Pengertian Surat Sanggup
Pengertian Surat Sanggup
Dalam undang undang tidak terdapat defenisi promes, namun dari sifatnya, promes dapat digolongkan
ke dalam surat tagihan hutang.
Dasar hukum surat sanggup adalah Kitab Undang-undang Hukum Dagang pasal 174 sampai pasal 177
KUHD
Nama orang yang kepadanya atau kepada orang lain yang ditunjuk oleh, pembayaran harus dilakukan
Jika pada hari bayarnya tidak ditunjukkan, maka dianggap dapat dibayar
Jika dasar bunga tidak ditentukan, maka bunga dianggap tidak ada
Jika tempat penerbitan disebutkan, mka tempat pendatanganan dianggap tempat penerbita
Jika tempat pembayaran tidak ditunjuk, tempat penandatanganan dianggap tempat pembayaran
Jika awal tidak menyebutkan untuk siapa diberikan, maka dianggap diberikan untuk tanggungan
penandatanganan surat sanggup
Surat sanggup adalah surat berharga yang memuat kata “aksep” atau promes dalam mana penerbit
menyanggupi untuk membayar sejumlah yang kepada orang yang disebut dalam surat berharga itu atau
penggantinya atau pembawanya pada hari bayar.
SYARAT SURAT SANGGUP
Agar surat sanggup dapat dikatakan sebagai surat sanggup maka harus berisikan hal-hal sebagai berikut :
Salah satu di atas tidak ada maka surat tersebut tidak dapat dikatakan sebagai surat sanggup, kecuali :
1. Bila tidak menyebutkan hari bayarnya maka dianggap dibayar pada saat ditunjukkan.
2. Bila tidak menyebutkan tempat pembayaran maka tempat pembayaran maka tempat
penandatanganan dianggap sebagai tempat pembayaran.
3. Bila tidak menyebutkan tempat ditandatangninya maka dianggap ditandatangani di tempat yang
tertera di samping mana penanda tangan.
Surat sanggup dapat diterbitkan oleh subjek hukum baik yang merupakan subjek hukum perorangan
maupun badan hukum. Khusus surat sanggup yang diterbitkan oleh badan hukum merupakan
Perusahaan Pembiayaan (financial institution) yang diatur dalam Surat Keputusan Menteri Keuangan No.
606/KMK/1995, tanggal 19 Desember 1995, yang pada intinya perusahaan pembiayaan dalam
menerbitkan surat sanggup berlaku beberapa ketentuan yaitu :
a. Perusahaan pembiayaan dilarang menerbitkan surat sanggup kecuali sebagai jaminan atas hutang
kepada bank yang menjadi kreditur.
b. Perusahaan pembiayaan dilarang memberikan jaminan dalam segala bentuk kepada pihak lain.
c. Surat sanggup yang diterbitkan sesuai dengan yang dimaksud pada huruf a di atas tidak dapat
dialihkan dan dikuasakan kepada pihak manapun juga (non negotiable).
Berdasarkan huruf b di atas, maka perushaan pembiayaan tidak diperbolehkan menjadi penjamin
hutang pihak lain termasuk dalam bentuk coporate quarantee.
Mengenai syarat-syarat formal surat sanggup diatur alam Pasal 174 KUHD. Menurut ketentuan pasal
tersebut, setiap surat sanggup harus memuat syarat-syarat sebagai berikut:
1. Baik klausula order, penyebutan surat sanggup atau promes atas pengganti, harus dimuat dalam
teksnya sendiri dan diistilahkan dalam bahasa surat itu ditulis
2. Kesanggupan tanpa syarat untuk membayar sejumlah uang tertentu penetapan hari bayar.
Syarat-syarat formal tersebut di atas ini mutlak harus dipenuhi oleh sepucuk surat sanggup. Hal ini
ditentukan dalam pasal 175 KUHD yang menyatkan bahwa apabila salah satu dari syarat -syarat tersebut
tidak ada, surat itu tidak berlaku sebagai surat sanggup.