Anda di halaman 1dari 68

RENCANA STRATEGIS

DINAS KESEHATAN KABUPATEN NAGEKEO


TAHUN 2018-2023

PEMERINTAH KABUPATEN NAGEKEO


TAHUN 2019
Renstra Dinas Kesehatan Kab. Nagekeo 2018-2023

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala
penyertaan dan karuniaNya, sehingga Dokumen Rencana Strategis (Renstra)
Dinas Kesehatan Kabupaten Nagekeo Tahun 2018-2023 dapat disusun dan
dipublikasikan. Dokumen Renstra ini memuat upaya-upaya pembangunan
bidang kesehatan yang meliputi program, kegiatan, pendanaan dan target
indikator kinerja Dinas Kesehatan yang menjadi acuan bagi Dinas Kesehatan
dalam melaksanakan urusan kesehatan di wilayah Kabupaten Nagekeo.
Dokumen Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Nagekeo Tahun 2018-
2023 disusun berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86
Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi
Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah dan Peraturan
Daerah Kabupaten Nagekeo Nomor 1 Tahun 2019 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Nagekeo Tahun 2018-
2023, sebagai penjabaran dari visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati Nagekeo
yaitu “MEWUJUDKAN NAGEKEO YANG SEJAHTERA, NYAMAN, DAN
BERMARTABAT MELALUI PEMBANGUNAN PEMBANGUNAN SEKTOR
PERTANIAN DAN PARIWISATA”
Pada kesempatan ini, kami sampaikan limpah terimakasih dan
penghargaan setinggi-tinggiya kepada semua pihak yang telah berkontribusi
terhadap seluruh proses penyusunan Dokumen Rencana Strategis (Renstra)
DInas Kesehatan Kabupaten Nagekeo Tahun 2018-2023.
Mbay, 5 September 2019
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Nagekeo

drg. ELLYA DEWI, MPH


Pembina Tk. I – IV/b
NIP.19671029 199303 2 009

i
Renstra Dinas Kesehatan Kab. Nagekeo 2018-2023

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. I


DAFTAR ISI ........................................................................................................ II
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. III
DAFTAR TABEL ................................................................................................. IV
BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
1.1 LATAR BELAKANG ................................................................................................................ 1
1.2 LANDASAN HUKUM .............................................................................................................. 3
1.3 MAKSUD DAN TUJUAN ......................................................................................................... 4
1.4 SISTEMATIKA PENULISAN .................................................................................................... 4

BAB II. GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN ......................................... 6


2.1 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI ................................................................... 6
2.2 SUMBER DAYA ....................................................................................................................14
2.3 KINERJA PELAYANAN ..........................................................................................................16
2.4 TANTANGAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN PELAYANAN...............................................28

BAB III. PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS .......................................... 30


3.1 IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI PELAYANAN ..........30
3.2 TELAAHAN VISI, MISI DAN PROGRAM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH .30
3.3 TELAAHAN RENSTRA KEMENTERIAN KESEHATAN, DAN RENSTRA DINAS KESEHATAN PROVINSI NTT............33
3.4 TELAAHAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS........43
3.5 PENENTUAN ISU-ISU STRATEGIS .......................................................................................44

BAB IV. TUJUAN DAN SASARAN ........................................................................ 45


4.1 TUJUAN ................................................................................................................................45
4.2 SASARAN ..............................................................................................................................45

BAB V. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN ........................................................ 47


5.1 STRATEGI.............................................................................................................................47
5.2 ARAH KEBIJAKAN ................................................................................................................48

BAB VI. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN .................. 50


BAB VII. KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG KESEHATAN ......................... 51
BAB VIII. PENUTUP ........................................................................................... 53
LAMPIRAN 1. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN PADA
DINAS KESEHATAN KABUPATEN NAGEKEO TAHUN 2018-2023........................ 54

ii
Renstra Dinas Kesehatan Kab. Nagekeo 2018-2023

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 1. HUBUNGAN ANTARA RENSTRA DENGAN DOKUMEN PERENCANAAN LAINNYA ........... 2


GAMBAR 2. BAGAN STRUKTUR ORGANISASI DINAS KESEHATAN KABUPATEN NAGEKEO ......... 13

iii
Renstra Dinas Kesehatan Kab. Nagekeo 2018-2023

DAFTAR TABEL

TABEL 1. SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KABUPATEN NAGEKEO TAHUN 2018 ............ 14
TABEL 2. JUMLAH TENAGA MEDIS KABUPATEN NAGEKEO TAHUN 2018 .............................. 15
TABEL 3. DATA SARANA DAN PRASARANA KESEHATAN KABUPATEN NAGEKEO TAHUN 2018 ... 16
TABEL 4. PENCAPAIAN KINERJA PELAYANAN KESEHATAN KABUPATEN NAGEKEO TAHUN 2014-
2017 .................................................................................................................. 26
TABEL 5. ANGGARAN DAN REALISASI PENDANAAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN
NAGEKEO TAHUN 2014-2017 ................................................................................ 27
TABEL 6. PERMASALAHAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN NAGEKEO BERDASARKAN
VISI DAN MISI BUPATI DAN WAKIL BUPATI NAGEKEO BESERTA FAKTOR PENGHAMBAT DAN
PENDORONG KEBERHASILAN PENANGANANNYA ......................................................... 33
TABEL 7. PERMASALAHAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN NAGEKEO BERDASARKAN
SASARAN RENSTRA KEMENTRIAN KESEHATAN BESERTA FAKTOR PENGHAMBAT DAN
PENDORONG KEBERHASILAN PENANGANANNYA ......................................................... 36
TABEL 8. PERMASALAHAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN NAGEKEO BERDASARKAN
SASARAN RENSTRA DINAS KESEHATAN PROVINSI NTT BESERTA FAKTOR PENGHAMBAT DAN
PENDORONG KEBERHASILAN PENANGANANNYA ......................................................... 41
TABEL 9. TUJUAN DAN SASARAN JANGKA MENENGAH DINAS KESEHATAN TAHUN 2018-2023 .............. 46
TABEL 10. ANALISIS SWOT........................................................................................... 47
TABEL 11. TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN ........................................ 49
TABEL 12. INDIKATOR DAN TARGET KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2018-2023 ........... 52

iv
Renstra Dinas Kesehatan Kab. Nagekeo 2018-2023

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Kabupaten Nagekeo


Tahun 2018-2023 adalah Dokumen Perencanaan Pembangunan Jangka
Menengah Satuan Kerja Perangkat Daerah yang memuat tujuan,
sasaran, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan, yang
disusun sesuai dengan tugas dan fungsi Dinas Kesehatan yang
berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kabupaten Nagekeo Tahun 2018 – 2023.
Dokumen Renstra ini berfungsi sebagai pedoman perencanaan
dalam penyelenggaraan pembangunan daerah Bidang Kesehatan Tahun
2018-2023 yang harus ditaati, karena merupakan solusi yang menjadi
kesepakatan dan komitmen semua pihak terkait dalam mengatasi
permasalahan dan memanfaatkan peluang di waktu ke depan. Dokumen
Renstra ini disusun dengan berorientasi pada hasil yang ingin dicapai
sampai pada Tahun 2023; penyusunannya melalui suatu proses
sistematis yang berkelanjutan dengan memanfaatkan pengetahuan
antisipatif dan pengorganisasian usaha-usaha pelaksanaannya,
mengukur keluaran dan hasilnya dengan memperhitungkan potensi,
peluang dan kendala yang ada atau yang mungkin timbul. Proses
tersebut telah menghasilkan Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten
Nagekeo yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan
serta program dan kegiatan yang akan dilaksanakan sampai pada
Tahun 2023.
Program Pembangunan Kesehatan diselenggarakan berdasarkan
pada perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan
merata, serta mengutamakan manfaat dengan perhatian khusus pada
penduduk rentan, antara lain ibu, bayi dan anak, lanjut usia (lansia)
dan keluarga miskin. Pembangunan Kesehatan dilaksanakan melalui
peningkatan 1) akses dan mutu upaya kesehatan masyarakat yang
berkelanjutan, 2) efektifitas dan efisiensi manajemen informasi dan
regulasi kesehatan, 3) peran serta masyarakat dalam pembangunan

1
Renstra Dinas Kesehatan Kab. Nagekeo 2018-2023 2

kesehatan, 4) pemenuhan sumber daya kesehatan, 5) efektifitas dan


efisiensi pembiayaan kesehatan.
Dokumen RENSTRA ini sangat penting karena setiap Perangkat
Daerah berkewajiban untuk mempertanggungjawabkan kinerjanya
selama lima tahun dan merupakan:
1) Acuan penyusunan Renja;
2) Dasar penilaian kinerja Pimpinan Instansi;
3) Acuan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP) Dinas Kesehatan.

Gambar 1. Hubungan antara Renstra dengan Dokumen Perencanaan lainnya

Renstra KL Pedoman Renja - KL Pedoman Rincian


RKA-KL
APBN

Pemerintah
Pedoman Diacu

Pusat
Dijabarkan
RPJP Pedoman RPJM Pedoman
RKP RAPBN APBN
Nasional Nasional

Diacu Diperhatikan Diserasikan melalui Musrenbang

RPJP Pedoman RPJM Dijabarkan RKP Pedoman


RAPBD APBD
Daerah Daerah Daerah

Pemerintah
Daerah
Pedoman Diacu
Renstra Pedoman Renja - Pedoman RKA Rincian
SKPD SKPD SKPD APBD

UU SPPN UU KN
Renstra Dinas Kesehatan Kab. Nagekeo 2018-2023 3

1.2 Landasan Hukum

Landasan Hukum dalam penyusunan Renstra Dinas Kesehatan


Kabupaten Nagekeo 2018-2023 meliputi :
1) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4421);
2) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2007 tentang Pembentukan
Kabupaten Nagekeo Di Provinsi Nusa Tengara Timur, (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 4, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4678);
3) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
4) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587),
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang –
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas
Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
5) Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019;
6) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang
Tata Cara Perencanaan, Pengendalian Dan Evaluasi Rancangan
Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah serta
Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Dan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 1312);
Renstra Dinas Kesehatan Kab. Nagekeo 2018-2023 4

7) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no. 4 Tahun 2019


Tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan;
8) Peraturan Daerah Kabupaten Nagekeo Nomor 3 Tahun 2009
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)
Kabupaten Nagekeo Tahun 2009-2025 (Lembaran Daerah
Kabupaten Nagekeo Nomor 3 Tahun 2009);
9) Peraturan Daerah Kabupaten Nagekeo Nomor 1 Tahun 2019
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Nagekeo Tahun 2018-2023 (Lembaran Daerah
Kabupaten Nagekeo Tahun 2019 Nomor 1);

1.3 Maksud dan Tujuan


Penyusunan Renstra dimaksudkan untuk menggambarkan kondisi
yang ingin dicapai oleh Dinas Kesehatan selama 5 (lima) tahun kedepan
dalam rangka mendorong pencapaian visi dan misi Pemerintah Daerah
Kabupaten Nagekeo yang tertuang dalam RPJMD Kabupaten Nagekeo
Tahun 2018-2023.
Tujuan penyusunan Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Nagekeo
tahun 2018-2023 adalah :
1) Merumuskan dan menetapkan tujuan, strategi, kebijakan, program
dan kegiatan pembangunan untuk jangka waktu lima tahun ke depan
sesuai tugas dan fungsi PD dalam rangka membangun daerah dan
sinkronisasi serta sinergitas perencanaan;
2) Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan;
3) Memantapkan perencanaan kegiatan pembangunan daerah agar
kegiatan pembangunan tersebut dapat terlaksana secara efektif dan
efesiensi serta memudahkan pelaksanaan evaluasi program yang
sangat urgen dalam rangka pengendalian program pembangunan.

1.4 Sistematika Penulisan


Sistimatika penulisan Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten
Nagekeo Tahun 2018–2023 adalah sebagai berikut :
Renstra Dinas Kesehatan Kab. Nagekeo 2018-2023 5

BAB I. PENDAHULUAN
Bagian ini memuat latar belakang, landasan hukum, maksud
dan tujuan serta sistematika penulisan Renstra Dinas
Kesehatan Kabupaten Nagekeo Tahun 2018-2023.
BAB II. GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN
Bagian ini menguraikan tugas, fungsi dan struktur organisasi
Dinas Kesehatan, sumber daya, kinerja pelayanan serta
tantangan dan peluang pengembangan pelayanan Kesehatan
Kabupaten Nagekeo
BAB III. PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS
Bagian ini menguraikan identifikasi permasalahan berdasarkan
tugas dan fungsi pelayanan SKPD, telaahan visi, misi dan
program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih,
telaahan Renstra Kementerian Kesehatan dan Renstra Dinas
Kesehatan Provinsi NTT, telaahan rencana tata ruang wilayah
dan kajian lingkungan hidup strategis serta penentuan isu-isu
strategis.
BAB IV. TUJUAN DAN SASARAN
Bagian ini menyajikan visi dan misi, tujuan dan sasaran jangka
menengah Dinas Kesehatan Kabupaten Nagekeo.
BAB V. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
Bagian ini menguraikan tentang Strategi dan Arah Kebijakan
Dinas Kesehatan Kabupaten Nagekeo.
BAB VI. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN
Bagian ini menguraikan rencana program dan kegiatan dan
kerangka pendanaan pembangunankKesehatan
BAB VII KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG KESEHATAN
Bagian ini menguraikan kinerja dan Indikator Kinerja Utama
yang akan dicapai dalam lima tahun mendatang sebagai
komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran
RPJM.
BAB VII. PENUTUP
Renstra Dinas Kesehatan Kab. Nagekeo 2018-2023

BAB II. GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN

2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi


Sesuai Peraturan Bupati Nagekeo Nomor 37 Tahun 2018 tentang
Perubahan Atas Peraturan Bupati Nagekeo Nomor 47 Tahun 2016
tentang kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja
Dinas Kesehatan Kabupaten Nagekeo, secara umum tugas pokok Dinas
Kesehatan Kabupaten Nagekeo adalah Melaksanakan sebagian urusan
rumah tangga daerah dalam bidang kesehatan, dengan
menyelenggarakan fungsinya sebagai berikut :
1) Pelayanan Kesehatan Primer dan Rujukan
2) Penyelenggara Sumber Daya Manusia Kesehatan
3) Penyelengaraa Kefarmasian, Alat Kesehatan dan Makanan
Minuman
4) Penyelenggara Kesehatan Keluarga
5) Penyelenggara Gizi
6) Penyelenggara Promosi Kesehatan dan Kesehatan Lingkungan
7) Penyelenggara Surveilans dan Imunisasi
8) Penyelenggara Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
9) Penyelenggara Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak
Menular
10) Penyelenggara Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan
11) Penyelenggara Keuangan, Umum dan Kepegawaian
12) Pengelolaan Unit Pelaksana Teknis
13) Pelaksanaan Tugas-Tugas Lain yang Diberikan oleh Bupati
sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsi.

Sesuai Peraturan Bupati Nagekeo Nomor 37 Tahun 2018 tentang


perubahan atas Peraturan Bupati Nagekeo nomor 47 Tahun 2016,
Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi , Tugas , Fungsi dan Tata
Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Nagekeo, maka struktur organisasi
dan Pola Kepemimpinan Dinas Kesehatan Kabupaten Nagekeo dapat
diuraikan sebagai berikut:

6
Renstra Dinas Kesehatan Kab. Nagekeo 2018-2023 7

1. Kepala Dinas;
Ringkasan tugasnya adalah Memimpin dan
mengkoordinasikan pelaksanaan fungsi penyelenggaraan
pemerintahan bidang Kesehatan, dengan rincian tugasnya :
a. Perumusan kebijakan di bidang pelayanan kesehatan dan
sumber daya kesehatan, kesehatan masyarakat, pencegahan
dan pengendalian penyakit.
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang pelayanan kesehatan dan
sumber daya kesehatan, kesehatan masyarakat, pencegahan
dan pengendalian penyakit.
c. Penyelenggaraan pengelolaan Upaya Kesehatan Perorangan
Daerah Kabupaten Dan Rujukan Tingkat Daerah Kabupaten.
d. Penyelenggaraan pengelolaan Upaya Kesehatan Masyarakat
Daerah Kabupaten dan rujukan tingkat Daerah Kabupaten.
e. Penyelanggaraan penertiban izin rumah sakit kelas C dan D dan
fasilitas pelayanan kesehatan tingkat Daerah Kabupaten.
f. Penyelenggaraan penertiban izin praktik dan izin kerja tenaga
kesehatan.
g. Penyelenggaraan perencanaan dan pengembangan Sumber Daya
Manusia kesehatan untuk Upaya Kesehatan Masyarakat dan
Upaya kesehatan Perorangan Daerah Kabupaten.
h. Penyelenggaraan penertiban izin apotek , toko obat, toko alat
kesehatan dan optikal
i. Penyelenggaraan penertiban izin Usaha Mikro Obat Tradisional
j. Penyelenggaraan penertiban sertifikat produksi alat kesehatan
kelas 1 (satu) tertentu dan Perbekalan Kesehatan Rumah
Tangga kelas 1 (satu) tertentu perusahaan rumah tangga
k. Penyelanggaraan penertiban izin produksi makanan dan
minuman pada industri rumah tangga
l. Penyelenggaraan pengawasan post-market produk makanan
minuman industri rumah tangga
m. Penyelenggaraan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan
melalui tokoh kabupaten, kelompok masyarakat, organisasi
swadaya masyarakat dan dunia usaha tingkat kabupaten
Renstra Dinas Kesehatan Kab. Nagekeo 2018-2023 8

n. Penyelenggaraan urusan umum, kepegawaian, keuangan,


perencanaan, dan pelaporan
o. Pelaksanaan administrasi Dinas Kesehatan
p. Pelaksanaan penilaian kinerja bawahan
q. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di secretariat, bidang
pelayanan kesehatan dan sumber daya kesehatan, kesehatan
masyarakat, pencegahan dan pengendalian penyakit, dan
r. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
2. Sekretaris;
Sekretaris mempunyai tugas melaksanakan koordinasi penyusunan
program, pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan
administrasi kepada seluruh unsur organisasi dan pengelolaan
barang milik daerah yang menjadi tanggung jawab Dinas. Untuk
melaksanakan tugasnya maka sekretariat menyelenggarakan fungsi
sebagai berikut :
a. Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi
ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kehumasan,
keprotokolan, kerja sama, kearsipan dan dokumentasi
b. Penataan dan pembinaan kelembagaan teknis dinas dan
ketatalaksaan dinas
c. Pengelolaan urusan rumah tangga, perlengkapan dan inventaris
dinas
d. Pengkoordinasian bidang-bidang di lingkup dinas
e. Pelaksanaan penilaian kinerja bawahan
f. Pengkoordinasian penyusunan laporan hasil pelaksanaan
programdan kegiatan dinas, dan
g. Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan/pimpinan
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
3. Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan
Mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan dan
penyusunan rencana, program, anggaran, pemantauan, evaluasi
dan pelaporan pelaksanaan kegiatan di lingkup Dinas Kesehatan.
Renstra Dinas Kesehatan Kab. Nagekeo 2018-2023 9

Untuk melaksanakan tugasnya bagian perencanaan, evaluasi dan


pelaporan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
a. Penyiapan bahan dan penyusunan rencana, program, anggaran
dan kegiatan dinas;
b. Monitoring dan evaluasi terhadap kinerja pelaksanaan program
dan kegiatan bidang-bidang di lingkup dinas;
c. Penyusunan laporan hasil pelaksanaan program dan kegiatan
dinas;
d. Pelaksanaan penilaian kinerja bawahan;
e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pada sub bagian
perencanaan, evaluasi dan pelaporan; dan
f. Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan/pimpinan
sesuai dengan peraturan yang berlaku.

4. Bidang Pelayanan Kesehatan dan Sumber Daya Kesehatan


Mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan teknis, pembinaan, pengawasan, pengendalian, pelaporan
dan pelayanan administratif di bidang pelayanan kesehatan primer
dan rujukan, sumber daya manusia kesehatan dan kefarmasian,
alat kesehatan dan makanan minuman. Untuk melaksanakan
tugas Bidang Pelayanan Kesehatan dan Sumber Daya Kesehatan
menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan kebijakan teknis di bidang pelayanan kesehatan
dan sumber daya kesehatan;
b. Pelaksanaan kebijakan teknis di bidang pelayanan kesehatan
primer dan rujukan, sumber daya manusia kesehatan dan
kefarmasian, alat kesehatan dan makanan minuman;
c. Pelaksanaan pembinaan di bidang pelayanan kesehatan primer
dan rujukan, sumber daya manusia kesehatan dan
kefarmasian, alat kesehatan dan makanan minuman;
d. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian di bidang pelayanan
kesehatan primer dan rujukan, sumber daya manusia
kesehatan dan kefarmasian, alat kesehatan dan makanan
minuman;
Renstra Dinas Kesehatan Kab. Nagekeo 2018-2023 10

e. Pelaksanaan penerbitan izin rumah sakit kelas C dan D dan


fasilitas pelayanan kesehatan tingkat Daerah kabupaten;
f. Pelaksanaan penerbitan izin praktek dan izin kerja tenaga
kesehatan;
g. Pelaksanaan perencanaan dan pengembangan Sumber Daya
Manusia kesehatan untuk Upaya Kesehatan Masyarakat dan
Upaya Kesehatan Perorangan Daerah Kabupaten;
h. Pelaksanaan penerbitan/pencabutan izin apotek, toko obat,
toko alat kesehatan dan optikal;
i. Pelaksanaan penerbitan/pencabutan izin Usaha Mikro Obat
Tradisional;
j. Pelaksanaan penerbitan/pencabutan sertifikat produksi alat
kesehatan kelas 1 (satu) tertentu dan Perbekalan Kesehatan
Rumah Tangga kelas 1 (satu) tertentu perusahaan rumah
tangga;
k. Pelaksanaan penerbitan/pencabutan izin produksi makanan
dan minuman pada industri rumah tangga;
l. Pengawasan post-market produk makanan minuman industri
rumah tangga;
m. Pemberian bimbingan teknis dan fasilitasi di bidang pelayanan
kesehatan primer dan rujukan, sumber daya manusia
kesehatan dan kefarmasian, alat kesehatan dan makanan
minuman;
n. Pelaksanaan penilaian kinerja bawahan;
o. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi di bidang pelayanan
kesehatan primer dan rujukan, sumber daya manusia
kesehatan dan kefarmasian, alat kesehatan dan makanan
minuman; dan
p. Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh
atasan/pimpinan sesuai dengan peraturan yang berlaku
Renstra Dinas Kesehatan Kab. Nagekeo 2018-2023 11

8. Bidang Kesehatan Masyarakat


Mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan teknis, pembinaan, pengawasan, pengendalian, pelaporan
dan pelayanan administratif di bidang kesehatan keluarga, gizi dan
promosi kesehatan dan kesehatan lingkungan. Untuk
melaksanakan tugas, Bidang Kesehatan Masyarakat mempunyai
fungsi :
a. Penyusunan kebijakan teknis di bidang kesehatan
masyarakat; pelaksanaan kebijakan teknis di bidang
kesehatan keluarga, gizi dan promosi kesehatan dan
kesehatan lingkungan
b. Pelaksanaan pembinaan di bidang kesehatan keluarga, gizi
dan promosi kesehatan dan kesehatan lingkungan;
c. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian di bidang
kesehatan keluarga, gizi dan promosi kesehatan dan
kesehatan lingkungan;
d. Pelaksanaan pemberdayaan masyarakat, kesehatan kerja dan
olah raga
e. Pelaksanaan penilaian kinerja bawahan;
f. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi di bidang kesehatan
keluarga, gizi dan promosi kesehatan dan kesehatan
lingkungan;
g. Pemberian bimbingan teknis dan fasilitasi di bidang
kesehatan keluarga, gizi dan promosi kesehatan dan
kesehatan lingkungan; dan
h. Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan/
pimpinan sesuai dengan peraturan yang berlaku

9. Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit


Mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan teknis, pembinaan, pengawasan, pengendalian, pelaporan
dan pelayanan administratif di bidang surveilans dan imunisasi,
pencegahan dan pengendalian penyakit menular dan pencegahan
dan pengendalian penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa.
Renstra Dinas Kesehatan Kab. Nagekeo 2018-2023 12

Untuk melaksanakan tugas, Bidang Pencegahan dan Pengendalian


Penyakit mempunyai fungsi :
a. Penyusunan kebijakan teknis di bidang pencegahan dan
pengendalian penyakit;
b. Pelaksanaan kebijakan teknis di bidang surveilans dan
imunisasi, pencegahan dan pengendalian penyakit menular
dan pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular dan
kesehatan jiwa;
c. Pelaksanaan pembinaan di bidang surveilans dan imunisasi,
pencegahan dan pengendalian penyakit menular dan
pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular dan
kesehatan jiwa;
d. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian di bidang
surveilans dan imunisasi, pencegahan dan pengendalian
penyakit menular dan pencegahan dan pengendalian penyakit
tidak menular dan kesehatan jiwa;
e. Pemberian bimbingan teknis dan fasilitasi di bidang surveilans
dan imunisasi, pencegahan dan pengendalian penyakit
menular dan pencegahan dan pengendalian penyakit tidak
menular dan kesehatan jiwa;
f. Pelaksanaan koordinasi dalam pelaksanaan tugasnya;
g. Pelaksanaan penilaian kinerja bawahan;
h. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi di bidang surveilans
dan imunisasi, pencegahan dan pengendalian penyakit
menular dan pencegahan dan pengendalian penyakit tidak
menular dan kesehatan jiwa; dan
i. Pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh
atasan/pimpinan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Sedangkan kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas


melaksanakan sebagian tugas dinas sesuai keahlian dan kebutuhan.
Unuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi tersebut, Dinas Kesehatan
berpedoman pada struktur organisasi speti terdapat daam gambar ini.
Renstra Dinas Kesehatan Kab. Nagekeo 2018-2023 13

Gambar 2. Bagan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Nagekeo

KEPALA DINAS

SEKRETARIAT

KEL. JAB
FUNGSIONAL
TERTENTU SUBAG PERENCANAAN, EVALUASI SUBAG
DAN PELAPORAN KEUANGAN, UMUM DAN
KEPEGAWAIAN

BIDANG BIDANG
BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT PENCEGAHAN DAN
PELAYANAN KESEHATAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
SUMBER DAYA KESEHATAN

SEKSI
SEKSI SEKSI SURVEILANS DAN IMUNISASI
PELAYANAN KESEHATAN PRIMER DAN KESEHATAN KELUARGA
RUJUKAN

SEKSI
SUMBER DAYA MANUSIA
KESEHATAN SEKSI SEKSI
GIZI PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN PENYAKIT
MENULAR

SEKSI
KEFARMASIAN ALAT KESEHATAN SEKSI SEKSI
DAN MAKANAN MINUMAN PROMOSI KESEHATAN DAN PENCEGAHAN DAN
KESEHATAN LINGKUNGAN PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK
MENULAR DAN KESEHATAN JIWA
Renstra Dinas Kesehatan Kab. Nagekeo 2018-2023 14

2.2 Sumber Daya


2.2.1. Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK) mempunyai peranan
penting dalam menentukan keberhasilan pencapaian visi dan misi
bidang kesehatan. Jumlah SDMK di Dinas Kesehatan Kabupaten
Nagekeo sampai saat ini adalah 778 orang, yang terdiri dari 46 orang
bekerja di Dinas Kesehatan Kabupaten Nagekeo, sebanyak 559 orang
bekerja di 7 Puskesmas, dengan status sebagai pegawai tetap (PNS)
berjumlah 541 orang, PTT Daerah berjumlah 8 orang, Nusantara Sehat
5 orang bidan, dan penugasan khusus lainnya (PTT Provinsi) berjumlah
5 orang. Sementara itu, SDMK pada RSD Aeramo Kabupaten Nagekeo
sampai dengan saat ini berjumlah 174 orang dengan perincian 170
orang PNS, PTT Daerah 2 orang dan WKDS berjumlah 2 orang yaitu 1
orang spesialis anak dan 1 orang spesialis penyakit dalam.
Jumlah SDMK Kabupaten Nagekeo Tahun 2019 dapat dirinci
seperti yang tercantum dalam tabel berikut.

Tabel 1. Sumber Daya Manusia Kesehatan Kabupaten Nagekeo


Tahun 2018

RUMPUN SDMK JENIS KELAMIN JUMLAH


LAKI-LAKI PEREMPUAN
01. MEDIS 10 26 36
02. PSIKOLOGI KLINIS 0 0 0
03. KEPERAWATAN 47 217 264
04. KEBIDANAN 0 233 233
05. KEFARMASIAN 4 24 28
06. KESEHATAN MASYARAKAT 9 13 22
07. KESEHATAN LINGKUNGAN 7 16 23
08. GIZI 3 24 27
09. KETERAPIAN FISIK 0 1 1
10. KETEKNISIAN MEDIS 10 31 41
11. TEKNIK BIOMEDIKA 9 25 34
12. KESEHATAN TRADISIONAL 0 0 0
13. ASISTEN TENAGA KESEHATAN 2 8 10
14. TENAGA PENUNJANG 20 38 58
TOTAL 121 656 777
Sumber : Seksi SDMK, Dinkes Nagekeo 2018
Renstra Dinas Kesehatan Kab. Nagekeo 2018-2023 15

Tabel 2. Jumlah Tenaga Medis Kabupaten Nagekeo Tahun 2018

No. Jenis Tenaga Medis Jumlah Total


L P
1 Dokter spesialis 2 2 4
2 Dokter umum 3 17 20
3 Dokter Gigi 1 4 5
Sumber : Seksi SDMK, Dinkes Nagekeo 2018

Dari data diats dalah dilihat bahwa jumlah paramedis (perawat dan
bidan) telah memadai, namun demikian distribusi tenaga paramedis
masih belum optimal sehingga masih menumpuk pada Puskesmas-
Puskesmas dengan akses tranportasi yang mudah. Untuk tenaga
kesehatan lain yang masih kurang diantaranya tenaga dokter spesialis,
dokter gigi, asisten tenaga kesehatan, keterapian fisik, dan kesehatan
tradisional.

2.2.2. Sarana dan Prasarana


Keberhasilan program kesehatan dalam mencapai visi
MEWUJUDKAN NAGEKEO YANG SEJAHTERA, NYAMAN, DAN
BERMARTABAT MELALUI PEMBANGUNAN SEKTOR PERTANIAN DAN
PARIWISATA, perlu didukung dengan ketersediaan sarana dan
prasarana berupa aset yang perlu dikelola dan dipelihara secara baik.
Sarana dan prasarana tersebut antara lain bangunan kantor,
kendaraan dinas/operasional, peralatan dan perlengkapan kantor serta
sarana dan prasarana pendukung lainnya yang memadai. Sampai
dengan Tahun 2019 masih mengalami keterbatasan sarana dan
prasana yang sesuai kebutuhan, baik untuk di Dinas Kesehatan, RSD
Aeramo maupun di Puskesmas. RSD Aeramo membuat Rencana
Strategis tersendiri karena itu jenis dan jumlah sarana dan prasarana
yang ada pada Renstra ini dikhususkan pada Dinas Kesehatan dan
Puskesmas Kabupaten Nagekeo. Sampai keadaan Tahun 2019 jenis dan
jumlah sarana dan prasarana yang ada pada Dinas Kesehatan dan
Puskesmas dirinci sebagai berikut :
Renstra Dinas Kesehatan Kab. Nagekeo 2018-2023 16

Tabel 3. Data Sarana dan Prasarana Kesehatan Kabupaten Nagekeo Tahun 2018
Jumlah dengan kondisi
No Jenis Sarana Jumlah Rusak (Ringan/
Baik
Sedang/Berat)
1 Gedung Puskesmas 8 8 0
2 Gedung Pustu 34 25 9
3 Gedung Poskesdes 19 13 6
4 Gedung Polindes 50 39 11
5 Posbindu 21 21 -
6 Rumah Dinas Dokter 14 13 1
7 Mess Paramedis 86 84 2
8 Ambulans 9 9 0
9 Mobil Jenazah 1 1 0
9 Puskesmas Keliling
10 10 0
(Pusling)
Sumber : Data Inventaris Barang Dinas Kesehatan, 2018

Dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas,


selain bangunan kantor dan rumah dinas juga kendaraan puskesmas
keliling juga sangat dibutuhkan sarana kesehatan lainnya seperti alat–
alat kesehatan, alat dan bahan kebersihan, meubelair, alat tulis kantor,
kendaraan dinas roda dua, dan logistik lainnya.
Kabupaten Nagekeo juga sampai saat ini telah memiliki Rumah Sakit
Daerah Aeramo Tipe D yang berfungsi sebagai Sarana Rujukan. Dalam
rangka meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata kepada
seluruh masyarakat, berbagai upaya dilakukan baik oleh pemerintah,
swasta maupun peran serta masyarakat. Upaya kesehatan yang
bersumber daya masyarakat antara lain dibangunnya 50 buah Pondok
Bersalin Desa (Polindes) dan 275 buah Pos Pelayanan Terpadu
(Posyandu) yang dibantu tenaga kader kesehatan sebanyak 5 orang
kader per posyandu.
Selain sarana tersebut diatas, kabupaten Nagekeo juga memiliki sarana
kesehatan swasta yang sangat membantu peningkatan pelayanan
kesehatan antara lain 6 buah Balai Pengobatan dan BKIA yaitu 4 buah
di kecamatan Aesesa, 2 buah di kecamatan Boawae, 2 buah di
kecamatan Keo Tengah, 1 buah di kecamatan Nangaroro 1 buah.

2.3 Kinerja Pelayanan


Dinas Kesehatan selama tahun anggaran 2014-2018 telah melaksanakan
17 (Tujuh Belas) program yaitu: 1) Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran, 2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, 3)
Program PeningkatanPengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan, 4) Program Obat dan Perbekalan Kesehatan, 5) Upaya Kesehatan
Masyarakat, 6) Program Pengawasan Obat dan Makanan, 7) Program
Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, 8) Program Perbaikan
Renstra Dinas Kesehatan Kab. Nagekeo 2018-2023 17

Gizi Masyarakat, 9) Program Pengembangan Lingkungan Sehat, 10) Program


Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular, 11) Program
Standarisasi Pelayanan Kesehatan, 12) Program Pelayanan Kesehatan
Penduduk Miskin, 13) Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan
Sarana dan Prasarana Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan Jaringannya,
14) Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah
Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Mata, 15) Program Kemitraan
Peningkatan Pelayanan Kesehatan, 16) Program Pengawasan dan
Pengendalian Kesehatan Makanan, 17) Program Peningkatan Keselamatan
Ibu Melahirkan dan Anak.
Dari tujuh belas program tersebut terdapat tiga (3) program yang bersifat
rutin dan terdapat 14 (empat belas) program yang hasilnya berkaitan
langsung dengan pencapaian indikator kinerja pembangunan daerah urusan
wajib kesehatan. Capaian indikator kinerja pembangunan daerah urusan
kesehatan selama 5 tahun dapat digambarkan sebagai berikut :
• Rasio posyandu per satuan balita
Posyandu merupakan salah satu upaya kesehatan bersumberdaya
masyarakat (UKBM) dengan penanggungjawab utamanya adalah Kepala
Desa. Posyandu merupakan pos pelayanan terpadu yang meliputi
keterpaduan dalam aspek sasaran, aspek lokasi kegiatan, aspek petugas
penyelenggara, aspek dana dan beberapa aspek lainnya.
Sebagai salah satu indikator RPJMD Tahun 2013 – 2018, posyandu
diperuntukkan bagi peningkatan pelayanan kesehatan bayi/balita. Rasio
posyandu per satuan Balita berdasarkan target RPJMD 2013–2018
adalah 1:61. Jumlah posyandu Tahun 2014 sebanyak 257 buah dengan
jumlah sasaran 10.168 bayi/ balita, Tahun 2015 sebanyak 261 buah
dengan jumlah sasaran 12.338 bayi balita, Tahun 2016 sebanyak 261
buah dengan jumlah sasaran 12.648 bayi/ balita dan pada Tahun 2017
sebanyak 275 buah dengan jumlah sasaran 11.777 bayi/ balita.
Dengan demikian keadaan sampai dengan Tahun 2017 rasio posyandu
per satuan balita sebesar 1:43. Keadaan ini menunjukan bahwa jumlah
posyandu yang ada telah memenuhi dan bahkan melebihi target yang
ditetapkan (satu posyandu melayani 43 Balita). Diharapkan pemanfaatan
posyandu secara lebih efektif melalui pemberdayaan posyandu menjadi
posyandu aktif mulai dari strata pratama, madya, purnama dan mandiri.
Saat ini posyandu pratama adalah sebanyak 7 posyandu, tingkat madya
sebanyak 135 posyandu, tingkat purnama sebanyak 131 posyandu dan
posyandu mandiri ada 2 posyandu (data posyandu terlampir).
• Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk
Indikator kedua RPJMD Kabupaten Nagekeo 2013 - 2018 di bidang
kesehatan adalah rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan
penduduk. Indikator ini akan memberikan gambaran perbandingan
Renstra Dinas Kesehatan Kab. Nagekeo 2018-2023 18

antara jumlah penduduk dengan jumlah fasilitas pelayanan kesehatan


yang tentunya akan berdampak langsung juga pada aksesibilitas
masyarakat terhadap fasilitas pelayanan kesehatan. Data pada awal
tahun 2013 menunjukan bahwa rasio puskesmas, poliklinik, pustu per
satuan penduduk adalah 1 : 1.451 dengan target RPJMD pada tahun
kelima (2018) rasionya adalah 1 : 1.275.
Pemerintah Kabupaten Nagekeo melalui Dinas Kesehatan sejak tahun
2013 - 2018 terus melakukan pembangunan infrastruktur fasilitas
pelayanan kesehatan. Pada tahun 2013 dan 2014 jumlah Puskesmas
sebanyak 7 buah, Puskesmas Pembantu adalah 33 buah, terjadi
penambahan satu unit di Desa Mbaenuamuri Kecamatan Keo Tengah,
poskesdes sebanyak 9 buah, polindes sebanyak 47 buah dan poliklinik
sebanyak 7 buah.
Pada Tahun 2015 jumlah Puskesmas sebanyak 7 buah, Puskesmas
Pembantu adalah 34 buah, poskesdes sebanyak 9 buah, polindes
sebanyak 47 buah dan poliklinik sebanyak 7 buah.
Pada tahun 2016 terdapat pembangunan 7 unit Poskesdes yaitu
Poskesdes Wokowoe, Kota Keo 1, Kota Keo 2, Ulupulu 1, Raja Timur,
Wolowea Barat dan Poskesdes Wolowea Timur. Pada tahun 2017
Pemerintah melalui Dinas Kesehatan membangun 1 Puskesmas Rawat
Jalan yaitu Puskesmas Utetoto yang terletak di Desa Utetoto Kecamatan
Nangaroro yang terdiri dari 7 unit bangunan.
Pada akhir Tahun 2017 Kabupaten Nagekeo memiliki 8 Puskesmas,
Puskesmas Pembantu (Pustu) sebanyak 34 unit, Pos Kesehatan Desa
(Poskesdes) sebanyak 9 unit, Polindes 48 unit, Balai Pengobatan / Klinik
swasta sebanyak 7 dan sebanyak 3 klinik laboratorium swasta. Jumlah
keseluruhan adalah 109 unit fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di
Kabupaten Nagekeo.
Capaian rasio puskesmas, poliklinik, pustu dan fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya per satuan penduduk pada tahun 2017 sebesar
1:1.465 (jumlah penduduk tahun 2017 adalah 159.700). Target RPJMD
dari fasilitas pelayanan kesehatan pada tahun 2018 adalah 1:1.275.
Meskipun pembangunan fasilitas kesehatan (puskesmas, pustu,
poskesdes, poliklinik, dll) telah dilakukan selama Tahun 2014 – 2017,
namun jumlahnya belum memenuhi target yang diharapkan sehingga
rasio puskesmas, poliklinik, pustu dan fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya per satuan penduduk Tahun 2018 belum memenuhi target
RPJMD Kabupaten Nagekeo 2013 - 2018.
Belum tercapainya target RPJMD dari aspek fasilitas pelayanan
kesehatan terhadap jumlah penduduk, salah satu faktor penunjang
adalah dengan adanya pertambahan penduduk yang cukup pesat. Data
penduduk per tahun 2012 adalah sebanyak 141.851 jiwa. Pada tahun
Renstra Dinas Kesehatan Kab. Nagekeo 2018-2023 19

2017 jumlah penduduk Kabupaten Nagekeo sebanyak 159.700 jiwa.


Terdapat peningkatan jumlah penduduk selama kurun waktu 2013 –
2015 sebanyak 17. 849 penduduk. Peningkatan jumlah fasilitas
kesehatan belum sebanding dengan peningkatan jumlah penduduk.
• Rasio Dokter per satuan penduduk
Pada Tahun 2013 jumlah dokter umum sebanyak 15 orang dengan
jumlah penduduk 141.851 jiwa (rasio dokter per satuan jumlah
penduduk adalah 1:9.457), pada Tahun 2014 jumlah dokter sebanyak
15 orang dengan jumlah penduduk 144.054 jiwa (rasio dokter per satuan
jumlah penduduk adalah 1:9.604), pada Tahun 2015 jumlah dokter
umum 15 orang dengan jumlah penduduk 145.351 jiwa (rasio dokter per
satuan jumlah penduduk adalah 1:9.690), pada Tahun 2016 jumlah
dokter 19 orang dengan jumlah penduduk 145,351 jiwa (rasio dokter per
satuan jumlah penduduk adalah 1:7650), sementara itu pada akhir
tahun 2017 jumlah dokter sebanyak 19 dengan jumlah penduduk
159.700 (rasio dokter per satuan jumlah penduduk adalah 1:8405).
Dari gambaran kuantitas dokter saat ini menunjukan capaian rasio
dokter per satuan penduduk pada saat ini yaitu 1: 8.405 telah mencapai
target RPJMD yakni 1:8.650.
Pada Tahun 2018 Kabupaten Nagekeo memiliki dokter spesialis 3 orang,
dokter umum 19 orang dan dokter gigi 5 orang. Hal ini menunjukan
terjadi peningkatan jumlah dokter yang bekerja di fasilitas pelayanan
kesehatan di Kabupaten Nagekeo.
• Rasio Bidan per satuan penduduk
Pada tahun 2013 Kabupaten Nagekeo memiliki 136 bidan dengan jumlah
penduduk 141.851 jiwa (rasio bidan per satuan jumlah penduduk adalah
1:1.043), pada tahun 2014 Kabupaten Nagekeo memiliki 155 bidan
dengan jumlah penduduk 144.054 jiwa (rasio bidan per satuan jumlah
penduduk adalah 1:929), pada Tahun 2015 Kabupaten Nagekeo memiliki
167 bidan dengan jumlah penduduk 145.351 jiwa (rasio bidan per
satuan jumlah penduduk adalah 1:870), pada Tahun 2016 Kabupaten
Nagekeo memiliki 164 bidan dengan jumlah penduduk 145.351 jiwa
(rasio bidan per satuan jumlah penduduk adalah 1:886),sedangkan pada
Tahun 2017 Kabupaten Nagekeo memiliki 221 bidan dengan jumlah
penduduk 159.700 jiwa (rasio bidan per satuan jumlah penduduk adalah
1:723). Selama lima tahun, jumlah bidan mengalami peningkatan dan
yang ditunjukkan dengan rasio bidan per satuan penduduk pada Tahun
2018 adalah 1:726 yang berarti telah mencapai bahkan melampaui target
RPJMD Tahun 2013-2018 yaitu 1:1.000.
Peningkatan jumlah bidan di Kabupaten Nagekeo diperoleh dari
pengangkatan CPNS dari bidan PTT pusat, penambahan Tenaga Harian
Lepas (THL) daerah dengan pertimbangan topografi yang sulit, desa
Renstra Dinas Kesehatan Kab. Nagekeo 2018-2023 20

terpencil dan sangat terpencil, akses transportasi yang kurang


mendukung, penyebaran penduduk yang tidak. Peningkatan jumlah
bidan diharapkan dapat mendukung Revolusi Kesehatan Ibu Anak/ KIA
NTT dan mendukung program PIS-PK (Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga).
• Rasio Perawat per satuan penduduk
Jumlah perawat pada awal Tahun 2013 adalah sebanyak 299 orang
dengan jumlah penduduk 141.851 jiwa (rasio perawat per satuan jumlah
penduduk adalah 1:474), pada Tahun 2014 Kabupaten Nagekeo memiliki
257 perawat dengan jumlah penduduk 144.054 jiwa (rasio perawat per
satuan jumlah penduduk adalah 1:561), pada Tahun 2015 Kabupaten
Nagekeo memiliki 260 perawat dengan jumlah penduduk 145.351 jiwa
(rasio perawat per satuan jumlah penduduk adalah 1:559), pada Tahun
2016 Kabupaten Nagekeo memiliki 273 perawat dengan jumlah penduduk
145.351 jiwa (rasio perawat per satuan jumlah penduduk adalah 1:532)
dan pada akhir Tahun 2017 terdapat 248 perawat dengan jumlah
penduduk 159.700 (rasio perawat per satuan jumlah penduduk adalah
1:644). Hal ini menunjukan bahwa target indikator rasio perawat per
satuan penduduk pada Tahun 2017 sebesar 1:1.484 yang dituangkan
dalam dokumen RPJMD Tahun 2013-2018 telah dicapai bahkan
melampaui target yang ditetapkan.
Meskipun targetnya tercapai namun jumlah tenaga perawat berkurang
dari tahun 2013 hingga 2017. Pengurangan jumlah perawat terjadi karena
ada perawat yang pindah tempat tugas dan pensiun.
Secara umum realisasi capaian ini menunjukan jumlah perawat yang
ada sudah mencapai target Renstra. Dengan kondisi yang ada, Dinas
Kesehatan akan terus berupaya menata tenaga kesehatan yang ada
dengan meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia Kesehatan
melalui pendidikan dan pelatihan.
• Angka Kematian Bayi
Angka Kematian Bayi adalah banyaknya bayi yang meninggal sebelum
mencapai usia satu tahun per 1.000 kelahiran hidup (KH). Angka
Kematian Bayi dapat menggambarkan kondisi sosial ekonomi
masyarakat setempat, karena bayi adalah kelompok usia yang paling
rentan terkena dampak dari perubahan lingkungan maupun sosial
ekonomi. Menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1995,
penyebab utama kematian bayi adalah infeksi saluran pernafasan akut
(ISPA), komplikasi perinatal dan diare. Gabungan ketiga penyebab ini
memberi andil yang cukup signifikan dalam kasus kematian bayi.
Berdasarkan data profil Dinas Kesehatan Tahun 2012, Angka Kematian
Bayi di Kabupaten Nagekeo mencapai 18,2 per 1.000 kelahiran hidup,
dengan harapan dalam dokumen RPJMD Tahun 2013-2018, bahwa
Renstra Dinas Kesehatan Kab. Nagekeo 2018-2023 21

dalam lima tahun Angka Kematian Bayi dapat diturunkan menjadi 17


per 1.000 kelahiran hidup.
Angka Kematian Bayi pada Tahun 2013 sebesar 18,16 per 1.000
kelahiran hidup (51 kasus kematian dari 2.808 kelahiran hidup), Angka
Kematian Bayi pada Tahun 2014 sebesar 24,19 per 1.000 kelahiran
hidup (65 kasus kematian dari 2.687 kelahiran hidup), pada Tahun 2015
sebesar 14,30 per 1.000 kelahiran hidup (39 kasus kematian dari 2.727
kelahiran hidup), pada Tahun 2016 sebesar 15,97 per 1.000 kelahiran
hidup (43 kematian dari 2.692 kelahiran hidup), dan pada Tahun 2017
sebesar 15,64 per 1.000 kelahiran hidup (39 kematian dari 2.493
kelahiran hidup). Sementara itu, sampai dengan Bulan Agustus 2018,
Angka Kematian Bayi sebesar 14,04 per 1.000 kelahiran hidup (25
kasus kematian dari 1.781 kelahiran hidup). Adapun penyebab utama
kematian bayi yang terjadi di Kabupaten Nagekeo adalah asfiksia dan
BBLR serta adanya penyakit penyerta.
Dari data di atas terlihat bahwa upaya untuk menurunkan Angka
Kematian Bayi telah memberikan hasil yang memuaskan dengan
penurunan menjadi 14,04 per 1.000 kelahiran hidup (penurunan lebih
besar dibandingkan yang diharapkan dalam RPJMD yaitu 17 per 1.000
kelahiran hidup). Meskipun penurunan Angka Kematian Bayi sudah
cukup memuaskan, Dinas Kesehatan akan terus berupaya agar tidak
terjadi kematian bayi dengan meningkatkan pelayanan komprehensif
kepada ibu hamil, ibu nifas serta bayi baru lahir melalui pemberdayaan
masyarakat (desa siaga), peningkatan kompetensi tenaga kesehatan
(pelatihan manajemen gawat darurat demi meningkatakan keselamatan
ibu melahirkan dan bayi baru lahir) dan pendekatan pelayanan baik
pelayanan di tingkat dasar (pustu/polindes/posdes/puskesmas) maupun
pelayanan rujukan (RSUD) di Kabupaten Nagekeo, sehingga dapat
menekan angka kematian bayi.
• Angka Kematian Ibu
Angka Kematian Ibu merupakan indikator yang menggambarkan jumlah
kematian ibu yang meninggal karena hamil, bersalin, dan nifas di suatu
wilayah pada kurun waktu tertentu saat melahirkan dibagi jumlah
seluruh ibu yang melahirkan di suatu tempat pada kurun waktu tertentu
per 100. 000 kelahiran.
Angka Kematian Ibu di Kabupaten Nangekeo selama kurun waktu 5
tahun fluktuatif dimana Angka Kematian Ibu pada Tahun 2013 sebesar
391,74 per 100.000 kelahiran hidup (11 kasus kematian dari 2.808
kelahiran hidup), Tahun 2014 sebesar 148,86 per 100.000 kelahiran
hidup (4 kasus kematian dari 2.687 kelahiran hidup), Tahun 2015
sebesar 183,35 per 100.000 kelahiran hidup (5 kasus kematian dari
2.727 kelahiran hidup), Tahun 2016 sebesar 148,59 per 100.000
Renstra Dinas Kesehatan Kab. Nagekeo 2018-2023 22

kelahiran hidup (4 kasus kematian dari 2.692 kelahiran hidup), dan


Tahun 2017 sebesar 200,56 per 100.000 kelahiran hidup (5 kasus
kematian dari 2.493 kelahiran hidup). Sementara itu, Angka Kematian
Ibu sampai dengan Bulan September 2018 sebesar 112, 57 per 100.000
kelahiran hidup (2 kasus kematian dari 1.777 kelahiran hidup).
Berdasarkan data di atas, terjadi penurunan kasus kematian ibu dari
Tahun 2013 (11 kasus kematian dari 2.808 kelahiran hidup) jika
dibandingkan dengan 5 kasus kematian ibu dari 2.493 kelahiran hidup
yang terjadi di Tahun 2017.
Faktor penyebab utama kasus kematian ibu di Kabupaten Nagekeo
adalah pendarahan dan eklampsia, yang diakibatkan oleh kehamilan
dengan faktor risiko kehamilan seperti 4 Terlalu (terlalu tua, banyak,
sering dan muda), 3 Terlambat (terlambat mengenal tanda bahaya secara
dini dan mengambil keputusan, terlambat sampai ke fasilitas rujukan,
terlambat mengambil tindakan).
Dari data capaian diatas, terlihat bahwa penurunan Angka Kematian Ibu
belum mencapai hasil yang diharapkan, meskipun upaya-upaya
kesehatan telah dilaksanakan seperti peningkatan kapasitas dan
kompetensi tenaga kesehatan (pelatihan manajemen gawat darurat,
pelatihan ANC), pemenuhan fasilitas, sarana, dan peralatan di fasilitas
pelayanan kesehatan, penerapan 2H2 Center sebagai pusat komunikasi
untuk persiapan dan penanganan kasus persalinan, penyiapan rumah
tunggu di Puskesmas, peningkatan jumlah dan kualitas kunjungan
rumah bagi ibu hamil serta pemberdayaan masyarakat melalui desa
siaga, edukasi tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan bagi ibu
hamil dan keluarganya.
• Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4
Pelayanan Antenatal Care (ANC) adalah Pelayanan yang diberikan pada
ibu hamil minimal 4 kali selama kehamilan dengan jadwal satu kali pada
trimester pertama, satu kali pada trimester kedua, dan dua kali pada
trimester ketiga yang dilakukan oleh bidan dan atau dokter.
Capaian kunjungan ibu hamil K4 pada Tahun 2013 sebanyak 1.307 ibu
hamil K4 dari 4.053 ibu hamil, pada Tahun 2014 capaian kunjungan ibu
hamil K4 sebanyak 1.568 dari 3.565 ibu hamil, pada Tahun 2015
capaian kunjungan ibu hamil K4 sebanyak 1.794 dari 4.208 ibu hamil,
pada Tahun 2016 capaian kunjungan ibu hamil K4 sebanyak 2.025 dari
4.086 ibu hamil, sedangkan pada Tahun 2017 capaian kunjungan ibu
hamil K4 adalah sebanyak 2.292 dari 3.971 ibu hamil.
Capaian kunjungan ibu hamil K4 pada tahun 2017 sebesar 57,7% dari
target 64,25% atau 2.292 ibu hamil K4 dari 3.971 ibu hamil. Keadaan
pada tahun 2018 sampai dengan bulan Agustus adalah 51,08 % (1529 /
2993). Capaian indikator kunjungan ibu hamil K 4 masih rendah jika
Renstra Dinas Kesehatan Kab. Nagekeo 2018-2023 23

dibandingkan dengan target RPJMD tahun 2018 adalah 72,15 % hal ini
disebabkan oleh :
1. Masih terdapat K1 akses (diatas 3 bulan).
2. Belum optimalnya upaya prefentif untuk mencegah terjadinya K1
akses.
3. Belum optimal pemantauan kunjungan rumah.
4. Kehamilan yang terjadi pada trimester 3 dan 4 sehingga K4 akan
terjadi pada tahun berikutnya. Pelayanan Antenatal Care (ANC) adalah
Pelayanan yang diberikan pada ibu hamil minimal 4 kali selama
kehamilan dengan jadwal satu kali pada trimester pertama, satu kali
pada trimester kedua, dan dua kali pada trimester ketiga yang dilakukan
oleh bidan dan atau Dokter.
Cakupan kunjungan ibu hamil K4 pada tahun 2014-2017 sebesar 57,7%
(2.292 ibu hamil K4 dari 3.971 ibu hamil) dari target 64,25% dan tingkat
capaian 89,83%.Masih rendahnya pencapaian untuk indikator ini
disebabkan karena sasaran ibu hamil yang tidak berkunjung lagi ke
fasilitas kesehatan, sasaran ibu hamil yang mengalami keguguran
(abortus), sasaran ibu hamil
yang belum saatnya mendapatkan pelayanan kunjungan keempat (K4)
tahun ini, dan baru mendapatkan pelayanan K4 pada tahun berikutnya.
• Cakupan Kunjungan Bayi
Indikator Cakupan Kunjungan Bayi pada awal RPJMD tahun 2013
adalah 77,8% (2.186 dari 2808 kelahiran hidup). Pada tahun 2014
adalah 87,90 % (2.362 per 2.687), tahun 2015 adalah 94,35 % (2.573 per
2727), tahun 2016 adalah 95,99 % (2.584 per 2692), tahun 2017 93,74
% (2.337 per 2.493)
Data di atas menunjukkan bahwa adanya trend peningkatan bayi yang
memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standard dan telah memenuhi
target indikator RPJMD yaitu 60,79 % di tahun 2017.
• Cakupan pertolongan persalinan oleh bidan/tenaga kesehatan yang
memiliki kompetensi kebidanan
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan pada tahun 2013
adalah 2.706 ibu dari 2.829 ibu bersalin (capaian 95,7% dari target
93,81%), pada Tahun 2014 cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan adalah 2.652 ibu dari 2.719 ibu bersalin (capaian 97,54% dari
target 94%), pada Tahun 2015 cakupan pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan adalah 2.720 ibu dari 2.739 ibu bersalin (capaian
99,31% dari target 94,5%), pada Tahun 2015 cakupan pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan adalah 2.650 ibu dari 2.689 ibu
bersalin (capaian 98,55% dari target 95%), sedangkan pada Tahun 2017
cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah 2.476 ibu
dari 2.487 ibu bersalin (capaian 99,56% dari target 95%).
Renstra Dinas Kesehatan Kab. Nagekeo 2018-2023 24

Cakupan pertolongan persalinan oleh nakes pada Tahun 2018 adalah


1.772 dari total ibu hamil yang melahirkan sebanyak 1.777 orang (99,71
%). Sedangkan cakupan pertolongan persalinan oleh nakes pada tahun
awal RPJMD yakni pada tahun 2013 adalah 93,81 %.
Cakupan pertolongan persalinan terus meningkat dari tahun ke tahun,
namun masih ada ibu hamil yang melahirkan di rumah, ditolong oleh
dukun dan belum semua hamil dan keluarga memiliki pemahaman
tentang pentingnya melahirkan di fasilitas kesehatan. Ini menjadi
tanggungjawab bersama sehingga diharapkan semua ibu hamil
melahirkan di fasilitas kesehatan yang memadai.
• Cakupan Desa/Kelurahan UCI
Cakupan Desa/Kelurahan UCI pada tahun 2013 adalah 70
desa/kelurahan dari 113 desa/kelurahan (61,9 %), pada tahun 2014
adalah 78 desa/kelurahan dari 113 desa/kelurahan (69,03 %), pada
tahun 2015 adalah 80 desa/kelurahan dari 113 desa/kelurahan (70,80
%), pada tahun 2016 adalah 80 desa/kelurahan dari 113 desa/kelurahan
(70,80 %), sedangkan pada tahun 2017 adalah 90 desa/kelurahan dari
113 desa/kelurahan (79,65 %) dari target 66,83%. Cakupan
Desa/Kelurahan UCI terus meningkat dari tahun ke tahun, namun masih
23 Desa/Kelurahan yang belum UCI. Upaya yang dilaksanakan adalah
dengan melakukan imunisasi terpusat agar sasaran imunisasi dapat
terkoordinasi dengan baik. Bagi kelompok sasaran yang lalai atau
berhalangan maka perlu dilakukan kegiatan sweeping imunisasi.
• Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan
Pada tahun 2013 terdapat 22 kasus gizi buruk dan semuanya ditangani
(100%), pada tahun 2014 terdapat 17 kasus gizi buruk dan semuanya
ditangani (100%), tahun 2015 terdapat 9 kasus dan ditangani 100%,
tahun 2016 ada 6 kasus dan ditangani 100 %, tahun 2017 terdapat 7
kasus dan semuanya ditangani (100%) dan pada tahun 2018 (bulan
Agustus) terdapat 1 kasus gizi buruk dan ditangani 100%.
Target Indikator Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan adalah
100%. Pada Kondisi ini menunjukan bahwa kualitas pelayanan dalam
pemantauan tumbuh kembang balita telah dilakukan sesuai standar.
Namun kondisi ini tetap menjadi perhatian dan prioritas dalam
pembangunan kesehatan mendatang karena idealnya tidak boleh terjadi
kasus gizi buruk. Jika terdapat 1 kasus gizi buruk saja maka dikatakan
sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) yang harus segera ditanggulangi. Oleh
karena itu strategi yang akan digunakan adalah dengan meningkatkan
peran serta masyarakat dalam rangka perbaikan status gizi dengan
kebijakan pengembangan gerakan sadar gizi..
• Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD
Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD pada
Renstra Dinas Kesehatan Kab. Nagekeo 2018-2023 25

tahun 2013 adalah 4 kasus dan ditangani semuanya oleh tenaga


kesehatan (100 %)pada Tahun 2014 dari jumlah 8 kasus DBD,
semuanya ditangani sesuai standar (100%). Tahun 2015 terdapat 3
kasus serta semuanya ditangani, pada tahun 2016 terdapat 15 kasus
dan semuanya ditangani. Pada tahun 2017 terdapat 12 kasus DBD dan
ditangani 100 %. Pada tahun 2018 hingga Septeber 2018 terdapat 27
kasus DBD dan semuanya ditangani (100%).
Target RPJMD indikator Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita
Penyakit DBD dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2018 tetap
mendapat perhatian dan penanganan yang serius oleh Dinas Kesehatan
sampai ke tingkat Puskesmas. Hal ini dibuktikan dengan semua kasus
penderita DBD ditangani 100%.
• Cakupan pelayanan kesehatan rujukan masyarakat miskin
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan masyarakat miskin pada tahun
2014 terdapat 68.878 kunjungan pasien dengan kategori masyarakat
miskin (berobat ke Puskesmas), dan yang mendapat pelayanan rujukan ke
rumah sakit adalah sebanyak 1.109 kasus dari 1.109 pasien yang harus
dirujuk (100%). Pada tahun 2015 total kunjungan masyarakat miskin ke
Puskesmas adalah sebanyak 65.642 dan yang mendapat pelayanan
rujukan sebanyak 1.475 kasus dari 1.475 kasus yang harus dirujuk
(100%), tahun 2016 terdapat 74. 604 kunjungan masyarakat miskin dan
yang mendapat pelayanan rujukan adalah sebanyak 2.449 kasus dari
2.449 kasus yang harus dirujuk (100%). Pada tahun 2017 terdapat
71.371 kunjungan masyarakat miskin dan yang mendapat pelayanan
rujukan adalah sebanyak 1.903 kasus dari 1.903 kasus yang harus
dirujuk (100%). Pada tahun 2018 (per bulan Agustus) terdapat 40.343
kunjungan masyarakat miskin dan yang mendapat pelayanan rujukan
adalah sebanyak 857 kasus dari 857 kasus yang harus dirujuk.
Dari data tersebut di atas menyatakan bahwa semua pasien yang masuk
dalam Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) maupun yang masuk sebagai
anggota Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) mendapat pelayanan
kesehatan secara maksimal, termasuk yang membutuhkan layanan
rujukan.
Ratio capaian kinerja yang belum memenuhi target (100%) di akhir
Tahun 2018 adalah masih tingginya angka kematian Ibu Bayi, dan
rendahnya kunjungan Ibu Hamil K4 dan Cakupan pelayanan kesehatan
rujukan masyarakat miskin masih rendah.
Rincian masing-masing capaian indikator kinerja pelayanan kesehatan
dan anggaran serta realisasi pendanaan dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Renstra Dinas Kesehatan Kab. Nagekeo 2018-2023 26

Tabel 4. Pencapaian Kinerja Pelayanan Kesehatan Kabupaten Nagekeo Tahun 2014-2017


TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 JUMLAH
KONDISI
NO INDIKATOR TARG REALIS CAPAIAN TARG REALIS CAPAI TARG REALIS CAPAI REALIS CAPAI REALIS CAPAIA
AWAL TARGET TARGET
ET ASI (%) ET ASI AN (%) ET ASI AN (%) ASI AN (%) ASI N (%)

1. Rasio posyandu per satuan balita 1:61 1:61 1:37 164 1:61 1:47 129 1:61 48.50 100.00 1:61 42.80 100.00 1:61 42.80 100.00

Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan


2. 1:1.451 1:1.451 1:3.601 40.29 1:1.400 1:2.596 54.49 1:1.350 1358.00 100.00 1:1.275 1465.00 100.00 1:1.275 2802.00 100.00
penduduk

3. Rasio dokter per satuan penduduk 1:8.866 1:8.866 9604.00 100.00 0.00 9690.00 100.00 1:8.750 7650.00 100.00 1:8.650 8405.00 100.00 1:1.8.650 8405.00 100.00

4. Rasio bidan per satuan penduduk 1:1.301 1:1.200 1:92. 100.00 0.00 870.00 100.00 1:1100 886.00 100.00 1:1000 723.00 100.00 1:1000 723.00 100.00

5. Rasio perawat per satuan penduduk 1:1.484 1:1.484 1:561 100.00 0.00 559.00 100.00 1:1.484 532.00 100.00 1:1.484 644.00 100.00 1:1.484 644.00 100.00

6. Angka Kematian Bayi (per 1.000 KH) 18,2 18.00 24.19 74.41 17,8 14.30 100.00 17,5 15.97 100.00 17,2 15.64 100.00 17,2 17.55 98.3

7. Angka Kematian Ibu (per 100.000 KH) 391,7 210.00 148.86 70.89 102.00 183.35 55.73 96.00 148.59 64.86 89.00 200.56 44.5 82.00 169.83 48.8

8. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 32,5 40.25 44.00 100.00 48.25 42.60 88.36 56.25 49.60 88.11 64.25 57.70 89.83 64.25 57.70 89.83

9. Cakupan kunjungan bayi 45,79 45.79 87.90 100.00 50.79 94.35 100.00 55.79 95.99 100.00 60.79 93.74 100.00 60.79 93.74 100.00

Cakupan pertolongan persalinan oleh bidan/tenaga


10. 93,81 94.00 97.54 100.00 94.50 99.31 100.00 95.00 98.55 100.00 95.00 99.56 100.00 95.00 98.72 100.00
kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan

Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child


11. 62,83 62.83 69.03 100.00 64.83 70.80 100.00 66.83 70.80 100.00 66.83 79.65 100.00 66.83 73.50 100.00
Immunization (UCI)

12. Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan (%) 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

Cakupan penemuan dan penanganan penderita 100.00 100.00 100.00 100.00


13. 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
penyakit DBD

Cakupan pelayanan kesehatan rujukan masyarakat


14. 100.00 100.00 5.65 5.65 100.00 2.27 2.27 100.00 10.86 10.86 100.00 2.49 2.49 100.00 7.50 7.50
miskin (%)

Sumber: LKPJ AMJ Dinas Kesehatan 2013-2018


Renstra Dinas Kesehatan Kab. Nagekeo 2018-2023 27

Tabel 5. Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten Nagekeo Tahun 2014-2017
2014 2015 2016 2017
NO PROGRAM
ANGGARAN REALISASI % ANGGARAN REALISASI % ANGGARAN REALISASI % ANGGARAN REALISASI %
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
1 1.759.589.750 1.286.041.977 73 1.981.508.068 1.451.949.696 73 2.660.780.600 2.337.118.285 88 6.273.551.979 4.860.637.907 77
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
2 Aparatur 1.039.702.000 818.911.968 79 1.039.083.800 854.747.908 82 4.867.998.000 4.462.833.416 92 3.478.837.994 3.052.303.181 88
3 Program Peningkatan Pengembangan Sistem
Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan 12.800.000 12.800.000 100 160.230.000 141.819.800 89 248.750.000 238.105.630 96 322.669.000 235.627.000 73
Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
4 3.206.945.419 2.445.252.748 76 2.949.772.500 2.449.918.937 83 8.283.921.000 7.343.108.475 89 3.704.571.459 1.951.695.933 53
Program Upaya Kesehatan Masyarakat
5 5.768.826.515 4.269.063.569 74 5.260.051.977 4.004.947.031 76 7.366.871.700 6.006.265.729 82 3.211.230.213 2.554.462.755 80
Program Pengawasan Obat dan Makanan
6 51.340.000 16.190.000 32 94.303.200 58.720.000 62 79.087.430 78.251.900 99 181.120.000 163.640.000 90
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan
7 Masyarakat 654.622.500 605.824.800 93 389.795.000 383.956.250 99 1.158.323.000 970.033.000 84 1.094.340.904 777.199.173 71
Program Perbaikan Gizi Masyarakat
8 341.160.000 292.183.250 86 316.863.600 252.322.699 80 891.894.000 720.347.900 81 1.072.953.200 850.735.400 79
Program Pengembangan Lingkungan Sehat
9 169.734.000 121.324.000 71 275.272.000 247.639.100 90 554.573.600 421.972.400 76
Program Pencegahan dan Penanggulangan
10 Penyakit Menular 658.226.750 607.177.448 92 686.322.350 574.680.750 84 1.244.206.000 949.273.842 76 1.653.948.000 1.283.078.261 78
Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
11 274.750.000 254.685.400 93 181.688.000 157.763.400 87 227.495.000 192.650.215 85 862.099.000 608.812.658 71
12 Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin 150.810.000 135.312.000 90 106.585.000 103.865.000 97
13 5.457.845.000 3.695.490.100 68 15.533.643.670 14.731.609.015 95 23.063.782.400 19.633.699.950 85 13.322.434.872 11.697.769.194 88
Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan
Sarana dan Prasarana Puskesmas/Puskesmas
Pembantu dan Jaringannya
0 0 0 11.943.780.000 7.684.994.817 64 14.508.449.875 13.226.214.288 91 23.934.388.328 23.448.587.584 98
Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan
14
Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah
Sakit Paru-Paru/Rumah Sakit Mata
Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan
15 Kesehatan 10.036.657.337 3.617.624.811 36 8.700.408.253 6.913.955.946 79 12.470.147.863 11.217.875.908 90 21.055.419.405 15.674.953.985 74
Program Pengawasan dan
16 Pengendalian Kesehatan Makanan 14.710.000 6.600.000 45 27.480.000 23.675.000 86 22.310.000 16.739.000 75 36.380.000 23.920.000 66
Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan 0 0
17 dan Anak 67.367.000 51.598.750 77 684.160.000 479.220.450 70 2.110.479.934 1.073.435.185 51

18 JUMLAH 29.277.175.271 17.927.846.071 61 49.652.841.418 39.993.295.999 81 78.160.033.868 68.223.242.088 87 82.868.997.888 68.678.830.616 83


Renstra Dinas Kesehatan Kab. Nagekeo 2018-2023

Alokasi anggaran bidang kesehatan selama Tahun 2014 – 2017 sebesar


Rp.239.959.048.445,00, sementara realisasi sebesar Rp.194.823.214.774,00
dengan rata-rata pencapaian sebesar 81,19%. Dari jumlah di atas
dialokasikan untuk program rutin sebesar Rp. 23.845.501.191,00 atau
9,94% dan untuk program wajib sebesar Rp. 216.113.547.254,00 atau
90,06%. Adapun realisasi penggunaan anggaran untuk program rutin
sebesar Rp. 19.752.896.768,00 atau 82,84% dan untuk program wajib
sebesar Rp. 175.070.318.006,00 atau 81,01%.

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan


Status derajat kesehatan masyarakat ditentukan oleh berbagai faktor
penting diluar kendali bidang kesehatan seperti faktor lingkungan, faktor
keturunan dan faktor perilaku.
A. Tantangan
Adapun tantangan dalam pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten
Nagekeo antara lain:
1. Kuantitas dan kualitas tenaga kesehatan masih belum sesuai
standar.
2. Kerjasama lintas program dan lintas sektor belum optimal
3. Masih rendahnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya
kesehatan.
4. Kurangnya kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam memelihara
kesehatannya.
5. Rendahnya ekonomi masyarakat dan sosial budaya sehingga
menghambat perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
6. Masih rendahnya jumlah penduduk yang memiliki jaminan
kesehatan
7. Infrastruktur transportasi yang belum memadai.
8. Kondisi geografis yang sulit dalam melaksanakan pelayanan
kesehatan.
Tantangan tersebut sangat menghambat pelayanan kesehatan
dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
ditandai dengan masih tingginya angka kematian ibu, kematian bayi
dan balita, masih adanya kesakitan dan kasus gizi buruk dan
pelayanan kesehatan rujukan masyarakat miskin belum memadai.

B. Peluang
Sedangkan peluang atau pendorong yang mendukung peningkatan
pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut :
1. Adanya lulusan tenaga kesehatan
2. Adanya komitmen dari Pemerintah Daerah dan Lembaga DPRD
dalam peningkatan kualitas pelayanan kesehatan
28
Renstra Dinas Kesehatan Kab. Nagekeo 2018-2023 29

3. Adanya standar pelayanan sesuai masing-masing profesi.


4. Tersedianya kelompok kerja lintas program dan lintas sektor.
5. Adanya kerjasama dengan organisasi non Pemerintah di bidang
kesehatan.
6. Adanya dukungan dana yang bersuber dari APBN.
7. Adanya dukungan JKN-BPJS (Jaminan Kesehatan Nasional-Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial)
8. Adanya komitmen dari Pemerintah Daerah untuk peningkatan
pembiayaan pelayanan kesehatan terutama bagi masyarakat
miskin (Jamkesda).
9. Adanya peran serta masyarakat melalui UKBM (Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat)
Renstra Dinas Kesehatan Kab. Nagekeo 2018-2023

BAB III. PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan


Secara umum gambaran capaian kinerja kesehatan 5 (lima) tahun
sebelumnya masih belum mencapai target Renstra, walaupun ada beberapa
indikator yang sudah mencapai bahkan melebihi target. Dalam menjalankan
tugas dan fungsi di bidang Kesehatan, Dinas Kesehatan Kabupaten Nagekeo
mengalami berbagai permasalahan yang dapat dijabarkan berikut ini.
Berdasarkan identifikasi masalah, ditemukan beberapa masalah
perioritas baik masalah internal maupun masalah eksternal yang harus diatasi
segera antara lain :
1. Masih tingginya angka kematian Ibu, bayi dan balita
2. Masih tingginya kasus gizi buruk
3. Masih tingginya kasus penyakit menular
4. Meningkatnya kasus penyakit tidak menular
5. Belum semua desa mencapai Universal Child Immunization (UCI)
6. Kurangnya Sumber Daya Manusia Kesehatan baik dari kualitas maupun
kuantitas.
7. Sistim pelayanan kesehatan belum efektif dan efisien, dimana masih
berorientasi pada kuratif dari pada promotif preventif, hal ini terlihat dari
proporsi anggaran yang lebih tinggi untuk kuratif
8. Belum optimalnya aspek regulasi dan sistim informasi kesehatan dalam
mendukung manajemen kesehatan
9. Rendahnya sikap dan perilaku melayani dari petugas kesehatan
10. Belum adanya dan diterapkannya dokumen SOP Administrasi Pemerintah
dan SOP pelayanan di Puskesmas
11. Belum optimalnya koordinasi lintas sektor dalam penanganan masalah-
masalah kesehatan seperti masalah kematian ibu dan bayi, Balita Stunting,
dan kejadian luar biasa (KLB)
12. Kurangnya kesadaran dan peran serta masyarakat dalam meningkatkan
dan mengatasi masalah kesehatan
13. Jumlah penduduk yang mempunyai jaminan kesehatan masih rendah
14. Kondisi geografis yang sulit pada sebagian wilayah kerja Puskesmas
15. Infrastruktur transportasi yang belum memadai

3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Visi Kabupaten Nagekeo tahun 2018-2023 adalah “Mewujudkan
Nagekeo yang sejahtera, nyaman, dan bermartabat melalui pembangunan
sektor pertanian dan pariwisata”. Makna visi Nagekeo SMART dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Sejahtera: rakyat cukup pangan, sandang, papan dan mampu memenuhi
semua kebutuhan hidup secara layak. Setiap anggota masyarakat hidup

30
Renstra Dinas Kesehatan Kab. Nagekeo 2018-2023 31

dengan nutrisi yang baik, pakaian yang cukup, rumah layak huni dan
sanitasi yang baik, memiliki akes untuk medapatkan pelayanan kesehatan,
dan meraih pendidikan yang baik.
Nyaman: rakyat betah hidup di wilayah kabupatennya karena ada lingkungan
hidup yang asri, suasana kehidupan sosial yang tertib, berkeadilan dan saling
menghormati.
Bermartabat: rakyat memiliki harga diri karena mereka mampu hidup
mandiri, beretos kerja tinggi, setiap warga usia produktif memiliki pekerjaan.
Tidak ada pengangguran. Nagekeo tidak tertinggal dari wilayah lain, bahkan
lebih maju dari kabupaten lain di Flores.
Perwujudan visi pembangunan Kabupaten Nagekeo ditempuh melalui
misi untuk memberikan arah dan batasan proses pencapaian visi. Visi
dijabarkan secara lebih konkret ke dalam 9 (Sembilan) misi Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Kabupaten Nagekeo Tahun 2018-2023 sebagai
berikut:
1. Mewujudkan masyarakat Nagekeo yang cukup pangan dan sandang,
memiliki rumah layak huni dengan sanitasi yang baik serta memiliki
pendapatan untuk menghidupi keluarganya secara layak.
2. Mewujudkan masyarakat Nagekeo yang sehat jiwa, raga, dan spiritual
serta rakyat mendapatkan akses pelayanan kesehatan.
3. Mewujudkan masyarakat Nagekeo yang cerdas dan mendapatkan akses
pendidikan
4. Mewujudkan Nagekeo yang nyaman, lingkungan tempat tinggal yang
damai, asri dan lestari.
5. Mewujudkan masyarakat Nagekeo yang bermartabat, berkarakter,
mandiri, dan memiliki kebanggaan.
6. Nagekeo sebagai lumbung pangan NTT.
7. Mewujudkan Nagekeo sebagai tempat kunjungan/singgah para
wisatawan dan memperkuat sinergitas sektor pariwisata dengan sektor
pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, kehutanan, lingkungan
hidup, UMKM.
8. Mewujudkan mutu sumber daya manusia dan infrasruktur wilayah
yang mendukung peningkatan daya saing daerah.
9. Mewujudkan tata kelola pemerintahan dan kualitas pelayanan publik
yang baik, bersih dan bebas KKN melalui peningkatan etos kerja,
kapasitas manajemen aparatur dan penerapan teknologi informasi dan
komunikasi.

Sementara tu, Dinas Kesehatan dalam penjabaran visi Bupati dan


Wakil Bupati melaksanakan misi kedua yaitu mewujudkan masyarakat
Nagekeo yang sehat jiwa, raga, dan spiritual serta rakyat mendapatkan akses
Renstra Dinas Kesehatan Kab. Nagekeo 2018-2023 32

pelayanan kesehatan. Dalam pelaksanaan misi ini, pembangunan kesehatan


diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan
masyarakat Nagekeo dapat terwujud. Pembangunan kesehatan
diselenggarakan berdasarkan pada perikemanusiaan, pemberdayaan dan
kemandirian, adil dan merata serta pengutamaan dan manfaat dengan
perhatian khusus pada penduduk rentan antara lain adalah ibu, bayi, anak,
lanjut usia dan keluarga miskin. Pembangunan kesehatan di Kabupaten
Nagekeo selama ini telah memberikan kontribusi yang positif bagi
kesejahteraan masyarakat namun demikian masih banyak kinerja kesehatan
yang harus ditingkatkan sehingga dibutuhkan perencanaan secara seksama.
Upaya mewujudkan kualitas kesehatan masyarakat ditempuh melalui
pelaksanaan strategi dan kebijakan yang tepat dalam menjawab
permasalahan kesehatan di Kabupaten Nagekeo. Kebijakan pembangunan
kesehatan dilaksanakan melalui pendekatan pelayanan kesehatan dasar di
puskesmas dan jaringannya, menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan yang
merata dan bermutu; mengoptimalkan penempatan tenaga kesehatan yang
merata dan bermutu, meningkatkan upaya kesehatan masyarakat yang
berkualitas dan terjangkau dan meningkatakn upaya pemberdayaan
masyarakat di bidang kesehatan.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka faktor-faktor penghambat
ataupun faktor-faktor pendorong dari pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten
Nagekeo yang mempengaruhi permasalahan pelayanan untuk pencapaian visi
dan misi Bupati dan Wakil Bupati adalah sebagai berikut.
Renstra Dinas Kesehatan Kab. Nagekeo 2018-2023 33

Tabel 6. Permasalahan Pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten Nagekeo


Berdasarkan Visi dan Misi Bupati dan Wakil Bupati Nagekeo Beserta Faktor
Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya

Visi dan Misi Permasalahan Faktor


Bupati dan Wakil Pelayanan Penghambat Pendorong
Bupati Nagekeo
Visi:
Mewujudkan Nagekeo yang sejahtera, nyaman,
dan bermartabat melalui pembangunan sektor
pertanian dan pariwisata
Misi 2: Akses masyarakat Kurangnya pendekatan Tersedia
Mewujudkan terhadap pelayanan pelayanan aktif ke anggaran APBD
masyarakat Nagekeo kesehatan masih keluarga oleh tenaga dan APBN
yang sehat jiwa, raga, rendah keseahtan
dan spiritual serta
rakyat mendapatkan Jumlah, distribusi Tingkat retensi dan minat Tersedia
dan mutu teanga pengembangan kapasitas anggaran APBD
akses pelayanan
kesehatan belum masih rendah dan APBN
kesehatan
memadai untuk kegiatan
pealtihan

Masih tingginya Peran saerta masyarakat Tersedia


angka kematian amsih rendah dan anggaran APBD
ibu, bayi, neonates kurangnya pendekatan dan APBN
dan balita keluarga oleh tenaga
kesehatan dalam
pelayanan

Masih tingginya Pemberdayaan Tersedia


angka stunting masyarakat untuk sadar anggaran APBD
gizi masih kurang, dan APBN
pemahaman masyarakat
tentang gizi masih rendah

Angka kesakitan Kurangnya pelayanan Tersedia


penyakit menular promotive dan preventif anggaran APBD
masih tinggi dan oleh tenaga keseahtan dan APBN
kasus penyakit
tidak menular
meningkat

Jumlah penduduk Kemampuan keuangan Tersedia


yang memiliki daerah terbatas, tingkat anggaran APBD
jaminan kesehatan ekonomi masyarakat dan APBN
masih rendah untuk membayar premi
terbatas

3.3 Telaahan Renstra Kementerian Kesehatan, dan Renstra Dinas Kesehatan


Provinsi NTT
A. Telaahan Renstra Kementerian Kesehatan 2015-2019
Dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 20152019 tidak
ada visi dan misi, namun mengikuti visi dan misi Presiden Republik
Indonesia yaitu “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan
Berkepribadian Berlandaskan Gotongroyong”. Upaya untuk mewujudkan
visi ini adalah melalui 7 misi pembangunan yaitu:
Renstra Dinas Kesehatan Kab. Nagekeo 2018-2023 34

1. Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan


wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan
sumber daya maritim dan mencerminkan kepribadian Indonesia
sebagai negara kepulauan.
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis
berlandaskan negara hukum.
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif serta memperkuat jati
diri sebagai negara maritim.
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia lndonesia yang tinggi, maju dan
sejahtera.
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju,
kuat dan berbasiskan kepentingan nasional, serta
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

Selanjutnya terdapat 9 agenda prioritas yang dikenal dengan NAWA CITA


yang ingin diwujudkan pada Kabinet Kerja, yakni:
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan
memberikan rasa aman pada seluruh warga Negara.
2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola
pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-
daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan
penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
6. Meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing di pasar
Internasional.
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-
sektor strategis ekonomi domestik.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa.
9. Memperteguh ke-Bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial
Indonesia.
Kementerian Kesehatan mempunyai peran dan berkonstribusi dalam
tercapainya seluruh Nawa Cita terutama terutama dalam meningkatkan
kualitas hidup manusia Indonesia. Terdapat dua tujuan Kementerian
Kesehatan pada tahun 2015-2019, yaitu:
1. meningkatnya status kesehatan masyarakat dan;
2. meningkatnya daya tanggap (responsiveness) dan perlindungan
masyarakat terhadap risiko sosial dan finansial di bidang kesehatan.
Renstra Dinas Kesehatan Kab. Nagekeo 2018-2023 35

Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua


kontinum siklus kehidupan (life cycle), yaitu bayi, balita, anak usia
sekolah, remaja, kelompok usia kerja, maternal, dan kelompok lansia.
Tujuan indikator Kementerian Kesehatan bersifat dampak (impact
atau outcome). Dalam peningkatan status kesehatan masyarakat,
indikator yang akan dicapai adalah:
1. Menurunnya angka kematian ibu dari 359 per 100.00 kelahiran
hidup (SP 2010), 346 menjadi 306 per 100.000 kelahiran hidup
(SDKI 2012).
2. Menurunnya angka kematian bayi dari 32 menjadi 24 per 1.000
kelahiran hidup.
3. Menurunnya persentase BBLR dari 10,2% menjadi 8%.
4. Meningkatnya upaya peningkatan promosi kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat, serta pembiayaan kegiatan promotif dan
preventif.
5. Meningkatnya upaya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat.
Sedangkan dalam rangka meningkatkan daya tanggap
(responsiveness) dan perlindungan masyarakat terhadap risiko sosial
dan finansial di bidang kesehatan, maka ukuran yang akan dicapai
adalah:
1. Menurunnya beban rumah tangga untuk membiayai pelayanan
kesehatan setelah memiliki jaminan kesehatan, dari 37% menjadi
10%
2. Meningkatnya indeks responsiveness terhadap pelayanan kesehatan
dari 6,80 menjadi 8,00.
Untuk mencapai visi dan misi yang telah dtetapkan, sasaran Strategis
Kementerian Kesehatan adalah:
1. Meningkatnya Kesehatan Masyarakat
2. Meningkatnya Pengendalian Penyakit,
3. Meningkatnya Akses dan Mutu Fasilitas Pelayanan Kesehatan,
4. Meningkatnya akses, kemandirian, dan mutu sediaan farmasi dan
alat kesehatan,
5. Meningkatnya Jumlah, Jenis, Kualitas dan Pemerataan Tenaga
Kesehatan,
6. Meningkatnya sinergitas antar Kementerian/Lembaga,
7. Meningkatnya daya guna kemitraan dalam dan luar negeri,
8. Meningkatnya integrasi perencanaan, bimbingan teknis dan
pemantauan-evaluasi,
9. Meningkatnya efektivitas penelitian dan pengembangan kesehatan,
10. Meningkatnya tata kelola kepemerintahan yang baik dan bersih,
Renstra Dinas Kesehatan Kab. Nagekeo 2018-2023 36

11. Meningkatnya kompetensi dan kinerja aparatur Kementerian


Kesehatan
12. Meningkatkan sistem informasi kesehatan integrasi
Arah kebijakan dan strategi Kementerian Kesehatan didasarkan
pada arah kebijakan dan strategi nasional sebagaimana tercantum di
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
2015-2019. Arah kebijakan Kementerian Kesehatan mengacu pada tiga
hal penting yakni:
1. Penguatan Pelayanan Kesehatan Primer (Primary Health Care)
2. Penerapan Pendekatan Keberlanjutan Pelayanan (Continuum Of
Care).
3. Intervensi Berbasis Risiko Kesehatan.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka faktor-faktor penghambat
ataupun faktor-faktor pendorong dari pelayanan Dinas Kesehatan
Kabupaten Nagekeo yang mempengaruhi permasalahan pelayanan
ditinjau dari sasaran strategis jangka menengah Renstra Kementrian
Kesehatan adalah sebagai berikut.

Tabel 7. Permasalahan Pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten Nagekeo


Berdasarkan Sasaran Renstra Kementrian Kesehatan Beserta Faktor
Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya

No. Sasaran Strategis Permasalahan Faktor


Renstra Kementerian Pelayanan Penghambat Pendorong
Kesehatan
1 Meningkatnya Masih Peran serta Tersedia
Kesehatan Masyarakat tingginya seluruh anggaran
angka masyarakat dalam APBD dan
kematian dan bidang kesehatan APBN
angka masih rendah
kesakitan

2 Meningkatnya Angka Peran serta Tersedia


Pengendalian Penyakit kesakitan seluruh anggaran
penyakit masyarakat dalam APBD dan
menular masih bidang kesehatan APBN
tinggi, dan masih rendah
kasus penyakit
tidak menular
semakin
meningkat

3 Meningkatnya Akses Semua Upaya Tersedia


dan Mutu Fasilitas Puskesmas dan peningkatan mutu anggaran
Pelayanan Kesehatan RS sudah yang APBD dan
terakreditasi, berkesinambungan APBN untuk
namun belum belum memadai pendampingan
mencapai pasca
status akreditasi
akreditasi
paripurna
Renstra Dinas Kesehatan Kab. Nagekeo 2018-2023 37

4 Meningkatnya akses, Penggunaan e Ketersediaan Tersedianya


kemandirian, dan catalog yang penyedia yang Peraturan
mutu sediaan farmasi terbatas untuk terbatas Pengadaan
dan alat kesehatan jenis obat dan barang dan
alat kesehatan Jasa untuk
tertentu pedoman
pengadaan
non e catalog
5 Meningkatnya Penempatan Faktor soscial Adanya
Jumlah, Jenis, tenaga ekonomi dan penyusunan
Kualitas dan kesehatan faktor retensi yang rencana
Pemerataan Tenaga belum merata, terbatas kebutuhan
Kesehatan kompetensi, tenaga
sikap dan berdasarkan
perilaku Analisa
melayani jabatan dan
tenaga Analisa Beban
kesehatan Kerja
masih belum
memadai

6 Meningkatnya Sinergisitas Kesibukan dan Adanya forum


sinergitas antar lintas program irama kerja yang komunikasi
Kementerian/Lembaga dan lintas sangat padat dari antar program
sektor belum masing-masing dan lintas
optimal sektor sector

7 Meningkatnya daya Kemitraan Terbatasnya Adanya LSM


guna kemitraan dalam bidang jumlah mitra di dan organisasi
dan luar negeri kesehatan di bidang kesehatan non
tingkat pemerintah
kabupaten lainnya yang
belum optimal berfokus pada
bidang
kesehatan

8 Meningkatnya Masih Diklat manajemen Adanya


integrasi perencanaan, lemahnya program yang pendampingan
bimbingan teknis dan manajemen belum memadai manajemen
pemantauan-evaluasi program baik untuk seluruh program
di tingkat aparatu kepada
kabupaten pengelola
maupun program
Puskesmas kabupaten dan
Puskesmas

9 Meningkatnya Penelitian dan Minat untuk Adanya


efektivitas penelitian pengembangan melakukan Universitas
dan pengembangan bidang kegiatan penelitian yang dapat
kesehatan kesehatan dan melakukan
masih sangat pengembangan kegiatan
terbatas masih terbatas penelitian dan
pengembangan

10 Meningkatnya tata Akuntabilitas Pengetahuan dan Adanya


kelola kepemerintahan kinerja masih ketrampilan tata pengawasan
yang baik dan bersih belum kelola masih dan
memadai bekum memadai pendampingan
dari APIP
11 Meningkatnya Kompetensi Diklat kompetensi Adanya
kompetensi dan dan kinerja terbatas komitmen
kinerja aparatur aparatur di aparatur
Kementerian Dinas untuk
Kesehatan Kesehatan berubah
masih belum
memadai
Renstra Dinas Kesehatan Kab. Nagekeo 2018-2023 38

12 Meningkatkan sistem Sistem Keterbatasan Tersedia


informasi kesehatan informasi jumlah dan mutu anggaran
integrasi keehatan di pengelola system APBD dan
tingkat informasi APBN
kabupaten
masih belum
terintegrasi

B. Telaahan Renstra Dinas Kesehatan Provinsi NTT 2015-2019


Permasalahan utama pembangunan kesehatan di NTT adalah
tingginya angka balita stunting yang berpotensi menyebabkan lost
generation; masih tingginya kasus kematian ibu, bayi dan balita;
rendahnya cakupan imunisasi dasar lengkap pada balita; tingginya
angka kesakitan penyakit menular dan tidak menular; belum semua
fasilitas kesehatan dasar dan rujukan terakreditasi; belum terpenuhinya
kuantitas dan kualitas tenaga kesehatan; belum optimalnya peran serta
dan pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan; dan rendahnya
pemahaman kesehatan di tingkat keluarga/rumah tangga. Permasalahan
utama tersebut kemudian menghasilkan isu strategis pembangunan
kesehatan di NTT yaitu : “Masih Rendahnya Aksesibilitas dan Kualitas
Layanan Kesehatan di NTT”.
Untuk itu, dalam rencana strategis nya, Dinas Kesehatan Provinsi
NTT mendukung visi Gubernur dan Wakil Gubernur NTT dalam
pencapaian misi ke-IV yaitu “Meningkatkan Kualitas Sumber Daya
Manusia”, dengan tujuan meningkatkan UHH dari 66,07 tahun pada
tahun 2017 menjadi minimal 69 tahun di tahun 2023. Untuk mencapai
tujuan tersebut maka sasaran Dinas Kesehatan Provinsi NTT adalah
meningkatkan aksesibilitas dan kualitas layanan kesehatan kepada
seluruh penduduk. Sasaran ini melingkupi penurunan persentase
masalah gizi balita, penurunan kasus kematian ibu dan bayi,
peningkatan pengendalian penduduk dan cakupan keluarga berencana,
peningkatan rasio tenaga kesehatan, pemenuhan jumlah unit layanan
khusus kesehatan (fasilitas kesehatan terapung dan flying health care),
peningkatan persentase fasilitas kesehatan yang terakreditasi,
peningkatan jaminan kesehatan masyarakat, penurunan persentase
penduduk yang mengalami gangguan kesehatan, pencapaian reformasi
birokrasi, peningkatan capaian standar pelayanan minimal (SPM)
kesehatan, peningkatan cakupan kepemilikan dokumen kependudukan
dan catatan sipil dan pemanfaatan data kependudukan.
Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, strategi dan arah
kebijakan yang dilakukan adalah:
Renstra Dinas Kesehatan Kab. Nagekeo 2018-2023 39

1. Meningkatkan upaya kesehatan masyarakat, dengan arah kebijakan:


a. Pemberian makanan tambahan (PMT) dan makanan
pendamping ASI bagi ibu hamil kurang energi kronis dan balita
b. Pemberian makanan tambahan dan suplemen serta tablet
tambah darah bagi ibu hamil dan remaja putri
c. Penanganan balita gizi buruk secara berkesinambungan
d. Dukungan dalam peningkatan cakupan kunjungan ibu hamil
lengkap dan kunjungan neonatal lengkap
e. Dukungan pelaksanaan deteksi dini kelainan kehamilan
f. Dukungan dalam peningkatan kualitas Manajemen Terpadu
Balita Sakit Berbasis Masyarakat (MTBS-M)
g. Dukungan dalam peningkatan cakupan persalinan di fasilitas
kesehatan dan persalinan oleh tenaga kesehatan
h. Dukungan pelaksanaan pendampingan ibu dan anak pada
1.000 HPK oleh tenaga kesehatan
i. Dukungan pelaksanaan pendampingan dan pemantauan status
gizi ibu hamil/menyusui, bayi dan balita.
j. Dukungan pelaksanaan pemberian ASI eksklusif
k. Dukungan dalam penerapan pembinaan pola makan dalam
keluarga
l. Dukungan dalam pengembangan dan pemberdayaan Upaya
Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)
m. Dukungan penggerakan masyarakat hidup sehat melalui
pendekatan keluarga dan lingkungan
n. Dukungan peningkatan jumlah desa yang melaksanakan 5 pilar
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
o. Peningkatan pemahaman kesehatan di masyarakat
p. Penyebarluasan informasi kesehatan melalui berbagai media
dan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat
2. Meningkatkan kuantitas dan kualitas SDM Kesehatan, dengan arah
kebijakan:
a. Rekruitment tenaga kesehatan untuk diangkat menjadi PTT
daerah pada fasilitas kesehatan tingkat pertama
b. Pelaksanaan pelatihan bidang kesehatan bagi tenaga kesehatan
terutama bagi bidan desa
c. Pemberian bantuan biaya pendidikan kepada tenaga kesehatan
bagi Dokter Spesialis dan Tenaga Kesehatan lainnya
d. Percepatan pengurusan STR tenaga kesehatan
e. Dukungan untuk penempatan tenaga kesehatan sesuai
proporsi dan kebutuhan di fasilitas kesehatan tingkat pertama
dan rumah sakit di Kabupaten/Kota
Renstra Dinas Kesehatan Kab. Nagekeo 2018-2023 40

f. Pemberian surat penugasan untuk pemenuhan dokter spesialis


pada fasilitas kesehatan tingkat rujukan
g. Fasilitasi organisasi profesi kesehatan sebagai mitra kerja di
Wilayah Provinsi NTT
h. Fasilitasi pembuatan rencana kebutuhan SDM Kesehatan di
kabupaten/kota untuk mendapatkan formasi tenaga tenaga
kesehatan sesuai kompetensi yang dibutuhkan (Dokter
Spesialis, Dokter, Dokter Gigi dan Tenaga Kesehatan Lainnya)
i. Fasilitasi tenaga kesehatan dalam pelaksanaan uji kompetensi
naik jenjang jabatan fungsional
j. Pelaksanaan penilaian angka kredit tenaga kesehatan
k. Pelaksanaan penilaian tenaga kesehatan teladan puskesmas
tingkat provinsi
l. Pengawasan dan pembinaan serta pengendalian Tenaga
Kesehatan Warga Negara Asing (TK-WNA)
3. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, dengan arah kebijakan:
a. Pelayanan kesehatan melalui fasilitas kesehatan terapung
b. Penyediaan layanan Flying Health Care
c. Peningkatan fasilitas kesehatan di destinasi wisata Pemenuhan
sarana dan alat kesehatan di fasilitas kesehatan sesuai standar
d. Dukungan untuk pencapaian standarisasi pelayanan kesehatan
melalui akreditasi fasilitas kesehatan
e. Pemenuhan obat dan vaksin serta pengawasan, pengendalian
obat, sediaan farmasi, produk pangan dan konsumsi
f. Pemberian bantuan jaminan kesehatan bagi masyarakat
g. Peningkatan pelayanan laboratorium kesehatan
h. Dukungan dalam pelaksanaan Program Indonesia Sehat
dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK)
4. Mencegah dan mengendalikan penyakit, dengan arah kebijakan:
a. Dukungan untuk upaya pencegahan dan pengendalian
penyakit menular
b. Dukungan pelaksanaan deteksi dini dan pengendalian faktor
resiko penyakit tidak menular
c. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan jiwa
d. Dukungan dalam peningkatan kualitas dan cakupan imunisasi
e. Peningkatan sistem kewaspadaan dini kejadian luar
biasa/wabah/bencana
f. Penanganan kejadian luar biasa/wabah/bencana
g. Dukungan pelaksanaan Public Privat Mix untuk memperluas
akses memutuskan Rantai Penularan penyakit
Renstra Dinas Kesehatan Kab. Nagekeo 2018-2023 41

h. Dukungan pembentukan jejaring pencegahan dan pengendalian


penyakit lintas batas
5. Meningkatkan kualitas manajemen kesehatan, dengan arah
kebijakan:
a. Efisiensi penyelenggaraan kegiatan rutin dinas
b. Pelaksanaan perencaaan dan penganggaran kesehatan
terintegrasi
c. Penyediaan data kesehatan yang valid dan akurat
d. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi terpadu dan terintegrasi
e. Transparansi pengelolaan keuangan
f. Penggunaan aplikasi pengurusan kepegawaian
g. Dukungan untuk optimalisasi penyerapan DAK kesehatan
6. Meningkatkan cakupan dokumen kependudukan masyarakat, dengan
arah kebijakan:
a. Percepatan pengurusan dan pemilikan KTP-el, Akta Kelahiran
dan Akta Perkawinan
b. Kerjasama pemanfaatan database kependudukan
c. Penyediaan tenaga teknis kependudukan dan catatan sipil yang
berkualitas
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka faktor-faktor penghambat
ataupun faktor-faktor pendorong dari pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten
Nagekeo yang mempengaruhi permasalahan pelayanan ditinjau dari sasaran
jangka menengah Renstra Dinas Kesehatan Provinsi NTT adalah sebagai
berikut.

Tabel 8. Permasalahan Pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten Nagekeo


Berdasarkan Sasaran Renstra Dinas Kesehatan Provinsi NTT Beserta Faktor
Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya

No. Sasaran Strategis Permasalahan Faktor


Renstra Dinas Pelayanan
Kesehatan Provinsi Penghambat Pendorong
NTT
1 Penurunan Masih Faktor sosial Tersedia
persentase masalah tingginya ekonomi anggaran
gizi balita angka stunting masyarakat masih APBD dan
rendah, APBN
pemahaman
masyarakat
tentang gizi belum
memadai

2 Penurunan kasus Masih Peran stakeholders Tersedia


kematian ibu dan tingginya dalam kesehatan anggaran
bayi angka ibu dan bayi beum APBD dan
kematian ibu optimal APBN
dan bayi

3 Peningkatan Maih Masih adanya Tersedia


Renstra Dinas Kesehatan Kab. Nagekeo 2018-2023 42

pengendalian rendahnya anggapan bahwa anggaran


penduduk dan angka anak adalah APBD dan
cakupan keluarga kepeserrtaan karunia Tuhan APBN
berencana KB aktif dan tidak boleh
dibatasi

4 Peningkatan rasio Terbatasnya Peminatan tenaga Tersedia


tenaga kesehatan jumlah dan kesehatan bekerja anggaran
kualitas di wilayah APBD dan
tenaga terpencil kurang APBN
kesehatan
5 Pemenuhan jumlah Belum Keterbatasan Tersedia
unit layanan tersedianya anggaran anggaran
khusus kesehatan layanan APBD dan
(fasilitas kesehatan khusus PSC APBN
terapung dan flying
health care)
6 Peningkatan Semua Upaya Tersedia
persentase fasilitas Puskesmas peningkatan mutu anggaran
kesehatan yang dan RS sudah yang APBD dan
terakreditasi terakreditasi, berkesinambungan APBN untuk
namun belum belum memadai pendampingan
mencapai pasca
status akreditasi
akreditasi
paripurna
7 Peningkatan Masih banyak Kemampuan Tersedia
jaminan kesehatan penduduk keuangan daerah anggaran
masyarakat yang belum terbatas, tingkat APBD dan
memiliki ekonomi APBN
jaminan masyarakat untuk
kesehatan membayar premi
terbatas
8 Penurunan Masih Perilaku Hidup Tersedia
persentase tingginya Bersih dan Sehat anggaran
penduduk yang angka di tingkat APBD dan
mengalami kesakitan masyarakat amsih APBN
penyakit rendah
gangguan
menular dan
kesehatan
meingkatnya
kasus penyakit
tidak menular
9 Pencapaian Pelayanan Kedisiplinan dan Adanya
reformasi birokrasi public masih etos kerja aparatur komitmen
belum amsih rendah aparatur
memadai untuk
berubah
10 Peningkatan Capaian SPM Keterbatasan Tersedia
capaian standar masih rendah anggaran yang anggaran
pelayanan minimal harus dialokasikan APBN
(SPM) kesehatan untuk seluruh
Perangkat Daerah
11 Peningkatan Cakupan Pemahaman dan Adanya
cakupan kepemilikan kesadaran kebutuhan
kepemilikan dokumen masyakat untuk dokumen
dokumen kependudukan memiliki dokumen kependudukan
amsih rendah kependudukan untuk
kependudukan dan
belum memadai kepentingan
catatan sipil dan
sehari-hari
pemanfaatan data
kependudukan
Renstra Dinas Kesehatan Kab. Nagekeo 2018-2023 43

3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis
Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta
segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan
aspek administratif dan/atau aspek fungsional. Sedangkan kawasan adalah
wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budidaya.
Telaahan rencana tata ruang wilayah ditujukan untuk mengidentifikasi
implikasi rencana struktur dan pola ruang terhadap kebutuhan pelayanan
SKPD. Dibandingkan dengan struktur dan pola ruang eksisting maka SKPD
dapat mengidentifikasi arah (geografis) pengembangan pelayanan, perkiraan
kebutuhan pelayanan, dan prioritas wilayah pelayanan SKPD dalam lima
tahun mendatang. Dikaitkan dengan indikasi program pemanfaatan ruang
jangka menengah dalam RTRW, SKPD dapat menyusun rancangan program
beserta targetnya yang sesuai dengan RTRW tersebut.
Kajian Lingkungan Hidup Strategis, yang selanjutnya disingkat KLHS
adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif
untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi
dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau
kebijakan, rencana, dan/atau program
Kabupaten Nagekeo merupakan salah satu Kabupaten baru di Provinsi
Nusa Tenggara Timur, hasil pemekaran dari Kab. Ngada (berdasarkan
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2007, tanggal 02 Januari 2007) dengan luas
wilayah sebesar 1.416,96 km2. Secara Geografis Kabupaten Nagekeo terletak
antara 8 0 40’ - 8 0 40’ LS dan 122 0 38’ 0 BB – 122 0 20’ BT, dengan batas
wilayah sebagai berikut :
1. Bagian Utara berbatasan dengan Laut Flores
2. Bagian Selatan berbatasan dengan Laut Sawu
3. Bagian Barat berbatasan dengan Kabupaten Ngada
4. Bagian Timur berbatasan dengan Kabupaten Ende
Secara umum Kabupaten Nagekeo beriklim tropis. Musim hujan berlangsung
mulai Bulan Desember sampai dengan Maret dan musim kemarau mulai
Bulan April sampai dengan Nopember.
Wilayah administrasi Kabupaten Nagekeo terdiri dari 7 kecamatan, 113
desa/kelurahan (97 desa dan 16 Kelurahan) dengan luas masing-masing
kecamatan yang bervariasi dimana wilayah terluas dimiliki oleh Kecamatan
Aesesa yaitu 432,29 M2 (31%), dan wilayah terkecil adalah kecamatan Keo
Tengah yaitu 65,62 M2 ( 5%).
Posisi geografis dan keadaan klimatologi Kabupaten Nagekeo sangat
berpengaruh pada kecenderungan permasalahan kesehatan di masyarakat.
Letak geografi yang juga rentan terhadap bencana alam dan kemarau panjang
Renstra Dinas Kesehatan Kab. Nagekeo 2018-2023 44

dapat menjadi faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya masalah


kesehatan.

3.5 Penentuan Isu-Isu Strategis


Isu-isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau
dikedepankan dalam perencanaan pembangunan daerah karena dampaknya
yang signifikan bagi daerah dengan karakteristik bersifat penting, mendasar,
mendesak, berjangka panjang, dan menentukan tujuan penyelenggaraan
pemerintahan daerah dimasa yang akan datang.
Memperhatikan perkembangan dan tantangan dewasa ini, maka isu
strategis yang masih dihadapi oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
berdasarkan tujuan yang ingin dicapai yaitu meningkatkan pelayanan
kesehatan dan derajat kesehatan masyarakat adalah :
1. Masih tingginya Angka Kematian Ibu, Angka Kematian Bayi, Angka
Kematian Neonatus, Angka Kematian Balita;
2. Prevalensi balita stunting masih tinggi;
3. Masih tingginya kasus penyakit menular;
4. Meningkatnya kasus penyakit tidak menular;
5. Belum semua desa mencapai Universal Child Immunization (UCI);
6. Jumlah dan mutu sumber daya tenaga kesehatan masih belum memadai;
7. Belum optimalnya tata kelola dan manajemen pelayanan kesehatan;
8. Belum optimalnya sistem informasi data kesehatan;
9. Belum semua masyarakat mempunyai jaminan kesehatan;
10. Perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat yang masih rendah.
Renstra Dinas Kesehatan Kab. Nagekeo 2018-2023

BAB IV. TUJUAN DAN SASARAN

4.1 Tujuan
Tujuan adalah pernyataan-pernyataan tentang hal-hal yang perlu
dilakukan untuk mencapai visi, melaksanakan misi, memecahkan masalah
dan menangani isu strategis daerah yang dihadapi. Tujuan merupakan target
kualitatif organisasi, sehingga pencapaian target ini dapat merupakan ukuran
kinerja faktorfaktor kunci keberhasilan organisasi. Tujuan sifatnya lebih
konkrit daripada misi dan mengarah pada suatu titik terang pencapaian
hasil. Dengan adanya pernyataan tujuan, maka akan jelas bagi organisasi
mengenai arah yang akan dituju dalam rangka mempertahankan eksistensi
dimasa datang. Untuk menetapkan tujuan, diperlukan suatu alat bantu
berupa metode atau analisis yang dapat memberikan suatu rujukan teoritis
dalam menggambarkan situasi dan kondisi Dinas Kesehatan Kabupaten
Nagekeo. Agar dapat mengukur pencapaian tujuan pada suatu periode
tertentu diperlukan adanya indikator kinerja tujuan, yang pada hakekatnya
merupakan benefit atau impacts dari suatu kegiatan. Untuk keperluan ini
dibutuhkan adanya Sistem Pengukuran Kinerja yang berlaku untuk di
lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Nagekeo. Adapun tujuan strategis
tersebut adalah “Kenyamanan Terjamin”.

4.2 Sasaran
Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan secara terukur yang akan
dicapai secara nyata dalam jangka waktu tahunan. Sasaran merupakan
bagian internal dalam proses perencanaan strategis Dinas Kesehatan.
Sasaran harus bersifat spesifik, dapat dinilai, terukur, rasional, periode
tertentu. Sasaran merupakan penjabaran dari peryataan misi dan hasil akhir
yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun.
Tujuan ditetapkan dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi
sehingga rumusannya dapat menunjukan suatu kondisi yang ingin dicapai.
Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai dalam rumusan yang
speseifik, terukur dalam kurun waktu tertentu secara berkesinambungan
sejalan dengan tujuan yang ditetapkan. Kebijakan adalah suatu arah
tindakan yang diambil oleh pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu dan
digunakan untuk mencapai suatu tujuan, atau merealisasikan suatu
sasaran. Oleh karena itu kebijakan pada dasarnya merupakan ketentuan –
ketentuan untuk dijadikan pedoman, pegangan atau petunjuk dalam
pengembangan ataupun pelaksanaan program/kegiatan guna tercapainya
kelancaran dan keterpaduan dalam perwujudan sasaran dan tujuan satuan
kerja perangkat daerah.

45
Renstra Dinas Kesehatan Kab. Nagekeo 2018-2023 46

Tabel 9. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Kesehatan


Tahun 2018-2023

Target Kinerja
No Tujuan Sasaran Indikator Sasaran
2019 2020 2021 2022 2023
1 2 3 4 6 7 8 9 10
1 Meningkatnya Meningkatnya Angka Kematian 0 0 0 0
0
derajat Usia Harapan Bayi
kesehatan Hidup Angka Kematian 0 0 0 0 0
masyarakat Neonatus
Angka Kematian 0 0 0 0 0
Balita
Angka Kematian 0 0 0 0 0
Ibu
Prevalensi Balita
35% 32% 30% 25% 20%
Stunting (%)
Desa dengan UCI
(Universal Child 87% 90% 94% 95% 97%
Immunization)
Renstra Dinas Kesehatan Kab. Nagekeo 2018-2023

BAB V. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

5.1 Strategi
Strategi adalah berbagai langkah yang dirancang secara konseptual,
analitis, realistis, rasional dan komprehensif, yang memuat berbagai program
indikatif dalam rangka mewujudkan visi, misi dan tujuan suatu organisasi.
Strategi diperlukan guna mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan
didalam Renstra secara optimal.
Untuk itu perlu diidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi
keberhasilan dan ketidakberhasilan dalam mencapai tujuan dan sasaran
yang ditetapkan. Melalui analisis SWOT (Strengths, Weaknesses,
Opportunities dan Threaths), diidentifikasi faktor internal dan eksternal
untuk menentukan strategi yang dipilih untuk mencapai tujuan dan sasaran.

Tabel 10. Analisis SWOT

Strengths (Kekuatan) Weaknesses (Kelemahan)


Analisis
1. Komitmen pimpinan yang 1. Jumlah dan distribusi tenaga
Lingkungan
tinggi untuk peningkatan kesehatan tertentu belum
Internal
kualitas SDM dan pelayanan memadai
2. Visi dan misi urusan 2. Kompetensi dan kapasitas
kesehatan yang jelas tenaga kesehatan masih
3. Tersedianya anggaran baik belum sesuai standar.
dari dana APBD maupun 3. Sikap dan perilaku melayani
APBN yang masih kurang
4. Komitmen SDM kesehatan 4. Kerjasama lintas program dan
yang tinggi untuk lintas sektor belum optimal
perubahan 5. Kemampuan manajerial
5. Tersedianya fasilitas pengelola program di Dinkes
kesehatan dan sarana dan Puskesmas belum
penunjang yang memadai memadai
6. Tersedianya obat dan 6. Upaya pemberdayaan
Analisis
perbekalan kesehatan dai masyarakat dan promotif
Lingkungan
fasyankes preventif belum optimal
Eksternal
7. Adanya struktur organisasi 7. SOP Pelayanan belum
sesuai dengan tugas pokok semuanya tersedia dan
dan fungsi diterapkan
8. Sarana prasarana kesehatan 8. Ketidaktersediaan tenaga
dan penunjang yang administrasi non kesehatan di
memadai Puskesmas
9. Tersedianya peraturan dan 9. Sistem Informasi data yang
pedoman pelaksnaan tugas belum memadai

Opportunity (Peluang) Strategi Kekuatan - Peluang Strategi Kelemahan - Peluang

1. Adanya dukungan Kepala Penerapan Pendekatan Optimalisasi penempatan dan


Daerah dan DPRD Keberlanjutan Pelayanan kompetensi tenaga kesehatan
terhadap peningkatan (Continuum Of Care) yang baik kompetensi teknis maupun
kualitas pelayanan bermutu dan terjangkau. manajerial yang merata,
kesehatan bermutu dan berdaya saing
2. Permenkes terkait tinggi
akreditasi FKTP dan FKTL
3. Meningkatnya kebutuhan
masyarakat akan kualitas
pelayanan
4. Kebijakan Pemerintah
Pusat untuk dukungan
peningkatan pelayanan
kesehatan di wilayah DTPK
5. Adanya Usaha Kesehatan
Berbasis Masyarakat
(UKBM), Dasawisma dan
47
Renstra Dinas Kesehatan Kab. Nagekeo 2018-2023 48

kader kesehatan
6. Adanya kerjasama dengan
BPJS
7. Adanya kerjasama dengan
organisasi non Pemerintah
8. Adanya bimtek kesehatan
dari Provinsi
9. Tersedianya jaringan
komunikasi di semua
wilayah

Threaths (Ancaman) Strategi Kekuatan - Strategi Kelemahan -Ancaman


Ancaman
1. Masih rendahnya Penguatan Pelayanan
pemahaman masyarakat Peningkatan upaya Kesehatan Primer (Primary
tentang pentingnya pemberdayaan masyarakat di Health Care) dengan prioritas
kesehatan. bidang kesehatan khususnya pada upaya pelayanan
2. Rendahnya ekonomi dalam perilaku hidup sehat kesehatan promotif dan
masyarakat dan factor preventif didukung oleh inovasi
sosial budaya yang dan pemanfaatan teknologi
menghambat perilku hidup
bersih dan sehat (PHBS).
3. Belum semua masyarakat
mempunyai jaminan
kesehatan
4. Infrastruktur jalan di
bebrapa wilayah belum
memadai.
5. Kondisi cuaca dan
geografis yang
menghambat pelayanan
kesehatan.
6. Era digitalisasi dan
teknologi dalam pelayanan
kesehatan
7. Mobilisasi penduduk yang
lancer
8. Era tranparansi pelayanan
publik

5.2 Arah Kebijakan


Arah kebijakan adalah rumusan kerangka piker tau kerangka ekrja
untuk menyelesaikn ermasalahan pembangunan dan mengantisipasi isu
stretegis yang dilaksanakan secara bertahap sebagi penajbaran strategi. Arah
kebijakan menjadi pedoman dalam melakukan tindakan untuk
melaksanakan strategi yang dipilih, agar lebih terarah dalam mencapai
tujuan dan sasaran, mengarahkan pemilihan kegiatan bagi program prioritas
yang lebih tepat dan rasional berdasarkan strategy yang dipilih sesai dengan
peraturan prerundang-undangan. .
Untuk mencapai tujuan dan sasaran bidang kesehatan, strategi dan
arah kebijakan yang dipilih adalah sebagai berikut:
Renstra Dinas Kesehatan Kab. Nagekeo 2018-2023 49

Tabel 11. Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan

Visi: Mewujudkan Nagekeo yang sejahtera, nyaman, dan bermartabat melalui pembangunan
sektor pertanian dan pariwisata

Misi Mewujudkan masyarakat Nagekeo yang sehat jiwa, raga, dan spiritual serta rakyat
mendapatkan akses pelayanan kesehatan

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan


Tujuan 1 Sasaran 1.1 Strategi 1.1 Arah Kebijakan 1.1
Kenyamanan Meningkatkan Penerapan Pendekatan 1. Penerapan standar
terjamin derajat Keberlanjutan Pelayanan Pelayanan Minimal
kesehatan (Continuum Of Care) yang Bidang kesehatan
masyarakat bermutu dan terjangkau 2. Penyediaan sarana dan
Nagekeo prasarana dan fasilitas
kesehatan yang sesuai
standar
3. Penyediaan jaminan
kesehatan bagi
masyarakat tidak mampu

Strategi 1.2 Arah Kebijakan 1.2

Penguatan Pelayanan 1. Peningkatan kesehatan


Kesehatan Primer (Primary ibu, anak, KB, dan
Health Care) dengan kesehatan reproduksi
prioritas pada upaya 2. Percepatan perbaikan
pelayanan kesehatan gizi masyarakat
promotif dan preventif 3. Peningkatan
didukung oleh inovasi dan pengendalian penyakit
pemanfaatan teknologi 4. Peningkatan mutu
manajemen pelayanan
kesehatan primer

Strategi 1.3 Arah Kebijakan 1.3

Optimalisasi penempatan 1. Distribusi tenaga


dan kompetensi tenaga kesehatan berdasarkan
kesehatan baik kompetensi kebutuhan
teknis maupun manajerial 2. Pengembangan dan
yang merata, bermutu dan pemanfaatan teknologi
berdaya saing tinggi dalam manajemen data
dan tata kelola pelayanan
kesehatan

Strategi 1.4 Arah Kebijakan 1.4

Peningkatan upaya Penguatan Gerakan


pemberdayaan masyarakat Masyarakat Hidup Sehat
di bidang keseahatan (Germas)
khususnya dalam perilaku
hidup sehat
Renstra Dinas Kesehatan Kab. Nagekeo 2018-2023 50

BAB VI. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA


PENDANAAN

Kerangka pendanaan adalah analisis pengelolaan keuangan daerah untuk


menentukan sumber-sumber dana yang digunakan dalam pembangunan,
optimalisasi penggunaan sumber dana dan peningkatan kualitas belanja dalam
membiayai penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dalam upaya mencapai visi dan
misi Kepala Daerah serta target pembangunan nasional. Kerangka pendanaan
pembangunan daerah dan program perangkat daerah yang disajikan pada bab ini
memberikan gambaran tentang kemampuan keuangan daerah dan pengalokasian
anggaran untuk membiayai prioritas pembangunan daerah serta program
pembangunan daerah yang akan dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan selama kurun
waktu Tahun 2018-2023.
Secara lengkap rencana program dan kegiatan serta pendanaan pada Dinas
Kesehatan tahun 2018-2023 disajikan dalam lampiran 1 dokumen ini.
Renstra Dinas Kesehatan Kab. Nagekeo 2018-2023 51

BAB VII. KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG KESEHATAN

Sebagaimana telah dijabarkan pada bab-bab sebelumnya, bahwa dokumen


Renstra Perangkat Daerah Dinas Kesehatan Kabupaten Nagekeo Tahun 2018-2023
telah diselaraskan dengan dokumen RPJMD Kabupaten Nagekeo Tahun 2018-2023,
sesuai yang diamanatkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun
2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan
Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah dan Rencana
Kerja Pemerintah Daerah. Berdasarkan dokumen RPJMD Kabupaten Nagekeo
Tahun 2018-2023, Perangkat Daerah Dinas Kesehatan Kabupaten Nagekeo
merupakan salah satu perangkat daerah yang bertanggungjawab didalam
mendukung misi ke-2, dengan 6 (enam) indikator kinerja utama dengan target yang
harus dicapai selama kurun waktu 5 (lima) tahun.
Indikator Kinerja Utama Dinas Kesehatan yaitu:
1. Angka Kematian Bayi
2. Angka Kematian Neonatus
3. Angka Kematian Balita
4. Angka Kematian Ibu
5. Prevalensi balita stunting
6. Desa dengan UCI (Universal Child Imunization)
Dalam kurun waktu tahun 2019-2023 ditargetkan tidak ada kasus kematian
bayi, neonatus, bayi, balita dan kematian ibu. Meskipun pencapaian target ini
dirasakan tidak mudah dan perlu upayan yang luar biasa, namun komitmen untuk
menajaga ibu hamil dan bayi agar sehat dan selamat menjadi dasar penetapan
target kinerja selama 5 (lima) tahun.
Demikian pula prevalensi stunting diharapkan dapat menurun dari tahun ke
tahun dengan upaya mencegah terjadinya balita stunting. Sementara itu,
peningkatan cakupan desa dengan UCI (Universal Child Imunization) ditargetkan
meencapai seluruh desa di wilayah Kabupaten Nagekeo.
Target kinerja Dinas Kesehatan sesuai dengan indikator kinerja utama Tahun
2018-2023 disajikan dalam tabel berikut.
Renstra Dinas Kesehatan Kab. Nagekeo 2018-2023 52

Tabel 12. Indikator dan Target Kinerja Dinas Kesehatan Tahun 2018-2023

No. Indikator Kodisi Target Capaian Kodisi


Kinerja Pada Kinerja
Awal Periode Pada
RPJMD Akhir
(2018) Periode
RPJMD
2019 2020 2021 2022 2023 (2023)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Angka Kematian 8/1000 KH 0 0 0 0 0 0
1
Bayi
Angka Kematian 7/1000 KH 0 0 0 0 0 0
2
Neonatus
Angka Kematian 2/1000 KH 0 0 0 0 0 0
3
Balita
Angka Kematian 159/100.000 0 0 0 0 0 0
4
Ibu KH
Prevalensi Balita 36,9%
5 35% 32% 30% 25% 20% 20%
Stunting (%)
Desa dengan UCI
6 (Universal Child 80% 87% 90% 94% 95% 97% 97%
Imunization)
Renstra Dinas Kesehatan Kab. Nagekeo 2018-2023

BAB VIII. PENUTUP

Penyusunan Rencana Strategi (Renstra) Dinas Kesehatan Kabupaten Nagekeo


2018 - 2023 ini mengacu pada visi dan misi Pemerintah Kabupaten Nagekeo yang
disesuaikan dengan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan RI dan Dinas
Kesehatan Provinsi NTT.
Renstra ini disusun dengan tujuan agar dapat menjawab dan memfokuskan
upaya Dinas Kesehatan Kabupaten Nagekeo menghadapi tantangan pembangunan
kesehatan di Kabupaten Nagekeo ini yang semakin kompleks. Renstra ini
diharapkan dapat dijadikan acuan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian
kegiatan Dinas Kesehatan Kabupaten Nagekeo dalam 5 tahun ke depan yang lebih
terarah dan terukur.
Kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan Renstra ini
disampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya atas dedikasi serta kerja keras
dalam menyelesaikan dokumen Renstra 2018-2023 demi tercapainya visi dan misi
Pemerintah Derah serta Dinas Kesehatan Kabupaten Nagekeo dalam meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat di kabupaten tercinta ini.

53
Renstra Dinas Kesehatan Kab. Nagekeo 2018-2023 54

LAMPIRAN 1. Rencana Program dan Kegiatan Serta Pendanaan pada Dinas Kesehatan Kabupaten Nagekeo Tahun 2018-2023

PD
Urusan Pemerintahandan CapaianKinerja Program danKerangkaPendanaan
Indikator KinerjaTujuan/ Kondisi Awal Kondisi Akhir RPJMD (2023) Penanggu Lokasi
Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Kode Program Prioritas
impact/outcome RPJMD (2018) ng Jawab
Pembangunan
2019 2020 2021 2022 2023
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Kenyamanan Meningkatkan Meningkatya Urusan Wajib Pelayanan
terjamin derajat kesehatan Usia Harapan Dasar - Bidang Kesehatan
masyarakat Hidup (UHH)
Nagekeo

Persentase pemenuhan
Program Pelayanan
01 layanan administrasi 100% 100 1,359,400,276 100% 853,689,000 100% 1,013,868,900 100% 1,115,255,790 100% 1,226,781,369 100% 3,653,382,815 Dinkes
Administrasi Perkantoran
perkantoran

Penyediaan jasa surat Jumlah surat masuk dan


01.01 100% 100% 1,650,000 100% 100% 1,815,000 100% 1,996,500 100% 2,196,150 100% 7,657,650 Dinkes
menyurat keluar

Jumlah pembayaran jasa


Penyediaan jasa komunikasi,
01.02 komunikasi listrik dan air 100% 100% 60,600,000 100% 69,600,000 100% 76,560,000 100% 84,216,000 100% 92,637,600 100% 314013600 Dinkes
sumber daya air dan listrik
yang dibayarkan

jumlah kendaraan dinas


Penyediaan jasa pemeliharaan
yang memiliki surat ijin
01.06 dan perizinan kendaraan 100% 100% 30,750,000 100% 55,750,000 100% 61,325,000 100% 67,457,500 100% 74,203,250 100% 233735750 Dinkes
dan pemeliharaan
dinas/operasional
kendaraan

Penyediaan jasa administrasi Jumlahdokumen


01.07 100% 100% 410,703,000 100% 454,280,000 100% 499,708,000 100% 549,678,800 100% 604,646,680 100% 2064736480 Dinkes
keuangan pengelolaan keuangan

Penyediaan jasa kebersihan Jumlah alat kebersihan


01.08 100% 100% 5,128,000 100% 3,662,000 100% 4,028,200 100% 4,431,020 100% 4,874,122 100% 18461342 Dinkes
kantor kantor

Jumlah alat tulis kantor


01.10 Penyediaan alat tulis kantor 100% 100% 49,449,276 100% 25,138,000 100% 27,651,800 100% 30,416,980 100% 33,458,678 100% 140976734 Dinkes
yang tersedia
jumlah barang cetakan
Penyediaan barang cetakan
01.11 dan penggadaan yang 100% 100% 33,256,000 100% 21,100,000 100% 23,210,000 100% 25,531,000 100% 28,084,100 100% 110081100 Dinkes
dan penggandaan
tersedia

Penyediaan komponen
Jumlah komponen listrik
01.12 instalasi listrik/penerangan 100% 100% 92,243,000 100% 1674000 100% 1,841,400 100% 2,025,540 100% 2,228,094 100% 98338034 Dinkes
yang tersedia
bangunan kantor

Penyediaan bahan bacaan dan


jumlah dokumen bacaan
01.15 peraturan perundang- 100% 100% 1,920,000 100% 1,920,000 100% 2,112,000 100% 2,323,200 100% 2,555,520 100% 8910720 Dinkes
perpu yang tersedia
undangan
jumlah konsumsi yang
Penyediaan makanan dan
01.17 disediakan untuk rapat 100% 100% 17,420,000 100% 3,800,000 100% 4,180,000 100% 4,598,000 100% 5,057,800 100% 31255800 Dinkes
minuman
dinas
jumlah rapat koordinasi
Rapat-rapat koordinasi dan
01.18 dan konsultasi ke luar 100% 100% 228,315,000 100% 33,405,000 100% 36,745,500 100% 40,420,050 100% 44,462,055 100% 349942605 Dinkes
konsultasi ke luar daerah
daerah
jumlah rapat koordinasi
Rapat-rapat kordinasi dan
01.19 dan konsultasi dalam 100% 100% 82,300,000 100% 51600000 100% 56,760,000 100% 62,436,000 100% 68,679,600 100% 270175600 Dinkes
konsultasi ke dalam daerah
daerah
Penyediaan Peralatan jumlah alat kebersihan
01.20 Kebersihan dan Bahan dan bahan pembersih 0 0 0 0 0 100% 1,540,000 100% 1,694,000 100% 1,863,400 100% 5097400 Dinkes
Pembersih kantor yang tersedia
Renstra Dinas Kesehatan Kab. Nagekeo 2018-2023 55
Terpenuhinya kebutuhan
pemeliharaan
Program Peningkatan Sarana rutin/berkala
02 perlengkapan gedung 100 100% 172,833,000 100% 97,660,000 100% 107,426,000 100% 118,168,600 100% 129,985,460 100% 626,073,060 Dinkes
dan Prasarana Aparatur
kantor

Pengadaan perlengkapan Tersedianya perlengkapan


02.07 100% 100% 8,000,000 100% 8,000,000 100% 8,800,000 100% 9,680,000 100% 10,648,000 100% 45,128,000 Dinkes
gedung kantor kantor

Jumlah mebeleur yang


02.10 Pengadaan mebeleur 100% 100% 23,780,000 100% 23,780,000 100% 26,158,000 100% 28,773,800 100% 31,651,180 100% 134,142,980 Dinkes
akan diadakan
Jumlah kendaraan dinas
Pemeliharaan rutin/berkala
02.24 yang akan dilakukan 100% 100% 135,953,000 100% 48,880,000 100% 53,768,000 100% 59,144,800 100% 65,059,280 100% 362,805,080 Dinkes
kendaraan dinas/operasional
pemeliharaan rutin

Jumlah gendung kantor


Pemeliharaan rutin/berkala
02.26 yang akan dilakkukan 100% 100% 5,100,000 100% 17,000,000 100% 18,700,000 100% 20,570,000 100% 22,627,000 100% 83,997,000 Dinkes
perlengkapan gedung kantor
pemeliharaan rutin

Program Peningkatan Meningkatnya


Pengembangan sistem akuntabiltas pelaporan
06 100% 100% 0 100% 150,000,000 100% 150,000,000 100% 150,000,000 100% 150,000,000 100% 150,000,000 Dinkes
pelaporan capaian kinerja capaian kinerja dan
dan keuangan keuangan

Tersedianya dokumen
Penyusunan Laporan Capaian
laporan kinerja dan
06.01 Kinerja dan ikhtisar realisasi 6 6 0 6 150,000,000 6 150,000,000 6 150,000,000 7 150,000,000 7 150,000,000 Dinkes
ikhtisar realisasi kinerja
kinerja SKPD
SKPD

penyediaan obat dan


Program Obat dan perbekalan kesehatan di
15 95% 100% 2,452,620,500 100% 2,671,836,000 100% 3,049,798,400 100% 3,354,778,240 100% 3,690,256,064 100% 15,219,289,204 Dinkes
Perbekalan Kesehatan puskesmas dan rumah
sakit (%)

Jumlah jenis obat dan


Pengadaaan Obat dan
15.01 perbekalan kesehatan 95% 100 2,079,598,500 100 2,459,892,000 100 2,705,881,200 100 2,976,469,320 100 3,274,116,252 100 13,495,957,272 Dinkes
Perbekalan Kesehatan
yang diadakan

Jumlah tersedianya obat


Peningkatan pemerataan obat pelayanan kesehatan
15.02 95% 100 216,434,000 100 185,744,000 100 204,318,400 100 224,750,240 100 247,225,264 100 1,078,471,904 Dinkes
dan perbekalan kesehatan dasar PKD dan BHP
puskesmas dan jaringannya

Peningkatan Mutu Jumlah peserta pelatihan


15.05 Penggunaan Obat dan pengelolaan obat dan 95% 100 55,880,000 100 26,200,000 100 28,820,000 100 31,702,000 100 34,872,200 100 177,474,200 Dinkes
Perbekalan Kesehatan perbekalan kesehatan

Monitoring, evaluasi dan Jumlah evaluasi yang


15.06 100 100 100,708,000 0 0 100 110,778,800 100 121,856,680 100 134,042,348 100 467,385,828 Dinkes
pelaporan dilaksanakan di puskesmas
Renstra Dinas Kesehatan Kab. Nagekeo 2018-2023 56

16 Program Upaya Kesehatan Cakupan pelayanan


Masyarakat kesehatan dasar bagi
masyarakat 73,71%. 75.71% 2,396,959,500 78% 2,623,710,000 81% 2,671,632,000 85% 2,590,545,000 90% 2,814,978,000 47,09% 13,097,824,500 Dinkes

Pengadaan, peningkatan, dan


Jmlh.sarana prasarana
perbaikan sarana dan
16.03 puskesmas dan 1 1 6,423,569,380 1 1,821,252,000 1 2,003,377,200 1 2,203,714,920 1 2,424,086,412 5 14,875,999,912 Dinkes
prasarana puskesmas dan
jaringannya yang dibangun
jaringannya

Cakupan pelayanan
Peningkatan kesehatan
16.09 kesehatan anak sekolah 45% 60% 924,115,500 100% 170,700,000 100% 695,848,000 100% 762,684,000 100% 823,646,000 100% 3,376,993,500 Dinkes
masyarakat
usia sekolah dasar

Cakupan pelayanan
45% 50% 186,529,000 100% 3,800,000 100% 200,949,000 100% 220,392,000 100% 242,323,000 100% 853,993,000 Dinkes
kesehatan usia produktif

16.12 Peningkatan Pelayanan dan Pelayanan kesehatan pada


Penanggulangan Masalah usia produktif 37% 49.07% 836,348,000 100% 825,129,000 100% 741,389,000 100% 909,983,000 100% 883,359,000 100% 3,312,849,000 Dinkes
Kesehatan
Pelayanan Kesehatan bagi
Penderita Diabetes Melitus
12.03% 100% 153,131,000 100% 74,100,000 100% 75,720,000 100% 56,000,000 100% 87,000,000 100% 445,951,000 Dinkes

Pelayanan Kesehatan bagi


Penderita Hipertensi 16.20% 100% 161,000,000 100% 84,000,000 100% 86,000,000 100% 75,720,000 100% 155,502,000 100% 562,222,000 Dinkes

Pelayanan Kesehatan Bagi


orang dengan Gangguan
5.20% 100% 53,436,000 100% 238,781,000 100% 208,556,000 100% 120,596,000 100% 125,942,000 100% 747,311,000 Dinkes
jiwa berat

Jumlah Sekolah yang


8 12 27,550,000 15 57,100,000 18 193,585,000 20 59,585,000 25 60,603,000 25 398,423,000 Dinkes
menerapkan KTR
Jumlah Sekolah yang
menerapkan KTR 8 12 27,550,000 15 57,100,000 18 193,585,000 20 59,585,000 25 60,603,000 25 398,423,000 Dinkes

Cakupan pelayanan
0 0 0 0 1,100,000,000 50% 250,000,000 60% 300,000,000 70% 350,000,000 70% 2,000,000,000 Dinkes
gawatdarurat pra hospital

16.15 Monitoring & Evaluasi Program Pelaksanaan Kegiatan


Bimtek Terpadu P2P 1 kl 3 kl 27,300,000 10 Desa 13,000,000 20 Desa 26,000,000 20 Desa 26,000,000 20 Desa 26,000,000 20 Desa 118,300,000 Dinkes

Jumlah pertemuan
evaluasi, supervisi dan 2 kali 2 kali 69,937,000 0 0 0 0 0 0 0 0 2 kali 69,937,000 Dinkes
konsultasi

Cakupan Pengawasan
Program Pengawasan Obat
17 Keamanan Pangan dan 100 100 24,020,000 100 159,328,000 100 175,260,800 100 192,786,880 100 212,065,568 100 763,461,248 Dinkes
dan Makanan
Bahan Berbahaya (%)

Peningkatan pengawasan %cakupan pengambilan


17.02 keaman pangan dan bahan sampel dan bahan 100 100 24,020,000 100 159,328,000 100 175,260,800 100 192,786,880 100 212,065,568 100 763,461,248 Dinkes
berbahaya berbahaya
Renstra Dinas Kesehatan Kab. Nagekeo 2018-2023 57
Program Promosi Kesehatan
dan Pemberdayaan
19 Masyarakat Desa PHBS 100% 100% 1,026,683,000 100% 907,099,000 100% 1,230,691,500 100% 1,523,366,750 100% 1,863,995,325 100% 6,551,835,575 Dinkes

19.01 Pengembangan media


promosi dan informasi sadar Jumlah Platform informasi
0% 100 46,475,000 100 51,122,500 100 56,234,750 100 61,858,225 100 68,044,048 100 283,734,523 Dinkes
hidup sehat lengkap tentang kesehatan

Jumlah platform informasi


tentang pelayanan
0% 100 46,475,000 100 51,122,500 100 56,234,750 100 61,858,225 100 68,044,048 100 283,734,523 Dinkes
kesehatan di seluruh
Faskes
19.02 Penyuluhan masyarakat pola
hidup sehat % RumahTangga ber-PHBS 24.60% 25.50% 481,958,000 26.50% 459,190,000 27.50% 685,289,000 28.50% 952,015,900 29.50% 1,265,235,290 29.50% 3,843,688,190 Dinkes

% Desa siaga Aktif 55,67% 53% 67,853,000 55% 56,140,000 58% 61,754,000 60% 67,929,400 63% 74,722,340 63% 328,398,740 Dinkes

% Posyandu Aktif 52.20% 55% 229,460,000 60% 0 65% 10,395,000 70% 10,395,000 75% 10,395,000 75% 260,645,000 Dinkes

Jumlah tenaga penyuluh


Peningkatan pendidikan
19.04 kesehatan yang mengikuti 0 0 0 0 0 19 69,860,000 19 76,846,000 19 84,530,600 19 231,236,600 Dinkes
tenaga penyuluh kesehatan
pendidikan

19.05 Monitoring, evaluasi dan Evaluasi program yang


pelaporan dilaksan akan bersama 1 kali 1 kali 16,700,000 1 kali 14,000,000 2 kali 15,400,000 2 kali 16,940,000 2 kal 17,500,000 100 80,540,000 Dinkes
puskesmas

Bimtek/supervisi program
yang dilaksan akan 7 kali 7 kali 137,762,000 14 kali 275,524,000 14 kali 275,524,000 14 kali 275,524,000 14 kali 275,524,000 100 1,239,858,000 Dinkes
bersama puskesmas

Program Perbaikan Gizi


20 % balita stunting 36.9% 36% 1,554,668,000 34% 1,939,772,000 33% 2,127,712,500 25% 2,314,258,000 20% 2,548,178,000 20% 10,484,588,500 Dinkes
Masyarakat

20.01 Penyusunan peta informasi Tersedianya peta status


masyarakat kurang gizi 0 0 0 0.0% 42,700,000 11 80,000,000 12 90,000,000 13 97,000,000 13 309,700,000 Dinkes
gizi

Adanya Dokumen rencana


0 0 0 1 dok 42,700,000 0 0 0 0 0 0 1 dokumen 42,700,000 Dinkes
aksi daerah

Adanya dokumen rencana


0 0 63,905,000 30 desa 143,000,000 50 desa 157,300,000 70 desa 173,000,000 90 desa 190,000,000 90 desa 727,205,000 Dinkes
aksi desa
20.02 Pemberian Tambahan
Cakupan pelayanan anak
makanan dan Vitamin 86 88.90% 200,000,000 100% 230,000,000 100% 250,000,000 100% 260,000,000 100% 290,000,000 100% 1,230,000,000 Dinkes
balita

Pravalensi gizi kurang 1,86 1,86 195,000,000 1,86 199,000,000 1,86 230,000,000 1,86 240,000,000 1,86 265,000,000 1,86 1,129,000,000 Dinkes
20.03 Penanggulangan Kurang Energi Cakupan ibu hamil KEK
Protein (KEP), Anemia Gizi dapat yang mendapatkan 100% 100% 308,770,000 100% 400,000,000 100% 440,000,000 100% 484,000,000 100% 532,400,000 100% 2,165,170,000 Dinkes
Besi, gangguan Akibat Kurang PMT
Iodium (GAKI), Kurang Vitamin
A dan Kekurangan Zat Gizi
Cakupan balita gizi buruk
Mikro Lainnya 100% 100% 299,850,000 100% 329,835,000 100% 362,818,500 100% 399,100,000 100% 439,000,000 100% 1,830,603,500 Dinkes
yang mendapat perawatan

20.04
Cakupan kelompok
Pemberdayaan Masyarakat
masyarakat yang
Untuk Pencapaian Keluarga 0 10 desa 417,185,000 30 desa 499,019,000 50 desa 548,920,000 70 desa 603,813,000 90 desa 664,194,000 90 desa 2,733,131,000 Dinkes
diberdayakan dalam
Sadar Gizi
program gizi
20.06 Monitoring, Evaluasi dan Jumlah pertemuan
Pelaporan evaluasi tentang gizi 2 kali 2 kali 68,979,000 2 kali 51,560,000 2 kali 56,716,000 2 kali 62,387,000 2 kali 68,626,000 10 kali 308,268,000 Dinkes

Bimtek/supervisi program
gizi yang dilaksan akan 7 kali 7 kali 979,000 14 kali 1,958,000 14 kali 1,958,000 14 kali 1,958,000 14 kali 1,958,000 63 kali 8,811,000 Dinkes
bersama puskesmas
Renstra Dinas Kesehatan Kab. Nagekeo 2018-2023 58

Program Pengembangan Jumlah Desa/Kelurahan


21 12 Desa 17 Desa 187,060,000 33 Desa 1,040,769,000 55 Desa 894,879,000 70 Desa 969,366,900 84 1,051,303,590 84 Desa 4,143,378,490 Dinkes
Lingkungan Sehat STBM

21.01 Pengkajian pengembangan


Jumlah desa/kel yang
lingkungan sehat 94 98 33,910,000 113 365,250,000 113 401,775,000 113 441,952,500 113 486,147,750 113 1,729,035,250 Dinkes
dilakukan pemicuan

Persentase TTU
memenuhi syarat 82,3% 100% 11,450,000 100% 15,050,000 100% 16,555,000 100% 18,210,500 100% 20,031,550 100% 81,297,050 Dinkes
keseahatan

Persentase rumah sehat 60% 62% 88,180,000 65% 0 67% 150,000,000 69% 150,000,000 80% 150,000,000 80% 538,180,000

21.02 Penyuluhan menciptakan


Jumlah sarana air minum
lingkungan sehat
yang memenuhi syarat 84,3 % 85 24,870,000 86 498,669,000 87 27,357,000 88 30,092,700 90 33,101,970 90 614,090,670 Dinkes
kesehatan

Jumlah limbah medik


(IPAL) yang memenuhi 8 IPAL 8 3,850,000 8 110,240,000 9 223,902,000 9 246,292,200 9 270,921,420 9 855,205,620 Dinkes
syarat kesehatan
21.03 Sosialisasi kebijakan
Jumlah sosialisasi
lingkungan sehat 0 0 0 0 0 1 kali 27,190,000 1 kali 29,909,000 1 kali 32,899,900 1 kali 89,998,900 Dinkes
kebijakan lingkungan sehat

21.04 Monitoring, evaluasi dan


pelaporan Jumlah evaluasi program
yang dilaksan akan 1 kali 1 kali 24,800,000 2 kali 51,560,000 2 kali 48,100,000 2 kali 52,910,000 2 kali 58,201,000 2 kali 235,571,000 Dinkes
bersama puskesmas

Bimtek/supervisi program
yang dilaksan akan 14 Kali 14 Kali 106,787,000 20 kali 89,250,000 20 kali 156,625,000 20 kali 230,737,500 20 kali 312,261,250 20 kali 895,660,750 Dinkes
bersama puskesmas
Renstra Dinas Kesehatan Kab. Nagekeo 2018-2023 59
22 Program Pencegahan dan Cakupan
Penanggulangan Penyakit penanggulangan
Menular penyakit Menular 100% 100% 3,066,006,500 100% 3,964,486,500 100% 4,046,804,000 100% 3,571,859,900 100% 3,941,083,790 100% 18,590,240,690 Dinkes

22.01 Penyemprotan/Fogging Sarang Cakupan DBD yang 100% 100% 113,681,500 100% 119,400,000 100% 123,000,000 100% 125,000,000 100% 127,000,000 100% 608,081,500
Nyamuk ditangani Dinkes

22.02 Pengadaan Alat Fogingg dan Cakupan DBD yang 100% 100% 5,600,000 100% 65,000,000 100% 290,000,000 100% 15,000,000 100% 240,000,000 100% 615,600,000
Bahan-bahan Fogging ditangani
Dinkes

22.03 Pengadaaan Vaksin Penyakit Tersedianya VAR 0 5.600 vial 1,116,800,000 3.500 vial 700,000,000 7.000 vial 1,400,000,000 7.000 vial 1,400,000,000 7.000 vial 1,400,000,000 7.000 vial 6,016,800,000
menular
Dinkes

22.04 Pelayanan Vaksinasi bagi Anak Usia 0-12 bln yang 84% 89% 701,805,000 92% 604,156,500 94% 138,284,500 95% 162,112,950 97% 167,032,745 97% 1,773,391,695
Balita dan Anak sekolah mendapat imunisasi Dasar
lengkap Dinkes

Menurunnya kasus 1 kasus 6 kasus 52,450,000 4 kasus 146,360,000 2 kasus 71,364,500 0 151,165,950 0 71,151,045 0 492,491,495
penyakit akibat imunisasi
Dinkes
(PD3I)

22.05 Pelayanan Pencegahan dan Kejadian Luar Biasa (KLB) 100.00% 100.00% 129,033,000 100.00% 1,148,150,000 100.00% 180,000,000 100% 185,000,000 100% 416,995,000 100% 2,059,178,000
Pengendalian Penyakit di Desa/Kelurahan Yang
Menular ditangani ≤ 24 Jam Dinkes

Pelayanan Kesehatan 80% 85% 196,915,000 100% 317,375,000 100% 466,600,000 100% 390,200,000 100% 349,600,000 100% 1,720,690,000
Orang terduga TBC Dinkes

Pelayanan Kesehatan 0.0 95% 107,950,000 100% 90,800,000 100% 134,700,000 100% 98,000,000 100% 105,000,000 100% 536,450,000
Orang terinfeksi HIV Dinkes

Penemuan Penderita 4.30% 2.70% 9,100,000 2% 16,100,000 1% 21,000,000 1% 14,500,000 0.65% 6,000,000 0.65% 66,700,000
Kusta Baru dalam 100.000 Dinkes
pddk
Angka Kesembuhan 100% 100% 11,700,000 100% 12,000,000 100% 13,000,000 100% 13,000,000 100% 15,000,000 100% 64,700,000
penderita Kusta MB (RFT) Dinkes

Cakupan MFR (Micro ≤1% ≤1% 231,414,000 ≤1% 225,000,000 ≤1% 230,000,000 ≤1% 240,000,000 ≤1% 150,000,000 ≤1% 1,076,414,000
Filaria Rate) Dinkes

Cakupan Pelayanan Balita 67% 77% 73,800,000 80% 136,000,000 83% 210,000,000 88% 135,000,000 94% 230,000,000 94% 784,800,000
Diare Dinkes

Cakupan API (Annual 0,1/1.000 pddk 0,03/ 1.000 184,398,000 0,02/ 1.000 185,600,000 0,01/ 1.000 357,600,000 0% 198,000,000 0% 198,000,000 0% 1,123,598,000
Parasite Incidence) pddk pddk pddk Dinkes

22.08 Peningkatan Imunisasi Desa UCI 84% 89% 0 92% 0 94% 193,775,000 95% 222,841,000 97% 245,125,000 97% 661,741,000
Dinkes

22.09 Peningkatan Survailens dan Cakupan Pengananan 100% 100% 37,200,000 100% 56,095,000 100% 62,480,000 100% 67,040,000 100% 70,180,000 100% 292,995,000
penanggulangan wabah Kasus Campak dan AFP Dinkes

22.11 Monitoring & Evaluasi Program Jumlah evaluasi program 1 kl 1 kl 20,560,000 1 kl 44,750,000 1 kl 50,000,000 1 kl 50,000,000 1 kl 50,000,000 1 kl 215,310,000
yang dilaksan akan
Dinkes
bersama puskesmas

Terlaksananya Kegiatan 1 kl 3 kl 73,600,000 3 kl 97,700,000 4 kl 105,000,000 4 kl 105,000,000 4 kl 100,000,000 4 kl 481,300,000


Bimtek Terpadu P2P Dinkes
Renstra Dinas Kesehatan Kab. Nagekeo 2018-2023 60

Program Standarisasi Pelayanan kesehatan


23 100% 100% 6,020,729,000 100% 5,046,407,000 100% 6,296,818,500 100% 6,803,200,350 100% 7,199,120,385 100% 31,366,275,235 Dinkes
Pelayanan Kesehatan terstandar di Faskes

Penyusunan standar
Presentase FKTP dan FKTL
23.01 pelayanan kesehatan 21.43% 57.14% 756,380,000 78.6% 364,572,000 88% 475,000,000 100% 550,000,000 100% 605,000,000 100% 2,750,952,000 Dinkes
yang terakreditasi
Evaluasi dan pengembangan Ratio dokter
23.02 standar pelayanan kesehatan 1 : 8.594 1 : 7.775 2,564,000,000 1 : 5.102 1,734,000,000 1 : 3.797 1,836,000,000 1 : 3.023 1,944,000,000 1 : 2.512 2,052,000,000 1 : 2.512 10,130,000,000
Dinkes

Ratio Dokter gigi 1 : 32.656 1 : 32.656 728,000,000 1 : 20.410 408,000,000 1 : 14.844 432,000,000 1 : 11.663 540,000,000 1 : 9.071 756,000,000 1 : 9.071 2,864,000,000
Dinkes

Rati0 dokter Spesialis 1 : 54.428 1 : 27.214 1,440,000,000 1 : 20.410 2,400,000,000 1 : 16.328 3,000,000,000 1 : 12.560 3,600,000,000 1 : 10.205 3,600,000,000 1 : 10.205 14,040,000,000
Dinkes

Pembangunan dan
Jumlah dokumen standar
23.04 pemutakhiran data dasar 100 100 494,000,000 100 49,585,000 100 54,543,500 100 59,997,850 100 65,997,635 100 724,123,985 Dinkes
pelayanan kesehatan
standar pelayanan kesehatan

Tersedianya dokumen
Penyusunan Standar analisis Peraturan Daerah tentang
23.05 0 0 0 0 0 1 dokumen 400,000,000 0 0 0 0 1 dokumen 400,000,000 Dinkes
belanja pelayanan kesehatan Retribusi Pelayanan
Kesehatan
Evaluasi program yang
Monitoring, evaluasi dan
23.06 dilaksanakan bersama 100 100 38,349,000 100 90,250,000 100 99,275,000 100 109,202,500 100 120,122,750 100 457,199,250 Dinkes
pelaporan
puskesmas

Persentase masyarakat
miskin yang
Program Pelayanan membutuhkan operasi
24 0 0 0 15 112,000,000 100% 499,000,000 100% 737,500,000 100% 900,000,000 100% 2,248,500,000 Dinkes
Kesehatan Penduduk Miskin katarak, THT, operasi
bibir sumbing dan
sunatan massal terlayani

Pelayanan operasi katarak Jumlah pasien katarak Dinkes


24.01 yang ditangani 0 0 0 15 112,000,000 30 224,000,000 45 337,500,000 50 375,000,000 50 1,048,500,000

Pelayanan Kesehatan THT Jumlah pasien gangguan Dinkes


24.02 THT yang ditangani 0 0 0 0 0 100% 200,000,000 100% 250,000,000 100% 300,000,000 100% 750,000,000

Pelayanan operasi bibir Jumlah pasien bibir Dinkes


24.03 sumbing sumbing yang ditangani 0 0 0 0 0 5 50,000,000 10 100,000,000 15 150,000,000 15 300,000,000

Pelayanan Sunatan masal Jumlah pasien yang Dinkes


24.04 dilakukan sunatan masal 0 0 0 0 0 50 25,000,000 100 50,000,000 150 75,000,000 150 150,000,000
Renstra Dinas Kesehatan Kab. Nagekeo 2018-2023 61

Program Pengadaan,
Peningkatan dan Perbaikan Cakupan Puskesmas per 1 / 18.052 1 / 14.441 1 / 12.035 1 / 11.109 1 / 11.109 1 / 11.109
25 1 / 20.631 pddk
Sarana dan Prasarana Kecamatan pddk pddk pddk pddk pddk pddk
Puskesmas/ Puskemas
Pembantu dan Jaringannya
Cakupan Puskesmas 1 / 4.247 1 / 4.247 1 / 4.247 1 / 4.247 1 / 4.247 1 / 4.247
1 / 4.247 pddk 43,591,916,290 17,933,087,000 21,806,395,700 23,987,035,270 23,868,938,797 131,187,373,057 Dinkes
Pembantu per desa pddk pddk pddk pddk pddk pddk

Persentase Bangunan
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Puskesmas Sesuai Standar

Jumlah Puskesmas yang


25.01 Pembangunan puskesmas 100 100 27,974,662,352 100 9,952,493,000 10,947,742,300 100 12,042,516,530 100 13,246,768,183 1,540,000,000 Dinkes
dibanguan

Pembangunan Puskesmas Jumlah Pustu yang akan


25.02 0 100 31,050,000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Dinkes
Pembantu dibangun

Jumalah Pusling yang


25.04 Pengadaan puskesmas keliling 0 100 3,109,200,000 100 1,972,095,000 100 2,169,304,500 100 2,386,234,950 100 2,624,858,445 100 1,540,000,000 Dinkes
diadakan

Jumlah sarana dan


Pengadaan sarana dan
25.07 prasaran puskesmas yang 100 100 12,477,003,938 100 6,008,499,000 100 6,609,348,900 100 7,270,283,790 100 7,997,312,169 100 40,362,447,797 Dinkes
prasarana puskesmas
diadakan

Jumlah puskesmas rawat


Peningkatan puskesmas
25.12 jalan yang menjadi 0 0 0 0 0 100 2,080,000,000 100 2,288,000,000 0 0 100 4,368,000,000 Dinkes
menjadi puskesmas rawat inap
puskesmas rawat inap

Jumlah puskesmas
Rehabilitasi sedang/berat
25.21 pembantu yang 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Dinkes
puskesmas pembantu
direhabilitasi

Program pengadaan,
peningkatan sarana dan
prasarana rumah sakit/ Rasio Rumah Sakit Per
26 0 0 0 1 45,063,876,000 0 0 0 0 0 0 1 45,063,876,000 Dinkes
rumah Sakit jiwa/ rumah Satuan Penduduk
sakit paru-paru/ rumah sakit
mata

Jumlah rumah sakit yang


26.01 Pembangunan rumah sakit 0 0 0 1 45,063,876,000 0 0 0 0 0 0 1 45,063,876,000 Dinkes
akan dibangun
Tersedianya alat
26.18 Pengadaan Alat RS 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Dinkes
kesehatan rumah sakit

Pengadaan Ambulance/Mobil Tersedianya ambulance


26.20 0 0 0 0 0 1 750,000,000.00 1 750,000,000.00 0 0 2 1,500,000,000.00 Dinkes
Jenazah rumah sakit
Renstra Dinas Kesehatan Kab. Nagekeo 2018-2023 62

Program pemeliharaan
sarana dan prasarana rumah
Rumah Sakit terpelihara
27 sakit/ rumah Sakit jiwa/ 0 0 0 0 11,448,102,000 1 634,000,000 699,000,000 0 0 1 12,781,102,000 Dinkes
dan berfungsi baik
rumah sakit paru-paru/
rumah sakit mata

Pemeliharaan rutin/berkala
27.01 Bangunan yang terpelihara 0 0 0 0 0 100% 386,000,000.00 100% 386,000,000.00 0 0 100% 772,000,000 Dinkes
rumah sakit

Pemeliharaan rutin/berkala
Alat-alat keseahatan yang
27.17 alat-alat kesehatan rumah 0 0 0 0 0 100% 150,000,000.00 100% 150,000,000.00 0 0 100% 300,000,000 Dinkes
terpelihara
sakit

Pemeliharaan rutin/berkala Ambulance/ mobil jenazah


27.18 0 0 0 0 0 0 0 100% 65,000,000.00 0 0 100% 65,000,000 Dinkes
mobil ambulance/ jenazah yang terpelihara

Pemeliharaan rutin/berkala Mebeleur rumah sakit


27.19 0 0 0 0 0 100% 75,000,000.00 100% 75,000,000.00 0 0 100% 150,000,000 Dinkes
mebeuler rumah sakit terpelihara

Pemeliharaan rutin/berkala Perlengkapan rumahs akit


27.2 0 0 0 0 0 100% 23,000,000.00 100 23,000,000.00 0 0 100% 46,000,000 Dinkes
perlengkapan rumah sakit terpelihara
Program Kemitraan
Peningkatan Pelayanan Masyarakat yang
Kesehatan membutuhkan
28 100% 100% 8,537,950,000 100% 11,448,102,000 100% 12,828,582,520 100% 14,381,847,674 100% 15,204,461,000 100% 62,400,943,194 Dinkes
pelayanan kesehatan
mendapatkan pelayanan

Kemitraan asuransi kesehatan


Prosentase masyarakt
masyarakat
28.01 yang mempunyai jaminan 57% 71% 6,037,950,000 75.0% 7,315,648,000 80% 8,778,777,600 85% 10,534,533,000 90% 11,587,986,000 90% 44,254,894,600 Dinkes
kesehatan
Kemitraan pengobatan bagi
Cakupan pelayanan
pasien kurang mampu
.28.07 kesehatan rujukan pasien 5.11% 4,58% 2,500,000,000 4.6% 4,132,454,000 4.04% 4,049,804,920 3.50% 3,847,314,674 2.97% 3,616,475,000 2.43% 18,146,048,594 Dinkes
kurang mampu

Program Peningkatan
29 Pelayanan Kesehatan Anak Angka Kematian Balita 2/1000 KH 0 0 0 379,485,000 0 809,872,500 0 888,851,000 0 1,012,274,670 0 3,090,483,170 Dinkes
Balita

Penyuluhan Kesehatan Anak Cakupan pelayanan


29.01 86,22% 88,17% 0 100% 218,950,000 100% 283,745,000 100% 312,179,500 100% 385,795,170 100% 1,200,669,670 Dinkes
Balita Kesehatan Balita
Pelatihan dan Pendidikan Cakupan pelayanan
29.04 86,22% 88,17% 0 100% 46,985,000.00 100% 406,432,500.00 100% 446,271,500.00 100% 483,689,500.00 100% 1,383,378,500.00 Dinkes
perawatan anak balita Kesehatan Balita
Adanya supervisi/
Monitoring Evaluasi dan
29.07 monitoring kesehatan 0 0 0 4 kl 113,550,000.00 4 kl 119,695,000.00 4 kl 130,400,000.00 4 kl 142,790,000.00 2 kl 506,435,000 Dinkes
Pelaporan
Balita
Renstra Dinas Kesehatan Kab. Nagekeo 2018-2023 63

Program Peningkatan Lansia yang


30 0 0 0 100% 221,603,000 100% 285,000,000 100% 313,553,500 100% 342,141,459 100% 1,162,297,959 Dinkes
Pelayanan Kesehatan Lansia kesehatannya terjaga

Pelayanan Pemeliharaan Cakupan Lansia yang


30.01 kesehatan Lansia mendapat pelayanan 15% 31,99% 0 100% 105,150,000 100% 115,665,000 100% 127,231,500 100% 139,954,659 100% 488,001,159 Dinkes
kesehatan
Pendidikan dan Pelatihan Cakupan Lansia yang
30.03 perawatan kesehatan Lansia. mendapat pelayanan 15% 31,99% 0 100% 97,653,000 100% 148,655,000 100% 163,574,000 100% 177,164,000 100% 489,393,000 Dinkes
kesehatan
Monitoring ,Evaluasi dan Adanya monitoring
30.07 0 0 0 2 kl 18,800,000.00 2 kl 20,680,000.00 2 kl 22,748,000.00 2 kl 25,022,800.00 2 kl 87,250,800 Dinkes
Pelaporan kesehatan lansia

Program Pengawasan dan Terjaminnya keamanan


31 pengendalian kesehatan dan kesehatan makanan 100% 100% 34,890,000 100% 48,995,000 100% 138,742,500 100% 170,624,750 100% 205,695,225 100% 598,947,475 Dinkes
makanan di wilayah Kabupaten

Pengawasan dan pengendalian


Jumlah produksi rumah
keamanan dan kesehatan
31.02 tangga yang memenuhi 0 0 0 0 0 100% 66,840,000 100% 73,524,000 100% 80,876,400 100% 221,240,400 Dinkes
makanan hasil produksi rumah
syarat kesehatan
tangga

Pengawasan dan pengendalian Jumlah TPM yang


31.03 keamanan dan kesehatan memenuhi syarat 57.7 100% 34,890,000 100% 48,995,000 100% 71,902,500 100% 97,100,750 100% 124,818,825 100% 377,707,075 Dinkes
makanan restaurant kesehatan

32 Program Peningkatan
Keselamatan Ibu Melahirkan
dan Anak Angka Kematian Ibu 159/100.000 KH 0 0 0 0 0 0 Dinkes

Angka Kematian 3,554,680,450 1,583,944,000 1,741,100,400 1,794,658,501 1,863,117,821 10,537,501,172


7/1000 KH 0 0 0 0 0 0 Dinkes
Neonatus

Angka Kematian Bayi 8/1000 KH 0 0 0 0 0 0 Dinkes

Penyuluhan kesehatan bagi ibu


32.01 hamil dari keluarga tidak Cakupan K4 56% 60% 0 100% 438,164,000 100% 480,743,000 100% 503,325,000 100% 528,164,000 100% 1,950,396,000 Dinkes
mampu
32.02 Perawatan Secara berkala
Cakupan komplikasi
bagi ibu hamil bagi keluarga
kebidanan dan neonata 100% 100% 1,359,180,450 100% 196,677,000 100% 216,344,100.00 100% 237,953,700.00 100% 261,707,920.00 100% 912,682,723.00 Dinkes
kurang mampu
yang ditangani

Cakupan pelayanan Nifas 98% 99% 805,500,000 100% 85,150,000 100% 93,665,000 100% 103,031,500 100% 113,294,600 100% 209,541,100.00 Dinkes

Pertolongan persalinan bagi Cakupan Pertolonngan


32.03 98% 99% 1,390,000,000 100% 863,953,000.00 100% 950,348,300.00 100% 950,348,301.00 100% 959,951,301.00 100% 2,860,647,902.00 Dinkes
ibu dari keluarga kurang persalinan oleh nakes
mampu

Anda mungkin juga menyukai