Anda di halaman 1dari 15

Peran Konten YouTube dalam Proses

Pembelajaran Bahasa Indonesia

Disusun Oleh:
Yoseph Yehuda Sipahutar 2012211059

Jurusan Agroteknologi
Fakultas Pertanian Perikanan dan Biologi
Universitas Bangka Belitung
Bangka Belitung
KATA PENGANTAR

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Bahasa
Indonesia pada jurusan Agroteknologi Universitas bangka Belitung. Selain itu
penulis ingin mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama proses
perkuliahan melalui penyusunan makalah ini. Makalah ini dibuat dalam rangka
menyimpulkan peran konten YouTube dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
Pembuatan makalah ini berdasar olah pikir penulis serta didukung dengan
beberapa sumber pustaka terkait. Dalam hal ini penulis menggunakan metode
kajian pustaka karena berdasar sumber pustaka tersebut sudah dapat diperoleh
inti sari bahasan yang akan dibahas dalam makalah ini.
Rasa syukur dan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada
Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis mampu
menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan baik. Selain itu penulis ingin
menyampaikan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah berperan selama
proses penyusunan makalah ini, yaitu:
1. Aruna Asista, S.Pd., M.Pd. selaku dosen mata kuliah Penulisan Ilmiah,
2. Teman-teman penulis, dan
3. Pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Harapan penulis dari penyusunan makalah ini yaitu semoga bahasan dalam
makalah ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu yang terkait, serta
menambah wawasan bagi para pembacanya. Demikian penulis menyadari bahwa
terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, sehingga penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Pangkalpinang, November 2022

Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar. … … … … … … … … … … … …ii
Daftar Isi… .. … … … .. … … … … … … … … .. .iii
BAB I…….… … … … … … … … … … … … … . 1
A. Latar Belakang… .. … … … … … … … ... 2
B. Rumusan Masalah.. … … … … .. … … … . 3
C. Tujuan Penulisan… … … … … .. … … … . 3
BAB II… ….… … … … .. … … … … … .. … … …4
A. Pembahasan….… .. … … … … … … . … . 4
BAB III… .. … … … … … … … … … … … … … .8
A. Kesimpulan… … … … .. … …..… … … …8
B. Saran… … … … … … .… … … .. … … ….9
Daftar Pustaka…. . … … … … … … … … … … …10
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini sudah merupakan
bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam setiap kegiatan Perkembangannya
yang begitu pesat membuat sebagian orang tertatih-tatih dalam menjalaninya,
namun jangkauan pengaruhnya yang demikian masif tidak memungkinkan orang
atau lembaga mana pun mengabaikannya. Selain itu, semakin diakui banyak pula
manfaat yang dapat diambil dan perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi; lembaga yang peka terhadap perkembangan teknologi ini dapat
bertahan dan meraih kesuksesan di atas rata-rata lembaga lain, Pembelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan lembaga yang seharusnya tidak menjadi
lembaga yang tidak peka akan keberadaan teknologi ini, melainkan
memanfaatkannya untuk kepentingan pembelajaran.

Teknologi informasi dan komunikasi dapat dimanfaatkan sebagai salah satu


media pembelajaran, yakni sarana yang menjembatani hubungan antara
pembelajar (murid) dan sumber belajar baik berupa guru maupun sumber belajar
lainnya. Suryani, dkk. (2018:4) mengemukakan bahwa media pembelajaran
adalah media yang digunakan dalam pembelajaran, yang meliputi alat bantu
dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima
pesan belajar (siswa). Dikemukakan pula bahwa media pembelajaran merupakan
segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong
terjadinya proses belajar.

Yang disengaja, bertujuan, dan terkendali. Senada dengan Suryani, dkk.,


Munadi (2008:8) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah segala
sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber terencana
sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif di mana penerimanya dapat
melakukan proses belajar secara efisien dan efektif. Teknologi informasi dan
komunikasi dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran karena teknologi ini
merupakan teknologi yang akrab dengan pembelajar masa kini yang sering
disebut dengan generasi milenial.
Secara historis, media TIK merupakan media pembelajaran mutakhir dari
sejarah panjang perkembangan media pembelajaran. Ali mengelompokkan media
pembelajaran menjadi dua yaitu media pembelajaran konvensional dan inovatif
(Ali, 2009). Suryani dkk. (2018:6-7) dengan mengutip pendapat Domine, Ashby,
dan Miarso, mengemukakan bahwa media pembelajaran berkembang seiring
dengan perkembangan kebudayaan dan teknologi dalam masyarakat, mulai dari
media lisan sampai dengan media internet. Media pembelajaran yang paling
tradisional adalah media lisan; dengan menggunakan cerita dan penjelasan
langsung orang tua dan guru menyampaikan pelajarannya kepada anak dan
generasi muda. Setelah ditemukannya tulisan, media lisan kemudian dilengkapi
dengan media tulisan yang memungkinkan komunikasi tidak langsung, apalagi
ketika mesin cetak ditemukan, maka media tulis (literasi) menjadi media
pembelajaran yang utama, balikan sampai sekarang. Revolusi media
pembelajaran selanjutnya terjadi ketika ditemukan media elektronik yang berupa
radio dan televisi, dan terakhir revolusi informasi terjadi ketika ditemukan
komputer, satelit, dan internet, sehingga berkembanglah media pembelajaran
yang berbasis digital.

Semakin disadari bahwa media pembelajaran TIK yang berbasis digital


merupakan media pembelajaran yang baru yang memiliki karakteristik yang
berbeda dari media pembelajaran sebelumnya. Menurut Miarso (dalam Suryani,
dkk.. 2018:7), media pembelajaran baru ini perlu diperhatikan karena telah
mengubah sistem pendidikan secara menyeluruh karena pesan dan informasi
dapat disajikan melalui media yang setiap orang dapat memilih sendin informasi
yang dibutuhkan. McQuail (2011:43) menyimpulkan bahwa ciri utama media
baru adalah adanya saling keterhubungan, aksesaya terhadap khalayak individu
sebagai penerimamaupun pengirim pesan, interaktivitasnya, kegunaan yang
beragam sebagai karakter yang terbuka, dan sifatnya yang ada di mana-mana.
Sejalan dengan dua pendapat tersebut, Faiqah, dkk. (2016) secara lebih terperinci
mendaftar enam ciri media baru ini, yakni ciri interaktif, hipertekstual, jaringan,
virtual, simulasi, dan digital. Ciri intraktif tampak dalam berkomunikasi dua arah.
Ciri hipertekstual berarti setiap informasi yang sudah ada di media lama seperti
televisi, radio, dan surat kabar kembali dimasukan ke dalam media baru dengan
tampilan yang sudah disesuaikan dengan media baru. Cini jaringan (network)
jaringan berarti di dalam media baru internet terdapat beberapa jaringan yang
saling menguatkan untuk mempermudah orang menemukan dan menggunakan
internet dalam mencari informasi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang itu YouTube?
2. Apa saja fungsi dari YouTube?
3. Bagaimana peran YouTube dalam proses pembelajaran?
4. Bagaimana peran konten YouTube dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia?
5. Bagaimana cara belajar bahasa Indonesia melalui konten
YouTube?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pendeskripsian YouTube.
2. Untuk mengetahui fungsi dari YouTube.
3. Untuk mengetahui peran YouTube dalam pembelajaran.
4. Untuk mengetahui peran YouTube dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia.
5. Untuk mengetahui cara melakukan pembelajaran Bahasa
Indonesia melalui YouTube.
BAB II
PEMBAHASAN

YouTube adalah sebuah platform berbagi video dan media sosial


daring Amerika yang berkantor pusat di San Bruno, California .
Diluncurkan pada 14 Februari 2005, oleh Steve Chen , Chad Hurley ,
dan Jawed Karim. YouTube dimiliki oleh Google , dan merupakan situs
web kedua yang paling banyak dikunjungi , setelah Google Search.
Secara umum aplikasi YouTube berfungsi untuk menggunggah,
menonton, dan berbagi video, mencari film, melihat music, video
terbaru, dan lainnya.

Selain sebagai media mencari hiburan, YouTube juga dapat


digunakan sebagai media pembelajaran yang sangat berguna. Peran
You Tube dalam pembelajaran mampu meningkatkan situasi
pembelajaran yang dengan indikator siswa lebih aktif dan kreatif
selama pembelajaran berlangsung. Kemudian siswa juga dapat
menyalurkan seluruh ide nya dengan bebas serta membuat
pembelajaran lebih asyik dan menyenangkan. Membantu siswa
memahami pembelajaran dan meningkatkan kinerja siswa serta
memotivasi siswa untuk berpartisipasi dalam pembelajaran tersebut
sehingga mampu meningkatkan kepercayaan diri siswa.

Aplikasi You Tube sebagai media pembelajaran: Proses


pembelajaran memiliki lima komponen. komponen komunikasi: guru
(komunikator), bahan pembelajaran, media pembelajaran, siswa
(komunikator), dan tujuan pembelajaran. Menurut (E. Kosasih, 2021),
bahan digunakan oleh guru atau siswa untuk memperlancar proses
pembelajaran Oleh karena itu, media pembelajaran merupakan bagian
integral dari sistem pembelajaran yang tidak dapat dipisahkan. Hasan
Muhammadet at diambil dari kita Nana Sudjana. Menurutnya, ada
enam kriteria yang harus diperhatikan guru atau pendidik terkait media
pembelajaran. Dengan kata lain, ketepatan media untuk tujuan
pembelajaran. Kedua, dukungan terhadap isi bahan ajar. Ketiga,
ketersediaan media. Keempat, kemampuan guru untuk
menggunakannya. Kelima, Anda punya waktu untuk
menggunakannya. Keenam, sesuai dengan kemampuan berpikir anak.
Selanjutnya Hasan Muhammad dkk dikutip oleh Muhammad Ali
(1984: 73). Menurut tata cara pemilihan media pembelajaran: Pertama,
kembangkan tujuan pembelajaran Anda. Kedua, klasifikasi tujuan
berdasarkan bidang atau jenis pembelajaran. Ketiga, pilih kursus yang
akan diadakan. Keempat, menentukan jenis stimulus untuk setiap
peristiwa. Kelima, daftar media yang digunakan untuk setiap acara
pendidikan. Keenam: Pertimbangkan media yang akan digunakan.
(berdasarkan skor usability). Ketujuh menunjukkan media yang dipilih
untuk digunakan. Kedelapan, tulisan atau penataran rasional memilih
media. Kesembilan, tuliskan prosedur yang akan digunakan pada setiap
event. Kesepuluh, menulis naskah percakapan saat menggunakan
media.

Fitur media pembelajaran dapat dibagi menjadi tiga kelompok:


Pertama, untuk mendukung guru di wilayah kerjanya, tentunya dengan
menggunakan media pembelajaran yang tepat akan membantu guru
mengatasi kelemahan-kelemahan proses pengajaran. Kedua,
membantu siswa. Dengan menggunakan media pembelajaran yang
dipilih dan disahkan dengan benar, kami membantu siswa
meningkatkan pemahaman mereka tentang menerima pesan
pembelajaran. Ketiga, perbaikan proses belajar mengajar dengan media
pembelajaran yang tepat dan efisien akan meningkatkan hasil belajar.
Aplikasi YouTube sebagai media pembelajaran keterampilan bahasa
Indonesia: Menurut Aji dan Budiyono (2018), keberhasilan
implementasi kurikulum 2013 dapat diukur melalui proses perencanaan
pembelajaran yang matang. Salah satunya adalah memilih media
pembelajaran yang tepat. Kegiatan pembelajaran yang terjadi ketika
siswa menggunakan perangkat teknis adalah :
1) Keterampilan mendengar: Menurut H. Rahman dkk (2019) Inti dan
mendengarkan berkaitan dengan mendengar dan mendengarkan.
Pendengaran adalah peristiwa perolehan rangsangan suara oleh panca
indera yang terjadi ketika manusia mengenali adanya rangsangan
tersebut. Mendengarkan adalah kegiatan mendengarkan yang disengaja
dan hati hati tentang apa yang anda dengarkan. Mendengarkan identik
dengan mendengarkan, tetapi mendengarkan lebih jauh menekankan
kekuatan perhatian pada apa yang anda dengar. Berdasarkan aplikasi
YouTube, fitur video periode skip mendukung pembelajaran bahasa
Indonesia. Hal ini dikarenakan jika ingin mendengar intisari
pembelajaran yang terdapat dalam video tersebut, dapat langsung
melewati periode video dan melanjutkan ke pembahasan yang
diperlukan.

2) Pemahaman membaca : Menurut Ria dan Husniatul (2018), kegiatan


membaca adalah perolehan dan pemahaman ide, kegiatan membaca
yang melibatkan ledakan jiwa dalam menghayati teks bacaan Fungsi
membaca adalah untuk berpikir lebih kritis, menganalisis, dan melatih
otak untuk menerima Informasi. Sebagai contoh penggunaan aplikasi
youtube dalam literasi membaca, ketika seorang siswa menonton video
pendidikan, siswa secara otomatis membaca materi yang ditulis oleh
pembuat video sehingga siswa dapat berlatih membaca dengan cepat.
Setelah itu, Anda akan diajarkan untuk membuat materi lebih mudah
dipahami.

3) Kemampuan bahasa: Menurut Agus Setyonegoro (2020) dkk.


Berbicara menunjukkan bahwa itu adalah salah satu keterampilan yang
diperlukan untuk berkomunikasi dengan orang lain melalui media
linguistik. Tuturan adalah suatu bentuk tindak tutur berupa bunyi yang
dihasilkan oleh alat tutur, disertai dengan gerak tubuh dan ekspresi
wajah. Berdasarkan penelitian terhadap fitur-fitur yang ada pada
aplikasi youtube. Dengan You Tube, pengguna dapat dengan mudah
mempelajari cara berbicara yang baik. Aplikasi YouTube memiliki
banyak konten berupa penjelasan dan uraian materi. Misalnya, guru
dapat memberikan tugas kepada siswa untuk menjelaskan materi.
Seperti melalui mendongeng Guru kemudian menyuruh siswa untuk
mengunggahnya ke YouTube Hal ini memungkinkan siswa untuk
berlatih berbicara, menonton video yang terkait dengan materi, dan
menjelajahi konten yang dibuat dalam aplikasi YouTube. Oleh karena
itu, dapat dijadikan acuan saat membuat tugas dan melatih berbicara.

4) Keterampilan menulis: Menurut Supriyadi (2018), kata menulis


memiliki arti yang sama dengan menulis. Menulis adalah rangkaian
kegiatan mengungkapkan gagasan kepada masyarakat pembaca
melalui bahasa tulis. Kemampuan menulis merupakan keterampilan
yang sangat berguna bagi seseorang. Kecerdasan ini memungkinkan
kita untuk memunculkan berbagai ide yang rata-rata orang bisa baca
Kegiatan menulis memiliki beberapa keunggulan. Artinya, sarana
pengungkapan diri, sarana pemahaman. Sarana memelihara emosi,
sarana untuk meningkatkan kesadaran dan penerapan orang lain, sarana
keterlibatan antusias, dan tidak mengundurkan diri. Penerima, sarana
untuk mengembangkan pemahaman dan kemampuan menggunakan
suatu bahasa.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Pemanfaatan youtube di MI At-Ta’awun pernah dilakukan,
akan tetapi karena sedikitnya pengetahuan dan pengalaman
para guru dalam membuat dan mengelola video
pembelajaran melalui youtube, sehingga aktivitas
pembelajaran menggunakan media pembelajaran youtube
tidak berlangsung lama. Padahal minat siswa dalam
pengguanaan youtube sudah dapat dikatakan tidak asing
lagi menggunakan media youtube.

2. Berdasarkan hasil penelitian, motivasi belajar siswa


ternyata sangat beragam

3. Karakter, kebiasaan dan keinginan dalam pembelajaran.


Ada yang memang semangat belajarbelajar. Karena suka
terhadap pelajaran tersebut atau memang guru yang
membuat siswa tersebut semakin semangat belajar.
Perpaduan itu bisa disatukan dengan cara mengemas
keinginan siswa dengan baik kemudian bagaimana guru
menyampaikan materi ajar dalam bentuk video
pembelajaran yang akan di unggah ke youtube.
4. Ketertarikan dan sangat senang apabila menggunakan
youtube menjadi dasar utama dalam pengembangan potensi
siswa agar semangat dalam belajar, karena di dalam
Youtube terdapat banyak sekali video, apabila tidak
dimanfaatkan dengan baik, mereka bisa menonton video
apa saja yang dengan sangat mudah mencarinya. Sehingga
butuh arahan dan bimbingan dari orang tua serta guru untuk
mengemas video pembelajaran di youtube yang dapat
menarik siswa untuk menonton.

B. Saran
1. Perlu adanya komitmen yang kuat antara kepala sekolah beserta
guru untuk memanfaatkan media sosial sebagai media
pembelajaran dalam rangka meningkatkan motivasi belajar
siswa, salah satunya melalui youtube.

2. Sekolah dapat memfasilitasi para guru untuk mengikuti pelatihan


membuat dan mendesain media pembelajaran, misalnya media
pembelajaran melalui youtube. Sekolah dapat melengkapi sarana
dan prasaran yang ada guna menunjang pemanfaatan media
pembelajaran melalui youtube.
DAFTAR PUSTAKA

Arianti, A. (2018). PENGEMBANGAN VARIASI MENGAJAR


DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR. Adaara: Jurnal
Manajemen Pendidikan Islam, 7(1), 696-714. Arifudin, O., Sofyan, Y.,
Sadarman, B., & Tanjung, R. (2020). Peranan Konseling Dosen Wali

Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Mahasiswa Di Perguruan


Tinggi Swasta Wilayah LLDIKTI IV. Jumal Bimbingan Dan
Konseling Islam, 10(2), 237-242.

Arsyad, A. (2008). Media learning. In Jakarta: PT. King Grafindo New


Algensindo Persada. PT. King Grafindo New Algensindo Persada.

Cecco, J. De, & Crawford, W. (1977). The Psychology of Learning and


Instruction (2nd ed.). Prince Hall.
Djamarah. (2008). Guru dan Anak Didik. Rineka Cipta. Farhatunnisya,
A. (2020). Pemanfaatan Video YouTube Dalam Peningkatan Motivasi
Belajar

Siswa Insan Litera. Comm-Edu (Community Education Journal), 3(2),


109-114.

Hamalik, O. (2007). Dasar-dasar pengembangan kurikulum. PT


Remaja Rosdakarya.

Latuheru, J. D. (1988). Media pembelajaran dalam proses belajar


mengajar masa kini. In

Jakarta: Depdikbud. Depdikbud. Moleong, L. J. (2010). Metodologi


penelitian kualitatif (Revised ed.). In Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya. Remaja Rosdakarya.

Muhasim, M. (2017). Pengaruh tehnologi digital terhadap motivasi


belajar peserta didik. Palapa, 5(2), 53-77.

Nazir, M. (2011). Metode Penelitian, Cetakan Ke Tujuh. In Bogor:


Penerbit Ghalia Indonesia. Penerbit Ghalia Indonesia.. Sadulloh, U.
(2010). dkk. 2010. In Pedagogic (Ilmu Mendidik). Bandung: Alfebata.
Alfabeta.

Setiawan, T. Y., Arsil, A., & Noviyanti, S. (2021). Pemanfaatan


Youtube Pada Sistem
Pembelajaran Dalam Jaringan Masa Pandemi Covid-19 Di Kelas lic
Sekolah Dasar. Universitas Jambi. Trinova, Z. (2012). Hakikat belajar
dan bermain menyenangkan bagi peserta didik. Al-Ta Lim Journal,
19(3), 209-215.

Cahyadi, A. (2019) Pengembangan Media dan Sumber Belajar Teori


dan Prosedur. Serang Baru:

Laksita Indonesia. Hilman Yusra, A. A. (2020). Bahan Ajar


Keterampilan Berbicara. Jambi: Komunitas Gemulun Indonesia.
Kosasih, E. (2021). Pengembangan Bahan Ajar Jakarta: PT Bumi
Aksara. Muhammad Hasan. D (2021). Media Pembelajaran, Klaten:
CV. Tahta Media Group. RH (2018). Keterampilan Membaca.
Bangkalan: STKIP PGRI Bangkalan. Rasi Yugatiati, H. R (2019).
Menyimak & Berbicara Teori dan Praktik. Bandung: ALQAPRINT
JATINANGOR

Supriyadi. (2018). Keterampilan Dasar Menulis. Gorontalo: deas


Publishing

Anda mungkin juga menyukai