Anda di halaman 1dari 1

KO M PA S , S E L A SA , 2 1 JA N UA R I 2 0 2 0

Opini 7

Sakratul Maut Seni-Budaya


Radhar Panca Dahana
Budayawan

Sepertinya ada lau di saat bersamaan, Soeharto menurunkan pagu anggaran ke- rencana hingga desain revita- bunyi dari piramida sosial.
memelihara dengan baik ko- budayaan menjadi Rp 1,5 triliun lisasi itu tidak dikomunikasikan Kesenian dan kebudayaan
ketidakpedulian, leksi seni istana yang dikum- (itu pun tidak habis), sementara pada seniman, tetapi pekerja hanyalah ”beban”, biaya atau
bisa jadi pulkan Ir Soekarno, bahkan anggaran Kemendikbud sudah seni/budaya juga akan kehi- cost. Cara berpikir yang terus
menambahnya dengan menye- melompat dua kali lipat. Seni langan ruang berproses, ber- memojokkan seni dan budaya
kebebalan. wa kurator andal. Pada masanya budaya bukan lagi jadi sudra kreasi, dan memublikasikannya sebagai kaum miskin yang
Puluhan tahun ada diplomasi budaya (misal da- atau dhuafa, ternafikan, tapi selama dua tahun revitalisasi mengemis (kepada elite pengu-
lam bentuk pergelaran seni) terhina. fisik. Tanpa pengganti atau al- asa/pengusaha). Mereka gagal
memperjuangkan gencar hingga penyelenggaraan Lalu di mana posisi kebu- ternatif. Penghinaan? Bukan, paham, seni dan budaya se-
kebudayaan KIAS yang menghebohkan dayaan yang menjadi dimensi ini pembunuhan. sungguhnya bisa, dan terbukti,
Amerika. setara dalam Trisakti Soekarno, Di tanah budaya yang sangat dapat bekerja dan berkembang
menjadi fondasi Masa reformasi datang, dalam pemerintahan Jokowi? kecil itu (dibandingkan luas ko- mandiri.
cara kita membawa rasa pahit yang lebih Memasuki periode kedua, kita tanya) akan dibangun juga hotel Seluruh rakyat, 265 juta
getir. Bahkan ketika seorang belum melihat perwujudan berbintang lima. Usaha komer- orang, adalah pekerja, pemro-
membangun budayawan cum ulama (Gus amal ”kesaktian” bangsa itu da- sialisasi yang mereka (pemda) ses, dan produsen budaya, de-
negara, manusia Dur) menjadi Presiden, seni lam kebijakan maupun visi ke- nyatakan dapat membiayai ke- ngan pemikiran, imajinasi, fan-
dan budaya tidak mendapat presidenannya. giatan TIM agar tidak menjadi tasi, intuisi, batin, dan segala
dan bangsa di porsi cukup. Penghinaan berlanjut kian beban APBD. BUMD Jakpro yang abstrak bahkan absurd.
dalamnya, hasilnya Saat Susilo Bambang Yud- keras dan sistemik. Membuat yang bergerak di bidang kon- Bagaimana pemerintah punya
hoyono (SBY) menjadi presi- seni dan kebudayaan seperti struksi akan mengelola (TIM) potensi terlibat, mengatur atau
hampir nihil den, saya menyatakan langsung kucing sakit yang lapar sehingga secara bisnis dalam 30 tahun. mengembangkan kerja kebuda-
bahkan negatif. di hadapannya, bagaimana pe- semakin sulit mempertahankan Pergub sudah turun, tanpa yaan seperti itu. Hanya rezim
merintah dapat dianggap me- vitalitas bahkan nyawanya. Ke- mengajak bicara seniman yang otoriter, seperti komunis, yang

H
ingga saat ini, pema- mentingkan seni budaya, de- budayaan mengalami sakratul menjadi representasi seluruh melakukan.
haman, kesadaran, ngan hanya menganggarkan Rp maut sehingga produk-produk- kepentingan di TIM, bahkan Pemerintah dan elite juga ti-
hingga tindakan (dalam 2.000/kapita dalam APBN un- nya pun sangat buruk, menge- DPRD pun tidak. Fakta-fakta dak mampu mengerti, pemba-
bentuk kebijakan, misalnya) di tuk mengurus semua hal yang naskan, negatif, destruktif, se- yang membuat para seniman ngunan tidak hanya bersifat
kalangan pejabat negara, baik dianggap sebagai bagian kerja perti yang ada di media mas- protes keras, menolak semua material, infrastruktur fisik mi-
pusat maupun daerah, terma- kebudayaan: ribuan komunitas sa/sosial. rancangan. Tetapi, gubernur salnya. Pembangunan mem-
suk elite politik, bisnis, eko- seni/budaya, jutaan seniman, Pengangkatan seorang tokoh bergeming. Menggelontorkan butuhkan operator untuk se-
nomi, dan lainnya, terhadap di- puluhan taman budaya dan ri- muda, misalnya. yang hampir dana rakyat Rp 1,8 triliun untuk mua infrastruktur fisik itu agar
mensi dan potensi tersebut ma- buan sanggar, hingga museum nihil rekam jejak, karya, kon- pusat kesenian dengan meng- bisa bermanfaat maksimal, ter-
sih rendah, keliru, mungkin ki- dan situs-situs purbakala (ar- tribusi hingga dukungannya pa- hina seniman. Sementara se- pelihara baik dan berkembang
an dangkal. Kebudayaan, ter- keologi). da seni dan kebudayaan men- niman hanya meminta diajak kapasitasnya. Operator itu ada-
utama seni sebagai bagian vital Persis dengan ironi Gus Dur jadi Menteri yang mengurus hal dialog sebagai pemangku ke- lah manusia, yang kreatif, pro-
di dalamnya, masih dipandang yang pernah menjadi Ketua De- tersebut adalah kenyataan yang H E RY U N A N T O
pentingan. duktif, inovatif, jujur, dan ka-
dan diposisikan sebagai obyek wan Kesenian Jakarta, Presiden mengecewakan. rakter-karakter baik lainnya.
yang perlu dieksploitasi dan di- SBY kala itu juga diketahui pub- Malapetaka itu akhirnya ter- Kebudayaan sebagai Lalu siapa yang membangun
manipulasi. lik luas banyak membuat per- jadi. Napas-napas dari kebu- reka (sang pemerintah) kok me- Pembunuhan yang merata investasi manusia semacam itu? Kebu-
Yang lebih menggiriskan, di- tunjukan karya-karya seni yang dayaan saya kira sedang diputus rasa bisa mengembangkan ke- Sesat paham di tingkat pusat Saya tidak tahu sampai kapan dayaan dan seni, tidak ada yang
mensi terkuat yang paling dibuatnya, mulai dari lagu, pu- dengan telengas. Nomenklatura budayaan? Apakah kebudayaan ini jadi patron banyak peme- kedegilan pemerintah ini ter- lain lagi. Kebudayaan adalah ke-
mampu mengangkat martabat isi, hingga drama, tetapi seni baru Kementerian Pendidikan sekadar ayam ternak atau jam- rintah daerah. Mereka mene- jadi? Apakah hingga kebuda- wajiban pembangunan imate-
dan derajat bangsa itu, lebih dan kebudayaan secara umum, dan Kebudayaan menghilang- bu bangkok? lantarkan pusat-pusat seni/bu- yaan dimakamkan, dan bangsa riil yang butuh infrastrukturnya
dari masa Orde Baru, kian di- yang substantif membentuk ke- kan Direktorat Kesenian, Terma yang digunakan dalam daya, menafikan lembaga-lem- menjadi mayat, atau zombi sendiri. Itu obligasi, kultural
humiliasi hingga asasinasi (se- dalaman manusia, karakter dan menggantinya dengan Direkto- direktorat itu ”Pemanfaatan baga seni yang dibentuk ber- yang hidup hanya untuk men- dan konstitusional pemerintah.
cara sistemik) sehingga meng- integritasnya, tinggal menjadi rat Perfilman, Musik dan Media Kebudayaan”. Terma ganjil dasar UU. Bahkan, ada provinsi ciptakan keburukan dan kebob- Pembangunan infrastruktu-
alami sakratul maut. Apa yang omong kosong atau retorika Baru. Sebuah kebijakan yang yang bukan lagi melukiskan ke- besar dengan APBD puluhan rokan? Sesuatu yang indikasi- ral imateriil (kebudayaan) ka-
terjadi jika sebuah bangsa, ne- murahan. Tokoh-tokoh yang membunuh beberapa cabang kacauan, tapi kejahatan ter- triliun rupiah hanya memberi nya terlihat saat ini, di sekitar, renanya salah besar jika diang-
gara sebagai formal-politiknya menjadi menteri urusan itu ju- kesenian seperti teater (seni hadap seni budaya. Kehidupan dana kerja pada Dewan Ke- mungkin dalam diri kita? gap biaya apalagi beban. Pem-
mengalami kematian kebuda- ga tidak memahami. pertunjukan), lukis (seni rupa), multidimensional, yang men- senian provinsinya Rp 75 ju- Jatuh lebamnya kebudayaan bangunan ini adalah investasi.
yaan? Tak ada negara tanpa tari, sastra, dan seni tradisi. jadi ruh dan tiang bangsa ini, ta/tahun. Untuk membuat satu ke titik nadir, titik terendah Masa imbal baliknya tentu tidak
bangsa, tiada bangsa tanpa bu- Penghinaan itu Saya sungguh gagal paham, diposisikan seolah kebun duren pertunjukan saja sangat tak cu- dalam sejarah peradaban Nu- secepat investasi infrastruktur
daya. Kematian kebudayaan Zaman SBY, setelah kritik ke- bagaimana seni dapat direduksi atau sapi Australia yang dapat kup. Penghinaan? Bukan. Lebih santara ini sama sekali tidak material karena membangun
adalah kiamat eksistensial, per- ras saya, ada peningkatan ang- menjadi tiga bentuk yang no- dikembangkan, digemukkan, berat, pembunuhan. disadari oleh para pengambil manusia yang berintegritas,
sonal hingga nasional. garan kebudayaan, dari ratusan tabene baru (teknologi modern) lalu dimanfaatkan. Untuk apa? Sesat yang sama ternyata ter- kebijakan. Mereka tidak peduli kompleksitas masalah dan du-
Kenyataan ini sebenarnya su- miliar menjadi Rp 1,3 triliun, dalam implementasi praktisnya Income, tentu saja. Pemasukan jadi di Ibu Kota. Rencana gu- karena merasa paling awal se- rasinya sangat berbeda dengan
dah terjadi lama. Bisa dikata- lalu Rp 1,5 triliun, dan di akhir itu? Apa yang diketahuinya soal bagi pemerintah yang sedang bernur merevitalisasi Taman lamat jika terjadi kehancuran jembatan. Siapa yang tidak
kan, walau agak ambigu, sejak pemerintahannya Rp 1,7 triliun. seni, sejarah, peran, posisi dan kerepotan mencari sumber da- Ismail Marzuki (TIM) ditolak total. Jadi mereka anggap se- (berusaha) paham, perlu diper-
pemerintahan Soeharto. Masa Namun, dibandingkan anggar- fungsinya dalam sejarah kebu- na non-utang untuk menutupi hampir seluruh seniman TIM mua normal, bahkan seharus- tanyakan adakah adab atau bu-
di mana semua orang seakan an Kemendikbud dalam APBN dayaan, peradaban, sejarah ma- defisit neraca ekonominya. dan wilayah lain. Bukan hanya nya begitu. Itulah makna sem- daya dalam dirinya.
paham bagaimana pemerintah- kala itu, anggaran kebudayaan nusia (termasuk dirinya)?
an Orde Baru memberangus tidak lebih dari 0,01 persen por- Terlebih saat melihat direk-
dan melarang keras berbagai sinya. Betapa pariah! torat baru bertajuk ”Pengem-
ekspresi (artistik, intelektual, Bagaimana kemudian di ma- bangan dan Pemanfaatan Ke-
bahkan religius) yang dianggap sa Presiden pengganti SBY? Ke- budayaan”. Saya merasakan ada
bertentangan dengan kebijak- adaan tidak membaik. Di akhir kekacauan yang berdampak se-
annya atau berpotensi meng- periode pertama kekuasaannya, rius karena mendestruksi ke-
ganggu pemerintahannya. Wa- Joko Widodo (Jokowi) malah budayaan itu sendiri. Siapa me-

SURAT KEPADA REDAKSI


Anda dipersilakan mengirimkan surat pembaca atau komentar mengenai
kebijakan/layanan publik, konten artikel di halaman opini, ataupun pemberitaan di
Kompas. Surat pembaca atau komentar dikirim ke opini@kompas.id atau ke Redaksi Kompas Jalan
Palmerah Selatan Nomor 26-28, Jakarta 10270, dengan menuliskan nama lengkap, alamat, dan nomor
telepon yang bisa dihubungi, disertai dengan fotokopi atau scan identitas diri.

Ancaman Taspen
Saya menerima surat pem-
SDM dan Investasi

B
beritahuan dari bank pensiun
saya bahwa dana pensiun akan erbagai media memberitakan kekecewaan
diblokir, dan apabila selama Presiden Jokowi tentang perusahaan asing
empat bulan tidak melakukan yang lebih memilih berinvestasi di negara
otentifikasi, maka dana pensi- lain ketimbang di Indonesia.
un akan kembali ke Taspen
dan saya harus mengurus dari
awal lagi. Ia mengacu pada laporan Bank Dunia bahwa 33
Bagi saya, aplikasi e-Dapem perusahaan yang keluar dari China berinvestasi ke negara
dan New e-Dapem hanya tetangga: 23 ke Vietnam, sisanya ke Malaysia, Thailand,
pemborosan. Laiknya suatu dan Kamboja. Tidak satu pun yang ke Indonesia. Salah
”proyek”, hal ini tidak akan satu penyebabnya adalah pengurusan perizinan hanya dua
terlepas dari kepentingan para
pemangku birokrasi, bukan bulan di Vietnam dan bertahun-tahun di Indonesia.
kepentingan kami para pe- Mungkin saja pernyataan itu benar. Namun, itu hanya-
nerima pensiun. lah puncak gunung es. Hal yang lebih mendasar se-
Bagi saya pribadi, saya ha- benarnya lebih luas dan rumit. Kalau kita perhatikan
nya menginginkan menerima dengan saksama, dalam berbagai pidato Presiden tidak
pensiun setiap bulannya. Uang
masuk ke tabungan saya di pernah diucapkan kata ”korupsi” secara eksplisit. Paling
bank dan diambil manakala banter hanya ”pungli”. Padahal, akar permasalahan kita
dibutuhkan. Tolong, jangan justru berada dalam pusaran korupsi. Pemeo ”kalau bisa
bebani dengan administrasi dipersulit, mengapa harus dipermudah” mencerminkan
macam-macam lagi. Data yang cara pandang yang koruptif, disadari atau tidak.
dulu direkam saat saya mulai
pensiun sangat lengkap. Indeks Persepsi Korupsi Tahunan, meskipun ada pe-
Seharusnya fungsi dari Tas- ningkatan, tidak bermakna dan menempatkan Indonesia
pen sesuai dengan misinya di peringkat ke-88 dari 175 negara yang disurvei.
adalah misi sosial, yaitu men- Perusahaan-perusahaan itu meninggalkan China ka-
distribusikan uang pensiun rena China lebih fokus pada jenis-jenis yang lebih bernilai
kepada penerima yang berhak
tanpa dibebani birokrasi dan tinggi, seperti elektronik. Industri ini memerlukan tenaga
misi bisnis yang menjerat. kerja berketerampilan tinggi dengan bayaran yang juga
Taspen harus mengelola po- tinggi. Pakaian, alas kaki, dan tekstil dibiarkan pergi ke
tongan gaji PNS/ASN secara negara-negara yang upahnya relatif rendah. Yang di-
prudent dan bertanggung ja- risaukan Presiden Jokowi, untuk jenis industri ini pun,
wab kepada kami pemilik dana
pensiun. Untuk misi yang so- kita tidak menjadi tujuan investasi.
sial, tidak perlu program/pro- United States Fashion Industry Association pada survei
yek yang hanya menyusahkan 2017 menyebutkan, sumber daya eksekutif untuk industri
para penerima pensiun yang pakaian 30-50 persen dari China dan 11-30 persen dari
sudah tua dan gaptek. Vietnam. Sisanya dari sejumlah negara lain.
Ujung-ujungnya persyarat-
an itu menambah beban fi- Untuk alas kaki, Indonesia sumber terbesar kedua
nansial bagi kami karena harus setelah Vietnam. Vietnam menjadi nomor satu setelah 10
menggunakan proxy. Harapan tahun lalu Adidas mengurangi produksi di China menjadi
kami—di pengujung usia ka- separuhnya. Demikian pula halnya dengan Nike.
mi—adalah bebaskan kami da- Keluhan Presiden Jokowi akan terus berlangsung jika
ri birokrasi yang menyusah-
kan dan upayakan delivery on budaya korupsi dibiarkan menggerogoti. Semua janji dan
time and on site. cita-cita besar hampir dapat dipastikan tinggal retorika.
STEFANUS LAWUYAN HADISUDJONO SASTROSATOMO
Sidosermo Indah XI, Jalan Pariaman, Pasar Manggis, Setiabudi,
Surabaya 60239 Jakarta Selatan 12970

Anda mungkin juga menyukai