = 4 4 cm
6

 be = bw + 16 hf
= 25 + (16 x 12)
= 217 cm
Dipakai be= 118 cm.

hf hf hf 2 hf 3
be
( ) () [ () ()
be
1+ −1  x x  4−6 +4  + −1  x
bw hw hw hw bw hw ( ) ( )]
hf

K =
1+ ( bwbe −1) x( h )
w

118 12 12 12 2 118 12 3
1+ ( 25 )( )
−1 x
35
x 4−6
35 [ ( ) ( )(
+4
35
+
25
−1 x
35 ) ( ) ] =1. 9
K=
1+ ( 118
25
12
−1) x ( )
35

h h3
w3 f

Ibalok = k . bw . 12 Iplat = Ly . 12
3 3
35 12
= 1.9 x 25 x 12 = 400 x 12
= 167578 cm4 = 57600 cm4
Karena Ecbalok = Ec plat
I balok 167578
=2 . 909
 = Iplat = 57600
2. Balok induk melintang (250 x 350), Ly = 375 cm

be

hf = 12 cm
hw=45cm

1 1
Ly= (375 )=93. 75
4
 bebw== 25cm 4 cm
 be = bw + 16 hf
= 25 + (16 x 12)
= 217 cm
Dipakai be= 93 cm.
6

hf hf hf 2 hf 3
be
( ) () be
[ () ()
1+ −1  x x  4−6 +4  + −1  x
bw hw hw hw bw hw ( ) ( )]
hf

K =
1+ ( bwbe −1) x( h )
w

93 12 12 12 2 93 12 3
1+ ( 25 )( )
−1 x
35
x 4−6
35
+4
35 [ ( ) ( ) ( ) ( )]
+
25
−1 x
35
=1 . 7
93 12
K=
1+(25
−1 x
35 )( )
h h3
w3 f

Ibalok = k . bw . 12 Iplat = Ly . 12
3 3
35 12
= 1.74 x 25 x 12 = 400 x 12
= 154956 cm4 = 72000 cm4
Karena Ecbalok = Ec plat
I balok 154956
=2. 152
 = Iplat = 72000
1
Jadi α m=
4 x (2.909+2.152) x 2 = 2.53 >2

Bedasarkan SNI 03-2847-2013 pasal 9.5(3(3)), apabila


α m≥2 maka ketebalan plat
minimum adalah

fy
h2 =
(
L yn× 0 . 8+
1400 )
36+9 β

Dan tidak boleh kurang dari 9 cm

350
h=
(
475 0. 8+
1400 )
=10 .5 cm
36+9×1 ,267
6

 PLAT TYPE B (5m x 2.75m)

Ln = 500 cm -
(252 +252 ) = 475 cm

Sn = 275 cm -
(252 +252 ) = 250 cm
Lyn 475
= =1,9<2
β = Lxn 250 (Pelat 2 arah)

3. Balok induk Memanjang (250 x 350), Ly = 475 cm

be

hf = 12 cm
hw=45cm

1 1
Ly= (475 )=118. 75
 be = 4 4 cm
bw = 25cm
 be = bw + 16 hf
= 25 + (16 x 12)
= 217 cm
Dipakai be= 118 cm.

hf hf hf 2 hf 3
be
( ) () [ () () be
1+ −1  x x  4−6 +4  + −1  x
bw hw hw hw bw hw ( ) ( )]
hf

K =
1+ ( bwbe −1) x( h )
w
6

118 12 12 12 2 118 12 3
1+ ( 25
−1 x )( )
35
x 4−6
35 [ ( ) ( )(
+4
35
+
25
−1 x
35 ) ( ) ] =1. 9
K=
1+ ( 118
25
12
−1) x ( )
35

h h3
w3 f

Ibalok = k . bw . 12 Iplat = Ly . 12
3 3
35 12
= 1.9 x 25 x 12 = 275 x 12
= 167578 cm4 = 39600 cm4
Karena Ecbalok = Ec plat
I balok 167578
=4 . 232
 = Iplat = 39600
4. Balok induk melintang (250 x 350), Ly = 375 cm

be

hf = 12 cm
bw = 25cm
hw=45cm
1 1
Ly= (250)=62. 5
 be = 4 4 cm
 be = bw + 16 hf
= 25 + (16 x 12)
= 217 cm
Dipakai be= 62 cm.

hf hf hf 2 hf 3
be
( ) () [ () ()
be
1+ −1  x x  4−6 +4  + −1  x
bw hw hw hw bw hw ( ) ( )]
be h

K =
1+ ( )
bw ()
−1  x f
hw

62 12 12 12 2 62 12 3
1+ ( 25
−1 x
35)( )[ ( ) ( ) (
x 4−6
35
+4
35
+
25
−1 x
35 ) ( ) ] =1. 5
62 12
1+ ( −1) x ( )
K= 25 35
6

h h3
w3 f

Ibalok = k . bw . 12 Iplat = Ly . 12
3 3
35 12
= 1.5 x 25 x 12 = 500 x 12
= 134440 cm4 = 72000 cm4
Karena Ecbalok = Ec plat
I balok 13444o
=1 . 867
 = Iplat = 72000
5. Balok anak memanjang (250 x 350), Ly = 475 cm

be

hf = 12 cm
hw=45cm

1 1
Ly= (475 )=118. 75
 be = 4 4 cm
bw = 25cm
 be = bw + 16 hf
= 25 + (16 x 12)
= 217 cm
Dipakai be= 118 cm.

hf hf hf 2 hf 3
be
( ) () be
[ () ()
1+ −1  x x  4−6 +4  + −1  x
bw hw hw hw bw hw ( ) ( )]
be h

K =
1+ ( )
bw ()
−1  x f
hw

2 3
118 12 12 12 118 12
1+ ( 25
−1 x)( )[ ( ) ( ) (
35
x 4−6
35
+4
35
+
25
−1 x
35 ) ( ) ] =2
118 12
1+( −1 ) x ( )
K= 25 35

h h3
w3 f

Ibalok = k . bw . 12 Iplat = Ly . 12
3 3
35 12
= 2 x 2 x 12 = 475 x 12
6

= 167578 cm4 = 39600 cm4


Karena Ecbalok = Ec plat
I balok 167578
=4 . 232
 = Iplat = 39600
1
Jadi α m=
4 x ( 4.232+1.867+(4.232x2 ) = 3.04 >2

Bedasarkan SNI 03-2847-2013 pasal 9.5(3(3)) yang mana


α m≥2 maka ketebalan plat
minimum adalah

fy
h2 =
(
L yn× 0 . 8+
1400 )
36+9 β

Dan tidak boleh kurang dari 9 cm

350
h=
(
475 0. 8+
1400 )
=9 . 4 cm
36+9×1 ,267
6

 Plat yang ditinjau dalam perhitungan adalah sebagai berikut :

26.00
1 2

6.50

4.00

1.25

3 4 5 6

6.00 5.00 5.50 5.00 4.00 1.25


3.75
1.25
G

4.00 4.00

F
BALOK INDUK BALOK INDUK

4.00 4.00

30.00 E

4.00 5.00 5.50

5.50 5.50

plat E plat B plat F


D

plat H
plat A 4.00

C
plat G

plat C 4.00

B
1.25

1.25 plat D 6.00

A
1.25

1.25
26.00
6
Tabel 2.2 perhitungan tebal plat
plat C Lx Ly lnsn beta penulangan Balok b h t be1 be2 be K Ib Is alpha alpha m h h atap h lantai
Balok Induk Memanjang 25 35 12 93.8 217.0 93.0 1.7 154955.5 57600.0 2.7
Balok Melintang 25 35 12 93.8 217.0 93.0 1.7 154955.5 57600.0 2.7
400 400 375 375 1.0 Pelat 2 arah 2.7 8.8 10 12
Balok Induk Memanjang 25 35 12 93.8 217.0 93.0 1.7 154955.5 57600.0 2.7
Balok Melintang 25 35 12 93.8 217.0 93.0 1.7 154955.5 57600.0 2.7
untuk alpha >2; syarat h min >9cm

` Lx Ly ln sn beta penulangan Balok t be1 be2 be K Ib Is alpha alpha m h h atap h lantai


Balok Induk Memanjang 25 35 12 93.8 217.0 93.0 1.7 154955.5 43200.0 3.6
25 35 12 68.8 217.0 68.0 1.5 138441.5 57600.0 2.4
400 300 375 275 1.4 Pelat 2 arah Balok Induk Melintang 2.8 8.2 10 12
balok anak memanjang 25 35 12 93.8 217.0 93.0 1.7 154955.5 43200.0 3.0
Balok Induk Melintang 25 35 12 68.8 217.0 68.0 1.5 138441.5 57600.0 2.4
untuk alpha >2; syarat h min >9cm

plat E Lx Ly lnsn beta penulangan Balok b h t be1 be2 be K Ib Is alpha alpha m h h atap h lantai
Balok anak memanjang 25 35 12 93.8 217.0 93.0 1.7 154955.5 39600.0 3.9
Balok induk melintang 25 35 12 62.5 217.0 62.0 1.5 133604.0 57600.0 2.3
400 275 375 250 1.5 Pelat 2 arah 3.1 8.0 10 12
Balok anak memanjang 25 35 12 93.8 217.0 93.0 1.7 154955.5 39600.0 3.9
Balok induk melintang 25 35 12 62.5 217.0 62.0 1.5 133604.0 57600.0 2.3
untuk alpha >2; syarat h min >9cm

plat F Lx Ly ln sn beta penulangan Balok t be1 be2 be K Ib Is alpha alpha m h perlu h atap h lantai
Balok induk melintang 25 35 12 62.5 217.0 62.0 1.5 133604.0 39600.0 3.4
Balok anak melintang 25 35 12 62.5 217.0 62.0 1.5 133604.0 39600.0 3.4
275 275 250 250 1.0 Pelat 2 arah 3.4 5.8 10 12
Balok induk memanjang 25 35 12 62.5 217.0 62.0 1.5 133604.0 39600.0 3.4
Balok anak memanjang 25 35 12 62.5 217.0 62.0 1.5 133604.0 39600.0 3.4
untuk alpha >2; syarat h min >9cm
plat G Lx Ly lnsn beta penulangan Balok b h t be1 be2 be K Ib Is alpha alpha m h h atap h lantai
Balok induk memanjang 25 35 12 31.3 217.0 31.0 1.1 98985.0 57600.0 1.7
Balok induk melintang 25 35 12 93.8 217.0 93.0 1.7 154955.5 21600.0 7.2
150 400 125 375 2.7 Pelat 1 arah 4.4 3.4 10 12
Balok induk memanjang 25 35 12 31.3 217.0 31.0 1.1 98985.0 57600.0 1.7
Balok induk melintang 25 35 12 93.8 217.0 93.0 1.7 154955.5 21600.0 7.2
untuk alpha >2; syarat h min >9cm

plat H Lx Ly ln sn beta penulangan Balok t be1 be2 be K Ib Is alpha alpha m h h atap h lantai
Balok induk melintang 25 35 12 62.5 217.0 62.0 1.5 133604.0 28800.0 4.6
Balok anak melintang 25 35 12 43.8 217.0 43.0 1.3 114825.3 39600.0 2.9
275 200 250 175 1.4 Pelat 2 arah 3.6 5.4 10 12
Balok induk memanjang 25 35 12 62.5 217.0 62.0 1.5 133604.0 28800.0 3.8
Balok anak memanjang 25 35 12 43.8 217.0 ` 1.3 114825.3 39600.0 2.9
untuk alpha >2; syarat h min >9cm

 Jadi tebal pelat Lantai digunakan 17 cm dan Atap digunakan 15 cm untuk faktor kenyamanan dan keamanan tulangan terhadap korosi
(ditambah 5 cm).
II.7 PERENCANAAN DIMENSI KOLOM
Perencanaan kolom yang mengalami pembebanan adalah kolom yang memikul bentang,
yaitu 525 cm x 475 cm dan 525 cm x 475 cm. Diambil pada As 4-D.
 Tebal Pelat = 12 cm = 120 mm
 Tinggi tiap tingkat :
- Lantai dasar = 500 cm
- Lantai 1 = 450 cm
- Lantai 2 = 450 cm

E
275

D
200

275 250
Berdasarkan PPIUG 1983 tabel 2.1 :
Tabel 2.3 perhitungan beban yang diterima kolom
pelat atap            
berat x
beban mati b L t berat
sendiri lantai
4.7 0.1
pelat lantai atap (15 cm) 2400 5.25 1 8977.5
5 5
4.7
penggantung 7 5.25   1 174.56
5
4.7
plafon 11 5.25   1 274.31
5
balok induk melintang 5.2 0.3
2400 0.25 1 1102.5
(25/35) 5 5
balok induk memanjang 4.7 0.3
2400 0.25 1 997.5
(25/35) 5 5
5.2 0.3
balok anak melintang (25/35) 2400 0.25 1 1102.5
5 5
balok anak memanjang 4.7 0.3
2400 0.25 1 997.5
(25/35) 5 5
dinding - - - - - 0
tegel - - - - - 0
4.7
spesi (1 cm) 21 5.25 1   523.69
5
Kolom (40/40) 2400 - - -   0.0
4.7
aspal 14 5.25     349.13
5
Dacting dan Plumbing 30 5.25 4.7     748.13
5
15248.0
WD 3
          0
beban hidup            
4.7
Lantai atap 96 5.25     2394.00
5
4.7
Air Hujan 20 5.25     498.75
5
          WL 3 2893.00
pelat lantai 2            
berat x
beban mati b L t berat
sendiri lantai
4.7 0.1 10174.5
pelat lantai 2 (17 cm) 2400 5.25 1
5 7 0
4.7
Penggantung 7 5.25   1 174.56
5
4.7
Plafon 11 5.25   1 274.31
5
balok induk melintang 5.2 0.3
2400 0.25 1 1102.50
(25/35) 5 5
balok induk memanjang 4.7 0.3
2400 0.25 1 997.50
(25/35) 5 5
5.2 0.3
balok anak melintang (25/35) 2400 0.25 1 1102.50
5 5
Balok anak memanjang 4.7 0.3
2400 0.25   997.50
(25/35) 5 5
Dinding 250 7.25   4.5 1 8156.25
4.7
Tegel 24 5.25   1 598.50
5
4.7
spesi (1 cm) 21 5.25     523.69
5
Kolom (40/40) 2400 0.4 0.4 4.5   1536
4.7
Dacting dan Plumbing 30 5.25     748.12
5
26386.0
WD 2
          0
beban hidup            
4.7
Lantai atap 100 5.25     -
5
4.7
Lantai 400 5.25     9975
5
          WL 2 9975
pelat lantai 1            
berat x
beban mati b L t berat
sendiri lantai
4.7 0.1 10174.5
pelat lantai 1 (17 cm) 2400 5.25 1
5 7 0
4.7
Penggantung 7 5.25   1 174.56
5
4.7
Plafon 11 5.25   1 274.31
5
balok induk melintang 5.2 0.2
2400 0.3 1 945.00
(25/35) 5 5
balok induk memanjang 4.7 0.2
2400 0.3 1 855.00
(25/35) 5 5
5.2
balok anak melintang (25/35) 2400 0.35 0.2 1 882.00
5
Balok anak memanjang 4.7
2400 0.2 0.2   456
(25/35) 5
Dinding 250 7.25   5.5 1 9968.75
4.7
Tegel 24 5.25   1 598.50
5
4.7
spesi (1 cm) 21 5.25     523.69
5
Kolom (40/40) 2400 0.4 0.4 5.5   2112.00
4.7
Dacting dan Plumbing 30 5.25     748.13
5
27713.0
WD 1
          0
beban hidup            
4.7
Lantai atap 100 5.25     0
5
4.7
Lantai 400 5.25     9975
5
          WL 1 9975

WD total (kg) 69347


WL total (kg) 22843

Koefisien Reduksi untuk beban hidup untuk perpustakaan (PPIUG tabel 3.3) = 0,8
Jadi total beban untuk beban hidup : LL = 0,8 x 22843= 18275 Kg
Jadi Berat Total :
W = 1,2 DL + 1,6 LL
= 1,2 (69347) + 1,6 (18275) = 112456Kg
Mutu Beton = 40 MPa = 400 Kg/cm2 (1 Mpa = 10 Kg/cm2)
Dimensi :

P 107630
A=3∗ =3∗ =843 .3
fc ' 400 cm2
Dimensi : b2 = 843.4 cm2
b = 29.04 cm  30 cm
h = 29.04 cm  30 cm
Dalam perencanaan struktur bangunan beton ini, digunakan beberapa dimensi kolom
K1 = Dimensi kolom interior digunakan 30/30 cm
K2 = Dimensi kolom exterior digunakan 35/35 cm, penambahan selimut setebal 5cm sebagai
perlindungan terhadap korosi (berdasarkan SNI pasal 7.7.1)

Anda mungkin juga menyukai