COVER
Disusun Oleh :
2021
DAFTAR ISI
COVER .................................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................................... ii
I. PENDAHULUAN .............................................................................................................................. 1
A. Profil BLU RSJ Radjiman Wediodiningrat Lawang ................................................................... 1
B. Capaian Kinerja Keuangan/Layanan RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat .................................. 2
C. Permasalahan Kinerja RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat ......................................................... 5
II. ISI ...................................................................................................................................................... 6
A. Peraturan/Teori/artikel penelitian terkait upaya peningkatan Kinerja Keuangan/Layanan RSJ
Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang ............................................................................................... 6
B. Solusi : Faktor-faktor untuk Meningkatkan Kinerja Keuangan/Layanan RSJ Dr. Radjiman
Wediodiningrat Lawang ...................................................................................................................... 7
C. Pro dan Kontra ............................................................................................................................ 8
D. Pilihan/sikap atas perbedaan Sudut Pandang ............................................................................ 10
III. PENUTUP...................................................................................................................................... 12
A. Kesimpulan ............................................................................................................................... 12
B. Saran/Rekomendasi................................................................................................................... 12
C. Referensi ................................................................................................................................... 13
ii
NAMA : ASA BANI CHITARA
NPM : 4301180381
KELAS : 5-18
I. PENDAHULUAN
RSJ Dr Radjiman Wediodiningrat Lawang secara resmi dibuka tanggal 23 Juni 1902.
Seiring berjalannya waktu, pada tahun 2017 sesuai SK Menteri Keuangan No.
284/KMK.05/2007 dan Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 756/MenKes/SK/IV/2007 RSJ
Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang ditetapkan sebagai instansi dengan pengelolaan
keuangan Badan Layanan Umum (BLU). Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI.
No. : 254/MenKes/Per/III/2008, tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Jiwa, Rumah
Sakit Jiwa Dr.Radjiman Wediodiningrat Lawang adalah Unit Organisasi dilingkungan
Kementerian Kesehatan RI yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada
Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan. RSJ Dr Radjiman Wediodiningrat merupakan pusat
rujukan nasional di bidang kesehatan jiwa dengan pelayanan unggulan psikogeriatri
RSJ Lawang beralamat di Jalan Ahmad Yani Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang,
Provinsi Jawa Timur dengan Luas tanah kering 2.567.790 m² (berada di tiga desa), luas tanah
5.813 m² dan luas Gedung dan Bangunan seluas 74.300 m². RSJ Dr Rad memiliki tiga unit kerja
yaitu Direktorat Medik dan Keperawatan, Direktorat Keuangan dan Administrasi umum serta
Direktorat Sumber Daya Manusia dan Pendidikan
1
B. Capaian Kinerja Keuangan/Layanan RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat
Capaian kinerja BLU terdiri dari capaian kinerja keuangan dan kinerja layanan yang mana
capaian tersebut dibagi menjadi 21 bidang capaian kinerja dan dijabarkan dalam indikator-
indikator. Pembahasan disederhanakan dengan mengambil beberapa indikator yakni sebagai
berikut:
1) Aspek Keuangan
Sumber : (Lakip,2019)
Pada tahun 2017 hasil perhitungan periode penagihan piutang tercatat lebih
lama dari tahun 2016 yang disebabkan oleh saldo piutang di akhir tahun 2017 lebih
besar dari tahun 2016. Hal tersebut terjadi karena piutang BPJS bulan November-
Desember 2017 yang selesai diverifikasi bulan Januari-Februari 2018 sudah harus
diakui sebagi piutang pada bulan Desember 2017. Pada tahun 2018 pun penagihan
piutang menunjukan waktu yang lebih lama dari tahun 2017 dengan adanya piutang
BPJS bulan Oktober - November 2018 yang diakui pada Desember 2018. Kalim BPJS
direalisasikan pada bulan Februari 2019, sedangkan klaim bulan Desember 2018 pada
bulan Maret 2019. Penurunan skor penagihan piutang terjadi pada tahun 2019 yang
disebabkan saldo piutang di akhir tahun 2019 lebih besar dari saldo piutang tahun 2018,
hal ini dikarenakan adanya keterlambatan pembayaran klaim BPJS, IPWL dan piutang
layanan diklit
Rencana Bisnis Anggaran RSJ Lawang merupakan bagian dari Rencana Strategi Bisnis
RSJ Lawang yang menggambarkan program kerja strategis yang mana merupakan
upaya kongkrit utama yang akan dilakukan untuk mewujudkan sasaran strategis
sehingga dapat dijadikan sebagai dasar untuk menjalankan kegiatan usaha Tahun
Anggaran 2019. RBA merupakan perencanaan tahunan perencanaan tahunan berisi
2
program, kegiatan, target kinerja dan anggaran telah tersusun dan terealisasi tepat
waktu sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 4 tahun 2013 tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Bisnis Dan Anggaran Badan Layanan Umum Di Lingkungan
Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan dan Peraturan Dirjen Perbendaharaan No
PER-20/PB/2012 tentang Pedoman Teknis Penyusunan RBA Satuan Kerja BLU.
Capaian realisasi penyusunan RBA selama periode 2015-2019 menunjukan realisasi
yang mencapai 100% dari target. Realisasi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :
Sumber : (Lakip,2019)
2) Aspek Pelayanan
Instalasi Biomedika- Unit Pelayanan Radiologi
Sumber : (Lakip,2019)
Unit radiologi merupaan instalasi penunjang medis yang mana unit tersebut
memberikan layanan pemeriksaan radiolog dengan hasil pemeriksaan berupa foto
ataupun gambar untuk membantu dokter dalam melakukan diagnosis pasien. Capaian
kinerja unit radiologi RSJDWL tahun 2015-2019 mengalami pertumbuhan yang
konsisten bahkan di tahun 2019 realisasi kegiatan pemeriksaan radiologi melampaui
target yang ditentukan. Salah satu yang berperan yaitu pemeliharaan alat medis yang
terkontrol dan tepat waktu. Dibawah ini adalah skor, haper dan nilai riil capaian kinerja
layanan unit radiologi RSJDWL tahun 2019
3
Instalasi Rehabilitasi Medik (Fisik dan Psikososial)
Sumber : (Lakip,2019)
Indikator Kinerja Utama dalam capaian kinerja pelayanan rehabilitasi medik adalah
kunjungan rehabilitasi medik. Pada tahun 2015-2019, pencapaian kinerja rehabilitasi
mengalami pertumbuhan di tahun 2016 dan 2017 namun justru mengalami penurunan
di tahun 2018 dan 2019. Realisasi di tahun 2019 bahkan hanya sebesar 70,49% dari
target. Dibawah ini adalah skor, haper dan nilai riil capaian kinerja layanan unit
rehabilitasi medik RSJ Lawang tahun 2019
Sumber : (Lakip,2019)
4
C. Permasalahan Kinerja RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat
Dari penjabaran mengenai capaian kinerja keuangan RSJ Lawang tak luput adanya berbagai
kemungkinan permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian kinerja keuangan/layanan
tersebut.
5
II. ISI
6
B. Solusi : Faktor-faktor untuk Meningkatkan Kinerja Keuangan/Layanan RSJ Dr.
Radjiman Wediodiningrat Lawang
1) Solusi Permasalahan Periode Penagihan Piutang
Melakukan tahapan pra-penerimaan pada siklus piutang rumah sakit.
Yang artinya sejak awal pihak rumah sakit sudah mengidentifikasi pasien yang tidak
mampu membayar karena keterbatasan anggaran serta mengkonfirmasi bagaimana
cara pasien membayar tagihan rumah sakit (misalnya menelaah apakah ada pihak
ketiga yang akan menanggung biaya pengobatannya).
Menekan kenaikan jumlah piutang dengan pengembangan SIMRS dengan membuat
notifikasi pada SIMRS RSJ D sebagai informasi ke petugas pendaftaran untuk
mengarahkan keluarga pasien agar membayar biaya perawatan terlebih dahulu
Melakaukan upaya penagihan atas piutang dari pasien dengan cara:
a. Pembuatan surat pernyataan hutang dengan fotokopi KTP dan nomor telepon
untuk pasien pulang dengan tunggakan biaya perawatan
b. Melakukan penagihan melalui telepon pada saat Surat Pernyataan Hutang
sudah jatuh tempo
c. Membuat laporan mingguan per ruang perawatan untuk diinformasikan kepada
keluarga pasien saat berkunjung.
7
Program rehab day care bagi pasien yang telah remisi dan habis masa rawat inapnya.
Kebijakan perpendekan waktu rawat inap bagi pasien yang telah remisi
menjadikan pasien tidak menjalani sesi program rehab. Day care menjadi solusi agar
pasien tetap dapat menjalani perawatan lanjutan setalah remisi. Day care dapat
dilakukan dengan penjadwalkan berapa sesi dalam seminggu maupun sebulan.
Inovasi pelayanan rehab dengan penambahan waktu layanan dari pagi-sore.
Sejauh ini pelayanan rehab hanya terkonsentrasi pada waktu pagi sampai siang
hari. Dengan ditambahnya waktu pelayanan rehab maka akan mengoptimalkan
ketersediaan waktu layanan untuk pasien yang membutuhkan fasilitas rehab medik.
8
jika pegawai terlanjur nyaman dengan sistem yang lama. Ketiga, pembuatan surat pernyataan
hutang pasien dengan tunggakan, penagihan melalui telepon, laporan mingguan per ruangan
perawatan. Surat pernyataan hutang memberikan kejelasan hitam diatas putih mengenai hutang
yang masih harus dibayar oleh pasien. Penagihan melalui telepon mampu memberikan
kemudahan pihak RS dalam melakukan penagihan tanpa harus mengunjungi secara langsung
pasien berpiutang. Pembuatan Laporan per mingguan per ruang perawatan juga bisa sebagai
pengingat pihak keluarga dengan masih adanya biaya perawatan pasien yang harus dibayar.
9
kompleks terkait penyediaan pelayanan yang lebih luas terhadap pasien. Namun, CFT sendiri
seringkali menghadapi berbagai konflik tentang pekerjaan mana yang paling prioritas.
Setiap solusi yang dikerahkan pastinya akan menemui kelebihan dan kekurangannya.
Dari penjabaran terkait pro dan kontra berbagai solusi dalam peningkatan kinerja RSJ Lawang,
penulis setuju dalam peningkatan kinerja aspek keuangan terutama terkait dengan
permasalahan piutang tunggakan biaya perawatan, perlu dilakukannya tahapan pra-
penerimaan; pembuatan surat pernyataan hutang pasien dengan tunggakan, penagihan piutang
pasien melalui telepon, laporan mingguan per ruangan perawatan. Tahap pra-penerimaan
sebagai suatu langkah preventif agar di awal penanganan pasien sudah bisa mengidentifikasi
pasien yang tidak mampu membayar karena keterbatasan anggaran dan mengantisipasi
lonjakan piutang di kemudian hari. Kewajiban pembuatan surat pernyataan hutang oleh pasien
juga bermanfaat sebagai bukti hitam diatas putih atas hutang yang masih harus dibayar pasien.
RSJ Lawang juga dapat membuat laporan mingguan per ruangan perawatan untuk kemudian
diinformasikan kepada keluarga pasien saat berkunjung. Hal ini merupakan langkah yang tepat
guna “mengingatkan” keluarga pasien mengenai besaran biaya perawatan yang telah terjadi.
Periode penagihan piutang menjadi salah satu indikator yang krusial karena berkaitan dengan
pendapatan yang akan diterima oleh RSJ Lawang dalam pemberian layanan. Pendapatan
tersebut tentunya sebagai dasar RSJ Lawang dalam melakukan belanja operasional maupun
investasi.
Sementara itu, upaya peningkatan kinerja pelayanan RS Lawang, dapat dilakukan
dengan menambah dokter spesialis radiologi; pemeliharaan alat medis yang lebih terkontrol;
pengadaan investasi alat medis berupa CT scan. Penambahan dokter spesialis radiologi
digadang mampu meningkatkan kinerja pelayanan yang maksimal. Dengan penambahan dokter
spesialis radiologi diharap masing-masing dokter dapat memberikan pelayanan yang prima
mengingat beban kerja yang bisa dibagi antar dokter. Pemeliharaan alat medis yang lebih
10
terkontrol diperlukan pemeliharaan preventif meliputi pemeliharaan berskala. Hal ini sebagai
upaya agar penyediaan alat kesehatan selalu dalam kondisi baik, aman dan layak pakai.
Sehingga pada saat digunakan untuk pelayanan kepada pasien tidak terjadi masalah. Investasi
berupa CT scan juga mampu memberi manfaat berupa pendapatan RSJ Layanan dari tarif
layanan CT scan. Tak hanya pada unit radiologi, peningkatan kinerja pada aspek pelayanan
juga perlu dilakukan pada layanan instalasi rehabilitasi medik. RSJ Lawang mempunya tugas
menyelenggarakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilakukan secara profesional,
untuk itu penting dilakukan peningkatan kinerja layanan rehab medik. Upaya yang dapat
dilakukan yaitu pelaksanaan program day care dengan penambahan waktu pelayanan dari yang
semula pagi-siang menjadi pagi-sore. Program day care menjadi solusi dalam perawatan
lanjutan setelah remisi serta penambahan waktu pelayanan day care dapat mengoptimalkan
waktu layanan bagi pasien yang membutuhkan.
11
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Permasalahan kinerja pada RSJ Dr Radjiman Wediodiningrat dapat dibagi dalam 2 aspek.
Pertama, aspek keuangan berupa permaslaahan periode penagihan piutang dikarenakan adanya
pasien yang pulang dengan tunggakan biaya perawatan. Hal tersebut menyebabkan lonjakan
jumlah piutang yang harus ditagih oleh pihak RSJ. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi
permaslahan tersebut yaitu melakukan upaya preventif berupa tahapan pra-penerimaan pada siklus
piutang rumah sakit (identifikasi kemampuan keuangan pasien), membuat notifikasi SIMRS,
penagihan piutang dengan pembuatan surat pernyataan hutang oleh pasien, penagihan melalui
sarana telepon, serta pembuatan laporan mingguan per ruang perawatan. Jika upaya ini diterapkan,
kedepannya periode penagihan piutang bisa dilaksanakan dengan waktu yang singkat yakni kurang
dari 30 hari dengan skor mencapai 2,25 serta meningkatkan ketersediaan kas.
Pemasalahan kinerja yang kedua yaitu aspek pelayanan yang berupa kurangnya pemeliharaan
alat medis, kurangnya SDM profesional pada pelayanan radiologi, kebijakan perpendekan waktu
rawat inap bagi pasien yang telah remisi, waktu pelayanan rehab medik yang belum optimal dan
berkurangnya SDM layanan rehab medik karena memasuki masa purna tugas. Lalu, permasalahan
terkait prosentase pelayanan komplain yang ditindaklanjuti yaitu masih banyaknya komplain
pasien atas pelayanan yang cukup lama, kurang ramahnya SDM dalam memberikan pelayaan serta
sarana pengaduan yang kurang informatif. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah-
masalah tersebut yaitu peningkatan jumlah dokter spesialis radiologi, pemeliharaan alat medis
secara berkala dan tepat waktu, investasi alat kesehatan berupa CT scan, perekrutan pegawai baru
untuk mengisi jabatan SDM instalasi rehabilitasi medik, pelaksanaan program day care untuk
pasien yang telah remisi namun terhambat kebijakan perpendekan waktu rawat inap serta inovasi
penambahan waktu layanan day care. Upaya untuk meningkatkan prosentase pelayanan komplain
yang ditindaklanjuti yaitu pengadaan ruagan informatif, penyediaaan kotan saran dan penetapan
ulang standar pelayanan SDM. Dengan penerapan upaya perbaikan tersebut diharapkan di masa
depan dapat meningkatkan pertumbuhan kunjungan rehabilitasi medik, pertumbuhan pemeriksaan
radiologi dan berkurangnya pengaduan komplain atas pelayanan yang kurang maksimal. Sehingga
pada akhirnya akan menambah pendapatan dan meningkatkan mutu pelayanan RSJ Lawang.
B. Saran/Rekomendasi
Perbaikan kinerja keuangan pada indikator periode penagihan piutang mengenai masalah
tunggakan biaya perawatan pasien (kenaikan piutang) dapat dilakukan beberapa langkah yakni
pembuatan surat pernyataan hutang dengan fotokopi KTP dan nomor telepon pasien, membuat
perencanaan penagihan melalui telepon secara berkala sampai hutang tersebut jatuh tempo,
memberikan informasi kepada pasien mengenai platform pembayaran via transfer Bank atau
layanan transfer elektronik lainnya. Hal yang perlu menjadi perharian pengelola BLU adalah
pengefektifan billing system terkait informasi mengenai jumlah piutang pasien pada tempat
layanan seperti rawat jalan, IGD atau kasir serta penyampaian infromasi biaya rawat inap kepada
keluarga pasien saat besuk tentang pembiayaan yang sudah tinggi.
Perbaikan kinerja pelayanan dapat dilakukan dengan peningkatan jumlah dokter spesialis
radiologi, perencanaa perekrutan SDM rehabilitasi medik baru sebelum SDM lama memasuki
12
masa purna tugas serta pengefektifan program day care melalui tahapan sesi per minggu dengan
penambahan waktu pelayanan dari pagi-sore untuk pasien yang telah remisi. Lalu, pemeliharaan
alat medis diusahakan dengan mengerahkan biaya perawatan paling tidak 1% dari harga peralatan
medis tersebut demi tercapaianya peralatan medis yang baik, aman dan berfungsi pada saat
pelayaanan. Selanjutnya, untuk indikator prosentase pelayanan komplain yang ditindaklanjuti
dapat dilakukan pengadaan ruangan informatif sebagai sarana pengaduan. Hal yang perlu
diperhatikan bagi pengelola BLU yaitu optimalisasi aset yang dimiliki sehingga mampu
meningkatkan pendapatan RS yang mana pendapatan tersebut dapat dikerahkan untuk melakukan
pemeliharaan alat medis. Hal lain yang perlu diperhatikan yaitu mengenai pengawasan oleh
pengelola BLU terhadap kesesuaian standar pelayanan yang diberikan oleh SDM RS kepada
pasien.
C. Referensi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2019 RS Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat
Lawang
13