Proposal Up Bachtiar Fatur Rohman
Proposal Up Bachtiar Fatur Rohman
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Melanjutkan Penelitian Dalam Rangka
Penyusunan Skripsi Pada Program Studi S-1 Ilmu Komunikasi
Konsentrasi Broadcasting
Di Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Bandung
Oleh :
Bachtiar Fatur Rohman
NIM : 011718009
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Melanjutkan Penelitian Dalam Rangka
Penyusunan Skripsi Pada Program Studi S-1 Ilmu Komunikasi
Konsentrasi Broadcasting
Di Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Bandung
Oleh :
Bachtiar Fatur Rohman
NIM : 011718009
Mengetahui,
Ketua Program Studi
(............................................)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rakhmat dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian ini. Shalawat serta
salam senantiasa terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya,
para sahabatnya, serta umatnya hingga akhir zaman, aamiin.
Dalam proses penyusunan proposal penelitian ini tidak terlepas dari bantuan,
bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Penulis menyadari akan ketidak sempurnaan
dalam menyusun proposal ini. Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran agar
penulis bisa membenahi dan membuat langkah yang lebih baik dalam penyusunan proposal
dimasa mendatang. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu penulis:
1. Allah SWT yang telah memberikan rakhmat dan kemudahan bagi penulis dalam
penyusunan proposal penelitian ini.
2. Ibunda terkasih Kalima Ardila, yang telah berjuang dalam memberikan support dan doa
yang terbaik untuk penulis sampai saat ini.
3. Bapak Dr. Dedy Djamaluddin Malik, M.S., selaku Ketua Stikom Bandung.
4. Bapak Arief Permadi S. Sos., M. Sos. selaku pembimbing UP yang senantiasa
memberikan arahan serta bimbingan selama masa penyusunan proposal penelitian.
5. Seluruh Staff Akademis Program Studi Ilmu Komunikasi Stikom Bandung terima kasih
atas waktu dan bantuannya.
6. Dan sederet teman, keluarga, kakak tingkat juga orang-orang yang selalu memberikan
dukungan dan doa yang terbaik, sehingga penulis semangat dalam menjalankan
penyusunan proposal ini.
Akhir kata yang dapat penulis sampaikan, penulis mengharapkan proposal ini
bermanfaat khususnya bagi penulis agar mampu menempuh tahap selanjutnya dalam
menyelesaikan penyusunan skripsi pada program S-1 Ilmu Komunikasi di STIKOM
Bandung.
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
1. Konteks Penelitian
2. Fokus Penelitian
3. Pertanyaaan Penelitian
4. Tujuan Penelitian
5. Kegunaan Penelitian
6. Setting Penelitian
6.1 Lokasi Penelitian / Objek Penelitian
6.2 Waktu Penelitian
7. Kerangka Berpikir dalam Penelitian
7.1 Kerangka Teoritis
7.2 Kerangka Konseptual
7.3 Bagan Kerangka Penelitian
8. Metodologi Penelitian
8.1 Paradigma Penelitian
8.2 Pendekatan Penelitian
8.3 Sumber Data
8.3.1 Data Primer
8.3.2 Data Sekunder
8.3.3 Subyek Penelitian
8.4 Teknik Pengumpulan Data
8.5 Teknik Analisis Data
8.6 Teknik Pengujian Keabsahan Data
9. Sistematika Penulisan Skripsi
DAFTAR PUSTAKA
1. Konteks Penelitian
Podcast ParenTALKING adalah sebuah Podcast yang diciptakan dan dibawakan
oleh @nuchabachri dan @rolenria, yang juga mengundang narasumber dari berbagai
bidang. Kontennya tidak hanya diisi dengan ngobrol seputar kehidupan rumah tangga,
namun juga curhatan ibu dan ayah seputar kehidupan berkeluarga yang sesungguhnya.
Karena tagline dari podcast ini adalah “The truth about parenting” yang mana
kehidupan parenting pasti mengalami hal paitnya juga, maka dari itu Podcast
ParenTALKING ingin berbagi pengalaman dan juga memberikan edukasi dalam ranah
keluarga. Ini sangat membantu dalam penyebaran edukasi secara satu arah kepada
pendengar yang membutuhkan edukasi tentang parenting.
Podcast ParenTALKING bisa diakses pada platform radioindonesia, Google
Podcast, Apple Podcast, listennotes dan juga Spotify. Dengan postingan awal pada
tanggal 06 Mei 2019, podcast ParenTALKING pertanggal 25 Februari 2021 mempunyai
24 episode yang membahas kehidupan keluarga dengan berbagai narasumber
diantaranya Saskhya Prima (Psikolog dan penulis buku “3 Generasi”), Dayana Hatmanti
(guru renang spesialis anak, Putri Pariwisata 2010, Duta Diving 2011 dan host acara
traveling), Adetyaa (Pemilik Catering Sehat Indonesia), Yasmine Nur Edwina
(Psikolog), Ilma Dina (Co-founder Hanah Indonesia) dan banyak narasumber lainnya.
Podcast berasal dari gabungan kata-kata “iPod” dan “Broadcasting”, hal ini
dikarenakan Apple yang meluncurkan iPod dan yang pertama kali memperkenalkan
podcast. Namun, saat ini podcast sudah bisa didengarkan di berbagai platform, tidak
hanya dari produk-produk Apple saja. Podcast merupakan episode program yang
tersedia di internet dan biasanya merupakan rekaman asli audio. Podcast biasanya
menawarkan tiap episode dalam format file yang sama sehingga pendengar selalu bisa
menikmati program tersebut dengan cara yang sama. Hal ini berbeda dengan radio yang
kebanyakan kontennya merupakan siaran langsung. Bagi pendengar, podcast adalah
sebuah cara untuk menikmati konten menarik dari seluruh dunia secara gratis.
Sedangkan bagi Podcaster (orang yang membuat konten di podcast), podcast adalah
cara yang sangat efektif untuk menjangkau banyak pendengar.
Radio internet terbagi menjadi dua jenis yaitu streaming dan podcast. Yang
membedakan adalah radio streaming mengharuskan penyiarnya membacakan informasi
atau membawakan berita secara langsung sedangkan podcast dapat direkam, kemudian
diedit sebelum disiarkan. podcast ditemukan oleh Adam Curry pada tahun 2000.
Podcast telah dimulai di Indonsia sejak tahun 2005. Podcast Survival Phrases adalah
podcast edukasi yang mengkhususkan membantu para orang asing atau wisatawan yang
hendak berpergian.
Keunikan yang membuat podcast berhasil “dilirik” oleh masyarakat adalah pilihan
platform distribusi yang beragam. Dalam survey Daily Sosial 2018 disebutkan bahwa
alasan utama pendengar mengonsumsi podcast, salah satunya karena adanya variasi
konten dan platform yang memberikan fleksibilitas saat menikmati konten (Yusra,
2019). Kehadiran podcast memunculkan berbagai jenis platform baru sebagai media
publikasinya. Beberapa platform tersebut, antara lain Apple Podcast, Anchor, Overcast,
Player.fm, Inspigo, Soundcloud, Gooogle Podcast serta Spotify. Hal menarik lainnya,
bahkan platform seperti Anchor dapat secara otomatis menyebarkan konten ke berbagai
layanan distribusi lainnya, yaitu Spotify, Castbox, dan Google Podcast. Hal ini
menunjukkan bahwa ruang publikasi podcast tidak terbatas hanya pada satu platform
dan memberikan kemudahan bagi kreator untuk mempublikasikan kontennya.
Dengan semakin majunya perkembangan teknologi ini, media podcast juga
digunakan sebagai media edukasi atau pembelajaran. podcast dinilai bisa menjadi media
yang lebih efektif dalam menyampaikan materi pembelajaran, dengan berbasiskan
suara/audio tentu materi akan bisa diterima dan pesanpun bisa langsung dicerna oleh
pendengarnya. Hal ini karena pesan berbasis audio cenderung lebih fleksibel untuk
dinikmati, pendengar bisa mendengarkan sambil melakukan kegiatan lainnya maka
proses pembelajaran jauh lebih efesien.
Tidak seperti media lainnya seperti Instagram, Facebook atau Twitter yang lebih
banyak memberikan pesan berupa tampilan grafis. Memang sudah banyak proses
pembelajaran yang dilakukan menggunakan media sosial tersebut dalam penyampaian
pesan berupa gambar, namun sekarang ini metode tersebut justru memperlambat proses
pembelajaran karena membutuhkan waktu untuk membaca dan mencerna pesan yang
ditampilkan melalui grafis. Semakin kesini kita membutuhkan proses pembelajaran
yang lebih simple dan efesien, maka dari itu podcast hadir dan bertransformasi menjadi
media yang mempermudah proses pembelajaran.
Media audio dapat melatih dan mengembangkan daya imajinasi yang abstrak,
karenanya media audio juga disebut dengan “teater of mind”, media audio dapat
menggugah rasa ingin tahu tentang sesuatu sehingga dapat merangsang kreatifitas
pendengarnya.
Bagi Podcaster atau penyedia konten podcast, mereka diberikan kemudahan
dalam menyiapkan bahan materi yang akan disampaikan untuk pembelajaran. Cukup
menyiapkan alat perekam yang mumpuni atau minimalnya menghasilkan suara yang
jelas dan bisa langsung mengupload ke platform yang akan dituju. Walaupun sekarang
ini banyak podcaster yang totalitas dalam menyiapkan konten, mereka menggunakan
alat-alat yang lebih menunjang hasil rekaman mereka dibantu dengan software seperti
Adobe Audition dsb.
Menurut Kristanto (2016:4) media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan, sehingga dapat merangsang perhatian, minat,
pikiran, dan perasaan mahasiswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar.
According to Kristanto (2018:1) learning media is anything that can be used to channel
the message to achieve learning objective. Asosiasi Pendidikan Nasional dalam
Kristanto (2010) mendefinisikan media dalam lingkup pendidikan sebagai segala benda
yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen
yang dipergunakan untuk kegiatan tersebut. Association of Education and
Communication Technology (AECT, 1994) memberi batasan bahwa media adalah
segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan/informasi.
Menurut Newby dalam Kristanto (2011) media pembelajaran adalah segala sesuatu
yang dapat membawa pesan untuk pencapaian tujuan pembelajaran.
Hasil penelitian Dave Tapp mengenai efektivitas penggunaan podcast terhadap
sekolompok siswa dengan hasil menunjukkan media podcast dapat diterima dengan
baik melalui siswa disediakan untuk mendengarkan umpan balik mereka melalui media
podcast (Tapp, 2013:4). Media podcast dalam pembelajaran di dunia barat, sering
dikaitkan dengan pembelajaran yang bersifat verbal dengan kelebihan yang dapat
dikonsumsi khlayak kapanpun dan dimanapun tanpa batasan ruang dan waktu.
Edukasi atau disebut juga dengan pendidikan merupakan segala upaya yang
direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau
masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan
(Notoadmojo, 2003). Edukasi merupakan proses belajar dari tidak tahu menjadi
tahu. Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan
manusia, sudah semestinya usaha dalam menumbuh kembangkan pendidikan secara
sistematis dan berkualitas perlu terus di upayakan, sehingga tujuan dari proses
pendidikan dapat dicapai secara optimal. Pendidikan memiliki arti penting bagi
individu, pendidikan lebih jauh memberikan pengaruh yang besar terhadap kemajuan
suatu bangsa.
Edukasi parenting adalah metode yang tepat bagi orang tua dalam pembentukan
karakter anak. Parenting disini bukan hanya sekedar mengasuh anak, namun orang tua
harus mendidik, membimbing dan melindungi setiap perkembangan anak. Edukasi
parenting sendiri memiliki pengertian yaitu program pendidikan pengasuhan yang
dilakukan oleh lembaga untuk meningkatkan kualitas kepengasuhan dan
tercapainya visi-misi.
Menurut American Psychological Association (APA) parenting adalah suatu pola
pengasuhan anak oleh orang dewasa (tidak terbatas dengan hubungan biologis) yang
memiliki tiga tujuan utama:
a. Memastikan anak-anak selalu dalam keadaan sehat dan aman.
a. Pengasuhan fisik mencakup semua aktifitas yang bertujuan agar anak dapat bertahan
hidup dengan baik dengan menyediakan kebutuhan dasarnya seperti makan,
kehangatan, kebersihan, ketenangan waktu tidur, dan kepuasan ketika membuang
sisa metabolisme dalam tubuhnya.
c. Pengasuhan sosial bertujuan agar anak tidak merasa terasing dari lingkungan
sosialnya yang akan berpengaruh terhadap perkembangan anak pada masa-masa
selanjutnya. Pengasuhan sosial ini menjadi sangat penting karena hubungan sosial
yang dibangun dalam pengasuhan akan membentuk sudut pandang terhadap dirinya
sendiri dan lingkungannya. Pengasuhan sosial yang baik berfokus pada memberikan
bantuan kepada anak untuk dapat terintegrasi dengan baik di lingkungan rumah
maupun sekolahnya dan membantu mengajarkan anak akan tanggung jawab sosial
yang harus diembannya (Hughoghi, 2004).
Dalam Teori New Media, terdapat dua pandangan yang dikemukakan oleh Pierre
Levy, yaitu : (1) Pandangan interaksi sosial, yang membedakan media menurut
kedekatannya dengan interaksi tatap muka. Pierre Levy memandang World Wide Web
(WWW) sebagai sebuah lingkungan informasi yang terbuka, fleksibel, dan dinamis,
yang memungkinkan manusia mengembangkan orientasi pengetahuan yang baru dan
juga terlibat dalam dunia demokratis tentang pembagian mutual dan pemberian kuasa
yang lebih interaktif dan berdasarkan pada masyarakat. (2) Pandangan integrasi sosial,
yang merupakan gambaran media bukan hanya dalam bentuk informasi, interaksi,
atau penyebarannya, tetapi dalam bentuk ritual, atau bagaimana manusia
menggunakan media sebagai cara menciptakan masyarakat. Media bukan hanya
sebuah instrumen informasi atau cara untuk mencapai ketertarikan diri, tetapi
menyatukan kita dalam beberapa bentuk masyarakat dan memberi kita rasa saling
memiliki. (Solomon, 2011 : 52).
2. Fokus Penelitian
Dari uraian di atas, maka muncul fokus penelitian sebagai berikut :
Bagaimana Podcast ParenTALKING Memberikan Edukasi Parenting Kepada Para
Pendengarnya.
3. Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan yang dapat diambil dari konteks dan fokus penelitian di atas adalah sebagai
berikut :
1) Bagaimana Podcast ParenTALKING mengedukasi pendengarnya untuk melakukan
pengasuhan fisik yang baik terhadap anak-anak mereka.
2) Bagaimana Podcast ParenTALKING mengedukasi pendengarnya untuk melakukan
pengasuhan emosi yang baik terhadap anak-anak mereka.
3) Bagaimana Podcast ParenTALKING mengedukasi pendengarnya untuk melakukan
pengasuhan sosial yang baik terhadap anak-anak mereka.
4. Tujuan Penelitian
5. Kegunaaan Penelitian
6. Setting Penelitian
1 2 3 4 5 6 7
Bulan 8 9 10 11 12 13 14
Maret 15 16 17 18 19 20 21
2021 22 23 24 25 26 27 28
29 30 31
: Penyusunan Proposal
: Seminar Penelitian
: Pengolahan data
7. Kerangka Berfikir dalam Penelitian
7.1 Kerangka Teoritis
Penelitian Podcast Sebagai Media Edukasi diarahkan dengan Teori New Media.
New media merupakan istilah yang sudah ada dari 45 tahun yang lalu. Bila dijelaskan
secara fundamental, istilah new media saat ini yang berkaitan erat dengan internet.
Pada tahun 1984, Ronal Rice mendefinisikan new media sebagai teknologi
komunikasi yang memfasilitasi antara pengguna dan informasi. Interaksi disini
merupakan karakteristik dari sebagian besar new media. Interaksi diyakini sebagai kunci
dari new media yang berkembang saat ini, seperti yang tertuang dari definisi new media
yang dikemukakan Ronal Rice, dimana disebutkan interaktifitas merupakan karakteristik
dari sebagian besar new media yang ada saat ini. Kehadiran new media seperti internet,
memunculkan model komunikasi massa baru, dimana sebelumnya berupa one to many
communication, menjadi many to many communication.
1. Interactivity; Diindikasikan oleh rasio respon atau inisiatif dari pengguna terhadap
“tawaran” dari sumber/pengirim (pesan).
6. Personalization; Tingkatan dimana isi dan penggunaan media bersifat personal dan
unik.
Dengan Teori New Media ini, maka akan memudahkan peneliti dalam
mengetahui Podcast ParanTALKING sebagai media edukasi Parenting. Teori ini
menjadi acuan setiap langkah yang akan diambil saat melakukan peneltian.
Kemunculan Podcast diawali pada tahun 2004 saat Ben Hammersley menyebut
kata “Podcasting” di dalam artikelnya di www.theguardian.com yang membahas
audioblogs dan radio online (Bonini, 2015). Akan tetapi, semenjak saat itu istilah
“Podcasting” seolah tenggelam selama hampir 7 bulan hingga akhirnya Dannie Gregoire
mendaftarkannya sebagai nama domain, yakni Podcaster.net (Geoghegan & Klass,
2007). Setelah itu, Podcast kembali berkembang pada tahun 2005 seiring dengan
kelahiran iPod buatan Apple yang diperkenalkan oleh Steve Jobs. Mulai saat itu, Apple
menambahkan materi Podcast pada iTunes dengan tema-tema terbatas (Fadilah, dkk:
2017).
Terdapat tiga karakteristik utama dari Podcast yaitu: (1) episodik, (2) download,
(3) program-program didorong terutama dengan tema tertentu. Podcast merupakan
sumber teks lisan otentik. Bahasa yang disajikan adalah bahasa “dunia nyata‟ dan dapat
digunakan oleh pendidik untuk berbagai tema dan tingkatan, disesuaikan dengan tingkat
kemampuan siswa (Vogele & Gard, 2006).
Podcast menjadi salah satu perkembangan new media atau media baru yang
sedang hype. Podcast menjadi suatu media baru di dunia siaran Indonesia khususnya
pada konten audio. Dalam era digital, podcast menjadi sebuah sarana dalam
menyediakan konten menarik yang berbasiskan audio dan memiliki durasi yang cukup
lama ketimbang radio. Podcast merupakan salah satu dari sekian banyaknya produk new
media.
PODCAST SEBAGAI
MEDIA EDUKASI
Parenting Education
(Masud Hoghughi).
Bagaimana Podcast
Bagaimana Podcast
Bagaimana Podcast ParenTALKING mengedukasi
ParenTALKING ParenTALKING mengedukasi
mengedukasi pendengarnya untuk
pendengarnya untuk melakukan
pendengarnya untuk melakukan pengasuhan sosial
melakukan pengasuhan pengasuhan emosi yang baik
fisik yang baik terhadap yang baik terhadap anak-anak
terhadap anak-anak mereka.
anak-anak mereka. mereka.
Pendengar Podcast
(Parents)
Dengan penjelasan yang sudah dijelaskan dalam konteks penelitian, maka sudah dapat
ditentukan sumber datanya.
Data primer dari penelitian yang dilakukan adalah observasi dan wawancara. Untuk
mengetahui Podcast sebagai media edukasi perlu dilakukannya observasi secara
langsung kepada audiens pendengar podcast lalu mewawancarai pendiri dan pengelola
podcast ParenTALKING untuk mengetahui secara rinci.
Data sekunder dari penelitian ini adalah hasil cuplikan isi podcast ParenTALKING dan
jurnal penelitian sejenis, referensi proposal skripsi yang membahas kasus yang serupa.
Observasi
Adapun salah satu teknik yang dapat digunakan untuk mengetahui atau
menyelidiki tingkah laku nonverbal yakni dengan menggunakan teknik observasi.
Metode observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia dengan
menggunakan panca indera mata dan dibantu dengan panca indera lainya. Kunci
keberhasilan observasi sebagai teknik pengumpulan data sangat banyak
ditentukan pengamat sendiri, sebab pengamat melihat, mendengar, mencium, atau
mendengarkan suatu onjek penelitian dan kemudian ia menyimpulkan dari apa
yang ia amati itu. Pengamat adalah kunci keberhasilan dan ketepatan hasil
penelitian (yusuf, 2014).
Salah satu keuntungan dari pengamatan langsung/observasi ini adalah
bahwa sistem analisis dapat lebih mengenal lingkungsn fisik seperti tata letak
ruangan serta peralatan dan formulir yang digunakan serta sangat membantu
untuk melihat proses bisnis beserta kendala- kedalanya. Selain itu, perlu diketahui
bahwa teknik observasi ini merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang
cukup efektif untuk mempelajari suatu sistem (Sutabri, 2012).
Dengan menggunakan teknik ini, peneliti dapat melakukan pengamatan
langsung terhadap proses penyampaian informasi pada Podcast ParenTALKING.
Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan untuk
mengumpulkan data penelitian. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa
wawancara (interview) adalah suatu kejadian atau suatu proses interaksi antara
pewawancara (interviewer) dan sumber informasi atau orang yang di wawancarai
(interviewee) melalui komunikasi langsung (yusuf, 2014).
Dokumentasi
Menurut Sugiyono (2016: 247), reduksi data adalah merangkum, memilih hal-hal
yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.
Dengan kata lain, peneliti merangkum kembali data-data untuk memilih dan
mengfokuskan pada bagian yang penting dan memberikan gambaran yang jelas
mengenai akomodasi komunikasi ritual begalan dari masyarakat desa tipar kidul.
2) Penyajian Data
Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian, bagan, dan sejenisnya. Yang
paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif (Sugiyono, 2016:249). Penyajian data yang telah
dikumpulkan melalui tahap pengumpulan data mengenai Podcast ParenTALKING
sebagai media infomasi dan edukasi parenting.
3) Kesimpulan/Verifikasi
Kesimpulan adalah langkah terakhir dari suatu periode penelitian yang berupa
jawaban terhadap rumusan masalah (Sugiyono, 2016:17). Pada bagian ini peneliti
mengutarakan kesimpulan atas data-data yang telah diperoleh dari hasil wawancara
dan observasi, sehingga data tersebut menjawab permasalahan yang ada. Apalagi
untuk menentukan apa yang terjadi haruslah memiliki bukti yang jelas.
Kesimpulan didapat dari hasil pengumpulan data yang dilakukan, sehingga podcast
ParenTALKING sebagai media edukasi parenting yang sesuai dengan tujuan
penelitian.
Bab V Penutup
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran-saran
5.2.1 Saran-saran Teoritis
5.2.2 Saran-saran Praktis
Bagian Akhir
a) Daftar Pustaka
b) Lampiran
c) Riwayat Hidup.
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Mulyana, Deddy. (2016). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. PT. Remaja Rosdakarya.
Bandung.
Cangara, Hafied. 2016 . Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada.
Afrilia, A. M. 2017. Penggunaan new media di kalangan ibu muda sebagai media parenting
masa kini. Jurnal Komunikasi dan Kajian Media.
Ardianto, Elvinaro, Lukiati Komala dan Siti Karlinah. 2010. Komunikasi Massa. Bandung.
Simbiosa Rekatama Media.
McQuail, D. (2011). Teori Komunikasi Massa McQuail (6th ed.). Jakarta: Salemba
Humanika.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Jurnal Elektronik :
Harkandi Kencana, W. (2020). Platform Digital Siaran Suara Berbasis on Demand (Studi
Deskriptif Podcast Di Indonesia). Jurnal Komunikasi Dan Media, 4(2), 191–207.
Internet :
http://en.wikipedia.org/wiki/New_media
http://ahlikomunikasi.wordpress.com/2012/11/01/teori-media-baru/
https://www.kompasiana.com/nindaratri/5bc9e2e7aeebe17ea0494bf3/pentingnya-parenting-
education-untuk-oang-tua-masa-kini?page=2