Anda di halaman 1dari 15

TEORI PENDAHULUAN

PENGUKURAN DISTRIBUSI UKURAN SERBUK DENGAN


ANALISA AYAK

DISUSUN OLEH :
NAMA : MUTIAWALIA PUTRI
STAMBUK : 092 2019 0007
KELAS/KELOMPOK : C1/III

LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam dunia industri, pengecilan dapat dibedakan menjadi pengecilan yang
ekstrim dan pengecilan yang relatif masih berukuran besar misalnya hanya
dengan pemotongan yang menghasilkan bentuk khusus. Pengecilan biasanya
dilakukan dengan dua operasi yaitu operasi basah dan operasi kering. Terdapat
tiga gaya yang digunakan dalam operasi pengecilan yaitu dengan penekanan,
pukulan, dan sobekan atau potongan. Ketiga cara tersebut dilakukan sesuai
dengan karakteristik bahan yang akan direduksi (Mussardo, 2019).
Screening atau pengayakan adalah proses pemisahan secara mekanik
berdasarkan perbedaan ukuran partikel. Proses pengayakan juga digunakan
sebagai alat pembersih, pemisah kontaminan yang ukurannya berbeda dengan
bahan baku. Pengayakan memudahkan kita untuk mendapatkan suatu bahan
dengan ukuran yang seragam. Dalam proses industri, biasanya digunakan
material yang berukuran tertentu dan seragam. Untuk memperoleh ukuran yang
seragam, maka perlu dilakukan pengayakan. Pada proses pengayakan zat padat
itu dijatuhkan atau dilemparkan ke permukaan pengayak. Partikel yang dibawah
ukuran atau yang kecil (undersize), atau halusan (fines), lulus melewati bukaan
ayak, sedangkan untuk yang diatas ukuran atau yang besar (oversize), atau
buntut (tails) tidak lulus (Mawarni and Aqiila, 2019).
Pada proses pengayakan (screening) digunakan dalam skala industri,
sedangkan pengayakan (sizing) digunakan dalam skala laboratorium. Maka dari
itu ukuran partikel produk hasil peremukan dan penggerusan di perusahaan atau
industri dan di laboratorium memiliki perbedaaan, yaitu ukuran partikel produk
di industri memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan di laboratorium,
karena proses pengayakan (screening) menggunakan ayakan memiliki ukuran
lubang bukaan dengan satuan centimeter ataupun milimeter, sedangkan proses
pengayakan (sizing) menggunakan suatu saringan yang dimana memiliki
ukuran lubang bukaan dengan satuan milimeter atau bahkan mesh tersebut
(jumlah banyaknya lubang bukaan per 1 inch) (Septiansyah and Afandi, 2018).
1.2 Tujuan Percobaan
1.2.1 Mencari distribusi ukuran butir berdasarkan data analisa ayak.
1.2.2 Ekstrapolasi distribusi ukuran butir untuk butir-butir yang lolos ayakan
terkecil.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengecilan Ukuran


Pengecilan ukuran merupakan salah satu proses dalam industri pengolahan
bahan pertanian. Operasi ini merupakan salah satu proses dalam industri yang
sangat penting. Operasi pengecilan ini bertujuan untuk mempermudah proses
selanjutnya, sehingga akan lebih efektif dalam penanganan pasca panen
komoditas pertanian. Operasi ini merupakan pengembangan dari operasi
empiris yang biasanya hanya dilakukan tanpa menggunakan mesin. Namun
dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka operasi
pengecilan ukuran pun dilakukan dengan bantuan mesin.
Dalam dunia industri, pengecilan dapat dibedakan menjadi pengecilan yang
ekstrim dan pengecilan yang relatif masih berukuran besar misalnya hanya
dengan pemotongan yang menghasilkan bentuk khusus. Pengecilan biasanya
dilakukan dengan dua operasi yaitu operasi basah dan operasi kering. Terdapat
tiga gaya yang digunakan dalam operasi pengecilan yaitu dengan penekanan,
pukulan, dan sobekan atau potongan. Ketiga cara tersebut dilakukan sesuai
dengan karakteristik bahan yang akan direduksi (Mussardo, 2019).
Penggunaan alat pengecil ukuran bertujuan untuk mendapatkan efektifitas
dalam operasi reduksi sehingga akan mendapatkan hasil yang maksimal.
Permasalahan yang sering dihadapi dalam penggunaan mesin pengecil ukuran
ini adalah penentuan diameter bahan yang diinginkan, sehingga sering
dilakukan operasi pengecilan antara lain yaitu hummer mill, disc mill, multi mill,
dan slicer. Mesin tersebut memiliki karakteristik, kelemahan, dan kelebihan
tersendiri. Oleh karena itu diperlukan pengetahuan yang cukup mengenai mesin
pengecil ukuran dan karakteristiknya.
Pengecilan ukuran (size reduction) artinya membagi suatu bahan padat
menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dengan menggunakan gaya mekanis
atau menekan. Size reduction merupakan salah satu operasi dalam dunia industri
dimana komoditi pertanian dikecilkan ukurannya untuk menghasilkan suatu
produk yang memiliki nilai mutu dan nilai tambah yang tinggi. Operasi
pengecilan ukuran terbagi menjadi dua kategori yaitu untuk bahan padatan dan
untuk cairan.
Menurut Henderson dan Perry (1982), dikenal dua macam pengecilan.
Pengecilan ini pada prinsipnya yaitu diklasifikasikan berdasarkan pada produk
akhir yang dihasilkan yang dibagi menjadi dua yaitu pengecilan ekstrim dan
pengecilan yang relatif masih berukuran besar. Pengecilan ekstrim maksudnya
yaitu pengecilan ini menghasilkan produk dengan ukuran yang jauh lebih kecil
daripada sebelum dikecilkan. Sedangkan pengecilan yang kedua yaitu
pengecilan relatif dimana produk yang dihasilkan masih berdimensi besar atau
produk akhir dengan awalnya tidak terlalu signifikan. Contoh pengecilan ektrim
adalah pengecilan ukuran dengan mesin penggiling dimana hasil produk
gilingan adalah bahan dengan ukuran yang relatif sangat kecil, misalnya tepung.
Sedangkan contoh opererasi yang kedua yaitu pemotongan dimana operasi ini
menghasilkan bahan dengan ukuran yang relatif besar. Tipe mesin Size
reduction (pengecilan ukuran) terbagi menjadi empat tipe yaitu cutter
(pemotongan), Crusher (penghancuran), grinder dan milling (penggilingan).
Operasi pemotongan biasanya dilakukan pada buah dan sayur yaitu untuk
canning, penghancuran yaitu diaplikasikan pada proses choping pada batang
jagung untuk pakan ternak, grinding untuk batu kapur dan bebijian, dan milling
untuk menghasilkan tepung.
2.1.1 Crusher
Tipe mesin size reduction yang pertama adalah Crusher. Crusher
merupakan alat size reduction yang memecahkan bongkahan padatan
besar menjadi bongkahan‐bongkahan yang lebih kecil, dimana ukurannya
sampai batas beberapa inch. Crusher terbagi menjadi dua yaitu Primary
crusher dan Secondary crusher. Primary crusher mampu beroperasi
untuk segala ukuran feed. Produk yang dihasilkan mempunyai ukuran 6‐
10 inch. Sedangkan secondary crusher mampu beroperasi dengan ukuran
feed, seperti pada produk primary crusher dengan ukuran 4 inch.
2.1.2 Cutter
Tipe mesin size reduction yang kedua yaitu cutter (pemotong). Mesin
tipe ini mempunyai cara kerja yang berbeda dengan size reduction
sebelumnya. Pada cutter ini, cara kerjanya dengan memotong. Alat ini
dipakai untuk produk ulet dan tidak bisa diperkecil dengan cara
sebelumnya. Ukuran produk yaitu 2‐10 mesh.
2.1.3 Grinder dan Miller
Tipe mesin yang terakhir yaitu grinder dan miller. Mesin tipe ini
beroperasi untuk memecah bongkahan yang dihasilkan crusher, sehingga
bongkahan ini menjadi bubuk. Untuk intermediate grinder, produk yang
dihasilkan ± 40 mesh. Ultrafine grinder hanya dapat menerima ukuran
feed lebih kecil 4 mesh (Mussardo, 2019).

2.2 Prinsip Size Reduction


Terdapat 4 prinsip size reduction yaitu kompresi (tekanan), impact atau
pukulan, atrisi, dan slice atau cutting. Kompresi adalah pengecilan ukuran
dengan tekstur yang keras. Impact digunakan untuk bahan padatan dengan
tekstur kasar. Atrisi atau gerus digunakan untuk menghasilkan produk dengan
tekstur halus. Cutting atau slicing digunakan untuk menghasilkan produk
dengan ukuran dan bentuk tertentu.
2.2.1 Slicer
Slicer memiliki prinsip yaitu memotong bahan. Penggunaan alat ini
dapat digunakan untuk berbagai keperluan yaitu dengan mengganti
pisaunya. Terdapat tiga macam pisau pada slicer yaitu pisau dengan
ketebalan 1 mm, 0,5 cm dan pisau dengan bentuk bundaran. Ketiga pisau
tersebut memiliki fungsi yang berbeda. Misalnya pisau dengan ketebalan
1 mm untuk memotong singkong, pisau bulat untuk memotong bahan
dengan hasil memanjang misalnya cabe (Mussardo, 2019).
2.2.2 Hammer Mill
Hammer mill merupakan alat pengecil ukuran yang menggunakan
aplikasi dari gaya pukul (impact force). Prinsip kerja dari alat ini adalah
dengan menggerakan palu-palu. Palu-palu tersebut digerakkan oleh motor
listrik maupun motor diesel gerakan memutar. Rotor dengan kecepatan
tinggi akan memutar palu-palu pemukul di sepanjang lintasannya
sehingga bahan yang masuk akan terpukul oleh palu dan terjadi proses
tumbukan, dimana bahan akan saling bertumbukan dengan dinding,
sesama bahan maupun dengan palu pemukul tersebut. Proses tersebut
akan berlangsung secara terus-menerus sampai didapatkan bahan yang
lolos dari saringan. Dalam prosesnya, selain terjadi gaya pukul juga terjadi
gaya sobek.
Penggiling palu merupakan penggiling yang serbaguna, dapat
digunakan untuk bahan kristal padat, bahan berserat dan bahan yang agak
lengket. Pada skala industri penggiling ini digunakan untuk lada dan
bumbu lain, susu kering, gula dan lain-lain.
Penggunaan hammer mill mempunyai beberapa keuntungan yaitu
konstruksinya sederhana, dapat digunakan untuk menghasilkan hasil
gilingan yang bermacam-macam ukuran, tidak mudah rusak dengan
adanya benda asing dalam bahan dan beroperasi tanpa bahan, serta biaya
operasi dan pemeliharaan lebih murah dibandingkan dengan burr mill.
Sedangkan beberapa kerugian menggunakan hammer mill antara lain
biasanya tidak dapat menghasilkan gilingan yang seragam, biaya
pemasangan mula-mula lebih tinggi dari pada menggunakan burr mill, dan
untuk gilingan permulaan atau gilingan kasar dibutuhkan tenaga yang
relatif besar sampai batas-batas tertentu. Hammer mill memiliki bagian-
bagian yaitu antara lain saringan yang terbuat dari plat baja, pemukul baja
yang berputar pada porosnya, dan corong pemasukkan.
2.2.3 Disc Mill
Disc mill merupakan mesin pengecil ukuran yang mempunyai
kemampuan menghasilkan bahan yang halus. Mesin ini memiliki dua
piringan yang dipasangkan pada sebuah shaft. Kedua piringan tersebut
akan berputar secara bersamaan dengan arah berlawanan sehingga akan
menghancurkan bahan yang digiling. Pada bagian piringan ini terdapat
tonjolan-tonjolan yang berfungsi untuk menjepit bahan. Mesin ini
merupakan mesin yang memiliki tipe gaya dengan penekanan. Selama
proses, bahan tersebut akan mengalami gesekan diantara kedua piringan
sehingga ukurannya menjadi lebih kecil dan halus sampai dapat keluar
melalui mesh tersebut (Mussardo, 2019).
Bagian-bagian dari disc mill yaitu corong pemasukkan, corong
pengeluaran, ruang sirkulasi udara, dinding penutup dan cakram, serta
poros penggerak. Corong pemasukan merupakan bagian yang berfungsi
sebagai tempat masuknya bahan yang akan digiling. Pada bagian ini
dilengkapi dengan katup pemasukkan untuk mengatur banyaknya bahan
yang akan digiling, sehingga pergerakan cakram lancar dan proses
penggilingan juga dapat berjalan lancar. Dinding penutup dan cakram
berfungsi sebagai pengupas dan penghancur biji karena adanaya gerak
putar dari cakram terhadap dinding penutup yang diam. Biji yang terkupas
dan hancur itu merupakan akibat dari efek atrisi dan kompresi dari
cakram. Selanjutnya yaitu corong pengeluaran. Corong ini berfungsi
untuk mempermudah dalam mewadahi bahan keluaran. Hal ini
dikarenakan bahan yang keluar merupakan bahan ukuran yang kecil.
Pada disc mill juga dilengkapi dengan ruang sirkulasi udara yang
berguna untuk mempermudah pemasukan bahan dan pengeluran bahan
dari cakram penggiling. Poros penggerak dalam hal ini berfungsi untuk
menggerakan atau memutar cakram pada disc mill. Poros penggerak
berfungsi untuk memutar silinder pengupas yang digerakkan oleh motor
listrik dengan menggunakan puli dan belt sebagai penyalur daya. Pada
poros penggerak terdapat pengunci untuk mengatur jarak antar cakram.
Semakin kecil jarak antar cakram maka ukuran hasil pengolahan akan
semakin halus.

2.3 Pengayakan
Screening atau pengayakan adalah proses pemisahan secara mekanik
berdasarkan perbedaan ukuran partikel. Screening atau pengayakan merupakan
pemisahan berbagai campuran partikel padatan yang mempunyai berbagai
ukuran bahan dengan menggunakan ayakan. Proses pengayakan juga digunakan
sebagai alat pembersih, pemisah kontaminan yang ukurannya berbeda dengan
bahan baku. Pengayakan memudahkan kita untuk mendapatkan suatu bahan
dengan ukuran yang seragam. Dengan demikian pengayakan didefinisikan
sebagai suatu metode pemisahan berbagai campuran partikel padat sehingga
didapat ukuran partikel yang seragam serta terbebas dari kontaminan memiliki
ukuran berbeda dengan menggunakan alat ayakan (Mawarni and Aqiila, 2019).
Dalam proses industri, biasanya digunakan material yang berukuran tertentu
dan seragam. Untuk memperoleh ukuran yang seragam, maka perlu dilakukan
pengayakan. Pada proses pengayakan zat padat itu dijatuhkan atau dilemparkan
ke permukaan pengayak. Partikel yang dibawah ukuran atau yang kecil
(undersize), atau halusan (fines), lulus melewati bukaan ayak, sedangkan untuk
yang diatas ukuran atau yang besar (oversize), atau buntut (tails) tidak lulus.
Pengayakan lebih lazim dalam keadaan kering (Mawarni and Aqiila, 2019).
Dengan kata lain Pengayakan merupakan pemisahan campuran partikel
padatan yang mepunyai berbagai ukuran bahan menggunakan ayakan. Proses
pengayakan juga digunakan sebagai alat pembersih, pemisah kotoran yang
ukurannya berbeda dengan bahan baku (Drakel, Pangkerego and Tooy, 2016).
Setiap fraksi tersebut menjadi lebih seragam dalam ukurannya
dibandingkan campuran aslinya. Screen adalah suatu permukaan yang terdiri
dari sejumlah lubang-lubang yang berukuran sama. Permukaan tersebuat dapat
berbentuk bidang datar (horizontal atau miring), atau dapat juga berbentuk
silinder. Screen yang berbentuk datar mempunyai kapasitas kecil disebut
ayakan atau pengayak. Pada proses pengayaan zat padat itu dijatuhkan atau
dilemparkan ke permukan pengayak. Partikel yang dibawah ukuran atau yang
kecil (undersize), atau halus (fines) akan lolos melewati permukaan ayakan,
sedangkan yang zat padat yang memiliki atas ukuran besar (oversize) akan
tertahan pada permukaan ayakan .
Pengayakan adalah suatu proses pemisahan bahan berdasarkan ukuran
lubang kawat yang terdapat pada ayakan, bahan yang lebih kecil dari ukuran
mesh atau lubang akan masuk, sedangkan yang berukuran besar akan tertahan
pada permukaan kawat ayakan. Mesh adalah jumlah lubang yang terdapat pada
luasan satu inchi persegi jaring atau kasa yang bisa dilalui oleh material padat,
jika dinyatakan dalam milimeter maka angka yang ditunjukan merupakan besar
material yang diayak (Ifmalinda, Andasuryani and Lubis, 2019).
Pada proses pengayakan (screening) digunakan dalam skala industri,
sedangkan pengayakan (sizing) digunakan dalam skala laboratorium. Maka dari
itu ukuran partikel produk hasil peremukan dan penggerusan di perusahaan atau
industri dan di laboratorium memiliki perbedaaan, yaitu ukuran partikel produk
di industri memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan di laboratorium,
karena proses pengayakan (screening) menggunakan ayakan memiliki ukuran
lubang bukaan dengan satuan centimeter ataupun milimeter, sedangkan proses
pengayakan (sizing) menggunakan saringan yang memiliki ukuran lubang
bukaan dengan satuan milimeter atau bahkan mesh (jumlah banyaknya lubang
bukaan per 1 inch) (Septiansyah and Afandi, 2018).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan material untuk menerobos
ukuran ayakan adalah sebagai berikut:
a. Ukuran bahan ayakan
Semakin besar diameter lubang bukaan akan semakin banyak material
yang lolos.
b. Ukuran relatif partikel
Material yang mempunyai diameter yang sama dengan panjangnya akan
memiliki kecepatan dan kesempatan masuk yang berbeda bila posisinya
berbeda, yaitu yang satu melintang dan lainnya membujur.
c. Pantulan dari material
Pada waktu material jatuh ke ayakan maka material akan membentur
kisi-kisi screen sehingga akan terpental ke atas dan jatuh pada posisi yang
tidak teratur.
d. Kandungan air
Kandungan air yang banyak akan sangat membantu tapi bila hanya
sedikit akan menyumbat ayakan (Septiansyah and Afandi, 2018).

2.4 Jenis Ayakan


Dalam skala industri khususnya dalam industri pertambangan proses
penyeragaman ukuran menggunakan alat screening yang sesuai dengan jenis
material dan kebutuhan dari produksi itu sendiri. Berikut beberapa jenis ayakan
yang sering digunakan antara lain:
2.4.1 Grizly
Grizly merupakan jenis ayakan statis, dimana material yang akan
diayak mengikuti aliran pada posisi kemiringan tertentu.
2.4.2 Vibration Screen
Ayakan dinamis dengan permukaan horizontal dan miring digerakkan
pada frekuensi 100-7000 Hz. Ayakan jenis ini mempunyai kapasitas
tinggi, dengan efisiensi pemisahan yang baik, yang digunakan untuk range
yang luas dari ukuran partikel.
2.4.3 Oscillating Screen
Ayakan dinamis pada frekuensiyang lebih rendah dari vibrating
screen 100-400 Hz dengan waktu yng lebih lama.
2.4.4 Revolving Screen
Ayakan dinamis dengan posisi miring, dimana berotasi pada
kecepatan rendah 10-20 rpm. Digunakan untuk pengayakan basah dari
material-material yang relatif kasar, tetapi juga memiliki suatu
pemindahan yang besar yaitu dengan vibrating screen ini (Saputra, 2019).
2.4.5 Reciprocating Screen
Ayakan dinamis dengan gerakan menggoyang, pukulan yang panjang
(20-200 Hz). Digunakan untuk pemindahan dengan pemisahan ukuran.
2.4.6 Shifting Screen
Ayakan dinamis dioprasikan dengan gerakan memutar dalam bidang
permukaan ayakan. Gerakan actual dapat berupa putaran, atau getaran
memutar. Shifting Screen digunakan untuk pengayakan suatu material
basah atau material yang kering (Handra, A and J, 2016).
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Alat
3.1.1 Alat Ayakan
3.1.2 Mortar
3.1.3 Spidol
3.1.4 Corong

3.2 Bahan
3.2.1 Kertas
3.2.2 Biji-bijian

3.3 Cara Kerja


Pertama, biji-bijian dimasukkan ke dalam mortar untuk dihaluskan. Biji-
bijian yang telah dihaluskan kemudian dipindahkan dari mortar ke wadah.
Selanjutnya adalah membuat wadah penampung dari kertas. Wadah penampung
yang dibuat disesuaikan dengan jumlah mesh pada alat ayakan yaitu mesh 20,
50, 70, 100, sampai mesh 200 .
Kemudian wadah ditimbang dan dicatat bobot kosongnya. Bahan yang telah
dihaluskan kemudian dimasukkan kedalam alat ayakan untuk selanjutnya
diayak dengan waktu yang diinginkan. Setelah selesai, ayakan kemudian dibuka
dan bahan dipindahkan ke dalam wadah kertas sesuai dengan mesh ayakan pada
bahan. Sisa bahan yang menempel pada jaring ayakan dibersihkan
menggunakan kuas dan ditampung sesuai mesh ayakannya. Sampel kemudian
dibawa untuk ditimbang bobot yang dihasilkan pada setiap ayakannya
BAB IV
SOAL
(TEORI PENDAHULUAN)

4.1 Soal
1. Apa yang dimaksud dengan pengayakan ?
2. Apa yang dimaksud dengan ayakan ?
3. Apa yang dimaksud dengan 753 mesh ?
4. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis ayakan yang berada di industri ?

4.2 Jawaban
1. Pengayakan merupakan suatu metode pemisahan berbagai campuran
partikel padat sehingga didapatkan ukuran partikel yang seragam serta akan
terbebas dari kontaminan yang memiliki ukuran yang berbeda dengan
menggunakan alat pengayakan.
2. Ayakan atau saringan adalah alat yang biasanya digunakan untuk
memisahkan bagian yang tidak diinginkan atau yang tidak diperlukan
berdasarkan ukurannya, dari dalam bahan curah dan bubuk yang memiliki
ukuran partikel kecil.
3. Mesh adalah jumlah lubang yang terdapat dalam satu inci persegi (square
inch), sementara jika dinyatakan dalam mm maka angka yang ditunjukkan
merupakan besar material yang diayak. Jadi, 753 mesh memiliki 753 lubang
pada bidang jaringan dengan luas 1 inch.
4. Jenis ayakan yang berada di industri:
a. Grizly
Grizly merupakan jenis ayakan statis, dimana material yang akan
diayak mengikuti aliran pada posisi kemiringan tertentu.
b. Vibration Screen
Ayakan dinamis dengan permukaan horizontal dan miring
digerakkan pada frekuensi 100-7000 Hz. Ayakan jenis ini mempunyai
kapasitas tinggi, dengan efisiensi pemisahan yang baik, yang digunakan
untuk range yang luas dari ukuran partikel.
c. Oscillating Screen
Ayakan dinamis pada frekuensiyang lebih rendah dari vibrating
screen 100-400 Hz dengan waktu yng lebih lama.
d. Revolving Screen
Ayakan dinamis dengan posisi miring, dimana berotasi pada
kecepatan rendah 10-20 rpm. Digunakan untuk pengayakan basah dari
material-material yang relatif kasar, tetapi juga memiliki suatu
pemindahan yang besar yaitu dengan vibrating screen ini.
e. Reciprocating Screen
Ayakan dinamis dengan gerakan menggoyang, pukulan yang
panjang (20-200 Hz). Digunakan untuk pemindahan dengan pemisahan
ukuran.
f. Shifting Screen
Ayakan dinamis dioprasikan dengan gerakan memutar dalam bidang
permukaan ayakan. Gerakan actual dapat berupa putaran, atau getaran
memutar. Shifting Screen digunakan untuk pengayakan suatu material
basah atau material yang kering
DAFTAR PUSTAKA

Drakel, K., Pangkerego, F. and Tooy, D. (2016) ‘Modifikasi Dan Uji Teknis Alat
Pembersih Biji Jagung Dengan Kombinasi Sistem Ayakan Bergoyang Dan
Hembusan Angin Modifiction’, Program Studi Teknik Pertanian, Jurusan
Teknologi Pertanian, Universitas Sam Ratulangi, Manado.
Handra, N., A, D. and J, R. (2016) ‘Mesin Pengayak Pasir Otomatis dengan Tiga
Saringan Automatic Sand Sieving Machine with Three Sieves’, Jurnal
Teknik Mesin Institut Teknologi Padang, 6(1), pp. 19–20.
Ifmalinda, Andasuryani and Lubis, R. H. (2019) ‘Kajian Karakteristik Fisikokimia
Dan Organoleptik Tepung Salak Sidimpuan (Salacca sumatrana)’, Program
Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas,
8.
Mawarni, R. and Aqiila, N. (2019) ‘Laporan Mekanika Fluida dan Partikel’, (1).
Mussardo, G. (2019) ‘Size Reduction Pada Ubi Jalar’, Statistical Field Theor,
53(9), pp. 1689–1699.
Saputra, D. (2019) Desain Alat Pengayakan Sizing Untuk Mendapatkan Persentase
Lolos Dan Tertahan Terhadap Butir Batuan Hasil Crushing. In Skripsi
Septiansyah, S. I. and Afandi, I. H. (2018) ‘Analisis Persentase Fraksi Massa Lolos
Ayakan Batu Granit Hasil Peremukan Jaw Crusher dan Double Roll
Crusher’, XVII(1).

Anda mungkin juga menyukai