Anda di halaman 1dari 50

RENCANA STRATEGIS

(RENSTRA)
DINAS KESEHATAN
KABUPATEN BIMA
TAHUN 2016-2021
KATA PENGANTAR

Bismilahirahmanirahim
Puji Syukur atas rahmat Allah SWT atas ridhoNya sehingga tersusunya dokumen
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Kabupaten Bima tahun 2016-2021. Dokumen
Renstra dijadikan sebagai acuan dalam perencanaan Dinas Kesehatan Kabupaten Bima dalam
lima tahun ke depan yang berisi Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi, Kebijakan, dan Program
yang dilaksanakan langsung Dinas Kesehatan untuk mencapai indikator sasaran dengan
penekanan pada indikator sasaran dari target RPJMD Kabupaten Bima tahun 2016-2021 dan
SPM Bidang Kesehatan sesuai yang diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah .
Dalam penyusunan Renstra Dinas Kesehatan tahun 2016-2021 ini berpedoman pada
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah dan Permendagri No. 54
tahun 2010. Sesuai dengan regulasi tersebut bahwa Renstra Dinas Kesehatan ini disusun dengan
mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bima
Tahun 2016-2021 yang memuat Visi Misi Kepala Daerah yaitu “Terwujudnya Kabupaten Bima
Yang Ramah “Religius, Aman, Makmur, Amanah Dan Handal” serta mengacu pada Renstra
Kementerian Kesehatan RI dan Dinas Kesehatan Provinsi NTB.
Berbagai permasalahan pembangunan kesehatan masih menjadi tantangan yang harus
dihadapi oleh Pemerintah Daerah khususnya di bidang kesehatan, untuk itu perlu komitmen dan
saling bersinergi dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan guna tercapainya sasaran
pembangunan kesehatan guna mewujudkan Visi Dinas Kesehatan Kabupaten Bima
“Mewujudkan Kabupaten Bima Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan”
Dokumen Renstra Dinas Kesehatan Tahun 2016-2021 tersusun atas kontribusi dari
berbagai pihak, baik itu dari dalam lingkup Dinas Kesehatan maupun pihak lain di luar Dinas
Kesehatan Kabupaten Bima, untuk itu pada kesempatan ini kami menyampaikan penghargaan
yang setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Semoga Renstra Dinas Kesehatan Tahun 2016-2021 ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak sebagai pedoman dalam mewujudkan pembangunan di Kabupaten Bima khususnya di
Bidang Kesehatan. Aamiin.
Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Bima

dr. Ganis Kristanto P.


Pembina Utama Muda (IV/c)
NIP. 19631015 199003 1 017

| KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG.......................................................................................................................... 1
1.2 LANDASAN HUKUM ...................................................................................................................... 2
1.3 MAKSUD DAN TUJUAN.................................................................................................................. 3
1.4 HUBUNGAN RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BIMA DENGAN DOKUMEN
PERENCANAAN LAINNYA .............................................................................................................. 3
1.5 SISTEMATIKA PENULISAN.............................................................................................................. 4
BAB II GAMBARAN UMUM PELAYANAN DINAS KESEHATAN ....................................... 5
2.1 TUGAS, FUNGSI, DAN STRUKTUR ORGANISASI ................................................................................... 5
2.1.1 TUGAS POKOK ............................................................................................................................ 5
2.1.2 FUNGSI ....................................................................................................................................... 6
2.1.3 STRUKTUR ORGANISASI .............................................................................................................. 6
2.2 SUMBER DAYA .................................................................................................................................. 12
2.2.1 SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN ..................................................................................... 12
2.2.3 SARANA DAN PRASARANA ....................................................................................................... 15
2.3 KINERJA PELAYANAN ........................................................................................................................ 19
2.4 TANTANGAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN SKPD ...................................................................... 27
2.4.1 PELUANG .................................................................................................................................. 27
2.4.2 TANTANGAN PENGEMBANGAN SKPD ...................................................................................... 28
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI ............... 29
3.1 IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI PELAYANAN ........................... 29
3.2 TELAAHAN VISI, MISI, DAN PROGRAM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH TERPILIH .... 29
3.2.1 VISI .......................................................................................................................................... 29
3.2.1 MISI .......................................................................................................................................... 30
3.3 TELAAHAN RENSTRA K/L DAN RENSTRA PROVINSI NTB ................................................................... 30
3.3.1 RENSTRA KEMENTERIAN KESEHATAN ...................................................................................... 31
3.3.2 RENSTRA DINAS KESEHATAN PROVINSI NTB ............................................................................ 32
3.4 TELAAHAN RENCANA TATA RUANG DAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS ......................... 32
3.5 PENENTUAN ISU-ISU STRATEGIS ...................................................................................................... 33
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN .......................... 35
4.1 VISI MISI DINAS KESEHATAN ............................................................................................................ 35
4.1.1 VISI ........................................................................................................................................... 35
4.1.2 MISI ......................................................................................................................................... 36
4.2 TUJUAN DAN SASARAN JANGKA MENENGAH DINAS KESEHATAN ................................................... 36
4.3 STRATEGI DAN KEBIJAKAN ............................................................................................................... 41

| DAFTAR ISI ii
BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK
SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF........................................................................... 43
BAB VI INDIKATOR KINERJA DINAS KESEHATAN YANG MENGACU PADA TUJUAN
DAN SASARAN RPJMD ............................................................................................................. 50
BAB VII PENUTUP ..................................................................................................................... 52

| DAFTAR ISI iii


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional (SPPN), menjelaskan bahwa Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional adalah satu
kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana pembangunan dalam
jangka panjang, jangka menengah dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara
negara dan masyarakat di tingkat pusat dan daerah.
Selanjutnya dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata
Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah,
dijelaskan bahwa Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat
dengan Renstra-SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode 5 (lima) tahun. Hal ini
dijelaskan lebih lanjut dalam Permendagri No. 54 tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008. Renstra-SKPD dimaksud memuat Visi, Misi, Tujuan, Sasaran,
Strategi, Kebijakan, Program dan Kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsinya
dengan berpedoman pada RPJMD yang disertai dengan target indikator kinerja dan
pendanaannya yang bersifat indikatif.
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Bima merupakan dokumen perencanaan
SKPD dalam kurun waktu 5 (lima) tahun yang memuat penjabaran dari visi, misi dan program
Bupati Bima di bidang kesehatan, yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bima Tahun 2016 - 2021 yang telah ditetapkan dengan
Perda Nomor 2 Tahun 2016. Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kab. Bima disusun dengan
berpedoman pada RPJMD Kabupaten Bima dan mengacu pada Renstra Dinas Kesehatan
Provinsi NTB dan RPJMD Provinsi NTB. Renstra ini akan menjadi pedoman penyusunan
dokumen Renja Dinas Kesehatan Kab. Bima.
Penyusunan dokumen ini memerlukan proses bertahap yang merupakan ekstraksi dari
kebijakan Pembangunan Kesehatan Nasional, Kebijakan Pembangunan Provinsi NTB dan
Kebijakan Pembangunan Daerah serta Aspirasi dari masyarakat serta mitra/lembaga Donor yang
mempunyai program di Kabupaten Bima. Fokus Renstra SKPD 2016-2021 ditekankan pada
upaya-upaya khusus untuk meningkatkan tingkat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) NTB
yang berdasarkan laporan laporan dari Biro Pusat dan Statistik (BPS) 2013 berada pada nomor
32 dari 33 Propinsi di Indonesia dengan nilai IPM sebesar 67,73, dan khusus untuk Kabupaten
Bima menempati urutan ke-7 dari 10 Kab/Kota di provinsi NTB dengan nilai IPM sebesar 67,34.
Sehingga kebijakan program diarahkan pada upaya untuk menurunkan kasus kematian ibu, kasus
kematian bayi, peningkatan status gizi masyarakat serta upaya untuk menurukan kasus penyakit
menular seperti TBC, DBD, Malaria, dll di Kabuapten Bima.
| BAB I 1
PENDAHULUAN
1.2 LANDASAN HUKUM
Peraturan perundangan yang menjadi landasan hukum dalam penyusunan Renstra Dinas
Kesehatan Kabupaten Bima adalah sebagai berikut :
1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8
Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;
3. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4456);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan
Penerapan Stándar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664);
7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor
33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
Antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4737);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas
Pembantuan;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
11. Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

| BAB I 2
PENDAHULUAN
12. Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata cara Penyusunan, Pengendalian
dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
13. Peraturan Menteri Kesehatan RepubIik Indonesia Nomor 741/Menkes/Per/VII/2008,
tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;
14. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 021/Menkes/SK/1/2011
tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2010 – 2014;
15. Peraturan Daerah Kabuaten Bima Nomor 02 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah Kabupaten Bima Tahun 2016-2021;

1.3 MAKSUD DAN TUJUAN


Rancangan Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Bima tahun 2016- 2021 dimaksudkan
sebagai dokumen rancangan perencanaan jangka menengah yang yang nantinya dapat
dipergunakan untuk menjabarkan RPJMD Kabupaten Bima tahun 2016-2021 yang akan disusun
sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang diamanatkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten
Bima sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bima Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Pembentukan Lembaga Teknis Daerah.

Tujuan Penyusunan Rancangan Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Bima tahun 2016-
2021 untuk menyempurnakan target pencapaian kinerja dari yang sudah tercapai di tahun 2016
sampai dengan yang akan dicapai tahun 2021 sesuai dengan RPJMD Kabupaten Bima tahun
2016-2021 yang akan disusun. Renstra ini yang nantinya dijadikan landasan/ pedoman dalam
penyusunan Renja Dinas Kesehatan, penguatan peran para stakeholders dalam pelaksanaan
Perencanaan Pembangunan Daerah, serta sebagai dasar evaluasi dan laporan pelaksanaan atas
kinerja tahunan dan lima tahunan Dinas Kesehatan Kabupaten Bima .

1.4 HUBUNGAN RENSTRA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BIMA DENGAN


DOKUMEN PERENCANAAN LAINNYA
Sesuai dengan UU No. 25 tahun 2004 tentang SPPN, maka RPJMD Kabupaten Bima
Tahun 2016-2021 merupakan satu bagian yang utuh dari manajemen kinerja di lingkungan
Pemerintah Kabupaten Bima khususnya dalam menjalankan agenda pembangunan yang telah
tertuang dalam Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Kabupaten Bima. RPJMD tersebut
akan dijadikan pedoman penyusunan Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Bima . Setiap
tahunnya, RPJMD akan dijabarkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
Pemerintah Kabupaten Bima, dan RKPD ini akan dijadikan acuan bagi Dinas Kesehatan untuk
menyusun Rencana Kerja (Renja) Dinas Kesehatan Kabupaten Bima

| BAB I 3
PENDAHULUAN
Dalam kaitan dengan UU No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, penjabaran
RPJMD kedalam RKPD Kabupaten Bima akan dijadikan pedoman bagi penyusunan Rancangan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Kabupaten Bima. Sedangkan bagi Dinas
Kesehatan, berdasarkan Renja Dinas Kesehatan disusun Rencana Kerja dan Anggaran (RKA).
Setelah RAPBD disahkan menjadi APBD, maka disusun rincian APBD dalam bentuk DPA
Dinas Kesehatan.

1.5 SISTEMATIKA PENULISAN


Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Bima terdiri dari 6 (enam) bab dengan sistematika
sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan, terdiri dari : latar belakang, landasan hukum, maksud dan tujuan serta
sistematika penulisan
Bab II Gambaran Umum Pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten Bima, terdiri dari tugas,
fungsi dan struktur organisasi, sumber daya, kinerja pelayanan, tantangan dan peluang
pengembangan pelayanan.
Bab III Isu-isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi, terdiri dari : Identifikasi
Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan, Telahaan Visi, Misi dan Program
Bupati dan Wakil Bupati, Telahaan Renstra Kementerian Kesehatan dan RPJMD Provinsi NTB,
Telahaan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis, Penentuan Isu-
isu Strategis.
Bab IV Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, Strategi dan Kebijakan, yang terdiri dari : Visi dan
Misi Dinas Kesehatan Kabupaten Bima, Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah, Strategi dan
Kebijakan.
Bab V Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan
Pendanaan Indikatif
Bab VI Indikator Kinerja yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD
Bab VII Penutup

| BAB I 4
PENDAHULUAN
BAB II
GAMBARAN UMUM PELAYANAN DINAS KESEHATAN

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Pasal 85 Ayat (2),
Renstra SKPD disusun sesuai tugas dan fungsi SKPD serta berpedoman kepada RPJMD dan
bersifat indikatif. Renstra SKPD merupakan penjabaran teknis RPJMD yang berfungsi sebagai
dokumen perencanaan teknis operasional dalam menentukan arah kebijakan serta indikasi
program dan kegiatan setiap urusan bidang dan/atau fungsi pemerintahan untuk jangka waktu 5
(lima) tahunan, yang disusun oleh setiap SKPD. Visi, misi, tujuan, strategi dan kebijakan dalam
Renstra SKPD dirumuskan dalam rangka mewujudkan pencapaian sasaran program yang
ditetapkan dalam RPJMD. Visi SKPD merupakan keadaan yang ingin diwujudkan SKPD pada
akhir periode Renstra SKPD, sesuai dengan tugas dan fungsi yang sejalan dengan pernyataan
visi kepala daerah dan wakil kepala daerah dalam RPJMD.
Gambaran pelayanan kesehatan SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Bima merupakan
gambaran hasil penyelenggaraan upaya kesehatan yang tidak terlepas dari amanat Pembukaan
UUD 1945 yang bertujuan mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya. Oleh
karena itu untuk dapat menggambarkan penyelenggaraan pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten
Bima dari tahun 2016 -2021 yang menjadi dasar dalam perencanaan strategis Dinas Kesehatan
Kabupaten Bima, dapat ditinjau dari keberhasilan penyelenggaraan upaya kesehatan sebagai
suatu sistem.

2.1 TUGAS, FUNGSI, DAN STRUKTUR ORGANISASI


Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bima Nomor: 3 Tahun 2008 Tentang
Pembentukan Susunan,Kedudukan,Tugas Pokok dan Fungsi Oranganisasi Perangkat Daerah
Kabupaten Bima, kedudukan Dinas Kesehatan Kabupaten Bima adalah unsur pelaksana
Pemerintah Daerah yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui
Sekretaris Daerah. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya secara administrasi
dikoordinasikan oleh Asisten Administrasi Umum dan Keuangan.

2.1.1 TUGAS POKOK


Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008 sebagaimana diubah dengan Perda
Nomor 7 Tahun 2010 tentang Pembentukan, Susunan, Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi
Oranganisasi Perangkat Daerah Kabupaten Bima memiliki tugas pokok membantu sebagian
tugas Bupati dalam Penyelenggaraan sebagaian urusan Pemerintah Daerah dalam bidang
Kesehatan berdasarkan asas otonomi daerah yang meliputi:
1) Perumusan kebijakan tekhnis bidang kesehatan
2) Perencanaan program dan kegiatan bidang kesehatan

| BAB II 5
GAMBARAN UMUM PELAYANAN DINAS KESEHATAN
3) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang kesehatan
4) Pengkoordinasian dan pembinaan tugas bidang kesehatan
5) Pengendalian dan evaluasi pelaksanaan tugas bidang kesehatan
6) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya.
Dalam hal ini tugas pokok tersebut diterjemahkan sebagai urusan Pemerintahan
Kabupaten Bima dalam bidang Kesehatan. Selanjutnya berdasarkan Peraturan Bupati Kabupaten
Bima Nomor 4 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Daerah
Kabupaten Bima, Dinas Kesehatan berkedudukan sebagai unsur pelaksana Pemerintah dibidang
Kesehatan yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas, serta berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Bupati, dengan tugas membantu Bupati dalam menyelenggarakan sebagian tugas
penyelenggaraan sebagaian urusan Pemerintah Daerah dalam Bidang Kesehatan berdasarkan
asas otonomi daerah.

2.1.2 FUNGSI
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana tersebut di atas, Dinas Kesehatan Kabupaten
Bima menyelenggarakan beberapa fungsi yaitu:
1. Perumusan kebijakan tekhnis bidang kesehatan
2. Perencanaan program dan kegiatan bidang kesehatan
3. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang kesehatan
4. Pengkoordinasian dan pembinaan tugas bidang kesehatan
5. Pengendalian dan evaluasi pelaksanaan tugas bidang kesehatan
6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya.

2.1.3 STRUKTUR ORGANISASI


Struktur Oranganisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Bima, berdasarkan Peraturan daerah
Kabupaten Bima Nomor 3 Tahun 2008 dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut :

| BAB II 6
GAMBARAN UMUM PELAYANAN DINAS KESEHATAN
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Bima

a. Kepala
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bima dipimpin oleh Kepala yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Bupati Bima melalui Sekretaris Daerah dengan tugas dalam
Penyelenggaraan sebagian urusan Pemerintah Daerah dalam bidang Kesehatan berdasarkan asas
otonomi daerah dan melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas serta pembinaan dan pemberian
dukungan administrasi. Nomenklatur jabatan dalam Dinas Kesehatan Kabupaten Bima terdiri
dari sekretaris, Kepala Bidang, Kasubag dan Kasi. Dengan Rincian Pejabat Eselon III meliputi:
Sekretaris, Kepala Bidang Pembinaan Pelayanan Kesehatan, Kepala Bidang Pencegahan
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Kepala Bidang Promosi Kesehatan, dan Kepala Bidang
Kesehatan Keluarga.

b. Sekretaris
Sekretaris berada dibawah Kepala Dinas dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas dan
dibantu oleh Kepala Subag Bagian Umum dan Kepegawaian, Kepala Sub Bagian Program dan
Pelaporan; serta Kepala Sub Bagian Keuangan, dengan dibantu oleh beberapa staf dalam rangka
pelaksanaan tugas Sekretaris.
Sekretaris merupakan unsur Pelaksana Dinas Kesehatan Kabupaten Bima dan mempunyai tugas
sebagai berikut :

| BAB II 7
GAMBARAN UMUM PELAYANAN DINAS KESEHATAN
1. Melakukan penyusunan program rencana, menyiapkan, dan menganalisa konsep
penyusunan program kerja Dinas dengan mengumpulkan pada masing-masing unit
oranganisasi.
2. Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi agar tugas
dapat dilaksanakan dengan baik.
3. Mengelola dan melaksanakan administrasi umum, kepegawaian, keuangan,
perlengkapan/rumah tangga dan penyusunan program.
4. Mengumpulkan dan menyajikan data kepegawaian, keuangan, perlengkapan/rumah
tangga, dan penyusunan rencana/program.
5. Melakukan koordinasi dengan unit kerja dalam penyusunan program kerja dinas.
6. Melakukan monitoring, evaluasi serta pengendalian terhadap pelaksanaan
administrasi umum kepegawaian, keuangan, rumah tangga/perlengkapan.
7. Memberikan bimbingan dan pembinaan kepadap bawahan agar dapat
melaksanakan tugas dengan baik.
8. Melakukan penilaian terhadap bawahan terhadap pelaksanaan tugas sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan.
9. Melakukan koordinasi dalam penyusunan konsep Peraturan daerah, Keputusan
Bupati dan Instruksi Bupati di bidang kesehatan.
10. Melaksanakan tugas – tugas lain yang diberikan oleh atasan.

c. Kepala Bidang Pembinaan Pelayanan Kesehatan


Kepala Bidang Pembinaan Pelayanan Kesehatan merupakan unsur pelaksana Dinas Kesehatan
mempunyai tugas melaksanakan 16 (enam belas) tugas sebagai berikut:
1) Mengkoordinir, membimbing dan mengarahkan Kepala Seksi dalam menerapkan
arah kebijakan Program Pelayanan Kesehatan sesuai dengan kajian/analisa
permasalahan yang ada.
2) Mengkoordinir, membimbing dan mengarahkan Kepala Seksi lingkup Bidang
Pelayanan Kesehatan dalam menyusun rencana kegiatan tekhnis program pada
masing-masing seksi.
3) Mengkoordinir, membimbingdan mengarahkan Kepala Seksi lingkup Bidang
Pelayanan Kesehatan dalam menyusun rencana kegiatan yang akan segera
dilaksanakan.
4) Melaksanakan kegiatan lingkup bidang kesehatan bersama Kepala Seksi Lingkup
Bidang Pelayanan Kesehatan.
5) Membimbing dan mengarahkan para Staf Lingkup Bidang Pelayanan Kesehatan
dalam pelaksanaan tugas sehari hari sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

| BAB II 8
GAMBARAN UMUM PELAYANAN DINAS KESEHATAN
6) Melaksanakan kegiatan pembinaan, pengawasan dan penilaian pelaksanaan
program Bidang Pelayanan Kesehatan oleh puskesmas bersama-sama dengan
kepala seksi lingkup Bidang Pelayanan Kesehatan melalui kegiatan-kegiatan
pertemuan maupun bimbingan tekhnis ke puskesmas.
7) Mengikuti kegiatan-kegiatan pertemuan, pelatihan maupun kegiatan lainnya yang
dilaksanakan di lingkup Bidang Pelayanan Kesehatan maupun kegiatan lain secara
lintas program atau lintas sektor.
8) Mengikuti kegiatan-kegiatan pertemuan/ pelatihan yang diselenggarkan di tingkat
Propinsi/ Nasional.
9) Melakukan kegiatan pertemuan rutin lingkup Bidang Pelayanan Kesehatan melalui
sosialisasi, analisis, masalah program Pelayanan Kesehatan maupun kegiatan lain
yang terkait dalam pembinaan staf.
10) Mengkoordinir, membimbing dan mengarahkan dalam pembuatan laporan program
Pelayanan Kesehatan untuk seluruh kepala seksi lingkup bidang Pelayanan
Kesehatan.
11) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan oleh atasan
12) Memberikan bimbingan, arahan dan petunjuk kepada bawahan agar dapat
melaksanakan tugas, terhindar dari kesalahan serta meningkatkan keterampilan dan
kualitas kerja.
13) Mempelajari peraturan perundang-undangan, kebijakan teknis, pedoman dan
petunjuk teknis, petunjuk operasional dan disposisi atasan yang berhubungan
dengan pelaksanaan tugas sebagai pedoman kerja
14) Mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan tugas bawahan baik secara langsung
maupun tidak langsung untuk mengetahui pekerjaan yang telah dilaksanakan,
sedang dilaksanakan maupun yang belum dikasanakan serta permasalahan yang
timbul dalam pelaksanaan tugas agar target kerja yang telah ditetapkan tercapai.
15) Mengawasi Melakukan analisis dan evaluasi dengan menginventarisir
permasalahan-permasalahan berdasarkan monitoring, rapat, konsultasi dan laporan-
laporan dan merumuskan alternative pemecahan berdasarkan data, petunjuk sebagai
bahan pengambilan keputusan pemimpin.
16) Mengawasi Melaporkan pelaksanaan tugas kepada atasan tentang pekerjaan yang
telah dilaksanakan, sedang dilaksanakan, yang akan dilaksanakan, permasalahan
yang dihadapi dan memberikan pertimbangan/saran sebagai bahan atasan dalam
pengambilan keputusan.
Kepala Bidang Pembinaan Pelayanan Kesehatan berada dibawah kendali dan bertanggung jawab
kepada Kepala Dinas dalam menjalankan tugas dan fungsi sesuai dengan program dan kegiatan
yang telah ditetapkan, Kepala Bidang Pembinaan Pelayanan Kesehatan dibantu oleh

| BAB II 9
GAMBARAN UMUM PELAYANAN DINAS KESEHATAN
beberapa kepala seksi yang terdiri dari: Kepala Seksi Bina Rumah Sakit dan Perijinan Pelayanan
Kesehatan; Kepala Seksi Bina Pusat Kesehatan Masyarakat; dan Kepala Seksi Kesehatan Khusus
serta dibantu oleh beberapa staf dalam rangka kelancaran tugas dan fungsi Bidang Pembinaan
Pelayanan Kesehatan.
d. Kepala Bidang Promosi Kesehatan
Kepala Bidang Promosi Kesehatan merupakan unsur pelaksana Dinas Kesehatan mempunyai
tugas melaksanakan:
1) Mengkoordinir, membimbing dan mengarahkan Kepala Seksi dalam menerapkan
arah kebijakan Program Promosi Kesehatan sesuai dengan kajian/analisa
permasalahan yang ada
2) Mengkoordinir, membimbing dan mengarahkan Kepala Seksi lingkup Bidang
Promosi Kesehatan dalam menyusun rencana kegiatan tekhnis program pada
masing masing seksi.
3) Mengkoordinir, ,membimbing dan mengarahkan Kepala Seksi lingkup Bidang
Promosi Kesehatan dalam menyusun rencana kegiatan yang akan segera
dilaksanakan
4) Melaksanakan kegiatan lingkup bidang kesehatan bersama Kepala Seksi lingkup
Bidang Promosi Kesehatan
5) Membimbing dan mengarahkan para Staf Lingkup Bidang Promosi Kesehatan
dalam pelaksanaan tugas sehari -hari sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya
6) Melaksanakan kegiatan pembinaan, pengawasan dan penilaian pelaksaanan
Program Promosi Kesehatan oleh puskesmas bersama sama dengan kepala seksi
lingkup Bidang promosi Kesehatan melalui kegiatan kegiatan pertemuan maupun
bimbingan tekhnis ke puskesmas
7) Mengikuti kegiatan kegiatan pertemuan, pelatihan maupun kegiatan lainnya yang
dilaksanakan di lingkup Bidang Promosi Kesehatan maupun kegiatan lain secara
lintas program atau lintas sektor
8) Mengikuti kegiatan kegiatan pertemuan/pelatihan yang diselenggarakan di tingkat
Propinsi/Nasional
9) Melakukan kegiatan pertemuan rutin lingkup Bidang Promosi kesehatan melalui
sosialisasi, analisis, masalah program Promosi Kesehatan maupun kegiatan lain
yang terkait dalam pembinaan staf Mengkoordinir, membimbing dan mengarahkan
dalam pembuatan laporan program Promosi Kesehatan untuk seluruh Kepala Seksi
lingkup Bidang Promosi Kesehatan
10) Melaksanakan tugas- tugas lain yang diperintahkan oleh atasan
Kepala Bidang Promosi Kesehatan berada dibawah kendali dan bertanggung jawab kepada
Kepala Dinas dalam menjalankan tugas dan fungsi sesuai dengan program dan kegiatan yang

| BAB II 10
GAMBARAN UMUM PELAYANAN DINAS KESEHATAN
telah ditetapkan, Kepala Bidang Kepala Bidang Promosi Kesehatan dibantu oleh beberapa
kepala seksi yang terdiri dari: Kepala Seksi Penyuluhan dan Pengembangan Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM), Kepala Seksi Pengembangan Sistim Informasi Kesehatan
(SIK), dan Kepala Seksi Pengembangan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat dan
Usaha Kesehatan institusi (JPKM dan UKI) serta dibantu oleh beberapa staf dalam rangka
kelancaran tugas dan fungsi Bidang Promosi Kesehatan.

e. Kepala Bidang Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan


Kepala Bidang Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan merupakan unsur
pelaksana Dinas Kesehatan yang mempunyai tugas sebagai berikut:
1) Melakukan penyusunan rencana dan program kegiatan tahunan pada bidang
pencegahan Penyakit dan penyehatan Lingkungan.
2) Melakukan pengumpulan dan pengolahan data tentang kegiatan-kegiatan pada
bidang pencegahan penyakit dan penyehatan lingkungan.
3) Melakukan pembinaan dan bimbingan serta perencanaan pelaksanaan kegiatan pada
bidang pencegahan penyakit dan penyehatan Lingkungan.
4) Melakukan koordinasi dalam upaya pencegahan pemberantasan penyakit dan
penyehatan Lingkungan.
5) Mengikuti rapat lintas sektor
6) Mengkoordinir pelaksanaan pemeriksaan kesehatan calon Jemaah haji
7) Menverifikasi calon petugas haji
8) Mempersiapkan SK petugas pemeriksa kesehatan calon jemaah haji
9) Melaksanakan survey epidemiologi pada jemaah haji yang baru pulang menunaikan
ibadah haji.
10) Melakukan analisis penyakit yang berpotensi menimbulkan KLB untuk
disampaikan kepada pejabat eselon II.
11) Manajement penanganan bencana
12) Mencari inovasi untuk penanganan kasus.
13) Melakukan koordinasi dengan propinsi mengenai masalah teknis program
pencegahan penyakit dan penyehatan lingkungan.
14) Melakukan pembagian tugas kepada bawahan agar tugas dapat dilaksanakan
dengan baik.
15) Melakukan bimbingan dan pembinaan terhadap bawahan dalam pelaksanaan tugas.
16) Melakukan penilaian terhadap bawahan dalam pelaksanaan tugas.
17) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan.
Kepala Bidang Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan berada dibawah kendali dan
bertanggung jawab kepada Kepala Dinas dalam menjalankan tugas dan fungsi sesuai dengan

| BAB II 11
GAMBARAN UMUM PELAYANAN DINAS KESEHATAN
program dan kegiatan yang telah ditetapkan. Kepala Bidang Pencegahan Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan dibantu oleh beberapa kepala seksi yang terdiri dari: Kepala Seksi
Pengamatan dan Pencegahan Penyakit, Kepala Seksi Pemberantasan Penyakit, dan Kepala Seksi
Penyehatan Lingkungan, serta dibantu oleh beberapa staf dalam rangka kelancaran tugas dan
fungsi Bidang Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.

f. Kepala Bidang Kesehatan Keluarga


Kepala Bidang Kesehatan Keluarga merupakan unsur pelaksana Dinas Kesehatan yang
mempunyai tugas sebagai berikut:
1) membimbing, mengarahkan dan mengkoordinir kebijakan program dalam lingkup
bidang pembinaan kesehatan keluarga
2) membimbing, mengarahkan dan mengkoordinir penyusunan rencana kegiatan
tahunan dan program dalam lingkup pembinaan kesehatan keluarga
3) membimbing, mengarahkan dan mengkoordinir rencana pelaksanaan program
dalam lingkup pembinaan kesehatan keluarga
4) melaksanakan kegiatan - kegiatan program dalam lingkup pembinaan kesehatan
keluarga bersama-sama dengan kepala seksi
5) melaksanakan kegiatan - kegiatan pelatihan dalam lingkup bidang pembinaan
kesehatan keluarga bersama-sama dengan kepala seksi.
6) memeriksa dan memberikan disposisi surat-surat masuk dan surat-surat keluar
dalam lingkup bidang pembinaan kesehatan keluarga bersama-sama dengan kepala
seksi.
7) mengikuti kegiatan - kegiatan pertemuan baik di tingkat kabupaten maupun tingkat
propinsi/pusat terkait dengan program bidang pembinaan kesehatan keluarga.
8) melaksanakan kegiatan bimbingan tekhnis dan evaluasi program dalam lingkup
pembinaan kesehatan keluarga bersama-sama dengan kepala seksi
9) membimbing, mengarahkan dan mengkoordinir penyusunan laporan bulanan dan
laporan tahunan lingkup bidang pembinaan kesehatan keluarga
10) melaksanakan pertemuan rutin internal bidang pembinaan kesehatan keluarga untuk
evaluasi dan analisis cakupan program, permasalahan yang di jumpai dan
intervensinya
11) melaksanakan tugas-tugas Lain yang di perintahkan oleh atasan.

2.2 SUMBER DAYA


2.2.1 SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
Dalam upaya untuk meningkatkan jangkauan dan pemerataan pelayanan kesehatan
dilakukan penataan penempatan tenaga medis baik dokter umum maupun dokter gigi serta
| BAB II 12
GAMBARAN UMUM PELAYANAN DINAS KESEHATAN
tenaga keperawatan (Bidan dan Perawat) serta tenaga kesehatan lainnya. Data tahun 2019
menunjukkan jumlah sumber daya kesehatan di lingkup dinas kesehatan yang berstatus PNS dan
CPNS sebanyak 693 orang. Berstatus sebagai tenaga tidak tetap sebanyak 327 orang terdiri dari
PTT pusat sebanyak 110 orang, PTT daerah 217. Dari 693 orang tersebut yang bertugas sebagai
tenaga kesehatan sebanyak 536 orang dan 157 orang sebagai tenaga non kesehatan. Sedangkan
jumlah dan kualifikasi tenaga kesehatan yang bekerja dalam lingkup Dinas Kesehatan Kabupaten
Bima Tahun 2019, adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1 Ketersediaan Tenaga Kesehatan
Jumlah Standar
Jabatan Jumlah Kekura
yang ideal per Ket.
Fungsional Ideal ngan
ada PKM

Dokter 42 23 19 2 8 orang merupakan SDMK, dan 3


orang sedang Tugas belajar

Dokter gigi 21 9 12 1

Apoteker 21 4 17 1 Dari kekurangan 18 orang, baru


diatasi dengan pengangkatan PTT
daerah sebanyak 3 orang.

Perawat Gigi 21 8 13 1

Perawat 315 195 120 15 Dari kekurangan ini, baru diatasi


dengan pengangkatan PTT
Daerah sebanyak 75 orang.

Bidan 231 137 94 1 orang 1 Dari kekurangan ini sudah diatasi


desa dengan pengangkatan PTT Pusat
sebanyak 107 orang dan PTT
Daerah sebanyak 107 orang
(jumlah desa 191 desa)

Sanitarian 42 38 4 2 Dari Tenaga yang perlu


ditingkatkan strata pendidikannya.
Dari DI ke D-III

Nutrisionis 63 41 22 2-3 Diatasi dengan pengangkatan


tenaga honor daerah dan sukarela

Pranata 21 3 18 1 Dari kekurangan ini, baru diatasi


Laboratorium dengan pengangkatan PTT
Kesehatan Daerah sebanyak 10 orang

Assisten 21 17 4 1 Dari kekurangan ini, baru diatasi


Apoteker dengan pengangkatan PTT
Daerah sebanyak 5 orang

Penyuluh 21 15 6 1
Kesehatan
Masyarakat

Epidemiologi 21 5 16 1
Kesehatan

Tehnis 21 2 19 1
Elektromedis

| BAB II 13
GAMBARAN UMUM PELAYANAN DINAS KESEHATAN
Jumlah Standar
Jabatan Jumlah Kekura
yang ideal per Ket.
Fungsional Ideal ngan
ada PKM

Administrator 21 2 19 1
Kesehatan

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bima Tahun 2019.


Dari data di atas menunjukkan bahwa jumlah tenaga kesehatan yang memegang jabatan
fungsional dari berbagai rumpun jabatan fungsional yang ada di Lingkup Dinas Kesehatan
Kabupaten Bima termasuk yang bekerja pada UPT Puskesmas masih banyak yang mengalami
kekurangan seperti Dokter, dokter gigi, Apoteker, Perawat, Bidan, Penyuluh Kesehatan
Masyarakat, Epidemiologi Kesehatan, Administrator Kesehatan dan Teknis Elektromedis
sedangkan tenaga yang sudah terpenuhi seperti tenaga Sanitarian, Nutrisionis dan khusus untuk
tenaga Nutrisionis distribusinya tidak merata ada yang 2-3 orang untuk Puskesmas tetentu tetapi
di tempat lain yang terpencil 1 bahkan tidak ada yang berstatus PNS seperti UPT Puskesmas
Sanggar, Ambalawi .yang pada gilirannya tidak bisa memberikan pelayanan yang maksimal
kepada masyarakat. Dalam rangka meningkatkan kemampuan pegawai dari tenaga-tenaga
fungsional diatas diperlukan peningkatan strata pendidikannya dari D-I ke D-III atau dari D-III
ke S-1/D-IV. Bahkan dari S-1 ke S-2. Bila dilihat dari kebutuahan tenaga Kesehatan sebagai
pemberi pelayanan Kesehatan dasar di UPT puskesmas terutama Tenaga Dokter, Perawat dan
Bidan sesuai standar Surat Keputusan (SK) Menteri Kesehatan Nomor 81 tahun 2014, jumlah
tenaga tersebut dapat dihitung berdasarkan standar rasio dengan penduduk sebagai berikut :
 Dokter spesialis : 6/100.000 Penduduk
 Dokter Umum : 40/ 100.000 Penduduk
 Perawat : 117/100.000 Penduduk
 Bidan : 100/ 100.000 Penduduk
1. Data Pegawai Negeri Sipil berdasarkan Kualifikasi Pendidikan:

No Strata Pendidikan Jumlah Ket.


1 SD Sederajat 0
2 SMP Sederajat 1
3 SMA Sederajat 125
4 D-1 Sederajat 69
5 D-III Sederajat 279
6 D-IV/S-1 211
7 S-2 (Pascasarjana) 8
8 S-3 (Doktor) 0
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bima 2015.

| BAB II 14
GAMBARAN UMUM PELAYANAN DINAS KESEHATAN
Bila kita memperhatikan data tersebut di atas menunjukkan bahwa rata-rata kualifikasi
pendidikan yang dimiliki oleh tenaga kesehatan adalah Diploma III sebanyak 279 orang disusul
Sarjana/D-IV sebanyak 211, Sekolah Menengah Atas 125 orang dan terakhir S-2 sebanyak 8
orang, Dengan demikian bahwa tingkat pendidikan sumber daya manusia kesehatan dalam
lingkup Dinas Kesehatan Kabupaten Bima perlu ditingkatkan secara terus menerus pada jenjang
lebih tinggi misalnya dari SLTA ke D-III atau S-1 bahkan sampai tingkat S-2 (Pascasarjana) dan
S-3 (Doktor) yang pada akhirnya pelayanan kesehatan dapat diberikan secara optimal kepada
masyarakat.

Tabel 2.2 Data Pegawai Negeri Sipil berdasarkan golongan:

No. Golongan Jumlah Keterangan


1. I/a 0
I/b 0
I/c 1
I/d 0
2. II/a 14
II/b 22
II/c 44
II/d 63
3. III/a 152
III/b 82
III/c 93
III/d 172
4. IV/a 49
IV/b 4
IV/c 1
IV/d 0
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Bima Tahun 2019

Bila dilihat dari data di atas menunjukkan bahwa golongan PNS terbanyak yang ada pada
Dinas Kesehatan adalah golongan III/d (172 orang) disusul golongan III/b (82 orang), golongan
II/d (63 orang), golongan III/a (152 orang) sedangkan jumlah golongan terkecil adalah golongan
I/c (1 orang) disusull golongan IV/b (4 orang), golongan II/a (14 orang) dan golongan IV/a (49
orang).

2.2.3 SARANA DAN PRASARANA


Jumlah puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan dasar tahun 2019 adalah 21 buah
Puskesmas Perawatan. Puskesmas Pembantu sebanyak 89 unit serta Poskesdes sebanyak 131
unit yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Bima.

| BAB II 15
GAMBARAN UMUM PELAYANAN DINAS KESEHATAN
Tabel 2.2 Rincian Jumlah Puskesmas, Pustu, dan Poskesdes Dinas Kesehatan Kabupaten Bima

Jumlah
Penduduk
No Kecamatan Puskesmas Pustu Poskesdes
(BDA
2015)
1 PARADO 9.282 1 Parado 1 Kanca 1 Paradowane
(terpencil) 2 Lere 2 Kuta (DHS II 2010)
3 Lere (2011)
Kanca (Newmont
4 2011)
5 Woro-Wane (2012)

2 MONTA 39.697 2 Monta 1 Sakuru 1 Simpasai


(biasa) 2 Tolotangga 2 Monta
3 Sondo 3 Willamaci (Waro)
4 Simpasai 4 Baralau (rehab 2012)
5 Tangga Baru 5 Tolouwi
6 Pela (2009) 6 Wane (2009)
7 Sie (2011) 7 Sie (DHS II 2010)
Tangga Baru (PNPM
8 2009)
9 Wilamaci

3 BOLO 47.175 3 Bolo 1 Daru 1 Timu


(biasa) 2 Leu 2 Tambe
3 Sondosia 3 Rada
4 Nggembe 4 Tumpu
5 Rasabou
6 Sanolo
7 Bontokape
Nggembe (Yysan
8 Mitra) 2012

4 MADAPANGGA 29.210 4 Madapangga 1 Monggo 1 Monggo


(biasa) 2 Ndano 2 Woro
3 Woro 3 Mpuri (DHS II 2010)
4 Campa 4 Bolo (2009)
5 Madawau 5 Rade (2009)
6 Ndano
7 Campa (2010)
8 Tonda

5 WOHA 46.856 5 Woha 1 Keli 1 Keli (2009)


(biasa) 2 Risa 2 Risa
3 Pandai 3 Pandai
4 Dadibou 4 Tenga
5 Godo 5 Talabiu
6 Nisa (DHS II 2009)
7 Kalampa
8 Donggobolo
9 Risa (Mbaju) 2014

6 BELO 26.579 6 Belo 1 Runggu


(biasa) 2 Renda (2012)

7 Ngali
(biasa) 1 Ncera 1 Lido

| BAB II 16
GAMBARAN UMUM PELAYANAN DINAS KESEHATAN
Jumlah
Penduduk
No Kecamatan Puskesmas Pustu Poskesdes
(BDA
2015)
2 Soki (2009)

7 PALIBELO 26.453 8 Palibelo 1 Belo 1 Panda


(biasa) 2 Panda 2 Tonggorisa (2009)
3 Roi 3 Ntonggu
4 Roi (DHS 2 2009)
5 Tonggondoa (2009)
Waduramba-Ntonggu
6 (2012)
7 Nata
8 Padolo (2014)

8 WAWO 17.364 9 Wawo 1 Raba 1 Raba


(biasa) 2 Ria mau 2 Tarlawi
3 Tarlawi 3 Ntori (2014)
4 Kambilo (2009) 4 Kambilo
5 Kalate-Riamau (2012)

9 LAMBITU 5.433 10 Lambitu 1 Teta 1 Kaowa (DHS 2010)


(terpecil) 2 Kuta 2 Sambori (2010)
3 Kaowa 3 Teta
4 Kaboro
5 Sambori

10 LANGGUDU 28.067 11 Langgudu 1 Laju 1 Rupe


(terpencil) 2 Doro O'o 2 Rompo
3 Waworada 3 Waworada
4 Karampi 4 Kawuwu (2009)
5 Kawuwu 5 Karampi (2009)
Waduruka Dsn Pusu
6 Kalodu 6 (2011)
Rupe dsn Sambane
7 Nggira (Baru) 7 (2011)
Tamandaka-
8 Wadu Ruka 8 Waduruka (2012)

Langgudu
Timur
12 (2014) 9 Dumu
(terpencil)

11 SAPE 56.572 13 Sape 1 Sari 1 Sari


(biasa) 2 Bajo Pulau 2 Bajo pulo
3 Jia 3 Jia
4 Parangina 4 Poja
5 Kowo 5 Rai Oi
6 Buncu 6 Bugis
7 Poja 7 Naru
8 Lamere 8 Rasabou (rehab 2012)
9 Boke (2009)
10 Parangina
11 Sangia (PNPM 2009)
Tanah Putih (Rehab
12 2012)

| BAB II 17
GAMBARAN UMUM PELAYANAN DINAS KESEHATAN
Jumlah
Penduduk
No Kecamatan Puskesmas Pustu Poskesdes
(BDA
2015)
13 Kowo
14 Buncu (2011)
15 Nae (PNPM-2011)
Lamere (DBHCHT
16 2012)

12 LAMBU 36.578 14 Lambu 1 Kale'o 1 Nggelu


(biasa) 2 Mangge 2 Melayu
3 Nggelu 3 Simpasai
4 Lambu 4 Lanta
5 Hidirasa 5 Lambu (DHS 2010)
6 Lanta Barat 6 Mangge (2011)
7 simpasai 7 Soro (PNPM-2011)
8 Hidirasa (2011)

13 WERA 29.943 15 Wera 1 Ntoke 1 Wora


2 Nunggi 2 Hidirasa
3 Wora 3 Nunggi
4 Sangiang 4 Sangiang
5 Hidi Rasa 5 Tadewa (PNPM 2009)
6 Bala 6 Ntoke (2011)
7 Nanga Wera

16 Pai 8 Oi toi (UPT) 7 Kalajena (2014)


Pai (dalam)
(terpencil) 9 (2009)

Nipa Nanga Raba


19.391
14 AMBALAWI 17 Ambalawi 1 Nipa 1 (2009)
2 Mawu 2 Nipa Sangyang
3 Talapiti 3 Mawu
Mawu Tololai (DHS
4 Rite 4 2009)
5 Kole
6 Talapiti Barat
7 Talapiti Timur
8 Rite
9 Mawu Dalam

15 DONGGO 17.888 18 Donggo 1 Mbawa 1 Mbawa


(terpencil) 2 Rora 2 Doridungga
Bumi pajo (Dsn.
3 Palama 3 Padende)
Lareu
4 (Doridungga) 4 Kala
Bumi Pajo
(Dsn. Rasabou)
5 (PNPM-2011) 5 Mpili (2009)
6 Palama (2010)
Ndandombeca-Rora
7 (2012)
8 Rora

| BAB II 18
GAMBARAN UMUM PELAYANAN DINAS KESEHATAN
Jumlah
Penduduk
No Kecamatan Puskesmas Pustu Poskesdes
(BDA
2015)
15 SOROMANDI 16.499 19 Soromandi 1 Sai 1 Punti
(terpencil) 2 Wadukopa 2 Kananta
3 Sampungu 3 Sampungu
4 Sai
5 Wadukopa (2010)
6 Ndando Ndere (2011)

17 SANGGAR 12.624 20 Sanggar 1 Piong 1 Boro


(terpencil) 2 Boro 2 Taloko
3 Taloko 3 Piong
4 Oi saro (UPT) 4 Oi saro (2010)
Boro (DBHCHT-
5 Sandue 5 Prop. 2012)

18 TAMBORA 7.071 21 Tambora 1 Kawinda Toi 1 Oi Bura

(S.Terpencil) 2 Kawinda NaE 2 Oi Katupa


3 L .Kananga 3 L .Kananga
4 Oi Panihi 4 SP 3

468.682
18 Kecamatan 21 Puskesmas 89 Pustu 131 Poskesdes
jiwa

Tabel 2.3 : Distribusi dan Jumlah sarana Kesehatan di Kabupaten Bima, Tahun 2019

No. Jenis Sarana Kesehatan Jumlah


1 Rumah Sakit 2
2 Puskesmas 21
- Perawatan PONED 5
- Perawatan Non PONED 16
3 Puskesmas Pembantu 89
4 Poskesdes 131
5 Posyandu 596
- Posyandu Pratama 131
- Posyandu Madya 168
- Posyandu Purnama 279
- Posyandu Mandiri 9
6 Posyandu Aktif (Purnama dan Mandiri) 288
Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Bima, 2019

2.3 KINERJA PELAYANAN


Kinerja pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten Bima di dapatkan dari hasil Capaian Standar
Pelayanan Minimal (SPM) dan Capaian indikator MDGs serta Renstra Dinas Kesehatan Tahun
2016-2020

Tabel 2.4 Capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan Tahun 2016-2020
berdasarkan SPM 741/Permenkes/2009.

| BAB II 19
GAMBARAN UMUM PELAYANAN DINAS KESEHATAN
Capaian/Profil Target Nasional
Jenis Pelayanan
No. Dasar & Sub Indikator Gap Target
Kegiatan
2016 2017 2018 2019 2020 Nasional Tahun

PelayananKesehatan Cakupan Kunjungan Ibu Hamil


I Dasar
1
K4. 92,49 89,84 93,25 90,01 88,31 6,69 95 2019

Cakupan Ibu hamil dengan


2
komplikasi yang ditangani. 98,32 100 93,08 106,22 110,09 -30,09 80 2019

Cakupan pertolongan
persalinan oleh bidan atau
3 tenaga kesehatan yang 88,14 89,89 93,89 86,36 88,37 1,63 90 2019
memiliki kompetensi
kebidanan.

4 Cakupan pelayanan Ibu Nifas 89,67 89,93 94,12 95,22 85,18 4,82 90 2019
2019
Cakupan neonatal dengan
5
komplikasi yang ditangani 96,93 99,46 42,18 53,76 37,51 42,49 80

2019
6 Cakupan kunjungan bayi. 98,28 93,51 99,27 95,23 94,15 -4,15 90
Cakupan Desa/Kelurahan 2019
7
Universal
95,24 97,02 83,25 60,21 91,62 8,83 100
ChildImmunization (UCI).

Cakupan pelayanan anak 2019


8
balita. 74,6 86,53 90,02 82,48 83,82 6,18 90
Cakupan pemberian makanan 2019
pendamping ASI pada anak
9
usia 6-24 bulan keluarga 18,77 68,45 77,82 100 68 32,00 100
miskin.

Cakupan Balita gizi buruk 2019


10
mendapat perawatan 100 100 100 100 100 tercapai 100

11
Cakupan penjaringan 2019
kesehatan siswa
85,65 83,34 86,99 82,37 98,92 1,08 100
SD dan setingkat

2019
12 Cakupan peserta KB Aktif 63,33 89,89 71,04 78,49 77,57 tercapai 80
Cakupan Penemuan dan
13 penanganan penderita
penyakit

A.
Acute Flacid Paralysis (AFP) 2019
rate per
100 100 100 100 100 tercapai 100
100.000penduduk<15 tahun

2019
Penemuan Penderita
B.
Pneumonia Balita 8,25 11,27 20,87 19,81 26,38 73,62 100

2019
Penemuan Pasien BaruTB
C.
BTA Positif 65,76 65,76 55,94 45,84 45,22 54,78 100

2019
D. Penderita DBD yang Ditangani 100 100 100 100 100 tercapai 100
2019
E. Penemuan Penderita Diare 69,41 97,68 100,44 157,11 64,52 35,48 100
Cakupan pelayanan 2019
14 kesehatan dasar masyarakat 54,39 64,07 50,91 56,27 100 tercapai 100
miskin
2019
PelayananKesehatan 15 Cakupan pelayanan kesehatan
II rujukan pasien masyarakat 2,03 0,97 1,12 1,45 2,32 97,68 100
miskin.
Rujukan

16
Cakupan pelayanan gawat 2019
darurat level
1 yg harus diberikan sarana
kesehatan 100 100 100 100 100 tercapai 100

(RS)diKab/Kota.

Cakupan Desa/Kelurahan 2019


17
mengalami tercapai
III Penyelidikan KLB yang dilakukan 100 100 100 100
penyelidikan epidemiologi <24 100 100
jam
2019
IV Promosi 18 Cakupan Desa Siaga Aktif 100 87,96 100 100 96,34 tercapai 80

Rata-rataPencapaianSPMKesehatan 77,33 82,53 79,74 82,31 79,92

Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Bima, 2019.

Dari Tabel profil capaian di atas terlihat bahwa dari 18 Indikator SPM Bidang
Kesehatan yang kemudian dijabarkan dalam 22 indikator (Indikator 13 ada 5 indikator), dapat
dijelaskan bahwa indikator yang sudah mencapai target sampai tahun 2019 ada 8 indikator dan
| BAB II 20
GAMBARAN UMUM PELAYANAN DINAS KESEHATAN
yang belum mencapai target nasional sebanyak 14 indikator. Keberhasilan capaian indikator
disebabkan oleh dukungan kebijakan anggaran yang berpihak pada besaran masalah Kesehatan
Prioritas, Kerjasama lintas program di dalam kegiatan serta keterlibatan lintas sektor dalam
menyelesaikan masalah kesehatan. Sedangkan ketidakberhasilan untuk mencapai indikator
disebabkan oleh penetapan target dan sasaran proyeksi lebih tinggi dari angka riil yang
ditemukan disamping itu belum optimalnya monitoring dan pendampingan sampai tingkat
Puskesmas, Pustu, Poskesdes serta Posyandu. Rata-rata capaian SPM Bidang Kesehatan selama 5
tahun terakhir dapat dilihat pada grafik berikut :

RATA-RATA CAPAIAN SPM TAHUN


2016-2020

84

82

80
82,53 82,31
78
79,74 79,52
76 88,31

74
TAHUN

Grafik 2.1. Rata-rata capaian SPM Kesehatan Tahun 2016-2020

Disamping itu ada beberapa indikator yang memiliki makna ganda seperti indikator
Cakupan Pasien Baru TB BTA Positif dari tahun 2016 - 2020 menurun secara signifikan hal ini
bukan berarti tidak mampu menemukan pasien baru sesuai data sasaran tetapi ini bisa berarti
bahwa pasien baru TB BTA Positif di Kabupaten Bima jumlahnya semakin menurun karena
berhasilnya program pengobatan terhadap pasien TB. Indikator lainnya yang bermakna ganda
adalah cakupan pelayanan kesehatan dasar maskin. Semakin sedikitnya cakupan bisa
menunjukkan bahwa derajat kesehatan semakin meningkat (jumlah maskin yang sakit semakin
sedikit) dan rendahnya cakupan pelayanan kesehatan rujukan ini bisa berarti bahwa pelayanan
difasilitas kesehatan tingkat pertama sudah cukup memadai, derajat kesehatan masyarakat
meningkat sehingga tidak perlu dirujuk ke palayanan kesehatan rujukan.
Adapun Penjelasan untuk indikator SPM belum mencapai target adalah sebagai berikut :
1. Cakupan K4
Pencapaian cakupan kunjungan ibu hamil K4 Tahun 2019 (88,31%) belum mencapai
target (95%), ini disebabkan karena mobilitas penduduk yang cukup tinggi dan pindah
domisili. Upaya yang sudah dilakukan antara lain melakukan sweeping bumil K4 dan
kunjungan rumah, penyuluhan tentang perawatan selama kehamilan, pelaksanaan kelas

| BAB II 21
GAMBARAN UMUM PELAYANAN DINAS KESEHATAN
ibu hamil, pemberian PMT Bumil KEK/Anemia dan peningkatan kualitas pelayanan
ANC.
2. Cakupan pertolongan persalinan oleh Bidan atau tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan
Pencapaian cakupan pertolongan persalinan oleh Bidan atau Tenaga Kesehatan Tahun
2015 (88.37%) belum mencapai target (90%), ini disebabkan masih ada persalinan yang
ditolong oleh dukun/keluarga (%), masih (1,63%) dari Kunjungan ibu hamil K4 yang
belum bersalin. Untuk meningkatkan cakupan ini, upaya yang telah dilakukan antara lain
penempatan Bidan minimal 1 orang di masing-masing desa, OJT bagi Bidan yang belum
mampu melaksanakan APN di puskesmas, pemanfaatan kantong persalinan, peningkatan
kualitas pelaksanaan P4K, pengadaan sarpras (Bidan KIT), meningkatakan kemitraan
Bidan dengan dukun, rakorcam/rakordes kerjasama dengan lintas sektor/tokoh
agama/tokoh masyarakat.
3. Cakupan neonatal dengan komplikasi yang ditangani,
Capaian cakupan pelayanan neonatal dengan komplikasi yang ditangani 37,51% dari
target 80%. Ini disebabkan karena cakupan yang sudah tercapai tersebut diatas adalah
kasus-kasus yang berat baik di tangani di puskesmas maupun di rujuk sedangkan
penemuan dan penanganan kasus yang ringan tidak terlaporkan. Upaya yang dilakukan
antara lain pemanfaatan kantong neonatal, penyamaan persepsi tentang kasus neonatal
yang dilaporkan/ditangani di puskesmas, peningkatan kuantitas dan kualitas kunjungan
neonatal, OJT/pelatihan bagi bidan tentang penanganan kasus/teknis medis kebidanan.
4. Cakupan desa UCI
Capaian Cakupan desa UCI Tahun 2019 (91,62%) dari target 100%. Hal ini disebabkan
karena ada beberapa puskesmas yang data sasarannya atau proyeksi terlalu tinggi
dibandingkan data riil dan target UCI pada Tahun 2015 sebanyak 100% (target UCI
tahun sebelumnya : bila sasaran di desa tersebut sudah mendapatkan imunisasi lengkap
seperti BCG, Polio 1, DPT/HIB 1, Polio 2, DPT/HIB2, Polio 3, Polio 4 dan campak
sudah mencapai diatas 85% maka desa tersebut dikategorikan desa UCI.
5. Cakupan pelayanan anak balita,
Capaian cakupan pelayanan anak balita Tahun 2019 (83,82%) dari target (90%). Hal ini
disebabkan antara lain kunjungan balita ke posyandu belum mencapai 100% yang
dikarena kan kebiasaan masyarakat yang aktif berkunjung ke posyandu hanya sampai
pada usia anaknya 2 tahun. Upaya yang dilakukan antara lain peningkatan kunjungan
posyandu, melaksanakan kegiatan SDIDTK, sweeping sasaran posyandu yang tidak
datang, meningkatkan pelaksanaan kegiatan PMT.
6. Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD

| BAB II 22
GAMBARAN UMUM PELAYANAN DINAS KESEHATAN
Capaian cakupan penjaringan kesehatan siswa SD Tahun 2019 (98,92%) dari target
(100%). Disebabkan karena kurangnya informasi dan pelacakan terhadap siswa serta
penyuluhan tentang manfaat penjaringan anak sekolah. Kurangnya alat dan sarana
prasarana untuk pemeriksaan kesehatan disekolah. Kurangnya keterlibatan dan kerjasama
pihak pendidikan dan kesehatan dalam pelaksanaan penjaringan anak sekolah.
7. Cakupan Penemuan Pasien Baru TB BTA Positif
Capaian cakupan Pasien Baru TB BTA Positif 2019 (45,22%) dari target (100%).
Disebabkan oleh aktifasi penjaringan suspek (kontak serumah dilakukan oleh petugas
puskesmas masih rendah), sebagian besar masyarakat yang sudah menjadi suspek TB
mencari pengobatan diluar sarana kesehatan sehingga berpeluang mengkonsumsi jenis
obat-obat antibiotika dan dianggap mudah untuk mengakses obat – obat tersebut.
Disamping itu pasien memanfaatkan jasa penyuntik liar sehingga obat tersebut dapat
melemahkan kuman TB yang ada.
Indikator lain dalam mengukur kinerja pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten Bima dapat lihat
dari capaian-capaian MDGs .
Keterangan Pencapaian MDG’s 2014:

1. Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan


Dalam hal ini menurunkan Prevalensi Gizi Buruk dan Gizi Kurang. Jumlah balita yang
menderita gizi buruk klinis di Tahun 2019 sebesar 29 kasus sedangkan kasus gizi buruk
berdasarkan indikator BB/U menurut survey PSG 2013 sebesar 5,22%. Kasus Balita Gizi
Buruk di Kabupaten Bima masih cukup tinggi yaitu nomor 2 tertinggi di Propinsi NTB
tetapi trendnya mengalami penurunan. Pencapaian SPM untuk gizi buruk kinins yang
mendapat perawatan di Tahun 2018 sebesar 100% atau semua kasus telah ditangani
sesuai tata laksana penanganan balita gizi buruk.
Standar pelayanan minimal lainnya untuk program gizi adalah pemberian makanan
pendamping ASI bagi balita usia 6-24 bulan dari keluarga miskin , adapun capaian SPM
nya untuk tahun 2018 100 %, hal ini dimungkinkan karena komitmen pemerintah daerah
mengalokasikan dana sebesar Rp 1,55 Milyar untuk memberi bantuan MP ASI ini
melalui kegiatan kelas gizi.
2. Menurunkan angka kematian anak
Angka kematian bayi merupakan salah satu indikator sensitif untuk melihat
tingkat derajat kesehatan masyarakat. Dari 9876 kelahiran bayi yang tercatat pada tahun
2018, 111 bayi (1,12 %) diantaranya bayi lahir mati, sedangkan kasus kematian bayi (0-
12 bulan) tercatat sebanyak 89 bayi (0,90%) hal ini mengalami penurunan jika
dibandingkan tahun 2013 sebanyak 97 bayi. Sedangkan bayi lahir mati meningkat yang
disebabkan karena beberapa hal seperti kondisi ibu saat hamil yaitu tingginya jumlah ibu
hamil dengan anaemia (9,29) dan KEK (17,99%) sehingga memperberat resiko terjadinya
| BAB II 23
GAMBARAN UMUM PELAYANAN DINAS KESEHATAN
gangguan pertumbuhan janin dalam kandungan sehingga terjadi kematian janin dalam
kandungan kondisi ibu dan bayi dalam kandungan atau IUFD (Intar Uterine Foetal
Distres) , maka dari itu perlu dilakukan berbagai upaya seperti kelas ibu hamil,
pemberian PMT ibu hamil, peningkatan kualitas ANC terutama peningkatan konseling
gizi seimbang. Di samping itu perlu ditingkatkan rujukan segera pada kasus emergenci
seperti gawat janin, kelainan letak, bayi besar dan kemungkinan berat badan bayi lahir
rendah (BBLR) ke Rumah Sakit dengan sarana yang lengkap. Angka tersebut harus
mendapatkan perhatian untuk perbaikan Sistem Pelayanan Kesehatan Ibu & Anak,
terutama sistem pencatatan dan mutu pelayanan. Strategi untuk menurunkan angka
kematian bayi, termasuk memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi, seperti
pendidikan, kecukupan gizi, perilaku & lingkungan sehat. Hal ini dapat dilihat pada
grafik 2.2 berikut :

97
98
96 94
94
92
90 89

88
86
84

Grafik 2.2 Perkembangan Jumlah Kematian Bayi di Kabupaten Bima


Tahun 2016 -2020

3. Meningkatkan kesehatan ibu


Jumlah kematian ibu di Kabupaten Bima pada tahun 2014 dan 2015 sebanyak 8 kasus
kematian. Angka kematian ibu merupakan salah satu indikator yang biasa digunakan
untuk menentukan derajat kesehatan. Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 penduduk
merupakan salah satu indikator untuk mengukur keberhasilan pembangunan dibidang
kesehatan, karena kualitas hidup wanita merupakan salah satu syarat pembangunan
Sumber Daya Manusia, yang salah satu indikatornya adalah ibu hamil dan ibu melahirkan
dan balita penderita gizi buruk dan gizi kurang.
Tingginya jumlah kematian ibu dan bayi, kondisi ini disebabkan oleh belum optimalnya
pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak dalam hal pertolongan persalinan oleh nakes,
kunjungan ibu nifas, dan neonatal dengan komplikasi yang ditangani.
Angka kematian ibu merupakan salah satu indikator yang biasa digunakan untuk
menentukan derajat kesehatan. Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 kelahiran hidup

| BAB II 24
GAMBARAN UMUM PELAYANAN DINAS KESEHATAN
merupakan salah satu indikator untuk mengukur keberhasilan pembangunan dibidang
kesehatan, karena kualitas hidup wanita merupakan salah satu syarat pembangunan
Sumber Daya Manusia, yang salah satu indikatornya adalah ibu hamil dan ibu
melahirkan.
Untuk jumlah kematian Ibu Maternal dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2014
dapat dilihat pada Grafik berikut ini :
15

Jml Mati
10

5 10 10 11
9 8

0 0 0
2016 2017 2018 2019 2020

Grafik 2.3 Perkembangan Jumlah Kematian Ibu di Kabupaten Bima Tahun


2016-2020
Angka Kematian Ibu melahirkan di Kabupaten Bima secara definitive belum bisa
didapatkan, namun berdasarkan data audit maternal perinatal tahun 2018 didapatkan
angka bahwa kasus kematian ibu melahirkan di Kabupaten Bima juga cenderung
mengalami penurunan. Apabila pada tahun 2016 terdapat kasus kematian ibu melahirkan
sebanyak 10 kasus turun menjadi 8 kasus pada tahun 2018. Jumlah kasus kematian yang
tercatat di fasilitas pelayanan kesehatan (RS) sebanyak 6 kasus (75 %), meninggal di
perjalanan merujuk 1 kasus (12,5%) dan meninggal di rumah sebanyak 1 kasus (12,5%).
Proporsi kasus kematian Ibu (data-2018) yang disebabkan akibat pendarahan sebanyak 2
kasus (25%), Eklamsia sebanyak 2 kasus (25%), Sepsis sebanyak 1 Kasus (12,5%),
Penyakit menular/TB sebanyak 1 kasus (12,5%), penyakit tidak menular / gagal jantung
sebanyak 2 kasus (25%). Kondisi ini semakin berat karena adanya faktor 3 Terlambat
yaitu; Terlambat mendeteksi faktor resiko dan tanda bahaya, Terlambat mengambil
keputusan untuk dirujuk ke sarana Kesehatan baik oleh keluarga maupun oleh tenaga
Kesehatan dan Terlambat penanganan di sarana kesehatan.
4. Memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya
a) TB Paru
TB Paru merupakan salah satu penyakit yang menjadi komitmen global yang harus
ditangani. Persentase TB Paru terhadap suspect TB Paru yang diperiksa selama satu
tahun di Kabupaten Bima tahun 2017 sebanyak 5.020 kasus dengan capaian BTA Positif
sebesar 10,5%. Tahun 2013 terdapat 737 total kasus TB diantaranya yang TB-BTA
positif- sebesar 532 kasusd an ditemukan sampai dengan bulan september tahun 2018
sebanyak 529 total kasus diantaranya 344 kasus BTA Positif. Diperkirakan sampai
dengan bulan desember mendatang akan terjadi Peningkatan kasus BTA (+), yang
| BAB II 25
GAMBARAN UMUM PELAYANAN DINAS KESEHATAN
berpeluang menularkan kepada orang lain (1 penderita TB dapat menularkan kepada 10-
15 orang selama kurun waktu satu tahun.
Rendahnya jumlah kasus BTA (+) yang sembuh (sebanyak 290 kasus) dengan angka
kesembuhan sebesar 74,6% dari total yang diobati 391 kasus, dengan angka keberhasilan
pengobatan sebesar 96,41%. Kondisi ini disebabkan karena kurangngya kesadaran
masyarakat dalam upaya pencegahan dan penanggulanganTB termasuk banyaknya kasus
TB yang mangkir.
b) Pneumonia Balita Ditangani
Penemuan kasus pneumonia pada tahun 2018 jika dibandingkan dengan tahun 2013
mengalami penurunan. Data tahun 2013 kasus sebanyak 1.120 kasus (20,87%) menjadi
893 kasus (15,30%). Kodisi ini disebabkan karena program ISPA belum menjadi
program prioritas, sehingga aktivasi petugas untuk menemukan/melacak kasus
peneumonia secara dini masih sangat rendah.Semua kasus yang ditemukan telah 100%
ditangani sesuai target.
c) Malaria
Angka positif malaria per-seribu penduduk (Annual Parasite Incidence/API) terjadi
peningkatan pada tahun 2018 yaitu sebesar 30,26% (sekitar 1.488 kasus positif) jika
dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 2,90% (1.313 kasus). Angka ini menunjukkan
bahwa di Kabupaten Bima masih merupakan daerah dengan kondisi endemik berat
(Hight Case Incidence) dengan API >1 %.
d) Kusta
Penemuan baru kasus kusta di kabupaten bima, sampai dengan september tahun 2014
sebanyak 110 kasus,dengan angka CDR (Case Detection Rate) sebesar 24,8 per 100.000
penduduk mengalami penurunan jika dibandingkan tahun 2013 yaitu sebanyak 175 kasus
(CDR= 38,64/100.000 pendudduk). Penemuan Kasus Kusta baru tersebar pada sejumlah
11 Puskesmasyaitu urutan pertama di Pusksmas ngali diikuti oleh Puskesmas Bolo,
Woha, Lambu, Palibelo, Madapangga, Monta, Belo, Wera, Sape , Soromandi.
e) Campak
Campak merupakan penyakit menular yang sering menyebabkan Kejadian Luar Biasa.
Bayi yang mendapatkan imunisasi campak pada tahun 2018 sebanyak 9.723 (92,4%)
mengalami sedikit penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2013 sebanyak 11.445
(106,4%).
Jumlah suspect kasus campak pada bayi yang ditemukan pada tahun 2018 sebanyak 35
suspek, diantaranya 10 kasus diperiksa specimennya sehingga diperoleh 9 kasus yang
positif .
f) Polio

| BAB II 26
GAMBARAN UMUM PELAYANAN DINAS KESEHATAN
Jumlah bayi yang mendapatkan imunisasi polio pada tahun 2018 sebanyak 10.072
(95,7%) mengalami sedikit penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2017 sebanyak
11.387 (105,9%).
Dampak yang timbul akibat bayi tidak diberikan vaksin polio dapat menyebabkan Accud
Flaccid Paralysis (AFP). Jumlah Kasus AFP yang ditemukan tahun 2018 sebanyak 5
kasus begitu juga tahun 2017 menunjukkan jumlah yang sama yaitu sebanyak 5 orang.
5. Memastikan kelestarian lingkungan hidup, dalam hal ini meliputi indikator ketersediaan
air bersih dan sanitasi yang layak bagi masyarakat. akses Air bersih sebanyak 78,22
persen dari target 79% dan sanitasi yang layak 78,08%.

2.4 TANTANGAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN SKPD


Dinas Kesehatan Kabupaten Bima dalam mewujudkan pembangunan kesehatan yang baik tidak
dapat bekerja sendiri, akan tetapi juga diperlukan dukungan dari berbagai sektor lain.
Terwujudnya keadaan sehat dipengaruhi oleh berbagai factor, yang tidak hanya menjadi
tanggung jawab sector kesehatan, melainkan juga tanggung jawab dari sector terkait lainnya,
disamping tanggung jawab individu serta keluarga.

2.4.1 PELUANG
Sesuai dengan amanat yang tertuang dalam Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun
2009 Tentang Kesehatan, bahwa Pemerintah Daerah Wajib mengalokasikan anggaran di sektor
kesehatan sebesar 10 % dari total APBD diluar gaji. Hal ini menjadi peluang bagi Dinas
Kesehatan Kabupaten Bima untuk melakukan advokasi terkait dengan penganggaran tersebut
dalam rangka meningkatan dukungan dana untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
Pemerintah juga telah menerbitkan Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang
Sistem Jaminan Kesehatan Nasional (SJSN). Dalam Undang-undang tersebut disebutkan bahwa
seluruh masyarakat indonesia tanpa terkecuali masyarakat miskin mendapatkan jaminan dalam
memperoleh akses terhadap pelayanan kesehatan. Disamping Undang-Undang Nomor 40 Tahun
2004 tersebut, pemerintah juga telah mengeluarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011
Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dan Peraturan Pemerintah Nomor 101
Tahun 2012 Tentang Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan, dan didukung pelaksanaan
Jaminan Kesehatan Nasional oleh Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013.
Implementasi dari regulasi yang terkait jaminan kesehatan nasional tersebut menjadi
peluang bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Bima dalam meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan kepada masyarakat. Kualitas pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan seperti
Puskesmas menjadi ujung tombak dalam menyongsong pelaksanaan Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) tersebut. Kualitas pelayanan yang baik akan mendorong masyarakat dalam

| BAB II 27
GAMBARAN UMUM PELAYANAN DINAS KESEHATAN
memanfaatkan fasilitas kesehatan sehingga akan berpengaruh pada derajad kesehatan
masyarakat.
Regulasi lain yang menjadi peluang bagi pemerintah daerah adalah Undang-Undang
Nomor 24 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah. Melalui undang-undang tersebut,
Pemerintah Daerah Kabupaten Bima memiliki kewenangan yang lebih luas dalam pembangunan
kesehatan sesuai dengan permasalahan, potensi dan karakteristik wilayah Kabupaten Bima.

2.4.2 TANTANGAN PENGEMBANGAN SKPD


Tantangan yang paling nyata dihadapi kedepan terkait dengan kesehatan adalah bahwa
dinamika pembangunan kesehatan di wilayah harus bergerak cepat yang diakibatkan oleh adanya
perkembangan global diberbagai sektor kehidupan masyarakat yang tidak dapat dihindari, seiring
dengan perkembangan global tersebut, telah diantisipasi dengan berbagai kebijakan yang
dikeluarkan oleh pemerintah dan pemerintah provinsi, hal ini tentu berimplikasi pula terhadap
kebijakan yang harus dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Bima agar adanya sinergi
dan kesesuaian dalam menjalankan berbagai program dan kegiatan yang dilaksanakan.
Salah satu tantangan yang harus dihadapi kedepan adalah peningkatan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Bima. Salah satu faktor yang mempengaruhi IPM
adalah indeks kesehatan yang diukur melalui Umur Harapan Hidup (UHH). Data dari BPS
Kabupaten Bima menunjukan bahwa IPM Kabupaten Bima masih tergolong rendah yaitu nomor
urut 7 (tujuh) dari 10 (sepuluh) Kota/Kabupaten di Provinsi NTB. Ini menjadi tantangan Dinas
Kesehatan Kabupaten Bima meningkatkan kerjasama lintas sektor dalam mencapai peningkatan
IPM, karena sektor kesehatan tidak dapat bekerja sendiri.
Tantangan lain yaitu peningkatan pelayanan kesehatan dalam era JKN. Peningkatan
kualitas pelayanan kesehatan khususnya di fasilitas kesehatan tingkat pertama seperti Puskesmas
masib dilakukan. Peningkatan kualitas pelayanan tersebut dapat melalui peningkatan status
Puskesmas menjadi Puskemas yang terakteditasi. Hal ini menjadi tantangan karena beberapa
Puskesmas di Kabupaten Bima masih dalam kategori tidak layak, seperti kondisi sarana dan
prasarana yang relatif kurang juga ketersediaan tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi
yang baik yang masih sedikit serta standarisasi mutu pelayanan yang masih kurang.
Tantangan berikutnya adalah capaian beberapa indikator Standar Pelayanan Minimal
(SPM) hingga tahun 2015 masih belum memenuhi target yang telah ditetapkan. Beberapa
diantaranya yakni cakupan pelayanan ibu hamil yang melalukan kunjungan K4, pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi, cakupan ibu hamil komplikasi yang
ditangani, cakupan penemuan pasien baru TB BTA positif. Hal ini menjadi tantangan mengingat
SPM Bidang Kesehatan merupakan urusan wajib yang harus oleh dipenuhi oleh Pemerintah
Daerah Kabupaten Bima.

| BAB II 28
GAMBARAN UMUM PELAYANAN DINAS KESEHATAN
BAB III
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

3.1 IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI


PELAYANAN
Dinas Kesehatan Kabupaten Bima dalam menjalankan tugas dan fungsinya masih memiliki
permasalahan yang dihadapi. Permasalahan-permasalahan yang dihadapi antara lain :
1. Regulasi bidang kesehatan di Kabupaten Bima dinilai masih sangat lemah dan perlu
dibenahi serta ditingkatkan fungsinya dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan.
2. Keterampilan tenaga kesehatan yang belum memadai.
3. Jumlah dan jenis tenaga kesehatan belum memenuhi standar pelayanan fasilitas kesehatan
4. Sarana dan prasarana kesehatan dasar dan rujukan yang belum merata.
5. Sosialisasi informasi program dan hasil kegiatan yang belum maksimal.
6. Tingkat pengetahuan dan pendidikan masyarakat yang masih rendah.
7. Intensitas beberapa penyakit menular dan tidak menular semakin meningkat, ada ancaman
meningkatnya penyakit lain ( new emerging dan re- emerging ).
8. Kualitas kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar masih buruk di masyarakat
9. Aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan kesehatan masih rendah, terutama masyarakat
miskin yang tinggal di daerah terpencil dan letak geografis yang sulit dijangkau.
10. Masih Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) , Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka
Kematian Balita (AKABA), akibat 3T (terlambat mengambil keputusan, terlambat merujuk
dan terlambat mendapat penanganan).

3.2 TELAAHAN VISI, MISI, DAN PROGRAM KEPALA DAERAH DAN WAKIL
KEPALA DAERAH TERPILIH
3.2.1 VISI
Menurut Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional (SPPN), Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir
periode perencanaan.
Visi pembangunan Pemerintah Daerah Kabupaten Bima tahun 2016-2021 adalah :
“Terwujudnya Kabupaten Bima Yang Ramah “Religius, Aman, Makmur, Amanah dan
Handal."
Sebagaimana dituangkan dalam pernyataan visi sebagai berikut :
1. Pembangunan Kabupaten Bima Yang Religius : Terwujudnya Pemerintah Dan
Masyarakat Kabupaten Bima Yang Beriman Dan Bertaqwa Kepada Allah SWT, Serta
Membangun Karakter Religius Dalam Bermasyarakat

| BAB III 29
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI
2. Pembangunan Kabupaten Bima Yang Aman : Terwujudnya Pemerintah Dan
Masyarakat Yang Mampu Menegakkan Keamanan Dan Ketertiban Wilayah dan
Masyarakat, Mengamankan Proses dan Hasil Pembangunan, Serta Penegakkan Supremasi
Hukum
3. Pembangunan Kabupaten Bima Yang Makmur : Terbangunnya Ekonomi Yang
Tangguh, Kreatif Dan Kompetitif, Dengan Mengoptimalkan Pemanfaatan Potensi Lokal
Untuk Mewujudkan Masyarakat Yang Sejahtera.
4. Pembangunan Kabupaten Bima Yang Amanah : Terwujudnya pemerintah dan
masyarakat yang jujur, transparan, akuntabel dan bertanggung jawab dalam
mewujudkan ”good governance.”
5. Pembangunan Kabupaten Bima yang Handal : Terwujudnya pemerintah dan
masyarakat yang berwibawa, unggul, berdaya saing dan andal dalam era global”

3.2.1 MISI
Visi pembangunan Kabupaten Bima Tahun 2016-2021 tersebut diwujudkan melalui 5 (lima)
Misi pembangunan, yakni:
1. Membangun pemerintah dan masyarakat yang mengedepankan nilai religius;
2. Membangun keamanan dan ketertiban wilayah dan masyarakat, mengamankan proses
dan hasil pembangunan serta penegakkan supremasi hukum;
3. Meningkatkan pendapatan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan melalui
peningkatan sarana prasarana berbasis tata ruang dan pengelolaan lingkungan hidup,
menciptakan lapangan kerja serta peningkatan ekonomi kreatif;
4. Mewujudkan reformasi birokrasi yang jujur, transparan, akuntabel dan bertanggung
jawab dalam mewujudkan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN;
5. Membangun SDM yang handal dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam
pembangunan.
Dalam rangka mendukung misi pembangunan Kabupaten Bima Tahun 2016-2021 tersebut
diatas, maka Dinas Kesehatan Kabupaten Bima mempunyai peran pada misi ke 5 (lima) yaitu
Membangun SDM yang handal dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan.
Dinas Kesehatan Kabupaten Bima dalam mendukung misi ke 5 (lima) tersebut memiliki tujuan
antara lain :
1. Meningkatkan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat melalui kemitraan dan
pemberdayaan.
2. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan berdasarkan nilai-nilai maja labo
dahu.
3. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang
paripurna,merata,bermutu dan berkeadilan.
4. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya kesehatan.
| BAB III 30
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI
5. Mendorong terwujudnya pembangunan berwawasan lingkungan sehat.

3.3 TELAAHAN RENSTRA K/L DAN RENSTRA PROVINSI NTB


3.3.1 RENSTRA KEMENTERIAN KESEHATAN
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah mengidentifikasi berbagai permasalahan dalam
pembangunan kesehatan di Indonesia yang tertuang dalam Rencana Strategis Kementerian
Kesehatan RI tahun 2015-2019. Beberapa permasalahan nasional yang juga relevan dengan
yang dihadapi oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Bima antaral lain :
Kesehatan Ibu dan Anak. Angka Kematian Ibu sudah mengalami penurunan, namun masih
jauh dari target MDGs tahun 2015, meskipun jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga
kesehatan mengalami peningkatan.
Kematian Bayi dan Balita. Dalam 5 tahun terakhir, Angka Kematian Neonatal (AKN) tetap
sama yakni 19/1000 kelahiran, sementara untuk Angka Kematian Pasca Neonatal (AKPN)
terjadi penurunan dari 15/1000 menjadi 13/1000 kelahiran hidup, angka kematian anak balita
juga turun dari 44/1000 menjadi 40/1000 kelahiran hidup.
Gizi Masyarakat. Perkembangan masalah gizi di Indonesia semakin kompleks saat ini, selain
masih menghadapi masalah kekurangan gizi, masalah kelebihan gizi juga menjadi persoalan
yang harus kita tangani dengan serius.
Penyakit Menular. Untuk penyakit menular, prioritas masih tertuju pada penyakit HIV/AIDS,
tuberculosis, malaria, demam berdarah, influenza dan flu burung. Disamping itu Indonesia juga
belum sepenuhnya berhasil mengendalikan penyakit neglected diseases seperti kusta, filariasis,
leptospirosis, dan lain-lain.
Akses dan Kualitas Pelayanan Kesehatan. Sejak tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 telah
terjadi peningkatan jumlah Puskesmas, walaupun dengan laju pertambahan setiap tahun yang
tidak besar (3-3,5%). Puskesmas yang pada tahun 2009 berjumlah 8.737 buah (3,74 per 100.000
penduduk), pada tahun 2013 telah menjadi 9.655 buah (3,89 per 100.000 penduduk).
Dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2015- 2019 tidak ada visi dan misi, namun
mengikuti visi dan misi Presiden Republik Indonesia yaitu “Terwujudnya Indonesia yang
Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-royong”. Dalam mendukung visi
Misi Presiden RI, Kementerian Kesehatan RI menetapkan dua tujuan pada tahun 2015-2019,
yaitu: 1) meningkatnya status kesehatan masyarakat dan; 2) meningkatnya daya tanggap
(responsiveness) dan perlindungan masyarakat terhadap risiko sosial dan finansial di bidang
kesehatan.
Tujuan indikator Kementerian Kesehatan bersifat dampak (impact atau outcome). dalam
peningkatan status kesehatan masyarakat, indikator yang akan dicapai adalah:
1) Menurunnya angka kematian ibu dari 359 per 100.00 kelahiran hidup (SP 2010), 346
menjadi 306 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI 2012).

| BAB III 31
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI
2) Menurunnya angka kematian bayi dari 32 menjadi 24 per 1.000 kelahiran hidup.
3) Menurunnya persentase BBLR dari 10,2% menjadi 8%.
4) Meningkatnya upaya peningkatan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat, serta
pembiayaan kegiatan promotif dan preventif.
5) Meningkatnya upaya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat.
Sedangkan dalam rangka meningkatkan daya tanggap (responsiveness) dan perlindungan
masyarakat terhadap risiko sosial dan finansial di bidang kesehatan, maka ukuran yang akan
dicapai adalah:
1. Menurunnya beban rumah tangga untuk membiayai pelayanan kesehatan setelah memiliki
jaminan kesehatan, dari 37% menjadi 10%
2. Meningkatnya indeks responsiveness terhadap pelayanan kesehatan dari 6,80 menjadi 8,00.

3.3.2 RENSTRA DINAS KESEHATAN PROVINSI NTB


Visi Dinas Kesehatan Provinsi NTB adalah “Mewujudkan Masyarakat NTB yang
mandiri untuk hidup Bersih dan Sehat tahun 2018”. Untuk mencapai Visi tersebut, Dinas
Kesehatan Provinsi NTB menetapkan beberapa Misi yaitu :
1. Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam berperilaku hidup bersih dan sehat,
pengendalian penyakit serta penyehatan lingkungan.
2. Meningkatkan keadaan gizi dan derajat kesehatan keluarga.
3. Meningkatkan keterjangkauan dan mutu pelayanan kesehatan.
4. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia kesehatan.
5. Meningkatkan kualitas dan ketertiban pengelolaan sumber daya kesehatan.

3.4 TELAAHAN RENCANA TATA RUANG DAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP


STRATEGIS
Dasar hukum rencana tata ruang wilayah Kabupaten Bima telah ditetapkan dengan
Peraturan Daerah Kabupaten Bima Nomor 9 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kabupaten Bima Tahun 2011- 2031, dan dalam perkembangannya saat ini telah terbit
Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Dengan terbitnya Undang-
undang dimaksud maka perlu penyesuaian perencanaan tata ruang dan Wilayah Kabupaten
Bima.
Telaahan rencana tata ruang wilayah ditujukan untuk mengidentifikasi implikasi rencana
struktur dan pola ruang terhadap kebutuhan pelayanan SKPD. Dibandingkan dengan struktur dan
pola ruang eksisting maka SKPD dapat mengidentifikasi arah (geografis) pengembangan
pelayanan, perkiraan kebutuhan pelayanan, dan prioritas wilayah pelayanan SKPD dalam lima
tahun mendatang. Dikaitkan dengan indikasi program pemanfaatan ruang jangka menengah
dalam RTRW, SKPD dapat menyusun rancangan program beserta targetnya yang sesuai dengan
RTRW tersebut.

| BAB III 32
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Kajian Lingkungan Hidup Strategis, yang selanjutnya disingkat KLHS adalah rangkaian
analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip
pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu
wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program.
Hasil identifikasi materi muatan Kebijakan, Rencana dan/atau Program yang berpotensi
menimbulkan pengaruh terhadap kondisi lingkungan hidup meliputi:
1. Kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup;
2. Perkiraan mengenai dampak dan risiko lingkungan hidup;
3. Kinerja layanan/jasa ekosistem;
4. Tingkat efisiensi pemanfaatan sumber daya alam;
5. Tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim; dan/atau
6. Tingkat ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati.

3.5 PENENTUAN ISU-ISU STRATEGIS


Isu strategis adalah permasalahan utama yang disepakati untuk dijadikan prioritas
penanganan selama kurun waktu 5 (lima) tahun mendatang. Isu strategis diidentifikasi dari
berbagai sumber seperti dinamika internasional dan nasional yang berpengaruh terhadap sektor
kesehatan, kebijakan pembangunan nasional dan daerah yang tertuang dalam RPJPN dan RPJPD
Kabupaten Bima, sosial politik yang berkembang di masyarakat Kabupaten Bima, serta
sasaran/target yang belum dapat dipenuhi pada RPJMD maupun Renstra Dinas Kesehatan pada
periode sebelumnya.
Adapun isu strategis yang patut diangkat dalam Rencana Strategis ini ditetapkan
berdasarkan kriteria-kriteria yaitu memiliki pengaruh yang besar/signifikan terhadap pencapaian
sasaran pembangunan daerah dan nasional; merupakan tugas dan tanggung jawab SKPD Dinas
Kesehatan; mempunyai dampak yang luas terhadap daerah dan masyarakat; memiliki daya
ungkit yang signifikan terhadap pembangunan kesehatan; dan kemudahannya untuk dikelola.
Memperhatikan perkembangan dan tantangan dewasa ini, maka isu strategis yang masih
dihadapi oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Bima adalah:
1. Tingginya jumlah kematian ibu dan bayi
Kondisi ini disebabkan oleh belum optimalnya pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak dalam hal
pertolongan persalinan oleh nakes, kunjungan ibu nifas yang masih rendah dari target SPM
yakni 95 %, dan neonatal dengan komplikasi yang ditangani masih 53,76 % dari 84 % yang
ditargetkan dalam SPM.
2. Tingginya prevalensi balita penderita gizi buruk dan gizi kurang
Kondisi ini dikarenakan masih rendahnya pemberian ASI-E, MP ASI dini, penyakit menular
ISPA dan Diare dan Pola asuh anak yang kurang memadai.

| BAB III 33
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI
3. Angka Kesakitan Penyakit Menular masih relatif tinggi
Angka Kesakitan Penyakit Menular yang masih relatif tinggi ini ditunjukkan dengan masih
tingginya kasus penderita penyakit kusta, TB Paru, Diare, dan Malaria
4. Akses dan Kualitas Pelayanan Kesehatan yang masih rendah
Kesulitan akses pada pelayanan kesehatan di Kabupaten Bima disebabkan oleh variasi
kondisi geografis kecamatan yang ada di Kabupaten Bima. lokasi puskesmas yang sulit
dijangkau oleh masyarakat menjadi penyebab rendahnya pemanfaatan pelayanan kesehatan.
Disamping faktor geografis, akses pada pelayanan kesehatan juga dipengaruhi oleh status
sosial ekonomi masyarakat di Kabupaten Bima yang relatif rendah. Keterbaasan ekonomi
menjadi faktor rendahnya pemanfaatan pelayanan kesehatan.
Selain masalah akses pelayanan seperti tersebut diatas, unit pelayanan kesehatan baik yang
ada di lapangan baik Puskesmas maupun Puskesmas pembantu masih mengalami
keterbatasan dalam hal mutu pelayanan. Keterbatasan ini disebabkan karena performance
infrastruktur, standar peralatan medis, prosedur pelayanan yang belum dipantau secara
optimal serta tingkat kompetensi tenaga yang masih terbatas. Selain masalah akses pelayanan
seperti tersebut diatas, unit pelayanan kesehatan baik yang ada di lapangan baik Puskesmas
maupun Puskesmas pembantu masih mengalami keterbatasan dalam hal mutu pelayanan.
Keterbatasan ini disebabkan karena performance infrastruktur, standar peralatan medis,
prosedur pelayanan yang belum dipantau secara optimal serta tingkat kompetensi tenaga
yang masih terbatas. Kurangnya tenaga medis baik dokter, dokter spesialis maupun tenaga
keperawatan (perawat dan bidan) masih menjadi masalah serius di Kabupaten Bima hal ini
juga berpengaruh terhadap keterbatasan akses maupun mutu pelayanan. Pada tahun 2014
jumlah tenaga medis dan paramedis di Kabupaten Bima masih kurang.
5. Akses terhadap Air minum sudah relatif bagus tetapi kualitasnya masih relatif rendah
6. Akses terhadap sanitasi yang layak relatif rendah (masih kurang dari target nasional)
7. PHBS masih relatif rendah (28,6 dengan target nasional 65%)
8. STBM masih relatif rendah (ada 5 pilar, tetapi baru pilar 1 yang diprioritaskan).

| BAB III 34
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI
BAB IV
VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Dalam rangka mendukung Visi dan Misi Kabupaten Bima tahun 2016-2021 sebagaimana
yang tertuang dalam Rencana Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2016-2021, maka Dinas
Kesehatan Kabupaten Bima perlu menetapkan Visi dan Misi Dinas Kesehatan yang ditetapkan
dalam dokumen Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan tahun 2016-2021. Dinas
Kesehatan Kabupaten Bima dalam merumuskan visi dan misi yang tertuang dalam dokumen
Renstra ini berpedoman pada Misi Kabupaten Bima yang ke-lima yakni Membangun Masyarakat
yang Maju, Mandiri dan Berdaya Saing. Tujuan dari Misi tersebut adalah Meningkatnya Kualitas
Hidup Masyarakat dimana sasaran yang ingin dicapai yaitu Terwujudnya Akses dan Kualitas
Kesehatan dimana indikator yang diukur adalah Angka Usia Harapan Hidup (UHH), Persentase
Menurunya Balita Gizi Buruk, Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB).

4.1 VISI MISI DINAS KESEHATAN


4.1.1 VISI
Mengacu pada Peraturan Daerah Kabupaten Bima Nomor 2 Tahun 2016 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bima Tahun 2016 – 2021 telah
ditetapkan Visi pembangunan Kabupaten Bima yaitu “Terwujudnya Kabupaten Bima Yang
Ramah “Religius, Aman, Makmur, Amanah Dan Handal”, maka dalam rangka mendukung
Visi dan Misi yang ke-lima serta dalam upaya untuk mewujudkan Tujuan dan Sasaran yang
tertuang dalam RPJMD Kabupaten Bima tahun 2016-2021 tersebut dan sesuai dengan tugas
pokok dan fungsi serta masukan masukan dari stakeholders, maka Dinas Kesehatan Kabupaten
Bima menetapkan Visi “Mewujudkan Kabupaten Bima Sehat yang Mandiri dan
Berkeadilan”
Kata “Kabupaten Bima”: mengandung pengertian seluruh warga masyarakat yang hidup dan
tinggal di wilayah Kabupaten Bima.
Kata ”sehat” : kondisi fisik, sosial, mental, emosional, spiritual dan kultural yang sehat dan dapat
beraktifitas sebagai manusia produktif
Kata “mandiri” adalah masyarakat semakin berupaya berperan serta secara aktif dalam
mencegah, melindungi dan memelihara dirinya, keluarga, masyarakat dan lingkungannya agar
terhindar dari resiko gangguan kesehatan
Kata “berkeadilan” : mengandung makna pelayanan kesehatan yang terjangkau oleh seluruh
lapisan masyarakat yang hidup dan tinggal di wilayah Kabupaten Bima.

| BAB IV 35
VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
4.1.2 MISI
Untuk mewujudkan Visi Dinas Kesehatan Kabupaten Bima, maka Misi Dinas Kesehatan
Kabupaten Bima dalam lima tahun ke depan adalah :
1. Meningkatkan kualitas dan aksesibilitas pelayanan kesehatan . Misi ini mengandung
makna bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten Bima menyediakan pelayanan kesehatan
yang berkualitas dan bermutu dan menjamin seluruh masyarakat dapat memperoleh atau
mengakses pelayanan kesehatan dengan mudah dan terjangkau.
2. Meningkatkan kemandirian dan pemberdayaan masyarakat terhadap upaya kesehatan
masyarakat

4.2 TUJUAN DAN SASARAN JANGKA MENENGAH DINAS KESEHATAN


Tujuan dan sasaran adalah tahap perumusan sasaran strategis yang menunjukkan tingkat prioritas
tertinggi dalaam rencana strategis SKPD Dinas Kesehatan yang merupakan bagian dari tujuan
dalam RPJMD Kabupaten Bima. Tujuan dan sasaran Dinas Kesehatan yang hendak dicapai
dalam kurun waktu 5 tahun kedepan dengan mengacu kepada pernyataan Visi dan Misi Dinas
Kesehatan Kabupaten Bima serta didasarkan pada isu-isu strategis yang tertuang dalam RPJMD
Kabupaten Bima sebagai berikut :

4.2.1 Tujuan
Dalam upaya mencapai visi dan misi Dinas Kesehatan, dirumuskan suatu bentuk yang lebih
terarah yaitu berupa tujuan dan sasaran yang strategis organsisasi. Tujuan dan sasaran adalah
perumusan sasaran yang selanjutnya akan menjadi dasar penyusunan kinerja selama lima tahun.
Tujuan yang akan di capai Dinas Kesehatan adalah sebagi berikut:

1. Peningkatan Pelayanan Kesehatan yang Berkualitas, Merata, dan Terjangkau.


2. Peningkatan Pemberdayaan dan Penggerakan Masyarakat terhadap Upaya Kesehatan
Masyarakat

4.2.1 Indikator Tujuan


Untuk mengukur pencapaian tujuan, maka ditetapkan indikator tujuan yaitu :

1. Persentase Angka Kualitas Kesehatan


2. Persentase Angka Aksessibilitas Kesehatan
3. Persentase Angka Pemberdayaan maysarakat terhadap upaya kesehatan masyarakat

4.2.2 Sasaran
Sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan dan menggambarkan hal hal yang ingin
dicapai diformulasikan secara terukur, spesifik, mudah dicapai melalui tindakan-tindakan yang
akan dilakukan secara operasional. Berdasarkan hal tersebut, maka Dinas Kesehatan menetapkan
sasaran adalah :
| BAB IV 36
VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
A. Meningkatnya Kualitas Kesehatan, dengan indikator sasaran sebagai berikut :
1. Angka Kematian Ibu (AKI)
2. Angka Kematian Bayi (AKB)
3. Prevalensi Balita Buruk
4. Persentase fasilitas kesehatan (dasar dan rujukan) yang terakreditasi
5. Persentase fasilitas kesehatan yang memiliki ketenagaan minimal
6. Persentase indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan yang
memenuhi target.
B. Meningkatnya aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, dengan indikator
sasaran sebagai berikut :
1. Cakupan pelayanan kesehatan masyarakat
2. Rasio fasilitas kesehatan terhadap jumlah penduduk
C. Meningkatnya pemberdayaan dan penggerakan masyarakat terhadap upaya kesehatan
masyarakat
1. Cakupan posyandu aktif
2. Cakupan desa siaga aktif

| BAB IV 37
VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
TARGET
KINERJA
FORMULA TARGET KINERJA SASARAN PER TAHUN AKHIR
INDIKATOR KINERJA
NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR SATUAN TAHUN
SASARAN
RENSTRA

2016 2017 2018 2019 2020 2021


1 3 4 5 6 7 8
1 Peningkatan 1.1 Meningkatnya Angka Kematian Ibu Jumlah kematian Per 90.54 80.48 70.42 60.36 50.3 40.24 40.24
Pelayanan kualitas (AKI) Ibu yang 100.000
Kesehatan yang kesehatan disebabkan karena kelahiran
Berkualitas, kehamilan, hidup (KH)
Merata, dan persalinan sampai
Terjangkau 42 hari setelah
melahirkan,
pada tahun
tertentu, di
daerah tertentu
------------ x 100.000
banyaknya bayi
yang lahir
hidup pada tahun
tertentu

Angka Kematian Bayi Jumlah kematian Per 1000 8.46 7.6 6.85 6.17 5.55 4.99 4.99
(AKB) Bayi, pada kelahiran
tahun tertentu, hidup (KH)
didaerah
tertentu
------------ x 1000
Banyaknya Bayi
yang lahir
hidup pada tahun

| BAB IV 38
VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
tertentu, di
daerah tertentu
Prevalensi Balita Gizi Jumlah balita gizi 7 6.8 6.6 6.4 6.2 6.0 5.8
Buruk buruk
-------------------- x
100 %
Jumlah balita
Persentase fasilitas Jumlah puskesmas % 20 40 70 100 100 100 100
kesehatan (dasar dan yang terakreditasi
rujukan) yang -------------------- x
100 %
terakreditasi
Jumlah puskesmas
di
tahun tertentu
Jumlah fasilitas % 0 0 0 100 100 100 100
kesehatan rujukan
yang terakreditasi
-------------------- x
100 %
Jumlah fasilitas
rujukan di tahun
tertentu
Persentase fasilitas Jumlah puskesmas % 30 50 75 100 100 100 100
kesehatan yang yang memiliki
memiliki ketenagaan ketenagaan
minimal
minimal
----------------- x 100
%
Jumlah puskesmas
di
tahun tertentu
Persentase indikator Jumlah indikator % 30 50 85 100 100 100 100
Standar Pelayanan SPM Bidang
Minimal (SPM) Bidang Kesehatan yang
memenuhi target l
Kesehatan yang
| BAB IV 39
VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
memenuhi target ----------------- x 100
%
Jumlah indikator
SPM Bidang
Kesehatan
1.2 Meningkatnya Cakupan pelayanan Jumlah kunjungan % 60 65 70 75 80 85 85
aksesibilitas kesehatan masyarakat fasilitas kesehatan
masyarakat -------------------- x
terhadap 100%
pelayanan Jumlah penduduk
kesehatan di tahun tertentu
Rasio fasilitas Jumlah puskesmas Per 1.3 1.3 1.3 1.3 1.4 1.4 1.4
kesehatan terhadap ----------------- 30.000
jumlah penduduk Jumlah penduudk penduduk
pada
tahun tertentu
2 Peningkatan Meningkatnya Cakupan posyandu Jumlah Posyandu % 60 70 85 90 100 100 100
Pemberdayaan pemberdayaan dan aktif Aktif
dan penggerakan ----------------- x 100
Penggerakan masyarakat %
Masyarakat terhadap upaya Jumlah Posyandu
terhadap Upaya kesehatan pada tahun
Kesehatan masyarakat tertentu
Masyarakat
Cakupan desa siaga Jumlah Desa Siaga % 97 99 100 100 100 100 100
aktif Aktif
----------------- x 100
%
Jumlah Desa Siaga
pada tahun
tertentu

| BAB IV 40
VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
4.3 STRATEGI DAN KEBIJAKAN
Strategi dan arah kebijakan Dinas Kesehatan Kabupaten Bima tahun 2016-2021 adalah sebagai
berikut :
Tabel. 4.2 Strategi dan Kebijakan Dinas Kesehatan Kabupaten Bima tahun 2016-2021
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
Misi 1: Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, mudah diakses dan merata
Peningkatan Meningkatnya Kualitas Peningkatan kinerja Meningkatkan
Pelayanan Kesehatan Kesehatan fasilitas kesehatan dasar koordinasi dan evaluasi
yang Berkualitas, dan rujukan, Penyediaan penyediaan sarana dan
Merata, dan sarana dan prasarana mutu pelayanan
Terjangkau. kesehatan serta alat kesehatan, Distribus
kesehatan yang berkualitas tenaga kesehatan
yang terstandarisasi dan berdasarkan kebutuhan,
terjangkau oleh masyarakat, Penguatan kapasitas
Standarisasi tenaga tenaga kesehatan,
kesehatan, Penyediaan
SDM kesehatan yang
merata di seluruh faskes,
Meningkatnya aksesibilitas Penyediaan puskesmas dan Revitasisai dan
masyarakat terhadap jaringannya di seluruh pemerataan fasilitas
pelayanan kesehatan wilayah kecamatan, kesehatan berdasarkan
Penguatan pelayanan tingkat kebutuhan
kesehatan dan mobilisasi pelayanan, Penguatan
pelayanan pada daerah kapasitas mobilisasi
terpencil dan sangat layanan kesehatan pada
terpencil, Pemberian daerah terpencil dan
jaminan pelayanan sangat terpencil,
kesehatan pada kelompok Penyediaan jaminan
masyarakat miskin pelayanan kesehatan
bagi masyarakat miskin.

Misi 2 : Meningkatkan kemandirian dan pemberdayaan masyarakat terhadap upaya kesehatan


masyarakat
Peningkatan Sosialisasi, advokasi, Penguatan kemitraan
Pemberdayaan dan edukasi, kampanye dan ,pemberdayaan dan
Penggerakan pembinaan kelompok penggerakan masyarakat
Masyarakat terhadap masyarakat dalam upaya pada upaya kesehatan
Upaya Kesehatan kemandiarian masyarakat yang berbasis
Masyarakat pada upaya kesehatan masyarakat,

| BAB IV 41
VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
berbasis masyarakat, Peningkatan koordinasi
Penyediaan anggaran terkait dengan
jaminan kesehatan pada pendataan kelompok
masyarakat miskin masyarakat miskin
penerima jaminan
kesehatan.

| BAB IV 42
VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
BAB V
RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

| BAB V 43
RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF
BAB VI
INDIKATOR KINERJA DINAS KESEHATAN YANG MENGACU PADA TUJUAN
DAN SASARAN RPJMD

Sebagaimana yang tertuang dalam RPJDM Kabupaten Bima 2016-2021 bahwa misi
pembangunan Kabupaten Bima yang terkait dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Bima adalah
Misi ke-5 yaitu Membangun Masyarakat Maju, Mandiri, dan Berdaya Saing yang memiliki
tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan sasaran terwujudnya akses dan
kualitas kesehatan. Tujuan dari misi yang tertuang dalam RPJMD tersebut yang terkait dengan
tugas dan fungsi Dinas Kesehatan Kabupaten Bima adalah Meningkatkan aksesibilitas
masyarakat pada fasilitas kesehatan yang berkualitas, terjangkau dan merata. Indikator Kinerja
sesuai dengan tugas dan fungsi Dinas Kesehatan yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD
Kabupaten Bima sebagai berikut.
Tabel 7.1 Kinerja SKPD yang mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD Kabupaten Bima

KONDISI
INDIKATOR
KINERJA
KINERJA
KONDI TARGET CAPAIAN PADA TAHUN PADA
SESUAI TUGAS SATU
SI AKHIR
DAN FUNGSI AN
AWAL PERIODE
SKPD
RPJMD
(2021)
2016 2017 2018 2019 2020 2021
1 2 3 4 5
Angka Kematian /100.0 90,54 80,48 70,42 60,36 50,30 40,24 40,24
Ibu 00

Angka Kematian /1000 8,46 7,6 6,85 6,17 5,55 4,99 4,99
Bayi

Prevalensi Balita 7.0 6.8 6.6 6.4 6.2 6.0 5.8


Gizi Buruk

Persentase Fasilitas
Kesehatan (dasar
dan rujukan) yang
Terakreditasi :

1. Persentase % 0 20 40 70 100 100 100 100


puskesmas
yang
terakreditasi
2. Persentase % 0 0 0 0 100 100 100 100
rumah sakit
terakreditasi
Persentase fasilitas % 30 50 75 100 100 100 100
kesehatan yang
memiliki
ketenagaan minimal

| BAB VI 50
INDIKATOR KINERJA DINAS KESEHATAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
Persentase indikator % 30 50 85 100 100 100 100
Standar Pelayanan
Minimal (SPM)
Bidang Kesehatan
yang memenuhi
target
Cakupan Pelayanan 60 65 70 75 80 85 85
Kesehatan

Rasio Fasilitas /30.00 1.3 1.3 1.3 1.3 1.4 1.4 1.4
Kesehatan terhadap 0 pdkk
jumlah penduduk
Cakupan Posyandu % 60 70 85 90 100 100 100
Aktif

Cakupan Desa % 97 99 100 100 100 100 100


Siaga Aktif

| BAB VI 51
INDIKATOR KINERJA DINAS KESEHATAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
BAB VII
PENUTUP

Renstra Dinas Kesehatan ini merupakan dokumen perencanaan untuk lima tahun kedepan
untuk menjadi acuan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian upaya Dinas Kesehatan
Kabupaten Bima dalam lima tahun kedepan. Evaluasi kinerja akan dilakukan pada pertengahan
periode tahun perencanaan yaitu 2018 dan akhir periode lima tahun perencanaan yaitu tahun
2020.
Dokumen Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Bima ini akan dilakukan perubahan
apabila dikemudian hari dibutuhkan suatu perbaikan sebagai bentuk penyempurnaan dokumen
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Penyusunan dokumen Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Bima ini melibatkan banyak
pihak terkait, untuk itu diucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Kepala Dinas Kesehatan


Kabupaten Bima

dr. Ganis Kristanto P.


Pembina Utama Muda (IV/c)
NIP. 19631015 199003 1 017

| BAB VII 52
PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai