Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI PASCA PANEN


KOMPONEN MUTU DAN GRADING
DAN SKABI

Oleh :

Nama : Jerry Pakasi

NIM : 192387028

Hari, Tanggal Praktikum : Selasa, 20 February 2020

Waktu/Shift : 10:30 –selesai/ B1

Dosen :MARTHEN Y.SAUBAKI, STP, M.Sc

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI KUPANG


2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahan pangan yang akan diolah perlu dilakukan persiapan dan
pemeriksaan terlebih dahulu. Umumnya bahan pangan akan dilakukan inspeksi
untuk mendapatkan bahan dengan kualitas terbaik serta menghasilkan produk
yang berkualitas. Sebelum memasuki proses pengolahan, bahan pangan perlu
dilakukan pembersihan, sortasi, dan grading untuk mengurangi kerugian dan
kegagalan produksi serta menghasilkan produk yang berkualitas dan bermutu.
Pembersihan adalah mengeluarkan/memindahkan benda asing (kotoran) dan
bahan-bahan yang tidak diinginkan dari bahan utama (produk yang diinginkan).
Pembersihan bertujuan untuk menghilangkan kotoran-kotoranyang menempel
pada bahan pangan. Kebersihan sangatmempengaruhi kenampakan. Oleh karena
itu sebelumdipasarkan, bahan pangan harus dibersihkan dari kotoran-kotorandan
bagian-bagian yang tidak diperlukan. Kotoran sering dianggap sebagai sumber
kontaminasi, karenakotoran dapat mengandung mikroorganisme yang dapat
merusakhasil panen. Sortasi adalah pemisahan bahan yang sudah dibersihkan ke
dalam berbagai fraksi kualitas berdasarkan karakteristik fisik (kadar air, bentuk,
ukuran, berat jenis, tekstur, warna, benda asing/kotoran), kimia (komposisi bahan,
bau dan rasa ketengikan) dan biologis (jenis dan jumlah kerusakan oleh serangga,
jumlah mikroba dan daya tumbuh khususnya pada bahan pertanian berbentuk
bijian).Gradingadalah proses pemilihan bahan berdasarkan permintaan konsumen
atau berdasarkan nilai komersilnya. Sortasi dan grading berkait erat dengan
tingkat selerakonsumen suatu produk atau segmen pasar yang akan ditujudalam
pemasaran suatu produk. Terlebih apabila yang akandituju adalah segmen pasar
tingkat menengah ke atas dan atausegmen pasar luar negeri. Kegiatan sortasi dan
grading sangatmenentukan apakah suatu produk laku pasar atau tidak
1.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan mempelajari dan mengidentifikasi metode
pembersihan, menghitung rendemen, melakukan sortasi sederhana, dan
menganalisis serta menerapkan prinsip sortasi dan grading pada bahan pangan.
BAB II
METODOLOGI

2.1 Alat dan Bahan


Alat
 Timbangan
 Wadah
Bahan
 Jagung
 Kentang
 Kacang Hijau
 Kacang Nasi

2.2 Metode

 Grading biji-bijian
Menimbang masing –masing 500gr bahan

Melakukan Grading secara manual

Timbang setiap parameter mutu dan hitung persentasenya

Tentukan Grade
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
A. Grading
Tabel Grading jagung
Jagung
Bobot Rusak Bagus Total biji Total biji
awal (g) (g) (g) rusak (%) bagus (%)

500 20 480 4 96

Tabel Grading kacang nasi


Kacang nasi
Bobot Rusak Bagus Total biji Total biji
awal (g) (g) (g) rusak (%) bagus (%)

500 150 350 30 70

Tabel Grading kacang hijau


Kacang hijau
Bobot Rusak Bagus Total biji Total biji
awal (g) (g) (g) rusak (%) bagus (%)

500 100 400 20 80

Tabel Grading kentang


Kentang
Bobot Rusak Bagus Total biji Total biji
awal (g) (g) (g) rusak (%) bagus (%)

1000 400 600 40 60

3.2 Pembahasan
A. Grading
Pengolahan data:
Perhitungan Persen biji rusak/bagus
 Rumus persen biji bagus:

Berat biji bagus x 100 %


Berat awal
 Rumus persen biji rusak:

Berat biji rusak x 100 %


Berat awal

Grading adalah usaha menggolongkan barang-barang kedalam golongan


menurut standar kualitas tertentu yang biasanya dibagi dalam kelas 1, kelas 2,
kelas3, dan seterusnya.
Grade sampel biji-bijian ditentukan dengan melihat manakah persyaratan
yang terpenuhi. Grade sampel ditentukan berdasarkan parameter dengan grade
yang terendah, walaupun hanya terjadi hanya pada satu parameter saja.
Biji rusak karena benda asing disebabkan pada saat pascapanen ada benda
asing yang terbawa dan lolos pada saat sortasi sehingga ada sebagian benda asing
yang terdapat pada komoditi biji (seperti ranting,logam,tanah, kerikil, rumput,
batang, daun, akar yang telah rusak, serta pengotoran lainnya harus dibuang dan
benda-benda lain yang tidak dinginkan). Biji rusak karena benda asing pada biji
kedelai sebesar 1% yang terletak pada grade US.no1 dan pada jagung sebesar 0%.
Kerusakan akibat jamur dan serangga disebabkan oleh kondisi
penyimpanan biji yang kurang steril,terjaga, dan terlalu lembab sehingga serangga
mudah masuk dan jamur dapat berkembang.

Metode penjemuran biji secara manual ( belum menggunakan alat )


yang tidak terkontrol suhu dan waktu penjemuran. Penjemuran yang tidak
terkontrol suhu dan waktunya menyebabkan panas yang didapat oleh biji tidak
merata sehingga ada biji yang kelebihan dan kekurangan panas. penjemuran
secara manual masih bergantung terhadap cuaca sehingga waktu dan suhu yang
didapat tidak dapat diukur dan tidak sesuai keinginan. Metode penjemuran dengan
menggunakan alat suhu dan waktunya dapat dikontrol, tetapi tetap dapat
memberikan kerusakan pada biji apabila alat rusak, mati dan tidak diawasi
prosesnya.
Rusak total adalah kerusakan yang diakibatkan oleh panas, serangga dan
jamur (kerusakan yang terparah). Non grade adalah kondisi barang yang berada
diluar dan tidak sesuai dengan kriteria, spesifikasi ataupun kelas-kelas mutu yang
diinginkan.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Pembersihan yang dilakukan menggunakan metode kering dan basah.
Metode kering dengan hand picking sedangkan metode basah dengan
penyemprotan. Pembersihan dengan membuang mata nanas memiliki sisa daging
yang lebih banyak dan rendemen yang lebih sedikit, tetapi memerlukan waktu
pembersihan yang lebih lama dan memungkinkan terjadi reaksi kimia dan
kontaminasi pada nanas. Metode pembersihan basah NaOH 1% selama 20 mneit
dengan penyemprotan memiliki hasil rendemen yang lebih banyak,tetapi NaOH
2% selama 20 menit lebih efisiensi waktu. Sortasi dilakukan secara mekanik
dengan metode penyaringan. Biji sortasi yang tersaring pada saringan memiliki
kesesuaian dengan standar yang ditentukan karena diameter biji melebihi diameter
saringan sehingga rendemen yang dihasilkan lebih sedikit. Grading pada biji
kedelai dan jagung pipil tidak terletak pada grade yang dinginkan atau non grade
yang disebabkan oleh faktor kerusakan yang terjadi pada biji. Kerusakan akibat
panas merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap penurunan grade biji.

4.2 Saran
Pemilihan biji yang umur panennya sama sehingga diameter biji lebih
seragam dan rendemen yang dihasilkan lebih sedikit. Biji-biji hasil panen
seharusnya diawasi dan dijaga sejak pascapanen hingga distribusi ke tangan
konsumen untuk meminimalisir dan menghindari kerusakan yang terjadi pada biji.
Pembersihan hendaknya dilakukan dengan metode yang sesuai dan efektik seseuai
keadaan dan spesifikasi bahan atau mengkombinasikan metode manual dan
mekanik sehingga rendemen yang didapat lebih sedkit,lebih efisiensi waktu,dan
mendapatkan hasil yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA
Ashriana, Khairunisa, 2007. Analisis manajemen mutu terpadu pada perusahaan
distributor buah dan sayur [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut
Pertanian Bogor.

http://www.scribd.com/pdf/Pembersihan,Sortasi,dan grading/Dadi Rusendi, dkk.


( 29 Februari 2012)

http://www.scribd.com/doc/Pembersihan-Sortasi-dan-Grading-Bahan-Hasil-
Pertanian/Wendi Irawan Dediarta. (28 Februari 2012).

http://www.scribd.com/ppt/Sortasi dan grading/Andasuryani. (29 Februari 2012)

Anda mungkin juga menyukai