Relative Humidity Pada Mesin
Relative Humidity Pada Mesin
3
menit. Pengamatan yang dilakukan
meliputi nilai RH dan suhu bola kering
ruang pengering, ruang dehumidifier, dan
lingkungan, volume tetesan dan kecepatan
aliran udara pembuangan. Adapun jeda
pergantian antar variasi perlakuan adalah 5
menit. Selanjutnya suhu dan kecepatan
aliran diatur pada variasi berikutnya.
Setelah data diperoleh, selanjutnya
memasukkan nilai RH pengering pada
softwere Design-Expert 11 untuk dilakukan
Gambar 1. Skema Aliran Udara dan Letak
analisis hasil berdasarkan metode
Titik Pengukuran
permukaan respon.
2.3.3 Langkah Penelitian
2.3.4 Pengolahan dan Analisis Data
Setelah menentukan rancangan
Pengolahan dan analisis data
penelitian dan titik pengukuran, tahap
dilakukan dengan menggunakan softwere
berikutnya adalah pelaksanaan penelitian.
Design Expert 11. Data yang diperoleh
Sebelum melakukan penelitian, dilakukan
dimasukkan ke dalam rancangan komposit
pengukuran kecepatan aliran kipas
terpusat dengan satu respon yaitu nilai RH.
menggunakan anemometer. Kecepatan
Adapun tahapan analisis data adalah
aliran kipas digunakan untuk menentukan
sebagai berikut: 1) Pemilihan model, yaitu
nilai debit yang digunakan yaitu
berdasarkan sequential model sum of
menggunakan rumus Q = Av, dimana debit
square, lack of fit test dan model summary
diperoleh dari perkalian luas permukaan
static. Pemilihan model ini bertujuan untuk
aliran udara dengan kecepatan aliran
mengetahui jenis model yang sesuai antara
udara. Luas permukaan pipa aliran udara
faktor dan respon. 2) Analisa terhadap
pada alat yang digunakan adalah sebesar
model yang paling sesuai, yaitu
0.00151976 m2.
menggunakan uji Anova. Setelah
Langkah pelaksanaan penilitian yang
memperoleh model yang sesuai,
pertama adalah persiapan alat yang
dilanjutkan dengan uji anova untuk
digunakan. Persiapan ini meliputi
mengetahui hubungan antara beberapa
merangkai alat dehumidifier dengan alat
variabel yang menjadi dasar penelitian. 3)
pengering biji. Setelah alat dirangkai,
Analisa kurva 3D dan penentuan hasil
selanjutnya adalah menghidupkan alat.
model matematika dari variasi yang
Menghidupkan alat meliputi menyalakan
digunakan. 4) Optimasi nilai respon dan
AC pada dehumidifier dengan
validasi hasil aktual terhadap hasil prediksi
menghubungkan pada stopkontak dan
model. Validasi dilakukan dengan
menghidupkan kipas blower dengan
melakukan pengambilan data actual
memutar tuas drive motor. Setelah itu
berdasarkan kombinasi perlakuan
menyalakan mesin pemanas dengan
optimum yang telah diberikan oleh
menghubungkan pada stopkontak. Dengan
software sebanyak 3 kali ulangan.
demikian alat sudah dalam keadaan siap
digunakan. Setelah alat hidup, selanjutnya
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
adalah meletakkan gelas ukur di bawah
dehumidifier untuk menampung tetesan 3.1 Panelitian Pendahuluan
air hasil kondensasi dan hygrometer untuk Berdasarkan hasil penelitian yang
mengukur RH lingkungan. Selanjutnya, ditampilkan pada Gambar 2, dari hasil
mengatur kecepatan aliran sesuai variasi tersebut, diperoleh nilai RH tertinggi pada
rancangan penilitian dengan memutar perlakuan suhu pemanas 25oC dan debit
drive motor kipas dan suhu pemanas 0.00486 m3/s dengan nilai RH 22.5%,
dengan memutar drive motor pemanas. sementara nilai RH terendah terjadi pada
Setiap variasi perlakuan dilakukan selama perlakuan suhu pemanas 35oC dan debit
satu jam, dengan pengamatan setiap 20 0.00182 m3/s yaitu bernilai 16%.
4
semakin kecil. Menurut penelitian Hamdan
(2018), perlakuan debit aliran memiliki
pengaruh terhadap penurunan nilai RH.
Semakin rendah nilai debit aliran maka
semakin rendah RH udara yang dihasilkan.
Hal ini karena udara dengan kecepatan
aliran yang semakin rendah, akan
menerima kontak pada koil evaporator
yang semakin lama, sehingga proses
dehumidifikasi semakin tinggi.
Gambar 2. Nilai RH Ruang Pengering
3.2 Optimasi menggunakan RSM
Berdasarkan hasil penelitian, Pada penelitian utama, digunakan
diperoleh data bahwa semakin tinggi suhu rancangan komposit terpusat. Rancangan
pemanas maka nilai RH semakin rendah ini menggunakan nilai input berupa nilai
dan semakin rendah nilai debit udara, respon rata-rata terendah pada penelitian
maka nilai RH relatif semakin rendah. pendahuluan sebagai acuan untuk
Menurut Hasibuan (2005), udara yang menentukan rentang input, yaitu suhu
dipanaskan mengalami penurunan nilai pemanas 35 oC dan debit aliran 0.00182
RH. Apabila nilai debit semakin rendah, m3/s. Faktor yang digunakan adalah suhu
nilai RH cenderung semakin rendah. Hal pemanas (X1) dan debit aliran (X2),
ini karena dilakukan pengujian tanpa sementara respon yang digunakan adalah
bahan sehingga tidak ada kadar air yang nilai RH (Y). Pada faktor suhu pemanas
mempengaruhi. Selain itu jika kecepatan (X1), nilai interval yang digunakan adalah
aliran semakin rendah, maka udara lebih batas bawah 30oC dan batas atas 40oC.
lambat ketika melalui evaporator sehingga Sementara pada faktor debit aliran,
udara mengalami kondensasi yang lebih digunakan batas bawah 0.0012 m3/s dan
tinggi. Menurut Amelia (2007), kecepatan batas atas 0.0027 m3/s. Rancangan ini
aliran mempengaruhi laju pengeringan, memiliki 5 level terkode, yaitu titik
karena udara jenuh cepat dialirkan dan faktorial negatif (-1) dan positif (1), titik
berganti dengan udara kering. Hal ini aksial negatif (-1.414) dan positif (1.414),
berlaku pada pengeringan bahan. serta titik pusat (0). Titik faktorial negatif
Dari hasil tersebut, diperoleh hasil uji mewakili nilai input batas bawah
anova. Pada hasil tersebut, diperoleh nilai p sementara titik faktorial positif mewakili
pada perlakuan suhu pemanas sebesar batas atas. Pada rancangan ini akan
0.00175. Sehingga berdasarkan taraf menghasilkan 13 satuan percobaan dengan
kepercayaan 5%, perlakuan suhu pemanas hasil seperti yang ditampilkan Tabel 1.
memiliki pengaruh yang sangat nyata
terhadap penurunan nilai RH. Adapaun Tabel 1. Hasil Penelitian Rancangan
pada perlakuan debit aliran diperoleh nilai Komposit Terpusat
p sebesar 0.0385. Sehingga berdasarkan
taraf kepercayaan 5%, perlakuan debit
aliran memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap penurunan nilai RH. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Rahayu
(2012), diperoleh bahwa peningkatan suhu
memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap penurunan nilai RH. Semakin
tinggi suhu udara, maka RH udara semakin
turun. Hal ini bias disebabkan karena suhu
yang tinggi membantu proses penguapan
udara lembab menjadi udara kering
sehingga kandungan air pada udara
5
Pada rancangan penelitian tersebut, Sequential Model Sum of Square
digunakan 9 kombinasi perlakuan yang
berbeda, dimana terdapat 1 kombinasi Pada pemilihan model berdasarkan
yang dilakukan pengulangan sebanyak 5 sequential model sum of square, model
kali. Dari hasil penelitian yang diperoleh, yang dipilih merupakan model dengan
nilai RH tertinggi terjadi pada kolom ke-6 nilai p-value lebih rendah dari 0.05.
dengan kombinasi perlakuan suhu 27.9 oC Adapun hasil analisa softwere berdasarkan
dan debit 0.00195 m3/s yang menghasilkan pemilihan model ini ditampilkan pada
nilai RH sebesar 18%. Adapun nilai RH Tabel 2.
terendah terjadi pada kolom 3, 9 dan 10
Tabel 2. Hasil Analisa Sequential Model
dengan masing-masing kombinasi yaitu
Static
suhu 40 oC dan debit 0.0012 m3/s, suhu 42
oC dan debit 0.00195 m3/s, serta suhu 35 oC
6
Tabel 3. Hasil Analisa Model Summary dapat dilakukan jika rancangan penelitian
Static memiliki unit pengulangan.
8
untuk menunjukkan nilai RH yang semakin
kecil. Warna biru tua terjadi pada suhu
pemanas tertinggi dan debit udara
terendah, sementara nilai warna kuning
menggambarkan suhu pemanas terendah
dan debit udara tertinggi. Grafik yang
ditampilkan cenderung berbentuk linier.
Hal ini bisa dilihat pada warna kedua
ujung permukaan yang memiliki warna
yang berbeda.
(a)
Gambar 2. Grafik Sebaran Nilai Aktual dan
Prediksi
10
nilai RH dan debit udara terhadap nilai RH Muarif. 2013. Rancang Bangun Alat
adalah signifikan berdasarkan taraf Pengering. Politeknik Negeri
kepercyaan 5%. Sriwijaya.
2) Model yang dipilih berdasarkan softwere Myers, R., Montgomery, C., and Anderson-
adalah model polynomial ordo dua, yaitu Cook, M, C. 2009. Response Surface
model kuadratik reduksi. Model Methodology Process and Product
persamaan yang diperoleh dalam Optimizing Using Design
menggambarkan interaksi antara faktor Experiments, Third Edition. New
dan respon adalah y(Nilai RH) = 35.598 – York: John and Son, Inc.
1.05607x1 (Suhu Pemanas) + 2.55355x2 Rahayu, I.S. 2012. Rancang Bangun Mesin
(Debit Udara) + 0.0125x12 (Suhu Pemanas) Pengering RH (Relative Humidity)
– 0.75x22 (Debit Udara). Rendah untuk Memperbaiki
3) Kondisi optimum yang diberikan Kualitas Pengeringan Pada Bahan
berdasarkan rentang input suhu pemanas Pangan yang Sensitif Terhadap
dan debit aliran dalam penelitan ini adalah Panas. Skripsi. Universitas
suhu pemanas 40oC dan debit aliran 0.012 Brawijaya. Malang.
m3/s. Adapun nilai RH optimum yang Yang, K. and El-Haik, B. 2006. Design for
diperoleh adalah 14.918% berdasarkan hasil Six Sigma. United States: The
prediksi dan 15% berdasarkan penelitian McGraw-Hill Companies.
dengan tingkat kesalahan 0.054%.
V. UCAPAN TERIMAKASIH
11