Anda di halaman 1dari 33

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN


POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
TANGERANG SELATAN

Manajemen Konflik Jeff Bezos sebagai CEO Amazon


Berdasarkan Rahim’s Meta-Model

Oleh:
Kelompok 3 (7-01)
Fade Palamasguna (10)
Hanif Dwi Kuncahyo (13)
Martin Tamaro Siburian (20)
Thariq Fadhilah Suhendi (29)
Utari Dwi Rakhmawati (30)

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kepemimpinan


Program Diploma IV Akuntansi Reguler
Semester VII T.A 2020/2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................3
A. Latar Belakang........................................................................................................3
B. Rumusan Masalah...................................................................................................5
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................5
D. Pembatasan Masalah...............................................................................................5
BAB II LANDASAN TEORI........................................................................................6
A. Definisi Manajemen Konflik..................................................................................6
B. Resolusi Konflik.....................................................................................................6
C. Rahim’s Meta-model..............................................................................................7
1. Gaya Integrasi (Integration)............................................................................8
2. Gaya Mengalah (Obliging)..............................................................................8
3. Gaya Mendominasi (Dominating)...................................................................8
4. Gaya Menghindari (Avoiding).........................................................................9
5. Gaya Kompromi (Compromising)...................................................................9
BAB III PEMBAHASAN............................................................................................10
A. Model Manajemen Konflik...................................................................................10
B. Analisis Penerapan Manajemen Konflik..............................................................12
1. Kritik Perlakuan Amazon Terhadap Pekerja.................................................13
2. Direct Selling.................................................................................................16
3. Tax Avoidance...............................................................................................17
4. Paten “1-Klik”...............................................................................................20
5. Protes Karyawan terhadap Respon Perubahan Iklim....................................21
6. Penjualan Item Antisemit..............................................................................23
7. Protes Perubahan Iklim oleh Amazon Employees for Climate Justice.........24
8. Penghapusan konten Kindle..........................................................................27
BAB IV SIMPULAN...................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................30
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen konflik merupakan salah satu interpersonal skill utama yang harus
dimiliki oleh seorang pemimpin. Setiap bisnis terlepas dari ukuran dan industri pasti
akan mengalami konflik antarpribadi dan organisasi. Kemampuan manajemen konflik
seorang pemimpin akan sangat mempengaruhi kinerja oraganisasi tersebut secara
keseluruhan.
Sangat penting bagi seorang pemimpin untuk dapat menerapkan pendekatan
manajemen konflik yang tepat. Konflik dapat menimbulkan dampak negatif bagi
organisasi dalam berbagai bentuk baik berupa penurunan kinerja, isu kepercayaan,
ataupun kerugian secara materi (Rahim, 2002). Pertama, konflik yang tidak terkelola
dapat memiliki konsekuensi hukum yang mahal karena pada umumnya akan berakhir
melalui proses litigasi sebagai cara untuk menyelesaikan perselisihan. Kedua,
mengelola konflik penting karena tingginya tingkat konflik negatif dapat
menyebabkan ketidakpuasan berbagai pihak pemangku kepentingan serta penurunan
produktivitas. Terakhir, mengelola konflik juga penting karena bila dilakukan dengan
baik dapat mendorong kreativitas dan inovasi serta pembelajaran organisasi.
Pemimpin-pemimpin organsiasi di dunia hingga saat ini masih terus mencari
cara terbaik untuk menerapkan pendekatan yang paling optimal terhadap setiap
konflik yang mereka hadapi. Salah satu nama yang paling sering muncul di media
yaitu Jeff Bezos, CEO dari Amazon ini telah diterpa berbagai kritik dan konflik sejak
bisnisnya dimulai. Jeffrey Preston Bezos, atau yang biasa disapa Jeff Bezos, lahir
pada tanggal 12 Januari 1964 di Albuquerque, New Mexico, Amerika Serikat. Bezos
adalah seorang pengusaha internet, industrialis, pemilik media, dan investor Amerika.
Ia paling dikenal sebagai pendiri, CEO, dan presiden perusahaan teknologi
multinasional Amazon. Bezos lulus dari Universitas Princeton pada tahun 1986. Ia
memegang gelar di bidang teknik listrik dan ilmu komputer. Setelah itu ia bekerja di
Wall Street dari 1986 hingga awal 1994 (Reynolds, 2018). Bezos mulai mendirikan
Amazon pada akhir 1994. Perusahaan ini dimulai sebagai toko buku online dan sejak
itu berkembang ke berbagai produk dan layanan e-commerce lainnya hingga menjadi
raksasa online marketplace seperti sekarang (Kakutani, 2013). Saat ini Amazon
merupakan sebuah perusahaan teknologi multinasional Amerika yang berbasis di
Seattle, Washington, yang berfokus pada e-commerce, komputasi awan, streaming
digital, dan kecerdasan buatan. Perusahaan ini dianggap sebagai salah satu dari Lima
Besar perusahaan di industri teknologi informasi AS, bersama dengan Google, Apple,
Microsoft, dan Facebook (Lotz, 2019). Perusahaan ini juga disebut sebagai "salah satu
kekuatan ekonomi dan budaya paling berpengaruh di dunia" berdasarkan PBS.org,
serta merek paling berharga di dunia berdasarkan WPP dan Kantar.
Selama masa kepemimpinannya di Amazon dari awal didirikan pada tahun 1994
hingga saat ini, Bezos telah menuai banyak kritik dari berbagai sumber yang
mempertanyakan etika praktik dan kebijakan bisnis tertentu. Amazon juga
menghadapi berbagai tuduhan perilaku anti-persaingan atau monopoli. Sejak
didirikan, konflik-konflik banyak terjadi karena kritik dan kontroversi atas
tindakannya, termasuk: secara aktif menentang serikat pekerja (Matsakis, 2018);
kurang memperhatikan isu lingkungan (Jean, 2019); memasok penegak hukum
dengan alat pengawasan pengenalan wajah (Dwoskin, 2018); kurang memprioritaskan
kondisi lingkungan pekerja; menghalangi toko buku untuk menjual langsung ke
pelanggan (Leiber, 2011); berusaha untuk mematenkan teknologi 1-Klik untuk
menghambat kompetitor (Baum, 2015); dan memberikan tekanan yang tidak
semestinya pada pemasok untuk mempertahankan dan memperluas profitabilitasnya.
Konflik tidak hanya memiliki dampak negatif tetapi juga positif. Oleh karena
itu, sangat penting bagi seorang pemimpin untuk menerapkan manajemen konflik
yang tepat sehingga dapat memaksimalkan output positif dari setiap konflik sekaligus
meminimalisir potensi dampak negatif yang ada. Maka dari itu, kita perlu mengetahui
pendekatan manajemen konflik manakah yang paling optimal yang akan memberikan
output terbaik dalam setiap situasi. Berdasarkan pemaparan sebelumnya, penulis
tertarik untuk membahas secara lebih lanjut mengenai manajemen konflik yang
diterapkan Jeff Bezos sebagai CEO Amazon, melalui makalah dengan judul
“Manajemen Konflik Jeff Bezos sebagai CEO Amazon Berdasarkan Rahim’s
Meta-Model”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan di bagian sebelumnya,
penelitian ini akan mengangkat beberapa rumusan masalah berikut.
1. Bagaimana manajemen konflik yang diterapkan oleh Jeff Bezos sebagai CEO
Amazon?
2. Apakah manajemen konflik yang diterapkan Jeff Bezos sudah optimal?

C. Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah di atas, dapat diketahui bahwa penelitian ini memiliki
beberapa tujuan, yaitu
1. mengidentifikasi manajemen konflik yang diterapkan oleh Jeff Bezos sebagai
CEO Amazon, dan
2. mengetahui apakah manajemen konflik yang diterapkan Jeff Bezos sudah optimal.

D. Pembatasan Masalah
Fokus teori yang menjadi dasar penulisan makalah kepemimpinan ini adalah
salah satu interpersonal skill utama yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin yaitu
manajemen konflik. Tokoh pemimpin yang dijadikan objek ulasan dalam makalah ini
adalah Jeff Bezos yang dibatasi lingkup pembahasannya hanya selama ia menjabat
sebagai CEO Amazon. Konflik tidak hanya dapat terjadi di internal organisasi namun
juga secara eksternal diluar organisasi. Karena keterbatasan informasi mengenai
konflik internal di Amazon yang tidak tersedia secara publik, maka panelitian ini akan
banyak membahas konflik external bisnisnya. Oleh karena itu, dalam penelitian ini
diasumsikan bahwa keputusan-keputusan yang diambil oleh Amazon merupakan
representasi dari kepemimpinan Jeff Bezos selaku CEO perusahaan tersebut.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Definisi Manajemen Konflik


Manjemen konflik merupakan sebuah proses untuk membatasi aspek-aspek
negatif pada konflik tersebut dan meningkatkan aspek-aspek positif yang ada pada
konflik tersebut. Menurut Wahjono (2010), manajemen konflik merupakan
pengelolaan atau penggunaan teknik pemecahan dan perangsangan untuk mencapai
tingkat konflik yang diinginkan. Konflik merupakan suatu proses yang timbul apabila
satu pihak merasakan bahwa pihak lain mempengaruhi secara negatif, atau akan
segera mempengaruhi secara negatif, sesuatu yang yang menjadi pihak perhatian
pihak pertama. Definisi tersebut merupakan pengertian yang luas dan menjelaskan
bahwa suatu titik pada setiap kegiatan yang tengah berlangsung bila suatu interaksi
“bersilangan” dapat menjadi suatu konflik antarpihak.
Sedangkan Handoko (2012) menjelaskan pada bukunya bahwa arti manajemen
konflik adalah ketidaksesuaian antara dua pihak atau lebih anggota-anggota atau
kelompok-kelompok organisasi yang timbul karena adanya kenyataan bahwa mereka
harus saling berbagi dengan sumber daya-sumber daya yang terbatas, kegiatan kerja
dan atau karena kenyataan bahwa mereka mempunyai perbedaan status, tujuan, nilai,
atau presepsi.

E. Resolusi Konflik
Menurut Coelman dkk. (2016) resolusi konflik adalah kerangka kerja intelektual
umum untuk memahami apa yang terjadi di dalam konflik dan bagaimana melakukan
intervensi di dalamnya. Selain itu, pemahaman dan intervensi dalam konflik tertentu
memerlukan pengetahuan khusus tentang pihak yang berkonflik, konteks sosial,
aspirasi, orientasi konflik, norma-norma sosial, dan sebagainya. Implikasi penting dari
Kerjasama kompetisi adalah bahwa orientasi kooperatif atau menang untuk
menyelesaikan konflik sangat memfasilitasi resolusi yang konstruktif, sementara
orientasi kompetitif atau menang-kalah menghalanginya. Lebih mudah untuk
mengembangkan dan memilihara sikap menang jika mempunyai dukungan sosial.
Dukungan sosial dapat berasal dari teman-teman, rekan kerja, pengusaha, media, atau
komunikasi.
Resolusi konflik melibatkan pengurangan, penghapusan, atau penghentian
semua bentuk dan jenis konflik. Dari jenis dan tingkat konflik yang sesuai, bisnis bisa
mendapatkan keuntungan. Hal ini merupakan tujuan dari dilaksanakannya manajemen
konflik, bukan tujuan dari dilaksanakannya resolusi konflik. Dengan demikian, dapat
dilihat bahwa manajemen konflik bukan berarti resolusi konflik.

F. Rahim’s Meta-model
Terdapat berbagai bentuk model untuk manajemen konflik. Rahim (2002)
mengatakan bahwa tidak ada kesepakatan mengenai pendekatan manajemen konflik
yang terbaik. Daripada membuat model manajemen konflik yang sangat spesifik,
Rahim (2002) memilih menciptakan meta-model untuk gaya konflik berdasarkan dua
dimensi, perhatian untuk diri sendiri dan perhatian untuk orang lain. Pada meta-
modelnya, terdapat lima pendekatan manajemen yaitu mengintegrasikan (integration),
mengalah (obliging), mendominasi (dominating), menghindari (avoiding), dan
berkompromi (compromising).
Gambar 1. Model Kepedulian Ganda dari Gaya Penanganan Konflik Interpersonal

Sumber: Rahim (2002)


1. Gaya Integrasi (Integration)
Gaya integrasi, kepedulian tinggi pada diri sendiri dan orang lain, dikaitkan
dengan pemecahan masalah, yaitu diagnosis dan intervensi dalam masalah yang tepat.
Penggunaan gaya ini melibatkan keterbukaan, pertukaran informasi, mencari
alternatif, dan pemeriksaan perbedaan untuk mencapai solusi efektif yang dapat
diterima kedua belah pihak. Gaya ini berguna untuk menangani masalah yang
kompleks secara efektif. Ketika salah satu pihak saja yang tidak dapat menyelesaikan
masalah, maka gaya ini juga sesuai.
Gaya integrasi berguna dalam memanfaatkan keterampilan, informasi, dan
sumber daya lain yang dimiliki oleh berbagai pihak untuk mendefinisikan kembali
masalah. Setelah itu, dapat dirumuskan solusi alternatif maupun komitmen yang
diperlukan dari seluruh pihak untuk implementasi solusi yang efektif untuk masalah
tersebut. Hal tersebut dapat dilakukan apabila terdapat cukup waktu untuk pemecahan
masalah. Gaya ini lebih efektif daripada gaya yang lain dalam mencapai integrasi
aktivitas subsistem yang berbeda dalam suatu organisasi.
2. Gaya Mengalah (Obliging)
Gaya mewajibkan (perhatian rendah untuk diri sendiri dan perhatian tinggi
untuk orang lain) dikaitkan dengan upaya untuk mengecilkan perbedaan dan
menekankan kesamaan untuk memuaskan perhatian pihak lain. Orang yang patuh
mengabaikan perhatiannya sendiri untuk memuaskan perhatian pihak lain. Gaya ini
akan tepat digunakan ketika salah satu pihak tidak memahami masalah dalam konflik
atau pihak tersebut benar akan tetapi masalah tersebut jauh lebih penting bagi pihak
lain.
Gaya mewajibkan juga dapat digunakan ketika salah satu pihak bersedia untuk
memberikan sesuau kepada pihak lain dengan harapan akan mendapatkan imbalan
atau keuntungan dari pihak tersebut kedepannya pada saat dibutuhkan. Gaya ini juga
akan cocok ketika salah satu pihak menghadapi kelemahan atau percaya bahwa
menjaga hubungan itu penting.
3. Gaya Mendominasi (Dominating)
Gaya mendominasi (perhatian tinggi terhadap diri sendiri dan rendah perhatian
terhadap orang lain) diidentikkan dengan orientasi winhlose atau dengan perilaku
memaksa untuk memenangkan posisi. Orang yang mendominasi atau bersaing
berusaha sekuat tenaga untuk memenangkan tujuannya dan, akibatnya, sering
mengabaikan kebutuhan dan harapan pihak lain. Gaya ini akan cocok digunakan
apabila masalah yang ada pada konflik penting bagi pihak tersebut atau keputusan
yang tidak menguntungkan pihak lain dapat merugikan pihak lainnya.
4. Gaya Menghindari (Avoiding)
Gaya menghindari (perhatian rendah pada diri sendiri dan orang lain) telah
dikaitkan dengan situasi penarikan diri, pelanggaran, atau pengesampingan. Orang
yang menghindar gagal untuk memuaskan perhatiannya sendiri serta perhatian pihak
lain. Gaya ini akan sesuai apabila potensi efek disfungsional dari masalah dengna
pihak lain melebihi manfaat yang didapatkan dari penyelesaian konflik yang ada.
Gaya ini juga sesuai untuk mengatasi masalah yang kecil atau pada saat waktu tenang
dibutuhkan sebelum masalah kompleks dapat ditangani secara efektif. Akan tetapi,
gaya ini tidak sesuai apabila masalah dalam konflik tersebut merupakan masalah yang
penting bagi seluruh pihak atau party. Gaya ini juga tidak sesuai apabila masalah
dalam konflik tersebut merupakan tanggung jawab salah satu pihak untuk mengambil
keputusan, saat pihak tidak mau menunggu, atau saat tindakan cepat diperlukan.
5. Gaya Kompromi (Compromising)
Gaya kompromi (menengah dalam perhatian pada diri sendiri dan orang lain)
melibatkan memberi-dan-menerima di mana kedua belah pihak menyerahkan sesuatu
untuk membuat keputusan yang dapat diterima bersama. Gaya ini akan sesuai
digunakan apabila tujuan dari pihak-pihak yang berkonflik sama-sama eksklusif atau
ketika kedua belah pihak sama-sama kuat dan telah mencapai kebuntuan dalam proses
negosiasi mereka. Gaya ini juga dapat digunakan ketika para pihak membutuhkan
solusi sementara untuk masalah yang kompleks, konsensus tidak dapat dicapai, atau
gaya lain telah digunakan akan tetapi tidak efektif dalam menangani masalah tersebut.
Gaya ini paling berguna untuk menghindari konflik yang berlarut-larut.
Kelima gaya tersebut menurut Rahim (2002) lebih tepat untuk dilakukan pada
situasi-situasi tertentu dan tidak tepat apabila dilakukan pada situasi-situasi lainnya.
Tabel II.1 meringkas situasi-situasi tersebut.
BAB III
PEMBAHASAN

A. Model Manajemen Konflik


Untuk memenuhi tujuan makalah ini, diperlukan suatu kriteria yang dapat
dijadikan dasar untuk menentukan apakah manajemen konlfik yang telah diterapkan
Jeff Bezos sebagai CEO Amazon sudah optimal. Dalam makalah ini, kriteria yang
akan digunakan adalah model pendekatan penanganan manajemen konflik Rahim's
Meta-Model (2002).

Tabel 1. Gaya Penanganan Konflik Interpersonal dan Situasi Di Mana Mereka Sesuai
atau Tidak Sesuai

Pendekatan
Situasi yang sesuai Situasi yang tidak sesuai
Konflik

Mengintegrasi 1. Permasalahan kompleks. 1. Permasalahan sederhana.


/ Integrating 2. Diperlukan sintesis ide untuk 2. Dibutuhkan keputusan
menghasilkan solusi yang lebih segera
baik. 3. Pihak lain begitu tidak peduli
3. Diperlukan komitmen dari pihak terhadap outcome.
lain untuk untuk implementasi 4. Pihak lain tidak punya
yang sukses. keterampilan pemecahan
4. Waktu cukup tersedia untuk masalah.
pemecahan masalah.
5. Satu pihak saja tidak bisa
menyelesaikan masalah.
6. Sumber daya yang dimiliki oleh
berbagai pihak dibutuhkan untuk
menyelesaikan masalah bersama.
Mengalah 1. Anda yakin bahwa Anda mungkin 1. Anda yakin bahwa Anda
/ Obliging salah. benar.
2. Kepentingan pihak lain terhadap 2. Masalah penting bagi Anda.
masalah lebih besar. 3. Pihak lain salah atau tidak
3. Anda rela menyerahkan sesuatu etis.
sebagai ganti akan suatu hal dari
pihak lain di masa depan.
4. Anda berurusan dari posisi yang
lemah.
5. Penting untuk menjaga hubungan.
Mendominasi 1. Permasalahan sepele. 1. Permasalahan kompleks.
/ Dominating 2. Dibutuhkan keputusan yang cepat. 2. Masalah tidak penting bagi
3. Tindakan yang tidak wajar perlu Anda.
diimplementasikan. 3. Kedua belah pihak sama-
4. Keputusan pihak lain mungkin akan sama kuat.
merugikan anda. 4. Keputusan tidak harus
5. Bawahan kurang ahli untuk dibuat dengan cepat.
membuat keputusan teknis. 5. Bawahan memiliki tingkat
6. Masalah penting bagi Anda kompetensi yang tinggi.

Menhindari 1. Permasalahan sepele. 1. Masalah penting bagi Anda.


/ Avoiding 2. Efek disfungsional potensial dari 2. Ini adalah tanggung jawab
menghadapi pihak lain lebih besar Anda untuk membuat
daripada manfaat resolusi. keputusan.
3. Diperlukan periode pendinginan. 3. Diperlukan perhatian segera.
4. Para pihak tidak mau
menunda, masalah harus
diselesaikan segera.

Kompromi / 1. Tujuan kedua belah pihak sama- 1. Satu pihak lebih kuat.
Compromising sama eksklusif.
2. Kedua pihak sama kuatnya. 2. Masalahnya cukup kompleks
membutuhkan pendekatan
3. Konsensus tidak dapat tercapai.
4. Apabila pendekatan pemecahan masalah.
Mengintegrasikan atau
mendominasi tidak berhasil.
5. Diperlukan solusi sementara untuk
masalah yang kompleks.

Sumber: Rahim (2002)

Ikhitsar definisi pendekatan:


1. Mengintegrasi/Integrating
a. Perhatian tinggi pada diri sendiri dan pihak lain.
b. Melalui pemecahan masalah, yaitu diagnosis dan intervensi dalam masalah
yang tepat.
c. Melibatkan keterbukaan, pertukaran informasi, mencari alternatif, dan
diskusi perbedaan untuk mencapai solusi efektif yang dapat diterima kedua
belah pihak.
2. Mengalah/Obliging
a. Perhatian rendah untuk diri sendiri dan perhatian tinggi untuk pihak lain.
b. Melalui upaya untuk mengecilkan perbedaan dan menekankan kesamaan
untuk memuaskan perhatian pihak lain.
c. Pihak yang patuh mengabaikan perhatiannya sendiri untuk memuaskan
perhatian pihak lain.
3. Mendominasi/Dominating
a. Perhatian tinggi pada diri sendiri dan perhatian rendah pada pihak lain.
b. Melalui perilaku memaksa untuk menang dari pihak lain.
c. Mendominasi atau bersaing berusaha sekuat tenaga untuk memenangkan
tujuannya.
d. Sering mengabaikan kebutuhan dan harapan pihak lain.
4. Menghindari/Avoiding
a. Kepedulian rendah pada diri sendiri dan pihak lain.
b. Melalui situasi penarikan diri, penghindaran, atau pengesampingan
konflik.
c. Tidak memuaskan perhatian sendiri serta perhatian pihak lain.
5. Kompromi/Compromising
a. Menengah dalam perhatian pada diri sendiri dan pihak lain.
b. Melibatkan memberi-dan-menerima di mana kedua pihak menyerahkan
sesuatu untuk membuat keputusan yang dapat diterima bersama.

G. Analisis Penerapan Manajemen Konflik


Selama masa kepemimpinannya di Amazon dari awal didirikan pada tahun 1994
hingga saat ini, Jeff Bezos telah menghadapi berbagai konflik dengan banyak pihak
yang mengkritik dan mempertanyakan etika praktik dan kebijakan bisnis tertentu.
Dalam makalah ini, penulis melakukan analisis dari beberapa konflik yang terjadi
dengan kriteria model pendekatan manajemen konflik Rahim's Meta-Model (2002)
sebagai dasar pembandingnya. Konflik yang dianalisis diambil dari berbagai subtopik
permasalahan seperti praktik anti-kompetitif, perlakuan terhadap pekerja, pelayanan
terhadap konsumen, ketersediaan produk, rekanan dan asosiasi, serta konflik hukum
lain agar dapat mewakili bisnis secara keseluruhan.

1. Kritik Perlakuan Amazon Terhadap Pekerja


Perusahaan besar, dengan CEO yang secara harfiah orang terkaya di dunia, di
AS Amazon juga menempati peringkat tinggi dalam daftar perusahaan dengan
sejumlah besar karyawan gudang atau warehouse. Secara umum, gaji karyawan
Amazon lebih rendah daripada gaji rata-rata untuk karyawan gudang di perusahaan
lain. Apabila dilihat dari rata-rata pekerja gudang di Walmart mengeluarkan $ 40.000
per tahun, tetapi di Amazon hanya membayar sekitar $ 24.300 setahun untuk gaji
pegawai gudang. Pengeluaran tersebut hanya $ 1.000 di atas garis kemiskinan
keluarga beranggotakan empat orang. Meskipun Amazon mengumumkan pada tahun
2018 bahwa mereka akhirnya akan menaikkan gaji bagi pekerja gudang, masih
banyak masalah bagi mereka yang mengambil pekerjaan ini.
Berbagai laporan dapat ditemukan tentang karyawan yang didorong untuk
memenuhi target yang sangat tinggi, mengalami depresi dan ketakutan pada
lingkungan kerjanya karena dipantau secara elektronik. Mayoritas pegawai khawatir
bahwa tidak memenuhi target dan bisa mengakibatkan kehilangan pekerjaan. Bahkan
banyak pegwawai kencing dalam botol karena takut didisiplinkan atau diberhentikan
karena membuang-buang waktu ke toilet. Lebih ekstrimnya lagi karyawan dengan
sengaja memutuskan untuk tidak minum air agar tidak perlu buang air kecil saat
bekerja. Kasus lain, Seorang karyawan jatuh sakit saat hamil dan diberi peringatan,
satu dirawat di rumah sakit setelah mengalami serangan epilepsi di tempat kerja dan
menerima teguran karena tidak muncul keesokan harinya. Seorang lagi muncul untuk
bekerja dengan penyakit lambung, harus pulang setelah dua jam dan mendapat
teguran meskipun mendapat catatan sakit dari dokter mereka. Seorang wanita secara
tragis mengalami keguguran saat bekerja akibat dari tekanan terus menerus untuk
mencapai target. Di gudang Inggris juga terdapat catatan tentang peningkatan depresi,
kecemasan, dan pikiran untuk bunuh diri pada karyawan. Pada tahun 2011, staf di
gudang Pennsylvania bekerja dalam suhu 100 derajat dengan disediakan ambulan. Di
Inggris, permintaan Kebebasan Informasi 2018 mengungkapkan bahwa ambulans
telah dipanggil 600 kali ke gudang Amazon di Inggris dalam tiga tahun sebelumnya.
Permintaan tersebut menunjukkan 115 panggilan ke situs Amazon di Rugeley, dekat
Birmingham, dibandingkan dengan hanya 8 panggilan ke gudang Tesco terdekat
dengan ukuran yang sama.
Menurut Nitisemito (1992: 25) lingkungan kerja adalah sesuatu yang ada
disekitar para pekerja dan dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankanm tugas
yang dibebankannya. Perusahaan harus dapat memperhatikan kondisi yang ada dalam
peusahaan baik didalam maupun diluar ruangan tempat kerja, sehingga karyawan
dapat bekerja dengan lancar dan merasa aman. Lingkungan kerja dalam suatu
perusahaan sangat penting untuk diperhatikan manajemen. Meskipun lingkungan
kerja tidak melaksanakan proses produksi dalam suatu perusahaan, Namun
lingkungan kerja mempunyai perngaruh langsung terhadap para karyawan yang
melaksanakan proses produksi tersebut. Lingkungan kerja yang memusatkan bagi
karyawannya dapat meningkatkan kinerja sebaliknya lingkungan kerja yang tidak
memadai dapat menurunkan kinerja karyawan dan akhirnya motivasi kerja karyawan.
Hal itulah yang menyebabkan banyak kritik yang diberikan ke Amazon terkait
lingkungan kerja yang keras dan menuntut pencapaian tinggi.
Gudang Amazon sering kali dikelola oleh banyak karyawan sementara yang
dipekerjakan oleh perusahaan eksternal yang melakukan outsourcing Amazon.
Beberapa pekerja dipekerjakan untuk pekerjaan tambahan yang dibuat selama liburan,
yang dikenal sebagai 'musim puncak', dan dilepaskan segera setelahnya dengan
pemberitahuan minimal. Amazon juga memiliki pabrik untuk manufaktur dengan
masalah serupa dengan yang ada di gudang mereka. Pabrik-pabrik Cina seringkali
mempekerjakan pekerja sementara yang dipekerjakan dari agen eksternal, yang
dikenal sebagai pekerja pengirim. Merupakan hukum di China bahwa setiap tempat
kerja tidak boleh memiliki lebih dari 10% pekerjanya menjadi pekerja pengirim,
namun penyelidikan dari China Labour Watch menemukan pabrik di China yang
memproduksi elektronik Amazon, seperti kindles dan smart home, memiliki tenaga
kerja yang secara ilegal terdiri dari lebih dari 40% pekerja pengirim. Kondisi kerja
antara pengirim dan pekerja normal ditemukan sangat berbeda, meskipun posisinya
sama. Di luar ini, sering kali pekerja pengirim dikirim cuti selama musim libur pabrik,
seringkali selama berbulan-bulan tanpa bayaran.
Terlepas dari perbedaan ini, semua pekerja di pabrik tunduk pada jam kerja
yang panjang, upah rendah, dan kondisi yang buruk. Pekerja menghabiskan lebih dari
100 jam lembur selama musim puncak, dan ada contoh pekerja bekerja secara
berturut-turut selama 14 hari. Upah bulanan rata-rata di Hengyang adalah 4.647 RMB
($ 725,22 USD), namun, pekerja di pabrik rata-rata memperoleh upah antara 2000 -
3000 RMB ($ 312,12 - $ 468,19 USD) saat sepi. Karena upah rendah, pekerja harus
mengandalkan jam lembur untuk mendapatkan penghasilan yang cukup untuk
mempertahankan standar hidup yang layak. Meski demikian, pihak pabrik
memangkas jam lembur pekerja sebagai bentuk hukuman bagi mereka yang
mengambil cuti atau absen tanpa alasan.
Amazon membantah stafnya diperlakukan dengan buruk. Pihaknya menyebut
mereka yang protes adalah karyawan yang adil dan bertanggung jawab dan
mendapatkan upah di atas dari pekerjaan lainnya yang satu jenis. Dave Ulrich (1996)
menyebutkan bahwa terdapat empat aspek untuk meraih keunggulan yang harus
dilakukan para staffnya, yaitu:
a. Strategic partner (bagaimana manajemen mengelola bawahannya sehingga dapat
menjadi mitra);
b. Administratif expert (bagaimana manajemen menciptakan efisiensi administrasi);
c. Employee champion (bagaimana manajemen dapat meningkatkan kontribusi
karyawan);
d. Agent of change (bagaimana manajemen mendorong karyawannya untuk
berubah).
Dengan demikian pemimpin dapat mendorong bawahannya untuk berubah.
Namun penerapan dari jeff bezos tidak cukup baik sehinga terjadi masalah terhadap
pegawainya. Terdapat 2 hal yang memegang peranan penting dalam keberhasilan
penyelesaian konflik, yaitu menentukan besarnya konflik dan gaya penanganan
konflik (Rahim, 2002). Banyak tindakan yang dilakukan jeff bezos diantaranya adalah
kenaikan gaji dan pemberian bonus. Keputusan Jeff Bezos menaikkah upah
karyawannya, dibuat setelah Amazon mendapatkan kritik dan tekanan terkait
perlakuan bagi para pekerja di gudang. Menurut data yang diungkap di Security and
Exchange Commission (SEC) AS, rata-rata upah yang dibayarkan Amazon ke
karyawan besarnya mencapai USD 28.446 (setara Rp 431 juta. Meski begitu, angka
ini dianggap jauh lebih rendah ketimbang karyawan di perusahaan teknologi lainnya.
Selain itu, Jeff Bezos mengungkapkan pemberian bonus tersebut sebagai bentuk
penghargaan atas penjualan Amazon yang melesat. Berdasarkan tindakan Jeff Bezos
terkait kenaikan upah dan pemberian bonus tersebut bisa dikatakan manajemen
konflik yang dilakukan jeff bezos merupakan manajemen konflik obliging. Umpan
balik dari penilaian kinerja akan memotivasi karyawan untuk bekerja, mengembangan
kemampuan pribadi dan meningkatkan kemampuan dimasa yang akan datang.
Dengan penerapan yang baik memberikan upah berdasarkan kinerjanya akan
meningkatkan pencapaian tujuan. Jeff Bezos menerapkan hal tersebut dengan tujuan
yang baik dan menguntungkan bagi pihak karyawan. Upah dan lingkungan kerja
adalah faktor yang sangat berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Seorang karyawan
yang mempunyai upah tinggi atau sesuai dengan yang diharapkan, begitu pula
lingkungan kerja yang menyenangkan maka akan tercapainya maksud dan tujuan
perusahaan. Maka dari itu berdasarkan situasinya, manajemen konflik yang dilakukan
sudah sesuai. Namun, perlu digarisbawahi bahwa lingkungan kerja yang menuntut
pencapaian tinggi harus memberikan umpan balik yang tinggi pula. Selain itu,
Amazon juga harus memberikan fasilitas yang mencukupi agar lebih nyaman bagi
karyawan yang ada. Dengan kedua hal tersebut diterapkan maka Amazon akan bisa
mensejahterakan karyawannya dan meningkatkan kinerjanya.

2. Direct Selling.
Pada tahun 2008, Amazon UK mendapat kecaman karena berusaha mencegah
penerbit menjual langsung dengan harga diskon dari situs web mereka sendiri
(Alberge, 2008, 5 April). Argumen Amazon adalah bahwa mereka harus dapat
membayar penerbit berdasarkan harga yang lebih rendah yang ditawarkan di situs
web mereka, daripada harga eceran penuh yang direkomendasikan.
Amazon UK juga menuai kritik di komunitas penerbitan Inggris menyusul
penarikan penjualan judul-judul utama yang diterbitkan oleh Hachette Livre UK.
Penarikan itu ditengarai bertujuan untuk memberi tekanan pada Hachette untuk
memberikan tingkat diskon yang tidak masuk akal pada Amazon.
Pada bulan Agustus 2013, Amazon setuju untuk mengakhiri kebijakan paritas
harga untuk penjual di pasar Uni Eropa, sebagai tanggapan atas investigasi oleh
Kantor Perdagangan Adil Inggris dan Kantor Kartel Federal Jerman.
Dalam konflik ini, Bezos menunjukkan pendekatan manajemen konflik
Obliging. Penyelesaian konflik diakhiri dengan penghapusan kebijakan paritas harga
untuk penjual di pasar Uni Eropa. Hal tersebut menunjukkan upaya untuk
menyelesaikan perselisihan dengan cenderung memuaskan kepentingan pihak
penerbit. Bezos pun pada akhirnya patuh dan mengabaikan kepentingan
perusahaannya untuk memuaskan kepentingan pihak lainnya.
Berdasarkan model pendekatan manajemen konflik Rahim, pendekatan
manajemen konflik Obliging yang dilakukan Jeff Bezos dalam konflik tersebut sudah
diterapkan sesuai dengan situasi. Dalam situasi ini, Bezos percaya bahwa dia mungkin
saja salah dalam menetapkan kebijakan harga tersebut. Kepentingan pihak penerbit
pun relatif lebih besar dalam konflik ini. Dengan turunnya Kantor Perdagangan Adil
Inggris dan Kantor Kartel Federal Jerman yang terlibat dalam investigasi, Amazon
pun berada dalam kondisi yang hanya bisa menerima keputusan apapun. Maka dari
itu, keputusan Bezos untuk menerapkan pendekatan manajemen konflik Obliging
sudah tepat.

3. Tax Avoidance.
Amazon merupakan salah satu perusahaan paling berharga di dunia, dengan
nilai hampir $800 miliar, dan raksasa e-commerce ini menarik $232,9 miliar
pendapatan global pada tahun 2018. Namun, tagihan pajak federal Amazon tidak ada
atau sebesar $0 pada dua tahun berturut-turut. Faktanya, Amazon sebenarnya
mendapatkan pengembalian pajak federal sebesar $129 juta, sebagian karena
kombinasi kredit dan pemotongan pajak. Setelah dua tahun berturut-turut membayar
pajak penghasilan federal AS sebesar $0, Amazon terancam membayar tagihan
sebesar $162 juta pada 2019. Bahkan, $162 juta masih hanya sebagian kecil dari
$13,9 miliar pendapatan sebelum pajak yang dilaporkan Amazon untuk tahun 2019.
Penghindaran pajak adalah upaya wajib pajak dalam memanfaatkan peluang-
peluang yang ada dalam Undang-undang Perpajakan, sehingga dapat membayar pajak
lebih rendah. Perbuatan ini secara harfiah tidak melanggar Undang-undang
Perpajakan, perbuatan tersebut dikategorikan sebagai perbuatan yang melanggar jiwa
Undang-undang. Umumnya perencanaan pajak merujuk pada proses merekayasa
usaha dan transakti wajib pajak (WP) supaya utang pajak berada dalam jumlah
minimal tetapi masih dalam bingkai peraturan perpajakan.
Berdasarkan laporan Institute on Taxation and Economic Policy (ITEP),
Amazon tidak terkena PPh 21% menurut UU yang berlaku di Amerika Serikat.
Amazon bahkan melaporkan bahwa terdapat potongan pajak sebesar US$ 129 juta
akibat dari keringanan tax rebate, yang mana digambarkan oleh ITEP sebagai “tariff
pajak negative 1%”. Selain tax rebate, Amazon juga memanfaatkan celah dalam
peraturan perpajakan untuk meringakan tagihan mereka, seperti memberikan sebagian
sahamnya kepada para karyawan diluar pekerja eksekutif untuk meringankan pajak
penghasilan yang ditanggung oleh Amazon. Menurut Hutami (2010), tax avoidance
merupakan salah satu skema transaksi yang ditunjukkan untuk meminimalkan beban
pajak dengan memanfaatkan berbagai aspek kelemahan-kelemahan yang ada dalam
ketentuan perpajakan suatu negara sehingga ahli pajak menyatakan bahwa hal tersebut
legal karena tidak melanggar peraturan perpajakan.
Berdasarkan fenomena amazon terkait penghindaran pajak tersebut merupakan
kasus yang rumit dan unik karena ada beberapa kegiatan seperti penghindaran pajak
(tax avoidance) yang tidak melanggar hukum (legal) tapi disisi lain akibat adanya
perbedaan kepentingan, pemerintah ingin meningkatkan penerimaan pajak sesuai
target yang ingin dicapai. Menurut Alexandria (2014) mengatakan bahwa
penghindaran pajak yang dilakukan dengan memanfaatkan celah-celah undang-
undang perpajakan yang belum mengaturnya populer dengan menggunakan instrumen
keuangan. Peraturan undang-undang perpajakan belum mengatur mengenai instrumen
keuangan sehingga perusahaan dapat mengintrepertasikan pengakuan laba/rugi
maupun hutang modal sesuai pertimbangan manajemen.
Jeff bezos merupakan salah satu orang yang mendapatkan keuntungan tersebut.
Amazon tidak akan membayar pajak federal untuk tahun kedua berturut-turut.
Faktanya, tahun lalu, Amazon menerima pengembalian dana yang lebih besar,
mendapatkan $ 137 juta dari pemerintah federal. Salah satu alasan tidak adanya
tagihan pajak federal Amazon adalah Pemotongan Pajak dan Undang-Undang
Pekerjaan yang diberlakukan Kongres pada tahun 2017, yang menurunkan tarif pajak
badan hukum dari 35 persen menjadi 21 persen.
Konflik dapat menjadi konstruktif atau destruktif tergantung dari cara
menyelesaikan atau memanajemen konflik. Kondisi konstruktif dapat dirasakan ketika
solusi yang diambil memuaskan dan menguntungkan pihak-pihak yang mengalami
konflik. Berdasarkan hal tersebut, dengan tidak dibayarnya pajak penyelesaian konflik
dengan memanfaatkan hal tersebut merupakan sebuah keuntungan bagi Jeff Bezos.
Keuntungan ini diartikan bahwa Jeff bezos “menang” dan berhasil melakukan
penghindaran pajak. Kemenangan ini menunjukkan pendekatan manajemen konflik
dominating. Apabila nantinya jeff bezos tetap ditetapkan harus tetap membayar secara
tidak penuh, hal tersebut bisa diartikan pendekatan konflik obliging karena berupaya
mengurangi perbedaan-perbedaan dan menekankan pada persamaan atau
kebersamaan di antara pihak-pihak yang terlibat. Kekuatan strategi ini terletak pada
upaya untuk mendorong terjadinya kerjasama. Jeff Bezos disini berperan dalam
penentuan tujuan dan strategi dalam penghindaran pajak tersebut. Bahkan donald
trump sempat berpendapat bahwa Jeff Bezos merupakan pemimpin yang sangat
genius dalam menghindari pajak. Kelemahannya, penyelesaian bersifat sementara dan
tidak menyentuh masalah pokok yang ingin dipecahkan.
Berdasarkan model pendekatan manajemen konflik menurut Rahim, pendekatan
manajemen konflik Dominating tidak sesuai apabila diterapkan dalam situasi konflik
tersebut. Situasi ini berhubungan dengan masyarakat dan penerimaan negara yang
bisa dibilang cukup kompleks dan krusial. Penghindaran pajak bukan merupakan hal
yang baik bagi masyarakat dan kemungkinan besar akan dapat memunculkan kritik
dan protes. Amazon mendapatkan tekanan dari Komisi Eropa karena dugaan
melakukkan pelanggaran pajak atas bisnisnya di Uni Eropa (UE). Salah satu pejabat
Uni Eropa yang dirahasiakan namanya, menyatakan bahwa Komisi Eropa telah
menyiapkan temuan yang akan segera diumumkan terkait tunggakan pajak Amazon
yang terutang selama ini, sehingga sanksi yang akan diterima oleh Amazon adalah
potensi terkena denda hingga jutaan euro. Terdapat tiga alasan utama keringanan
pajak dan insentif yang diterima oleh Amazon yaitu investasi dalam penelitian dan
pengembangan, investasi dalam property, pabrik, dan peralatan, kemudian dasar
keringanan yang ketiga adalah kompensasi saham karyawan.

4. Paten “1-Klik”.
Amazon menjadi kontroversi karena dugaan praktik anti kompetitif dengan
penggunaan patennya sebagai penghalang persaingan. Amazon mengajukan gugatan
pelanggaran paten pada Oktober 1999 sebagai tanggapan atas penawaran Barnes &
Noble yang menawarkan opsi 1-Klik yang disebut "Jalur Ekspres" (Stallman, 1999,
22 Desember).
Penggunaan paten satu klik oleh Amazon terhadap situs pesaing Barnes &
Noble membuat Free Software Foundation mengumumkan boikot Amazon pada
bulan Desember 1999. Tim O'Reilly dan Charlie Jackson berbicara menentang paten,
dan O'Reilly menerbitkan surat terbuka kepada Jeff Bezos, CEO Amazon, memprotes
“Paten 1-Klik” dan paten program afiliasi, dan memintanya untuk "menghindari
segala upaya untuk membatasi perkembangan lebih lanjut dari perdagangan Internet".
O'Reilly mengumpulkan 10.000 tanda tangan dengan petisi ini. Bezos menanggapi
dengan surat terbukanya sendiri.
Setelah meninjau bukti, hakim mengeluarkan perintah awal yang
memerintahkan Barnes & Noble untuk berhenti menawarkan “Jalur Ekspres” sampai
kasus tersebut diselesaikan. Barnes & Noble telah mengembangkan paten alternatif
dengan meminta pembeli melakukan klik kedua untuk mengonfirmasi pembelian
mereka (O’Reilly, 2007). Gugatan itu diselesaikan pada tahun 2002. Persyaratan
penyelesaian, termasuk apakah Barnes & Noble mengambil lisensi untuk paten atau
membayar uang ke Amazon, tidak diungkapkan.
Dalam konflik ini, Jeff Bezos menunjukkan pendekatan manajemen konflik
Dominating. Bezos berusaha sekuat tenaga untuk memenangkan kepentingannya
dengan mengajukan gugatan pelanggaran paten pada Barnes & Noble. Dia juga
cenderung menunjukkan perhatian yang tinggi pada perusahaannya dan perhatian
yang rendah pada kompetitor. Hal tersebut dapat terlihat dari pihak kompetitor yang
pada akhirnya harus mengalah dan mencari solusi alternatif terkait paten tersebut
walaupun banyak pihak yang mendukung mereka.
Berdasarkan model pendekatan manajemen konflik Rahim, pendekatan
manajemen konflik Dominating tidak sesuai apabila diterapkan dalam situasi konflik
tersebut. Situasi ini merupakan situasi yang kompleks dan tidak sepele karena
menyangkut perihal paten. Keputusan pun tidak perlu dibuat secara terburu-buru.
Tujuan dari masing-masing pihak juga sama eksklusifnya karena paten tersebut
merupakan fitur yang penting dalam proses bisnis mereka. Perpaduan ide dan diskusi
dari kedua belah pihak sangat diperlukan dalam situasi ini karena masalah
menyangkut metode bisnis dan teknologi yang kompleks. Oleh karena itu, manajemen
konflik dalam situasi ini lebih tepat menggunakan pendekatan Integrating, namun
apabila pada akhirnya masih belum dapat tercapai sebuah konsensus maka pendekatan
Compromising perlu terapkan.

5. Protes Karyawan terhadap Respon Perubahan Iklim.


Selain itu, Hampir 1000 pegawai raksasa teknologi dunia, Amazon, bakal
melakukan aksi walk out sebagai bentuk protes lantaran perusahaan tempat mereka
bekerja dinilai tidak aktif dalam merespon perubahan iklim. Adapun saat ini, secara
keseluruhan pegawai Amazon telah mencapai 600.000 secara global, sehingga jumlah
pekerja yang melakukan protes terbilang kecil. Namun demikian, kelompok pekerja
tersebut cukup menarik perhatian. Pasalnya, mereka meminta Amazon untuk berhenti
berdonasi kepada politisi dan pelobi yang tidak memercayai adanya perubahan iklim.
Selain itu, mereka juga ingin Amazon berhenti memberi kontrak kepada perusahaan-
perusahaan bahan bakar fosil, juga mereka ingin agar perusahaan melakukan uji coba
kendaraan listrik di kota-kota yang paling berdampak secara lingkungan terhadap
perusahaan. Menurut mereka, Amazon harus bisa mencapai nol emisi pada 2030
mendatang. Namun, dalam menghadapi perubahan iklim, pemimpin yang benar
adalah yang pertama kali bisa mencapai nol emisi. Bukannya justru menghindar di
saat-saat terakhir. Jeff Bezos justru memberikan insentif menanggapi gerakan
karyawan tersebut, ia mengatakan bahwa mengurangi dampak perubahan iklim yang
diakibatkan oleh manusia adalah komitmen penting. Jeff Bezos akan bekerja untuk
memberikan inisiatif-inisiatif untuk mengurangi dampak lingkungan. Amazon telah
meluncurkan Shipment Zero, yang diklaim bakal memproduksi emisi karbon
mendekati nol untuk separuh dari pengiriman Amazon. Perusahaan juga berpendapat
bahwa e-commerce dan komputasi awan secara inheren memancarkan lebih sedikit
karbon daripada perjalanan belanja pribadi dan pusat data di tempat. Amazon dan
para pegawainya telah mendukung perubahan iklim sebelumnya. CEO Jeff Bezos pun
mengatakan pada saat itu bahwa perubahan iklim tengah menjadi perhatian. Jeff bezos
berpendapat Sulit menemukan masalah yang lebih penting daripada perubahan iklim.
Seorang pemimpin harus berperilaku etis, dan untuk melakukannya pemimpin
harus terbuka terhadap informasi baru dan bersedia untuk berubah pikiran. Dengan
cara yang sama, bawahan dan pemangku kepentingan lainnya memiliki tugas etis
untuk menentang keputusan supervisor ketika konsekuensi dari keputusan ini
cenderung serius. Untuk mengelola konflik secara etis, organisasi harus
melembagakan posisi advokat karyawan, advokat pelanggan dan pemasok, serta
pendukung lingkungan dan pemegang saham. Hanya jika para advokat ini
didengarkan oleh para pembuat keputusan dalam organisasi, kami dapat
mengharapkan catatan yang lebih baik tentang konflik organisasi yang dikelola secara
etis (Rahim, Garrett, & Buntzman, 1992). Apabila dilihat dari penyelesaian Jeff Bezos
pada protes pertama dan memberikan tanggapan positif bahwa Amazon akan
melakukan inisiatif untuk mengurangi dampak lingkungan, hal tersebut sesuai
manajemen konflik integrating. Jeff Bezos berusaha mendengarkan pendapat
karyawannya yang protes dan menerimanya. Proses integrasi berkaitan dengan
mekanisme pemecahan masalah (problem solving), seperti dalam menentukan
diagnosis dan intervensi yang tepat dalam suatu masalah. Dalam gaya ini pihak-pihak
yang berkepentingan secara bersama-sama mengidentifikasikan masalah yang
dihadapi, bertukar informasi, kemudian mencari, mempertimbangkan dan memilih
solusi alternatif pemecahan masalah. Gaya ini cocok untuk memecahkan isu-isu
kompleks yang disebabkan oleh salah paham (misunderstanding), tetapi tidak sesuai
untuk memecahkan masalah yang terjadi karena sistem nilai yang berbeda. Maka dari
itu, berdasarkan situasi ini penyelesaian konflik inilah yang paling sesuai.
Namun, Protes serupa berlanjut hingga April dengan salah satunya terjadi di
gudang Minnesota yang mengadakan pemogokan pada 2019. Hal ini disebabkan
pemecatan salah satu penyelenggara, Bashir Mohamed. Pendukung Mohamed
membantah bahwa pedoman yang dibuat sulit untuk diikuti dan diterapkan secara
selektif. Pada 10 April, dua desainer antarmuka pengguna, Emily Cunningham dan
Maren Costa, dipecat setelah mereka men-tweet dukungan untuk pekerja Amazon
yang mogok dan meminta donasi senilai $500. Eksekutif Amazon mengutip
"melanggar kebijakan internal" sebagai pembenaran yang telah ditafsirkan sebagai
seruan dari perjanjian non-penghinaan yang ditandatangani karyawan Amazon.
Cunningham dan Costa berpendapat bahwa pemecatan tersebut merupakan
pembalasan dan sebagian dimotivasi oleh kritik mereka terhadap Amazon terkait
dengan perubahan iklim. Pada 16 April, mereka mengikuti pertemuan virtual terkait
krisis dengan sekitar 400 rekan kerja dan aktivis lingkungan Naomi Klein.
Berdasarkan salah paham tersebut dan akhirnya melakukan pertemuan virtual, hal
tersebut merupakan penyelesaian manajemen konflik dengan pendekatan integrating.
Namun, apabila tidak segera mencapai persetujuan dan kesepakatan, maka
pendekatan compromising perlu diterapkan.

6. Penjualan Item Antisemit


Sebuah artikel tabloid mingguan Ceko, Tyden pada Januari 2008 memberitakan
kontroversi laman penjualan kaos di situs Amazon yang bertuliskan “I Love Heinrich
Himmler” dan “I Love Reinhard Heydrich”. Kemeja ini menjadi perbincangan
terutama dari Komunitas Yahudi Dunia karena tulisan di kemeja tersebut merupakan
ungkapan kasih sayang atau dukungan kepada Perwira Nazi yang terkenal sekaligus
penjahat perang yang berperan aktif dalam peristiwa Holocaust. Merespon kontroversi
tersebut, Patricia Smith, juru bicara Amazon, mengatakan kepada tabloid Tyden,
"Katalog kami berisi jutaan item. Dengan jumlah yang begitu besar, barang dagangan
yang tidak terduga dapat masuk ke Web." Meskipun pernyataan juru bicara
menyiratkan bahwa Amazon tidak berniat berhenti bekerja sama dengan Direct
Collection, produsen kaos tersebut, serangkaian protes dari Kongres Yahudi Dunia
menekan Amazon sehingga Amazon menghapus laman penjualan kaos yang
mendukung Nazi dari situs webnya. Bukan hanya itu saja, Amazon juga menghapus
penjualan item lain seperti T-shirt "I love Hitler", pisau Hitler Youth Knife yang
dihiasi dengan slogan Nazi "Blood and Honor", pisau SS Officer Dagger 1933 yang
didistribusikan oleh Knife-Kingdom.
Dalam konflik ini, Amazon menggunakan pendekatan manajemen konflik
Obliging karena berusaha memperkecil pertentangan dan memenuhi permintaan dari
Komunitas Yahudi Dunia untuk menghapus item dari situs Amazon. Situasi-situasi
yang mendukung penggunaan pendekatan obliging adalah sebagai berikut. Pertama,
Amazon kemungkinan salah karena tidak menyaring secara ketat barang yang dijual
di situs sehingga barang-barang yang memprovokasi agama tertentu lolos, seperti
kaos pendukung Nazi yang memprovokasi umat Yahudi. Kedua, masalah ini mungkin
tidak terlalu merugikan Amazon karena tekanan massa hanya berasal dari kalangan
Yahudi saja, namun menarik perhatian bagi umat Yahudi karena dianggap membuka
luka lama Holocaust yang dilakukan oleh Nazi. Untuk itu, Amazon memuaskan pihak
lain, yakni Komunitas Yahudi Dunia dengan memenuhi permintaan untuk menghapus
laman penjualan barang yang mendukung Nazi. Dengan begitu, ada kemungkinan di
masa depan konsumen yang berlatarbelakang Yahudi atau anti Nazi mau untuk
berbelanja di Amazon. Selain itu, bagi Amazon, menjaga hubungan baik dengan
konsumen merupakan sesuatu yang penting bagi keberlangsungan perusahaan. Dari
uraian situasi di atas, Amazon sudah sangat tepat menggunakan pendekatan
manajemen konflik Obliging.

7. Protes Perubahan Iklim oleh Amazon Employees for Climate Justice.


Sebelum aksi pemogokan, lebih dari 900 pegawai Amazon menandatangani
petisi internal untuk melakukan aksi pemogokan pada tanggal 20 September 2019 atas
ketidakpedulian Amazon terhadap perubahan iklim. Aksi pemogokan di kantor pusat
Amazon, Seattle, ini merupakan pertama kali dalam sejarah 25 tahun Amazon.
Sebelum aksi pemogokan dilakukan, pada 19 Sepetember 2019, Jeff Boss
mengumumkan komitmen/janji Amazon untuk aksi perubahan iklim. Sebagai CEO
Amazon, Jeff Bezos berjanji membuat perusahaan bebas karbon dan memenuhi tujuan
dari Paris Climate Agreement pada 2040 lebih awal 10 tahun di tahun 2030. Untuk
memenuhi janji ini, Amazaon berkata bahwa ia telah memesan 100.000 kendaraan
pengiriman elektrik, yang akan dioperasikan pada 2021. Bezos mengatakan bahwa
40% energi yang digunakan Amazon berasal dari energi terbaharukan, dan akan
meningkat ke 100% pada 2030. Amazon juga berinvestasi 100 juta dolar untuk
merestorasi hutan serta mengukur dan melaporkan emisi gas rumah kaca dengan
teratur.
Menurut komunitas Amazon Employees for Climate Justice di akun Twitternya,
janji Jeff Bezos tidaklah cukup hanya dengan memenuhi Paris Agreement untuk
menyelamatkan bumi. Hingga pada 20 September 2020, lebih dari 1800 pegawai
Amazon di lebih dari 25 kota dan 14 negara serta 3000 pekerja teknologi melakukan
pemogokan di Seattle. Kelompok protes ini menuntut 3 hal, yakni Amazon bebas
emisi karbon pada 2030; Amazon menghentikan penjualan layanan Cloud Computing
ke perusahaan minyak dan gas bumi; dan Amazon harus berhenti mendanai politikus
yang menyangkal perubahan iklim. Terkait protes ini, pihak Amazon menolak
berkomentar.
Di post Twitter Amazon Employees for Climate Justice tertanggal 2 Januari
2020, dikatakan bahwa beberapa pegawai Amazon yang terafiliasi dengan komunitas
ini dihubungi tim hukum dan PSDM Amazon terkait komentar public tentang
tanggung jawab Amazon akan perubahan iklim. Selain itu, mereka menerima surel
lanjutan tentang ancaman pemecatan jika pekerja ini terus bersuara terkait bisnis
Amazon. Selain itu, sehari setelah protes 20 September, Amazon memperbaharui
kebijakan komunikasi pegawai yang mengharuskan pegawai untuk meminta
persetujuan jika berbicara tentang Amazon di depan forum publik.
Dalam pembahasan ini, kami membagi penyelesaian konflik yang dilakukan
Amazon menjadi 2 bagian. Pertama, penyelesaian konflik berupa pengumuman janji
Amazon terkait aksi perubahan iklim setelah merespon pengumuman aksi pemogokan
pegawai AMazon. Gaya penyelesaian ini dikategorikan Dominating karena Amazon
tidak berdiskusi dengan pihak pemrotes untuk mencapai solusi bersama tetapi malah
membuat pernyataan sepihak. Tentu ini mengabaikan semua tuntutan dan harapan
demonstran terbukti dari cuitan Twitter Amazon Employess for Climate Change yang
menyatakan bahwa janji Jeff Bezos ini tidaklah cukup untuk mengatasi perubahan
iklim. Terdapatan tuntutan demonstran yang tidak tercakup dalam janji Jeff Bezos
seperti komitmen penghentian penjualan layanan Cloud ke perusahaan migas dan
penghentian dukungan ke politisi yang menyangkal perubahan iklim. Mungkin
menurut Amazon, pemenuhan semua tuntutan demonstran bisa membahayakan
perusahaan perusahaan seperti penghentian layanan Cloud ke perusahaan migas akan
berpotensi menurunkan pendapatan Amazon secara signifikan.
Berdasarkan model pendekatan manajemen konflik Rahim, pendekatan
manajemen Dominating tidak sesuai apabila diterapkan dalam konflik tersebut. Isu
perubahan lingkungan yang dibahas dalam konflik ini merupakan isu kompleks
karena terkait visi Amazon kedepannya dan menyangkut lingkungan hidup tempat
Amazon beroperasi. Selain itu kedua pihak baik pekerja dan manajemen Amazon
sama-sama kuat. Pegawai amazon memiliki posisi tawar yang kuat karena memiliki
keahlian khusus teknologi yang penting untuk bisnis utama Amazon. Kedua pihak
seharusnya punya banyak waktu dan sumber daya untuk melakukan pemecahan
masalah karena tuntutan aksi perubahan iklim ditargetkan selesai pada 2030 . Selain
itu, komitmen bersama diperlukan dari kedua belah pihak untuk implementasi solusi
bersama. Oleh karena itu, manajemen konflik dalam situasi ini lebih tepat
menggunakan pendekatan Integrating. Pendekatan Obliging mungkin lebih tepat jika
pihak Amazon berada di posisi salah karena tidak melakukan aksi perubahan iklim
serta ingin menjaga hubungan baik dengan pegawai sehingga pegawai tidak berhenti
bekerja.
Kedua, penyelesaian konflik yang kedua yang dilakukan Amazon yakni
perubahan kebijakan komunikasi pegawai yang otoriter serta ancaman pemberhentian
kerja terhadap pegawai yang melakukan protes/komentar publik tanpa izin. Gaya
penyelesaian konflik ini dikategorikan Dominating karena mengabaikan pemenuhan
semua tuntutan demonstran pada 20 September 2019 lalu. Malahan Amazon membuat
keputusan-keputusan yang memaksa untuk menguntungkan Amazon seperti kebijakan
komunikasi yang otoriter dan ancaman bagi pegawai jika melakukan protes lagi.
Berdasarkan model pendekatan manajemen konflik Rahim, pendekatan
manajemen Dominating tidak sesuai apabila diterapkan dalam konflik tersebut. Isu
perubahan lingkungan yang dibahas dalam konflik ini merupakan isu kompleks
karena terkait visi Amazon ke depannya dan menyangkut lingkungan hidup tempat
Amazon beroperasi. Selain itu kedua pihak baik pekerja dan manajemen Amazon
sama-sama kuat. Pegawai amazon memiliki posisi tawar yang kuat karena memiliki
keahlian khusus teknologi yang penting untuk bisnis utama Amazon.
Menurut kami, pendekatan manajemen konflik yang sesuai adalah
Compromising karena penyelesaian konflik pertama bersifat dominating, yakni
pengumuman janji aksi perubahan iklim tidak berhasil karena tidak memuaskan pihak
demonstran. Sampai saat ini, Amazon dan pegawai yang protes belum mencapai
konsensus. Selain itu, tujuan manajemen Amazon dan pegawai Amazon yang protes
juga tidak sejalan karena manajemen Amazon berorientasi pada laba sedangkan
pegawainya berorientasi pada lingkungan.

8. Penghapusan konten Kindle.


Pada Juli 2009, The New York Times melaporkan bahwa Amazon.com
menghapus semua salinan pelanggan dari buku-buku tertentu yang diterbitkan
melanggar undang-undang hak cipta AS oleh MobileReference, termasuk buku
Nineteen Eighty-Four dan Animal Farm dari Kindles pengguna. Tindakan amazon ini
dilakukan tanpa pemberitahuan sebelumnya atau izin khusus dari pengguna individu.
Meskipun demikian, pelanggan memang menerima pengembalian dana sebesar harga
pembelian dan kupon hadiah Amazon sebesar $ 30. EBook awalnya diterbitkan oleh
MobileReference di Mobipocket untuk dijual di Australia saja karena karya tersebut
telah masuk ke domain publik di Australia. Namun, ketika eBook secara otomatis
diunggah ke Amazon oleh MobiPocket, pembatasan teritorial tidak diberlakukan, dan
buku tersebut diizinkan untuk dijual di wilayah seperti Amerika Serikat di mana
istilah hak ciptanya belum kedaluwarsa.
Dalam konflik ini, Amazon menggunakan manajemen konflik Dominating
karena menghapus semua salinan pelanggan dari buku-buku tertentu yang diterbitkan
melanggar undang-undang hak cipta AS tanpa persetujuan atau izin khusus dari
pelanggan individu. Akibatnya, harapan pelanggan individu diabaikan, mungkin saja
pelanggan individu memilih untuk membayar lebih agar tidak dihapus dll. Meskipun
demikian, konflik ini adalah berkaitan dengan pelanggaran hak cipta sehingga
harapan dari pelanggan bisa diabaikan. Tindakan Amazon dengan cepat menghapus
Salinan pelanggan merupakan Tindakan yang terbaik bagi perusahaan demi
menghindari tuntutan hukum di masa depan. Keputusan Amazon mengembalikan
dana sebesar biaya pembelian ditambah dengan voucher hadiah 30 dolar merupakan
keputusan yang mungkin menguntungkan bagi pelanggan meskipun keputusan ini
dibuat tanpa keterlibatan pelanggan. Oleh karena itu, berdasarkan situasi-situasi yang
dijelaskan, Amazon sudah tepat menggunakan pendekatan manajemen konflik
Dominating.
BAB IV
SIMPULAN

Manajemen konflik merupakan salah satu interpersonal skill utama yang harus
dimiliki oleh seorang pemimpin. Setiap bisnis terlepas dari ukuran dan industri pasti
akan mengalami konflik antarpribadi dan organisasi. Kemampuan manajemen konflik
seorang pemimpin sangatlah penting karena akan mempengaruhi kinerja organisasi
tersebut secara keseluruhan. Konflik tidak hanya memiliki dampak negatif tapi juga
positif. Oleh karena itu, sangat penting bagi seorang pemimpin untuk menerapkan
manajemen konflik yang tepat sehingga dapat memaksimalkan output positif dari
setiap konflik sekaligus meminimalisir potensi dampak negatif yang ada. Maka dari
itu, penting untuk dapat menentukan pendekatan manajemen konflik manakah yang
paling optimal yang akan memberikan output terbaik dalam setiap situasi.
Rahim (2002) mencatat bahwa ada kesepakatan di antara para sarjana
manajemen bahwa tidak ada satu pendekatan terbaik untuk membuat keputusan,
memimpin atau mengelola konflik. Maka dari itu, dalam meta-modelnya, Rahim
menggolongkan gaya konflik berdasarkan dua dimensi, perhatian untuk diri sendiri
dan perhatian untuk pihak lain. Terdapat lima alternatif pendekatan yang tersedia
yaitu mengintegrasikan, mengalah, mendominasi, menghindari, dan berkompromi.
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dengan keterbatasan yang ada,
manajemen konflik yang sudah diterapkan Jeff Bezos sebagai CEO Amazon secara
keseluruhan sudah optimal. Hal tersebut dapat terlihat dari keseluruhan analisis yang
menunjukkan sebagian besar konflik yang dihadapi oleh Bezos telah ditangani dengan
pendekatan yang tepat dan sesuai dengan situasi berdasarkan Rahim’s Meta Model.
Akan tetapi, terdapat beberapa hal yang masih dapat diperbaiki lagi sesuai dengan
teori sebagaimana yang telah dipaparkan di bagian analisis dilakukan oleh Bezos yang
tidak sesuai dengan teori Rahim. Meskipun demikian, ketidaksesuaian dengan teori
tersebut hasilnya masih menguntungkan Bezos.
DAFTAR PUSTAKA

Buku

Alex S, Nitisemito. (1992). Manajemen dan Sumber Daya Manusia. BPFE UGM.
Yogyakarta.

Alexandria. (2014). Penghindaran Pajak Tax Avoidance dan Tax Evasion. Jakarta:
2014.

Blake, R. R., & Mouton, J. S. (1964). The managerial grid. Houston: Gulf.

Coleman, Peter T., Morton Deutch, & Eric C. Marcus. (2016), Resolusi Konflik Teori
dan Praktek. Bandung: Nusamedia.

Handoko, T. Hani. (2012). Manajemen. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Kakutani, Michiko. (2013). The Everything Store: Jeff Bezos and The Age of Amazon.
The New York Timez.

Rahim, M. Afzalur. (2002). Toward a theory of managing organizational conflict.


The International Journal of Conflict Management.

Schaubhut, Nancy A. (2007). Technical brief for the Thomas-Kilmann Conflict Mode
Instrument. Mountain View: CPP, Inc.

Wahjono, Sentot Imam. (2010). Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Terbitan Berkala

Ulrich, David (1996). Human Resource Champions. Boston: Harvard Business


School Press. 281 pp.,

Format Elektronik

Alberge, Dalya. (5 April 2008). Amazon furious after publishers undercut its book
prices online. The Times. https://www.thetimes.co.uk/article/amazon-furious-
after-publishers-undercut-its-book-prices-online-wfg6hlprxdd. (diakses pada 16
Januari 2021).
Baum, Andrew. (17 Januari 2015). Amazon Wins Ruling on Results for Searches on
Brands It Doesn't Sell. The National Law Review.
https://www.natlawreview.com/article/amazon-wins-ruling-results-searches-
brands-it-doesn-t-sell . (diakses pada 15 Januari 2021).

Dwoskin, Elizabeth. (22 Mei 2018). Amazon is selling facial recognition to law
enforcement — for a fistful of dollars. Washington Post.
https://www.washingtonpost.com/news/the-switch/wp/2018/05/22/amazon-is-
selling-facial-recognition-to-law-enforcement-for-a-fistful-of-dollars/ (diakses
pada 15 Januari 2021).

Fauzia, Mutia (10 September 2019). Karyawan Amazon Bakal Turun ke Jalan
Lakukan Protes, Apa Alasannya?. Kompas.
https://money.kompas.com/read/2019/09/10/111200426/karyawan-amazon-
bakal-turun-ke-jalan-lakukan-protes-apa-alasannya-?page=all (diakses pada 16
Januari 2021).

Huddleston, Tom. (4 February 2020). Amazon had to pay federal income taxes for the
first time since 2016 — here’s how much. CNBC.
https://www.cnbc.com/2020/02/04/amazon-had-to-pay-federal-income-taxes-
for-the-first-time-since-2016.html (diakses pada 16 januari 2021).

Lotz, Amanda. (24 Maret 2018). 'Big Tech' isn't one big monopoly – it's 5 companies
all in different businesses. The Conversation. https://theconversation.com/big-
tech-isnt-one-big-monopoly-its-5-companies-all-in-different-businesses-92791.
(Diakses Jan 15 2021).

Matsakis, Louise. (2 Oktober 2018). Why Amazon Really Raised Its Minimum Wage
to $15. Wired. https://www.wired.com/story/why-amazon-really-raised-
minimum-wage/ (diakses pada 15 Januari 2021).

Matsakis, Louise. (9 September 2019). Amazon Employees Will Walk Out Over the
Company's Climate Change Inaction. Wired.
https://www.wired.com/story/amazon-walkout-climate-change/. (diakses pada
16 Januari 2021).

O’Reilly, Tim. (2 Maret 2000). My Conversation with Jeff Bezos. O'Reilly Media.
https://web.archive.org/web/20071218184903/http://www.oreilly.com/pub/a/ore
illy/ask_tim/2000/bezos_0300.html. (diakses pada 16 Januari 2021).

Stallman, Richard. (22 Desember 1999). Richard Stallman – Boycott Amazon!. Linux
Today. https://www.linuxtoday.com/developer/1999122200105NWLF.
(diakses pada 16 Januari 2021).
Stone, Brad. (17 Juli 2009). Amazon Erases Orwell Books From Kindle. New York
Times.https://www.nytimes.com/2009/07/18/technology/companies/18amazon.
html. (diakses pada 16 Januari 2021).

Wahlström, Wahlström. (2008). Why is Managing Conflict so Important?.


OTAVALA Consulting.
http://otavala.com/yahoo_site_admin/assets/docs/Why_is_Managing_Conflict_s
o_Important.6075405.pdf. (diakses pada 15 Januari 2021).

Willow, Francesca. (12 Januari 2019). The Ethical Issues with Amazon. Ethical
Unicorn. https://ethicalunicorn.com/2019/01/12/how-ethical-is-amazon/
(diakses pada 16 Januari 2021).

WJC objects to pro-Nazi T-shirts sold on Amazon.com. (23 Januari 2008). World
Jewish Congress. https://www.worldjewishcongress.org/en/news/wjc-objects-
to-pro-nazi-t-shirts-sold-on-amazon-com (diakses pada 16 Januari 2021).

Wolverton, Troy. (7 Maret 2002). Amazon, Barnes&Noble settle patent suit. CNET.
https://www.cnet.com/news/amazon-barnes-noble-settle-patent-suit/. (diakses
pada 16 Januari 2021).

Anda mungkin juga menyukai