Anda di halaman 1dari 65

PERBANDINGAN INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN

GLIKEMIK ANTARA BUBUR KACANG HIJAU


DAN BUBUR KACANG HIJAU YANG
DISERTAI KETAN HITAM

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA KEDOKTERAN

OLEH:
Silvi Apriani
1112103000017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/2015 M

i
ii
v
v
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt atas segala kenikmatan,
karunia dan rahmat yang tiada henti dilimpahkanNya sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan penelitian ini. Shalawat dan salam senantiasa terlimpah
curahkan kepada baginda alam Nabi Muhammad saw yang senantiasa menuntun
umatnya pada jalan kebaikan. Penulis menyadari, tanpa bimbingan, dukungan dan
semangat yang tiada henti dari berbagai pihak maka penelitian ini tidak akan
pernah selesai. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. H. Arif Sumantri, M.Kes, selaku Dekan FKIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. dr. Achmad Zaki, M.Epid, Sp.OT selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. dr. Witri Ardini, M.Gizi, Sp.GK, selaku pembimbing 1 yang senantiasa
membimbing dan memberikan masukan kepada penulis serta semangat luar
biasa yang beliau berikan menjadikan salah satu motivator terbesar dalam
menyelesaikan penelitian ini.
4. Zeti Harriyati, M.Biomed selaku pembimbing 2 yang senantiasa meluangkan
waktu di tengah kesibukan beliau untuk memberikan bimbingan dan masukan,
sehingga penulis dapat menyelesaikan semua laporan penelitian ini sampai
akhir.
5. dr. Nouval Shahab, Sp.U, FICS, FACS, Ph.D selaku penanggung jawab riset
PSPD 2012 yang telah memberikan fasilitas dan semangat kepada penulis
untuk menyelesaikan penelitian ini.
6. Bapak dan Mamah atas segala limpahan kasih sayang, dukungan, semangat,
dan linangan air mata dalam setiap panjatan doa untuk penulis. Senantiasa
menjadi motivator terbesar dalam setiap langkah perjuangan penulis untuk
menjalani semua proses demi pencapaian cita-cita penulis. Doa penulis
panjatkan agar senantiasa berada dalam limpahan karunia dan rahmatNya.
7. Angki Perdiyana, adik yang senantiasa menjadi teman curhat dan memberikan
segala masukan dalam permasalahan. Semoga keberkahan dan kesuksesan
selalu tercurah untukmu.
8. dr. Marwan Sutiawan atas segala bantuan dan sebagai teman curhat sejati yang
selalu menemani dalam suka maupun duka. Selalu memberikan masukan dan
semangat dalam segala hal. Semoga kebahagian dan kesuksesan dunia akherat
senantiasa dilimpahkanNya kepadamu.
9. Adik-adik responden yang baik hati, Raissa, Julia, Ami, Mela, Melda, Azmi,
Fathur, Kono, Rifa’i, Wildan, Asis, Billy, Azharan, Fadhli dan Sandi. Semoga
kemudahan senantiasa menyertai kalian.
10. Aa penjual bubur yang sudah membantu dan mau bekerjasama memberikan
informasi yang dibutuhkan penulis. Semoga dagangannya semakin laris.
11. Teman-teman sekelompok atas perjuangan bersama saling dukung dan bahu
membahu satu sama lain dalam segala proses penelitian, Ranita dan Ega
senantisa ringan tangan dalam membantu, Zahra atas segala bantuannya
mengajari SPSS, dan Eel yang baik hati.

v
12. Sahabat terbaik para calon bidadari syurga Miftah, Mae yang selalu bersama
dalam setiap ujian Binayu, Riza, Didi yang selalu mendengarkan keluh kesah,
dan ifah LOME terbaik yang selalu setia memberikan izin bolos rapat
SCOME di saat banyak kegiatan acara berbentrok skripsi ini, semoga
senantiasa di limpahkan kebahagiaan.
13. Kak Jiddi dan Kak Evan, atas saran dan sharing pengalaman yang bermanfaat
bagi penulis.
14. Seluruh teman sejawat PSPD 2012 atas tiga tahun perjuangan bersama saat
suka maupun duka dalam menghadapi segala proses menuju cita-cita bersama.
Doa senantiasa penulis panjatkan semoga senantiasa diberikan kelancaran
dalam segala proses menuju gelar dokter.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan dan


terlampau jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang membangun sehingga dapat memperbaiki penelitian ini. Penulis
berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan masyarakat luas.
Ciputat, 7 Agustus 2015

Silvi Apriani

vi
ABSTRAK

Silvi Apriani. Program Studi Pendidikan Dokter. Perbandingan Indeks


Glikemik dan Beban Glikemik antara Bubur Kacang Hijau dan Bubur
Kacang Hijau Yang Disertai Ketan Hitam.2015
Indeks Glikemik (IG) merupakan besaran angka yang digunakan untuk mengukur
kecepatan makanan yang diserap tubuh menjadi glukosa darah. Beban Glikemik
(BG) adalah kandungan jumlah karbohidrat dalam suatu sajian makanan. Risiko
penyakit kronis terutama gangguan metabolik seperti diabetes mellitus berkaitan
dengan pola makan terutama asupan karbohidrat.Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui perbandingan IG dan BG antara bubur kacang hijau dan bubur
kacang hijau yang disertai ketan hitam. Responden dalam penelitian ini berjumlah
14 orang sehat dengan IMT normal dan tidak memiliki gangguan metabolisme
glukosa. Responden sebelumnya berpuasa selama 10-14 dan tidak melakukan
aktivitas berat. Pemeriksaan glukosa darah dilakukan sebelum makanan uji
diberikan dan selama 2 jam dalam menit yang telah ditentukan.Setelah
pengolahan data didapatkan nilai rerata IG dan BG. Indeks glikemik bubur kacang
hijau 96,45 (P 7,28) dan bubur kacang hijau dengan ketan hitam 94,91 (P 7,26).
Beban glikemik bubur kacang hijau 64,71 (P 0,000) dan bubur kacang hijau yang
disertai ketan hitam (P 0,000).
Kata kunci : indeks glikemik, beban glikemik, glukosa darah, bubur kacang hijau,
ketan hitam.

Silvi Apriani. Medical Education Study Program. The Differences of


Glycemic Index and Glycemic Load between Porridge Green Bean and
Porridge Green Bean wich Accompanied Black Sticky Rice.2015
Glycemic index is a value that used to measure a speed of food until it is changed
into blood glucose. Glycemic load is a value of one serving of food ability to
increasing blood glucose level. The risk factor of chronic disease especially
metabolic disorder is related to dietary habit. The purpose of this study is to know
the comparison of glycemic index and glycemic load between green bean porridge
and green bean porridge with black sticky rice. The tola of respondent is 14
healthy people with normal Body Mass Index (BMI) and didnt have blood glucose
metablism disorder. Before the test, the respondent fasted for 10-14 hours dan not
allowed to do overexercise. The blood glucose is examined before giving the test
food and for hours later with specific minute of interval. After processing the data,
the glycemic index and glycemic load are gained. Glycemic index of green bean
porridge is 96,45 (P 7,28) and green bean porridge with black sticky rice is 94,91
(P 7,26). Glycemic load of green bean porridge is 64,71 (P 0,000) and green bean
porridge with black sticky rice is 47,74 (P 0,000).
Keywords: glycemic indeks, glycemic load, blood glucose, porridge, green bean,
black sticky nice.

vii
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL .................................................................................... i


LEMBAR PERNYATAAN ..................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................... iv
KATA PENGANTAR .............................................................................. v
ABSTRAK ................................................................................................ vii
DAFTAR ISI ............................................................................................. viii
DAFTAR TABEL .................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xii
DAFTAR SINGKATAN .......................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 2
1.3 Hipotesis ............................................................................................. 2
1.4 Tujuan Penelitian ................................................................................ 2
1.4.1 Tujuan Umum ........................................................................ 2
1.4.2 Tujuan Khusus ......................................................................... 2
1.5 Manfaat Penelitian .............................................................................. 3
1.5.1 Bagi Institusi ........................................................................... 3
1.5.2 Bagi Peneliti ............................................................................ 3
1.5.3 Bagi Masyarakat ...................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Landasan Teori .................................................................................... 4
2.1.1 Definisi Karbohidrat ................................................................ 4
2.1.2 Klasifikasi Karbohidrat ........................................................... 4
2.1.3 Pencernaan dan Metabolisme Karbohidrat .............................. 5
2.1.4 Bubur Kacang Hijau ................................................................. 7
2.1.5 Indeks Glikemik ...................................................................... 8
2.1.6 Faktor Mempengaruhi Indeks Glikemik .................................. 9
2.1.7 Beban Glikemik ....................................................................... 11
2.2 Kerangka Teori ................................................................................... 12
2.3 Kerangka Konsep ................................................................................ 13
2.4 Definisi Operasional ........................................................................... 14

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Desain Penelitian .............................................................................. 15
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................... 15
3.3 Populasi dan Sampel ......................................................................... 15
3.4 Alat dan Bahan Penelitian ............................................................... 15
3.5 Kriteria Inklusi dan Eksklusi ............................................................ 15
3.5.1 Kriteria Innklusi ...................................................................... 15

viii
3.5.2 Kriteria Eksklusi ...................................................................... 16
3.5.3 Kriteria Eliminasi / Drop out.................................................... 16
3.6 Besar Sampel dan Cara Perekrutaan Responden ............................... 16
3.7 Cara Persiapan Makanan Uji ............................................................ 16
3.8 Alur Penelitian ................................................................................... 18
3.9 Cara Kerja Penelitian ......................................................................... 18
3.10 Rencana Pengolahan Data dan Analisa Data .................................... 19

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1. Karakteristik Responden ................................................................... 21
4.2. Kadar Glukosa Darah ....................................................................... 21
4.3. Indeks Glikemik................................................................................. 23
4.4. Beban Glikemik ................................................................................ 24
4.5. Keterbatasan Penelitian ................................................................... 25

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 26
5.2 Saran ................................................................................................. 26

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 27


LAMPIRAN .............................................................................................. 30

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kategori Pangan Menurut IG dengan


Glukosa Murni Sebagai Standar.................................................. 9
Tabel 2.2 Faktor Mempengaruhi Indeks Glikemik ..................................... 10
Tabel 2.3 Klasifikasi Makanan Berdasarkan Nilai Beban Glikemik .......... 12
Tabel 3.1 Makanan Uji dengan Kandungan Karbohidrat ........................... 17
Tabel 3.2 Makanan Uji Bubur Kacang Hijau 50 gram Karbohidrat ........... 17
Tabel 3.3 Makanan Uji Bubur Kacang Hijau Menggunakan Ketan Hitam 17
Tabel 4.1 Karakteristik Responden ............................................................. 21
Tabel 4.2 Rata-Rata Kenaikan dan Penurunan Kadar Glukosa Darah ....... 21
Tabel 4.3 Kandungan Makanan Uji ............................................................ 22
Tabel 4.4 Persentase Kenaikan dan Penurunan Glukosa Darah (%) ......... 23
Tabel 4.5 Indeks glikemik Makanan Uji dan Makanan Standar ................ 24
Tabel 4.6 Beban glikemik Makanan Uji dan Makanan Standar ................. 24

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Klasifikasi Karbohidrat ........................................................... 5


Gambar 2.2 Pencernaan Karbohidrat .......................................................... 6
Gambar 4.1 Grafik Kenaikan dan Penurunan Kadar Glukosa Darah ........ 22

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Surat Persetujuan Responden .................................... 30


Lampiran 2 Lembar Status Kesehatan Responden ..................................... 31
Lampiran 3 Karakteristik Responden ......................................................... 32
Lampiran 4 Kriteria Status Gizi Menurut Asia Pasifik .............................. 33
Lampiran 5 Hasil Pemeriksaan Tanda Vital Responden............................. 34
Lampiran 6 Analisis Gizi dan Kebutuhan Makanan Uji ............................. 35
Lampiran 7 Perhitungan Luas Area Dibawah Kurva .................................. 37
Lampiran 8 Hasil Perhitungan Indeks Glikemik dan Beban Glikemik....... 40
Lampiran 9 Rerata Indeks Glikemik dan Beban Glikemik ......................... 41
Lampiran 10 Hasil Uji Statistik .................................................................. 42
Lampiran 11 Daftar Riwayat Hidup ........................................................... 52

xii
DAFTAR SINGKATAN

WHO World Health Organization


IG Indeks Glikemik
BG Beban Glikemik
IMT Indeks Massa Tubuh
RTP Roti Tawar Putih
BKI Bubur Kacang Hijau
BKIK Bubur Kacang Hijau dengan Ketan Hitam

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Menurut International Diabetes Federation (IDF) pada tahun 2012,
dikatakan prevalensi angka kejadian diabetes melitus (DM) didunia adalah
sebanyak 371 juta jiwa, dimana proporsi kejadian diabetes melitus tipe 2 adalah
95% dari populasi dunia yang menderita DM. Di Amerika Serikat, penderita DM
meningkat dari 6.536.163 jiwa di tahun 1990 menjadi 20.676.427 jiwa di tahun
2010. Menurut World Health Organization (WHO), angka kejadian DM di
Indonesia menempati urutan keempat tertinggi di dunia. World Health
Organization memprediksi kenaikan jumlah penyandang diabetes mellitus di
Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun
20301,2.
Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, angka kejadian
penyakit tidak menular di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir meningkat,
salah satunya adalah penyakit DM. Peningkatan ini salah satunya diakibatkan oleh
perubahan pola makan masyarakat Indonesia.2,3
Indeks Glikemik (IG) merupakan besaran angka yang digunakan untuk
mengukur kecepatan makanan yang diserap tubuh menjadi glukosa darah.
Semakin tinggi indeks glikemik, semakin cepat dampaknya terhadap kenaikan
glukosa darah4. Makanan yang memiliki nilai indeks glikemik rendah dapat
menunda rasa lapar, sedangkan makanan yang memiliki nilai indeks glikemik
tinggi mampu meningkatkan kadar glukosa darah dengan cepat2,5.
Dari penelitian American Journal of Clinical Nutrition (2014) didapatkan
bahwa makanan dengan indeks glikemik tinggi meningkatkan risiko terkena
diabetes mellitus tipe 2. Menurut American Diabetes Association (2010), DM
merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia. Penyakit DM merupakan ancaman serius bagi kesehatan, yang
menjadi penyebab kematian urutan ke-6 di dunia4,5.

1
Sebagian besar masyarakat Indonesia lebih banyak mengkonsumsi
makanan yang mudah didapat dan relatif terjangkau. Salah satunya adalah bubur
kacang hijau yang sering dikonsumsi sebagai pengganti makanan utama karena
selain mudah disajikan juga cepat mengenyangkan. Selain itu banyak varian
makanan dari bubur kacang hijau, salah satunya adalah bubur kacang hijau
dengan ketan hitam. Proses pengolahan tersebut juga dapat meningkatkan mutu
fisiologis makanan yang dinilai dengan indeks glikemik.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti mengenai
perbandingan indeks glikemik (IG) dan beban glikemik (BG) antara bubur kacang
hijau dan bubur kacang hijau yang disertai ketan hitam.

1.2. Rumusan Masalah


Adakah perbedaan IG dan BG antara bubur kacang hijau dan bubur kacang
hijau yang disertai ketan hitam?

1.3. Hipotesis
Terdapat perbedaan bermakna antara IG dan BG antara bubur kacang hijau
dan bubur kacang hijau yang disertai ketan hitam.

1.4. Tujuan Penelitian


1.4.1. Tujuan Umum
Mengetahui perbedaan IG dan BG antara bubur kacang hijau dan bubur
kacang hijau yang disertai ketan hitam.
1.4.2. Tujuan Khusus
1. Memperoleh hasil pengukuran IG dan BG setelah mengkonsumsi bubur
kacang hijau dan bubur kacang hijau yang disertai ketan hitam.
2. Menggolongkan IG dan BG bubur kacang hijau dan bubur kacang hijau
yang disertai ketan hitam ke dalam klasifikasi IG dan BG rendah, sedang
dan tinggi.

v
1.5. Manfaat Penelitian
1.5.1 Bagi Institusi
1. Menambah referensi yang ada di kepustakaan Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Penelitian ini dapat menjadi acuan untuk penelitian selanjutnya.
1.5.2 Bagi peneliti
1. Menambah ilmu pengetahuan khususnya tentang ilmu kesehatan gizi.
2. Sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran di Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
1.5.3 Bagi Masyarakat
Sebagai acuan masyarakat dalam mengkonsumsi bubur kacang hijau
dengan kebutuhannya.

v
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori


2.1.1. Definisi Karbohidrat
Karbohidrat adalah senyawa organik yang terbentuk dari 3 unsur yaitu
Karbon (C), Oksigen (O) dan Hidrogen (H). Oksidasi karbohidrat menjadi CO2
dan H2O di dalam tubuh menghasilkan energi sekitar 4 kkal/kg. Di dalam tubuh
karbohidrat dapat dibentuk dari beberapa protein dan lemak. Akan tetapi sebagian
besar karbohidrat diperoleh dari bahan makanan yang dikonsumsi sehari-hari,
terutama sumber bahan makan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.6,7
Bentuk molekul karbohidrat yang paling sederhana tersusun dari satu
molekul gula yang disebut monosakarida, misalnya glukosa, galaktosa, dan
fruktosa. Karbohidrat dalam makanan umumnya merupakan polimer yang
tersusun dari beberapa molekul gula yang terangkai menjadi rantai yang panjang
serta kadang bercabang-cabang, yang disebut polisakarida. Fungsi karbohidrat
antara lain sebagai sumber energi utama yang diperlukan untuk bergerak,
memberi rasa kenyang, dan sebagai pembentukan cadangan sumber energi.
Kelebihan karbohidrat dalam tubuh akan disimpan dalam bentuk glikogen dan
lemak sebagai cadangan sumber energi yang sewaktu-waktu dapat
dipergunakan.6,7

2.1.2. Klasifikasi Karbohidrat


Klasifikasi karbohidrat pada umumnya didasarkan atas kompleksitas
struktur kimianya. Berdasarkan kompleksitasnya, karbohidrat dibedakan atas
karbohidrat sederhana, yang lebih dikenal sebagai monosakarida,dan karbohidrat
kompleks, yang meliputi disakarida, oligosakarida, dan polisakarida.
Monosakarida, misalnya glukosa, galaktosa, dan fruktosa adalah karbohidrat
paling sederhana. Monosakarida dapat disatukan bersama-sama oleh ikatan
glikosidat untuk membentuk karbohidrat lain yang lebih kompleks. Disakarida
misalnya: sukrosa, maltosa dan laktosa, masing-masing tersusun dari 2
monosakarida yang disatukan oleh sebuah ikatan glikosidat. Oligosakarida,
4
misalnya komponen karbohidrat dalam glikoprotein dan glikolipid mengandung,
3 sampai sekitar 12 unit monosakarida. Polisakarida, misalnya pati dan glikogen,
mengandung puluhan ribu unit monosakarida. Walaupun fungsi utama
karbohidrat adalah sebagai sumber bahan bakar bagi tubuh, karbohidrat juga
berlaku sebagai prekursor untuk sintesis lemak, asam amino, glikolipid,
glikoprotein, dan proteoglikan.6,8
Klasifikasi karbohidrat dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 2.1. Klasifikasi karbohidrat9

2.1.3. Pencernaan dan Metabolisme Karbohidrat


Untuk dapat diserap disaluran cerna, egala jenis karbohidat yang terdapat
dalam makanan harus diubah menjadi karbohidrat sederhana yaitu glukosa,
melalui proses pencernaan dan metabolisme di hati. Proses pencernaan mengubah
karbohidrat makanan menjadi monosakarida melalui hidrolisis ikatan glikosidat
antara beberapa glukosa. Enzim utama yang berperan adalah amilase-α pankreas,
amylase di saliva, dan kompleks disakaridase semispesifik di membran brush-
border pada sel mukosa usus.6, 8
Glukosa, galaktosa, dan fruktosa hasil hidrolisis oleh enzim pencernaan
dipindahkan ke dalam sel epitel absortip pada usus halus melalui transpor aktif
dependent Na+ dan difusi fasilitasi. Transpor fasilitasi monosakarida tersebut
v
diperantarai oleh sekelompok protein transport glukosa (Glucose Transport
Protein, GLUT). Monosakarida masuk ke dalam kapiler jaringan pembuluh darah,
mengalir ke hati dan jaringan perifer, dan dipindahkan masuk ke dalam sel
melalui salah satu dari berbagai transporter glukosa spesifik jaringan. Jenis
transpoter yang ditemukan di masing-masing jaringan mencerminkan peran
metabolisme glukosa pada jaringan yang bersangkutan.6,7,8 Pada gambar dibawah
ini dapat dilihat penjelasan mengenai pencernaan karbohidrat:

Gambar 2.2. Pencernaan Karbohidrat8

Terdapat beberapa jalur metabolisme karbohidrat antara lain: glikolisis,


oksidasi piruvat, siklus asam sitrat, glikogenesis, glikogenolisis serta
glukoneogenesis.6,7,9
1. Glukosa sebagai bahan bakar utama metabolisme akan mengalami
glikolisis (dipecah) menjadi 2 piruvat jika tersedia oksigen.
2. Selanjutnya masing-masing piruvat dioksidasi menjadi asetil KoA.
3. Asetil KoA akan masuk ke jalur persimpangan yaitu siklus asam sitrat.
4. Jika sumber glukosa berlebihan, maka glukosa tidak dipecah dan
dirangkai menjadi polimer glukosa (glikogen). Glikogen disimpan di hati

v
dan otot sebagai cadangan energi jangka pendek. Jika kapasitas
penyimpanan glikogen sudah penuh, maka karbohidrat dikonversi menjadi
trigliserida sebagai cadangan energi jangka panjang.
5. Jika terjadi kekurangan glukosa dari diet sebagai sumber energi, maka
glikogen dipecah menjadi glukosa. Selanjutnya glukosa mengalami
glikolisis, diikuti dengan oksidasi piruvat sampai dengan siklus asam
sitrat.
6. Jika glukosa dari diet tidak tersedia dan cadangan glikogen habis, maka
sumber energi non karbohidrat yaitu lipid dan protein harus digunakan.
Jalur ini dinamakan glukoneogenesis (pembentukan glukosa baru) karena
dianggap lipid dan protein harus diubah menjadi glukosa baru yang
selanjutnya mengalami katabolisme untuk memperoleh energi.

2.1.4. Bubur Kacang Hijau


Kacang hijau memiliki nama latin Vigna radiata dan termasuk ke dalam
famili Fabaceae. Di Indonesia, kacang hijau umumnya dikonsumsi dalam bentuk
bubur yang disebut sebagai bubur kacang hijau. Bubur kacang hijau juga bisa
dihidangkan dengan campuran bubur ketan hitam.10
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bubur kacang hijau
adalah bubur yang terbuat dari kacang hijau, direbus dengan garam, gula merah
dan daun pandan sebagai pengharum, dan dimakan dengan tambahan santan
rebus. Sedangkan bubur ketan hitam adalah bubur yang terbuat dari beras ketan
hitam, direbus dengan garam dan gula, dan dimakan dengan santan rebus.11
Sebagai salah satu sumber makanan yang baik untuk kesehatan, bubur
kacang hijau ataupun bubur ketan hitam mengandung berbagai nutrisi penting
yang dibutuhkan oleh tubuh. Dalam 100 gram kacang hijau terkandung beberapa
nutrien.10,11
asam folat sebesar 159 µg/100 gr dan vitamin B1 sebesar 0,2 mg/100 gr.
Tidak hanya itu, kacang hijau juga dilengkapi dengan riboflavin, vitamin B6,
asam pantothenat, serta niasin, yang berguna membantu fungsi metabolisme dan
organ tubuh. Dalam 100 gram kacang hijau terdapat potasium (266 mg), fosfor
(99 mg), mangan (48 mg), kalsium (27 mg), magnesium (0,3 mg), zat besi (1,4

v
mg), zinc (0,8 mg), selenium (2,5 µg). Kandungan protein dalam setiap 100 gr
kacang hijau sebesar 7 gr protein. Protein dalam kacang hijau memiliki profil
asam amino lengkap dan dapat diserap tubuh lebih cepat. Kandungan serat dalam
100 gr kacang hijau sebesar 7,6 gr serat. Jumlah ini dapat memenuhi kebutuhan
serat harian sebesar 30%.10,12
Sedangkan 100 gram beras ketan hitam mengandung energi sebesar 356
kilokalori, protein 7 gram, karbohidrat 78 gram, lemak 0,7 gram, kalsium 10
miligram, fosfor 148 miligram, dan zat besi 1 miligram.10,12

2.1.5. Indeks Glikemik (IG)


Dalam memilih makanan untuk dikonsumsi, jenis karbohidrat yang
terkandung dalam makanan harus diperhatikan. Ada jenis karbohidrat yang cepat
diserap tubuh (sehingga kadar glukosa darah melonjak dan cepat terasa lapar lagi),
ada juga karbohidrat yang lambat diserap tubuh (sehingga kadar glukosa darah
lebih stabil dan terasa kenyang lebih lama). Kemampuan makanan tersebut
meningkatkan kadar glukosa plasma setelah dikonsumsi disebut indeks glikemik
(IG).13 Indeks glikemik makanan berhubungan dengan mudah atau tidaknya
makanan tersebut untuk dicerna. Makanan dengan IG rendah umumnya
disebabkan karena makanan tersebut mengandung serat tinggi.13,14
Peningkatan kadar glukosa darah dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu
jumlah dan jenis karbohidrat yang dikonsumsi. Efek dari IG suatu makanan akan
berubah jika dikonsumsi bersamaan dengan makanan lain. Maka, jika seseorang
mengonsumsi makanan dengan IG tinggi sebaiknya dikombinasikan dengan
makanan dengan IG rendah, sehingga dapat mengurangi efek peningkatan
13,14
terhadap kadar glukosa darah.
Indeks glikemik suatu makanan ditentukan dengan menghitung luas kurva
kenaikan dan penurunan kadar glukosa darah setelah mengkonsumsi makanan
tertentu yang dibandingkan dengan makanan standar, biasanya digunakan
glukosa murni. Indeks glikemik merupakan rasio antara luas kurva respon glukosa
makanan yang mengandung karbohidrat total setara dengan 50 gram terhadap luas
kurva respon glukosa setelah makan 50 gram glukosa, pada hari yang berbeda dan

v
pada orang sama.14,15 Kategori pangan menurut IG dapat dilihat pada tabel 2.1
berikut :

Tabel 2.1. Kategori pangan menurut IG dengan glukosa murni sebagai standar16
Kategori Pangan Rentang IG

IG rendah <55

IG sedang 55 – 70

IG tinggi >70

Mengonsumsi makanan yang memiliki nilai IG rendah akan berefek baik,


terutama bagi penderita DM, karena makanan yang memiliki nilai IG rendah akan
meningkatkan kadar glukosa darah secara perlahan sehingga akan membantu
mengontrol kadar glukosa darah dalam tubuh. Sedangkan makanan yang memiliki
nilai IG tinggi bila dikonsumsi dalam jumlah besar dapat meningkatkan risiko
penyakit diabetes melitus tipe 2.15,16

2.1.6. Faktor yang Mempengaruhi Indeks Glikemik


Pemecahan dan penyerapan karbohidrat oleh tubuh akan menyebabkan
kenaikan kadar glukosa darah. Kecepatan kadar glukosa darah mencapai puncak
tergantung dari kecepatan pencernaan dan penyerapan karbohidrat dalam tubuh.
Kadar glukosa dalam darah akan dipertahankan oleh tubuh agar tetap pada batas
normal, yaitu 110-70 mg/dl. Mekanisme mempertahankan kadar glukosa darah
tersebut melibatkan hormon insulin dan glukagon yang dilepaskan oleh pankreas.
Hormon insulin akan dilepaskan oleh penkreas pada kondisi tubuh dengan kadar
glukosa darah diatas 110 mg/dl. Sedangkan apabila kadar glukosa darah berada di
bawah 70 mg/dl, maka pankreas akan melepaskan hormon glukagon untuk
menstimulir pemecahan glikogen menjadi glukosa dan meningkatkan sintesis
glukosa agar kadar glukosa darah naik hingga batas normal.6,15
Beberapa faktor yang mempengaruhi indeks glikemik dapat dilihat pada tabel
2.2 dibawah ini :

v
Tabel 2.2. Faktor yang Mempengaruhi Indeks Glikemik16,17,18,19,20
No. Faktor Pengaruh terhadap Indeks Glikemik

1. Proses pengolahan Bentuk makanan mempengaruhi


kemampuan enzim untuk mencerna

2. Kadar serat pangan Serat meningkatkan viskositas di


intestinal dan memperlambat interaksi
antara pati dan enzim pencernaan

3. Kadar amilosa dan amilopektin Perbedaan bentuk struktur amilosa


dan amilopektin yang mempengaruhi
nilai IG suatu makanan.

4. Kadar lemak dan protein Protein dan lemak yang tinggi dalam
makanan membuat waktu
pengosongan lambung lebih lama

Dari tabel 2.2 diatas, nilai IG suatu makanan dipengaruhi oleh beberapa
factor, yaitu proses pengolahan, kadar serat pangan, kadar amilosa dan
amilopektin, serta kadar lemak dan protein dalam makanan tersebut. Proses
pengolahan mempengaruhi IG karena proses pengolahan akan mempengaruhi
kemampuan enzim dalam mencerna suatu bahan pangan. Semakin tinggi daya
cerna dan daya serap suatu makanan maka semakin cepat makanan tersebut
menaikkan kadar glukosa darah, sehingga semakin tinggi pula nilai IG makanan
tersebut.16,17
Serat pangan merupakan komponen makanan (karbohidrat kompleks)
dalam tanaman yang tidak dapat dicerna dan diserap oleh saluran pencernaan
manusia. Serat pangan terdiri dari komponen serat larut (soluble dietary fiber) dan
komponen serat tidak larut (insoluble dietary fiber). Mekanisme serat pangan
dalam mempengaruhi IG suatu makanan adalah dengan menurunkan efisiensi
penyerapan karbohidrat, sehingga menghambat peningkatan kadar glukosa darah

v
secara cepat dalam tubuh. Jenis serat pangan dalam mekanisme tersebut adalah
komponen serat larut misalnya pektin.18,19
Salah satu golongan karbohidrat yang berasal dari tanaman adalah pati.
Pati dalam bahan pangan terdapat dalam dua bentuk, yaitu amilosa dan
amilopektin. Amilosa memiliki struktur yang tidak bercabang, sedangkan
amilopektin memiliki struktur bercabang. Perbedaan bentuk struktur tersebut juga
dapat mempengaruhi nilai IG suatu makanan. Struktur amilosa yang lurus
membuat amilosa terikat lebih kuat sehingga lebih sulit dicerna oleh enzim,
sedangkan amilopektin yang memiliki struktur bercabang, ukuran molekul lebih
besar dan lebih terbuka, lebih mudah dicerna oleh enzim. Oleh sebab itu makanan
yang mengandung banyak amilosa akan lebih sulit dicerna, sehingga memiliki
nilai IG yang rendah.17,20
Kadar lemak dan protein mempengaruhi nilai IG suatu makanan karena,
tingginya kedua komponen tersebut dalam bahan pangan akan memperlambat laju
pengosongan lambung, sehingga pencernaan makanan di dalam usus halus juga
akan diperlambat. Berdasarkan hal tersebut, makanan yang memiliki kadar lemak
lebih tinggi secara teori akan memiliki nilai IG yang lebih rendah.16,20

2.1.7. Beban Glikemik (BG)


Beban Glikemik (BG) adalah angka yang menunjukan kandungan jumlah
karbohidrat dalam satu porsi makanan. Konsumsi makanan dengan IG dan BG
tinggi dapat meningkatkan risiko penyakit kronis khususnya penyakit yang
dipengaruhi pola hidup DM tipe 2.22,23 Untuk menghitung BG dapat dipergunakan
rumus sebagai berikut:
BG = ([Nilai IG x Karbohidrat Per sajian]/100)
Beban glikemik umumnya dipergunakan untuk mengukur dampak
potensial dari makanan terhadap kadar glukosa darah. Suatu makanan dapat
memiliki indeks glikemik tinggi, akan tetapi jika kandungan karbohidratnya
rendah dalam satu porsi makanan maka, tidak akan terlalu berdampak banyak
22,23
pada kenaikan glukosa darah. Klasifikasi makanan berdasarkan nilai BG
dapat dilihat pada tabel 2.3 berikut:

v
Tabel 2.3. Klasifikasi makanan berdasarkan nilai beban glikemik22,23,24
Klasifikasi Beban Glikemik Rentang Nilai
Rendah ≤ 10
Sedang >10 sampai <20
Tinggi ≥20

2.2. Kerangka Teori

Asupan
Karbohidrat

Monosakari Disakari Oligosakari Polisakarid


da da da a

Proses
Hidrolisis
ikatan Pencernaan
glikosidat

Mengubah Karbohidrat kompleks menjadi


monosakarida sederhana (Glukosa)

Glukosa masuk ke dalam


Pembuluh darah

Indeks Beban
Glikemik Glikemik

Organ Hati Jaringan Perifer


lainnya

Metabolisme

v
2.3. Kerangka Konsep

Bubur kacang hijau

Metabolisme
Karbohidrat
Bubur kacang hijau
dengan ketan hitam
Indeks
Glikemik
Kadar Glukosa
Darah
Beban
Glikemik

= Variabel yang diteliti

v
2.4. Definisi Operasional

No Variabel Definisi Cara ukur Alat ukur Skala Hasil


ukur ukur
1. Kadar Jumlah glukosa Pengambilan Glukometer, Numerik Nilai
Glukosa yang terdapat di darah kapiler merk Easy- glukosa
Darah dalam aliran lalu diuji dengan touch darah
darah dan test strip blood (mg/dL)
dihitung glucose meter
jumlahnya
melalui
pemeriksaan
darah

2. Indeks Peningkatan Membandingkan - Numerik Nilai


Glikemik kadar glukosa LABK makanan indeks
(IG) darah terhadap uji dengan glikemik
50 gram LABK makanan
karbohidrat standar.
makanan uji
dibandingkan - IG >70 = IG
dengan tinggi
peningkatan
kadar glukosa - IG 50-70 = IG
darah terhadap sedang
50 gram
karbohidrat - IG <50 = IG
makanan standar rendah
dalam 2 jam
pertama setelah
konsumsi14,15

3. Beban Kemampuan satu Nilai IG dikali - Numerik Nilai


Glikemik porsi makanan jumlah beban
(BG yang karbohidrat glikemi
mengandung dalam satu porsi
karbohidrat makanan dan
dalam dibagi 100
meningkatkan
glukosa darah

*Ket: LABK = Luas area di bawah kurva

v
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental untuk
mengetahui perbedaan indeks glikemik (IG) dan beban glikemik (BG) bubur
kacang hijau dengan ketan hitam dan bubur kacang hijau tanpa ketam hitam.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2015 di Kampus
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta dan lingkungan sekitarnya.

3.3. Populasi penelitian


Populasi Penelitian adalah mahasiswa/i Pendidikan Dokter angkatan 2013
yang berusia antara 19-20 tahun di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Keseharan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.4 Alat dan Bahan Penelitian


a. Glukometer dan test strip glukosa darah merk Easy-touch
b. Makanan standar roti tawar putih kupas 50 gram
c. Makanan uji : Bubur kacang hijau dengan ketan hitam dan bubur kacang
hijau tanpa ketan hitam yang mengandung 50 gram karbohidrat
d. Sampel darah responden, diambil dengan metode finger-prick

3.5 Kriteria Inklusi dan Eksklusi


3.5.1. Kriteria Inklusi
a. Sehat jasmani dan rohani
b. Indeks masa tubuh (IMT) normal berdasarkan kriteria Asia-
Pasifik

15
c. Tidak memiliki masalah metabolisme glukosa yang dibuktikan
dengan pemeriksaan GDP sebelum penelitian
d. Responden bersedia mengikuti semua prosedur penelitian ini
3.5.2. Kriteria Eksklusi
a. Responden sedang menjalani program diet 3 bulan terakhir
b. Responden sedang hamil/menyusui
3.5.3. Kriteria Eliminasi / Drop-out
a. Responden menolak melanjutkan kegiatan penelitian
b. Responden tidak dapat melanjutkan kegiatan penelitian hingga
selesai dengan beberapa alasan
c. Responden tidak melanjutkan ditengah penelitian
d. Responden memiliki gangguan pencernaan saat penelitian
berlangsung

3.6 Besar Sampel dan Cara Perekrutan Responden


Responden pada penelitian ini berjumlah 14 orang. Responden terdiri dari
pria dan wanita. Responden merupakan mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2013.
Pemilihan responden dilakukan dengan consecutive sampling.25
Proses penentuan responden dilakukan dengan cara anamnesis yang meliputi
identitas dan riwayat penyakit dahulu. Kemudian dilakukan pemeriksaan fisik
yang meliputi pemeriksaan tanda vital, pengukuran tinggi badan, berat badan dan
pemeriksaan kadar glukosa darah puasa (GDP). Pemeriksaan kadar glukosa darah
ini bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya gangguan metabolisme pada
responden. Hasil dari pemeriksaan fisik disesuaikan dengan kriteria normal yang
berlaku secara internasional. Responden direkrut berdasarkan kriteria inklusi.

3.7 Cara Persiapan Makanan Uji


Bubur kacang hijau yang digunakan merupakan bubur kacang hijau dengan
dan tanpa ketan hitam. Sebelum melakukan pengujian, peneliti mengatur jumlah
bubur kacang hijau yang akan diberikan agar mencapai porsi setara 50 gram
karbohidrat berdasarkan komposisi nutrien yang tercantum dalam daftar analisis

v
bahan makanan. Kandungan makro nutrien yang terkandung dalam makanan uji
dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.1. Komposisi Makronutrien Makanan Uji dan Makanan Standar


Makanan Uji Sajian(gram) Karbohidrat total (gram) Lemak (gram) Protein (gram)
Roti tawar putih* ±40 17 1,5 3

kacang hijau 100 62.9 1.2 22.2


Santan 100 0,00 4 0,00
Gula pasir 100 94.0 0 0
Ketan hitam 100 78.0 0.7 7.0

*Roti tawar putih dengan kandungan 50 gram karbohidrat digunakan sebagai


makanan standar.
Tabel 3.2 dan 3.3 menunjukan komposisi dan kandungan makronutrien dalam
bubur kacang hijau serta bubur kacang hijau dengan ketan hitam yang digunakan
dalam pemilihan ini untuk mendapatkan kandungan karbohidrat setara 50 gram
dalam tiap-tiap jenis makanan yang diuji.

Tabel 3.2. makanan Uji bubur kacang hijau dengan Kandungan 50 gram
No Bahan Berat/porsi Kandungan Kandungan Berat setelah
penyusun (matang) Kh/porsi Kh setelah akumulasi 50 g
ditambah Kh
1 Kacang 74 15,725 20,04 94,30
hijau
2 Gula pasir 25 23,50 29,95 29,95
3 santan 5mL 0,00 0,00
Total 39,225 49,99

Tabel 3.3 Makanan Uji Bubur kacang Hijau Menggunakan Ketan Hitam
No Bahan Berat/porsi Kandungan Kandungan Berat setelah
Penyusun (matang) Kh/porsi Kh setelah akumulasi 50 g
dikurang Kh
1 Kacang 74 15,725 11,74 55,24
hijau
2 Gula pasir 25 23,50 17,54 29,958,77
3 Ketan 107 15,99 11,93 79,83
hitam
4 Gula pasir 12,5 11,75 8,77 8,77

v
(ketan)
5 santan 5mL 0,00 0,00
Total 66,965 49,98

3.8. Alur Penelitian

Mahasiswa/i PSPD UIN angkatan 2013

Memenuhi kriteria inklusi

Pemeriksaan glukosa darah

Pemeriksaan 1 Pemeriksaan 2 Pemeriksaan 3 makanan


makanan standar : roti makanan uji 1: uji 2: bubur kacang hijau
tawar putih bubur kacang hijau dengan ketan hitam

Pemeriksaan glukosa darah serial

Perbandingan luas area dibawah kurva


makanan uji dengan makanan standar

Indeks glikemik

Beban Glikemik

3.9 Cara Kerja Penelitian


a. Dari populasi diambil 14 responden dengan metode consecutive sampling
b. Memastikan seluruh responden masuk kriteria inklusi dengan melakukan
anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan glukosa darah puasa

v
c. Responden berpuasa selama 8-10 jam dengan aktivitas biasa (tidak
diperkenankan melakukan aktivitas berat selama berpuasa)
d. Dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan makanan uji 1 berupa roti
tawar putih sebagai standart, makanan uji 2 berupa bubur kacang hijau,
dan makanan uji 3 berupa bubur kacang hijau dengan ketan hitam.
Rentang waktu dengan pemeriksaan sebelumnya adalah 1 minggu
e. Responden mengkonsumsi makanan uji dalam waktu 10-20 menit dengan
air mineral sebanyak 250 ml
f. Dilakukan pengambilan darah kapiler dari ujung jari responden pada menit
ke-0, 15, 30, 45, 60, 90 dan 120 setelah mengkonsumsi makanan standar
dan pembanding. Pengambilan darah kapiler dilakukan satu kali.
g. Pencatatan kadar glukosa darah responden pada setiap waktu yang
ditentukan dan dimasukan dalam kurva kadar glukosa
h. Menghitung luas area di bawah kurva kadar glukosa darah pada makanan
standar dan makanan uji
i. Membandingkan hasil perhitungan luas area di bawah kurva kadar glukosa
darah makanan uji dengan luas area di bawah kurva kadar glukosa darah
makanan standar untuk mendapatkan nilai indeks glikemik

3.10 Rencana Pengolahan dan Analisa Data


Data yang telah didapatkan diolah secara manual dan dipresentasikan
dalam bentuk tabel. Kadar glukosa darah yang telah didapatkan akan ditampilkan
dalam bentuk kurva. Nilai IG didapatkan dengan menggunakan rumus sebagai
berikut

Untuk menghitung luas area dibawah kurva (LABK) glukosa darah


digunakan metode trapezoidal rule secara statistik dengan menggunakan
Microsoft Excell 2007 dan SPS 22.0. Cara yang digunakan metode ini adalah

v
dengan menghitung luas seluruh bangunan trapesium dalam kurva kenaikan
kadar glukosa darah dan dijumlahkan.

Rumus luas trapesium:

Penelitian ini menggunakan analasis data statistik dengan


Microsoft Excel 2010. Uji normalitas data menggunakan SPSS 22.0 dengan uji
Shapiro-Wilk, karena jumlah responden kurang dari 50 orang. Apabila didapatkan
data normal, maka dilakukan analisa menggunakan Pair T Test sementara data
yang tidak normal dilakukan transformasi data dengan uji non parametrik
Wilcoxon.26

v
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik Responden


Responden dalam penelitian ini berjumlah 14 orang, terdiri dari 9 orang
laki-laki dan 5 orang perempuan. Karakteristik responden dapat dilihat pada tabel
4.1 berikut.

Tabel 4.1 Karakteristik Responden


Karakteristik Rerata Standar Deviasi
Usia 19.3 ± 0,47
Berat Badan (kg) 58.4
Tinggi Badan (cm) 166.2
IMT (kg/m) 21.9 ±0,93
Glukosa Darah Puasa 86.6 ±0,65
(mg/dL)

Usia responden dalam penelitian ini rerata 19,3 ±0,47 dengan IMT yang
tergolong kategori normal menurut kriteria Asia-Pasifik dengan rerata IMT
21,9±0,93 dan responden tidak memiliki gangguan metabolisme glukosa yang
dapat dilihat dari hasil pemeriksaan GDP dalam batas normal dengan rata-rata
86,6 mg/dL (SD 0,65).

4.2 Kadar Glukosa Darah


Hasil pemeriksaan glukosa darah setiap 15 menit selama satu jam pertama
dan setiap 30 menit selama satu jam kedua setelah pemberian setiap makanan uji
dapat dilihat pada Tabel 4.2 dan Gambar 4.1 berikut ini

Tabel 4.2 Rata-Rata Kenaikan dan Penurunan Kadar Glukosa Darah

Menit 0 15 30 45 60 90 120
RTP 87 107 122 143 131 121 114
BKI 87 109 124 142 126 113 102
BKIK 88 107 125 137 124 112 98
*RTP: Roti Tawar Putih, BKI: Bubur Kacang Hijau, BKIK: Bubur Kacang Hijau
dengan Ketan Hitam
21
Dari tabel rata-rata kenaikan dan penurunan kadar glukosa darah, dapat
dipresentasikan dalam bentuk grafik dibawah ini :

Grafik Kadar Glukosa Darah


glukosa darah (mg/dl) 200
150
100 Roti tawar Putih
50 BKI

0 BKIK
0 15 30 45 60 75 90 105 120
Waktu (Menit)

Gambar 4.1. Grafik Kenaikan dan Penurunan Kadar Glukosa Darah

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa kenaikan pada pemberian tiga jenis
makanan, semuanya mencapai titik puncak pada menit ke 45. Ketika kita
bandingkan kurva Roti Tawar Putih (RTP), Bubur Kacang Hijau (BKI) dan Bubur
Kacang Hijau dengan Ketan Hitam (BKIK) terdapat sedikit perbedaan yaitu pada
kenaikan BKI lebih tinggi dari BKIK pada menit ke 45 dan menit 120 masih
tinggi BKI, begitupula dengan makanan standar RTP yang memiliki kenaikan
tertinggi dari makanan uji. Berikut kandungan dari makanan uji, dapat dilihat
pada tabel 4.3 dibawah ini:

Tabel 4.3 Kandungan Makanan Uji


Sajian Karbohidrat Lemak Protein Serat
Makanan Uji
(g) total (g) (g) (g) (g)
Roti tawar putih 50 50 1,5 3 1
Bubur Kacang Hijau 50 4,47 7,26 6,12
kacang hijau 94,30 20,04 0,47 7,26 6,12
Gula pasir 29,95 29,95 0 0 0
santan* 5mL 0,00 4 0 0
BKI dengan ketan
50 4,75 9,59 4,26
hitam
kacang hijau 55,24 55,24 0,27 4,25 3,6
Gula pasir 29,95 29,95 0 0 0
ketan hitam 79,83 79,83 0,48 5,34 0,64
gula pasir (ketan) 8,77 8,77 0 0 0
santan* 5mL 0,00 4 0 0

v
Bubur kacang hijau dengan ketan hitam dalam hal ini memiliki kurva
terendah, hal ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor selain dari
kandungan protein, lemak dan kandungan amilosa dalam ketan hitam. Amilosa
dalam ketan hitam memiliki struktur yang lurus dan membuat ikatan lebih kuat
sehingga lebih sulit dicerna oleh enzim. Hal ini kemungkinan menyebabkan BKIK
menunjukan kurva peningkatan glukosa darah yang terendah.6

Bubur kacang hijau memiliki kandungan protein , lemak dan serat yang
lebih tinggi dari RTP yang membuat absorpsi karbohidrat lebih lambat dan
menyebabkan kurva BKI lebih rendah dari RTP. Besarnya kenaikan dan
penurunan kadar glukosa darah dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut

Tabel 4.4 Presentase kenaikan/penurunan kadar glukosa darah (%)


Makanan n 15 30 45 60 90 120
Roti tawar Putih 24.20 14.22 16.02 -8.69 -7.89 -5.97
- - -
Bubur Kacang hijau 14 21.42 17.77 12.05 11.31 10.54 11.46
Bubur kacang Hijau - -
22.33 16.19 10.32 -9.82
dengan ketan Hitam 10.03 11.85

Makanan uji yang meningkatkan kadar glukosa darah puasa dengan cepat
setelah dikonsumsi dari menit ke-0 hingga menit ke-15 berturut-turut adalah
bubur kacang hijau kemudian bubur kacang hijau dengan ketan hitam.

4.3 Indeks Glikemik


Indeks glikemik ditentukan dengan cara menghitung perbandingan luas area
di bawah kurva (LABK) respon glukosa darah makanan standar dengan makanan
uji. Luas area dibawah kurva menggunakan perhitungan luas trapezium. Nilai
tabel ini juga menunjukan analisis perbandingan IG antara makanan uji dengan
makanan standar, dan perbandingan IG antara kedua makanan uji. Keterangan
makanan uji pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.5.

v
Tabel 4.5 Indeks Glikemik Makanan Uji dan Makanan Standar
Indeks Glikemik
Makanan Mean ±SD P.Value
RTP 100 ±0,00
0,075
BKI 96,45 ±7,28
RTP 100±0,00
0,028
BKIK 94,91 ±7,26
BKI 96,45 ±7,28
0,221
BKIK 94,91 ±7,26
*Berdasarkan uji statistik Wilcoxon

Pada kedua makanan uji memiliki indeks glikemik tinggi, dengan urutan
tertinggi BKI (IG 96,45) yang diikuti BKIK (IG 94,91). Terdapat perbedaan yang
bermakna antara makanan standar RTP dengan makanan uji BKIK, namun tidak
didapatkan perbedaan yang bermakna antara makanan standar RTP dengan
makanan uji BKIK. Begitu pula tidak terdapat perbedaan yang bermakna dengan
bubur kacang hijau yang ditambahkan ketan hitam maupun yang tidak
ditambahkan ketan hitam dibuktikan dengan uji statistik P-value (P>0,05).

4.4 Beban Glikemik


Perhitungan beban glikemik (BG) suatu makanan dapat dilakukan setelah
diketahui nilai indeks glikemik makanan tersebut. Nilai beban glikemik (BG)
sebagai acuan dari kadar indeks glikemik dalam satu porsi suatu makanan. Hasil
rata-rata nilai BG dari analisis statistic perbandingan BG antara makanan uji dapat
dilihat pada tabel 4.6
Tabel 4.6 Beban Glikemik Makanan Uji dan Makanan Standar
Beban Glikemik
Makanan Mean ±SD P.Value
RTP 17 ±0,00
0,000
BKI 64,71 ±4,8
RTP 17 ±0,00
0,000
BKIK 47,74 ±3,6
BKI 64,71 ±4,8
0,000
BKIK 47,74 ±3,6
*Berdasarkan uji statistik Paired T-Test

v
Dari hasil perhitungan didapatkan hasil BG BKI 64,71 ±4,8 dan BKIK
47,74 ±3,6. Nilai BG yang didapat dari kedua makanan uji termasuk kedalam
kategori BG tinggi yaitu dengan kriteria BG >20. Terdapat perbedaan yang
bermakna antara hasil kedua BG makanan standar maupun makanan uji, hal ini
dibuktikan dengan uji statistik P-value 0,000.

Kedua makanan ini termasuk kedalam rentan indeks glikemik dan beban
glikemik tinggi, hal ini berdasarkan acuan pada klasifikasi IG (>70) dan BG
(>20). Maka kedua makanan ini tidak dianjurkan dikonsumsi secara rutin
terutama bagi penderita DM.

4.5 Keterbatasan Penelitian


Dalam melaksanakan penelitian ini, terdapat beberapa keterbatasan bagi peneliti
sehingga dapat mempengaruhi proses dan hasil dari penelitian. Salah satu
makanan uji dilakukan pengukuran kadar glukosa darah pada saat berbuka puasa
ramadhan hal ini menyebabkan responden berpuasa lebih lama dari pengambilan
data sebelumnya. Selain itu, pengawasan terhadap aktivitas responden sulit
dilakukan dan tidak dapat dipastikannya responden berpuasa selama 10-14 jam
dan makan dalam porsi biasa dalam 48 jam sebelum dilakukan pemeriksaan
glukosa darah untuk penelitian ini.

v
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Indeks glikemik bubur kacang hijau dan bubur kacang hijau yang
disertai ketan hitam termasuk ke dalam golongan indeks glikemik tinggi.
2. Beban glikemik bubur kacang hijau dan bubur kacang hijau yang
disertai ketan hitam termasuk ke dalam golongan makanan dengan nilai
beban glikemik tinggi.
3. Tidak terdapat perbedaan nilai indeks glikemik yang bermakna antara
bubur kacang hijau dan bubur kacang hijau yang disertai ketan hitam.
4. Terdapat perbedaan yang bermakna antara beban glikemik bubur kacang
hijau dan bubur kacang hijau yang disertai ketan hitam

5.2 Saran
1. Untuk mendapatkan IG dan BG yang lebih akurat, perlu dilakukan
pemeriksaan kadar glukosa darah setiap makanan lebih dari satu kali
2. Perlu dilakukan pengawasan terhadap responden agar mengkonsumsi
makanan dengan porsi normal sebelum berpuasa dimalam hari dan tidak
melakukan aktivitas berat saat puasa dan selama pemeriksaan kadar
glukosa darah.
3. Mengingat bubur kacang hijau banyak varian jenis dalam penyajiannya,
maka perlu banyak penelitian yang lebih banyak sehingga dapat
dijadikan referensi yang lebih lengkap.
4. Perlu dilakukan penelitian lain dengan perhitungan kadar bahan yang
lebih akurat dengan jenis santan dan gula yang berbeda.

26
27

DAFTAR PUSTAKA

1. Guariguata, L. Tracking the global epidemic - new estimates from the IDF
Diabetes Atlas Update for 2012. IDF (International Diabetes Federation);
2013; 57(5)

2. KEMENKES (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia). Tahun 2030


prevalensi diabetes melitus di indonesia mencapai 21,3 juta orang. [Internet].
[di update pada 08 Nov 2009; [diakses pada 18 Jan 2015]. Tersedia pada:
http://www.depkes.go.id/pdf.php?id=414

3. Anonim. Indonesia rangking keempat jumlah penderita diabetes terbanyak


dunia.[Internet].[di update pada 16 Sep 2011; diakses pada 20 Jan 2015].
Tersedia pada: http://www.pdpersi.co.id/

4. Aston, L. Glycemic index and metabolic disease risk. Proc Nutr Soc. 2006
;65(1):125-34.

5. PERKENI (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia). Konsensus pengelolaan


dan pencegahan diabetes melitus tipe 2 di Indonesia. Jakarta: PERKENI;
2011.

6. Marks DB, Marks AD, Smith CM. Biokimia kedokteran dasar: sebuah
pendekatan klinis. Jakarta: EGC; 2012.

7. Murray RK, Bender DA, Botham KM, Kennelly PJ, Rodwell VW. Biokimia
Harper. Edisi 29. Jakarta: EGC; 2014.

8. Sumardjo D. Pengantar kimia: Buku panduan kuliah mahasiswa kedokteran


dan program strata I Fakultas bioeksakta. Jakarta: EGC; 2009.

9. Sarath E. Metabolism: Carbohydrates. [Internet]. [Manchester University]: [di


update pada 2015; diakses pada 25 October 2014]. Tersedia pada:
http://www.fastbleep.com/

10. Laseduw J. Kandungan nutrisi dan manfaat kacang hijau. [Internet]. [Diakses
pada 20 Jan 2015]. Tersedia pada: http://www.necturajuice.com/

11. KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Definisi kacang hijau.


[Internet].[Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemdikbud (Pusat
Bahasa]: [di update pada 2015 ; diakses pada 22 Jan 2015]. Tersedia pada:
http://kbbi.web.id/

12. Nio, Oey K. Daftar analisis bahan makanan. Ed ke-4. Balai penerbit FKUI:
Jakarta; 2001.

13. Regina, dr. Pengertian indeks glikemik. [Internet]. [Diakses pada 18 Feb
2015]. Tersedia pada: http://diabetesmelitus.org/pengertian-indeks-glikemik/
28

14. Novitasari D, Sunarti, Fatmawati A. Emping Garut sebagai makanan ringan


dan kadar glukosa darah, Angiotensin II plasma serta tekanan darah pada
penderita diabetes mellitus tipe 2. Media Medika Indonesiana: Fakultas
Kedokteran Universitas diponegoro dan Ikatan Dokter Indonesia Wilayah
Jawa Tengah. 2011

15. BJ Venn dan TJ Green. Glycemic index and glycemic load: measurement
issues and their effect on diet–disease relationships. European Journal of
Clinical Nutrition; 2007: S122-S131.

16. Powell, et_al. International table of glycemic index and glycemic load values.
[Internet]. [American Society for Clinical Nutrition]: [Diakses pada 10 Oct
2014]. Tersedia pada: http://ajcn.nutrition.org/content/76/1/5.full

17. Rimbawan dan Siagian A. Indeks glikemik pangan. Penebar Swadaya: Jakarta;
2004.

18. Prijatmoko D. Indeks glikemik 1 jam postprandial bahan makanan pokok jenis
nasi, jagung dan kentang. Cermin Dunia Kedokteran (CDK): Jakarta; 2007.

19. Astawan, M dan Wresdiyati T. Diet sehat dengan makanan berserat. Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri: Solo; 2004.

20. Anonymous. The factors that modify glycemic indexs. [Internet].[ Official web
site of the Montignac Method. France]; [Diakses pada 10 Mar 2015]. Tersedia
pada: http://www.montignac.com/en/the-factors-that-modify-glycemic-
indexes/

21. Barclay AW, Petocz P,Brand Milliter JC. Glykemic Index, Glykemic Load and
Chronic Disease Risk : A Meta-Analysis of Observational Studies. Am J Clin
Nutr 2008; 87:627-37

22. Galgani J, Aguirre C, dan Diaz E. Acute effect of meal glycemic index and
glycemic load on glucose and insulin responses in humans. Nutrition Journal;
2006 Sep 05;(5)22

23. Thompson J, Manore M.Nutrition : An Applied Approach 2nd Edi.USA ;


Pearson Education Publishing; 2007

24. Kirpitch AR dan Maryniuk MD. The 3 R’s of glycemic index :


recommendation, research, and the real world. Clinical diabetes; 2011.

25. Dahlan MS. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam Penelitian
Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta : Penerbit Salemba medika; 2010
29

26. Dahlan MS. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Edisi 6. Jakarta:
Epidemiologi Indonesia; 2014
30

LAMPIRAN

Lampiran 1
Lembar Surat Persetujuan Responden

Formulir Informed Consent

INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK BUBUR KACANG HIJAU


DENGAN ATAU TANPA MENGGUNAKAN KETAN HITAN

Setelah memperoleh penjelasan mengenai tujuan, manfaat, prosedur dan


kemungkinan risiko, serta jawaban atas pertanyaan saya yang diberikan oleh
peneliti dalam penelitan INDEKS GLIKEMIK DAN BEBAN GLIKEMIK
BUBUR KACANG HIJAU DENGAN ATAU TANPA MENGGUNAKAN
KETAN HITAM, maka saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

Alamat :

Jurusan :

Semester :

Dengan ini menyetakan dengan penuh kesadaran bersedia berpartisipasi dalam


penelitian tersebut dan bersedia menjalani pemeriksaan darah sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan dalam penelitian INDEKS GLIKEMIK DAN
BEBAN GLIKEMIK BUBUR KACANG HIJAU DENGAN ATAU TANPA
MENGGUNAKAN KETAN HITAM dengan catatan semua data mengenai diri
saya dirahasiakan. Selanjutnya, bila suatu ketika, dalam masa penelitian, saya
merasa dirugikan karena penelitian ini, saya berhak mengundurkan diri dari
keterlibatan saya, serta membatalkan persetujuan ini, tanpa sanksi apapun dan dari
pihak manapun.

Ciputat, ...................................2015

Mengetahui,

Yang membuat pernyataan Peneliti

(____________________) (______________________)
31

Lampiran 2

Lembar Status Kesehatan Responden

LEMBAR ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN FISIK


INDEKS GLIKEMIK DAN GLIKEMIK LOAD BUBUR KACANG HIJAU
DENGAN ATAU TANPA MENGGUNAKAN KETAN HITAM
Nama :
Usia :
BB :
TB :
IMT :
Tanda Vital:
TD :
Nadi :
RR :
GDP :
Riwayat Penyakit
1. Apakah anda menderita diabetes melitus? Ya/Tidak
2. Apakah anda menderita penyakit ginjal dan hati? Ya/Tidak
3. Apakah anda menderita penyakit saluran perncernaan? Ya/Tidak
4. Apakah terdapat riwayat diabetes melitus di ke;uarga? Ya/Tidak
Jika Ya, Siapa?
5. Apakah anda memiliki riwayat alergi makanan? Ya/Tidak
Jika Ya, apa?
6. Apakah anda seorang perokok? Ya/Tidak
7. Apakah anda mengkonsumsi alkohol? Ya/Tidak
32

Lampiran 3
Karakteristik Responden

Kode Jenis Berat Tinggi IMT Gula Darah


Usia Badan Badan Puasa
Responden Kelamin (kg/m)
(kg) (m) (mg/dl)

AZM L 19 70 175 22.8 81

BLY L 19 72 180 22.2 92

FTH L 19 56 165 20.5 80

KN L 19 65,5 173 21.9 83

AS L 19 63 173 21 78

SND L 19 60 170 20.7 92

RFI L 19 59 164 22 84

ZHR L 20 63 170 21.7 90

FDL L 19 56 168 19.8 79

AMH P 20 55 156 22.6 96

RS P 20 55 161 21.2 80

JL P 20 48 155 20.6 98

ML P 19 53 159 21 87

MLD P 20 50 159 19.8 93

Rerata 19.3 58.4 166.2 21.9 86.6

Standar Deviasi ± 0,47 ±0,93 ±0,65


33

Lampiran 4
Kriteria Status Gizi Menurut Asia-Pasifik

Untuk menilai status gizi responden, dapat dilihat dengan menggunakan rumus
perhitungan Indeks Masa Tubuh (IMT). Rumus IMT :

Kriteria yang digunakan adalah penggolongan status gizi dengan IMT Asia-
Pasifik, dikategorikan kedalam underweight, normal, overweight, pre-obese,
obese, obese 1, obese 2 dan obese 3.
Nutritional status based on the WHO and “Asian criteria” values
Nutritional Status WHO criteria “Asian criteria”
BMI cut-off BMI cut-off
Underweight <18,5 <18,5
Normal 18,5 – 24,9 18,5 – 22,9
Overweight 25 – 29,9 23 – 24,9
Pre-Obese - 25 – 29,9
Obese >30 >30
Obese Type 1 (obese) 30 – 40 30 – 40
Obese Type 2 (morbid obese) 40,1 – 50 40,1 – 50
Obese Type 3 (super obese) >50 >50
34

Lampiran 5
Hasil Pemeriksaan Tanda Vital Responden

Kode Berat Tinggi IMT Gula Darah Tekanan Frekuensi Frekuensi


Usia
No Respond Pernafasa
Badan (kg)Badan (m) (kg/m)Puasa (mg/dl) Darah Nadi
en n
(mmHg) (x/menit) (x/menit)
1 AZM 19 70 175 22.8 81 120/90 72 20
2 BLY 19 72 180 22.2 92 110/80 96 18
3 FTH 19 56 165 20.5 80 110/70 88 16
4 KN 19 65,5 173 21.9 83 120/90 90 24
5 AS 19 63 173 21 78 110/70 76 18
6 SND 19 60 170 20.7 92 110/70 91 16
7 RFI 19 59 164 22 84 120/80 87 24
8 ZHR 20 63 170 21.7 90 110/80 91 20
9 FDL 19 56 168 19.8 79 120/90 87 24
10 AMH 20 55 156 22.6 96 100/70 60 19
11 RS 20 55 161 21.2 80 120/80 68 20
12 JL 20 48 155 20.6 98 100/80 88 17
13 ML 19 53 159 21 87 120/90 94 16
14 MLD 20 50 159 19.8 93 110/70 72 20
35

Lampiran 6
Analisis Gizi dan Perhitungan Kebutuhan Makanan Uji (50 g )Karbohidrat

Sajian Karbohidrat Lemak Protein Serat


Makanan Uji
(g) (g)
(g) total (g) (g)

Roti tawar putih


±40 17 1,5 3 1
kupas*

kacang hijau 100 62.9 1.2 22.2 6,5

Santan 10 mL 0,00 4 0 0

Gula pasir 100 94 0 0 0

Ketan hitam 100 78 0.7 7 0,8

Makanan yang akan digunakan dalam prosedur penelitian indeks glikemik


harus mengandung 50 gram karbohidrat. Berdasarkan nilai gizi setiap bahan
makanan maka diperkirakan kebutuhan masing-masing makanan adalah sebagai
berikut :
1. Setiap sajian 40 gram roti tawar putih kupas memiliki kandungan 17 gram
karbohidrat dan dalam 2,36 gram mengandung 1 gram karbohidrat.
Untuk mendapatkan 50 gram karbohidrat, dibutuhkan ±118 gram atau
setara dengan 6 lembar roti tawar putih kupas.
40x50 = 117,64
17
2. Bubur kacang hijau memiliki beberapa komponen bahan penyusun yang
harus dihitung sehingga menghasilkan 50 gram karbohidrat
Bahan mentah :
a. kacang hijau 500 gram/20 porsi = 25 g/porsi
b. Gula pasir 500 gram/20 porsi =25 g/porsi
c. Santan 100 mL/ 20porsi = 5mL/porsi (pada pengolahan bubur kacang
hijau ini menggunakan santan instan dengan kandungan karbohidrat
0,00 )
36

No Bahan Berat/porsi Kandungan Kandungan Berat setelah


penyusun (matang) Kh/porsi Kh setelah akumulasi 50
ditambah g Kh
1 Kacang 74 15,725 20,04 94,30
hijau
2 Gula pasir 25 23,50 29,95 29,95
3 santan 5mL 0,00 0,00
Total 39,225 49,99

3. Bubur kacang hijau menggunakan ketan hitam


Bahan mentah :
a. Kacang Hijau 500 gram/20 porsi = 25 g/porsi
b. Gula pasir 500 gram/20 porsi =25 g/porsi
c. Ketan hitam 410 gram/20 porsi = 20,5 g/porsi
d. Gula pasir (ketan) 250 gram/20 porsi = 12,5 g/porsi
d. Santan100 mL/20 porsi = 5mL/porsi

No Bahan Berat/porsi Kandungan Kandungan Berat setelah


penyusun (matang) Kh/porsi Kh setelah akumulasi 50
ditambah g Kh
1 Kacang 74 15,725 11,74 55,24
hijau
2 Gula pasir 25 23,50 17,54 29,958,77
3 Ketan 107 15,99 11,93 79,83
hitam
4 Gula pasir 12,5 11,75 8,77 8,77
(ketan)
5 santan 5mL 0,00 0,00
Total 66,965 49,98
37

Lampiran 7
Peritungan Luas Area di Bawah Kurva

Perhitungan luas area di bawah kurva dapat dihitung dengan menggunakan


metode trapezium

makanan standar
160 143.79
140 131.29
123.93 120.93
113.71
120 108.50
Kadar glukosa darah

100 87.36
(mg/dL)

80
A B C D E F
60 makanan standar

40

20

0
0 15 30 45 60 90 120
Waktu (menit)

Bubur Kacang Hijau


160 142.14
140 126.86 126.07
112.79
120 107.71
Kadar glukosa darah

99.86
100 88.71
(mg/dL)

80
A B C D E F
60 Bubur Kacang Hijau

40

20

0
0 15 30 45 60 90 120
Waktu (Menit)
38

BKI Dengan ketan Hitam


160
137.43
140 124.57 123.93
107.21 111.50
Kadar Glukosa darah

120
98.29
100 87.64
(mg/dL)

80
A B C D E F
60 BKH Dengan ketan Hitam
40
20
0
0 15 30 45 60 90 120
Waktu (menit)

A. Perhitungan Luas Bangunan Makanan Standar (Roti Tawar Putih)

Luas bangun A =

Luas bangun B =

Luas bangun C =

Luas bangun D =

Luas bangun E =

Luas bangun F =

Total Luas Bangun = 1458,89


39

B. Perhitungan Luas Bangunan Bubur Kacang Hijau

Luas bangun A =

Luas bangun B =

Luas bangun C =

Luas bangun D =

Luas bangun E =

Luas bangun F =

Total Luas Bangun = 14034,10

C. Perhitungan Luas Bangunan Bubur Kacang Hijau Menggunakan Ketan Hitam

Luas bangun A =

Luas bangun B =

Luas bangun C =

Luas bangun D =

Luas bangun E =

Luas bangun F =

Total Luas Bangun = 13803,21


40

Lampiran 8
Hasil Perhitungan Indeks Glikemik dan Beban Glikemik

Indeks glikemik makanan standar dan makanan uji dihitung dengan menggunakan
rumus berikut :

Indeks Glikemik :

(luas kurva makanan uji/luas kurva makanan standar) x 100%

Beban Glikemik menggunakan rumus sebegai berikut :

Beban Glikemik : IG x Karbohidrat per porsi (g)/100

.A. Perhitungan indeks glikemik dan beban glikemik bubur kacang hijau

Indeks Glikemik =

Beban Glikemik =

B. Perhitungan indeks glikemik dan beban glikemik bubur kacang hijau menggunakan

ketan hitam

Indeks Glikemik =

Beban Glikemik =
41

Lampiran 9
Rerata Indeks Glikemik dan Beban Glikemik

No Kode Makanan Bubur Kacang Bubur kacang


Responden Standar Hijau Hijau dengan
Ketan Hitam
IG BG IG BG IG BG
1 AZM 100 17 95,94 37,63 89,21 59,46
2 BLY 100 17 87,56 34,34 99,59 66,38
3 FTH 100 17 103,15 40,46 99,80 66,52
4 KN 100 17 85,15 35,54 88,95 59,28
5 AS 100 17 101,50 39,81 101,45 67,61
6 SND 100 17 100 39,39 94,45 62,95
7 RFI 100 17 99,29 38,94 91,78 61,174
8 AHR 100 17 101,34 39,73 96,15 64,08
9 FDL 100 17 104,12 40,84 100,78 67,17
10 ANM 100 17 90,60 35,53 82,32 54,86
11 RS 100 17 91,57 35,92 93,22 62,13
12 JL 100 17 100,06 39,24 97,59 65,04
13 ML 100 17 90,60 35,53 95,33 65,53
14 MLD 100 17 95,33 37,39 94,20 62,78
Rerata 100 17 96,21 38 94,63 63,07
42

Lampiran 10
Hasil Uji Statistik

a. Uji Normalitas Rata-Rata IG

a
Descriptives

Statistic Std. Error

96.4517144809 1.94604573200
Mean
53780 8024

92.2475382774
Lower Bound
80690
95% Confidence Interval for
Mean
100.655890684
Upper Bound
426880

96.4404902286
5% Trimmed Mean
22070

96.4607026308
Median
02430

Variance 53.019

IG_BKI 7.28143638816
Std. Deviation
7452

87.2507869884
Minimum
5760

105.854678515
Maximum
42090

18.6038915269
Range
6340

14.8866629735
Interquartile Range
2219

Skewness .070 .597

Kurtosis -1.883 1.154


43

94.9146512374 1.94131465807
Mean
02640 4128

90.7206958977
Lower Bound
67740
95% Confidence Interval for
Mean
99.1086065770
Upper Bound
37530

95.1312536875
5% Trimmed Mean
31610

95.6025053362
Median
90830

Variance 52.762

IG_BKIK 7.26373433043
Std. Deviation
5314

81.6559926806
Minimum
9543

104.274465691
Maximum
78863

22.6184730110
Range
9330

11.6483501847
Interquartile Range
9666

Skewness -.571 .597

Kurtosis -.662 1.154

a. IG_R is constant. It has been omitted.


44

a
Tests of Normality

b
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

IG_BKI .193 14 .166 .865 14 .036

*
IG_BKIK .115 14 .200 .937 14 .379

*. This is a lower bound of the true significance.

a. IG_R is constant. It has been omitted.

b. Lilliefors Significance Correction

a
Multivariate Tests

Effect Value F Hypothesis df Error df Sig.

b
Pillai's Trace .345 3.167 2.000 12.000 .079

b
Wilks' Lambda .655 3.167 2.000 12.000 .079
IG
b
Hotelling's Trace .528 3.167 2.000 12.000 .079

b
Roy's Largest Root .528 3.167 2.000 12.000 .079

a. Design: Intercept

Within Subjects Design: IG

b. Exact statistic
45

b. Uji Normalitas Rata-Rata Beban Glikemik

a
Descriptives

Statistic Std. Error

64.7191004167 1.30579668617
Mean
20010 7417

61.8980981841
Lower Bound
89564
95% Confidence Interval for
Mean
67.5401026492
Upper Bound
50460

64.7115689434
5% Trimmed Mean
05440

64.7251314652
Median
68460

Variance 23.871

BG_BKI 4.88584381646
Std. Deviation
0391

58.5452780692
Minimum
55080

71.0284892838
Maximum
47450

12.4832112145
Range
92465

9.98895085523
Interquartile Range
3426

Skewness .070 .597

Kurtosis -1.883 1.154

47.7420695724 .976481273011
BG_BKIK Mean
13570 336
46

45.6325100365
Lower Bound
77216
95% Confidence Interval for
Mean
49.8516291082
Upper Bound
49924

47.8510206048
5% Trimmed Mean
28440

48.0880601841
Median
54340

Variance 13.349

3.65365836820
Std. Deviation
9013

41.0729643183
Minimum
89850

52.4500562429
Maximum
69730

11.3770919245
Range
79979

5.85912014295
Interquartile Range
2762

Skewness -.571 .597

Kurtosis -.662 1.154

a. BG_R is constant. It has been omitted.

a
Tests of Normality

b
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

BG_BKI .193 14 .166 .865 14 .036

*
BG_BKIK .115 14 .200 .937 14 .379
47

*. This is a lower bound of the true significance.

a. GL_R is constant. It has been omitted.

b. Lilliefors Significance Correction

a
Multivariate Tests

Effect Value F Hypothesis df Error df Sig.

b
Pillai's Trace .991 649.854 2.000 12.000 .000

b
Wilks' Lambda .009 649.854 2.000 12.000 .000
BG
b
Hotelling's Trace 108.309 649.854 2.000 12.000 .000

b
Roy's Largest Root 108.309 649.854 2.000 12.000 .000

a. Design: Intercept

Within Subjects Design: BG

b. Exact statistic
48

c. Uji Wilcoxon IG

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks


a
Negative Ranks 8 8.88 71.00
b
Positive Ranks 5 4.00 20.00
IG_BKI - IG_R c
Ties 1

Total 14

a. IG_BKI < IG_R


b. IG_BKI > IG_R
c. IG_BKI = IG_R

a
Test Statistics

IG_BKI - IG_R
b
Z -1.782

Asymp. Sig. (2-tailed) .075

a. Wilcoxon Signed Ranks Test


b. Based on positive ranks.

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks


a
Negative Ranks 8 8.88 71.00
b
Positive Ranks 5 4.00 20.00
IG_BKI - IG_R c
Ties 1

Total 14
d
Negative Ranks 9 8.56 77.00
e
Positive Ranks 4 3.50 14.00
IG_BKIK - IG_R f
Ties 1

Total 14

a. IG_BKI < IG_R


b. IG_BKI > IG_R
c. IG_BKI = IG_R
d. IG_BKIK < IG_R
e. IG_BKIK > IG_R
f. IG_BKIK = IG_R
49

a
Test Statistics

IG_BKI - IG_R IG_BKIK - IG_R


b b
Z -1.782 -2.201

Asymp. Sig. (2-tailed) .075 .028

a. Wilcoxon Signed Ranks Test


b. Based on positive ranks.

a
Test Statistics

IG_BKIK - IG_BKI

b
Z -1.224
Asymp. Sig. (2-tailed) .221

a. Wilcoxon Signed Ranks Test

b. Based on positive ranks.

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 IG_R & IG_BKI 14 . .


Pair 2 IG_R & IG_BKIK 14 . .
Pair 3 IG_BKI & IG_BKIK 14 .694 .006

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

IG_R 100.000 14 .0000 .0000


Pair 1 96.4517144809 14 7.28143638816 1.94604573200
IG_BKI
53770 7452 8024
IG_R 100.000 14 .0000 .0000
Pair 2 94.9146512374 14 7.26373433043 1.94131465807
IG_BKIK
02640 5313 4127
96.4517144809 14 7.28143638816 1.94604573200
IG_BKI
53770 7452 8024
Pair 3
94.9146512374 14 7.26373433043 1.94131465807
IG_BKIK
02640 5313 4127
50

Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig. (2-tailed)

Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the
Difference

Lower Upper

3.54828551904 7.28143638816 1.94604573200 - 7.75246172251 1.823 13 .091


6431 7452 8024 .655890684426 9528
865
5.08534876259 7.26373433043 1.94131465807 .891393422962 9.27930410223 2.620 13 .021
7563 5312 4127 665 2459
1.53706324355 5.69318757219 1.52156838098 - 4.82421188249 1.010 13 .331
1231 2195 4539 1.75008539539 4840
2577
51

d. Uji Paired T-Test BG

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

BG_R 17.000 14 .0000 .0000


Pair 1 64.7191004167 14 4.88584381646 1.30579668617
BG_BKI
20010 0391 7417
BG_R 17.000 14 .0000 .0000
Pair 2 47.7420695724 14 3.65365836820 .976481273011
BG_BKIK
13580 9014 336
64.7191004167 14 4.88584381646 1.30579668617
BG_BKI
20010 0391 7417
Pair 3
47.7420695724 14 3.65365836820 .976481273011
BG_BKIK
13580 9014 336

Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig. (2-

Mean Std. Std. Error 95% Confidence tailed)

Deviation Mean Interval of the


Difference

Lower Upper

- 4.8858438 1.3057966 - - - 13 .000


Pair BG_R - 47.719100 16460392 86177417 50.540102 44.898098 36.544
1 GL_BKI 41672001 64925046 18418956
0 0 4
- 3.6536583 .97648127 - - - 13 .000
Pair BG_R - 30.742069 68209014 3011336 32.851629 28.632510 31.482
2 GL_BKIK 57241357 10824993 03657722
7 0 3
16.977030 3.5295575 .94331393 14.939124 19.014936 17.997 13 .000
Pair BG_BKI -
84430653 39261063 1344346 99382573 69478733
3 GL_BKIK
3 8 0
52

Lampiran 11

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Silvi Apriani


Tempat, tanggal lahir : Sukabumi, 22 April 1994
Alamat : Jl. Kp.Baru 04/02 Sagaranten Sukabumi
Jawa Barat
No. HP : +62 857 240 944 19
Email : silviapriani@gmail.com

Riwayat Pendidikan :
1. TK Tunas harapan (1997-1999)
2. SDN 2 Sagaranten (2000-2006)
3. Pondok Modern Assalam Sukabumi (2006-2009)
4. MAN PACET Cianjur (2009-2012)
5. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (2012-sekarang)
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Anda mungkin juga menyukai