Komunikasi Lintas Budaya-Klpk5
Komunikasi Lintas Budaya-Klpk5
PERSAMAAN
1.Judul penelitian: Memetakan tautan budaya Lasem melalui dokumenter Net. biro
Hasil review:
akulturasi budaya di Pulau Jawa telah terjalin sejak 600 tahun silam dan tertuangkan dalam video
dokumenter. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan persatuan budaya di Kota Lasem, Jawa Tengah,
melalui dua video dokumenter dari akun Net. Biro Jawa Tengah dan MetroTVNews menggunakan
Analisis diskursus multimodalitas. Penelitian ini menggunakan teori Performa Kultural yang menjelaskan
cara sebuah budaya merepresentasikan realita sosial, dan konsep Kishore yang menuturkan performa
kultural dari video dokumenter digunakan sebagai media observasi realita sosial dalam penggunaan
model visual, dan teori Metafora Visual yang membahas cara visual merajut makna atau ideologi kepada
khalayak. Adapun metodologi yang digunakan adalah analisis teks dengan metode Multimodality
Discourse Analysis. Objek penelitian ini mencakup dua video dokumenter Kota Lasem yang dipublikasi
oleh dua akun yang berbeda, berupa Net. Biro Jawa Tengah dan MetroTVNews. Penelitian dilakukan dari
bulan Januari hingga Mei 2021 dan dilakukan secara daring. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua
akun memiliki kesamaan ideologi dari pelestarian budaya Lasem berdasarkan jejak sejarah melalui karya
seni. Ideologi ini juga mencerminkan perbedaan sudut pandang sineas pelaku komunikator pesan,
dimana terdapat penciri khas dari karya seni yang ditayangkan. Net. Biro Jawa Tengah menampilkan
Batik Tulis Lasem sebagai media konservasi budaya, sementara MetroTVNews menggunakan Tarian Tiga
Warna sebagai model pelestarian budaya Lasem.
2. Judul penelitian: Teater Rakyat Kondobuleng : Representasi Identitas Sosial Budaya Masyarakat Pesisir
Bugis-Makassar
Nama peneliti: Asia Ramli, Suminto
Tanggal terbit: Desember 2018
Hasil review:
Bagi suku Bajo di Teluk Bone, teater rakyat bernama Kondobuleng sudah tidak dikenal lagi asal usulnya.
Namun teater ini terdapat di Pangkajene dan Kepulauan dan dikenal sebagai tarian. Teater ini bahkan
terkenal sebagai pertunjukan teater rakyat di Desa Paropo, Kecamatan Panakung, dan Kota Makassar,
karena sering dibawakan oleh Sanggar Seni I Lolo Gading di berbagai acara dan festival. Penelitian ini
bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis teater rakyat yang berfokus pada representasi
identitas sosial budaya masyarakat pesisir Bugis-Makassar dalam pementasan teater rakyat
Kondobuleng. Terkait fokus penelitian, latar belakang penelitian adalah Desa Paropo Kecamatan
Panakkang Makassar. Penelitian ini menggunakan pendekatan budaya dengan metode analisis kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa identitas sosial budaya masyarakat pesisir Bugis-Makassar
direpresentasikan dalam teater rakyat Kondobuleng yang dibawakan oleh Sanggar Seni I Lolo Gading
Paropo melalui sistem bahasa isyarat, adegan, dialog, tokoh, kostum, properti, musik, dan lagu.
Hasil review:
Kajian inte rpretif ini mengkaji bagaimana ritual pembaharuan pernikahan mencerminkan konstruksi
sosial pernikahan di Amerika Serikat. Dua ideologi pernikahan yang menonjol secara budaya yang kami
jalin kembali dalam wawancara kami terhadap 25 orang menikah yang telah memperbarui janji
pernikahan mereka: (a) ideologi komunitas yang dominan dan (b) ideologi individualisme yang lebih
kalem. Ideologi komunitas dibuktikan dengan konstruksi pernikahan yang mengangkat tema
akuntabilitas publik, keterikatan sosial, dan keabadian. Sebaliknya, ideologi individualisme
mengkonstruksi pernikahan seputar tema cinta, pilihan, dan pertumbuhan individu.
Kebanyakan pakar komunikasi interpersonal melakukan pendekatan terhadap studi pernikahan dengan
salah satu dari dua cara berikut: (a) pernikahan sebagai konteks, atau (b) pernikahan sebagai hasil.
Sebaliknya, dalam penelitian ini kami mengadopsi cara alternatif untuk membayangkan pernikahan:
pernikahan sebagai pertunjukan budaya. Kami membingkai penelitian ini menggunakan dua perspektif
teoritis yang saling melengkapi: konstruksionisme sosial dan teori kinerja ritual. Secara khusus, kami
mengkaji bagaimana kinerja budaya ritual pembaharuan pernikahan mencerminkan konstruksi sosial
pernikahan di Amerika Serikat. Dalam analisis interpretasi atas wawancara dengan pasangan suami istri
yang baru saja memperbarui janji pernikahannya, kami mengkaji sejauh mana dua perspektif ideologi
paling menonjol mengenai pernikahan—individualisme dan komunitas—mengatur makna pernikahan
bagi partisipan kami.
4. Judul penelitian: MAKNA BUDAYA RITUAL SAULAK PADA MASYARAKAT KAMPUNG MANDAR
KABUPATEN BANYUWANGI: KAJIAN ETNOLINGUISTIK
Nama peneliti: Wahyu Sekti Wijaya,Ni Wayan Sartini
Tanggal terbit: 2 November 2020
Hasil review:
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna kultural yang terkandung dalam ritual Saulak.
Penelitian dilakukan di Kelurahan Kampung Mandar, Kecamatan Banyuwangi, Kabupaten Banyuwangi,
Jawa Timur. Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat etnografi dengan metode pengumpulan data
(1) observasi partisipatoris; (2) wawancara dibantu dengan teknik catat dan rekam. Wawancara dilakukan
dengan bantuan narasumber ahli seperti passili yang merupakan pemimpin ritual Saulak. Analisis
dilakukan pada tataran leksikal dari kode yang terdapat dalam wacana ritual Saulak, baru kemudian
dihubungkan atau dikaitkan dengan makna budaya yang berlaku. Kode dalam penelitian ini adalah nama-
nama sesaji serta mantra ritual Saulak. Analisis terhadap nama-nama sesaji dilakukan untuk melihat
keterkaitkan antara kode tersebut dengan mantra dan makna budaya. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa wacana ritual Saulak ini mengandung makna budaya dan filosofi hidup masyarakat Mandar.
Makna budaya tersebut adalah permohonan perlindungan kepada Tuhan Yang Maha Esa melalui
perantara leluhur atau nenek moyang. Selain itu ditemukan pula adanya bentuk pemertahanan bahasa
Mandar melalui mantra yang terdapat dalam ritual Saulak yang menjadi identitas khas suku Mandar,
yang membedakannya dengan suku lainnya di Banyuwangi.Kata kunci: Kampung Mandar Banyuwangi,
makna budaya, ritual Saulak, wacana ritual.
5.Judul penelitian: Representasi Probolinggo dalam Seni Pertunjukan Musik Patrol Kelabang Songo
Nama peneliti: Indra Tjahyadi, Sri Andayani, Hosnol Wafa
Tanggal terbit: Oktober 2020
Hasil review:
Sebuah karya seni tidak saja dapat dipahami sebagai hasil cipta manusia yang bernilai estetika, tetapi
juga dapat dipahami sebagai dokumen kebudayaan. Sebagai dokumen kebudayaan, setiap karya seni
memuat simbolsimbol atau tanda-tanda yang maknanya berelasi pada kebudayaan tempat karya seni
tersebut diciptakan. Artikel ini memfokuskan kajiannya pada identitas Probolinggo yang
direpresentasikan dalam karya seni pertunjukan musik patrol Kelabang Songo. Teori yang digunakan
untuk mengungkap makna tanda atau makna simbol yang terdapat dalam karya seni pertunjukan musik
patrol tersebut adalah teori semiotika Charles Sanders Peirce. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode kualitatif interpretif. Faktor interpretasi atas tanda yang menjadi dasar kerja analisis
merupakan faktor yang mendorong dipilihnya metode tersebut dalam artikel ini. Berdasarkan analisis
yang dilakukan ditemukan bahwa dalam seni pertunjukan musik patrol Kelabang Songo
merepresentasikan Probolinggo sebagai wilayah kebudayaan masyarakat Pendalungan, yakni masyarakat
yang memiliki kebudayaan campuran Jawa dan Madura.