Anda di halaman 1dari 22

Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 16, No.

1 Agustus Tahun 2019

MAKNA SIMBOLIK TARI GENDONG SUKU AKIT BENGKALIS

Fiki Indah Lestari, Mita Rosaliza


Universitas Riau, Pekanbaru
fikiindahunri@gmail.com, mita.rosaliza@lecturer.unri.ac.id

Abstract
Gendong dance is part of half-oral folklore whose creator is unknown and its
inheritance is carried out from mouth to mouth by their generations. In
presenting the symbolic message of the dance it consists of offerings, the
attributes used and the dancer's body movements contained a message that
was closely related to the myths in the supporting community. This dance as
a whole has a meaning as a summon of spirits that are believed to be able to
dispose reinforcements. In the wedding procession, this dance is believed to
be able to throw away the reinforcements and give blessings to the lives of
the two brides. In the dance, there is a symbol that shows how the community
interacts with these symbols and the meaning contained in them. The dance
has same functions, they are ritual function, a social function, and tradition
preservation function. In the ritual function, is found in a marriage ceremony
and treatment ceremony. The social function is as entertainment for the Akit
people while the function of preserving the tradition is as an encouragement
for the Akit community in preserving their culture and traditions.

Keywords: Foklore, Gendong Dance, Representative Simbolic, Akit Tribe


Bengkalis
I. Pendahuluan kedalam Warisan Budaya Tak
Tari Gendong adalah tarian Benda (WBTB) di Provinsi Riau.
khas masyarakat suku asli Akit Pada ketiga wilayah tersebut, tidak
yang tersebar di Kepulauan terdapat perbedaan signifikan
Meranti, Kabupaten Siak, dan dalam penyajian Tari Gendong.
Kabupaten Bengkalis. Tari Asal usul dan gerakannya sama.
Gendong pada tahun 2018 masuk Perbedaan hanya terletak pada

63
Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 16, No. 1 Agustus Tahun 2019

versinya saja, namun bentuk mereka percaya dapat


dasarnya tetap. Terlepas dari hal menghilangkan bala dan segala
tersebut, hal yang menarik bagi hal-hal buruk. Namun, seiring
peneliti adalah mitos yang berjalannya waktu, eksistensi Tari
mengelilingi Tari Gendong, status Gendong mengalami penurunan.
dan fungsi serta makna simbolik Meskipun pada tahun 2018 Tari
yang terdapat di dalamnya. Gendong berhasil dinobatkan
Masyarakat Akit pemilik sebagai salah satu Warisan Budaya
Tari Gendong yang menjadi objek Tak Benda di Provinsi Riau,
penelitian ini adalah masyarakat namun dalam kalangan generasi
Akit di Dusun Sejahtera Kembung muda Suku Akit tari ini tidaklah
Baru, Kecamatan Bengkalis, dikenal.
Provinsi Riau. Masyarakat Akit di Persoalan ini menjadi salah
sini sebenarnya lebih senang jika satu alasan yang mendorong
disebut masyarakat Suku Asli peneliti untuk melakukan kajian
Hutan. Alasannya karena mereka lebih lanjut pada objek Tari
mengganggap diri mereka sebagai Gendong. Tari Gendong tergolong
masyarakat asli di Provinsi Riau ke dalam tari tradisional. Tarian
yang berasal dari leluhur yang tradisional merupakan bagian dari
kesehariannya berada di hutan dan folklor setengah lisan yang banyak
hidup sebagai penebang hutan. menarik minat para peneliti
Bagi mereka, Tari Gendong khususnya antropolog. Tarian
adalah sesuatu yang begitu tidak hanya mengenai gerakan,
melekat dalam kehidupan musik, dan irama. Tarian juga
keseharian. Mulai dari acara merupakan salah satu eksistensi
pernikahan, peringatan hari-hari budaya yang patut digali seluk
besar, hiburan dan juga acara tolak beluk seni, kisah, mitos, dan
bala. Tari ini bisa digolongkan sebagainya.
kedalam tari ritual yang tujuannya Tari Gendong termasuk
untuk memanggil roh-roh yang kedalam folklor setengah lisan.

64
Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 16, No. 1 Agustus Tahun 2019

Tarian ini merupakan warisan Oleh karena itu, penulis


nenek moyang yang diwariskan merasa kajian ini penting. Selain
secara turun-temurun dan sebagai pengarsipan, dalam hal ini
dianggap menjadi milik bersama diperlukan adanya kesadaran
dalam masyarakat kolektif tertentu kolektif bahwa kajian folklor
yang sudah tidak lagi diketahui sangat penting sebagai alat
siapa penciptanya, sehingga pengesahan pranata-pranata dan
persebaran dan pewarisannya lembaga kebudayaan, sebagai alat
dilakukan secara lisan yaitu dari proyeksi bagi suatu kolektif
mulut ke mulut. Selain itu Tarian masyarakat serta sebagai alat
Gendong juga memiliki banyak pendidikan. Penelitian lebih lanjut
versi yang sesungguhnya hanya tentu sangat diperlukan.
terletak pada bagian luarnya saja, Sebagai penelitian awal,
sedangkan bentuk dasar pada penelitian ini memfokuskan pada
tarian ini tetap bertahan. makna simbolik Tari Gendong
Ketika peneliti melakukan dalam pernikahan masyarakat
kegiatan pra-penelitian, didapati Suku Akit. Tari Gendong disertai
lagi persoalan baru. Tidak banyak dengan ritual-ritual tertentu seperti
masyarakat Akit yang mengetahui sembah juru latih dan silat sila
asal muasal dan seluk beluk Tari sembah. Berdasarkan kepercayaan
Gendong. Pun dari sebagian kecil masyarakat setempat, hal tersebut
masyarakat yang mengetahui, berhubungan dengan mitos-mitos
terdapat pula beberapa versi tertentu. Sesajian juga tak boleh
tentang kisah dan mitos yang luput karena dianggap bagian dari
terkandung di dalamnya. Padahal kesakralan tari.
masyarakat sebagai pelaku
kebudayaan tentunya harus II. Teori
mengetahui cerita dibalik asal-usul Seni tari sebagai ekspresi
suatu budaya. manusia yang bersifat estetis,
kehadirannya tidak bersifat

65
Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 16, No. 1 Agustus Tahun 2019

independen. Dilihat secara menyampaikan pesan dalam


tekstural, tari dapat dipahami dari bentuk nonverbal. Tari merupakan
bentuk dan teknik yang berkaitan bentuk visual kompleks yang
dengan komposisi dan teknik berkomunikasi melalui gerakan
menarinya. Sementara dilihat dalam ruang dan waktu, biasa
secara konstektual yang berhubungan dengan musik dan
berhubungan dengan ilmu puisi.Tari-tarian menyampaikan
sosiologi, tari adalah bagian makna-makna yang diterima
integral dari dinamika sosio- sebagai suatu kesepakatan kultural
kultural masyarakat. dalam bentuk konteks sosial.
Dalam mendekati seni dari Melalui tari-tarian kita dapat
aspek sosiologi ada beberapa melihat perwujudan kecil dari
aspek dalam folklor yang perlu sebuah struktur mendalam atau
diungkap yakni aspek sejarah, filosofi mendasar dari sebuah
fungsi seni bagi masyarakat, dan masyarakat. Sulit untuk
makna-makna yang terdapat pada memahami maupun
seni tersebut. Selain mengetahui menyampaikan pesan dalam suatu
perihal unsur-unsur yang terdapat tarian secara lintas budaya tanpa
pada tarian, tentu nantinya kita memahami tradisi dari tarian itu
akan menemukan fungsi sosial, sendiri dalam suatu kebudayaan.
ritual, dan pelestarian tradisi Untuk mengetahui makna-
berdasarkan refleksi sosiologisnya makna simbolik dalam sebuah
yang sesuai dengan sosio-kultural tarian maka diperlukan analisis
masyarakat yang memiliki tarian terhadap tanda-tanda yang terdapat
tersebut . dalam tarian tersebut. Kebudayaan
Menurut Wolfgang terdiri dari simbol-simbol yang
Donsbach dalam (Darwis, 2017) pembawa makna dan untuk
tarian sebagai bagian dari menganalisisnya diperlukan
kebudayaan merupakan salah satu semiotik sebagai ilmu yang
sarana bagi manusia dalam bersifat interpretatif.

66
Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 16, No. 1 Agustus Tahun 2019

Semiotika atau semiologi sedangkan petanda merupakan


adalah metode yang dipakai untuk gambaran mental, pikiran, atau
menganalisis tanda-tanda atau konsep. Menurut Saussure,
signs (Racmah, 2014, p. 75). petanda dan penanda merupakan
Menurut Ferdinand De Saussure, suatu kesatuan bagian dua sisi dari
tanda berhubungan dengan realitas sehelai kertas (Vera, 2014, p. 46).
hanya melalui konsep-konsep dari Dalam hal ini kemudian
orang-orang yang Roland Barthes mengembangkan
menggunakannya (Fiske, 2012, p. gagasan dari Ferdinand de
69). Saussure yang menyatakan bahwa
Tanpa adanya konsep dalam tanda terdiri dari dua muka yang
pikiran manusia, maka sebuah tidak dapat dipisahkan. Signé
tanda tidak memiliki makna. terdiri dari significant dan signifié
Melalui semiotika, kita dapat atau dalam kosa kata bahasa
mempelajari bagaimana manusia Inggris sign terdiri dari signifier
memaknai hal-hal atau tanda-tanda dan signified. Dalam bahasa
disekitarnya. Salah satu tokoh Indonesia diistilahkan dengan
penting semiotika adalah penanda dan petanda.
Ferdinand De Saussure. Saussure Secara khusus penelitian ini
merupakan seorang ahli bahasa, akan menguraikan semiotika
sehingga dia lebih berfokus pada budaya dan mitos dari Roland
bagaimana tanda-tanda (dalam Barthes dan menguraikan proses
konteks Saussure adalah kata-kata) pemaknaan secara denotatif
terkait dengan tanda-tanda lain. maupun konotatif. Semiotika
Dalam teori semiologi yang Roland Barthes dapat
dikemukakan oleh Ferdinand De menggambarkan secara jelas
Saussure, tanda tersusun atas dua bahwa objek tanda yang sama
bagian yaitu signifier (penanda) dapat dimaknai secara berbeda,
dan signified (petanda). Penanda mengalami perubahan dari makna
merupakan aspek material denotasi berkembang menjadi

67
Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 16, No. 1 Agustus Tahun 2019

makna konotasi serta makna ciri mitos dan fungsinya untuk


metabahasa atau sinonim. Tanda memahami lingkungan alam dan
pada sistem primer adalah tanda diri manusia inilah yang coba
dasar yang diserap saat pertama diteorisasikan oleh Roland Barthes
kalinya atau makna denotasi. dengan menggunakan semiotik
Pengembangan pada sistem (Sunardi, 2004, p. 89).
sekunder dapat berkembang
III. Metode
menjadi dua model yaitu
Endraswara (2006, p. 62)
perkembangan terhadap tanda
dalam penelitian kualitatif folklor
ekspresinya (E) disebut sebagai
yang diutamakan adalah penyajian
pengembangan metabahasa,
hasil kata-kata atau kalimat-
pengembangan terhadap isinya (C)
kalimat dalam struktur logic,
disebut sebagai pengembangan
sehingga mampu menjelaskan
konotasi (Hoed, 2014, p. 97).
sebuah fenomena budaya. Dalam
Barthes dalam bukunya
kaitan ini penelitian model
Mythologies mengungkapkan dua
etnografi memang dipandang lebih
tingkat pertandaan yaitu tingkat
cocok untuk untuk meneliti
bahasa dan tingkat mitos atau
folklor. Subyek penelitian adalah
ideologi. Pada tingkat bahasa
orang-orang yang dianggap bisa
kesatuan antara penanda dan
menjawab rumusan masalah yang
petanda membentuk tanda.
akan diteliti serta terlibat dalam
Selanjutnya tingkat mitos tanda
pelaksanaan Tari Gendong,
pada tingkat pertama tadi
diantaranya:
membentuk menjadi penanda baru,
o Bapak Hendi Cong Meng
yang melaui kesatuannya dengan
selaku Kepala Desa
petanda baru membentuk tanda
Kembung Baru Kecamatan
(Piliang, 2012, p. 336).
Bantan Bengkalis sekaligus
Barthes mengembangkan
Tokoh Adat
pula semiotika sistem mitos guna
mengkaji fenomena kebudayaan,

68
Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 16, No. 1 Agustus Tahun 2019

o Bapak Anek selaku Tokoh oleh cerita mitos yang tidak


Masyarakat yang dipercaya diketahui bagaimana pastinya.
dalam persiapan dan Menurut informan Tari Gendong
pelaksaan tari gendong memiliki dua sejarah yang
o Bapak Kasim selaku Ketua berbeda, yakni sejarah dalam ritual
Kesenian Suku Asli dan Juru dan sejarah dalam prosesi
Latih tari gendong pernikahan. Sejarah dalam ritual
o Bapak Aling selaku Batin di yaitu, Tari Gendong berasal dari
Dusun Sejahtera Desa upacara yang dilakukan pada
Kembung Baru Kecamatan zaman dahulu sebelum miniatur
Bantan Kabupaten Bengkalis lancang kuning akan dilarung ke
Provinsi Riau laut, para perempuan masyarakat
o Wak Peng sebagai pengiring asli Akit akan menari ditengah-
musik tari gendong. tengah miniatur tersebut.
Sedangkan menurut sejarah dalam
Objek Penelitian ini adalah
prosesi pernikahan adalah
Tari Gendong di Provinsi Riau
bahwasanya pada zaman dahulu,
yang dikaji dari sejarah, makna
saat diadakannya prosesi
simbolik pada tarian ini yang
pernikahan, masyarakat asli Akit
dikaitkan dengan sesajian, fungsi
menampilkan Tari Silat Lela
dan bentuk penyajiannya. Sejarah
Sembah yang dilakukan oleh
meliputi asal-usul, makna, dan
Pesilat bernama Mak Dalung, lalu
fungsi. Pada bentuk penyajian
sesampainya di depan halaman
meliputi gerak, fungsi, alat
rumah pengantin wanita, di sambut
pengiring, dan pola lantai.
dengan musik Slendong yaitu

IV. Pembahasan musik dari istri Mak Dalung yaitu

1. Signifier dan Signified Tari Mak Slendong, lalu sesampainya

Gendong di dalam rumah akan ditampilkan

Tari Gendong sudah ada tarian diiringi musik gendong yang

sejak zaman dahulu dan dikelilingi

69
Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 16, No. 1 Agustus Tahun 2019

dilakukan oleh anak dari Mak Sekalipun ada pergerakan namun


Dalung dan Mak Slendong. tidak boleh berubah dari posisi
Sejarah Tari Gendong pada semula. Keunikan Tari Gendong
masing-masing daerah hampir ini yaitu penari wanita mestilah
sama. Begitu pula dengan sejarah gadis yang belum menikah.
Tari Gendong di Kabupetan Sementara untuk penari laki-laki
Bengkalis dan daerah lainnya. tidak ada ketentuan khusus.
Keberadaan tari ini sudah sejak Adapun pada bagian silat sembah
zaman dahulu. Penciptanya nenek dilakukan oleh para pemuda.
moyang Suku Akit yang tidak bisa Dalam analisis semiotika
dilacak siapa orangnya. Barthes, terdapat dua tataran
Pewarisannya turun-temurun pertandaan. sTataran pertama
hingga ke anak cucu. Dari segi adalah denotasi yaitu makna
gerak, Tari Gendong pada harfiah dari sebuah kata, atau
masyarakat suku asli di Dusun terminiologi atau objek. Tataran
Sejahtera, Desa Kembung Baru kedua adalah konotasi yaitu
yang merupakan Desa pemekaran makna-makna kultural yang
dari Desa Kembung Luar ini dari melekat pada sebuah terminologi.
dulu hingga sekarang tidak pernah Dalam konteks Tari Gendong
mengalami perubahan. makna denotasi adalah makna fisik
Tari Gendong memiliki pola dari unsur-unsur nonverbal dalam
gerak yang khas dengan mengikuti tari itu sedangkan makna konotatif
ketukan atau tempo musik yang adalah makna subtansif dari unsur-
ada pada gong, kompang, dan unsurnya.
sunai. Sedangkan untuk pola Unsur-unsur nonverbal Tari
lantai, pola gerak Tari Gendong Gendong yang akan dianalisis
tidaklah rumit, karena penari yaitu ragam gerak, alat musik
hanya perlu menari ditempat awal pengiring, busana, dan tempat
lalu berganti posisi hingga pertunjukan. Pada masing-masing
akhirnya kembali ke posisi semula. unsur tersebut akab diungkap

70
Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 16, No. 1 Agustus Tahun 2019

makna simbolik yang terkandung gendong yang terdiri dari gerak


di dalamnya. Pembuka dan gerak Maslendong.
Ragam gerak pada Tari Gerak pembuka yaitu
Gendong di Dusun Sejahtera dari melemparkan beras kunyit/kuning
masa ke masa belum pernah secara bersamaan ke atas dan
mengalami perubahan. Tari kemudian dilanjutkan dengan
Gendong ini termasuk tarian yang bertepuk secara bersamaan, yang
masih primitif, gerakannya pun menandakan tari sudah dimulai.
tidak banyak dan tidak rumit Selanjutnya gerak maslendong
karena masyarakat suku asli adalah gerakan yang ditarikan oleh
zaman dahulu belum banyak laki-laki mapun perempuan
mengenal gerak tari sehingga dengan cara naik turun, dengan
geraknya sangat sederhana. memutarkan tangan serta memutar
Banyak gerakan yang dilakukan badan ke diagonal kanan depan 45
secara berulang-ulang. derajat dan balas memuat badan
Pelaksanaan Tari Gendong dengan ke diagonal kiri depan.
diawali dengan sembah memohon Biasanya gerakan ini dilakukan
kelancaran. Sembah dihanturkan sebanyak 3 kali, dan terakhir
ke arah penonton. Lilin dan penari akan kembali ke posisi
sesajian dipersiapkan. Jika dalam semula.
acara pernikahan, maka di
lakukan semacam pembersihan 2. Analisis Makna Gerakan
oleh sesajian kepada kedua Pembuka Dalam Tari
mempelai oleh masyarakat asli Gendong Berdasarkan Peta
Akit yang terpilih tersebut. Lalu Roland Barthes
dalam pembukaan dibuka oleh
Tari Silat Lela Sembah yang
dilakukan oleh 2 pemuda dan
setelah itu dilanjutkan dengan tari

71
Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 16, No. 1 Agustus Tahun 2019

Penanda Gambar 6.1 Gerak dengan badan yang


(Signifier) Pembuka Tari sedikit
Gendong dibungkukkan. Lalu
setelah itu penari
berdiri sambil
mengambil beras
kunyit dan
Sumber: (Data kemudian
Peneliti, 2019) melemparkan beras
kunyit tersebut
secara bersamaan
ke atas, dan
kemudian
dilanjutkan dengan
bertepuk secara
bersamaan, yang
menandakan tari
sudah dimulai.
Petanda Gerakan pembuka
(Signified) ini dimaknai
makna sebagai sembah
konotasi penari kepada
(Analisis sesajian atau
tataran leluhur dan tepukan
makna tangan itu sebagai
Petanda Gerak Pembuka
kedua) pertanda
(Signifier) yaitu sembah yang
menyambut
Makna dilakukan oleh
kebahagiaan dan
Denotasi penari dengan
penaburan beras
(Analisis posisi duduk kaki
kunyit sebagai
tataran dijinjit, tangan
pertanda buang bala
makna memberi sembah
dan sebagai
pertama ) kepada sesajian
lambang
yaitu
kemakmuran.
mengedepankan
Sumber: (Hasil Olahan Data
sedikit tangan Primer Penelitian, 2019)
kanan
dibandingkan Berdasarkan analisis makna
tangan kiri dan di atas bahwa gerak pembuka

72
Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 16, No. 1 Agustus Tahun 2019

dalam Tari Gendong dimaknai Penanda Gambar 6.5 Gerak


sebagai sembah oleh penari (Signifier) Maslendong

kepada sesajian dan bertepuk


tangan sebagai pertanda
menyambut kebahagiaan dan
penaburan beras kunyit sebelum
Sumber: (Data
tarian dimulai dimaknai sebagai Peneliti, 2018)
pertanda buang bala dan lambang
Gambar 6.6 Gerak
kemakmuran.
Maslendong
Makna gerakan maslendong
sendiri menjadi pertanyaan yang
sulit dijawab oleh sesepuh dan
tertua masyarakat asli Akit di Sumber: (Data
Dusun Sejahtera, Desa Kembung Peneliti, 2018)

Baru. Para informan rata-rata


Gambar 6.7 Gerak
memiliki kesamaan jawaban Maslendong
bahwasanya gerakan maslendong
adalah gerakan inti dalam Tari
Gendong sebagai prosesi buang
bala, baik dalam proses ritual Sumber: (Data
Peneliti, 2019)
maupun pernikahan.
Petanda Gerak
(Signifier) makslendong
Analisis Makna Gerakan Makna adalah gerakan
Denotasi yang ditarikan oleh
Maslendong dalam Tari
(Analisis laki-laki mapun
Gendong Berdasarkan Peta tataran perempuan dengan
Roland Barthes makna cara naik turun,
pertama ) dengan
memutarkan tangan
serta memutar
badan ke diagonal
kanan depan 45

73
Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 16, No. 1 Agustus Tahun 2019

derajat dan balas biasanya dilakukan oleh penari


memuat badan perempuan (gadis) dan juru latih.
dengan ke diagonal
Dalam analisis makna
kiri depan.
Biasanya gerakan simbol-simbol Tari Gendong
ini dilakukan tersebut, terdapat makna denotasi
sebanyak 3 kali,
dan konotasi. Makna konotasi
dan terakhir penari
akan kembali ke dalam Tari Gendong
posisi semula. memperlihatkan gambaran budaya
Petanda Gerak maslendong masyarakat suku asli Akit, tentang
(Signified) dalam Tari
makna Gendong terdiri keyakinan dalam membuang bala
konotasi dari gerakan dan memohon kemakmuran serta
(Analisis bencak dan rezeki. Makna konotasi tersebut
tataran melingkar. Gerak
memperlihatkan bahwa di dalam
makna maslendong
kedua) dimaknai sebagai Tari Gendong terdapat mitos-mitos
gerakan inti yang dipercaya masyarakat suku
pemanggilan roh-
asli Akit.
roh yang dipercaya
dapat membuang Pandangan masyarakat suku
bala dengan asli Akit di masa lalu terhadap
gerakan dengan
sesajian yang dianggap sebagai
mengelilingi
sesajian (pohon lambang mendekatkan diri kepada
inai/pohon bunga) Sang Pencipta dan penghormatan
Sumber: (Hasil Olahan Data terhadap leluhur.
Primer Penelitian, 2019)
Tabel berikut adalah rincian
Berdasarkan analisis di atas
gerakan berserta makna simbolik
gerak maslendong dimaknai
yang terkandung dalam Tari
sebagai gerakan inti pemanggilan
Gendong:
roh-roh yang dipercaya dapat
Makna Simbolik Dalam Tari
membuang bala. Gerakan
Gendong
maslendong dilakukan sebanyak 3 Kategori Bentuk Makna
kali dengan gerakan melingkar dan Simbol Simbol

74
Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 16, No. 1 Agustus Tahun 2019

Gerakan Pembuk Pada gerakan untuk


Tubuh a prosesi ini dimaknai masing-
pernikah sebagai awal masing
an mula keluarga.
(memoh dimulainya Silat Sila
on ritual prosesi Sembah
kelancar pernikahan dahulunya
an) yakni dinamakan
sembah yang Silat Mak
dilakukan Dalung, yang
juru latih mana pihak
terhadap laki-laki dan
sesajian, lalu perempuan
ke arah bersilat
penonton, dihadapan
dan memutar kedua
sesajian di pengantin
atas kepala dan pihak
kedua keluarga di
pengantin halaman
yang rumah
bertujuan sebelum
untuk dimulainya
menolak bala tari gendong.
agar Penaburan
kehidupan beras kuning
kedua pada Silat
pengantin Sila Sembah
selalu dipercaya
dipenuhi sebagai
kebahagiaan. lambang
Tari Tari Silat kemakmuran
Silat Lela Sembah , rezeki dan
Lela adalah sebagai
Sembah persembahan lambang
silat dari pemberian
perwakilan doa dan
kedua pihak berkat.
mempelai Gerakan Gerakan
dengan di Pembuk pembuka ini
wakili oleh a (Tari dimaknai
satu pemuda Gendon sebagai

75
Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 16, No. 1 Agustus Tahun 2019

g) sembah sesajian.
penari Alat Kompan Masyarakat
kepada Musik g Akit di
sesajian atau Dusun
leluhur dan Sejahtera
tepukan Desa
tangan itu Kembung
sebagai Baru juga
pertanda menggunaka
menyambut n kompang
kebahagiaan sebagai salah
dan satu alat
penaburan penambah
beras kunyit irama musik
sebagai pada Tari
pertanda Gendong.
buang bala Cara
dan sebagai memainkan
lambang kompang
kemakmuran dengan
. menepuk
Gerakan Gerak kulit
Maslend maslendong kompang
ong dalam Tari dengan
(Tari Gendong bahagian
Gendon terdiri dari jari-jari atau
g) gerakan tapak tangan
bencak dan mengikut
melingkar. rentak.
Gerak Penggunaan
maslendong kompang
merupakan dapat
keutuhan dimaknai
tarian sebagai
gendong penambah
sebagai indahnya
prosesi irama musik
buang bala dalam Tari
dalam Gendong.
masyarakat Gong Masyarakat
akit dengan Akit di
mengelilingi Dusun

76
Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 16, No. 1 Agustus Tahun 2019

Sejahtera Gendong.
Desa Bunyi gong
Kembung sebagai
Baru penanda bagi
menggunaka penari bahwa
n gong mereka
sebagai salah sudah mesti
satu alat mulai menari
penambah Sunai Masyarakat
irama musik Akit di
pada Tari Dusun
Gendong. Sejahtera
Gong yang Desa
memiliki Kembung
suara rendah, Baru
ditabuh menggunaka
dengan n sunai
pemukul sebagai salah
kayu yang satu alat
ujungnya di penambah
balut dengan irama musik
karet. Cara pada Tari
memainkan Gendong.
gong dengan Sunai
cara ditopang dimainkan
oleh kelima sebagai
jari dan pengiring
dimainkan Silat Sila
dengan cara Sembah dan
dipukul satu- Tari
satu, yang Gendong.
menandakan Sunai
bahwa Tari biasanya
Gendong digunakan
siap sebagai
dimainkan. memperkuat
Penggunaan keindahan
gong dapat musik dalam
dimaknai Tari
sebagai Gendong.
dimulainya Sesajian Beras Beras Kunyit
Tari Kunyit/ /kuning

77
Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 16, No. 1 Agustus Tahun 2019

Kuning melambangk membersihka


an n sesuatu
kemakmuran yang tidak
dan rezeki baik
Beras Beras basuh Telur Telur warna
Basuh melambangk Warna memiliki
an rezeki makna yaitu
Bertih Bertih simbol
memiliki kelahiran
makna kembali
sebagai untuk
pengobatan kehidupan
atau yang lebih
pembawa baik, serta
rezeki simbol hidup
kesehatan. sejahtera
Beras Beras Tabur dengan
Tabur melambangk selalu
an pemberian berpedoman
doa dan dengan garis
berkat yang telah
Bunga Bunga ditentukan
dimaknai oleh Sang
sebagai Pencipta
sesuatu hal (Tuhan)
yang wangi Tepak Tepak sirih
dan dapat Sirih memiliki
memanggil makna
roh-roh yang sebagai rasa
dipercaya penghormata
dapat n terhadap
membuang tetua dan
bala. pengharapan
Kain Kain Tujuh Nasi Nasi Pulut
Tujuh Warna Pulut dan Telur
Warna dimaknai dan Rebus
sebagai sifat- Telur dimaknai
sifat yang sebagai
baik simbol jika
Nasi Nasi Kuning manusia
Kuning dipercaya diciptakan
dapat dengan fitrah

78
Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 16, No. 1 Agustus Tahun 2019

yang sama, kedua


yang pengantin
membedakan dari hal-hal
hanyalah dan
ketakwaan pengaruh-
dan tingkah pengaruh
laku. Dalam buruk pada
prosesi kehidupan
pernikahan berumah
nasi pulut tangga
dan telur mereka
rebus kelak.
dimaknai Tepak Kapur Kapur
sebagai asal Sirih dimaknai
mula sebagai
kehidupan ketulusan
yang selalu dan
berada dalam kebersihan
dua sisi yang hati
berbeda Sirih Sirih
seperti laki- dimaknai
laki dan sebagai sifat
perempuan. yang
Ketan Ketan Hitam memuliakan
Hitam dimaknai dan pemberi
sebagai Gambir Gambir
perlawanan dimaknai
dan sebagai sifat
penetralan ketabahan
dari dan keuletan
pengaruh roh hati
jahat dan Pinang Pinang
kurang baik dimaknai
seperti, bala. sebagai
Dalam lambang
prosesi pengharapan
pernikahan mendapatkan
ketan hitam keturunan
dimaknai yang baik
sebagai budi pekerti
lambang Tembak Tembakau
menjauhkan au dimaknai

79
Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 16, No. 1 Agustus Tahun 2019

sebagai bala. Hal ini pun berlaku untuk


seseorang
pesta pernikahan pada masyarakat
yang berhati
tabah dan asli Akit di Dusun Sejahtera yang
rela ditunjukkan dengan adanya prosesi
berkorban
Sumber: (Hasil Olahan Data penyiraman beras kunyit saat
Primer Penelitian, 2019) berlangsungnya Silat Sila Sembah
dan sebelum dimulainya Tari
Gendong.
Fungsi sosial merupakan
Fungsi Tari Gendong
fungsi yang berkaitan dengan
Tari Gendong adalah tarian
sarana untuk melakukan interaksi
suku asli Akit yang kerap
dan komunikasi antar warga
dilakukan dalam upacara
masyarakat Akit. Tari Gendong
pengobatan, hari-hari besar,
dapat menjadi media mempererat
maupun acara penting yang
hubungan sesama masyarakat di
dianggap sakral. Namun sekarang,
Dusun Sejahtera Desa Kembung
tari ini hampir punah. Hal ini
Baru dalam bentuk kerjasama dan
dikarenakan sudah tidak banyak
gotong royong.
lagi tetua di Dusun Sejahtera, Desa
Penyelenggaraan Tari
Kembung Baru yang mengetahui
Gendong turut mendorong
dan paham akan Tari Gendong.
masyarakat Dusun Sejahtera untuk
Ada keterputusan pada proses
mematuhi warisan dari para
pewarisan Tari Gendong sehingga
leluhur mereka. Sebagai media,
tari ini kehilangan penerus.
Tari Gendong berfungsi sebagai
Fungsi ritual merupakan
sarana untuk meningkatkan
fungsi yang berkaitan dengan
hubungan sosial di antara warga
kepercayaan seseorang terhadap
masyarakat. Kontak sosial terjadi
sesuatu. Fungsi ritual dalam
pada saat persiapan dan
pelaksanaan Tari Gendong ini
pelaksanaan Tari Gendong.
yaitu sebagai sarana upacara tolak

80
Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 16, No. 1 Agustus Tahun 2019

Pelaksanaan Tari Gendong Selain makna simbolik, Tari


berfungsi sebagai sarana untuk gendong sebagai tarian ritual
melestarikan tradisi. Fungsi ini masyarakat Akit dikelilingi oleh
berkaitan dengan perlindungan beragam mitos mulai dari sejarah
terhadap asat-istiadat dan hingga perlengkapan tari.
kebiasaan turun-temurun dari Dari segi fungsi, Tari
nenek moyang atau para Gendong berfungsi sebagai sarana
leluhur/tetua yang masih upacara tolak bala, peringatan
dilaksanakan oleh masyarakat hari-hari besar, pernikahan, dan
Akit. sarana pertunjukan dalam
masyarakat suku Akit di Dusun
V. Penutup
Sejahtera. Tarian ini biasanya
Tari Gendong kaya akan
dapat dilakukan oleh laki-laki
makna. Makna itu dapat
maupun perempuan. Tarian ini
ditafsirkan dari unsur-unsur tari
tidak dilakukan secara
tersebut, mulai dari perlengkapan
sembarangan, karena harus ada
tarian, gerakan pada tarian, serta
sesuatu yang dijadikan sebagai
sesajian yang dihidangkan
sesajian. Hal ini dikarenakan tarian
sebelum tari gendong dimulai.
ini merupakan ritual masyarakat
Pada upacara pernikahan di
suku asli Akit untuk memanggil
masyarakat suku Akit Bengkalis
roh-roh yang dipercaya dapat
sesajian yang terdapat pada tari
menghilangkan bala dan segala
gendong biasanya berbentuk
hal-hal yang buruk.
kerucut dan memiliki tinggi yang
Adapun saran dalam kajian
berbeda. Tinggi rendah kerucut ini
ini adalah sebagai berikut :
sesuai dengan kemampuan
a. Bagi Dinas Pariwisata dan
ekonomi masyarakat Akit yang
Kebudayaan Provinsi Riau
melaksanakan prosesi Tari
hendaknya lebih melengkapi
Gendong tersebut.
dokumentasi-dokumentasi
mengenai Tari Gendong,

81
Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 16, No. 1 Agustus Tahun 2019

terutama dokumen tertulis agar pemerintah memberikan


masyarakat dapat lebih mudah fasilitas yang lebih baik
mempelajari dan mengetahui kepada masyarakat suku
seluk-beluk yang lebih dalam Asli/Akit guna tercapainya
mengenai Tari Gendong di hasil yang baik dalam upaya
Kabupaten Bengkalis. pelestarian tradisinya.
b. Bagi Dinas Kebudayaan
Kabupaten Bengkalis Daftar Pustaka
diharapkan menjalin kerja Arikunto, S. (2002). Prosedur
sama yang baik dengan Penelitian Suatu Pendekatan
pemerintah daerah setempat dan Praktik. Jakarta:
PT.Rineka Cipta.
dan masyarakat yang berada di
Dusun Sejahtera Desa Baal, J. V. (1988). Sejarah dan
Pertumbuhan Teori Peneliti
Kembung Baru dalam
Budaya-budaya (Hingga
melestarikan budaya Dekade 1970). Jakarta:
masyarakat setempat. Gramedia.
c. Bagi Pemerintah Kabupaten Danandjaja, J. (1986). Folklor
Bengkalis agar dapat Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
menambah buku-buku
referensi yang mempunyai Darwis, M. (2017). Makna
Simbolik Tari Riringgo di
kaitan mengenai berbagai
Kabupaten Luwu Timur.
macam tradisi dan kesenian Makassar: Universitas
sehingga tradisi dan kesenian Hasanuddin.
yang ada di daerah Kabupaten Ember, C. R., & Ember, M.
Bengkalis juga dapat dikenal (1986). "Teori dan Metode
oleh masyarakat umum dan Antropologi Budaya" dalam
T.O Ihromi (Ed.) Pokok-
dikembangkan serta
Pokok Antropologi Budaya.
dilestarikan oleh pecinta seni Jakarta: Yayasan Obor
dan peneliti tradisi lainnya. Indonesia.

Selain itu hendaknya

82
Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 16, No. 1 Agustus Tahun 2019

Endraswara, S. (2009). Metode Levi-Strauss. (1980). The Age on


Penelitian Folklor. Structuralist Levi-Struss to
Yogyakarta: MedPress Foucoult. New York:
(Anggota IKAPI). Columbia University Press.

Endraswara, S. (2006). Metodologi Liliweri, A. (2002). Makna


Penelitian Kebudayaan. Budaya Dalam Komunikasi
Yogyakarta: Gajah Mada Antarbudaya. Yogyakarta:
University. PT LKiS Pelangi Aksara.

Fauzi, M. R. (2016). Tarian Dalam Moleong, L. J. (2000). Metode


Pencak Silat Tradisional Di Penelitian Kualitatif.
Desa Sumbergondo Bandung: PT. Remaja
Kecamatan Bumiajai Kota Rosdakarya.
Batu (Kajian Folklor).
Moleong, L. J. (2005). Metode
Fiske, J. (2012). Pengantar Ilmu Penelitian Kualitatif.
Komunikasi. Jakarta: Bandung: Rosda Karya.
Terjemahan oleh Hapsari
Dwiningtyas 2014. Ningsi, G. P. (2018). Eksplorasi
Etnomatematika Pada Tarian
Hidayati, R. K. (2016). Makna Caci Masyarakat Manggarai
Tari Bajidor Kahot Ditinjau Nusa Tenggara Timur.
Dari Teori Semiotika Roland Prosiding Seminar Nasional
Barthes. Promedia , 71. Etnomatnesia , 341-342.

Hoed, B. H. (2014). Semiotik dan Patilima, H. (2005). Metode


Dinamika Sosial Budaya. Penelitian Kualitatif.
Jakarta: Komunitas Bambu. Bandung: Alfabeta.

Jauhari, H. (2008). Folklor. Piliang, Y. A. (2012). Semiotika


Bandung: Yrama Widya. dan Hiper Semiotika.
Bandung: Matahari.
Leach, M. (1949). Dictionary of
Folklore Mythology and Purnami, F. (2014). Kajian
Legend. New York: Sosiologis Kesenian Blenggo
Funk&Wagnalls Company. di Kelurahan Cipedak
Kecamatan Jagakarsa .
Levi-Strauss. (1974). Yogyakarta: Universitas
Anthrophology Structural Negeri Yogyakarta.
Volume II. In M.Layton.
New York: Pinguins Books.

83
Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 16, No. 1 Agustus Tahun 2019

Racmah, I. (2014). Metode Sunardi, S. (2004).


Penelitian Studi Media dan Semiotika Negativa.
Kajian Budaya. Jakarta: Yogyakarta: Penerbit Buku
Prenada Media Group. Baik.

Sabilillah, A. E. (2017). Analisis Suryabrata, S. (1998). Metodologi


Semiotik Tari Bedana. Peneliti. Jakarta: Raja
Bandar Lampung: Grafindo.
Universitas Lampung.
Susanti, E. (2015). Keberadaan
Satori Djam'an, A. K. (2009). Tari Danggung Dalam Suku
Metodologi Penelitian Asli Liong Di Desa Bantan
Kuantitatif. Bandung: Tengah, Kecamatan Batan,
Alfabeta. Kabupaten Bengkalis,
Provinsi Riau.
Sobur, A. (2013). Semiotika
Komunikasi. Bandung: Vera, N. (2014). Semiotika Dalam
PT.Remaja Rosdakarya. Riset Komunikasi. Bogor:
Ghalia Indonesia.
Spradley, J. (1997). Metode
Etnografi. Yogyakarta: PT. Yuliana. (2009). Lagu dan Tari
Tiara Wacana. Cangget Sebagai Bentuk
Adat Budaya Masyarakat
Sulistiyono, E. (2013). Kajian Lampung (Sebuah Kajian
Folklor Upacara Adat Folklor). Artikulasi Vol. 8
Mertitani Di Dusun No 2 .
Mandang Desa Sucen
Kecamatan Gemawang
Kabupaten Temaggung.

84

Anda mungkin juga menyukai