MAJALAH SASTRA
pendapa
PUSAT
S
Majalah Sastra
astra sebagaimana sering didengar mengacu ke hal-hal
Diterbitkan oleh yang oleh sebagian masyarakat dianggap hanya sebatas
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa omong kosong yang tidak artinya sama sekali di zaman ini.
Jalan Daksinapati Barat IV
Apapun yang dilontarkan sastrawan seringkali hanya menjadi
Rawamangun, Jakarta 13220
Pos-el: majalahpusat@gmail.com cemooh bagi masyarakatnya. Seolah-olah sastra tidak berpe-
Telp. (021) 4706288, 4896558 ran apa pun apabila dihubungkan dengan identitas, nasiona-
Faksimile (021) 4750407 lisme, dan kebangsaaan; apalagi jika dihubungkan dengan ke-
ISSN 2086-3934
multikulturan di tengah bangsa kita. Ahmadun Yosi Herfanda
dalam “Cubitan”, sastra dapat berperan penting untuk dapat
Pemimpin Umum ikut mereaktualisasikan, memasyarakatkan, dan membudaya-
Kepala Badan Pengembangan
dan Pembinaan Bahasa
kan nilai-nilai Pancasila karena sastra sudah lama diakui me-
miliki potensi besar untuk membawa masyarakat ke arah pe-
Manager Eksekutif
Sekretaris Badan
rubahan sosial dan budaya. Sastra bahkan sudah lama diakui
sebagai sumber spirit kebangkitan suatu bangsa, spirit cinta
Pemimpin Redaksi
Kepala Pusat Pengembangan dan Perlindungan
pada tanah air, dan sumber semangat patriotik untuk me-
lawan segala bentuk penjajahan.
Wakil Pemimpin Redaksi
Mu’jizah Dalam konteks itu, tidak salah apabila ada harapan besar
terhadap peran sastra dalam menata bangsa Indonesia yang
Konsultan
Agus R. Sarjono beraneka ragam suku, bahasa, dan tradisinya. Harapan besar
Abdul Hadi WM terhadap peran sastra tersebut, seperti yang disampaikan oleh
Redaktur Pelaksana Ayu Sutarto, adalah sebagai sebuah keniscayaan. Menurutnya,
Erlis Nur Mujiningsih sastra berkemungkinan besar dapat menata sebuah bangsa.
Dewan Redaksi Oleh karena itu, susastra yang menggunakan bahasa sebagai
Budi Darma mediumnya dimungkinkan menjadi entitas yang sentral un-
Hamsad Rangkuti
Putu Wijaya tuk menggambarkan, memahami, dan menata bangsa beserta
Manneke Budiman mimpi-mimpinya. Dengan kata lain, upaya menata bangsa me-
Bambang Widiatmokoi
lalui karya sastra bukan cuma isapan jempol.
Staf Redaksi
Abdul Rozak Zaidan Multikulturalisme mengemuka ketika Indonesia “terle-
Ganjar Harimansyah pas” dan “terbebas” dari pemerintahan otoriter orde baru.
Saksono Prijanto
Puji Santosa Saat itu terjadi eforia demokrasi yang kemudian memuncul-
kan berbagai keberagaman yang pada akhirnya memunculkan
Penata Artistik
Efgeni pula kegamangan pada konsep identitas nasional. Hal itu ter-
Nova Andryasah jadi karena setiap etnis yang ada di Indonesia mencoba untuk
Redaktur Bahasa menonjolkan “kelokalan” masing-masing—yang kemudian
Siti Zahra Yundiafi memunculkan ide untuk kembali menengok mitos-mitos yang
Sekretariat dapat membangun kembali keindonesiaan.
Nur Ahid Prasetyawan
Dina Amalia Susakto
Setidaknya, ada kesadaran membangkitkan kesadaran
Ferdinandus Moses kolektif bangsa Indonesia tentang pentingnya pembangunan
Keuangan
kawasan laut untuk mengembalikan identitas keindonesiaan
Bagja Mulya yang mulai terancam dan tergerus oleh arus global. Hal itu juga
Siti Sulastri
yang akan mengedepankan fungsi sastra sebagai pembangun
Distribusi identitas kebangsaan di Indonesia yang beraneka suku, bera-
M. Nasir
Lince Siagian
neka bahasa, dan beraneka tradisi.
P U S A T N O . 08/20 1 4 1
DAFTAR ISI
MATA AIR
Abdul Malik
Bertahta di Mahkota Bahasa
4
TAMAN
TELAAH
M Yoesoef 6
Cerpen Mohammad Diponogoro Konteks Sosial, Politik,
15
Potret Seorang Prajurit dan Budaya dalam Sastra
Drama Tahun 1970-an
Puisi-Puisi Husen Arifin Dekade ‘70-an merupakan masa
pengkonsentrasian potensi-
Kuburan di Kota Tua
Lintasan di Kepalaku
Roda 20 potensi sosial, poliƟk, ekonomi,
dan budaya ke dalam satu
tatanan baru, yang mengoreksi
sistem yang diterapkan
Puisi-Puisi Fitri Yani pemerintahan di bawah
Pangeran Riya Soekarno. Berbekal landasan
22
Sebuah Pengakuan ideologis, Pancasila1 dan UUD
Jeplin dan Gadis Pantai ’45, yaitu menyejahterakan
bangsa yang adil dan makmur,
pemerintah Orde Baru
Puisi-Puisi Syafrizal Sahrun melakukan pembangunan
Ikan-ikan di Piyamaku kehidupan bernegara dengan
Di Pinggiran Sungai
Doa Ikan di Kuali 25 modal potensi-potensi tersebut
di atas. Pemerintah Orde
Baru dengan dukungan penuh
DRAMA dari militer memprioritaskan
pembangunan di bidang
Ipit Saefidier Dimyati
Monolog Nyanyian
Seorang Pecundang
27 ekonomi dan poliƟk. Peranan
militer diperlukan dalam
mengelola dan memecahkan
konflik-konflik sosial-poliƟk yang
PUMPUNAN
72
berkem-bang pada masa itu.
Ayu Sutarto
Menata Bangsa
melalui Susastra
MOZAIK
Yoseph Yapi Taum 88 SECANGKIR TEH
Trias Yusuf 89
Berbagai Mitos tentang Laut: Goenawan Mohamad
Mengungkap Konsep Bahari
Bangsa Indonesia
ProdukƟvitas dan kreaƟvitas Goenawan
Jika kita ingin mengkaji dan mengungkap- Mohamad Ɵdak hanya pada tulisan
kan bagaimana ‘laut’ diimaginasikan dalam esai yang melihat persoalan dunia itu
kesadaran kolekƟf bangsa kita, pertama- bercarut-marut dalam simbiosis poliƟs
tama kaitkan dengan konsep tanah air. dan kerakusan. Semua harus dipandang
Bangsa Indonesia menyebut tanah air dari satu sisi, yaitu Islam, yang mutlak.
sebagai “ibu perƟwi.” Dalam imaginasi Apakah dari kemutlakan itu tumbuh
bangsa Indonesia, laut pun merupakan karya-karya perenungan. Ternyata hal itu
‘ibu’ dengan segala kelembutan, kasih muncul juga dalam berbagai kumpulan
sayang, dan pemberi kehidupan puisinya.
80
Desi Wahyuni Cerpen Saiffulizan Yahya
Keberagaman Apresiasi Dalam Persekitaran Kata-Kata
dalam Pelangi Sastra
Puisi Baha Zain
Novel Si Parasit Lajang
Ayu Utami 82 Selamat Berpisah Wahai Dalangku
Puisi Rosli K
MOZAIK Di Balik Kebijaksanaan Tun Sri Lanang
Yoseph Yapi Taum Noriah Taslim
Berbagai Mitos Tentang Laut:
Mengungkap Konsep Bahari
88 44 - 54
Bangsa Indonesia
96
GLOSARIUM INDONESIA
Suyono Suyatno Bromocorah
Sajak Parodi
Cerpen Mochtar Lubis
Monumen KemaƟan
Puisi Evi Idawati
KeƟka Engkau Bersembahyang
Puisi Emha Ainun Nadjib
55 - 61
Embun
Novi Dyah Haryanti
Novel dan Ekranisasi
69
Ada banyak cara untuk mengmengapresiasi
karya sastra, selain membaca bukunya kita
juga bisa menonton filmnya. Hal itulah yang
membuat sutradara menjadikan karya sastra
sebagai salah satu sumber inspirasi dalam
membuat film. Alihwahana merupakan
perubahan dari satu jenis kesenian ke jenis
kesenian yang lain (Damono, 2005). Salah satu
yang paling sering dialihwahakan ialah novel ke
film, pun sebaliknya.
P U S A T N O . 08/20 1 4 3
MATA AIR
Bertahta
di Mahkota Bahasa
ABDUL MALIK
K
alau hati diibaratkan keraja- Raja Ali Haji (RAH) dalam Gu- hendak mengatakan bahwa bang-
an, maka budi menjadi tah- rindam Dua Belas (GDB), Pasal yang sa yang besar adalah bangsa yang
tanya dan bahasa menjadi Kelima menghadiahi kita dengan memelihara budi bahasanya. Lebih
mahkotanya. Hati yang terpelihara kepoktaan dan keteralaan budi ba- dari itu, suatu bangsa akan mam-
akan memancarkan budi yang pa- hasa. Pasal yang masih bertutur ten- pu menjadi besar dan mulia jika
tut dikenang untuk selanjutnya me- tang akhlak dan disepadusepadan- bangsa itu menjadikan budi bahasa
lahirkan bahasa yang menawan. Se- kan dengan muamalah ini pada bait warisan terala (luhur)-nya sebagai
batian hati, budi, dan bahasa yang 1 langsung menyirami sukma, “Jika kekuatan jati diri bangsanya. Nah,
terbela membuat jasad —siapa pun hendak mengenal orang berbangsa, jika hendak dibilangkan nama, pe-
yang empunya— rela tertawan tan- lihatlah kepada budi dan bahasa.” liharalah budi bahasa.
pa perlawanan. Itulah keperkasaan Bangsa yang dimaksudkan RAH Apakah kunci kebahagiaan?
orang perseorangan, yang semes- di sini taklah semata-mata sebatian GDB Pasal V, bait 2 memberikan
tinya dipupuk dan dibina di dalam orang-orang seasal keturunan, sea- pedoman, “Jika hendak mengenal
diri supaya dapat tampil sebagai dat-sebudaya, dan sepengalaman orang yang berbahagia, sangat me-
sosok seorang bangsawan. Itulah sejarah. Jelaslah bangsa itu juga meliharakan yang sia-sia.” Untuk
kekuatan magis sebuah bangsa, mencakupi konsep keturunan atau memahami bait ini, tentulah kita
yang seyogianya diolah sedemikian kedudukan yang mulia. Perihal budi tak boleh bersandar pada ungka-
rupa untuk menjadi perekat per- pula jelaslah tiada lain dari unsur pan yang harfiahnya. Pasal apa?
satuan dan kesatuan. Itulah yang batiniah yang berupa sebatian akal Jika kandungan harfiahnya
sesungguhnya bagi kita menjadi dan nurani untuk menjelmakan pi- yang diikuti, tentulah seolah-olah
“pakaian” yang paling padu, pa- kiran, perasaan, sikap, sifat, dan orang akan berbahagia jika dia me-
tut, dan padan —yang kalau ada perilaku yang baik. Dari situlah te- lakukan kerja (memelihara) yang
kenyakinan yang kuat untuk mem- serlahnya bahasa yang memesona, sia-sia yaitu sesuatu yang tak ber-
belanya— dapat menjadi pakaian yang tak hanya bernas kandungan guna, tak bermanfaat. Jelaslah yang
yang pokta (terelok dan terindah) isinya, elok cara penuturannya, dimaksudkan oleh bait ini justeru
sehingga menjadi bangsa yang te- tetapi juga indah budi bicaranya. sebaliknya, orang akan berbahagia
rala (paling mulia). Dalam bahasa yang populer, RAH jika dia memelihara dirinya dari
P U S A T N O . 08/20 1 4 5
TELAAH
M. Yoesoef
P
esona kekuasaan, baik di dari proses pembangunan sepan- konflik-konflik sosial-politik yang
ranah keluarga (domestik) jang tahun 1970-an menuai opini berkem-bang pada masa itu.2
maupun di ranah umum yang perlu dicermati di masa seka- Dalam proses pembangunan
(publik) senantiasa memicu per- rang ini. itulah sejumlah perubahan mulai
golakan di antara anggota keluarga dirasakan dan dialami masyarakat.
dan masyarakat luas. Dalam pada Pembangunan ekonomi yang ber-
Pendahuluan
itu, para birokrat yang mengem- konsenterasi pada penyelesaian
Dekade ‘70-an merupakan
ban tugas pemerintah dapat dika- utang luar negeri, penanaman mo-
masa pengkonsentrasian poten-
takan sebagai ujung tombak untuk dal asing yang melahirkan industri-
si-potensi sosial, politik, ekonomi,
me-nyejahterakan masyarakat me- industri manufaktur, dan memper-
dan budaya ke dalam satu tatanan
lalui program-program pemerin- baiki perekonomian rakyat. Dalam
baru, yang mengoreksi sistem yang
tah. Namun demikian, dinamika bidang politik, pembatasan jumlah
diterapkan pemerintahan di bawah
di lapangan, selain hal positif juga partai politik dilakukan, termasuk
Soekarno (Orde Lama). Berbekal
menimbulkan efek negatif, yang di dalamnya penataan organisasi
landasan ideologis, Pancasila1 dan
berkaitan dengan perilaku birokrat kemasyarakatan yang berafiliasi ke-
UUD ’45, yaitu menyejahterakan
dalam hal implementasi program- pada ideologi partai. Satu-satunya
bangsa yang adil dan makmur, pe-
program itu. Hal itu terekam dalam ideologi partai politik dan organisa-
merintah Orde Baru melakukan
ingatan kolektif masyarakat dan si kemasyrakatan yang diakui ada-
pembangunan kehidupan berne-
pada gilirannya menjadi batu besar lah Pancasila. Pembangunan bidang
gara dengan modal potensi-potensi
yang menghalangi pandangan. W.S. ekonomi dan politik ini berdam-
tersebut di atas. Pemerintah Orde
Rendra dan N. Riantiarno melaluii pak kepada bidang-bidang utama
Baru dengan dukungan penuh dari
karyanya merekam ingatan kolek- lainnya, seperti sosial dan budaya.
militer memprioritaskan pemban-
tif itu menjadi sebuah drama yang Perubahan besar itu di sisi lain me-
gunan di bidang ekonomi dan po-
menyindir dan menyakitkan. Di ba- nimbulkan persoalan-persoalan ho-
litik. Peranan militer diperlukan
lik karyanya itu, mereka memberi rizontal yang erat kaitannya dengan
dalam mengelola dan memecahkan
ingatan kepada kita betapa ekses konteks-konteks tertentu. Persoa-
P U S A T N O . 08/20 1 4 7
TELAAH
tambangan yang modern. Proyek beragam sehingga dipahami sesu- saja.
yang didanai pemodal asing yang ai dengan konteks dan kebutuhan Perdana Menteri : Sri Ratu,
kemudian dikenal sebagai bantuan di lapangan. Pada kutipan berikut, jalan pembangunan harus kita
luar negeri, ditentang oleh para pe- Rendra melalui tokoh Dalang men- amankan.
muka Suku Naga karena proyek itu gomentari logika penguasa dalam Kol.Srenggi : Sebagai Menteri
dapat merusak lingkungan dan da- hal kebijakan mengenai pengama- Keamanan saya akan segera
pat menyebabkan lenyapnya pera- nan pembangunan. Tokoh Dalang mengumumkan pernyataan
bahwa mengkritik pembangunan
daban tradisi yang mereka pelihara itu berkata “Tanpa bisa dikontrol!
adalah sabotase. Oleh karena itu
secara turun temurun. Namun, pe- Lepas bebas sesukanya! Inilah anar-
subversif.
nolakan ini dianggap sebagai tinda- ki. Peraturan hanya dipakai untuk
Perdana Menteri : Dengan begitu
kan menghambat pembangunan. mengontrol rakyat! Tetapi tak bisa
tidak ada lagi oposisi.
W. S. Rendra mengemas drama dipakai untuk mengontrol pengu-
Kol.Srenggi : Oposisi adalah
ini dengan mempertunjukkan ber- asa. Ini namanya liar!” Cakapan itu
musuh!
bagai persoalan sosial, politik, eko- mengemukakan mengenai ‘anarki
Sri Ratu : Bagus! Lalu kita bisa
nomi, dan budaya, yang berfokus kekuasaan’ yang dilihat melalui tin-
bebas membangun dengan
pada kasus-kasus penyalahgunaan dakan apartur negara di lapangan. lancar.
kekuasaan oleh aparat pemerin- Secara lengkap, suasana muncul- Dalang : Tanpa bisa dikontrol!
tah, kebebasan pers, fungsi dan nya cakapan tersebut dapat dibaca Lepas bebas sesukanya! Inilah
peranan lembaga legislatif (Dewan pada kutipan berikut. anarki. Peraturan hanya dipakai
Perwakilan Rakyat). Hal lain yang untuk mengontrol rakyat!
Sri Ratu : Sayang tidak semua Tetapi tak bisa dipakai untuk
juga disinggung adalah masalah
orang berpikir seperti kita. mengontrol penguasa. Ini
dampak pembangunan pada ling-
Dalang : Berbeda pendapat kan namanya liar!
kungan hidup dan masalah tradisi
wajar namanya!
dan modernisasi. Persoalan-per-
Perdana Menteri : Banyak pikiran
soalan itu bermuara kepada satu Bentuk lain dari ‘anarki keku-
yang menentang kemajuan.
hal, yaitu bagaimana kekuasaan asaan’ adalah dalam wujudnya ko-
Sri Ratu : Dan mengganggu
dan keputusan-keputusan atas da- lusi yang bergandengan dengan tin-
jalannya pembangunan.
sar kekuasaan semata berdampak dakan korupsi. Kedua tindakan itu
Kol.Srenggi : Pendeknya mereka
pada terciptanya keresahan, keti- berpeluang dilakukan oleh aparatur
bikin keki!
dak-puasan, dan ketidakstabilan di negara sebagaimana digambarkan
Sri Ratu: Dalam keadaan
kalangan masyarakat Suku Naga. Rendra melalui adegan berikut yang
bloodrekku kumat begini
komentar-komentar mereka
menyangkut pembangunan Rumah
bikin repot saja. Sakit Modern “Wijaya Kusuma”3
Birokrasi:
Perdana Menteri : Bagaimana yang membicarakan “transaksi” an-
Kebijakan dan Penyelewengan tara pengusaha dan penguasa.
tidak akan merepotkan!
Dalam proses pembangunan, Bayangkan saja seandainya Perdana Menteri : Beres, Sri
pemerintah melalui aparat biro- seseorang sibuk menyapu Ratu. Kebetulan juga banyak
krasinya melakukan berbagai ke- halaman sedang sementera perusahaan asing yang ingin
pu-tusan umum berupa kebijakan- itu orang lain seenaknya saja menanamkan uangnya di sini
kebijakan pemerintah yang harus melemparinya dengan komentar- untuk mendirikan pabrik obat-
dijalankan baik oleh aparatur ne- komentar. Ini namanya kan obatan.
mengganggu orang bekerja. Sri Ratu : Permohonan mereka
gara maupun masyarakat. Dalam
praktiknya, pengambilan kepu- Dalang : Logika macam apa ini? harus diberi perhatian yang
Bikin perbandingan kok curang. utama. Asal, juga cukup
tusan dan pelaksanaan di lapangan
Emangnya ngurus pemerintah pengertian.
terjadi rumpang yang jaraknya bisa
sama dengan bekerja menyapu
berjauhan. Rumpang itu berpotensi Perdana Menteri : Wah,
halaman? Kalau begitu jangan
pada timbulnya interpretasi yang pengertian mereka cukup besar.
jadi menteri, jadilah tukang sapu
Mereka akan 10% dari modal
P U S A T N O . 08/20 1 4 9
TELAAH
cenderung digunakan untuk kepen- interaksi patron-klien ini dikukuh- yang memadai sementara para ma-
tingan pribadi (dan keluarganya). kan oleh posisi jabatan dan juga bu- jikan (pemilik modal) mempekerja-
Maraknya tindak penyelewen- daya patrimonialisme9 yang mem- kan mereka dengan upah minimum.
gan pada masa itu disebabkan ku- bangun tradisi birokrasi. Pilihan bagi rakyat menjadi tidak
rang efektifnya penyelenggaraan Penyelewenangan kekuasaan banyak. Mereka menerima upah
kontrol, baik dari lembaga yang dan wewenang di lingkungan biro- itu atau tidak bekerja sama seka-
berwenang untuk tugas kontrol krasi yang kemudian juga menye- li. Pesona masyarakat modern ini
itu sendiri maupun dari masyara- bar ke lingkungan non-pemerinta- berakibat pula pada berkurangnya
kat (termasuk di dalamnya adalah han menjadi penyakit birokrasi dan minat rakyat menggarap lahan-la-
kalangan pers). Tindak korupsi ak- sosial yang menggejala menjadi se- han pertanian, mereka terprogram
hirnya menjadi satu perilaku yang buah budaya korup sejak awal Orde oleh kemudahan mendapat uang di
membudaya di masyarakat sehing- Baru. Semua itu membuka peluang pabrik-pabrik.
ga dapat dikatakan sebagai bagian secara lebar korupsi, kolusi, dan Gencarnya pendirian industri
dari mentalitas manusia. Potret nepotisme. Ketiga hal inilah yang ini bahkan tidak jarang harus men-
yang disuguhkan drama “Sekda” ini menjadi salah satu tuntut pada ggusur pemukiman rakyat (terma-
adalah kondisi-kondisi lingkungan masa reformasi tahun 1998 pada suk budaya dan tradisinya). Pada
sosial yang dipandang berpotensi masa akhir kejatuhan Orde Baru. drama ini digambarkan bagai-mana
mempengaruhi mental seseorang perkampungan Suku Naga hendak
untuk bertindak korupsi. Kondi- digusur dan lahannya akan dijadi-
Masalah lingkungan
si-kondisi itu antara lain kehidu- kan tambang tembaga serta sebuah
pan pejabat pemerintah daerah.
vs industrialisasi kota modern.
Peluang ini dimungkinkan karena Masyarakat modern adalah
pengawasan pusat terhadap dae- masyarakat yang bertumpu pada
Insinyur : Ini proyek perintah Sri
rah umumnya tidak ketat, terutama industrialisasi. Untuk memba-
Ratu.
dalam sistem desentralisasi yang ngun industri diperlukan kesiapan
Abisavam : Ah, begitu! Lantas
memungkinkan pemerintah daerah prasarana-prasarananya seperti orang-orang desa ini bagaimana?
mengelola sumber-sumber ekono- sumber daya manusia, lahan, dan
Insinyur : Mereka akan dipindah-
mi secara mandiri.8 Di samping itu, pasar yang kondusif. Dalam prak- kan ke suatu tempat.
secara budaya kuatnya sikap feoda- tiknya, pembangunan masyarakat
[.....................................]
lisme di daerah turut menyuburkan yang modern ini harus berhadapan
Abisavam : Ya. Apa pendapatmu
perilaku berkuasa para pejabat ter- dengan sifat masyarakat Indonesia
tentang desa dan lembah kami?
sebut. Asumsi-asumsi tersebut di- yang agraris. Pengalihan fungsi la-
Insinyur : Luar biasa. Resep.
potret menjadi latar dalam drama han garapan menjadi lahan indust-
Abisavam : Resep! Itu tepat. Le-
ini. ri (pabrik-pabrik) meng-akibatkan
luhur kami, leluhur para Suku
semakin sempitnya lahan perta-
Melalui tokoh Sekda, Rendra Naga,
nian. Dari segi strata sosial pun
mempertunjukan penyelewengan telah memilih tempat ini den-
kemudian muncul kelas baru, yai-
oknum aparat pemerintah yang di- gan teliti. Berabad-abad sudah
tu kaum buruh. Arti dari semua ini
konstruksi oleh budaya dan sistem kami tinggal di sini. Lihat itu! Itu-
adalah terputusnya ikatan budaya
birokrasi yang tidak memiliki kon- lah pekuburan para leluhur kami.
agraris dan digantikan dengan ika-
trol, baik dari lembaga pemerintah Ya, yang di lereng bukit itu. Dan di
tan budaya kapitalis yang modern.
yang bertugas untuk pengawasan sana, dataran batu di bawah pohon
Sementara kesiapan masyarakat
maupun dari masyarakat sendiri. itu adalah tempat upacara kami
untuk menerima nilai-nilai budaya
Praktik itu, semakin kokoh dengan untuk mengenang daya kesuburan.
modern belum kukuh. Akibat dari
tumbuhnya hubungan yang ter- Menurut kami: dewi kesuburan!
itu adalah sering terjadinya perse-
cipta berdasarkan interaksi antara Penting sekali bagi kami. Dan tela-
teruan antara buruh dan majikan.
patron-klien yang saling meng-un- ga itu, bagi kami keramat, karena di
Di satu pihak, buruh menuntut upah
tungkan. Di lingkungan birokrasi, situlah kami pergi mandi mensuci-
P U S A T N O . 08/20 1 4 11
TELAAH
seorang yang mengalami persoalan
kepribadian, sehingga ia seantiasa
berada dalam dunia fantasi yang
dibangun dari simpul-simpul masa
lalunya.
tahun Di balik penokohan Ario, pokok
persoalan drama ini bermuara ke-
pada tanggapan terhadap berbagai
persoalan penyelenggaraan pe-
merintahan, antara lain mengenai
kepemim-pinan, sensor pemerin-
tah12 yang berpotensi mengancam
kebebasan berekspresi baik seni13
maupun menyampaikan pendapat.
Dalam pada itu, kehidupan politik
Indo-nesia yang diwakili tiga partai
politik, kendati “partai” yang ber-
kuasa enggan disebut partai, san-
gat berkepentingan terhadap figur
pimpinan nasional yang kuat dan
pakenaka, pembantunya dipanggil nya kami merasa menjadi tokoh teruji keandalannya. Dalam hal itu,
Patih Prahasta, dan putra-putrinya yang dia ciptakan itu. kepemimpinan nasional adalah per-
diberi nama Gunawan Wibisana Gembong: Lalu semua penghuni soalan yang perlu dilanggengkan,
dan Trijata. Kutipan berikut menje- rumah ini tidak akan menginjak baik secara politik maupun budaya.
laskan kondisi yang dialami keluar- bumi lagi, karena punya peran Pelanggengan itu harus melalui sis-
baru. Menikmati mimpi.
ga itu. tem demokrasi yang disebut pemi-
Nenek: Ya, boleh dibilang begitu. lu. Di sinilah Nano Riantiarno ten-
Nenek: Pada suatu malam, Sebab semua berusaha bermain
gah mengomentari budaya pemilu
ayahmu membangunkan semua dengan meyakinkan. Untuk mem-
buat hati ayahmu senang. ala Indonesia yang merebak selama
orang. Katanya, ada Cahaya
masa Orde Baru. Suksesi kepemim-
yang menitis. Lalu, dia minta Uti Gembong: Semua membantu
memainkan peran “Sinar”. Coba Ayah, agar gilanya menjadi sem- pinan nasional telah melahirkan
bayangkan, Uti disuruh menyanyi purna. aksi-aksi dukung- mendukung (ke-
dan menari. Setua ini. Tentu saja bulatan tekad) secara verbal, sele-
Uti menolak. Tapi dia menangis Tokoh Ario dalam keluarga me- bihnya dalam proses pemilihan dan
dan memohon-mohon. Jadi tidak nempati posisi kepala keluarga, su- penetapan oleh MPR sekadar sere-
tega. Den Ario memanggil kami ami, dan orang yang memiliki kewe- moni politik yang berulang setiap
dengan nama-nama wayang. Ibu- lima tahun. Pada salah satu bagian
nangan utama di rumah. Dalam dra-
mu dipangil Dewi Sinta, Uti direk-
ma ini Nano Riantiarno meminjam drama ini diungkapkan tentang
rut jadi tukang sihir dan Bandem
wacana Dasamuka (Rah-wana) se- pelanggengan kekuasaan tersebut,
jadi Patih Prahasta. Ayahmu men-
gatur tata cara sendiri. Rumah bagai bingkai ceritanya. Tokoh yang seperti pada cakapan berikut.
jadi istana Alang-alang Langka, memiliki sepuluh kepala ini dike-
mungkin maksudnya Alengkadi- nal sebagai wujud angkara murka Kaisar : Ratu, hamba ini Raja
reja, kerajaannya Rahwana. Den diraja. Hamba masih ingin berku-
dan representasi pemimpin yang
Ario dan Bandem mengatur ade- asa, tapi rakyat sudah ogah. Me-
senantiasa meng-halalkan segala reka maunya pemilu terus.
gan perang-perangan. Merenca- cara untuk meme-nuhi keinginan
nakan dan melaksanakan lakon Demokrasi terus. Hamba ingin
dan mencapai cita-citanya. Di tan- mereka kembali percaya kepada
yang pada awalnya menggelikan,
tapi lama-lama jadi biasa. Akhir- gan Riantiarno, tokoh Ario adalah hamba, tanpa melalui pemilu.
P U S A T N O . 08/20 1 4 13
Muhaimin, Yahya A. 1991.Bisnis dan kutipan komisi 10% untuk setiap keuntungan pribadi.
Politik: Kebijaksanaan Ekonomi proyek yang dibangun oleh para 8 Kehidupan pejabat daerah seper-
Indonesia 1950--1980. Jakarta: investor. ti itu pada dasarnya bersumber
LP3ES. 4 Banyak istilah yang bisa dipakai pada kehidupan pangreh praja
untuk menyebut pemberian upeti, pada masa kolonial. Para pejabat
Pusat Bahasa. 1991. Kamus Besar seperti “Semua bisa diatur”, “Yang itu dipandang sebagai priyayi
Bahasa Indonesia. Jakarta: Pu- penting tahu sama tahu”, “Uang yang mempunyai kekuasaan un-
sat Bahasa. rokok”, “Terserah kebijaksanaan tuk mengatur wilayahnya sendi-
Anda”, dan lain sebagainya. ri. Uraian mengenai hal ini lihat
Rendra.1975, “Kisah Perjuangan
5 “Sekda” dipentaskan pada tahun Heather Sutherland Terbentuknya
Suku Naga”. Jakarta: Bank Nas- Sebuah Elite Birokrasi. (Jakarta,
di Taman Ismail Marzuki, Jakarta
kah DKJ. 1983).
pada tanggal 27—29 Juli 1977.
Rendra. 1977, “Sekda”. Jakarta: Drama ini kemudian digelar kem- 9 Muhaimin, op.cit.,hlm. 10
Bank Naskah DKJ. bali di Yogyakarta pada bulan 10 Pembangunan indutri pesawat
November 1977. Pementasan di terbang (IPTN) dipandang proyek
Suseno, Frans Magnis. 1988. Kuasa
Yogyakarta ini menandai diizin- mercusuar yang belum diperlu-
dan Moral. Jakarta: Penerbit kannya kembali ia berpentas di kan oleh rakyat Indonesia. Biaya
Gramedia. wilayah Jawa Tengah dan Yogya- untuk proyek itu dapat dipakai
Sutherland, Heather. 1983. Terben- karta setelah dilarang ketika me- untuk membangun modernisasi
tuknya Sebuah Elite Birokrasi. mentaskan “Mastodon dan Bu- pertanian yang lebih dekat den-
rung Kondor” (1973). gan tradisi dan budaya agraris
Jakarta: Penerbit Sinar Hara-
6 Muhaimin (hlm.6). masyarakat.
pan.
7 Theodore M. Smith dalam artikel- 11 Kemiskinan struktural adalah
nya “Korupsi, Tradisi, dan Peruba- kemiskinan yang diderita oleh
Catatan han di Indonesia,” dalam Mochtar suatu golongan masyarakat kare-
1 Pancasila dipandang dan dihayati Lubis dan James Scott (ed.) Korup- na struktur sosial masyarakat itu
sebagai abstraksi dari proses em- si Politik (Jakarta, 1993: 49) men- tidak dapat ikut menggunakan
piris pergolakan politik, social- gatakan bahwa istilah ‘korupsi’ sumber-sumber pendapatan yang
ekonomi, dan budaya. Oleh ka- mengacu pada pemakaian dana sebenarnya tersedia bagi mereka
rena itu hari kelahiran Pancasila pemerintah untuk tujuan pribadi. (lihat Selo Sumardjan, 1980, hlm.
(1 Juni) dimaknai sebagai perin- Definisi ini tidak hanya mencakup 5).
gatan atas warisan leluhur yang korupsi moneter yang konvensio- 12 Dalam drama itu disebut sebagai
tidak boleh diubah. Pancasila juga nal, akan tetapi juga korupsi poli- “Lembaga Marah Dasamuka”, yang
dijadikan ideologi yang mampu tik dan administratif. Seorang ad- bertugas menyensor kemarahan
menengahi pertentangan ideo- ministrator yang memanfaatkan agar tidak menggangu stabilitas
logis, etnis, dan agama sehingga kedudukannya untuk menguras keamanan dan kekuasaan Kaisar.
berfungsi sebagai “pemersatu” pembayaran tidak resmi dari para
13 Pelarangan terhadap media massa
bangsa yang majemuk (Ali, 1986: investor (apakah itu domestik
(koran dan majalah) dan pertun-
198) atau asing), memakai sumber pe-
jukan (pembacaan puisi, pertun-
merintah--kedudukan, martabat,
2 Harold Crouch, “Kaum Militer: jukan teater) dalam masa Orde
status dan atau wewenangnya
Masalah Pergantian Generasi”, da- Baru merupakan satu sisi dari
yang resmi—untuk keuntungan
lam Prisma, Februari 1980. wajah Orde Baru yang represif.
pribadi. Demikian pula, pejabat
3 “Rumah Sakit Wijaya Kusuma” yang mengangkat keluarga dan
dalam drama ini mengacu pada teman untuk jabatan di pemerin-
rencana pembangunan Rumah tahan yang menguntungkan, tan- M. Yoesoef
Sakit Ibu dan Anak “Harapan pa mengindahkan kemampuan Departemen Susastra Fakultas Ilmu
Kita”. Di balik rencana pembangu- mereka, termasuk pada pemak-
Pengetahuan Budaya Universitas
Indonesia
nan itu, tersebar gosip mengenai aian sumber pemerintah untuk
M
“Mohammad, inilah rumahku,” Toshihiko berkata ketika kami sampai di
depan sebuah rumah kayu yang sederhana. Lalu ia berteriak, “Ibu! Ibu!
Inilah tamu yang kita tunggu. Lihatlah seorang Indonesia yang tersesat di
sebuah kebun anggur Katsunuma. Bukankah ini suatu kehormatan bagi
kita?”
Seorang perempuan bertubuh kecil, umurnya kira-kira hampir lima
puluh tahun, muncul di ambang pintu. Dengan tersenyum segar Nyonya
Hosaka menyambut kedatanganku: Irashshaimase. Silahkan masuk. Bagai-
mana kesehatan Saudara, Mohammad-san?”
“Atas restu Nyonya saya sehat –bugar. Bagaimana keadaan Nyonya?”
“Luar biasa, luar biasa! Sejak kami tahu Saudara mau menginap di ru-
mah kami, saya selalu gembira. Bahkan sakit pinggang saya tiba-tiba men-
jadi hilang sama sekali. Ajaib bukan? Juga kaki Toshihiko yang bengkak
sekaligus menjadi kempes. Dan Miyoko—eh, di mana adikmu, Toshihiko?
Seharusnya ia sudah di rumah sekarang –Miyoko, matanya yang sebelah
sangat merah. Tapi sejak seminggu yang lalu, sejak berita kedatangan
Saudara itu, berangsur menjadi baik dan sekarang sudah sembuh. Ajaib,
ajaib! Mohammad-san tahu, saya punya kepercayaan jika ada tanda-tanda
seperti itu pastilah kedatangan Saudara membawa kebahagian pada kelu-
arga kami…”
“Mohammad-san,” Toshihiko menerangkan, “Ibu sangat senang telah
berhasil meminta Saudara menginap di sini. Ibulah yang mendesak Uchii-
ke-san, Ketua Seinendan di Yamanashi-ken, agar kami diberi kehormatan
menerima tamu dari Indonesia.”
P U S A T N O . 08/20 1 4 15
cerpen
“So desuka? Sungguh aku terha- tanganku di Jepang itu masih mem- gi dengan nyanyi. Dari percakapan
ru, Toshihiko-san…” bawa kesan yang pahit dari Perang waktu itu aku ketahui, minat kelu-
“Ya, saya pergi sendiri ke kantor Dunia yang baru lalu. Maka sambu- arga Hosaka terhadap Indonesia
Uchiike-san, tapi ia tak ada,” Nyonya tan Nyonya Hosaka yang ramah itu sungguh-sungguh dan jujur. Aku
Hosaka dengan nada kebanggaan terasa bagaikan pengormatan yang menjadi merasa malu karena pra-
memotong perkataanku. “Lalu berlebih-lebihan. Kekerasan hati sangkaku yang tidak adil terhadap
saya datang ke rumahnya. Istrinya janda itu untuk menerima seorang sikap mereka kepadaku.
bilang ia sedang ke Ishiwa-machi Indonesia di rumahnya menye- Selesai makan malam tiba-tiba
karena suatu urusan. Kemudian nangkan hatiku, namun begitu ma- Nyonya Hosaka berkata, “Moham-
esok harinya saya berhasil bertemu sih saja ada prasangka-prasangka mad-san, Saudara tahu apa yang
dengan Uchiike-san di kantornya. yang menggangu perasaanku. saya rasakan sekarang?”
Saya mendesak kepadanya, keluar- Pada waktu makan malam be- Tentu saja aku tidak tahu
ga Koichi Hosaka, harus menerima rempat kami duduk menghadapi apa yang dimaksudkan dengan
tamu dari Indonesia. Saya minta meja. Nyonya Hosaka, Toshihiko, pertanyaan yang tiba-tiba itu. Dan
dia hari ini juga menilpon ke kantor Miyako dan Aku. Hawa sudah te- aku mau mengatakan bahwa aku
Seinendan di Tokyo. Saya katakan ramat dingin pada bulan Oktober, tidak tahu, tapi dengan cepat ia
padanya, saya mau bayar semua dan kami menggunakan meja rend- melanjutkan perkataanya. “Sejak
ongkos tilpon, karcis kereta api dan ah dengan pendiangan listrik di suami saya meninggal saya sudah
karcis bis. Uchiike-san tidak bisa bawahnya. Tutup meja itu sangat berusaha keras untuk membangun
menolak permintaan seorang pe- lebar sehingga menutupi kaki kami kembali perkebunan kami. Dengan
rempuan tua yang cerewet seper- yang bersila di bawahnya. Berlama- susah payah dan banyak pende-
ti saya ini. Hari itu ia menilpon ke lama kami duduk makan sambil ritaan. Dan sekarang perkebunan
Tokyo, dan sekarang, seminggu se- bicara dan kadang-kadang diselin- kami sudah pulih seperti sebelum
sudah itu, Saudara datang..” perang. Apalagi Toshihiko dan
Itulah hari pertama aku men- Miyoko sudah besar dan banyak
gunjungi Katsunuma, suatu dae- Aku melihat Nyonya membantu. Saya sudah merasa
rah pegunungan di Yamanashi-ken bahagia sekali. Karena saya sud-
Hosaka menahan
yang menghasilkan anggur. Aku ah bisa meninggalkan sesuatu un-
tidak tahu, apakah benar yang di-
perasaan, tapi berusaha tuk anak-anak saya—seperti yang
katakan Nyonya Hosaka itu, namun untuk tidak menunjukan diinginkan oleh mendiang Koichi
ketika aku di Tokyo aku ditunjuk apa yang terjadi dalam Hosaka, suami saya. Dan mala mini
untuk pergi ke Katsunuma, Yama- batinya. Dengan kebahagian itu terasa sebagai se-
nashi-ken, semata-mata karena tenang dan sungguh- mangat hidup yang baru, karena
aku menaruh minat pada soal-soal kita sekarang makan bersama, kita
koperasi pertanian. Karena keda-
sungguh ia berkata pada berempat—seperti ketika suami
tanganku ke negeri Jepang itu atas anaknya, “Memang saya masih hidup. Saya merasa se-
undangan dari Nihon Seinendan aku tidak pernah cerita perti suami saya hadir di sini. Dan
Cuoncil, maka segala urusanku kepadamu, Toshihiko— keluarga ini utuh kembali….”
diatur oleh organisasi itu. Dikata- tentang perasaanku “Oh, maafkan. Nyonya Hosaka—
kan padaku, bahwa keluarga janda
ini. Juga tidak padamu, kalau saya mengingatkan Nyonya
Koichi Hosaka akan menerimaku pada suami Nyonya yang sudah ti-
sebagai tamu di rumahnya. Toshihi-
Miyako. Selama lima
dak ada,” aku berkata dengan cang-
ko Hosaka, anak laki-laki keluarga belas tahun terakhir gung dan terasa agak terhimpit ka-
itu, adalah anggota Seinendan dan ini perasaan itu tidak rena merasa apa yang dikatakannya
juga memegang pimpinan koperasi pernah timbul. itu langsung menyangkut diriku.
penghasil anggur di Katsunuma.
“Bukan saya merasa sedih,
Untuk berterus terang, keda-
Mohammad-san. Perasaan begini Rabu, bukan?” mengakui bahwa Koichi Hosaka itu
memang kadang timbul—Koichi “He-eh. Hari Rabu barangkali,” benar-benar sudah meninggal. Dan
seperti hadir di sini. Saya seperti Miyako menyahut. pada saat-saat yang mengharukan
mendengar ia sedang berkata-ka- timbul perasaan bahwa suaminya
“Ya, tentu hari Rabu. Perasaan
ta, sedang melakukan pekerjaan itu hadir kembali. Dan mungkin ia
begini selalu timbul pada hari Rabu.
sehari-hari seperti sediakala. Se- hanya mengkhayalkan saja, karena
Perasaan bahwa Ayahmu kembali
dang menyiapkan pemanasan un- ia memiliki kebanggaan sebagai
hadir di tengah-tengah kita.”
tuk mandi—yang seharusnya saya seorang janda dengan dua orang
Aku jadi tertegun mendengar
yang melakukan itu untuk Koichi. anak yang masih kecil, telah berha-
keterangan Nyonya Hosaka itu. Se-
Ya, bahkan saya kadang merasa sil menyelamatkan keluarganya dan
kalipun kukira ia tidak mempunyai
seperti ia tertidur di samping saya kebun anggurnya dari malapetaka
maksud demikian, namun keteran-
pada malam hari. Dan sekarang ia akibat perang. Dan ia ingin menun-
gan itu membuat perasaan tidak
seperti ikut makan dan bergembira jukan kebanggaan hatinya itu pada
enak kepadaku. Aku seorang asing
bersama kita…” suaminya itu yang sudah tidak ada.
yang datang ke mari karena diun-
“Alah, ibu jangan merusakkan Tapi mungkin pulakah bahwa be-
dang sebagai tamu, diminta mengi-
suasana pertemuan ini,” Aku den- nar-benar ruh Koichi Hosaka itu se-
nap di rumahnya, dan sekarang di-
gar Toshihiko berkata. “Ayah sudah karang hadir di rumahnya?
beritahukan kepadaku bahwa ruh
lama meninggal. Tidak mungkin ia “Apakah wajah saya mirip den-
orang yang sudah meninggal hadir
kembali lagi ke mari.” gan Koichi-san?” Aku mendengar
kembali di rumah itu. Tapi aku ke-
“Diamlah kau, Toshihiko! Kau perkataanku ke luar dari mulutku.
mudian mencoba mengarih-arih
tau apa yang kumaksudkan,” Nyo- hatiku sendiri dengan membayang- Toshihiko meletuskan ketawa-
nya Hosaka mendesis hampir ber- kan, bahwa Nyonya Hosaka seorang nya dan tergoncang-goncang tu-
bisik, tapi nada tidak senang jelas janda yang ditinggal suaminya den- buhnya. “Mohammad-san! Jangan
kedengaran dalam perkataanya. gan sangat menyedihkan. Kematian percaya cerita ibu. Nanti ibu juga
Lalu ia berkata pada anak gadisnya. suaminya itu sangat berkesan da- akan bercerita, bahwa ia merasa an-
“Hari apa sekarang Miyako? Hari lam hatinya. Mungkin ia tidak mau jingnya yang sudah mati sekarang
P U S A T N O . 08/20 1 4 17
cerpen
hadir di sini lagi. Dan lagi—Sauda- tiba-tiba darahku tersirap! Aku ter- palanya. Tetapi sekarang aku tidak
ra sama sekali tidak mirip dengan kejut karena aku mengenal wajah bisa berbuat begitu. Maka akupun
ayah!” prajurit Jepang itu. Roman muka melompat dan menerkam orang
Aku melihat Nyonya Hosaka me- itu tidak pernah lepas dari ingatan- Jepang itu. Kusekap lehernya dari
nahan perasaan, tapi berusaha un- ku sejak kira-kira dua puluh tahun belakang dan kutusukkan belati-
tuk tidak menunjukan apa yang ter- yang lampau. Ketika terjadi per- ku pada perutnya kuat-kuat. Tapi
jadi dalam batinya. Dengan tenang tempuran melawan pasukan Jepang orang Jepang itu membungkuk
dan sungguh-sungguh ia berkata di selatan kota Semarang. Aku tidak dan melemparkan aku ke tanah.
pada anaknya, “Memang aku tidak pernah tahu namanya, tapi wajah Aku terjerembab! Dan dalam ke-
pernah cerita kepadamu, Toshihi- itu aku kenal sekali. Dialah prajurit peningan di kepalaku aku melihat
ko—tentang perasaanku ini. Juga Jepang yang kubunuh dengan tan- ia mengarahkan bayonetnya ke
tidak padamu, Miyako. Selama lima ganku sendiri! dadaku. Ketika itulah anak buahku
belas tahun terakhir ini perasaan Ketika itu aku bersama seorang muncul dan menyerangnya. Mereka
itu tidak pernah timbul. Dulu kalian anak buahku sedang mengintai jatuh bergumul. Melihat aku bang-
masih kecil. Kukira tidak bijaksana sebuah pos pasukan Jepang yang kit, lalu menusuk punggung orang
bila kukatakan padamu. Barulah terpencil. Kami bersembunyi di- Jepang itu bertubi-tubi. Rupanya
mala mini perasaan itu datang lagi. sebuah kuburan cina. Aku sedang tusukan belatiku membuatnya ti-
Ya, waktu Mohammad-san mulai mencoba menghafal di luar kepala dak berdaya. Aku melihat wajah
menyanyikan lagu itu—Takedabus- apa yang kulihat, menaksir jenis orang Jepang itu sekali lagi—wajah
hi….Mohammad-san jangan merasa dan sejumlah senapan mesin yang itu tercetak dalam kepalaku untuk
tersinggung. Sebaliknya, suasana ada dan memikirkan kemungkinan selama-lamanya. Bergegas-gegas
begini menentramkan hati saya. untuk menyerang pos itu dengan kami tinggalkan mayat itu. Kami se-
Keluarga ini seperti utuh kembali. mendadak. lamat di markas dan laporan kami
Saya mendapat semangat hidup…” sangat dipuji oleh Komandan. Tapi
“Lihatlah, Pak!” tiba-tiba anak
suatu perasaan aneh mengganggu
“Ah, malam sudah larut, Ibu,” buahku berbisik. Ia menunjukan
hatiku.
Toshihiko tiba-tiba berseru. “Seba- arah semak-semak di depan kami.
iknya kita tidur.” Aku melihat seorang prajurit Je- Dan sekarang potret prajurit
pang sedang berjalan kea rah kami, Jepang itu tergantung di depanku.
Malam itu bersama Toshihiko
sebuah senapan dengan bayonet di Dan malam ini aku sedang mengi-
aku menempati kamar depan. Tos-
tanganya. Seketika darahku men- nap di rumahnya, sedang beramah
hihiko memberiku kasur lipat dan
galir deras. Orang Jepang itu sudah tamah dengan keluarga yang ditin-
bantal yang keras dan sehelai seli-
begitu dekat! Aku tahu bahwa tu- ggalkannya.
mut tebal. Sebelum tidur aku men-
gambil air wudhu lalu sembahyang. gasku mengintai dan kembali den- “Toshihiko-san, apakah benar
Waktu selesai sembahyang aku gan selamat untuk memberi lapo- kata ibumu itu? Bahwa ruh ayahmu
terheran melihat Toshihiko sedang ran. Aku tidak boleh terlibat dalam itu hadir kembali di rumah ini?”
duduk di ranjangnya dan menun- kontak senjata. Ini disiplin seorang Toshihiko yang duduk di ran-
dukkan kepala, menghadapi sebuah pengintai. Tapi sekarang sudah ti- jang itu memandang padaku den-
potret yang tergantung di tiang dak mungkin menepati disiplin itu. gan pertanyaan yang melingkar-
kayu. Rupanya ia sedang melaku- Sebentar lagi orang Jepang itu akan lingkar dalam bola matanya. Lalu
kan sembahnyang dengan caranya melihat kami. ia tersenyum dan berkata,” Aku tak
sendiri. “Siapkan belatimu,” Aku berbi- tahu Mohammad-san.”
“Itukah potret ayahmu, Toshi- sik. “Ia harus dibunuh!” “Tapi percayakah Kau, Toshihi-
hiko-san?” aku bertanya sehabis ia “Saya takut, Pak!” ko-san?”
bersemedi. Aku marah bukan main. Seki- “Tidak.”
“Ya—waktu ia menjadi militer.” ranya tidak dalam keadaan begitu, “Tapi kau tadi sembahyang!”
Aku mendekati potret itu, dan anak buahku pasti kutampar ke-
Sejenak ia diam lalu tersenyum
Mohammad Diponegoro lahir di Yogyakarta, 28 Juni 1928 – meninggal 9 Mei 1982 pada umur 53 tahun. Me-
nempuh pendidikannya di HIS Muhammadiyah Yogyakarta pada tahun 1942; SMP Muhammadiyah Yogyakarta
tahun 1954; dan SMA “B” Negeri Yogyakarta tahun 1950. Setelah itu, ia melanjutkan ke Fakultas Teknik Univer-
sitas Indonesia di Bandung, tetapi hanya setahun. Pada masa revolusi kemerdekaan, ia turut akƟf dalam bidang
kemiliteran. Sekitar April sampai Juni 1945 mengikuƟ laƟhan kemiliteran di Cibarusa, Jawa Barat. Selain itu,
pernah menjadi opsir TRI (Tentara Rakyat Indonesia) dengan pangkat letnan dua, menjabat dalam Staf Resimen
Ontowiryo (TNI Masyarakat), dan memegang pimpinan Komandan Seksi sampai tahun 1947.
Mohammad Diponegoro sudah akƟf menulis sejak tahun lima puluhan. Ia banyak menulis dan menyadur cerita
pendek, drama, sajak, esai, dan terkenal karena usahanya mempuiƟsasikan terjemahan al-Qur’an. Sumbangan-
nya terhadap dunia kesusastraan Indonesia, terutama adalah cerpen-cerpen yang dihasilkannya. Selama hidu-
pnya, Ɵdak kurang dari lima ratus buah cerita pendek telah ditulisnya, baik asli, terjemahan, maupun saduran.
Cerpen-cerpen yang dihasilkannya itu Ɵdak hanya disebarkan melalui majalah dan harian, tetapi juga disiarkan
melalui radio.
P U S A T N O . 08/20 1 4 19
TAMAN
Puisi-Puisi
Husen Arifin
Kuburan
di Kota Tua
sebaiknya aku melayat
Lintasan di
di kota tuamu
aku sudah tampak kuat
Kepalaku
bisa mencintaimu
RODA
kisah-kisah dinaiki
dan menaiki yang sesungguhnya
menempuh jalan lalu tertempuh
P U S A T N O . 08/20 1 4 21
taman
Puisi-Puisi
Fitri Yani
Jeplin
dan Gadis Pantai
gadis pantai itu seperti seekor camar
yang kau temukan terluka di bawah pohon kelapa
karena iba dan sedikit terpesona seakan butiran garam bermunculan dari kepalamu
kau sentuh luka itu merajam seluruh tubuh, merajam lukamu
lalu lukaberpindah ke dadamu tapi kemana ia menuju, tak pernah engkau tahu
dengan kerling mata yang tenang barangkali ia tak pandai merajut kelumbai
seperti ombak bergulung memanjang untuk hiasan pintu yang mestinya kau masuki
ia berlari menjauhimu maka tak seharusnya kau mencoba berlari
menyiapkan dayung dan perahu mendayung sampan mengejar perahu yang telah
pergi
kau terbakar melihatnya menari
kau ingin menghampiri begitulah asmara, Jeplin, kata seorang guru, memang
dan rela menerima lebih banyak luka irasional
tapi satu keinginan, katamu, mustahil tanpa pamrih membuat suaramu tiba-tiba puitis
hingga kau kian terbakar dan takluk dan kata-katamu mendadak prosais
di bawah pohon kelapa
gadis pantai itu menjadikan asmara
kau merintih inginkan ia hisap kembali hanyalah tempat singgah dantempat menitipkan luka
luka yang semula adalah miliknya ia akan tetap begitu, akan selamanya begitu
kau tahan perih tak terperi
memandang laut di batas jeri “mengapa bilik jantung mesti terbelah
memandang perahu yang perlahan pergi mengapa arus asmara berlainan arah”
Jeplin bertanya pada sebatang pohon kelapa
Oktober 2013
Sebuah Pengakuan
benar, bahwa aku yang lebih dulu menggodamu di
bawah pohon itu. sebab kau musafir kelaparan yang
hampir mati berperang melawan cuaca. dadamu
berlubang, aku bisa melihat lorong gelap sepanjang
perjalananmu. aku tak tahu, mengapa persimpangan
ini diciptakan sehingga kita berjumpa dan semuanya
bermula, mengapa aku merayumu berhenti dan
berteduh di bawah pohon rindang. mengapa kau
tergoda sehingga tumbuhlah kata-kata yang menjalar
di mata, telinga dan bibirmu. kau sendiri tahu,
seberapa jauh jalan yang telah kau tempuh dan kau
memerlukan sesosok tubuh, untuk sekedar mengusap
bulir peluh di keningmu, bahkan lebih dari itu. aku
tertegun heran karena setelah itu kau selalu kembali
mencari-cari tubuh yang pernah memelukmu begitu
erat dan matamu menjadi kian sekarat.
2012
P U S A T N O . 08/20 1 4 23
taman
Pangeran Riya
aku kehilangan peta seorang diri di tengah samudera
bintang mana yang akan kutatap semalaman, Puan
Oktober 2013
Fitri Yani, lahir 28 Februari 1986. Puisi-puisinya tersiar di berbagai media cetak dan
antologi. Diundang pada Pertemuan Penyair Nusantara V dan VI, Ubud Writers and
Readers FesƟval (2011), Temu Sastrawan Indonesia IV (2011), dan FesƟval Puisi dan Lagu
Rakyat Antar Bangsa Pangkor, Malaysia (2012). Buku kumpulan puisinya “Dermaga Tak
Bernama” (2010) dan “Suluh, kumpulan puisi berbahasa Lampung” (2013). Ia Ɵnggal di
Bandarlampung.
Puisi-Puisi
Syafrizal Sahrun
Ikan-ikan
di Piamaku
Sunyi jalan
Sunyi ikan-ikan
Tak melompat
Di Pinggan Sungai
Dari tempat
Ke lain tempat
P U S A T N O . 08/20 1 4 25
Doa Ikan di Kuali
Aku sudah disiangi
Jika kau nyalakan api
Sedang buat maraknya
Biar nikmat di lidah
Biar
Syafrizal Sahrun. Lahir tanggal 4 November 1986 di desa Percut/Indonesia. Berdomisili di desa
kelahiran. Memperoleh gelar sarjana dari UISU dan sekarang tengah mengikuƟ PPs di UMN. Beberapa
karya sajak dan esai sastra di muat pada Harian Analisa, Waspada, Medan Bisnis, Mimbar Umum,
Batak Pos, Sumut Pos, Haluan Kepri, Haluan Padang, Minggu Pagi, Riau Pos, Merapi, Lampung pos,
Majalah Horison, Majalah Sagang, Majalah Ekspresi dan Majalah Frasa. Puisinya juga dimuat pada
Antologi puisi Suara peri dan mimpi, Antologi puisi INDONESIA DALAM TITIK 13, Antologi puisi
Cahaya, Antologi Puisi Tarian Angin dan Antologi puisi Menguak Tabir. Bekerja sebagai dosen di
Jurusan Bahasa dan sastra Indonesia FKIP UISU. Bergiat di komunitas Home Poetry, KAKTUS UISU
dan Komunitas Insan Sastra Indonesia (KOMISI). No
Monolog
Nyanyian
Seorang Pecundang
Ipit Saefidier Dimyati
(DI PANGGUNG HANYA hampir dua jam! Bayangkan, saya sopir yang bernama Damin itu di-
ADA LEVEL KECIL DI harus membuang waktu dengan suruh menjemput saya pada ba’da
TENGAH PANGGUNG. hal yang sia-sia! Puah! Betapa jeng- Magrib?
kelnya! Bagaimana sih kerja orang-
LAMPU TEMARAM. SAAT
orang yang ada di balai kota, kok ti-
DIA DATANG DENGAN (SETELAH MELIHAT KE KIRI DAN
dak pernah bisa mengatasi persoa-
TERGOPOH-GOPOH, lan-persoalan seperti itu, padahal
KANAN, DIA MENDEKAT KE BIBIR
LAMPU SEDIKIT DEMI PANGGUNG SEOLAH-OLAH AKAN
kan itu persoalan-persoalan yang
SEDIKIT MENYALA MEMBISIKKAN SESUATU KEPADA
selalu terulang, setiap saat. Saya sa-
PARA PENONTON)
DENGAN TERANG) rankan pada saudara-saudara, jan-
gan pilih lagi walkot itu lagi… jelas
dia tak becus mengurus kota… Sodara-sodara, saya ingin membi-
Selamat malam, saudara-saudara.
sikkan sesuatu pada Anda, tetapi
Maaf…Oh…maaf saya terlambat. Di
tolong jangan bocorkan rahasia ini.
jalan macet. Sekarang jam…astaga Eh, maaf… kok jadi ngomong seper-
Bukan apa-apa…saya tidak enak.
saya betul-betul terlambat! Seha- ti itu… jangan-jangan nanti saya di-
Bagaimana pun mereka itu teman-
rusnya satu jam yang lalu saya me- tuduh melakukan kampanye hitam.
teman saya. Hmm…begini ya…
mulai sandiwara ini. Maaf, sekali Ya sudahlah… ya ini mungkin salah
lagi maaf. Dasar sial! Padahal jarak saya juga. Seharusnya kan saya bisa
antara rumah saya dengan gedung merencanakan lebih siang menuju (KEMBALI MENENGOK KE KIRI
pertunjukan ini tidak terlalu jauh. tempat pertunjukan ini, sehingga DAN KANAN, MEMASTIKAN
Biasanya saya dapat menempuhnya tidak terjebak kemacetan seperti BAHWA ORANG-ORANG DI BE-
paling lama hanya setengah jam tadi. Apalagi sekarang malam min- LAKANG PANGGUNG TIDAK ADA
dengan kecepatan 50 km per jam. ggu. Seolah-olah seluruh penduduk YANG MELIHATNYA)
Kondisi lalu lintas di jalan-jalan kota ini tumplak ke jalan-jalan un-
kota ini tidak bersahabat. Macet. tuk menikmati liburan. Ah, tapi jan- Sebetulnya saya sudah jengkel den-
Ya, saya terjebak macet, dan untuk gan salahkan saya. Tanya saja pada gan orang-orang produksi. Apa-
itu saya telah menghabiskan waktu orang-orang produksi, mengapa lagi sutradara. Umumnya mereka
P U S A T N O . 08/20 1 4 27
drama
bekerja kurang profesional. Tidak tor yang berkualitas, saya rakus sutradarai oleh sutradara terkenal
memiliki militansi untuk bekerja membaca buku-buku akting. Hasil- kita yang telah almarhum, Benjol.
keras. Semuanya terlalu berleha- nya tidak sia-sia. Bahkan saya per- Saudara-saudara tahu? Hampir satu
leha. Otak dan hatinya telah men- nah dianggap berhasil menerapkan setengah jam saya berdiri kaku di
jadi mesin produksi yang setiap teori alienasi Brecht dalam berak- atas panggung dengan tanpa bicara
saat menghasilkan barang-barang ting… Setelah sepuluh tahun ber- satu patah kata pun. Pada saat itu
eksemplar yang serupa! Mereka juang, kini orang-orang di tanah air saya menjadi foto almarhum suami
terlalu tergantung pada kehadiran ini telah mengenal saya. Kalau bo- dari janda yang munafik itu. Benjol
saya. “Sudahlah!” Demikian kira-ki- leh sombong, saya sekarang lebih bilang: “Signifikan atau tidaknya
ra orang-orang itu berkata. “Kita ti- populer daripada presiden! eksistensimu di atas pentas tidak
dak perlu banyak berpikir lagi. Kita ditentukan oleh kuantitas dialog
memiliki aktor hebat. Para penon- yang kamu lontarkan, tetapi oleh
(PERASAAN BANGGA MENJALARI
ton tidak ingin neko-neko melihat kualitas penghayatanmu terhadap
SEKUJUR TUBUHNYA).
sekujur tubuhnya di atas panggung. peran yang kau mainkan!” Demi
Mau apa lagi? Malah kalau kita ter- teater, ya betul, demi teater, sum-
lalu macam-macam mengotak-atik Saudara-saudara tahu? Sebelum- pah sodara-sodara, saya pun per-
kehadirannya sebagai pemain, jan- nya saya bukanlah apa-apa. Meski- nah menjadi tokoh si Tumang da-
gan-jangan para penonton itu bu- pun saya sering bermain teater dan lam Sangkuriang karya Utuy Tatang
bar. Bila sudah demikian, celakalah bergabung dengan rombongan san- Sontani. Saya menerima tawaran
hidup kita semua!” diwara yang terkenal, tetapi saya jadi si Tumang karena saya teringat
tidak pernah mendapatkan peran ucapan guru saya, Sakosim: “Kamu
yang penting. Dulu saya sempat tahu Jimmy, aktor yang sekarang
Mereka tidak salah mengatakan
bermain dalam pertunjukan “Orang bermukim di Paris itu? Dia pernah
saya sebagai aktor yang hebat. Se-
Kasar” karya Anton Chekov yang di- berperan sebagai Tumang dengan
tiap selesai tampil, pers dan para
kritikus selalu menyanjung karya
keaktoran saya. Saya tidak heran
dengan semua itu, karena memang
saya telah bekerja keras. Semenjak
saya memutuskan untuk menjadi
aktor, hampir tiap hari saya melatih
tubuh saya. Juga olah sukma. Olah
vokal. Konsentrasi. Apalagi ya? Eh,
observasi… ? Ya…ya…betul obser-
vasi. Main anggar. Kadang-kadang
latihan tari juga. Buku menjadi ak-
tor Suyatna Anirun saya lalap. Buku
Rendra… Stanislavski… Boles-
lavsky… siapa lagi ya? Itu tuh yang
teater miskin…apa Kroto…
P U S A T N O . 08/20 1 4 29
drama
ke mana-mana di negeri ini, karena saya di film melihat hal ini sebagai Beruntunglah sodara-sodara yang
kemana pun saya pergi saya selalu nilai tambah yang bisa dijual pada hadir pada malam ini, karena akan
dikerumuni oleh para penggemar publik. Katanya: “Kamu harus terus melihat sesuatu yang berbeda dari
yang ingin difoto barenglah, min- bermain teater, babe, paling tidak penampilan-penampilan saya se-
ta tandatanganlah, bahkan minta setahun sekali atau dua kali. Ini belumnya. Bila sebelumnya sau-
diciumlah! Semua itu saya maklu- akan memberikan suatu pencitraan dara-saudara suka melihat saya di
mi. Yang agak heran adalah sikap yang baik untuk akting kamu di film. atas panggung sebagai manusia
teman-teman teater saya, umumnya Nanti masyarakat akan percaya yang compang-camping, rudin,
mereka sekarang terlihat segan dan bahwa penampilanmu di dunia film nelangsa, tidak memiliki harapan,
hormat pada saya. Tidak hanya itu, tidak hanya bermodalkan tampang, dan selalu mengumpat pada Tuhan,
sejak saya jadi terkenal, sutradara- tetapi juga karena seni aktingmu maka pada malam ini saya ingin
sutradara yang dulu meremehkan yang memukau!” Oleh karena itu, membalikkan semua itu. Pada ma-
saya, kini berbondong-bondong kenapa saya sekarang masih ada lam ini saya akan berperan sebagai
menawari saya main teater seba- di hadapan sodara-sodara untuk manusia sukses, kaya, terhormat,
gai tokoh utama alias protagonis! bermain teater, terus terang saja, dermawan, dan taat beragama.
Suatu tawaran yang belum pernah bukan karena semata-mata cinta Jangan cemas. Sodara-sodara pasti
saya dapatkan ketika saya masih saya pada teater saja, tetapi karena terhibur, seperti halnya sodara-so-
terlibat secara penuh di dunia tea- tuntutan dagang juga. dara terhibur dengan penampilan
ter. Tidak mentang-mentang saya (MELIHAT JAM. KAGET) kesengsaraan saya selama ini. Me-
sudah terkenal, atau karena pera- mang ide ini mendadak datangnya.
saan sakit selalu diremehkan, lalu Tapi jangan takut. Saya ini aktor
Astaga…pukul…ah, gila! Jam saya
saya menolak tawaran itu. Tidak. yang selalu berlatih, kalau memin-
mati. Pukul berapa sekarang ya?
Saya menerimanya. Sodara-soda- jam istilah Kang Yatna, tubuh saya
Maaf sodara-sodara. (TERGESA-
ra tahu? Betul saya sudah terkenal telah menjadi tanah lempung, bisa
GESA)
dan terlibat dalam dunia film, teta- dijadikan apa saja, sekehendak hati
pi kulit luar saya hingga ke tulang saya. Jadi, meskipun pergantian
sums-sum adalah teater. Saya tidak Saya harus memulai sandiwara ini. peran ini terjadi secara mendadak,
bisa lepas dari dunia teater. Cinta Ah, inilah suatu kebiasaan jelek tanpa ada proses latihan peran ter-
saya ada di teater. yang dimiliki oleh saya, jika sud- lebih dulu, tetapi saya jamin bahwa
ah bercerita tentang hidup saya, malam ini saudara-saudara akan
seringkali saya lupa waktu. Tetapi bisa menikmati karya seni akting
(BERTERIAK DENGAN SEMANGAT
saya yakin bahwa pada malam ini yang sungguh luar biasa!
SAMBIL MENGANGKAT TANGAN
pasti banyak pula wartawan info-
KANANNYA)
tainment, ya wartawan gosip gitu,
Saudara-saudara tahu? Pada saat
yang bisa memetik keuntungan
saya terjebak dalam kemacetan
Hidup teater! Viva teater! dari keberterusterangan saya yang
tadi, dalam mobil yang nyaris tidak
Sungguh saya tidak menyangka paling lugas dan bersahaja ini. Baik-
bergerak itu saya berpikir bahwa hi-
pengalaman pertama saya jadi to- lah…kita mulai saja.
dup saya tak ubahnya seperti jalan
koh utama dalam pertunjukan tea-
lalu lintas yang macet itu. Ya, hidup
ter juga mendapat sambutan han-
(DIAM SEJENAK. BINGUNG). saya memang macet! Orang-orang
gat. Gedung pertunjukan selama
mungkin berpikir saya itu bahagia,
satu minggu berturut-turut penuh
terkenal, banyak uang. Terus terang
oleh penonton. Media-media mas- Oh ya, hampir lupa…malam ini saya
saja: Tidak! Dari dulu hingga seka-
sa memuji penampilan saya yang ingin membuat kejutan.
rang saya merasa bahwa saya orang
konon penuh penghayatan dan san-
yang bodoh, sengsara, dan tidak
gat menyentuh itu. Produser dan (BERJALAN KE ARAH DEPAN, BI- berguna. Saya telah menghabiskan
sutradara yang selalu menangani BIR PANGGUNG) waktu hidup saya dalam dunia ak-
P U S A T N O . 08/20 1 4 31
gas: “Inilah saatnya menjadi manu- Betapa tidak? Tawaran main film panggungnya dong. Ya, begitu. Eh,
sia yang tidak mengorbankan orang itu bukan tawaran yang gratisan. tapi jangan semua, lampu panggung
lain, demi kepentingan diri sendi- Ya, betul, tidak ada yang gratis di saja. Lampu auditoriumnya dimati-
ri”. Sodara-sodara tentu bertanya: dunia ini. Demikian pula dengan kan. Sandiwara belum selesai, baru
“Mengapa ucapan seperti yang saya. Saya terpaksa melakukannya. akan dimulai.
pertama kali meluncur dari mu- Pasrah. Saudara-saudara tahu?
(DUA ORANG KRU MASUK PANG-
lut laki-laki yang gagah itu?” Pada Saya harus menjadi pacarnya. Ti-
GUNG)
adegan-adegan selanjutnya pasti dak saudara-saudara. Saya hetero.
pertanyaan itu akan terjawab. Oleh Kalau orang awam bilang, normal.
karena itu, sekali lagi saya memo- Tetapi, begitulah. Saya tidak bisa Eh, mengapa kalian masuk ke pan-
hon pada sodara-sodara, jangan be- menolaknya. Saya ingin mengubah ggung. Bukankah semestinya di be-
ranjak dari tempat duduk masing- nasib. Kesempatan itu ada, mes- lakang? Apa yang terjadi? Saya baru
masing. Tolong matikan Hp-nya, kipun harus dengan jalan yang akan memulai…
konsentrasilah ke atas panggung. sungguh menyakitkan. Saya harus
Anak-anak jangan berisik, ya. Ini menempuhnya. Saya yakin, sodara- (ORANG-ORANG ITU TIDAK PER-
bukan sandiwara rakyat. Penonton sodara dapat membayangkan cerita DULI, MEREKA MENGIKAT DIA)
yang ingin memotret, tolong mati- selanjutnya. Mau apa lagi? Sebetul-
kan lampu kilatnya, bukan apa-apa, nya saya sedih. Bila teringat semua
nanti penghayatan saya terhadap itu, saya selalu ingin menangis. Apa-apaan nih? Hey… kenapa saya
karakter yang saya mainkan ter- diikat? Saudara-saudara, tolong
ganggu. Jadilah penonton yang baik. saya! Lepaskan! Lepaskan! Oh, saya
(MENANGIS DAN MERASA SENG- gagal lagi. Saya betul-betul tidak
Berlakulah seperti nonton pertun-
SARA) bisa beranjak dari nasib ini!
jukan musik klasik.
Huk…huk…huk. Saya pikir saya bisa (TERDENGAR SUARA MC: Beri te-
Baiklah, saya mulai saja…
lepas dari kesengsaran yang meling- pukan yang hangat untuk aktor
(KETIKA AKAN MEMULAI ITU, DIA kupi saya. Ternyata tidak. Saya tetap kita yang hebat! Para penonton
INGAT SESUATU. KIKUK) sengsara. Saya tidak bisa lepas dari yang terhormat, demikianlah sajian
kesengsaraan yang melilit hingga sandiwara yang kami kira paling
Oh, seharusnya saya berdiri di sana. ke tulang belakang ini. Betulkan ini menyentuh kalbu semua selama
Tetapi…tidak. Kampungan. Terlalu takdir? Tidak, tidak. Malam ini saya riwayat aktor kita pembawakan pe-
didramatisir. Sesuatu yang berlebi- yakin bisa lepas dari semua itu. Ini ran itu di atas panggung. Kami ber-
han senantiasa tidak enak. Saya ha- kesempatan emas. Tidak boleh saya harap semoga kesengsaraan yang
rus mengubah awal sandiwara ini. sia-siakan. Baiklah, saya tidak bo- disajikannya bisa menjadi cermin
Bagaimana ya? Ah, mengapa saya leh larut dalam kesedihan. Bangkit! untuk kita semua agar lebih berha-
jadi begitu gugup. Bangkitlah wahai anak Adam! ti-hati dalam menempuh kehidupan
ini. Ingatlah moto restoran Padang:
(LAMPU TIBA-TIBA PADAM) “Jika anda puas, tolong sampaikan
(DIAM SEJENAK)
pada kawan-kawan anda, tetapi jika
anda kecewa sampaikanlah pada
Saudara-saudara tahu? Pada waktu Lho…kenapa blackout? Saya baru kami”. Selamat malam. Sampai jum-
pertama kali saya menerima tawa- akan memulai sandiwara ini. Apa pa lagi pada pertunjukan selanjut-
ran film dari produser itu, saya juga aliran listrik putus? (BERTERIAK nya. Terimakasih).
gugup, persis sama dengan kegu- KE ARAH PENATA LAMPU) Kang
gupan yang sekarang saya rasakan. Yayat, tolong nyalakan lagi lampu
T
eater Koma melangkah me- ”Demonstran” didukung oleh kil rakyat mengusung kepentingan
masuki usianya yang ke-37 para pemain seperti Ratna Rian- partai masing-masing. Padahal para
mempersembahkan lakon tiarno, Sari Madjid Prianggoro, Budi pejabat itu adalah orang-orang yang
terbaru berjudul “Demonstran”. Se- Ros, Cornelia Agatha, Subarkah dahulu juga menjadi demonstran
buah lakon tentang dongeng poli- Hadisarjana, Rita Matu Mona, Em- dan berjuang bersama Topan. Kini
tik yang mencerminkan kehidupan manuel Handoyo, Alex Fatahillah, Topan didesak lagi untuk turun ke
masyarakat Indonesia masa kini. Daisy Lantang, Anneke Sihombing, jalan demi berunjuk rasa menun-
Pertunjukan ”Demonstran” dipen- Adri Prasetyo, dan Andhini Puteri tut penyelesaian masalah negara
taskan selama 15 hari sejak tanggal serta para pendukung lainnya. ini. Pada awalnya Topan mengelak
1--15 Maret 2014 di Graha Bhak- Pertunjukan teater berlangsung dan berkilah dari desakan itu. Dia
ti Budaya, Taman Ismail Marzuki, selama 180 menit yang dikemas beralasan banyak cara yang dapat
Cikini, Jakarta Pusat. Pertujukan dengan nuansa dongeng yang di- ditempuh untuk menyelesaikan
dimulai setiap pukul 19.30 (Sela- selipkan oleh unsur-unsur humor. masalah, unjuk rasa bukanlah satu-
sa-Sabtu), dan pukul 13.30 setiap Penonton diajak untuk melihat satunya solusi. Lagipula, masalah
hari Minggu. Harga tiket berkisar gambaran kehidupan politik dalam di masa silam dengan masa kini
antara Rp75.000---Rp300.000 ribu lakon ”Demonstran” yang mirip berbeda. Dia mempertanyakan tu-
rupiah. dengan yang terjadi di tanah air. juan demonstrasi yang dilakukan
Lakon ”Demonstran”, disutra- mahasiswa saat ini. Terlalu banyak
”Demonstran” berkisah tentang
darai oleh Nano Riantiarno dibantu masalah yang ingin diselesaikan,
tokoh Topan, seorang mantan ak-
oleh Ohan Adiputra sebagai co-su- sementara dulu tujuannya hanya
tivis yang berhasil menggulingkan
tradara, penata musik oleh Idrus satu: menggulingkan penguasa.
penguasa dua dekade silam. Per-
Madani, Fero A. Stefanus sebagai juangannya selalu diingat dan na- Di sisi lain, Topan kenal dengan
penata aransemen musik, Ratna manya selalu dipuja. Sekarang dia seorang Pejabat T yang dekat sekali
Ully sebagai penata gerak, Taufan S, seorang pedagang yang sangat suk- dengan istrinya, Bunga. Pejabat T
CHN sebagai skenografi dan penata ses. Meskipun penguasa dua deka- ini berniat menjadi presiden. Peja-
cahaya, serta tata rias dan busana de saat itu berhasil ditumbangkan, bat T pun memanfaatkan ketena-
digarap oleh Sena Sukarya bersama namun keadaan tidaklah membaik. ran Topan sebagai strategi politik.
Rima Ananda. Korupsi masih merajalela dan wa- Topan diabadikan dalam bentuk
P U S A T N O . 08/20 1 4 33
patung megah, sama seperti patung tahun ini. Dia mengatakan tidak kang pementasan kami,” kata Nano.
lainnya yang diletakkan di jalan-ja- ada unsur kesengajaan dalam pe- Nano Riantiarno berkenyaki-
lan strategis Jakarta. Niken, Wilutan milihan waktu pementasan yang nan bahwa teater bisa menjadi sa-
dan Jiran mendadak kehilangan ku- bertepatan di tahun politik. Semua lah satu jembatan menuju suatu
asa atas barisan demonstran yang adalah kebetulan karena lakon ini keseimbangan batin dan jalan bagi
berada di bawah komando mereka. memang baru siap dipentaskan terciptanya kebahagian yang ma-
Tiba-tiba datang seorang pemim- saat ini. Nano menceritakan jika nusiawi. Jujur, bercermin lewat tea-
pin baru, Bujok yang merupakan naskah ini memiliki keterikatan ter, diyakini pula sebagai salah satu
kaki tangan pejabat T. Topan meno- dengan lakon “IBU, Mother Coura- cara untuk menemukan kembali
lak hal itu. Dia juga melihat hubun- ge and Her Children” yang sudah akal sehat dan hati nurani. Sikap
gan Bunga dengan Pejabat T ada dipentaskannya November lalu. saling menghargai perbedaan dan
sesuatu yang salah. Akhirnya To- Keduanya sama-sama menyirat- menghargai sesama.
pan turun ke jalan karena dia tidak kan kritik sosial dan menyindir
Sampai tahun 2014 Teater
ingin demonstrasi yang dipimpin apa yang terjadi terhadap bangsa
Koma telah memproduksi 132
Bujok melenceng dari tujuan mulia ini. Pagelaran Teater Koma kali ini
pementasan, baik di televisi mau-
membela kepentingan rakyat. Ter- ditujukan untuk mengkritik para
pun dipanggung. Mereka memiliki
nyata hal ini memang dimanfaatkan pejabat yang dahulunya menjadi
banyak penonton yang setia. Per-
Pejabat T dan Bojok. Agar Pejabat T demonstran maupun pemerinta-
tunjukannya sering digelar lebih
bisa dipilih rakyat menjadi presi- han Indonesia yang tidak konsis-
dari dua minggu. Kini Teater Koma
den, maka Topan harus dijadikan ten dengan perjuangannya saat itu.
memasuki umurnya yang ke-37 ta-
tumbal bagi demonstran. ”Sekarang sulit sekali menentukan
hun tetap menjadi kelompok kese-
Nano Riantiarno sang sutrada- mana yang harus dibela dan yang
nian yang konsisten dan produktif.
ra menuliskan bahwa naskah ”De- disalahkan. Unjuk rasa sering dija-
(Ning)
monstran” ditulisnya sejak tahunn dikan alat untuk mencapai tujuan.
1989 dan baru siap dipentaskan Situasi ini yang menjadi latar bela-
BRUNEI DARUSSALAM
Doa Seorang Istri
Cerita Pendek Mas Osman
Utusan terapung
Puisi Seribadi Brunei
Suara
Puisi Maimon Rahman
MALAYSIA
Bunyi
Cerpen Saiffulizan Yahya
Dalam Persekitaran Kata-Kata
Puisi Baha Zain
Selamat Berpisah Wahai Dalangku
Puisi Rosli K
Di balik Kebijaksanaan Tun Sri Lanang
Puisi Noriah Taslim
INDONESIA
Bromocorah
Cerpen Mochtar Lubis
Monumen KemaƟan
Puisi Evi Idawati
KeƟka Engkau Bersembahyang
Puisi Emha Ainun Nadjib
P U S A T N O . 08/20 1 4 35
MASTERA
Allah Maha Pencipta tetapi tidak berhasil. Kesukaan- bersungkai baharulah suaminya
langit dan bumi, dan bila nya tetap berbual-bual. Jadi, kalau sampai. Suaminya sibuk dengan
ada suaminya tentulah rancak ce- urusan perniagaan yang memerlu-
Dia berkehendakkan ritanya. Lebih-lebih lagi di bulan kan perhatian yang teliti. Suaminya
(untuk mencipta) sesuatu, puasa begini, duduk-duduk pada tahu kalau kurang penelitian tentu-
maka (cukuplah) Dia petang hari sementara menunggu lah akan mengakibatkan beberapa
hanya mengatakan sungkai amatlah membosankan. hal yang kurang baik. Sebagai ahli
kepadanya: Jadilah! Lalu Sementelah lagi persiapan untuk perniagaan mestilah selalu berhati-
persungkaian sudah siap diuruskan hati.
jadilah ia].
sejak jam lima petang tadi. Suaminya adalah seorang yang
– Ayat 117, Surah Al-Baqarah.
Hendak ditunggu ibu men- penyabar. Lebih-lebih lagi hidup
tuanya dan anaknya, Fikri. Mere- dalam dunia penuh pancaroba ini,
ka masih belum pulang dari ban- kesabaran adalah sangat ditekan-
I
dar lagi. Membeli-belah untuk kan oleh suaminya.
MARLIA DUDUK di beranda menyambut hari raya. Marlia tidak “Abang sentiasa berharap Lia
rumahnya. Bentuk moden yang di- kuasa menemani anaknya kerana selalu bersabar, kerana kesabaran
sesuaikan dengan alam ketimuran. sibuk dengan kerja-kerja dapurnya. itulah yang membantu hidup kita.
Hatinya senang, lapang dengan su- Ibu mentuanya sahajalah yang me- Lia pun tahu, sifat sabar itu separuh
asana rumahnya. Hasil daripada nemani Fikri. Masalah kenderaan daripada iman.”
ilham bersama suaminya. Duduk- tidak menjadi soal kerana mereka
Kata-kata itulah yang menjadi
duduk seorang diri memang mem- mempunyai pemandu yang digaji
pegangan hidup Marlia. Kata-kata
bosankan akalnya. Marlia memang khas oleh suaminya.
itulah juga yang menambah kuat
suka berbual-bual. Jadi kalau tidak Hendak ditunggu suaminya kasih sayang terhadap suaminya.
ada teman untuk berbicara kusut- pun masih belum pulang dari pe- Kata-kata itu juga memberi perang-
lah fikirannya. Sudah dicubanya jabat. Dalam bulan puasa begini sang kepada hidupnya yang per-
dengan membaca buku atau maja- suaminya memang selalu lambat nah dilanda kesedihan. Ayah dan
lah bagi menghilangkan tabiatnya, balik ke rumah. Hampir hendak ibunya telah meninggal akibat satu
MAS OSMAN adalah nama pena Allahyarham Haji Osman bin Begawan Pehin Siraja
KhaƟb Dato Seri SeƟa Haji Mohamad Tamin. Lahir pada 1952 di Miri, Sarawak dan
kembali ke rahmatullah pada 9 Februari 2013. Selain Mas Osman juga pernah men-
ggunakan nama pena Mas Afsna, MandrawaƟ, Putera Puni, dan Osman Peukmot.
Pernah bertugas di Dewan Bahasa dan Pustaka Brunei sebagai Pegawai Bahasa dan
mengetuai Bahagian Penyelidikan dan Dokumentasi.
Menceburi bidang penulisan dalam genre seperƟ puisi (sajak, pantun dan syair),
cerpen, esei dan skrip drama radio dan pentas. Di Bibir-Bibir Mulut merupakan buku
kumpulan drama penulisan beliau. Karya beliau juga termuat dalam antologi ber
sama seperƟ Puisi Moden Brunei Darussalam (versi terjemahannya, Modern Poetry of Brunei Darussa-
lam), Traditional Literature of ASEAN (ASEAN-COCI Brunei Darussalam), Takbir Para Penyair (versi terje-
mahannya, The Poets Chant), O.D., Larian Hidup, Pelari 3, Nafas Utara Borneo, Bumi Warisan, Sekitar Kri-
tikan Sastera Melayu Brunei, Kulimpapat, Kosovo: Bilakah Langitmu Kembali Biru, Biografi Penulis Brunei
(penyusun), Setulus Kasih Rakyat Menjunjung, Minda Remaja, Bahasa Jiwa Bangsa Jilid 3, Tenggara 36
dan Bakti Kemanusian.
Pernah membantang kertas kerta di Pertemuan Sasterawan Nusantara (Padang, Sumatera), Pertemuan
Penulis Komenwel (Kuala Lumpur), dan beberapa pertemuan penulis dalam negeri. Juga pernah diun-
dang menjadi ahli penal Forum “Kesusasteraan dalam Kehidupan” di Pertemuan Minggu Penulis Singa-
pura (1991) dan Forum Penulis Muda ASEAN di Perak, Malaysia (1997).
Utusan Terapung
Gerangan apakah yang diutusi?
Padatnya nota-nota tiada berkoma…
bait-baitnya tiada bernoktah Pada siapakan gerangan nak diutus?
utusan panjang berjela-jela Pada anak hingusan…
tiada ada makna atau remaja gila-gilaan…
laksana air sungai mengalir atau jejaka patriotisme…
tanpa penghujungnya yang tiada kenal siapa bapanya
terapung sampah tiada sudahnya
melimpah-limpah…
terumbang-ambing ketepian danau yang tiada tentu hala tujuannya
di bibir tebingnya ditumbuhi lumut yang hanya bersandar di kerusi goyang….
melekat membalut…
di daratan bait-baitnya.
Menghulur kedua-dua belah tangannya
Geranan siapakah yang mengutus? tanda menerima utusan yang mencakar
Tanpa nama… tiada alamatnya suaranya bisu telinganya tuli
songsang terbalik suara hatinya masih jelas terapung-apung
pada utusan terapung jua di dasar danau yang hampir kering
di dasari air hitam keruh warnanya. serpihan berkecai terburai
semua utusan terapung berselerakan
Itu mainan anak-anak hingusan hanyut ditiup badai.
belum tahu baca:
A… B…, Ba… Ta…
bermandi-mandian di tepian damai Pelita Brunei 14 Jun 2006
SERIBADI BRUNEI adalah nama pena Awang Mohammad Said bin Bakar. Pernah
berkerja di Jabatan Perkhidmatan Pos dan kemudian berpindah ke Jabatan Radio
dan Televisyen Brunei. Sering menulis sajak, syair, skrip drama radio, dan esei.
Pernah menjadi ahli kumpulan pancaragam ORKESTRA PERDANA di bawah
pimpinan Allahyarham Inspektor Haji Idris Mohammad dan berlakun dalam
drama radio sebagai pelakun tambahan. Kembara di Titian Zaman terbitan
Dewan Bahasa dan Pustaka merupakan buku sulung persendirian beliau.
Suara I
Suara laut dalam udara dingin yang asyik
alun ombak rawan sekeping hati
yang menanti-nanti di hujung pantai Suara III
jejari halus memanggil-manggil nelayan pulang
- melihat anak-anak kebuluran tidur dengan perut Ada waktu pemisah setia jejak-jejak perjalanannya
kosong tiada pesan
- melihat periuk nasi yang kontang bukan janjinya begitu
tiada rezeki hari ini darah mengalir ke dada ombak
dalam doa-doa yang panjang ombak bercerita
air mata bagai hujan di cucuran atap suatu musibah di sisinya
ratapan pedih disudut hati itu terselit doa-doa salam kerongkong yang sendu
buat seorang isteri yang tahu. kerana esok dipulang dengan tubuh kaku
itulah kudratnya
ratap seorang isteri.
Suara II
Suara IV
Pasir-pasir di pantai itu
bagai debu masuk ke mata Sekeping hati dalam tangis dan air mata
di dada bagai ombak yang kaku bagai duri-duri yang mencucuk jari
air mata tidak lagi malu-malu ombak rasa yang menyatakan kegelapannya
tertumpah juga di bibirnya jangan jadikan turunan yang meminta-minta
mata telinga melihat kesuatu arah - anak-anak tidak mahu kebuluran
ke laut seperti melambai-lambai hatinya - anak-anak tidak mahu kepapan
hatinya menangis - anak tidak mahu ketinggalan
perahu pukat menjadi musuhnya berikrar seorang ibu.
jangan jadikan pusaka turunan
sumpah seorang isteri.
Suara V Suara VI
Si ibu menyambung bakti
(pada turunan yang belum mengerti Bila melihat air mata anak-anak yang piatu
erti kehidupan hari ini bila melihat anak-anak berdiri di depan pintu
yang berlari-lari dan menyanyi) bila melihat anak-anak merenung jaug
ada tangan yang mengukur sekadar wujud kesedaran - ia membenci pada laut
ada ucapan yang belum terucap - ia membenci pada ombak
- esok mahu melihat anak-anak berjalan ke sekolah - ia membenci pada rebut
- mahu melihat anak-anak ketawa bersama - ia membenci pada gelombang
- mahu mendengar suara anak-anak yang berjaya (di sini ada maut dan air mata
azam seorang ibu. suatu cerita dalam kehidupannya).
MAIMON RAHMAN nama sebenarnya ialah Hajah Maimon binƟ Abdul Rahman.
Dilahirkan di BanƟng, Selangor, Malaysia pada 5 Oktober 1940. Berpendidikan Me-
layu dan agama. Mula menjejakkan kaki ke alam persekolahan dalam tahun 1946
di Sekolah Umum Permatang Pasir, Selangor. Dalam tahun 1952 berpindah ke Se-
kolah Khas BanƟng, Selangor. Antara tahun 1955 hingga 1958 belajar di Sekolah
Agama Khas Permatang Pasir, Selangor. Pernah bertugas sebagai Guru Agama di
Sekolah Convent, Jalan Peel, Kuala Lumpur dalam tahun 1958 hingga 1969. Pada
1970 hingga 1979, telah bertugas di Sekolah Saint Margaret, Seria sebagai Guru
Bahasa Melayu.
Berumahtangga dengan Allahyarham Pengiran Haji Sabtu bin Pengiran Haji Mohd. Salleh atau dikenali
dengan nama pena A.S. Isma pada tahun 1969 dan seterusnya mengikuƟ suami bermastauƟn di Brunei.
Mula menceburi dunia penulisan dalam tahun 1963. Bidang karya adalah sajak dan cerpen. Karya-karya
beliau pernah tersiar dalam beberapa majalah dan surat khabar dalam dan luar negeri seperƟ Mastika,
Dewan Bahasa, Dewan Masyarakat, Dewan Sastera, Wanita, Keluarga, Bahana, Mekar, Utusan Zaman,
Berita Minggu (edisi singapura dan Malaysia), Mingguan Malaysia dan Sabah times, Sarina, Karya, Ra-
dio Malaysia, dan Radio Brunei.
Cerpen beliau yang berjudul “Bedah Bertudung Dakwah” dan “Hajah timah Dapat Menantu” pernah
memenangi hadiah kedua (1981) dan keƟga (1982) dalam peraduan Menulis Cerpen Sambutan Israk dan
Mikraj anjuran Jabatan Hal Ehwal Ugama, Brunei. Karya beliau juga telah diterbitkan dalam Bahana Rasa
(antologi puisi kanak-kanak),Tali kikik Tali Teraju (antologi cerpen), Awan Putih Berarak damai (antologi
cerpen), Basikal Idaman (antologi cerpen kanak-kanak), Menanti Gugusan Rasa (antologi cerpen), Hari
Ini dan Esok (antologi sajak), Azam dan Doa (antologi puisi kanak-kanak) dan Nafas Utara Borneo (an-
tologi puisi) terbitan Dewan Bahasa dan Pustaka, Brunei. Beberapa sajak beliau juga termuat dalam an-
tologi sajak bersama Gema Membelah Gema 3 dan Gema Membelah Gema 6 yang man kedua-duanya
terbitan Dewan Bahasa dan Pustaka, Kuala Lumpur.
Bunyi
Cerpen SAIFFULIZAN YAHYA
(Malaysia)
S
ebagai manusia yang fitrah- kami nanti-nanti tidak kedengaran
nya mempunyai sifat ingin lagi. Kami yang telah diarahkan ti-
tahu, kami telah bersepakat dak berkata-kata, hanya menggu-
untuk mengesan datangnya bunyi nakan mimik muka dan gerak tu-
tersebut. Maka, siang itu kami si- buh untuk menandakan tidak ada
buk menyiasat dan meninjau setiap apa-apa yang berlaku.
bucu dan sudut di rumah ini untuk “Aku sudah mengantuk,” kata
mengetahui punca bunyi itu. Sehin- datuk.
gga senja mencair di belakang hala-
“Mari kita masuk tidur,” sambut
man rumah, kami masih tidak lagi
Kami telah menghuni nenek.
bertemu atau mengetahui benda
rumah ini berpuluh-puluh yang mengeluarkan bunyi tersebut.
Serentak habis sahaja ayat ne-
tahun dahulu. Sebelum Malam itu, tepat pukul 12.00
nek itu kami telah mendengar bunyi
hari semalam, kami yang kami tunggu-tunggu itu. Mata
malam, sekali lagi kami mendengar
kami seperti melihat sesuatu yang
tidak pernah mendengar bunyi tersebut. Bagi kami, bunyi
sungguh ganjil, walaupun kami ti-
bunyi ini; “tik”. Suatu kali ini lebih jelas sedikit daripa-
dak melihat benda yang mengelu-
bunyi yang sungguh da semalam. Serentak itu, kami
arkan bunyi tersebut. Kami terus
yang baru sahaja masuk ke kamar
aneh menusuk masuk ke memandang sesama sendiri dan ak-
masing-masing telah berkumpul
sepasang cuping telinga hirnya tepat pandangan kami meni-
di ruang tamu rumah. Ayah telah
kam kepada kolam mata ayah. Kami
kami. Kami tidak tahu mengambil keputusan supaya kami
menunggu arahannya. Ayah seperti
adakah bunyi ini sesuatu membuka semua lampu di dalam
orang yang terkejut daripada tidur
yang menyenangkan atau rumah. Jangan ada satu pun yang
terus menyuruh kami mengesan
tidak bagi kami yang terkecuali. Setelah semua lampu
arah datangnya bunyi itu.
dibuka, kami diarahkan kembali
terdiri daripada datuk, berkumpul di ruang tamu dan men-
“Tapi, di mana datang bunyi
nenek, ayah, emak, dengar arah datangnya bunyi itu.
itu?” Adik menyedarkan kami.
abang, kakak, aku dan Setengah jam telah berlalu da-
“Betul. Di mana datangnya
adik. bunyi itu?” Kami bertanya serentak,
lam suasana yang sunyi. Bunyi yang
kami lakukan untuk menyelesaikan narik pada kami ialah kata “masalah” bunyi itu? Mungkin daripada punca
masalah tentang bunyi itu, yang yang digunakan oleh ayah sekarang. benda itu, kami dapat mengesan
kini terasa mula mengganggu pros- Ini bermakna, bunyi itu telah bunyi tersebut. “Tapi, mengapa
es kehidupan kami sekeluarga. menimbulkan satu beban atau ke- bunyi itu tidak berbunyi pada waktu
Kami memang mula merasa susahan kepada kami yang meng- siang, tapi hanya berbunyi pada wak-
bahawa kehadiran bunyi tersebut huni rumah ini. Maka itu, kami ha- tu malam?” Persoalan ini berbenih
mulai menyebabkan proses perja- rus mengatasinya bersama-sama. dalam setiap hati kami, tetapi tidak
lanan hari kami mula berubah. Jika Begitulah kami yang selalu mentaf- kami suarakan kepada sesiapa pun.
hari-hari yang berlalu, waktu begi- sir segala ungkapan yang diucapkan Memang ada perkara yang kadang-
ni, kami semua akan keluar untuk oleh ayah. Bagi kami setiap kata-ka- kadang tidak dapat kami suarakan
bekerja. Bagi kami kerja itu dapat ta ayah bererti dan kami harus ber- kepada sesiapa pun. Memang ada
membunuh kemalasan. Satu ung- tindak melalui kata-kata ayah itu. perkara yang kadang-kadang tidak
kapan yang kami wariskan sewaktu Sejak bila kami menurutinya, kami dapat kami nyatakan secara terus
kami mula-mula menghuni rumah tidak pasti, tetapi begitulah kami. terang kerana kami bimbang per-
ini. Tetapi, sekarang kami terpaksa Setelah ayah berasakan kami kara yang kami nyatakan itu akan
membatalkan segala urusan kerja telah bersedia, kami telah diajukan menjadi seperti wabak, yang akan
kami disebabkan bunyi tersebut. dengan satu pernyataan daripada mengganggu keharmonian dan ke-
ayah tentang benda yang mengelu- murnian rumah kami nan sebuah
“Kita harus menghadapi masalah
arkan bunyi tersebut. ini. Begitulah selalunya kami.
bunyi aneh itu bersama-sama,” kata
ayah sewaktu meminta kami ber- Setelah ayah berasakan kami Keheningan telah menyelimuti
kumpul pagi ini. Ayah mengula-ngi telah bersedia, kami telah diajukan kami seketika untuk berfikir ten-
kembali ayat tersebut dengan peru- dengan satu pernyataan daripada tang punca bunyi itu sebelum ka-
bahan kata “harus” kepada “mesti”. ayah tentang benda yang mengelu- kak memulai dengan tekaannya.
Walaupun, dua kata tersebut ada nu- arkan bunyi tersebut. Barangkali bunyi itu berpunca da-
ansa, namun bagi kami dua kata ter- Kali ini ayah mahu kami mencari ripada titisan air pili yang tidak di-
sebut tiada bezanya tetapi yang me- apakah benda yang menjadi punca tutup betul-betul.
SAIFULLIZAN YAHYA, Saif dhi Yazan merupakan satu nama pena kepada salah seorang penulis
puisi di Malaysia namun amat jarang ditemui di hujung-hujung karyanya. Pemilik nama pena
ini lebih selesa menggunakan nama yang dianugerahkan sejak kelahirannya iaitu Saifullizan
Yahaya dalam kebanyakan hasil nukilannya.
Saifullizan Yahaya telah dilahirkan di Kampar, Perak pada 27 Oktober 1975. Pendidikan awal
di Sekolah Kebangsaan Seri Bidor, Perak dan Sekolah Kebangsaan Bidor, Perak. Seterusnya di
Sekolah Menengah Abdul Ghani, Bidor dan Sekolah Menengah Buyung Adil, Tapah, Perak. Dan
dilanjutkan dengan pelajaran peringkat diploma di Akademi Seni Melaka (ASM) atau dikenali
juga sebagai InsƟtut Teknologi Seni Malaysia, Melaka (ITSM). Pada tahun 1998, beliau telah
melanjutkan pelajaran peringkat Ijazah Sarjana Muda di UniversiƟ Putra Malaysia (UPM) dalam jurusan Bahasa dan
LinguisƟk Melayu.
Beliau juga sering diundang menjadi pembimbing penulisan kreaƟf di Majlis Kebajikan Kanak-kanak Malaysia (MKKM)
di seluruh negara sejak tahun 2001 sehingga hari ini. Memperoleh Hadiah Sastera Kumpulan Utusan, 2001 menerusi
puisi “Sejarah.” Selain itu, Hadiah Sastera Tunas Cipta, Dewan Bahasa dan Pustaka 2002/2004 dengan mempertaruh-
kan puisi “Belajar Menulis Puisi.” Tahun 2006 pula, memenangi Hadiah Sastera Sempena Jubli Emas Dewan Bahasa
dan Pustaka melalui puisi “Mahkota: Jawapan Kepada Sang Sapurba yang Bertanya,”
Dalam Persekitaran
Kata-kata
“Dia mencipta manusia.
Mengajarnya pandai berbicara.”
Baharuddin bin Zainal, atau nama
(Al-Quran, 55:3-4) penanya Baha Zain dilahirkan di Batu
15, Hutan Melintang, Perak pada 22
Engkau beri kami kata-kata, Mei 1939. Beliau mendapat pen-
didikan awalnya di Sabak Bernam,
dan akal untuk mengucapkannya. Selangor, Sekolah Anderson, Ipoh
Kami pindahkan makna, dan seterusnya beliau memasuki
dari tempat ke tempat, UniversiƟ Malaya pada tahun 1960
dan lulus Sarjana Muda Sastera pada
dari zaman ke zaman. tahun 1963.
Bertugas di Bahagian Penyelidikan, Dewan Bahasa dan Pus-
Engkau jadikan kami bangsa taka sebagai Penolong Pegawai Penyelidik mulai 1963. Ber-
tugas sebagai Ketua Cawangan Kajian di Bahagian Pengem-
berkulit sawo matang.
bangan Sastera Dewan Bahasa dan Pustaka. Menjadi Ketua
Belayar di samudera jauh Pengarang pada majalah Dewan Sastera dan Dewan Budaya,
menjelajah pulau-pulau, dan berlabuh anggota sidang pengarang jurnal Tenggara, dan pernah men-
jadi Ketua Pengarang Dewan Bahasa.
di pantai-pantai semenanjung.
Pada tahun 1985, menerbitkan majalah berita mingguan Era
di Subang Jaya, Selangor. Mulai tahun 1994.
Kata-kata yang berselerakan: Menerima Anugerah S.E.A. Write daripada Kerajaan Thai-
langit, bumi, laut, gunung, land pada tahun 1980.
awan, hujan dan pohon, Memenangi Hadiah Sastera Perdana Malaysia Kategori Ece-
ran. Puisinya yang berjudul “Pernahkah Engkau Mentafsir
adalah persekitaran.
Kedamaian” memenangi Hadiah Sastera Perdana Malaysia
Seperti kami memetik buah-buahan, 2002/2003 manakala puisi “Apabila Menulis Puisi” memenan-
kami sunting istilah iman, gi Hadiah Sastera Perdana Malaysia 2008/2009. Pada tahun
2012, dua buah puisi Baha Zain memenangi Hadiah Sastera
daripada kitab-kitab silam
Perdana Malaysia 2010/2011, iaitu “Permainan Mimpi” dan
mentakrif tanda alam, Dalam Persekitaran Kata-kata”
dan menjernihkan tafsiran. Menerima Anugerah Penyair Gapena (1988), Anugerah To-
koh Pejuang Bahasa daripada Persatuan LinguisƟk Malaysia
(2004), Anugerah Budayawan Gapena (2008), dan Ijazah Ke-
Kata-kata mengembangkan pengalaman, hormat Doktor Persuratan daripada USM (2010), dan Anuge-
terbentang di semesta alam, rah Tokoh Persatuan Penulis Nasional Malaysia (2011).
memaknakan kewujudan. Dikurniakan Darjah Kesateria Mangku Negara (KMN) daripa-
da Yang di-Pertuan Agong (1982), Darjah Cura Simanja Kani
(PCM) daripada DYMM Sultan Perak (1986), Darjah Paduka
Dewan Sastera Februari 2010 Mahkota Perak (DPMP) daripada DYMM Sultan Perak (1998)
dan yang terkini Anugerah Sastera Negara Ke-12 yang mem-
bawa gelaran Sasterawan Negara.
Selamat Berpisah,
Wahai Dalangku
Di hadapan kelir itulah, sekian lama
Engkau menggalur taakul dan teladan
Jika kurenung kembali
Berterap tamsil, meresap ke dalam fikir
Lentera tua ini, meski tidak bercahaya lagi
Antara kias suluh dan bayang-bayang.
Aku akan selalu terkenang padamu,
Wahai dalangku.
Tiada bayang, jikalau tiada cahaya
Ada cahaya, ada pelita
Entah berapa lama
Dan wujud makrifat pelita
Sebahagian hayatmu disuluh cahaya
Kerana bersebalikkan Pencipta.
Untuk kau jelmakan bari hikayat,
Menjujuk segala peri watak ke muka kelir.
Dan engkau sendiri, wahai dalangku
Adalah deretan aksara takdir itu
Kaupacak Beringin,
Yang tersurat untuk memenuhi
Ceruk dan alur cetera yang terpendam
Lembar hidup, tebal atau nipis.
Akan kembali menyusur jalan riwayat,
Berliku, bersimpang, tetapi hujungnya lurus.
Akhirnya jajar baris usiamu
Sampai juga ke hujung nyawa,
Kelir itu tabir teladan,
Nafas bertemu noktah
Mewayangkan gajak kisah dan qisas
Bagai lesapnya bayang-bayang.
Mengibaratkan qidam dan qadar,
Hilang ghoyat, namun qadim itu kekal.
Seperti bayang itu,
Engkau pun tidak kekal di sini
Rosli K. Matari, antara penyair Kerana dunia ini sirna,
terpenƟng dari angkatan 80-an Tiada sesempurna alam hakiki.
di Malaysia. Dilahirkan pada 5
April 1961 di Kubang Kerian, Kota Kau tinggalkan segala juzuk bari
Bharu, Kelantan. Memenangi Ha-
Tabuh tidak terdengar lagi,
diah Sastera Malaysia pada tahun
1988/1989, hadiah utama dalam Tetapi segala teladan tersimpan itu
Hadiah Sastera Utusan Melayu- Tetap jernih bagai embun dan cermin.
Public Bank 1990, 1991, 1992,
1993, serta hadiah penghargaan 1995, Hadiah Saste- Selamat berpisah,
ra Perdana Malaysia 1996/1997, hadiah penghargaan
Wahai dalangku
dalam Hadiah Sastera Kumpulan Utusan – ExxonMo-
Tinggalkanlah aku di sini
bil 2011, Hadiah Sastera Perdana Malaysia 2010/2011
dan Penghargaan Karyawan Kelantan 2013. Nun Bulan Menunggu memaknakan bayang-bayang.
(2011) adalah satu-satunya kumpulan puisi persendi-
rian beliau yang diterbitkan sehingga kini. 2 Oktober 2009
Di Sebalik Kebijaksanaan
Tun Seri Lanang
Cerpen NORIAH TASLIM
(Malaysia)
D
alam banyak hal, penga- dan tuntutan penciptaan dan per- tana merupakan pusat perkemban-
rang nampak annal lebih sembahan yang spontan dan seren- gan literasi dan penulisan – saduran
canggih daripada seorang tak. Kebebasan tersebut memung- atau asli; dan tempat tersimpannya
penglipurlara/pencerita lisan yang kinkan pengarang memanfaatkan buku dan bahan bacaan yang lain,
membawa cerita yang mudah- kreativitinya dan melepaskan ima- yang semuanya menyediakan ke-
mudah untuk halwa telinga pendu- ginasinya dengan lebih selesa. Ke- padanya model alternatif yang ber-
duk desa. mungkinan inilah yang memberi- beza dan memperluas medan sum-
Namun begitu, di sebalik kebi- kan pewarnaan dan struktur yang bernya. Dengan sumber yang lebih
jaksanaannya ada faktor lain yang berbeza pada hasil karyanya diban- rencam – Arab/Parsi, India, Jawa,
memungkinkan lahirnya karya dingakn dengan sastera lisan. Kita yang terakam dalam bentuk yang
besar seperti Sejarah Melayu. Fak- seterusnya akan melihat implikasi kekal, membolehkan pengarang me-
tor tersebut jarang-jarang diberi perubahan cara penyampaian ini neliti, memilih mengubahsuaikan
pertimbangan tetapi amat pen- terhadap pengarang, kreativitinya dan mencantumkan kesemuanya
ting untuk menjelaskan fenomena dan hasil sasteranya. dan mencapai satu kesatuan makna,
pengkaryaan annal ialah tulisan – Tradisi tulisan pertamanya me- sehinggakan teks yang lahir daripa-
teknologi yang bertanggungjawab nawar dan membuka pemikiran danya merupakan sebuah karya ber-
membawa pelbagai perubahan di pada model alternatif – pengalaman tulis, melarikannya daripada acuan
seluruh dunia. Di sini, kita hanya dan pengetahuan baharu, pandang stereotaip hasil lisan.
berminat untuk melihat implikasi alam dan budaya luar yang berbeza Demikian kita lihat, dengan
tulisan ke atas proses pengkaryaan yang datang bersama-sama buku, menyediakan kemungkinan alter-
seorang pengarang seperti Tun Seri amnuskrip dan lain-lain (dalam ma- natif dari sudut media dan sumber,
Lanag, pujangga istana Melaka/Jo- syarakat Melayu tradisional bahan tulisan membenarkan pengarang
hor yang dititahkan mengarang Se- ini datang dari Timur Tengah, tem- meneroka dan bereksperimen den-
jarah Melayu (Sulalat al-Salatin). pat asalnya tradisi tulisan jawi itu). gan sumber yang baharu, mengga-
Pertama, tulisan membebaskan Seorang penulis istana hidup da- lakkan munculnya individualiti,
pengarang daripada beban hafalan lam situasi yang tersebut di atas. Is- hatta pembaharuan dan akhirnya
Bromocorah
Cerpen MOCHTAR LUBIS
(Indonesia)
D
ia bangun pagi-pagi benar ketika dia lewat Mereka semua Subuh telah tiba. Udara mulai
keluar diam-diam dari ka- kenal padanya Dia melangkah ce- agak terang, Setelah dia yakin tak
mar tidur, meninggalkan pat menyeberang sungai kecil di ada orang lain di tempat itu, dia
istrinya yang masih tidur tanpa pinggir jalan, memanjat pematang berdiri mengambil sikap silatnya,
membangunkannya. Dia telah ter- sawah di pinggir sungai, dan meniti menghadap ke arah tempat mata-
latih untuk bergerak diam-diam dengan cekatan di atas pematang hari terbit, dan perlahan-lahan di-
tanpa bunyi. Ini adalah sebuah ke- sawah yang sempit, Sawah berla- gerakkannya tangannya, kakinya,
mahiran yang harus dimilikinya pis-lapis meninggi di punggung bu- badannya, dalam gerakan silat yang
dalam pekerjaannya Dia membuka kit, Kabut pagi masih rendah di pu- tenang tetapi lancar, dan perlahan-
pintu kamar perlahan-lahan, juga neak-puneak bukit, dan angin pagi lahan kecepatan gerakan tangan
tanpa bunyi, mengambil celana dan bertiup dengan lembut Dia menghi- dan kakinya serta badannya diting-
baju hitamnya, serta ikat pinggang rup udara dalam-dalam, menahan gikannya, hingga pada satu saat da-
besarnya, yang teronggok di atas napasnya beberapa lama dan ke- lam remang dini hari itu, yang ter-
bangku dekat pintu, mengenakan mudian menghembuskan udara ke lihat hanya gerakan-gerakan sosok
sandal kulitnya, dan menutup pintu luar dari paru-parunya, hingga pa- hitam yang amat cepat. Orang yang
kembali. Ketika melangkah ke bela- ru-parunya terasa kosong. Sambil tiba-tiba datang dan melihat bayan-
kang, dia memandang ke balai-balai melakukan demikian dia terus juga gan hitam yang bergerak berputar,
di kamar tengah, dan melihat anak melangkah dengan kuat dan teratur melompat ke atas, merendahkan
lelakinya berumur delapan tahun menyesuaikan langkahnya dengan badan hingga ke tanah itu tentu
masih tidur, berselimut sampai ke keluar masuknya napas. Dia mera- amat terkejut, dan tidak akan men-
kepala di dalam sarung. sa darahnya mengalir panas, jan- genal bahwa sosok hitam yang ber-
Dia membuka pintu belakang, tungnya memukul kuat, dan otot- gerak-gerak amat eepat itu seorang
dan mencuci mukanya dengan air ototnya mulai kendur dan panas; manusia.
dalam tempayan besar di depan kekakuan badan setelah tidur satu Setelah merasa keringatnya
dapur. Cepat dia berpakaian, dan malam mulai hilang dari badannya. mulai mengalir, dia memperlambat
kemudiml melangkah cepat ke luar Ketika dia tiba di sebuah tegalan gerakannya, dan kemudian dia ber-
desa Hari masih amat pagi, waktu yang rata dengan purieak bukit dia henti, menghadap matahari yang
subuh pun belum tiba Desa masih berhenti di tengah dan melihat ber- mulai kelihatan di balik bukit-bukit
tidur. Tak seekor anjing menyalak keliling. yang jauh yang ditumbuhi hutan
yang telah mengalahkannya. melepaskan tendangan mautnya ke pada waktu yang bersamaan dia
kepala lawannya, tiba-tiba saja di merasa pula tak berdaya mengu-
“Mengapa Mas tidak sudahi?”
matanya terbayang anaknya yang bah hidupnya. Dia ingat, ketika dia
pintanya.
masih tidur berselimut kain sarung mengembara menuntut ilmu silat,
“Kau masih muda Dik, pergilah.” di berbagai tempat bertemu dengan
sampai ke kepala Sejak anaknya jadi
Dia membalikkan badannya, dan bermacam orang, dan dalam berba-
besar, dan telah mulai bersekolah,
melangkah ke dalam hutan jati, me- gai percakapan ada yang menggata-
dia merasa tak ingin anaknya men-
nuruni bukit, dan melintasi sawah, kan, bahwa nasib orang kecil, orang
ggantikannya, dan mengikuti cara
jauh dari orang-orang kampung yang tak memiliki tanah, tani yang
hidupnya. Hidup yang bertumpu
yang sudah mulai bekerja. menggarap tanah milik orang lain,
pada kejagoan berkelahi, kejagoan
Dia tahu, akibat apa yang telah mereka yang menganggur di desa-
membunuh, merampok, mencuri,
dilakukannya. Kemungkinan be- desa, nasib mereka hanya dapat
hidup dengan perbuatan yang satu
sar lawannya akan mendendam- diperbaiki jika susunan masyara-
hariharus dibayar dengan nyawa
nya seumur hidup dan akan selalu kat diubah, dan tanah dibagi-bagi
atau hukuman penjara. Benang me-
mencoba membalas dendamnya pula pada mereka yang tidak punya
rah kehidupan mereka turun-temu-
itu, mencoba membunuhnya Yang tanah. Banyak tanah rakyat dahu-
run harus diputuskan dengan di-
paling baik yang seharusnya di- lu, kata mereka, dirampas oleh
riku, katanya pada dirinya sendiri.
lakukannya adalah membunuh orang Belanda, dijadikan tanah-ta-
Dia gemetar takut membayangkan
lawannya Bukannya dia tak pemah nah perkebunan besar. Akibatnya
seandainya anaknya yang dewa-
membunuh orang. Sejak ayahnya rakyat banyak yang tidak memiliki
sa, seorang muda, yang tergeletak
meninggal dia telah membunuh tanah lagi.
dalam tempat terbuka di hutan
tiga orang. Ayahnya sendiri dika- Mendengar kata-kata demikian,
jati, menunggu tendangan maut
barkan sedikitnya telah membunuh hatinya merasa penuh harap, akan
ke kepalanya, seperti yang terjadi
dua belas orang selama hidupnya. tetapi harapannya tidak kunjung
tadi dengan lawannya. Dia terin-
Tetapi tadi ketika dia hendak gat pada istrinya, ibu anaknya Dan berubah, dan kini dia merasa hara-
Mochtar Lubis lahir di Padang, Sumatera Barat, 7 Maret 1922 – meninggal di Jakarta, 2 Juli 2004
pada umur 82 tahun) adalah seorang jurnalis dan pengarang ternama asal Indonesia. Sejak zaman
pendudukan Jepang ia telah dalam lapangan penerangan. Ia turut mendirikan Kantor Berita Antara,
kemudian mendirikan dan memimpin harian Indonesia Raya yang telah dilarang terbit. Ia mendiri-
kan majalah sastra Horizon bersama-sama kawan-kawannya. Pada waktu pemerintahan rezim Soe-
karno, ia dijebloskan ke dalam penjara hampir sembilan tahun lamanya dan baru dibebaskan pada
tahun 1966. Pemikirannya selama di penjara, ia tuangkan dalam buku Catatan Subversif (1980).
Novelnya, Jalan Tak Ada Ujung (1952 diterjemahkan ke bahasa Inggris oleh A.H. John menjadi A Road
With No End, London, 1968), mendapat Hadiah Sastra BMKN 1952; cerpennya Musim Gugur meng-
gondol hadiah majalah Kisah tahun 1953; kumpulan cerpennya Perempuan (1956) mendapatkan Hadiah Sastra Nasional
BMKN 1955-1956; novelnya, Harimau-Harimau (1975), meraih hadiah Yayasan Buku Utama Departeman P & K; dan no-
velnya Maut dan Cinta (1977) meraih Hadiah Sastra Yayasan Jaya Raya tahun 1979. Selain itu, Mochtar juga menerima
Anugerah Sastra Chairil Anwar (1992).
Monumen Kematian
Siapa terkubur, siapa mengubur
Diundakan pintu aku menadahkan kepalaku
Memandang gelap langit malam
Dan renteng doa tak henti menyapa
Dari bibir waktu
“Kau dengar suara pilu dari detak angin
yang menyentuhmu?”
Tanyaku pada pada basah bumi
Dengan serpihan hati
Aku berdiri diatas tangis dan teriakan
Jerit dan ratapan membayang
Untuk apa dibangun monument kematian ini
Jika bukan untuk mengingatkan kebesaran tunggal
Pemilik segala kehidupanTapi kerendahan hati
menjadi langka
Senyum terasa mahal dan menyiksa
Bagi nyawa yang masih meraba dan menduga
Lenyaplah malam saat kata-kata menjadi biang
Dan monument kematian
Hanya batu yang menanda
Siapa terkubur, siapa mengubur
Evi IdawaƟ lahir di Demak, 9 Desember 1973, sempat kuliah di Jurusan Teater
InsƟtute Seni Indonesia Yogyakarta, Jurusan Pendidikan dan Sastra Indonesia
Universitas Ahmad Dahlan. Ia kenal sebagai aktris sinetron dan teater. Balada
Dangdut, Dongeng Dangdut, Ketulusan Kartika, Wanita Kedua, dan beberapa
FTV adalah sinetron yang pernah melibatkan dirinya. Dia juga sering berperan
dalam teater. Dia juga penulis cerpen dan puisi. Salah satu cerpennya pernah
menjadi pemenang pertama peksiminas. Cerpennya termuat dalam antologi
bersama:Kopiyah dan Kunfayakun (2003), Cerita Pengantin (2004), Bacalah Cinta
(2005), Dokumen Jibril (2005), dan lain-lain. Puisi termuat dalam antologi bersama:
Lirik-lirik Kemenangan (1993), Antologi Penyair Jateng (1993), Ketika Layar Turun
(1994), Embun Tajali (2000), Filantropi (2001), dan lain-lain.
Ketika Engkau
Bersembahyang
Ketika engkau bersembahyang
Oleh takbirmu pintu langit terkuakkan Maka sembahyang adalah kehidupan ini sendiri
Partikel udara dan ruang hampa bergetar Pergi sejauh-jauhnya agar sampai kembali
Bersama-sama mengucapkan allahu akbar Badan diperas jiwa dipompa tak terkira-kira
Kalau diri pecah terbelah, sujud menguntungkannya
Bacaan al-fatihah dan surah
Membuat kegelapan terbuka matanya Sembahyang di atas sajadah cahaya
Setiap doa dan pernyataan pasrah Melangkah perlahan-lahan ke rumah rahasia
Membentangkan jembatan cahaya Rumah yang tak ada ruang tak ada waktunya
Yang tak bisa dikisahkan kepada siapa pun saja
Tegak tubuh alif-mu mengakar ke pusat bumi
Ruku’lam badanmu memandangi asal-usul diri Oleh-olehmu dari sembahyang adalah sinar wajah
Kemudian mim sujudmu menangis Pancaran yang tak terumuskan oleh ilmu fisika
Di dalam cinta Allah hati gerimis Hatimu sabar mulia, kaki seteguh batu karang
Dadamu mencakrawala, seluas ‘arasy
Sujud adalah satu-satunya hakikat hidup Sembilan puluh Sembilan
Karena perjalanan hanya untuk tua dan redup
Ilmu dan peradaban takkan sampai
Kepada asal usul setiap jiwa kembali 1987
Emha Ainun Nadjib akrab dipanggil Cak Nun adalah seorang seniman, budayawan, intelektual
muslim, dan juga penulis asal Jombang, Jawa Ɵmur. Lahir di Djombang, Jawa Timur, 27 Mei
1953. Tahun 1970-1975 Ɵnggal di Jogyakarta dan belajar sastra kepada Umbu Landu Paranggi.
Pernah mengikuƟ lokakarya teater di Filipina (1980), InternaƟonal WriƟng Program di Univer-
sitas Iowa, Amerika Serikat (1984), FesƟval Penyair Internasional di RoƩerdam, Belanda (1984)
dan FesƟval Horizonte III di Berlin Barat, Jerman (1985).
Dalam kesehariannya, Emha sering melakukan akƟvitas yang merangkum dan memadukan di-
namika kesenian, agama, pendidikan poliƟk, sinergi ekonomi guna menumbuhkan potensiali-
tas rakyat. Di samping akƟvitas ruƟn bulanan dengan komunitas Masyarakat Padhang mBulan,
ia juga berkeliling ke berbagai wilayah nusantara.
Bersama Grup Musik Kiai Kanjeng, Cak Nun rata-rata 10-15 kali per bulan berkeliling ke berbagai wilayah nusantara,
dengan acara massal yang umumnya dilakukan di area luar gedung. Di samping itu, secara ruƟn (bulanan) bersama
komunitas Masyarakat Padang Bulan, akƟf mengadakan pertemuan sosial melakukan berbagai dekonstruksi pema-
haman atas nilai-nilai, pola-pola komunikasi, metoda perhubungan kultural, pendidikan cara berpikir, serta pengu-
payaan solusi-solusi masalah masyarakat.
Sastra di Tengah
Dialektika Multikultur
AHMADUN YOSI HERFANDA
T
Tiap bangsa yang terbentuk dari berbagai etnis, seperti bangsa Indonesia,
pada awalnya memiliki karakter yang bhineka, heterogen, atau multikul-
tur. Para arsitek bangsa – untuk mencapai persatuan dan kesatuan menuju
terbentuknya satu negara kesatuan yang merdeka dan berdaulat penuh
— kemudian mencari kesamaan semangat, kesamaan identitas, dan kesa-
maan simbolik.
Kelompok yang sangat cerdas merumuskan tali pemersatu itu adalah
para tokoh pemuda yang melahirkan Sumpah Pemuda.1 Bangsa yang ter-
diri atas banyak etnis dengan beragam adat dan budaya, pengguna bahasa
yang berbeda-beda, serta tersebar ke dalam banyak pulau, disatukan da-
lam sumpah yang sangat sakti: bertumpah darah satu, berbangsa satu, dan
berbahasa satu, Indonesia.2
Menjelang proklamasi kemerdekaan, para arsitek dan pendiri bangsa
juga berhasil merumuskan dasar Negara, Pancasila, yang sekaligus me-
rupakan ideologi atau pandangan hidup (way of life) dan landasan gerak
bangsa Indonesia. Di dalam Pancasila terkandung nilai-nilai yang tetap re-
levan untuk menjadi sumber nilai, pandangan hidup, dan landasan gerak
bangsa saat ini, yakni transendensi (Ketuhanan Yang Maha Esa), humanisa-
si (Kemanusiaan yang adil dan beradab), toleransi (Persatuan Indonesia),
liberasi (Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam per-
musyawaratan perwakilan), serta keadilan dan kesejahteraan (Keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia).
P U S A T N O . 08/20 1 4 63
cubitan
nya. Masyarakat yang bodoh dan na dan paling layak menjadi ”wakil Menurut Andreas Eppink, ke-
konsumtif akan cenderung meneri- Tuhan” (khalifaullah) di bumi. budayaan mengandung keselu-
ma begitu saja nilai-nilai baru yang Paralel dengan itu pula pendi- ruhan pengertian, nilai, norma,
datang dari luar beserta ekspresi dikan Nasional terus diupayakan, ilmu pengetahuan, keseluruhan
budayanya. Masyarakat yang cerdas dengan tujuan untuk membentuk struktur-struktur sosial dan religi,
dan kritis akan menimbang mana manusia Indonesia yang beriman tradisi dan etos kerja, serta segala
yang lebih baik: menerima, meno- dan bertakwa kepada Tuhan Yang pernyataan intelektual dan artistik
lak, atau mengawinkannya dengan Maha Esa, berakhlak mulia, unggul, yang menjadi ciri khas suatu ma-
nilai-nilai lama. Sedangkan masya- sehat, berilmu, cakap, kreatif, man- syarakat.3
rakat yang tertutup akan cende- diri, berdaya saing tinggi, dan men- Secara lebih rinci, Koentjara-
rung menolak dan memilih hidup jadi warga negara yang demokratis ningrat membedakan wujud ke-
terasing dari kemajuan, seperti suku serta bertanggung jawab. budayaan dalam tiga macam. Per-
Badui di pedalaman Banten, suku tama, wujud kebudayaan sebagai
Kebudayaan, termasuk tradisi
Sasak di Sumbawa, dan suku Bajau suatu kompleks gagasan, nilai, nor-
kesastraan, sebenarnya adalah ba-
di Selat Malaka. ma, peraturan, dan etika. Kedua,
gian dari daya upaya manusia un-
Karakter masyarakat atau bang- tuk meningkatkan harkat dan mar- wujud kebudayaan sebagai sikap,
sa terbentuk karena pengaruh ni- tabat manusia itu. Karena, secara aktivitas serta perilaku berpola,
lai-nilai yang dominan dan beredar sederhana, kebudayaan dapat dide- dari manusia dalam masyarakat.
dalam masyarakat. Nilai-nilai itu finisikan sebagai segala daya upaya Dan, ketiga, wujud kebudayaan se-
terbentuk karena adanya kesepaka- manusia untuk makin memanu- bagai benda-benda hasil karya ma-
tan parameter yang lahir dari usaha siakan dirinya, atau meningkatkan nusia.4 Ketiganya terdapat dalam
manusia untuk terus memuliakan kualitas kemanusiaannya -- bukan unsur kebudayaan yang universal,
harkat dan martabatnya sebagai sebaliknya, meningkatkan sifat ke- yaitu bahasa, sistem pengetahuan,
mahluk Tuhan yang paling sempur- binatangannya. organisasi sosial, sistem peralatan
hidup dan teknologi, sistem mata
pencaharian, serta sistem religi dan
kesenian, termasuk kesastraan.
Karena kehidupam masyarakat
bersifat dinamis sesuai dengan pe-
rubahan zaman, maka sesunguhnya
kebudayaan tidak hanya menye-
diakan nilai-nilai ataupun sistem
nilai lama yang menjadi landasan
gerak masyarakat, tapi juga terus
memproduk nilai-nilai baru sesuai
dengan keadaan zaman yang juga
terus berubah atau bergerak maju.
Nilai-nilai baru tersebut dapat me-
rupakan penyempurnaan nilai-nilai
lama, penambahan nilai baru tanpa
menggeser nilai lama, dan bisa pula
bersifat menggantikan nilai lama
yang dianggap sudah usang.
Dengan sendirinya, nilai-nilai
lama yang dianggap tidak sesuai
dengan kebutuhan zaman akan ter-
buang bersama tradisi budaya yang
P U S A T N O . 08/20 1 4 65
cubitan
akan memiliki kemampuan tersem- rahan sekaligus sumber inspirasi bahan masyarakat ke arah yang le-
bunyi (subversif) untuk mempen- bagi proses perubahan sosial-bu- bih baik. Karena itu pula, di tengah
garuhi perasaan dan pikiran pem- daya. Tokoh-tokoh seperti Kuntowi- kondisi masyarakat yang multikul-
bacanya. Banyak orang meyakini joyo, Abdul Hadi WM, dan Emha tur, karya sastra tidak memperta-
bahwa karya-karya besar, seperti Ainun Najib, meyakini karya sastra jam perbedaan untuk menyulut
Max Havelar (Multatuli), Uncle Tom tidak sekadar mampu merefleksi- perpecahan, tapi justru mendorong
Cabin (Beecher Stower), dan sa- kan realitas masyarakatnya, tapi rasa saling pemahaman dan saling
jak-sajak Rabindranat Tagore telah juga dapat menjadi salah satu agen menghormati guna menguatkan
menginspirasi perubahan sosial di perubahan. Karya sastra, sebagai tali persatuan, sesuai dengan filo-
lingkungan masyarakat pembacanya refleksi dari masyarakatnya, tidak sofi bhineka tunggal ika – berbeda-
masing-masing. Max Havelar men- sekadar menjadi cermin zamannya, beda tapi satu.
ginspirasi gerakan politik etis di tapi juga dapat ikut mendorong, se- Sebagai agen perubahan, peran
Hindia Belanda, sajak-sajak Tagore tidaknya menjadi sumber inspirasi sastra juga sering berevolusi sesu-
mendorong gerakan pembebasan bagi munculnya suatu proses peru- ai dengan kondisi masyarakat. Apa
bangsa India dari penjajahan Ingg- yang sedang dibutuhkan masya-
ris, dan Uncle Tom Cabin mengins- rakat, sastra sering memberikan
pirasi gerakan anti-perbudakan di jawabannya. Namun, dalam hal ini
Amerika Serikat. yang terpenting adalah bagaimana
Dapat disebut juga sajak-sajak ‘komitmen estetik’ dan orientasi
cinta tanah air Mohammad Yamin penciptaan sastrawan atau krea-
dan Ki Hajar Dewantara yang ikut tornya. Jika orientasi penciptaan-
memupuk rasa kebangsaan anak- nya adalah ‘seni untuk seni’ (lart
anak muda generasi 1920-an dan pour lart), maka akan sulit diharap-
1930-an dan menjadi salah satu kan peran maksimal sastra, karena
sumber inrspirasi lahirnya Sumpah yang terpenting adalah kepuasan
Pemuda. Sementara, sajak-sajak sang pengarang sendiri. Untuk
patriotik Chairil Anwar, seperti Di- menegaskan peran sastra sebagai
ponegoro, Kerawang-Bekasi, Kepada agen perubahan, maka diperlukan
Bung Karno, ikut menyemangati ge- orientasi penciptaan yang bersifat
nerasi 1940-an untuk merebut ke- Sastra dianggap penting pragmatik, yakni orientasi pada ke-
merdekaan dari penjajah Belanda. untuk dapat ikut bermanfaatan sastra sebagai media
Di dalam khasanah sastra Is- mereaktualisasikan, pencerahan dan pencerdasan ma-
lam, sajak-sajak Mohammad Iqbal memasyarakatkan dan syarakat.
juga disebut-sebut ikut mendorong membudayakan nilai- Dalam hal ini, masih relavan
proses rekonstruksi pemikiran Is- nilai Pancasila, karena untuk menyimak prinsip bersast-
lam. Sedangkan sajak-sajak Jalalud- sastra sudah lama ra Sutan Takdir Alisyahbana, sang
din Rumi, Ibnu Arabi, dan Hamzah diakui memiliki potensi tokoh renaisans Indonesia. Dalam
Fansuri, ikut mendorong proses besar untuk membawa bersastra (menulis novel) STA me-
rekonseptualisasi tasawuf. Bahkan, masyarakat ke arah miliki prinsip, bahwa seni (sastra)
menjadi sumber rujukan penting perubahan sosial dan bukan sekadar untuk seni, tapi un-
para peneliti tasawuf, mengingat tuk kebermanfaatan intelektual dan
budaya. Sastra bahkan
fungsi puisi sebagai sarana penga- pencerdasan masyarakat. Karena
sudah lama diakui
jaran dan ekspresi penghayatan su- itu, sastra (novel), menurut STA ti-
fistik para tokohnya.
dapat menjadi sumber daklah bisa bermewah-mewah den-
spirit kebangkitan suatu gan keindahan untuk mencapai ke-
Ada semacam keyakinan bahwa
bangsa, spirit cinta pada puasan seseorang dalam mencipta,
karya sastra merupakan sumber ni-
lai yang memiliki kekuatan pence-
tanah air, ... tetapi harus dilibatkan secara aktif
P U S A T N O . 08/20 1 4 67
cubitan
ran menggali akar budaya Melayu. Sayangnya, Akmal lantas menyu- urai pada tujuan pendidikan nasio-
Sedangkan Kuntowijoyo mengem- sulkan novel Meraih Bintang, yang nal, idealnya memang ada semacam
bangkan sastra profetik bernuansa mengangkat biografi seorang tokoh “gerakan sastra penyadaran” yang
Jawa. Semangat kebangsaan be- politik yang bakal maju sebagai ca- secara kolektif dan konsisten
revolusi menjadi semangat untuk lon presiden, yakni Aburizal Bak- menghadirkan karya-karya sastra
mempertahankan nilai-nilai Timur rie. Pada titik ini, tak terhindarkan yang diplot ke arah itu. Tapi, ini ten-
dari dominasi nilai-nilai Barat. Sas- munculnya kesan bahwa Akmal tu tidak akan mudah dan pasti akan
tra mencoba menegaskan kembali “melacurkan diri”. menimbulkan kontroversi, karena
perannya sebagai agen perubahan Tidak dapat dilupakan pula pasti akan banyak yang merasa di-
budaya. novel-novel bestseller, seperti Ayat- dekte kebebasan kreatifnya. Maka,
ayat Cinta karya Habiburrahman kita serahkan saja pilihan orien-
Sastra kontemporer el-Shirazy dan tetralogi Laskar tasi penciptaan, ideologi estetik,
Pelangi karya Andrea Hirata, yang orientasi nilai, pada masing-masing
Kesastraan Indonesia kontem-
disebut-sebut sebagai novel yang sastrawan. Masyarakat pembaca
porer sempat marak dengan apa
sangat inspiratif. Karya-karya yang yang makin kritis dan cerdas, akan
yang disebut fiksi seksual. Pada
oleh sementara pengamat dianggap memilih, penting tidak karya itu di-
mainstream lain menguat pula fe-
kurang memiliki kualitas sastra itu baca sebagai sumber inspirasi bagi
nomena fiksi Islami, dan di antara
justru yang paling banyak mem- penyempurnaan harkat dan marta-
keduanya masih terus ditulis karya-
pengaruhi pikiran dan perasaan bat kemanusiaannya.
karya sastra humanisme universal
dan karya-karya sastra bernuansa masyarakat, karena tersebar sangat
lokal. Namun akibat ‘pembesa- luas dan dibaca oleh semua usia, Catatan
ran media’ fenomena fiksi seksual sejak anak-anak hingga ibu-ibu ru- 1 Rumusan Sumpah Pemuda ditulis
mah tangga. Bahkan, film dan per- oleh Moehammad Yamin dan di-
menjadi terkesan sangat dominan.
bacakan oleh Soegondo pada Kong-
Tokoh-tokoh ‘sastra wangi’, yang tunjukannya sempat ditonton oleh
res Pemuda II, 28 Oktober 2008, di
membawa semangat pembebasan kepala negara. Jakarta.
bagi kaum perempuan, seperti Ayu Karya-karya tersebut di atas, 2 Teks asli Sumpah Pemuda: PER-
Utami, dan Jenar Maesa Ayu men- juga karya-karya sastra lain yang TAMA. Kami Poetera dan Poeteri
jadi sangat popular karena kebera- jumlahnya jauh lebih banyak, den- Indonesia, Mengakoe Bertoempah
Darah Jang Satoe, Tanah Indonesia.
niannya membongkar batasan-ba- gan tawaran kompleksitas nilai-ni-
KEDOEA. Kami Poetera dan Poete-
tasan tentang ketabuan. lainya dan kompleksitas multikul- ri Indonesia, Mengakoe Berbangsa
Pada perkembangan terak- turnya, secara bersama-sama ikut Jang Satoe, Bangsa Indonesia. KETI-
hir juga banyak lahir karya sastra membentuk karakter masyarakat GA. Kami Poetera dan Poeteri Indo-
pembacanya masing-masing. Pen- nesia, Mendjoendjoeng Bahasa Per-
yang mengangkat khasanah sejarah
garuhnya yang membekas di hati satoean, Bahasa Indonesia.
bangsa, seperti trilogi Gajah Mada Rumusan Sumpah Pemuda ditulis
karya Langit Kresna Hariyadi dan dan pikiran pembaca akan menam-
oleh Moehammad Yamin dan di-
Dyah Pitaloka karya Hermawan Ak- bahkan satu kekayaan nilai pada bacakan oleh Soegondo pada Kong-
san – untuk menyebut dua saja. Me- dirinya, memperkaya kearifan hi- res Pemuda II, 28 Oktober 2008, di
lalui novel, mereka mencoba me- dupnya. Dan, nilai-nilai itulah yang Jakarta.
akan ikut berinteraksi, saling ber- 3 Dikutip di situs web www.wikipedia.
nafsir ulang suatu episod sejarah
dialog dengan nilai-nilai lain yang org/wiki/Budaya.
bangsa dengan prestasi sekaligus 4 Koentjaraningrat, Prof., Dr., Strate-
sisi-sisi kelamnya yang penuh da- ada di masyarakat, menuju suatu
gi Kebudayaan, Gramedia, Jakarta,
rah dan siasat kekuasaan. Sementa- parameter nilai, yang semoga saja
1987, hlm 15.
ra, Akmal Nasyeri Basral mengang- dapat membentuk suatu karakter
kat sisi-sisi keteladanan KH Ahmad bangsa yang ideal.
Dahlan dalam novel Sang Pencerah, Dari sisi kebutuhan untuk
seakan sengaja mengisi kekoson- membentuk karakter bangsa yang
gan tokoh teladan bangsa saat ini. ideal, yang Pancasilais, seperti di-
A
da banyak cara untuk meng- Lindungan Ka’bah (2011) dan Ten- tentang tugas yang diberikan guru
mengapresiasi karya sastra, ggelamnya Kapal Van Der Wijck Bahasa Indonesia mereka di ke-
selain membaca bukunya (2013). Selain Hamka, karya Armijn las 8, termaksud pertanyaan lain
kita juga bisa menonton filmnya. Pane, YB Mangunwijaya, Achdiat K. seperti, Apa mereka tahu film ini
Hal itulah yang membuat sutrada- Miharja, Remy Silado, dan Ahmad merupakan alihwahana dari roman
ra menjadikan karya sastra sebagai Tohari2 juga pernah difilmkan, bah- Hamka? Apakah mereka ditugas-
salah satu sumber inspirasi dalam kan karya Seno Gumira Ajidarma kan untuk membaca novelnya atau
membuat film. Alihwahana meru- “Dilarang Menyanyi di Kamar Man- hanya menonton filmnya?
pakan perubahan dari satu jenis ke- di” dibuat versi film televisinya3. Dari sepuluh siswa SMP terse-
senian ke jenis kesenian yang lain Tenggelamnya Kapal Van Der but, seluruhnya tahu bahwa TKV-
(Damono, 2005). Salah satu yang Wijck (TKVDW) merupakan film DW merupakan Karya Hamka, bah-
P U S A T N O . 08/20 1 4 69
embun
kan beberapa siswa dapat menye- sar antara karya sastra dan film ialah TKVDW sutradara terlihat ingin
butkan karya Hamka lainnya yang pengembangan imajinasi pembaca memberikan pesan moral baru ke-
juga di filmkan (Di Bawah Lindun- dan penonton”. Saat membaca karya pada penonton. Dalam novel pesan
gan Ka’bah). Sayangnya, tak satu sastra kita bebas mengimajikan apa Hamka terlihat jelas lewat satu ka-
pun siswa yang pernah membaca yang ada dalam teks, tentu saja hal rangan yang dibuat Zainudin se-
atau melihat novel TKVDW. Dengan ini berbeda jika kita menonton film belum kepergiannya, “…dan akan
kata lain, guru hanya menugaskan yang gambarnya sudah tampak di tercapai juga kemuliaan bangsaku,
siswa menonton, tanpa mewajibkan depan mata. Contoh paling mudah persatuan tanah airku. Hilang pe-
siswa untuk membaca novelnya. saat kita membayangkan tokoh da- rasaan, perbedaan dan kebencian
Sebenarnya, bukan rahasia lagi lam cerita Ronggeng Dukuh Paruk, dan tercapai keadilan dan baha-
jika banyak guru mata pelajaran ba- Srintil misalnya. Sebelum difilmkan, gia.” Dalam film, kematian bukan
hasa dan sastra Indonesia di seko- setiap pembaca bisa saja memiliki lagi menjadi pilihan sutradara un-
lah kerap meminta siswa membaca imajinasi yang berbeda tetang sosok tuk menyadarkan penontonnya.
sinopsis novel daripada membaca ronggeng yang terkenal akan kecan- Kepergian Hayati justru membuat
novel secara tuntas. Jadi tak meng- tikannya di Dukuh Paruk, terlebih Zainudin membangun hidupnya
herankan jika siswa mampu men- sampul buku tidak menggambarkan yang baru. Nama Hayati diabadikan
jawab siapa saja tokoh dalam Salah sosok konkret perempuan cantik. menjadi pati asuhan, kecintaan Zai-
Asuhan, Siti Nurbaya, atau Belenggu Akan tetapi, saat Ronggeng Duku nudin terhadap Hayati juga terlihat
tapi tidak memahami konflik yang Paruk difilmnya dan berubah judul- dari setianya ia menziarahi makam
terjadi dalam cerita, sehingga yang nya menjadi Sang Penari, imajinasi Hayati dan mengiriminya doa. Den-
tertangkap dari kisah zaman Balai bebas mengenai sosok Srintil yang gan kata lain, sifat positif bangkit
Pustaka ialah kasih tak sampai dan cantik pun hilang tergantikan den- setelah jatuhlah yang ingin ditekan-
kawin paksa. gan sosok Srintil dalam film yang kan oleh sutradara film. Perbedaan
Dengan adanya alihwahana, diperankan oleh Prisia Nasution. antara film dan novel itulah yang
film seolah menjadi alternative Terlebih lagi setelah film Sang Pena- membuat guru sebaiknya tidak
(pengganti) sehingga siswa tidak ri, novel RDP dicetak ulang dengan hanya meminta siswa menonton
harus membaca karya sastra me- cover buku yang menampilkan wa- film, tapi juga membaca novelnya.
lainkan cukup menontonya. Pikiran jah Prisia Nasution (Srintil) dan Oka
ini jelas keliru karena film berbeda Antara (Rasus). Wajah aktor dan
Menikmati Novel dan Film.
dengan novel, dengan menonton aktris tersebut seakan menggiring
Novel dan film merupakan dua
film bukan berarti kita sudah mem- imaji pembaca bagaimana sosok
karya yang berbeda media dan cara
baca novelnya. Srintil dan Rasus.
menikmatinya. Membaca novel bisa
Ketika menonton novel yang di- Cerita dalam film pun bisa ber-
dilakukan di mana pun dan kapan
filmkan, pembaca kerap menemu- beda dengan novelnya. Sutradara
pun, tidak terikat ruang dan wak-
kan apa yang dibacakan tidak sama bisa “setia” dengan jalan cerita yang
tu. Hanya saja memang dibutuh-
dengan apa yang dilihatnya. Harapan dibuat oleh penulis, namun bisa
kan waktu yang relatif lama, untuk
itulah yang membuat para penikmat juga tidak. Misalnya, dalam TKVDW,
menamatkan sebuah novel tebal.
novel kecewa karena menemukan kisah Hayati dan Zainudin berakhir
Hal ini berbeda dengan kegiatan
ternyata terdapat perbedaan antara menyedihkan. Setelah meninggal-
menonton film yang meskipun
novel dan film yang ditontonnya. Ke- nya Hayati di tragedi Van der Wijck,
membutuhkan tempat dan waktu
kecewaan itu biasanya menyangkut Zainudin terus meratapi kepergian
khusus, tapi selesai dalam waktu
pemain yang tidak sesuai dengan kekasihnya itu hingga ia meninggal
yang singkat (90 menit s.d. 120me-
harapan pembaca, alur yang berbe- dan dimakamkan berdampingan
nit). Maka tidak mengherankan jika
da, bagian cerita yang dihilangkan, dengan Hayati.
orang lebih suka menonton karena
sampai akhir yang berbeda. Kematian tokoh yang menjadi waktu yang singkat, lebih mudah,
Damono (2005) mengungkap- ciri khas penulis Balai Pustaka ini, dan tidak menghabiskan banyak
kan “perbedaan yang sangat menda- tidak tampak dalam film. Di film energi untuk berpikir. Dengan
P U S A T N O . 08/20 1 4 71
PUMPUNAN
Menata Bangsa
Melalui Susastra
AYU SUTARTO
M
Pengantar
Menata bangsa bukan hanya bisa dilakukan melalui orang yang me-
miliki kemampuan memimpin seperti para negarawan, politisi, penegak
hukum, atau aparat pemerintah, melainkan juga bisa dilakukan melalui
bukan orang (sistem, ideologi) seperti dasar negara, hukum, perundang-
undangan, kearifan lokal, dan berbagai bentuk produk pemikiran serta
karya budaya, termasuk susastra. Apakah penataan bangsa melalui susas-
tra bukan sesuatu yang mengada-ada, tidak mungkin, atau dicari-cari?
Pertanyaaan cerdas ini bisa kita cari jawabnya. Susastra, sebagai salah
satu produk kebudayaan, peradaban, dan keberadaban tentunya bukan
sesuatu yang hadir sendirian. Susastra hadir bersama zaman dan manusia
yang berusaha memaknai perjalanan zaman terkait.
Semangat untuk menampilkan susastra sebagai salah satu sarana un-
tuk menata orang, komunitas, atau bangsa senyatanya sudah dilakukan se-
jak berabad-abad yang lalu, sebelum manusia menciptakan, dan mengenal
aksara. Mereka memanfaatkan tradisi lisan yang mengusung pesan-pesan
mulia sebagai rujukan untuk menata kehidupan bermasyarakat. Sete-
lah manusia mengenal tradisi tulis, pikiran dan fatwa pujangga yang de-
kat dengan pusat kekuasaan dan masyarakat seringkali menjadi rujukan
yang terkait dengan bagaimana sebuah kekuasaan, pemerintahan atau
masyarakat dikelola agar tumbuh dan berkembang menjadi entitas atau
P U S A T N O . 08/20 1 4 73
pumpunan
(1) medium itu harus menyentuh yang ganas, cepat menular, dan ke- rapan seperti yang telah dilontar-
hati dengan cara mengeksplor sisi jahatan luar biasa (extra ordinary kan Agus R Sarjono dan Denny JA.
batin, dan mengekspresikan inte- crime) yang bisa merobohkan sen- Dalam antologi ini kemarahan dan
rior psikologi manusia kongkret; di kehidupan bermasyarakat dan kritik pedas terhadap profesi guru
(2) medium itu harus memotret bernegara. Tidak ada bangsa atau yang sekarang tidak bisa digugu
manusia dalam suatu event sosial, negara yang dapat berjaya, apabila “diikuti/dipatuhi” dan ditiru “dija-
sebuah realitas kongkret juga yang korupsi dibiarkan merajalela. Ko- dikan contoh” tercermin dalam pui-
terjadi dalam sejarah. Tak terhin- rupsi, seperti kita tahu, adalah kan- si Acep Syahril, yang berjudul “guru
dari sebuah riset dibutuhkan untuk ker ganas yang dekat dengan oto- yang tertidur di buku sejarah”. Si-
memahami realitas sosial itu. Tak ritas atau kekuasaan. Di mana ada mak larik-larik berikut ini.
terhindari juga catatan kaki men- kekuasaan, di situ virus korupsi di-
jadi sentral dalam medium itu; (3) tengarai dapat bertumbuh, seperti guru-guru belia itu hidup dan
medium itu harus ditulis dalam yang dinyatakan Lord Acton, Power tertidur di buku-buku sejarah
bahasa yang mudah dimengerti tends to corrupt “kekuasaan selalu bangsa lain yang kadang bermimpi
publik luas, tapi tersusun indah; cenderung korup, culas.” Tidak ada dan mabuk lalu keluar dari
ruh sejarahnya sendiri
(4) medium itu harus menggambar kekuasaan yang terbebas dari vi-
berjingkrakan di antara erangan
suatu dinamika sosial atau dinami- rus ini (Mas’udi dalam Poernomo,
musik
ka karakter pelaku. Tak terhindari 2013:v).
yang mengeluarkan bau bangkai
medium itu menjadi panjang dan Berita tentang korupsi di Indo- gibson tapi aneh guru-guru
berbabak. Medium yang dimaksud nesia seperti kisah 1001 malam, beliau itu bangga menghisapnya
adalah puisi. tak kunjung berakhir. Turunnya padahal di paru-paru mereka
Semangat untuk menjadikan peringkat IPK tahun 2012 ini me- tidak hanya ada saman kunaun
puisi sebagai bagian aktif dalam nunjukkan bahwa lima penyakit tortor atau krinok yang sejak lama
permasalahan krusial masyarakat korupsi di Indonesia (korupsi po- menidurkan puncak-puncak
dan mengolah tema-tema zaman litik, penegakan hukum, perizinan, merapi sabang dan bukit
telah mencuat sejak lama. Seman- pengadaan barang, dan pelayanan siguntang namun
gat untuk menghadirkan puisi bu- publik) senyatanya belum diatasi lucunya guru-guru belia itu kian
kan hanya sebagai perpanjangan dengan baik. Komisi Pemberanta- hari semakin bertambah angkuh
dari pandangan umum atau stigma san Korupsi sebenarnya memiliki dan bangga menciumi pantat babi
umum yang hidup di masyarakat, telah prestasi yang bagus. Sejak sambil menari-nari dengan
melainkan menguji semuanya da- 2004 hingga saat ini, KPK telah mengibarkan keyakinannya dan
lam kehidupan partikular mereka menangani tindak pidana korupsi berucap bangga
kami juga sama pandainya dengan
yang terlibat, tampaknya bukan sebanyak 332 kasus. Pelaku korusi
mereka meski hanya dengan
barang aneh lagi. Semangat untuk sangat beragam, dari pengusaha,
menjiplak meniru dan mencuri
mengenali dengan sebaik-baiknya penegak hukum, anggota legislaif,
kehebatan mereka
objek atau tema yang hendak ditu- duta besar, kepala lembaga atau ke-
koplok
lis sebagai puisi, baik melalui riset menterian, hingga gubernur, bupa-
maupun pengamatan intensif sud- ti, dan wali kota. Besarnya partisi-
ah sering ditawarkan. Semangat pasi masyarakat dalam memberan- Larik-larik yang pahit. Padahal
untuk terlibat dengan fakta keras tas korupsi terlihat dari banyaknya pepatah mengatakan “guru kencing
dalam fenomena sosial yang dide- pengaduan masyarakat yang diteri- berdiri, murid kencing berlari.” Jika
rita masyarakat Indonesia yang ter- ma KPK , yakni sebanyak 55.964 la- guru rusak, murid-muridnya ber-
pinggirkan oleh berbagai kedegilan poran (Santosa dalam Zulkifli dkk, tambah rusak. Guru seringkali di-
juga sudah sering diteriakkan. Pui- 2013:106). posisikan sebagai sosok yang akan
si, pada awal dan akhirnya, adalah mewarnai masa depan.
Buku kumpulan puisi yang ber-
komunikasi (Sarjono, 2012). judul Puisi Menolak Korupsi senya- Kritikan pedas dalam Puisi Me-
Korupsi adalah lepra sosial tanya menjawab tawaran dan ha- nolak Korupsi juga ditujukan kepa-
P U S A T N O . 08/20 1 4 75
pumpunan
gama, tapi bermental bobrok, di- Kutipan larik-larik dari puisi mengandung sifat formatif terha-
tohok keras melalui puisi. Perilaku yang terkumpul dan antologi pu- dap masyarakat (Faruk, 2010:130).
yang sama sekali tidak mencermin- isi Puisi Menolak Korupsi di atas Oleh karena itu, memisahkan susas-
kan nilai-nilai keagamaan sekarang menunjukkan bahwa sejatinya tra dari masyarakat agaknya akan
ini dinilai tampak makin subur dan susastra tidak bisa dipisahkan dari merupakan upaya yang sia-sia.
senantiasa menjadi sorotan publik. masyarakat. Memisahkan susas-
Agama seakan-akan hanya menjadi tra dari masyarakat tak ubahnya
Simpulan
topeng untuk menutupi wajah yang memisahkan umpan dari kailnya;
Apabila kegiatan menulis puisi
bopeng. Simak puisi Radhar Panca sesuatu yang sia-sia untuk mempe-
untuk menata bangsa ini berlan-
Dahana yang berjudul “Kamar 608, roleh manfaatnya.
jut, maka gerakan seperti ini akan
Hotel M.” Di dalam teori sosiologi susas-
menjadi gerakan lembut yang diha-
tra hubungan antara susastra den-
ahh... denting anggur memecah rapkan dapat menjadi virus mental
gan masyarakat dipahami tidak
merdu untuk memperbaiki kondisi dan
secara langsung, melainkan melalui
melon kristina. tubuh mengilap situasi, terutama fenomena poli-
berbagai mediasi. Bahkan sering-
tanpa kain to-kultural yang membelit bangsa.
kali ditegaskan bahwa hubungan
tanpa sungkan berenang di Penciptaan puisi yang dilakukan
keduanya timbal balik. Pengaku-
ranjang: melalui riset, pengamatan, pen-
an atas kompleksitas hubungan
“pagi ini, kita tentukan kepala galaman, dan juga menggunakan
tersebut tidak dengan sendirinya
keuangan sumber primer dan sekunder yang
malam nanti kita ketuk palu
meniadakan susastra sebagai vari-
terkait dengan gejala zaman akan
presiden, abel tergantung, yakni gejala kedua
memperoleh perhatian dari para
mitnait, haus musik dan janda yang eksistensinya ditentukan oleh
pengelola dan pengambil kepu-
sinetron.” masyarakat. Susastra tetap diperla-
tusan karena pesan yang diusung
kukan sebagai lembaga sosial yang
dan besok pagi, upacara agama
dalam puisi seperti itu senyatanya
tidak mempunyai otonomi dan
“hahaha.....” terkait dengan tugas dan kewaji-
mempunyai kemungkinan untuk
P U S A T N O . 08/20 1 4 77
PUSTAKA
DINA ALFIYANTI
A
ntologi cerpen Bulan Ke- judul cerpen pemenang, “Bulan memperkuat latar tempat yang di-
babian berisi tiga cerpen Kebabian” karya Eko Triono. Ke- pilih menjadi kelebihan lain cerpen
pemenang dan tujuh belas unggulan cerpen pemenang ini ini.
cerpen nominasi Sayembara Me- terletak pada kemampuan Eko Cerpen “Surat untuk Izrail”
nulis Cerpen Tingkat Mahasiswa mengolah cerita yang berlatarkan juga menarik untuk dibaca. Cerpen
Se-Indonesia 2011 yang diselen- keadaan sosial masyarakat dengan ini mampu memberikan sentu-
ggarakan UKM Belistra (Bengkel memasukkan unsur-unsur sosial han komedi “gelap” yang membuat
Menulis dan Sastra) Untirta serta dan politik yang terjadi di masya- pembaca tersenyum dan bahkan
lima cerpen pilihan Belistra Award. rakat. Sindiran-sindiran halus ten- mungkin tertawa. Pembaca dapat
Antologi yang menyajikan 25 ceri- tang kondisi sosial politik masuk menikmati keseluruhan cerita yang
ta pendek ini cukup menjanjikan. ke dalam cerita dan menjadi salah terjalin dari kelucuan-kelucuan. Ak-
Dengan beragam tema, para penulis satu unsur pembangun cerita. Gaya hir cerita yang mengandung unsur
muda dari kalangan mahasiswa ini penceritaan Eko memperlihatkan kejutan dan menggantung menjadi
menyajikan unsur kejutan, humor, adanya pengaruh karya-karya sast- kekuatan lain cerpen ini. Jenis akhir
dan misteri serta menyelipkan la- ra yang mungkin menjadi acuannya cerita yang menggantung biasanya
tar sejarah dan peristiwa-peristiwa dalam menulis. mampu memberi kesan lebih dalam
aktual dalam cerpen-cerpennya. Karya-karya lainnya tidak dapat bagi para pembaca karena mampu
Judul antologi ini diambil dari dipandang remeh. Salah satunya mengusik rasa penasaran pembaca.
P U S A T N O . 08/20 1 4 79
pustaka
Keberagaman Apresiasi
dalam Pelangi Sastra
DESSY WAHYUNI
P
lakukannya untuk menerbitkan
ersoalan apresiasi dan kri- nia penulisan kita akhirnya hanya kumpulan esai sastranya itu adalah
tik sastra di Indonesia, se- melahirkan raja-raja dan ratu-ratu melihat kenyataan dunia kritik sas-
lalu menjadi perbincangan kecil dengan para pemuja masing- tra (dalam hal ini apresiasi masih
dan perdebatan yang sepertinya masing, melahirkan pesohor media masuk dalam wilayah kritik sastra)
tak pernah selesai. Membanjirnya sosial yang lama-lama hanya memi- kita yang masih gersang. Artinya,
karya sastra, baik yang terbit di me- liki kesanggupan menerima suara dibandingkan dengan wilayah stu-
dia cetak setiap Sabtu atau Minggu, tunggal, ialah pujian: “Amazing”, di sastra lainnya seperti teori sas-
atau yang terbit dalam bentuk buku, atau “Dahsyaaaaat, Masbro!”, atau tra dan sejarah sastra yang sudah
tak dibarengi dengan lahirnya para “Sebuah romansa nan indah”. Saya banyak ditulis oleh banyak orang,
penulis apresiasi atau kritik. Pad- tidak begitu yakin sastra Indonesia kritik sastra cenderung menja-
ahal, apresiasi maupun kritik, bisa bisa maju di tangan para raja dan di wilayah yang sedikit disentuh,
menjadi alat ukur kualitas karya ratu semacam itu.” (http://www. baik oleh para akademisi maupun
yang dihasilkan para sastrawan, facebook/aslaksana?fref=ts, 2 De- penggiat kritik sastra. Hal ini tidak
meskipun sifatnya sangat relatif. sember 2013). sebanding dengan membanjirnya
Prosais A.S. Laksana mengata- Di tengah minimnya karya karya sastra yang lahir, yang ter-
kan, “Dengan kritikus yang sungkan apresiasi dan kritik tersebut, tetap nyata tak dibarengi dengan lahir-
bersuara karena berbagai sebab ada orang-orang yang serius berku- nya banyak kritikus.
dan dengan nyaris tidak adanya tat di bidang ini meski jumlahnya Kalangan akademisi yang diha-
media atau jurnal untuk kritik tidak banyak. Buku Pelangi Sastra: rapkan menjadi bagian penting da-
sastra yang sungguh-sungguh, du- Ulasan dan Model-model Apresiasi
P U S A T N O . 08/20 1 4 81
pustaka
K
etika saya membaca novel Soeharto, Osama). Memang, se- dilakukan tokoh lain. Sejenak kita
Si Parasit Lajang (SPL) se- bagian dari nama-nama tersebut tengok Ayu Utami pengarang novel
pintas SPL seperti novel sekadar hanya terucap dari mulut SPL. Karya pertama perempuan no-
Indonesia yang lain. Ternyata sete- tokoh dan tidak hadir dalam cerita. velis itu adalah Saman. Sementara
lah membaca dari halaman perta- Sempat sejenak saya berpikir, apa- itu Ayu Utami pun semakin pro-
ma sampai halaman terakhir den- kah SPL merupakan “autobiografi”, duktif karena berturut-turut telah
gan cermat, SPL rada unik. Selain “catatan buku harian”, atau sebuah melahirkan novel Larung (Dwilogi
memuat “Pengantar” dan “Prolog”, “novel baru”. Rangkaian cerita SPL dengan Saman), Seri Bilangan Fu
serta “Epilog”, SPL terdiri atas tiga tidak sekuensis, tetapi meloncat (Manjali dan Cakrabirawa serta La-
bagian, yaitu “Kedai”, “Rumah”, dan satu sama lain. Di dalam ketiga ba- lita), dan trilogi (Si Parasit Lajang,
“Perjalanan” serta dilengkapi “Sum- gian cerita, yaitu “Kedai”, “Perjala- Cerita Cinta Enrico, Pengakuan Eks
ber Tulisan” dan sekaligus “Terima- nan”, dan “Rumah” subbagian cerita Si Parasit Lajang).
kasih” dari pengarang. Lebih unik bagai potret-potret yang satu sama Cerita merupakan esensi dari
lagi tokoh dalam SPL adalah tokoh lain tidak berhubungan dan tidak sebuah cerita rekaan. Berdasarkan
saya (perempuan muda urban) dan membangun sebagai cerita utuh. pemahaman itu, SPL dapat digo-
beberapa nama tokoh yang dapat di- Memang, ditilik dari sisi sudut longkan sebagai genre cerita re-
jumpai di dunia nyata (Sahal, Franz pandang tokoh saya, cerita-cerita kaan. Dari kutipan pertama yang
Magnis Suseno, Alex Lanur, Norvan kecil itu merupakan pengalaman saya cuplik, tersurat dan tersirat
Pecandupagi, Bill Clinton, Ayatollah pribadi, sekaligus sikap tokoh saya, bahwa antara narator dan penga-
Khomaini, Che Guevara, Sukarno, reaksi tokoh saya, serta pandangan rang diperankan oleh orang yang
P U S A T N O . 08/20 1 4 83
pustaka
dup terbaik manusia, kecuali jika ggup atau tidak mengemban tugas anak menjadi korban keegoisan
orang menjadi suster atau bi- mulia itu (2013:37--38). orangtua. Apalagi berkaitan dengan
arawan. Saya percaya bahwa ber- superioritas pria terhadap perem-
keluarga itu bagus buat orang lain puan yang terungkap dalam sistem
(2013:78). Pembagian peristiwa dalam
SPL terdiri atas (1) kedai, (2) ru- poligami. Tokoh saya bersikap je-
mah, dan (3) perjalanan. Ketiga las, anti poligami meskipun tokoh
Jadi, apa sebenarnya “berke- tempat itu merupakan ruang uta- saya melihat rasionalisasi di balik
luarga” itu? Kenapa orang-orang ma dalam kehidupan tokoh saya. perkawinan-ganda itu. (2013, xiv—
begitu kepingin melakukannya, pa- Pengulangan tersebut menyirat- xv). Tokoh saya lebih menikmati
dahal setelahnya mereka berubah kan bahwa isu perkawinan sangat hubungan pertemanan yang ikhlas
menjadi budak “tanggungjawab”? penting didiskusikan bagi tokoh dengan lawan jenis, apalagi kalau
(2013:184). Tokoh saya tidak men- saya dan hal itu sebenarnya sudah pria tersebut lucu, berwawasan,
gangap jelek perkawinan, tetapi tersurat dalam judul novel, yakni Si dan menjalin pertemanan tanpa
secara pribadi tokoh saya tidak Parasit Lajang. pamrih. Apalagi kalau teman atau
mengharuskan perkawinan den- sahabat itu mempunyai hobi yang
gan berbagai argumentasi. Men- Maksud saya begini. Berkeluarga sama (2013:12). Keterbukaan sikap
gapa harus menikah kalau setelah itu kan tidak boleh main-main. tokoh saya itu terkadang mencuat-
mempunyai anak tidak mampu Sekali kamu menikah, sebaiknya kan situasi yang kurang lazim diti-
menghantarkan anaknya ke pintu kamu tidak cerai. Sekali kamu lik dari aspek moral (yang berlaku
kebahagiaan (2013:36). Mengapa punya anak, kamu tidak bisa me-
di sebagian masyarakat. Tokoh saya
masukkannya lagi ke dalam perut
seorang perempuan harus mem- bebas menginap di hotel dengan te-
dan mengurainya kembali kepada
punyai suami kalau perempuan itu sperma dan sel telur. Berkeluar- man atau sahabat prianya, bahkan
harus bergantung kepada si suami ga adalah kontrak seumur hidup. tidur sekamar. Tokoh saya berkeya-
dalam segala hal. Artinya, yang mampu silakan kinan bahwa selama lelaki mengan-
melakukannya. Saya sih merasa ggap keinginan pria tersebut secara
Hm, Aneh. Begini. Semua orang tidak mampu. Jika suatu tugas baik-baik.
religius setuju bahwa perkawinan dipaksakan kepada yang tidak ca-
itu sakral. Nah! Tidak semua orang kap, hasilnya adalah kekacauan. Saya tidak canggung untuk ti-
harus menjadi imam atau pendeta, Perceraian, perselingkuhan, sa- dur sekamar dengan lelaki yang
kan. Tugas itu sakral. Jadi, kenapa ling sambit dalam keluarga, dan saya kenal. Saya percaya mereka,
pula semua orang harus jadi ayah anak-anak yang broken home. lelaki, adalah manusia. Sejauh
atau ibu, suami atau istri? Kalau Saya kira semua itu terjadi karena mereka melihat perempuan se-
kita melihat perkawinan sungguh perkawinan diwajibkan sehingga bagai manusia juga, mereka tidak
sebagai lembaga yang sakral, justru lembaga yang seharusnya sakral akan memperkosa. Mereka bo-
seharusnya kita tidak membiarkan itu justru jatuh ke tangan orang- leh memberi tanda atau bahkan
sembarang orang memasukinya. orang yang tak bertanggungjawab mengungkapkan bahwa mereka
Apalagi mengharuskan orang- (2013:36) ingin bercinta, tetapi sejauh me-
orang yang tidak pantas menja- reka tidak memaksa, mereka se-
lankannya ... Jadi, kita memang lalu bisa ditolak dengan baik-baik
tidak bisa melarang orang untuk Argumentasi yang diungkapkan
(2013:103).
menikah. Tapi kita juga harus tahu tokoh saya, sangat masuk akal. Pot-
bahwa ada orang-orang yang tidak ret kehidupan keluarga (khususnya
cocok untuk menikah. Nah. Karena keluarga muda) masa kini memang Pembagian peristiwa dalam SPL
kita tidak boleh melarang maka cenderung memudahkan persoalan terdiri atas (1) kedai, (2) rumah,
untuk membatasi pernikahan dari dan (3) perjalanan. Ketiga ruang
yang muncul dalam keluarga mere-
orang yang tidak kapabel, seba- itu sangat istimewa bagi tokoh saya
ka. Sedikit perselisihan atau keti-
iknya kita juga tidak mewajibkan
dakakuran antara suami dan istri, sebagai tempat untuk menimba
semua orang menikah. Dengan
demikian, biarlah, orang belajar banyak yang memilih jalan pintas, pengalaman hidup, sekaligus pem-
menyadari sendiri apakah dia san- yaitu perceraian. Akibatnya, jelas belajaran hidup dan selanjutnya
P U S A T N O . 08/20 1 4 85
SECANGKIR TEH
Goenawan Mohamad
T
erlahir dengan nama Goe-
nawan Soesatyo Mohamad
di Batang, Jawa Tengah, pada
tanggal 29 Juli 1941. Dalam perja-
lanan hidupnya sebagai intelektual
berhaluan keras, terbuka, dengan
berbagai profesi telah dijalaninya.
Profesi itu tidak jauh dari diskusi
dan menulis sejak mudanya.
Sejak kelas 6 Sekolah Rakyat,
mas Goen, akrab dipanggil, telah
menyenangi siaran puisi RRI. Pada
usia 17 tahun, mulai menulis di me-
dia, dengan salah satunya menerje-
mahkan puisi penyair wanita Ame-
rika, Emily Dickinson. Mas Goen
mulai awal belajar formal d Fakul-
tas Psikologi, Universitas Indone-
sia. Kemudian belajar Ilmu Politik
di Belgia, dan menerima Fellowship
di Harvard University, membentuk
keluarga dengan Widarti, dikaruni-
ai 2 orang putra.
Kreativitas Mas Goen tidak
tanggung-tanggung. Tahun 1971,
mendirikan majalah Tempo, sekali-
gus dia menjadi Pemimpin redaksi,
dan menulis kolom. Kolomnya ten-
tang agenda politik, ekonomi, seni,
dan kadang mengulas buku sastra.
Bahkan, majalah ini yang menye-
P U S A T N O . 08/20 1 4 87
mozaik
“Bahwa tradisi kuno kita bangsa yang hidup dengan men- tradisi lisan tentang laut. Masyara-
ialah, agar kita menguasai gandalkan laut, juga dalam hal es- kat Nusantara khususnya dan dunia
tetikanya. pada umumnya memiliki berbagai
lautan, bahwa negara kekayaan tradisi lisan yang men-
Makalah ini bermaksud menya-
kita hanya bisa menjadi jikan berbagai mitos dan pandan- gungkap tentang laut.
besar dan kuat jikalau ada gan dari berbagai kawasan Nusan-
persatuan perhubungan tara tentang laut untuk mencoba 1. Pendahuluan
penguasaan yang mutlak merekonstruksi konsep bahari
Kondisi geo-politik kepulauan-
atas lautan.” bangsa Indonesia. Bagi sebagian be-
kepulauan Nusantara menunjuk-
sar masyarakat Nusantara, laut bu-
(Bung Karno, 6 Januari 1961) kan bahwa bangsa ini merupakan
kanlah alam bagi manusia. Banyak-
bangsa bahari. Menurut data tahun
nya kisah mistis tentang hantu laut
2004, Indonesia memiliki sekitar
dan berbagai misteri laut membuat
17.500 pulau, sekitar 6.000 di an-
Abstrak masyarakat Nusantara tidak dapat
taranya belum berpenghuni tetap
I
beradaptasi dengan laut.
ndonesia sudah lama dikenal (Taum, 2006). Menyadari bahwa
sebagai bangsa maritim atau Dalam tulisannya berjudul “Laut: sepertiga wilayah geografis Indo-
bangsa bahari. Akan tetapi, Sebuah Pola Pikir,” Ignas Kleden nesia adalah lautan, tidak dapat
konsep-konsep bahari yang terkan- (2004) menegaskan bahwa laut, se- dibantah bahwa Indonesia adalah
dung dalam berbagai tradisi lisan- perti juga darat, merupakan sebuah sebuah negara maritim. Semangat
nya hampir tidak pernah diteliti. pandangan dunia, sebuah weltansc- maritim memang sudah menggelo-
Hal ini membangkitkan pertanyaan hauung. Sebagai sebuah pandangan ra di bumi pertiwi ini sejak zaman
tentang keseriusan bangsa ini da- hidup, laut sebagai tanda terwujud kerajaan Majapahit dan Sriwijaya.
lam mengembangkan visi sebagai dalam berbagai penanda dan petan- Pada zaman penjajahan, orientasi
sebuah bangsa maritim, sebuah da, antara lain mitos, legenda, dan maritim dibelokkan menjadi orien-
P U S A T N O . 08/20 1 4 89
mozaik
dari Selatan ke Utara tetapi sebalik- juannya adalah membangkitkan ke- beda dengan mitologi Hindu yang
nya dari Utara ke Selatan. Utara ku- sadaran kolektif bangsa Indonesia memandang laut sebagai laki-laki
asai Selatan, menguasai urat nadi tentang pentingnya pembangunan (Dewa Waruna), di Indonesia (se-
kehidupan Nusantara. Perpecahan kawasan laut. perti di Mesir) bahureksa laut men-
dan kekalahan demi kekalahan dapat bentuk sosok perempuan.
seakan menjadi bagian dari Jawa Konsep Laut Sebagai Ibu Seperti halnya bumi, tanah dan air,
yang beruntun tiada hentinya sam- Jika kita ingin mengkaji dan laut merupakan unsur pengandung
pai saat ini.” Sampai sekarang pun, mengungkapkan bagaimana ‘laut’ - pelahir - dan penyusui kehidupan
Indonesia tak habis-habisnya dirun- diimaginasikan dalam kesadaran (lihat Setiawan, 1981). Masyarakat
dung masalah integrasi dan tersen- kolektif bangsa kita, pertama-tama Pulau Buru selain mengenal Ina
dat perkembangannya, disebabkan kaitkan dengan konsep tanah air. Kabuki, ratu yang bertahta di da-
sebagai kekuatan bahari Indonesia Bangsa Indonesia menyebut tanah sar Teluk Kayeli, juga mempunyai
sejak merdeka justru selalu dia- air sebagai “ibu pertiwi.” Dalam tokoh Boki Ronja(ng), ‘pamali’ atau
tur oleh kekuasaan angkatan darat imaginasi bangsa Indonesia, laut bahureksa sungai Wai Apu. Bentuk
dengan watak khasnya yang bukan pun merupakan ‘ibu’ dengan sega- feminin ini barangkali juga karena,
saja tak kenal, malah meminggir- la kelembutan, kasih sayang, dan di hadapan langit, laut terletak di
kan wawasan kebaharian. pemberi kehidupan (lihat Sunin- bawah. Dari dunia pedalangan se-
Di tengah keterpurukan dan dyo, 1998). Hal ini berbeda, misal- ring kita dengar kata-kata, diucap-
kemunduran bangsa Indonesia se- nya dalam sebagian besar bangsa kan terhadap tokoh yang akan dike-
bagai bangsa ‘pedalaman’ ini, patut Barat yang memandang tanah air- nai senjata pamungkas: “tumengaa
dikaji, diungkap, dan direvitalisasi- nya sebagai ‘ayah’ (fatherland) ta- Bapa Angkasa, tumungkula Babu
kan kembali jiwa dan spirit keba- nah kaum laki-laki. Pertiwi” (tengadahlah pada Bapa
harian bangsa Indonesia. Makalah Dalam pandangan berbagai et- Langit, dan tunduklah pada Ibu
ini dimaksudkan untuk menjawab nis di Indonesia, laut pada umum- Bumi”). Gagasan pemikiran demi-
persoalan-persoalan tersebut. Tu- nya dipandang sebagai ‘ibu’. Ber- kian, bahwa “bapa” (laki laki) ada-
P U S A T N O . 08/20 1 4 91
mozaik
Masyarakat suku Sasak di Pulau darah antara para pangeran hanya genda ini memperkuat asumsi kita
Lombok sampai saat ini menyim- karena memperebutkan dirinya. tentang kesatuan ‘tanah-air’ seba-
pan sebuah legenda yang bernilai Persamaan struktur yang sangat gai ‘ibu pertiwi’ dalam imajinasi bu-
sakral tinggi tentang Putri Manda- mirip antara Legenda Dewi Sri (da- daya masyarakat Nusantara. Berba-
lika, putri laut yang mengorban- rat) dengan Legenda Putri Mandali- gai legenda tentang laut berikut ini
kan dirinya dan menjadi santapan ka (laut) dapat membawa kita pada juga secara eksplisit menyebut laut
penduduk setempat. Dalam festival kesimpulan tentang kemiripan motif dan makhluk-makluk laut sebagai
Bau Nyale (bau = menangkap; nyale cerita. ‘ibu’.
= sejenis cacing laut yang menjadi Masyarakat Sumatra Utara dan
bahan konsumsi masyarakat) yang Lenyapnya Dewi Sri dari kahyan- Aceh bersama-sama mengenal se-
berlangsung antara Februari dan gan membuat Batara Guru, Anta, buah legenda bahureksa laut yang
Maret, masyarakat secara menga- dan segenap dewata pun ber-
perkasa, Legenda Putri Hijau (Dewi,
gumkan dengan mudah mempero- duka. Akan tetapi sesuatu yang
ajaib terjadi, karena kesucian dan 2013; Wikipedia, 2013). Putri yang
leh nyale, sejenis cacing laut bera- dikenal sangat cantik rupawan ini
kebaikan budi sang dewi, maka
neka warna yang tiba-tiba muncul dari dalam kuburannya muncul menjadi penghuni menghuni se-
ke permukaan air laut dalam jum- beraneka tumbuhan yang sangat buah negeri di dasar laut di sekitar
lah yang sangat banyak. 10 berguna bagi umat manusia.Dari Pulau Berhala. Ia mencari incaran
Putri Mandalika adalah seorang kepalanya muncul pohon kelapa. dan ingin dilamar Raja Aceh tetapi
putri yang sangat arif dan bijak- Dari hidung, bibir, dan telinganya ditolak. Merasa dihina, Raja Aceh
muncul berbagai tanaman rem-
sana. Ia adalah putri Raja Tonjang menyerang benteng pertahanan
pah-rempah wangi dan sayur-
Beru dengan permaisurinya, Dewi mayur. Dari rambutnya tumbuh
Putri Hijau tetapi berkat kesaktian
Seranting yang memerintah di ne- rerumputan dan berbagai bunga dua saudara kembarnya: Meriam
geri Lombok. Wajahnya yang elok, yang cantik dan harum. Dari payu- Buntung dan Ular Simangombus,
tubuhnya yang ramping dan peran- daranya tumbuh buah buahan Putri Hijau dapat dilarikan mela-
gainya yang baik, membuat para yang ranum dan manis. Dari len- lui sebuah terusan (Jalan Puteri
pangeran dari berbagai negeri ber- gan dan tangannya tumbuh pohon Hijau), memasuki sungai Deli, dan
keinginan untuk memperistrinya. jati, cendana, dan berbagai pohon langsung menuju ke Selat Malaka.
kayu yang bermanfaat; dari alat
Setiap pangeran yang datang mela- Hingga sekarang kedua kakak bera-
kelaminnya muncul pohon arena
marnya, tidak ada yang ditolaknya. dik ini dipercaya menghuni sebuah
tau enau bersadap nira manis.
Namun, pangeran yang satu dan Dari pahanya tumbuh berbagai je- negeri dasar laut di sekitar Pulau
pangeran yang lainnya tidak mene- nis tanaman bambu. Dari kakinya Berhala.
rima jika sang Putri yang cantik je- mucul berbagai tanaman umbi- Legenda penguasa laut yang pa-
lita itu diperistri oleh banyak pan- umbian dan ketela; akhirnya dari ling terkenal di tanah air adalah legen-
geran. Hal inilah yang berpotensi pusaranya muncullah tanaman da Ratu Laut Selatan yang terutama di-
menimbulkan perang. Hal ini pula- padi, bahan pangan yang paling
percaya masyarakat Jawa dan Sunda.
lah yang ingin dihindari oleh Putri berguna bagi manusia. Padi ber-
beras putih muncul dari mata ka- Ada dua tokoh penting dalam legenda
Mandalika, seorang wanita yang ini, yaitu Kanjeng Ratu Kidul (yang
nannya, sedangkan padi berberas
mencintai kedamaian. Untuk men- merah dari mata kirinya. Singkat- berasal dari Jawa) dan pembantu seti-
ghindari perang dan pertumpahan nya, semua tanaman berguna bagi anya yang bernama Nyai Roro Kidul
darah, Putri Mandalika mencebur- manusia berasal dari tubuh Dewi (yang dipercaya berasal dari Sunda).
kan dirinya ke laut dan muncul da- Sri Pohaci (Legenda Dewi Sri, dio-
Tentang asal usul Kanjeng Ratu
lam wujud nyale. Penduduk setem- lah dari berbagai sumber).
Kidul, ada banyak versi yang saling
pat percaya bahwa nyale itu adalah
berbeda satu dengan yang lain (Re-
perwujudan Putri Mandalika yang Kemiripan struktur dan motif sink, 1997; Wessing, 1997). Ada cukup
telah mengorbankan dirinya bagi Legeda Dewi Sri dan Legenda Putri banyak versi yang mengatakan bahwa
semua penduduk di sana, agar tidak Mandalika terlihat dalam Tabel 1. Kanjeng Ratu Kidul adalah putrid dari
terjadi perang dan pertumpahan
Kesamaan struktur kedua le- Brawijaya, sebuah kerajaan di Jawa
Timur, seperti dalam catatan Resink teluning atunggal” yaitu tiga sosok Berbagai legenda itu telah menanam-
(1997) dan Setiawan (1981). yang menjadi satu kekuatan. Yaitu, kan keyakinan yang kuat dalam inga-
Sang Rara lahir dari dinasti Buda Eyang Resi Projopati, Panembahan tan kolektif bangsa Indonesia tentang
Kalacakra (Tantrayana), Mahara- Senopati, dan Ratu Kidul. Panem- persatuan antara darat dan laut.
ni (Kaisarina) Suhita dengan su- bahan merupakan pendiri kerajaan
ami sang Aji Ratna Pangkaja, raja Mataram Islam, yang dipertemukan Kesimpulan
Tanah Malayu. Lara Kidul diam- oleh Ratu Kidul ketika bertiwikra-
bil menantu Brawijaya (Hyang Apakah bangsa Indonesia adalah
ma sesuai arahan Sunan Kalijaga bangsa bahari? Jika kita cermati ber-
Purwawisesa, Bre Wengker: 1456-
guna memenuhi wangsit yang di-
66), dijodohkan dengan Raden bagai mitos dan cerita rakyat tentang
Bondan Kejawan alias Kidang Te- terimanya membangun sebuah laut, kita dapat menyimpulkan secara
langkas, putra hasil perkawinan- keraton yang sebelumnya sebuah tegas bahwa bangsa Indonesia me-
nya dengan Wandan Bodricemara hutan dengan nama “alas mentaok” mang bangsa bahari. Berbagai cerita
(Resink, 1997, Setiawan, 1981). (kini Kotagede di DIY). Pada pros- rakyat di kawasan Indonesia timur
es bertapa, diceritakan semua alam bahkan menunjukkan bahwa laut ada-
Benarkah Kanjeng Ratu Kidul menjadi kacau, ombak besar, hujan lah pemberi kehidupan yang paling
adalah anak manusia, sekalipun dia badai, gempa, dan gunung meletus. utama (suku Bajao, suku Lamalera,
keturunan raja Brawijaya? Penjela- Ratu Kidul setuju membantu dan dan suku Sasak). Semasa jayanya
san Setiawan berikut ini benar-be- melindungi Kerajaan Mataram, dan
Kerajaan Majapahit, Nusantara me-
nar bersifat legendaris. bahkan dipercaya menjadi “istri
rupakan sebuah kesatuan maritim
Tapi dongeng mengisahkan, spiritual” bagi Raja-raja trah Ma-
dan kerajaan laut terbesar di anta-
bahwa Rara Kidul Dewi Nawan- taram Islam. Perkawinan spiritual
ra bangsa-bangsa beradab di muka
gwulan tersebut bukan putri Ma- antara raja-raja Mataran dengan
harani Suhita – Aji Ratna Pangka-
bumi. Harapan akan adanya kesi-
Ratu Kidul menunjukkan bahwa
ja. Ia salah satu dari tujuh bidada- nambungan dan kontinuitas ke-
kerajaan (baca: Indonesia) hanya
ri yang tidak bisa mengangkasa rajaan laut terbesar dari Kerajaan
akan menjadi bangsa yang kuat jika
kembali, gara-gara busananya Majapahit ke Kerajaan Mataram
‘menyatu’ dengan laut.
dicuri dan disembunyikan di lum- tampak dari legenda putri Kanjeng
bung padi oleh Bondan Kejawan, Berbagai legenda tentang Dewi Ratu Kidul yang merupakan putri
ketika mereka sedang asyik man- Laut dari berbagai kawasan Nusan- Raja Brawijaya, raja terakhir ke-
di di sebuah sendang. tara yang diungkapkan di atas, yang rajaan Majapahit. Konsep tentang
mencakup wilayah Lombok, Sumatra “perkawinan spiritual” Kanjeng
Dalam kepercayaan masyara- Utara, Aceh, dan Pulau Jawa, menem- Ratu Kidul dengan raja-raja Mata-
kat Jawa dan Sunda, sosok Ratu Ki- patkan laut sebagai sebuah wilayah ram menunjukkan poros imajiner
dul merupakan sosok agung yang aman dan memberi harapan hidup kesatuan antara darat dan laut.
dimuliakan dan dihormati. Orang dan dijaga “dewi laut” yang perkasa.
Jawa mengenal sebuah istilah “telu- Persoalannya adalah: sejak
P U S A T N O . 08/20 1 4 93
mozaik
kapan kedigdayaan Indonesia se- dilan. Sebagaimana juga kejayaan pot.com.
bagai bangsa bahari mulai surut? persatuan dan kesatuan Indonesia Anonim, 2013. Deklarasi Juanda.
Perhatian pemerintah terhadap dilahirkan oleh gelora kebaharian. Diunduh tanggal 13 April 2013
pembangunan kelautan sangat Sebaliknya kawasan-kawasan peda- dari http://id.wikipedia.org/
minim. Anggaran Pembangunan laman agraris mengungkung wawa- wiki/Deklarasi_Djuanda
Nasional (APBN) tahun 2012, mis- san berpikir, cenderung memben-
Dewi, Lauret, 2013. Meriam Bun-
alnya, secara menunjukkan hal itu tuk watak kerdil dan kemunafikan
tung: Legenda Putri Hijau Me-
(Dhany, 2012). Kementerian Agama akibat tiadanya sentuhan gemuruh
dan Legenda yang Sepertinya
mendapatkan alokasi Rp 37 triliun, gelombang lautan.
Benaran. Diunduh tanggal 1 Mei
Kementerian Pertanian hanya men- Indonesia, di mata Pramoedya 2013 dari http://laurentiadewi.
dapat Rp 18 triliun, dan lebih ironis Ananta Toer, tak akan habis-habis- com/11268
lagi Kementerian Kelautan hanya nya dirundung masalah integrasi
Dhany, Rista Rma, 2012. “Bukan
menerima Rp 5 triliun. Hal ini tentu dan tersendat perkembangannya,
Lagi Agraris, Kini RI Jadi Negara
memiliki dampak buruk pada pen- karena kekuatan bahari Indonesia
Agama” dalam detikfinance. Ju-
gembangan infrastruktur dan bu- sejak merdeka justru selalu dia-
mat, 27/07/2012.
daya kelautan. tur oleh kekuasaan angkatan darat
Hemingway, Ernest, 1952. The Old-
Referensi budaya yang paling dengan watak khasnya yang bukan
man and The Sea. New York:
tepat untuk dirujuk adalah novel saja tak kenal, bahkan meminggir-
Charles Scribner’s Sons.
Arus Balik karya sastrawan besar kan wawasan kebaharian. Upaya
Pramoedya Ananta Toer (2002). membangkitkan kembali wawasan Kleden, Ignas, 2004. “Laut: Se-
Menurut Pram, pada zaman keema- kebaharian perlu dilakukan seba- buah Pola Pikir,” Makalah Ku-
san Majapahit, arus bergerak dari gai sebuah “Gerakan Nasional” yang liah Umum di Institut Teknologi
selatan ke utara, segala-galanya: melibatkan dua unsur penting, yai- Bandung, tanggal 5 September
kapal-kapalnya, manusianya, amal tu (1) kaum akademisi yang akan 2004
perbuatannya dan cita-citanya, se- menggali dan mengkaji semangat Nestorman, Ivan. 2013. Yesus dan
mua bergerak dari Nusantara di kebaharian dalam berbagai tra- Tiga Paus Lamalera. (Pengantar
selatan ke ‘Atas Angin’ di utara. Tapi disi lisan, dan (2) pelaku budaya Antologi Puisi). Yogyakarta: La-
zaman berubah, arus telah berbalik populer seperti film-maker yang malera.
-- bukan lagi dari selatan ke utara te- akan memasyarakatkan semangat Resink , G. J., 1997. “Kanjeng Ratu
tapi sebaliknya dari utara ke selatan. itu melalui sebuah rekayasa sosial Kidul: The Second Divine Spou-
Utara menguasai selatan, menguasai (social engineering) dalam bentuk se of the Sultans of
urat nadi kehidupan Nusantara. Aki- film, sinetron, iklan, video games,
Ngayogyakarta” Source: Asian
batnya: perpecahan dan kekalahan dan sebagainya. Tanpa gerakan ter-
Folklore Studies, Vol. 56, No. 2,
yang beruntun tiada hentinya sea- padu yang semacam itu, kita hanya
(1997), pp. 313-316
kan menjadi bagian dari Jawa. akan menggemakan semangat ke-
Published by: Asian Folklore Stu-
Arus Balik merupakan novel per- baharian melalui museum maritim
dies, Nanzan University
tama dalam khazanah sastra Indo- Indonesia.
Setiawan, Hersri, 1981. “Mitos Nyai
nesia modern yang mengisahkan
Lara Kidul: Konsep Bahari De-
Nusantara dalam segala kemegahan- Daftar Pustaka
fensif Kerajaan Mataram dalam
nya sebagai kesatuan maritim, seba-
Anonim, “Putri Hijau,” 2013. Diun- Konsep Gender.” Kompas, 15 Mei
gai kekuatan bahari yang jaya. Bagi
duh 20/3/2013 dari http:// 1981.
Pramoedya, kekuatan citra bahasa
id.wikipedia.org/wiki/Putri_Hi-
Indonesia beserta segenap wawa- Sunindyo, Saraswati, 1998. “When
jau
san falsafah dan estetikanya tertem- the Earth is Female and the
Anonim, 2013. Dongeng Putri Man- Nation is Mother: Gender, the
pa dan berkembang berkat wawa-
dalika. Diunduh 28 Maret 2013 Armed Forces and Nationalism
san kelautannya yang berwatak luas
dari www.budayasasak.blogs- in Indonesia” dalam Feminist
menembus kedangkalan dan keker-
P U S A T N O . 08/20 1 4 95
sebagai penyair mapan). Dan, di Ban-
GLOSARIUM dung pula pada awal tahun 1970-
an lahir puisi mbeling yang dibidani
Remy Silado lewat majalah Aktuil.
Sajak Goenawan Mohamad “Di Be-
S
ajak parodi adalah sajak yang Siapa Saja’ sebagai proklamator. mitologi Jawa yang muncul dalam sa-
menggunakan sebagian teks Sajak “Tanah Airmata” Sutardji jak Goenawan Mohamad tersebut).
sajak yang ada sebelumnya Calzoum Bachri juga memarodikan Bahkan, melalui sajak parodinya
dengan maksud memperolok-olok lagu kebangsaan “Indonesia Raya”. Yudhistira memperolok-olokkan
si penulis sajak sebelumnya itu. Bisa Lirik lagu kebangsaan “Indonesia permainan imaji dalam sajak Goe-
juga suatu sajak parodi bermaksud Raya”, Indonesia tanah airku tanah nawan Mohamad: “Ya, nanya saja.
memperolok-olok situasi; dalam hal tumpah darahku//di sanalah aku Boleh kan? Soalnya saya dengar kota
ini yang diperolok-olok bukanlah si berdiri//jadi pandu ibuku, dalam jadi putih, senja jadi kecil,//gerimis
penyair penulis sajak sebelumnya sajak Sutardji itu diparodikan men- jadi logam. Apa betul? Rusak dong
itu. Dalam hal tertentu, suatu sajak jadi tanah airmata tanah tumpah genting-genting rumah di kota!”
parodi mungkin pula mengambil dukaku//mata air airmata kami// Sementara itu, dengan “Sajak Se-
sebagian teks lain yang telah ada air mata tanah air kami//di sinilah patu Usang si Billy Peronda” Yudhis-
sebelumnya, yang bukan merupa- kami berdiri//menyanyikan airma- tira memparodikan kumpulan sajak
kan teks puisi, sebagaimana Hamid ta kami. Dapat dikatakan, sebagai Rendra yang telah ada sebelumnya,
Jabbar memarodikan teks prokla- penyair Sutardji memarodikan lagu Sajak-Sajak Sepatu Tua sekaligus
masi dalam sajaknya “Proklamasi, kebangsaan “Indonesia Raya” untuk memperolok-olok Rendra sehingga
2”: ‘Kami bangsa Indonesia//den- menggugat situasi tanah air yang nama panggilan Rendra--Billy--di-
gan ini menyatakan//kemerdekaan penuh ketimpangan sehingga tanah pleset-kan menjadi ‘si Billy Peronda’.
Indonesia//untuk kedua kalinya!// air bukan lagi tanah yang memban- Ungkapan ‘si Billy Peronda” tam-
Hal-hal yang mengenai//hak asasi ggakan dan menjanjikan--sebagai- paknya juga terkait dengan posisi
manusia,//utang-piutang,//dan lain- mana tercermin dalam lagu “Indone- Rendra sebagai “tukang protes” pada
lain//yang tak habis-habisnya/IN- sia Raya”--melainkan telah berubah masa itu yang kerap berurusan den-
SYAALLAH/akan habis//diselengga- menjadi tanah yang penuh tragedi, gan pihak berwajib: “….//”Karena tak
rakan//dengan cara saksama//dan penuh dengan penderitaan dan air boleh memprotes, maka protes ini
dalam tempo//yang sesingkat-sing- mata rakyat. kutujukan pada pohon-pohon yang
katnya!//Jakarta, 25 Maret 1992// tumbang//di Sukabumi, pada langit
Sajak parodi lain adalah yang
Atas nama bangsa Indonesia//Boleh yang semakin mendung, kepada tem-
ditulis Yudhistira Ardi Noegraha,
Siapa Saja’. bok-tembok dan cacing-cacing!”//
yang memperolok-olok Rendra dan
Sajak Hamid Jabbar “Proklamasi, Goenawan Mohamad. Sajak parodi teriaknya lagi.//….//”Malaikat pen-
2” memarodikan teks proklamasi. Sa- Yudhistira (yang ditulis tahun 1975) jaga firdaus, kutusuk selangkangan-
jak itu melontarkan ironi dan satire tidak terlepas dari situasi perpui- mu dengan pentungan karet ini!”//
terhadap keadaan republik ini yang sian saat itu. Setahun sebelumnya, teriaknya.//….//”Kelaparan adalah
terbenam dalam persoalan utang tahun 1974, di Bandung sekelompok burung gagak yang mati diinjak se-
dan hak asasi manusia yang tak ha- penyair muda menggelar acara Pen- patuku yang kini jadi makananku!”//
bis-habisnya menjelang akhir rezim gadilan Puisi, yang bermaksud men- (Si Billy tak bisa berteriak lagi. Ia
Orde Baru, sehingga dalam sajak Ha- ggugat para penyair mapan (Rendra mabuk sepatu dan klenger seumur
mid Jabbar ini lahir olok-olok ‘Boleh dan Goenawan Mohamad dianggap hidupnya).”[]