Modul Kespro
Modul Kespro
KESEHATAN REPRODUKSI
& KB
2015
1
KETRAMPILAN KLINIK
PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI
I. DISKRIPSI
MODUL
Pendahuluan Penuntun ini berisi langkah-langkah klinik secara berurutan yang akan
dilakukan oleh peserta ketika melakukan pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI)
Tujuan Peserta tidak diharapkan untuk dapat melakukan semua langkah klinik
dengan benar pada pertama kali latihan. Namun penuntun belajar ini
ditujukan untuk:
Membantu peserta dalam mempelajari langkah-langkah dan urutan yang
benar dari apa yang kelak harus dilakukannya (skill acquisition) dan
Mengukur kemajuan belajar secara bertahap sampai peserta memperoleh
kepercayaan diri dan ketrampilan (skill competency)
Metode Sebelum menggunakan penuntun ini, pembimbing akan membahas terlebih
dahulu seluruh langkah klinik SADARI, dengan menggunakan video, slide
dan penuntun belajar. Selain itu mahasiswa akan mendapatkan kesempatan
menyaksikan demonstrasi SADARI dengan menggunakan model anatomi.
2
1 Perlu perbaikan : langkah-langkah tidak dilakukan dengan benar
dan atau tidak sesuai urutannya atau ada langkah
yang dihilangkan
2 Mampu : langkah-langkah dilakukan dengan benar dan
sesuai dengan urutannya, tetapi kurang tepat dan
atau pembimbing perlu mengingatkan peserta
tentang hal-hal kecil yang tidak terlalu penting
3 Mahir : Langkah-langkah dilakukan dengan benar, sesuai
dengan urutannya dan tepat tanpa ragu-ragu atau
tanpa perlu bantuan
Pengertian Suatu cara yang efektif untuk mendeteksi sedini mungkin timbulnya benjolan
pada payudara, sebenarnya dapat diketahui secara cepat dengan pemeriksaan
sendiri.
Gejala Klinis Gejala kanker payudara dapat berupa benjolan pada payudara, erosi atau
eksema puting susu atau perdarahan pada puting. Umumnya berupa
benjolan yang berukuran kecil dan tidak nyeri, benjolan makin lama
makin membesar, menimbulkan perubahan pada kulit payudara atau pada
puting susu. Kulit atau puting susu mengalami retraksi (tertarik ke dalam),
berwarna merah muda atau kecoklatan sampai menjadi oedema hingga
terlihat seperti kulit jeruk (peau d’orange), adanya nodul satelit pada kulit
payudara, mengerut atau timbul borok (ulkus) pada payudara. Kemudian
timbul pembesaran kelenjar getah bening ketiak, bengkak pada lengan.
3
Gejala Klinis Kanker Payudara
4
5) Setelah itu, ulangi lagi pengamatan tersebut dengan posisi kedua
tangan di pinggang, dada di busungkan, dan siku tertarik ke belakang
2. Memijat payudara
1) Dengan kedua tangan, pijat payudara dengan lembut dari tepi
hingga ke putting
2) Perhatikan apakah ada cairan atau darah yang keluar dari putting
susu (seharusnya, tidak ada cairan yang keluar kecuali pada wanita
yang sedang menyususi).
3. Meraba payudara
1) Pemeriksaan dilakukan dalam posisi berbaring
2) Lakukan perabaan payudara satu persatu
3) Untuk memeriksakan payudara kanan, letakkan bantal atau
handuk yang dilipat dibawah bahu kanan. Lengan kanan
direntangkan disamping kepala atau diletakkan dibawah kepala.
4) Raba payudara dengan menggunakan tiga atau empat jari tangan
kiri yang saling
5) Rabaan dilakukan dengan gerakkan memutar dari tepi payudara
hingga keputing susu
6) Geser posisi jari, kemudian lakukan lagi gerakkan memutar
dari tepi payudara hingga keputing susu
7) Lakukan seterusnya hingga seluruh bagian payudar diperiksa h.
Lakukan hal yang sama pada payudara yang satunya lagi
8) Sebaiknya perabaan dilakukan dalam tiga macam tekanan:
tekanana ringan untuk meraba adanya benjolan dipermukaan
5
kulit, tekanan sedang untuk memeriksa adanya benjolan ditengah
jaringan payudara, dan tekanan kuat untuk meraba benjolan di
dasar payudara yang melekat pada tulang iga
9) Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan menggunakan lotion
atau minyak sebagai pelicin agar pemeriksaan lebih sensitif
10) Setelah itu, dilakukan semua langkah perabaan dalam posisi
berdiri.
11) Sebaiknya dilakukan saat sedang mandi (dengan menggunakan
sabun)
6
masing-masing payudara, pembengkakan, kulit yang cekung, atau
perubahan-perubahan pada papilla mammae. Kemudian, telapak tangan
diletakkan pada pinggang dan tekan ke bawah dengan kuat untuk
memfleksikan otot dinding
Daftar Pustaka Buku Saku Pencegahan Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara.
Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular Direkorat Jendral PP &
PL Departemen Kesehatan RI 2009.
Questions and Answers About the Pap Test. CANCER FACTS National
Cancer Institute National Institutes of Health (NIH).
7
CEK LIST
PENUNTUN BELAJAR
PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI
(SADARI)
NAMA :
NIM :
KELOMPOK :
:
TANGGAL
Nilailah setiap kinerja langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut:
1 Perlu perbaikan : Langkah tidak dikerjakan dengan benar atau tidak sesuai urutan (jika harus
berurutan)
2 Mampu : Langkah dikerjakan dengan benar dan berurutan (jika harus berurutan), tetapi kurang
tepat dan/atau pembimbing/pengamat perlu membantu/mengingatkan hal-hal kecil yang tidak
terlalu berarti
3 Mahir : Langkah dikerjakan dengna benar, tepat tanpa ragu-ragu atau tanpa perlu bantuan dan
sesuai dengan urutan (jika harus berurutan)
T/S Langkah tidak sesuai dengan keadaan
8
1. Memencet paipal dengan ibu jari dan telunjuk untuk melihat
apakah ada keluar caira
2. Periksa semua kelengkapan alat
C. MELAKUKAN PEMERIKSAAN
1. Inspeksi : perhatikan
a. Simetris
b. Retraksi papilla
c. Dimpling
2. Warna kulit/pelebaran vena
a. Ulkus
b. Lecet pada areola mamma
c. Benjolan
3. Palpasi
a. Lokasi
b. Ukuran/jumlah tumor
c. Konsistensi
d. Perlengketan ke jaringan sekitar
e. Permukaan tumor (licin/berbenjol)
f. Nyeri
g. Pembesaran kelenjar axilla, supra
dan infraklavikuler
9
MODUL
PEMERIKSAAN IVA
KETRAMPILAN KLINIK
PEMERIKSAAN IVA
II. DISKRIPSI
MODUL
Pendahuluan Penuntun ini berisi langkah-langkah klinik secara berurutan yang akan
dilakukan oleh peserta ketika melakukan pemeriksaan IVA
Tujuan Peserta tidak diharapkan untuk dapat melakukan semua langkah klinik
dengan benar pada pertama kali latihan. Namun penuntun belajar ini
ditujukan untuk:
Membantu peserta dalam mempelajari langkah-langkah dan urutan yang
benar dari apa yang kelak harus dilakukannya (skill acquisition) dan
Mengukur kemajuan belajar secara bertahap sampai peserta memperoleh
kepercayaan diri dan ketrampilan (skill competency)
Metode Sebelum menggunakan penuntun ini, pembimbing akan membahas terlebih
dahulu seluruh langkah klinik pemeriksaan IVA, dengan menggunakan
video, slide dan penuntun belajar. Selain itu mahasiswa akan mendapatkan
kesempatan menyaksikan demonstrasi pemeriksaan IVA dengan
menggunakan model anatomik.
10
dan seobjektif mungkin. Kinerja mahasiswa pada setiap langkah klinik akan
dinilai oleh pembimbing berdasarkan 4 kriteria sebagai berikut :
0 Tidak dilakukan : langkah klinik tidak dilakukan oleh mahasiswa
Tujuan Mendeteksi secara dini adanya lesi prakanker atau kanker melalui perubahan
warna epitel serviks menjadi putih yang disebut acetowhite.
Langkah Kerja Dengan speculum cocor bebek yang kering tanpa pelumasdilihat serviks
dengan jelas, dengan sumber cahaya yang terang dari belakang berupa lampu
sorot. Kemudian serviks dipulas dengan asam asetat 3-5%, tunggu selama 1-
2 menit, selanjutnya dengan mata telanjang lihat perubahan yang terjadi pada
serviks.
Interprestasi 1. IVA negative : serviks normal, permukaan epitel licin, kemerahan taka
Hasil da reaksi warna putih
2. IVA radang : serviks dengan peradangan (servisitis), kelainan jinak
lainnya (polip)
3. IVA positif : dengan ditemukan bercak putih (acetowhite). Semakin
putih, tebal dan ukuran yang besar dengan tepi yang tumpul.
4. IVA Kanker serviks : gambaran berupa pertumbuhan seperti kembang
kol, nekrotik, rapuh dan mudah berdarah, dengan gambaran putih yang
keras.
11
CEK LIST
PENUNTUN BELAJAR
PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT
(IVA)
NAMA :
NIM :
KELOMPOK :
:
TANGGAL
Nilailah setiap kinerja langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut:
1 Perlu perbaikan : Langkah tidak dikerjakan dengan benar atau tidak sesuai urutan (jika harus
berurutan)
2 Mampu : Langkah dikerjakan dengan benar dan berurutan (jika harus berurutan), tetapi kurang
tepat dan/atau pembimbing/pengamat perlu membantu/mengingatkan hal-hal kecil yang tidak
terlalu berarti
3 Mahir : Langkah dikerjakan dengna benar, tepat tanpa ragu-ragu atau tanpa perlu bantuan dan
sesuai dengan urutan (jika harus berurutan)
T/S Langkah tidak sesuai dengan keadaan
12
Larutan asam asetat
Kantung plastic
Larutan klorin 0.5%
Sarung tangan
13
4. Memindahkan lampu/senter sehingga dapat melihat leher rahim dengan
jelas.
5. Memeriksa leher rahim apakah curiga Kanker Serviks atau terdapat
servisitis, ektopion, tumor, ovula Naboti atau luka.
Bila curiga Kanker Serviks, pemeriksaan diakhiri, langsung
kelangkah 15 dan seterusnya tanpa melakukan langkah ke 16.
Bila banyak keputihan/darah, tes pap tidak dapat dilanjutkan
dan bila memungkinkan lanjutkan dengan
prosedur pemeriksaan test IVA langkah 8.
14
7. Memasukkan cytobrush ke dalam kanalis servikalis (diputar 180o searah
jarum jam), mengoleskan hasil apusan dengan cara memutar cytobrush
berlawanan arah jarum jam kegelas obyek.
15
9. Menggunakan swab kapas yang bersih untuk menghilangkan cairan,
darah, atau mukosa dari leher rahim.
Membuang swab kapas yang telah dipakai ke dalam wadah tahan bocor
atau kantung plastik.
10. Mengidentifikasi ostium uteri, SSK (Sambungan Skuamo Koloumnar)
dan zona transformasi.
Bila SSK tidak bisa ditampakkan, Pemeriksaan IVA tidak
dilanjutkan, lanjutkan ke langkah 15, dan seterusnya
11. Mencelupkan swab bersih ke dalam cairan asam asetat lalu mengoleskan
pada leher rahim. Membuang swab kapas kedalam kantung plastik.
12. Menunggu minimal 1 menit agar asam asetat terserap dan tampak
perubahan warna putih yang disebut dengan lesi putih.
16
13. Memeriksa SSK dengan teliti. Memeriksa apakah leher rahim mudah
berdarah. Mencari apakah terdapat plak putih yang tebal dan meninggi
atau lesi putih.
14. Bila perlu, oleskan kembali asam asetat atau usap leher rahim dengan
swab bersih untuk menghilangkan mukosa, darah atau debris.
Membuang swab kedalam kantung plastik.
15. Bila pemeriksaan visual telah selesai, gunakan swab baru untuk
menghilangkan sisa cairan asam asetat dari leher rahim dan vagina.
Membuang swab ke dalam kantung plastik
16. Melepaskan spekulum dan melakukan dekontaminasi dengan
meletakkan spekulum dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
17
TUGAS/LANGKAH PASCA-TES IVA
18. Meminta ibu untuk duduk, turun dari meja periksa dan berpakaian.
19. Membersihkan lampu/senter dan alas tempat duduk pasien berturut-turut
dengan larutan klorin 0,5%, cairan deterjen dan air bersih.
20. Merendam sarung tangan dalam keadaan dipakai kedalam larutan klorin
0,5%. Melepas sarung tangan dengan membalik sisi dalam keluar.
Jika sarung tangan akan dibuang, buang ke dalam kantung plastik.
21. Mencuci tangan dengan air dan sabun sampai benar-benar bersih lalu
dikeringkan dengan kain kering dan bersih atau dianginkan.
22. Mencatat hasil tes IVA dan temuan lain ke dalam catatan medis ibu.
Jika didapatkan lesi putih, menggambar peta leher rahim dan daerah
lesi putih pada catatan medis ibu.
23. Membahas hasil pemeriksaan payudara dan tes IVA bersama ibu dan
menjawab pertanyaan.
Jika hasil pemeriksaan payudara dan tes IVA negatif, sebutkan
waktu kunjungan berikutnya untuk menjalani kembali
pemeriksaan payudara dan tes IVA.
Jika hasil pemeriksaan payudara atau tes IVA positif atau dicurigai
terdapat kanker, membahas langkah-langkah selanjutnya.
24. Meyakinkan ibu bahwa dia bisa kembali setiap saat bila membutuhkan
konsultasi atau perawatan medis.
25. Setelah memberi konseling, memberikan pengobatan atau merujuk.
18
MODUL
PEMERIKSAAN PAP SMEAR
KETRAMPILAN KLINIK
PEMERIKSAAN PAP SMEAR
III. DISKRIPSI
MODUL
Pendahuluan Penuntun ini berisi langkah-langkah klinik secara berurutan yang akan
dilakukan oleh peserta ketika melakukan pemeriksaan Pap Smear
Tujuan Peserta tidak diharapkan untuk dapat melakukan semua langkah klinik
dengan benar pada pertama kali latihan. Namun penuntun belajar ini
ditujukan untuk:
Membantu peserta dalam mempelajari langkah-langkah dan urutan yang
benar dari apa yang kelak harus dilakukannya (skill acquisition) dan
Mengukur kemajuan belajar secara bertahap sampai peserta memperoleh
kepercayaan diri dan ketrampilan (skill competency)
Metode Sebelum menggunakan penuntun ini, pembimbing akan membahas terlebih
dahulu seluruh langkah klinik pemeriksaan Pap Smear, dengan menggunakan
video, slide dan penuntun belajar. Selain itu mahasiswa akan mendapatkan
kesempatan menyaksikan demonstrasi pemeriksaan Pap Smear dengan
menggunakan model anatomik.
19
dan seobjektif mungkin. Kinerja mahasiswa pada setiap langkah klinik akan
dinilai oleh pembimbing berdasarkan 4 kriteria sebagai berikut :
0 Tidak dilakukan : langkah klinik tidak dilakukan oleh mahasiswa
Pengertian Tes Pap Smear adalah pemeriksaan sitologi dari serviks dan porsio
untuk melihat adanya perubahan atau keganasan pada epitel serviks atau
porsio (displasia) sebagai tanda awal keganasan serviks atau prakanker
20
Pap Smear tidak dilakukan pada saat menstruasi. Waktu yang paling tepat
melakukan Pap Smear adalah 10-20 hari setelah hari pertama haid terakhir.
Pada pasien yang menderita peradangan berat pemeriksaan ditunda sampai
pengobatan tuntas. Dua hari sebelum dilakukan tes, pasien dilarang
mencuci atau menggunakan pengobatan melalui vagina. Hal ini
dikarenakan obat tersebut dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan. Wanita
tersebut juga dilarang melakukan hubungan seksual selama 1-2 hari
sebelum pemeriksaan Pap Smear (Bhambhani,1996).
21
c. CIN III merupakan displasia berat atau karsinoma in situ yang
dimana telah melibatkan sampai ke basement membrane dari
epitelium.
Daftar Pustaka
Brosur Deteksi Dini Kanker Leher Rahim – Pap
Smear. Yayasan Kanker Indonesia.
22
CEK LIST
PENUNTUN BELAJAR
PEMERIKSAAN PAP SMEAR
NAMA :
NIM :
KELOMPOK :
TANGGAL :
Nilailah setiap kinerja langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut:
1 Perlu perbaikan : Langkah tidak dikerjakan dengan benar atau tidak sesuai urutan (jika harus
berurutan)
2 Mampu : Langkah dikerjakan dengan benar dan berurutan (jika harus berurutan), tetapi kurang
tepat dan/atau pembimbing/pengamat perlu membantu/mengingatkan hal-hal kecil yang tidak
terlalu berarti
3 Mahir : Langkah dikerjakan dengna benar, tepat tanpa ragu-ragu atau tanpa perlu bantuan dan
sesuai dengan urutan (jika harus berurutan)
T/S Langkah tidak sesuai dengan keadaan
Penilaian
KEGIATAN 1 2 3
Konseling Pra Pemeriksaan Pap Smear
4. Menyapa dan memperkenalkan diri
5. Menanyakan kesiapan klien untuk diperiksa Pap Smear
a) Memastikan klien tidak berhubungan seksual 2x24 jam sebelumnya
b) Memastikan klien tidak menstruasi 2x24 jam sebelumnya
c) Memastikan klien tidak melakukan irigasi vagina dalam 24 jam terakhir
6. Memastikan identitas, memeriksa status dan kelengkapan informed consent
klien
Persiapan Sebelum Pemeriksaan Pap Smear
8. Memastikan alat dan instrument yang diperlukan sudah tersedia
9. Klien dimintan mengosongkan kandung kemih dan membersihkan alat
genetalianya
10. Klien diminta menanggalkan pakaiannya dari pinggang hingga lutut dan
menggunakan kain yang sudah disediakan
11. Klien diposisikan dalam posisi litotomi
12. Tutup area pinggang hingga lutut klien dengan kain
13. Cuci tangan dengan sabun, keringkan kemudian palpasi perut
14. Gunakan sarung tangan
Prosedur Pemeriksaan Pap Smear
1. Bersihkan genetalia eksternal dengan air DTT
2. Inspeksi dan palpasi genetalia eksternal
3. Aplikasikan gel ke speculum (dianjurkan), kemudian masukkan speculum
4. Tampakkan serviks hingga jelas terlihat
5. Perhatikan apakah tampak discharge, perdarahan, erosi, massa yang rapuh,
atau keadaan abnormal lainnya
Jika dicurigai kanker, klien dirujuk, pemeriksaan tidak dilanjutkan
23
6. Ambil spatula Ayre, tenpelkan spatula ayre ke ektoserviks dan putar 360 0
searah jarum jam, keluarkan spatula ayra perlahan-lahan tanpa menyentuh
jaringan sekitarnya. Jangan oleskan dulu ke obyek glass.
7. Ambil segera cytobrush, masukkan ke kanalis servikalis, putar ½ hingga 1
putaran (tergantung jenis kanalis) searah jarum jam, keluarkan perlahan-
lahan tanpa menyentuh jaringan sekitarnya
8. Oleskan spatula ayra diatas objek glass yang telah disediakan, dilanjutkan
segera mengoleskan serviks brush diatas olesan yang pertama dengan arah
berlawanan jarum jam. Yakinkan semua bagian yang terambil sudah kontak
dengan objek glass.
9. Masukkan slide kedalam larutan fiksasi sesegera mungkin maksimal 30
detik setelah pengambilan sampel
10. Keluarkan spekulum
11. Fiksasi slide dengan larutan fiksasi (larutan ethanol 98%) selama maksimal
30 menit kemudian keringkan
Hal yang harus segera dilakukan setelah pemeriksaan Pap Smear
1. Buang sarung tangan, kapas, dan bahan sekali pakai lainnya ke dalam
container (tempat sampah) yang tahan bocor. Sedangkan alat-alat yang
dapat dipakai lagi dekontaminasi lartan chlorin 0.5% selama 10 menit.
2. Cuci tangan dengan air dan sabun
Konseling post pemeriksaan pap smear
1. Klien diminta datang kembali utuk mengambil hasil pap smear
2. Jelaskan hasil pap smear
3. Jika ditemukan sel tidak normal menunjukkan pra kanker, jelaskan
beberapa pilihan terapi yang dapat dilakukan
4. Beri kesempatan klien untuk bertanya sampai dengan mengerti dan berikan
kesempatan untuk memutuskan terapi yang diinginkan
24
Modul Praktikum Kesehatan Reproduksi Akbid Griya Husada| 25
PROGRAM KONSELING DALAM PELAYANAN KB
B. Deskripsi Singkat
Materi program KIE dalam pelayanan KB ini mewajibkan mahasiswa untuk dapat
mempraktekkannya sesuai dengan program KB sehingga mempunyai cara pandang yang
benar dalam pelayanan KB dan klien mampu mengambil keputusan sendiri KB yang akan
digunakannya sesuai dengan kebutuhannya.
C. Materi
1. Pengertian
K I E (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) KB adalah suatu kegiatan yang
mendorong masyarakat untu secara sadar konsep keluarga kecil sebagai perilaku yang
bijak dan bertanggung jawab.
Komunikasi : Adalah proses berbagai informasi antara petugas KIE dengan
masyarakat sehingga pada akhirnya tercapai suatu persepsi yang sama
antara petugas dengan segenap masyarakat tentang norma keluarga
kecil sejahtera.
Informasi : Adalah semua data fakta, rumusan, serta acuan yang perlu diketahui
dipahami, dan dilaksanakan oleh masyarakat dalam rangka
melaksanakan keluarga berencana.
Edukasi : Adalah kegiatan yang mendorong terjadinya proses perubahan
pengetahuan, sikap dan praktek masyarakat tentang KB secara wajar
sehingga masyarakat melaksanakan KB secara mantap sebagai
perilaku yang sehat dan bertanggung jawab.
Modul Praktikum Kesehatan Reproduksi Akbid Griya Husada| 26
2. KIE KB mempunyai ciri-ciri :
a. Adanya komunikasi dua arah antara para pengelola dan pelaksana program
dengan masyarakat yang senantiasa memperhatikan nilai dan norma yang hidup.
b. Program yang berorientasi pada perilaku.
3. Tujuan KIE KB :
Umum : Memantapkan sikap perilaku dan kemandirian masyarakat dalam
proses pelembagaan dan pembudayaan NKKBS menuju manusia yang
berkualitas dan produktif.
Khusus :
a. Meningkatkan kesadaran ber KB sebagai perilaku yang wajar menuju NKKBS.
b. Meningkatkan penerimaan konsep NKKBS sebagai materi dalam keluarga
khususnya dikalangan generasi muda dan PUS muda.
c. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktek kontrasepsi khususnya kontrasepsi
efektif, serta kegiatan integrasi KB diberbagai sektor kegiatan.
d. Meningkatkan kesadaran peran serta dan kemandirian anggota masyarakat untuk
ikut bertanggung jawab dalam mengelola dan melaksanakan gerakan KB.
F. Soal
1. Semua data fakta, rumusan, serta acuan yang perlu diketahui dipahami, dan
dilaksanakan oleh masyarakat dalam rangka melaksanakan keluarga berencana
merupakan pengertian dari …
a. Komunikasi
b. Konseling
c. Informasi
d. Edukasi
2. Ciri-ciri pelaksanaan KIE yang benar adalah …
a. Komunikasi dua arah antara para pengelola dan pelaksana program dengan
masyarakat.
b. Tidak perlunya nilai dan norma yang hidup di masyarakat.
c. Program tidak berorientasi pada perilaku
d. Program berorientasi pada nilai dan norma masyarakat.
3. Yang bukan menjadi tujuan dari KIE adalah ….
a. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya KB
b. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktek kontrasepsi sederhana.
c. Meningkatkan kesadaran peran serta masyarakat dalam mengelola dan
melaksanakan gerakan KB.
d. Meningkatan kemandirian anggota masyarakat untuk ikut bertanggung jawab
dalam pelaksanaan KB.
4. Media televisi digunakan untuk jenis KIE …
a. Penerangan Massa
Modul Praktikum Kesehatan Reproduksi Akbid Griya Husada| 30
b. Penerangan Kelompok
c. Penerangan Tatap Muka
d. Penerangan Individu
5. Meningkatkan penyebarluasan KIE KB kepada masyarakat umum melalui media
massa termasuk dalam langkah prioritas ….
a. Langkah pemerataan
b. Menggalang Generasi Muda
c. Memperkuat Lini Lapangan
d. Meningkatkan Kemandirian
G. Tugas
Cari materi ini dalam buku bacaan tambahan sehingga melengkapi informasi yang tidak
terdapat di buku ini.
B. Deskripsi Singkat
Pada materi ini dijelaskan secara terperinci teknik pemberian pelayanan kontrasepsi pil
kepada klien sesuai dengan kebutuhan klien dengan melihat factor keuntungan dan
kerugian, indikasi dan kontraindikasi serta cara minum pil yang tepat, sehingga
mahasiswa dapat memberikan pelayanan dengan tepat.
C. Materi
1. Pil Kombinasi
a) Jenis
(1) Monofasik
Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormone aktf
estrogen/ progesterone dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormone
aktif.
(2) Bifasik
Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormone aktif
estrogen/ progesterone dalam dus dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa
hormone aktif.
(3) Trifasik
Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormone aktf
estrogen/ progesterone dengan 3 dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa
hormone aktif.
Tabel 3 : Penanganan efek samping yang sering terjadi dan masalah-masalah kesehatan
lainnya
Efek samping atau masalah Penanganan
Amenorea ( tidak ada perdarahan Periksa dalam atau tes kehamilan, bila tidak
atau Spotting ) hamil dank klien minum pil dengan benar,
tenanglah. Tidak dating haid kemungkinan
besar karena kurang adekuatnya efek estrogen
terhadap endometrium. Tidak perlu pengobatan
khusus. Coba berikan pil dengan dosis estrogen
50 mg, atau dosis estrogen tetap, tetapi dosis
progestin dikurangi. Bila klien hamil
intrauterine, hentikan pil dan yakinkan pasien,
bahwa pil yang telah diminumnya tidak punya
efek pada janin.
Mual, pusing, atau muntah Tes kehamilan, atau pemeriksaan ginekologik.
( akibat reaksi anafilaktik ) Bila tidak hamil, sarankan minum pil saat
Tabel 4 : Penanganan efek samping yang sering terjadi dan masalah-masalah kesehatan
lainnya
Tanda Masalah yang mungkin terjadi
Nyeri dada hebat, batuk, napas Serangan jantung atau bekuan darah di dalam
pendek paru
Sakit kepala hebat Stroke, hipertensi, migrain
Nyeri tungkai hebat. (betis atau Sumbatan pembuluh darah tungkai
paha)
Nyeri abdomen hebat Penyakit kandung empedu, bekuan darah,
pankreatitis
Kehilangan penglihatan atau kabur Stroke, hipertensi, atau problem vaskular
Tidak terjadi perdarahan/spotting Kemungkinan kehamilan
setelah selesai minum pil.
2) KB suntik Kombinasi
a) Pengertian
Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg depo medroksiprogesteron asetat
dan 5 mg estradiol sipionat yang diberikan injeksi I.M. sebulan sekali
(Cyclofem), dan 50 mg noretindron enatat dan 5 mg estradiol valerat yang
diberikan injeksi I.M. sebulan sekali.
b) Cara kerja
(1) Menekan ovulasi
(2) Membuat lendir serviks menjadi kental sehingga penetrasi sperma
terganggu.
(3) Perubahan pada endometrium (atrofi) sehingga implantasi terganggu.
(4) Menghambat transportasi gamet oleh tuba.
c) Efektifitas
Sangat efektif (0,1 – 0,4 kehamilan per 100 perempuan) selama tahun
pertama penggunaan.
d) Keuntungan Kontrasepsi
(1) Resiko terhadap kesehatan kecil
(2) Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
(3) Tidak diperlukan pemeriksaan dalam
(4) Jangka panjang
(5) Efek samping sangat kecil
(6) Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
e) Keuntungan Nonkontrasepsi
(1) Mengurangi jumlah perdarahan
(2) Mengurangi nyeri saat haid
(3) Mencegah anemia
a) Profil
(1) Efektif 5 tahun untuk Norplant, 3 tahun untuk Jadena, Indoplant, atau Implanon.
(2) Nyaman
(3) Dapat dipakai oleh semua ibu dalam usia reproduksi.
(4) Pemasangan dan pencabutan perlu pelatihan.
(5) Kesuburan segera kembali setelah implan dicabut
(6) Efek samping utama berupa perdarahan tidak teratur, perdarahan bercak dan
amenorea
(7) Aman dipakai pada masa laktasi.
b) Jenis
(1) Norplant terdiri dari 6 batang silastik berongga dengan panjang 3,4 cm, dengan
diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36 mg levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun.
(2) Implanon terdiri dari satu batang putih lentur denga panjang kira-kira 40 mm, dan
diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 mg 3-keto-desogestrel dan lama kerjanya 3
tahun.
(3) Jadena dan Indoplant terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg levonorgestrel
dengan lama kerja 3 tahun.
c) Cara kerja
(1) Lendir serviks menjadi kental.
(2) Menggangu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi.
(3) Mengurangi transportasi sperma.
(4) Menekan ovulasi.
d) Efektivitas.
Sangat efektif (0,2 – 1 kehamilan per 100 perempuan)
e) Keuntungan kontrasepsi
(1) Daya guna tinggi
(2) Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun)
(3) Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan.
(4) Tidak memerlukan pemeriksaan dalam.
(5) Bebas dari pengaruh estrogen.
(6) Tidak mengganggu kegiatan senggama.
(7) Tidak menggangu ASI.
Petunjuk Pencabutan
Kapsul yang sulit ditemukan
Kadang-kadang kapsul tidak bias dicabut semuanya pada kunjungan pertama. Jangan
paksakan untuk mencabut 1 atau 2 kapsul yang sulit dicabut. Aturan yang umum adalah bila
seluruh kapsul tidak bisa dicabut dalam waktu 20 sampai 30 menit atau klien tampak gelisah
maka cara yang terbaik adalah menghentikan tindakan pencabutan, memulangkan klien dan
Modul Praktikum Kesehatan Reproduksi Akbid Griya Husada| 87
meminta dating kembali bila luka insisi sudah benar-benar sembuh. Biasanya kapsul yang
tersisa tersebut akan teraba dan dapat dicabut pada kunjungan kedua.
Ingat : Bila klien tidak ingin hamil, harus diberi metode kontrasepsi pengaman untuk
dipakai selama menunggu pencabutan kapsul yang tersisa.
Kapsul yang tidak dapat diraba
Ada 2 cara untuk menentukan lokasi kapsul yang dipasang terlalu dalam sehingga tidak bias
diraba dengan jari yaitu dengan sinar X dan Ultrasoun. Dengan menggunakan bahan
radiopaque untuk memberi tanda pada tempat insisi, maka kapsul yang juga radiopaque
biasanya dapat ditentukan dengan sinar X (pasang pada 50-55 kilovolts dan 4-5 miliamper,
dengan waktu pemapaparan 0,03 detik). Kedalamannya tidak dapat ditentukan dengan sinar
X, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan lokasi kapsul.
Dengan Ultrasound, bayangan yang ditimbulkan oleh kapsul dapat ditentukan (contohnya
suatu bayangan dengan daerah yang tidak ada echo akan tampak dibawah masing-masing
kapsul). Penyetelan khusus (posisi probe ultrasound) mungkin diperlukan untuk memusatkan
gambar pada ultrasound.
Kapsul yang putus
Pencabutan akan lebih sulit bila kapsul terputus pada waktu berusaha mengeluarkannya.
Sekali kapsul teputus, mka ada kemungkinan akan putus lagi setiap kali melakukan jepitan
dengan klem. Kadang-kadang diperlukan insisi baru di ujung atas kapsul pada pencabutan
kapsul yang sudah putus sehingga sisa kapsul tersebut dapat dicabut.
Pemasangan kedua
Bila klien ingin meneruskan memakai Norplant, maka satu set kapsul yang baru dapat segera
dipasang setelah selesai pencabutan. Dari hasil pengamatan, tidak didapatkan perbedaan yang
bermakna antara kadar LNG setelah pemasangan pertama dengan pemasangan kedua pada
tempat yang sama maupun pada lengan yang lain.
Kapsul yang baru dapat dipasang melalui insisi dan arah yang sama dengan yang
terdahulu.
Pilihan lain, kapsul dipasang dengan arah yang berlawanan. Saat memasang dengan arah
yang berlawanan, pastikan kapsul tidak terpasang terlalu dekat dengan siku karena akan
mengganggu gerakan siku.
Insisi baru hanya dilakukan bila terlalu banyak jaringan ikat yang rusak pada tempat
pemasangan pertama atau bila tidak ada tempat yang cukup antara tempat insisi dan
lipatan siku.
Tabel 13 : Penanganan efek samping yang umum dan permasalahan yang lain.
Efek samping/ Penanganan
Permasalahan
Amenorea Periksa apakah sedang hamil, apabila tidak, jangan lepas AKDR,
lakukan konseling dan selidiki penyebab amenorea apabila dikehendaki.
Apabila hamil, jelaskan dan sarankan untuk melepas AKDR apabila
talinya terlihat dan kehamilan kurang dari 13 minggu. Apabila benang
tidak terlihat, atau kehamilan kurang lebih dari 13 minggu, AKDR
jangan dilepas. Apabila klien sedang hamil dan ingin mempertahankan
kehamilannya tanpa melepas AKDR, jelaskan adanya resiko
kemungkinan terjadinya kegagalan kehamilan dan infeksi serta
perkembangan kehamilan harus lebih diamati dan diperhatikan.
Kejang Pastikan dan tegaskan adanya PRP dan penyebab lain dari kekejangan.
Tanggulangi penyebabnya apabila ditemukan. Apabila tidak ditemukan
penyebabnya beri analgesic untuk sedikit meringankan. Apabila klien
2) Waktu penggunaan
Setiap waktu dalam siklus haid, yang dapat dipastikan klien tidak hamil.
Hari pertama sampai ke-7 siklus haid.
Segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau setelah 4 minggu
pascapersalinan ; setelah 6 bulan apabila menggunakan metode amenorea laktasi
(MAL). Perlu diingat, angka akspulsi tinggi pada pemasangan segera atau selama 48
jam pascapersalinan.
Persiapan
Pemasangan AKDR
Siapkan peralatan dan instrument yang diperlukan sebelum melakukan tindakan, agar dapat
menghemat waktu. Bila alat-alat berada dalam paket yang telah disterilisasi maupun diDTT,
jangan membuka paket sebelum pemeriksaan panggul selesai dan keputusan akhir untuk
pemasangan dilakukan.
Peralatan dan Instrumen yang dianjurkan untuk pemasangan yaitu :
Bivalve speculum (kecil, sedang, atau besar)
Tenakulum
Sonde uterus
Forsep / korentang
Gunting
Mangkuk utuk larutan antiseptik
Sampaikan kepada klien Hal ini untuk menambah ke- Akankan klien bercakap-cakap
kemungkinan akan merasa percayaan dan percaya diri. sepanjang pemasangan
sedikit sakit pada beberapa
langkah waktu pmasangan
dan nanti akan diberitahu
bila sampai pada langkah
tersebut.
Gunakan tenakulum untuk Tenakulum untuk stabilisasi Pasang tenakulum secara hati-
menjepit serviks. uterus dan mengurangi resi- hati pada posisi vertikal, jepit
ko perforasi. dengan pelan hanya pada satu
tempat untuk mengurangi sakit.
Langkah 6
Masukkan sonde uterus Untuk menentukan posisi Masukkan secara perlahan dan
uterus dan kedalaman hati-hati.
kavum uteri.
Memasukkan sonde sekali Jangan menyentuh dinding
masuk (teknik tanpa sentuh) vagina atau bibir speculum,
dimaksudkan untuk mengu- untuk menghindari kontami-
rangi resiko infeksi. nasi.
Langkah 7
Pasang AKDR Copper Atur letak leher biru pada Jangan memaksa pemasa-ngan
T 380A tabung inserter sesuai bila terasa ada tahanan.
dengan kedalaman kavum
uteri. Hati-hati memasukkan
tabung inserter sampai leher
biru menyentuh fundus atau
sam-pai terasa ada tahanan.
Lepas lengan AKDR Pergunakan tenakulum untuk
dengan menggunakan teknik menahan saat melepas lengan
mena-rik (with drawal AKDR.
technique). Tarik keluar
pendorong.
Minta klien menunggu di Untuk mengamati bila Keadaan ini walaupun jarang
klinik selama 15-30 menit terjadi rasa sakit yang amat bisa terjadi bila dipasang
setelah pemasangan sangat pada perut, mual atau AKDR berkandungan temba-
AKDR. mentah sehingga mungkin ga dengan ukuran kecil dan
AKDR perlu dicabut bila pada perempuan yang sudah
dengan analgesic ringan pernah melahirkan.
(aspirin atau ibuprofen) rasa
sakit tersebut tidak hilang.
Pencabutan AKDR
Siapkan peralatan dan instrument yang diperlukan untuk pencabutan AKDR Instrumen dan
bahan yang diperlukan adalah :
Bivalve speculum (kecil, sedang, atau besar)
Forsep / korentang
Mangkuk utuk larutan antiseptik
Sarung tangan (yang telah diDTT atau disterilisasi atau sarung tangan periksa yang baru).
Cairan antiseptic (mis : povidon iodine) untuk membersihkan serviks.
Kain kasa atau kapas
Sumber cahaya yang cukup utnuk menerangi serviks