Anda di halaman 1dari 23

PODCAST SEBAGAI MEDIA EDUKASI

(Studi Kualitatif Podcast ParenTALKING


Sebagai Media Edukasi Parenting)

PROPOSAL USULAN PENELITIAN

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Melanjutkan Penelitian Dalam Rangka
Penyusunan Skripsi Pada Program Studi S-1 Ilmu Komunikasi
Konsentrasi Broadcasting
Di Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Bandung

Oleh :
Bachtiar Fatur Rohman
NIM : 011718009

SEKOLAH TINGGI ILMU KOMUNIKASI BANDUNG


(STIKOM BANDUNG)
2021
LEMBAR PERSETUJUAN

PODCAST SEBAGAI MEDIA EDUKASI

(Studi Kualitatif Podcast ParenTALKING


Sebagai Media Edukasi Parenting)

PROPOSAL USULAN PENELITIAN

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Melanjutkan Penelitian Dalam Rangka
Penyusunan Skripsi Pada Program Studi S-1 Ilmu Komunikasi
Konsentrasi Broadcasting
Di Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Bandung

Oleh :
Bachtiar Fatur Rohman
NIM : 011718009

Disetujui untuk dapat mengikuti Sidang Usulan Penelitian


Bandung,.....................
Pembimbing

(Arief Permadi S.Sos, M.Sos)

Mengetahui,
Ketua Program Studi

(............................................)
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rakhmat dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian ini. Shalawat serta
salam senantiasa terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya,
para sahabatnya, serta umatnya hingga akhir zaman, aamiin.
Dalam proses penyusunan proposal penelitian ini tidak terlepas dari bantuan,
bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Penulis menyadari akan ketidak sempurnaan
dalam menyusun proposal ini. Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran agar
penulis bisa membenahi dan membuat langkah yang lebih baik dalam penyusunan proposal
dimasa mendatang. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu penulis:
1. Allah SWT yang telah memberikan rakhmat dan kemudahan bagi penulis dalam
penyusunan proposal penelitian ini.
2. Ibunda terkasih Kalima Ardila, yang telah berjuang dalam memberikan support dan doa
yang terbaik untuk penulis sampai saat ini.
3. Bapak Dr. Dedy Djamaluddin Malik, M.S., selaku Ketua Stikom Bandung.
4. Bapak Arief Permadi S. Sos., M. Sos. selaku pembimbing UP yang senantiasa
memberikan arahan serta bimbingan selama masa penyusunan proposal penelitian.
5. Seluruh Staff Akademis Program Studi Ilmu Komunikasi Stikom Bandung terima kasih
atas waktu dan bantuannya.
6. Dan sederet teman, keluarga, kakak tingkat juga orang-orang yang selalu memberikan
dukungan dan doa yang terbaik, sehingga penulis semangat dalam menjalankan
penyusunan proposal ini.

Akhir kata yang dapat penulis sampaikan, penulis mengharapkan proposal ini
bermanfaat khususnya bagi penulis agar mampu menempuh tahap selanjutnya dalam
menyelesaikan penyusunan skripsi pada program S-1 Ilmu Komunikasi di STIKOM
Bandung.

Bandung 09 Maret 2021


Penyusun :

Bachtiar Fatur Rohman


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
1. Konteks Penelitian
2. Fokus Penelitian
3. Pertanyaaan Penelitian
4. Tujuan Penelitian
5. Kegunaan Penelitian
6. Setting Penelitian
6.1 Lokasi Penelitian / Objek Penelitian
6.2 Waktu Penelitian
7. Kerangka Berpikir dalam Penelitian
7.1 Kerangka Teoritis
7.2 Kerangka Konseptual
7.3 Bagan Kerangka Penelitian
8. Metodologi Penelitian
8.1 Paradigma Penelitian
8.2 Pendekatan Penelitian
8.3 Sumber Data
8.3.1 Data Primer
8.3.2 Data Sekunder
8.3.3 Subyek Penelitian
8.4 Teknik Pengumpulan Data
8.5 Teknik Analisis Data
8.6 Teknik Pengujian Keabsahan Data
9. Sistematika Penulisan Skripsi

DAFTAR PUSTAKA
1. Konteks Penelitian
Podcast ParenTALKING adalah sebuah Podcast yang diciptakan dan dibawakan
oleh @nuchabachri dan @rolenria, yang juga mengundang narasumber dari berbagai
bidang. Kontennya tidak hanya diisi dengan ngobrol seputar kehidupan rumah tangga,
namun juga curhatan ibu dan ayah seputar kehidupan berkeluarga yang sesungguhnya.
Karena tagline dari podcast ini adalah “The truth about parenting” yang mana
kehidupan parenting pasti mengalami hal paitnya juga, maka dari itu Podcast
ParenTALKING ingin berbagi pengalaman dan juga memberikan edukasi dalam ranah
keluarga. Ini sangat membantu dalam penyebaran edukasi secara satu arah kepada
pendengar yang membutuhkan edukasi tentang parenting.
Podcast ParenTALKING bisa diakses pada platform radioindonesia, Google
Podcast, Apple Podcast, listennotes dan juga Spotify. Dengan postingan awal pada
tanggal 06 Mei 2019, podcast ParenTALKING pertanggal 25 Februari 2021 mempunyai
24 episode yang membahas kehidupan keluarga dengan berbagai narasumber
diantaranya Saskhya Prima (Psikolog dan penulis buku “3 Generasi”), Dayana Hatmanti
(guru renang spesialis anak, Putri Pariwisata 2010, Duta Diving 2011 dan host acara
traveling), Adetyaa (Pemilik Catering Sehat Indonesia), Yasmine Nur Edwina
(Psikolog), Ilma Dina (Co-founder Hanah Indonesia) dan banyak narasumber lainnya.
Podcast berasal dari gabungan kata-kata “iPod” dan “Broadcasting”, hal ini
dikarenakan Apple yang meluncurkan iPod dan yang pertama kali memperkenalkan
podcast. Namun, saat ini podcast sudah bisa didengarkan di berbagai platform, tidak
hanya dari produk-produk Apple saja. Podcast merupakan episode program yang
tersedia di internet dan biasanya merupakan rekaman asli audio. Podcast biasanya
menawarkan tiap episode dalam format file yang sama sehingga pendengar selalu bisa
menikmati program tersebut dengan cara yang sama. Hal ini berbeda dengan radio yang
kebanyakan kontennya merupakan siaran langsung. Bagi pendengar, podcast adalah
sebuah cara untuk menikmati konten menarik dari seluruh dunia secara gratis.
Sedangkan bagi Podcaster (orang yang membuat konten di podcast), podcast adalah
cara yang sangat efektif untuk menjangkau banyak pendengar.
Radio internet terbagi menjadi dua jenis yaitu streaming dan podcast. Yang
membedakan adalah radio streaming mengharuskan penyiarnya membacakan informasi
atau membawakan berita secara langsung sedangkan podcast dapat direkam, kemudian
diedit sebelum disiarkan. podcast ditemukan oleh Adam Curry pada tahun 2000.
Podcast telah dimulai di Indonsia sejak tahun 2005. Podcast Survival Phrases adalah
podcast edukasi yang mengkhususkan membantu para orang asing atau wisatawan yang
hendak berpergian.
Keunikan yang membuat podcast berhasil “dilirik” oleh masyarakat adalah pilihan
platform distribusi yang beragam. Dalam survey Daily Sosial 2018 disebutkan bahwa
alasan utama pendengar mengonsumsi podcast, salah satunya karena adanya variasi
konten dan platform yang memberikan fleksibilitas saat menikmati konten (Yusra,
2019). Kehadiran podcast memunculkan berbagai jenis platform baru sebagai media
publikasinya. Beberapa platform tersebut, antara lain Apple Podcast, Anchor, Overcast,
Player.fm, Inspigo, Soundcloud, Gooogle Podcast serta Spotify. Hal menarik lainnya,
bahkan platform seperti Anchor dapat secara otomatis menyebarkan konten ke berbagai
layanan distribusi lainnya, yaitu Spotify, Castbox, dan Google Podcast. Hal ini
menunjukkan bahwa ruang publikasi podcast tidak terbatas hanya pada satu platform
dan memberikan kemudahan bagi kreator untuk mempublikasikan kontennya.
Dengan semakin majunya perkembangan teknologi ini, media podcast juga
digunakan sebagai media edukasi atau pembelajaran. podcast dinilai bisa menjadi media
yang lebih efektif dalam menyampaikan materi pembelajaran, dengan berbasiskan
suara/audio tentu materi akan bisa diterima dan pesanpun bisa langsung dicerna oleh
pendengarnya. Hal ini karena pesan berbasis audio cenderung lebih fleksibel untuk
dinikmati, pendengar bisa mendengarkan sambil melakukan kegiatan lainnya maka
proses pembelajaran jauh lebih efesien.
Tidak seperti media lainnya seperti Instagram, Facebook atau Twitter yang lebih
banyak memberikan pesan berupa tampilan grafis. Memang sudah banyak proses
pembelajaran yang dilakukan menggunakan media sosial tersebut dalam penyampaian
pesan berupa gambar, namun sekarang ini metode tersebut justru memperlambat proses
pembelajaran karena membutuhkan waktu untuk membaca dan mencerna pesan yang
ditampilkan melalui grafis. Semakin kesini kita membutuhkan proses pembelajaran
yang lebih simple dan efesien, maka dari itu podcast hadir dan bertransformasi menjadi
media yang mempermudah proses pembelajaran.
Media audio dapat melatih dan mengembangkan daya imajinasi yang abstrak,
karenanya media audio juga disebut dengan “teater of mind”, media audio dapat
menggugah rasa ingin tahu tentang sesuatu sehingga dapat merangsang kreatifitas
pendengarnya.
Bagi Podcaster atau penyedia konten podcast, mereka diberikan kemudahan
dalam menyiapkan bahan materi yang akan disampaikan untuk pembelajaran. Cukup
menyiapkan alat perekam yang mumpuni atau minimalnya menghasilkan suara yang
jelas dan bisa langsung mengupload ke platform yang akan dituju. Walaupun sekarang
ini banyak podcaster yang totalitas dalam menyiapkan konten, mereka menggunakan
alat-alat yang lebih menunjang hasil rekaman mereka dibantu dengan software seperti
Adobe Audition dsb.
Menurut Kristanto (2016:4) media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan, sehingga dapat merangsang perhatian, minat,
pikiran, dan perasaan mahasiswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar.
According to Kristanto (2018:1) learning media is anything that can be used to channel
the message to achieve learning objective. Asosiasi Pendidikan Nasional dalam
Kristanto (2010) mendefinisikan media dalam lingkup pendidikan sebagai segala benda
yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen
yang dipergunakan untuk kegiatan tersebut. Association of Education and
Communication Technology (AECT, 1994) memberi batasan bahwa media adalah
segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan/informasi.
Menurut Newby dalam Kristanto (2011) media pembelajaran adalah segala sesuatu
yang dapat membawa pesan untuk pencapaian tujuan pembelajaran.
Hasil penelitian Dave Tapp mengenai efektivitas penggunaan podcast terhadap
sekolompok siswa dengan hasil menunjukkan media podcast dapat diterima dengan
baik melalui siswa disediakan untuk mendengarkan umpan balik mereka melalui media
podcast (Tapp, 2013:4). Media podcast dalam pembelajaran di dunia barat, sering
dikaitkan dengan pembelajaran yang bersifat verbal dengan kelebihan yang dapat
dikonsumsi khlayak kapanpun dan dimanapun tanpa batasan ruang dan waktu.
Edukasi atau disebut juga dengan pendidikan merupakan segala upaya yang
direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau
masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan
(Notoadmojo, 2003). Edukasi merupakan proses belajar dari tidak tahu menjadi
tahu. Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan
manusia, sudah semestinya usaha dalam menumbuh kembangkan pendidikan secara
sistematis dan berkualitas perlu terus di upayakan, sehingga tujuan dari proses
pendidikan dapat dicapai secara optimal. Pendidikan memiliki arti penting bagi
individu, pendidikan lebih jauh memberikan pengaruh yang besar terhadap kemajuan
suatu bangsa.
Edukasi parenting adalah metode yang tepat bagi orang tua dalam pembentukan
karakter anak. Parenting disini bukan hanya sekedar mengasuh anak, namun orang tua
harus mendidik, membimbing dan melindungi setiap perkembangan anak. Edukasi
parenting sendiri memiliki pengertian yaitu program pendidikan pengasuhan yang
dilakukan oleh lembaga untuk meningkatkan kualitas kepengasuhan dan
tercapainya visi-misi.
Menurut American Psychological Association (APA) parenting adalah suatu pola
pengasuhan anak oleh orang dewasa (tidak terbatas dengan hubungan biologis) yang
memiliki tiga tujuan utama:
a. Memastikan anak-anak selalu dalam keadaan sehat dan aman.

b. Mempersiapkan anak-anak agar tumbuh menjadi produktif.

c. Menurunkan nilai-nilai budaya.


Sedangkan jika mengikuti definisi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia, parenting dipahami sebagai sebuah interaksi yang terjadi antara
orang tua dan anak dengan tujuan mendukung perkembangan fisik, emosi, sosial,
intelektual, dan spiritual. Dalam definisi ini juga dijelaskan bahwa parenting terjadi sejak
anak masih berada dalam kandungan hingga ia dewasa. Dari kedua definisi tersebut,
dapat ditarik kesimpulan bahwa parenting adalah bagaimana cara mendidik anak agar ia
siap menjadi dewasa dan berdiri pada kakinya sendiri. Parenting mencakup pola
pengasuhan yang mendukung perkembangan emosi, fisik, sosial, intelektual, dan
spiritual anak.
Masud Hoghughi, (Masud Hoghughi adalah direktur dari Aycliffe Centre for
Children, County Durham Dan menyandang gelar sebagai anggota kehormatan sebagai
Professor fakultas Psychology, University of Hull, Amerika) Menyampaikan :
Pengasuhan merupakan hubungan antara orang tua dan anak yang multidimensi dapat
terus berkembang. Mencakup beragam aktifitas dengan tujuan : anak mampu
berkembang secara optimal dan dapat bertahan hidup dengan baik. Oleh karenanya
pengasuhan meliputi pengasuhan fisik, pengasuhan emosi dan pengasuhan sosial.
Dimana komponen dari kunci pengasuhan adalah:

a. Pengasuhan fisik mencakup semua aktifitas yang bertujuan agar anak dapat bertahan
hidup dengan baik dengan menyediakan kebutuhan dasarnya seperti makan,
kehangatan, kebersihan, ketenangan waktu tidur, dan kepuasan ketika membuang
sisa metabolisme dalam tubuhnya.

b. Pengasuhan emosi mencakup pendampingan ketika anak mengalami kejadian-


kejadian yang tidak menyenangkan seperti merasa terasing dari teman-temannya,
takut, atau mengalami trauma. Pengasuhan emosi ini mencakup pengasuhan agar
anak merasa dihargai sebagai seorang individu, mengetahui rasa dicintai, serta
memperoleh kesempatan untuk menentukan pilihan dan untuk mengetahui resikonya.
Pengasuhan emosi ini bertujuan agar anak mempunyai kemampuan yang stabildan
konsisten dalam berinteraksi dengan lingkungannya, menciptakan rasa aman, serta
menciptakan rasa optimistic atas hal-hal baru yang akan ditemui oleh anak.

c. Pengasuhan sosial bertujuan agar anak tidak merasa terasing dari lingkungan
sosialnya yang akan berpengaruh terhadap perkembangan anak pada masa-masa
selanjutnya. Pengasuhan sosial ini menjadi sangat penting karena hubungan sosial
yang dibangun dalam pengasuhan akan membentuk sudut pandang terhadap dirinya
sendiri dan lingkungannya. Pengasuhan sosial yang baik berfokus pada memberikan
bantuan kepada anak untuk dapat terintegrasi dengan baik di lingkungan rumah
maupun sekolahnya dan membantu mengajarkan anak akan tanggung jawab sosial
yang harus diembannya (Hughoghi, 2004).

Podcast ParenTALKING dibuat karena munculnya media baru yang dinamakan


podcast, dimana media baru ini mampu membantu dan memudahkan dalam proses
edukasi yang lebih efektif. Pierre Levy, mengemukakan tentang New Media. Yang
mana teori ini membahas mengenai perkembangan media dari konvensional ke era
digital. Perkembangan New Media ditandai dengan hadirnya podcast yang saat ini
sedang digandrungi oleh masyarakat. Podcast menjadi suatu media baru di dunia siaran
Indonesia, khususnya pada konten audio. Meski hanya menghadirkan format audio
dalam penggunaannya, ternyata podcast tetap mendapatkan tempat bagi sebagian
kalangan yang lebih suka mendengarkan.

Dalam Teori New Media, terdapat dua pandangan yang dikemukakan oleh Pierre
Levy, yaitu : (1) Pandangan interaksi sosial, yang membedakan media menurut
kedekatannya dengan interaksi tatap muka. Pierre Levy memandang World Wide Web
(WWW) sebagai sebuah lingkungan informasi yang terbuka, fleksibel, dan dinamis,
yang memungkinkan manusia mengembangkan orientasi pengetahuan yang baru dan
juga terlibat dalam dunia demokratis tentang pembagian mutual dan pemberian kuasa
yang lebih interaktif dan berdasarkan pada masyarakat. (2) Pandangan integrasi sosial,
yang merupakan gambaran media bukan hanya dalam bentuk informasi, interaksi,
atau penyebarannya, tetapi dalam bentuk ritual, atau bagaimana manusia
menggunakan media sebagai cara menciptakan masyarakat. Media bukan hanya
sebuah instrumen informasi atau cara untuk mencapai ketertarikan diri, tetapi
menyatukan kita dalam beberapa bentuk masyarakat dan memberi kita rasa saling
memiliki. (Solomon, 2011 : 52).

2. Fokus Penelitian
Dari uraian di atas, maka muncul fokus penelitian sebagai berikut :
Bagaimana Podcast ParenTALKING Memberikan Edukasi Parenting Kepada Para
Pendengarnya.
3. Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan yang dapat diambil dari konteks dan fokus penelitian di atas adalah sebagai
berikut :
1) Bagaimana Podcast ParenTALKING mengedukasi pendengarnya untuk melakukan
pengasuhan fisik yang baik terhadap anak-anak mereka.
2) Bagaimana Podcast ParenTALKING mengedukasi pendengarnya untuk melakukan
pengasuhan emosi yang baik terhadap anak-anak mereka.
3) Bagaimana Podcast ParenTALKING mengedukasi pendengarnya untuk melakukan
pengasuhan sosial yang baik terhadap anak-anak mereka.

4. Tujuan Penelitian

Tujuannya adalah sebagai berikut :


1) Untuk mengetahui cara Podcast ParenTALKING mengedukasi pendengarnya untuk
melakukan pengasuhan fisik yang baik terhadap anak-anak mereka.
2) Untuk mengetahui cara Podcast ParenTALKING mengedukasi pendengarnya untuk
melakukan pengasuhan emosi yang baik terhadap anak-anak mereka.
3) Untuk mengetahui cara Podcast ParenTALKING mengedukasi pendengarnya untuk
melakukan pengasuhan sosial yang baik terhadap anak-anak mereka.

5. Kegunaaan Penelitian

Bagi masyarakat, proposal penelitian ini bisa menjadi bahan pengetahuan


masyarakat mengenai adanya media baru bernama Podcast yang bisa memberikan
edukasi parenting yang dipaparkan oleh Podcast ParenTALKING.
Selain bagi masyarakat, penelitian ini bermanfaat bagi penulis dalam
menyelesaikan studi gelar sarjana ilmu komunikasi di Kampus Stikom Bandung, dan
mengaplikasikan kegiatan penelitian mengenai studi ilmu komunikasi di lapangan.
Kampus Stikom Bandung juga membutuhkan penelitian ini sebagai arsip
penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa tingkat akhir, khususnya penelitian mengenai
Podcast sebagai media informasi dan edukasi, dan melatih mahasiswa semester akhir
untuk melakukan penelitian sesuai dengan studi ilmu komunikasi yang dipelajari selama
masa perkuliahan.

6. Setting Penelitian

6.1 Lokasi Penelitian / Objek Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Podcast ParenTALKING . Jl. TB Simatupang No. 19


Cilandak Barat, Jakarta Selatan 12430
6.2 Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan dari bulan November 2020 sampe bulan Februari 2021:

Hari Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu


1
2 3 4 5 6 7 8
Bulan
9 10 11 12 13 14 15
November
16 17 18 19 20 21 22
2020
23 24 25 26 27 28 29
30
1 2 3 4 5 6
Bulan 7 8 9 10 11 12 13
Desember 14 15 16 17 18 19 20
2020 21 22 23 24 25 26 27
28 29 30 31
1 2 3
Bulan 4 5 6 7 8 9 10
Januari 11 12 13 14 15 16 17
2021 18 19 20 21 22 23 24
25 26 27 28 29 30
1 2 3 4 5 6 7
Bulan 8 9 10 11 12 13 14
Februari 15 16 17 18 19 20 21
2021 22 23 24 25 26 27 28

1 2 3 4 5 6 7
Bulan 8 9 10 11 12 13 14
Maret 15 16 17 18 19 20 21
2021 22 23 24 25 26 27 28
29 30 31

: Penyusunan Proposal
: Seminar Penelitian

: Revisi Proposal Penelitian UP

: Pengolahan data
7. Kerangka Berfikir dalam Penelitian
7.1 Kerangka Teoritis
Penelitian Podcast Sebagai Media Edukasi diarahkan dengan Teori New Media.
New media merupakan istilah yang sudah ada dari 45 tahun yang lalu. Bila dijelaskan
secara fundamental, istilah new media saat ini yang berkaitan erat dengan internet.

Marshall McLuhan merupakan salah satu akademisi yang memperkenalkan istilah


new media, tetapi new media yang dimaksud McLuhan tidak sama dengan new media
yang dikenal sekarang. New media yang dimaksud adalah perkembangan teknologi
komunikasi yang dalam sejarahnya telah memperluas jangkauan komunikasi manusia. Di
sisi lain McLuhan, menggunakan istilah new media untuk mengartikan sesuatu yang
sangat mirip dengan dimaksud dengan new media dewasa ini. Teknologi komunikasi
baru yang menghasilkan efek budaya yang luas, sulit diprediksi, dan mengganggu, serta
mengubah dinamika hubungan manusia.

Pada tahun 1984, Ronal Rice mendefinisikan new media sebagai teknologi
komunikasi yang memfasilitasi antara pengguna dan informasi. Interaksi disini
merupakan karakteristik dari sebagian besar new media. Interaksi diyakini sebagai kunci
dari new media yang berkembang saat ini, seperti yang tertuang dari definisi new media
yang dikemukakan Ronal Rice, dimana disebutkan interaktifitas merupakan karakteristik
dari sebagian besar new media yang ada saat ini. Kehadiran new media seperti internet,
memunculkan model komunikasi massa baru, dimana sebelumnya berupa one to many
communication, menjadi many to many communication.

McQuail dalam Ardianto (2011:14) juga menguraikan ciri-ciri utama yang


menandai perbedaan antaramedia baru dengan media lama (konvensional) berdasarkan
perspektif pengguna, yaitu:

1. Interactivity; Diindikasikan oleh rasio respon atau inisiatif dari pengguna terhadap
“tawaran” dari sumber/pengirim (pesan).

2. Social presence (sociability); Dialami oleh pengguna, sense of personal contact


dengan orang lain dapat diciptakan melalui penggunaan sebuah medium. Media
richness: media (baru) dapat menjembatani adanya perbedaan kerangka referensi,
mengurangi ambiguitas, memberikan isyarat-isyarat, lebih peka dan lebih personal.

3. Autonomy; Seorang pengguna merasa dapat mengendalikan isi dan menggunakannya


dan bersikap independen terhadap sumber.

4. Playfulness; Digunakan untuk hiburan dan kenikmatan.


5. Privacy; Diasosiasikan dengan penggunaan medium dan atau isi yang dipilih.

6. Personalization; Tingkatan dimana isi dan penggunaan media bersifat personal dan
unik.

Dengan Teori New Media ini, maka akan memudahkan peneliti dalam
mengetahui Podcast ParanTALKING sebagai media edukasi Parenting. Teori ini
menjadi acuan setiap langkah yang akan diambil saat melakukan peneltian.

7.2 Kerangka Konseptual

Podcast adalah sebuah aplikasi konvergensi yang mampu menghimpun, membuat


dan mendistribusikan program audio video radio pribadi secara bebas melalui new media
serta mampu menghimpun format MP3. Belakangan, Podcast juga mengacu pada materi
dalam bentuk video. Sehingga pengertian Podcast dapat mengacu pada Podcast audio
atau Podcast video. Apple sendiri membuat batasan Podcast sebagai siaran audio dan
video yang tersedia di internet untuk diputarkan pada perangkat portable atau komputer,
seperti iPad, Ipod, atau Mac. Singkat cerita, istilah Podcast diartikan sebagai materi
audio atau video yang tersedia di internet yang dapat secara otomatis dipindahkan ke
komputer atau media pemutar portable baik secara gratis maupun berlangganan.

Kemunculan Podcast diawali pada tahun 2004 saat Ben Hammersley menyebut
kata “Podcasting” di dalam artikelnya di www.theguardian.com yang membahas
audioblogs dan radio online (Bonini, 2015). Akan tetapi, semenjak saat itu istilah
“Podcasting” seolah tenggelam selama hampir 7 bulan hingga akhirnya Dannie Gregoire
mendaftarkannya sebagai nama domain, yakni Podcaster.net (Geoghegan & Klass,
2007). Setelah itu, Podcast kembali berkembang pada tahun 2005 seiring dengan
kelahiran iPod buatan Apple yang diperkenalkan oleh Steve Jobs. Mulai saat itu, Apple
menambahkan materi Podcast pada iTunes dengan tema-tema terbatas (Fadilah, dkk:
2017).

Terdapat tiga karakteristik utama dari Podcast yaitu: (1) episodik, (2) download,
(3) program-program didorong terutama dengan tema tertentu. Podcast merupakan
sumber teks lisan otentik. Bahasa yang disajikan adalah bahasa “dunia nyata‟ dan dapat
digunakan oleh pendidik untuk berbagai tema dan tingkatan, disesuaikan dengan tingkat
kemampuan siswa (Vogele & Gard, 2006).

Podcast menjadi salah satu perkembangan new media atau media baru yang
sedang hype. Podcast menjadi suatu media baru di dunia siaran Indonesia khususnya
pada konten audio. Dalam era digital, podcast menjadi sebuah sarana dalam
menyediakan konten menarik yang berbasiskan audio dan memiliki durasi yang cukup
lama ketimbang radio. Podcast merupakan salah satu dari sekian banyaknya produk new
media.

Podcast ParenTALKING hadir ditengah masyarakat untuk memberikan edukasi


seputar parenting. Disaat situasi yang kini banyak melakukan kegiatan dirumah,
memungkinkan keluarga banyak melakukan kegiatan bersama, momen ini yang sangat
baik untuk memperbanyak edukasi seputar parenting. Masyarakat memang memiliki
pilihannya sendiri untuk mendengarkan, tapi dengan adanya podcast yang fleksibel bisa
didengar dimanapun yang membuat podcast sangat digandrungi sekarang ini.

7.3 Bagan Kerangka Penelitian

PODCAST SEBAGAI
MEDIA EDUKASI

Parenting Education
(Masud Hoghughi).

Bagaimana Podcast
Bagaimana Podcast
Bagaimana Podcast ParenTALKING mengedukasi
ParenTALKING ParenTALKING mengedukasi
mengedukasi pendengarnya untuk
pendengarnya untuk melakukan
pendengarnya untuk melakukan pengasuhan sosial
melakukan pengasuhan pengasuhan emosi yang baik
fisik yang baik terhadap yang baik terhadap anak-anak
terhadap anak-anak mereka.
anak-anak mereka. mereka.

Pendengar Podcast
(Parents)

Dalam Parenting Education, saat media baru Podcast ParenTALKING dijadikan


sebagai media edukasi parenting ditambah berbagai faktor yang mendukung dalam
penyampaian edukasi. Komponen tersebutlah yang akan mendapatkan hasil penelitan
berupa media baru sesuai penelitian yang diambil, yaitu Podcast ParenTALKING sebagai
media edukasi parenting.
8. Metode Penelitian

8.1 Paradigma Penelitian

Menurut Thomas Kuhn, paradigma penelitian adalah cara pandang, keyakinan,


dan kesepakatan peneliti mengenai cara fokus permasalahan dipahami dan dikaji. Egon
G. Guba mengklasifikasikan paradigma penelitian sosial ke dalam tiga aspek, yaitu
ontologi, epistemologi, dan metodologi. Paradigma juga dapat berarti seperangkat
asumsi, konsep, nilai, dan praktik yang di terapkan dalam memandang realitas dalam
sebuah komunitas yang sama, khususnya, dalam disiplin intelektual.

Paradigma yang digunakan di dalam penelitian ini adalah paradigma


konstruktivisme. Paradigma konstruktivis, yaitu paradigma yang hampir merupakan
antitesis dari paham yang meletakkan pengamatan dan objektivitas dalam menemukan
suatu realitas atau ilmu pengetahuan. Paradigma ini memandang ilmu sosial sebagai
analisis sistematis terhadap socially meaningful action melalui pengamatan langsung dan
terperinci terhadap pelaku sosial yang bersangkutan menciptakan dan memelihara/
mengelola dunia sosial mereka (Hidayat, 2003:3).
Alasan peneliti menggunkan paradigma konstruktivisme karena analisis
mengenai Podcast ParenTALKING sebagai media edukasi parenting merupakan adanya
kecenderungan menggunakan media baru untuk menyebarkan informasi. Berpandangan
dari kehidupan sosial yang semakin luas dan menyebar.

8.2 Pendekatan Penelitian


Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dimana penelitian
kualitatif sebagai metode ilmiah sering digunakan dan dilaksanakan oleh sekelompok
peneliti dalam bidang ilmu social, termasuk juga ilmu pendidikan. Sejumlah alasan
juga dikemukakan yang intinya bahwa penelitian kualitatif memperkaya hasil
penelitian kuantitaif. Penelitian kualitatif dilaksanakan untuk membangun pengetahuan
melalui pemahaman dan penemuan. Pendekatan penelitian kualitatif adalah suatu proses
penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metode yang menyelidiki suatu
fenomena social dan masalah manusia. Pada penelitian ini peneliti membuat suatu
gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandagan responden
dan melakukan studi pada situasi yang alami.

Untuk penelitian kualitatif ini peneliti menggunakan pendekatan deskriptif


kualitatif. Dengan menggunakan deskriptif kualitatif, maka penelitan ini akan sesuai
dengan penelitan yang diambil, yang mana penelitian tersebut menekankan pada
media baru Podcast ParenTALKING sebagai media edukasi parenting.
8.3 .Sumber Data

Dengan penjelasan yang sudah dijelaskan dalam konteks penelitian, maka sudah dapat
ditentukan sumber datanya.

8.3.1 Data Primer

Data primer dari penelitian yang dilakukan adalah observasi dan wawancara. Untuk
mengetahui Podcast sebagai media edukasi perlu dilakukannya observasi secara
langsung kepada audiens pendengar podcast lalu mewawancarai pendiri dan pengelola
podcast ParenTALKING untuk mengetahui secara rinci.

8.3.2 Data Sekunder

Data sekunder dari penelitian ini adalah hasil cuplikan isi podcast ParenTALKING dan
jurnal penelitian sejenis, referensi proposal skripsi yang membahas kasus yang serupa.

8.3.3 Subyek Penelitian

Subjek penelitiannya adalah pendiri podcast ParenTALKING

8.4 Teknik Pengumpulan Data

 Observasi

Observasi adalah bagian dalam pengumpulan data. Observasi berarti


mengumpulkan data langsung dari lapangan (Semiawan, 2010). Sedangkan
menurut Zainal Arifin dalam buku (Kristanto, 2018) observasi adalah suatu proses
yang didahului dengan pengamatan kemudian pencatatan yang bersifat sistematis,
logis, objektif, dan rasional terhadap berbagai macam fenomena dalam situasi
yang sebenarnya, maupun situasi buatan.

Adapun salah satu teknik yang dapat digunakan untuk mengetahui atau
menyelidiki tingkah laku nonverbal yakni dengan menggunakan teknik observasi.
Metode observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia dengan
menggunakan panca indera mata dan dibantu dengan panca indera lainya. Kunci
keberhasilan observasi sebagai teknik pengumpulan data sangat banyak
ditentukan pengamat sendiri, sebab pengamat melihat, mendengar, mencium, atau
mendengarkan suatu onjek penelitian dan kemudian ia menyimpulkan dari apa
yang ia amati itu. Pengamat adalah kunci keberhasilan dan ketepatan hasil
penelitian (yusuf, 2014).
Salah satu keuntungan dari pengamatan langsung/observasi ini adalah
bahwa sistem analisis dapat lebih mengenal lingkungsn fisik seperti tata letak
ruangan serta peralatan dan formulir yang digunakan serta sangat membantu
untuk melihat proses bisnis beserta kendala- kedalanya. Selain itu, perlu diketahui
bahwa teknik observasi ini merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang
cukup efektif untuk mempelajari suatu sistem (Sutabri, 2012).
Dengan menggunakan teknik ini, peneliti dapat melakukan pengamatan
langsung terhadap proses penyampaian informasi pada Podcast ParenTALKING.

 Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan untuk
mengumpulkan data penelitian. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa
wawancara (interview) adalah suatu kejadian atau suatu proses interaksi antara
pewawancara (interviewer) dan sumber informasi atau orang yang di wawancarai
(interviewee) melalui komunikasi langsung (yusuf, 2014).

Metode wawancara/interview juga merupakan proses memperoleh


keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka
antara pewawancara dengan responden/ orang yang di wawancarai, dengan atau
tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara. Dalam wawancara tersebut biasa
dilakukan secara individu maupun dalam bentuk kelompok, sehingga di dapat data
informatik yang orientik.
Teknis pelaksanaan wawancara dapat dilakukan secara sistematis atau tidak
sistematis. Yang dimaksud secara sistematis adalah wawancara dilakukan dengan
terlebih dahulu peneliti menyusun instrument pedoman wawancara. Disebut tidak
sistematis, maka peneliti meakukan wawancara secara langsung tanpa terlebuh
dahulu menyusun instrument pedoman wawancara.
Teknik wawancara dilakukan untuk mendapatkan data yang lebih dalam
dari narasumber yang terkait seperti pendiri dari Podcast ParenTALKING,
melalui narasumber ini penulis bisa mendapatkan data yang valid dan mendalam.

 Dokumentasi

Selain melalui observasi dan wawancara, informasi juga bisa diperoleh


lewat fakta yang tersimpan dalam bentuk surat, catatan harian, arsip foto, hasil
rapat, cenderamata, jurnal kegiatan dan sebagainya. Data berupa dokumen seperti
ini bisa dipakai untuk menggali infromasi yang terjadi di masa silam. Peneliti
perlu memiliki kepekaan teoretik untuk memaknai semua dokumen tersebut
sehingga tidak sekadar barang yang tidak bermakna.
Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang berarti barang tertulis,
metode dokumentasi berarti tata cara pengumpulan data dengan mencatat data-
data yang sudah ada. Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang
digunakan untuk menelusuri data historis. Dokumen tentang orang atau
sekelompok orang, peristiwa, atau kejadian dalam situasi sosial yang sangat
berguna dalam penelitian kualitatif (yusuf, 2014).
Dengan metode dokumentasi, penulis bisa lebih mudah mengumpulkan
data yang dicari dan data dokumentasi itu juga yang menjadi penjelas bagaimana
Podcast ParenTALKING memberikan edukasi parenting kepada para
pendengarnya.

8.5 Teknik Analsis Data


Analisisi data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara
mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit- unit, melakuakn
sintesa, menyusun dalam pola, memilih mana yang penting dan akan dipelajari, dan
membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain
(Sugiyono, 2016: 244).
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis data yang dijabarkan
oleh Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2016: 246) :
1) Reduksi Data

Menurut Sugiyono (2016: 247), reduksi data adalah merangkum, memilih hal-hal
yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.
Dengan kata lain, peneliti merangkum kembali data-data untuk memilih dan
mengfokuskan pada bagian yang penting dan memberikan gambaran yang jelas
mengenai akomodasi komunikasi ritual begalan dari masyarakat desa tipar kidul.
2) Penyajian Data
Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian, bagan, dan sejenisnya. Yang
paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif (Sugiyono, 2016:249). Penyajian data yang telah
dikumpulkan melalui tahap pengumpulan data mengenai Podcast ParenTALKING
sebagai media infomasi dan edukasi parenting.
3) Kesimpulan/Verifikasi
Kesimpulan adalah langkah terakhir dari suatu periode penelitian yang berupa
jawaban terhadap rumusan masalah (Sugiyono, 2016:17). Pada bagian ini peneliti
mengutarakan kesimpulan atas data-data yang telah diperoleh dari hasil wawancara
dan observasi, sehingga data tersebut menjawab permasalahan yang ada. Apalagi
untuk menentukan apa yang terjadi haruslah memiliki bukti yang jelas.
Kesimpulan didapat dari hasil pengumpulan data yang dilakukan, sehingga podcast
ParenTALKING sebagai media edukasi parenting yang sesuai dengan tujuan
penelitian.

8.6 Teknik Pengujian Keabsahan Data


Dalam memperoleh keakuratan dalam penelitian, peneliti menggunakan teknik
triangulasi. Triangualasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat
menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah
ada (Sugiyono, 2012:241). Triangulasi menggunakan tiga macam cara dalam
pengecekan data, yaitu sumber, teknik, dan waktu.
Penelitian ini dilakukan dengan cara triangulasi sumber, Menurut Patton
(Moloeng, 2007: 330) bahwa “Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan
mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan
alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Teknik pengujian ini dikaji dari sumber
yang telah dikumpulkan peneliti selama proses penelitian. Misalnya data diperoleh
dengan observasi, lalu melakukan wawancara kepada subyek yang dipilih, atau
dokumentasi. Maka teknik ini memastikan untuk mendapatkan data yang dianggap
benar. Teknik pengujian ini dengan mencari data dari orang-orang yang memiliki peran
lebih mengenai perkembangan ritual “begalan” banyumas, sehingga mendapatkan data
yang dianggap benar karena peran orang-orang tersebut.
Podcast ParenTALKING awalnya memulai memberikan edukasi seputar
parenting melalui media sosial instagram @parentalk.id, namun dengan adanya media
baru bernama Podcast mereka ikut mencoba menyebarkan informasi melalui media baru
ini. Tujuan mereka menggunakan podcast salahsatunya karena media baru ini sedang
berkembang pesat di Indonesia dan mempermudah dalam memberikan edukasi seputar
parenting kepada masyarakat. Untuk memastikan kebenaran data dalam penelitian ini,
penulis melakukan wawancara kepada pendiri podcast ParenTALKING ini.
9. Sistematika Penulisan
Bagian Isi
Bab I
1.1 Konteks Penelitian
1.2 Fokus Penelitian dan Pertanyaan Penelitian
1.2.1 Fokus Penelitian
1.2.2 Pertanyaan Penelitian
1.2.3 Tujuan Penelitian
1.3 Kegunaan Penelitian
1.3.1 Kegunaan Teoritis
1.3.2 Kegunaan Praktis
1.4 Setting Penelitian
1.5 Kerangka Pemikiran
1.5.1 Kerangka Teoritis
1.5.2 Kerangka Konseptual
1.5.3 Bagan Kerangka Penelitian

Bab II Tinjauan Pustaka


2.1 Review Hasil Penelitian
2.2 Kajian Pustaka dan Tinjauan Teoritis

Bab III Metodologi Penelitian


3.1 Paradigma dan Pendekatan Penelitian
3.2 Data dan Sumber Data
3.3 Teknik Pengumpulan Data
3.4 Teknik Analisis Data
3.5 Teknik Uji Keabsahan Data

Bab IV Hasil Penelitian


4.1 Temuan Penelitian
4.2 Analisis dan Pembahasan Temuan Penelitian

Bab V Penutup
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran-saran
5.2.1 Saran-saran Teoritis
5.2.2 Saran-saran Praktis

Bagian Akhir

a) Daftar Pustaka
b) Lampiran
c) Riwayat Hidup.
DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Mulyana, Deddy. (2016). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. PT. Remaja Rosdakarya.

Bandung.

Cangara, Hafied. 2016 . Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada.

Afrilia, A. M. 2017. Penggunaan new media di kalangan ibu muda sebagai media parenting
masa kini. Jurnal Komunikasi dan Kajian Media.

Anderson. 1987. Pemilihan dan Pengembangan Media untuk Pembelajaran. Terjemahan


Yusuf Hadi. Jakarta. Rajawali

Ardianto, Elvinaro, Lukiati Komala dan Siti Karlinah. 2010. Komunikasi Massa. Bandung.
Simbiosa Rekatama Media.

Creswell, J. W. 2015. Penelitian Kualitatif & Riset. Yogyakarta. PustakaPelajar.

West,RicharddanTurner, Lynn H. 2018. Pengantar Teori Komunikasi : Analisis dan Aplikasi.


Jakarta. Salemba Humanika.

McQuail, D. (2011). Teori Komunikasi Massa McQuail (6th ed.). Jakarta: Salemba
Humanika.

Masduki. (2004). Menjadi Broadcaster Profesional. Yogyakarta: LkiS Yogyakarta.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Jurnal Elektronik :

Andria Lutfi : PERAN NEW MEDIA PODCAST DUOBUDJANG DI DALAM


MENYOSIALISASIKAN RUU PERMUSIKAN. Jakarta Selatan : Universitas Prof.
Dr. Moestopo. 75-96.

Harkandi Kencana, W. (2020). Platform Digital Siaran Suara Berbasis on Demand (Studi
Deskriptif Podcast Di Indonesia). Jurnal Komunikasi Dan Media, 4(2), 191–207.
Internet :

http://en.wikipedia.org/wiki/New_media

http://ahlikomunikasi.wordpress.com/2012/11/01/teori-media-baru/

https://www.kompasiana.com/nindaratri/5bc9e2e7aeebe17ea0494bf3/pentingnya-parenting-
education-untuk-oang-tua-masa-kini?page=2

Anda mungkin juga menyukai