Anda di halaman 1dari 3

Nama : Syifa Khaerunnisa

NIM : 1182090107

Mata Kuliah : Bimbingan dan Konseling

Dosen Pengampu : Drs.Anas Salahudin,M.Pd

BAB 2

PERKEMBANGAN BIMBINGAN DAN KONSELING

A. Sejarah Bimbingan dan Konseling

Plato dipandang sebagai konselor Yunani Kuno karena dia menaruh perhatian
besar terhadap masalah-masalah pemahaman psikologis individu, seperti
menyangkut aspek isu-isu moral, pendidikan, hubungan dalam masyarakat dan
teologis. Pada tahun 1908 di Buston, Frank Parsons mendirikan biro untuk
mencapai efisiensi kerja. Dialah yang mengemukakan istilah tentang vocational
guidance, yang meliputi vocational Placement, dan vocational training untuk
memperoleh efisiensi dalam pekerjaan.

Setalah perang dunia kedua, bimbingan dan konseling banyak bergerak dalam
ketentaraan, terutama untuk mengembalikan para tentara yang baru datang dari
medan pertempuran ke dalam masyarakat yang biasa. Dengan demikian,
bimbingan dan penyuluhan yang sekarang ini merupakan perkembangan yang
lebih lanjut dari vocational guidance yang dirintis oleh Frank Parsons. Dengan
perkembangan yang begitu pesat, gerakan bimbingan di sekolah mulai
berkembang sebagai dampak dari revolusi industry dan keragaan latar belakang
para siswa yang masuk ke sekolah-sekolah negeri.

B. Perkembangan Bimbingan dan Konseling di Indonesia


Seperti vocational bureau yang didirikan oleh Frank Parsons, berjalan pula di
Indonesia. Sebagai contoh di Yogyakarta terdapat Balai Pembinaan Administrasi
(BPA) yang kemudian dinyatakan sejarah lahirnya bimbingan dan konseling di
Indonesia diawali dari dimasukkannya bimbingan dan konseling (dulunya
bimbingan dan penyuluhan) pada setting sekolah.
Keberadaan bimbingan dan penyuluhan secara legal formal diakui tahun 1989
dengan lahirnya SK Menpan No. 026/Menpan/1989 tentang angka kredit bagi
Jabatan Guru dalam Lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang
ditetapkan secara resmi adanya kegiatan pelayanan bimbingan dan penyuluhan
di sekolah. Akan tetapi, pelaksanaannya belum mendukung misi sekolah dan
membantu peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan mereka.
Kemudian, lahirlah SK Menpan No. 83/1993 tentang Jabatan Fungsional Guru
dan Angka Kreditnya yang di dalamnya termuat aturan tentang Bimbingan dan
Konseling di sekolah. Ketentuan ini dijabarkan melalui SK Mendikbud No.
025/1995 sebagai petunjuk pelaksanaan Jabatan Fungsional guru dan Angka
Kreditnya. Dalam SK ini istilah bimbingan dan penyuluhan diganti menjadi
bimbingan dan konseling disekolah dan dilaksanakan oleh guru.

Pra-Lahirnya Pola 17
Pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan di sekolah dilaksanakan dengan pola
yang tidak jelas. Ketidak jelasan pola ini disebabkan oleh : belum adanya
hokum, semangat luar biasa untuk melaksanakan bimbingan dan konseling,
belum ada aturan main yang jelas. Pola yang tidak jelas itu mengakibatkan guru
BP belum mampu mengoptimalkan tugas dan fungsinya, Guru pembimbing
merangkap, Guru pembimbing ditugasi sebagai polisi sekolah, kepala sekolah
tidak mampu melakukan pengawasan dan terjadi persepsi yang keliru dari
personal sekolah terhadap tugas dan fungsi guru pembimbing.

Lahirnya Pola 17
SK Mendikbud No.025/1995 sebagai petunjuk pelaksanaan Jabatan Fungsional
guru dan Angka Kreditnya hal substansial yang menyangkut bimbingan dan
konseling yaitu :
1. Istilah bimbingan dan penyuluhan secara resmi diganti menjadi bimbingan dan
konseling
2. Pelaksana bimbingan dan konseling disekolah adalah guru pembimbing
3. Guru yang ditugasi adalah yang berkemampuan melaksanakan kegiatan tersebut
minimal mengikuti penataran bimbingan dan konseling selama 180 jam
4. Kegiatan bimbingan dan konseling dilaksanakan dengan pola yang jelas
5. Tahapan kegiatan bimbingan dan konseling yaitu perencanaan, pelaksanaan,
penilaian, analisis dan tindak lanjut
6. Dilaksanakan di dalam dan di luar jam kerja
7. Penyusunan pedoman Musyawarah Guru Pembimbing dengan SK Mendikbud
No.025/1995

BK Pola 17 digambangkan dengan :

1. Seluruh kegiatan bimbingan dan konseling didasari satu pemahaman yang


menyeluruh dan terpadu yang meliputi pengertian, tujuan, fungsi, prinsip, dan asas-
asas BK
2. Kegiatan bimbingan dan konseling didasari satu pemahaman yang menyeluruh
meliputi bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar dan bimbingan
karir.
3. Kegiatan bimbingan dan konseling dalam bidangnya itu menyelenggarakan tujuh
layanan yaitu layanan orientasi, informasi, penempatan/penyaluran, pembelajaran,
konseling perseorangan, bimbingan kelompok, dan konseling kelompok.
4. Untuk mendukung layanan tersebut, terdapat lima jenis kegiatan pendukung, yaitu
intrumentasi bimbingan dan konseling, himpunan data, konferensi kasus, konferensi
kasus, kunjungan rumah dan alih tangan kasus.

Sebagai awal dari masa orde baru, istilah penyuluhan merupakan terjemahan dari
kata counseling yang mempunyai konotasi psychological-counseling.istilah
guidece diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia sebagai istilah bimbingan.
Diantara banyak istilah, yang paling popular adalah istilah bimbingan dan
konseling.

Anda mungkin juga menyukai