Anda di halaman 1dari 11

PEMODELAN DAN OPTIMASI rerata terendah pada peneitian pertama.

VARIASI SUHU DAN DEBIT Berdasarkan hasil penelitian dan analisa


TERHADAP PENURUNAN NILAI softwere, diperoleh hasil model yang
RELATIVE HUMIDITY PADA MESIN signifikan dalam menggambarkan
PENGERING SISTEM DEHUMIDIFIER hubungan antara faktor-faktor didalamnya
MENGGUNAKAN RESPON SURFACE terhadap respon. Adapun didalam model,
METHODOLOGY (RSM). hubungan faktor suhu pemanas terhadap
nilai RH dan debit udara terhadap nilai RH
Modeling and Optimization of adalah signifikan berdasarkan taraf
Temperature and Air Flow Rate Variation kepercyaan 5%. Model yang dipilih
on Relative Humidity Value in Drying berdasarkan softwere adalah model
Machines Dehumidifier System using polynomial ordo dua, yaitu model
Respon Surface Methodology (RSM) kuadratik reduksi. Model persamaan yang
diperoleh dalam menggambarkan interaksi
Moch Ginggy Syaiful Aziz, Bambang antara faktor dan respon adalah y(Nilai RH) =
Susilo, Sandra Malin Sutan. 35.598 – 1.05607x1 (Suhu Pemanas) + 2.55355x2
Department of Agricultural Engineering,
(Debit Udara) + 0.0125x1 (Suhu Pemanas) – 0.75x2
2 2
University of Brawijaya, Jl. Veteran,
(Debit Udara). Solusi optimum yang diberikan
Malang, ZIP 65145, Indonesia berdasarkan rentang input suhu pemanas
*E-mail: mochginggy1@gmail.com dan debit aliran dalam penelitan ini adalah
suhu pemanas 40oC dan debit aliran 0.012
m3/s. Adapun nilai RH optimum yang
ABSTRAK diperoleh adalah 14.918% berdasarkan hasil
prediksi dan 15% berdasarkan penelitian
Pengeringan memiliki banyak peran
dengan tingkat kesalahan 0.054%.
dalam kehidupan, salah satunya dalam
bidang pangan. Dalam penanganan pasca
Kata Kunci : Pengeringan, RH,
panen, pengeringan berperan dalam
Dehumidifier, Respon Surface Method
berbagai kebutuhan, seperti pengawetan
dan pengolahan produk berkadar air
tinggi. Pada pengeringan konvensional,
umumnya dilakukan pada suhu yang I. PENDAHULUAN
relatif tinggi. Hal ini dikarenakan
kandungan air pada udara pengering yang Pengeringan memiliki banyak peran
masih tinggi harus diturunkan dalam kehidupan, salah satunya dalam
menggunakan suhu yang tinggi. Sementara bidang pangan. Dalam penanganan pasca
pada sebagian bahan pangan, suhu yang panen, pengeringan berperan dalam
tinggi dapat menyebabkan kerusakan fisik berbagai kebutuhan, seperti pengawetan
dan non fisik. Dengan demikian, solusi dari dan pengolahan produk berkadar air
permalasahan tersebut mengarah pada tinggi. Pengeringan mempunyai pengertian
pengeringan dengan suhu yang rendah. yaitu aplikasi pemanasan melalui kondisi
Pada pengeringan suhu rendah dilakukan yang teratur, sehingga dapat
menggunakan RH udara pengering yang menghilangkan sebagian besar air dalam
rendah. Penelitian ini menggunakan dua suatu bahan dengan cara diuapkan
tahapan penelitiam yaitu penelitian (Muarif, 2013).
pendahuluan menggunakan rancangan Pada pengeringan konvensional,
factorial dengaan 2 faktor yaitu suhu (25 oC umumnya dilakukan pada suhu yang
dan 35 oC) dan debit (0.00182, 0.00334, dan relatif tinggi. Hal ini dikarenakan
0.00486 m3/s) lalu dilanjutkan kandungan air pada udara pengering yang
menggunakan metode RSM rancangan masih tinggi harus diturunkan
komposit terpusat dengan 2 faktor yaitu menggunakan suhu yang tinggi. Sementara
suhu dan debit serta 1 respon yaitu nilai pada sebagian bahan pangan, suhu yang
RH. Nilai yang digunakan pada pengujian tinggi dapat menyebabkan kerusakan fisik
tahapan kedua menggunakan hasil dengan dan non fisik (Fitriani, 2008). Dengan
1
demikian, solusi dari permalasahan pengatur kecepatan kipas; 5) Anemometer
tersebut mengarah pada pengeringan berfungsi sebagai pengukur kecepatan
dengan suhu yang rendah. aliran udara yang masuk pada AC; 6)
Pada pengeringan suhu rendah Penampung berfungsi sebagai penampung
dilakukan menggunakan RH udara air hasil pengembunan dari AC; 7)
pengering yang rendah. Cara untuk Hygrometer berfungsi sebagai pengukur
menurunkan nilai RH salah satunya adalah kelembaban udara pengering dan suhu; 8)
dengan proses dehumidifikasi. Proses ini Stop Kontak berfungsi sebagai sumber
dilakukan menggunakan alat yang disebut listrik; 9) Stopwatch berfungsi sebagai
dehumidifier. Menurut Suarnadwipa dan pengukur lama waktu pengeringan; 10)
Hendra (2008) prinsip kerja dehumidifier Penggaris berfungsi sebagai penguku
adalah mengkondensasi uap air yang dimensi alat.
terkandung dalam udara pengering. Adapun bahan yang digunakan pada
Dengan pengeringan menggunakan RH penelitian kali ini adalah udara bebas.
yang rendah, menyebabkan suhu Penelitian ini tidak menggunakan bahan
pengeringan juga rendah, sehingga tidak untuk dikeringkan.
merusak sifat fisik dan non fisik bahan
yang dikeringkan. 2.2 Metode Penelitian
Dalam proses pengeringan RH Penelitian ini terdiri dari dua tahap.
rendah, faktor yang berperan salah satunya Tahap pertama adalah pengujian
adalah suhu pemanas dan debit aliran. pendahuluan. Pada tahap ini bertujuan
Untuk mengetahui titik optimum dari untuk menentukan hubungan antara
kombinasi faktor yang ada salah satunya varaibel yang digunakan serta
adalah menggunakan metode Respon menggunakan kombinasi dengan nilai RH
Surface Method (RSM). Metode permukaan terendah sebagai acuan untuk tahap
respon adalah kumpulan teknik matematis berikutnya. Adapun tahapan kedua adalah
dan statistik yang digunakan untuk optimasi menggunakan metode RSM
pemodelan dan analisis masalah dalam dengan rancangan komposit terpusat.
suatu respon, dalam hal ini biasanya Tahapan ini bertujuan untuk mengetahui
merupakan kualitas suatu produk yang pengaruh variabel perlakuan, menentukan
dipengaruhi oleh beberapa variabel dan model matematika baik pada orde pertama
tujuannya adalah untuk mengoptimasi maupun kedua, serta menentukan nilai
respon tersebut (Yang dan El-Haik, 2006). optimum.
Dengan demikian, melalui penelitian ini Pada tahap pertama, dilakukan
bertujuan untuk menentukan titik optimum pengujian pendahuluan menggunakan
dari perlakuan berupa suhu dan debit rancangan faktorial acak lengkap dengan
aliran sekaligus model persamaan RSM dua variabel bebas yaitu suhu pemanas dan
yang paling sesuai. debit aliran serta respon yang digunakan
adalah nilai RH. Suhu pemanas yang
II. BAHAN DAN METODE digunakan adalah 25oC dan 35oC. Nilai ini
dipilih karena menurut Azrai (2018), batas
2.1 Alat dan Bahan suhu yang direkomendasikan untuk
Penelitian ini dilakukan pada bulan pengeringan benih jagung adalah 38-43 oC.
Juni 2019 di Laboratorium Teknik Adapun debit aliran yang digunakan
Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian, adalah 0.00182, 0.00334, dan 0.00486 m3/s.
Jurusan Keteknikan Pertanian, Universitas Pada pengujian ini dilakukan dengan dua
Brawijaya, Malang. Alat yang digunakan kali pengulangan. Selanjutnya dilakukan
pada penelitian ini antara lain: 1) Mesin uji anova untuk mengetahui hubungan
pengering biji RH rendah befungsi sebagai antara variabel bebas dan respon. Hasil
alat pengering yang akan diuji; 2) Air perlakuan dengan nilai RH terendah
Conditioner (AC) berfungsi sebagai selanjutnya akan digunakan sebagai acuan
pendingin udara dan penurun RH; 3) Kipas untuk menentukan nilai pada tahap
berfungsi sebagai penggerak aliran udara
masuk; 4) Drive Motor berfungsi sebagai
2
berikutnya yaitu optimasi menggunakan Menentukan variabel bebas yaitu
metode respon permukaan. menggunakan dua faktor yang terdiri dari
Pada tahap kedua, dilanjutkan suhu pemanas dan debit aliran, serta
dengan penelitian menggunakan menentukan respon yang akan dianalisa
rancangan komposit terpusat. Pada yaitu nilai RH pada ruang pengering. 3)
rancangan ini terdiri dari 2 variabel bebas Menentukan nilai interval faktor yang
yaitu suhu pemanas dan debit udara serta 1 digunakan yaitu pada tahap pertama
respon yaitu nilai RH. Pada rancangan ditentukan sebagaimana didalam, dan
komposit terpusat dengan 2 faktor tahap kedua menggunakan hasil dari
menggunakan 5 level yaitu terdiri dari titik perlakuan terbaik pada pengujian tahap
aksial positif (+1.414) dan negatif (-1.414), pertama. 4) Memasukkan nilai yang telah
titik faktorial positif (1) dan negative (-1), ditentukan beserta nama faktor dan
dan titik pusat (0). Pada titik faktorial satuannya ke dalam softwere Design-
positif dan negatif berfungsi sebagai batas Expert 11 pada tahap kedua.
bawah dan batas atas interval nilai input
yang digunakan dengan kode numerik 1 2.3.2 Penentuan Titik Pengukuran
dan -1. Adapun nilai aksial pada rancangan Setelah menyusun rancangan
2 faktor menggunakan titik aksial 1.414 penelitian, tahapan berikutnya adalah
yang selanjutnya mewakili nilai aksial menentukan titik pengukuran. Adapun
aktual berdasarkan nilai aktual dari titik titik yang akan diukur adalah sebagai
faktorial. Sehingga pada rancangan 2 faktor berikut: 1) Ruangan, yaitu untuk mengukur
akan diperoleh rancangan sebanyak 13 nilai RH dan suhu bola kering lingkungan
percobaan. Nilai interval yang digunakan menggunakan hygrometer. Nilai RH dan
berdasarkan hasil dari perlakuan yang suhu bola kering digunakan untuk
menghasilkan nilai RH terendah pada mengetahui karakteristik udara pada
tahap pertama. Selanjutnya nilai tersebut ruangan atau lingkungan. 2) Saluran keluar
dimasukkan ke dalam softwere Design- dehumidifier, yaitu untuk mengukur RH
Expert 11. dan suhu bola kering hasil dehumidifikasi
menggunakan hygrometer. Nilai RH
2.3 Tahapan Penilitian dehumidifier berfungsi sebagai
Dalam pelaksanaan penelitian ini pembanding perubahan RH sebelum dan
terdiri dari beberapa tahap, yaitu setelah melewati pemanas. 3) Saluran
menyusun rancangan penelitian, pembuangan tetes embun, yaitu untuk
menentukan titik pengukuran, mengukur volume tetesan air hasil
melaksanakan pengujian dan melakukan kondensasi menggunakan gelas ukur.
analisis data. Pada setiap tahap terdiri dari Volume tetesan berfungsi untuk
beberapa tahapan yang dijelaskan memperoleh data kandungan uap air udara
sebagaimana berikut. lingkungan yang terkondensasi. 4) Saluran
aliran udara, yaitu untuk mengukur
2.3.1 Penyusunan Rancangan Penelitian kecepatan aliran udara menggunakan
Pada pelaksanaan penelitian ini, anemometer. Kecepatan aliran berfungsi
tahapan pertama adalah penyusunan untuk menentukan debit udara. 5) Ruang
rancangan penelitian yang akan digunakan. pengering, yaitu untuk mengukur RH dan
Adapun tahapan penyusunan rancangan suhu bola kering pada tempat pengeringan
penelitian adalah sebagai berikut : 1) bahan menggunakan hygrometer.
Menentukan metode penelitian yang terdiri Pengukuran ini bertujuan untuk
dari dua tahap, yaitu tahap pengujian dan menganalisa hasil nilai RH sekaligus
penentuan perlakuan terbaik menentukan karakteristik udara pada titik
menggunakan rancangan faktorial. Lalu ini. Adapun skema udara dan letak titik
tahap berikutnya menggunakan metode pengukuran ditampilkan pada Gambar 1.
permukaan respon (Respon Surface
Method) dengan rancangan komposit
terpusat (Central Composite Design). 2)

3
menit. Pengamatan yang dilakukan
meliputi nilai RH dan suhu bola kering
ruang pengering, ruang dehumidifier, dan
lingkungan, volume tetesan dan kecepatan
aliran udara pembuangan. Adapun jeda
pergantian antar variasi perlakuan adalah 5
menit. Selanjutnya suhu dan kecepatan
aliran diatur pada variasi berikutnya.
Setelah data diperoleh, selanjutnya
memasukkan nilai RH pengering pada
softwere Design-Expert 11 untuk dilakukan
Gambar 1. Skema Aliran Udara dan Letak
analisis hasil berdasarkan metode
Titik Pengukuran
permukaan respon.
2.3.3 Langkah Penelitian
2.3.4 Pengolahan dan Analisis Data
Setelah menentukan rancangan
Pengolahan dan analisis data
penelitian dan titik pengukuran, tahap
dilakukan dengan menggunakan softwere
berikutnya adalah pelaksanaan penelitian.
Design Expert 11. Data yang diperoleh
Sebelum melakukan penelitian, dilakukan
dimasukkan ke dalam rancangan komposit
pengukuran kecepatan aliran kipas
terpusat dengan satu respon yaitu nilai RH.
menggunakan anemometer. Kecepatan
Adapun tahapan analisis data adalah
aliran kipas digunakan untuk menentukan
sebagai berikut: 1) Pemilihan model, yaitu
nilai debit yang digunakan yaitu
berdasarkan sequential model sum of
menggunakan rumus Q = Av, dimana debit
square, lack of fit test dan model summary
diperoleh dari perkalian luas permukaan
static. Pemilihan model ini bertujuan untuk
aliran udara dengan kecepatan aliran
mengetahui jenis model yang sesuai antara
udara. Luas permukaan pipa aliran udara
faktor dan respon. 2) Analisa terhadap
pada alat yang digunakan adalah sebesar
model yang paling sesuai, yaitu
0.00151976 m2.
menggunakan uji Anova. Setelah
Langkah pelaksanaan penilitian yang
memperoleh model yang sesuai,
pertama adalah persiapan alat yang
dilanjutkan dengan uji anova untuk
digunakan. Persiapan ini meliputi
mengetahui hubungan antara beberapa
merangkai alat dehumidifier dengan alat
variabel yang menjadi dasar penelitian. 3)
pengering biji. Setelah alat dirangkai,
Analisa kurva 3D dan penentuan hasil
selanjutnya adalah menghidupkan alat.
model matematika dari variasi yang
Menghidupkan alat meliputi menyalakan
digunakan. 4) Optimasi nilai respon dan
AC pada dehumidifier dengan
validasi hasil aktual terhadap hasil prediksi
menghubungkan pada stopkontak dan
model. Validasi dilakukan dengan
menghidupkan kipas blower dengan
melakukan pengambilan data actual
memutar tuas drive motor. Setelah itu
berdasarkan kombinasi perlakuan
menyalakan mesin pemanas dengan
optimum yang telah diberikan oleh
menghubungkan pada stopkontak. Dengan
software sebanyak 3 kali ulangan.
demikian alat sudah dalam keadaan siap
digunakan. Setelah alat hidup, selanjutnya
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
adalah meletakkan gelas ukur di bawah
dehumidifier untuk menampung tetesan 3.1 Panelitian Pendahuluan
air hasil kondensasi dan hygrometer untuk Berdasarkan hasil penelitian yang
mengukur RH lingkungan. Selanjutnya, ditampilkan pada Gambar 2, dari hasil
mengatur kecepatan aliran sesuai variasi tersebut, diperoleh nilai RH tertinggi pada
rancangan penilitian dengan memutar perlakuan suhu pemanas 25oC dan debit
drive motor kipas dan suhu pemanas 0.00486 m3/s dengan nilai RH 22.5%,
dengan memutar drive motor pemanas. sementara nilai RH terendah terjadi pada
Setiap variasi perlakuan dilakukan selama perlakuan suhu pemanas 35oC dan debit
satu jam, dengan pengamatan setiap 20 0.00182 m3/s yaitu bernilai 16%.
4
semakin kecil. Menurut penelitian Hamdan
(2018), perlakuan debit aliran memiliki
pengaruh terhadap penurunan nilai RH.
Semakin rendah nilai debit aliran maka
semakin rendah RH udara yang dihasilkan.
Hal ini karena udara dengan kecepatan
aliran yang semakin rendah, akan
menerima kontak pada koil evaporator
yang semakin lama, sehingga proses
dehumidifikasi semakin tinggi.
Gambar 2. Nilai RH Ruang Pengering
3.2 Optimasi menggunakan RSM
Berdasarkan hasil penelitian, Pada penelitian utama, digunakan
diperoleh data bahwa semakin tinggi suhu rancangan komposit terpusat. Rancangan
pemanas maka nilai RH semakin rendah ini menggunakan nilai input berupa nilai
dan semakin rendah nilai debit udara, respon rata-rata terendah pada penelitian
maka nilai RH relatif semakin rendah. pendahuluan sebagai acuan untuk
Menurut Hasibuan (2005), udara yang menentukan rentang input, yaitu suhu
dipanaskan mengalami penurunan nilai pemanas 35 oC dan debit aliran 0.00182
RH. Apabila nilai debit semakin rendah, m3/s. Faktor yang digunakan adalah suhu
nilai RH cenderung semakin rendah. Hal pemanas (X1) dan debit aliran (X2),
ini karena dilakukan pengujian tanpa sementara respon yang digunakan adalah
bahan sehingga tidak ada kadar air yang nilai RH (Y). Pada faktor suhu pemanas
mempengaruhi. Selain itu jika kecepatan (X1), nilai interval yang digunakan adalah
aliran semakin rendah, maka udara lebih batas bawah 30oC dan batas atas 40oC.
lambat ketika melalui evaporator sehingga Sementara pada faktor debit aliran,
udara mengalami kondensasi yang lebih digunakan batas bawah 0.0012 m3/s dan
tinggi. Menurut Amelia (2007), kecepatan batas atas 0.0027 m3/s. Rancangan ini
aliran mempengaruhi laju pengeringan, memiliki 5 level terkode, yaitu titik
karena udara jenuh cepat dialirkan dan faktorial negatif (-1) dan positif (1), titik
berganti dengan udara kering. Hal ini aksial negatif (-1.414) dan positif (1.414),
berlaku pada pengeringan bahan. serta titik pusat (0). Titik faktorial negatif
Dari hasil tersebut, diperoleh hasil uji mewakili nilai input batas bawah
anova. Pada hasil tersebut, diperoleh nilai p sementara titik faktorial positif mewakili
pada perlakuan suhu pemanas sebesar batas atas. Pada rancangan ini akan
0.00175. Sehingga berdasarkan taraf menghasilkan 13 satuan percobaan dengan
kepercayaan 5%, perlakuan suhu pemanas hasil seperti yang ditampilkan Tabel 1.
memiliki pengaruh yang sangat nyata
terhadap penurunan nilai RH. Adapaun Tabel 1. Hasil Penelitian Rancangan
pada perlakuan debit aliran diperoleh nilai Komposit Terpusat
p sebesar 0.0385. Sehingga berdasarkan
taraf kepercayaan 5%, perlakuan debit
aliran memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap penurunan nilai RH. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Rahayu
(2012), diperoleh bahwa peningkatan suhu
memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap penurunan nilai RH. Semakin
tinggi suhu udara, maka RH udara semakin
turun. Hal ini bias disebabkan karena suhu
yang tinggi membantu proses penguapan
udara lembab menjadi udara kering
sehingga kandungan air pada udara

5
Pada rancangan penelitian tersebut, Sequential Model Sum of Square
digunakan 9 kombinasi perlakuan yang
berbeda, dimana terdapat 1 kombinasi Pada pemilihan model berdasarkan
yang dilakukan pengulangan sebanyak 5 sequential model sum of square, model
kali. Dari hasil penelitian yang diperoleh, yang dipilih merupakan model dengan
nilai RH tertinggi terjadi pada kolom ke-6 nilai p-value lebih rendah dari 0.05.
dengan kombinasi perlakuan suhu 27.9 oC Adapun hasil analisa softwere berdasarkan
dan debit 0.00195 m3/s yang menghasilkan pemilihan model ini ditampilkan pada
nilai RH sebesar 18%. Adapun nilai RH Tabel 2.
terendah terjadi pada kolom 3, 9 dan 10
Tabel 2. Hasil Analisa Sequential Model
dengan masing-masing kombinasi yaitu
Static
suhu 40 oC dan debit 0.0012 m3/s, suhu 42
oC dan debit 0.00195 m3/s, serta suhu 35 oC

dan debit 0.00089 m3/s yang menghasilkan


nilai RH sebesar 15%. Adapun
pengulangan terjadi pada kombinasi suhu
35oC dan debit 0.00195 dengan nilai RH
yang konstan yaitu sebesar 16%. Hal ini
dapat disebabkan karena pembacaan oleh
alat ukur hanya menampilkan nilai secara
bulat. Dari hasil rancangan tersebut
Dari hasil tabel 4.2, model yang disarankan
diperoleh kecenderungan bahwa suhu
oleh softwere adalah model kuadratik.
yang tinggi dan debit aliran yang rendah
Model kuadratik memilki p-value 0.0072
menyebabkan penurunan RH semakin
dimana lebih rendah dari pada 0.05.
tinggi. Suhu yang tinggi menyebabkan
Sehingga model tersebut memiliki tingkat
udara yang membawa kandungan uap air
kesalahan sebesar 0.72%, lebih rendah dari
tinggi menjadi kering, sementara debit
toleransi kesalahan 5%. Adapun model 2FI
aliran yang semakin rendah berhubungan
memiliki nilai p-value sebesar 0.2348
dengan kecepatan aliran yang rendah
sehingga memiliki error sebesar 23.48%.
sehingga udara melewati evaporator
Dengan demikian model ini tidak layak
mengalami kontak yang lebih lama.
karena melebihi nilai alpha 5%. Pada model
kubik memiliki p-value sebesar 0.0823 atau
3.2.1 Analisis Pemilihan Model Statistik
tingkat kesalahan sebesar 8.23% sehingga
Pada analisis RSM dengan rancangan
komposit terpusat, model statistik yang model tersebut tidak cocok berdasarkan
taraf kepercayaan 5%. Adapun pada model
diuji terdiri dari model linier, model
linier, diperoleh p-value sebesar 0.0002 atau
interaksi dua faktor, model kuadratik dan
model kubik. Model tersebut digunakan tingkat kesalahan 0.02%. Meskipun lebih
sebagai pengembangan model empiris rendah dibanding model kuadratik, tetapi
yang diperoleh dari hasil penelitian dimana hasil pengujian menunjukkan ada
kecenderungan terhadap model yang lebih
menghubungkan antara nilai respon dan
tinggi sehingga softwere menyarankan
fakor, yang terdiri dari model ordo pertama
model kuadratik.
dan ordo kedua. Adapun model linier yang
digunakan merupakan persamaan dari y = Model Summary Static
β0 + β1x1 + β2x2. Pada model interaksi dua
faktor (2FI) persamaan yang digunakan Pada pemilihan model berdasarkan
adalah y = β0 + β1x1 + β2x2 + β3x1x2, dan hasil oleh softwere ditampilkan pada Tabel
model kuadratik dengan persamaan y = β0 3 sebagai berikut.
+ β1x1 + β2x2 + β3x12 + β4x22 + β5x1x2.
Model dipilih berdasarkan uji model
sequential model sum, model summary
static, dan lack of fit.

6
Tabel 3. Hasil Analisa Model Summary dapat dilakukan jika rancangan penelitian
Static memiliki unit pengulangan.

3.2.2 Analisis Ragam Model Terpilih

Dari hasil pengujian model,


diperoleh model yang disarankan oleh
softwere, yaitu model kuadratik. Model
tersebut selanjutnya dianalis dengan anova
untuk mengatahui hubungan antar
Dari hasil tersebut, diperoleh model
variabel. Analisis ini bertujuan untuk
yang disarankan oleh softwere adalah
menentukan pengaruh suatu model
model kuadratik. Hal ini disebabkan model
terhadap hasil suatu penelitian. Hasil
kuadratik memiliki nilai PRESS terendah
analisis ragam ditampilkan pada Tabel 4
dan R2 prediksi tertinggi. Selain itu model
berikut.
ini juga memiliki standar deviasi, nilai R2,
dan Adjusted R2 terbaik kedua diantara
Tabel 4. Hasil Analisis Ragam Model
model yang lain. Dengan demikian
Terpilih
kombinasi hasil model kuadratik
berdasarkan kriteria pemilihan model
merupakan yang terbaik diantara model
yang lain. Adapun pada model kubik
memang diperoleh nilai standar deviasi,
nilai R2 dan Adjusted R2 terbaik, tetapi
model ini juga memiliki nilai R2 prediksi
dan nilai PRESS terburuk diantara model
yang lain. Sehingga model ini tidak
disarankan berdasarkan metode pemilihan
model. Sementara pada model linier,
diperoleh nilai standar deviasi, nilai R2 dan
nilai Adjusted R2 terburuk diantara model Pada analisis ragam model, softwere
lainnya. Adapun pada model 2F1 diperoleh memberikan kriteria bahwa model yang
kombinasi yang tidak lebih baik baik memiliki selisih nilai adjusted R2 dan
dibandingkan model kuadratik. Sehingga predicted R2 kurang dari 0.2. Pada hasil uji
pada pemilihan model ini, softwere anova model terpilih yaitu model
menyarankan model kuadratik. kuadratik, diperoleh selisih adjusted dan
predicted R2 melebihi 0.2. Dengan
Lack of Fit demikian, softwere menyarankan untuk
melakukan reduksi model. Setelah
Pada pemilihan model berdasarkan dilakukan reduksi model dengan
lack of Fit, ditentukan berdasarkan nilai p- menghilangkan satu faktor yang tidak
value yang melebihi 0.05. Hal ini signifikan yaitu faktor AB, diperoleh hasil
disebabkan karena ini merupakan uji anova model kuadratik reduksi seperti
pengujian ketidaktepatan model. Apabila pada tabel 4.4. Model ini telah memiliki
diperoleh nilai yang signifikan, maka selisih adjusted dan predicted R2 kurang
model tersebut perlu dilakukan uji lanjut ke dari 0.2, sehingga softwere menyatakan
model yang lebih tinggi. Sehingga apabila model telah layak.
hasil yang diperoleh suatu model tidak Selanjutnya, hasil analisa ragam
signifikan terhadap uji ketidaktepatan, model kuadratik reduksi, diperoleh p-value
maka model tersebut telah sesuai. model yang lebih rendah dari 0.05,
Pengujian lack of fit adalah untuk sehingga model terpilih memiliki
membuktikan bahwa model yang dipilih hubungan yang siginifikan. Nilai p yang
memiliki ketidaktepatan yang tidak lebih rendah dari 0.05 menunjukkan bahwa
signifikan (Myers at al, 2009). Uji lack of fit antar variabel penelitian memiliki
7
hubungan yang signifikan terhadap model dalam bentuk faktor terkode adalah
terpilih (Efendi, 2009). Dari hasil yang sebagai berikut:
diperoleh, menunjukkan bahwa hanya ada y = 16 – 0.9053x1 + 0.3018x2 + 0.3125x12-
kemungkinan sebesar 0.01% pada nilai p 0.1875x22……………………………...……..(1)
terjadi noise, sehingga model dinyatakan
signifikan. Selanjutnya nilai faktor A yaitu Adapun persamaan RSM untuk
suhu, memiliki nilai p yang lebih rendah hubungan suhu pemanas (x1) dan debit
dari 0.05 sehingga juga dinyatakan aliran (x2) terhadap nilai RH (y) dalam
signifikan. Hal ini sesuai dengan penelitian bentuk faktor aktual adalah sebagai
yang dilakukan Rahayu (2012), bahwa suhu berikut:
memiliki pengaruh yang signifikan y = 35.598 – 1.05607x1 + 2.55355x2 +
terhadap penurunan nilai RH. Nilai suhu 0.0125x12 – 0.75x22………………………….(2)
memiliki hubungan berbanding terbalik
dengan nilai RH. Selain itu, faktor B yang Persamaan tersebut selanjutnya
merupakan debit, dan A2 yang merupakan digunakan untuk menentukan nilai
faktor suhu ordo dua memiliki nilai p yang prediksi respon. Nilai prediksi yang dicari
dinyatakan signifikan karena nilai p berdasarkan kombinasi rancangan
dibawah 0.05. Sedangkan faktor B2 penelitian. Sehingga diperoleh
memiliki nilai p 0.1060 dimana melebihi perbandingan antara nilai actual hasil
0.05, sehingga faktor tersebut tidak penelitian dengan nilai prediksi
signifikan. Menurut penelitian Hamdan berdasarkan model matematika yang
(2018), pengaruh debit terhadap penurunan digunakan.
nilai RH adalah berbeda nyata. Nilai debit Perbandingan nilai aktual dan
memiliki hubungan berbanding lurus prediksi digunakan untuk mengetahui
dengan nilai RH. Adapun pada penelitian keakuratan model yang dihasilkan.
ini, faktor B menunjukkan nilai signifikan, Selanjutnya nilai tersebut digambarkan
namun pada B2 tidak signifikan. Pada hasil dalam grafik untuk mengetahui sebaran
ini, pengujian lack of fit tidak dapat nilai actual dan prediksi. Nilai actual
dilakukan karena tidak memiliki nilai pure dinyatakan berupa kotak dan nilai prediksi
error. Menurut Myers (2009), Pengujian dinyatakan dalam bentuk garis linier. Pada
lack of fit adalah untuk membuktikan Gambar 2 menunjukkan grafik antara nilai
bahwa model yang dipilih memiliki aktual dan prediksi. Pada hasil software
ketidaktepatan yang tidak signifikan memberikan penjelasan pada grafik
dimana melibatkan unit data pengulangan. tersebut bahwa standar deviasi memiliki
Pada hasil yang diperoleh, unit nilai sebesar 0.2714 dan nilai R2 sebesar
pengulangan yang dilakukan memiliki nilai 0.9339. Semakin tinggi nilai standar deviasi
respon yang sama, sehingga tidak dapat maka data semakin menyebar dan memiliki
dilakukan uji ketidaktepatan model. kecenderungan semakin besar antara data
Namun hasil model memiliki nilai R2 penelitian. Adapun nilai R2 semakin
sebesar 0.9339. Semakin nilai R2 mendekati mendekati nilai satu, maka variabel
nilai 1, maka hasil model semakin baik didalamnya memiliki pengaruh yang kuat
dalam menggambarkan nilai aktual. terhadap kondisi respon. Nilai R2 pada
Dengan demikian, model ini sudah cukup grafik tersebut sudah cukup baik karena
baik karena menyatakan bahwa 93% hasil mendekati 1. Nilai tersebut
pada respon dipengaruhi oleh variabel mengindikasikan bahwa 93% faktor yang
didalamnya. Sementara sisanya disebabkan mempengaruhi nilai respon berasal dari
oleh faktor lain. faktor yang digunakan.
Dari analisis oleh softwere, diperoleh
model persamaan matematika polinomial
ordo dua yang ditampilkan dalam bentuk
kode dan aktual. Adapun persamaan RSM
untuk hubungan suhu pemanas (x1) dan
debit aliran (x2) terhadap nilai RH (y)

8
untuk menunjukkan nilai RH yang semakin
kecil. Warna biru tua terjadi pada suhu
pemanas tertinggi dan debit udara
terendah, sementara nilai warna kuning
menggambarkan suhu pemanas terendah
dan debit udara tertinggi. Grafik yang
ditampilkan cenderung berbentuk linier.
Hal ini bisa dilihat pada warna kedua
ujung permukaan yang memiliki warna
yang berbeda.
(a)
Gambar 2. Grafik Sebaran Nilai Aktual dan
Prediksi

3.2.3 Respon Nilai RH

Pada Gambar 3 ditampilkan grafik


kontur hubungan antara faktor suhu
pemanas dan debit aliran terhadap nilai
RH. Faktor suhu digambarkan sebagai
garis horizontal dan debit sebagai garis
vertikal. Adapun pada nilai RH
digambarkan berupa warna. Warna pada (b)
grafik menunjukkan nilai RH. Pada grafik
terdiri dari warna merah, kuning, hijau,
biru muda dan bitu tua. Dimana nilai RH
terendah digambarkan dengan warna
semakin gelap yaitu biru muda, sedangkan
nilai RH tertinggi digambarkan dengan
warna yang semakin cerah, yaitu warna
merah. Dalam hal ini warna biru tua
menunjukkan nilai RH yang terkecil,
sementara warna kuning menunjukkan
nilai RH tertinggi. Interaksi antara faktor
suhu pemanas dan respon digambarkan
Gambar 3. Grafik Permukaan Respon
dengan garis lengkung yang cenderung
linier. Semakin tinggi suhu pemanas maka
3.2.4 Optimasi Nilai Respon
nilai respon semakin rendah. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Hasibuan (2005),
Parameter nilai RH terbaik pada
bahwa semakin udara dipanaskan, maka
penelitian adalah mentukan nilai RH
nilai RH cenderung semakin turun.
terendah. Dengan demikian penentuan
Adapun interaksi faktor debit udara dan
nilai RH terbaik dilakukan dengan
respon digambarkan dengan garis
mendapatkan nilai RH terendah. Untuk
lengkung yang semakin tinggi nilai debit
mendapatkan nilai RH terbaik, maka
maka nilai respon juga semakin tinggi. Hal
dilakukan optimasi terhadap faktor-faktor
ini sesuai dengan beberapa penelitian
didalamnya untuk diperoleh kombinasi
terdahulu bahwa nilai debit yang semakin
terbaik yang menghasilkan nilai RH
rendah maka nilai RH juga semakin kecil.
terendah. Pada Tabel 4 menampilkan
Pada grafik permukaan 3D, grafik
bahwa berdasarkan rentang optimasi yang
tersebut menunjukkan interaksi faktor suhu
diberikan, maka softwere memberikan
pemanas dan debit udara pada permukaan
solusi berupa kombinasi faktor perlakuan
nilai RH. Warna kuning menunjukkan
dengan nilai RH terbaik diantara solusi
kondisi respon dengan nilai RH yang lebih
lain. Menurut softwere yang digunakan,
tinggi, sementara nilai biru tua digunakan
pada suhu pemanas 40 oC dan debit 0.0012
9
m3/s, maka RH yang diperoleh 3.2.5 Validasi Kondisi Optimum
berdasarkan model adalah 14.918%.
Untuk mengetahui keakuratan
Tabel 5. Solusi Nilai Respon Optimum solusi optimum dari model, maka
dilakukan perbandingan hasil prediksi
dengan nilai aktual. Nilai actual yang
dilakukan adalah berdasarkan kombinasi
faktor yang merupakan solusi optimum
Nilai ini dinyatakan sebagai nilai RH
dari model. Setelah dilakukan penelitian
terendah diantara kombinasi-kombinasi
pada kombinasi tersebut dengan 3 kali
lain didalam rentang yang diberikan.
ulangan, diperoleh perbandingan nilai
Untuk menentukan keakuratan solusi
prediksi dengan rerata nilai aktual yang
optimum, maka dinyatakan dengan nilai
ditampilkan pada Tabel 6 berikut.
desirability. Respon permukaan desirability
ditampilkan pada Gambar 4 berikut.
Tabel 6. Perbandingan Nilai Optimum
Prediksi dan Aktual
(a)

Berdasarkan table tersebut, nilai


prediksi oleh softwere adalah 14.918
sementara rerata nilai aktual berdasarkan
pengujian adalah 15. Dari nilai tersebut
diperoleh perbedaan sebesar 0.082. Untuk
menguji validasi model dengan nilai
sesungguhnya, pembandingan dilakukan
(b) dengan melihat perbedaan antara nilai
prediksi dan nilai actual dengan
menentukan tingkat keakuratan.
Berdasarkan hasil tersebut, diperoleh
ketidakakuratan antara selisih
perbandingan terhadap nilai prediksi yaitu
sebesar 0.0054%. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa antara hasil aktual
dengan hasil prediksi oleh model memiliki
tingkat kesalahan sebesar 0.0054%.
Berdasarkan tingkat kepercayaan 95%,
maka hasil model terhadap nilai aktual
Gambar 4. Grafik Permukaan Desirability
dapat dikatakan sebagai model yang valid.
Dari grafik tersebut ditampilkan nilai
IV. KESIMPULAN
desirability terbaik yaitu satu, yang terjadi
pada kombinasi nilai suhu pemanas
Berdasarakn hasil penelitian yang
tertinggi dan nilai debit aliran terendah.
dilakukan, diperoleh kesimpulan untuk
Adapun nilai desirability terburuk terjadi
menjawab rumusan masalah sebagai
pada kombinasi suhu pemanas terendah
berikut:
dan debit aliran tertiinggi. Dari grafik yang
1) Berdasarkan hasil penelitian dan analisa
ditampilkan, maka dipilih solusi dengan
softwere, diperoleh hasil model yang
desiriability berwarna merah yaitu bernilai
signifikan dalam menggambarkan
satu. Solusi tersebut merupakan solusi
hubungan antara faktor-faktor didalamnya
optimum yang dipilih untuk dilakukan
terhadap respon. Adapun didalam model,
validasi terhadap nilai actual.
hubungan faktor suhu pemanas terhadap

10
nilai RH dan debit udara terhadap nilai RH Muarif. 2013. Rancang Bangun Alat
adalah signifikan berdasarkan taraf Pengering. Politeknik Negeri
kepercyaan 5%. Sriwijaya.
2) Model yang dipilih berdasarkan softwere Myers, R., Montgomery, C., and Anderson-
adalah model polynomial ordo dua, yaitu Cook, M, C. 2009. Response Surface
model kuadratik reduksi. Model Methodology Process and Product
persamaan yang diperoleh dalam Optimizing Using Design
menggambarkan interaksi antara faktor Experiments, Third Edition. New
dan respon adalah y(Nilai RH) = 35.598 – York: John and Son, Inc.
1.05607x1 (Suhu Pemanas) + 2.55355x2 Rahayu, I.S. 2012. Rancang Bangun Mesin
(Debit Udara) + 0.0125x12 (Suhu Pemanas) Pengering RH (Relative Humidity)
– 0.75x22 (Debit Udara). Rendah untuk Memperbaiki
3) Kondisi optimum yang diberikan Kualitas Pengeringan Pada Bahan
berdasarkan rentang input suhu pemanas Pangan yang Sensitif Terhadap
dan debit aliran dalam penelitan ini adalah Panas. Skripsi. Universitas
suhu pemanas 40oC dan debit aliran 0.012 Brawijaya. Malang.
m3/s. Adapun nilai RH optimum yang Yang, K. and El-Haik, B. 2006. Design for
diperoleh adalah 14.918% berdasarkan hasil Six Sigma. United States: The
prediksi dan 15% berdasarkan penelitian McGraw-Hill Companies.
dengan tingkat kesalahan 0.054%.

V. UCAPAN TERIMAKASIH

Ucapan terimakasih sebanyak-


banyaknya ditujukan kepada Civitas
akademika Jurusan Keteknikan Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian Universitas
Brawijaya Malang yang telah membeikan
dukungan atas terlaksananya penelitian ini.

VI. DAFTAR PUSTAKA

Effendi, M. 2009. Optimasi Produk Etanol


dari Sampah Sisa Makanan oleh
Aspergillus Niger dan
Saccharomyces cerevisae NRRL
Menggunakan Respon Surface
Methodology. Tesis. Jurusan
Teknologi Hasil Pertanian.
Universitas Brawijaya: Malang
Fitriani, S. 2008. Pengaruh Suhu dan Lama
Pengeringan terhadap Beberapa
Mutu Manisan Bimbing Wuluh
Kering. Pengolahan Hasil Pertanian.
Riau. Universitas Riau.
Hamdan, M. 2018. Pengaruh Suhu dan
Debit terhadap Nilai Relative
Humidity pada Mesin Pengering
Sistem Dehumidifier Tipe Rak.
Skripsi. Universitas Brawijaya.
Malang

11

Anda mungkin juga menyukai