Pedoman PKN Terpadu Poltekkes Bandung-2020 PDF
Pedoman PKN Terpadu Poltekkes Bandung-2020 PDF
Puji syukur dipanjatkan ke khadirat Alloh SWT karena berkat rahmat dan karuniaNya Pedoman
Praktik Kerja Nyata Terpadu (PKN Terpadu) Tahun 2020 Politeknik Kesehatan Kementerian
Kesehatan Bandung dapat diselesaikan. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan
kepada junjunan alam Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan seluruh pengikunya
hingga akhir zaman termasuk pada kita semua… aamiin.
Pedoman PKN terpadu Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung Tahun 2020 menguraikan
tentang pelaksanaan PKN secara terpadu yang dilaksanakan oleh seluruh mahasiswa tingkat tiga
Program Diploma Tiga dan Diploma Empat Poltekkes Kemenkes Bandung di Kecamatan Jalan Cagak
Kabupaten Subang. Uraian di dalamnya berisi tentang dasar pemikiran, tujuan serta mekanisme
pelaksanaan kegiatan PKN Terpadu, disertai dengan pre planning setiap kegiatan sehingga dapat
digunakan oleh mahasiswa dalam melaksanakan PKN Terpadu, serta pembimbing dalam
mengarahkan mahasiswa mencapai tujuan PKN Terpadu.
Dalam penyusunan Pedoman PKN Terpadu ini, tentunya masih jauh dari sempurna, sehingga
harus terus digali serta dilengkapi. Pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih dan
penghargaan yang tinggi kepada pihak-pihak yang telah meluangkan waktu, tenaga dan fikirannya
untuk mewujudkan pedoman PKN terpadu Poltekkes Kemenkes Bandung Tahun 2020 ini. Kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan Pedoman PKN Terpadu di
masa mendatang.
halaman
Kata pengantar ………………………………………………………………………………………............................. i
Daftar Isi …………………………………………………………………………………………………............................ ii
Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Poltekkes Kemenkes Bandung ………………............................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. DASAR PEMIKIRAN ………………………………………………………………………........................ 1
B. TUJUAN ……………………………………………………………………………………........................... 1
Lampiran-lampiran
1. Lay Out Laporan
2. Cover Laporan
3. Lembar Pengesahan
4. Daftar Kelompok, Lokasi, Nama Mahasiswa dan Pembimbing
5. Instrumen Survei Mawas Diri (SMD)
6. Form Penilaian
MISI
1. Menyelenggarakan pendidikan, pembelajaran dan kemahasiswaan yang berkualitas dengan memanfaatkan
ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) bidang kesehatan.
2. Menyelenggarakan penelitian terapan bidang kesehatan dan pengabdian kepada masyarakat dengan
meningkatkan kerjasama dengan pemerintah, industri dan perguruan tinggi baik Nasional maupun
Internasional.
3. Meningkatkan kualitas sumberdaya dan manajemen perguruan tinggi berdasarkan prinsip tata kelola yang
baik.
4. Mengembangkan program studi dalam rangka memenuhi tuntutan perkembangan pelayanan kesehatan.
TUJUAN
1. Melaksanakan pendidikan dan pembelajaran yang berkualitas dengan memanfaatkan IPTEK Bidang Kesehatan
serta berbasis Informasi dan Teknologi Komunikasi.
2. Melaksanakan pembinaan kegiatan kemahasiswaan dalam rangka meningkatkan kualitas softskill mahasiswa
Poltekkes Kemenkes Bandung.
3. Melaksanakan penelitian terapan bidang kesehatan dengan meningkatkan kerjasama dengan pemerintah,
industri dan perguruan tinggi baik Nasional maupun Internasional.
4. Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat dengan meningkatkan kerjasama dengan pemerintah, industri
dan perguruan tinggi lain.
5. Meningkatkan mutu tenaga pendidik (dosen) dan tenaga kependidikan dalam rangka menunjang pelaksanaan
Tri Dharma Perguruan Tinggi.
6. Meningkatkan mutu sarana prasarana pembelajaran dalam menunjang pelaksanaan Tri Dharma Perguruan
Tinggi.
7. Meningkatkan mutu manajemen dalam rangka memberikan pelayanan prima kepada pelanggan dengan
memanfaatkan informasi dan teknologi komunikasi.
8. Mewujudkan pengembangan program studi dalam rangka memenuhi tuntutan perkembangan pelayanan
kesehatan.
SASARAN
1. Peningkatan mutu pelaksanaan pendidikan dan pembelajaran.
2. Peningkatan mutu pembinaan kegiatan kemahasiswaan.
3. Peningkatan mutu kegiatan penelitian terapan bidang kesehatan.
4. Peningkatan mutu kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
5. Pengembangan kerjasama dengan pemerintah, industri dan perguruan tinggi dalam bidang Tri Dharma
Perguruan Tinggi.
6. Peningkatan mutu tenaga pendidik (dosen) dan tenaga kependidikan.
7. Peningkatan mutu sarana prasarana pembelajaran.
8. Pengembangan penjaminan mutu perguruan tinggi.
9. Peningkatan partisipasi dalam kepengurusan organisasi profesi dan kegiatan ilmiah.
10. Pengelolaan anggaran yang efektif dan efisien.
11. Pengembangan program studidan kelembagaan.
12. Peningkatan fasilitas teknologi dan komunikasi dalam menunjang kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Lampiran
A. DASAR PEMIKIRAN
Praktik Kerja Nyata Terpadu (PKN Terpadu) merupakan salah satu mata kuliah di Politeknik Kesehatan
Kemenkes Bandung yang diberikan kepada mahasiswa di semester akhir sebagai salah satu bentuk pelaksanaan
inter professional education (IPE) dan inter professional collaboration (IPC). Dalam pelaksanaanya diperlukan
pedoman untuk mengakomodir pencapaian tujuan mata kuliah PKN Terpadu dengan optimal. Pedoman PKN
Terpadu ini dirancang sebagai acuan bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan kemampuan dan keterampilannya
secara langsung di lapangan, juga untuk para dosen pembimbing yang mengarahkan mahasiswa mencapai
tujuan.
Pedoman PKN Terpadu berisi tentang bagaimana penerapan praktik secara interdisiplin antar profesi
kesehatan terkait pembinaan dan pengembangan keluarga menuju keluarga sehat melalui pendekatan
pembangunan kesehatan masyarakat desa (PKMD) dengan fokus pada penanganan stunting. Meskipun Pedoman
ini berisi petunjuk mulai dari tahap awal sampai tahap akhir PKN Terpadu, akan tetapi pada saatnya nanti
penggunaannya disesuaikan dengan ciri atau karakteristik wilayah yang menjadi lahan praktik, sehingga dapat
mengakomodasi kebutuhan wilayah tersebut.
B. TUJUAN
Tujuan dilaksanakannya PKN Terpadu Tahun 2020 adalah :
1. Mahasiswa memahami konsep dasar inter professional education (IPE) dan inter professional colaboration
(IPC).
2. Mahasiswa dapat melaksanakan sosialisasi internal dan eksternal untuk memulai pelaksanaan PKN Terpadu
berbasis inter professional education (IPE) dan inter professional colaboration (IPC) terkait penanganan
stunting.
3. Mahasiswa dapat melaksanakan survei mawas diri (SMD), menganalisa dan merumuskan masalah berbasis
inter professional education (IPE) dan inter professional colaboration (IPC) terkait penanganan stunting.
4. Mahasiswa dapat melaksanakan musyawarah masyarakat di tingkat RW untuk menetapkan rencana
pemecahan masalah kesehatan di wilayah tersebut dengan memperhatikan aspek inter professional
education (IPE) dan inter professional colaboration (IPC) terkait penanganan stunting.
5. Mahasiswa dapat melaksanakan pelatihan kader berbasis inter professional education (IPE) dan inter
professional colaboration (IPC) di tingkat Desa terkait penanganan stunting.
6. Mahasiswa dapat melaksanakan implementasi pembinaan masyarakat berbasis inter professional education
(IPE) dan inter professional colaboration (IPC) :
a. Implementasi spesifik terkait penanganan stunting
b. Implementasi sensitif terkait penanganan stunting
7. Mahasiswa dapat melaksanakan evaluasi hasil pembinaan masyarakat berbasis inter professional education
(IPE) dan inter professional colaboration (IPC) terkait penanganan stunting.
A. JADUAL KEGIATAN
PKN Terpadu Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung dilaksanakan pada tanggal 13 – 25 Januari 2020 di
Kecamatan Jalan Cagak Kabupaten Subang.
Jadual Kegiatan PKN Terpadu di Kecamatan Jalancagak Kabupaten Subang
Tanggal 13 – 25 Januari 2020
Januari
No Kegiatan
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 Perkuliahan Bandung, Cimahi, Karawang, dan
Bogor termasuk UTS dan UAS
2 Persiapan Administrasi dan Keberangkatan
2 Pembukaan di Kecamatan, Sosialisasi di Desa
dan RW
3 Survei Mawas Diri (SMD) :
a. Pengumpulan data Status Gizi dan Stunting
b. Pengolahan, Analisa dan perumusan
Masalah
c. Penyusunan Rencana Kegiatan (POA)
4 Musyawarah Masyarakat tingkat RW
(MMRW)
5 Pelatihan Kader Tingkat Desa di 7 Desa
6 Implementasi/Pembinaan terkait stunting
7 Ujian Praktik
8 Lomba :
Cerdas Cermat Kader
9 Evaluasi,Tindak Lanjut, Pelaporan dan
Penutupan di Kecamatan
10 Terminasi
a. Tingkat RW
b. Kembali ke Kampus
B. PENDEKATAN
PKN Terpadu merupakan salah satu mata kuliah di Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung yang diberikan
kepada mahasiswa di semester akhir sebagai salah satu bentuk pelaksanaan inter professional education (IPE) dan
inter professional collaboration (IPC) dengan beban studi 2 SKS (1 T dan 1 P). Pembelajaran teori PKN terpadu
dilaksanakan di kampus, dan pembelajaran praktik dilaksanakan di lapangan, yaitu di Kecamatan Jalancagak
Kabupaten Subang. Pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran praktik dalam konteks PKN Terpadu
Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung adalah Primary Health Care atau Pembangunan Kesehatan Masyarakat
Desa (PKMD). Urutan kegiatan secara keseluruhan sebagai berikut:
TAHAP 2 TAHAP 3
TAHAP 1
SMD MMRW
SOSIALISASI
PBM
TEORI
TAHAP 6 TAHAP 5 TAHAP 4
EVAL. & TERM
IMPLEMENTASI PELAT. KADER
1. Tahap 1: Sosialisasi
a. Sosialisasi tingkat Kecamatan dan Desa
b. Sosilaisasi tingkat RW
2. Tahap 2: Survei Mawas Diri (SMD)
a. Pengumpulan data terkait Status Gizi dan Stunting di wilayah RW masing-masing. (instrumen SMD
terlampir)
b. Pengolahan, Analisa data, perumusan masalah dan penyusunan rencana kegiatan
3. Tahap 3: Musyarawah Masyarakat Desa (MMD)
MMD atau Lokakarya mini di lakukan di RW masing-masing.
C. URAIAN KEGIATAN
1. PERKULIAHAN
a. Bobot:
Bobot Studi PKN Terpadu 2 SKS, terdiri dari: 1 SKS Teori, dan 1 SKS Praktik
b. Waktu:
1) Teori: 13 – 14 Januari 2020 (Teori)
Perhitungan: 14 x 50’ = 700’ diselesaikan selama 2 hari (5,8 jam / hari)
2) Praktik:16 – 25 Januari 2020 (Praktik)
Perhitungan: 14 x 170’ = 2.380’ diselesaikan dalam 10 hari (4 – 5 jam/hari)
3) Peserta:
Seluruh mahasiswa semester 6 untuk program studi D.III dan semester 8 untuk program studi D.IV,
berjumlah 927 orang.
4) Dosen dan Pembimbing Praktik:
1) Dosen Pengajar PKNT:
No Kampus Dosen
1 Kampus Bandung 1. Dr. Anah Sasmita, SKp, M.Kes
2. Angreni Ayu Hastuti, M.Si, Apt.
3. Ai Djuminar, S.Pd, M.Kes
4. Holil M. Par’i, SKM, M.Kes
2 Kampus Cimahi 1. Hj. Yenny Moviana, MND
2. Deru Marah Laut, SST, M.Kes
3. Dra. Hj. AtinKarjatin, M.Kes
4. Mamat Rahmat, SKM, MKM
3 Kampus Karawang 1. Tarjuman, SKp, MNS
2. Neneng Widaningsih, SST., M.Keb
3. Tjutju Rumijati, SKp, M.Kep, Sp.Kom
4 Kampus Bogor 1. Drs. H. Supriadi, SKp, M.Kep, Sp.Kom
2. Ati Nuraeni, SKp, M.Kep, Sp.Kom
3. Lubis Bambang Purnama, SKM, M.Kes
2) Pembimbing Praktik
Setiap RW Binaan tempat PKN Terpadu dibimbing oleh seorang dosen pembimbing (Lokasi, nama
mahasiswa dan nama pembimbing terlampir).
2. PERSIAPAN ADMINISTRASI DAN KEBERANGKATAN
a. Waktu: 15 Januari 2020
b. Peserta:
- Seluruh mahasiswa
- Pembimbing
- Panitia
c. Kegiatan:
- Panitia menyiapkan keperluan untuk kegiatan PKNT di wilayah Kecamatan Jalancagak Kabupaten
Subang: Kendaraan, akomodasi, ATK, dan lain sebagainya
- Mahasiswa menyiapkan keperluan selama kegiatan PKNT
- Dosen Pembimbing menyiapkan untuk kegiatan bimbingan selama PKNT.
3. SOSIALISASI
a. Sosialisasi Tingkat Kecamatan dan Desa
1) Waktu : 16 Januari 2020
2) Peserta :
Untuk Balita laki-laki warna biru, dan balita perempuan warna merah.
Cara pembacaan: Garis mendatar pada grafik menunjukan umur balita, dan garis vertikal/ke atas
menunjukan panjang/ tinggi badan.
Cara Ploting:
- Cari titik usia anak pada garis umur
- Cari titik panjang/tinggi badan anak
- Tarik titik usia ke atas
Contoh : Seorang anak usia 16 bulan dan tingginya 71 cm, anak tergolong sangat pendek
b) Kategikan :
Blok anak tergolong tinggi (> 2 SD)
Blok anak tergolong pertumbuhan normal
Blok anak tergolong pendek (≤ 2 SD)
c) Hitung berapa persen dari setiap kategori tersebut
4) Analisa:
Mengidentifikasi data-data kesehatan yang dihadapi oleh masing-masing keluarga di wilayah melalui
analisis data masing-masing keluarga, baik data primer maupun data skunder yang tidak sesuai.
No Data Penyebab Masalah
5) Perumusan Masalah:
Rumuskan masalah-masalah kesehatan di wilayah:
Contoh Rumusan Masalah Wilayah:
Di RW A 5% anak mengalami stunting
Di RW A 67,6% bayinya tidak mendapat imunisasi dasar lengkap.
6) Menyusun Prioritas Masalah:
a) Menentukan prioritas dengan menggunakan model USGF, yaitu Penetuan Prioritas dengan
mempertimbangkan:
tingkat urgensinya (U), yakni apakah masalah tersebut penting untuk segera diatasi
keseriusannya (S), yakni apakah masalah tersebut cukup parah
potensi perkembangannya (G), yakni apakah masalah tersebut akan segera menjadi besar
dan/atau menjalar
kemudahan mengatasinya (F), yakni apakah masalah tersebut mudah diatasi mengacu kepada
kemampuan keluarga/RT/RW/Kelurahan/Desa/ Kecamatan/Puskesmas.
b) Masing-masing faktor diberi nilai 1–5 berdasarkan skala likert (5=sangat besar, 4=besar, 3=sedang,
2=kecil, 1=sangat kecil), dan nilai total tiap masalah kesehatan diperoleh dari rumus:
T=U+S+G+F
c. Penyusunan POA
1) Waktu : 19 Januari 2020
2) Sasaran : Kelompok RW masing-masing
3) Bentuk POA:
Rencana Kegiatan (POA) ...................................
7. IMPLEMENTASI/PEMBINAAN
a. Waktu : 21 – 24 Januari 2020
b. Peran Setiap Implementasi:
1) Intervensi Spesifik, meliputi:
Kelompok Intervensi prioritas sesuai
Intervensi prioritas Intervensi pendukung Jurusan/Prodi
Sasaran kondisi tertentu
KELOMPOK SASARAN 1.000 HPK
Ibu Hamil 1. PMT bagi ibu hamil 1. Suplemen Ca 1. Perlindungan dari 1. Kebidanan
2. Suplemen tablet 2. Pemeriksaan Kehamilan malaria 2. Keperawatan
Tambah Darah 2. Pencegahan HIV 3. TLM
4. Promkes
Ibu 1. Promosi dan konseling 1. Suplemen kapsul Vit A 1. Pencegahan 1. Gizi
Menyusui menyusui 2. Suplemen Taburia kecacingan 2. Kebidanan
dan anak 2. Promosi dan konseling 3. Imunisasi 3. Keperawatan
0 – 23 PMBA 4. Suplemen Zinc untuk 4. Kep. Gigi
bulan 3. Tata laksana Gizi Buruk Diare 5. Farmasi
4. PMT pemulihan bagi 5. MTBS 6. Promkes
anak kurus
5. Pemantauan dan
promosi pertumbuhan
KELOMPOK SASARAN USIA LAINNYA
Remaja 1. Suplemen tablet 1. Farmasi
Putri dan tambah darah 2. TLM
WUS 2. Pemeriksaan Hb 3. Kebidanan
4. Keperawatan
5. Kep. Gigi
Anak 24 – 1. Tata Laksana Gizi Buruk 1. Suplemen kapsul Vit A 1. Pencegahan 1. Promkes
59 bulan 2. PMT pemulihan anak 2. Suplemen Taburia kecacingan 2. Gizi
kurus 3. Suplemen Zinc untuk 3. Kesling
3. Pemantauan dan Diare 4. Keperawatan
promosi pertumbuhan 4. MTBS 5. Farmasi
A. SOSIALISASI TINGKAT RW
1. Latar Belakang
Pembinaan kesehatan masyarakat pada dasarnya merupakan upaya meningkatkan segi kehidupan
sehingga memungkinkan mereka untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Di masyarakat pelayanan
kesehatan lebih ditekankan pada upaya promotof dan preventif, dimulai dari wilayah terkecil yakni RW.
Keberhasilan pelayanan kesehatan masyarakat dapat dilihat dari sejauhmana upaya-upaya kesehatan
bersumber daya masyarakat (UKBM) dapat diciptakan sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat dalam
bidang kesehatan.
Pemberdayaan (empowerment) merupakan suatu proses tindakan sosial yang dilakukan baik oleh
individu, keluarga, kelompok, masyarakat maupun organisasi pendamping untuk mencapai lingkungan
perubahan dan kualitas hidup yang lebih baik (Peterson & Hughey, 2004). Kesehatan memandang upaya
pemberdayaan sebagai fokus intervensi kesehatan masyarakat, bahkan seringkali pemberdayaan dianggap
sebagai variable antara (mediating variable) bagi implementasi program kesehatan dan luaran program
kesehatan (Minkler et all, 2001).
Sebagai tahap awal dalam pembinaan kesehatan masyarakat, khususnya dalam pengelolaan masalah gizi
dan stunting diperlukan adanya pengenalan antara petugas kesehatan (dalam hal ini mahasiswa peserta PKN
Terpadu) dengan pengelola wilayah sehingga terjadi interaksi yang saling menguntungkan, kegiatan
dimaksud dikenal juga dengan sosialisasi.
2. Tujuan
Setelah dilaksanakan sosialisasi :
a. Mahasiswa mengenal pengelola wilayah : Ketua RW, para Ketua RT, Seluruh Kader, dan Tokoh
Masyarakat termasuk tokoh agama serta tokoh pemuda.
b. Mahasiswa mengenal masalah kesehatan yang dirasakan oleh masyarakat di wilayah tersebut.
c. Masyarakat mengenal kelompok mahasiswa yang melakukan PKN Terpadu di wilayah tersebut.
d. Masyarakat mengenal tujuan mahasiswa melaksanakan PKN Terpadu terkait masalah gizi dan stunting.
3. Waktu: Sosialisasi tingkat RW dilaksanakan pada tanggal 16 Januari 2020
4. Tempat: Tempat sosialisasi disepakati dengan Ketua RW dan Kader
5. Peserta:
a. Ketua RW
b. Para Ketua RT
c. Seluruh Kader
d. Tokoh masyarakat, termasuk tokoh agama dan tokoh pemuda
e. Seluruh mahasiswa
f. Pembimbing
6. Langkah Pencapaian Tujuan
a. Persiapan
1) Memahami pre planning sosialisasi
2) Koordinasi dengan Ketua RW dan Ketua Kader dalam pelaksanaan sosialisasi terkait dengan tempat
dan waktu sosialisasi
3) Menyiapkan undakan untuk kegiatan sosialisasi
4) Menyiapkan format daftar hadir kegiatan
b. Pelaksanaan
1) Kegiatan diawali dengan pembukaan
2) Melakukan perkenalan antara mahasiswa dan pengelola wilayah setempat
3) Menyampaikan program kerja PKN Terpadu terkait masalah gizi dan stunting
4) Berdialog dengan pengelola wilayah terkait masalah kesehatan yang dirasakan oleh masyarakat
dengan focus pada masalah gizi dan stunting
5) Kegiatan penutup
c. Metode: Ceramah, Tanya Jawab dan Diskusi
d. Media: Pedoman PKN Terpadu
e. Evaluasi
1) Evaluasi Struktur
a) Pre planning dipahami dengan baik
b) Tempat dan waktu sosialisasi telah ditentukan
c) Undangan telah tersedia dan terdistribusi
--------------------------------------- ---------------------------------------
Pada intinya materi membangun komitmen belajar/BLC sangat bermanfaat dalam menunjang proses
pembelajaran. BLC dilakukan untuk mencairkan suasana yang kaku antar peserta yang awalnya belum saling
mengenal, menyiapkan mereka agar dapat berkomunikasi, dan bertukar pengalaman secara terbuka,
menciptakan suasana belajar yang menggembirakan dan menyenangkan, menetapkan nilai belajar yang
disepakati bersama, membina kelompok yang berfungsi efektif dan bertekad untuk menyukseskan proses
pembelajaran yang berkualitas.
Proses
Pendapatan dan kesenjangan ekonomi, perdagangan, urbanisasi,
globalisasi, sistem pangan, perlindungan sosial, sistem kesehatan,
Prasyarat Pendukung
pembangunan pertanian dan pemberdayaan perempuan
Komitmen politis dan kebijakan pelaksanaan aksi;kebutuhan dan tekanan untuk implementasi, tata kelola keterlibatan
antar lembaga pemerintah dan non-pemerintah,kapasitas untuk implementasi
Pertumbuhan dan perkembangan anak dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan faktor keturunan.
Penelitian Dubois, et.al pada tahun 2012 menunjukkan bahwa faktor keturunan hanya sedikit (4-7% pada
wanita) mempengaruhi tinggi badan seseorang saat lahir. Sebaliknya, pengaruh faktor lingkungan pada saat
lahir ternyata sangat besar (74-87% pada wanita). Hal ini membuktikan bahwa kondisi lingkungan yang
mendukung dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan anak.
Ibu hamil dengan konsumsi asupan gizi yang rendah dan mengalami penyakit infeksi akan melahirkan
bayi dengan Berat Lahir Rendah (BBLR), dan/atau panjang badan bayi di bawah standar. Asupan gizi yang
baik tidak hanya ditentukan oleh ketersediaan pangan di tingkat rumah tangga tetapi juga dipengaruhi oleh
pola asuh seperti pemberian kolostrum (ASI yang pertama kali keluar), Inisasi Menyusu Dini (IMD),
pemberian ASI eksklusif, dan pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) secara tepat. Selain itu, faktor
kesehatan lingkungan seperti akses air bersih dan sanitasi layak serta pengelolaan sampah juga
berhubungan erat dengan kejadian infeksi penyakit menular pada anak.
Kehidupan anak sejak dalam kandungan ibu hingga berusia dua tahun (1.000 HPK) merupakan masa-
masa kritis dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal. Faktor lingkungan yang
baik, terutama di awal-awal kehidupan anak, dapat memaksimalkan potensi genetik (keturunan) yang dimiliki
anak sehingga anak dapat mencapai tinggi badan optimalnya. Faktor lingkungan yang mendukung ditentukan
oleh berbagai aspek atau sektor.
Penyebab tidak langsung masalah stunting dipengaruhi oleh berbagai faktor, meliputi pendapatan dan
kesenjangan ekonomi, perdagangan, urbanisasi, globalisasi, sistem pangan, jaminan sosial, sistem kesehatan,
pembangunan pertanian, dan pemberdayaan perempuan. Untuk mengatasi penyebab stunting, diperlukan
prasyarat pendukung yang mencakup: (a) Komitmen politik dan kebijakan untuk pelaksanaan; (b) Keterlibatan
pemerintah dan lintas sektor; dan (c) Kapasitas untuk melaksanakan.
c. Dampak Stunting
Permasalahan stunting pada usia dini terutama pada periode 1000 HPK, akan berdampak pada kualitas
Sumber Daya Manusia (SDM). Stunting menyebabkan organ tubuh tidak tumbuh dan berkembang secara
optimal. Balita stunting berkontribusi terhadap 1,5 juta (15%) kematian anak balita di dunia dan menyebabkan
55 juta Disability-Adjusted Life Years (DALYs) yaitu hilangnya masa hidup sehat setiap tahun.
1) Jangka pendek,
Dalam jangka pendek stunting menyebabkan gagal tumbuh, hambatan perkembangan kognitif dan
motorik, dan tidak optimalnya ukuran fisik tubuh serta gangguan metabolisme.
2) Jangka Panjang
Dalam jangka panjang stunting menyebabkan menurunnya kapasitas intelektual. Gangguan struktur dan
fungsi saraf dan sel-sel otak yang bersifat permanen dan menyebabkan penurunan kemampuan
menyerap pelajaran di usia sekolah yang akan berpengaruh pada produktivitasnya saat dewasa. Selain itu,
kekurangan gizi juga menyebabkan gangguan pertumbuhan (pendek dan atau kurus) dan meningkatkan
risiko penyakit tidak menular seperti diabetes melitus, hipertensi, jantung kroner, dan stroke.
d. Cara Pengukuran Stunting
Untuk menentukan stunting pada anak dilakukan dengan cara pengukuran. Pengukuran panjang/tinggi
badan menurut umur dilakukan pada anak usia di atas 2 tahun. Antropometri merupakan ukuran dari
tubuh, sedangkan antropometri gizi adalah jenis pengukuran dari beberapa bentuk tubuh dan komposisi
tubuh menurut umur dan tingkatan gizi, yang digunakan untuk mengetahui ketidakseimbangan protein dan
Untuk Balita laki-laki warna biru, dan balita perempuan warna merah.
Cara pembacaan: Garis mendatar pada grafik menunjukan umur balita, dan garis vertikal/ke atas
menunjukan panjang/ tinggi badan.
Cara Ploting:
- Cari titik usia anak pada garis umur
- Cari titik panjang/tinggi badan anak
- Tarik titik usia ke atas
- Tarik titik panjang/tinggi badan ke samping kanan.
- Beri titik yang jelas pada pertemuan garis panjang/tinggi dan garis umur.
Contoh : Seorang anak usia 16 bulan dan tingginya 71 cm, anak tergolong sangat pendek
Kategikan :
- Blok hijau muda anak tergolong tinggi (> 2 SD)
- Blok hijau anak tergolong pertumbuhan normal
- Blok anak tergolong pendek (≤ 2 SD)
Analisis:
Mengidentifikasi data kesehatan yang dihadapi oleh masing-masing keluarga di wilayah melalui
analisis data masing-masing keluarga, baik data primer maupun data skunder yang tidak sesuai.
No Data Penyebab Masalah
Perumusan Masalah:
Rumuskan masalah-masalah kesehatan di wilayah:
Contoh Rumusan Masalah :
- Anak A keluarga Bp.B mengalami stunting
T=U+S+G+F
b. Perencanaan
Perencanaan pemecahan kesehatan keluarga terdiri dari penetepan : 1) tujuan, mencakup tujuan umum
dan khusus, 2) rencana intervensi, dan 3) rencana evaluasi. Tujuan dirumuskan secara spesifik, dapat diukur
(measurable), dapat dicapai (achivable), rasional (rationale) dan menunjukan waktu (time) disingkat SMART
dan rencana intervensi ditetapkan untuk mencapai tujuan. Dalam pedoman pelaksanaan intervensi
penurunan stunting terintegrasi di kabupaten/kota (Kementerian PPN/Bapenas) disebutkan ada dua
kategori intervensi stunting, yaitu intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif.
1) Intervensi gizi spesifik
Merupakan kegiatan yang langsung mengatasi terjadinya stunting seperti asupan makanan, infeksi,
status gizi ibu, penyakit menular, dan kesehatan lingkungan. Intervensi spesifik ini umumnya diberikan oleh
sektor kesehatan.
2) Intervensi gizi sensitif
Merupakan kegiatan yang tidak langsung dapat mengatasi terjadinya stunting mencakup:
a) Peningkatan penyediaan air bersih dan sarana sanitasi;
b) Peningkatan akses dan kualitas pelayanan gizi dan kesehatan;
c) Peningkatan kesadaran, komitmen dan praktik pengasuhan gizi ibu dan anak;
d) Peningkatan akses pangan bergizi.
Intervensi gizi sensitif umumnya dilaksanakan di luar Kementerian Kesehatan. Sasaran intervensi gizi
sensitif adalah keluarga dan masyarakat dan dilakukan melalui berbagai program dan kegiatan
disesuaikan dengan kondisi masyarakat setempat.
Rencana Asuhan Keluarga Stunting ...................................
Tanggal
No Masalah Kegiatan Tempat Penjab Biaya
21 22 23 24 25
c. Pelaksanaan
Pelaksanaan atau implementasi adalah serangkaian tindakan kepada keluarga berdasarkan perencanaan
sebelumnnya. Tindakan terhadap keluarga mencakup intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif.
d. Penilaian
Untuk menilai keberhasilan tindakan, maka selanjutnya dilakukan penilaian. Tindakan-tindakan
kesehatan keluarga mungkin saja tidak dapat dilakukan dalam satu kali kunjungan, untuk itu dilakukan
secara bertahap, demikian halnya dengan penilaian. Penilaian dilaksanakan dengan menggunakan
pendekatan SOAP (Subyektif, Obyektif, Analisa dan Planning)
S : Hal-hal yang dikemukakan keluarga, misalnya anak D nafsu makannya
lebih baik
O : Hal-hal yang ditemukan petugas yang dapat diukur, misalnya anak D naik
BB nya 0,5 kg
A : Analisa hasil yang telah dicapai, mengacu pada tujuan
P : Perencanaan yang akan datang setelah melihat respons keluarga.
A. Identitas Pewawancara
Nama Pewawancara : _________________________
Tanggal Wawancara : _________________________
B. Pengenalan Tempat
1. Nama Desa :_________________________
2. RT / RW : ______/_______
3. Kelompok : ______
4. Pekerjaan : _______
1. Tidak bekerja.
2. Buruh
3. Petani
4. Wiraswasta/pedagang
5. PNS / TNI / POLRI / BUMN
6. Pegawai Swasta
7. Pekerjaan : _______
1. Tidak bekerja / Ibu Rumah Tangga
2. Buruh
3. Petani
4. Wiraswasta/pedagang
5. PNS / TNI / POLRI / BUMN
6. Pegawai Swasta
11. Apakah anak ibu pada tahun 2019 mendapatkan Vitamin A ? (Februari 2019 dan atau Agustus
2019)
0= Belum pernah (Usia anak saat ini 6 -11 bulan)
1= Tidak (Usia anak saat ini > 12 bulan)
2= Ya, satu kali pada bulan Agustus 2019
3= Ya, dua kali pada bulan Februari dan Agustus 2019
12. Apakah anak ibu diberikan Immunisasi BCG, Polio, Hepatitis B, DPT, Campak,
0. Belum pernah
1. Ya, (tidak lengkap)
2. Ya, (lengkap)
13. Apakah anak ibu dalam satu bulan terakhir pernah sakit ISPA (Gangguan pernafasan, gejala dapat
berupa batuk, pilek, dan disertai demam)
0. Tidak pernah
1. Pernah
14. Apakah anak ibu dalam satu bulan terakhir pernah sakit DIARE (Buang air besar lebih dari 3 kali
sehari dengan konsistensi feses cair)
0. Tidak pernah
1. Pernah
15. Setelah ibu melahirkan, apa yang pertama kali diberikan kepada bayi?
1. Air putih / air zam zam
2. Madu
3. Air tajin
4. Susu formula
5. ASI
16. Berapa lama bayi hanya diberikan ASI saja tanpa makanan lain?
1. Kurang dari 4 bulan
2. 4 bulan
3. 6 bulan
4. Lebih dari 6 bulan
17. Apakah anak ibu yang sekarang diberikan ASI Ekslusif (tidak diberikan minuman dan makanan lain
selain ASI saja sampai bayi usia 6 bulan)
0. Tidak
1. Ya
Bandung, ………………..
2020
Penilai
.................................................
LEMBAR JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Dasar pemikiran
B. Tujuan
BAB II PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA NYATA (PKN) TERPADU DI RW 01 DESA JALAN CAGAK KECAMATAN
JALANCAGAK KABUPATEN SUBANG
A. Gambaran Wiayah RW 01 Desa Jalancagak
B. Pelaksanaan PKN Terpadu di RW 01 Desa Cibitung
1. Sosialisasi
2. Survei Mawas Diri
3. Musyawarah Kesehatan
4. Pelatihan Kader
5. Implementasi
6. Evaluasi dan Tindak Lanjut
Lampiran-lampiran
Catatan :
1. Laporan di tik dengan fornt 12 calibri spasi 1,5
2. Dibuat minimal rangkap 3 : untuk Poltekkes, Puskesmas, dan Kecamatan. Untuk
RW, Desa dan lainnya tergantung permintaan
3. Laporan dikumpulkan maksimal 3 hari setelh selesai PKN Terpadu
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG
2020
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PELAKSANAAN
PRAKTIK KERJA NYATA (PKN) TERPADU
DI RW 01 DESA JALANCAGAK KECAMATAN JALANCAGAK
KABUPATEN SUBANG
……………………………………………..
NIP. ………………………………………