(Tekstur Analizer)
Disusun oleh:
Nama : Jerry Pakasi
NIM : 192387028
Hari/Tanggal : Selasa, 18 February 2020
DOSEN : IR.KARTIWAN,MP
A. Judul Percobaan
Tekstur Analizer
B. Tujuan Praktikum
1. Memahami prinsip kerja tekstur analizer.
2. Memahami cara kerja pengukuran tekstur.
3. Menentukan hardness suatu sampel.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Tekstur makanan dapat didefinisikan sebagai cara dimana berbagai kandungan dan
unsur struktural disusun dan disatukan menjadi mikro dan makrostruktur dan perwujudan
eksternal struktur ini dalam bentuk aliran dan deformasi. Terdapat hubungan langsung antara
komposisi bahan kimia dari makanan, sifat fisik atau mekanis, dan hasil dari sifat fisik atau
mekanis tersebut. Tekstur makanan dapat ditentukan melalui tes mekanik (instrumen) atau
dengan analisis penginderaan. Selanjutnya, kita menggunakan alat indera manusia sebagai
alat analisis.
Tekstur adalah salah satu dari sifat kualitas yang mempengaruhi produk dan persepsi
konsumen. Tekstur bergantung pada sifat fisiko-kimia dari sampel dan persepsi manusia.
Bourne (1978) telah mempublikasi secara luas tentang beberapa aspek dari tekstur, yaitu
pengukurannya dan interpretasi dari data yang berhubungan dengan tekstur dari makanan.
Metode TPA berbasis kompresi atau tekanan pada sampel beserta alat texture
analyzerdigunakan untuk menilai tekstur secara objektif dengan probe berbentuk silindris
dengan diameter sekitar 35mm.
Tekstur dari makanan berhubungan dengan konsistensi yang dapat dirasakan, seperti:
keras versus lembut, renyah atau tidak, halus versus kental, dapat mengalir atau menggumpal.
Tekstur ditentukan dari respon bahan makan terhadap gaya yang diberikan. Tekstur dapat
dirasakan ketika bahan makan tersebut diaduk, dituang, dipompa, ditarik, dan kemudian
terakhir dimakan. Karakteristik reologi dapat berubah dengan variabel seperti suhu dan
kelembapan.
Menurut deMan, dalam mempelajari tekstur makanan, telaah ditujukan kepada dua
bidang yang saling ketergantungan: sifat aliran dan deformasi serta makro dan mikrostruktur.
Mempelajari tekstur makanan itu penting karena tiga alasan ini:
1. Untuk menilai daya tahan produk terhadap kerja mekanis, seperti proses memanen
buah dan sayuran.
2. Untuk menentukan sifat alir dari produk selama pemrosesan, penanganan, dan
penyimpanan.
3. Untuk menetapkan perilaku mekanis dari makanan bila dikonsumsi.
Istilah untuk sifat tekstur makanan memiliki sejarah panjang. Berikut adalah beberapa contoh
dari istilah tersebut:
1. Konsistensi menunjukkan segi-segi tekstur yang berhubungan dengan aliran dan
deformasi. Hal itu dapat dikatakan mencakup semua sifat-sifat reologi produk.
2. Kekerasan telah didefinisikan sebagai daya tahan terhadap deformasi.
3. Kerapuhan merupakan sifat dari keretakan sebelum terjadinya aliran yang signifikan.
4. Kelekatan adalah sifat permukaan yang berhubungan dengan adesi antara bahan
dengan permukaan. Saat kedua permukaan tersebut bahannya sama, kita
menggunakan istilah kohesi.
Analisis tekstur dapat dilakukan menggunakan alat. Salah satu instrument yang dapat
digunakan adalah LFRA Texture Analyzer merk Brookfield.Tekstur analyzer adalah alat yang
terkait dengan penilaian dari karakteristik mekanis suatu materi.Alat ini diperlakukan untuk
menentukan kekuatan materi dalam bentuk kurva.Tekstur analizer digunakan untuk
menentukan sifat fisik bahan yang berhubungan dengan daya tahan atau kekuatan suatu
bahan terhadap tekanan.
Mulanya diciptakan texture analyzer untuk membuat simulasi persepsi yang dirasakan
oleh gerakan mulut kita, namun saat ini penggunaan texture analyzer tidak hanya terbatas
pada bidang food industry saja.Texture Analyzer menjadi alat yang dapat digunakan untuk
mengukur tekstur makanan. Prinsip dari analisis tekstur adalah memberikan tekanan kepada
sampel dengan menggunakan probe dengan berbagai tipe. Terdapat dua metode dalam
mengukur tekstur dari suatu sampel, yaitu dengan mengukur besarnya gaya yang diperlukan
untuk menghasilkan deformasi secara konstan dan dengan mengukur deformasi yang
disebabkan oleh besar gaya yang konstan.
Hal yang perlu diperhatikan saat akan melakukananalisis dengan texture analyzer
adalah pemilihan trigger dan probe yang tepat.Trigger dan probe yang digunakan untuk
menguji material harus disesuaikandengan karakteristik material tersebut. Kurva hasil
pembacaan texture analyzer tersebut akan merepresentasikan data-data yang diperlukan
untuk mengetahui karakteristik fisikokimia produk akhir, sehingga kualitas tekstural produk
dapat diketahui.Kurva hasil pembacaan texture analyzer dapat dilihat pada Gambar 1 dan
data-data yang dapat dibaca dari kurvatersebut antara lain:
1. Hardness (tingkat kekerasan): ditunjukan oleh puncak tertinggi pada kurva.
2. Crispiness (tingkat kerenyahan): merupakan hasil bagi antara nilai tingkat kekerasan
dan nilai rata-rata dari semua titik (H1 / HAV).
3. Quantity and number of fractures (karakteristik saat dipatahkan atau tingkat
kerapuhan): ditunjukan oleh puncak pertama pada kurva.
III. METODE
A. Hasil
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, berikut adalah tabel hasil
pengukuran hardness sampel Apel,Pisang Bugis,Mentimun, Dan Labu Jepang.
Apel 117,5
Mentimun 276,5
Mentimun 0,71
Apel 0,32
Metimun 0,55
4
2
5
3 1
1. Scroll: komponen yang berfungsi untuk mengubah posisi meja objek (menaikkan
atau menurunkan) sesuai dengan tinggi sampel yang akan diukur teksturnya.
2. Tempat pemasang probe: komponen yang berfungsi sebagai tempat untuk
memasang probe yang spesifik untuk setiap sampel.
3. Meja objek: komponen yang berfungsi untuk meletakkan sampel yang akan
diukur teksturnya.
4. Tombol On / Off: komponen ini terletak di bagian belakang alat, yang berfungsi
untuk mematikan atau menghidupkan alat.
5. Komputer: berfungsi untuk mencatat rekaman gaya deformasi yang mengenai
sampel, hasil akhirnya berupa kurva profil tekstur.
Proses pengukuran tekstur melibatkan Texture Analyzer, komputer
(programTexture ProLite). Program Microsoft ExcelTM juga berperan dalam proses
pengukuran tekstur. Mekanisme kerja Texture Analyzer adalah adanya pencatatan hasil
pengukuran (profil tekstur) ke dalam grafik profil tekstur.
Menurut Johnson dan Szczesniak(2014) probe merupakan komponen yang
berfungsi untuk memberikan gaya deformasi pada sampel yang akan diukur teksturnya.
Macam-macam probe yaitu:
1. Ball probe: berperan dalam pengukuran kekenyalan sampel, dalam percobaan ini
digunakan untuk tahu, contohnya TA 17.
2. Spherical/Round probe: berperan dalam pegukuran tekstur keras atau padat, dalam
percobaan ini digunakan untuk crackers, contohnyaTA18.
3. General probe: berperan untuk pengukuran tekstur sampel yang bersifat keras namun
hidroskopis (mengandung air), dalam percobaan ini digunakan untuk buah, contohnya
TA 39.
V.KESIMPULAN
Bourne, M. C. 1978. Texture Profile Analysis. Food Technology 32: 62–66, 72.
deMan, J. M. 2013. Principles of Food Chemistry 3rd Edition. Springer, New York.
Handoko, T. 2011. Pengaruh Jenis Daging, Jenis Tepung Beras, dan Rasio dalam
Formulasidan Rheologi Adonan Pakan Anjing. http://journal.unpar.ac.id/
index.php/rekayasa/article/viewFile/118/105. 16 September 2015.